BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1...

21
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Randuacir 03 Salatiga pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitiana adalah siswa kelas 5 SDN Randuacir 03 Salatiga. Jumlah siswa sebanyak 18, yang terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 7 dan siswa perempuan sebanyak 11 Kondisi fisik SDN Randuacir 03 Salatiga yaitu memiliki 16 ruang kelas,1 ruang kepala kekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi kemampuan intelegensi, motivasi belajar, latar belakang keluarga, maupun sifat dan wataknya. Dari segi watak ada beberapa siswa yang memiliki watak sulit diatur, sehingga kadang-kadang menyulitkan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Namun secara umum memiliki kepribadian yang cukup baik. Dari 18 siswa kelas 5 SDN Randuacir 03 Salatiga dapat dikategorikan bahwa sebagian besar siswa berada pada kondisi sosial ekonomi menengah ke bawah. Penelitian ini dilakukan SDN Randuacir 03 Salatiga dengan alasan dalam proses belajar mengajar belum pernah mengunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pendekatan Inkuiri 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian terdiri dari 2 variabel pengaruh yakni model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pendekatan inkuiri dan variabel terpengaruh yakni hasil belajar IPS. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pendekatan inkuiri adalah pembelajaran IPS dengan KD 2.3 Menghargai jasa dan peran tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, melalui langkah-langkah membentuk kelompok asal, membentuk kelompok ahli, merumuskan masalah,

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Randuacir 03 Salatiga pada semester II

tahun pelajaran 2015/2016.

Subjek penelitiana adalah siswa kelas 5 SDN Randuacir 03 Salatiga.

Jumlah siswa sebanyak 18, yang terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 7 dan siswa

perempuan sebanyak 11 Kondisi fisik SDN Randuacir 03 Salatiga yaitu memiliki

16 ruang kelas,1 ruang kepala kekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1

ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter

siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi kemampuan intelegensi, motivasi

belajar, latar belakang keluarga, maupun sifat dan wataknya. Dari segi watak ada

beberapa siswa yang memiliki watak sulit diatur, sehingga kadang-kadang

menyulitkan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Namun secara umum

memiliki kepribadian yang cukup baik. Dari 18 siswa kelas 5 SDN Randuacir 03

Salatiga dapat dikategorikan bahwa sebagian besar siswa berada pada kondisi

sosial ekonomi menengah ke bawah.

Penelitian ini dilakukan SDN Randuacir 03 Salatiga dengan alasan dalam

proses belajar mengajar belum pernah mengunakan Model Pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dan pendekatan Inkuiri

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian terdiri dari 2 variabel pengaruh yakni model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pendekatan inkuiri dan variabel

terpengaruh yakni hasil belajar IPS.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pendekatan inkuiri adalah

pembelajaran IPS dengan KD 2.3 Menghargai jasa dan peran tokoh perjuangan

dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, melalui langkah-langkah

membentuk kelompok asal, membentuk kelompok ahli, merumuskan masalah,

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

27

merumuskan hipotesis, kelompok asal mengidetifikasi data, menguji hipotesis,

dan membuat kesimpulan.

Hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari hasil pengukuran

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

3.3. Prosedur Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom

Action Reserach). PTK ini menggunakan model spiral yang dikemukakan C.

Kemmis dan Mc. Taggart (1990: 6). Prosedur penelitian menggunakan 2 siklus.

