BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik...
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan diuraikan
mengenai setting penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional,prosedur
penelitian, teknik dan alat pengumpulan data, indikator keberhasilan, dan analisis data.
3.1.1. Setting Penelitian
Dalam setting penelitian akan dijelaskan tentang tempat penelitian dan waktu
penelitian.
3.1.1.1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini di SD Negeri Mintomulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.
Terletak di Desa Mintomulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Berdasarkan letak
geografisnya berada di dalam Desa. Sekolah menghadap ke arah timur tepat berhadapan
dengan Jalan desa, sebelah selatan, barat, dan utara sekolah adalah rumah penduduk.
Sekolah ini berdiri di atas tanah seluas 945 m2.
3.1.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2015-2016, antara
bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2015.
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan PTK
No Kegiatan Waktu pelaksanaan
Agustus September Oktober November Desember
1 Penulisan Proposal
2 Perencanaan
3 Pelaksanaan Siklus I
4 Analisis Refleksi I
5 Pelaksanaan Siklus II
6 Analisis Refleksi II
7 Penulisan Laporan
28
Penulisan proposal selesai pada bulan Agustus. Perencanaan instrumen dibuat
pada awal September dan baru selesai pada pertengahan bulan Oktober. Siklus I baru
dilaksanakan pada awal bulan November setelah perencanaan instrumen selesai dibuat.
Analisis refleksi siklus I dilaksanakan pada pertengahan bulan November. Pelaksanaan
siklus II dan analisis refleksi siklus II dilaksanakan pada minggu terakhir bulan November,
sedangkan penulisan laporan dibuat pada minggu pertama bulan Desember.
3.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian
Subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas 4 SD N Mintomulyo Kecamatan
Juwana, Kabupaten Juwana, Jawa Tengah. Jumlah keseluruhan siswa saat ini adalah 190
siswa, 95 siswa perempuan dan 95 siswa laki-laki. Sedangkan siswa kelas 4 berjumlah 25
anak yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.
Latar belakang orang tua siswa 90 % adalah seorang buruh dan petani, kondisi ini
menyebabkan perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya masih kurang.
Khususnya kegiatan belajar siswa di rumah, tugas atau pekerjaan rumah. Sehingga
motivasi siswa untuk belajar sangat rendah.
Keadaan dan kulaifikasi pendidikan guru dapat dilihat dalam tabel 3.2 di bawah ini:
Tabel 3.2 Keadaan dan Kualifikasi Pendidikan Guru
No Keadaan
KS/Guru
Banyak
nya
Kualifikasi
Pendidikan Satus
Ket
SMA D2 S1 PNS Non
PNS
1 KS 1 1 1 -
2 Guru Kelas 6 6 5 1
3 Guru Agama 3 3 2 1
4 Guru PJOK 1 1 1 -
5 Guru Mulok 1 1 - 1
6 Penjaga 1 1 1 -
Jumlah 13 1 12 10 3
29
Seperti terlihat pada Tabel 3.2 Tenaga Pendidik ada 11 orang dan 2 Tenaga
Kependidikan yang terdiri dari 6 orang guru kelas, 1 orang guru PJOK, 3 orang guru
Pendidikan Agama Islam, 1 orang Guru Mulok, 1 orang Kepala Sekolah dan 1 orang
Penjaga sekolah. Dari 13 orang tersebut 10 orang merupakan guru PNS sedangkan 3
orang yang lain sebagai guru honor sekolah. Semua guru mempunyai Kualifikasi
Pendidikan S1.
