BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...
79 Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian perbaikan pembelajaran dimana
pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan metode
penelitian studi kasus (case-studies). Pendekatan kualitatif sering disebut
“kualitatif naturalistik” karena pelaksanaan penelitian dilakukan pada kondisi
yang alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan
dan kondisinya, serta menekankan pada deskripsi secara alami. Dimana dalam
penelitian ini, Arikunto (2006) mengemukakan bahwa peneliti dituntut
keterlibatannya secara langsung di lapangan.
Penelitian kualitatif lebih sulit dilakukan karena data yang terkumpul bersifat
subjektif dan peneliti berperan sebagai instrumen alat pengumpul data, dalam hal
ini dikemukakan oleh Borg dan Gall dalam Sugiyono (2010, hlm.296), bahwa
“Qualitative research is much more difficult to do well than quantitative research
because the data collected are usually subjective and the main measurement tool
for collecting data is the investigator himself”.
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus,
yang merupakan jenis metode penelitian dalam ilmu sosial. Studi kasus identik
dengan penelitian kualitatif, dikarenakan termasuk ruang lingkup penelitian
tersebut. Dalam Yin (2011, hlm.18) pendekatan studi kasus (case-studies)
digambarkan sebagai berikut:
Studi kasus sebagai inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam
konteks kehidupan yang nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan
konteks tidak tampak dengan tegas dan multisumber bukti dimanfaatkan.
Studi kasus juga digambarkan sebagai suatu penelitian yang mendalam
tentang suatu aspek lingkungan social termasuk manusia di dalamnya.
Creswell (1998, hlm.37) menjelaskan bahwa “fokus studi kasus adalah
spesifikasi kasus dalam suatu kejadian baik itu yang mencakup individu,
kelompok budaya, ataupun suatu potret kehidupan”. Lebih lanjut lagi, Creswell
(1998) mengemukakan beberapa karakteristik dari suatu kasus, diantaranya:
80
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Mengidentifikasi “kasus” untuk suatu studi.
2. Kasus tersebut merupakan sebuah “sistem yang terikat” oleh waktu dan
tempat.
3. Studi kasus menggunakan berbagai sumber informasi dalam
pengumpulan datanya untuk memberikan gambaran secara terinci dan
mendalam tentang respon dari suatu peristiwa.
4. Penggunaan metode studi kasus, peneliti akan “menghabisi waktu” dalam
menggambarkan konteks atau setting untuk suatu kasus.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
a. Partisipan
Partisipan atau subjek dalam penelitian ini yaitu guru-guru sekolah dasar
kelas tiga dari empat sekolah yang terdapat di Kecamatan Tarogong Kidul,
Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pemilihan sekolah dipilih secara purposif dari
jumlah sekolah keseluruhan yaitu 89 sekolah dengan mempertimbangkan
masing-masing sekolah negeri dan swasta mewakili sekolah unggulan/favorit
dan sekolah berprestasi rata-rata namun cukup diminati masyarakat dalam
beberapa tahun terakhir, dengan tujuan untuk membandingkan dan melihat
realita di lapangan apakah terdapat hasil berbeda dari penguatan tersebut.
Pemilihan sekolah ini mengacu pada informasi dari hasil wawancara
beberapa guru, kepala sekolah, maupun ketua MGMP Rayon Garut Kota.
Selain itu, pertimbangan lain pelaksanaan penelitian di salah satu sekolah
berdasarkan kebutuhan dan permintaan sekolah. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Sugiyono (2010, hlm.300), bahwa “purposive sampling adalah
teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu”.
Berikut guru-guru kelas tiga dari empat sekolah dasar yang menjadi
partisipan dalam penelitian ini:
1). Guru kelas tiga SD Negeri Pakuwon I
Guru kelas tiga yang berjenis kelamin perempuan dengan
NIP/NUPTK 196106211982012004/6953739643300002, lahir di Garut
pada tanggal 21 Juni 1961. Berlatarbelakang Pendidikan Guru Sekolah
81
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dasar (PGSD) dengan kualifikasi S1 pada tahun 2011, menjabat sebagai
guru kelas tiga A di SDN Pakuwon I. Mulai mengajar pada tahun 1982
dan berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
2). Guru kelas tiga SD Negeri Pakuwon III
Guru kelas tiga yang berjenis kelamin perempuan dengan NIP
196302051983052005, lahir di Garut pada tanggal 29 Februari 1963.
