BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel...
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu jenis
penelitian untuk menganalisis suatu teori dan mencari generalisasi hasil. Jenis
penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatifuntuk
menggambarkan, mengarah, dan menekankan terhadap analisis yang dilakukan
dalam penelitian ini. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu karena
berkaitan dengan perilaku wajib pajak orang pribadi. Khususnya wajib pajak
yang berada didaerah Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari persepsi individu,
yang merupakan jenis data primer. Setiap individu nantinya menyampaikan
pendapat melalui survei yang berisi indikator dari konstruk yang digunakan.
Pemilihan dari metode survei karena memudahkan peneliti untuk menjangkau
sampel yang letaknya tersebar di wilayah penelitian dilakukan.
B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini populasinya adalahseluruh orang memenuhi kriteria
secara objektif sebagai wajib pajak PBB yang ada di Kota Malang terutama yang
terdaftar didalam Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang. Peneliti memilih
wajib pajak orang pribadi berdasarkanjenis kelamin, umur, pendidikan terakhir,
penghasilan perbulan, dan yang mengisi serta melaporkan SPT. Adapun
populasinya dicantumkan dalam tabel dibawah ini:
32
Tabel 3.1
Jumlah Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
No Kecamatan Jumlah
1 Sukun 47.249
2 Lowokwaru 47.101
3 Blimbing 44.039
4 Klojen 29.192
5 Kedungkandang 45.539
Jumlah Bangunan 213.290
Jumlah Bumi (Tanah dan Perairan) 55.302
Jumlah SPPT Bumi dan Bangunan 268.592
Dari jumlah SPPT dilakukan pemilihanwajib pajak orang pribadi sebagai
responden karena didalam variabel penelitian terdapat dua faktor, dimana faktor
internal dirasakan langsung pada diri wajib pajak dan faktor eksternal dirasakan
secara dalam diri wajib pajak yang diatur ketetapannya dari pemerintah
perpajakan. Lokasi Badan Pelayanan Pajak dan Daerah Kota Malang dipilih
sebagai wilayah penyebaran survei karena merupakan tempat pengelolaan dana
daerah yang didalamnya termasuk PBB diseluruh Kota Malang.
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk menyimpulkan
atau menggambarkan populasi. Pemilihan sampel dengan metode yang tepat
dapat menggambarkan kondisi populasi sesungguhnya yang akurat, dan dapat
menghemat biaya penelitian secara efektif.Terdapat dua pendekatan dalam
33
metode pemilihan sampel. Yakni probability sampling dan nonprobability
sampling.Peneliti menggunakan metode probability sampling, yaitu seluruh
unsur populasi (misalnya: orang, rumah tangga) dalam suatu populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih dalam sampel. Dalam metode ini, cara
pemilihan sampel harus dilakukan secara acak (random). Demikian pula dengan
jumlah sampel minimum, harus dihitung secara matematis berdasarkan
probabilitas. Perhitungan matematis berdasarkan probabilitasmenggunakan
metode Slovin, yaitu sebagai berikut:
Gambar 3.1
dimana
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
(Sevilla et. al., 1960:182)
Dari rumus diatas maka dapat dihitung dari keseluruhan populasi Pajak
Bumi dan Bangunan, sampelnya adalah sebagai berikut:
n =268.592
1 + (268.592 X 10%2)=
268.592
1 + (2.685,92)=
268.592
2.686,92= 99,96
Gambar 3.2
Dari perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan, bahwa sumber data
yang berasal dari kuesioner akan digunakan sebagai sampel sebanyak 100
34
kuesioner. 100 kuesiner yang akan disebar memiliki 10% tingkat error, maka
tingkatan error yang dibuat peneliti sebagai acuan bahwa kuesioner yang disebar
boleh tidak kembali 10 dari 100 kuesioner.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
adalah sampling aksidental (acak), dimana dalam menentukan sampel
berdasarkan kebetulan. Kebetulan yang dimaksud adalah saat peneliti bertemu
dengan siapa saja saat melakukan penelitian dan orang tersebut memiliki kriteria
yang cocok sebagai sumber data penelitian, maka peneliti akan mengambil dari
orang tersebut.Sehingga pengambilan sampel ini tepat digunakan peneliti untuk
menentukan sampel wajib pajak yang akan mengisi survei.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini mengambil indikator penelitian yang telah dikembangkan
sekaligus diuji validitas dan realibilitasnya oleh peneliti terdahulu, yaitu
Purnamasari (2016), Jati (2016), Oktafiyanto dan Wardani (2015), Ngadiman
dan Huslin (2015), dan Yusdita(2016). Sehingga peneliti hanya melakukan
adaptasi terhadap indikator yang digunakan dan sesuai dengan penelitian yang
ingin diuji peneliti.