3.2. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini dipaparkan dua variabel yang diteliti yaitu:
1) Model pembelajaran kooperatif Make a Match dan hasil belajar
Model pembelajaran kooperatif Make a Match adalah suatu model pembelajaran
dimana siswa mencari pasangan dari kartu yang dibagikan oleh guru di awal
pembelajaran selanjutnya menggabungkan pertanyaan dengan jawaban yang sesuai
atau sebaliknya. Sedangkan hasil media gambar adalah suatu alat perantara dalam
menyampaikan sebuah materi pelajaran, berbentuk dua dimensi yang di dalam
proses pembelajaran dimanfaatkan guru untuk memudahkan guru dalam
penyampaian materi pelajaran kepada siswa, sehingga siswa lebih memahami materi
yang diajarkan oleh guru. Siswa tidak hanya mendengar apa yang guru sampaikan
secara verbal melalui kata-kata tetapi siswa dapat melihat langsung obyek kajian
yang guru sampaikan melalui gambar sebagai media atau perantaranya sehingga
siswa dapat memperoleh penggambaran visual yang konkrit tentang masalah yang
disampaikan oleh guru
2) Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil nilai yang dicapai oleh siswa setelah kegiatan proses
pembelajaran di sekolah dalam waktu tertentu yang diukur menggunakan alat
evaluasi tertentu dan dinyatakan dengan angka.
3.3. Prosedur Penelitian
Penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan untuk perbaikan
peningkatan hasil belajar siswa dalam dua siklus, siklus I dan siklus II. Penelitian
30
dinyatakan berhasil apabila persentase ketuntasan belajar siswa setelah diadakan
penelitian sesuai target yang ditentukan. Bila ternyata belum mencapai target yang
ditentukan akan dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Penelitian tindakan kelas ini mengacu pada desain penelitian yang dikembangkan
oleh Arikunto. Desain penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Desain bagan dalam penelitian ini menurut Arikunto (2012:16) adalah sebagai
berikut:
.
Gambar 3.1. Tahapan Pelaksanaan PTK Menurut Arikunto (2012:16)
Secara rinci, prosedur penelitian yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian dijabarkan sebagai berikut:
3.3.1. Prosedur Tindakan Siklus I
3.3.1.1. Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan adalah :
a) Menelaah materi pelajaran IPA SD
b) Membuat skenario pembelajaran
Perencanaan
Perencanaan
Pengamatan
Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
Hasil
Siklus I
Siklus II
31
c) Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi proses belajar mengajar
berlangsung di kelas ketika penggunaan model pembelajaran kooperatif Make a
Match diaplikasikan
d) Membuat soal evaluasi untuk melihat perkembangan siswa setelah menerapkan
penggunaan model pembelajaran kooperatif Make a Match
3.3.1.2. Pelaksanaan
Pertemuan I
1) Pendahuluan
a. Pra Kegiatan
b. Kegiatan Awal
2) Kegiatan Inti
3) Penutup
Pertemuan II
1) Pendahuluan
a. Pra Kegiatan
b. Kegiatan Awal
2) Kegiatan Inti
3) Penutup
Pertemuan III
1) Pendahuluan
a. Pra Kegiatan
b. Kegiatan Awal
2) Kegiatan Inti
3) Penutup
3.3.1.3. Pengamatan
Observasi dilakukan oleh satu orang observer yaitu Kepala Sekolah SD N
Mintomulyo yang mengamati pada saat proses pembelajaran berlangsung. Fokus
pengamatan ditujukan pada aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Observasi selain diarahkan pada proses pembelajaran, juga diarahkan pada penilaian
32
akhir proses pembelajaran. Penilaian akhir proses pembelajaran bertujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4.
Observer bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan akhir.
Objek pengamatan adalah segala sesuatu yang menyangkut proses pelaksanaan tindakan
meliputi aktivitas guru dan juga siswa selama tindakan berlangsung. Kegiatan observasi
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi
yang telah disediakan. Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan dalam penelitian
ini, sebagai berikut:
a. Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Make a Match berbantuan media gambar meliputi 30 indikator penilaian aktivitas guru.
b. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Make a Match berbantuan media gambar meliputi 23 indikator penilaian aktivitas
siswa.
Selain menggunakan lembar observasi masing-masing bagi guru dan siswa,
proses pengamatan tindakan penelitian di dokumentasikan menggunakan foto. Hal
tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil penelitian, dokumentasi tersebut meliputi
aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar.
3.3.1.4. Refleksi
Pada tahap ini semua data yang telah terkumpul dikaji dan dianalisis, data
tersebut meliputi hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi yang telah
dilakukan. Hal-hal yang perlu dianalisis antara lain hasil pengamatan atau dokumentasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match
berbantuan media gambar, mengevaluasi proses dan hasil belajar pada siklus I untuk
mengetahui apakah pemberian tindakan pada siklus I sudah dapat meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4. Hasil tersebut kemudian
dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II.