Berlatarbelakang Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dengan
kualifikasi S1 pada tahun 2011, menjabat sebagai guru kelas tiga di SDN
Pakuwon III. Mulai mengajar pada tahun 1983 dan berstatus sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
3). Guru kelas tiga SD IT Atikah Musaddad
Guru kelas tiga yang berjenis kelamin perempuan dengan NUPTK
3961758659300042, lahir di Garut pada tanggal 29 Juni 1980.
Berlatarbelakang D2 Pendidikan Guru TK (PGTK) dan S1 Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2013, menjabat sebagai guru
wali kelas tiga dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD IT
Atikah Musaddad. Mulai mengajar pada tahun 2003 di sekolah ini dan
berstatus sebagai guru tetap yayasan non PNS.
4). Guru kelas tiga SD IT Al Furqon
Guru kelas tiga yang berjenis kelamin laki-laki dengan
NIPY/NUPTK 89052611001/2858767668200012, lahir di Garut pada
tanggal 26 Mei 1989. Berlatarbelakang Pendidikan Agama Islam dengan
kualifikasi S1 pada tahun 2011, menjabat sebagai guru kelas tiga di SD
IT Al Furqon. Mulai mengajar pada tahun 2011 di sekolah ini dan
berstatus sebagai guru honorer.
b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di empat sekolah dasar yang terdapat di
wilayah Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Empat
sekolah tersebut diantaranya SD Negeri Pakuwon I, SD Negeri Pakuwon III,
SDIT Atikah Musaddad, dan SDIT Al-Furqon. Berikut akan dipaparkan lebih
rinci mengenai lokasi pelaksanaan penelitian.
82
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1). SD Negeri Pakuwon I
SD Negeri Pakuwon I terletak di jalan Siliwangi no 3, Kelurahan
Pakuwon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut dengan kode pos
44117. Sekolah ini didirikan pada tanggal 01 Mei 1968 dengan SK
Pendirian Sekolah 024/07/1986 dan SK Izin Operasional 01-024/07-
1968. Status kepemilikan sekolah berada dibawah naungan pemerintah
daerah dengan berdiri di tanah bukan milik sekitar 1525 m2. Bangunan
sekolah yang dikepalasekolahi oleh bapak Rahmat, S.Pd ini bergabung
dengan sekolah lain yaitu SD Negeri Pakuwon II dan SD Negeri
Pakuwon III.
2). SD Negeri Pakuwon III
SD Negeri Pakuwon III terletak di jalan Siliwangi no 3, Kelurahan
Pakuwon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut dengan kode pos
44117. Sekolah ini didirikan pada tanggal 01 Mei 1968 dengan SK
Pendirian Sekolah 024/07/1986 dan SK Izin Operasional 01-024/07-
1968. Status kepemilikan sekolah berada dibawah naungan pemerintah
daerah dengan berdiri di tanah bukan milik sekitar 1525 m2. Bangunan
sekolah yang dikepalasekolahi oleh bapak Rahmat, S.Pd ini bergabung
dengan sekolah lain yaitu SD Negeri Pakuwon I dan SD Negeri Pakuwon
II.
3). SD IT Atikah Musaddad
SD IT Atikah Musaddad terletak di jalan Ciledug No.107 Blk,
Kelurahan Regol, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. Sekolah ini
berstatus swasta dengan pendidikan berbasis Islam dibawah naungan
Yayasan Al-Wasilah. Meskipun sarana prasarana sekolah terbatas,
namun sekolah yang dikepalasekolahi oleh Suwarso, S.Ag. M.Pd. ini
cukup populer di Kota Garut dengan segudang prestasinya dan sangat
diminati oleh masyarakat. Sekolah ini memiliki izin operasional sesuai
SK Dis pend Kab. Garut Tahun 2003 No. 425/2514-Dipend.
