BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2.

12
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Darmadi (2011: 165) penelitian korelasi berkaitan dengan pengumpulan data untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih dan seberapakah tingkat hubungannya. 2. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 2 Tuntang. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang. B. Variabel Penelitian Menurut Darmadi (2011: 21) variabel adalah suatu atribut, sifat, aspek, dari manusia, gejala, objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya. Dalam penelitian ini ditetapkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah motivasi belajar matematika (X), sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang (Y). C. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong yang ada di dalam maupun di luar diri siswa yang menggerakkannya untuk melakukan kegiatan belajar agar tujuan yang dikehendakinya dapat tercapai. Dalam mengukur variabel ini digunakan 6 aspek yang diambil dari Hamzah B. Uno dalam Suprijono (2009: 163) dengan dimodifikasi oleh penulis, yang meliputi adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita – cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. 1. 2.

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut

Darmadi (2011: 165) penelitian korelasi berkaitan dengan pengumpulan

data untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel

atau lebih dan seberapakah tingkat hubungannya.

2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 2 Tuntang.

Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang.

B. Variabel Penelitian

Menurut Darmadi (2011: 21) variabel adalah suatu atribut, sifat,

aspek, dari manusia, gejala, objek yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya. Dalam

penelitian ini ditetapkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas adalah motivasi belajar matematika (X), sedangkan

variabel terikat adalah prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP

Negeri 2 Tuntang (Y).

C. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong yang ada di dalam

maupun di luar diri siswa yang menggerakkannya untuk melakukan

kegiatan belajar agar tujuan yang dikehendakinya dapat tercapai.

Dalam mengukur variabel ini digunakan 6 aspek yang diambil dari

Hamzah B. Uno dalam Suprijono (2009: 163) dengan dimodifikasi oleh

penulis, yang meliputi adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya

dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita – cita

masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif

sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.

20

2. Variabel Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar matematika adalah keberhasilan yang dicapai siswa

setelah mengikuti pembelajaran dalam mata pelajaran matematika

yang diikutinya dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam bentuk

prestasi (misalnya nilai ulangan harian, nilai ulangan semester, rapor,

dll) yang diperoleh setelah diadakan evaluasi. Dalam penelitian ini, data

prestasi belajar matematika diperoleh melalui nilai raport mata

pelajaran matematika semester 2. Nilai ini digunakan karena

merupakan hasil dari proses belajar matematika.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP

Negeri 2 Tuntang tahun pelajaran 2012 – 2013 yang berjumlah 239

siswa dari 7 kelas. Jumlah siswa pada tiap – tiap kelas dapat dilihat

pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1

Jumah Populasi Penelitian Tiap Kelas

No. Kelas Jumlah Siswa

1. VII A 36

2. VII B 35

3. VII C 35

4. VII D 36

5. VII E 30

6. VII F 34

7. VII G 33

Total 239

2. Sampel penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

sebagian dari kelompok individu yang diteliti dan harus mencerminkan

keadaan populasi secara keseluruhan, yaitu dengan menggunakan

Teknik Cluster Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel

pada populasi fisik (jumlah anggotanya dapat diketahui dengan jelas)

yang dilakukan secara random antar kelompok populasinya, dengan

demikian setiap kelompok mempunyai peluang sama untuk menjadi

21

sampel penelitian. Satuan sampel dalam cluster random sampling tidak

terdiri dari individu – individu melainkan kelompok – kelompok

individu. Berdasarkan teknik tersebut diperoleh sampel dari kelas VII B

dan VII C SMP Negeri 2 Tuntang yang berjumlah 70 siswa.

E. Metode pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan

menggunakan angket dan dokumentasi. Data untuk variabel motivasi

belajar matematika dikumpulkan dengan menggunakan angket dari

populasi siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Tuntang. Sedangkan pengumpulan

data untuk variabel prestasi belajar matematika dilakukan dengan

menggunakan metode dokumentasi yaitu mengumpukan data nilai ulangan

harian dan nilai tes tengah semester dari guru mata pelajaran matematika

kelas VII di SMP Negeri 2 Tuntang.

Tipe angket dalam penelitian ini adalah tipe pilihan dalam bentuk

multiple choice yang disusun berdasarkan skala pengukuran model Likert,

yaitu dengan memberikan skor yang disamakan dengan nilai kuantitatif

dari setiap jawaban responden. Responden dalam memberikan jawaban

hanya memilih empat alternatif jawaban yang tersedia dengan

memberikan check list (V) pada alternatif jawaban yang paling sesuai.

Alasan peneliti menggunakan jenis angket ini adalah agar jawaban

responden tidak terlalu luas.

Tinggi rendahnya nilai motivasi belajar dapat diketahui dari jumlah

nilai yang diperoleh subyek dalam penelitian pada jawaban Angket

Motivasi Belajar. Semakin tinggi skor subyek maka semakin tinggi pula

tingkat motivasi belajar matematikanya dan semakin rendah skor subyek

maka semakin rendah pula tingkat motivasi belajar matematikanya. Angket

ini terdiri dari 40 item yaitu 33 item favourable dan 7 item unfavourable.

Adapun kisi – kisi motivasi belajar matematika dapat dilihat pada Tabel 3.2

berikut ini.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Berdasarkan Konsep, Aspek, Indikator dan Nomor Item Favourable atau

Unfavourable Motivasi Belajar Matematika

22

KONSEP

MOTIVASI

BELAJAR

ASPEK MOTIVASI

BELAJAR INDIKATOR EMPIRIS

NO. ITEM

F UF

Motivasi belajar

adalah proses

yang memberi

semangat

belajar, arah, dan

kegigihan

perilaku. Artinya,

perilaku yang

termotivasi

adalah perilaku

yang penuh

energi, terarah

dan bertahan

lama.

Adanya hasrat dan

keinginan berhasil.

Menurut saya untuk menguasai

matematika tidak perlu banyak

mengerjakan latihan berbagai soal.

1

Saya sering berharap tidak ditunjuk

untuk mengerjakan tugas di papan

tulis.

2

Saat guru memberikan soal untuk

dikerjakan di depan kelas saya akan

berusaha sebaik mungkin untuk

menyelesaikannya.

4

Saya belajar matematika karena

ingin meraih nilai yang bagus. 11

Jika saya kurang memahami tugas

yang diberikan guru, maka saya

akan diam dan tidak bertanya.

29

Jika saya kesulitan dalam

menyelesaikan tugas, maka saya

tidak akan melanjutkannya.

30

Saya tetap belajar matematika

meskipun guru menganggap saya

tidak bisa menguasai pelajaran

matematika.

34

Adanya dorongan

dan kebutuhan

dalam belajar.

Saya berusaha untuk mengerjakan

soal-soal matematika jika ada PR

saja.

3

Saya mengerjakan pekerjaan

rumah (PR) matematika supaya

dapat lebih memahaminya.

7

Saya giat belajar matematika agar

bisa mengerjakan tes matematika. 8

Setiap hari saya belajar

matematika, tanpa diperintah guru

atau orang tua.

31

Sebelum jam pelajaran matematika

dimulai saya membaca buku

matematika terlebih dahulu.

32

Ketika ulangan matematika saya

mendapat nilai jelek, saya berusaha

untuk memperbaikinya agar

ulangan berikutnya mendapat nilai

baik.

33

Saya selalu belajar matematika

mekipun tidak ada ulangan. 35

23

Saya merasa terdorong lebih baik

lagi, jika saya dapat mengerjakan

soal matematika yang diberikan

guru.

39

Adanya harapan

dan cita-cita masa

depan.

Saya belajar matematika karena

cita-cita saya ingin menjadi guru

matematika.

9

Mulai sekarang saya rajin belajar

matematika karena matematika

masuk dalam Ujian Nasional.

10

Saya giat belajar matematika

karena ingin menjadi juara kelas. 12

Saya belajar mati-matian karena

malu mendapat nilai matematika

yang jelek.

13

Saya belajar matematika karena

ingin mengikuti olympiade

matematika.

14

Saya rutin belajar matematika agar

teman – tean tidak dapat

menyaingi prestasi belajar

matematika saya.

15

Saya rajin belajar matematika agar

lulus ujian dengan nilai yang

terbaik.

16

Saya belajar matematika karena

ingin menjadi ahli di bidang

matematika.

28

Adanya

penghargaan dalam

belajar.

Saya rajin belajar matematika agar

mendapatkan pujian dari orang

tua.

17

Saya giat belajar matematika agar

dianggap pintar oleh teman-teman. 18

Saya belajar matematika

semaksimal mungkin untuk

memperoleh beasiswa.

19

Saya rutin mengerjakan tugas-

tugas matematika yang diberikan

agar mendapat nilai tambahan dari

guru.

20

Saya berusaha untuk mendapatkan

nilai tes matematika yang terbaik

agar dipuji oleh guru.

21

Saya berusaha bisa pandai dalam

mata pelajaran matematika agar

dikagumi oleh teman-teman.

36

Saya belajar matematika agar 37

24

mendapat peluang diterima di SMA

favorit setelah lulus nanti.

Adanya kegiatan

yang menarik

dalam belajar.

Saat menerima pembagian materi

tugas kelompok, saya akan

menyelesaikannya sebaik mungkin.

5

Saya selalu berdiskusi dengan

teman mengenai materi pelajaran

matematika yang sedang diajarkan

guru.

6

Saya senang belajar matematika

karena guru mengajar dengan

menggunakan berbagai cara.

26

Saya selalu bertanya kepada guru

mengenai materi yang belum saya

pahami.

27

Saya merasa tidak puas bila tidak

diberi evaluasi atas hasil belajar

saya.

38

Adanya lingkungan

belajar yang

kondusif.

Saya tetap bersemangat dalam

belajar matematika, walaupun

keadaan ekonomi keluarga serba

kekurangan.

22

Saya tidak terpengaruh dengan

teman-teman yang tidak mau rajin

belajar matematika.

23

Saya sering mengikuti ajakan

teman untuk membolos dari

pelajaran matematika.

24

Saya tetap mengerjakan PR

matematika meskipun sebagian

siswa tidak mau mengerjakannya.

25

Saya akan menghentikan

mengerjakan tugas matematika,

jika diajak teman bermain.

40

Dalam angket ini disediakan 4 alternatif jawaban yang diberikan

kepada responden yaitu jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (tidak

setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Skor yang diberikan pada setiap

alternatif jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3

Skor Jawaban Variabel Motivasi Belajar Matematika

Pilihan Jawaban Favourable Unfavourable

Sangat Setuju (SS) 4 1

25

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Sementara itu instrumen untuk mengumpulkan data prestasi

belajar dilakukan dengan studi dokumentasi. Studi dokumentasi digunakan

untuk memeperoleh data tentang populasi penelitian dan informasi

mengenai prestasi belajar matematika siswa. Metode ini digunakan untuk

mengetahui prestasi belajar matematika siswa.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang baik adalah instrumen yang valid dan

reliabel. Dengan instrumen yang valid dan reliabel ini diharapkan

didapatkan data yang valid dan reliabel pula.

1. Uji Validitas

Validitas diuji pada setiap butir dilakukan dengan cara skor-skor

yang ada pada butiran yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total.

Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(Sugiyono, 2011). Pemeriksaan korelasi butir tes ini akan digunakan

rumus korelasi product moment atau dari Pearson (arikunto, 2009)

sebagai berikut:

��� = � ∑ ��(∑ � ∑ �)� � ∑ ��(∑ �)�� � ∑ ��(∑ �)��

Keterangan:

��� = korelasi product moment

� = banyak siswa

� = skor butir soal

� = skor total

∑ �� = jumlah XY

Pengukuran kriteria tinggi rendahnya validitas butir menggunakan

indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,2 maka

butirtersebut harus dibuang.

26

Untuk menguji validitas digunakan bantuan Statistical Product and

Service Solution (SPSS) 17.0 for windows. Adapun kriteria validitas

dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4

Kriteria Validitas

0,00 – 0,20 Tidak ada validitas

0,21 – 0,40 Validitas rendah

0,41 – 0,60 Validitas sedang

0,61 – 0,80 Validitas tinggi

0,81 – 1,00 Validitas sempurna

Uji validitas angket dalam penelitian ini menggunakan Corrected

Item-Total Correlation dengan menggunakan Statistical Product Service

Solution (SPSS) Versi 17.0 for windows. Berdasarkan pengujian validitas

angket motivasi belajar yang terdiri dari 40 item, terdapat 5 item yang

gugur yaitu nomor 1, 3, 15, 18, 24. Jadi secara keseluruhan hanya 35 item

yang digunakan. Adapun perinciannya dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5

Jumlah dan Sebaran Item Angket Motivasi Belajar

No. Aspek Jumlah

Item

No. Item

Favourabel

No. Item

Unfavourable

1. Adanya hasrat dan keinginan

berhasil. 6 4, 11, 34 1*, 2, 29, 30

2. Adanya dorongan dan

kebutuhan dalam belajar. 7

7, 8, 31, 32, 33,

35, 39 3*

3. Adanya harapan dan cita-cita

masa depan. 7

9, 10, 12, 13, 14,

15*, 16, 28 -

4. Adanya penghargaan dalam

belajar 6

17, 18*, 19, 20,

21, 36, 37 -

5. Adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar. 5 5, 6, 26, 27, 38 -

6. Adanya lingkungan belajar

yang kondusif. 4 22, 23, 25 24*, 40

Total 35 31 4

Keterangan: *) item gugur/ tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas dnyatakan sebagai tingkat keajegan atau kemantapan

hasil dari hasil dua pengukuran terhadap hal yang sama. Hasil

27

pengukuran itu diharapkan akan sama apabila pengukuran itu diulangi (

Surapranata, 2004: 89). Penelitian ini menggunakan tolak ukur nilai

reliabilitas koefisisen alpha dihitung dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut (Surapranata, 2004: 114):

���= �

�� �1 − ∑ ������ �

Keterangan:

���= reliabilitas instrumen

� = jumlah butir instrumen

�� = varian dari skor item

�! = varian dari skor total

Untuk menguji reliabilitas digunakan bantuan Statistical Product

and Service Solution (SPSS) 17.0 for windows. Adapun kategori

reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6

Kategori reliabilitas

" < 0,7 Tidak reliabel

0,7 ≤ " ≤ 0,799 Cukup reliabel

0,8≤ " ≤ 0,899 Reliabel

" ≥ 0,9 Sangat reliabel

Setelah diuji validitasnya, item – item dari angket motivasi belajar

yang telah dinyatakan valid dicari koefisien reliabilitasnya dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach yang diolah dengan menggunakan

SPSS 17.0 for windows. Menurut George dan Mallery (1995: 226) item

dikatakan reliabel jika r > 0,70. Dari hasil perhitungan reliabilitas untuk

angket motivasi belajar matematika menunjukkan Alpha Cronbach sebesar

0,882. Hal ini menunjukkn bahwa angket motivasi belajar matematika

berada dalam kategori reliabel.

G. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif dan analisis korelasi dengan menggunakan Statistical

Product Service Solution (SPSS) versi 17.0 for windows.

28

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran

mengenai keadaan suatu obyek yang diteliti melalui data sampel atau

populasi sebagaimana adanya tanpa membut kesimpulan yang berlaku

secara umum atau tidak digunakan untuk menguji hipotesis (Sugiyono,

2002). Ukuran yang digunakan dalam analisis ini meliputi nilai

minimum, nilai maksimum, nilai rata – rata, perhitungan frekuensi,

standar deviasi dan presentase.

2. Analisis Korelasi Product Moment Pearson

Analisis korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara dua

variabel atau lebih yang dilakukan dengan cara menghitung korelasi

antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi merupakan

angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua

veriabel atau lebih.

Untuk menentukan korelasi antara variabel motivasi belajar

matematika dengan prestasi belajar matematika digunakan korelasi

product mement, dengan rumus sebagai berikut (Surapranata, 2004:

58):

���= � ∑ �� (∑ �)(∑ �)

+,� ∑ �� (∑ �)�-,� ∑ �� (∑ �)�- Keterangan:

��� = Koefisisen korelasi skor item dan skor total item

N = banyaknya subyek/ jumlah sampel yang dikenai tes

(instrumen)

∑ � = jumlah skor masing-masing item yang diuji

∑ � = jumlah seluruh item yang diuji

∑ � = Jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diuji

∑ � = jumlah kuadrat skor seluruh item yang diuji

(∑ �) = kuadrat jumlah skor masing-masing item yang diuji

(∑ �) = kuadrat jumlah seluruh item yang diuji

∑ �� = jumlah hasil perkalian masing-masing skor item dengan

skor total item

Korelasi (r) merupakan nilai kekuatan hubungan antara dua

variabel. Nilai r mempunyai interval dari -1 sampai +1. Semakin dekat

29

nilai korelasi r dengan +1 atau -1, semakin kuat hubungan antara kedua

variabel tersebut. Nilai korelasi r = 1 menunjukkan hubungan yang

signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai korelasi r

= 0 menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Menurut Surapranata (2004: 59)

pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi dapat

dilihat pada Tabel 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7

Makna Koefisien Korelasi Product Moment

Angka Korelasi Makna

0,80≤ � ≤ 1,0 ./.0 − 0,80 ≤ � ≤ −1,0 Korelasi sangat kuat

0,60≤ � ≤ 0,799 ./.0 − 0,60 ≤ � ≤ −0,799 Korelasi kuat

0,40≤ � ≤ 0,599 ./.0 − 0,40 ≤ � ≤ −0,599 Korelasi sedang

0,20≤ � ≤ 0,399 ./.0 − 0,20 ≤ � ≤ −0,399 Korelasi rendah

0,01≤ � ≤ 0,199 ./.0 − 0,01 ≤ � ≤ −0,199 Korelasi sangat rendah

0,00 Tidak ada korelasi

Untuk menentukan korelasi antara motivasi belajar matematika

dengan prestasi belajar matematika menggunakan korelasi Product

Moment Pearson.

30