BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/3973/16/BAB III.pdf ·...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/3973/16/BAB III.pdf ·...
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan
oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah
sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto, 2008: 45). Pendekatan penelitian
yang diambil dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono
(2013: 14) yang mengemukakan “.... disebut kualitatif karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif”.
Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian evaluatif. Menurut Syaodih
(2007:120) Penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi
dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan
nilai/manfaat dari suatu praktik (Pendidikan). Dalam hal ini, manfaat diambil dari
kegiatan pengelolaan pembelajaran, didasarkan atas hasil pengukuran/
pengumpulan data dengan menggunakan standar/kriteria tertentu.
Model evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model evaluasi yang
dikembangkan oleh Stufflebeam yaitu Context-Input-Process-Product (CIPP).
Dengan menggunakan pendekatan sistem evaluasi program model CIPP, yang
53
difokuskan pada evaluasi context, evaluasi input, evaluasi process, dan evaluasi
product, sehingga akan memahami kondisi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Langkah evaluasi yang dilakukan untuk dapat memahami bagaimana sebenarnya
kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran pada SMP di Kota Bandar
Lampung dengan menganalisis program tersebut berdasarkan komponen-
komponennya.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada SMP di Kota Bandar Lampung, dan dilaksanakan
selama 6 bulan, mulai bulan Agustus 2013 sampai dengan Februari 2014.
3.3 Kriteria Penilaian
Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
pada pasal 8 menyatakan bahwa guru wajib memiliki kompetensi. Kompetensi
sebagaimana dimaksud salah satunya adalah kompetensi pedagogik, yaitu
kemampuan mengelola pembelajaran. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 28, juga
disebutkan bahwa salah satu kompetensi sebagai agen pembelajaran adalah
kompetensi pedagogik yaitu kemampuan dalam mengelola pembelajaran,
merupakan salah satu unsur dalam penilaian kinerja guru. Karena desain
penelitian yang digunakan adalah CIPP, maka kriteria evaluasi mencakup kinerja
guru dalam pengelolaan pembelajaran.
54
Sebagaimana diketahui, pelaksanaan pendidikan harus berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005. Peraturan Pemerintah tersebut diuraikan lebih rinci dalam Permendiknas,
yang selanjutnya menjadi kriteria evaluasi.
Evaluasi context kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran
menggambarkan kondisi lingkungan pembelajaran yang dapat dipergunakan
dalam kegiatan pembelajaran, yaitu kondisi lingkungan sekolah dan ketersediaan
sarana dan prasarana pembelajaran. Untuk itu kriteria evaluasi komponen context
mengacu pada pemenuhan sarana dan prasarana pembelajaran sebagai berikut.
Tabel. 3.1 Kriteria Evaluasi Komponen Context
Sub
Komponen Indikator Kriteria
Kondisi
Lingkungan
Sekolah
Lingkungan Kelas
1. Penataan Ruang kelas
2. Pengaturan tempat
duduk
3. Ventilasi dan
pencahayaan
4. Pengaturan Barang
Kesesuaian dengan Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana,
Bagian D, Subbagian 1 tentang
Ruang Kelas
Ketersediaan
Sarana dan
Prasarana
1. Perpustakaan Kesesuaian dengan Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana,
Bagian D, Subbagian 2 tentang
Perpustakaan
2. Laboratorium Kesesuaian dengan Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana,
Bagian D, Subbagian 3 tentang
Laboratorium
3. Media pembelajaran Kesesuaian dengan Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana,
Bagian D, Subbagian 2 tentang
Perpustakaan jenis Sumber Belajar
Lain
55
Sub
Komponen Indikator Kriteria
4. TIK Kesesuaian dengan Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana,
Bagian D, Subbagian 2 tentang
Perpustakaan jenis Media
Pendidikan
Evaluasi komponen input kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran
bertujuan menyediakan informasi untuk menentukan sumber daya yang tersedia.
Dalam hal ini, sumber daya meliputi karakteristik guru, dan administrasi
pembelajaran guru yang dapat dipergunakan dalam mencapai tujuan pengelolaan
pembelajaran. Untuk itu, kriteria komponen input mengacu pada pemenuhan
kualifikasi pendidik dan standar kompetensi guru, dan pemenuhan perangkat
pembelajaran sesuai dengan standar proses, sebagaimana tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2 Kriteria Evaluasi Komponen Input
Sub
Komponen Indikator Kriteria
Karakteristik
Guru
Kualifikasi Akademik
Pendidikan Pelatihan
Sertifikasi
Kesesuaian dengan Permendiknas
Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Pendidik dan
Kompetensi Guru
Administrasi
Pembelajaran
Guru
1. Program tahunan
2. Program semester
3. Silabus
4. RPP
5. Kalender pendidikan
6. Jadwal tatap muka
7. Agenda harian
8. Daftar nilai
9. KKM
10. Absensi siswa
Kesesuaian dengan Permendiknas
Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar proses, Bagian II
Perencanaan Pembelajaran
56
Sedangkan evaluasi komponen process mengacu pada kegiatan yang dilakukan
dalam pengelolaan pembelajaran, yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, dan menindak lanjuti
hasil pembelajaran. Untuk itu, kriteria komponen proses yang ditetapkan mengacu
pada pemenuhan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses, sebagaimana
tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3 Kriteria Evaluasi Komponen Process
Sub
Komponen Indikator Kriteria
Perencanaan
Pembelajaran
a. Formulasi tujuan
pembelajaran dalam
RPP
b. Penyusunan bahan ajar
c. Perencanaan
Pembelajaran yang
efektif
d. Pemilihan
sumber/media
pembelajaran
Kesesuaian dengan Permendiknas
Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar proses
Sesuai dengan Pedoman Penilaian
Kinerja Guru bagian Perencanaan
Pembelajaran
Pelaksanaan
Pembelajaran
a. Memulai pembelajaran
yang efektif
b. Penguasaan materi
pelajaran
c. Penerapan
pendekatan/strategi
pembelajaran yang
efektif
d. Pemanfaatan
sumber/media
pembelajaran
e. Memicu dan/atau
memelihara keterlibatan
siswa dalam
pembelajaran
f. Penggunaan bahasa
dalam pembelajaran
g. Mengakhiri
pembelajaran dengan
efektif
Kesesuaian dengan Permendiknas
Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar proses, Bagian III
Pelaksanaan Pembelajaran
Sesuai dengan Pedoman Penilaian
Kinerja Guru bagian Pelaksanaan
Pembelajaran
57
Sub
Komponen Indikator Kriteria
Evaluasi
Pembelajaran
a. Perancangan alat ukur
evaluasi pembelajaran
b. Penggunaan metode
dan strategi penilaian
Kesesuaian dengan Permendiknas
Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Standar Penilaian, Bagian D dan E
Sesuai dengan Pedoman Penilaian
Kinerja Guru bagian Penilaian Hasil
Pembelajaran
Tindak
Lanjut
Penilaian
Hasil
Pembelajaran
Pemanfaatan berbagai
hasil penilaian untuk
umpan balik pembelajaran
dan bahan penyusunan
rancangan pembelajaran
selanjutnya
Sesuai dengan Pedoman Penilaian
Kinerja Guru bagian Tindak Lanjut
Hasil Penilaian Pembelajaran
(BSNP)
Tabel 3.4 Kriteria Evaluasi Komponen Product
Sub
Komponen Indikator Kriteria
Dampak
Pengelolaan
Pembelajaran
1. Pencapaian rata-rata
prestasi belajar siswa
2. Pencapaian rata-rata
ketuntasan belajar
siswa
3. Pencapaian rata-rata
penilaian sikap siswa
Pencapaian dalam kategori baik
3.4 Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kompetensi guru SMP di Kota Bandar Lampung yang
dilihat dari komponen context, masukan/input, process, dan product/ hasil yang
berkaitan dengan evaluasi kompetensiguru dalam pengelolaan pembelajaran.
