BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel...

15
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu jenis penelitian untuk menganalisis suatu teori dan mencari generalisasi hasil. Jenis penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatifuntuk menggambarkan, mengarah, dan menekankan terhadap analisis yang dilakukan dalam penelitian ini. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu karena berkaitan dengan perilaku wajib pajak orang pribadi. Khususnya wajib pajak yang berada didaerah Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari persepsi individu, yang merupakan jenis data primer. Setiap individu nantinya menyampaikan pendapat melalui survei yang berisi indikator dari konstruk yang digunakan. Pemilihan dari metode survei karena memudahkan peneliti untuk menjangkau sampel yang letaknya tersebar di wilayah penelitian dilakukan. B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel Dalam penelitian ini populasinya adalahseluruh orang memenuhi kriteria secara objektif sebagai wajib pajak PBB yang ada di Kota Malang terutama yang terdaftar didalam Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang. Peneliti memilih wajib pajak orang pribadi berdasarkanjenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, penghasilan perbulan, dan yang mengisi serta melaporkan SPT. Adapun populasinya dicantumkan dalam tabel dibawah ini:

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu jenis

penelitian untuk menganalisis suatu teori dan mencari generalisasi hasil. Jenis

penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatifuntuk

menggambarkan, mengarah, dan menekankan terhadap analisis yang dilakukan

dalam penelitian ini. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu karena

berkaitan dengan perilaku wajib pajak orang pribadi. Khususnya wajib pajak

yang berada didaerah Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari persepsi individu,

yang merupakan jenis data primer. Setiap individu nantinya menyampaikan

pendapat melalui survei yang berisi indikator dari konstruk yang digunakan.

Pemilihan dari metode survei karena memudahkan peneliti untuk menjangkau

sampel yang letaknya tersebar di wilayah penelitian dilakukan.

B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini populasinya adalahseluruh orang memenuhi kriteria

secara objektif sebagai wajib pajak PBB yang ada di Kota Malang terutama yang

terdaftar didalam Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang. Peneliti memilih

wajib pajak orang pribadi berdasarkanjenis kelamin, umur, pendidikan terakhir,

penghasilan perbulan, dan yang mengisi serta melaporkan SPT. Adapun

populasinya dicantumkan dalam tabel dibawah ini:

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

32

Tabel 3.1

Jumlah Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang

No Kecamatan Jumlah

1 Sukun 47.249

2 Lowokwaru 47.101

3 Blimbing 44.039

4 Klojen 29.192

5 Kedungkandang 45.539

Jumlah Bangunan 213.290

Jumlah Bumi (Tanah dan Perairan) 55.302

Jumlah SPPT Bumi dan Bangunan 268.592

Dari jumlah SPPT dilakukan pemilihanwajib pajak orang pribadi sebagai

responden karena didalam variabel penelitian terdapat dua faktor, dimana faktor

internal dirasakan langsung pada diri wajib pajak dan faktor eksternal dirasakan

secara dalam diri wajib pajak yang diatur ketetapannya dari pemerintah

perpajakan. Lokasi Badan Pelayanan Pajak dan Daerah Kota Malang dipilih

sebagai wilayah penyebaran survei karena merupakan tempat pengelolaan dana

daerah yang didalamnya termasuk PBB diseluruh Kota Malang.

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk menyimpulkan

atau menggambarkan populasi. Pemilihan sampel dengan metode yang tepat

dapat menggambarkan kondisi populasi sesungguhnya yang akurat, dan dapat

menghemat biaya penelitian secara efektif.Terdapat dua pendekatan dalam

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

33

metode pemilihan sampel. Yakni probability sampling dan nonprobability

sampling.Peneliti menggunakan metode probability sampling, yaitu seluruh

unsur populasi (misalnya: orang, rumah tangga) dalam suatu populasi memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih dalam sampel. Dalam metode ini, cara

pemilihan sampel harus dilakukan secara acak (random). Demikian pula dengan

jumlah sampel minimum, harus dihitung secara matematis berdasarkan

probabilitas. Perhitungan matematis berdasarkan probabilitasmenggunakan

metode Slovin, yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.1

dimana

n: jumlah sampel

N: jumlah populasi

e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)

(Sevilla et. al., 1960:182)

