BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia...

22
59 Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, tanpa metode penelitian sebuah penelitian akan berantakan. Metode penelitian mencakup lokasi, sampel dan populasi, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dll. Metode penelitian menjelaskan metode apa yang akan dipakai untuk sebuah penelitian, bagaimana teknik pengambilan populasi dan sampel, bagaimana desain penelitian yang dipakai, instrumen penelitiannya menggunakan apa, bagaimana teknik pengumpulan datanya, dan sebagainya. Pemilihan metode penelitian yang tepat akan mempengaruhi hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menguji pengaruh model pembelajaran langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola di SMAN 15 Bandung, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Sugiyono (2012, hlm. 106) menyatakan bahwa, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap hal yang lain dalam kondisi yang terkendali. Sesuai dengan masalah yang dikaji oleh peneliti maka dari itu peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen sebagai metodenya.B. Lokasi dan SubjekPenelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung yang berada di Jalan Sarimanis 1 Kota Bandung Telepon 022-2011975. Alasan utama pemilihan lokasi penelitian di SMAN 15 Bandung didasarkan atas penemuan masalah pada saat

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

59

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting

dalam sebuah penelitian, tanpa metode penelitian sebuah penelitian akan

berantakan. Metode penelitian mencakup lokasi, sampel dan populasi, desain

penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dll. Metode penelitian

menjelaskan metode apa yang akan dipakai untuk sebuah penelitian, bagaimana

teknik pengambilan populasi dan sampel, bagaimana desain penelitian yang

dipakai, instrumen penelitiannya menggunakan apa, bagaimana teknik

pengumpulan datanya, dan sebagainya. Pemilihan metode penelitian yang tepat

akan mempengaruhi hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menguji pengaruh model

pembelajaran langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap motivasi dan

hasil belajar permainan sepakbola di SMAN 15 Bandung, maka metode penelitian

yang digunakan adalah metode eksperimen. Sugiyono (2012, hlm. 106)

menyatakan bahwa, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap hal yang lain dalam kondisi yang terkendali. Sesuai dengan masalah

yang dikaji oleh peneliti maka dari itu peneliti menggunakan metode penelitian

eksperimen sebagai metodenya.”

B. Lokasi dan SubjekPenelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung yang berada di Jalan

Sarimanis 1 Kota Bandung Telepon 022-2011975. Alasan utama pemilihan lokasi

penelitian di SMAN 15 Bandung didasarkan atas penemuan masalah pada saat

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

60

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penulis melakukan observasi lapangan, yang melihat kurangnya motivasi dan

hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah pada pembelajaran sepakbola.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi

yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang digunakan dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, dan XII Sekolah Menengah Atas Negeri

15 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang akan diteliti, sebagaimana

dijelaskan oleh Sugiyono (2012, hlm. 119) bahwa “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik suatu kesimpulan.”

Sesuai dengan pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa populasi bukan

hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda

mati yang ada di alam dunia ini, dan populasi bukan hanya sekedar objek atau

subjek saja, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat, perilaku, keadaan dan lain-

lain yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Dalam penelitian ini populasi

yang diteliti adalah siswa SMAN 15 Bandung.

b. Sampel

Mengenai Sampel Sugiyono (2012, hlm. 117) menjelaskan bahwa “sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Bila sebuah populasi tergolong kedalam kategori besar maka seorang peneliti

secara kasar tidak akan memaksakan mempelajari seluruh populasi yang ada,

karena dibenturkan oleh beberapa keterbatasan, misalnya keterbatasan dari materi,

waktu serta sumber daya manusia. Maka peneliti dapat menggunakan sampel

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

61

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diambil dari populasi itu dengan catatan sampel tersebut harus bersifat

benar-benar mewakili dari populasi tersebut.

Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling, menurut Sugiyono (2012 : 124) purposive sampling yaitu “ tekhnik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” Alasan mengapa peneliti

menggunakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang akan

menjadi sampel harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Siswa yang menjadi sampel adalah siswa kelas X, XI, dan XII yang mengikuti

ekstrakurikuler Sepakbola di SMAN 15 Bandung.

