BAB III METODE PENELITIAN -...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Eksperimen
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Secara umum menurut Sugiyono (2013:3) menyatakan bahwa
“Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Karena penelitian yang
diajukan peneliti adalah penelitian ilmiah di bidang pendidikan, maka peneliti
harus menggunakan langkah-langkah ilmiahdi dalam mendapatkan data guna
memecahkan permasalah dalam bidang pendidikan.
Lebih jelasnya metode pelitian yang digunakan peneliti adalah quasi
experimental design dengan bentuk nonequivqlenty control group design,
sehingga peneliti harus membandingkan dua kelompok yaitu kelas kontrol dan
kelas perlakuan (eksperimen) yang tidak dipilih secara random. Kelompok kelas
perlakuan mendapatkan treatment, sedangkan kelas kontrol tidak mendapatkan
treatment. Masing-masing kelompok diukur sebanyak dua, yaitu sekali sebelum
treatment dan satu kali setelah treatment. Pada pengukuran sebelum treatment
peneliti akan memberkan pretest dan setelah treatment peneliti akan memberikan
post test untuk kedua kelompok.
Pada kelompok eksperimen peneliti akan memberikan treatment dengan
menggunakan metode CWPT sedangkan pada kelompok kontrol peneliti akan
memberikan perlakuan metode RPT. Agar lebih jelas, desain penelitian yang
digunakan peneliti digambarkan sebagai berikut:
Eksperimen ∶Kontrol ∶
O1 X1 O2
O3 X2 O4
Keterangan :
O1 : Pre test pada kelompok eksperimen
O2 : Post test pada kelompok eksperimen
45
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
O3 : Pre test pada kelompok kontrol
O4 : Post test pada kelompok kontrol
X1 : Penerapan metode pembelajaran Classwide Peer Tutoring
X2 : Penerapan metode pembelajaran Reciprocal Peer Tutoring
Selanjutnya langkah-langkah penelitian kuasi eksperimen bentuk
nonequivalent control group design peneliti digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Peneliti, 2015
Pre test Pre test
Post test Post test
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Uji Beda
Proses Pembelajaran
Kelas Treatment
Proses Pembelajaran
Kelas Kontrol Uji
Beda
Uji
Beda
Gain
Gain
Uji Beda
Uji Beda
Uji Beda
Uji Beda
46
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3. 1.
Kerangka Eksperimen
Adapun langkah-langkah metode kuasi eksperimen adalah sebagai berikut:
1) Mengujikan soal pre test kepada peserta didik di kelas treatment dan kelas
kontrol.
2) Hasil dari pre test dari kelas treatment dan kelas kontrol diujikan dengan uji
beda yaitu uji-t. untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan yang
signifikan.
3) Setelah teruji kelas treatment dan kelas kontrol memiliki tidak memiliki
perbedaan, maka dilakukan proses pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran masing-masing kelas. Bila hasil tes uji beda menyatakan ada
perbedaan maka eksperimen tidak bisa dilanjutkan.
4) Setelah kelas treatment dan kelas kontrol diberikan perlakuan metode
pembelajaran. Langkah selanjutnya melakukan mengujikan post test.
5) Hasil dari post test kelas treatment dan kelas kontrol diujikan kembali dengan
pengujian uji beda (uji-t) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan.
6) Selanjutnya melakukan uji beda antara hasil pre-test dengan post post pada
masing-masing kelas.
7) Selanjutnya melakukan perhitungan skor gain pre test dan post test pada
masing-masing kelas.
8) Langkah terakhir, hasil perhitungan gain di kelas eksperimen dan kelas kontrol
diujikan dengan uji beda untuk mengetahui bahwa proses bermakna secara
signifikan dapat tidaknya meningkatkan hasil belajar.
3.2 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu varibel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode Classwide
Peer Tutoring, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
peserta didik ranah kognitif. Adapun objek yang diteliti adalah peserta didik Kelas
X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota
Bandung.