83
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4). SD IT Al-Furqon
SD IT Al-Furqon terletak di jalan Pasundan no 36, Kelurahan Kota
Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut dengan kode pos
44112. Sekolah ini berstatus sekolah swasta berbasis Islam dibawah
naungan Yayasan Al Furqon Pasundan. Sekolah ini baru 6 tahun berdiri
tepatnya 14 Juni 2011 dengan SK Pendirian Sekolah
06/02/Kep./YAFP/2011 dan SK Izin Operasional 442.1/771-Disdik.
Sekolah yang berdiri di tanah milik seluas 479 m dengan kepala sekolah
adalah ibu Hj. Armilah Nurhadi, A.Ma.Pd.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan
penelitian. Dijelaskan oleh Sugiyono (2010), pengumpulan data dapat dilakukan
dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Adapun teknik-teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dokumentasi,
dan triangulasi data.
1. Observasi
Pada cara ini peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan
indera penglihatan dengan tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Arikunto (2006, hlm.222) mengungkapkan bahwa observasi adalah “suatu
usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis
dengan prosedur yang terstandar”. Dalam penelitian ini peneliti berpartisipasi
aktif (actiive participation), dimana dalam hal ini peneliti datang di tempat
kegiatan orang yang diamati, dan ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Dalam kegiatan observasi ini, peneliti mengamati perilaku guru dalam
mengajar seni rupa, dalam mengikuti kegiatan penguatan, serta perubahan
perilaku guru dalam mengajar setelah dilaksanakan penguatan. Tentu saja
observasi ini mengacu pada instrumen yang sudah disusun sebelumnya.
Selain itu observasi ini dilakukan guna mendapatkan gambaran mengenai
keadaan sekolah dan pelaksanaan pembelajaran seni rupa di sekolah dasar.
84
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Wawancara
Wawancara dilakukan peneliti dengan tujuan untuk melengkapi data
penelitian yang dilakukan dengan bertatap muka langsung dan melakukan
percakapan dengan responden. Dimana Sugiyono (2010, hlm.317)
mengungkapkan bahwa wawancara adalah “merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Dalam pelaksanaannya
wawancara dilakukan secara terstruktur berpedoman pada instrumen yang
sudah ditentukan. Dalam kegiatan ini orang-orang yang diwawancarai yaitu
guru-guru kelas tiga (partisipan) dengan pertanyaan yang mengenai
pembelajaran seni rupa, kepala sekolah guna mendapatkan informasi
mengenai kebijakan sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Rupa,
serta pihak-pihak terkait lainnya (misalnya ketua MGMP) apabila data yang
dibutuhkan kurang terpenuhi.
3. Dokumentasi
Sugiyono mengungkapkan bahwa “studi dokumen merupakan pelengkap
dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif” (2010, hlm.329). Dokumen disini yaitu catatan peristiwa yang
sudah berlalu baik berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dalam kegiatan ini data yang dikumpulkan berupa data
pendidik dan tenaga kependidikan sekolah, RPP yang dibuat oleh partisipan
mengenai pelaksanaan pembelajaran seni rupa yang menekankan kemandirian
siswa, foto-foto lingkungan sekolah, pelaksanaan pemebelajaran seni rupa,
dan pelaksanaan penguatan, serta beberapa karya seni rupa siswa.
4. Triangulasi/Gabungan
Triangulasi data dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data dimana
menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan pemahaman peneliti mengenai apa yang ditemukan dan
untuk meningkatkan kekuatan suatu data. Dimana Susan Stainback dalam
Sugiyono (2010, hlm.330) menyatakan bahwa: “the aim is not to determine
85
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
the truth about some social phenomenon, rather the purpose of triangulation
is to increase one’s understanding of what ever is being investigated”. Dan
Patton dalam Sugiyono (2010, hlm.331), berpendapat bahwa melalui
triangulasi “can build on the strengths of each type of data collection while
minimizing the weakness in any single approach”.
86
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. INSTRUMEN PENELITIAN
Bagaimana gambaran kompetensi yang dimiliki guru kelas tiga di empat Sekolah Dasar sebelum dan setelah dilaksanakan
kegiatan penguatan, serta bagaimana pelaksanaan penguatan kompetensi guru untuk menciptakan pembelajaran mandiri dalam mata
pelajaran Seni Rupa di Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut?
