BAB III METODE PENELITIAN -...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...
19
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Lokasi penelitian adalah Perairan Timur Laut Jawa, selatan Selat
Makassar, dan Laut Flores, meliputi batas-batas area dengan koordinat 2˚ - 9˚ LS
dan 110˚ - 126˚ BT yang diperlihatkan pada Gambar 8. Pengolahan dan analisis
data dilakukan di kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut
dan Pesisir (P3SDLP), Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan (Balitbang KP) dan Laboratorium Komputer FPIK UNPAD.
Pelaksanaaan penelitian selama dua bulan dari Juni sampai dengan Agustus 2013.
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
20
3.2 Bahan dan Alat3.2.1 Bahan
Bahan dalam penelitian ini yaitu berupa data sebagai berikut:
1. Data reanalysis hasil model laut global SODA (Simple Oceanic Data
Assimilation) versi 2.1.6 berbasis model Parallel Ocean Program 1.3 (POP
1.3), dengan output variabel yang digunakan diantaranya suhu, arus, dan
salinitas. Data yang digunakan yaitu data selama kurun waktu 1958 sampai
dengan 2008, yang kemudian dikalkulasi menjadi nilai klimatologi bulanan.
2. Data hasil model gabungan (coupled) gelombang MASNUM (Marine Science
and Numerical Modelling) dengan POM (Princeton Ocean Model), berupa
data suhu dengan kurun waktu 1980 sampai 2007 yang kemudian dikalkulasi
menjadi nilai klimatologi bulanan.
3. Data Klorofil-a citra satelit SeaWIFS resolusi 0,1º dengan kurun waktu 1998
sampai 2010 yang kemudian kalkulasi menjadi nilai klimatologi bulanan.
4. Data arus geostropik citra satelit AVISO Geostrophic Velocities resolusi
0,25º selama kurun waktu 1993 sampai 2010 yang kemudian dikalkulasi
menjadi nilai klimatologi bulanan.
5. Data pendukung Suhu Permukaan Laut (SPL) citra satelit AVHRR Pathfinder
V5 resolusi 0,0439453º selama kurun waktu 1982 sampai 2010 yang
kemudian dikalkulasi menjadi nilai klimatologi bulanan.
6. Data pendukung Ekman upwelling citra satelit QuikSCAT selama kurun
waktu 2000 sampai 2009.
7. Data hasil tangkapan ikan Layang di selatan Selat Makassar tahun 2006-2007
dan di Laut Jawa tahun 1996-1997.
3.2.2 Alat
Pengolahan data-data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa software diantaranya :
1. Software Ferret v6.84 yang digunakan untuk mengkalkulasi,
memvisualisasikan, dan menganalisis data hasil model numerik laut dan citra
satelit dalam bentuk netCDF. Ferret merupakan program yang dibuat di
University of Hertfordshire oleh anggota Plagiarism Detection Group,
kemudian dikembangkan oleh Thermal Modeling and Analysis Project
(TMAP). Ferret dirancang untuk memenuhi kebutuhan para ahli kelautan dan
21
meteorologists dalam menganalisis gridded data sets yang besar dan
kompleks. Software ini dapat membaca data dengan format ASCII dan file
binary.
2. Microsoft Excel 2007, untuk membuat tabulasi data, perhitungan, dan
visualisasi data dalam bentuk grafik.
3. Software ArcGIS versi 10.1, untuk membuat peta lokasi penelitian dan peta
sebaran daerah potensial penangkapan ikan.
3.3 Tahapan Penelitian3.3.1 Pengumpulan Informasi dan Data
Pengumpulan informasi dilakukan dengan melakukan studi kepustakaan
mengenai kajian penelitian, kemudian melakukan pengumpulan data penelitian,
baik dari website yang dapat diakses secara bebas maupun dari instansi terkait
yang menyediakan data-data yang dibutuhkan. Adapun data yang dipilih dalam
penelitian ini adalah:
1. Data reanalysis hasil model laut global dari SODA (Simple Oceanic Data
Assimilation) versi 2.1.6 yang berbasis model Parallel Ocean Program 1.3
(POP 1.3) yang dapat diakses secara gratis melalui website
http://iridl.ldeo.columbia.edu/SOURCES/.CARTON-GIESE/.SODA/.v2p1p6/.
