BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf ·...

23
30 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data untuk memberikan solusi terhadap suatu kondisi yang bermasalah. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu metode yang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebagaimana diungkapkan Sugiyono: “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan pada suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah”. 1 Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif karena penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh jawaban yang terkait dengan pendapat, tanggapan atau persepsi seseorang sehingga pembahasannya harus secara kualitatif atau menggunakan uraian kata-kata, sebagaimana pendapat Sulistyo Basuki berikut: “Penelitian deskriptif mencoba mencari deskripsi yang tepat dan cukup dari semua aktivitas, objek, proses, dan manusia”. 2 1 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. 2012., hal. 2 2 Sulistyo Basuki. Metode Penelitian. Jakarta: Penaku. 2010., hal. 110

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf ·...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan peneliti dalam

menganalisis data untuk memberikan solusi terhadap suatu kondisi yang

bermasalah. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mencapai tujuan

tersebut diperlukan suatu metode yang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Sebagaimana diungkapkan Sugiyono:

“Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan

pada suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat

digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi

masalah”.1

Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif karena penelitian ini

mempunyai tujuan untuk memperoleh jawaban yang terkait dengan pendapat,

tanggapan atau persepsi seseorang sehingga pembahasannya harus secara

kualitatif atau menggunakan uraian kata-kata, sebagaimana pendapat Sulistyo

Basuki berikut:

“Penelitian deskriptif mencoba mencari deskripsi yang tepat dan cukup

dari semua aktivitas, objek, proses, dan manusia”.2

1 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. 2012., hal. 2

2 Sulistyo Basuki. Metode Penelitian. Jakarta: Penaku. 2010., hal.

110

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

31

Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan

seperti survei, studi kasus, kajian, kausal-komparatif, kajian korelasi, dan

sebagainya. Setiap bentuk penelitian deskriptif mempunyai fungsi dan tujuan yang

berbeda, sedangkan penelitian deskriptif ini termasuk dalam kategori “studi

kasus”.

Berdasarkan jenis penelitian, dalam penelitian ini penulis mengumpulkan

data secara sistematik berdasarkan kebutuhan penelitian di MTs Riyadhotul Uqul

Jabon Mojoanyar Mojokerto Tahun 2014/2015 sebagai lokasi penelitian dan siswa

yang belajar di lembaga pendidikan tersebut sebagai responden dengan maksud

untuk mengasumsikan penelitian ini untuk mencari konklusi atas aspek perilaku

yang diamati yang berhubungan dengan penelitian ini.

B. VARIABEL PENELITIAN

Variabel yang diteliti dalam penulisan ini tidak diberi perlakuan atau

manipulasi, tetapi diungkap berdasarkan gejala yang ada dari perilaku obyek yang

melekat pada dirinya dalam melakukan kegiatan. Sebagaimana pendapat

suryabrata:

Variabel penulisan adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan dalam penulisan.3

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Pengertian

dari variabel bebas menurut Jonathan Sarwono dan Tutty Martadijera adalah:

3 Sumadi Suryabrata,. Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. 2008., hal. 3

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

32

“Merupakan variabel yang dapat diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh

peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang

diobservasi.” 4

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (independent

variable) merupakan suatu variabel yang bebas dimana keberadaanya tidak

dipengaruhi oeh variable yang lain, bahkan variabel ini merupakan suatu variabel

yang dapat mempengaruhi variabel lain, begitu juga sebaliknya dengan variabel

terikat (dependent variable).

Definisi operasional adalah batasan pengertian yang dijadikan pedoman

untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, misalnya penelitian.

Oleh karena itu, definisi ini disebut juga definisi kerja karena dijadikan

pedoman untuk melaksanakan suatu penelitian atau pekerjaan tertentu.

