BAB III METODE PENELITIAN -...

23
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan salah satu kelas di SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga, pada tahun pelajaran 2013/2014. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD N Sidorejo Lor 06 berjumplah 22 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Mereka memiliki karakteristik dan latar keluarga yang berbeda. 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga. Penelitian ini dilakukan pada semester II Tahun Ajaran 2013/2014. Letak sekolah ini berada di tengah kota salatiga, tepatnya di dalam perkampungan warga. Sekolah ini jauh dari jalan raya. Sehingga lingkungan belajar siswa terbilang lumayan sangat kondusif dan udaranya juga terhindar dari polusi kendaraan umum. Namun ada sedikit yang mengganggu konsentrasi siswa yaitu seringnya warga yang lewat menggunakan sepeda motor di depan Sd walaupun sudah di batasi oleh pagar namun suara kendaraan masih terdengar sampai dalam kelas. 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2012/2013. Waktu penelitian ditentukan dari pihak sekloah dan mengacu pada kalender akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus dan membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif serta efisien. Selain itu juga disesuaikan dengan KD yang akan di ajarkan yaitu mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan salah satu kelas di SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga,

pada tahun pelajaran 2013/2014. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD N

Sidorejo Lor 06 berjumplah 22 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa

perempuan. Mereka memiliki karakteristik dan latar keluarga yang berbeda.

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga. Penelitian

ini dilakukan pada semester II Tahun Ajaran 2013/2014. Letak sekolah ini berada di

tengah kota salatiga, tepatnya di dalam perkampungan warga. Sekolah ini jauh dari

jalan raya. Sehingga lingkungan belajar siswa terbilang lumayan sangat kondusif dan

udaranya juga terhindar dari polusi kendaraan umum. Namun ada sedikit yang

mengganggu konsentrasi siswa yaitu seringnya warga yang lewat menggunakan

sepeda motor di depan Sd walaupun sudah di batasi oleh pagar namun suara

kendaraan masih terdengar sampai dalam kelas.

3.1.2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2012/2013.

Waktu penelitian ditentukan dari pihak sekloah dan mengacu pada kalender akademik

sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus dan

membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif serta efisien. Selain itu juga

disesuaikan dengan KD yang akan di ajarkan yaitu mendeskripsikan energi panas dan

bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

27

3.1.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor Lor

06 Salatiga berjumlah 22 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa

perempuan dengan karakteristik dan latar belakang keluarga yang berbeda. Pada

kenyataannya tingkat kemampuan para siswa berbeda-beda ada yang kurang, ada

yang sedang dan ada pula beberapa siswa di atas rata-rata. Mereka berasal dari latar

belakang keluarga yang berbeda pula. Sebagian besar pekerjaan orang tua mereka

adalah buruh dan pegawai swasta sehingga kurang mendapatkan perhatian yang lebih

dalam hal belajar. Penelitian ini dilakukan di kelas 4 karena hasil belajar siswa

tehadap mata pelajaran IPA masih lumayan rendah. Dari data ulangan IPA pada tes

Semester I Tahun 2013 banyak siswa di SD tersebut yang mengalami kesulitan dalam

mata pelajaran IPA. Hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya nilai hasil belajar mata

pelajaran IPA. KKM untuk mata pelajaran IPA di SD tersebut adalah 70. Tetapi pada

kenyataannya rata-rata nilai siswa adalah 40 jauh dari nilai KKM yang ditetapkan

oleh guru yaitu KKM 70. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut peneliti

menggunakan model pembelajaran problem solving.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas istilah dalam bahasa inggris adalah Cassroom Action Research (CAR). Dengan

menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan,

(3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut

diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Dalam penelitian tindakan kelas inijenis PTK yang digunakan oleh peneliti

adalah jenis penelitan PTK kolaborasi, dimana peneliti melakukan penelitian melalui

kerja sama antara peneliti dengan guru kelas 4 di SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga.

28

Sebagai tahap awal peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

mengajar, kemudian peneliti bertindak sebagai guru yang melakukan tindakan

sedangkan guru kelas bertindak sebagai observer.

