BAB III METODE PENELITIAN A. -...

17
Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Subang Jawa Barat. Pemberian treatment bentuk latihan rileksasi, imagery dan rileksasi-imagery dilakukan di salah satu ruangan yang ada di stadion PERSIKAS Kabupaten Subang yang beralamatkan di Jln. Pulau Bali No. 10 Subang. Pengamatan kinerja wasit dilakukan di lapangan sepak bola yang ada di wilayah Kabupaten Subang pada saat wasit memimpin pertandingan sepakbola. 2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah wasit sepakbola PSSI yang ada di Kabupaten Subang berjumlah 30 orang. Pada penelitian ini semua anggota populasi digunakan sebagai sampel penelitian yang akan dibagi ke dalam 3 kelompok. Penetapan kelompok dilakuan dengan teknik sample random sampling, Sugiono (2009, hlm. 82) menjelaskan bahwa Sample random sampling merupakan pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen dan sampel yang terpilih dianggap representatif”. Adapun cara yang digunakan dalam pengambilan sampel secara random sampling adalah menggunakan cara undian. Sampel kelompok A dengan perlakuan (treatment) latihan keterampilan psikologis rileksasi-imagery berjumlah 10 orang wasit. Sampel kelompok B dengan perlakuan (treatment) latihan keterampilan psikologis rileksasi berjumlah 10 orang wasit. Sampel kelompok C dengan perlakuan (treatment) latihan keterampilan psikologis imagery berjumlah 10 orang wasit. B. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 72) berpendapat bahwa “Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang tekendalikan.” Metode eksperimen merupakan metode yang cocok untuk penelian yang akan dilaksanakan karena ingin mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan. Lebih lanjut Arikunto (2010, hlm. 9) menjelaskan 69

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. -...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Subang Jawa Barat. Pemberian

treatment bentuk latihan rileksasi, imagery dan rileksasi-imagery dilakukan di salah satu

ruangan yang ada di stadion PERSIKAS Kabupaten Subang yang beralamatkan di Jln. Pulau

Bali No. 10 Subang. Pengamatan kinerja wasit dilakukan di lapangan sepak bola yang ada di

wilayah Kabupaten Subang pada saat wasit memimpin pertandingan sepakbola.

2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah wasit sepakbola PSSI yang ada di Kabupaten

Subang berjumlah 30 orang. Pada penelitian ini semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel penelitian yang akan dibagi ke dalam 3 kelompok. Penetapan kelompok dilakuan

dengan teknik sample random sampling, Sugiono (2009, hlm. 82) menjelaskan bahwa

“Sample random sampling merupakan pengambilan sampel anggota populasi dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan dilakukan bila anggota

populasi dianggap homogen dan sampel yang terpilih dianggap representatif”. Adapun cara

yang digunakan dalam pengambilan sampel secara random sampling adalah menggunakan

cara undian.

Sampel kelompok A dengan perlakuan (treatment) latihan keterampilan psikologis

rileksasi-imagery berjumlah 10 orang wasit. Sampel kelompok B dengan perlakuan

(treatment) latihan keterampilan psikologis rileksasi berjumlah 10 orang wasit. Sampel

kelompok C dengan perlakuan (treatment) latihan keterampilan psikologis imagery

berjumlah 10 orang wasit.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu

mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau

treatment. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 72) berpendapat bahwa “Metode eksperimen dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang tekendalikan.” Metode eksperimen

merupakan metode yang cocok untuk penelian yang akan dilaksanakan karena ingin

mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan. Lebih lanjut Arikunto (2010, hlm. 9) menjelaskan

69

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa, “Eksperimen selalu dimaksudkan dengan maksud untuk melihat akibat suatu

perlakuan.”

Dengan demikian, peneliti beranggapan bahwa metode eksperimen tepat digunakan

dalam penelitian ini sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh penerapan metode latihan

keterampilan psikologis berupa latihan keterampilan rileksasi, imagery dan rileksasi–imagery

dalam meningkatkan kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain the two control

groups and one experimental group pretest-post-test design. Sebagai gambaran, penulis

sajikan bentuk design penelitian yang digunakan seperti terlihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1.

The two control groups and one experimental group pretest-post-test design

Sumber : Cohen (2007, hlm. 278)

Keterangan:

O1, O3, O5: Tes awal kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola.

O2, O4, O6: Tes akhir kinerja wasit dalam memimpin pertandingan Sepakbola.

X1: Perlakuan latihan keterampilan psikologis dalam bentuk latihan rileksasi-imagery.

X2: Perlakuan latihan keterampilan psikologis dalam bentuk latihan rileksasi

X3: Perlakuan latihan keterampilan psikologis dalam bentuk latihan imagery

R : Subjek dipilih secara random

Penelitian ini dilakukan selama 7 Minggu (21x pertemuan) yang dilaksanakan setiap

hari Rabu, Sabtu dan Minggu terhitung dari tanggal 20 April –7 Juni 2014. Perlakuan

dilakukan atas dasar pendapat Sheard and Golby ( dalam Birrer & Morgan (2010, hlm. 79)

bahwa “Showed with 36 young elite swimmers asignificant post-PST performance

enhancement after a 7-week PST training program (imagery and relaxation)”.

