BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain...

18
39 Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Menurut Arikunto (2009) “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Lebih lanjut Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Dari dua kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian untuk menjawab masalah penelitian dengan menggunakan cara dan alat tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment (Eksperimen Semu). Metode penelitian ini merupakan pengembangan dari True Experiment yang memiliki kelemahan dalam menentukan kelas kontrol. Metode penelitian eksperimen semu mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut. Dalam penelitian ini, pengontrolan variabel tidak dilakukan terhadap seluruh variabel, tetapi hanya pada variabel tertentu yang dianggap paling dominan dalam penelitian, sehingga kemampuan pemahaman konsep siswa seolah-olah hanya dapat diperoleh dari penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan self assessment yang diterapkan pada pembelajaran fisika. Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest Only. Dalam desain ini, kelompok yang menjadi subjek penelitian kelas eksperimen tanpa ada kelas pembanding atau kelas kontrol. Kelompok ini hanya diberi posttest (tes akhir) setelah diberi perlakuan yang diberikan pada siswa sebanyak satu kali. Jika digambarkan maka akan seperti ini:

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain...

39

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Menurut Arikunto (2009) “metode penelitian adalah cara yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Lebih lanjut

Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa “metode penelitian diartikan sebagai

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Dari dua kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah

cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian untuk menjawab

masalah penelitian dengan menggunakan cara dan alat tertentu yang telah

ditentukan oleh peneliti.

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment (Eksperimen

Semu). Metode penelitian ini merupakan pengembangan dari True Experiment

yang memiliki kelemahan dalam menentukan kelas kontrol. Metode penelitian

eksperimen semu mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek,

yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang

relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut. Dalam penelitian ini,

pengontrolan variabel tidak dilakukan terhadap seluruh variabel, tetapi hanya

pada variabel tertentu yang dianggap paling dominan dalam penelitian,

sehingga kemampuan pemahaman konsep siswa seolah-olah hanya dapat

diperoleh dari penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan self

assessment yang diterapkan pada pembelajaran fisika.

Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest Only. Dalam desain ini,

kelompok yang menjadi subjek penelitian kelas eksperimen tanpa ada kelas

pembanding atau kelas kontrol. Kelompok ini hanya diberi posttest (tes akhir)

setelah diberi perlakuan yang diberikan pada siswa sebanyak satu kali. Jika

digambarkan maka akan seperti ini:

40

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Desain Penelitian Posttest Only

Treatment (X) Posttest (T’)

X T’

(Sugiyono,2010)

Keterangan:

X : perlakuan (treatment) pembelajaran model inkuiri terbimbing

dengan self assessment

T’ : tes akhir (posttest) setelah perlakuan pembelajaran diberikan

B. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas VII A salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung, sebanyak 36

siswa. Sedangkan sampel diambil secara metode sampel bertujuan (purposive

sampling). Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu sehingga relevan dengan tujuan penelitian (Sugiyono,

2010).

C. Prosedur Penelitian

Secara umum penelitian ini diselenggarakan dalam tiga tahapan besar

yaitu tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir

penelitian. Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Tahap persiapan penelitian

Persiapan-persiapan yang akan dilakukan peneliti sebelum melakukan

penelitian adalah sebagi berikut:

1) Studi pendahuluan, perumusan masalah, menentukan tujuan

penelitian;

2) Penyusunan proposal dan perbaikan;

3) Kajian literatur dan diskusi dengan dosen

Setelah perumusan masalah dan tujuan, pada tahap ini peneliti

mengkaji literatur mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing,

41

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

self assessment, aspek-aspek pemahaman konsep, dan materi SMP.

Literatur tersebut akan digunakan untuk penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen penelitian dan

penentuan kriteria self assessment yang akan dilakukan penilaian.

4) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian;

5) Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah

tempat penelitian akan dilaksanakan;

6) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan

kemudian mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing;

7) Membuat instrumen penelitian berdasarkan hasil kajian literatur dan

diskusi dengan dosen tentang self assessment dan tes pemahaman

konsep. Instrumen penelitian ini terdiri dari rubrik pelaksanaan self

assessment, rubrik self assessment siswa, tes pemahaman konsep,

wawancara, dan lembar observasi;

8) Melakukan judgment kepada dosen-dosen yang ditunjuk oleh dosen

pembimbing untuk menguji validitas dari instrumen yang akan

dilakukan;

9) Melakukan revisi instrumen untuk memperbaiki instrumen setelah

melalui proses judgment;

10) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan

dilaksanakan dalam penelitian;

11) Pembuatan surat-surat perijinan yang diperluakan untuk penelitian;

12) Melakukan uji coba tes pemahaman konsep. Uji coba ini

digunakan untuk menghitung kelayakan butir soal yanga akan

digunakan dalam penelitian;

13) Melakukan analisis butir soal terhadap soal pemahaman konsep.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya pembeda soal;

14) Melakukan sosialisasi dan pelatihan penggunaan self assessment

sebagai upaya untuk mengenalkan self assessment, mulai dari

42

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengertian self assessment hingga melakukan pelatihan penggunaan

self assessment;

15) Menentukan sampel dan tanggal pelaksanaan penelitian.

