BAB III Metode Penelitian

15
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu (1) karakterisik sosial ekonomi masyarakat dan (2) persepsi masyarakat sendiri terhadap kegiatan HTR yang banyak dipengaruhi oleh karakteristik individu sendiri maupun lingkungan tempat masyarakat tersebut tinggal. Karakteristik sosial ekonomi yang diduga berpengaruh adalah umur, tingkat pendidikan (formal dan informal), pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, kepemilikan lahan, pengalaman bertani, dan kekosmopolitan (Neupane 2002; Zbinden & Lee 2005; Susiatik 1998; Yuwono 2006). Adapun persepsi masyarakat yang diduga berpengaruh dalam keputusan yang diambil masyarakat untuk memilih suatu program atau kegiatan antara lain persepsi mereka terhadap ketentuan yang berlaku dalam program tersebut, manfaat yang mereka peroleh, keterlibatan masyarakat lokal dalam kegiatan perencanaan dan evaluasi, konflik serta dukungan pemerintah terhadap suatu program (Salam et al. 2005; Neupane et al. 2002; Zbinden & Lee 2005). Dalam penelitian ini faktor persepsi yang diduga berpengaruh dalam keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan HTR adalah persepsi masyarakat terhadap beberapa ketentuan pelaksanaan HTR seperti alokasi lahan, kegiatan dan pola HTR, jenis tanaman, persyaratan dan proses perijinan, jangka waktu dan luas pengusahaan, pewarisan ijin, hak dan kewajiban peserta HTR, kesiapan pasar, kelembagaan kelompok serta kegiatan sosialisasi. Sebagai kebijakan yang bersifat top down, ketentuan-ketentuan dalam kebijakan HTR ditetapkan oleh pemerintah pusat namun sebagian besar tanggung jawab pelaksanaan kegiatan HTR diserahkan kepada pemerintah daerah dalam hal ini adalah kabupaten dan desa. Dengan demikian selain persepsi masyarakat lokal sebagai pelaku utama kebijakan HTR, perlu diketahui pula persepsi para pelaksana kebijakan lainnya terhadap ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan HTR tersebut. Pelaksana kebijakan di daerah yang dimaksud dalam penelitian ini

Transcript of BAB III Metode Penelitian

Page 1: BAB III Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

3.1.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR dipengaruhi oleh 2

faktor, yaitu (1) karakterisik sosial ekonomi masyarakat dan (2) persepsi

masyarakat sendiri terhadap kegiatan HTR yang banyak dipengaruhi oleh

karakteristik individu sendiri maupun lingkungan tempat masyarakat tersebut

tinggal. Karakteristik sosial ekonomi yang diduga berpengaruh adalah umur,

tingkat pendidikan (formal dan informal), pendapatan, jumlah tanggungan

keluarga, kepemilikan lahan, pengalaman bertani, dan kekosmopolitan (Neupane

2002; Zbinden & Lee 2005; Susiatik 1998; Yuwono 2006).

Adapun persepsi masyarakat yang diduga berpengaruh dalam keputusan

yang diambil masyarakat untuk memilih suatu program atau kegiatan antara lain

persepsi mereka terhadap ketentuan yang berlaku dalam program tersebut,

manfaat yang mereka peroleh, keterlibatan masyarakat lokal dalam kegiatan

perencanaan dan evaluasi, konflik serta dukungan pemerintah terhadap suatu

program (Salam et al. 2005; Neupane et al. 2002; Zbinden & Lee 2005). Dalam

penelitian ini faktor persepsi yang diduga berpengaruh dalam keikutsertaan

masyarakat dalam kegiatan HTR adalah persepsi masyarakat terhadap beberapa

ketentuan pelaksanaan HTR seperti alokasi lahan, kegiatan dan pola HTR, jenis

tanaman, persyaratan dan proses perijinan, jangka waktu dan luas pengusahaan,

pewarisan ijin, hak dan kewajiban peserta HTR, kesiapan pasar, kelembagaan

kelompok serta kegiatan sosialisasi.

