BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/19698/6/S_PJKR_100529_Chapter...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/19698/6/S_PJKR_100529_Chapter...
40
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data,
menganalisis, dan menyimpulkan hasil penelitian. Data di sini adalah hasil
pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta ataupun angka, (Arikunto, 2002,
hlm. 96 dalam Arisma 2007, hlm. 35). Sedangkan menurut Sugiyono (2010, hlm.
3) metode penelitian diartikan sebagai “cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan cara-cara yang masuk akal,
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang
dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses
yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang
bersifat logis.
Penggunaan metode dalam melaksanakan penelitian adalah hal yang penting,
sebab dalam menggunakan metode penelitian yang tepat, diharapkan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Disamping itu, penggunaan metode tergantung
kepada permasalahan yang dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode
dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan terdapat adanya perubahan positif
menuju yang diharapkan. Metode dikatakan efisien apabila penggunaan waktu,
fasilitas, biaya, dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun mencapai
hasil maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil
pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan masalah dan tujuan yang ingin dicapai,
yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan menurunnya
minat siswa dalam mengikuti pembelajaran squash di sekolah Squash Bastaman
Lodaya. Sesuai dengan permasalahan yang penulis telah kemukakan, maka untuk
memperoleh dan menganalisi data diperlukan suatu metode yang tepat. Adapun
41
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif sebagai
metode penelitian ini. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menginterpretasi obyek sesuai dengan apa adanya
(Best, 1982). Penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan
atau fenomena-fenomena apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Menurut
Surakhmad (dalam Arisma, 2007, hlm. 36 ) sebagai berikut :
Penelitian deskriptif bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, karena banyak sekali ragam penelitian demikian. Metode deskriptif
merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Diantaranya penyelidikan dengan teknik survey, angket, inteview, observasi atau dengan tes, studi kasus dan studi komparatif atau operasional.
Pendapat lain mengenai metode deskriptif dikemukakan oleh Arikunto (dalam
Arisma, 2007, hlm. 36) “ Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mewujudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya pada suatu penelitian yang dilakukan”.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif bertujuan
pada penelaahan masalah yang waktunya penulis tentukan sesuai pengamatan
penulis dengan apa adanya, serta pengumpulan data atau infromasi selama penulis
amati. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka penulis memilih metode deskriptif
untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang menyebabkan minat siswa
menurun pada saat mengikuti pembelajaran squash dengan apa adanya.
B. Penentuan Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti, sedangkan sampel
adalah sebagian dari populasi. Seperti yang di jelaskan oleh Sugiyono (2010, hlm.
117) Populasi adalah ”wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi bukan hanya orang,
tetapi obyek benda-benda alam lainnya. Populasi juga tidak mempelajari jumlah
yang ada tetapi mempelajari karekteristik/sifat yang dimiliki subyek atau obyek
42
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
itu. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa Sekolah Squash Bastaman
Lodaya.
2. Sampel Peneltian
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut” (Sugiyono, 2010, hlm. 118). “Sampel adalah sebagian dari
populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul
mewakili populasinya” (Sudjana dan Ibrahim, 2001, hlm. 84).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menentukan menggunakan teknik
Sampling Jenuh karena jumlah populasi tidak banyak. Menurut Sugiyono ( 2010,
hlm. 124) bahwa “Sampling Jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30. Dalam penelitian ini sampelnya
adalah seluruh siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya. Adapun ciri-ciri sampel
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (a) Sampel
terdaftar sebagai siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya yang akan diteliti (b)
Sampel merupakan siswa yang sudah berlatih lebih dari 2 Tahun.
C. Langkah-langkah dan Desain Penelitian
1. Langkah-langkah Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, peneliti menyusun langkah-
langkah penelitiasn sebagai berikut :
a. Langkah pertama menentukan populasi yaitu diambil dari siswa Sekolah
Squash Bastaman Lodaya.
b. Menentukan sampel seluruh siswa, yang berada di Sekolah Squash
Bastaman Lodaya.
c. Kemudian melakukan tes pengukuran menggunakan skala untuk
mengetahui tingkat minat siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya.
d. Setelah mendapatkan data hasil pengetesan, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengolahan dan menganalisis data.