MATRIK CAKUPAN DAN HUBUNGAN ANTAR DIMENSI
PERTANYAAN INFORMASI YANG
DIBUTUHKAN INDIKATOR SUMBER INFORMASI
METODE
PENGUMPULAN
DATA
Pertanyaan penelitian ke-1 : Bagaimana gambaran kompetensi yang dimiliki guru kelas tiga di empat Sekolah Dasar dalam mata
pelajaran Seni Rupa di Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut sebelum dilaksanakan kegiatan
penguatan?
a Bagaimana realita pembelajaran mandiri dalam mata pelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar kelas tiga ada empat Sekolah Dasar
yang terdapat di Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut?
Realita pembelajaran
mandiri dalam mata
pelajaran Seni Rupa di
Sekolah Dasar kelas
tiga pada empat
1. Ketersediaan guru
pengajar Seni Rupa
Perbandingan jumlah guru
dengan siswa
Kepala sekolah/TU Wawancara
2. Kesesuaian guru
dengan materi ajar
(linieritas guru)
Latar belakang pendidikan Kepala sekolah/TU Wawancara
87
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sekolah Dasar. 3. Kesesuaian materi
dengan kurikulum
Kurikulum SD kelas 3
Guru pengajar Wawancara
4. Motivasi guru dalam
mengajar
Administrasi Guru (Persiapan,
Pelaksanaan, Evaluasi)
Guru pengajar
Obervasi,
Wawancara
5. Kebijakan guru dalam
melaksanakan
pembelajaran mandiri
Kemandirian siswa dalam
berkarya
Guru pengajar Observasi,
Wawancara
6. Antusias siswa dalam
belajar Seni Rupa
Sikap siswa dalam
pembelajaran Seni Rupa
Siswa Observasi,
Wawancara
b Bagaimana gambaran kompetensi pedagogik yang dimiliki guru kelas tiga di empat Sekolah Dasar dalam mata pelajaran Seni
Rupa di Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut sebelum dilaksanakan kegiatan penguatan?
Kompetensi pedagogik
guru untuk
menciptakan
pembelajaran mandiri
dalam mata pelajaran
Seni Rupa
Kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik
1. pemahaman wawasan atau
landasan kependidikan
2. pemahaman tentang
peserta didik
3. pengembangan
kurikulum/silabus
4. perancangan pembelajaran
5. pelaksanaan pembelajaran
yang mendidik dan
dialogis
Guru Sekolah
Dasar kelas tiga
Observasi
88
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. evaluasi hasil belajar
7. pengembangan peserta
didik untuk
mengaktualisasikan
berbagai potensi yang
dimilikinya.
Pertanyaan penelitian ke-2 : Bagaimana pelaksanaan penguatan kompetensi pada guru kelas tiga di empat Sekolah Dasar untuk
menciptakan pembelajaran mandiri dalam mata pelajaran Seni Rupa di Kecamatan Garut Kota
Kabupaten Garut?
a Bagaimana persiapan penguatan penguatan kompetensi pada guru kelas tiga di empat Sekolah Dasar untuk menciptakan
pembelajaran mandiri dalam mata pelajaran Seni Rupa di Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut?
Penyusunan materi ,
praktek, dan teknik
penguatan kompetensi
guru untuk
menciptakan
pembelajaran mandiri
dalam mata pelajaran
Seni Rupa
1. Kompetensi Guru 1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Profesional
3. Kompetensi Sosial
4. Kompetensi Pribadi
Buku/Website/Jurnal/
Hasil Penelitian
mengenai Kompetensi
Guru
Studi Literatur
2. Pembelajaran Mandiri 1. Kegiatan pembelajaran
yang membentuk
kemandirian
2. Mandiri sebagai
pembentuk kreativitas
Buku/Website/Jurnal/
Hasil Penelitian
mengenai kegiatan
pembelajaran mandiri
Studi Literatur
3. Karakteristik Siswa
Sekolah Dasar
1. Ciri khas anak Sekolah
Dasar
Buku/Website/Jurnal/
Hasil Penelitian
Studi Literatur
89
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tugas-tugas
perkembangan anak
Sekolah Dasar
3. Segi-segi perkembangan
anak Sekolah Dasar
mengenai karakteristik
anak Sekolah Dasar
4. Pendidikan Seni di
Sekolah Dasar
1. Kurikulum pendidikan
Seni Rupa di Sekolah
Dasar kelas tiga
2. Kegiatan menggambar
3. Kegiatan
Prakarya/Keterampilan
Buku/Website/Jurnal/
Hasil Penelitian
mengenai pendidikan
seni
Studi Literatur
b Bagaimana pelaksanaan penguatan penguatan kompetensi pada guru kelas tiga di empat Sekolah Dasar untuk menciptakan
pembelajaran mandiri dalam mata pelajaran Seni Rupa di Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut?