Untuk mengungkapkan fenomena kegiatan pengelolaan pembelajaran pada SMP
di Kota Bandar Lampung, maka yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru,
kepala sekolah, dan siswa yang berada di Kota Bandar Lampung.
58
3.5. Populasi dan Teknik Sampling
Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMP di Kota Bandar Lampung.
Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik
nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013:124). Teknik
sampling yang dipilih adalah sampling kuota yaitu untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan.
Besarnya sampel penelitian ini ditentukan kuota sebanyak 12 orang guru, dengan
pertimbangan jumlah tersebut mampu merepresentasikan seluruh populasi
penelitian. Dari jumlah sampel yang telah ditentukan diambil dari satu rayon
sekolah, dan dipilih dari sebanyak 4 sekolah dengan pembagian 2 sekolah negeri
dan 2 sekolah swasta. Adapun pembagiannya adalah sampel dipilih dari empat
sekolah dalam rayon tersebut, maka masing-masing sekolah diambil sebanyak 3
orang guru. Masing-masing guru pada setiap sekolah ditentukan pada mata
pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
terpadu. Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 orang.
Rincian sampel dalam penelitian ini dapatlah dijabarkan sebagai berikut.
1) SMP Negeri 7 Bandar Lampung sebanyak 3 orang
2) SMP Negeri 10 Bandar Lampungsebanyak 3 orang
3) SMP PGRI 4 Bandar Lampung sebanyak 3 orang
4) SMP Wiyatama Bandar Lampung sebanyak 3 orang
59
Pengambilan sampel dalam setiap sekolah ditentukan dengan melakukan
pengundian terhadap guru pada setiap mata pelajaran, sehingga didapatkan 3
orang guru pada setiap sekolah sebagai sampel penelitian.
3.6 Data Penelitian
Data dalam penelitian ini adalah data-data yang terkait dengan context, input,
process, dan product keterlaksanaan program pengelolaan pembelajaran pada
SMP di Kota Bandar Lampung pada Tahun 2013. Data yang terkumpul baik
sebagai data primer yang diperoleh pada saat kegiatan observasi langsung dan
telaah dokumen, maupun data skunder yang langsung diperoleh melalui
wawancara dengan subjek penelitian sebagai data tambahan.
3.7 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
3.7.1 Definisi Konseptual
1) Kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran meliputi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, tindak lanjut
hasil penilaian pembelajaran, dan komponen yang terkait dalam proses
pengelolaan pembelajaran.
2) Evaluasi kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran adalah proses yang
dipergunakan pengawas/supervisor untuk mengetahui kinerja pengelolaan
pembelajaran, dan dilaksanakan secara sistematis.
3) Evaluasi CIPP merupakan model evaluasi yang memandang program yang
dievaluasi sebagai sebuah sistem, sehingga dalam menganalisis program
60
berdasarkan komponen-komponennya yaitu Context (C), Input (I), Process (P),
dan Product (P).
3.7.2 Definisi Operasional
Karena model yang digunakan dalam evaluasi kompetensi guru dalam
pengelolaan pembelajaran adalah dengan menggunakan metode CIPP (Context,
Input, Process dan Product), maka variabel yang akan didefinisikan secara
operasional adalah sebagai berikut :
A. Evaluasi Context :
Evaluasi Context, kompetensi pengelolaan pembelajaran ditujukan untuk
memperoleh gambaran tentang kondisi lingkungan sekolah. Lingkungan
sekolah yang dimaksud adalah kondisi lingkungan yang pengelolaannya
nampak pada penataan ruang kelas, dan ketersediaan sarana dan prasarana
pembelajaran sebagai penunjang kegiatan pengelolaan pembelajaran.
B. Evaluasi Input :
Evaluasi Input, kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran adalah
kondisi penunjang dalam pelaksanaan pengelolaan pembelajaran, meliputi:
1) Karakteristik guru adalah gambaran kualifikasi guru yang nampak dari
kualifikasi akademik, keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan, dan
kelulusan dalam sertifikasi sebagai guru profesional.
2) Administrasi pembelajaran guru adalah seperangkat dokumen administrasi
yang dimiliki guru dalam menunjang kegiatan pembelajaran.
61
C. Evaluasi Process :
Evaluasi Process, kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran adalah
penilaian terhadap kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran, meliputi:
1) Kemampuan dalam perencanaan pembelajaran adalah kompetensi guru
dalam mengorganisasi setiap kegiatan pembelajaran dalam satu sub pokok
bahasan yang dituangkan dalam RPP.
2) Kemampuan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah kemampuan dalam
mengkomunikasi suatu pengetahuan antara guru dan siswa sebagai upaya
pembelajaran berdasarkan perencanaan pembelajaran agar tercapai tujuan
pembelajaran
3) Kemampuan evaluasi pembelajaran adalah kemampuan guru dalam
melaksanakan penilaian kepada siswa sebagai upaya memperoleh
informasi tentang ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
4) Kemampuan tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran adalah kemampuan
guru dalam menindak lanjuti informasi yang diperoleh dari penilaian
pembelajaran sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan rancangan
pembelajaran selanjutnya.