Dalam penelitian ini responden mengisi jawaban yang dianggap paling
tepat. Jawaban diukur dengan likert scale yang berdimensi 5 skala, yaitu:
1. Skala (1) Sangat Tidak setuju
2. Skala (2) Tidak Setuju
3. Skala (3) Netral
4. Skala (4) Setuju, dan
35
5. Skala (5) Sangat Setuju.
Adapun indikator variabel penelitianmenggunakan 2 variabel, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Dimana setiap variabel bebas dan variabel
terikat memiliki indikator masing-masing, seperti yang dijelaskan dibawah ini:
a. Variabel Bebas (Independent Variabel) yang digunakan:
1. Pemahaman Wajib Pajak (X1) yaitu kegiatan yang dilakukan Badan
Pelayanan Pajak Daerah dalam rangka penanaman informasi perpajakan,
mengembangkan tingkat pemahaman, dan pengarahan mengenai pemahaman
yang benar mengenai pajak terutama pajak PBB. MenurutPurnamasari
(2016), pemahaman perpajakanadalah pengetahuan perpajakanmengenai
konsepketentuan umumdibidang perpajakan, jenis pajakyang berlaku
diIndonesia mulaidari subjek pajak, objek pajak, tarif pajak,perhitungan
pajakterutang, pencatatan pajak terutang, sampai dengan bagaimanapengisian
pelaporan pajak.Indikator-indikator pemahaman:
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Pemahaman
Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan
Pemahaman 1. Dasar pengenaan
Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB)
Likert 1. Saya memahami dasar
pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) adalah
Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP).
2. Saya memahami dasar
pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) adalah
berupa tanah, bangunan dan
rumah.
2. Sumber danabagi
pemerintah untuk
membiayai
3. Saya memahami bahwa
pajak adalah iuran rakyat
yang digunakan untuk dana
36
Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan
pengeluaran rutin
daerah.
pembangunan dan
perbaikan fasilitas umum
a. Memahami tarif
Pajak Bumi dan
Bangunan.
4. Saya memahami bahwa
Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) digunakan untuk
pembangunan daerah.
2. Kesadaran Wajib Pajak (X2) yaitu suatu kesiapan wajib pajak terhadap pajak
terutang yang dia bayarkan kepada negara. Menurut Jati
(2016)kesadaranperpajakan adalah kerelaan memenuhi kewajibannya,
termasuk rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi
pemerintah dengan cara membayar kewajiban pajaknya.Indikator-indikator
kesadaran pajak adalah:
Tabel 3.3
Operasional Variabel Penelitian
Kesadaran
Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan
Kesadaran 1. Sadar bahwa
membayar Pajak
Bumi dan
Bangunan adalah
kewajiban warga
Negara Indonesia.
Likert 1. Saya sadar bahwa
membayar Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) adalah
kewajiban warna Negara
Indonesia.
2. Membayar Pajak
Bumi dan
Bangunan secara
tepat waktu.
2. Saya sudah membayar
Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) secara tepat waktu
yaitu pada periode bulan
Maret sampai Agustus.
3. Membayar Pajak
Bumi dan
Bangunan bukan
merupakan beban.
3. Saya tidak merasa
bahwa membayar Pajak
Bumi dan Bangunan
(PBB) merupakan beban.