Definisi ini disebut juga definisi subjektif karena disusun berdasarkan

keinginan orang yang akan melakukan pekerjaan. Yang merupakan ciri-

ciri definisi operasional ialah mengacu pada target pekerjaan yang

dicapai, berisi pembatasan konsep, tempat, dan waktu, dan bersifat aksi,

tindakan, atau pelaksanaan suatu kegiatan. 5

Definisi operasional adalah bagaimana mengukur variabel-variabel

(kasus) tersebut didunia nyata atau lapangan, dengan merumuskan secara pendek

dan jelas, serta tidak menimbulkan sebagai tafsiran. Berdasarkan hubungan antara

satu variabel dengan yang lain maka penulis mengidentifikasi macam-macam

variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

4 Jonathan Sarwono dan Tutty Martadijera. Riset Bisnis. Yogyakarta:

Andi. 2008., hal. 107

5Widjono, Bahasa Indonesia, Jakarta:PT Grasindo. Cet. 2, 2007, hal. 118

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

33

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,

antecedent, variabel bebas. Sebagaimana pendapat Sugiyono: “Variabel bebas

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.6

Adapun indikator variabel pembelajaran Al-Qur’an Hadits (X) adalah:

a. Prinsip memberikan suasana kegembiraan.

b. Prinsip memberikan layanan dan santunan dengan lemah lembut.

c. Prinsip kebermaknaan bagi peserta didik.

d. Prinsip prasyarat.

e. Prinsip komunikasi terbuka.

f. Prinsip pemberian pengetahuan yang baru.

g. Prinsip memberikan model perilaku yang baik.

h. Prinsip praktik

i. Prinsip-prinsip lain-lainnya (prinsip kasih sayang dan prinsip

bimbingan serta penyuluhan terhadap peserta didik.7

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.

Menurut sugiyono: “Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.8

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Dependen Variable)

adalah pelajaran Biologi yang dinyatakan dengan skor total hasil pengukuran

pernyataan responden melalui beberapa indikator yang mendasari suatu kuesioner.

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner.

6 Sugiyono. Op. Cit, hal. 39

7 Syaiful Tayar Anwar Yusuf, Loc Cit, 1995.

8Ibid, hal. 39

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

34

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri atas 2 bagian, bagian pertama adalah data

yang mengenai dengan variabel X (pembelajaran Al-Qur’an Hadits) bagian yang

kedua adalah data yang berhubungan dengan variabel Y (pelajaran Biologi).

Adapun indikator variabel pelajaran Biologi adalah:

a. Science as Inquiry (Biologi sebagai penemuan)

b. History of Biological Concept (sejarah konsep biologi)

c. Evolution (Evolusi)

d. Diversity and Unity (keragaman dan kesatuan)

e. Genetic Continuity (kelangsungan genetik)

f. Organism and Environment (organisme dan lingkungan)

g. Behavior (tingkah laku)

h. Structure and Function (Struktur dan fungsi), dan

i. Regulation.

Dari angket yang disebarkan disediakan lima buah alternatif jawaban

yang masing-masing jawaban mempunyai skor berdasarkan ketentuan-ketentuan

sebagai berikut:

a. Alternatif jawaban pertama diberi skor 5 (sangat tepat)

b. Alternatif jawaban kedua diberi skor 4 ( tepat)

c. Alternatif jawaban ketiga diberi skor 3 (cukup tepat)

d. Alternatif jawaban keempat diberi skor 2 (tidak tepat)

e. Alternatif jawaban kelima diberi skor 1 (tidak tepat sama sekali)

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

35

C. PENENTUAN OBYEK PENELITIAN

1. Populasi

Populasi merupakan daerah/lokasi penelitian atau dengan kata lain bahwa

populasi adalah keseluruhan sasaran yang hendak diteliti, dan pada populasi lain

itulah kelak hasil penelitian diberlakukan. Populasi bisa berupa manusia atau

bukan manusia (Lembaga, Kelompok, Dokumentasi dan badan) dan apa saja yang

dijadikan sasaran penelitian.

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.9 Populasi adalah suatu

kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang akan di generalisasikan

dari hasil penelitian.10

. Populasi penelitian adalah keseluruhan

(universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,

tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan

sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data

penelitian. Populasi dapat dibedakan atas populasi terbatas dan populasi

tak terhingga.11

Dari pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa populasi bukan

sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut.

Populasi penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah siswa MTs Riyadhotul

Uqul Jabon Mojoanyar Mojokerto Tahun 2014/2015 yang berjumlah 134

orang.