Kelebihan dalam penerapan model pembelajaran Make a Match akan tetap dipertahankan,
sementara apabila masih ditemui kekurangan di dalam pelaksanaannya akan diperbaiki
33
pada siklus II.
3.3.2. Siklus II
3.3.2.1. Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan adalah:
a) Identitas dan penentuan alternatif pemecahan masalah berdasarkan hasil observasi
dan refleksi pada siklus I
b) Membuat skenario pembelajaran siklus II
c) Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi proses belajar mengajar
berlangsung di kelas ketika penggunaan model pembelajaran kooperatif Make a
Match diaplikasikan.
d) Membuat soal evaluasi untuk melihat perkembangan siswa setelah menerapkan
penggunaan model pembelajaran kooperatif Make a Match.
3.3.2.2. Pelaksanaan
Pertemuan I
1) Pendahuluan
a. Pra Kegiatan
b. Kegiatan Awal
2) Kegiatan Inti
3) Penutup
Pertemuan II
1) Pendahuluan
a. Pra Kegiatan
b. Kegiatan Awal
2) Kegiatan Inti
3) Penutup
Pertemuan III
1) Pendahuluan
a. Pra Kegiatan
b. Kegiatan Awal
34
2) Kegiatan Inti
3) Penutup
3.3.2.3. Pengamatan
Tahap observasi siklus II dilaksanakan seperti pada tahap Observasi siklus I.
Observasi dilakukan oleh satu orang observer yaitu Kepala Sekolah SD N Mintomulyo
yang mengamati pada saat proses pembelajaran berlangsung. Fokus pengamatan
ditujukan pada aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Observasi selain
diarahkan pada proses pembelajaran, juga diarahkan pada penilaian akhir proses
pembelajaran. Penilaian akhir proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4.
Observer bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan akhir.
Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
a. Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Make a Match berbantuan media gambar meliputi 30 indikator penilaian aktivitas guru.
b. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Make a Match berbantuan media gambar meliputi 23 indikator penilaian aktivitas
siswa.
Selain menggunakan lembar observasi masing-masing bagi guru dan siswa,
proses pengamatan tindakan penelitian di dokumentasikan menggunakan foto. Hal
tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil penelitian, dokumentasi tersebut meliputi
aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar.
Fokus pengamatan ditujukan pada aktivitas siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Observasi selain diarahkan pada proses pembelajaran, juga diarahkan
pada penilaian akhir proses pembelajaran. Penilaian akhir proses pembelajaran bertujuan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4.
35
3.3.2.4. Refleksi
Tahap refleksi siklus II dilaksanakan seperti tahap refleksi siklus I, yaitu mengkaji
dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi yang telah
dilakukan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada
siklus II sudah mengalami perbaikan. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat
keberhasilan dari tindakan yang telah dilaksanakan.
3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.4.1. Teknik Pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk
mengetahui hasil belajar IPA setelah proses belajar dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif Make a Match. Adapun teknik non tes berupa lembar
observasi yang digunakan untuk mengetahui perubahan sikap atau perilaku siswa
setelah diadakan proses pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif Make a Match.
Data yang diambil diperoleh dengan cara sebagai berikut:
1) Hasil Tes Formatif
Tes diperlukan untuk mengukur tingkat ketercapaian hasil belajar siswa. Tes
digunakan karena dianggap sebagai alternatif terbaik untuk mendapatkan nilai sebagai
hasil belajar siswa. Dengan tes inilah dapat diperoleh data yang tepat dari hipotesis yang
diajukan.
2) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran untuk mendapat
gambaran secara langsung tentang kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Observasi
dapat juga digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam mempersiapkan dan
menerima pelajaran dari guru selama proses belajar mengajar berlangsung.
3.4.2. Alat Pengumpulan Data
1) Butir Soal Tes
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini berupa
tes kemampuan menjawab pertanyaan dalam bentuk soal. Evaluasi berupa tes tertulis
berbentuk pilihan ganda dan uraian.