Berdasarkan pendapat tersebut perlakuan latihan imagery, rileksasi, dan rileksasi-

imagery berpengaruh terhadap kinerja selama kurun waktu 7 Minggu. Maka melihat dari

hasil penelitian tersebut bahwa latihan keterampilan psikologis berupa latihan rileksasi,

Ekperimental RO1 X 1 O2

Control1 RO3 X2 O4

Control2 R05 X3 O6

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

imagery, dan rileksasi-imagery diharapkan dapat memberi pengaruh yang signifikan dalam

meningkatkan kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola.

1. Pre Test

Pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan yaitu penilaian kinerja wasit ketika

sedang memimpin pertandingan sepakbola. Pre test dilakukan untuk melihat sejauh mana

kemampuan wasit ketika sedang memimpin pertandingan sepakbola sebelum diberikannya

perlakuan. Untuk mendapatkan data kemampuan wasit ketika memimpin pertandingan

sepakbola, digunakan form penilaian kinerja wasit PSSI yang dinilai oleh pengawas

pertandingan. Setelah data diperoleh melalui instrument, kemudian data diolah dan

diinterpretasikan ke dalam skor pre test.

2. Perlakuan

Perlakuan dilakukan dengan penerapan metode latihan keterampilan psikologis dalam

bentuk latihan rileksasi, imagery, dan rileksasi-imagery. Perlakuan ini dilaksanakan 3 kali

seminggu pada wasit sepakbola PSSI Kabupaten Subang. Penerapan metode latihan

keterampilan psikologis ini bertujuan agar wasit dapat mengontrol emosi ketika mendapatkan

tekanan-tekanan atau pelecehan dari pemain, penonton dan ofisial pada saat memimpin

pertandingan sepakbola, dan wasit dapat lebih siap dalam mengalami berbagai situasi yang

ditemuinya dalam situasi pertandingan, oleh karena situasi-situasi tersebut kebanyakan sudah

berkali-kali ia praktekan dalam imajinasinya.

Berikut merupakan program, format perpertemuan dan materi perpertemuan untuk

perlakuan yang diberikan dalam rangka meningkatkan kinerja wasit dalam memimpin

pertandingan sepakbola, yang dilakukan sebanyak 21 kali pertemuan dalam Tabel program

3.1., format perpertemuan dan materi perpertemuan pada Tabel 3.2.

A. Rileksasi

Format ini merupakan format perpertemuan untuk melakukan latihan keterampilan

psikologis rileksasi, adapun format tersebut bisa dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Format Pertemuan Latihan Keterampilan Psikologis Rileksasi

PERTEMUAN KEGIATAN

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1-27 A. Pendahuluan (10 menit)

a. Doa

b. Penjelasan tentang program latihan yang akan di

lakukan.

B. Isi Materi Latihan (20-30menit)

Latihan Rileksasi Otot Progresif

a) Tahap Persiapan

b) Tahap Pelaksanaan

C. Penutup (10 menit)

a. Refleksi

b. feed back (evaluasi)

c. Doa

B. Imagery

1) Program perlakuan imagery dan materi pertemuan imagery merupakan program dan

materi yang diberikan untuk melaksanakan latihan keterampilan psikologis imagery,

adapun materi tersebut bisa dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Program dan Materi latihan Keterampilan Psikologis Imagery

Minggu Pertemuan Materi

1

1, 2 dan 3

Imagery : membayangkan seorang pemain, ofosial,

atau penonton, yang marah karena tidak puasnya

terhadap kepemimpinan wasit, ketika tim tersebut

dalam keadaan kalah.

2 4, 5 dan 6

imagery: membayangkan pengambilan keputusan

seluruh kejadian dengan tepat, benar dan tenang.

Tidak ada tekanan dari pemain, ofisial, dan

penonton.

3 7, 8 dan 9

imagery: Membayangkan pengambilan keputusan

seluruh kejadian dengan tepat, benar dan tenang.

Adanya tekanan dari pihak pemain, ofisial, dan

penonton.

4 10, 11 dan 12

imagery: membayangkan protes yang tidak

sewajarnya dari pemain, ofisial, dan penonton,

padahal keputusan yang diambil wasit ketika

memimpin pertandingan itu benar sesuai peraturan

permainan dari PSSI.

5 13, 14, dan 15

imagery: Membayangkan adanya protes yang tidak

sewajarnya dari pemain, ofisial dan penonton,

karena kekeliruan/kesalahan keputusan wasit di

lapangan, yang berakibatkan kalahnya salah satu

tim.

16, 17 dan 18

imagery: Membayangkan pengambilan keputusan

seluruh kejadian dengan tepat, benar dan tenang.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 Tetapi terjadi kejadian berhentinya pertandingan

beberapa saat karena ulah antar suporter yang

bersitegang sehingga berpengaruh dan mengganggu

jalannya pertandingan.