9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,:

PT. Rineka Cipta, Jakarta. 2010, hal. 123

10

Joko Widiyanto. SPSS For Windows, untuk Analisis Data Statistik

dan Penelitian. Surakarta: Badan Penerbitan FKIP Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2010., hal. 5

11

Burhan Bugin,. Penelitian Kualitatif. Jakarta:Prenada Media.

2011., hal. 111

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

36

2. Sampel

Teknik sampling sangatlah diperlukan dalam sebuah penelitian karena

hal ini digunakan untuk menentukan siapa saja anggota dari populasi yang hendak

dijadikan sampel. Untuk itu teknik sampling haruslah secara jelas tergambarkan

dalam rencana penelitian sehingga jelas dan tidak membingungkan ketika terjun

dilapangan.

Sugiyono mengelompokkan teknik sampling menjadi 2 (dua) yaitu Probability

Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling yaitu teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.12

. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan teknik Probability Sampling. Dengan teknik pengambilan

sampel Simple Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.13

Rumus sampel yang digunakan adalah:

n = N

1+ N (d)2

= 134

1 + 134 ( 0.1 )2

134

= 2.340

= 57.26

= 57 Responden

12

Sugiyono. Op Cit,, hal.62

13

Ibid, hal. 64

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

37

Keterangan:

n: Jumlah sampel

N: Jumlah populasi

d: Tingkat signifikasi (p) (0,1).14

Jadi dari anggota populasi yang diambil sebagai sampel adalah

sebanyak 57 orang responden.

D. METODE/INSTRUMEN PENELITIAN

Sebagian besar tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data yang

relevan, dapat dipercaya dan dapat dipertanggung-jawabkan. Dalam penyusunan

skripsi ini yang menjadi sumber data penelitian adalah data primer. Data primer

merupakan data yang diperoleh secara langsung dari Siswa MTs Riyadhotul Uqul

Jabon Mojoanyar Mojokerto Tahun 2014/2015.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitin adalah mendapatkan data. Teknik

pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penulis dalam penelitian

ini, teknik sampling yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan (field research)

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yaitu

dengan menggunakan kuesioner. Skala likert yang digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, daan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu

14

Ibid, hal. 116

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

38

fenomena sosial.15

. Maka sarana untuk memperoleh data dan informasi tersebut

adalah:

a) Wawancara (Interview)

Penulis memperoleh data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung

dengan wajib pajak orang pribadi untuk meminta keterangan mengenai hal

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

b) Angket (Kuesioner)

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden adalah berbentuk kuesioner. Menurut Sugiyono kuisioner

merupakan teknik pengumulan data yang dilakukan dengan cara memberi

sepeangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab, jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup, yaitu

kuesioner yang sudah disediakan jawabannya.16

Adapun alasan penulis

menggunakan kuesioner tertutup adalah untuk memberikan kemudahan

kepada responden dalam memberikan jawaban dan untuk menghemat

keterbatasan waktu penelitian.

2. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan melalui pembelajaran buku-buku, jurnal-

jurnal dan penelitian-penelitian/skripsi yang telah ada sebelumnya yang terkait

dengan masalah yang diteliti. Reformasi juga dapat melalui artikel-artikel yang

15

Ibid, hal. 93

16

Ibid, hal.143

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

39

terdapat dalam majalah, koran, maupun didapat dari media elektronik melalui

internet research.

E. PENGUJIAN INSTRUMEN/ ANALISA DATA

1. Uji Instrumen

Untuk mengetahui sejauh mana suatu kuesioner yang diajukan dapat

menggali data yang diperlukan penulis melakukan Uji Validitas (kesahihan).

Sebagaimana dinyatakan Prof. Dr. Suharsimi Arikunto tentang uji Validitas:

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul terhadap menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

17

Menurut Singarimbun, validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh

mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Dalam studi ini validitas

digunakan untuk mengukur apakah atribut atribut yang berupa daftar pertanyaan

dapat dijadikan sebagai alat ukur penyebab penurunan kondisi permukiman.