Dalam setiap siklus memiliki 3 tahap, yaitu: tahap perencanaan, tahap

implementasi tindakan dan observasi, serta tahap refleksi. Prosedur penelitian ini

dapat digambarkan dalam gambar 3.1 berikut ini:

Gambar 3.1

Model Spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart

Prosedur penelitian dalam gambar 3.1 terdiri dari 2 siklus yakni:

Siklus I dengan tahapan :

a. Perencanaan

Tahap-tahap dalam kegiatan ini adalah penyusunan perangkat

pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) KD 2.3

Menghargai jasa dan peran tokoh perjuangan dalam memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia. Dalam perencanaan ini selain membuat RPP, membuat

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

28

materi pembelajaran,membuat media yang digunakan dalam pembelajaran ini

berupa gambar tokoh-tokoh perjuangan dan gambar peristiwa-peristwa penting ,

membuat perangkat penilaian yang berupa kisi-kisi penilaian, membuat butir-butir

tes formatif sebagai alat ukur untuk meningkatkan hasil belajar siswa, membuat

lembar observasi dengan tindakan model kooperatif tipe jigsaw dan pendekatan

inkuiri disajikan secara rinci dilihat di lampiran.

b. Implementasi Tindakan dan Observasi

Dalam tahap ini merupakan implementasi RPP yang telah disusun sesuai

Kegiatan observasi ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung sebagai

suatu sarana pemantauan kesesuaian antara RPP dan implementasi RPP.Tahap ini

juga dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan perilaku peserta didik selama

kegiatan pembelajaran dengan lembar observasi.dengan perencanaan yang telah

ditetapkan yaitu menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dan pendekatan

inkuiri. Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilaksanakan II kali.

c. Refleksi

Tahap-tahap dalam kegiatan ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan

dan observasi pada siklus I. Kegiatan Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi

kelebihan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil

tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna

untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan

sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus II.

Siklus II akan dilaksanakan untuk memantapkan model dan pendekatan

pembelajaran yang digunakan.

Siklus II

Pelaksanaan siklus II dirancang apabila siklus I belum berhasil mencapai indikator

keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan

penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus I. Pelaksanaan siklus

II dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

29

a. Perencanaan

Tahap-tahap dalam kegiatan ini adalah sama dengan siklus I yaitu

penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP tentang KD 2.3 Menghargai

jasa dan peran tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan

Indonesia. Dalam perencanaan ini selain membuat RPP, membuat materi

pembelajaran,membuat media yang digunakan dalam pembelajaran ini berupa

gambar tokoh-tokoh perjuangan dan gambar peristiwa-peristwa penting ,

membuat perangkat penilaian yang berupa kisi-kisi penilaian, membuat butir-butir

tes formatif sebagai alat ukur untuk meningkatkan hasil belajar siswa, membuat

lembar observasi dengan tindakan model kooperatif tipe jigsaw dan pendekatan

inkuiri disajikan secara rinci dilihat di lampiran.

b. Implementasi Tindakan dan Observasi

Dalam tahap ini merupakan implementasi RPP yang telah disusun sesuai

Kegiatan observasi ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung sebagai

suatu sarana pemantauan kesesuaian antara RPP dan implementasi RPP.Tahap ini

juga dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan perilaku peserta didik selama

kegiatan pembelajaran dengan lembar observasi.dengan perencanaan yang telah

ditetapkan yaitu menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dan pendekatan

inkuiri. Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilaksanakan II kali.

c. Refleksi

Refleksi dalam siklus II ini dilakukan sama seperti refleksi pada siklus I.

Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan

pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang

dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan

dari tindakan yang telah dilakukan.

3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Alat Pengumpulan Data

Jenis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan data yang

berupa data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subyek

penelitian.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

30

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan teknik

non tes berupa observasi.

Instrumen pengumpulan data adalah butir soal dan lembar observasi yang

dilengkapi dengan rubrik pengukuran sikap dan rubrik pengukuranketerampilan.

Adapun kisi-kisi instrumen penelitian hasil belajar terdapat pada tabel 3.1 di

sajikan dalam lampiran 3 dan 4.

Tabel 3.1

Rubrik Pengukuran Afektif

Siklus I dan Siklus II

Berilah tanda centang( √ ) pada kolom yang sudah disediakan!