7 19, 20, dan 21

imagery: Membayangkan adanya protes yang tidak

sewajarnya dari pemain, ofisial dan penonton,

karena kekeliruan/kesalahan keputusan wasit di

lapangan, yang berakibatkan pertandingan terhenti

karena ketidakpuasan dari kepemimpinan wasit.

2) Format perpertemuan imagery merupakan format yang diberikan untuk melaksanakan

latihan keterampilan psikologis imagery, adapun format tersebut bisa dilihat pada Tabel

3.3.

Tabel 3.3.

Format latihan Keterampilan Psikologis Imagery

PERTEMUAN KEGIATAN

A. Pendahuluan (10 menit)

a. Doa

b. Penjelasan tentang program latihan yang akan di

lakukan.

B. Isi Materi Latihan (20-30menit)

Latihan dasar imagery mental

a) Latihan berpasangan untuk saling

membayangkan (ciri wajah, pakaian, sepatu,

posisi duduk, dan lain-lain sedetil mungkin)

b) Latihan membayangkan suasana ketika akan

memimpin pertandingan.

c) Latihan sama dengan butir satu, tetapi fokuskan

pandangan pada wajah saja.

d). Latihan imagery khusus

C. Penutup (10 menit)

a. Refleksi

b. feed back (evaluasi)

c. Doa

C. Rileksasi-Imegery

1) Program perlakuan rileksasi-imagery dan materi pertemuan rileksasi-imagery

merupakan program dan materi yang diberikan untuk melaksanakan latihan

keterampilan psikologis rileksasi-imagery, adapun materi tersebut bisa dilihat pada

Tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Program dan Materi latihan Keterampilan Psikologis Rileksasi-Imagery

Minggu Pertemuan Materi

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

1, 2 dan 3

Rileksasi-Imagery : membayangkan seorang

pemain, ofosial, atau penonton, yang marah karena

tidak puasnya terhadap kepemimpinan wasit, ketika

tim tersebut dalam keadaan kalah.

2 4, 5 dan 6

Rileksasi-imagery: membayangkan pengambilan

keputusan seluruh kejadian dengan tepat, benar dan

tenang. Tidak ada tekanan dari pemain, ofisial, dan

penonton.

3 7, 8 dan 9

Rileksasi-imagery: Membayangkan pengambilan

keputusan seluruh kejadian dengan tepat, benar dan

tenang. Adanya tekanan dari pihak pemain, ofisial,

dan penonton.

4 10, 11 dan 12

Rileksasi-imagery: membayangkan protes yang

tidak sewajarnya dari pemain, ofisial, dan penonton,

padahal keputusan yang diambil wasit ketika

memimpin pertandingan itu benar sesuai peraturan

permainan dari PSSI.

5 13, 14, dan 15

Rileksasi-imagery: Membayangkan adanya protes

yang tidak sewajarnya dari pemain, ofisial dan

penonton, karena kekeliruan/kesalahan keputusan

wasit di lapangan, yang berakibatkan kalahnya salah

satu tim.

6 16, 17 dan 18

Rileksasi-imagery: Membayangkan pengambilan

keputusan seluruh kejadian dengan tepat, benar dan

tenang. Tetapi terjadi kejadian berhentinya

pertandingan beberapa saat karena ulah antar

suporter yang bersitegang sehingga berpengaruh dan

mengganggu jalannya pertandingan.

7 19, 20, dan 21

Rileksasi-imagery: Membayangkan adanya protes

yang tidak sewajarnya dari pemain, ofisial dan

penonton, karena kekeliruan/kesalahan keputusan

wasit di lapangan, yang berakibatkan pertandingan

terhenti karena ketidakpuasan dari kepemimpinan

wasit.

1) Format perlakuan rileksasi-imagery merupakan format yang diberikan untuk

melaksanakan latihan keterampilan psikologis rileksasi-imagery, adapun Format tersebut

bisa dilihat pada Tabel 3.5.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5.

Format Latihan Keterampilan Psikologis Rileksasi-Imagery

PERTEMUAN KEGIATAN

1-27 D. Pendahuluan (10 menit)

a. Doa

b. Penjelasan tentang program latihan yang akan di

lakukan.

B. Isi Materi Latihan (20-30menit)

a. Latihan Rileksasi dan imagery

1. Latihan Rileksasi otot progresif

a) Tahap Persiapan

b) Tahap Pelaksanaan

2. Latihan dasar imagery mental

a) Latihan berpasangan untuk saling

membayangkan (ciri wajah, pakaian, sepatu,

posisi duduk, dan lain-lain sedetil mungkin)

b) Latihan membayangkan suasana ketika akan

memimpin pertandingan.

b) Latihan sama dengan butir satu, tetapi

fokuskan pandangan pada wajah saja.

b. Latihan imagery khusus

C. Penutup (10 menit)

a. Refleksi

b. feed back (evaluasi)

c. Doa

3. Post Test

Post-test dilakukan setelah program metode latihan keterampilan psikologis selesei

diberikan. Sampel dinilai kembali kinerjanya ketika sedang memimpin pertandingan

sepakbola. Selanjutnya data dianalisis untuk menguji hipotesis.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Definisi operasional

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah dalam penelitian ini, penulis perlu

mendefinisikan secara operasional. Maka penulis membatasi beberapa istilah yang

digunakan, dalam penelitian ini hanya treatment dengan latihan keterampilan psikologis

berupa latihan rileksasi dan imager terhadap kinerja wasit dalam memimpin pertandingan

sepak bola.