Dari rumus diatas maka dapat dihitung dari keseluruhan populasi Pajak

Bumi dan Bangunan, sampelnya adalah sebagai berikut:

n =268.592

1 + (268.592 X 10%2)=

268.592

1 + (2.685,92)=

268.592

2.686,92= 99,96

Gambar 3.2

Dari perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan, bahwa sumber data

yang berasal dari kuesioner akan digunakan sebagai sampel sebanyak 100

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

34

kuesioner. 100 kuesiner yang akan disebar memiliki 10% tingkat error, maka

tingkatan error yang dibuat peneliti sebagai acuan bahwa kuesioner yang disebar

boleh tidak kembali 10 dari 100 kuesioner.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

adalah sampling aksidental (acak), dimana dalam menentukan sampel

berdasarkan kebetulan. Kebetulan yang dimaksud adalah saat peneliti bertemu

dengan siapa saja saat melakukan penelitian dan orang tersebut memiliki kriteria

yang cocok sebagai sumber data penelitian, maka peneliti akan mengambil dari

orang tersebut.Sehingga pengambilan sampel ini tepat digunakan peneliti untuk

menentukan sampel wajib pajak yang akan mengisi survei.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini mengambil indikator penelitian yang telah dikembangkan

sekaligus diuji validitas dan realibilitasnya oleh peneliti terdahulu, yaitu

Purnamasari (2016), Jati (2016), Oktafiyanto dan Wardani (2015), Ngadiman

dan Huslin (2015), dan Yusdita(2016). Sehingga peneliti hanya melakukan

adaptasi terhadap indikator yang digunakan dan sesuai dengan penelitian yang

ingin diuji peneliti.

Dalam penelitian ini responden mengisi jawaban yang dianggap paling

tepat. Jawaban diukur dengan likert scale yang berdimensi 5 skala, yaitu:

1. Skala (1) Sangat Tidak setuju

2. Skala (2) Tidak Setuju

3. Skala (3) Netral

4. Skala (4) Setuju, dan

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

35

5. Skala (5) Sangat Setuju.

Adapun indikator variabel penelitianmenggunakan 2 variabel, yaitu

variabel bebas dan variabel terikat. Dimana setiap variabel bebas dan variabel

terikat memiliki indikator masing-masing, seperti yang dijelaskan dibawah ini:

a. Variabel Bebas (Independent Variabel) yang digunakan:

1. Pemahaman Wajib Pajak (X1) yaitu kegiatan yang dilakukan Badan

Pelayanan Pajak Daerah dalam rangka penanaman informasi perpajakan,

mengembangkan tingkat pemahaman, dan pengarahan mengenai pemahaman

yang benar mengenai pajak terutama pajak PBB. MenurutPurnamasari

(2016), pemahaman perpajakanadalah pengetahuan perpajakanmengenai

konsepketentuan umumdibidang perpajakan, jenis pajakyang berlaku

diIndonesia mulaidari subjek pajak, objek pajak, tarif pajak,perhitungan

pajakterutang, pencatatan pajak terutang, sampai dengan bagaimanapengisian

pelaporan pajak.Indikator-indikator pemahaman:

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Pemahaman

Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan

Pemahaman 1. Dasar pengenaan

Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB)

Likert 1. Saya memahami dasar

pengenaan Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) adalah

Nilai Jual Objek Pajak

(NJOP).

2. Saya memahami dasar

pengenaan Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) adalah

berupa tanah, bangunan dan

rumah.

2. Sumber danabagi

pemerintah untuk

membiayai

3. Saya memahami bahwa

pajak adalah iuran rakyat

yang digunakan untuk dana

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

36

Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan

pengeluaran rutin

daerah.

pembangunan dan

perbaikan fasilitas umum

a. Memahami tarif

Pajak Bumi dan

Bangunan.

4. Saya memahami bahwa

Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB) digunakan untuk

pembangunan daerah.

2. Kesadaran Wajib Pajak (X2) yaitu suatu kesiapan wajib pajak terhadap pajak

terutang yang dia bayarkan kepada negara. Menurut Jati

(2016)kesadaranperpajakan adalah kerelaan memenuhi kewajibannya,

termasuk rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi

pemerintah dengan cara membayar kewajiban pajaknya.Indikator-indikator

kesadaran pajak adalah:

Tabel 3.3

Operasional Variabel Penelitian

Kesadaran

Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan

Kesadaran 1. Sadar bahwa

membayar Pajak

Bumi dan

Bangunan adalah

kewajiban warga

Negara Indonesia.