2. Siswa yang menjadi sampel berjenis kelamin laki-laki.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria diatas

berjumlah 40 orang, selanjutnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak

dengan cara diundi yaitu 20 orang untuk kelompok model pembelajaran langsung

dan 20 orang untuk kelompok model pembelajaran inkuiri.

D. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan

dalam langkah-langkah penelitian. Mengenai desain penelitian Nasution

mengatakan (2004, hlm. 40) bahwa, ”Desain penelitian merupakan suatu rencana

tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

penelitian”. Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian

serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Penggunaan desain dalam

penelitian ini adalah Postest Only Control Group Design, yakni pada desain ini

tidak terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.

Desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang

ingin diungkapkan. Arikunto (2002, hlm. 79) menjelaskan dalam pola sebagai

berikut :

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

62

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel. 3.1

Desain Penelitian

Sampel Variabel bebas Variabel terikat

A Model Pembelajaran

Langsung (A1)

Motivasi Belajar (Y1)

Hasil Belajar (Y2)

B Model Pembelajaran Inkuiri

(B1)

Motivasi Belajar (Y1)

Hasil Belajar (Y2)

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk

gambar 3.1 berikut :

Treatment/

Perlakukan

Treatment/

Perlakukan

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan

Model Pembelajaran

Langsung

Model Pembelajaran

Inkuiri

Siswa SMAN 15 Bandung

Siswa Kelompok A Siswa Kelompok B

B

Motivasi Belajar Hasil Belajar Tes Akhir

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

63

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar. 3.1 Langkah-langkah Penelitian

E. Variabel Peneliatian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas ( Independent Variable )

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) mengemukakan bahwa, “ variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel terikat.” Penelitian ini variabel bebasnya adalah model

pembelajaan langsung dan model pembelajaran inkuiri.

b. Variabel terikat ( dependent variable )

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) menerangkan bahwa “ variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas.” Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah motivasi belajar

dan hasil belajar siswa.

2. Definisi Operasional

Untuk mengukur variabel motivasi belajar siswa, para ahli memberikan

pandangan tentang definisi motivasi belajar siswa, antara lain :

a. Hamzah Uno (2011, hlm. 23) mengemukakan motivasi belajar adalah

dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan tingkah laku.

b. Sardiman (2005, hlm. 75) memaparkan motivasi belajar adalah keseluruhan

daya gerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta memberi

arah pada kegiatan belajar.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

64

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Penngumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

cara memberikan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan motivasi belajar siswa dalam permainan

sepakbola .

Pengertian metode angket menrut Sugiyono (2012, hlm. 199) mengemukakan

bahwa “angket atau kusioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan sepengkat pertanyaan atau pernyatan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya.”

G. Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian biasanya dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat melihat atau

menggambarkan perubahan atau kemajuan yang telah dicapai dari suatu

penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau alat ukur

untuk mengukur variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 147)

mengemukakan bahwa “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran,

maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya

dinamakan instrumen penelitian.” Guna tercapainya keberhasilan penelitian, maka

diperlukan suatu teknik dan alat pengumpulan data yang tepat atau sesuai dengan

masalah yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 121)

“Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode.”

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis bisa menyimpulkan bahwa

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk megukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati ataupun merupakan suatu alat ukur yang

digunakan untuk mengukur suatu tes dan bertujuan untuk mengumpulkan data

yang diperlukan dalam proses penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah tes motivasi belajar dan hasil belajar permainan sepakbola,

adapun instrumen yang digunakan penulis untuk memperoleh data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

65

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Instrumen Motivasi Belajar

Untuk memperoleh data tentang tingkat motivasi belajar siswa digunakan

kuesioner yang disusun oleh penulis. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 192)

menjelaskan bahwa, “Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Sedangkan menurut Arikunto

(2007, hlm. 151) menyatakan bahwa “Angket atau kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang kepribadiannya atau hal-hal yang dia ketahui.” Angket

atau kuesioner pada penelitian ini dibuat untuk menjaring dan memperoleh

informasi bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa.

Jenis angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket

tertutup. Angket tersebut telah tersusun atas pertanyaan dan pernyataan yang

tegas, teratur, kongkrit, lengkap dan tidak menuntut jawaban, hanya sesuai dengan

alternatif jawaban. Ini sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto

(2007, hlm. 152) yang menyebutkan “angket tertutup atau kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih.”