1. Latihan Keterampilan Psikologis. Menurut Chee (dalam Komarudin, 2013, hlm. 4) latihan

keterampilan psikologis adalah "Psychological skill training (PST) is the deliberate,

systematic practice of strategies and methods designed to enhance an athlete's

performance, by enhancing their psychological skills". Maksud pendapat tersebut

menekankan bahwa, latihan keterampilan mental berhubungan dengan teknik kognitif-

somatik secara umum yang meliputi latihan mental, imagery mental dan visualisasi,

latihan gerak visual, terapi kognitif, bio-feedback relaksasi otot secara progresif, dan

meditasi. Selain itu Komarudin juga menjelaskan tentang latihan keterampilan

psikologis adalah “Suatu program pelatihan yang disusun dan dirancang secara sistematis

agar wasit dapat menguasai dan mempraktikan keterampilan-keterampilan mental yang

berguna untuk meningkatkan performa dalam olahraga”. Latihan keterampilan psikologis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah latihan keterampilan psikologis berupa lathan

rileksasi-imagery.

2. Relaksasi. Menurut pendapat Setyobroto (1989, hlm. 105) rileksasi adalah "Keadaan yang

ditandai dengan tidak adanya aktivitas dan ketegangan". Sedangkan menurut Davies

(dalam Komarudin, 2013:105) menjelaskan relaksasi adalah: " ... a state of controlled and

relatively stable level of arousal which is lower than that of the normal waking state".

Menurut pendapat tersebut seseorang dikatakan rileks apabila ketergugahannya selalu

terkendali dan relatif stabil atau lebih rendah dalam keadaan normal. Relaksasi menurut

Cashmore (dalam Komarudin, 2013, hlm. 104) berasal dari bahasa latin yaitu "re" (once

more), dan "laxis" (loose). Maksud "re" pada pendapat tersebut berarti sekali lagi atau

kembali. Sedangkan "laxis" berarti bebas, lepas, atau longgar. Relaksasi menurut arti kata

tersebut berarti kembali rileks. Maka dengan itu relaksasi adalah suatu bentuk terapi

dengan menekankan upaya mengantar dan mengajar pasien bagaimana caranya dia harus

beristirahat dan bersantai, dengan asumsi bahwa beristirahatnya otot-otot dapat membantu

mengurangi tegangan psikologis.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Imagery. Menurut Singgih (1996, hlm. 109) imagery adalah “mental dimaksudkan untuk

melatih wasit membuat gerakan-gerakan yang benar melalui imajinasi, setelah gerakan-

gerakan dimatangkan dalam imajinasi kemudian benar-benar dilaksanakan untuk

dievaluasi”. Mental imagery dapat memberikan manfaat yang positif bagi seseorang, yaitu

dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan dapat mengontrol emosi ketika mendapatkan

tekanan-tekanan dari para pemain, yang selanjutnya akan meningkatkan kinerjawasit pada

saat memimpin sebuah pertandingan. Maka dengan itu imagery adalah teknik yang biasa

digunakan oleh psikolog olahraga untuk membantu seseorang memvisualisasikan atau

melatih mental berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan, praktek imagery

dilakukan dengan cara memberikan kebebasan untuk berimajinasi menggunakan

fikirannya untuk melihat dan membayangkan segala kemungkinan yang dapat terjadi pada

saat pertandingan. Imagery digunakan untuk membantu wasit membuat visualisasi yang

lebih nyata berkaitan dengan pertandingan atau kompetisi yang akan dijalaninya..

4. Kinerja. Menurut Mangkunegara (2000, hlm. 67) kinerja adalah “Hasil kualitas yang

dicapai dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan”. Sedangkan

menurut Fauzee (2009:17) kinerja adalah “Hasil atau tingkat keberhasilan seseorang

secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan

dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria

yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”. Dari pengertian

mengenai kinerja tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai oleh

seseorang di dalam suatu kerja yang telah dilakukannya. Kinerja yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kinerja wasit sepakbola ketika memimpin jalannya suatu

pertandingan. Pengambilan data kinerja dilakukan disesuaikan dengan from penilaian

wasit yang digunakan oleh PSSI .

5. Wasit. Menurut Komisi wasit Pengrov Jabar Yuli (2008, hlm. 30-32) wasit adalah "a)

Penegak atau pengantara, b) Penentu atau pemimpin (dalam suatu pertandingan), c)

Pemisah, pelerai, pendamai (antara yang berselisih)". Sedangkan pengertian wasit

menurut situs wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (pengertian wasit) wasit

adalah “Seseorang yang memiliki wewenang untuk mengatur jalannya

pertandingan olahraga. Ada bermacam-macam istilah wasit, dalam bahasa Inggris

dikenal referee, umpire, judge, atau linesman".