Likert 1. Saya sadar bahwa

membayar Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) adalah

kewajiban warna Negara

Indonesia.

2. Membayar Pajak

Bumi dan

Bangunan secara

tepat waktu.

2. Saya sudah membayar

Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB) secara tepat waktu

yaitu pada periode bulan

Maret sampai Agustus.

3. Membayar Pajak

Bumi dan

Bangunan bukan

merupakan beban.

3. Saya tidak merasa

bahwa membayar Pajak

Bumi dan Bangunan

(PBB) merupakan beban.

4. Melaporkan

apabila terdapat

perubahan harta.

4. Saya selalu melaporkan

apabila terjadi perubahan

harta kekayaan (tanah

dan bangunan) yang saya

miliki.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

37

Kualitas Pelayanan Fiskus (X3) yaitu fasilitas yang diberikan oleh Badan

Pelayanan Pajak Daerah baik berupa kualitas dalam pembayaran maupun

dalam konsultasi tentang melakukan perhitungan pajak terhutang. Penelitian

ini mengadaptasi indikator yang digunakan oleh penelitian (Oktafiyanto dan

Wardani, 2015). Indikator-indikator kualitas pelayanan fiskus adalah: Tabel

3.4

Operasional Variabel Penelitian

Kualitas Pelayanan

Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan

Kualitas

Pelayanan

1. Pelayanan fiskus

dalam

memberikan

pelayanan kepada

wajib pajak.

Likert

1. Fiskus telah memberikan

pelayanan pajak dengan

baik

2. Penyuluhan yang

dilakukan fiskus

dapat membantu

pemahaman

mengenai hak dan

kewajiban wajib

pajak kualitas

memberikan

kecepatan dan

ketepatan dalam

pelayanan.

2. Penyuluhan yang

dilakukan fiskus dapat

membantu pemahaman

mengenai hak dan

kewajiban wajib pajak

3. Kualitas

pelayanan fiskus

dalam

memperhatikan

keberatan wajib

pajak atas pajak

yang dikenakan.

3. Fiskus senantiasa

memperhatikan keberatan

wajib pajak atas pajak yang

dikenakan

4. Kualitas

pelayanan fiskus

untuk

memberikan

kemudahan

penyampaian SPT

4. Kemudahan untuk

mendapatkan pelayanan

dalam menyampaikan SPT

5. Kualitas 5. Kemudahan/ efisien dalam

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

38

Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan

pelayanan fiskus

untuk

memberikan

kemudahan dalam

pembayaran dan

pelunasan pajak.

membayar dan melunasi

pajak

6. Sanksi Administrasi (X4) yaitu hukuman atau aturan-aturan yang berupa

denda administrasi. Denda administrasi ditanggung oleh wajib pajak sesuai

dengan undang-undang perpajakan. Penelitian ini mengadaptasi indikator

yang digunakan oleh (Ngadiman dan Huslin, 2015). Indikator-indikator

dalam sanksi adalah:

Tabel 3.5

Operasional Variabel Penelitian

Sanksi Denda

Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan

Sanksi

Denda

1. Sanksi dibentuk

untuk mencapai

kedisiplinan.

Likert 1. Sanksi pajak sangat

diperlukan agar tercipta

kedisiplinan Wajib Pajak

dalam mememuhi

kewajiban perpajakan

2. Sanksi dibuat

untuk

dilaksanakan jika

ada yang

melanggar

2. Pengenaan sanksi harus

dilaksanakan dengan tegas

kepada semua Wajib pajak

yang melakukan

pelanggaran

3. Sanksi yang

diberikan sesuai

dengan besar

kecilnya

kesalahan wajib

pajak.

3. Sanksi yang diberikan

kepada Wajib Pajak harus

sesuai dengan besar

kecilnya pelanggaran yang

sudah dilakukan

4. Sanksi yang

diberikan

digunakan sesuai

dengan penerapan

yang berlaku

dalam perpajakan.

4. Penerapan sanksi pajak

harus sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

5. Siapapun yang

melanggar

5. Jika tidak melaksanakan

kewajiban perpajakan,

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

39

Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan

perpajakan akan

dikenakan sanksi.

maka Wajib Pajak akan

dikenakan sanksi pajak

6. Sanksi digunakan

sebagai efek jera

bagi yang

melanggarnya.