47
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Dimana kelas eksperimen diberikan treatment dengan Metode CWPT,
sedangkan kelas kontrol dengan Metode RPT. Selanjutnya hasil belajar peserta
didik antara ke dua kelas tersebut dibandingkan.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X Program Studi
Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Kota Bandung, yaitu Kelas X AP
1, X AP 2, X AP 3. Sedangkan sampel yang digunakan adalah Kelas X AP 1
dengan Kelas X AP 2. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik
nonprobability, yaitu berdasarkan pertimbangan peneliti. Adapun alasan peneliti
memilih Kelas X AP 1 dan Kelas X AP 2 karena kedua kelas diampu oleh guru
yang sama, yaitu Ibu Mitya.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk
memperoleh data untuk mendukung penelitiannya. Dalam memilih teknik
pengumpulan data tentu saja disesuaikan dengan jenis penelitian yang dipilih
digunakan. Dalam rangka mengumpulan data, peneliti dapat menggunakan
metode non tes dan tes. Adapun dalam penelitian yang dilakukan, peneliti
menggunakan metode non tes berupa wawancara dan metode tes untuk
mengumpulkan data.
3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian
Menurut Gulo (2002:123) instrument penelitian adalah pedoman tertulis
tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang dipersiapkan
untuk mendapatkan informasi dari responden. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode tes dan non tes. Instrumen untuk metode non tes
(wawancara) adalah pedoman wawancara yang terdiri dari tujuh pertanyaan yang
48
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diajukan kepada peserta didik. Sedangkan intrumen penelitian yang peneliti
gunakan untuk metode tes adalah instrumen berbentuk tes.
Menurut Bruce (Djaali dan Muljono, 2007:6) menyatakan bahwa:
Tes dapat digunakan untuk mengukur banyaknya pengetahuan yang
diperloleh individu dari bahan pelajaran yang terbatas pada tingkat
tertentu. Oleh karena itu, tes merupakan alat ukur yang banyak
dipergunakan dalam dunia pendidikan.
Instrumen tes dibuat setelah peneliti mempelajari terlebih dahulu
Kompetensi Dasar Menjelaskan Tentang Komunikasi Lisan. Dalam penelitian,
peneliti membuat instrument tes berupa soal dalam bentuk pilihan ganda yang
berjumlah 40 soal. Setelah instrument tes dibuat, kemudian instrumen tes tersebut
di uji coba terhadap peserta didik Kelas X di SMK Profita Bandung untuk
mengetahui apakah intrumen tersebut layak digunakan sebagai alat pengambilan
data. Setelah diketahui bahwa instrument tes tersebut layak untuk digunakan,
maka instrument tes tersebut diberikan kepada peserta didik kelas X dikelas
kontrol dan kelas eksperimen. Berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (postest). Di
bawah ini merupakan langkah-langkah untuk menganalisis instrumen berbentuk
tes:
3.4.1.1 Uji Validitas Instrumen
Instrument yang akan digunakan untuk penelitian terlebih dahulu harus
melalui tahap diuji validitas, agar instrument dapat mengukur sesuai dengan
kenyataannya atau mengukur yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono
(2004:109) suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila instrument tersebut
dapat mengukut apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas yang dilakukan
peneliti diuji dengan bantuan software Microsoft Excel 2010 dan nilai validitas
instrumen menggunakan koefsien Product Moment dari Person. Di bawah ini
merupakan rumus dari perhitungan koefsien Product Moment:
𝑟𝑥𝑦 =n ∑ xy − (∑ x). (∑ y)
√{n. ∑ x2 − (∑ x)2}. {n. ∑ y2 − (∑ y)2}
49
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber: Uno (2012:108)
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dan variabel yang
dikorelasikan
x : Skors tiap items x
y : Skors tiap items y
N : Jumlah responden uji coba
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka nilai 𝑟𝑥𝑦
dibandingkan dengan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 diperoleh dari tabel statistika
Critical Value of The r Product Moment dengan harga r pada taraf
signifikan (∝) = 95% dan taraf kebebasan (db)=n-2. Suatu butir soal
dikatakan valid jika 𝑟𝑥𝑦>𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙.