2. Data hasil model MASNUM (Kuswardani 2012)
3. Data Klorofil-a, arus geostropik, SPL dan Ekman upwelling dari NOAA
(National Oceanic and Atmospheric Administration) yang dapat diakses
secara gratis dari website www.las.oceanwatch.pfeg.noaa.gov. (nama satelit
yang digunakan).
4. Data hasil tangkapan ikan Layang di selatan Selat Makassar adalah data PPN
Pekalongan dalam penelitian Prasetyo dan Suwarso (2010), sedangkan data di
Laut Jawa adalah data PPN Pekalongan dalam penelitian Astuti (1999).
3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data3.3.2.1 Verifikasi Model
Verifikasi model dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
akurasi hasil model yang digunakan. Metode verifikasi dilakukan secara kualitatif
dengan membandingkan visual parameter-parameter hasil simulasi model dengan
22
pola umum yang diperoleh dari data hasil observasi. Dalam penelitian ini terdapat
dua model yang akan diverifikasi dengan data hasil rekaman citra satelit yaitu
model SODA versi 2.1.6 dan model MASNUM. Variabel yang dibandingkan
adalah hasil model suhu yang diambil pada lapisan kedalaman 1 (Z=1), sedangkan
data observasi sebagai pembanding digunakan data SPL dari citra satelit
NOAA/AVHRR Pathfinder V5. Model dengan nilai Root-Mean-Square-Error
(RMSE) paling kecil yang akan digunakan sebagai media analisis. Adapun
persamaan yang digunakan dalam menghitung nilai RMSE adalah sebagai
berikut:
Dimana :
n = Jumlah data
di = Variabel model berupa suhu dari lapisan permukaan
ďi = Variabel aktual berupa SPL dari satelit
3.3.2.2 Hasil Model Laut Global SODA versi 2.1.6 berbasis Model ParallelOcean Program 1.3 (POP 1.3)
Hasil Model yang digunakan dalam penelitian ini memiliki format netCDF
(network Common Data Format) yang dirancang oleh Unidata Program Centre di
Boulder, Amerika Serikat. NetCDF banyak dipakai untuk menyimpan data ilmiah
khususnya data klimatologi, karena data dengan format ini tak tergantung pada
jenis mesin komputer yang digunakan. Data dengan format netCDF dapat
digunakan dalam berbagai macam sistem operasi seperti Windows dan Unix, dan
pada berbagai jenis mesin komputer seperti PC IBM atau DEC Alpha.
Keuntungan menggunakan tipe data ini jelas tidak ada masalah dalam hal
kompatibilitas, sehingga kita dapat memindahkan datanya dari satu jenis
komputer ke komputer lainnya. NetCDF dikenal sebagai self-defining data format
(informasi tambahan tentang datanya) berupa data iklim, data hasil
pengamatan/hasil simulasi model, informasi letak geografis, informasi grid yang
digunakan, periode pengamatan atau simulasi, dan di ketinggian (level) berapa
data pengamatan atau simulasi tersebut berlaku. Fungsi informasi tambahan ini
23
untuk mempermudah dalam membuat visualisasi dari data hasil pengamatan atau
simulasi. NetCDF merupakan salah satu jenis data biner yang hanya bisa
dimengerti apabila sudah diterjemahkan dengan suatu program atau software yang
cocok, sehingga untuk melakukan analisis dan visualisasinya digunakan software
Ferret v6.84 yang berjalan di bawah sistem operasi Linux, sebagai tools standar
netCDF.