6. Pemberian sanksi pajak

dapat menumbuhkan efek

jera bagi Wajib Pajak yang

tidak patuh

b. Variabel Terikat (Dependent Variabel) yang digunakan:

Dalam penelitian ini kepatuhan wajib pajak, yaitu suatu tindakan yang dilakukan

wajib pajak yang tidak melanggar aturan-aturan perpajakan didalam Undang-

Undang Perpajakan. Hasil penelitian Yusdita (2016)menyebutkan 6 indikator

kepatuhan terhadap pajak bumi dan bangunan sebagai berikut:

Tabel 3.6

Operasional Variabel Penelitian

Kepatuhan

Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan

Kepatuhan 1. Kepatuhan atas

kesalahan pajak

Likert 1. Saya melakukan koreksi

walaupun berdampak pada

naiknya jumlah pajak yang

harus dibayar ketika

menyadari ada kesalahan

dalam perhitungan pajak.

2. Kepatuhan atas

perlakuan pajak

2. Saya mengakui seluruh

pendapatan dari seluruh

sumber walaupun

berdampak pada

meningkatnya pajak yang

harus dibayar.

3. Kepatuhan atas

penyampaian SPT

Masa

3. Saya pernah menerima

Surat Tagihan Pajak atas

denda keterlambatan

penyampaian SPT Masa

dalam dua tahun terakhir.

4. Kepatuhan atas

penyampaian SPT

Tahunan

4. Saya pernah menerima

Surat Tagihan Pajak atas

denda keterlambatan

penyampaian SPT Tahunan

dalam dua tahun terakhir.

5. Kepatuhan dalam

pembayaran pajak

5. Saya pernah menerima

Surat Tagihan Pajak atas

bunga keterlambatan

pembayaran pajak terutang

dalam dua tahun tahun

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

40

Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan

terakhir.

6. Kekurangan

pembayaran pajak

6. Saya pernah menerima

Surat Tagihan Pajak atas

denda dan bunga

kekurangan pajak yang

disetorkan dalam dua tahun

terakhir.

D. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

Dimana data yang digunakan tidak menggunakan angka melainkan kata. Hal-hal

yang termasuk dalam data kualitatif dalam penelitian ini adalah tanggapan dari

diri wajib pajak tentang pemahaman wajib pajak, kesadaran wajib pajak, kualitas

pelayanan pajak, dan sanksi denda terhadap kepatuhan dalam membayar Pajak

Bumi dan Bangunan.

2. Sumber data

Sumber data yang digunakan peneliti adalah subyek data awal yang

didapatkan oleh peneliti. Peneliti menggunakan sumber data primer, hal tersebut

didunkung dengan adanya data alamiah yang didapatkan peneliti, yaitu dari

penyebaran kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan wajib pajak yang akan

mengisi survei.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

41

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Deskripsi Responden

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu secara

primer, yaitu kuesioner. Dimana data yang disebarkan dalam penelitian diperoleh

dengan alamiah yaitu bukan rekayasa tetapi diperoleh dengan membuat

kuesioner. Dalam pertanyaan pembuatan kuesioner mengadopsi dari beberapa

penelitian terdahulu. Kuesioner yang diadopsi dari penelitian Purnamasari

(2016), Jati (2016), Oktafiyanto dan Wardani (2015), Ngadiman dan Huslin

(2015), dan Yusdita (2016) yang sudah dilakukan uji validitas dan realibilitasnya.

Peneliti merubah kata-kata pada kuesioner dari penelitian terdahulu dengan

menyesuaikan penulisan indikator pertanyaan, sehingga memudahkan responden

dalam menjawab pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang berisikan

tentang pemahaman, kesadaran, kualitas pelayanan, sanksi denda, dan kepatuhan.

Dengan hal tersebut, peneliti dapat memperoleh data yang diinginkan.

2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menggambarkan karakteristik umum dari sampel yang

digunakan dalam penelitian ini dengan lebih rinci sehingga dapat diketahui nlai

minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi dari masing-masing

variable yaitu sanksi pajak, pelayanan fiskus dan pengetahuan perpajakandan

kepatuhan wajib pajak.

Rs =𝑛 (𝑚 −1)

𝑚

Keterangan :

n : Jumlah sampel

m : Alternatif item

Rs : Rating Scale (Skala Penilaian)

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

42

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Indikator dalam mengukur validitas, pertanyaan untuk setiap variabel

menunjukkan bahwa nilai rhitung korelasi > rtabel sehingga indikator

pertanyaan dalam kuesioner dapat dinyatakan valid (Ghozali, 2016). Untuk

menguji validitas kuesioner maka digunakan teknik korelasi product moment

pearson, rumusnya yaitu:

(∑ )−(∑ )(∑ )

xy= √{ ∑ ²−(∑ ){ ∑ ²−(∑ )²}

Dimana:

xy = Koefisien korelasi (validitas)

x = Skor item

N= Banyaknya subjek

Dasar pengambilan keputusan adalah jika rhitung > rtabel pada tarif

signifikan 0,05 maka item (butir soal) dinyatakan valid. Sebaliknya jika rhitung

< rtabel maka butir soal dinyatakan tidak valid, maka dilanjutkan dengan uji

reliabilitas (Ghozali, 2016).

Pengujian reliabilitas dilakukan hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang

telah melalui pengujian validitas dan yang dinyatakan valid. Pengujian ini

untukmengetahui sejauh mana hasil pengukuran terhadap item-item pertanyaan

apakah tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua atau lebih terhadap gejala

yang sama dengan alat ukur yang sama (Ghozali, 2016).

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

43

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kekonsistenan alat ukur dalam

mengukur gejala/peristiwa yang sama. Dalam penelitian ini Uji reliabilitas

dilakukan dengan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:

ral = {

} {1- ∑ ² } −

Dimana:

Ral = korelasi keandalan alpha

N = Jumlah responden

Σ² = jumlah variasi bagian

Vt = varian total

Dasar pengukurannya yaitu apabila kuisioner dikatakan reliabel jikadapat

memberikan hasil relatif sama atau konsisten pada saat dilakukan pengukuran

kembali pada objek yang berlainan pada waktu yang berbeda atau memberikan

hasil yang tetap. Apabila koefisien Cronbach Alpha (ral) ≥ 0,6 maka dapat

dikatakan instrumen tersebut reliabel.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas dilakukan

untuk mengetahui bahwa data tersebut dapat mewakili populasi yang digunakan.

Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji

statistik Skewness & Kurtosis untuk uji normalitas (Ghozali, 2016).

4. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Dalam model

regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi antara variabel independen.Jika

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

44

terjadi gejala multikoleniaritas yang tinggi, standart error koefisin regresi akan

semakin besar dan mengakibatkan confidence interval untuk pendugaan

parameter semakin lebar, dengan demikian terbuka kemungkinan terjadi

kekeliruan, menerima hipotesis yang salah. Uji asumsi klasik seperti

multikolenieritas dapat dilaksanakan dengan jalan meregresikan model analisis

dan melakukan uji korelasi antar independent variable dengan mengguankan

Variance Inflation Factor (VIF). Jika diketahui bahwa nilai tolerance value≥ 0,1

dan nilai VIF < 10 yang berarti tidak terjadi gejala multikolinearitas(Ghozali,

2016).

5. Uji Asumsi Klasik Heteroskedasitistas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

diperoleh nilai signifikansi untuk semua variabel pada masing-masing

persamaan > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas melihat dari Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terkait

(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilihat dari ada tidaknya dari pola tertentu pada grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y dan Y yang telah

diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang

telah di-studentized. Jika tidak ada plot yang jelas, serta titik-titik menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/39724/4/BAB III.pdf · Variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan pengeluaran rutin daerah. pembangunan dan perbaikan

45

6. Uji Regresi Linear Berganda

Uji Hipotesis dilakukan untuk mengukurhubungan bahwa satu atau dua

variabelmenunjukkan hubungan antar variabel tersebut. Uji hipotesis bertujuan

untuk menguji apakah data dari sampel yang ada sudah cukup untuk

menggambarkan populasi. Adapun persamaan rumus untuk melihat hipotesis

adalah analisis regresi linear berganda yang digunakan adalah:

Y= a + 𝑏1X1+ 𝑏2X2+𝑏3X3+ 𝑏4X4 + e

Dimana :

Y = Kepatuhan

X1 = pemahaman wajib pajak

X2 = kesadaran wajib pajak

X3 = sikap wajib pajak

X4 = kualitas pelayanan pajak

X5 = sanksi denda

a = konstanta regresi

b = koefisien regresi