Sebagai kebijakan yang bersifat top down, ketentuan-ketentuan dalam

kebijakan HTR ditetapkan oleh pemerintah pusat namun sebagian besar tanggung

jawab pelaksanaan kegiatan HTR diserahkan kepada pemerintah daerah dalam hal

ini adalah kabupaten dan desa. Dengan demikian selain persepsi masyarakat lokal

sebagai pelaku utama kebijakan HTR, perlu diketahui pula persepsi para

pelaksana kebijakan lainnya terhadap ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan

HTR tersebut. Pelaksana kebijakan di daerah yang dimaksud dalam penelitian ini

Page 2: BAB III Metode Penelitian

28

adalah pemerintah daerah Kabupaten Sarolangun, pemerintah daerah Propinsi

Jambi, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kehutanan di Propinsi Jambi,

aparatur desa, tokoh masyarakat serta para pendamping atau penyuluh kehutanan.

Persepsi mereka dapat digunakan sebagai pembanding agar diperoleh gambaran

menyeluruh dan tidak bias dari ketentuan-ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa persepsi seseorang akan

mempengaruhi perilaku dan partisipasinya. Jika persepsi seseorang terhadap

program HTR positif maka ia akan bersedia berpartisipasi dalam program tersebut

dan sebaliknya. Seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan

HTR dapat dilihat dari bentuk partisipasi yang diberikan serta seberapa sering

masyarakat berperan dalam beberapa kegiatan partisipasi. Sebagai suatu program

pemberdayaan masyarakat maka dalam pengelolaan HTR diharapkan agar

masyarakat dapat terlibat dalam seluruh kegiatan partisipasi mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hingga pemeliharaan/evaluasi. Seberapa

besar tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR di Kabupaten

Sarolangun selain dipengaruhi oleh persepsi masyarakat juga diduga dipengaruhi

pula oleh karakteristik sosial ekonomi masyarakat. Skema hubungan yang

menjadi kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.

3.1.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah :

1. Karakteristik sosial ekonomi masyarakat dan persepsi berpengaruh nyata

terhadap keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR di

Kabupaten Sarolangun, Jambi

2. Terdapat hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dan persepsi

masyarakat dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR di

Kabupaten Sarolangun, Jambi.

Page 3: BAB III Metode Penelitian

29

Keterangan :

_______ : proses : metode analisis

Gambar 5 Skema kerangka pemikiran penelitian.

Program Hutan Tanaman Rakyat

(HTR)

- Umur (X1.1) - Pendidikan formal (X1.2) - Pendidikan informal (X1.3) - kepemilikan lahan HTR

(X1.4) - luas lahan (X1.5) - Jarak ke lokasi HTR (X1.6) - Pendapatan (X1.7) - Jumlah tanggungan (X1.8) - Pengalaman bertani (X.1.9) - Kekosmopolitan (X1.10)

Karakteristik Sosial Ekonomi (X1)

- Manfaat (X2.1) - Alokasi lahan (X2.2) - Pola mandiri (X2.3) - Pola kemitraan (X2.4) - Jenis tanaman (X2.5) - Persyaratan Perijinan (X2.6) - Proses perijinan (X2.7) - Jangka waktu dan luas

pengusahaan (X2.8) - Pewarisan ijin (X2.9) - Hak dan kewajiban (X2.10) - Pasar (X2.11) - Kelembagaan (X.2.12) - Sosialisasi (X2.13) - Tenaga pendamping (X2.14) - Dukungan (X2.15)

Persepsi (X2)

Keputusan untuk ikut serta dalam HTR

(Y1)

Implikasi kebijakan Hutan Tanaman Rakyat

(HTR)

Deskriptif; korelasi

Spearman

Deskriptif; korelasi

Spearman

Regresi Logistik

Berganda

Deskriptif kualitatif

Deskriptif kualitatif

- Perencanaan (Y2.1.1) - Pelaksanaan (Y2.1.2) - Pemanfaatan (Y2.1.3) - Pemeliharaan dan Evaluasi

(Y2.1.4)

Tingkat Partisipasi (Y2)

Masyarakat

Pelaksana kebijakan di daerah

Page 4: BAB III Metode Penelitian

Gambar 6 Lokasi penelitian berdasarkan peta pencadangan areal HTR di Kabupaten Sarolangun.30

Page 5: BAB III Metode Penelitian

31

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di tiga desa yang terletak di sekitar areal

pencadangan HTR yaitu Desa Taman Bandung, Desa Lamban Sigatal dan Desa

Seko Besar yang berada di Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Jambi