D. Evaluasi Product
Evaluasi Product, kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran
merupakan dampak dari program pengelolaan pembelajaran yang
dilaksanakan guru terhadap pencapaian prestasi belajar siswa, meliputi:
pencapaian prestasi belajar, ketuntasan belajar, dan penilaian sikap.
62
3.8. Instrumen Penelitian
3.8.1. Kisi-kisi Instrumen
A. Kisi-kisi Instrumen Komponen Context
Instrumen penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data mengenai
komponen context dikembangkan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
(SNP) terutama sesuai dengan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana. Oleh karena itu, komponen context kompetensi
guru dalam pengelolaan pembelajaran yang baik, tergantung pada pemenuhan
sarana dan prasarana pembelajaran, sehingga diperoleh gambaran mengenai kodisi
lingkungan sekolah sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Kisi-kisi instrumen komponen context ini terdiri dari dua variabel yaitu
lingkungan sekolah dan ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, sesuai
dengan definisi operasional variabel, sebagaimana ditunjukkan pada tabel 3.5
berikut ini.
Tabel 3.5 Kisi-kisi instrumen penelitian komponen context
No. Variabel Indikator
Tehnik
Pengumpulan
Data
Jumlah
Item
Sumber
Data
1. Lingkungan
Sekolah
Kondisi lingkungan
sekolah
Observasi 4 lingkungan
sekolah
2. Ketersediaan
Sarana dan
Prasarana
Pembelajaran
Peralatan yang
tersedia di sekolah
untuk pelaksanaan
pembelajaran:
1. Perpustakaan
2. Laboratorium
3. Media
pembelajaran
4. TIK
Observasi,
dan
dokumentasi,
12 Dokumen
sekolah
63
B. Kisi-kisi Instrumen Komponen Input
Instrumen komponen input diambil dan dikembangkan dari instrumen supervisi
administrasi pembelajaran guru. Untuk mengukur variabel karakteristik guru
disesuaikan dengan SNP, terutama Permendiknas 16 Nomor Tahun 2007 standar
kualifikasi pendidik dan kompetensi guru, dan Permendiknas Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses untuk mengukur perangkat pembelajaran pada
administrasi pembelajaran guru. Kisi-kisi instrumen komponen input disajikan
dalam tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kisi-kisi instrumen penelitian komponen input
No. Variabel Indikator
Tehnik
Pengumpulan
Data
Jumlah
Item Sumber Data
1. Karakteristik
Guru
1.Kualifikasi
Pendidikan
2. Pendidikan dan
Pelatihan
3.Sertifikasi
Telaah
Dokumen,
wawancara
5 Guru
2. Administrasi
Pembelajaran
Guru
1. Program tahunan
2. Program semester
3. Silabus
4. RPP
5. Kalender
pendidikan
6. Jadwal tatap
muka
7. Agenda harian
8. Daftar nilai
9. KKM
10. Absensi siswa
Telaah
dokumen
10 Dokumen
perangkat
pembelajaran
C. Kisi-kisi Komponen Process
Instrumen komponen Process diambil dan dikembangkan dari Instrumen
Penilaian Kinerja Guru (IPKG) yang disusun oleh Kemendiknas. IPKG
digunakan untuk mengukur komponen Process pengelolaan pembelajaran yang
64
terdiri dari empat variabel, yaitu: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan tindak lanjut hasil penilaian
pembelajaran. Instrumen ini sesuai untuk mengukur kinerja guru dalam
pengelolaan pembelajaran sesuai SNP, terutama pada Standar Proses
(Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007), dan Standar Penilaian (Permendiknas
Nomor 20 Tahun 2008). Untuk itu kisi-kisi yang dikembangkan mencakup aspek-
aspek sesuai ketentuan dalam Permendiknas tersebut, sebagaimana tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Komponen Process
No Variabel Indikator
Tehnik
Pengumpulan
Data
Jumlah
Item Sumber Data
1. Perencanaan
Pembelajaran
a) Formulasi tujuan
pembelajaran dalam
RPP
b) Penyusunan bahan
ajar
c) Perencanaan
Pembelajaran yang
efektif
d) Pemilihan
sumber/media
pembelajaran
Observasi dan
dokumentasi
14 Guru,
dokumentasi
sekolah
2 Pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
yang aktif
dan efektif
a) Memulai
pembelajaran yang
efektif
b) Penguasaan materi
pelajaran
c) Penerapan
pendekatan/strategi
pembelajaran yang
efektif
d) Pemanfaatan
sumber/media
pembelajaran
e) Memicu dan/atau
memelihara
keterlibatan siswa
dalam pembelajaran
f) Penggunaan bahasa
dalam pembelajaran
Observasi
wawancara,
dan
dokumentasi
25 Guru, siswa
65
No Variabel Indikator
Tehnik
Pengumpulan
Data
Jumlah
Item Sumber Data
g) Mengakhiri
pembelajaran
dengan efektif
3 Penilaian
Pembelajaran
a. Perancangan alat
ukur evaluasi
pembelajaran
b. Penggunaan metode
dan strategi
penilaian
Observasi dan
dokumentasi
8 Guru, dan
dokumen
guru
4 Tindak
Lanjut hasil
Pembelajaran
Pemanfaatan berbagai
hasil penilaian untuk
umpan balik
pembelajaran dan
bahan penyusunan
rancangan
pembelajaran
selanjutnya
Observasi,
dokumentasi,
4 Guru,
dokumen
guru
D. Kisi-kisi Instrumen Komponen Product
Instrumen komponen product dikembangkan untuk mengukur dampak dari
pengelolaan pembelajaran terhadap ketercapaian prestasi siswa, sesuai dengan
definisi operasional variabel. Untuk itu, instrumen komponen product ini
ditujukan untuk mengukur hasil pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru, sebagaimana tabel 3.8 berikut ini.