Penguatan kompetensi
guru melalui materi ,
praktek, dan teknik
penguatan kompetensi
guru untuk
menciptakan
pembelajaran mandiri
dalam mata pelajaran
Seni Rupa
1. Materi penguatan
kompetensi guru untuk
menciptakan
pembelajaran mandiri
dalam mata pelajaran
Seni Rupa kelas tiga
Sekolah Dasar
1. Kompetensi Guru
2. Pembelajaran Mandiri
3. Karakteristik Siswa
Sekolah Dasar
4. Pendidikan Seni di
Sekolah Dasar
Buku/Website/Jurnal/
Hasil Penelitian
Studi Literatur
2. Antusiasme guru dalam
mengikuti kegiatan
penguatan
1. Kontinuitas kehadiran
guru
2. Sikap guru (kritis/acuh tak
Guru Sekolah Dasar
kelas tiga
Forum Group
Discussion (FGD),
Observasi
90
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
acuh)
3. Keaktifan dalam
berdiskusi
3. Antusiasme guru dalam
berdiskusi dan sharing
dengan peneliti
1. Sikap guru
2. Motivasi untuk
meningkatkan kompetensi
3. Motivasi untuk
menciptakan pembelajaran
mandiri
Guru Sekolah Dasar
kelas tiga
Wawancara
mendalam
Pertanyaan penelitian ke-3 : Bagaimana hasil penguatan kompetensi pada guru kelas tiga di empat Sekolah Dasar untuk menciptakan
pembelajaran mandiri dalam mata pelajaran Seni Rupa di Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut?
Kompetensi pedagogik
guru untuk
menciptakan
pembelajaran mandiri
dalam mata pelajaran
Seni Rupa
Kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik
1. pemahaman wawasan atau
landasan kependidikan
2. pemahaman tentang
peserta didik
3. pengembangan
kurikulum/silabus
4. perancangan pembelajaran
5. pelaksanaan pembelajaran
yang mendidik dan
dialogis
6. evaluasi hasil belajar
Guru Sekolah Dasar
kelas tiga
Observasi
91
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. pengembangan peserta
didik untuk
mengaktualisasikan
berbagai potensi yang
dimilikinya.
Tabel 3.1. Matrik Cakupan dan Hubungan Antar Dimensi
(sumber: dokumentasi pribadi)
MATRIK INSTRUMEN OBSERVASI
NO TUJUAN KOMPONEN SUB KOMPONEN ALAT PENGUMPUL DATA
1. Mendeskripsikan
realita
pembelajaran Seni
Rupa di empat
Sekolah Dasar
kelas tiga di
Kecamatan Garut
Kota Kabupaten
Garut
Gambaran
umum
kecamatan
Garut Kota
Kabupaten
Garut
Letak dan karakteristik kewilayahan Observasi atau pengamatan
terkendali Karakteristik suhu dan iklim
Tata letak dam karakteristik pemukiman
Jumlah penduduk
Mata pencaharian masyarakat
Hasil kebudayaan masyarakat
Latar belakang pendidikan masyarakat
Jumlah dan kualitas sarana pendidikan
Gambaran Status sekolah Observasi atau pengamatan
92
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
umum
identitas
sekolah
Letak dan luas sekolah terkendali
Status kepemilikan sekolah
Status pendirian sekolah
Kurikulum sekolah
Jumlah Tenaga Pendidik dan Peserta Didik
Sarana dan Prasarana Sekolah
Frekuensi dan waktu pembelajaran
Gambaran
pelaksanaan
pembelajaran
Seni Rupa di
sekolah
Latar belakang pendidik Observasi atau pengamatan
terkendali Administrasi Guru
Frekuensi dan waktu pembelajaran
Kesesuaian materi ajar dengan kurikulum
Sarana pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran
Media pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
Tindakan reward dan punishment pembelajaran
Antusiasme siswa
93
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kompetensi
Pedagogik
guru
Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan Observasi atau pengamatan
terkendali Pemahaman tentang peserta didik
Pengembangan kurikulum/silabus
Perancangan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis
Evaluasi hasil belajar
Pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
2. Mendeskripsikan
pelaksanaan
penguatan
kompetensi guru
untuk menciptakan