4. Melaporkan
apabila terdapat
perubahan harta.
4. Saya selalu melaporkan
apabila terjadi perubahan
harta kekayaan (tanah
dan bangunan) yang saya
miliki.
37
Kualitas Pelayanan Fiskus (X3) yaitu fasilitas yang diberikan oleh Badan
Pelayanan Pajak Daerah baik berupa kualitas dalam pembayaran maupun
dalam konsultasi tentang melakukan perhitungan pajak terhutang. Penelitian
ini mengadaptasi indikator yang digunakan oleh penelitian (Oktafiyanto dan
Wardani, 2015). Indikator-indikator kualitas pelayanan fiskus adalah: Tabel
3.4
Operasional Variabel Penelitian
Kualitas Pelayanan
Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan
Kualitas
Pelayanan
1. Pelayanan fiskus
dalam
memberikan
pelayanan kepada
wajib pajak.
Likert
1. Fiskus telah memberikan
pelayanan pajak dengan
baik
2. Penyuluhan yang
dilakukan fiskus
dapat membantu
pemahaman
mengenai hak dan
kewajiban wajib
pajak kualitas
memberikan
kecepatan dan
ketepatan dalam
pelayanan.
2. Penyuluhan yang
dilakukan fiskus dapat
membantu pemahaman
mengenai hak dan
kewajiban wajib pajak
3. Kualitas
pelayanan fiskus
dalam
memperhatikan
keberatan wajib
pajak atas pajak
yang dikenakan.
3. Fiskus senantiasa
memperhatikan keberatan
wajib pajak atas pajak yang
dikenakan
4. Kualitas
pelayanan fiskus
untuk
memberikan
kemudahan
penyampaian SPT
4. Kemudahan untuk
mendapatkan pelayanan
dalam menyampaikan SPT
5. Kualitas 5. Kemudahan/ efisien dalam
38
Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan
pelayanan fiskus
untuk
memberikan
kemudahan dalam
pembayaran dan
pelunasan pajak.
membayar dan melunasi
pajak
6. Sanksi Administrasi (X4) yaitu hukuman atau aturan-aturan yang berupa
denda administrasi. Denda administrasi ditanggung oleh wajib pajak sesuai
dengan undang-undang perpajakan. Penelitian ini mengadaptasi indikator
yang digunakan oleh (Ngadiman dan Huslin, 2015). Indikator-indikator
dalam sanksi adalah:
Tabel 3.5
Operasional Variabel Penelitian
Sanksi Denda
Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan
Sanksi
Denda
1. Sanksi dibentuk
untuk mencapai
kedisiplinan.
Likert 1. Sanksi pajak sangat
diperlukan agar tercipta
kedisiplinan Wajib Pajak
dalam mememuhi
kewajiban perpajakan
2. Sanksi dibuat
untuk
dilaksanakan jika
ada yang
melanggar
2. Pengenaan sanksi harus
dilaksanakan dengan tegas
kepada semua Wajib pajak
yang melakukan
pelanggaran
3. Sanksi yang
diberikan sesuai
dengan besar
kecilnya
kesalahan wajib
pajak.
3. Sanksi yang diberikan
kepada Wajib Pajak harus
sesuai dengan besar
kecilnya pelanggaran yang
sudah dilakukan
4. Sanksi yang
diberikan
digunakan sesuai
dengan penerapan
yang berlaku
dalam perpajakan.
4. Penerapan sanksi pajak
harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
5. Siapapun yang
melanggar
5. Jika tidak melaksanakan
kewajiban perpajakan,
39
Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan
perpajakan akan
dikenakan sanksi.
maka Wajib Pajak akan
dikenakan sanksi pajak
6. Sanksi digunakan
sebagai efek jera
bagi yang
melanggarnya.
