BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan...

16
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru kelas 4 SDN Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti tahun pelajaran 2015/2016. Guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Penelitian juga dilakukan secara partisipasif, artinya peneliti dengan dibantu rekan seangkatan secara langsung terlibat dalam penelitian. 3.1.2 Setting Penelitian dan Sumber Data Setting penelitian adalah setting kelas dan kelompok, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siswa, guru, hasil observasi selama pelaksanaan tindakan di kelas, catatan lapangan, hasil belajar siswa, hasil wawancara dengan siswa dan guru, serta hasil tes. Penelitian dilaksanakan di SDN Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Waktu penelitian disesuaikan dengan kalender akademik sekolah agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Berikut rincian waktu penelitian disajikan dalam Tabel 31. Tabel 3.1 Setting (Alokasi Waktu Penelitian) No Keterangan Tanggal 1 Observasi 18 Januari 2016 10 Melakukan uji validitas soal tes siklus 1 di SD Negeri Dukuh 03 1 April 2016 11 Melakukan uji validitas soal tes siklus 2 di SD Negeri Dukuh 03 2 April 2016 12 Melaksanakan tindakan pertemuan 1 siklus 1 di SD Negeri Dukuh 03 29 April 2016 13 Melaksanakan tindakan pertemuan 2 siklus 1 di SD Negeri Dukuh 03 30 April 2016 14 Melaksanakan tindakan pertemuan 1 siklus 2 di SD Negeri Dukuh 03 4 mei 2016 15 Melaksanakan tindakan pertemuan 2 siklus 2 di SD Negeri Dukuh 03 5 mei 2016 Sumber. Olahan data primer

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif,

artinya peneliti berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru kelas 4 SDN Dukuh

03 Kecamatan Sidomukti tahun pelajaran 2015/2016. Guru dan peneliti

mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan.

Penelitian juga dilakukan secara partisipasif, artinya peneliti dengan dibantu rekan

seangkatan secara langsung terlibat dalam penelitian.

3.1.2 Setting Penelitian dan Sumber Data

Setting penelitian adalah setting kelas dan kelompok, pelaksanaan

penelitian dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan pembelajaran

yang berlangsung di dalam kelas. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah

siswa, guru, hasil observasi selama pelaksanaan tindakan di kelas, catatan

lapangan, hasil belajar siswa, hasil wawancara dengan siswa dan guru, serta hasil

tes. Penelitian dilaksanakan di SDN Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota

Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Waktu penelitian disesuaikan

dengan kalender akademik sekolah agar dapat terlaksana secara efektif dan

efisien. Berikut rincian waktu penelitian disajikan dalam Tabel 31.

Tabel 3.1 Setting (Alokasi Waktu Penelitian)

No Keterangan Tanggal

1 Observasi 18 Januari 2016

10 Melakukan uji validitas soal tes siklus 1 di SD Negeri

Dukuh 03 1 April 2016

11 Melakukan uji validitas soal tes siklus 2 di SD Negeri

Dukuh 03 2 April 2016

12 Melaksanakan tindakan pertemuan 1 siklus 1 di SD

Negeri Dukuh 03 29 April 2016

13 Melaksanakan tindakan pertemuan 2 siklus 1 di SD

Negeri Dukuh 03 30 April 2016

14 Melaksanakan tindakan pertemuan 1 siklus 2 di SD

Negeri Dukuh 03 4 mei 2016

15 Melaksanakan tindakan pertemuan 2 siklus 2 di SD

Negeri Dukuh 03 5 mei 2016

Sumber. Olahan data primer

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

21

3.1.3 Subyek Penelitian

Tempat penelitian yang penulis lakukan adalah pada kelas 4 SD Negeri

Dukuh 03 Kota Salatiga Semester II tahun pelajaran 2015 - 2016. Jumlah siswa

kelas 4 SD Negeri Dukuh 03 berjumlah 26 orang yang terdiri dari 11 siswa laki-

laki, dan 15 perempuan.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

bebas dan variabel terikat.

