BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...

22
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment dan metode deskriptif. Peningkatan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kreatif diperoleh dengan menggunakan desain “the matching-only pretest-postest control group design(Fraenkel dan Wallen, 2008). Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan Entrepreneurial Science Thinking (ESciT) melalui model Project Based Learning. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu berupa penerapan pendekatan ESciT melalui model Project Based Learning dan kelas kontrol hanya menggunakan model Project Based Learning. Terhadap dua kelompok dilakukan pretest dan posttest untuk melihat peningkatan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum dan setelah pembelajaran. Desain penelitian ditunjukkan dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1. Desain The Matcing-Only Pretest and Postest Control Group Kelas Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O 1 O 2 X O 1 O 2 Kontrol O 1 O 2 Y O 1 O 2 Keterangan: X = Perlakuan pembelajaran dengan penerapan pendekatan ESciT melalui model Project Based Learning Y = Perlakuan pembelajaran dengan hanya penerapan model Project Based Learning O 1 = Tes kemampuan memahami O 2 = Tes keterampilan berpikir kreatif

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

42

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperiment dan metode deskriptif. Peningkatan kemampuan memahami dan

keterampilan berpikir kreatif diperoleh dengan menggunakan desain “the

matching-only pretest-postest control group design” (Fraenkel dan Wallen, 2008).

Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap

penerapan pendekatan Entrepreneurial Science Thinking (ESciT) melalui model

Project Based Learning.

Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu berupa penerapan

pendekatan ESciT melalui model Project Based Learning dan kelas kontrol hanya

menggunakan model Project Based Learning. Terhadap dua kelompok dilakukan

pretest dan posttest untuk melihat peningkatan kemampuan memahami dan

keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum dan setelah pembelajaran. Desain

penelitian ditunjukkan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Desain The Matcing-Only Pretest and Postest Control Group

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 O2 X O1 O2

Kontrol O1 O2 Y O1 O2

Keterangan:

X = Perlakuan pembelajaran dengan penerapan pendekatan ESciT melalui

model Project Based Learning

Y = Perlakuan pembelajaran dengan hanya penerapan model Project Based

Learning

O1 = Tes kemampuan memahami

O2 = Tes keterampilan berpikir kreatif

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

43

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Sugiyono, 2013). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X pada salah satu SMA Negeri di

Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016

yang terdiri dari lima kelas dengan komposisi siswa masing-masing kelas rata-

rata adalah 32 siswa.

Sampel dalam penelitian ini dipilih secara acak menggunakan metode

“Randomized Sampling Class” sehingga diperoleh satu kelas sebagai kelas

eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Sampel yang terpilih yaitu kelas

X-1 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 8 orang laki-laki dan 24 orang

perempuan, dan kelas X-2 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 10 orang laki-laki

dan 22 orang perempuan.

Sampel yang dipilih dalam penelitian ini memiliki kekhasan yang dilihat

dari kesiapan kondisi siswa yaitu (1) materi Fisika yang diajarkan semester genap

sama dengan materi penelitian, dan (2) jadwal mata pelajaran Fisika di kedua

kelas pada hari yang sama dengan jam pelajaran berbeda.

C. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a) Studi pendahuluan berupa observasi, wawancara kepada guru, studi

literatur terhadap jurnal, buku, dan laporan penelitian mengenai model

project based learning dalam pembelajaran Fisika, menganalisis

kurikulum Fisika SMA/MA dan materi pelajaran Fisika kelas X

tentang listrik dinamis.

b) Penyusunan skenario pendekatan ESciT melalui model Project Based

Learning pada materi listrik dinamis.

c) Pembuatan instrumen penelitian.

42

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

44

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d) Melakukan validasi terhadap seluruh instrumen penelitian, termasuk

melakukan uji coba untuk mengukur reliabilitas butir-butir soal yang

akan digunakan pada tes awal dan tes akhir.

e) Merevisi instrumen.

f) Penentuan populasi dan sampel penelitian.

g) Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Tahap Pelaksanaan

a) Pelaksanaan tes awal (pretest) bagi kelompok eksperimen dan kontrol.

b) Memberikan perlakuan yaitu berupa penerapan pendekatan ESciT

melalui model Project Based Learning pada kelas eskperimen dan

model Project Based Learning pada kelas kontrol.

c) Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan

observasi keterlaksanaan pendekatan ESciT melalui model Project

Based Learning sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang teramati.

d) Pelaksanaan tes akhir (postest) bagi kelompok eksperimen dan control

dan pemberian kuesioner tanggapan siswa kelas eksperimen.

3. Tahap Analisis Data

a) Pengolahan data tes awal dan tes akhir yang langkah-langkahnya akan

diuraikan pada teknik pengolahan data.

b) Menganalisis dan membahas temuan penelitian.

c) Menarik kesimpulan.

D. Alur Penelitian

Alur penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.1.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes

kemampuan memahami, tes keterampilan berpikir kreatif, skala sikap tanggapan

siswa, dan lembar observasi keterlaksanaan penerapan pendekatan ESciT melalui

model Project Based Learning.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

45

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Studi Literatur Penerapan model Project Based Learning dengan

pendekatan Entrepreneurial Science Thinking (ESciT)

Kelas Eksperimen

Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Penyusunan Instrumen

Tes Keterampilan Berpikir Kreatif

Tes Awal (Pretest)

Penerapan Model Project Based

Learning dengan Pendekatan

ESciT

Tes Kemampuan Memahami Konsep

Validasi Tes

Uji Coba dan Analisis Instrumen Tes: Uji Tingkat Kesukaran,Uji Daya Pembeda, dan Uji Realibilitas

Skala Sikap

Penyusunan perangkat model Project Based Learning dengan

pendekatan ESciT

Tes Akhir (Posttest)

Observasi Keterlaksanaan

Model

Skala Sikap Tanggapan Siswa Terhadap

Pembelajaran

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

Judgment dan revisi

Judgment dan revisi

Penerapan Model Project

Based Learning

Kelas Kontrol

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

46

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Tes Kemampuan Memahami

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan memahami siswa

melalui pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran yang diterapkan di

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes kemampuan memahami dibuat dalam

bentuk pilihan berganda yang bersifat konseptual sesuai dengan indikator

yang diteliti. Tes kemampuan memahami dilakukan dua kali, yaitu pada saat

pretest untuk melihat kemampuan awal siswa dan yang kedua pada saat

posttest dengan tujuan untuk mengukur efek dari penerapan model

pembelajaran

2) Keterampilan Berpikir Kreatif

Tes keterampillan berpikir kreatif digunakan untuk mengukur

keterampilan berpikir kreatif siswa melalui pembelajaran fisika dengan model

pembelajaran yang diterapkan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes ini

dibuat dalam bentuk essay yang bersifat konseptual sesuai dengan indikator

yang diteliti. Tes keterampilan berpikir kreatif dilakukan dua kali, yaitu pada

saat pretest untuk melihat kemampuan awal siswa dan yang kedua pada saat

posttest dengan tujuan untuk mengukur efek dari penerapan model

pembelajaran.

3) Skala Sikap Tanggapan Siswa

Skala sikap digunakan bertujuan untuk memperoleh informasi tentang

tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan pendekatan ESciT

melalui model project based learning. Skala sikap terdiri dari 20 butir

pernyataan yang di dalamnya dipertanyakan hal-hal seputar perasaan,

pandangan, tanggapan dan harapan siswa, seperti apakah siswa menganggap

baru, merasa senang, merasa tertarik, termotivasi, merasa memudahkan,

Gambar 3.1. Alur Penelitian penerapan model Project Based Learning dengan

pendekatan Entrepreneurial Science Thinking (ESciT)

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

47

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merasa memfasilitasi pemahaman dan kerjasama, merasa menambah

keberanian dalam mengemukakan pendapat dan mengharapkan ingin belajar

materi lain dengan model ini.

Skala sikap ini diberikan kepada kelompok eksperimen setelah mereka

melakukan tes akhir. Skala sikap ini menggunakan skala Likert, setiap siswa

diminta untuk menjawab suatu pertanyaan dengan jawaban sangat setuju (SS),

setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk pertanyaan

positif maka dikaitkan dengan nilai SS = 4, S= 3, TS = 2 dan STS = 1, dan

sebaliknya (Arikunto, 2010). Melalui skala sikap tanggapan siswa, peneliti

dapat mengetahui persentase sikap siswa (positif dan negatif) terhadap

pendekatan ESciT melalui model Project Based Learning. Adapun kisi-kisi

skala sikap tanggapan siswa disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kisi-kisi Skala Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran

Aspek Indikator Pertanyaan Nomor

Pertanyaan

Jumlah

Pertanyaan

1. Persepsi siswa tentang

penerapan Project

Based Learning

dengan pendekatan

ESciT pada konsep

Listrik Dinamis

1. Pembelajaran Project Based

Learning dengan

pendekatan ESciT pada

konsep Listrik Dinamika

merupakan hal yang baru

2. Pembelajaran Project Based

Learning dengan

pendekatan ESciT

memudahkan belajar Fisika

secara utuh

1, 16, 18

4, 5, 19, 20

3

4

2. Mengungkapkan

kesukaan siswa dalam

mengikuti

pembelajaran Project

Based Learning

dengan pendekatan

ESciT pada konsep

Listrik Dinamis

3. Pembelajaran Project Based

Learning dengan

pendekatan ESciT

menyenangkan

4. Pembelajaran Project Based

Learning dengan

pendekatan ESciT dapat

memotivasi

15

2

1

1

3. Pengembangan

kemampuan

memahami dalam

pembelajaran Project

Based Learning

5. Pembelajaran Project Based

Learning dengan

pendekatan ESciT dapat

mengembangkan

kemampuan memahami

6, 7, 8, 14,

17

5

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

48

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan pendekatan

ESciT pada konsep

Listrik Dinamis

konsep Fisika

4. Pengembangan

keterampilan berpikir

kreatif dalam

pembelajaran Project

Based Learning

dengan pendekatan

ESciT pada konsep

Listrik Dinamis

6. Pembelajaran Project Based

Learning dengan

pendekatan ESciT dapat

mengembangkan

keterampilan berpikir

kreatif siswa

3, 9, 10, 11,

12, 13

6

4) Lembar Observasi

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk

mengukur sejauh mana tahapan pembelajaran dengan penerapan pendekatan

ESciT melalui model Project Based Learning yang telah direncanakan terlaksana

dalam proses belajar mengajar. Observasi yang dilakukan adalah observasi

terstruktur dengan menggunakan lembaran daftar cek.

F. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang baik dan berkualitas untuk pengumpulan data

dapat menghasilkan kualitas penelitian yang baik pula. Instrumen yang baik harus

memenuhi kriteria validitas kontruksi dari para ahli, reliabilitas tinggi, tingkat

kesukaran yang baik, dan daya pembeda yang baik. Oleh karena itu, sebelum

instrumen digunakan pada penelitian maka terlebih dahulu dilakukan judgment

oleh para ahli agar tercapai validitas kontruksi instrumen kemudian juga harus

dilakukan uji coba instrumen agar instrumen memiliki reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembeda yang baik dan berkualitas.

1) Uji Validitas Butir Soal

Validitas tes berhubungan dengan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu

tes dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Upaya menghasilkan instrumen

yang valid dalam penelitian ini menggunakan analisis logical validity (validasi

logis). Analisis validasi logis yaitu dengan mengkonsultasikan butir soal

kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kreatif pada ahli penilai (expert

judgment) untuk mendapatkan validitas isi (content validity) dan construct validity

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

49

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

butir-butir soal. Ahli penilai yang digunakan untuk memvalidasi yaitu tiga ahli

baik bidang pendidikan, asesmen, maupun konten Fisika yang dapat dilihat pada

lampiran C.1 dan C.7.

Analisis hasil validasi menggunakan CVR (Content Validity Ratio) dan

CVI (Content Validity Index). Berikut diuraikan langkah-langkah menggunakan

CVR :

a) Menentukan kriteria penilaian tanggapan responden (validator).

Data tanggapan responden yang diperoleh berupa daftar cek. Kriteria

penulisan butir soal disajikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Butir Soal

Kriteria Bobot

Ya 1

Tidak 0

(Lawshe, 1975)

b) Memberikan skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR

Menghitung nilai CVR (Rasio Validitas Konten) dengan persamaan 3.1.

..............(3.1)

Keterangan :

ne = jumlah responden yang menyatakan ya

N = jumlah total responden

Ketentuan tentang indeks CVR :

(1). Jika jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ jumlah

responden maka nilai CVR = -.

(2). Jika jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari jumlah responden

maka nilai CVR = 0.

(3). Jika jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ jumlah

responden maka nilai CVR = 0 – 0,99.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

50

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(4). Jika seluruh responden yang menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini

diatur menjadi 0,99 disesuaikan dengan jumlah responden).

Hasil perhitungan CVR dan CVI berupa angka 0-1 yang dapat

dikategorikan sesuai dengan Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Indeks CVR untuk Validitas Isi

Batasan Kriteria

0,00 < CVR ≤ 0,33 Tidak Sesuai

0,33 < CVR ≤ 0,67 Sesuai

0,67 < CVR ≤ 1,00 Sangat Sesuai

(Lawshe, 1975)

Sedangkan perhitungan CVI menggunakan persamaan 3.2.

..............(3.2)

Perhitungan CVR dan CVI dilakukan pada setiap aspek pengukuran soal

kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kreatif yaitu kesesuaian

soal dengan indikator kemampuan memahami dan keterampilan berpikir

kreatif (Aspek 1), kesesuaian soal dengan indikator soal (Aspek 2), dan

kesesuaian soal dengan jawaban (Aspek 3). Hasil perhitungan CVR dan CVI

soal pilihan ganda kemampuan memahami pada enam aspek dan soal essay

keterampilan berpikir kreatif pada ketiga aspek disajikan pada Tabel 3.5,

Tabel 3.6, Tabel 3.7, dan Tabel 3.8. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran C.1 dan Lampiran C.2.

Tabel 3.5. Hasil CVR Soal Kemampuan Memahami

Kriteria No. Soal Aspek 1 No. Soal Aspek 2 No. Soal Aspek 3

Sangat Sesuai

1, 2, 3, 5, 6, 7, 11,

13, 15, 17, 19, 20,

21, 22, 23, 24,

3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 11,

12, 13, 14, 15, 16,

17 18, 19, 20, 21,

22, 23, 24,

1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17 18, 19,

20, 21, 22, 23, 24,

Sesuai

Tidak Sesuai 4, 8, 9, 10, 12, 14,

16, 18, 1, 2, 10,

Tabel 3.6. Hasil CVI Soal Kemampuan Memahami

Aspek CVI Kriteria

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

51

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 0,79 Sangat Sesuai

2 0,88 Sangat Sesuai

3 0,99 Sangat Sesuai

Tabel 3.7. Hasil CVR Soal Keterampilan Berpikir Kreatif (KBK)

Kriteria No. Soal Aspek 1 No. Soal Aspek 2 No. Soal Aspek 3

Sangat Sesuai

1.a, 1.b, 2.a, 2.b,

2.c, 2.d, 2.e, 3.a,

3.b, 3.d, 4.a, 4.b,

4.c, 4.d, 4.e

1.a, 1.b, 1.c, 2.a,

2.b, 2.c, 2.d, 2.e,

3.a, 3.b, 3.c, 3.d,

4.a, 4.b, 4.c, 4.d,

4.e

1.a, 1.b, 1.c, 2.a,

2.b, 2.c, 2.d, 2.e,

3.a, 3.c, 3.d, 4.a,

4.b, 4.c, 4.d, 4.e

Sesuai

Tidak Sesuai 1.c, 3.c, 3.b,

Tabel 3.8. Hasil CVI Soal Keterampilan Berpikir Kreatif (KBK)

Aspek CVI Kriteria

1 0,91 Sangat Sesuai

2 0,99 Sangat Sesuai

3 0,94 Sangat Sesuai

Berdasarkan hasil analisis CVR dan CVI, soal dengan kriteria tidak sesuai

diperbaiki karena CVI pada aspek kemampuan memahami dan keterampilan

berpikir kreatis memperoleh kriteria sangat sesuai. Selanjutnya setelah dilakukan

perbaikan dilakukan tahap ujicoba soal.

2) Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang

dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dan satu pengukuran ke

pengukuran lainnya. Pada penelitian ini uji reliabilitas intrumen dilakukan dengan

teknik test-retest yaitu instrumen yang sama dicobakan pada responden yang sama

namun dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2013). Reliabilitas diukur dari

koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila

koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah

dinyatakan reliabel. Pada penelitian ini untuk menghitung reliabilitas tes

digunakan rumus korelasi product moment pearson (Sugiyono, 2013) :

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

52

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

})(}{{

))((

2222 YYNXXN

YXXYNrXY

................(3.3)

Keterangan:

rXY = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

X = skor rata-rata tes uji coba pertama

Y = skor rata-rata tes uji coba kedua

N = jumlah sampel

Tabel 3.9. Kategori Reliabilitas Tes

Batasan Kategori

0,80 < rXY ≤ 1,00 Sangat Tinggi (sangat baik)

0,60 < rXY ≤ 0,80 Tinggi (baik)

0,40 < rXY ≤ 0,60 Cukup (sedang)

0,20 < rXY ≤ 0,40 Rendah (kurang)

rXY ≤ 0,20 Sangat Rendah (sangat kurang)

(Arikunto, 2010)

Berdasarkan persamaan 3.3, maka setelah dilakukan perhitungan maka

diperoleh koefisien reliabilitas keseluruhan tes kemampuan memahami berbentuk

tes tertulis jenis pilihan ganda diperoleh rxy sebesar 0,95. Kemudian rxy

dikonsultasikan dengan rtabel pada Tabel 3.9. berada diantara rentang

0,80<rxy<1,00 sehingga didapatkan instrumen penelitian tersebut memiliki

reliabilitas pada kategori sangat tinggi. Perhitungan reliabilitas untuk tes

kemampuan memahami selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.3.

Pada tes keterampilan berpikir kreatif yang berbentuk tes tertulis jenis

uraian, diperoleh rxy sebesar 0,96. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen

penelitian tersebut juga memiliki reliabilitas pada kategori sangat tinggi.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

53

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhitungan reliabilitas keterampilan berpikir kreatif selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran C.9.

3) Tingkat Kemudahan Soal

Tingkat kemudahan adalah bilangan yang menunjukkan mudah atau

sukarnya suatu soal. Indeks kemudahan diberi simbol P (proporsi) yang dihitung

dengan rumus (Arikunto, 2010):

…………….. (3.4)

Keterangan: TK = Tingkat kemudahan soal

B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.10. Kategori Tingkat Kemudahan Soal

Batasan Kategori

0,70 < TK ≤ 1,00 Soal Mudah

0,30 < TK ≤ 0,70 Soal Sedang

0,00 < TK ≤ 0,30 Soal Sukar

(Arikunto, 2007)

Perhitungan tingkat kemudahan soal untuk tes kemampuan memahami

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.4. dan C.6. Sedangkan perhitungan

tingkat kemudahan soal untuk tes keterampilan berpikir kreatif selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran C.10. dan C.12. Berdasarkan persamaan 3.4. maka

tingkat kemudahan soal dapat dihitung dan hasilnya dirangkum pada Tabel 3.11.

dan Tabel 3.12.

Tabel 3.11. Hasil Analisis Tingkat Kemudahan Soal Kemampuan Memahami

Kategori Nomor Soal Jumlah

Mudah 1, 6, 11 3

Sedang 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22,

23, 24, 17

Sukar 8, 12, 13, 19 4

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

54

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.12. Hasil Analisis Tingkat Kemudahan Soal Keterampilan

Berpikir Kreatif

Kategori Nomor Soal Jumlah

Mudah 1.a, 2.a, 2.b, 3.a, 3.b, 4.a, 4.b 7

Sedang 1.b, 1.c, 2.c, 2.d, 2.e, 3.c, 4.c, 4.d, 4.e 9

Sukar 3.d 1

4) Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah

(Arikunto, 2010):

……………. (3.5)

Keterangan: DP = Daya pembeda soal

JA = Banyak peserta kelompok atas

JB = Banyak peserta kelompok bawah

BA = Banyak kelompok atas yang menjawab benar

BB = Banyak kelompok bawah yang menjawab benar

PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.13. Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,70 < DP ≤ 1,00 Baik sekali

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

(Riduwan, 2012)

Perhitungan daya pembeda untuk tes kemampuan memahami selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran C.4. dan C.5. Sedangkan perhitungan daya pembeda

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

55

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk keterampilan berpikir kreatif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

C.10. dan C.11. Berdasarkan persamaan 3.5. maka nilai daya pembeda dapat

dihitung dan hasilnya dirangkum pada Tabel 3.14. dan Tabel 3.15.

Tabel 3.14. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Kemampuan Memahami

Kategori Nomor Soal Jumlah

Baik Sekali - -

Baik 1, 2, 3, 7, 11, 14, 15, 16, 20, 21, 24 11

Cukup 4, 6, 9, 10, 17, 18, 19 7

Jelek 5, 8, 12, 13, 22, 23 6

Tabel 3.15. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Keterampilan Berpikir Kreatif

Kategori Nomor Soal Jumlah

Baik Sekali - -

Baik 1.c, 2.b, 3.a, 3

Cukup 1.a, 1.b, 2.a, 2.c, 2.d, 2.e, 3.b, 3.c, 3.d, 4.a, 4.b,

4.c, 4.d, 4.e 14

Jelek - -

5) Penentuan Instrumen Tes Kemampuan Memahami dan Keterampilan

Berpikir Kreatif

Penentuan instrumen tes kemampuan memahami dan keterampilan

berpikir kreatif dilakukan setelah menganalisis uji coba soal di atas yang meliputi

validitas soal, reliabilitas tes, daya pembeda soal, dan tingkat kemudahan soal,

serta revisi butir soal yang belum memenuhi syarat. Adapun penentuan instrumen

tes berdasarkan indikator kemampuan memahami dan keterampilan berpikir

kreatif yang dibutuhkan dalam pengukuran dan waktu yang dibutuhkan dalam

setiap seri pembelajaran. Rekapitulasi hasil uji coba soal kemampuan memahami

dapat dilihat pada Tabel 3.16.

Tabel 3.16. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Kemampuan Memahami

No

Soal

Daya Pembeda Tingkat

Kemudahan Validitas Ket. Keputusan

DP Kategori TK Kategori

1 0,50 Baik 0,72 Mudah Valid Diterima Dipakai

2 0,53 Baik 0,60 Sedang Valid Diterima Dipakai

3 0,50 Baik 0,68 Sedang Valid Diterima Dipakai

4 0,37 Cukup 0,58 Sedang Valid Diterima Dipakai

5 0,03 Jelek 0,45 Sedang Valid Direvisi Tidak Dipakai

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

56

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 0,33 Cukup 0,77 Mudah Valid Diterima Dipakai

7 0,67 Baik 0,63 Sedang Valid Diterima Dipakai

8 0,13 Jelek 0,17 Sukar Valid Direvisi Tidak Dipakai

9 0,37 Cukup 0,32 Sedang Valid Diterima Dipakai

10 0,40 Cukup 0,60 Sedang Valid Diterima Dipakai

11 0,43 Baik 0,75 Mudah Valid Diterima Dipakai

12 0,10 Jelek 0,25 Sukar Valid Direvisi Tidak Dipakai

13 0,17 Jelek 0,28 Sukar Valid Direvisi Tidak Dipakai

14 0,43 Baik 0,32 Sedang Valid Diterima Dipakai

15 0,60 Baik 0,67 Sedang Valid Diterima Dipakai

16 0,47 Baik 0,63 Sedang Valid Diterima Dipakai

17 0,40 Cukup 0,57 Sedang Valid Diterima Dipakai

18 0,37 Cukup 0,62 Sedang Valid Diterima Dipakai

19 0,37 Cukup 0,25 Sukar Valid Diterima Dipakai

20 0,47 Baik 0,60 Sedang Valid Diterima Dipakai

21 0,43 Baik 0,68 Sedang Valid Diterima Dipakai

22 0,03 Jelek 0,42 Sedang Valid Diterima Tidak Dipakai

23 0,07 Jelek 0,52 Sedang Valid Diterima Tidak Dipakai

24 0,53 Baik 0,57 Sedang Valid Diterima Dipakai

Berdasarkan hasil análisis soal uji coba instrumen tes kemampuan

memahami pada Tabel 3.16, dari 24 soal yang telah diuji coba ada 18 soal yang

akan digunakan oleh peneliti. Soal kemampuan memahami yang berjumlah 18

tersebut akan digunakan untuk tes awal dan tes akhir yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4,

6, 7, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, dan 24. Adapun kisi-kisi butir soal

pilihan ganda untuk mengukur kemampuan memahami disajikan pada Tabel 3.17.

Tabel 3.17. Kisi-kisi Tes Kemampuan Memahami

Aspek

Kemampuan

Memahami

Indikator Kemampuan

Memahami

Nomor Soal

dalam Uji Coba

Soal

Nomor

Soal

Jumlah

Soal

1. Menafsirkan Mengubah informasi

dari satu bentuk ke

bentuk lain

3

14

19

1

7

13

3

2. Merangkum Merangkum dari sebuah

informasi

1

10

18

2

8

14

3

3. Mengklasifikasi-

kan

Mengelompokkan hal-

hal menurut ciri-ciri

atau pola-pola yang

sesuai dengan konsep

4

16

24

3

9

15 3

4. Membandingkan Mendeteksi persamaan

dan perbedaan antara

7

9

4

10 3

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

57

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dua atau lebih objek,

masalah

20 16

5. Menyimpulkan Menyimpulkan dari

sebuah informasi

6

15

21

5

11

17

3

6. Menjelaskan Membuat dan

menggunakan model

sebab akibat dalam

sebuah sistem

2

11

17

6

12

18 3

Jumlah Soal 18

Sedangkan rekapitulasi hasil uji coba soal keterampilan berpikir kreatif

dapat dilihat pada Tabel 3.18. Berdasarkan hasil análisis soal pada Tabel 3.18,

dari 4 masalah utama yang terdiri atas 17 soal yang telah diuji coba, ada tiga

masalah utama yang digunakan oleh peneliti yang terdiri atas 14 soal. Tiga

masalah utama tersebut digunakan untuk tes awal dan tes akhir pada pelaksanaan

pembelajaran. Adapun kisi-kisi butir soal essay untuk mengukur keterampilan

berpikir kreatif disajikan pada Tabel 3.19.

Tabel 3.18. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Keterampilan Berpikir Kreatif

No

Soal

Daya Pembeda Tingkat

Kemudahan Validitas Ket. Keputusan

DP Kategori TK Kategori

1.a 0,40 Cukup 0,73 Mudah Valid Diterima Tidak Dipakai

1.b 0,26 Cukup 0,61 Sedang Valid Diterima Tidak Dipakai

1.c 0,52 Cukup 0,64 Sedang Valid Diterima Tidak Dipakai

2.a 0,38 Cukup 0,76 Mudah Valid Diterima Dipakai

2.b 0,43 Baik 0,77 Mudah Valid Diterima Dipakai

2.c 0,38 Cukup 0,61 Sedang Valid Diterima Dipakai

2.d 0,35 Cukup 0,43 Sedang Valid Diterima Dipakai

2.e 0,35 Cukup 0,33 Sedang Valid Diterima Dipakai

3.a 0,42 Baik 0,79 Mudah Valid Diterima Dipakai

3.b 0,30 Cukup 0,72 Mudah Valid Diterima Dipakai

3.c 0,37 Cukup 0,58 Sedang Valid Diterima Dipakai

3.d 0,24 Cukup 0,29 Sukar Valid Diterima Dipakai

4.a 0,33 Cukup 0,83 Mudah Valid Diterima Dipakai

4.b 0,38 Cukup 0,76 Mudah Valid Diterima Dipakai

4.c 0,31 Cukup 0,41 Sedang Valid Diterima Dipakai

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

58

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.d 0,32 Cukup 0,31 Sedang Valid Diterima Dipakai

4.e 0,30 Cukup 0,32 Sedang Valid Diterima Dipakai

Tabel 3.19. Kisi-kisi Tes Keterampilan Berpikir Kreatif

Aspek

Keterampilan

Berpikir Kreatif

Indikator

Keterampilan

Berpikir Kreatif

Nomor

Soal dalam

Uji Coba

Soal

Nomor

Soal

Jumlah

Soal

1. Berpikir Lancar Mengungkapkan

informasi/fakta

2.a

3.a

4.a

1.a

2.a

3.a

3

2. Berpikir Luwes Menemukan masalah 2.b

3.b

4.b

1.a

2.a

3.a

3

3. Berpikir Orisinal Menemukan Ide 2.c

3.c

4.c

1.a

2.a

3.a

3

4. Kemampuan

Memperinci

Menemukan solusi 2.d

3.d

4.d

1.d

2.d

3.d

3

5. Kemampuan

Menilai

Mengungkapkan

evaluasi

2.e

4.e

1.e

3.e 2

Jumlah Soal 14

G. Teknik Analisis Data

Terdapat beberapa jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian yaitu:

kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kreatif, data observasi

pembelajaran, dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Analisis deskriptif

digunakan untuk mengolah data kuesioner dan observasi sehingga ditemukan

gambaran tentang kecenderungan ketika pembelajaran. Untuk data keterampilan

berpikir kreatif dan keterampilan berpikir kreatif dianalisis secara statistik.

1. Kemampuan Memahami dan Keterampilan Berpikir Kreatif

Teknik pengolahan data yang digunakan untuk menganalisis data

kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kreatif siswa adalah sebagai

berikut:

a) Perhitungan Gain yang dinormalisasi

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

59

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peningkatan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kreatif

siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan

rumus gain yang dinormalisasi dengan rumus yang dikemukakan Hake

(1999):

…………….. (3.6)

Keterangan: <g> = Rata-rata Gain yang Dinormalisasi

Spost = Skor Posttest

Spre = Skor Pretest

Smaks = skor Maksimum ideal

Tingkat gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan

peningkatan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kreatif siswa

dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.20. Kategori Gain yang Dinormalisasi

Batasan Kategori

<g> > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ <g> ≤ 0,7 Sedang

<g> < 0,3 Rendah

(Hake,1999)

b) Uji Hipotesis Penelitian

Pengolahan dan analisis data dilanjutkan dengan menggunakan uji

statistik yang dilakukan menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistic

V.23.0 dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Asumsi normalitas merupakan prasyarat kebanyakan prosedur

statistika inferential (Sudjana, 2005). Pada penelitian ini asumsi

normalitas dieksplorasi menggunakan uji normalitas One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test dengan taraf signifikansi α = 0,05. Bentuk

hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0: data berasal dari populasi yang terdistribusi normal

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

60

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H1: data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal

Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak

menolak H0 berdasarkan P-value adalah jika P-value < α maka H0 ditolak

dan jika P-value α maka H0 diterima. Dalam program SPSS 17

digunakan istilah significance yang disingkat Sig untuk P-value, dengan

kata lain P-value = Sig.

2) Uji Homogenitas

Setelah diketahui data berdistribusi normal, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas varians dengan Uji

Levene. Uji hipotesis Levene digunakan untuk mengetahui apakah

variansi kedua kelompok data sama besar terpenuhi atau tidak terpenuhi

(Sudjana, 2005). Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai

berikut :

H0 : σ12 = σ2

2

H1 : σ12 ≠ σ2

2

dengan H0 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi homogen dan

H1 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi tidak homogen. Dasar

pengambilan keputusan, jika P-value > α maka H0 tidak dapat ditolak

sedangkan jika P-value < α maka H0 ditolak dan H1 diterima.

3) Uji Beda Rata-rata (Hipotesis)

Uji perbandingan dua rerata pada penelitian ini dilakukan

menggunakan uji-t dua sampel independen dengan taraf signifikansi α =

0,05. Uji-t dua sampel independen digunakan untuk membandingkan

selisih dua purata (mean) dari dua sampel yang independen dengan

asumsi data terdistribusi normal (Sudjana, 2005). Rumusan hipotesis

statistik pada uji ini adalah sebagai berikut:

H0: µ1 µ2

H1: µ1 > µ2

dimana, H0 adalah rerata skor kelas kontrol sama dengan atau lebih besar

dibandingkan rerata skor kelas eksperimen dan H1 adalah rerata skor

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

61

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan rerata skor kelas

kontrol. Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak

menolak H0 berdasarkan P-value adalah jika P-value < α maka H0 ditolak

dan jika P-value α maka H0 diterima.

Jika sampel tidak berasal dari populasi yang normal, maka analisis

yang dipergunakan adalah analisis nonparametrik. Statistika

nonparametrik yang sesuai adalah Uji Mann-Whitney U karena kedua

data bersifat bebas (Panggabean, 2001).

2. Keterlaksanaan Model Pembelajaran oleh Guru

Data mengenai keterlaksanaan model Project Based Learning dengan

pendekatan ESciT merupakan data yang diambil dari observasi. Pengolahan data

dilakukan dengan cara mencari persentase keterlaksanaan model Project Based

Learning dengan pendekatan ESciT. Adapun langkah-langkah yang peneliti

lakukan untuk mengolah data tersebut adalah dengan:

1. Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang observer isi pada format

keterlaksanaan model pembelajaran.

2. Melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan persamaan berikut:

observer menjawab ya atau tidak% Keterlaksanaan Model = 100%

observer seluruhnya

…. (3.5)

Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model Project Based Learning dengan

pendekatan ESciT yang dilakukan oleh guru, dapat diinterpretasikan pada

Tabel 3.21.

Tabel 3.21. Kriteria Keterlaksanaan Model (KM)

KM (%) Kriteria

KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana

0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana

25 ≤ KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana

50 ≤ KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

62

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

75 ≤ KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

(Wibowo,2012)

3. Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran

Data mengenai tanggapan siswa terhadap penerapan model Project Based

Learning dengan pendekatan ESciT merupakan data yang diambil dari skala

sikap yang diisi oleh siswa. Pengolahan data dilakukan dengan cara mencari

persentase tanggapan siswa terhadap penerapan model Project Based Learning

dengan pendekatan ESciT. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk

mengolah data tersebut adalah dengan:

1. Menghitung jumlah jawaban “SS” dan “S” atau “TS” dan “STS” yang siswa

isi pada format angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran.

2. Melakukan perhitungan persentase angket tanggapan siswa terhadap

pembelajaran dengan menggunakan persamaan Analisis Tanggapan

Responden (ATR) berikut:

... (3.7)

Untuk mengetahui kategori skala sikap tanggapan siswa terhadap

penerapan model Project Based Learning dengan pendekatan ESciT dapat

diinterpretasikan pada Tabel 3.22.

Tabel 3.22. Kriteria Skala Sikap Tanggapan Responden Terhadap Pembelajaran

ATR (%) Kriteria

ATR = 0 Tak satu responden

0 < ATR < 25 Sebagian kecil responden

25 ≤ ATR < 50 Hampir setengah responden

ATR = 50 Setengah responden

50 ≤ ATR < 75 Sebagian besar responden

75 ≤ ATR < 100 Hampir seluruh responden

ATR = 100 Seluruh responden

∑ Responden yang menjawab (SS/S) atau (TS/STS)

∑ seluruh Responden % ATR =

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/25651/6/T_FIS_1407350_Chapter3.pdf · Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang

63

Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Wibowo,2012)