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Komponen Product
No. Variabel Indikator
Tehnik
Pengumpulan
Data
Jumlah
Item Sumber Data
1 Dampak
terhadap
prestasi
belajar siswa
a. Rata-rata
prestasi belajar
siswa
b. Ketuntasan
belajar siswa
c. Pencapaian
sikap siswa
Telaah
dokumentasi,
3 Guru
66
3.8.2 Skala Pengukuran Instrumen
Menurut Sugiyono (2013: 133) Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang-pendeknya interval yang ada
dalam alat ukur. Dengan skala pengukuran tersebut, nilai variabel yang diukur
melalui instrumen penelitian ini kemudian dinyatakan dalam bentuk angka,
dimaksudkan agar lebih akurat, dan efisien.
Skala pengukuran yang digunakan pada setiap instrumen pada penelitian ini
menggunakan skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat
jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”;
“positif-negatif” dan lain-lain. Menurut Sugiyono (2012: 139) penelitian
menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang
tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Misalnya untuk setiap
indikator yang ditanyakan pada instrumen bila memenuhi kriteria diberi skor 1
dan tidak memenuhi kriteria diberi skor 0. Pertimbangan dipergunakannya skala
Guttman lebih karena instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
mengadopsi Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) yang menggunakan skala
Guttman.
3.8. 3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Data yang baik adalah data yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya dan
data tersebut bersifat tetap dan dapat dipercaya. Data yang sesuai dengan
kenyataannya disebut data valid dan data yang dipercaya disebut dengan data
reliabel. Agar dapat diperoleh data yang valid dan reliabel, maka instrumen
67
penilaian yang digunakan untuk mengukur objek yang akan dinilai harus memiliki
bukti validitas dan reliabilitas. Penelitian evaluasi kompetensi guru dalam
pengelolaan pembelajaran juga menggunakan instrumen yang harus dilakukan
validasi untuk mengetahui tingkat validitas (kesahihan). Untuk menguji
instrument yang digunakan dalam penelitian dilakukan secara internal, yaitu
dilakukan melalui validitas konstraks (construct validity). Menurut Sugiyono
(2013: 177) yang mengemukakan “untuk menguji validitas konstrak, dapat
dipergunakan pendapat dari ahli (judgment experts)”. Setelah instrument
dikonstruksi sesuai aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori
tertentu, kemudian dikonsultasikan dengan ahli.
Validitas konstruk adalah kerangka dari suatu konsep. Untuk mencari kerangka
konsep dapat ditempuh dengan :
1. Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis
dalam literatur. Penilaian ahli/pakar dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui validitas konstruk dari instrumen yang telah dikembangkan.
Sasaran penilaian mencakup adanya kesesuaian penjabaran konstruk yang
digunakan hingga menjadi butir-butir instrumen. Terhadap dua hal pokok
yang dinilai oleh ahli/pakar, yaitu: a) kesesuaian indikator yang akan
dikembangkan terhadap konsep atau konstruk yang digunakan, b)
kesesuaian butir-butir instrumen yang akan dikembangkan terhadap
indikator yang menjadi acuannya. Tahap selanjutnya, rancangan instrumen
yang telah dikonstruk ini diajukan kepada 3 orang pakar/ahli.
2. Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang akan diukur,
peneliti harus mendefinisikan sendiri konsep tersebut dengan bantuan ahli.
68
3. Menanyakan atau menguji definisi konsep yang akan diukur kepada calon
responden atau orang yang memiliki karakteristik sama dengan responden.
Dalam hal ini pemberian skor pada jawaban setiap item dengan menggunakan
Skala Guttman, dimodifikasi sesuai dengan apa yang tercantum dalam penilaian.
Tabel 3.9Skor instrumen evaluasi CIPP berdasarkan Skala Guttman
No. Jawaban Item Instrumen
Metainstrumen SBD_BK
Skor
1 YA (Sesuai/Terkait/Tepat/Jelas/Layak) 2
2 TIDAK (Tidak Sesuai/ Tidak Terkait/
Tidak Tepat/ Tidak Jelas/ Tidak Layak)
1
Tafsiran presentase digunakan untuk mengetahui banyaknya ahli/pakar yang
memberikan respon. Tafsiran menurut Koentjaraningrat (1997) dalam Ohira
(2013 : 15 ) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.10 Tafsiran Persentase Penilaian
Rentang Persentase Kategori
0 Tidak ada
1 – 25 Sebagian kecil
26 – 49 Hampir setengahnya
50 Setengahnya
51 - 75 Sebagian besar
76 – 99 Hampir seluruhnya
100 Seluruhnya
3.8.1.1 Hasil Uji Validitas Ahli
Dalam hal ini, instrumen penelitian yang telah dikonstruksi sesuai dengan
komponen context, input, process, dan product dikonsultasikan kepada tiga orang
ahli yaitu Dra. Hj. Fatma Asri, M.Pd., Drs. Arianto, M.Pd., dan Dra. Endang
Prihatin, M.Pd. Berdasarkan pendapat dari kedua ahli yang memberikan
69
keputusan bahwa instrument dapat dipergunakan, namun sebelumnya dilakukan
perbaikan sesuai dengan saran dari para ahli.
a) Hasil validitas ahli untuk instrumen evaluasi Context
Berdasarkan data telaah pakar, diketahui bahwa:
Tabel 3.11 Hasil validitas telaah ahli/pakar pada instrumen context
No Ahli/Pakar Persentase
1. Dra. Hj. Fatma Asri, M.Pd. 96,67%
2. Drs. Arianto, M.Pd. 96,67%
3 Dra. Endang Prihatin, M.Pd. 100%
Rata-rata 97,78%
Berdasarkan penilaian dari pakar sebagaimana dijelaskan pada data hasil uji coba
teoretik, terlihat bahwa persentase jawaban YA berada pada rentang 76 – 99%.
Rentang persentase ini dalam kategori hampir seluruh item pernyataan dapat
digunakan untuk mengungkapkan kualitas evaluasi. Jadi, secara konstruk
instrumen evaluasi yang dikembangkan telah memenuhi syarat validitas konstruk.
Instrumen evaluasi dianggap telah sesuai dengan teori dan mampu mengukur apa
yang hendak diukur. Dengan demikian instrumen evaluasi context tidak dilakukan
revisi secara keseluruhan dari segi validitas konstruk.
b) Hasil validitas ahli untuk instrumen evaluasi input
Berdasarkan data telaah pakar, diketahui bahwa:
Tabel 3.12 Hasil validitas telaah ahli/pakar pada instrumen input
No Ahli/Pakar Persentase
1. Dra. Hj. Fatma Asri, M.Pd. 100%
2. Drs. Arianto, M.Pd. 96,15%
3 Dra. Endang Prihatin, M.Pd. 100%
Rata-rata 97,78%
70
Berdasarkan penilaian dari pakar sebagaimana dijelaskan pada data hasil uji coba
teoretik, terlihat bahwa persentase jawaban YA berada pada rentang 76 – 99%.