Proses penelitian tindakan kelas berbentuk siklus yang akan direncanakan

dalam 2 siklus. Tiap siklus terdiri atas tiga kali pertemuan dan setiap kali pertemuan

masing-masing 70 menit. Setiap siklus memuat satu Kompetensi Dasar (KD) dan

dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Oleh karena itu, siklus II materi ajarnya

berbeda dari materi ajar siklus I.

3.2.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri masing-

masing 3 kali pertemuan. Arikunto (2010:3) mengungkapkan bahwa Penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan

oleh siswa. Arikunto (2010:16) Ada beberapa ahli yang mengemukakan model

penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat 4

tahapan yang lazim dilalui, yaitu:

(1) Perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan/ observasi (4)

refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai

berikut:

29

Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK

Sumber: Suharsimi Arikunto (2010:16)

Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,

oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal

sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan

pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah

kolaborasi.

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas.hal

Perencanaan

SIKLUS I

Perencanaan

SIKLUS II

Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

&

Pengamatan

Pelaksanaan

&

Pengamatan

?

30

yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan

berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula

berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

Tahap 3: Pengamatan (Observing)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan

tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang

dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Tahap 4: Refleksi (Reflecting)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana

sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk

mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

3.3 Variabel yang akan Diteliti

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis variabel dapat

didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara

orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. (Sugiyono 2010:3).

Sedangkan menurut Prayitno (2010:8) variabel adalah suatu konsep yang beragam

atau bervariasi. Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis

penelitian maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas (X)

Variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel

bebasnya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Problem Solving. Yang

nantinya siswa diabagi di dalam kelompok. Dan masing-masing kelpompok

diberikan soal pemecahan masalah. siswa nanatinya diwajibkan untuk berdiskusi

memecahkan masalh yang dihadapi. Setelah semuanya selesai perwakilan siswa

31

membacakan hasil diskusi pemecahan masalahnya. Model Pembelajaran kooperatif

tipe (Problem Solving) merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa

mampu bekerjasama dalam memecahkan suatu masalah.

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya

berdiri sendiri. Variabel terikatnya adalah hasil belajar. Hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai

dalam usaha belajar yang dapat dinyatakan dalam suatu evaluasi. Tujuannya

adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses belajar mengajar

berlangsung. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.

32

Tabel 3.1

Kisi-kisi variabel x

No Langkah Problem Sloving Indikator Item

1. Guru

menyampaikan

tujuan dan

memotivasi

peserta didik

Menyampaikan semua

tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai

pada pelajaran dan

memotivasi peserta

didik belajar

1. Apakah guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran

yang

akan dicapai?

2. Apakah guru

memotivasi

peserta

didik?

2 Guru

menyampaikan

materi

pelajaran

Menyampaikan materi

pelajaran kepada

peserta didik dengan

media yang tepat

Apakah guru

menyampaikan

materi

dengan media

yang tepat?

3 Guru mengorganisasikan

peserta didik ke dalam

kelompok-kelompok kecil

Membentuk kelompok

Kecil

1. Apakah guru

membagi

siswa ke dalam

kelompok?

2. Apakah guru

membagi

kelompok

berdasarkan

heterogenitas?

33

3.4 Rencana Tindakan

A. Perencanaan (planning)

Dalam perencanaan terdapat tiga tahap yaitu:

a) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RRP ini disusun

dengan penekanan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai.

b) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana suasana pembelajaran

ketika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Solving.

c) Menyusun Asesmen untuk mengetahui seberapa besar tujuan pembelajaran

itu dicapai, maka asesmen pembelajaran dilakukan. Bentuk asesmen yang

diberikan dalam bentuk soal evaluasi. Evaluasi yang diberikan bertujuan

untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses belajar

mengajar berlangsung.

B. Tindakan dan Observasi

a. Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran.