36
2) Lembar Observasi
Lembar observasi yang dibuat digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa
saat tindakan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi indikator penilaian
sehingga dapat mengukur aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model
pembelajaran Make a Match. Pelaksanaan observasi bertujuan untuk memperoleh skor
aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Make a
Match, perolehan skor dapat dijadikan acuan oleh guru dalam mengukur apakah tindakan
pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun serta
mengukur peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Lembar observasi diisi oleh observer dengan melingkari skor pada setiap indikator
penilaian aktivitas guru dan siswa. Jawaban dibuat dalam bentuk skala (skala likert) yaitu
skor 4-1, selanjutnya data hasil perolehan skor observasi guru dan siswa yang berupa
angka ditafsirkan dalam pengertian kualitatif, skor 4 apabila pernyataan pada masing-
masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan sangat baik,
skor 3 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan
oleh guru dan siswa dengan baik, skor 2 apabila pernyataan pada masing-masing indikator
penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan cukup, dan skor 1 apabila
pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan
siswa dengan kurang.
Instrumen observasi aktivitas guru dan siswa dibuat berdasarkan indikator kisi-kisi
instrumen yang telah dibuat sebelumnya untuk menilai aktivitas guru dan siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Make a Match berbantuan media
gambar. Kegiatan observasi dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan penelitian baik
siklus I maupun siklus II. Instrumen observasi pada siklus I dan siklus II baik observasi
guru maupun observasi siswa adalah sama. Pada instrumen observasi aktivitas siswa
terdapat 6 aspek yang diamati yaitu: kesiapan belajar siswa (pra pembelajaran),
melakukan eksplorasi sumber bacaan dan memperhatikan penjelasan guru, partisipasi
aktif siswa dalam pembelajaran, respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran,
melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match), membuat
kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi. pada instrumen aktivitas guru terdapat 8
aspek yang diamati yaitu: memeriksa kesiapan belajar siswa (pra pembelajaran),
37
melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan, membimbing siswa melakukan
eksplorasi sumber bacaan dan menyampaikan materi, pemanfaatan media gambar,
mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match), penghargaan
kelompok, penggunaan bahasa, membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi.
Kisi–kisi observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model
pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi Aktivitas siswa dalam Pembelajaran
Aspek yang Diamati
Indikator No. Item
Kesiapan Belajar Siswa (Pra
Pembelajaran)
1) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran (buku catatan, buku pelajaran, dll)
2) Menjawab apersepsi dari guru 3) Memperhatikan motivasi yang disampaikan guru 4) Memperhatikan dengan seksama ketika guru
menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan
1-4
Melakukan eksplorasi sumber
bacaan dan memperhatikan penjelasan guru
1) Melakukan eksplorasi menggunakan media gambar 2) Menyimak materi yang guru sampaikan
5-6
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
1) Aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ketika proses pembelajaran
2) Aktif bertanya ketika proses pembelajaran 3) Saling berinteraksi positif dalam pembelajaran
7-9
Respon siswa dalam
pemanfaatan media
pembelajaran
1) Mencatat materi yang disampaikan guru melalui media gambar
2) Menunjukkan respon positif ketika guru menggunakan media gambar
3) Antusias terhadap materi yang guru sampaikan menggunakan media gambar
4) Berpartisipasi dalam pemanfaatan media gambar
10-13
Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang
kartu (Make a Match)
1) Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru 2) Bersemangat dan antusias untuk mencari
pasangan kartu 3) Melakukan diskusi secara kondusif dalam kegiatan
pasang kartu (Make a Match) 4) Melakukan kegiatan pasang kartu sesuai dengan
alokasi waktu yang telah ditentukan 5) Mendampingi guru mengoreksi hasil kegiatan
pasang kartu
14-19
38
Kisi–kisi observasi aktivitas guru dalam pembelajaran IPA melalui model
pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Aspek yang diamati
Indikator No. Item
Memeriksa kesiapan belajar siswa
(Pra Pembelajaran)
1) Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran
2) Membimbing siswa berdoa 3) Melakukan kegiatan presensi 4) Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar
1-4
Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan
tujuan
1) Melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar 2) Memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya
jawab dan menunjukkan gambar 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