Sedangkan Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh

mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua

kali atau lebih.18

a. Uji Validitas

Uji Validitas menyatakan bahwa instrumen yang digunakan untuk

mendapatkan data dalam penelitian dapat digunakan atau tidak. Sugiyono

(2012:121) menyatakan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

17

Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Op Cit, hal. 40

18

Singarimbun, M, Metode Penelitian Survei, Edisi revisi, Penerbit

LP3ES, Jakarta, 1991, hal. 122

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

40

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan

antara data sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh

peneliti. Uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan metode

pengujian validitas isi dengan analisis item, yaitu dengan mengkorelasikan antara

skor tiap instrumen dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor

butir.19

Validitas atau kesahihan menunjukan pada kemampuan suatu instrumen

(alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur (…. a valid measure if it

succesfully measure the phenomenon), seseorang yang ingin mengukur tinggi

harus memakai meteran, mengukur berat dengan timbangan, meteran, timbangan

merupakan alat ukur yang valid dalah kasus tersebut. Dalam suatu penelitian yang

melibatkan variabel/konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, maslah

validitas menjadi tidak sederhana, di dalamnya juga menyangkut penjabaran

konsep dari tingkat teoritis sampai tingkat empiris (indikator), namun

bagaimanapun tidak sederhananya suatu instrumen penelitian harus valid agar

hasilnya dapat dipercaya.

Dalam Standards for Educational and Psychological Testing validitas

adalah ”… the degree to which evidence and theory support the interpretation of

test scores entailed by proposed uses of tests ”. Sebuah tes dikatakan valid jika ia

memang mengukur apa yang seharusnya diukur.20

Dalam bahasa yang hampir

19

Sugiyono. Op. Cit, hal. 121

20

Allen, M. J, & Yen, W. M. Introduction to measurement theory.

Monterey, California: Brookd/Cole Publishing Company. 2004. hal. 95

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

41

sama Djemari Mardapi menyatakan bahwa validitas adalah ukuran seberapa

cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya.21

Menurut Nitko & Brookhart:

kevalidan sebuah alat ukur tergantung pada bagaimana hasil tes tersebut

diinterpretasikan dan digunakan.22

Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah korelasi product

moment dari person. Analisa ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel

bebas mempunyai hubungan dengan variabel terikat rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:

r =

2222 )(.)(.

))(()(

yyNxxN

yxxyN

Dimana:

r = Koefisien korelasi

N = Jumlah sampel

X = Skor tiap butir pertanyaan

Y = Skor total

Dalam hal analisis item ini Masrun diikuti oleh Sugiyono (2012:133)

menyatakan bahwa:

“Teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang

merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Selanjutnya dalam

memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi item yang

21

Djemari Mardapi. Pengembangan instrumen penelitian pendidikan.

Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. 2005., hal.

25

22

Nitko, Anthony J,. & Brookhart, Susan M. Educational assessment

of student. Pearson Education Inc, Upper Saddle River, New Jersey, 07458.

2007., hal. 38

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

42

mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi

yang tinggi, menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang

tinggi pula. Biasanya syarat minimun untuk dianggap memenuhi syarat

adalah kalau r = 0,3”.23

Dari pernyataan di atas dapat dikemukakan jika korelasi antara skor butir

dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan

tidak valid.

b. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas menyatakan bahwa apabila instrumen yang digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang

sama. Menurut Sugiyono reliabilitas adalah derajat konsistensi/keajengan data

dalam interval waktu tertentu.24

Berdasarkan pengertian di atas maka reliabilitas dapat dikemukakan

sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan

kekonsistenan. Suatu alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil

yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum

berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi perbedaan-

perbedaan kecil di antara hasil beberapa kali pengukuran. Pengujian ini bertujuan

untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten.