4 Guru

membimbing

kelompok

bekerja dan

belajar

Membimbing

kelompok-kelompok

pada saat mereka

mengerjakan tugas

kelompok

Apakah guru

membimbing

kelompok-

kelompok saat

mengerjakan

tugas?

5 Guru

Memberikan soal evaluasi

kepada masing-masing

peserta didik

Soal evaluasi

Apakah guru

memberikan soal

evalasi kepada

masing-masing

perserta didik?

34

b. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

dicapai.

d. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

dengan silabus.

e. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/

tema materi yang akan dipelajari dari aneka sumber, dengan cara melakukan

tanya jawab bersama siswa tentang pengetahuan awal yang diketahui siswa

yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Kemudian dari hasil tanya

jawab siswa mencatat hasilnya pada buku catatan.

f. Guru menyajikan materi secara umum sebagai pengantar pembelajaran

Problem Solvingsedangkan siswa mencatat hal-hal yang kurang dimengerti

untuk kemudian dapat ditanyakan kepada guru/ membuat ringkasan. *

g. Guru memberikan masalah yang akan didiskusikan oleh masing-masing

kelompok. *

h. Guru meminta msing-masing kelompok untuk mendiskusikan masalah dan

memecahkan masalah tersebut (Problem Solving). *

i. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat menemukan gagasan-

gagasan baru dalam pembelajaran IPA melalui tanya jawab bersama siswa

berdasarkan pembelajaran yang telah berlangsung, siswa dimotivasi untuk

membuat contoh-contoh baru sesuai dengan pembelajaran hal ini ditujukan

agar siswa dapat membangun pengetahuan baru sesuai dengan proses

berpikirnya.

j. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan fakta-fakta

dan teori-teori baru dalam bentuk kegiatan saling bertukar informasi melalui

kartu yang telah dimiliki siswa masing-masing, untuk dapat memacu

keaktifan siswa dalam pembelajaran. *

35

k. Guru berkeliling untuk mengamati siswa proses pembalajaran siswa dengan

model pemecahan masalah. *

l. Guru menguji keberhasilan siswa secara lisan dalam model pembelajaran

Problem Solving dengan meminta perwakilan dari kelompok untuk maju

kedepan membacakan hasil pemecahan masalah yang didiskusikan. *

m. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan

misalnya dengan mengucapkan “pintar”, “bagus” atau dengan kata-kata

positif lainnya berdasarkan hasil jawaban siswa.

n. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan.

o. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama sesuai dengan pengetahuan,

gagasan-gagasan, ataupun fakta-fakta baru yang telah diperoleh siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

p. Siswa membuat ringkasan dari materi yang telah dipelajari bersama.

q. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

r. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah kepada siswa

berdasarkan dari materi yang telah dipelajari.

s. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan memberikan

refleksi kepada siswa dari materi yang telah dipelajari bersama.

C. Refleksi

Kegiatan refleksi Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk

memahami dan memaknai segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan

hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan pada siklus I. Pada tahap

ini dilakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan

hambatan dan kekurangan yang dijumpai selama siklus I dalam penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe Problem Solving. Kelebihan yang ada di

siklus I tetap dipertahankan, sedangkan kekurangan akan diperbaiki pada

siklus II, yang meliputi :

36

a) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan

modelpembelajaran problem solving.

b) Membuat daftar permasalahaan yang terjadi pada siklus I.

c) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II agar dapat

d) Memperbaiki pendekatan yang dilakukan pada siklus I.

Keterangan:

Tanda (*) merupakan langkah dalam pembelajaran yang termasuk dalam model pembelajaran

kooperatif tipe Problem Solving.

Siklus II meliputi :

A. Perencanaan ulang.

Pada siklus II, kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada

kegiatan pembelajaran siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan

dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian. Siklus II

merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus I.

Setelah itu peneliti mencatat permasalahan dan kendala yang dihadapi saat

pembelajaran berlangsung dan merencanakan perbaikan berdasarkan refleksi siklus I.

B. Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan atau tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yang

diprogramkan, yaitu:

a) Melaksanakan tindakan sebagaimana pada siklus I sesuai hasil refleksi pada

siklus I.

b) Mengawasi siswa yang kurang aktif dengan bimbingan khusus.

c) Guru mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan-kesalahan

dan kesulitan yang dihadapi siswa.

Observer mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dan mencatat setiap

kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model pembelajaran Problem

Solving.

37

C Refleksi

a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.

b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model

pembelajaran problem solving.

c) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II, apakah pemberian

tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan.

3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknis tes

dan non tes.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik tes

Sudjana (2012:35) tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan

(tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes

tindakan). Teknis tes ini digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa.

Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda

yang akan diselenggarakan setelah siklus I selesai.

b. Teknik nontes

a) Observasi

“Observasi sebagai alat penilaian digunakan untuk mengukur tingkah laku

individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam

situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan” (Sudjana, 2009: 84). Dalam

observasi penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan

keterampilan guru dalam pembelajaran denganmenerapkan model problem

solving.

b) Dokumentasi

Sugiyono (2010:329) dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data

yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Peneliti

38

menggunakan metode ini untuk memperoleh data awal tentang nama siswa dan

nilai hasil ulangan siswa kelas 4 di SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga serta foto-foto

saat kegiatan pembelajaran kooperatif tipe problem solving diterapkan.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui

hasil belajar di kelas 4 dalam mata pelajaran Ipa di SD N Sidorejo Lor 06 Kota

Salatiga setelah menggunakan model pembelajaran problem solving adalah:

1) Tes

Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk tes pilihan ganda. Tes

pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif.

“Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar

atau paling tepat” (Sudjana, 2009: 48). Tes ini berfungsi untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan

tiap-tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian

39

Tabel 3.2

Kisi-Kisi instrumen soal evaluasi siklus I

Kompetensi

Dasar

Indikator Tingkat Kesukaran

Mudah Sedang Sukar

Teknik

Penila-

ian

Bentuk

Instru-

men

8.1

Mendeskripsik

an energi panas

dan bunyi yang

terdapat di

lingkungan

sekitar serta

sifat-sifatnya.

1. Menye-

butkan

sumber-

sumber

energi

panas.

2. Mengide

ntifi-kasi

sumber

energi

bunyi.

2 soal 10 soal 1 soal

- 6 soal 1 soal

Teknik

tes :

Pilihan

ganda

Teknik

tes :

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

40

Tabel 3.3

Kisi-kisi instrumen soal evaluasi siklus II

Kompetensi

Dasar

Indikator Tingkat Kesukaran

Mudah Sedang Sukar

Teknik

penilai-

an

Bentuk

Instrum

en

8.2

Menjelaskan

berbagai

energi

alternatif dan

cara

penggunaann

ya.

1. Menye-

butkan

macam-

macam

sumber

energi

alternatif.

2. Menyebut

kan

kegunaan

masing-

masing

energi

alternatif

2 soal 13 soal 1soal

- 6 soal -

Teknik

tes :

Pilihan

ganda

Teknik

tes :

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

2) Lembar Observasi

Kegiatan observasi harus dilaksanakan secara bersamaan dengan proses

pembelajaran. Dalam lembar observasi ini berisi hal-hal yang dapat mengukur

aktivitas serta ketrampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menngunakan

model pembelajaran problem solving. Lembar observasi diisi oleh observer dengan

memberi tanda centang dalam kolom. Jawaban dibentuk dalam model skor (skala

41

Likert) yaitu skor 4-1, skor yang menunjukkan sikap positif ,skor 4 baik sekali, 3

baik, 2 cukup dan 1 kurang.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Mengajar Guru

Langkah

pembelajaran

Langkah-langkah

pembelajaran

Problem Solving

Indikator No

Pra

Pembelajaran

Gurumengecek kesiapan ruang, alat

dan media pembelajran

Guru memimpin siswa berdoa

Guru mengecek kehadiran siswa

(presensi)