D. Instrumen Penelitian

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penentuan alat ukur untuk menilai kinerja wasit, penulis menggunakan From penilaian

wasit yang digunakan atau berlaku di PSSI. Form ini merupakan form resmi yang

dikeluarkan oleh FIFA yang digunakan oleh PSSI untuk mengukur kinerja wasit sepakbola

saat memimpin pertandingan. Hal–hal penting dalam form penilaian wasit ini adalah

mengacu kepada seluruh komponen penting yang ada selama pertandingan berlangsung, yaitu

1) posisi dan mekanisme official, 2) kontrol game, 3) signal/isyarat wasit, 4) keberanian,

karakter, dan konsentrasi, 5) ketepatan pengambilan keputusan. Instrumen ini tidak perlu lagi

diuji Validitas dan Reliabilitas, dikarenakan instrumen ini sudah baku yang dikeluarkan oleh

FIFA dan sering digunakan oleh PSSI untuk menilai kinerja wasit.

2. Limitasi Penelitian

Dalam penelitian perlakuan yang diberikan adalah penerapa metode latihan

keterampilan psikologis dalam meningkatkan kinerja wasit dalam memimpin pertandingan

sepakbola. Namun terlepas dari hal itu hasil eksperimen dari subjek manusia mempunyai

kemungkinan besar bervariasi, apabila peneliti tidak bisa memisahkan antara variabel yang

diperlukan dari variabel luar di sekitar proses eksperimen. Menurut Sukardi (2003, hlm.188)

suatu eksperimen dikatakan valid apabila “1) Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh

karena variabel bebas yang dimanipulasi secara sistematis; 2) hasil akhir eskperimen harus

dapat digeneralisasi pada kondisi eksperimen yang berbeda.” Sukardi (2003, hlm 188)

menambahkan “Ada dua syarat agar hasil suatu eksperimen dapat mencapai hasil yang baik

dan tidak bervariasi. Kedua syarat yang dimaksud adalah perlunya validitas internal dan

validitas eksternal yang terjaga selama proses penelitian eksperimen.”

Dalam penelitian eksperimen Sukardi (2003, hlm. 178) menjelaskan “variabel-variabel

yang ada termasuk variabel bebas atau independent variable dan variable terikat independent

variable sudah ditentukan oleh peneliti sejak dari awal.” Di dalam penelitian ini yang

menjadi variabel bebas adalah penerapan latihan keterampilan psikologis berupa latihan

rileksasi-imegery, sedangkan variabel terikat adalah kinerja wasit dalam memimpin

pertandingan sepakbola. Suatu penelitian dikatakan mempunyai validitas internal tinggi

apabila kondisi berbeda pada variabel terikat (kinerja wasit dalam memimpin pertandingan

sepakbola) dari subjek yang diteliti merupakan hasil langsung dari adanya pengaruh variabel

bebas (penerapan latihan keterampilan psikologis berupa latihan rileksasi-imegery). Jadi,

dengan kata lain validitas internal tinggi apabila hasil kinerja wasit dalam memimpin

pertandingan sepakbola, hanya disebabkan adanya pengaruh dari variabel bebas.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukardi (2003, hlm. 188) menjelaskan tentang validitas internal penelitian eksperimen

terjadi karena adanya delapan faktor penting sebagai sumber variasi antara lain:

1. Faktor sejarah atau history dari subyek yang diteliti,

2. Seleksi

3. Maturasi

4. Testing

5. Instrumentasi

6. Kehilangan subyek

7. Lokasi

8. Regresi Statistik

Kedelapan faktor ini perlu dikontrol agar variabel yang direncanakan dapat

mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel terikat.

Lanjut Sukardi (2003, hlm. 189) menjelaskan tentang variabel eksternal antara lain:

1. Dampak reaktif suatu testing

2. Efek interaksi bias seleksi

3. Efek reaktif pengaturan eksperimen

4. Inferensi perlakuan jamak (ganda)

Validitas eksperimen yang baik mestinya mengandung kedua validitas tersebut secara

proporsional, walaupun itu tidak dapat dicapai secara sempurna. Lebih jelas lagi tentang

validitas internal dan validitas eksternal dengan cara pengontrolannya, salah satu karakteristik

penelitian yang bersifat eksperimental ialah memungkinkan bagi peneliti melakukan

rnanipulasi dan mengontrol variabel yang tidak dapat dilakukan dalam jenis-jenis penelitian

deskriptif ataupun eksploratori. Manipulasi variabel mempunyai arti bahwa peneliti

memberikan suatu perlakuan (treatment) tertentu terhadap variabel bebas yang akan diukur

pengaruhnya terhadap variabel terikat. Tujuan memanipulasi suatu variabel bebas ialah

peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh pemberian perlakuan yang berbeda variabel

bebas terhadap variabel terikat yang dipengaruhinya. Dengan melakukan manipulasi variabel

bebas, maka peneliti akan dapat mengetahui perlakuan mana yang paling efektif hasilnya.