Pengujian reliabilitas kuesioner pada penelitian ini penulis menggunakan

metode Alpha Cronbach (α) menurut Sugiyono dengan rumus sebagai berikut:

23

Sugiyono. Op. Cit, hal. 133

24

Ibid, hal. 122

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

43

2

22 1

1 S

ΣS(S

N

NRαR i

Di mana:

= Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

S2 = Varians skor keseluruhan

Si2 = Varians masing-masing item

25

2. Uji Asumsi

Variabel-variabel yang digunakan sebelum digunakan untuk menganalisa

lebih lanjut maka akan dilakukan pengujian terlebih dahulu dengan tujuan untuk

mengetahui penyimpangan asumsi-asumsi dalam variabel-variabel dengan

menggunakan uji asumsi klasik. Menurut Gujarati sebelum dilakukan

pembentukan model regresi, dilakukan pengujian asumsi terlebih dahulu agar

model yang terbentuk memberikan estimasi yang BLUE (Best, Linear, Unbiased,

Estimator).

a. Best. Terbaik, dalam arti garis regresi merupakan estimasi atau

ramalan yang baik dari suatu sebaran data. Garis regresi merupakan

cara memahami pola hubungan antara dua seri data atau lebih. Garis

regresi adalah best jika garis itu menghasilkan error yang terkecil.

Error itu sendiri adalah perbedaan antara nilai observasi dan nilai yang

diramalkan oleh garis regresi. Jika best disertai dengan sifat unbiased

maka estimator regresi disebut efisien.

b. Linear. Estimator β disebut linear jika estimator itu merupakan fungsi

linier dari sampel. Rata-rata X adalah estimator yang linear karena

merupakan fungsi linier dari nilai-nilai X. Nilai-nilai OLS (Ordinary

Least Square) juga merupakan estimator yang linear.

c. Unbiased. Suatu estimator dikatakan unbiased jika nilai harapan dari

estimator β sama dengan nilai yang benar β (rata-rata β = β). 26

25

Ibid, hal. 177

26

Gujarati, Damodar N. Dasar-Dasar Ekonometrika (Buku 1, edisi ke-5).

Jakarta: Salemba Empat, 2010., hal. 79

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

44

Teorema Gausssian yang merupakan perhatian utama dalam

ekonometrika dikenal dengan asumsi klasik, membuat beberapa asumsi. Asumsi-

asumsi pada model regresi linier klasik, model kuadrat terkecil (OLS), memiliki

sifat ideal yang dikenal dengan teorema Gauss-Markov (Gauss-Markov Theorem).

Metode kuadrat terkecil akan menghasilkan estimator yang BLUE.

Estimator yang BLUE dan memiliki varian yang minimum disebut

estimator yang efisien (efficient estimator). Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari

lima pengujian, yakni uji normalitas, uji autokorelasi, uji Heteroskedastisitas, uji

multikolineritas dan uji linieritas sebagai berikut:

a. Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.27

Untuk mendeteksi

adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari Value Inflation Factor (VIF). Apabila

nilai VIF > 10, terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF < 10, tidak terjadi

multikolinearitas.28

Cara-cara tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1) Jika nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) pada Colinieritas Statistic

berada di sektor 1.

27

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

BP-Universitas Diponogoro, Semarang, 2007. hal. 91

28

Wijaya Tony, Analisis data penelitian menggunakan SPSS,

Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2009., hal. 119

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

45

2) Jika nilai Tolerance pada Colinieritas Statistic mendekati nilai 1 .

b. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari

model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke

observasi lainnya.29

Untuk mengetahui adanya gejala ini maka dapat dilakukan

dengan menggunakan teknik glejser yaitu dengan melakukan analisis regresi

dengan menggunakan nilai residual sebagai variabel dependen yang diperoeh dari

analisis regresi kemudian membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel (thitung

>ttabel).

Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu

mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai suatu

keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain

berbeda. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji ada tidaknya

Heterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi

menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya.

Heterokedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linear,

yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut

homokedastisitas.30

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan

melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED

29

Kuncoro, Mudrajad, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi.

Penerbit Erlangga, Jakarta, 2009., 112

30

Gujarati, Damodar N. Op Cit, hal. 53

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

46

dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu

X adalah residual (Y prediksi – Y sesuungguhnya) yang telah di-studentized.

Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka

0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dua model regresi

variabelterikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau

mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya.Untuk menguji normalitas data salah satu cara yang

digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan

distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk

satu garis lurus diagonal dan plotting data akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan

data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.31

31

Ghozali, Imam. Op Cit, hal. 74

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

47

Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara. Yaitu dengan "Normal P-

P Plot" dan "Tabel Kolmogorov Smirnov". Yang paling umum digunakan adalah

Normal P-P Plot. Pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan

melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.32

d. Autokorelasi

Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara pelanggan

observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya

dengan asumsi metode kuadrat terkecil (OLS), autokorelasi merupakan korelasi

antara satu residual dengan residual yang lain sedangkan satu asumsi penting

metode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara

residual satu dengan residual yang lain. Dengan kata lain, autokorelasi terjadi

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.

Apabila terdapat masalah autokorelasi, untuk mengatasinya, maka perlu dilakukan

tindakan perbaikan yaitu transformasi variabel dengan menggunakan metode

estimasi ρ (rho) yang didasarkan pada statistik Durbin-Watson.

32

Ibid, hal. 110-112

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

48

Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel

dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai

variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya.33

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (DW) atau sering disebut uji

statistik d. Apabila nilai DW berada di sekitar angka 2 atau antara 1,54 – 2,90

berarti model regresi kita aman dari kondisi heteroskedastisitas atau apabila nilai

DW terletak di antara dU dan 4-dU maka disimpulkan tidak ada autokorelasi.

Autokorelasi menunjukkan bahwa ada korelasi antara error dengan error periode

sebelumnya di mana pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi. Permasalahan

autokorelasi hanya relevan digunakan jika data yang dipakai adalah data time

series, sedangkan untuk data cross-section tidak perlu dilakukan.

Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:

1) Bila nilai DW berada di antara dU sampai dengan 4 - dU maka koefisien

autokorelasi sama dengan nol. Artinya, tidak ada autokorelasi.

2) Bila nilai DW lebih kecil daripada dL, koefisien autokorelasi lebih besar

daripada nol. Artinya ada autokorelasi positif.

3) Bila nilai DW terletak di antara dL dan dU, maka tidak dapat disimpulkan.

4) Bila nilai DW lebih besar daripada 4 - dL, koefisien autokorelasi lebih besar

daripada nol. Artinya ada autokorelasi negatif.

33

Ashari, Purbayu Budi Santoso. Analisis statistic dengan Microsoft exel dan. SPSS. Yogyakarta. 2005., hal. 240

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

49

5) Bila nilai DW terletak di antara 4 – dU dan 4- dL, maka tidak dapat

disimpulkan. SY

e. Linieritas

Pasangan nilai X dan Y yang diwujudkan dalam bentuk titik (X,Y)

disebut koordinat. Kalau koordinat-koordinat ini dihubungkan satu sama lain

secara berurutan maka akan terbentuk satu garis, maka garis lurus tersebut

dinamakan fungsi linier. Namun kalau tidak membentuk garis lurus, garis

regresinya dinamakan fungsi non-linier. Fungsi linier dapat menunjukkan bentuk

hubungan yang positif atau negatif.

Secara geometris linieritas dapat diartikan sebagai garis lurus yang bisa

memiliki nilai positif atau negatif. Suatu linieritas regresi dikatakan positif

manakala setiap kenaikan variabel bebas (X) selalu diikuti dengan kenaikan

variabel terikat (Y) sehingga garisnya bergerak dari kiri bawah ke kanan atas.

Sebaliknya, jika setiap kenaikan variabel bebas (X) selalu diikuti dengan

penurunan variabel terikat (Y) sehingga garisnya bergerak dari kiri atas ke kanan

bawah, maka lilieritasnya dikatakan negatif. Linieritas regresi juga dapat

dibedakan menjadi linieritas variabel dan linieritas parameter. Linieritas parameter

muncul karena adanya parameter βo sebagai nilai (Y) manakala nilai (X) = 0 atau

manakala nilai (X) konstan yang sekaligus juga bisa menunjukkan titik

perpotongan antara fungsi linier dengan sumbu Y sehingga sering disebut sebagai

intersep Y yang bisa memiliki nilai positif, negatif atau sama dengan nol. Jika

intersep positif berarti nilai Y lebih besar dari nol sehingga titik perpotongan

antara fungsi linier dengan sumbu Y akan berada di atas sumbu X, namun jika

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

50

negatif berarti nilai Y lebih kecil dari nol sehingga titik perpotongan antara fungsi

linier dan sumbu Y akan berada di bawah sumbu X. Jika intersep Y sama dengan

nol maka titik perpotongan fungsi linier dengan sumbu Y akan berada tepat di titik

pertemuan antara sumbu Y dengan sumbu X atau pada titik nol.