pembelajaran
mandiri dalam
mata pelajaran
Seni Rupa
Antusiasme
guru dalam
mengikuti
kegiatan
penguatan
Kontinuitas kehadiran guru Observasi atau pengamatan
terkendali Sikap guru (kritis/acuh tak acuh)
Keaktifan dalam berdiskusi
Antusiasme
guru dalam
berdiskusi dan
sharing
dengan peneliti
Sikap guru
Motivasi untuk meningkatkan kompetensi
Motivasi untuk menciptakan pembelajaran mandiri
94
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Mendeskripsikan
hasil pelaksanaan
penguatan
kompetensi guru
untuk menciptakan
pembelajaran
mandiri dalam
mata pelajaran
Seni Rupa
Kompetensi
Pedagogik
guru
Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan Observasi atau pengamatan
terkendali Pemahaman tentang peserta didik
Pengembangan kurikulum/silabus
Perancangan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis
Evaluasi hasil belajar
Pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Tabel 3.2. Matrik Instrumen Observasi
(sumber: dokumentasi penulis)
PEDOMAN WAWANCARA (INTERVIEW)
(WAWANCARA TERBATAS DAN WAWANCARA MENDALAM)
URAIAN PERTANYAAN PENELITIAN - 1
1. Bagaimana gambaran kompetensi yang dimiliki guru kelas tiga di empat Sekolah Dasar dalam mata pelajaran Seni Rupa di
Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut sebelum dilaksanakan kegiatan penguatan?
Bagaimana realita pembelajaran mandiri dalam mata pelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar kelas tiga ada empat Sekolah
95
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dasar yang terdapat di Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut?
1.1 Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kemandirian siswa pada mata pelajaran Seni Rupa di
Sekolah Dasar kelas tiga ?
Apakah ketersediaan guru pengajar Seni Rupa di sekolah berbanding dengan jumlah siswa di sekolah?
Apa latar belakang pendidikan guru sesuai dengan mata pelajaran yang diampuya?
Apa saja materi pelajaran Seni Rupa yang diberikan?
Apakah materi pelajaran Seni Rupa yang diberikan sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku?
Apakah guru termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran Seni Rupa?
Apakah guru mempersiapkan PROTA, PROSEM, silabus, dan RPP dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Rupa?
Bentuk evaluasi apa yang dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan?
Bagaimana kebijakan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang mengutamakan peningkatan kemandirian siswa?
Bagaimana penghargaan dan hukuman yang anda berikan pada siswa dalam kegiatan pembelajaran Seni Rupa?
Apakah guru menyiapkan media pembelajaran guna memperlacar kegiatan pembelajaran?
Bagaimana sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran Seni Rupa?
Apakah ada hambatan dalam melaksanakan pembelajaran Seni Rupa?
Solusi apa yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Rupa?
Apakah dalam merencanakan kegiatan pembelajaran anda menyesuaikannya dengan aspek karakteristik siswa Sekolah
Dasar kelas tiga?
Menurut anda, bagaimana karakterstik siswa kelas tiga dalam pembelajaran Seni Rupa?
Apakah sebelumnya anda pernah mengikuti pelatihan mengenai pelaksanaan pembelajaran Seni Rupa?
Bagaimana gambaran kompetensi pedagogik yang dimiliki guru kelas tiga di empat Sekolah Dasar dalam mata pelajaran Seni
Rupa di Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut sebelum dilaksanakan kegiatan penguatan?
96
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.2 Apa yang anda ketahui mengenai kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru Sekolah Dasar? Bagaimana dalam mata
pelajaran Seni Rupa?