3.4.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Sugiyono (2013:364) menyatakan bahwa suatu data dinyatakan reliable
apabila:(i) dua peneliti atau lebih dalam obyek yang sama, (ii) atau peneliti yang
sama dalam waktu yang berbeda, (iii) atau sekelompok data bila dipecah ketiga-
tiganya akan menghasilkan data yang sama. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila
hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan.
Semiawan (2010:136) menyatakan bahwa “Reliabilitas menunjuk kepada
tingkat konsistensi bila penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti yang lain atau
oleh peneliti yang sama tapi tempat yang berbeda.“ Peneliti menggunakan rumus
koefisien alpha (α) dari cronbach untuk menguji reliabilitas instrumen. Adapun
rumus yang digunakan sebagai berikut:
𝑟11 = [𝑘
𝑘 − 1] [1 −
∑ 𝜎𝑏 2
𝜎𝑡 2 ]
(Sumber: Somantri & Muhidin, 2011:48)
50
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
𝑅11 : Realibilitas tes secara keseluruhan k : Jumlah butir instrumen
∑ σb 2 : Jumlah varians butir σt
2 : Varians total
3.4.1.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
Tingkat kesukaran soal dapat dilihat dari jawaban yang diberikan oleh
peserta didik pada setiap soal. Dari jawaban tesebut, pendidik dapat melihat
apakah suatu soal termasuk kedalam kategori mudah, sedang, ataupun sulit.
Adapaun untuk menguji tingkat kesukaran instrumen peneliti menggunakan
rumus dibawah ini:
P = 𝐵
𝐽𝑠
Sumber: Arikunto (2006:100)
Keterangan :
P : Indeks Kesukaran
B : Banyak peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar
Js : jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan mudah, sedang, atau
sukar, peneliti menggunakan kriteria yang tercantum pada Tabel 3.2.
Tabel 3. 1.
Tingkat Kesukaran
No. Rentang Nilai tingkat
kesukaran Klasifikasi
1 0,70-1,00 Mudah
2 0,30-0,70 Sedang
3 0,00-0,30 Sukar
Sumber: Arikunto(2006:100)
51
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4.1.4 Daya Pembeda Instrumen
Berdasarkan perhitungan daya pembeda instrument atau soal, pendidik
dapat mengukur kemampuan peserta didik. Sehingga nantinya, pendidik dapat
mengetahui mana peserta didik yang berkemampuan tinggi dan mana saja peserta
didik yang berkemampuan rendah. Adapaun untuk mengetahui daya pembeda
peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
D =𝐵𝐴
𝐽𝐴+
𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝑩
Sumber: Arikunto (2006:100)
Keterangan :
D : Daya pembeda
𝐵𝐴 : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
𝐵𝐵 : Hanyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
𝐽𝐴 : Hanyaknya peserta kelompok atas
𝐽𝐵 : Banyaknya peserta kelompok bawah
𝑃𝐴 : Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
𝑃𝑩 : Proporsi kelompok bawah yang menjawab salah
Tabel 3. 2.
Klasifikasi Daya Pembeda
No Rentang Nilai D Klasifikasi
1 0,00-0,19 Jelek
2 0,20-0,39 Cukup
3 0,40-0,69 Baik
4 0,70-1,00 Baik Sekali
5 Negatif Tidak Baik
Sumber: Arikunto (2001:218)
52
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah uji beda (uji-t)
dua rata-rata. Pengujian ini dilakukan untuk mengatahui dan menguji perbedaan
rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.5.1 Pengujian Persyaratan Analisis Data
3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut
normal atau tidak. Hal ini berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang
akan digunakan. Adapun untuk menguji normalitas peneliti menggunakan uji
Liliefors Test.
Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut Somantri
dan Muhidin (2011:289-290), sebagai berikut:
1) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun
ada data yang sama.
2) Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi
harus ditulis).
3) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatimya.
4) Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik
(observasi).
5) Hitung nilai z untuk mengetahui Theoretical Proportion pada table z
6) Menghitung Theoretical Proportion.
7) Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion,
kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua
proporsi.