Sedangkan, mengontrol variabel mempunyai arti peneliti melakukan pengendalian

sedemikian rupa sehingga peneliti dapat menghilangkan pengaruh variabel tersebut agar tidak

mempengaruhi proses pengukuran pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Tujuan

mengontrol variabel ialah untuk menghilangkan bias yang kemungkinan muncul karena

pengaruh variabel tersebut yang tidak dikehendaki oleh peneliti.

Salah satu teknik dalam melakukan manipulasi dan mengontrol variabel ialah dengan

cara membuat kelompok pengendali atau pembanding dengan adanya kelompok pengendali

maka peneliti akan dapat mengontrol kemungkinan munculnya faktor-faktor yang dapat

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempengaruhi proses penilaian yang valid terhadap efek kondisi perlakuan yang dikenakan

pada kelompok atau obyek yang sedang diteliti.

Oleh karena itu, dalam penelitan eksperimen ini sangat memungkinkan untuk

mengendalikan variabel-variabel luar yang mengancam validitas internal dan validitas

eksternal hasil eksperimen. Pada umumnya dikenal 2 macam standar validitas internal dan

eksternal. Validitas internal mempertanyakan sampai sejauh mana suatu alat ukur berhasil

mencerminkan obyek yang akan diukur pada suatu setting tertentu. Sementara itu, validitas

eksternal lebih terkait dengan keberhasilan suatu alat ukur yang cukup valid mengukur objek

pada suatu setting tertentu, apakah juga valid untuk mengukur objek yang sama pada setting

yang berbeda. (Bungin,2003:58 dalam http://js.unikom.ac.id/rb/bab9.html).

a) Validitas Internal

Menurut Rusefendi (1994) validitas internal adalah validitas yang berkenaan dengan

keabsahan atau validitas hasil suatu percobaan. Apakah hasil percobaan atau hasil perlakuan

yang nampak pada variabel terikat benar-benar disebabkan oleh variabel bebasnya atau ada

pengaruh dan variabel luar? Definisi lain mengatakan bahwa tingkat dimana hasil penelitian

dapat dipercaya kebenarannya. Validitas internal dinyatakan dengan apakah penelitian yang

dilakukan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengendalian terhadap validitas internal dimaksudkan agar hasil penelitian yang

diperoleh dapat mencerminkan hasil perlakuan yang diberikan dan dapat digeneralisasi ke

populasi pensampelan. Pengendalian Validitas internal sangat dibutuhkan agar hasil

penelitian yang diperoleh benar-benar merupakan akibat dari perlakuan yang diberikan.

Beberapa variabel yang mengancam validitas internal dalam penelitian eksperimen antara

lain adalah:

1) History

Faktor history mengacu pada kejadian-kejadian yang sedang terjadi di lingkungan pada

waktu yang sama ketika variabel yang sedang dibuat eksperimen sedang diuji atan dilakukan

pengukuran sehingga sangat mungkin hasil eksperimen akan terganggu atau terkotori oleh

adanya kejadian tersebut, Pengaruh dari “History” ini dapat dikontrol melalui pengacakan

dan melalui pemberian perlakuan dalam jangka waktu yang sama.

2) Seleksi

Dalam pemilihan subyek penelitian rnungkin terjadi kesalahan. Kemampuan awal

kelompok yang satu mungkin berbeda dengan kemampuan awal kelompok yang lain.

Akibatnya validitas internal hasil penelitian akan terancam. Ancaman ini dapat diatasi dengan

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemilihan subyek yang benar-benar setara, misalnya pemilihan subyek secara acak atau

melalui penggunaan kelompok sepadan.

3) Maturasi (Kematangan)

Maturasi mempunyai pengertian bahwa adanya proses perubahan yang terjadi pada

obyek yang sedang diteliti (responden) pada saat mereka sedang berpartisipasi dalam

penelitian eksperimen. Biasanya hal ini terjadi pada penelitian yang memerlukan waktu

panjang. Orang-orang yang dijadikan obyek penelitian atau responden secara terus menerus

berubah baik secara fisik maupun mental. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

responden ini dapat mengakibatkan bias pada hasil pengukunannya. Vaniabel ini dapat

dikendalikan dengan cara antara lain pengacakan subyek atau melalui pemberian perlakuan

dalam jangka waktu tidak terlalu lama, sehingga subyek penelitian tidak sampai mengalami

perubahan fisik dan mental yang dapat mempengaruhi hasil perlakuan.

4) Testing

Testing mengacu pada efek-efek yang terjadi karena adanya pre tes yang mendahului

tes yang sebenarnya yang akan dikenakan pada para responden. Kegiatan pre tes ini akan

mempengaruhi para responden dalam mengerjakan tes yang sebenarnya. Terdapat

kemungkinan adanya kecenderungan bagi individu yang sudah melakukan pre tes akan lebih

balk hasilnya dalam mengerjakan tes yang sebenarnya.