(Gambar 6). Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive)

dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut terletak dekat dengan areal

pencadangan HTR dan di antaranya bahkan telah memiliki ijin pemanfaatan HTR

(IUPHHK-HTR) perorangan sejak tahun 2009 sehingga program HTR telah dapat

dilaksanakan. Ijin HTR di wilayah ini termasuk yang pertama kali keluar di

propinsi Jambi. Hal ini menunjukkan bahwa ada inisiatif dan potensi ketertarikan

yang cukup dari masyarakat untuk ikut serta dalam program HTR. Pengumpulan

data primer dan sekunder pada penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai

dari Bulan Juni hingga Juli 2011.

3.3 Metode Penelitian

Menurut Nazir (2003) penelitian ini digolongkan kedalam penelitian

deskriptif karena meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set

kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diteliti.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yaitu berusaha

untuk mencari fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara

faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau

daerah. Penelitian dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah

individu atau unit baik secara sensus maupun menggunakan sampel (Nazir 2003).

Sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan :

1. Pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan kegiatan HTR di lapangan

tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut

2. Interview atau wawancara yaitu informasi atau keterangan diperoleh secara

langsung dari responden, tokoh masyarakat atau informan dengan cara

Page 6: BAB III Metode Penelitian

32

bertatap muka dan bercakap-cakap dengan menggunakan alat bantu interview

guide (panduan wawancara) dan kuesioner yang telah disusun sebelumnya

3. Pencatatan dan pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber/instansi dan

hasil penelitian terdahulu.

3.4 Populasi dan Contoh

Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang tinggal di lokasi

penelitian baik yang sudah mendapatkan ijin HTR maupun yang belum. Dari

populasi tersebut dipilih contoh secara acak sebanyak 81 responden. Distribusi

contoh yang diambil dapat dilihat pada Tabel 4. Responden yang dipilih adalah

kepala keluarga yang tinggal di lokasi penelitian, mampu mengambil keputusan

secara mandiri dan mampu berpikir logis dalam setiap tindakan yang

dilakukannya. Dengan demikian diharapkan responden akan memahami dan

mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya. Sebagian besar

penduduk menghabiskan waktunya sehari-hari di kebun atau ladang di dalam

hutan dan baru kembali ke rumah satu minggu sekali sehingga sulit ditemui di

desa. Dengan kondisi seperti itu maka pewawancara mendatangi rumah-rumah

penduduk yang sedang berada di tempat pada siang hari atau mengundang mereka

ke rumah kepala desa atau tokoh masyarakat pada malam hari atau hari libur

mereka.

Tabel 4 Distrubusi contoh penelitian pada setiap desa

Selain kepala keluarga di desa, dipilih pula beberapa informan kunci sebagai

pembanding untuk mengetahui perbedaan persepsi antar pelaksana kebijakan

HTR di daerah. Informan yang dipilih mewakili Dinas Kehutanan Propinsi Jambi,

Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sarolangun (Disbunhut

Sarolangun), Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah IV Jambi

(BP2HP Jambi), pendamping/penyuluh, perangkat desa, anggota DPRD, tokoh

masyarakat desa, HTI PT. Samhutani (wilayahnya berbatasan dengan areal

Desa Populasi (N) Jumlah Rumah Tangga Contoh (n)

Intensitas Sampling (%)

Seko Besar 267 27 9,42 Lamban Sigatal 270 25 9,26 Taman Bandung 308 29 10,11

Page 7: BAB III Metode Penelitian

33

pencadangan HTR dan memiliki industri pengolahan kayu), akademisi dari

Universitas Jambi, serta beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan HTR di

Kabupaten Sarolangun yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat lokal (LP3D =

Lembaga Penelitian Pengembangan Potensi Desa) dan perwakilan dari proyek

FLEGT = Forest Law Enforcement, Governance and Trade di Indonesia.