5-7
Membimbing siswa melakukan
eksplorasi sumber bacaan dan
menyampaikan materi
1) Membimbing siswa melakukan eksplorasi menggunakan media gambar
2) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 3) Menyajikan materi dengan menggunakan media
gambar 4) Mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan
8-11
Pemanfaatan Media Gambar
1) Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 2) Menunjukkan keterampilan dalam memanfaatkan
media gambar dalam pembelajaran 3) Menggunakan media secara efektif dan efisien
12-14
Mengorganisasikan siswa dalam
kegiatan pasang kartu (Make a Match)
1) Mengarahkan siswa dalam pembelajaran Make a Match
2) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Make A Match bersama siswa
3) Membimbing siswa dalam menyusun kesepakatan peraturan kegiatan pasang kartu (Make A Match)
4) Membimbing siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make A Match)
5) Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar melalui kegiatan mencari pasangan
15-23
6) Antusias terhadap penghargaan yang diberikan guru
Membuat Kesimpulan dan
Melakukan Kegiatan Refleksi
1) Membuat simpulan dari materi yang dipelajari 2) Bersama guru merefleksi pembelajaran yang telah
dilaksanakan 3) Memberikan salam penutup
20-23
Jumlah 23
39
kartu 6) Memberikan kesempatan siswa untuk berpikir
sejenak secara individu sebelum mencari pasangan kartu
7) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match
8) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan
9) Meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi dan memberikan penguatan terhadap jawaban siswa
Penghargaan Kelompok
1) Memberikan poin kepada kelompok yang berhasil mencocokan kartu dengan benar
2) Memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh poin tertinggi
24-25
Penggunaan Bahasa 1) Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2) Menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar 3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami
26-28
Membuat Kesimpulan dan
Melakukan Kegiatan Refleksi
1) Memberikan motivasi kepada kelompok yang nilainya kurang
2) Membimbing siswa membuat simpulan pembelajaran
3) Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran
4) Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
5) Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup
29-33
Jumlah 33
3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat penilaian
kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum digunakan oleh
peneliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria ketepatan
(validitas) dan keajegan (reliabilitas).
3.4.3.1. Uji Validitas Instrumen
Setelah menyusun instrument selanjutnya peneliti melakukan uji coba soal (try
out). Uji coba ini dilakukuan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat ukur yang telah
disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai. Karena baik dan
40
buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh sehingga
sangat menentukan kualitas hasil penelitian.
Uji coba akan dilaksanakan pada kelas 4 SD N Mintomulyo dengan jumlah siswa
30 anak. Dengan jumlah responden (N) = 30, maka nilai rtabel = 0,361 dengan taraf
signifikansi 5%. Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai corrected item to total
correlation menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0. dasar pengambilan keputusan validitas
adalah jika nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, maka anget tersebut dinyatakan valid;
jika rhitung lebih kecil dari nilai rtabel, maka angket tersebut dinyatakan tidak valid
(spssindonesia.com). Adapun hasil uji validitas disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I
Jenis Soal No. Item
Valid Jumlah Tidak Valid
Jumlah
Pilihan Ganda
2, 3, 4, 8, 10, 11, 12, 13, 14,
15 10
1, 5, 6, 7, 9
5
Uraian 1, 4, 5, 6, 7 5 2, 3, 8 3
Berdasarkan hasil uji validitas 15 item soal pada soal pilihan ganda diketahui dari
tabel 3.6 di atas, terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 1, 5, 6, 7, dan 9
sedangkan 10 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 16.0
for Windows dan hasil uji 8 item soal pada soal uraian terdapat 3 soal yang tidak valid yaitu
nomor 2, 3, dan 8 sedangkan 5 soal yang lainnya terbukti valid. Soal yang valid tersebut
kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus II
Jenis Soal No. Item
Valid Jumlah Tidak Valid
Jumlah
Pilihan Ganda
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11
9 6, 10,
12 3
Uraian 3, 5, 6, 7, 9 5 1, 2, 4,
8 4
Berdasarkan hasil uji validitas 15 item soal pada soal pilihan ganda diketahui dari
tabel 3.7 di atas, terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 6, 10, dan 12 sedangkan
41
9 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows
dan hasil uji 9 item soal pada soal uraian terdapat 4 soal yang tidak valid yaitu nomor 1, 2,
4, dan 8 sedangkan 5 soal yang lainnya terbukti valid. Soal yang valid tersebut kemudian
peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II.