Instrumen yang dibuat oleh penulis dikembangkan dalam bentuk kuesioner

dengan pola jawaban berskala likert. Proses penyusunan kuesioner diawali

menyusun dan menentukan indikator-indikator motivasi belajar, pembuatan kisi-

kisi kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan beserta taraf

skalanya.

a. Definisi Konseptual dan Operasional

Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam melakukan aktivitas

belajar, suatu kekuatan yang memberikan arah dalam kegiatan belajar motivasi

belajar timbul karena faktor dari diri sendiri dan dan dari luar. Uno (2011, hlm.

23) mengemukakan “motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.”

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

66

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;

(3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam

belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; dan (6) adanya

lingkungan yang kondusif dalam belajar.

b. Kisi-kisi Instrumen Motiasi Belajar

Berdasarkan komponen motivasi belajar yang dikemukakan oleh Uno (2011,

hlm. 23) di atas kemudian disusun indikator-indikator untuk mempermudah

membuat butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Adapun kisi-kisi butir

pertanyaan dan pernyataan untuk mengukur tingkat motivasi belajar dapat dilihat

pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Motivasi belajar

Indikator

Item

uji

coba

No soal

+ -

1. Hasrat dan keinginan berhasil

dalam belajar

a. Dorongan untuk berusaha

belajar lebih baik 14

7, 12,13, 30,

33,42,

49

4,5,9,18,20,26,50

2. Dorongan dan kebutuhan

belajar

a. Keingintahuan yang besar

dalam belajar 8 2,11, 28,40 21,35, 39, 45

3. Harapan dan cita-cita masa

depan

a. Adanya keinginan untuk

mendapatkan kehidupan yang

lebih baik

10 1,3, 15,31, 48 10,25, 37,38,46

4. Penghargaan dalam belajar

a. Dorongan untuk mendapatkan 8 8, 14,22,41 17, 19,32,44

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

67

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penghargaan dalam belajar

5. Kegiatan yang menarik

dalam belajar

a. Memiliki minat yang tinggi

pada pelajaran 4 36,43 27,34

6. Lingkungan belajar yang

kondusif

a. Adanya keinginan untuk

belajar 6 6,16,29 23, 24,47

JUMLAH 50 25 25

Setelah kisi-kisi tersusun, selanjutnya butir instrumen dibuat dalam bentuk

pertanyaan atau pernyataan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh angket yang

sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Penyusunan dalam bentuk angket

ini bertujuan untuk mencari jawaban atau pokok permasalahan dalam penelitian

ini.

Berkaitan dengan alternatif jawaban angket, penulis menggunakan skala Likert

untuk item alternatif jawaban. Tiap alternatif jawaban mempunyai nilai tersendiri

sesuai dengan peringkat jawaban yang bersangkutan. Sugiyono (2012, hlm. 134)

menjelaskan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Adapun

kriteria penilaiannya dapat dilihat pada tabel 3.4 tentang kriteria pembuatan skor.

Selanjutnya butir instrumen dibuat dalam bentuk pernyataan. Setiap pernyataan

yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif jawaban

yang bersangkutan.

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Sumber Sugiyono (2012, hlm. 134)

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Ragu-ragu (R)

5

4

3

1

2

3

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

68

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

2

1

4

5

Pernyataan-pernyataan angket penilaian ini dapat dilihat pada lampiran.

c. Uji coba Angket

Angket yang telah disusun harus diujicobakan untuk mengukur tingkat

validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba

angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan

sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji coba angket dilaksanakan terhadap siswa kelas X, XI, DAN XII SMA

Negeri 15 Bandung yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel

penelitian. Angket tersebut diberikan kepada para sampel penelitian sebanyak 30

orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan

penjelasan mengenai cara-cara mengisinya.

d. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh kesahihan dan keterandalan dari setiap butir soal, uji

validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas internal butir tes dengan

mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapat dengan skor total

responden, sedangkan untuk reliabilitas instrumen penulis menggunakan rumus

korelasi Product Moment.

1) Pengujian Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan yang hendak diukur

sesuai dengan fungsinya. Menurut Sukmadinata (2011, hlm. 228) “suatu

instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-

benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur.”