3.5 Instrumen Penelitian

Sebagai alat pengumpul data primer, instrumen atau alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini sebagian besar adalah kuisioner dengan pertanyaan

tertutup dan alternatif jawaban menggunakan 3 poin skala Likert yaitu untuk

pengukuran persepsi (1= tidak setuju, 2= kurang setuju dan 3= setuju) dan untuk

pengukuran tingkat partisipasi (1= tidak pernah, 2= jarang dan 3= sering). Tipe

pertanyaan ini disusun untuk mempermudah analisis dan interpretasi data

(Robertson & Lawes 2005).

Selain itu digunakan pula pertanyaan dengan alternatif jawaban semi

terbuka dengan peubah kategorikal seperti pendidikan dan peubah numerik seperti

umur dan pendapatan. Bentuk kuisioner yang digunakan dapat dilihat pada

Lampiran 1. Kepada beberapa informan kunci (key informan) digunakan

pertanyaan terbuka yang memungkinkan informan memiliki kebebasan penuh

untuk menjawab pertanyaan. Pertanyaan ini disajikan dalam pedoman wawancara

untuk kepentingan memperoleh informasi penjelas (eksplanasi) dan untuk

kepentingan observasi (Lampiran 2).

3.6 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas 2 jenis yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan berupa data

karakteristik sosial ekonomi responden, persepsi responden terhadap ketentuan

dalam kegiatan HTR dan tingkat partisipasi responden dalam kegiatan HTR di

lokasi penelitian. Data tersebut diperoleh dari kuisioner dan wawancara

mendalam dengan berbagai pihak yang terlibat dalam program HTR serta

observasi terhadap kegiatan HTR di lapangan. Jenis dan sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 8: BAB III Metode Penelitian

34

Data sekunder yang dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan

keadaan umum lokasi seperti kondisi geografis, demografi dan data

perkembangan program HTR. Data ini dapat diperoleh dari dokumen monografi,

catatan dan arsip desa, kecamatan, kabupaten dan propinsi, FLEGT, dan

kelompok tani hutan.

Tabel 5 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian No Tujuan Variabel

Pengamatan Unit Data Sumber

Data Metode Analisis

1 Mengkaji persepsi masyarakat terhadap ketentuan-ketentuan pelaksanaan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi.

Persepsi masyarakat terhadap ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR (X2)

- Rumah tangga

- institusi

kuisioner wawancara

Analisis deskriptif kualitatif

2 Mengidentifikasi dan menganalis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR.

- Karakteristik sosial ekonomi masyarakat (X1)

- Persepsi masyarakat terhadap ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR (X2)

- Keputusan masyarakat (Y1)

Rumah tangga

kuisioner Analisis regresi logistik berganda

3 Mengidentifikasi tingkat partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan partisipasi dan bentuk partisipasi mereka dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi.

- Frekuensi keikutsertaan masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan

Rumah tangga

Kuisioner wawancara

Analisis deskriptif kualitatif

4 Mengukur dan menganalisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi masyarakat dan persepsinya dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi.

- Karakteristik sosial ekonomi masyarakat (X1)

- Persepsi masyarakat terhadap ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR (X2)

- Tingkat partisipasi (Y2)

Rumah tangga

kuisioner Korelasi Spearman

Page 9: BAB III Metode Penelitian

35

3.7 Variabel Pengamatan

Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :

1. Karakteristik sosial ekonomi responden yang meliputi indikator: umur,

pendidikan formal, pendidikan informal, pendapatan, jumlah tanggungan

keluarga, luas lahan yang dimiliki dan digarap, kepemilikan lahan di areal

HTR, jarak ke lahan areal HTR, pengalaman bertani, dan sifat

kekosmopolitan.

2. Persepsi responden terhadap program HTR secara keseluruhan yang meliputi

indikator utama:

a. Persepsi responden terhadap manfaat HTR

b. Persepsi responden terhadap alokasi lahan HTR

c. Persepsi responden terhadap pola mandiri perorangan

d. Persepsi responden terhadap mitra/investor

e. Persepsi responden terhadap jenis tanaman

f. Persepsi responden terhadap persyaratan perijinan

g. Persepsi responden terhadap proses perijinan

h. Persepsi responden terhadap jangka waktu dan luasan pengusahaan

i. Persepsi responden terhadap ketentuan pewarisan ijin pengusahaan

j. Persepsi responden terhadap hak dan kewajiban peserta HTR

k. Persepsi responden terhadap kesiapan pasar hasil HTR

l. Persepsi responden terhadap kelembagaan kelompok HTR

m. Persepsi responden terhadap kegiatan sosialisasi HTR

n. Persepsi responden terhadap tenaga pendamping dalam HTR

o. Persepsi responden terhadap dukungan pemerintah daerah dan LSM

terhadap kegiatan HTR

Untuk mengukur variabel persepsi digunakan pertanyaan-pertanyaan dengan

beberapa alternatif jawaban menggunakan 3 poin skala Likert yaitu 1

menunjukkan tidak setuju, 2 menunjukkan kurang setuju, dan 3 menunjukkan

setuju. Semakin tinggi skor jawaban responden berarti responden semakin

setuju dengan ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR yang ada saat ini.

3. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR yang meliputi :

keterlibatan atau keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan HTR, mulai dari

Page 10: BAB III Metode Penelitian

36

(1) perencanaan, (2) pelaksanaan baik dalam hal penyiapan lahan,

penanaman, maupun pembibitan, (3) pemanfaatan tanaman hasil kegiatan

HTR dan (4) pemeliharaan/evaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.

Untuk mengukur variabel partisipasi digunakan pertanyaan-pertanyaan

dengan beberapa alternatif jawaban menggunakan 3 poin skala Likert yaitu 1

menunjukkan tidak pernah, 2 menunjukkan jarang, dan 3 menunjukkan

sering. Semakin tinggi skor jawaban responden berarti tingkat partisipasi

responden dalam kegiatan HTR juga semakin tinggi.

3.8 Validitas dan Reliabilias

Data memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena

data menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian

hipotesis. Data penelitian tidak akan berguna jika instrumen yang digunakan

untuk mengumpulkan data tersebut tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang

tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data yang berkualitas adalah data

yang valid dan reliabel.

Validitas data penelitian ditentukan oleh akurasi pengukuran. Instrumen

penelitian dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur. Validitas berkaitan dengan seberapa baik suatu konsep dapat

didefinisikan oleh suatu ukuran (Sugiyono 2007). Reliabilitas data ditunjukkan

oleh stabilitas dan konsistensi instrumen yang digunakan dalam mengukur suatu

konsep. Pengukuran yang reliabel akan menunjukkan instrumen yang dapat

dipercaya, yang diharapkan juga dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya.

Cara pengukuran validitas instrumen penelitian dapat dilakukan dengan

beberapa cara, antara lain dengan cara: (1) membangun validitas (construct

validity), artinya peneliti menyusun tolak ukur berdasarkan kerangka konsep yang

akan diukur, (2) validitas isi (content validity), artinya isi instrumen telah

mewakili semua aspek yang dianggap ditemukan dalam kerangka konsep, dan (3)

validitas eksternal (external validity), artinya instrumen yang digunakan tidak

berbeda hasilnya dengan instrumen lama yang telah valid (Arikunto 1978, diacu

dalam Susiatik 1998). Pengujian validitas instrumen penelitian ini dilakukan

dengan teknik validitas isi yaitu menyesuaikan daftar pertanyaan dengan kerangka

Page 11: BAB III Metode Penelitian

37

konsep yang telah disusun sebelumnya dan difokuskan pada variabel-variabel

yang akan diteliti. Reliabilitas instrumen akan dilakukan dengan uji coba

instrumen terhadap 20 responden. Pendekatan yang akan digunakan untuk

pengujian validitas instrumen penelitian adalah korelasi bivariat pearson

correlation, dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir

pernyataan dengan total skor masing-masing variabel. Sedangkan pengujian

reliabilitas dilakukan dengan menghitung cronbach alpha untuk menguji

kelayakan konsistensi seluruh skala yang digunakan. Dengan ukuran ini, suatu

instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki cronbach alpha lebih dari 0,6.

3.9 Definisi Operasional

Agar memudahkan dalam pengumpulan dan analisis data, maka perlu dibuat

definisi operasional, parameter pengukuran serta kategori penilaian untuk setiap

variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang secara rinci disajikan pada

Lampiran 3.