Tahap Pelaksanaan

1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP);

2) Melakukan observasi selama pelaksanaan pembelajaran dan

mendokumentasikannya sebagai catatan peneliti;

Tahap Akhir

1) Melakukan penilaian terhadap kemampuan pemahaman konsep

siswa melalui self assessment dan tes pemahaman konsep;

2) Melakukan observasi selama pelaksanaan pembelajaran dan

mendokumentasikannya sebagai catatan peneliti;

3) Memberikan angket kepada siswa dalam penggunaan self

assessment;

4) Melakukan wawancara kepada guru dan siswa dalam penggunaan

self assessment;

5) Melakukan pengolahan terhadap hasil penilaian menggunakan

rubrik self assessment, tes pemahaman konsep dan wawancara

guru serta catatan peneliti;

6) Mentabulasikan hasil pengolahan rubrik self assessment, tes

pemahaman konsep dan wawancara guru serta catatan peneliti ke

dalam rubrik penilaian pelaksanaan self assessment;

7) Melakukan analisis data;

8) Membuat kesimpulan dan rekomendasi;

9) Membuat laporan hasil penelitian.

43

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menyusun proposal penelitian

Melaksanakan seminar proposal Menyusun instrumen penelitian

Melakukan revisi proposal

Menentukan subjek penelitian

Menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) Menyusun instrumen

Melakukan judgment

instrumen penelitian

Melakukan uji coba

instrumen penelitian Memperbaiki instrumen

Membuat surat izin penelitian

Melakukan sosialisasi dan pelatihan

penggunaan self assessment

Penggunaan self assessment

pada pembelajaran

Kegiatan

pembelajaran dengan

model inkuiri

terbimbing

Pemantauan Refleksi Test

Mengumpulkan seluruh data penelitian

Tahap

Persiapan

Tahap

Pelaksanaan

Wawancara guru

Tahap

Akhir

44

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Alur Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dapat digolongkan menjadi

dua jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari lembar self

assessment, wawancara, dan lembar observasi guru dan siswa. Data

tersebut digunakan untuk melengkapi informasi mengenai kemampuan

pemahaman konsep dan kejujuran siswa dalam mengisi lembar self

assessment.

2. Data Kuantitatif

Data yang diperoleh dari tes dan lembar self assessment, digunakan

untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa setelah

penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan self

assessment dalam pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk melakukan penilaian terhadap

aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan self

assessment. Lembar ini berupa check list yang dinilai oleh observer

dengan kriteria yang disesuaikan dengan fase atau tahapan-tahapan dari

model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan self assessment.

2. Lembar self assessment

Lembar self assessment ini digunakan untuk mengungkap penilaian

diri siswa tentang kemampuan pemahaman konsepnya, mengungkap

Menarik kesimpulan Melakukan analisis data

45

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kejujuran dan percaya diri. Lembar self assessment yang digunakan berupa

check list yang diisi oleh siswa dengan kriteria dan pernyataan self

assessment yang mencakup ranah kognitif pada aspek menafsirkan

(interpreting), menerapkan dengan contoh (exemplifying), menyimpulkan

(concluding), dan menjelaskan (explaning). Prosedur penilaian dilakukan

dengan cara apabila siswa menjawab merasa paham maka siswa diberi

nilai 1 dan merasa tidak paham diberi nilai 0.

3. Tes

Tes ini berisi soal-soal dalam bentuk multiple choice yang digunakan

untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap suatu

materi dengan jumlah soal yang digunakan 27 soal. Prosedur penilaian

dilakukan dengan cara apabila siswa menjawab dengan benar maka siswa

diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0. Instrumen untuk tes pilihan ganda ini

mencakup ranah kognitif pada aspek menafsirkan (interpreting),

menerapkan dengan contoh (exemplifying), menyimpulkan (concluding),

dan menjelaskan (explaning).

4. Wawancara

Wawancara yang digunakan untuk mengungkap saran, masukan dan

respon baik siswa maupun guru dalam penggunaan self assessment.