Kolom “Terlihat”/T = jika anak melakukan

Kolom “TidakTerlihat”/TT = jika anak tidak melakukan

No

Aktivitas yang sudah diamati

Pembent

ukan

kelompo

k asal

Pemben

tukan

kelomp

ok ahli

Kelompo

k ahli

merumus

kan

masalah

Kelompo

kahli

merumus

kan

hipotesis

Kelompo

k asal

mengide

ntifikasi

data

Kelompo

k asal

menguji

hipotesis

Hasil

akhir

T TT T T

T

T TT T TT T TT T TT

1 √ √ √ √ √ √ 100

2 √ √ √ √ √ √ 100

3 √ √ √ √ √ √ 100

4 √ √ √ √ √ √ 100

5 √ √ √ √ √ √ 100

6 √ √ √ √ √ √ 100

7 √ √ √ √ √ √ 100

8 √ √ √ √ √ √ 100

9 √ √ √ √ √ √ 100

10 √ √ √ √ √ √ 100

11 √ √ √ √ √ √ 100

12 √ √ √ √ √ √ 100

13 √ √ √ √ √ √ 100

14 √ √ √ √ √ √ 100

15 √ √ √ √ √ √ 100

16 √ √ √ √ √ √ 100

17 √ √ √ √ √ √ 100

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

31

18

√ √ √ √ √ √ 100

Keterangan : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ𝑎𝑛 𝑥 100

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

32

Tabel 3.2

Rubrik Pengukuran Psikomotor

Siklus I dan Siklus II

Berilah tanda centang( √ ) pada kolom yang sudah disediakan!

Kolom“Terlihat”/T = jika anak melakukannya

No

Aktivitas yang diamati

Hasil Akhir

Terampil membuat kesimpulan

Kelompok menyimpulkan

materi yang sudah dipelajari

Menulis kesimpulan

dengan rapi dan bersih

T TT

T

TT

1. √ √ 50+50=100

2. √ √ 50+50=100

3. √ √ 50+50=100

4. √ √ 50+50=100

5. √ √ 50+50=100

6. √ √ 50+50=100

7. √ √ 50+50=100

8. √ √ 50+50=100

9. √ √ 50+50=100

10. √ √ 50+50=100

11. √ √ 50+50=100

12. √ √ 50+50=100

13. √ √ 50+50=100

14. √ √ 50+50=100

15. √ √ 50+50=100

16. √ √ 50+50=100

17. √ √ 50+50=100

18. √ √ 50+50=100

Total 18 18 100

Keterangan :

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

33

Tabel 3.3

Kisi – kisi Instrumen Penelaian

Siklus I

Sekolah :SDN Randuacir 03

Mata Pelajaran :1PS

Kelas/Semester :5/II

Standar Kompetensi :2. Menghargai peran tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia.

Kompetensi Dasar

Indikator

Aspek

Instrumen

Bentuk

Instrum

en Afektif Kognitif Psikomotorik Tes Non Tes

IPS

2.3 Menghargai jasa

dan peranan tokoh

dalam

memproklamasikan

kemerdekaan

1. Membentuk Kelompok asal (

@4siswa)