Model sirkulasi laut yang mencakup model klimatologi suhu, salinitas, dan
pergerakan arus baik secara vertikal maupun horisontal ini diekstrak sesuai
dengan wilayah penelitian kemudian dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk peta
sebaran spasial dengan resolusi waktu rata-rata per bulan selama periode tahun
1958 sampai dengan tahun 2008 (data klimtologi). Dari tampilan peta tersebut
akan terlihat perbedaan nilai gradien yang mencolok dari setiap variabel yang
diamati. Hal inilah yang dapat menentukan keberadaan daerah upwelling yang
diprediksi sebagai daerah yang subur dan pola pergerakan massa air sebagai
analisis daerah potensial yang disukai oleh ikan, terutama ikan pelagis. Sebagai
parameter pendukung dalam analisis, dilakukan kalkulasi parameter turunan dari
parameter suhu, yakni gradien suhu dan lapisan termoklin. Gradien suhu diperoleh
dari nilai selisih suhu antara lapisan kedalaman, sedangkan lapisan termoklin
diperoleh dari hasil pendeteksian lapisan massa air dengan isotherm 20 ºC.
3.3.2.3 Klorofil-a
Data klorofil-a diperoleh melalui data citra SeaWiFS dengan resolusi 0.1°.
Data tersebut dalam bentuk ascii dari NOAA OceanWatch – Central Pasific yang
diperoleh dari situs http://oceanwatch.pifsc.noaa.gov. NOAA OceanWatch-
Central Pasific adalah aplikasi berbasis web yang dikembangkan oleh NOAA
(National Oceanic and Atmospheric Administration) yang menyediakan cara
mudah untuk memvisualisasikan, menganalisis, dan akses sejumlah besar data
oseanografi. Beberapa jenis kegiatan satelit oleh NOAA OceanWatch-Central
Pasific meliputi observasi, monitoring, analisis, dan distribusi data.
Data konsentrasi klorofil-a digunakan sebagai indikator tingkat kesuburan
dan produktifitas perairan. Informasi mengenai variabilitas spasial klorofil-a
permukaan laut dapat digunakan untuk mempermudah pengelolaan dan
24
pemanfaatan sumber daya perikanan yaitu sebagai dasar untuk menduga dan
menentukan perairan yang potensial untuk fishing ground.
Data klorofil-a yang diperoleh diolah dengan menggunakan perangkat
lunak Ferret v6.84 kemudian dianalisis secara deskriptif. Sebaran klorofil-a yang
telah diolah kemudian dikelompokkan berdasarkan variasi bulanan dan musiman.
Dari data citra kemudian diidentifikasi sebaran nilai maksimum dan minimum
serta dievaluasi dari waktu ke waktu (temporal) berdasarkan perubahan area
(spasial).
3.3.2.4 Analisis Hubungan SPL dan Klorofil-a dengan Hasil TangkapanIkan
Hubungan faktor lingkungan dengan kelimpahan hasil tangkapan secara
kuantitas diketahui berdasarkan hasil korelasi Pearson melalui perhitungan
sebagai berikut:
Dimana :
r = Pearson r correlation coefficient
x = variabel yang dikorelasikan berupa SPL atau Klorofil-a
x = rata-rata variabel x
y = variabel yang dikorelasikan berupa hasil tangkapan
y = rata-rata variabel y
Tabel 1. Interpretasi kekuatan hubungan hasil korelasi Pearson (Kuncoro danRiduwan 2007)
Nilai Korelasi Interpretasi
1 Korelasi linear sangat tinggi
0,99 – 0,81 Korelasi linear tinggi
0,80 – 0,61 Korelasi linear cukup
0,60 – 0,41 Korelasi linear agak rendah
0,40 – 0,21 Korelasi linear rendah
0,20 – 0,01 Korelasi linear sangat rendah
0 Tidak berkorelasi linier, tetapi masih dimungkinkan
berkorelasi non linier