6. Pemberian sanksi pajak
dapat menumbuhkan efek
jera bagi Wajib Pajak yang
tidak patuh
b. Variabel Terikat (Dependent Variabel) yang digunakan:
Dalam penelitian ini kepatuhan wajib pajak, yaitu suatu tindakan yang dilakukan
wajib pajak yang tidak melanggar aturan-aturan perpajakan didalam Undang-
Undang Perpajakan. Hasil penelitian Yusdita (2016)menyebutkan 6 indikator
kepatuhan terhadap pajak bumi dan bangunan sebagai berikut:
Tabel 3.6
Operasional Variabel Penelitian
Kepatuhan
Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan
Kepatuhan 1. Kepatuhan atas
kesalahan pajak
Likert 1. Saya melakukan koreksi
walaupun berdampak pada
naiknya jumlah pajak yang
harus dibayar ketika
menyadari ada kesalahan
dalam perhitungan pajak.
2. Kepatuhan atas
perlakuan pajak
2. Saya mengakui seluruh
pendapatan dari seluruh
sumber walaupun
berdampak pada
meningkatnya pajak yang
harus dibayar.
3. Kepatuhan atas
penyampaian SPT
Masa
3. Saya pernah menerima
Surat Tagihan Pajak atas
denda keterlambatan
penyampaian SPT Masa
dalam dua tahun terakhir.
4. Kepatuhan atas
penyampaian SPT
Tahunan
4. Saya pernah menerima
Surat Tagihan Pajak atas
denda keterlambatan
penyampaian SPT Tahunan
dalam dua tahun terakhir.
5. Kepatuhan dalam
pembayaran pajak
5. Saya pernah menerima
Surat Tagihan Pajak atas
bunga keterlambatan
pembayaran pajak terutang
dalam dua tahun tahun
40
Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan
terakhir.
6. Kekurangan
pembayaran pajak
6. Saya pernah menerima
Surat Tagihan Pajak atas
denda dan bunga
kekurangan pajak yang
disetorkan dalam dua tahun
terakhir.
D. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
Dimana data yang digunakan tidak menggunakan angka melainkan kata. Hal-hal
yang termasuk dalam data kualitatif dalam penelitian ini adalah tanggapan dari
diri wajib pajak tentang pemahaman wajib pajak, kesadaran wajib pajak, kualitas
pelayanan pajak, dan sanksi denda terhadap kepatuhan dalam membayar Pajak
Bumi dan Bangunan.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan peneliti adalah subyek data awal yang
didapatkan oleh peneliti. Peneliti menggunakan sumber data primer, hal tersebut
didunkung dengan adanya data alamiah yang didapatkan peneliti, yaitu dari
penyebaran kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan wajib pajak yang akan
mengisi survei.
41
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Deskripsi Responden
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu secara
primer, yaitu kuesioner. Dimana data yang disebarkan dalam penelitian diperoleh
dengan alamiah yaitu bukan rekayasa tetapi diperoleh dengan membuat
kuesioner. Dalam pertanyaan pembuatan kuesioner mengadopsi dari beberapa
penelitian terdahulu. Kuesioner yang diadopsi dari penelitian Purnamasari
(2016), Jati (2016), Oktafiyanto dan Wardani (2015), Ngadiman dan Huslin
(2015), dan Yusdita (2016) yang sudah dilakukan uji validitas dan realibilitasnya.
Peneliti merubah kata-kata pada kuesioner dari penelitian terdahulu dengan
menyesuaikan penulisan indikator pertanyaan, sehingga memudahkan responden
dalam menjawab pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang berisikan
tentang pemahaman, kesadaran, kualitas pelayanan, sanksi denda, dan kepatuhan.
Dengan hal tersebut, peneliti dapat memperoleh data yang diinginkan.
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menggambarkan karakteristik umum dari sampel yang
digunakan dalam penelitian ini dengan lebih rinci sehingga dapat diketahui nlai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi dari masing-masing
variable yaitu sanksi pajak, pelayanan fiskus dan pengetahuan perpajakandan
kepatuhan wajib pajak.