F. Teknik Analisis Uji Coba Tes

Kualitas instrumen sebagai alat pengambil data harus teruji kelayakannya,

misalnya segi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukarannya.

1. Validitas Butir Soal

Anderson (Arikunto, 2009:65) mengemukakan “A test is valid if it

measures what is purpose to measure”. Pernyataan Anderson tersebut jika

diartikan yaitu sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur

apa yang hendak diukur. Sehingga, dapat dikatakan bahwa analisis

validitas tes merupakan analisis tes yang dilakukan untuk menunjukkan

tingkat ketepatan suatu instrumen tes dalam mengukur sasaran yang

46

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hendak diukur. Uji validitas butir soal ini dilakukan dengan menggunakan

teknik korelasi produk momen yang dikemukakan Pearson (Pearson

Product Moment), yaitu sebagai berikut:

(3.1)

(Arikunto, 2009)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan

X = skor tiap butir soal

Y = skor total tiap butir soal

N = jumlah siswa

Untuk interpretasi nilai koefisien korelasi yang diperoleh dari

perhitungan, digunakan kriteria validitas butir soal seperti yang

ditinjukkan pada tabel dibawah ini

Tabel 3.2

Interpretasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

0,81 < rxy 1,00 Sangat Tinggi

0,61 < rxy 0,80 Tinggi

0,41 < rxy 0,60 Cukup

0,21 < rxy 0,40 Rendah

0,00 < rxy 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009)

2. Reliabilitas Tes

“Realibilitas adalah ketepatan atau keajegan alat dalam mengukur apa

yang diukurnya, artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan

memberikan hasil ukur yang sama” (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2010).

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

….. (3.1)

47

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk pengujian reliabilitas instrumen dari satu kali pengukuran,

digunakan metode Belah dua (split – half method). Pada saat pemberian

skor, tes dibelah menjadi dua sehingga tiap siswa memperoleh dua macam

skor, yakni skor yang diperoleh dari soal – soal yang bernomor ganjil dan

skor yang diperoleh dari soal – soal yang bernomor genap. Selanjutnya

skor ganjil dikorelasikan dengan skor genap, hasilnya adalah koefesien

korelasi ggr , atau koefesien korelasi ganjil – genap. Koefisien korelasi

ganjil – genap tersebut dikoreksi sehingga menjadi koefisien reliabilitas

tes, dengan menggunakan rumus Spearman – Brown :

gg

gg

r

rxr

1

211

(Arikunto, 2009)

Keterangan :

ttr koefisien reliabilitas tes

ggr = koefisien korelasi ganjil – genap

Untuk menentukan koefisien korelasi ganjil - genap digunakan teknik

korelasi “Pearson’s Product Moment” yang dikemukakan oleh Pearson,

yaitu:

2222

YYNXXN

YXYXNrgg

(Arikunto, 2009)

Keterangan :

ggr = koefesien korelasi ganjil - genap

N = jumlah peserta tes

X = Skor siswa menjawab benar bernomor ganjil

Y = Skor siswa yang menjawab benar bernomor genap

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas

instrumen digunakan kriteria seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.3

Interpretasi Reliabilitas Tes

r11 Interpretasi

….. (3.2)

….. (3.3)

48

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r11 Interpretasi

0,81 < r11 1,00 Sangat tinggi

0,61 < r11 0,80 Tinggi

0,41 < r11 0,60 Sedang

0,21 < r11 0,40 Rendah

0,00 < r11 0,20 Sangat rendah

(Arikunto,2009)

3. Daya Pembeda

“Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah)” (Arikunto, 2009). Daya

pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan:

A BA B

A B

B BDP P P

J J

Keterangan :

DP = Daya pembeda butir soal

AJ = Banyaknya peserta kelompok atas

BJ = Banyaknya peserta kelompok bawah

AB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

AP = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

BP = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan

daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria seperti pada tabel

dibawah ini

Tabel 3.4

Interpretasi Daya Pembeda Tes

….. (3.4)

49

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Arikunto, 2009)

4. Tingkat Kesukaran Butir Soal

“Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan

siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut” (Syambasri Munaf,

2001). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang anak untuk

mempertinggi usaha memecdahkannya. “Sebaliknya soal yang terlalu

sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai

semangat untuk mencoba lagi di luar jangkauan” (Arikunto, 2009).

Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :

BP

JS

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan

tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel

dibawah ini.