a. Variabel Bebas

Pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education ) merupakan

variabel tindakan atau disebut variabel bebas. Pembelajaran RME (Realistic

Mathematics Education ) adalah pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari

hal-hal yang „real„ bagi siswa, menekankan keterampilan „procces of doing

mathematics’, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas

sehingga mereka dapat menemukan sendiri (‘student inventing„ sebagai kebalikan

dari‘teacher telling’) dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk

menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok. Pada pendekatan

ini peran guru tak lebih dari seorang fasilitator, moderator atau evaluator

sementara siswa berfikir, mengkomunikasikan, melatih nuansa demokrasi dengan

menghargai pendapat orang lain.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil belajar di

sini dapat diartikan sebagai keberhasilan seorang siswa dalam menguasai bahan

atau materi yang telah diajarkan dan dapat mencapai nilai yang ditentukan. Hasil

belajar tersebut dapat diketahui melalui tes tertulis pilihan ganda yang diberikan

setelah proses pembelajaran selesai. Pencapaian hasil belajar dapat diketahui

dalam bentuk nilai.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

22

3.3 Desain Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari model Suharsimi

Arikunto dalam Paizaluddin dan Ermalinda (2012:33), yaitu (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Langkah pada siklus berikutnya

adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa

identifikasi permasalahan. Adapun tahap-tahap model penelitian tindakan kelas

ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. 1 Bagan PTK Model Suharsimi Arikunto (Paizaluddin dan

Ermalinda, 2012:

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS I

SIKLUS 2

?

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

23

Pelaksanaan penelitian didesain dalam 2 siklus dan masing-masing siklus

pelaksanaan melalui 4 tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,

dan refleksi.

Perencanaan

Pada tahap ini peneliti membuat RPP dengan identitas mata pelajaran,

kelas, semester dan alokasi waktu. Komponen RPP terdiri dari aspek, standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, skenario pembelajaran, metode, pendekatan, sumber belajar, jenis

penilaian, dan dilengkapi dengan lampiran RPP berupa uraian materi

pembelajaran dan instrumen penilaian.

Pelaksanaan Tindakan dan observasi

Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti berkolaborasi dengan guru

kelas 4 SDN Dukuh 03. Ada dua siklus pada penelitian ini. Siklus 1 diadakan dua

kali pertemuan dan Siklus 2 akan dilaksanakan dua kali pertemuan. Setiap

pertemuan satu selesai peneliti harus merencanakan kembali tindakan-tindakan

yang dilakukan guna untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan. Pada

saat proses pembelajaran dengan pembelajaran RME (Realistic Mathematics

Education ). Penelitian mengamati aktivitas yang sedang berlangsung dan

membantu terlaksananya pembelajaran.

Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat tindakan diterapkan dalam

kelas, sehingga antara pelaksanaan tindakan dan pengamatan berlangsung dalam

waktu yang sama. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam bentuk kolaborasi. Jika

peneliti telah berperan sebagai pelaksana tindakan maka yang melakukan

pengamatan adalah guru kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara

pengamatan terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung, wawancara,

kuesioner atau cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.

Kegiataan pembelajaran pada Siklus 1 adalah sebagai berikut:

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian dalam bentuk siklus dan dilakukan secara

berulang dan berkesinambungan. Dimana pada setiap siklus terdiri dari empat

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

24

tahapan, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap

refleksi.

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan peralatan yang mendukung proses

pembelajaran. Dalam persiapan ini, peneliti menentukan penggunaan model

pembelajaran tipe RME (Realistic Mathematics Education) pada mata pelajaran

Matematika. Sebagai bahan penelitian selanjutnya, guru memilih materi

berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan

kepada siswa, menentukan indikator dan tujuan pembelajaran, merancang media

dan alat peraga, pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan

karakteristik siswa dan merumuskan alat evaluasi kemudian dituangkan dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Tahap Pelaksanaan

Siklus I.

1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning) Pada tahap ini guru :

Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran matematika

dengan KD : 6.3. Menjumlahkan pecahan.