Rentang persentase ini dalam kategori hampir seluruh item pernyataan dapat
digunakan untuk mengungkapkan kualitas evaluasi. Jadi, secara konstruk
instrumen evaluasi yang dikembangkan telah memenuhi syarat validitas konstruk.
Instrumen evaluasi dianggap telah sesuai dengan teori dan mampu mengukur apa
yang hendak diukur. Dengan demikian instrumen evaluasi input tidak dilakukan
revisi secara keseluruhan dari segi validitas konstruk.
c) Hasil validitas ahli untuk instrumen evaluasi process
Berdasarkan data telaah pakar, diketahui bahwa:
Tabel 3.13 Hasil validitas telaah ahli/pakar pada instrumen process
No Ahli/Pakar Persentase
1. Dra. Hj. Fatma Asri, M.Pd. 100%
2. Drs. Arianto, M.Pd. 100%
3 Dra. Endang Prihatin, M.Pd. 100%
Rata-rata 100%
Berdasarkan penilaian dari pakar sebagaimana dijelaskan pada data hasil uji coba
teoretik, terlihat bahwa persentase jawaban YA berada pada rentang 76 – 99%.
Rentang persentase ini dalam kategori seluruh item pernyataan dapat digunakan
untuk mengungkapkan kualitas evaluasi. Jadi, secara konstruk instrumen evaluasi
yang dikembangkan telah memenuhi syarat validitas konstruk. Instrumen evaluasi
dianggap telah sesuai dengan teori dan mampu mengukur apa yang hendak diukur.
Dengan demikian instrumen evaluasi process tidak dilakukan revisi secara
keseluruhan dari segi validitas konstruk.
71
d) Hasil validitas ahli untuk instrumen evaluasi product
Berdasarkan data telaah pakar, diketahui bahwa:
Tabel 3.14 Hasil validitas telaah ahli/pakar pada instrumen product
No Ahli/Pakar Persentase
1. Dra. Hj. Fatma Asri, M.Pd. 100%
2. Drs. Arianto, M.Pd. 100%
3 Dra. Endang Prihatin, M.Pd. 100%
Rata-rata 100%
Berdasarkan penilaian dari pakar sebagaimana dijelaskan pada data hasil uji coba
teoretik, terlihat bahwa persentase jawaban YA berada pada rentang 76 – 99%.
Rentang persentase ini dalam kategori seluruh item pernyataan dapat digunakan
untuk mengungkapkan kualitas evaluasi. Jadi, secara konstruk instrumen evaluasi
yang dikembangkan telah memenuhi syarat validitas konstruk. Instrumen evaluasi
dianggap telah sesuai dengan teori dan mampu mengukur apa yang hendak diukur.
Dengan demikian instrumen evaluasi product tidak dilakukan revisi secara
keseluruhan dari segi validitas konstruk.
3.8.1.2 Hasil Uji Validitas Responden
Untuk uji validitas responden yang digunakan adalah responden yang memiliki
karakteristik sama dengan subjek penelitian sehingga memperoleh data yang
relevan. Responden yang digunakan dalam pengujian validitas ini sebanyak 15
responden. Hasil uji validitas menggunakan aplikasi SPSS 17 diperoleh hasil
output sebagai berikut dengan rtabel 0,514. Apabila rhitung> rtabel, maka
item/pernyataan dinyatakan valid.
72
Tabel 3.15 Hasil uji validitas responden untuk instrumen context
Butir Item SkorTotal Validitas Item
item1 Pearson Correlation .794** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
item2 Pearson Correlation .659** Valid
Sig. (2-tailed) .008
N 15
item3 Pearson Correlation .638* Valid
Sig. (2-tailed) .010
N 15
item4 Pearson Correlation .606* Valid
Sig. (2-tailed) .017
N 15
item5 Pearson Correlation .725** Valid
Sig. (2-tailed) .002
N 15
item6 Pearson Correlation .808** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
item7 Pearson Correlation .703** Valid
Sig. (2-tailed) .003
N 15
item8 Pearson Correlation .547* Valid
Sig. (2-tailed) .035
N 15
item9 Pearson Correlation .651** Valid
Sig. (2-tailed) .009
N 15
item10 Pearson Correlation .539* Valid
Sig. (2-tailed) .038
N 15
73
Butir Item SkorTotal Validitas Item
item11 Pearson Correlation .632* Valid
Sig. (2-tailed) .012
N 15
item12 Pearson Correlation .808** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
item13 Pearson Correlation .580* Valid
Sig. (2-tailed) .023
N 15
item14 Pearson Correlation .836** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
item15 Pearson Correlation .836** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
item16 Pearson Correlation .808** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Tabel 3.16 Hasil uji validitas responden untuk instrumen input
Butir Item SkorTotal Validitas Item
item1 Pearson Correlation .773** Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 15
item2 Pearson Correlation .893** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
item3 Pearson Correlation .738** Valid
Sig. (2-tailed) .002
N 15
74
Butir Item SkorTotal Validitas Item
item4 Pearson Correlation .716** Valid
Sig. (2-tailed) .003
N 15
item5 Pearson Correlation .791** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
item6 Pearson Correlation .813** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
item7 Pearson Correlation .773** Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 15
item8 Pearson Correlation .773** Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 15
item9 Pearson Correlation .571* Valid
Sig. (2-tailed) .026
N 15
item10 Pearson Correlation .649** Valid
Sig. (2-tailed) .009
N 15
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil validitas responden terhadap instrumen evaluasi process berdasarkan
lampiran 9 setiap instrumen dinyatakan valid karena rhitung> rtabel (0,514). Hasil
perhitungan dapat dilihat pada lampiran 9.
75
Tabel 3.17 Hasil uji validitas responden untuk instrumen product
Butir Item Skor Total Validitas Item
item1 Pearson Correlation .837** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
item2 Pearson Correlation .910** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
item3 Pearson Correlation .845** Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
3.8.2 Reliabilitas Instrumen
Widoyoko (2012 : 157) menjelaskan bahwa instrumen tes dikatakan dapat
dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg/konsisten apabila
diteskan berkali-kali. Jika kepada responden diberikan tes yang sama pada waktu
yang berlainan, maka setiap responden akan tetap berada dalam urutan/ranking
yang sama atau ajeg dalam kelompoknya.