Guru memeriksa kesiapan siswa

1

2

3

4

Kegiatan Awal 1. M

enyampaikan

tujuan

pembelajaran

dan memotivasi

siswa

Guru melakukan apresepsi sesuai

dengan materi ajar

Guru memberikan motivasi kepada

siswa dengan tanya jawab

Guru menyampaikan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai

5

6

7

Kegiatan Inti 2. M

enyampaikan/me

Membimbing

dengan pembelajaran model

42

nyajikan materi Problem Solving

Guru menunjukkan penguasaan

materi pembelajaran

Guru menjelaskan materi dengan

menggunakan media pembelajaran

Guru menjelaskan tentang materi

pembelajaran secara runtut

Mengaitkan materi dengan relaitas

kehidupan

8

9

10

11

12

Kegiatan Akhir

3. M

egorganisasikan

siswa

dalam kelompok-

kelompok belajar

4. M

embimbing

kelompok dan

belajar

Guru membagikan siswa kedalam

beberapa kelompok

Guru menjelaskan aturan diskusi

kelompok

Guru mebimbing siswa dalam

kegiatan diskusi kelompok

Guru meminta perwakilan siswa

untuk mempresentasikan hasil

diskusi didepan kelas

Guru menanyakan pendapat tentang

hasil presentasi kelompok kepada

kelompok lain

Guru dan siswa menyimpulkan

materi pembelajaran

Guru menyampaikan materi yang

akan diajarkan untuk pertemuan

berikutnya

Guru menutup pelajaran dengan

salam penutup

13

14

15

16

17

18

19

20

43

Tabel 3.5

Kisi-kisi Observasi Lembar Aktivitas Siswa

Langkah Pembelajaran Indikator No

Pra

Pembelajaran

Mempersiapkan alat belajar 1

Kegiatan Awal Menjawab apresepsi dari guru

Memperhatikan secara seksama ketika guru

menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai

2

3

Kegiatan Inti Memperhatikan meteri yang dijelaskan oleh

guru

Aktif bertanya ketika proses pembelajaran

Adanya interaksi selama proses pembelajaran

Adanya interaksi positif antar siswa

Ketertarikan siswa terhadap materi yang

disajikan menggunakan alat peraga

Merasa senang dalam pembelajaran

Mengerjakan tugas kelompok yang diberikan

oleh guru

Berpartisipasi dalam kelompok

Keseriusan dalam kelompok

Bekerjasama sesama anggota kelompok

Mempresentasikan jawaban didepan kelas

Memberikan tanggapan kepada hasil jawaban

kelompok lain yang maju di depan kelas

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Kegiatan Akhir Mampu membuat kesimpulan dari

pembelajaran

Merefleksi pembelajaran

16

17

44

3.6. Validitas dan Reabilitas Instrumen

Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen berbentuk tes dan non

tes. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

(mengukur) itu valid.

3.6.1 Uji Validitas

Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis

diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Uji coba ini dilakukan dengan

menggunakan SPSS versi 16,0 for windows dan dapat dilakukan di sekolah lain pada

tingkatan kelas yang sama. Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur itu

mengukur apa yang ingin diukur dan sejauh mana hasil pengukuran relative konsisten

jika dikenakan pada suatu objek. Instrumen dikatakan valid artinya instrument

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat validitas

suatu instrumen dapat dikatakan valid jika memiliki koefisien corrected itemto total

correlations = 0,423. Penetapan koefisien korelasi (r) terdapat dalam tabel nilai-nilai

r product moment berdasarkan jumlah siswa. Berdasarkan tabel nilai-nilai r product

moment diperoleh nilai r untuk responden (N) = 45 (Arikunto, 2010:411). Berikut ini

no item yang dinyatakan valid dan tidak valid dari 35 item soal pilihan ganda :

Tabel 3.6

Hasil Validitas Item Soal Siklus I

Valid Tidak Valid

1, 2, 4, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 20,

21, 22, 25, 26, 28, 29, 30, 32, 34

3, 5, 6, 9, 15, 16, 17, 19, 23, 24, 27, 31,

33, 35

21 14

45

Tabel 3.7

Hasil Validitas Item Soal Siklus II

Valid Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 8, 10, 11, 13, 17, 18, 20, 22,