5) Instrumentasi

Penggunaan instrumen penelitian adakalanya dapat mengancam validitas internal

hasil perlakuan. Misalnya, penggunaan instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel,

penggunaan instrumen yang berbeda pada kelompok-kelompok subjek penelitian. Pengaruh

dan instrumen ini dapat dikontrol dengan cara menggunakan instrumen yang valid dan

reliabel dan penggunaan instrumen yang sama pada kelompok-kelompok subyek.

6) Kehilangan Subyek

Ancarnan ini terjadi apabila dalam proses pelaksanaan eksperimen beberapa anggota

kelompok keluar karena atasan-alasan tertentu. Misal subyek yang keluar pada kelompok

eksperimen merniliki skor rendah pada tes awal maka pada tes akhir rata-rata kelompok

eksperimen akan meningkat. Bukan karena hasil perlakuan tetapi karena keluarnya beberapa

subyek yang mempunyai skor rendah.

7) Lokasi

Ancaman lokasi penelitian terjadi karena pemilihan lokasi yang berbeda, baik dan

segi ketersedian fasilitas latihan, kemampuan melatih, tingkat kecerdasan wasit, dan lain-lain.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh lokasi penelitian ini dapat dikendalikan melalui pemilihan lokasi lathan yang

memiliki kualifikasi yang sama, tempat yang memiliki fasilitas dan kondisi latihan yang sama

dan tempat yang memiliki wasit yang berkemampuan yang setara.

8) Regresi Statistik

Regresi statistik disebut juga menurun ke rata-rata, adalah merupakan suatu fenornena

yang kadang-kadang terjadi sebagai akibat dari penetapan subjek eksperimen berdasarkan

skor tertinggi dan skor terendah pada tes awal. Hal ini disebabkan oleh antara lain: kesalahan

pemilihan subyek dan kesalahan dalam penggunaan instrumen. Untuk mengatasi masalah ini

maka peneliti perlu berhati-hati dalam mernilih subyek penelitian serta menggunakan

instrumen yang valid dan reliabel baik pada tes awal ataupun pada test akhir.

b) Validitas Eksternal

Validitas eksternal mempunyai arti adanya generalitas atau kemampuan mewakili

(populasi) hasil penelitian, yang mana hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam konteks

waktu, tempat dan kelompok orang (obyek penelitian) yang berbeda. Hanya penelitian yang

mempunyai validitas eksternal yang hasil dapat dikatakan mencerminkan populasi.

Pengendalian terhadap validitas eksternal dimaksudkan agar hasil penelitian dapat

digeneralisasikan atau dapat diberlakukan ke situasi lain yang belum diteliti. Validitas

eksternal terdiri atas validitas populasi dan validitas ekologis. Validitas populasi artinya suatu

hasil penelitian dapat digeneralisasikan kepada populasi pensampelan atan kepada populasi

lain yang memiliki ciri khas yang sama meskipun populasi itu belum diteliti. Validitas

ekologis berarti suatu hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke lingkungan lain yang lebih

luas. Agar memiiiki validitas ekologis maka peneliti harus secara lengkap menguraikan

tentang kondisi pelaksanaan eksperimen itu, sehingga para pembaca dapat menilai sejauh

mana hasil eksperimen tersebut dapat diterapkan ke situasi lain.

Penelitian akan kehilangan validitas eksternal jika kesalahan-kesalahan di bawah ini

terjadi:

1) Dampak Reaktif Suatu Testing

Jika peneliti mengenakan kegiatan pretest yang dapat mempengaruhi para responden

yang sedang diteliti dalarn suatu penelitian eksperimental, maka dampak perlakuan dapat

dipengaruhi oleh sebagian kegiatan pretest tersebut. Jika pretest tidak dilakukan, maka

dampak perlakukan tidak akan sama.

2) Efek lnteraksi Bias Seleksi

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika peneliti membuat kesalahan dalam penarikan sampel yang mengakibatkan

sampel tersebut tidak mewakili populasi yang lebih besar, maka peneliti akan mengalami

kesulitan dalam menggeneralisasi penemuan-penemuan studinya dari tingkatan sampel ke

populasi. Contoh: jika peneliti mengambil sampel dari suatu bagian daerah A, maka hasilnya

tidak akan valid jika diterapkan ke bagian yang lain di daerah tersebut.

3) Efek Reaktif Pengaturan Eksperimen

Peneliti dalam melakukan pengaturan eksperimen secara sengaja atau tidak sengaja

dapat menciptakan suatu kondisi yang bersifat dibuat-buat untuk membatasi kemungkinan

hasil penelitian yang dapat digeneralisasi dalam pengujian suatu perlakuan yang bukan

eksperimen.

4) Inferensi Perlakuan Jamak (ganda)

Dalam melakukan studi peneliti memberikan beberapa perlakuan secara bersamaan

kepada para responden dimana perlakuan-perlakuan tersebut dapat berupa perlakukan yang

bersifat eksperimental atau bukan eksperimental; perlakuan-perlakuan tersebut dapat

berinteraksi dengan berbagai cara sehingga dapat menyebabkan keterwakilan dampak

perlakukan tersebut berkurang.