Menyiapkan media/alat peraga pembelajaran yang dibutuhkan.

a. Membuat lembar observasi.

b. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pada tahap ini guru :

a. Kegiatan awal

b. Kegiatan Inti

c. Kegiatan Akhir

d. Evaluasi

3. Tahap Observasi (Observing) Pada tahap ini guru :

a. Memonitor kegiatan siswa secara individu maupun kelompok

b. Membantu siswa jika menemui kesulitan

c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa.

4. Tahap Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini guru :

a. Membahas dan mengevaluasi hasil pembelajaran

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

25

b. sebagai dasar perlu atau tidak melaksanakan siklus kedua. Jika pada siklus I

belum menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran

matematika materi “pebjumlahan dan pengurangan pecahan”dengan

menggunakan model pembelajaran tipe RME (Realistic Mathematics

Education) maka perlu dilanjutkan dengan siklus II. Adapun tahapan pada

Siklus II adalah sebagai berikut:

Siklus II

1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning) Pada tahap ini guru :

Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran matematika

dengan KD : 6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan.

a. Menyiapkan media/alat peraga pembelajaran yang dibutuhkan

b. Membuat lembar observasi

c. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pada tahap ini guru :

a. Kegietan awal

b. Kegiatan Inti

c. Kegiatan Akhir

d. Evaluasi

3. Tahap Observasi (Observing) Pada tahap ini guru :

a. Memonitor dan membantu siswa jika menemui kesulitan

b. Membantu siswa jika menemui kesulitan

c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa.

4. Tahap Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini guru :

a. Membahas dan mengevaluasi hasil pembelajaran

b. sebagai dasar perlu atau tidak melaksanakan siklus kedua. Jika pada siklus I

belum menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran

matematika materi “penjumlahan dan pengurangan pecahan” dengan

menggunakan model pembelajaran tipe RME (Realistic Mathematics

Education)

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

26

3.Tahap Observasi

Observasi dilakukan oleh observer secara kolaboratif pada saat

pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.

Semua temuan dicatat oleh observer sebagai bahan penelitian. Adapun hal-hal

yang diamati dalam kegiatan tersebut adalah mengenai RPP, LKS, lembar

observasi guru, dan lembar observasi siswa, pada saat proses pembelajaran

matematika dengan menggunakan model tipe RME (Realistic Mathematics

Education) yang dilaksanakan oleh peneliti. Selain itu, diamati juga pemahaman

siswa tentang materi pembelajaran tersebut, apakah lebih baik ataukah sebaliknya.

Dengan demikian, pelaksanaan observasi merupakan kegiatan yang bertujuan

untuk mengenali, mencatat, dan mendokumentasikan setiap tindakan dari proses

dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti.

Refleksi

Observer secara kolaboratif melakukan refleksi melalui data-data yang

diperoleh dari lembar pengamatan, bukti dokumen dan hasil belajar siswa yang

diamati dan dianalisis oleh observer. Berdasarkan data-data tersebut apakah

pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran sudah mampu mencapai semua

indikator yang sudah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, ataukah belum

mampu mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Jika dalam pelaksanaan

pembelajaran pada siklus satu ditemukan beberapa kekurangan-kekurangan

seperti siswa kurang aktif, dan hasil belajar siswa tidak meningkat pada

pembelajaran bahasa indonesia dengan menggunakan model pembelajaran tipe

RME (Realistic Mathematics Education) tersebut, maka perlu adanya komunikasi

antara peneliti dan observer untuk memecahkan permasalahan jika nilai yang

diperoleh masih di bawah nilai yang diharapkan. Salah satu langkah yang bisa

dilakukan adalah dengan mengadakan perbaikan proses pembelajaran pada siklus

dua dan seterusnya, dimana pada akhir pembelajaran dilakukan uji kopetensi

(Tes) yang telah disiapkan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat

keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran bahasa indonesia dengan

menggunakan model tipe RME (Realistic Mathematics Education) yang

diharapkan dapat mencapai nilai target yang ditentukan.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

27

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Tes adalah suatu cara

yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan penggunaan

pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education ). Sedangkan teknik non tes

berupa lembar observasi, yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui

tindakan guru dan respon siswa dengan menggunakan pembelajaran RME

(Realistic Mathematics Education ).