3.8.2.1 Hasil Uji Reliabilitas Ahli
Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian pengembangan ini dilakukan
untuk menguji reliabilitas alat ukur/instrumen. Untuk menguji realibilitas
instrumen evaluasi prakerin tahap ujicoba teoretik dari para ahli/pakar digunakan
inter-rater reliability, yaitu reliabilitas yang dilihat dari tingkat kesepakatan
(aggreement) antara rater (penilai). Inter-rater reliability (IRR) akan memberikan
76
gambaran (berupa skor) tentang sejauhmana tingkat konsensus atau kesepakatan
yang diberikan ahli/pakar. Koefisien IRR yang digunakan adalah koefisien
kesepakatan Cohen Kappa (K) dengan formula sebagai berikut (Bhisma Murti,
2011:17 dalam Ohira, 2013 : 18);
Pe
PePoK
1
Keterangan:
K = Koefisien Cohen Kappa
Po = Proporsi Kesepakatan teramati
Pe = Proporsi kesepakata harapan
1 = Konstanta
Hasil yang diperoleh dari penilaian ahli terhadap instrumen dianalisis secara
kuantitatif dengan bantuan software SPSS (Statistical Program for Social
Science) versi 17.0. Interpretasi kesepakatan Kappa yang dipakai adalah 0.61-0.80
(baik) menurut tabel interpretasi Kappa oleh Bhisma Murti (1997) dalam Ohira
(2013 : 18) sebagai berikut:
Tabel 3.18 Kekuatan Koefisien Kappa
Nilai Kappa Kekuatan Kesepakatan
≤ 0,20 Buruk
0,20 – 0,40 Kurang dari sedang
0,41 – 0,60 Sedang
0,61 – 0,80 Baik
0,81 – 1,00 Sangat Baik
Berdasarkan data hasil metainstrumen, reliabilitas instrumen penilaian evaluasi
prakerin dianalisis dengan menggunakan analisis inter-rater reliability (IRR)
koefisien Cohens’s Kappa terhadap kesepakatan (aggreement) 2 orang ahli/pakar.
77
Setelah dilakukan analisis maka diketahui koefisien Kappa sebagaimana dalam
tabel berikut :
Tabel 3.19 Nilai koefisien kappa uji coba teoritik untuk instrumen penilaian
evaluasi komponen context
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Rater1 * Rater2 * Rater3 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Rater1 * Rater2 * Rater3 Crosstabulation
Count
Rater3
Rater2
1 2 Total
2 Rater1 1 1 0 1
2 0 14 14
Total 1 14 15
Symmetric Measures
Rater3 Value
Asymp. Std.
Errora Approx. T
b
2 Measure of Agreement Kappa 1.000 .000 3.873
N of Valid Cases 15
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Tabel 3.19 menunjukkan reliabilitas antar rater yaitu K = 1,000 dengan kategori
sangat baik. Asymp Std. Error menunjukkan kesalahan pengukuran terstandard,
semakin kecil besarnya koefisien ini, semakin reliabel hasil pengukuran yang
dihasilkan.
78
Tabel 3.20 Nilai koefisien kappa uji coba teoritik untuk instrumen penilaian
evaluasi komponen input
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Rater1 * Rater2*Rater 3 49 100.0% 0 .0% 49 100.0%
Rater1 * Rater2 * Rater3 Crosstabulation
Count
Rater3
Rater2
1 2 Total
2 Rater1 1 1 0 1
2 0 14 14
Total 1 14 15
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std. Error
a Approx. T
b Approx. Sig.
Measure of Agreement
Kappa .851 .103 5.954 .000
N of Valid Cases 49
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Tabel 3.20 menunjukkan reliabilitas antar rater yaitu K = 0,851 dengan kategori
sangat baik. Asymp Std. Error menunjukkan kesalahan pengukuran terstandard,
semakin kecil besarnya koefisien ini, semakin reliabel hasil pengukuran yang
dihasilkan.
Tabel 3.21 Nilai koefisien kappa uji coba teoritik untuk instrumen penilaian
evaluasi komponen process
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
rater 1 * rater 2 34 100.0% 0 .0% 34 100.0%
79
rater 1 *rater 2 Crosstabulation
Count
rater 2
Total 1 2
rater 1 1 2 0 2
2 1 31 32
Total 3 31 34
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std. Error
a Approx. T
b Approx. Sig.
Measure of Agreement Kappa .785 .207 4.686 .000
N of Valid Cases 34
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Tabel 3.21 menunjukkan reliabilitas antar rater yaitu K = 0,785 dengan kategori
baik. Asymp Std. Error menunjukkan kesalahan pengukuran terstandard, semakin
kecil besarnya koefisien ini, semakin reliabel hasil pengukuran yang dihasilkan.
Tabel 3.22 Nilai koefisien kappa uji coba teoritik untuk instrumen penilaian
evaluasi komponen product
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Rater1 * Rater2 * Rater3 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
80
Rater1 * Rater2 * Rater3 Crosstabulation
Count
Rater3
Rater2
1 2 Total
2 Rater1 1 1 0 1
2 0 14 14
Total 1 14 15
Symmetric Measures
Rater3 Value
Asymp. Std.
Errora Approx. T
b
2 Measure of Agreement Kappa 1.000 .000 3.873
N of Valid Cases 15
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Tabel 3.22 menunjukkan reliabilitas antar rater yaitu K = 1,000 dengan kategori
sangat baik. Asymp Std. Error menunjukkan kesalahan pengukuran terstandard,
semakin kecil besarnya koefisien ini, semakin reliabel hasil pengukuran yang
dihasilkan.
3.8.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Responden
Untuk uji reliabilitas responden yang digunakan adalah responden yang memiliki
karakteristik sama dengan subjek penelitian sehingga memperoleh data yang
relevan. Responden yang digunakan dalam pengujian validitas ini sebanyak 15
responden. Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas menggunakan kriteria
reliabilitas (Koestoro dan Basrowi, 2006 ; 244) sebagai berikut :
81
0,8 – 1,000 = sangat tinggi
0,6 – 0,799 = tinggi
0,4 – 0,599 = cukup tinggi
0,2 – 0,399 = rendah
< 0,200 = sangat rendah
Hasil uji responden menggunakan aplikasi SPSS 17 diperoleh hasil output sebagai
berikut.