3.4.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument atau tingkat keajegan jawaban
siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam item instrumen digunakan metode Alpha
(Cronbach’s). Besarnya koofesien alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya.
Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for windows.
Adapun interpretasi mengenai besarnya skala korelasi menurut Arikunto (2010)
dapat dijelaskan melalui tabel di bawah ini:
Tabel 3.7
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan analisis SPSS versi 16.0 for
Windows pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Bentuk soal pilihan ganda
b. Bentuk soal uraian
42
Berdasarkan data di atas maka dapat dituliskan dalam tabel 3.10 sebagai berikut:
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0, 809 Sangat Tinggi
Uraian 0, 900 Sangat Tinggi
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan analisis SPSS versi 16.0 for
Windows pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Bentuk soal pilihan ganda
b. Bentuk soal Uraian
Berdasarkan data di atas maka dapat dituliskan dalam tabel 3.11 sebagai berikut:
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus II
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0, 818 Sangat Tinggi
Uraian 0, 778 Tinggi
Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan program SPSS versi 16.0 for Windows di
atas dapat diketahui bahwa nilai koefisisen reliabilitas pada siklus I soal pilihan ganda
mencapai 0,809 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori
sangat tinggi dan soal uraian mencapai 0,900 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas
tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi. Sementara koefisien reliabilitas pada
43
siklus II soal pilihan ganda mencapai 0,818 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut
termasuk dalam kategori sangat tinggi dan soal uraian mencapai 0,778 yang berarti bahwa
tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa instrumen yang digunakan mempuntai tingkat reliabilitas tinggi.
3.4.3.3. Uji Taraf Kesukaran
Crocker dan Algina (dalam Purwanto, 2013:99), menjelaskan bahwa tingkat
kesukaran merupakan proporsi siswa yang menjawab benar. Nilai tingkat kesukaran (TK)
suatu item instrumen dapat ditentukan dengan membagi antara jumlah siswa yang berhasil
menjawab benar dengan jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Keterangan:
TK = tingkat kesukaran
∑ B = jumlah siswa menjawab benar
∑ P = jumlah siswa peserta tes.
Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1. Nilai 0
(nol) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1 (satu) terjadi
apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar.
Proporsi butir soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir
soal dengan kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan kategori mudah
atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan siswa. Berikut
pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013:
101) sebagai berikut:
Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Rentang Kriteria
0,00 – 0,32 Sukar
0,33 – 0,66 Sedang
0,67 – 1,00 Mudah
44
Hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa kelas 4 SD N
Mintomulyo dengan jumlah keseluruhan responden 30 siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I
Jenis Soal Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
Pilihan Ganda 0,00 – 0,32 Sukar 10, 15 2
0,33 – 0,66 Sedang 2, 4, 8, 11, 13, 14 6
0,67 – 1,00 Mudah 3, 12 2
Jumlah 10
Urian 0,00-0,32 Sukar 6 1
0,33-0,66 Sedang 1, 5, 7 3
0,67-1,00 Mudah 4 1
jumlah 5
Dari data tabel 3.13 di atas hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat
diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 15 soal terdapat 2 soal dengan kategori sukar, 6 soal dengan kategori sedang,
dan 2 soal dengan kategori mudah. Sedangkan untuk soal uraian dengan jumlah soal
sebanyak 5 soal, 1 soal kategori sukar, 3 soal kategori sedang dan 1 soal termasuk
kategori mudah.
Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II dengan
jumlah 14 soal yaitu soal berbentuk pilihan ganda berjumlah 9 soal dan uraian berjumlah 5
soal, hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3.12 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II
Jenis Soal Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
Pilihan Ganda 0,00 – 0,32 Sukar 8 1
0,33 – 0,66 Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 9, 11 2
0,67 – 1,00 Mudah 7 6
Jumlah 9
Urian 0,00-0,32 Sukar 6 1
0,33-0,66 Sedang 3, 7, 9 3
0,67-1,00 Mudah 5 1
Jumlah 5
45
100maksimalskor
diperoleh yangskor akhir evaluasi Nilai
Dari data tabel 3.14 di atas hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II, dapat
diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 14 soal terdapat 1 soal dengan kategori sukar, 7 soal dengan kategori sedang,
dan 1 soal dengan kategori mudah. Sedangkan untuk soal uraian dengan jumlah soal
sebanyak 5 soal terdapat 1 soal dengan kategori sukar, 3 soal kategori sedang dan 1 soal
kategori mudah.