Sebelum instrumen disebarkan kepada responden maka harus diadakan uji

validitas terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah pertanyaan atau pernyataan

yang dibuat layak atau tidak sehingga dapat diketahui apa yang benar-benar

diukur. Semakin baik validitasnya maka semakin baik pula apa yang ditelitinya,

artinya apa yang diteliti atau diukur tersebut mengenai pada apa yang dituju, atau

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

69

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semakin menunjukan apa yang diukur. Langkah-langkah yang penulis tempuh

untuk menunjukkan validitas instrumen ini adalah sebagai berikut :

a. Menyebarkan angket kepada responden berbeda.

b. Memberikan skor terhadap pernyataan sesuai dengan jawaban responden.

c. Menghitung korelasi setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus

product moment menurut Sugiyono (2012, hlm. 255) dengan rumus sebagai

berikut:

Keterangan :

rxy = korelasi antara variabel X dan Y (kriteria)

X = jumlah skor variabel X

Y = jumlah skor variabel Y

XY = jumlah skor X kali Y

N = jumlah responden

Untuk memudahkan peneliti dalam menguji validitas, maka peneliti

menggunakan alat bantu aplikasi pembantu statistik yaitu Microsoft Office Excel

2007. Setelah mendapat hasil dari total nilai korelasi dari tiap butirnya, maka

hasil tersebut dibandingkan dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi 0,05 dan

jumlah responden sebanyak 30. Untuk menentukan apakah item dari soal tersebut

valid atau tidak, peneliti berpedoman pada acuan jika rhitung > rtabel berarti item

soal tersebut dinyatakan valid. Juga sebaliknya apabila jika rhitung < rtabel maka

item soal tersebut dinyatakan tidak valid. Bila ada item soal yang tidak

memenuhi standar validitas, maka akan dibuang, dan jumlah item yang lainnya

dinyatakan valid serta sejumlah item soal itulah yang akan digunakan sebagai

instrumen dalam penelitian.

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam perhitungan data uji validitas

menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Berikut ini hasil uji validitas

mengenai angket pengaruh pendekatan taktis dalam pembelajaran sepakbola

terhadap kreativitas siswa.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

70

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas

No. Butir

Instrumen rhitung rtabel Keterangan

1 0.421 0.361 Valid

2 0.367 0.361 Valid

3 0.428 0.361 Valid

4 -0.005 0.361 Tidak Valid

5 -0.060 0.361 Tidak Valid

6 0.095 0.361 Tidak Valid

7 0.441 0.361 Valid

8 0.095 0.361 Tidak Valid

9 0.373 0.361 Valid

10 0.414 0.361 Valid

11 0.393 0.361 Valid

12 0.388 0.361 Valid

13 0.347 0.361 Valid

14 0.435 0.361 Valid

15 0.438 0.361 Valid

16 0.151 0.361 Tidak Valid

17 0.472 0.361 Valid

18 0.455 0.361 Valid

19 0.646 0.361 Valid

20 0.395 0.361 Valid

21 0.390 0.361 Valid

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

71

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan nilai validitas dengan kriteria rhitung ≥ 0,361 (n= 30,

dengan sig. 0,05) diperoleh item pernyataan yang dinyatakan valid ialah sebanyak

38 dari 50 item sedangkan 12 item lainnya dinyatakan tidak valid dan tidak dapat

digunakan.

2) Pengujian Reliabilitas Instrumen

22 0.183 0.361 Tidak Valid

23 0.366 0.361 Valid

24 0.374 0.361 Valid

25 0.402 0.361 Valid

26 0.571 0.361 Valid

27 0.601 0.361 Valid

28 0.415 0.361 Valid

29 0.527 0.361 Valid

30 0.035 0.361 Valid

31 0.467 0.361 Valid

32 0.579 0.361 Valid

33 0.752 0.361 Valid

34 0.046 0.361 Tidak Valid

35 0.179 0.361 Tidak Valid

36 0.407 0.361 Valid

37 0.589 0.361 Valid

38 0.367 0.361 Valid

39 0.443 0.361 Valid

40 0.411 0.361 Valid

41 0.573 0.361 Valid

42 0.463 0.361 Valid

43 0.404 0.361 Valid

44 0.422 0.361 Valid

45 0.377 0.361 Valid

46 0.278 0.361 Tidak Valid

47 0.362 0.361 Valid

48 0.098 0.361 Tidak Valid

49 0.111 0.361 Tidak Valid

50 0.028 0.361 Tidak Valid

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

72

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau

konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel

jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya

dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya.