3.5. Instrument Pengumpulan Data

3.5.1 Variabel Bebas

Dalam proses mengamati pembelajaran RME (Realistic Mathematics

Education ), peneliti menggunakan teknik observasi. Observasi dapat digunakan

untuk mengamati tindakan guru dalam menerapkan pembelajaran RME (Realistic

Mathematics Education ) dan kondisi siswa saat menerima pembelajaran. Dalam

menggunakan teknik observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan

lembar observasi sebagai instrument. Lembar observasi digunakan untuk

mengetahui kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru dalam mengikuti

pembelajaran melalui pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education ).

Selain observasi, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data

tindakan guru dan kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran RME (Realistic

Mathematics Education ) yaitu dokumentasi. Dokumentasi yang digunakan

berupa Lembar Soal dan daftar nilai siswa. Dokumen digunakan untuk

melengkapi analisis data kualitatif.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

28

Tabel 3. 2

Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education )

Aspek Indikator

Melakukan

kegiatan

pendahuluan

1) Mengecek kehadiran siswa

2) Guru memberikan apersepsi

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator

keberhasilan

4) Menyampaikan rencana kegiatan pertemuan hari ini

5) Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil

Eksplorasi,

Elaborasi,

Konfirmasi

6) Guru menyampaikan materi pelajaran

7) Guru menyiapkan beberapa soal realistik (ada kaitannya

dengan kehidupan sehari-hari) yang akan dikerjakan siswa

secara informal atau coba-coba karena langkah penyelesaian

formal untuk menyelesaikan soal tersebut belum diberikan.

8) Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa dengan berprinsip pada

penghargaan terhadap keberagaman jawaban dan kontribusi

siswa .

9) Guru menyuruh siswa untuk menjelaskan temuannya di depan

kelas.

10) Dengan tanya jawab, guru mungkin perlu mengulang jawaban

siswa terutama jika ada pembiasan konsep.

11) Guru baru menunjukkan langkah formal yang diperlukan

untuk menyelesaikan soal tersebut. Bisa didahului dengan

penjelasan tentang materi pendukungnya.

Melakukan

kegiatan penutup

12) Guru dan siswa membuat penegasan atau kesimpulan

pembelajaran dengan mengacu pada hasil pembelajaran

Realistic Mathematics Education

13) Siswa mengerjakan tugas yang diberiakan guru sebagai proses

penilaian pembelajaran.

Sumber. Olahan data primer

3.5.2 Variabel Terikat

Pada pengumpulkan variabel hasil belajar ini digunakan teknik tes.

Menurut Purwanto (2008: 63) “tes merupakan instrumen alat ukur untuk

pengumpulan data di mana dalam memberikan respons atas pertanyaan harus

mengeluarkan kemampuan yang dimiliki peserta tes.” Tes yang digunakan adalah

tes hasil belajar. Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan karena mengukur

penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Tes diujikan setelah

akhir Siklus 1 dan akhir Siklus 2 untuk mengukur hasil belajar siswa matematika

kelas 4 SDN Dukuh 03. Instrumen yang digunakan adalah lembar soal, kunci

jawaban, pedoman penilaian dan rubrik penilaian. Dokumentasi juga digunakan

untuk memperkuat data yang diperoleh dari tes hasil belajar. Dokumen yang

dipakai adalah lembar soal siswa dan daftar nilai siswa.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

29

Tes Hasil Belajar Siswa

Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari kenaikan nilai siswa. Kenaikan

ini dapat di ukur menggunakan tes. Berikut ini akan dipaparkan kisi-kisi tes hasil

belajar siswa.