2. Membentuk kelompok ahli @4

siswa

3. Merumuskan masalah tentang

perjuangan merumuskan

kemerdekaan Indonesia

4. Merumuskan hipotesis

masalah perjuangan

merumuskan kemerdekaan

A2

A2

A2

A2

Rubrik

unjuk

kerja

Rubrik

unjuk

kerja

Rubrik

unjuk

kerja

Rubrik

unjuk

kerja

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

34

Indonesia

5. Mengidentifikasi data tentang

perjuangan merumuskan

kemerdekaan Indonesia

6. Menguji hipotesis masalah

tentang perjuangan

merumuskan kemerdekaan

Indonesia

7. Membuat kesimpulan tentang

perjuangan merumuskan

kemerdekaan Indonesia

8. Menjelaskan pembentukan

BPUPKI

9. Menjelaskan persiapan

kemerdekaan oleh BPUPKI

10. Menjelaskan tokoh-tokoh yang

mengemukakan rancangan

dasar negara

11. Menjelaskan pembentukan

A2

A3

K3

K3

K3

K3

K3

P5

Rubrik

unjuk

kerja

Rubrik

unjuk

kerja

Pilihan

ganda

nomor

soal 1-20

Nomor 2

Nomor 3

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

35

PPKI

12. Menjelaskan peristiwa

Rengasdengklok

13. Menjelaskan peristiwa

penyusunan teks proklamasi

14. Menjelaskan peristiwa detik-

detik kemerdekaan

15. Menjelaskan reaksi atas

proklamasi kemerdekaan

Indonesia

K4

K3

K1

Nomor 4

Nomor

7, 13

Nomor

1, 8, 9

Nomor

10, 11,

12, 14,

15, 19

5, 16,

17, 18

20

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

36

Tabel 3.4

Kisi – kisi Instrumen Penelaian

Siklus II

Sekolah :SDN Randuacir 03

Mata Pelajaran :1PS

Kelas/Semester :5/II

Standar Kompetensi :2. Menghargai peran tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan

Indonesia.

Kompetensi Dasar

Indikator

Aspek

Instrum

en

Bentuk

Instru

men

Afektif Kognitif Psikomotorik Tes Non Tes

IPS

2.3 Menghargai jasa dan

peranan tokoh dalam

memproklamasikan

kemerdekaan

1. Membentuk Kelompok asal (

@4siswa)

2. Membentuk kelompok ahli @4

siswa

3. Merumuskan masalah tentang

perjuangan merumuskan

kemerdekaan Indonesia

4. Merumuskan hipotesis masalah

A2

A2

A2

A2

Rubrik

unjuk

kerja

Rubrik

unjuk

kerja

Rubrik

unjuk

kerja

Rubrik

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

37

perjuangan merumuskan

kemerdekaan Indonesia

5. Mengidentifikasi data tentang

perjuangan merumuskan

kemerdekaan Indonesia

6. Menguji hipotesis masalah

tentang perjuangan merumuskan

kemerdekaan Indonesia

7. Membuat kesimpulan tentang

perjuangan merumuskan

kemerdekaan Indonesia

8. Menjelaskan penataan negara

baru sidang 1

9. Menjelaskan penataan negara

baru sidang 2

10. Menjelaskan penataan negara

baru sidang 3

11. Menyebutkan cara menghargai

jasa tokoh proklamasi

A2

A3

K3

K3

K3

K3

P5

unjuk

kerja

Rubrik

unjuk

kerja

Rubrik

unjuk

kerja

Pilihan

ganda

nomor

soal 1-

20

Nomor

16

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

38

12. Menjelaskan riwayat Ir.Soekarno

13. Menjelaskan menjelaskan riwayat

Drs. Moh Hatta

14. Menjelaskan riwayat Ahmad

Subarjo dan Ibu Fatmawati

15. Menjelaskan riwayat Sutan

Syahrir dan Laksana Takasi

Maeda

K3

K3

K3

K3

Nomor

20

Nomor

17

Nomor

15, 18,

19

Nomor

1, 2, 3, 4

5, 6, 7, 8

9, 10, 13

11, 12,

14

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

39

3.5 Uji Instrumen Penelitian

Uji Validitas Instrumen

Validitas menurut Sudijono, A.,(dalam Wardani, Naniek Sulistya dan

Slameto. 2012:87), adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal

untuk mengukur apa yang seharusnya. Sebutir soal dapat dikatakan telah memiliki

validitas yang tinggi atau valid, apabila skor pada butir soal yang bersangkutan

memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya atau dalam bahasa

statistik, ada korelasi positif yang signifikan antara skor butir soal dengan skor

totalnya.

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi

product moment yang diungkapkan Pearson (Arikunto, 2009: 69).Rumus korelasi

product moment dengan angka kasar.