Tabel 3.23 Hasil uji reliabilitas responden untuk instrumen context
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 24.00 25.286 .757 .923
item2 24.00 26.000 .603 .927
item3 23.87 26.552 .589 .927
item4 23.87 26.695 .554 .928
item5 24.20 25.457 .674 .925
item6 24.27 25.067 .771 .922
item7 24.07 25.638 .651 .926
item8 24.07 26.495 .476 .930
item9 23.80 26.886 .611 .927
item10 23.93 26.781 .474 .930
item11 24.00 26.143 .573 .928
item12 24.27 25.067 .771 .922
item13 24.13 26.267 .511 .930
item14 24.13 24.838 .803 .921
item15 24.13 24.838 .803 .921
item16 24.27 25.067 .771 .922
82
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.930 .930 16
Dari output pada tabel 3.23 dilihat bahwa hasil Corrected Item – Total
Correlation, inilah nilai korelasi yang didapat. Nilai ini kemudian kita bandingkan
dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan
jumlah data (n) = 15, maka didapat r tabel sebesar 0,514.
Reliabilitas dapat dilihat bahwa nilai conbrach’s alpha masing item di atas 0,514
atau secara keseluruhan instrument pun dinyatakan reliabel karena nilai
Cronbach's Alpha = 0.930. Berdasarkan kriteria reliabilitas (Koestoro dan
Basrowi, 2006 ; 244), maka termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi.
Tabel 3.24 Hasil uji reliabilitas responden untuk instrumen input
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 31.80 44.886 .743 .752
item2 31.87 43.838 .877 .744
item3 32.00 44.857 .702 .753
item4 31.60 46.543 .690 .762
item5 31.67 45.524 .767 .756
item6 31.87 44.410 .786 .749
item7 31.80 44.886 .743 .752
item8 31.80 44.886 .743 .752
item9 31.73 46.495 .525 .764
item10 31.80 45.743 .606 .759
83
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.776 .932 11
Dari output pada tabel 3.24 dilihat bahwa hasil Corrected Item – Total
Correlation, inilah nilai korelasi yang didapat. Nilai ini kemudian kita bandingkan
dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan
jumlah data (n) = 15, maka didapat r tabel sebesar 0,514.
Reliabilitas dapat dilihat bahwa nilai conbrach’s alpha masing item di atas 0,514
atau secara keseluruhan instrument pun dinyatakan reliabel karena nilai
Cronbach's Alpha = 0.776. Berdasarkan kriteria reliabilitas (Koestoro dan
Basrowi, 2006 ; 244), maka termasuk dalam kategori reliabilitas tinggi.
Tabel 3.25 Hasil uji reliabilitas responden untuk instrumen process
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 81.2000 273.314 .629 .977
item2 81.2667 269.924 .811 .977
item3 81.4000 272.257 .656 .977
item4 81.0000 276.571 .598 .977
item5 81.0667 274.781 .637 .977
item6 81.2667 273.210 .610 .977
item7 81.2000 273.029 .647 .977
item8 81.2000 272.171 .701 .977
item9 81.1333 274.410 .598 .977
84
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item10 81.2000 271.029 .774 .977
item11 81.2000 272.029 .710 .977
item12 81.2000 271.886 .719 .977
item13 81.4000 274.686 .511 .977
item14 81.2000 272.171 .701 .977
item15 81.1333 274.410 .598 .977
item16 81.2000 271.029 .774 .977
item17 81.2000 272.029 .710 .977
item18 81.0667 273.781 .711 .977
item19 81.0667 274.781 .637 .977
item20 81.4000 272.114 .664 .977
item21 81.4667 271.695 .702 .977
item22 81.2667 272.638 .645 .977
item23 81.2667 274.495 .532 .977
item24 81.0000 276.571 .598 .977
item25 81.1333 275.124 .551 .977
item26 81.2000 274.029 .584 .977
item27 81.4667 271.695 .702 .977
item28 81.3333 273.524 .580 .977
item29 81.3333 269.952 .794 .977
item30 81.3333 269.952 .794 .977
item31 81.4667 271.695 .702 .977
item32 81.4667 271.695 .702 .977
item33 81.2000 272.029 .710 .977
item34 81.0667 273.781 .711 .977
item35 81.2000 272.600 .674 .977
item36 81.4000 272.114 .664 .977
item37 81.4667 271.695 .702 .977
item38 81.2667 272.638 .645 .977
item39 81.2667 274.495 .532 .977
item40 81.0000 276.571 .598 .977
item41 81.1333 275.124 .551 .977
85
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item42 81.1333 274.410 .598 .977
item43 81.2000 271.029 .774 .977
utem44 81.3333 269.952 .794 .977
item45 81.3333 269.952 .794 .977
item46 81.4667 271.695 .702 .977
item47 81.4667 271.695 .702 .977
item48 81.2000 272.029 .710 .977
item49 81.0667 273.781 .711 .977
item50 81.2000 272.600 .674 .977
item51 81.2000 272.029 .710 .977
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.977 .978 51
Dari output pada tabel 3.25 dilihat bahwa hasil Corrected Item – Total
Correlation, inilah nilai korelasi yang didapat. Nilai ini kemudian kita bandingkan
dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan
jumlah data (n) = 15, maka didapat r tabel sebesar 0,514.
Reliabilitas dapat dilihat bahwa nilai conbrach’s alpha masing item di atas 0,514
atau secara keseluruhan instrument pun dinyatakan reliabel karena nilai
Cronbach's Alpha = 0.977. Berdasarkan kriteria reliabilitas (Koestoro dan
Basrowi, 2006 ; 244), maka termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi.
86
Tabel 3.26 Hasil uji reliabilitas responden untuk instrumen product
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 3.4000 .686 .686 .750
item2 3.4667 .552 .789 .621
item3 3.6667 .524 .584 .873
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.815 .834 3
Dari output pada tabel 3.26 dilihat bahwa hasil Corrected Item – Total
Correlation, inilah nilai korelasi yang didapat. Nilai ini kemudian kita bandingkan
dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan
jumlah data (n) = 15, maka didapat r tabel sebesar 0,514.