Tabel 3.5

Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Nilai P Kriteria

0,00 Terlalu Sukar

0,00 < P 0,30 Sukar

0,31 P 0,70 Sedang

0,71 P < 1,00 Mudah

Nilai DP Kriteria

Negatif Soal Dibuang

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

….. (3.5)

50

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1,00 Terlalu Mudah

(Arikunto,2009)

G. Teknik Pengolahan Data

1. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Aktivitas guru dan siswa dapat dilihat dari keterlaksanaan model

pembelajaran inkuiri terbimbing dengan self assessment yaitu

diketahui dengan cara mencari persentase keterlaksanaan model

pembelajaran tersebut. Untuk menghitung persentase keterlaksanaan

model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan self assessment dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentase keterlaksanaan model tersebut kemudian diinterpretasikan

ke dalam tabel dibawah:

Tabel 3.6

Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Kategori

Keterlaksanaan Model

(%)

Interpretasi

0,0 - 24.9 Sangat Kurang

25,0 - 37,5 Kurang

37,6 - 62,5 Sedang

62,6 - 87,5 Baik

87,6 - 100 Sangat Baik

(Mulyadi dalam Usep Nuh, 2007)

2. Lembar self assessment siswa digunakan untuk mengetahui

pemahaman konsep siswa, pengolahan datanya dilakukan dengan cara:

a. Penjumlahan skor yang diperoleh siswa pada setiap skala dari

masing-masing kriteria.

….. (3.6)

51

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pengubahan skor mentah siswa ke dalam nilai persentase dengan

menggunakan rumusan berikut (Sudjana, 2010):

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari

f = jumlah skor dari item yang benar

N = skor maksimum

c. Hasil perhitungan persentase yang diperoleh ditafsirkan dengan

mengacu pada Koentjaraningrat (Ornelia, 2009) sebagai berikut:

Tabel 3.7

Tafsiran Harga Persentase

Harga (%) Tafsiran

0 Tidak satupun

1 - 25 Sebagian kecil

26 – 49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya

51 – 75 Sebagian besar

76 – 99 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya

3. Data dari hasil Tes

a) Skor untuk tes ditentukan berdasarkan metode tanpa denda,

jawaban benar diberi skor satu, jawaban salah atau tidak menjawab

diberi skor nol. Pemberian skor dihitung menggunakan rumus

berikut (Arikunto, 2009).

….. (3.7)

….. (3.8)

52

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan:

S = skor siswa

R = jumlah jawaban benar

b) Untuk mengetahui nilai persentase pemahaman siswa digunakan

rumus berikut (Purwanto, 2008).

Dengan:

S = nilai yang dicari

R = jumlah skor dari item yang dijawab benar

N = skor maksimum tes

c) Kemudian hasil perhitungan yang telah diperoleh, diinterpretasi

pada kategori pemahaman siswa terhadap materi berdasarkan skala

kategori pemahaman (Arikunto, 2009).

Tabel 3.8

Skala Kategori Pemahaman

Skala (%) Kategori Pemahaman

80 – 100 Sangat baik

66 – 79 Baik

56 – 65 Cukup

40 – 55 Kurang

30 – 39 Kurang sekali

H. Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen yang diujicobakan berupa tes pemahaman konsep yang

digunakan terdiri dari soal-soal yang mencakup dimensi proses kognitif

kategori memahami yang berorientasi pada taksonomi Anderson yang

meliputi menafsirkan, mencontohkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.

Distribusi soal berdasarkan aspek-aspek tersebut ditunjukkan pada Tabel 3.9

Tabel 3.9

Distribusi Soal Uji Coba Instrumen

….. (3.9)

53

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Aspek Nomor Soal Jumlah

Soal

1 Menafsirkan 1,4, 6, 7, 8 5

2 Mencontohkan 11, 17, 19, 20, 23, 26 6

3 Menjelaskan 2, 3,10, 12, 14, 15, 16, 18, 22, 25 10

4 Menyimpulkan 5, 9, 13, 21, 24, 27 6

Uji coba tes dilkukan untuk menghasilkan alat tes yang benar-benar baik

dan dapat dipertanggungjawabkan (Nurgiyantoro, 2010). Sebelum tes

pemahaman konsep yang berupa pilihan ganda digunakan, terlebih dahulu

diuji cobakan pada siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Kabupaten