23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 34, 35

5, 6, 7, 9, 12, 14, 15, 16, 19, 21, 24, 31,

33

22 13

3.6.2 Uji Reabilitas

Suatu tes dikatakan reliabel apabila soal-soal tersebut menunjukkan hasil-hasil

yang mantap. Antara validitas dengan reliabelnya suatu soal berhubungan erat, yaitu

untuk memenuhi syarat reliabilitas, suatu soal harus valid dulu. Untuk menguji

reliabilitas instrument dilakukan analisis factorial dengan konstruk satu faktor untuk

setiap perangkat dengan merujuk teori koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach.

Menurut Sekaran (priyatno, 2010:98) kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas

instrument sebagai berikut:

≤ 0,7 : Tidak dapat diterima

0,7< a ≤ 0,8 : Dapat diterima

0,8< a ≤ 0,9 : Reabilitas bagus

> 0,9 : Reabilitas memuaskan

Tabel 3.8

Data Hasil Uji Validitas Siklus I

Bentuk Instrumen Koefisian Reliabilitas Kategori

Pilihan ganda 0,934 Reabilitas Bagus

46

I =

Tabel 3.9

Data Hasil Uji Validitas Siklus II

Bentuk Instrumen Koefisien Realibilitas Kategori

Pilihan ganda 0.955 Reabilitas Bagus

3.7 Taraf Kesukaran

Nana Sudjana (2012:135) menganalisis tingkat kesukaran soal artinya

mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana

yang termasuk mudah sedang dan sukar. Cara melakukan analisis untuk menentukan

tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.

Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka

semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya, semakin besar indeks yang diperoleh maka

semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut:

0,0 ­ 0,30 = soal kategori sukar.

0,31­ 0,70 = soal kategori sedang.

0,71 ­0,100 = soal kategori mudah.

Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan

uji reliabilitas instrumen dan hasil uji tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat

perhitungan selengkapnya pada lampiran.

47

Tabel 3.10

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

No Indeks ss Interpretasi Nomor Item Jumlah

1 0,0 ­ 0,30 Sukar 13, 20 2

2 0,31­ 0,70 Sedang 1, 4, 7, 8, 10, 11, 14, 18, 22,

25, 26, 28, 29, 30, 32, 34,35

17

3 0,71 ­0,100 Mudah 2, 12 2

Total 21

Tabel 3.11

Hasil Analisis Tingkat Kesukaram Soal Siklus II

No Indeks Interpretasi Nomor Item Jumlah

1 0,0 ­ 0,30 Sukar 20 1

2 0,31­ 0,70 Sedang 1, 2, 3, 4, 8, 10, 11, 13, 17, 18,

22, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32,

34

19

3 0,71 ­0,100 Mudah 2, 22 2

Total 22

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan data berupa nilai tes yang dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitif

yaitu berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis dan deskriptif kualitatif

yaitu berupa kata-kata atau penjelasan yang diperoleh dari lembar observasi.

Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan

nilai siklus I dan nilai siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil

deskripsi data.

48

Tabel 3.12

Tabel Kualifikasi Persentase Skor Observasi

Presentase skor yang diperoleh Kategori

80% ≤ μ ≤100% Tinggi

60% ≤ μ ≤79% Sedang

40% ≤ μ ≤ 59% Rendah

20% ≤ μ ≤ 39% Kurang

0% ≤ μ ≤ 19% Sangat rendah

3.9 Indikator Kerja

Dalam penelitian ini, sebagai patokan keberhasilan penelitian pada

pembelajaran IPA kelas 4 dengan menggunakan model pembelajaran problem solving

adalah: “Meningkatnya hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 06

Salatiga setelah melakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe problem solving yang ditandai rata-rata nilai hasil sesuai dengan KKM

yaitu 70 dan secara klasikal siswa yang mendapatkan nilai tersebut adalah sebanyak

80% dengan pokok bahasan energi panas dan energi bunyi”.