Reliabilitas dapat dilihat bahwa nilai conbrach’s alpha masing item di atas 0,514
atau secara keseluruhan instrument pun dinyatakan reliabel karena nilai
Cronbach's Alpha = 0.815. Berdasarkan kriteria reliabilitas (Koestoro dan
Basrowi, 2006 ; 244), maka termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi.
87
3.9. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
3.9.1. Observasi
Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi. Karena penelitian ini adalah melaksanakan evaluasi terhadap prilaku
manusia, dan proses kerja, maka dipilihlah teknik observasi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sugiyono (2013: 203) yang mengemukakan “ teknik pengumpulan data
dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar.
Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipasif. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan subjek yang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber penelitian. Peneliti mengikuti
langsung apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan langsung dapat merasakan
suka dukanya. Dalam hal ini, peneliti sebagai pengawas sekolah dapat mengamati
bagaimana kegiatan pengelolaan pembelajaran dilaksanakan oleh pendidik.
3.9.2 Dokumentasi
Teknik dokumentasi dipergunakan dalam penelitian dimaksudkan untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Melalui kegiatan
dokumentasi tersebut data-data dikumpulkan dan dikelola dengan baik sehingga
dapat dipergunakan dalam mengobservasi kembali kegiatan pengelolaan
pembelajaran tanpa harus mengulangi kegiatan observasi terhadap guru.
88
3.9.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk melengkapi data
yang tidak bisa diperoleh melalui teknik observasi, dan telaah dokumentasi.
Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan
sumber data utama, untuk menggali informasi tambahan yang diperlukan dalam
penelitian.
3.10. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
model Miles and Huberman. Menurut Miles and Huberman (1984) dalam
Sugiyono (2013: 337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu: data
reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
3. 10.1 Reduksi Data (Data Reduction)
Data hasil pengumpulan data berjumlah cukup banyak, oleh karena itu perlu
dicatat secara teliti dan rinci untuk kemudian dilakukan reduksi terhadap data
tersebut. Mereduksi data berarti merangkum, memilah hal-hal pokok,
menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang
yang tidak perlu. (Sugiyono, 2013: 338). Data yang dikumpulkan awalnya masih
berupa catatan mengenai angka-angka dan simbol-simbol yang belum beraturan,
dan sukar untuk dipahami. Melalui reduksi data, maka peneliti merangkum,
89
mengambil data yang pokok dan penting, membuat kategorisasi, berdasarkan
aspek-aspek pada masing-masing komponen yang diteliti.
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Process analisis data mestinya dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji, langkah berikutnya adalah membuat
rangkuman untuk setiap kontak atau pertemuan dengan informan. Dalam
merangkum data biasanya ada satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dengan
kegiatan tersebut. Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan ini disebut membuat
abstraksi, yaitu membuat ringkasan yang inti, proses, dan persyaratan yang berasal
dari responden tetap dijaga.
Dari rangkuman yang dibuat ini kemudian peneliti melakukan reduksi data yang
kegiatannya mencakup unsur-unsur spesifik termasuk (1) proses pemilihan data
atas dasar tingkat relevansi dan kaitannya dengan setiap kelompok data, (2)
menyusun data dalam satuan-satuan sejenis. Pengelompokkan data dalam satuan
yang sejenis ini juga dapat diekuivalenkan sebagai kegiatan kategorisasi/variabel,
(3) membuat koding data sesuai dengan kisi-kisi kerja penelitian.
90
Gambar 3.1 Tahapan reduksi data dalam evaluasi CIPP
Sumber :Sugiyono, 2013: 338
Catatan di LapanganMengenai
Kompetensi Guru dalam Pengelolaan
Pembelajaran
(Angket, Observasi, dan Wawancara)
Reduksi Data
Memilih yang penting, membuat kategori berdasarkan simbol/angka, dan
membuang yang tidak digunakan berdasarkan :
Analisis
perolehan data
context
Analisis
perolehan data
input
Analisis
perolehan data
process
Analisis
perolehan data
product
Display Data : Menyajikan ke dalam bentuk tabel berupa hasil persentase
dari setiap komponen context, input, process , dan product. Selanjutnya
hasil persentase dikategorikan ke dalam konversi nilai.
Penyimpulan/Verifikasi
Didasarkan pada analisis pragmatik,
pengecekan ulang, dan diskusi dengan
teman sejawat
Temuan Penelitian
1. Hasil evaluasi context, input, process ,
dan product dari kompetensi guru
dalam pengelolaan pembelajaran
2. Kendala yang ditemukan dalam setiap
komponen CIPP
91
3.10.2 Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam
penelitian ini, sebelum disajikan data-data yang berhasil dikumpulkan terlebih
dahulu dilakukan perhitungan untuk mengetahui persentase pencapaian setiap
aspek (membuat kategorisasi) dengan rumus:
Persentase = x 100
Persentase pencapaian pada masing-masing aspek pada komponen penilaian
(context, input, process, dan product), selanjutnya dikonversikan dengan tabel
konversi nilai sesuai pedoman IPKG sehingga diketahui kategori yang dicapai.
Tabel. 3.27 Konversi Nilai
Berdasarkan tabel 3.27 menjelaskan bahwa penentuan predikat/kategori
pencapaian terhadap hasil evaluasi masing-masing komponen penilaian (context,
input, process, dan product), yaitu: a) kategori “Amat Baik” jika skor penilaian
berada pada rentang nilai 91 – 100; b) kategori “Baik” jika skor penilaian berada
pada rentang nilai 76 – 90; c) kategori “Cukup” jika skor penilaian berada pada
rentang nilai 61 – 75; d) kategori “ Sedang” jika skor penilaian berada pada
rentang nilai 51 – 60; dan e) kategori “Sangat Kurang” jika skor penilaian berada
pada rentang < 50.
Skor Penilaian Predikat/ Kategori
91 – 100 Amat Baik
76 – 90 Baik
61 – 75 Cukup
51 – 60 Sedang
< 50 Sangat Kurang
92
Untuk memudahkan pemahaman terhadap data hasil penelitian kemudian
disajikan dalam bentuk teks naratif.
3.10.3 Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)
Langkah selanjutnya, setelah penyajian data adalah melakukan penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Dalam hal ini, kesimpulan yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan penelitian
berupa deskripsi atau gambaran yang awalnya masih belum jelas, setelah diteliti
menjadi lebih jelas. Berdasarkan penyajian data terhadap hasil temuan penelitian,
jika didukung data-data yang mantap, maka dapat dijadikan kesimpulan yang
dapat dipercaya.