Dengan :

rxy : kooefisien korelasi pearson

N : Jumlah peserta tes

X : variabel bebas

Y : variabel terikat

Uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS 20.0. Kriteria untuk

koefisien validitas instrumen menurut Wardani, Naniek Sulistya dan

Slameto (2012:89), disajikan secara rinci melalui tabel 3.1 berikut:

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

40

Tabel 3.5

Rentang Indeks Validitas

No Indeks Kriteria

1 0,81-1,00 Sangat tinggi

2 0,61-0,80 Tinggi

3 0,41-0,60 Cukup

4 0,21-0,40 Rendah

5 0,00-0,20 Sangat rendah

Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:89)

Uji instrument butir soal untuk siklus I dan siklus II dilakukan pada

21 siswa di SDN Randuacir 02 dikelas 5. Butir soal terdiri dari 25 butir dan

berbentuk pilihan ganda. Distribusi validitas siklus I dan siklus II secara rinci

disajikan melalui tabel 3.6

Tabel 3.6 Distribusi Validitas Butir Soal

Siklus I dan Siklus II

Indeks Kriteria

Siklus I Siklus II

Nomor

Butir Soal

Frekuensi % Nomor Butir

Soal Frekuensi %

0,81-1,00

Sangat tinggi

2,15,20

3

12

2

1

4

0,61-0,80

Tinggi

4,6,8,12,16,

21,23,25

8

32

4,5,6,8,11,12,1

3,15,18,20,21

11

44

0,41-0,60

Cukup

1,3,10,13,

14,17,18,

19,23,24

10

40

1,9,10,16,17,19

,23,24,25

9

36

0,21-0,40

Rendah

9,13,

2

8

3,7,22

3

12

0,00-0,20 Sangat rendah

5,11 2 8 14 1 4

Jumlah 25 100 25 100

Olahan: Data Primer

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

41

Berdasarkan tabel 3.6 menyatakan bahwa butir soal nomor 5 dan 11

corrected item-total correlation di bawah 0,20. Berdasarkan klasifikasi validitas,

apabila corrected item-total correlation≤ 0, 20, artinya butir soal tidak valid,

maka butir soal nomor 5 dan 11 dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian.

Oleh karena penelitian membutuhkan 20 butir soal, maka butir nomor 5, 9, 11,

13,dan 24 tidak dipergunakan dalam penelitian, meski butir soal tersebut ada yang

valid, karena validitasnya rendah dibawah 0,41 . Untuk klasifikasi butir soal

cukup, dengan korelasi 0,41- 0,60, terdapat pada butir soal nomor 5, 6, 8, 10, 13,

14, dan 15. Untuk klasifikasi butir soal tinggi, dengan korelasi 0,61- 0,80, terdapat

pada butir soal nomor 1, 3, 4, 7, 9, 11, 17 18, dan 19. Sedangkan untuk klasifikasi

butir soal sangat tinggi, dengan korelasi 0, 81-1,00, terdapat pada butir soal nomor

2, 12, 16 dan 20. Adapun distribusi butir soal yang valid dan tidak valid serta butir

soal yang layak digunakan atau tidak dalam siklus I disajikan dalam tabel 3.4

berikut.

Berdasarkan 3.6 diatas nomor butir soal 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 12, 14, 15,

16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, dengan r 0,455-0,888 dinyatakan valid dan dapat

digunakan dalam penelitian, sedangkan nomor butir soal 9, 13, 24, dengan nilai r

0,248-0,428 dinyatakan valid, tetapi tidak digunakan dalam penelitian karena

besarnya rendah dibanding r di butir soal lainnya. Adapun nomor butir soal 5,11,

dengan 0,088-0,158 dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan. Sehingga

ada 5 nomor butir soal yang dibuang, dan sisanya 20 butir akan digunakan.