Selain parameter βo juga terdapat parameter β1 atau linieritas variabel

yang akan membentuk tangen sudut atau slope antara fungsi linier dengan sumbu

X sehingga dapat menggambarkan tingkat kemiringan fungsi linier. Banyaknya

parameter β yang dapat membentuk tangen sudut atau slope tergantung pada

banyaknya variabel bebas atau variabel yang dapat mempengaruhi perubahan

variabel terikat. Penentuan posisi nilai parameter βo dan β1 dapat menentukan

bentuk garis regresi dan hubungan antar variabelnya, apakah garis regresinya

berbentuk garis lurus sehingga hubungan antara variabelnya merupakan fungsi

linier atau tidak linier.

3. Uji Hipotesis

Analisis regresi sederhana digunakan untuk memprediksi atau menguji

pengaruh satu variabel bebas atau variabel independent terhadap variabel terikat

atau variabel dependent. Bila skor variabel bebas diketahui maka skor variabel

terikatnya dapat diprediksi besarnya. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk

mengetahui linearitas variabel terikat dengan variabel bebasnya. Analisis regresi

linear sederhana terdiri dari satu variabel bebas (predictor) dan satu variabel

terikat (respon), dengan persamaan : Y = a + bX.

Keterangan :

Y : Variabel terikat

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

51

a : Konstanta regresi

bX : Nilai turunan atau peningkatan variabel bebas

Pengambilan keptusan dalam uji regresi sederhana dapat mengacu pada

dua hal, yakni dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, atau dengan

membandingkan nilai signifikansi dengan nilai probabilitas 0,05. Hipotesis Nol

(Ho) pada Umumnya diformulasikan untuk ditolak, maka hipotesis pengganti

(Ha) dapat diterima. Hipotesis pengganti ini merupakan hipotesis penelitian, yaitu

prediksi yang diturunkan dari teori yang sedang diuji. Adapun penetapan hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : β = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran

Al-Qur’an Hadits dengan pelajaran Biologi.

Ha : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran Al-

Qur’an Hadits dengan pelajaran Biologi.

Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen dilakukuan analisis koefisien korelasi

yaitu analisis yang digunakan untuk mengatahui tingkat keeratan hubungan

komponen variabel bebas dan variabel terkait. Untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel X terhadap Y, maka dihitung secara matriks korelasi sederhana

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

r =

Besarnya Koefisien Korelasi adalah -1 ≤ 0 ≤1, dengn kriteria sebagai

berikut :

a. Jika r = -1 atau mendekati-1, maka terdapat hubungan antara kedua variabel

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIANrepository.stitradenwijaya.ac.id/312/4/bab3.pdf · Penelitian deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikan seperti survei,

52

kuat dengan arah yang berlawanan atau negatif.

b. Jika r = 1 atau mendekati 1, maka terdapat hubungan antara kedua variabel

kuat dengan arah yang berlawanan atau positif.

c. Jika r = 0 atau mendekati 0, maka terdapat hubungan antara kedua variabel

sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.

Untuk menginterprestasikan nilai koefisien yang diinginkan digunakan tabel

interprestasi sebagai berikut :

TABEL I

DERAJAT TINGKAT HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

Interval Tingkat hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 0,1000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat.

Sumber : Sugiyono (2008:214)

Data yang digunakan untuk pengujian hipotesis ini berasal dari variabel

(X) dan variabel (Y) yang pengukurannya menggunakan skala ordinal yaitu tingkat

pengukuran yang memungkinkan peneliti mengurutkan respondennya dari tingkat

yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi.