Bab III Metode Penelitian

19
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah pretest-posttest control group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang memperoleh penerapan desain pembelajaran kimia berbasis PBL, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang memperoleh pembelajaran konvensional. Kemudian kedua kelompok tersebut diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok kontrol. Pengaruh perlakuan adalah (O 2 O 1 ) – (O 4 – O 3 ) (Sugiyono, 2011). Tabel 3.1 Desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design Kelompok eksperimen O 1 X O 2 Kelompok kontrol O 1 - O 2 (Sumber: Sugiyono, 2011) Keterangan : E 1 = Kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan 22

description

BAB II LANDASAN TEORITIS2.1 Model PembelajaranDalam proses pembelajaran, penyusunan model pembelajaran sangat menentukan kualitas pembelajaran, maka guru dapat berkreasi dengan berbagai model pembelajaran yang khas secara menarik, menyenangkan dan bermanfaat bagi peserta didik. Agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga tercapai tujuan yang diharapkan secara optimal, maka guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi yang di dalamnya terdapat pendekatan, model dan teknik pembelajaran secara spesifik. Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari kegiatan awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru, dengan kata lain model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran (Sudrajad, 2008). Selain itu, Johar dkk. (2006) juga menjelaskan “model pembelajaran adalah suatu bentuk pola aktivitas yang merupakan dasar pijakan guru dalam mengorganisir dalam kegiatan belajar dan mengajar”. Menurut Ishartoni dkk (2015) model pembelajaran dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar. Pemakaian model dalam kegiatan pembelajaran yang tidak sesuai dengan materi, maka tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sulit tercapai. Hal ini terjadi akibat pemilihan model yang kurang tepat. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran guru harus mempertimbangkan beberapa hal berikut, yaitu hubungan dengan kompetensi yang ingin dicapai, tingkat kematangan, minat, bakat dan kondisi peserta didik serta gaya belajar peserta didik (Sanjaya, 2012). Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar untuk digunakan dikelas dalam setting pengajaran. Dalam menentukan model mengajar yang tepat, bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai materi yang akan diberikan serta penguasaan model mengajar yang akan digunakan. Menurut Soekamto dalam Cahyono (2008) bahwa “model pembelajaran merupakan kerangka yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pemandu bagi para perancang desain pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar”. Tinjauan Model PBL Pengertian Model PBL Menurut Arends dalam Putra (2013) model PBL merupakan model pembelajaran dengan memberikan masalah yang autentik atau nyata kepada peserta didik, kemudian peserta didik dapat menyususn pengetahuannya sendiri, menumbuhkan keterampilan yang lebih tinggi, menjadikan peserta didik mandiri dan meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Menurut Chakravarthi (2010) model PBL merupakan bagian dalam pembelajaran kontekstual, guru memberikan suatu permasalahan untuk dipecahkan oleh peserta didik. Dalam hal ini, guru menjelaskan tujuan logistik yang dibutuhkan, memotivasi peserta didik agar terlibat secara aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih, serta membantu peserta didik dalam mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Setelah itu, guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan ekperimen guna mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah serta membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya sesuai,seperti laporan. Kegiatan selanjutnya ialah mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau menyusun kelompok presentasi hasil kerja (Putra, 2013). Karakteristik PBL Menurut Putra (2013) karakteristik PBL terdiri dari: a) belajar dimulai dengan suatu masalah, b) memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata peserta didik, c) mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, d) memberikan tanggung jawab yang besar kepada peserta didik dalam membentuk dan menjalankan secara langsung

Transcript of Bab III Metode Penelitian

Page 1: Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah pretest-posttest control group design. Dalam

desain ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang memperoleh penerapan

desain pembelajaran kimia berbasis PBL, sedangkan kelompok kontrol adalah

kelompok yang memperoleh pembelajaran konvensional. Kemudian kedua

kelompok tersebut diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila

nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok

kontrol. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3) (Sugiyono, 2011).

Tabel 3.1 Desain penelitian Pretest-Posttest Control Group DesignKelompok eksperimen O1 X O2

Kelompok kontrol O1 - O2

(Sumber: Sugiyono, 2011)

Keterangan : E1 = Kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan E2 = Kelas eksperimen setelah perlakuan K1 = Kelas kontrol sebelum diberi perlakuanK2 = Kelas kontrol setelah perlakuanX = Penerapan desain pembelajaran kimia berbasis PBL

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MIA di

SMA 1 Peudada yang terdiri dari 2 kelas, sedangkan yang menjadi sampel dalam

penelitian yaitu peserta didik kelas XI MIA2 sebagai kelompok eksperimen dan

kelas XI MIA1 sebagai kelompok kontrol yang dipilih secara purposive sampling.

22

Page 2: Bab III Metode Penelitian

23

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif, dimana penelitian ini

mendeskripsikan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model PBL pada

materi hasil kali kelarutan. Menurut Sukardi (2004), “penelitian deskriptif yaitu

metode penelitian yang menggambarkan secara sistematis karakteristik objek yang

akan diteliti secara tepat”. Tes pada penelitian ini dilaksanakan 2 tahap, yaitu

sebelum dan setelah pembelajaran berlangsung. Selama pelaksanaan pembelajaran

berlangsung, pengamat melakukan observasi terhadap keaktifan, hasil belajar dan

respon peserta didik terhadap pembelajaran. Data yang telah terkumpul selanjutnya

dianalisis dengan melihat sikap ilmiah peserta didik, ketuntasan hasil belajar

peserta didik dan respon peserta didik.

3.4 Prosedur Penelitian

Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Tahap persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan terdiri atas:

a) Penyusunan perangkat pembelajaran

b) Penyusunan instrumen dan dikonsultasikan pada para ahli.

c) Uji coba soal untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, dan

tingkat kesukaran soal.

d) Penentuan sampel melalui uji normalitas dan homogenitas.

2) Tahap pengumpulan data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan terdiri atas:

Page 3: Bab III Metode Penelitian

24

a) Analisis hasil belajar peserta didik melalui wawancara dengan pihak

sekolah dan dokumentasi dari pihak sekolah;

b) Pemberian pretest terhadap peserta didik untuk mengetahui kemampuan

awal peserta didik tentang materi yang akan diberikan;

c) Evaluasi hasil pretest sehingga ditemukan jawaban-jawaban peserta

didik yang hasil belajarnya rendah;

d) Guru melakukan pembelajaran dengan desain pembelajaran kimia

berbasis PBL untuk kelas eksperimen dan konvensional untuk kelas

kontrol;

e) Pemberian postest untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta

didik setelah penerapan desain pembelajaran kimia berbasis PBL;

f) Evaluasi hasil postest dan membandingkannya dengan hasil pretest

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik;

g) Pemberian angket kepada peserta didik untuk mengetahui tanggapan

peserta didik terhadap proses pembelajaran.

3) Analisis data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis menggunakan metode

deskriptif.

3.5 Instrumen Penelitian

1) Lembar observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati sikap ilmiah

peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini

memuat sikap ilmiah yang akan diamati serta kolom-kolom yang

Page 4: Bab III Metode Penelitian

25

menunjukkan tingkat dari setiap sikap ilmiah yang diamati. Pengisian lembar

observasi dilakukan dengan membubuhkan tanda chek-list dalam kolom yang

telah disediakan sesuai dengan gambaran yang diamati.

2) Tes

Tes diberikan kepada peserta didik sebelum dan setelah berlangsungnya

proses pembelajaran pada materi hasil kali kelarutan. Tes ini bertujuan untuk

mengetahui hasil belajar sesudah diterapkan model PBL. Pada kelas uji coba,

tes diberikan sebelum proses pembelajaran berlangsung untuk menguji

validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal.

3) Angket

Angket langsung diberikan kepada peserta didik setelah pelaksanaan

pembelajaran kimia berlangsung, pengisian angket bertujuan untuk

mengetahui respon peserta didik terhadap pembelajaran kimia dengan

menggunakan model pembelajaran PBL.

3.6 Uji Persyaratan Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui instrumen tes pretest dan postest yang telah disusun

layak digunakan dalam penelitian atau tidak maka instrumen tes dikonsultasikan

terlebih dahulu kepada dosen ahli dan dilakukan uji coba terhadap instrumen tes

tersebut.

Uji coba instrumen dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Instrumen

tes diujicobakan kepada peserta didik kelas XII MIA1 SMA N 1 Peudada. Setelah

data hasil uji coba diperoleh kemudian setiap butir soal akan dianalisis untuk

mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya.