43
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Menentukan kesimpulan berdasarkan hasil dari pengolahan dan
menganalisis data.
Dari penjelasan tersebut, langkah-langkah penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut :
2. Desain Penelitian
Desain penelitian sangat menentukan kualitas proses dan hasil penelitian, oleh
karena itu, supaya dapat menghasilkan penelitian yang baik, maka dibutuhkan
desain penelitian yang baik. “Desain penelitian adalah kerangka kerja yang
digunakan untuk melaksanakan penelitian” (Arifin, 2013, hlm 2). Secara singkat,
desain penelitian dapat didefinisikan sebagai rencana dan struktur penyelidikan
yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab
pertanyaan penelitian. Menurut Arifin (2013, hlm 3), dalam pengertian yang lebih
luas, desain penelitian mencakup proses-proses berikut:
a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian;
b. Pemilihan kerangka konseptual; c. Memformulasikan masalah penelitian; d. Membangun penyelidikan atau percobaan;
Populasi
Sampel
Tes Skala Minat
(interest)
Pengolahan dan Analisis data
Hasil dan Kesimpulan
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian
44
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Memilih serta mendefinisikan pengukuran variabel-variabel;
f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan; g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data; h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data;
i. Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik; dan j. Penulisan laporan hasil penelitian.
Adapun desain penelitian ini yaitu penelitian one-shot case study yaitu terdapat
suatu kelompok diberi treatment dan selanjutnya diobservasi hasilnya (Sugiyono,
2013, hlm. 110). Karya klasik Campbell dan Stanley 1963 (dalam Dantes, 2012,
hlm. 95) mengatakan bahwa “Desain one shot case study adalah desain yang
paling sederhana. Perlakuan diberikan kepada kelompok yang telah terbentuk apa
adanya, selanjutnya dilakukan pengambilan data”.
Gambar 3.2 (Sugiyono, 2013, hlm. 110).
X = Treatment yang diberikan ( Variabel Independen)
O = Observasi ( Variabel Dependen)
X sebagai treatment disini variabel independen yaitu siswa yang mengikuti
pembelajaran. Peneliti tidak memberikan treatment kepada responden tetapi
sekolah dari responden yang memberikan treatment. Jadi peneliti hanya
memberikan angket untuk diobservasi sebagai variabel dependen yaitu minat.
D. Definisi Konseptual
Minat menurut Hilgrad (dalam Slameto 2010, hlm. 57) menyatakan “Interest is
persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity and content”.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati diperhatikan terus menerus dengan
disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat
45
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada
yang menyuruh. Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik
pada suatu objek atau menyenangi suatu objek.
Belajar menurut Sudjana (2001, hlm. 28), adalah “suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang”. Sumanto ( 1983, hlm. 107-115 ).
Bahwa yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan tiga macam yaitu :
1. Faktor –faktor stimuli belajar, yaitu segala hal di luar individu yang
merangsang individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar.
2. Faktor –faktor metode belajar, yaitu metode mengajar yang dipakai oleh
guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh si pelajar.
3. Faktor-faktor individual.
Pembelajaran menurut Arifin (2009, hlm. 10) bahwa:
“Pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik,
yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik dengan peserta
didik.sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang
memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik dikelas maupun
diluar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak untuk menguasai kompetensi
yang telah ditentukan”
Olahraga squash menurut Millam (1979, hlm.22 dalam Arisma, 2007, hlm. 1),
adalah „permainan yang menggunakan raket dan bola kecil yang dilakukan oleh
dua orang pemain dalam suatu ruangan yang dibatasi oleh tembok, dengan tujuan
memukul bola ke dinding depan agar lawan tidak dapat mengembalikan bola
tersebut‟.
Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran squash ataupun sebaliknya. Alat untuk mengukur tingkat
minat belajar siswa yaitu dengan dibuatnya kisi-kisi instrument minat belajar
dengan mengacu kepada indikator, yang telah penulis rangkum dari pendapat para
ahli yaitu (1) Keinginan, (2) Perhatian, (3) Kegairahan, (4) Pengurus, (5) Pelatih,
(6) Sarana prasarana, (7) Program pembelajaran, (8) Orang tua.
46
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Definisi Operasional
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong siswa untuk melakukan
pembelajaran squash, sehingga siswa tersebut mempunyai rasa senang yang
nantinya akan menimbulkan keinginan untuk melakukannya lagi. Minat siswa ini
akan terlihat dalam pertanyaan atau pernyataan yang dijawab oleh siswa Sekolah
Squash Bastaman Lodaya. Minat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
minat yang berasal dari faktor internal dan eksternal terhadap pelatihan atau
pembelajaran siswa di Sekolah Squash Bastaman Lodaya, yang akan diukur
dengan menggunakan kisi-kisi instrument minat yang ditandai oleh variabel
konsep, sub variabel, indikator, sub indikator dan item-item yang telah disusun,
yang akan dituangkan pada skala minat.
F. Instrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian selain metode yang digunakan untuk memecahkan
masalah penelitian, maka diperlukan pula alat ukur untuk mengumpulkan data
yang didapatkan dari sampel yang diteliti. Keberhasilan penelitian dikatakan baik
apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur dengan baik apa yang
diiinginkan oleh seorang peneliti. Sugiyono (2010, hlm. 148) mengatakan bahwa
“karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik”. Alat ukur ini disebut dengan instrumen.
Menurut Arikunto (2000, hlm. 134) mengatakan bahwa “Instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya”. Sementara itu, Sugiyono (2010, hlm.148) menjelaskan
“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati”.
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan peneliti yaitu instrumen skala
minat, berupa butir-butir soal yang ditentukan dari indikator-indikator variabel
minat yang telah peneliti rangkum dari definisi para ahli mengenai minat belajar.
Adapun instrumen yang digunakan penulis dalam penelitian ini sebagai berikut :
47
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Instrumen Minat
Untuk memperoleh data tentang minat diri seseorang digunakan kuisioner
yang disusun oleh peneliti. Kuisionernya adalah berbentuk skala. Skala menurut
Azwar (2012, hlm. xvii) adalah “perangkat yang disusun untuk mengungkap
atribut tertentu melalui respon terhadap pertanyaan tersebut”. Sebagai alat ukur,
skala psikologis mempunyai karakteristik khusus yang membedakan dengan
instrument pengumpulan data yang lain seperti angket, daftar isian, inventori dan
lain-lain
Karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi menurut Azwar (2012, hlm 6)
ada 3 yaitu :
a. Stimulus atau item dalam skala psikologi berupa pertanyaan atau pernyataan
yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. Meskipun subjek dapat dengan mudah memahami isi itemnya namun tidak mengetahui
arah jawaban yang di kehendaki oleh item yang diajukan sehingga jawaban yang diberikan subjek akan banyak tergantung pada interpretasinya terhadap
isi item. Karena itu jawaban yang diberikan atau dipilih oleh subjek lebih bersifat proyeksi diri dan perasaannya dan merupakan gambaran tipikal reaksinya.
b. Dikarenakan atribut psikologi diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan perilaku diterjemahkan dalam
bentuk item-item, maka skala psikologis selalu berisi banyak item jawaban subjek terhadap satu item baru merupakan sebagian banyak dari indikasi mengenai atribut yang diukur, sedangkan kesimpulan akhir sebagai suatu
diagnosis diperoleh berdasar respon terhadap semua item. c. Respon subjek tidak di klasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”.
Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. Skor yang diberikan hanyalah kuantitas yang mewakili indikasi adanya aatribut yang diukur.
Karekteristik tersebut menjadi ciri pengukuran terhadap performansi tipikal,
yaitu atribut manisfestasinya munculnya karakteristik seseorang dalam keadaan
sadar atau tidak sadar dalam bentuk respon terhadap situasi yang sedang dihadapi.