Rs =𝑛 (𝑚 −1)
𝑚
Keterangan :
n : Jumlah sampel
m : Alternatif item
Rs : Rating Scale (Skala Penilaian)
42
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Indikator dalam mengukur validitas, pertanyaan untuk setiap variabel
menunjukkan bahwa nilai rhitung korelasi > rtabel sehingga indikator
pertanyaan dalam kuesioner dapat dinyatakan valid (Ghozali, 2016). Untuk
menguji validitas kuesioner maka digunakan teknik korelasi product moment
pearson, rumusnya yaitu:
(∑ )−(∑ )(∑ )
xy= √{ ∑ ²−(∑ ){ ∑ ²−(∑ )²}
Dimana:
xy = Koefisien korelasi (validitas)
x = Skor item
N= Banyaknya subjek
Dasar pengambilan keputusan adalah jika rhitung > rtabel pada tarif
signifikan 0,05 maka item (butir soal) dinyatakan valid. Sebaliknya jika rhitung
< rtabel maka butir soal dinyatakan tidak valid, maka dilanjutkan dengan uji
reliabilitas (Ghozali, 2016).
Pengujian reliabilitas dilakukan hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang
telah melalui pengujian validitas dan yang dinyatakan valid. Pengujian ini
untukmengetahui sejauh mana hasil pengukuran terhadap item-item pertanyaan
apakah tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan alat ukur yang sama (Ghozali, 2016).
43
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kekonsistenan alat ukur dalam
mengukur gejala/peristiwa yang sama. Dalam penelitian ini Uji reliabilitas
dilakukan dengan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:
ral = {
} {1- ∑ ² } −
Dimana:
Ral = korelasi keandalan alpha
N = Jumlah responden
Σ² = jumlah variasi bagian
Vt = varian total
Dasar pengukurannya yaitu apabila kuisioner dikatakan reliabel jikadapat
memberikan hasil relatif sama atau konsisten pada saat dilakukan pengukuran
kembali pada objek yang berlainan pada waktu yang berbeda atau memberikan
hasil yang tetap. Apabila koefisien Cronbach Alpha (ral) ≥ 0,6 maka dapat
dikatakan instrumen tersebut reliabel.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui bahwa data tersebut dapat mewakili populasi yang digunakan.
Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji
statistik Skewness & Kurtosis untuk uji normalitas (Ghozali, 2016).
4. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Dalam model
regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi antara variabel independen.Jika
44
terjadi gejala multikoleniaritas yang tinggi, standart error koefisin regresi akan
semakin besar dan mengakibatkan confidence interval untuk pendugaan
parameter semakin lebar, dengan demikian terbuka kemungkinan terjadi
kekeliruan, menerima hipotesis yang salah. Uji asumsi klasik seperti
multikolenieritas dapat dilaksanakan dengan jalan meregresikan model analisis
dan melakukan uji korelasi antar independent variable dengan mengguankan
Variance Inflation Factor (VIF). Jika diketahui bahwa nilai tolerance value≥ 0,1
dan nilai VIF < 10 yang berarti tidak terjadi gejala multikolinearitas(Ghozali,
2016).
5. Uji Asumsi Klasik Heteroskedasitistas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
diperoleh nilai signifikansi untuk semua variabel pada masing-masing
persamaan > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas melihat dari Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terkait
(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilihat dari ada tidaknya dari pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y dan Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang
telah di-studentized. Jika tidak ada plot yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
45
6. Uji Regresi Linear Berganda
Uji Hipotesis dilakukan untuk mengukurhubungan bahwa satu atau dua
variabelmenunjukkan hubungan antar variabel tersebut. Uji hipotesis bertujuan
untuk menguji apakah data dari sampel yang ada sudah cukup untuk
menggambarkan populasi. Adapun persamaan rumus untuk melihat hipotesis
adalah analisis regresi linear berganda yang digunakan adalah:
Y= a + 𝑏1X1+ 𝑏2X2+𝑏3X3+ 𝑏4X4 + e
Dimana :
Y = Kepatuhan
X1 = pemahaman wajib pajak
X2 = kesadaran wajib pajak
X3 = sikap wajib pajak
X4 = kualitas pelayanan pajak
X5 = sanksi denda
a = konstanta regresi
b = koefisien regresi