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu dengan

mengkorelasikan perolehan skor antara nomor-nomor butir tes gasal dengan

genap. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Setelah diperoleh koefisien korelasi berdasarkan butir tes gasal dan genap,

untuk menghitung tingkat reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman

Brown sebagai berikut:

(Arikunto, 2010, hlm. 223)

Keterangan:

ri : Reliabilitas internal seluruh instrumen

rb : Korelasi Product Moment antara butir tes gasal dan genap (rxy).

Penghitungan uji reliabilitas instrumen penelitian variabel kreativitas siswa

dibantu dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2007 yang disajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas

GANJIL GENAP

GANJIL 1

GENAP 0.818457 1

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

73

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah diperoleh hasil penghitungan diinterpretasikan pada interpretasi nilai r

pada tabel berikut menurut Riduwan (2011, hlm. 138).

Tabel 3.6

Interpretasi Nilai r

Interval Koefisien Kriteria Keterandalan

0.80-1.000 Sangat Tinggi

0.60- 0.799 Tinggi

0.40- 0.599 Cukup

0.20- 0.399 Rendah

0.00- 0.199 Sangat Rendah

Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0.818457, nilai tersebut

menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.

e. Pelaksanaan Pembelajaran

Eksperimen atau pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 16 kali

pertemuan dengan intensitas pertemuan tiga kali seminggu. Mengenai jangka

waktu lamanya latihan menurut Juliantine, dkk. (2007, hlm. 2.65) menyatakan

bahwa: “latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu.” Adapun latihan

yang diperlukan adalah selama 6 minggu.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu

pemanasan, inti, dan penutup. Adapun uraian pembelajarannya adalah sebagai

berikut:

1) Pemanasan

Sebelum memulai pembelajaran subyek diinstruksikan untuk melakukan

peregangan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis,

lari mengelilingi lapang dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 10

menit. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, serta

menjelaskan materi pembelajaran yang akan dilakukan. Pemanasan ini selalu

penulis berikan pada setiap pertemuan dengan dipimpin langsung oleh penulis

sendiri.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

74

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Inti

Penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran yang

ditetapkan yaitu dengan materi shooting, passing-stopping, dan dribbling. Materi

pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung dan model

pembelajaran inkuiri.

3) Penutup

Pada akhir pembelajaran atau penutup dilakukan evaluasi kegiatan, antara lain:

menjelaskan makna dan tujuan pembelajaran yang dilakukan, kemudian

pelemasan untuk melemaskan otot-otot yang tegang karena telah digunakan pada

inti pembelajaran.

Program pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

2) Instrumen Penelitian Hasil Belajar

Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan

alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002, hlm. 126) menjelaskan,

bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Dalam

pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan

olah Nurhasan (2007, hlm. 3) bahwa tes adalah “Suatu alat ukur yang dapat

digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa.”

Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada

akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh

hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.

Tes yang dilakukan pertama adalah tes kemampuan passing dan stoping yang

akan diberikan peneliti pada testee. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1) Tujuan tes : Mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menembak dan

menahan bola.

2) Alat yang digunakan :

a. Bola 2 buah

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

75

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Stop watch

c. Bangku swedia 4 buah (papan ukuran 3m x 60 cm sebanyak 2 buah)

d. Kapur.

3) Petunjuk Pelaksanaan:

a. Testee berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari

sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun

sebaliknya.

b. Pada aba-aba “Ya”, testee mulai menembak bola ke sasaran/papan dan

menahannya kembali dengan kaki di belakang garis tembak yang akan

menembak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan tembakan

pertama.

c. Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30

detik

d. Apabila gagal ke luar dari daerah tembakan, maka testee menggunakan

bola cadangan yang telah disediakan.

4) Gerakan tersebut dinyatakan Sah bila :

a. Menembak dengan kedua kaki secara bergantian. Contoh (kaki kiri, kaki

kanan, kaki kiri dst)

b. Menahan bola dengan kaki dibelakang garis tembak

5) Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :

a. Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menembak

bola

b. Hanya menahan dan menembak bola dengan satu kaki.