Bagaimana pemahaman wawasan anda mengenai landasan pelaksanaan pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar?
Bagaimana pemahaman anda mengenai siswa Sekolah Dasar kelas tiga?
Dalam pengembangan kurikulum/silabus, materi apa yang anda rancang guna meningkatkan pengetahuan dan
kemandirian siswa?
Bagaimana anda merancang pembelajaran yang mengutamakan peningkatan kemandirian siswa?
Bagaimana anda melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis?
Bagaimana anda mengevaluasi hasil belajar siswa?
Metode pembelajaran apa yang anda gunakan untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam pembelajaran Seni Rupa di
sekolah dasar kelas tiga?
Materi yang anda ajarkan apakah sesuai dengan kurikulum?
Apakah kegiatan berkarya dalam mata pelajaran Seni Rupa ini dapat dikorelasikan dengan mata pelajaran lainnya?
Apakah materi yang anda ajarkan kepada siswa mengutamakan kebudayaan dareah setempat dan diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari oleh siswa?
Program apa yang ingin anda lakukan guna pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya?
Apabila akan dilaksanakan whorkshop/pelatihan/penguatan, materi mengenai apa yang ingin dapatkan dalam kegiatan
tersebut?
Apa yang anda harapkan dengan mengikuti kegiatan tersebut?
URAIAN PERTANYAAN PENELITIAN - 2
2. Bagaimana pelaksanaan penguatan kompetensi pada guru kelas tiga di empat Sekolah Dasar untuk menciptakan pembelajaran
mandiri dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan khusunya bidang studi Seni Rupa di Kecamatan Garut Kota
97
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kabupaten Garut?
Bagaimana tahapan persiapan pelaksanaan penguatan kompetensi pada guru kelas tiga di empat Sekolah Dasar untuk
menciptakan pembelajaran mandiri dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan khusunya bidang studi Seni Rupa?
2.1 Bagaimana penyusunan materi, praktek, dan teknik penguatan kompetensi guru untuk menciptakan pembelajaran mandiri
dalam mata pelajaran Seni Rupa?
Apabila akan dilaksanakan pelatihan/workshop/penguatan kompetensi guru untuk menciptakan pembelajaran mandiri
dalam pembelajaran Seni Rupa di sekolah dasar, materi apa yang ingin anda peroleh dalam kegiatan tersebut?
Jenis kegiatan apa yang ingin anda ikuti untuk meningkatkan kompetensi guru untuk menciptakan pembelajaran mandiri
dalam melaksanakan pembelajaran Seni Rupa?
Berapa lama waktu yang inginkan dalam mengikuti pelatihan/workshop/penguatan kompetensi guru untuk menciptakan
pembelajaran mandiri dalam pembelajaran Seni Rupa di sekolah dasar?
Bagaimana pelaksanaan penguatan kompetensi guru kelas tiga di empat Sekolah Dasar untuk menciptakan pembelajaran
mandiri dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan khusunya bidang studi Seni Rupa?
2.2 Bagaimana perasaan anda selama mengikuti penguatan kompetensi guru kelas tiga di empat Sekolah Dasar untuk menciptakan
pembelajaran mandiri dalam mata pelajaran Seni Rupa?
Apakah materi yang diberikan bermanfaat bagi anda?
Bagian materi mana yang menurut anda kurang jelas/dipahami?
Bagian materi mana yang menurut anda sangat penting dan menginspirasi?
Apakah anda sependapat mengenai materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan realita di lapangan?
Apakah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sehari-hari sudah sesuai dengan materi penguatan yang diberikan?
98
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah mengikuti kegiatan ini resolusi apa yang ingin anda berikan guna memperbaiki kualitas pembelajaran Seni Rupa
di Sekolah Dasar?
URAIAN PERTANYAAN PENELITIAN - 3
3 Bagaimana hasil penguatan kompetensi pada guru kelas tiga di empat Sekolah Dasar untuk menciptakan pembelajaran mandiri
dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan khusunya bidang studi Seni Rupa di Kecamatan Garut Kota Kabupaten
Garut?
Adakah dampak dari penguatan kompetensi guru pada kemampuan guru dalam mengelola peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar?
3.1 Setelah mengikuti kegiatan penguatan kompetensi guru, adakah peningkatan dalam kemampuan anda untuk mengelola peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar ?
Bagaimana pemahaman wawasan anda mengenai landasan pelaksanaan pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar?
Bagaimana pemahaman anda mengenai siswa Sekolah Dasar kelas tiga?
Dalam pengembangan kurikulum/silabus, materi apa yang anda rancang guna meningkatkan pengetahuan dan
kemandirian siswa?
Bagaimana anda merancang pembelajaran yang mengutamakan peningkatan kemandirian siswa?
Bagaimana anda melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis?
Bagaimana anda mengevaluasi hasil belajar siswa?
Program apa yang ingin anda lakukan guna pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya?
99
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adakah dampak dari penguatan kompetensi guru pada kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran Seni Rupa
secara luas dan mendalam demi melaksanakan pembelajaran yang mengutamakan kemandirian siswa?
3.2 Setelah mengikuti kegiatan penguatan kompetensi guru, apakah anda mulai menguasai materi pembelajaran Seni Rupa secara
luas dan mendalam demi melaksanakan pembelajaran yang mengutamakan kemandirian siswa?
Metode pembelajaran apa yang anda gunakan untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam pembelajaran Seni Rupa di
sekolah dasar kelas tiga?
Materi yang anda ajarkan apakah sesuai dengan kurikulum?
Apakah kegiatan berkarya dalam mata pelajaran Seni Rupa ini dapat dikorelasikan dengan mata pelajaran lainnya?
Apakah materi yang anda ajarkan kepada siswa mengutamakan kebudayaan daerah setempat dan diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari oleh siswa?
Tabel 3.3. Pedoman Wawancara (Interview)
(Wawancara Terbatas dan Wawancara Mendalam)
(sumber: dokumentasi pribadi)
101
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai, dimana penelitian ini
memfokuskan pada proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.
Sugiyono mengungkapkan bahwa analisis data merupakan:
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehungga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (2010, hlm.335).
Sebelum di lapangan, analisis dilakukan dengan menganalisis data hasil
studi pendahuluan sebelum terjun ke lapangan. Selama di lapangan, analisis
data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. Dimana dalam pelaksanaan observasi
dan wawancara, peneliti sudah melakukan analisis pada data maupun jawaban
yang diwawancarai. Dalam pelaksanaannya, penulis menggunakan model Miles
dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010, hlm.337), dimana mereka
mengungkapkan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data , yaitu data reduction, data
display, dan conslusion drawing/verification”.
Gambar 3.1. Komponen dalam analisis data
(sumber: Sugiyono, 2010, hlm.337)
102
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Mereduksi
data dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya, dan
membuang yang tidak perlu. Dengan tujuan memberikan gambaran yang
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data,
mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, dimana tujuan utama penelitian
kualitatif adalah pada temuan (Sugiyono, 2010). Sebelum melakukan
reduksi data (dalam gambar 3.1), peneliti melakukan antisipatori setelah
peneliti melakukan pengumpulan data. Selanjutnya model interaktif dalam
analisis data ditunjukkan pada gambar 3.2.
Gambar 3.2. Komponen dalam analisis data
(sumber: Sugiyono, 2010, hlm. 338)
2. Display Data (Data Display)
Miles dan Huberman menyatakan yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Selanjutnya disarankan dalam melakukan display data,
selain dengan teks yang naratif juga dapat berupa grafik, matrik, network
(jejaring kerja), dan chart (Sugiyono, 2010).
103
Shelly Pratiwi, 2017 PENGUATAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MANDIRI PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada pelaksanaannya, peneliti selalu menguji apa yang telah ditemukan
pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat hipotetik berkembang
atau tidak. Apabila hipotesis yang dirumuskan selalu didukung oleh data
pada saat dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti dan
akan berkembang menjadi grounded teory. Teori grounded adalah teori
yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di
lapangan, dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus
menerus (Sugiyono, 2010).
3. Conslusion Drawing/Verification
Kesimpulan awal yang dikemukakan pada penelitian kualitatif masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Sebaliknya apabila didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten,
maka akan menjadi kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan yang
diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada, baik itu berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2010).