Distribusi uji validitas soal siklus II, secara rinci dapat disajikan melalui

tabel 3.6. Berdasarkan tabel 3.6 nampak bahwa butir soal nomor 14 corrected

item-total correlation di bawah 0,20. Berdasarkan klasifikasi validitas, apabila

corrected item-total correlation ≤ 0, 20, artinya butir soal tidak valid, maka butir

soal nomor 14 dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian. Sedangkan butir

soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23

,24 ,25 dikatakan valid karena ≥0,20 hanya berbeda rentang indeks nya yaitu

rendah, cukup,tinggi, dan sangat tinggi. Adapun soal dengan klasifikasi butir soal

rendah,dengan r 0,297-0,396, terdapat pada butir soal nomor 3,7,dan 22. Untuk

klasifikasi butir soal cukup, dengan r 0,431-0,599, terdapat pada butir soal nomor

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

42

1,4,9,10,16,17,18,19,23,24,dan 25. Untuk klasifikasi butir soal tinggi, dengan r

0,620-0,799, terdapat pada butir soal nomor 5, 5, 8, 11, 12, 13, 15, 20, dan 21.

Sedangkan klasifikasi butir soal sangat tinggi, dengan r 0,867, terdapat pada butir

soal nomor 2. Oleh karena penelitian membutuhkan 20 butir soal, maka soal

nomor 3,7,14,22,dan 24 tidak digunakan dalam penelitian karena termasuk

klasifikasi butir soal rendah terkecuali butir soal nomor 24 dengan klasifikasi butir

soal

Berdasarkan tabel 3.6, nomor butir 1,2,4,5,6,8,9,10,11,12,13,14,15,

16,17,18,19,20,21,23,25 dengan rentang 0,450-0867 dinyatakan valid dan butir

soal dapat digunakan dalam penelitian, sedangkan nomor butir soal 3,7,22,24

dengan r 0,297-0,431 dinyatakan valid, tetapi tidak digunakan dalam penelitian

karena besarnya terendah di bandingkan r di butir soal lainnya. Adapun nomor

butir soal 14 dengan rentang 0,118 dinyatakan tidak valid dan butir soal tidak

digunakan. Sehingga ada 5 nomor butir soal yang dibuang, dan sisanya 20 butir

soal akan digunakan.

Uji Reliabilitas Tes

Wardani , Naniek Sulistya dan Slameto (2012:90) menyatakan bahwa

reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil

pengukuran yang konstan atau ajeg.Uji reliabilitas tes yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan rumus KR.20. Rumus reliabilitas dengan KR.20

(Sudijono. 2011:254) adalah:

𝑟11 = 𝑛

𝑛 − 1 𝑠𝑡2 − Ʃ𝑝𝑖𝑞𝑖

𝑠𝑡2

Keterangan:

r11 : koefisien reliabilitas tes

n : banyaknya butir item

1 : bilangan konstan

s2

t : varian total

pi : proporsi banyaknya subjek yang menjawab dengan betul butir item

qi : proporsi banyaknya subjek yang jawabannya salah atau 1 – pi

Ʃpiqi : Jumlah dari hasil perkalian antara pi danqi

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

43

Uji reliabilitas tes formatif dalam penelitian ini dilakukan dengan IBM

SPSS windows version 20,0 dan interpretasi terhadap koefisien reliabilitas yang

dinyatakan dalam Cronbach’s Alpha, adapun rentang indeks reliabilitas yang

terdapat dalam buku Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Wardani, Naniek Sulistya

dan Slameto (2012:92) seperti yang disajikan dalam tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Rentang Indeks Reliabilitas

No Indeks Interpretasi

1 0,80-1,00 Sangat reliabel

2 <0,80-0,60 Reliabel

3 <0,60-0,40 Cukup reliabel

4 <0,40-0,20 Agak reliabel

<0,20 Kurang reliabel Sumber: Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto (2012:92)

Hasil uji reliabilitas butir soal berbentuk pilihan ganda, terdiri dari 25

butir soal dilakukan pada siswa kelas 5 SDN Randuacir 02 berjumlah 21 siswa.