8) Carilah selisih terbesar di luar titik observasi
Tabel 3.5 merupakan tabel distibusi pembantu untuk pengujian
normalitas data:
Tabel 3. 3.
Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas
Xi Fi Fki 𝑆𝑛 (𝑋𝑖) Z 𝐹𝑜 (𝑋𝑖) 𝑆𝑛(𝑋𝑖)-
𝐹𝑜 (𝑋𝑖)
𝑆𝑛(𝑋𝑖−1)-
𝐹𝑜 (𝑋𝑖)
53
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Sumber : (Somantri & Muhidin, 2011:291)
Keterangan :
Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar
Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fk sebelumnya
Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, 𝑆𝑛 (𝑋𝑖) = fk/n
Kolom 5 : Nilai Z, formula, 𝑍 =Xi− ��
S
Dimana : �� = ∑ 𝑋𝑖
𝑛 dan S =
√∑ 𝑋𝑖 −
(∑ 𝑋𝑖)2
𝑛
𝑛−1
Kolom 6 : Theoretical Proportion (label z): Proporsi Kumulalif Luas Kurva
Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada label distribust
normal.
Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion
dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)
Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai
selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut Adalah D
hitung.
Selanjutnya menghitung D tabel pada ∝ = 0,05 dengan cara 0,886
√𝑛.
Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :
1) D hitung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal.
2) D hitung ≥ D tabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.
3.5.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan uji perbedaan varians kelompok yang
digunakan untuk menguji apakah data yang diambil memiliki karakteristik sifat
54
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang sama untuk taraf signifikan sebesar ∝. Dalam penelitian yang dilakukan
peneliti menggunakan taraf signifikan sebesar 5%. Perhitungan uji homogenitas
peneliti lakukan dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010,
yaitu Uji F (F-Test Two-Sample for Variances).
Uji F memiliki kriteria, apabila nilai F (Fhitung) < nilai F critical one-tail
(Ftabel), maka varians skor data homogen. Sedangkan, apabila F (Fhitung) > nilai F
critical one-tail (Ftabel), maka varians skor data tidak homogen. Data yang
diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif yang diambil dari hasil pretest
dan hasil postest.
3.5.2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan dua rata-rata nilai
yang diperoleh peserta didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan
nilai pre test dan post test yang telah dilakukan. Tujuan dari pengujian hipotesis
adalah untuk mengetahui apakan hipotesis dalam penelitian ini di tolak atau
diterima.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengujian hipotesis
menurut Rasyid (Somantri dan Muhidin, 2006:161), adalah sebagai berikut:
a) Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis
penelitian yang diajukan.
b) Menentukan taraf kemaknaan/nyata α (level of significance α).
c) Kumpulkan data melalui sampel peluang (probaility sample/random
sample).
d) Gunakan statistik uji yang tepat.
e) Tentukan titik kritis dan daerah kritis (daerah penolakan) H0
f) Hitung nilai statistik uji berdasarkan data yang dikumpulkan.
g) Perhatikan apakah nilai hitung statistik uji jatuh di daerah penerimaan
atau penolakan?
h) Berikan kesimpulan statistik.
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji perbedaan dua
rata-rata. Uji perbedaan rata-rata ini akan menguji hipotesis dalam penelitian ini,
yaitu apakah terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas yang
menerapkan metode Classwide Peer Tutoring CWPT) dengan kelas yang
55
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menerapkan metode Reciprocal Peer Tutoring (RPT) pada Kompetensi Dasar
Menjelaskan Tentang Komunikasi Lisan di Program Keahlian Administrasi
Perkantoran kelas X SMK Pasundan 1 Kota Bandung.