6) Cara menskor :

Jumlah menembak dan menangkis bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1,

diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola.

Untuk lebih jelasnya format penilaian passing-stoping penulis tampilkan ke

dalam bentuk gambar sebagai berikut.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

76

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60 cm

4 m

4 m

3 m

Gambar 3.2

Diagram Lapangan Tes Sepak Tahan Bola

(sumber nurhasan, 2007, hlm. 207)

Selain pemberian tes awal stoping-passing yaitu untuk mengukur hasil belajar

dalam aspek psikomotor, siswa juga harus diperhatikan proses belajar dari aspek

yang lainnya seperti aspek kognitif dan afektif. Untuk melihat perkembangan

hasil belajar dari aspek kognitif dan afektif harus dilakukan pengamatan langsung

oleh penulis dengan melakukan observasi saat pemberian materi. Baik itu untuk

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Tes yang kedua dilakukan adalah tes menggiring bola (dribbling). Adapun tata

cara pelaksanaan tes menggiring bola ( dribbling )adalah sebagai berikut :

1) Tujuan untuk mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki

dalam menggiring bola.

2) Alat/Perlengkapan yang digunakan adalah bola, stopwatch, enam buah

rintangan (patok/tongkat), tiang bendera, kapur, dan alat tulis.

3) Petunjuk pelaksanaan tes yaitu sebagai berikut :

Pada aba-aba siap naracoba berdiri di belakang garis star dengan bola

dalam penguasaan kakinya.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

77

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketika ada peluit star naracoba mulai melakukan dribbling dengan

melewati lintasan pada beberapa patok dengan mengikuti arah/tanda

panah lintasan.

Apabila melakukan kesalahan naracoba haru scepat memperbaikinya

atau mengejar bola kembali kelintasan tes tanpa menyentuh bola

dengan anggota badan lainnya selain kaki.

Melakukan dribel bola dengan kaki yang saling bergantian antara

kanan dan kiri atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola.

Gerakan menggiring dinyatakan salah apabila naracoba menggiring di

luar lintasan tes yang telah di buat, menggiring hanya dengan satu

kaki, dan menggunakan anggota badan lain selain kaki ketika

menggiring bola.

4) Skor adalah waktu yang di tempuh oleh naracoba dalam menggiring bola

dari mulai peluit start sampai garis finish.

5) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram tes di bawah ini :

Finish Start

5 M

5 M

Gambar 3.3 : Diagram lapangan Tes Menggiring Bola

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

78

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(sumber nurhasan, 2007, hlm. 211)

Tes yang ketiga dilakukan adalah Tes menembak/ menendang bola ke sasaran

(shooting)

1) Tujuan :

Mengatur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak kaki dalam menyepak

bola ke sasaran.

2) Alat yang digunakan:

- Bola

- Stop watch

- Gawang

- Nomor-nomor

- Tali

3) Petunjuk pelaksanaan:

- Testee berdiri dibelakang bola yang diletakkan pada seluruh titik berjarak

16,5 m di depan gawang/ sasaran

- Tidak ada aba-aba dari testee

- Pada saat kaki testee mulai menendang bola, maka stop watch dijalankan

dan berhenti saat bola mengenai/ kena sasaran

- Testee diberi 3 (tiga) kali kesempatan

4) Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:

- Bola keluar dari daerah sasaran

- Menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 dari sasaran

5) Cara menskor:

- Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali

kesempatan

- Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor pada sasaran, maka

diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

79

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini:

7 5 3 1 3 5 7

78 cm 90 cm 103 cm 185 cm 103 cm 90 cm 78 cm

...............................................

Gambar 3.4 Diagram Lapangan Tes Menembak Bola ke Saasaran

(sumber nurhasan, 2007, hlm. 214)

H. Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang

sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik

analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung

dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan

sepakbola.

Proses analisis dilakukan dengan program SPSS versi 20. Langkah-langkah

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/15698/6/S_PJKR_1001576_Chapter3.pdf · hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di

80

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Deskriptif statistik dengan menggunakan penghitungan mean dan standar

deviasi atau simpangan baku.

2. Uji asumsi atau uji prasarat yaitu uji normalitas dan homogenitas.

3. Uji hipotesis teknik analisis manova (Multivariate analysis).