Menurut Azwar (2012, hlm. 7) mengungkapkan bahwa:
Dalam penggunaan psikodiagnosa dan penelitian psikologi, skala-skala performansi tipikal digunakan untuk pengungkapan aspek-aspek afektif seperti
minat, sikap, dan berbagai variabel kepribadian lainya semisal agresifitas, self-esteem, locus of control, motivasi, resiliensi, kecemasan , kemepimpinan, dan sebagainya.
48
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrument dikembangkan dalam bentuk skala dengan pola jawaban skala
Likert. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 134) “Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial”. Dalam penelitian ini fenomena sosial adalah minat. Dengan
skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan. Dalam penelitian ini
skala untuk mengukur tingkat minat diri seseorang menggunakan pernyataan-
pernyataan.
Proses penyusunan skala diawali dengan menentukan minat sebagai variabel
konsep, kemudian menentukan dan menyusun sub variabel, lalu indikator dan sub
indikator, dan dikembangkan menjadi item-item pernyataan beserta taraf
skalanya. Penyusunan item-item pernyataan mengacu pada sub variabel yang
peneliti rangkum dari variabel konsep, lalu disederhanakan menjadi indikator dan
sub indikator, adapun indikator tersebut yang berasal dari kisi-kisi minat dalam
kuesioner ini terdiri dari (1) Keinginan, (2) Perhatian, (3) Kegairahan, (4)
Pengurus, (5) Pelatih, (6) Program Pembelajaran, (7) Sarana Prasarana, (8) Orang
tua. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 135) mengungkapkan bahwa “Jawaban setiap
item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif”. Skala pada penelitian ini dibuat untuk menjaring
dan memperoleh informasi bagaimana gambaran minat pada siswa Sekolah
Squash Bastaman Lodaya. Berdasarkan kisi-kisi di atas, kemudian disusun dari
varaiabel konsep yaitu pendapat para ahli, lalu sub variabel, indikator serta sub
indikator untuk mempermudah membuat item-item pertanyaan atau pernyataan.
Item-item pernyataan untuk mengukur tingkat minat diri siswa dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
49
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar
Variabel Sub Variabel Indikator Item Soal
(+) (-)
Minat Belajar
Internal
a. Keinginan
b. Perhatian
c. Kegairahan
Eksternal
a. Pengurus
b. Pelatih
c. Program Pembelajaran
d. Sarana dan Prasarana
e. Orang Tua
Dari 2 sub variabel dan indikator yang tercantum di atas, ada beberapa item
yang tercantum dalam tiap-tiap indikator dan sub variabel tersebut, masing-
masing item tersebut, kemungkinan besar ada item yang tidak valid, jadi tidak
semua item yang ada akan dipakai untuk mengetahui tingkat minat siswa Sekolah
Squash Bastaman Lodaya.
Dalam alternatif dari pernyataan yang diberikan peneliti, peneliti memberikan
bobot skor sebagai skor pernyataan yang telah diisi oleh responden dalam hal ini
siswa yang mengikuti pembelajaran squash disekolah squash bastaman lodaya.
Bobot skor yang dipakai dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala
Likert. Skala Likert menurut Sugiono (2010, hlm. 134) yaitu “untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena
sosial”. Dalam skala Likert ini, alternatif jawaban yang digunakan adalah Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Peneliti memilih pilihan alternatif jawaban tengah yaitu Netral (N),
dikarenakan respon yang peneliti inginkan adalah respon yang diyakini oleh
subyek. Sekalipun subyek memilih N atau memilih respon tidak menentukan
pendapat, namun pilihan itu harus merupakan pilihan yang diyakini olehnya.
50
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti memilih pilihan alternatif jawaban tengah Netral (N) ini, karena mengutip
dari Azwar (2015, hlm. 47) bahwa “memilih respon negatif atau respon positif
pun sama tidak ada gunanya bila dilakukan tidak dengan keyakinan atau diberikan
oleh responden secara sembarang”. Artinya siswa percaya kalau dirinya memang
berada pada posisi tengah, siswa yakin bahwa dirinya memang netral, bukan
memilih jawaban tengah dikarenakan ragu-ragu.