3.10 Pengolahan dan Analisis Data

3.10.1 Karakteristik Sosial Ekonomi, Persepsi Masyarakat dan Tingkat Partisipasi

Untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi masyarakat di tiap desa

dilakukan perhitungan skor tiap-tiap variabel yang digunakan kemudian dilakukan

pengelompokkan data sesuai variabel masing-masing. Selanjutnya dilakukan

analisis deskriptif kualitatif terhadap data tersebut untuk menggambarkan tingkat

sosial ekonomi, kemampuan, dan potensi mereka dalam kegiatan HTR untuk

masing-masing desa..

Untuk mendeskripsikan tingkat persepsi masyarakat dilakukan perhitungan

skor dari setiap variabel dan total skor dari seluruh variabel menggunakan skala

Likert dengan ketentuan semakin tinggi skor maka tingkat persepsi masyarakat

juga semakin tinggi. Dari total skor tersebut, tingkat persepsi masyarakat dibagi

menjadi 3 kelas yaitu (1) tingkat persepsi rendah, (2) tingkat persepsi sedang, dan

(3) tingkat persepsi tinggi. Interval skor untuk setiap kelas dihitung dengan

menggunakan rumus seperti pada Persamaan 1.

Page 12: BAB III Metode Penelitian

38

…. (1)

Berdasarkan hasil kuisioner tersebut selanjutnya dilakukan analisis secara

deskriptif kualitatif dan sintesa hasil yang mendalam untuk menggambarkan

persepsi masyarakat terhadap setiap indikator ketentuan pelaksanaan HTR yang

ada saat ini.

Tingkat partisipasi responden terhadap kegiatan HTR juga dianalisis

menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menjumlahkan skor setiap

variabel dalam tiap tahap kegiatan menggunakan Skala Likert dengan ketentuan

semakin tinggi skornya maka tingkat partisipasinya juga semakin tinggi. Tingkat

partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR dibagi menjadi 3 kelas yaitu (1)

tingkat partisipasi rendah, (2) tingkat partisipasi sedang, dan (3) tingkat partisipasi

tinggi. Interval skor untuk setiap kelas dihitung dengan menggunakan rumus

seperti pada Persamaan 1.

3.10.2 Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dan Persepsi Masyarakat

dengan Keputusan Masyarakat untuk Ikut Serta dalam Program HTR

Untuk mengetahui pengaruh variabel karakteristik sosial ekonomi dan

persepsi masyarakat terhadap pengambilan keputusan masyarakat untuk ikut serta

dalam kegiatan HTR (Y1) dilakukan menggunakan analisis regresi logistik

berganda yaitu analisis regresi dengan peluang peubah hasil bersifat binari

(dikothom) yang berarti memiliki 2 nilai meliputi ya (1) atau tidak (0) (Agresti &

Finlay 1997; Hosmer & Lemeshow 2000). Rumus persamaan regresi logistik

berganda yang digunakan seperti pada Persamaan 2 sedangkan Persamaan 3

adalah dugaan bentuk transformasi logit dari Persamaan 2 untuk memudahkan

perhitungan. Peluang responden untuk ikut serta dalam kegiatan HTR (π (x)=1)

dapat diduga dari fungsi antara koefisien regresi ( ) dan variabel bebasnya (Xj).

………………………………………… (2)

………………………… (3)

Berdasarkan dugaan variabel yang berpengaruh terhadap keputusan

masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR, maka model tranformasi logit

Page 13: BAB III Metode Penelitian

39

yang dibangun dapat dilihat pada Persamaan 4 untuk melihat pengaruh

karakteristik sosial ekonomi dan persepsi (25 parameter) secara bersama-sama

terhadap keputusan masyarakat ikut HTR. Model persamaan serupa juga dibuat

untuk mengetahui pengaruh variabel karakteristik sosial ekonomi (10 parameter)

dan variabel persepsi (15 parameter) secara terpisah terhadap keputusan

masyarakat untuk ikut serta dalam HTR (Persamaan 5 dan 6)

)

(4)

…………………. (5)

…………………. (6)

Keterangan: = peluang responden ikut serta dalam program HTR (1 = responden

ikut serta dalam program HTR; 0 = responden tidak ikut serta dalam program HTR,)

= transformasi logit dari π (x) = persamaan logit dari pengaruh karakteristik sosial ekonomi dan

persepsi = persamaan logit dari pengaruh karakteristik sosial ekonomi = persamaan logit dari pengaruh persepsi