3.5. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan meliputi Indikator Kinerja dan Indikator Hasil Tindakan.
Berikut merupakan penjabaran dari indikator kinerja dan indikator hasil tindakan:
3.5.1. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah aktivitas guru dan siswa
dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Make a
Match berbantuan gambar meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.
3.5.2. Indikator Hasil tindakan
Indikator Hasil Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah minimal 80%
siswa kelas 4 SD N Mintomulyo Kecamatan Juwana mengalami ketuntasan belajar
individual sebesar ≥ 70 dalam pembelajaran IPA.
3.6. Analisis Data
Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, mengabstraksi,
mengorganisasi, data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan
yang dapat digunakan untuk menjawab jawaban. Analisis data dilakukan selama dan
sesudah pengumpulan data. Berdasarkan data dari lembar observasi dan lembar jawaban
siswa serta catatan selama observasi, kemudian dilakukan analisis.
Semua data dibagi dan dibahas bersama peneliti dengan teman sejawat.
Selanjutnya dilakukan refleksi dan ditarik kesimpulan.
a. Analisis data hasil tes
Analisis persentase ketuntasan pembelajaran:
46
Persentase ketuntasan siswa =
100
b. Analisis data hasil observasi
Hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi.
Kriteria hasil observasi secara klasikal dapat dilihat berdasarkan tabel di bawah ini:
Tabel 3.13
Kriteria Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Rentang (skor) Kriteria
0 – 20 Sangat Kurang
21 – 38 Kurang
39 – 56 Cukup Baik
57 – 74 Baik
75 - 92 Sangat Baik
Pada tabel 3.15 di atas dapat dilihat bahwa apabila hasil observasi keaktifan siswa
memperoleh skor 0-20 maka termasuk dalam kriteria sangat kurang, apabila hasil
observasi keaktifan siswa memperoleh skor 21-38 maka termasuk dalam kriteria kurang,
apabila hasil observasi keaktifan siswa memperoleh skor 39-56 maka termasuk dalam
kriteria sangat cukup baik, apabila hasil observasi keaktifan siswa memperoleh skor 57-74
maka termasuk dalam kriteria sangat baik, serta apabila hasil observasi keaktifan siswa
memperoleh skor 75 - 92 termasuk dalam kriteria sangat sangat baik.
Untuk mengetahui tingkat persentase keaktifan siswa secara klasikal dalam
pembelajaran digunakan rumus:
B =
x 100%
Ket:
= Banyaknya skor yang diperoleh
N = Jumlah skor secara keseluruhan
B = Persentase tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran
47
Tabel 3.14 Kriteria Hasil Observasi Guru
Rentang (skor) Kriteria
0 – 26 Sangat Kurang
27 – 52 Kurang
53 – 78 Cukup Baik
79 – 105 Baik
106 – 132 Sangat Baik
Pada tabel 3.16 di atas dapat dilihat bahwa apabila hasil observasi keaktifan siswa
memperoleh skor 0-26 maka termasuk dalam kriteria sangat kurang, apabila hasil
observasi keaktifan siswa memperoleh skor 27-52 maka termasuk dalam kriteria kurang,
apabila hasil observasi keaktifan siswa memperoleh skor 53-78 maka termasuk dalam
kriteria sangat cukup baik, apabila hasil observasi keaktifan siswa memperoleh skor 79-
105 maka termasuk dalam kriteria sangat baik, serta apabila hasil observasi keaktifan
siswa memperoleh skor 106-132 termasuk dalam kriteria sangat sangat baik.
Untuk mengetahui persentase peningkatan proses pembelajaran secara klasikal
dalam pembelajaran digunakan rumus:
B =
x 100%
Ket:
= Banyaknya skor yang diperoleh
N = Jumlah skor secara keseluruhan
= Persentase peningkatan proses pembelajan