Tabel 3.3

Kisi-kisi tes hasil belajar Siklus 1

Standar

Kopetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator Item Tes

6. Menggunakan

pecahan dalam

pemecahan

masalah

6.3.Menjumlahkan

pecahan

1.penjumlahan pecahan biasa

dengan berpenyebut sama

1, 2, 16, 19,

3, 5,6

penjumlahan pecahan biasa

dengan berpenyebut tidak

sama

4,7, 8,17, 8,

13,14,15

pengurangan pecahan biasa

dengan berpenyebut sama

20,9,16,17, 18,10,

11,12

pengurangan pecahan biasa

dengan dengan berpenyebut

tidak sama

18,19,20,21

,22,23,24,25

Sumber. Olahan data primer

Tabel 3. 4

Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus 2

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item Tes

6. Menggunakan

pecahan dalam

pemecahan

masalah

6.5Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan denagan

pecahan.

1. penjumlahan

pecahan yang

melibatkan masalah

sehari-hari.

,6,9,11,8,3,7,10,12,1

8,20,21,22,25

2. pengurangan pecahan

yang melibatkan

masalah sehari-hari.

1,2,3,5,7,10,13,15,1

6,17,4,8,14,19,23,24

Sumber. Olahan data primer

3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Instrumen yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang dibuat sebelumnya

digunakan dalam rangka pengambilan data terhadap kedua instrumen tersebut

dengan melakukan uji coba (try out) untuk menguji reliabilitas dan validitas soal.

Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal.

Namun, hal ini tidak berarti bahwa menggunakan instrument yang telah valid dan

reliabel, otomatis hasil penelitian menjadi valid dan reliabel, hal ini masih akan

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

30

dipengaruhi oleh kondisi objek yang diteliti, dan kemampuan orang yang

menggunakan instrumen. (Sugiyono 2016:348).

a. Uji Validitas

Validitas yaitu ketepatan yang dimilik oleh sebutir item untuk mengukur

apa yang seharusnya, Wardani Naniek Sulistya dkk dalam dalam (sudijono, A.

2001). Sebutir aitem dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau

valid, jika skor pada butir aitem yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau

kesejajaran arah dengan skor totalnya atau dengan bahasa stastistik, ada korelasi

positif yang signifikan antara skor aitem dengan skor totalnya. Walaupun semakin

tinggi mendekati angka 1,00 berarti suatu tes semakin valid hasil ukurnya, namun

pada kenyataannya suatu koefisien validitas tidak pernah mencapai angka 1,00.

Sebagai ancar-ancar jika jumlah siswa 30 atau lebih, penafsiran validita yang

mendasarkan koefisien korelasi tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.5 sebagai

berikut:

Tabel 3.5

Rentang Indeks Validasi

No Indeks Interpretasi

1 0,81 - 1,00 Sangat Tinggi

2 0,61 - 0,80 Tinggi

3 0,41 - 0,60 Cukup

4 0,21 - 0,40 Rendah

5 0,00 - 0,20 Sangat Rendah

Sumber: Wardani Naniek Sulistya dkk (2014)

Validitas tes pada dasarnya sama saja dengan validitas soal, Uji validitas

menggunakan alat analisis SPSS for windows versi 17, sebagai alat untuk

menguji tingkat validitas instrumen dapat dilihat angka pada Corrected Item-Total

Correlation yang merupakan korelasi antar skor item dengan skor total. Hasil uji

validitas butir soal tersaji pada Tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Validasi Butir Soal Evaluasi Siklus 1

Analisis Data No Item Soal Evaluasi Siklus 1

Instrumen Valid Instrum en tidak Valid

Analisis 1 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,1

5,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25

3,9,13,14

Analisis 2 1,2,4,5,6,7,8,10,11,12,15,16,17,18

,19,20,21,22,23,24,25

-

Sumber. Olahan data primer

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

31

Berdasarkan tabel output 3.6 menunjukan bahwa dari 25 butir soal terdapat

4 soal pada analisis pertama yang kurang dari 0,41 yaitu nomor 3,9,13,14.

Sedangkan pada analisis kedua tidak terdapat soal yang tidak valid, sehingga

terdapat 21 soal yang valid yaitu (1,2,4,5,6,7,8,10,11,12,15,16,17,18,19,20,21,22,

23,24,25) karena semuanya >0,41.