Dalam penelitian ini, minat seseorang tersebut telah ditetapkan secara spesifik
oleh peneliti di dalam sub variabel yang peneliti ambil dari variabel konsep.
Dengan menggunakan skala Likert, maka sub variable yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator dan sub indikator, kemudian sub indikator tersebut
dijadikan sebagai patokan untuk menyusun item-item instrument berupa
pernyataan, sedangkan dari indikator tersebut dijadikan titik tolak pengukuran,
yang akhirnya akan terlihat, faktor mana yang lebih mempengaruhi minat siswa
itu menurun.
Untuk lebih jelasnya dalam pemberian bobot nilai dalam setiap variable pilihan
jawaban dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 3.2
Skala Likert
NO Alternatif Jawaban Skor
Positif Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 5 1
2 Setuju (S) 4 2
3 Netral (N) 3 3
4 Tidak Setuju (TS) 2 4
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
51
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Uji Coba Lembar Pernyataan
Skala yang sudah dibuat oleh peneliti tidak bisa langsung di berikan kepada
sampel yang akan diteliti tetapi harus di ujicobakan dulu untuk mengukur tingkat
validitas dan reliabilitas dari setiap item-item pernyataan. Hasil dari ujicoba
tersebut akan diperoleh skala minat yang memenuhi syarat untuk mengumpulkan
data dalam penelitian ini. Ujicoba instrumen bertujuan untuk mengetahui valid
atau tidaknya suatu tes dan cocok atau tidaknya digunakan dalam penelitian ini.
Setelah peneliti membuat butir-butir soal yang telah disetujui maka peneliti
harus mengujicobakan angket tersebut kepada responden lain diluar sampel. Pada
penelitian ini penulis melakukan uji coba angket minat pada anak-anak squash
Balikpapan, Kabupaten Bandung dan anak-anak squash Siliwangi sebanyak 30
orang. Uji coba angket minat tersebut akan diberikan kepada siswa-siswa sekolah
squash yang sudah diberikan pelatihan lebih dari 2 tahun, adapun pengolahan data
hasil uji coba dilakukan dengan menggunakan program SPSS “Statistical Packed
for Social Sience” versi 20.
Tujuan dari angket ini dijelaskan oleh Arikunto (2006, hlm. 188) adalah
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tingkat kepahaman instrumen, apakah responden tidak
menemukan kesulitan dalam menangkap maksud dari peneliti. b. Untuk mengetahui teknik yang paling efektif
c. Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi angket.
d. Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket sudah
memadai dan cocok dengan keadaan dilapangan.
3. Pengujian Vaiditas Instrumen
Istilah validitas banyak digunakan dalam penelitian seperti validitas
eksperimen, validitas pengukuran dan validitas butir. Menurut Azwar (2015, hlm.
10) bahwa “Validitas adalah ketepatan dan kecermatan instrumen dalam
menjalankan fungsi ukurnya”. Artinya validitas menunjuk pada sejauhmana skala
itu mampu mengungkap dengan akurat dan teliti data mengenai atribut yang
dirancang untuk mengukurnya. Skala yang hanya mampu mengungkap sebagian
atribut yang diukurnya, dapat dikatakan sebagai skala yang fungsinya tidak valid.
Karena validitas sangat erat kaitannya dengan tujuan pengukuran, maka setiap
52
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
skala hanya dapat menghasilkan data yang valid untuk suatu tujuan ukur yang
spesifik. Menurut Sugiono (2010, hlm. 173) bahwa “Validitas berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang harus di ukur”.
Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian instrumen skala minat di
Sekolah Squash Bastaman Lodaya sebanyak 30 orang. Instrumen skala minat
tersebut akan diberikan kepada seluruh siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya,
yang terdiri dari putra dan putri, sekaligus para alumni sekolah tersebut yang
merasakan dan mengetahui keadaan sekolah sampai sekarang. Adapun
pengolahan data hasil Instrumen skala minat dilakukan dengan menggunakan
program SPSS “Statistical Packed for Social Sience” versi 20.
Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen
yang ditempuh oleh penulis adalah sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban.
b. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap responden.
c. Setiap skor butir pernyataan dikorelasikan dengan rumus korelasi product-
moment dari Pearson dengan menggunakan program SPSS, sedangkan
secara manual menurut Azwar (2013, hlm. 153) dapat menggunakan
rumus korelasi product-moment dari Pearson sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑
∑ ∑
I = Skor responden pada keikutsertaan mengikuti pembelajaran
X = Skor responden pada skala minat
n = Banyaknya responden keseluruhan
d. Setelah dihasilkan nilai korelasi (rhitung), maka untuk mengetahui masing-
masing butir soal valid atau tidak valid akan dilakukan perbandingan
dengan (rtabel) yang diperoleh berdasarkan “Tabel III dari nilai-nilai r
Product-Moment”. Supardi (2013, hlm. 424) mengatakan bahwa “dengan
53
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jumlah responden (n) sebanyak 30 responden adalah 0,361 dengan taraf
signifikan 5%”. Apabila rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel maka
dapat dinyatakan butir soal tersebut valid, sebaliknya apabila rhitung lebih
kecil atau tidak sama dengan rtabel maka dapat dinyatakan butir soal
tersebut tidak valid. Berikut hasil perhitungan validitas instrumen
penelitian.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Skala Minat
No
Soal
rhitung rtabel 5 %
Keterangan
1. 0.257 0.361 Tidak valid
2. -0.202 0.361 Tidak valid
3. 0.236 0.361 Tidak valid
4. 0.182 0.361 Tidak valid
5. -0.130 0.361 Tidak valid
6. 0.467 0.361 Valid
7. 0.401 0.361 Valid
8. -0.019 0.361 Tidak valid
9. 0.133 0.361 Tidak valid
10. 0.290 0.361 Tidak valid
11. 0.267 0.361 Tidak valid
12. 0.419 0.361 Valid
13. 0.496 0.361 Valid
14. 0.029 0.361 Tidak valid
15. 0.240 0.361 Tidak valid
16. 0.012 0.361 Tidak valid
17. 0.134 0.361 Tidak valid
18. 0.445 0.361 Valid
19. 0.146 0.361 Tidak valid
20. 0.601 0.361 Valid
21 -0.040 0.361 Tidak valid
22. 0.247 0.361 Tidak valid
23. 0.573 0.361 Valid
24. 0.307 0.361 Tidak valid
25. 0.442 0.361 Valid
26. 0.133 0.361 Tidak valid
27. 0.178 0.361 Tidak valid
28. 0.378 0.361 Valid
29. 0.229 0.361 Tidak valid
54
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No
Soal
rhitung rtabel 5 %
Keterangan
30. 0.198 0.361 Tidak valid
31. -0.204 0.361 Tidak valid
32. 0.036 0.361 Tidak valid
33. -0.052 0.361 Tidak valid
34. 0.412 0.361 Valid
35. 0.259 0.361 Tidak valid
36. 0.243 0.361 Tidak valid
37. 0.401 0.361 Valid
38. 0.256 0.361 Tidak valid
39. 0.423 0.361 Valid
40. 0.347 0.361 Tidak valid
41. 0.488 0.361 Valid
42. 0.417 0.361 Valid
43. 0.306 0.361 Tidak valid
44. 0.619 0.361 Valid
45. 0.442 0.361 Valid
46. 0.554 0.361 Valid
47. 0.033 0.361 Tidak valid
48. 0.093 0.361 Tidak valid
49. 0.105 0.361 Tidak valid
50. 0.464 0.361 Valid
51. 0.492 0.361 Valid
52. 0.006 0.361 Tidak valid
53. -0.035 0.361 Tidak valid
54. 0.460 0.361 Valid
55. 0.060 0.361 Tidak valid
56. 0.381 0.361 Valid
57. 0.522 0.361 Valid
58. 0.297 0.361 Tidak valid
59. 0.428 0.361 Valid
60. 0.295 0.361 Tidak valid
61. 0.354 0.361 Tidak valid
62. 0.101 0.361 Tidak valid