Adapun hasil yang diperoleh pada siklus I adalah Cronbach’s Alphasebesar 0,930,

artinya reliabilitas soal sangat tinggi sehingga instrument butir soal siklus I

digunakan dalam penelitian. Sedangkan hasil uji reliabilitas instrument butir soal

siklus II diperoleh Cronbach’s Alphasebesar 0,926, artinya reliabilitas butir soal

siklus II sangat tinggi, sehingga butir soal dapat digunakan dalam penelitian.

Untuk lebih rinciakan disajikan distribusi reliabilitas instrumen butir soal siklus I

dan siklus II melalui tabel 3.8 berikut:

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

44

Tabel 3.8

Distribusi Reliabilitas Butir Soal Siklus I dan Siklus II

Sumber: Olahan SPSS

Berdasarkan tabel 3.8 reliabilitas instrument butir soal siklus I sebanyak

25, Cronbach’s Alpha sebesar 0,930. Sedangkan pada siklus II reliabilitas

instrument butir soal sebanyak 25, Cronbach’s Alpha sebesar 0,926. Berdasarkan

klasifikasi reliabilitas Cronbach’s Alphasebesar 0,929 dan 0,931 berada diantara

0.81-1,00 diinterpretasikan reliabilitas sangat tinggi, sehingga kedua butir soal

dalam kedua siklus dapat digunakan dalam penelitian.

Tingkat Kesukaran Soal

Menurut Slameto (dalam Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto.

2012:82) menyatakan bahwa tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan

proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Semakin besar

tingkat kesukaran berarti soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya

semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu makin sukar.Indeks tingkat

kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar

B = Jumlah peserta didik yang menjawab benar

N = Jumlah peserta didik

Nomor

urut

Siklus Jumlah Butir

Soal

Cronbach’s

Alpha

Kriteria

1 I 25 0,930 Sangat reliabel

2 II 25 0,926 Sangat reliabel

P =B

N

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

45

Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu sukar, sedang dan

mudah.Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal (Wardani, Naniek

Sulistya dan Slameto. 2012:83) yang disajikan melalui tabel 3.9

Tabel 3.9

Kriteria Tingkat Kesukaran butir Soal

sumber : Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto (2012:83)

Tingkat kesukaran butir soal disajikan melalui tabel distribusi tingkat

kesukaran butir soal siklus I dan siklus II melalui tabel 3.10 berikut ini.

Tabel 3.10

Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Siklus 1 dan Siklus II

Indeks Kriteria

Siklus I Siklus II

Nomor

Butir Soal

Frekuensi % Nomor Butir

Soal Frekuensi %

0.26 - 0.75

Sedang

1,2,3,4,5,6,

7,8,9,11,12,

13,14,15,16

,17,18,19,2

0,21,22,23,

24,25

24 96

1,2,4,5,6,7,8,9,

11,12,13,14,15,

16,17,18,20,21,

22,23,24,25

22 88

0.76 - 1.00 Mudah 10 1 4 3,10,19 3 12

Jumlah 25 100 20 20 100

Sumber: Olahan SPSS

Hasil analisis butir soal siklus I terdiri dari 25 butir soal, terdapat 24 butir

soal tingkat kesukaran soal sedang, sedangkan terdapat 1 butir soal dengan tingkat

kesukaran soal mudah sedangkan siklus II terdiri dari 25 butir soal, adapun

terdapat 22 butir soal tingkat kesukaran sedang, dan terdapat 3 butir soal tingkat

kesukaran mudah.

No Rentang skor Tingkat kesukaran

1 0.00 - 0.25 Sukar

2 0.26 - 0.75 Sedang

3 0.76 - 1.00 Mudah

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...€¦ · ruang UKS, 1 ruang Musola, 1 ruang agama, 1 ruang kamar mandi. Karakter siswa heterogen. Heterogen baik dalam segi

46

3.6 Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila skor hasil belajar

siswa, ≥ 80 % dari jumlah keseluruhan siswa kelas 5 mendapatkan skor hasil

belajar ≥ 90 untuk mata pelajaran IPS.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

deskriptif komparatif dengan persentase yang membandingkan hasil belajar IPS

siklus I dan siklus II.