Tabel 3.7

Hasil Validasi Butir Soal Evaluasi Siklus 2

Analisis Data No Item Soal Evaluasi Siklus 2

Instrumen Valid Instrumen tidak Valid

Analisis 1 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,1

7,18,19,20,21,22,23,24,25

1

Analisis 2 2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18

,19,20,21, 23, 25

5,22,24

Analisis 3 2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18

,19,20,21, 23, 25

-

Sumber. Olahan data primer

Berdasarkan tabel output 3.7 menunjukan bahwa dari 25 butir soal

terdapat 1 soal pada analisis pertama yang kurang dari 0,41 yaitu nomor 1,

selanjutnya pada analisis kedua ditemukan 3 soal yang tidak valid yaitu nomor

5,22,24. Sedangkan pada analisis ketiga tidak terdapat soal yang tidak valid,

sehingga terdapat 21 soal yang valid yaitu (2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,

18,19,20,21,21,23,25) karena semuanya >0,41.

b. Uji Reliabilitas

Wardani Naniek Sulistya dkk, (2014:344-346) mengemukakan.

Reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil

pengukuran yang konstan atau ajeg. Tujuan utama menghitung reliabilitas skor

tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegkan

(consistency) skor tes pengertian yang paling sederhana dari reliabilitas adalah

kemantapan alat ukur, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut dapat

diandalkan atau memiliki keajegkan hasil. Koefisien reliabilitas selalu berada

dalam rentang 0 sampai dengan 1 yang menunjuk pada presentase varian error

dengan sumber variasi yang berbeda. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu

tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegkan/ketepatannya. Tes yang memilki

konsistensi reabilitas tinggi adalah akurat terhadap kesempatan testing dan

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

32

intrumen tes lainnya. Sebagai ancar-ancar koefisien reabilitas berdasarkan nilai

alfa dapatlah diinterpretasikan pada Tabel 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.8

Rentang Indeks Reliabilitas

No Indeks Interpretasi

1 0,80-1,00 Sangat Reliabel

2 <0,80-0,60 Reliabel

3 <0,60-0,40 Cukup Reliabel

4 <0,40-0,20 Agak Reliabel

5 <0,20 Kurang Reliabel

Sumber: Wardani Naniek Sulistya dkk (2014)

Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih besar dari

standar minimal > 0,60. reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan

bantuan Software SPSS 16.0 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability

Analysis atau kemudian untuk melihat hasilnya apakah instrument reliabel atau

tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan. Berdasarkan hasil pengujian

reliabilitas diketahui bahwa koefisien nilai alpha Siklus 1 adalah 0,759 sedangkan

untuk siklus 2 nilai alpha 0,758. Berdasarkan patokan pada tabel kategori

reliabilita di atas, maka diketahui bahwa reliabilitas instrumen penelitian Siklus 1

dan II berada pada kategori reliabel. Hasil pengujiannya disajikan dalam Tabel

3.9 dan Tabel 3.10. Sebagai berikut:

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus 1

Cronbach's Alpha N of Items

.759 22

Sumber. Olahan data primer

Berdasarkan kriteria reliabilitas pada tabel 3.9, maka instrument soal pada

Siklus 1 masuk dalam kategori reliable, dengan nilai alpha 0,759.

Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus 2

Cronbach's Alpha N of Items

.758 22

Sumber. Olahan data primer

Berdasarkan kriteria reliabilitas pada tabel 3.10, maka instrument soal

pada Siklus 2, masuk dalam kategori reliable, dengan nilai alpha 0,758.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

33

3.7 Uji Tingkat Kesukaran (TK) Tes Pilihan Ganda

Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukan proporsi peserta didik

yang menjawab betul suatu butir soal. Wardani Naniek Sulistya dkk dalam

(Slameto, 2001) mengemukakan bahwa. Semakin besar tingkat kesukaran berarti

soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat

kesukaran berarti soal itu semakin sukar. Indeks tingkat kesukaran (p) dapat

dihitung dengan rumus seperti berikut ini:

p

Keterangan:

B= jumlah peserta didik yang menjawab betul, N=Jumlah pserta didik

P = jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah keseluruhan

peserta didik atau

P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar

Tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang

besarnya berkisar 0,00-1,00. Wardani Naniek Sulistya dkk dalam (Aiken, 1994).

Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal kita dapat menggunakan tingkat

kesukaran yang dapat dilihat pada Tabel 3.11 sebagai berikut:

Tabel 3.11

Rentang nilai tingkat kesukaran

Rentang nilai Tingkat kesukaran

0.00-0.25 Sukar

0.26-0.75 Sedang

0.76-1.00 Mudah

Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan dkk (2014)

Berdasarkan Tabel 3.11 tersebut, butir soal dikatakan sukar apabila hasil

uji tingkat kesukaran soal tersebut mencapai rentang nilai 0.00-0.25, dan butir soal

dikatakan sedang apabila hasil uji tingkat kesukaran soal tersebut mencapai

rentang nilai 0.26-0.75, sedangkan butir soal yang dikatakan mudah apabila hasil

uji tingkat kesukaran soal tersebut mencapai rentang nilai 0.76-1.00.

Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran instrumen tes matematika

pilihan ganda menggunakan program microsoft excel 2010 dan programs spss

16.0 pada Siklus 1 dan Siklus 2 disajikan dalam Tabel 3.12. sebagai berikut:

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

34

Tabel 3.12 Indeks Kesukaran Instrumen Soal Siklus 1 dan Siklus 2

Tingkat

kesukaran

Siklus 1 Siklus 2

Nomor soal jumlah Nomor soal jumlah

Sukar 14 1 5 1

Sedang 1,2,4,5,6,7,8,10,11,12,15,

16,17,18,19,20,21,22,23,

24,25

21

2,3,4,6,7,8,9,10,11,12

,13,14,15,16,17,18,19

,20,21, 23, 25

23

Mudah 3,9,13, 3 1 1

Total 25 25

Sumber. Olahan data primer

Berdasarkan Tabel 3.12. dapat dilihat bahwa soal yang sukar pada siklus 1

adalah 1 soal, yang sedang adalah 21 soal, dan soal yang mudah terdapat 3 soal.

Sedangkan pada siklus 2, terdapat 1 soal yang sukar, 23 soal yang sedang dan 1

soal mudah. Dengan demikian soal-soal yang termasuk sukar dan sedang dapat

digunakan sebagai instrumen evaluasi.

3.8 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data deskriptif

kualitatif dan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif. Data yang diperoleh

akan dianalisis dalam bentuk-bentuk kata atau penjelasan yaitu data deskriptif

kualitatif dan dalam bentuk angka yaitu data kuantitatif. Data kualitatif yang

diperoleh dari hasil observasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education )yang dilakukan oleh guru,

sedangkan untuk keperluan data kuantitatif, diperoleh dari hasil tes belajar siswa.

Analisis data dilakukan dengan cara:

1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil

belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan

belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor

minimal 65 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 65

ini jumlahnya sekitar 80% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing

dihitung dengan menggunakan rumus

Ketuntasan individual = jumlah nilai maksimal

jumlah nilai 00

Ketuntasan klasikal = jumlah siswa yang tuntas belajar

jumlah seluruh siswa 00

Keterangan

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11162/3/T1 292012620_BAB... · 21 3.1.3 Subyek Penelitian Tempat penelitian yang penulis

35

Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor ≥ 65

Ketuntasan klasikal : Jika > 80% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan

skor ≥ 65.

2. Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama

proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Dalam penelitian

kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel, hubungan antar

kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya. Tetapi hal yang paling

sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif.

3.9 Indikator Kinerja

Pembelajaran dikatakan berhasil, apabila terjadi: terjadi peningkatan

sebesar 80% dari total siswa dalam kelas lulus kriteria individual atau 80% siswa

dalam kelas lulus kriteria KKM = 65