63. 0.423 0.361 Valid
64. 0.405 0.361 Valid
65. 0.093 0.361 Tidak valid
66. 0.300 0.361 Tidak valid
67. -0.388 0.361 Valid
68. 0.207 0.361 Tidak valid
69. 0.539 0.361 Valid
70. 0.575 0.361 Valid
71. 0.213 0.361 Tidak valid
55
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No
Soal
rhitung rtabel 5 %
Keterangan
72. 0.337 0.361 Tidak valid
73. 0.190 0.361 Tidak valid
74. 0.316 0.361 Tidak valid
75. 0.040 0.361 Tidak valid
76. 0.443 0.361 Valid
77. 0.479 0.361 Valid
78. 0.441 0.361 Valid
79. -0.077 0.361 Tidak valid
80. 0.545 0.361 Valid
81. 0.496 0.361 Valid
82. 0.412 0.361 Valid
83. 0.026 0.361 Tidak valid
84. 0.397 0.361 Valid
85. 0.406 0.361 Valid
86. 0.255 0.361 Valid
87. 0.138 0.361 Tidak valid
88. 0.541 0.361 Valid
89. -0.061 0.361 Tidak valid
90. 0.427 0.361 Valid
91. 0.363 0.361 Valid
92. 0.128 0.361 Tidak valid
93. 0.220 0.361 Tidak valid
94. 0.548 0.361 Valid
95. 0.566 0.361 Valid
96. 0.295 0.361 Tidak valid
97. 0.561 0.361 Valid
98. -0.034 0.361 Tidak valid
99. 0.284 0.361 Tidak valid
100. 0.087 0.361 Tidak valid
101. 0.458 0.361 Valid
102. 0.275 0.361 Tidak valid
103. 0.411 0.361 Valid
104. 0.578 0.361 Valid
105. 0.507 0.361 Valid
106. 0.188 0.361 Tidak valid
107. 0.353 0.361 Tidak valid
108. 0.349 0.361 Tidak valid
109. 0.508 0.361 Valid
110. 0.479 0.361 Valid
111. 0.461 0.361 Valid
112. 0.164 0.361 Tidak valid
113. 0.449 0.361 Valid
56
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No
Soal
rhitung rtabel 5 %
Keterangan
114. 0.169 0.361 Tidak valid
115. 0.416 0.361 Valid
116. 0.611 0.361 Tidak valid
117. 0.590 0.361 Valid
118. 0.135 0.361 Tidak valid
119. 0.468 0.361 Valid
120. 0.431 0.361 Valid
121. 0.065 0.361 Valid
122. 0.296 0.361 Tidak valid
123. 0.082 0.361 Tidak valid
124. 0.593 0.361 Valid
125. 0.572 0.361 Valid
126. 0.257 0.361 Tidak valid
127. 0.343 0.361 Tidak valid
128. 0.247 0.361 Tidak valid
129. 0.568 0.361 Valid
130. 0.223 0.361 Tidak valid
131. 0.449 0.361 Valid
132. 0.466 0.361 Valid
133. 0.365 0.361 Valid
134. 0.435 0.361 Valid
135. 0.568 0.361 Valid
136. 0.546 0.361 Valid
137. 0.596 0.361 Valid
138. -0.188 0.361 Tidak valid
139. 0.432 0.361 Valid
140. 0.365 0.361 Valid
141. -0.039 0.361 Tidak valid
142. -0.222 0.361 Tidak valid
143. 0.307 0.361 Tidak valid
144. 0.173 0.361 Tidak valid
145. 0.136 0.361 Tidak valid
146. 0.187 0.361 Tidak valid
147. 0.053 0.361 Tidak valid
148. 0.539 0.361 Valid
149. 0.775 0.361 Valid
150. 0.480 0.361 Valid
151. 0.467 0.361 Valid
152. 0.394 0.361 Valid
153. 0.567 0.361 Valid
154. 0.004 0.361 Valid
155. 0.308 0.361 Tidak valid
57
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No
Soal
rhitung rtabel 5 %
Keterangan
156. 0.062 0.361 Tidak valid
157. 0.305 0.361 Tidak valid
158. 0.204 0.361 Tidak valid
159. 0.378 0.361 Valid
160. 0.644 0.361 Valid
161. 0.351 0.361 Tidak valid
162. 0.560 0.361 Valid
163. 0.529 0.361 Valid
164. 0.388 0.361 Valid
165. 0.269 0.361 Tidak valid
166. 0.482 0.361 Valid
167. 0.371 0.361 Valid
168. 0.412 0.361 Valid
169. 0.076 0.361 Tidak valid
170. 0.484 0.361 Valid
Pada tabel 3.3 hasil uji coba validitas skala minat dari 170 item pernyataan
menunjukan 84 item dinyaatakan valid dan 86 item dinyatakan tidak valid.
4. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Suatu alat ukur yang dapat dipercaya adalah alat ukur yang hasilnya tidak
berubah atau hasilnya relative sama jika dilakukan pengetesan secara berulang-
ulang dan alat ukur yang demikian dinamakan dengan reliabel (Susetyo, dalam
Fadhillah, 2014, hlm. 59). Rumus yang digunakan dalam uji reliabilitas dalam
penelitian ini adalah Cronbach Alpha. Menurut Susetyo (dalam Fadhillah, 2014,
hlm. 59) bahwa “Cronbach Alpha digunakan untuk butir yang politomi, sehingga
sering digunakan untuk tes yang berbentuk essay”. Adapun rumus Alpha
Croncbach sebagai berikut:
r11=[
] [
∑
]
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen = banyaknya butir pernyataan (item)
∑
= jumlah varians butir
= jumlah varians total
58
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut adalah hasil perhitungan reliabilitas terhadap skala minat:
Setelah diperoleh hasil perhitungan, lalu diinterpretasikan pada interpretasi
nilai r pada tabel kriteria keterandalan, menurut Abduljabar (2012, hlm.90)
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Keterandalan (Reliabilitas)
Interval Koefisien Tafsiran
0.80-1.00 Sangat Tinggi
0.60-0.799 Tinggi
0.40-0.599 Cukup
0.20-0.399 Rendah
0.00-0.199 Sangat Rendah
Hasil uji reliabilitas Alpha Cronbach butir soal dengan menggunakan bantuan
program Statistical Packed for Sosial Sciences (SPSSVersi 20) adalah sebesar
0.934 dengan jumlah aitem sebanyak 170 pernyataan yang ditampilkan pada tabel
3.4, yang artinya instrumen minat ini memiliki tingkat reliabilitas yang sangat
tinggi.
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Skala Minat
Cronbach's Alpha N of Items
0.934 170
59
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. TEKNIK ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
Setelah data hasil penelitian terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan dan
analisis data dengan menggunakan teknik-teknik statistik. Adapun rumus statistik
yang dapat digunakan untuk mengolah data hasil tes skala sebagai berikut :
a. Mencari rata-rata dari setiap variable data, yaitu dengan rumus:
∑
Keterangan :
X = rata-rata yang dicari
∑ = jumlah seluruh skor
n = jumlah sampel
b. Menghitung Persentase
P = ∑
∑
Keterangan :
P = Jumlah persentase yang dicari
∑ = Banyaknya skor (berdasarkan banyaknya frekuensi
seluruh jawaban responden).
∑ = Jumlah skor ideal
c. Skala Pengukuran
Dalam skala pengukuran ini penulis menentukan jumlah keseluruhan skor
dari setiap sampel. Kemudian membuat kategori untuk menentukan tingkatan
hasil dari sampel tersebut, yaitu pemain squash di Sekolah Squash Bastaman
Lodaya. Dalam pembuatan kategori ini penulis menggunakan persentase.
Menurut Nurhasan (2007, hlm.429) berikut contoh tabel kriteria penilaiannya:
60
Ade Forqon, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN SQUASH: (Studi Deskriptif Pada Siswa Sekolah Squash Bastaman Lodaya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
Tabel Kriteria Penilaian
Persentase Tafsiran
81% sampai dengan 100 % Sangat Baik
61% sampai dengan 80% Baik
41% sampai dengan 60% Cukup
21% sampai dengan 40% Kurang
0% sampai dengan 20% Sangat Kurang