β0 = intersep βi = koefisien regresi (i = 1,2,3….25) X1.1 = umur responden (tahun) X1.2 = skor pendidikan formal X1.3 = skor pendidikan informal X1.4 = skor status kepemilikan lahan di areal HTR X1.5 = luas lahan (ha) X1.6 = jarak dari tempat tinggal ke lahan HTR (km) X1.7 = pendapatan per kapita (Rp/tahun) X1.8 = jumlah tanggungan (orang) X1.9 = skor pengalaman bertani kayu (dummy variabel) X1.10 = skor kekosmopolitan X2.1 = skor persepsi responden terhadap manfat HTR X2.2 = skor persepsi responden terhadap alokasi lahan X2.3 = skor persepsi responden terhadap pola mandiri perorangan X2.4 = skor persepsi responden terhadap kemitraan X2.5 = skor persepsi responden terhadap jenis tanaman X2.6 = skor persepsi responden terhadap persyaratan perijinan X2.7 = skor persepsi responden terhadap proses perijinan X2.8 = skor persepsi responden terhadap jangka waktu dan luasan

pengusahaan X2.9 = skor persepsi responden terhadap pewarisan ijin X2.10 = skor persepsi responden terhadap hak dan kewajiban

Page 14: BAB III Metode Penelitian

40

X2.11 = skor persepsi responden terhadap kelembagaan X2.12 = skor persepsi responden terhadap pasar X2.13 = skor persepsi responden terhadap sosialisasi HTR X2.14 = skor persepsi responden terhadap keberadaan tenaga pendamping X2.15 = skor persepsi responden terhadap dukungan pemerintah daerah

dan LSM

Uji nyata model yang dihasilkan dilakukan menggunakan metode uji

likelihood ratio (G), sedangkan untuk menguji pengaruh masing-masing peubah

bebasnya digunakan uji Wald (W) (Agresti & Finlay 1997; Hosmer & Lemeshow

2000).

Uji Nyata Model (G) : G = -2 (log likelihood tanpa peubah βi – log likelihood dengan peubah βi) ..... (7) Hipotesis : Ho : βi = 0 H1 : paling sedikit terdapat satu βi ≠ 0 Kaidah keputusan : 1. Nilai p < α maka tolak Ho 2. Nilai p > α maka jangan tolak Ho Model terbaik dipilih berdasarkan kombinasi dari berbagai variabel yang digunakan di atas yang memberikan nilai log likelihood terbaik Uji Wald (W)

Wj = βj / GB βj ………………………………….. (8) Keterangan: Wj = uji Wald untuk nilai peubah ke-j Βj = nilai koefisien peubah ke-j GB = galat baku Hipotesis yang diajukan adalah Ho : βj = 0, H1 : βj ≠ 0 dengan kaidah keputusan

jika nilai p < α maka tolak Ho dan jika nilai p > α maka jangan tolak Ho

3.10.3 Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dan Persepsi Masyarakat

dengan Tingkat Partisipasi dalam Program HTR

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel karakteristik

sosial ekonomi (X1) dan variabel persepsi masyarakat (X2) masing-masing

Page 15: BAB III Metode Penelitian

41

dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR (Y2) digunakan teknik

analisis korelasi Spearman Rank dengan rumus sebagai berikut (Walpole 1992;

Sugiyono 2007):

--

……………………………………….. (9)

Keterangan: rs = koefisien korelasi Spearman di = selisih peringkat peubah X dan Y n = banyaknya sampel Nilai berkisar antara -1 hingga 1. Nilai akan bernilai positif jika peringkat

peubah X makin besar dan peringkat peubah Y juga makin besar, sebaliknya akan

bernilai negatif jika peringkat peubah X makin besar sedangkan peringkat peubah

Y makin kecil.

Hipotesis yang diajukan adalah :

Ho : X dan Y saling bebas H1 : X dan Y berhubungan langsung atau kebalikan. Kaidah keputusannya :

1. Jika > tabel Spearman untuk α(2)(n) atau < - tabel Spearman untuk α(2)(n) maka tolak Ho

2. Jika > tabel Spearman untuk α(1)(n) atau < - tabel Spearman untuk α(1)(n) maka tolak Ho.