Page 5: Bab III Metode Penelitian

26

3.6.1 Validitas

Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitas

atau belum dilakukan dengan penelusuran dari segi isinya (validitas isi). Validitas

isi dari tes hasil belajar dapat diketahui dengan membandingkan antara isi yang

terkandung dalam tes hasil belajar dengan tujuan pembelajaran. Jika hal-hal yang

tercantum dalam tujuan pembelajaran sudah terwakili secara nyata dalam tes hasil

belajar, maka tes hasil belajar yang sedang diuji validitasnya dapat dinyatakan

sebagai tes hasil belajar yang telah memiliki validitas isi. Validitas isi juga

dilakukan dengan meminta pendapat dan rekomendasi terhadap isi atau materi

yang terkandung dalam tes dari para pakar yang dipandang memiliki keahlian yang

ada hubungannya dengan materi yang sedang diuji (Sudijono, 2012). Validitas isi

dilakukan dengan ujicoba pada soal pretest dan posttest dengan cara menghitung

korelasi antara skor tiap soal (X) dengan skor total (Y). Rumus yang digunakan

adalah rumus korelasi Product Moment yaitu :

r xy=N ∑ XY −¿¿¿........................................................ (3.1)

Keterangan : rxy = Angka indeks korelasi “r” Product MomentΣ XY = Jumlah perkalian antara skor X dan skor YΣ X = Jumlah seluruh skor XΣ Y = Jumlah seluruh skor YΣ X2 = Jumlah kuadrat skor XΣ Y2 = Jumlah kuadrat skor YN = Banyaknya peserta didik

Nilai validitas ditafsirkan berdasarkan nilai r pada Tabel 3.2.

Page 6: Bab III Metode Penelitian

27

Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi Product MomentValiditas Klasifikasi

0,90 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi0,70 < rxy ≤ 0,90 Tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,70 Cukup0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah

(Sumber: Masidjo, 2007)

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas berfungsi untuk menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

Dalam penelitian ini reliabilitas tes diuji dengan rumus K-R 21 yang dirumuskan

sebagai berikut:

r11=( kk−1 )(1−

M (k−M )kV t

) .............................................................................. (3.2)

Keterangan : r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaanM = Skor rata-rataVt = Varians total

Menurut Arikunto (2006) untuk menentukan nilai varian total (Vt) dapat

menggunakan rumus:

V t=∑ x2−

(∑ x )N

2

N

........................................................................................... (3.3)

Dimana: X = skor peserta didik N = jumlah peserta didik

Tolak ukur yang digunakan untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas tes

adalah jika:

Page 7: Bab III Metode Penelitian

28

Tabel 3.3 Interpretasi ReliabilitasNilai r Keterangan

0,90 < r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi0,70 < r11 ≤ 0,90 Tinggi 0,40 < r11 ≤ 0,70 Cukup0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah0,00 < r11 ≤ 0,20 Sangat rendah

(Sumber: Masidjo, 2007)

3.6.3 Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2006), daya pembeda butir soal adalah kemampuan

suatu soal untuk membedakan peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan

peserta didik yang berkemampuan rendah. Analisis daya pembeda dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahuai kemampuan soal dalam membedakan peserta

didik yang termasuk pandai (kelas atas) dan peserta didik yang termasuk kurang

(kelas bawah).

Cara menentukan daya pembeda sebagai berikut:

1) Seluruh peserta didik tes dibagi dua yaitu kelas atas dan bawah.

2) Seluruh pengikut tes diurutkan mulai dari yang mendapat skor teratas sampai

terbawah.

3) Menghitung tingkat kesukaran soal dengan rumus:

D=BA

J A

−BB

J B......................................................................................... (3.4)

Keterangan : D = daya pembeda BA = banyaknya peserta didik kelas atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta didik kelas bawah yang menjawab benar JA = banyaknya peserta didik pada kelas atas JB = banyaknya peserta didik pada kelas bawah

Page 8: Bab III Metode Penelitian

29

3.6.4 Tingkat Kesukaran

Menurut Arikunto (2006), bilangan yang menunjukkan sukar atau

mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks

kesukaran antara 0,00 sampai 1,00. Tingkat kesukaran soal dihitung dengan

menggunakan rumus:

p= BJS

.................................................................................................... (3.5)

Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta didik pengikut tes

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis dilakukan sebelum peneliti mengambil sampel dari populasi.

Analisis bertujuan untuk mengetahui apakah populasi yang ada mempunyai

keadaan awal yang sama yaitu bersifat normal dan memiliki homogenitas yang

sama. Data yang digunakan pada analisis ini berupa nilai UAS 1 (Ulangan Akhir

Semester 1) mata pelajaran kimia kelas XI MIA SMA Negeri 1 Peudada

3.7.1 Uji Normalitas Data

Menurut Sudjana (2011), uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

populasi yang dipakai berdistribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai

langkah untuk menentukan penggunaan metode statistika dan teknik statistika

dalam analisis data, berupa statistik parametrik atau nonparametrik. Pengujian

normalitas digunakan rumus Chi-Kuadrat, yaitu:

Page 9: Bab III Metode Penelitian

30

x2=∑i=1

k (O1−Ei )2

E i

....................................................................................... (3.6)

Keterangan: x2 = Chi kuadrat Oi = Hasil penelitian Ei = Hasil yang diharapkan (teoritik) k = Banyaknya kelas i = 1,2,3, ….k

Kriteria pengujian, jika x2 hitung < x2 tabel untuk α = 5% dengan dk = k-3, maka

data terdistribusi normal.

3.7.2 Uji Homogenitas

Menurut Sudjana (2011), uji homogenitas digunakan untuk menunjukkan

bahwa kelas-kelas dalam populasi memiliki homogenitas yang sama. Rumus yang

digunakan adalah uji Bartlett, yaitu:

x2=¿ ...................................................... (3.7)

Dengan:

B=( log S2 )∑ ( ni−1 ) .............................................................................. (3.8)

S2=¿ .................................................................. (3.9)

Keterangan : x2 = besarnya homogenitas Si2 = varians masing-masing kelompok S2 = varians total ni = jumlah masing-masing kelompok

Kriteria pengujian, jika x2 ≤ x 0,95 (k-1) untuk α = 5% dengan dk = k-1, maka data

memiliki homogenitas yang sama.

Page 10: Bab III Metode Penelitian

31

3.7.3 Uji Kesamaan Rata-rata

Setelah melalui uji normalitas dan homogenitas maka akan diperoleh

sampel yang selanjutnya akan diuji kesamaan rata-ratanya. Uji kesamaan rata-rata

menggunakan uji dua pihak dengan tujuan untuk mengetahui apakah sampel

berangkat dari kondisi yang sama.

Ho : Kedua kelas sampel yang ditentukan berdasarkan uji normalitas dan uji

homogenitas memiliki rata-rata yang tidak berbeda.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

t h itung=X1−X2

s√( 1n1

+ 1n2

)dengans=√ ( n1−1 ) S12+(n2−1 ) S22

n1+n2−2 ............................ (3.10)

dk = n1 + n2 - 2

Keterangan : X1 = Rata-rata nilai UAS 1 kelas eksperimen X2 = Rata-rata nilai UAS 1 kelas kontrol n1 = Jumlah peserta didik kelas eksperimen n2 = Jumlah peserta didik kelas kontrol S12 = Varians data kelas eksperimen S22 = Varians data kelas kontrol s = Simpangan baku gabungan

3.7.4 Sikap ilmiah Peserta didik

Data sikap ilmiah peserta didik diperoleh dari lembar pengamatan yang

diisi selama proses pembelajaran berlangsung. Data ini dianalisis dengan

menggunakan rumus persentase, yaitu untuk mengetahui apakah proses

pembelajaran dengan menggunakan model PBL sudah sesuai dengan yang

diharapkan.

Page 11: Bab III Metode Penelitian

32

Dimana: :

Nilai=( skor pengamat1+skor pengamat 2 ) /2

total skor maksimum×100 ........................................ (3.11)

Adapun keterangan nilainya, menurut Tim Pustaka Yustisia (2008), adalah

sebagai berikut:

90-100 = sangat baik 70-89 = baik50-69 = cukup30-49 = kurang

3.7.5 Tes dan angket

Ketuntasan klasikal hasil belajar (evaluasi) dan angket dengan menerapkan

model pembelajaran PBL pada materi hasil kali kelarutan dapat dianalisis dengan

menggunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh Sudijono (2012), yaitu

sebagai berikut:

P= fN

× 100 ............................................................................................... (3.12)

Keterangan :P = Angka persentasef = Jumlah frekuensi (jumlah peserta didik yaang tuntas)N = Jumlah keseluruhan sampel (jumlah seluruh peserta didik)

Page 12: Bab III Metode Penelitian

33

3.7.6 Alur Penelitian

Adapun alur penelitian secara garis besar ditunjukkan pada Gambar 3.1

Studi Pendahuluan

Studi Kepustakaan PBL

Studi Kajian Bahan Pembelajaran

Studi Hasil Belajar dan Sikap Ilmiah

Perumusan Perangkat Pembelajaran dan instrumen

LKPD dan Tes Lembar Observasi AngketRPP

Uji Coba dan Revisi Perangkat Pembelajaran dan Instrumen

Tes Awal

Implementasi Model PBL

Tes Akhir AngketLKPD Observasi

Analisis Data

Page 13: Bab III Metode Penelitian

34

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Temuan

Kesimpulan