Dalam penelitian ini, uji-t yang peneliti lakukan menggunakan bantuan
software Microsoft Excel 2010, yaitu T-test (Two-Sample Assuming Equal
Variances). Adapun rumus yang digunakan adalah rumus uji-beda (uji-t) polled
variance sebagai berikut:
𝑡 =𝑋1 − 𝑋2
√(𝑛1 − 1 )𝑆1
2 – ( 𝑛2 − 1 )𝑆2 2
𝑛1 + 𝑛2 − 2 (1
𝑛1+
1𝑛2
)
(Sumber: Sugiyono, 2013:273)
Keterangan:
X1 : rata-rata skor gain kelompok eksperimen
X2 : rata-rata skor gain kelompok kontrol
n1 : jumlah peserta didik kelas eksperimen
n2 : jumlah peserta didik kelas kontrol
S1 2 : Standar deviasi skor kelompok eksperimen
S2 2 : Srandar deviasi skor kelompok kontrol
Uji beda (uji-t) ini akan digunakan untuk mencari perbedaan pada soal
pretest, perbedaan pada saat proses ketika terjadi perlakuan, dan juga perbedaan
pada soal postest. Uji beda ini dilakukan agar mengetahui kesignifikansi statistik
perbedaan atau perubahan yang terjadi.
Apabila nilai t Stat (Thitung) > t Critical one-tail (Ttabel), maka H0 ditolak.
Artinya hipotesis yang diajukan, yaitu terdapat perbedaan hasil belajar peserta
didik antara kelas yang menerapkan metode Classwide Peer Tutoring CWPT)
dengan kelas yang menerapkan metode Reciprocal Peer Tutoring (RPT) pada
Kompetensi Dasar Menjelaskan Tentang Komunikasi Lisan di Program Keahlian
56
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Administrasi Perkantoran kelas X SMK Pasundan 1 Kota Bandung dapat
diterima.
Apabila nilai t Stat (Thitung) < t Critical one-tail (Ttabel), maka H0 diterima.
Artinya hipotesis yang diajukan, yaitu tidak terdapat perbedaan hasil belajar
peserta didik antara kelas yang menerapkan metode Classwide Peer Tutoring
CWPT) dengan kelas yang menerapkan metode Reciprocal Peer Tutoring (RPT)
pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Tentang Komunikasi Lisan di Program
Keahlian Administrasi Perkantoran kelas X SMK Pasundan 1 Kota Bandung
ditolak.
3.6 Skenario Pembelajaran
Dibawah ini adalah langkah-langkah penerapan metode pembelajaran
Classwide Peer Tutoring (kelas eksperimen) dan penerapan metode pembelajaran
Reciprocal Peer Tutoring (kelas kontrol):
Tabel 3. 4.
Skenario Pembelajaran
Metode Pembelajaran CWPT (Kelas
Eksperimen)
Metode Pembelajaran Reciprocal
Peer Tutoring (Kelas Kontrol)
1. Tahap Persiapan
a. Pendidik membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Pendidik menyiapkan materi yang
akan dibahas
c. Menyiapkan soal-soal untuk pre
test dan post test
1. Tahap Persiapan
a. Pendidik membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
b. Pendidik menyiapkan materi
yang akan dibahas
c. Menyiapkan soal-soal untuk pre
test dan post test
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pendahuluan
1) Pendidik mengkondisikan peserta
didik dan mengecek kehadiran.
2) Apersepsi: Mengaitkan materi
yang akan dipelajari dengan
materi yang sebelumnya.
3) Motivasi: Memberikan gambaran
manfaat mempelajari materi yang
akan disampaikan
4) Pemberian Acuan:
a) Pendidik memberikan pre test
kepada peserta didik
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pendahuluan
1) Pendidik mengkondisikan
peserta didik dan mengcek
kehadiran.
2) Apersepsi: Mengaitkan materi
yang akan dipelajari dengan
materi yang sebelumnya
3) Motivasi: Memberikan
gambaran manfaat mempelajarai
materi yang akan disampaikan
4) Pemberian Acuan:
a) Pendidik memberikan pre
57
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Pendidik menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai kepada peserta
didik.
c) Pendidik terlebih dahulu harus
mengorganisir dan
mengelompokkan peserta
didik berpasangan.
d) Seorang peserta didik menjadi
tutor (pendidik) dan seorang
peserta didik yang lainnya
menjadi tutee (peserta yang
dibimbing)
e) Menjelaskan langkah-langkah
Classwide Peer Tutoring
b. Kegiatan Inti
Tahap pelaksanaan CWPT
1) Pendidik membagikan materi
yang akan dipelajari.