Bandung yang telah mempelajari materi pemuaian. Adapun analisis hasil uji

coba tes terdiri dari analisis tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda butir

soal, validitas tes dan reliabilitas tes. Untuk rekapitulasi analisis tingkat

kesukaran, daya pembeda dan validitas tes pada setiap butir soal,

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.10

Tabel 3.10

Rekapitulasi Analisis

Hasil Uji Coba Instrumen

No

Soal

Klasifikasi

Tingkat

Kesukaran

Klasifikasi

Daya Pembeda

Klasifikasi

Validasi Soal Keterangan

1 Mudah Jelek Rendah Dipakai

2 Sedang Jelek Rendah Direvisi

3 Sukar Jelek Rendah Dipakai

4 Sedang Cukup Rendah Dipakai

5 Mudah Jelek Rendah Direvisi

6 Mudah Jelek Sangat Rendah Dipakai

7 Sedang Jelek Rendah Dipakai

8 Mudah Cukup Cukup Dibuang

9 Mudah Jelek Sangat Rendah Direvisi

10 Mudah Jelek Cukup Dipakai

11 Sukar Jelek Rendah Direvisi

12 Sedang Jelek Rendah Direvisi

54

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13 Sukar Jelek Sangat Rendah Dibuang

14 Sukar Jelek Cukup Direvisi

15 Sedang Dibuang Sangat Rendah Dibuang

16 Mudah Jelek Rendah Dipakai

17 Sedang Jelek Rendah Direvisi

18 Sedang Cukup Rendah Dipakai

19 Sukar Jelek Sangat Rendah Direvisi

20 Sedang Baik Tinggi Dibuang

21 Mudah Jelek Sangat Rendah Dipakai

22 Sedang Cukup Cukup Direvisi

23 Sedang Jelek Rendah Direvisi

24 Sukar Jelek Rendah Direvisi

25 Sedang Cukup Rendah Dipakai

26 Mudah Jelek Rendah Dipakai

27 Sukar Dibuang Sangat Rendah Direvisi

28 Sedang Cukup Rendah Dipakai

29 Sedang Jelek Sangat Rendah Direvisi

30 Sedang Cukup Cukup Dipakai

1. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Berdasarkan analisis tingkat kesukaran untuk tiap butir soal yang

terdiri dari 30 soal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.10 di atas,

diperoleh data bahwa yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori

sukar adalah 7 soal, 14 soal kategori sedang, dan 9 soal termasuk

kategori mudah. Dengan demikian, dapat dikatakan pada umumnya

tingkat kesukaran soal tes pemahaman konsep yang digunakan

memiliki tingkat kesukaran sedang.

2. Daya Pembeda Soal

Berdasarkan analisis daya pembeda yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan butir soal dalam membedakan siswa yang

tergolong mampu dengan siswa yang kurang mampu atau lemah.

Berdasarkan hasil rekapitulasi Tabel 3.10 di atas, jumlah butir soal

yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik berjumlah 1 butir

soal, 7 butir soal termasuk kategori cukup, 10 butir soal termasuk

kategori jelek dan 2 butir soal termasuk kategori harus dibuang. Maka,

secara umum seluruh soal dapat dikatakan kurang dapat membedakan

55

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antara kelompok siswa berkemampuan tinggi dan rendah dikarenakan

daya pembeda soal berada pada kategori jelek.

3. Validitas Tes

Validitas tes diperoleh dengan menentukan koefisien korelasi

product moment. Berikut hasil rekapitulasi validitas soal yang

ditunjukkan pada Tabel 3.10 di atas, diperoleh 1 soal kriteria tinggi, 5

soal kriteria cukup, 16 soal kriteria rendah, dan 8 soal kriteria sangat

rendah. Sehingga secara umum tes pemahaman konsep memiliki

validasi dengan kriteria sedang dan dapat digunakan sebagai instrumen

untuk mengukur kemampuan yang akan diukur.

4. Reliabilitas Tes

Dalam menentukan reliabilitas perangkat instrumen, pada

penelitian ini digunakan metode belah dua awal-akhir. Berdasarkan

perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai reliabilitas perangkat

instrumen sebesar 0,12. Nilai tersebut dapat dikategorikan reliabilitas

perangkat instrumen rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen

yang digunakan memiliki keajegan yang rendah.

Hasil uji coba tes pemahaman konsep pada 35 siswa di kelas memiliki

karakteristik yang hampir sama dengan kelas yang dijadikan objek penelitian

menunjukkan tingkat reliabilitas yang rendah dan mayoritas soal yang

diujiakan memiliki tingkat validitas yang rendah. Hal tersebut dimungkinkan

karena siswa yang dijadikan objek uji coba tidak siap denga tes yang

dilakukan. Siswa tidak diberi tahu sebelumnya bahwa pada hari uji coba,

mereka akan melakukan tes. Siswa tidak diberi kesempatan untuk

mempersiapkan tes terlebih dahulu. Soal tes pilihan ganda yang diberikan pun

terlalu banyak untk bisa dikerjakan dalam waktu 40 menit.

50

Kamilah Kurnia Nurlaeli, 2013 Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Self Assessment Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu