BAB III METODE PENELITIAN A. Metode...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Metode...
Alan Amanda, 2014
PERBANDINGAN METODE LATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN ENVELOPE RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian
turut menentukan ketercapaian tujuan penelitian. Sebelum peneliti
mendapatkan data dan mengetahui hasil dari permasalahan penelitian tersebut
tentu kita terlebih dahulu harus mengetahui jenis metode apa yang akan digunakan
nantinya.
Banyak metode yang digunakan peneliti dalam mengadakan penelitian
suatu masalah, Sedangkan metode yang digunakan penulis dalam penelitian
ini adalah metode eksperimen. Mengenai metode eksperimen Arikunto
(2002:03) mengungkapkan bahwa “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari
hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor
yang menggangu”. Sugiyono (2007:107) mengungkapkan bahwa “Eksperimen
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (1995) “metode eksperimen adalah
cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari”.
Dari beberapa definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
eksperimen adalah suatu metode yang digunakan dalam melakukan penelitian
untuk mencari hasil pengaruh dengan memberikan perlakuan.
Penulis menggunakan metode eksperimen karena dalam penelitian ini
penulis ingin melihat pengaruh dari suatu perlakuan. Dalam penelitian ini terdapat
dua variabel bebas yaitu model latihan zig-zag run dan envelope run yang akan
dicobakan untuk diketahui apakah terdapat pengaruh peningkatan yang
signifikan terhadap satu variabel terikat yaitu kelincahan (agility) pemain
sepakbola. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penelitian ini adalah:
36
Alan Amanda, 2014
PERBANDINGAN METODE LATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN ENVELOPE RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Kelompok sampel pada awal eksperimen harus dimulai dari
kondisi dan keterampilan yang sama/seimbang.
2. Perlakuan dalam masa eksperimen harus sama dari awal sampai akhir.
3. Alat ukur yang digunakan pada tes awal dan tes akhir harus sama.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka diharapkan
data yang dikumpulkan memberikan gambaran yang objektif dari kelompok
sampel tersebut mengenai aspek-aspek yang diukur.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2011:80). Sedangkan menurut Arikunto (2010:173) yaitu: "Populasi adalah
keseluruhan objek penelitian". Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah siswa SMK Negeri 2 Kota Bandung yang mengikuti kegiatan
ekstakulikuler sepakbola dan berjumlah 24 orang.
Pembinaan atlet sepakbola di SMKN 2 Kota Bandung saat ini masih
terbilang belum maksimal, terlihat dari pencapaian prestasinya dalam cabang
olahraga sepakbola masih sangat jauh dari harapan. Kondisi seperti ini salah
satunya diakibatkan oleh kemampuan fisik para pemain yang kurang prima
sehingga diindikasikan bahwa latihan kondisi fisik di tim sepakbola SMKN 2
Kota Bandung kurang maksimal, dan hasil observasi peneliti di SMKN 2 Kota
Bandung, pelatih dalam memberikan latihan hanya terpusat atau terpatok
pada pola melatih kemampuan teknik itu saja, dan tidak memperhatikan
unsur-unsur kondisi fisik yang mampu memberikan pengaruh terhadap
kemampuan teknik tersebut.
Data peningkatan kemampuan kelincahan siswa yang mengikuti
ekstrakulikuler sepakbola di SMKN 2 Kota Bandung yang diujikan dengan
menggunakan dengan tes Illinois Agility Run yang diperoleh dari setiap siswa
37
Alan Amanda, 2014
PERBANDINGAN METODE LATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN ENVELOPE RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
setelah mengikuti program latihan dengan metode zig-zag run dan envelope run.
Sebelum siswa mengikuti program latihan, terlebih dahulu dilakukan tes awal agar
mengetahui sejauh mana kemampuan mereka. Data tes peningkatan kelincahan
siswa yang mengikuti eksrakulikuler sepakbola di SMKN 2 Kota Bandung
diperoleh dari hasil tes akhir, setelah perlakuan diberikan, sehingga merupakan
hasil dari proses latihan.
2. Sampel
Penarikan sampel dari populasi untuk mewakili populasi disebabkan untuk
ditarik kesimpulan sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Arikunto
(2010:174) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian atau wakil dari
populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2011:118) "sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi".
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel
(Sugiyono,2001: 56). Margono (2004: 125) menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan teknik sampling yaitu : ”Cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representative”. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Dari pendapat para ahli tersebut peneliti mengambil sampel dengan
menggunakan teknik total sampling atau sampel jenuh. Yang dimaksud total
sampling disini adalah peneliti menggunakan semua populasi sebagai sampel,
seperti yang diungkapkan Sugiyono (2001: 61) “sampling jenuh yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Hal
ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah
lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel.
Dengan demikian yang menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh siswa
yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola di SMK Negeri 2 Kota Bandung yang
berjumlah 24 siswa, kemudian sampel dibagi menjadi 2 kelompok A dan B
38
Alan Amanda, 2014
PERBANDINGAN METODE LATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN ENVELOPE RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan pembagian kelompok secara random, masing-masing kelompok terdiri
dari kelompok A = 12 siswa, kelompok B = 12 siswa. Selanjutnya kelompok A
diberi perlakuan dengan metode zig-zag run dan kelompok B diberi perlakuan
dengan metode envelope run.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan informasi
yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian.
Desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu,
desain penelitian yang baik akan menghasilkan penelitian yang efektif dan efisien.
Nasution (2004:40) mengungkapkan bahwa : "Desain penelitian merupakan suatu
rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
penelitian".
Untuk mempermudah langkah-langkah dalam suatu penelitian,dipilih
suatu desain yang tepat untuk dijadikan suatu pegangan dalam penelitiannya.
Desain yang diterapkan peneliti untuk penelitiannya adalah pre-test - post-test
desain. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 3.1
Desain Penelitian Eksperimen
(Sumber: Sugiyono, 2011:76)
Keterangan:
X1 : Tes awal
O1 : Treatment dengan Zig-Zag Run
O2 : Treatment dengan Envelope Run
X2 : Tes akhir
Kelompok A X1 O1 X2
Kelompok B X1 O2 X2
39
Alan Amanda, 2014
PERBANDINGAN METODE LATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN ENVELOPE RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun langkah-langkah penelitian yang digunakan penulis adalah
sebagai berikut: (lihat gambar 3.3)
Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian
Populasi
Sampel
Pre-test
Perlakuan Latihan zig
zag run
Perlakuan Latihan
Envelope run
Post-test
Pengolahan dan Analisis data
Kesimpulan
40
Alan Amanda, 2014
PERBANDINGAN METODE LATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN ENVELOPE RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Arikunto (2010:203) “Instrumen penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data”. Dengan kata lain instrument berfungsi sebagai pendukung dari metode yang
sudah ada, sehingga data yang akan diperoleh menjadi valid.
Untuk memperoleh data yang akurat maka penulis melakukan tes untuk
mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir sampel dalam hal
kemampuan kelincahan atlet. Alat ukur yang digunakan penulis disini adalah
tes kelincahan Illinois Agility Run. Tes ini memiliki validitas sebesar 0,90 dan
realibilitas 0,94. Untuk lebih jelas mengenai instrumen penelitian dapat dilihat
pada (gambar 3.4)
Gambar 3.3. Illinois Agility Run
(sumber: topendsport.com)
Adapun tata cara pelaksanaan tes yang dijelaskan oleh adalah sebagai
berikut: subjek berdiri di belakang garis start dengan salah satu kaki diletakan
di depan setelah diberikan aba-aba “ya” subjek dengan cepat lari menunju ke
cone pembatas lalu melakukan perubahan arah kemudian lari lagi menuju
41
Alan Amanda, 2014
PERBANDINGAN METODE LATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN ENVELOPE RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tanda yang diberi cones berikutnya lalu merubah arah lagi begitu seterusnya
sampai cone terakhir atau garis finish. Satu orang diberikan kesempatan dua kali
dan skor yang dicatat adalah waktu terbaik dari dua kali kesempatan.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian menjelaskan tentang tahap dan langkah-langkah
penelitian. Secara umum ada tiga tahap penelitian, yaitu: tahap persiapan,
pelaksanaan dan pelaporan. Setiap tahapan terdiri atas beberapa langkah kegiatan,
seperti diuraikan berikut ini:
1. Tahap persiapan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:
a) Pengajuan judul pada dosen pembimbing, penyusunan proposal, dan seminar
penelitian
b) Pengajuan surat izin penelitian ke sekolah;
c) Melakukan studi pendahuluan ke lokasi penelitian sekolah;
2. Tahap pelaksanaan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:
a) Pelaksanaan pre-test untuk melihat kemampuan awal kelincahan siswa
b) Pemberian treatment latihan zig-zag run dan envelope run kepada masing-
masing kelompok
c) Pelaksanaan post-test untuk melihat peningkatan kemampuan kelincahan
siswa
3. Tahap pelaporan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:
a) Melakukan pengolahan dan analisis data yang telah terkumpul;
b) Membuat kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian;
c) Menyusun naskah skripsi secara lengkap
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tes
Tempat penelitian di lapangan sepakbola BSI Bandung, jalan antapani
dan juga di lapangan Ciujung, Jl. Supratman, Bandung. Pemilihan tempat
tersebut didasari bahwa lapangan tersebut tempatnya cukup memadai, cukup
dekat dan rumput lapangan berkondisi rata sebagai terlaksananya suatu tes.
Jadwal ekstrakuliluler sepakbola SMK Negeri 2 yaitu 3 kali seminggu meliputi
42
Alan Amanda, 2014
PERBANDINGAN METODE LATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN ENVELOPE RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hari senin, kamis, sabtu. Waktu pelaksanaan tes awal diadakan pada jam 15.00-
17.00, hari kamis, 17 april 2014. Sedangkan tes akhir diadakan pada jam 15.00-
17.00, hari minggu, 25 mei 2014.
G. Analisis Data
Untuk mengolah data yang merupakan skor-skor mentah dari hasil
test awal dan test akhir, perlu adanya pengolahan secara statistik. Dalam
pengolahan data penulis menggunakan beberapa rumus statistika yaitu
menggunakan rumus :
1. Menghitung Nilai rata-rata
Dengan pendekatan rumus :
Keterangan :
X : Nilai rata-rata yang dicapai
x1 : Skor yang diperoleh
n :Jumlah sampel
∑ : “Sigma” yang berarti jumlah
2. Mencari Simpangan Baku
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
√ ( )
( )
Keterangan :
S : simpangan baku yang dicari
: jumlah
: skor yang dicapai seseorang
43
Alan Amanda, 2014
PERBANDINGAN METODE LATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN ENVELOPE RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
: nilai rata-rata
: banyaknya sampel
3. Mencari Varians
Pendekatan statistik yang digunakan :
S²=
( )
( )
4. Uji Normalitas
Untuk mengetahui normalitas kedua kelompok sampel, terdapat
beberapa langkah yang harus dilakukan. Adapun langkah-langkah
pengujian yang dapatdilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun data hasil pengamatan yang dimulai dari nilai
pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling
besar.
b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan
pendekatan Z skor, yaitu :
c. Untuk tiap bilangan ini, menggunakan daftar distribusi normal
baku (table distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-
masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan jika nilai Z negatif, maka
dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5-luas daerah distribusi Z pada
tabel.
d. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara
melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang
kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.
e. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.
f. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak seluruh
sampel yang ada dan berilah simbol Lo.
44
Alan Amanda, 2014
PERBANDINGAN METODE LATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN ENVELOPE RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g. Dengan bantuan nilai nilai Kritis L untuk uji Liliefors, maka
tentukanlah nilai L.
h. Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui
diterima atau ditolak hipotesisnya dengan kriteria :
- Terima Ho jika Lo < L = Normal
- Tolak Ho jika Lo > L = Tidak Normal
5. Uji Homogenitas
Dalam menguji homogen atau tidaknya data yang diperoleh dari
2 variansi, peneliti melakukan pendekatan Uji Kesamaan Dua
Variansi, dengan formulasi rumus sebagai berikut :
6. Pengujian Hipotesis (Uji Signifikansi Kedua Kelompok)
Adapun langlah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut :
a. 1) Ho : B = 0, Latihan zig zag run tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan kelincahan pemain sepakbola
H1 : B ≠ 0, Latihan zig zag run memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan kelincahan pemain sepakbola.
2) Ho : B = 0, latihan envelope run tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan kelincahan pemain sepakbola
H1 : B ≠ 0, latihan envelope run memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan kelincahan pemain sepakbola
45
Alan Amanda, 2014
PERBANDINGAN METODE LATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN ENVELOPE RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Rumus
√
Keterangan :
t : Nilai kritis untuk uji signifikansi beda
: Rata-rata beda
SB : Simpangan baku beda
n : Jumlah sampel
c. Terima Ho jika :
-t(1-1₂ ) (dk=n-1)<t<(1-1₂ )(dk+n-1)
=0,05.
7. Uji Signifikansi (dua rata-rata satu pihak)
a. Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho. µ = µ₂, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara latihan zig-
zag run dengan envelope run terhadap kelincahan pemain dalam
permainan sepakbola
H1. µ ≠ µ₂, terdapat pengaruh yang signifikan antara latihan zig-zag run
dengan envelope run terhadap kelincahan pemain dalam permainan
sepakbola
b. Adapun pendekatan rumus yang digunakan menurut Nurhasan, dkk
(2008:152) :
₂
√
₂
46
Alan Amanda, 2014
PERBANDINGAN METODE LATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN ENVELOPE RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
: Nilai rata-rata kelompok 1
₂ : Nilai rata-rata kelompok 2
S : Simpangan baku gabungan
: Banyaknya sampel kelompok 1
₂ : Banyaknya sampel kelompok 2
S² : Variansi kelompok 1
S²₂ : Variansi kelompok 2
c. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya :
Terima Hipotesis (Ho) jika : -t (1-½ )< t <(1-½ )
Dalam hal lain hipotesis (Ho) di tolak.