2) Setiap peserta didik membaca dan
mendiskusikan materi tersebut
dengan pasangannya.
3) Setiap tutor menyajikan atau
menanyakan suatu masalah
kepada tutee. Berdasarkan
5W+1H (who, what, when,
where, why and how).
(Greenwood, 1997:54)
4) Tutee harus menjawab pertanyaan
tersebut.
5) Tutee akan mendapatkan poin jika
jawabannya benar.
6) Jika jawaban tutee salah atau tutee
tidak mampu menjawabnya,
maka tutorlah yang menyediakan
jawabannya; kemudian tutee
menuliskan jawaban tersebut
sebanyak tiga kali, membaca
jawaban kembali tersebut dengan
tepat, atau bahkan mengoreksi
kesalahan yang mungkin
terdapat dalam jawaban itu.
7) Tutor berganti peran dengan tutee
setiap 10 menit.
8) Bersama-sama peserta didik
membahas soal yang telah
diberikan.
test kepada peserta didik
b) Pendidik menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai kepada peserta
didik.
c) Pendidik terlebih dahulu
harus mengorganisir dan
mengelompokkan peserta
didik berpasangan.
d) Seorang peserta didik
menjadi tutor (pendidik) dan
seorang peserta didik yang
lainnya menjadi tutee
(peserta yang dibimbing).
e) Menjelaskan langkah-
langkah Reciprocal Peer
Tutoring
b. Kegiatan Inti
Tahap pelaksanaan Reciprocal
Peer Tutoring
1) Setiap tutor mempersiapkan
materi yang akan diajarkan.
2) Setiap tutor mengajarkan
materi yang telah ia persiapkan
kepada pasangannya.
3) Setiap pasangan membaca dan
mendiskusikan materi tersebut.
4) Tutor membuat soal dalam
bentuk pilihan ganda dan
menyerahkan soal tersebut
kepada pendidik untuk dilihat
kelayakannya.
5) Apabila soal tersebut layak
maka setiap tutor menyajikan
atau menanyakan suatu
masalah kepada tutee. Namun,
jika soal tersebut tidak layak
maka tutor harus mengganti
dengan soal yang lain.
6) Tutee harus menjawab
pertanyaan tersebut.
7) Tutee akan mendapatkan poin
jika jawabannya benar.
8) Jika jawaban tutee salah atau
tutee tidak mampu
menjawabnya, maka tutor
tidak langsung memberikan
58
Indri Okaviani, 2015 PENERAPAN METODE CLASSWIDE PEER TUTORING (CWPT) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9) Pendidik memonitoring dan
membimbing peserta didik
selama pembelajaran.
10) Pada pertemuan berikutnya,
pasangan tutor dan tutee
berubah.
jawaban kepada tutee, tetapi
mendorongnnya untuk berfikir
lagi atau jika tidak maka tutor
menyajikan masalah-masalah
alternatif lain yang sekiranya
bisa dijawab oleh tutee.
9) Bersama-sama peserta didik
membahas soal yang telah
diberikan bersama-sama.
10) Pendidik memonitoring dan
membimbing peserta didik
selama pembelajaran.
11) Tutor berganti peran dengan
tutee pada pertemuan
berikutnya. Tanpa merubah
pasangan.
3.Kegiatan Penutup
1) Pendidik membimbing peserta didik
untuk membuat kesimpulan
mengenai keseluruhan materi
pembelajaran yang didiskusikan oleh
peserta didik.
2) Mengadakan refleksi
3) Menginformasikan rencana kegiatan
berikutnya.
4) Pendidik menutup proses
pembelajaran.
3.Kegiatan Penutup
1. Pendidik membuat kesimpulan
bersama peserta didik
mengenai materi pembelajaran
yang dipelajari.
2. Mengadakan refleksi
3. Menginformasikan rencana
kegiatan berikutnya.
4. Pendidik menutup proses
pembelajaran.
Sumber: Peneliti, 2014