Pengendalian terhadap validitas ekologis meliputi: Pengaruh perlakuan ganda,

dikontrol dengan memberikan perlakuan yang sama atau hanya dengan memberikan satu

perlakuan kepada masing-masing kelompok subyek. Pengaruh subyek mengetahui status

mereka dalam eksperimen, dikontrol dengan tidak rnemberitahukan keterlibatan subyek

eksperimen dan/atau subyek eksperimen disesuaikan dengan kondisi yang sebenamya.

Pengaruh ciri khas dalam subyek eksperimen dikendalikan dengan menggunakan subyek

yang sama atau yang memiliki kemampuan yang setara sebagai subyek eksperimen, baik

pada kelompok eksperimen ataupun pada kelornpok kontrol.

Untuk memastikan bahwa penelitian menghasilkan laporan yang valid, maka

keseluruhan ancaman validitas di atas harus dikendalikan oleh peneliti. Teknik yang

digunakan sangat beragam, tergantung dan kebutuhan dan jenis ancaman yang muncul.

Kekuatan penelitian bisa diketahui dari validitas baik internal maupun eksternalnya.

Validitas internal adalah keyakinan terhadap hubungan sebab akibat atau pengaruh dalam

desain penelitian yang dilakukan. Validitas eksternal adalah berkenaan dengan kemampuan

digeneralisasinya hasil penelitian pada lingkungan, orang, atau peristiwa lain. Ancaman yang

mempengaruhi validitas internal adalah history effects, maturity effect, testing effect,

instrumentation effects, selection effects, statistical regression, dan mortality. Ancaman yang

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempengaruhi validitas eksternal adalah perbedaan situasi lingkungan penelitian, dan

perbedaan subyek penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan, dan

tahap akhir penelitian

a. Tahap Persiapan Penelitian

1. Mempersiapkan rancangan desain proposal penelitian

2. Orientasi lapangan, yaitu dengan menghubungi PSSI sebagai organisasi terkait

penelitian dengan masksimal untuk memperoleh izin penelitian.

3. Melakukan pengamatan dan wawancara untuk memperoleh data banyaknya responden

yang dijadikan sampel penelitian.

4. Mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan yang berhubungan dengan

variabel penelitian.

5. Penentuan populasi dan sampel penelitian

6. Penyusunan instrumen penelitian

7. Uji coba instrumen penelitian

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

1. Memberikan tes awal untuk mengukur kinerja wasit sebelum diberikannya perlakuan

(treatment t).

2. Memberikan perlakuan yaitu dengan memberikan latihan rileksasi, imagery dan

rileksasi-imagery selama 7 Minggu.

3. Memberikan tes akhir untuk mengukur peningkatan kinerja wasit sepakbola ketika

memimpin suatu pertandingan.

c. Tahap Akhir Penelitian

1. Melakukan pengumpulan data

2. Menganalisis data dengan menggunakan tehnik analisis data yang tepatdan menguji

hipotesis penelitian.

3. Mendeskrpsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian sebagai sebuah karya

ilmiah.

4. Membuat kesimpulan hasil penelitian.

F. Analisis Data

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/14677/6/S_POK_1201282_Chapter3.pdfDeni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan

Deni Mudian, 2014 Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis Untuk Meningkatan Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

`Dalam melakukan perhitungan analisis data, peneliti menggunakan program SPSS.

Adapun prosedur analisis data sebagai berikut :

1. Deskripsi Data

Deskripsi data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dan

muthlak dilakukan. Data yang terkumpul dari lapangan, selanjutnya diolah dengan

menggunakan pendekatan statistik yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Tujuan dari

pengolahan tersebut adalah supaya data yang sudah terkumpul mempunyai makna dan

bisa menarik kesimpulan.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah menguji data sebelum data benar-benar diolah untuk mendapatkan

jawaban dari masalah yang diajukan dalam penelitian, maka harus dilakukan pengujian

terlebih dahulu apakah data tersebut menyebar secara normal atau tidak.

3. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua

buah distribusi atau lebih.

4. Uji paired test

penghitungan untuk mengetahui peningkatan nilai sebelum treatment dan sesudah

treatment.

5. Uji Anova

Apabila Kelompok penelitian lebih dari dua, maka analisis yang digunakan adalah

Anova, yaitu menganalisis perbedaan lebih dari dua kelompok secara simultan.

6. Uji signifikan

Uji signifikansi merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji kebenaran atau

kesalahan dari hasil hipotesis nol dari sampel. Ide dasar yang melatar belakangi

pengujian signifikansi adalah uji statistik (estimator) dari distribusi sampel dari suatu

statistik di bawah hipotesis nol. Keputusan untuk mengolah H0 dibuat berdasarkan nilai

uji statistik yang diperoleh dari data yang ada (Gujarati, 1995).