BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain...
18
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris dinamakan Class
Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang
dilakukan oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan
jalan merefleksikan hasil pengamatan yang didapatkan selama penelitian kedalam
bentuk tindakan. Supardi (Epon Ningrum, 2009: 3) berpendapat bahwa “PTK
adalah suatu bentuk ivesntigasi yang bersifat reflektif, kolaboratif dan spiral yang
memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi,
kompetensi, dan situasi.” Kemudian Hopkins (Rochiati, 2005: 12) mengemukakan
bahwa, “PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan, dan
PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas
memperdalam pemahaman terhadap tindakan.” Menurut Wardhani (Epon
Ningrum, 2009: 4), “PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.”
Penelitian ini didasarkan pada pendapat bahwa penelitian tindakan kelas
mampu menawarkan cara dan prosedur baru guna memperbaiki dan
meningkatkan profesionalisme guru dan proses pengajaran di kelas dengan
melibatkan beberapa indikator keberhasilan proses dan hasil pengajaran yang
terjadi pada siswa (Haplius dalam widianti, 2008:17). Selain itu pemilihan metode
penelitian ini didasarkan bahwa kelas merupakan unit terkecil dalam sistem
pembelajaran, sehingga semua guru perlu mendalami dan berprilaku kritis
terhadap apa sebenarnya yang dilakukan oleh siswa maupun guru sendiri yang
terjadi dalam proses pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini merupakan metode kolaborasi yang
mengutamakan kerjasama antara obsever, guru dan peneliti. Penelitian tindakan
kelas (PTK) ini merupakan upaya untuk menggkaji apa yang terjadi dan telah
18
19
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dihasilkan atau belum tuntas pada langkah upaya sebelumnya, hasil refleksi
merupakan pengkajian terhadap keberhasilan dan kegagalan terhadap pencapaian
tujuan pencapaian tujuan tindakan pembelajaran. Pada dasarnya penelitian
tindakan kelas (PTK) memiliki karakteristik yaitu: (1) Bersifat situasional, artinya
mencoba mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu, dan berupaya
menyelesaikan dalam konteks itu; (2) adanya kolaborasi-partisipatoris; (3) Self-
evaluative, yaitu memodifikasi-memodifikasi yang dilakukan secara kotinu-
dievaluasi dalam situasi yang terus berjalan secara siklus, dengan tujuan adanya
peningkatan dalam praktek nyatanya.
Rancangan (desain) Penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan McTaggrat. Menurut
Kemmis dan McTaggrat (Depdiknas 2004:2), pelaksanaan tindakan dalam
penelitian tindakan kelas (PTK) meliputi empat alur (langkah): (1) Perencanaan
tindakan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3) Observasi; dan (4) Refleksi, Seperti yang
digambarkan pada diagram berikut ini:
Gambar 3.1. diagram alur PTK model Kemmis dan McTaggrat
(Depdiknas 2004:2)
Diagram di atas dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Plan (perencanaan)
sebagai awal sebelum masuk dalam tindakan yang berupa merumuskan dan
20
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mempersiapkan: rencana jadwal tindakan, rencana pelaksanaan pembelajaran,
materi/bahan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, lembar tugas siswa,
lembaran hasil belajar, instrumen lembar observasi, dan mempersiapkan
kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis data. 2. Action &
Observation (tindakan dan observasi) dilakukan oleh peneliti dan observer
pemdamping yang secara kolaboratif pada saat tindakan di dalam kelas atau pada
saat proses pembelajaran berlangsung dengan metode yang telah ditetapkan. 3.
Reflection (refleksi) yang merupakan kegiatan analisis sintesis, interpretasi
(penafsiran) dan eksplanasib (penjelasan) terhadap semua data atau informasi
yang dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilakukan. Sedangkan pada tahap
selanjutnya yaitu Revised pland (revisi perencanaan) adalah bila siklus pertama
belum mencapai hasil yang diinginkan jadi, dilakukan siklus II, di dalamnya tentu
ada perbaikan-perbaikan perencanaan terhadap kekurangan yang didapat berupa
refleksi yang didapat dari observasi dan hasil tes siklus I, sedangkan langkah
selanjutnya action & observasi serta reflection sama seperti siklus I.
Penelitian ini juga untuk bertujuan untuk memperbaiki mutu pembelajaran
untuk menjadi lebih baik. Mencoba gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi yang
baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain
kemampuan inovasi guru. Inilah alasan peneliti menggunakan metode PTK
dalam penelitian ini, selain itu peneliti mengambil satu variabel sehingga lebih
mudah untuk melihat peningkatan pembelajara suatu kelas serta melihat faktor-
faktor yang mempengaruhi.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan selama satu bulan, yaitu mulai tanggal 24 april
sampai sampai dengan 15 mei 2013. Penelitian tindakan kelas dilakukan
pada siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan yang berjumlah 34
siswa.
2. Tempat Penelitian
21
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penelitian dilakuakan di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur kecamatan Cibeber
kabupaten Cianjur. Beberapa alasan peneliti melakukan penelitian di SMK
ini diantaranya: peneliti pernah melakukan PPL di SMK ini, peneliti
mendapatkan masih kurangnya pengetahuan siswa siswa pada mata diklat
RAB ini dan pengetahuan pada mata diklat perlunya ditingkatkan karena
sangat berguna saat terjun di dunia kerja.
3.3. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar
Bangunan 2012/2013. Adapun jumlah siswa yang dimaksud adalah 34 siswa,
terdiri 29 laki-laki dan 5 perempuan.
3.4. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan yaitu berdasar
pada rencana tindakan yang ditetapkan, maka kriteria yang digunakan adalah
bersumber dari tujuan atau misi dilakukan tindakan.
Misi pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah untuk memperbaiki
dan meningkatkan prestasi belajar siswa materi rencana anggran biaya (RAB)
pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Cilaku Cianjur.
Kriteria yang dijadikan tolak ukur keberhasilan tindakan dimaksud adalah
pencapain kelulusan siswa belajar minimal 85%, dengan nilai rata-rata (standar
minimum) 70 sesuai isi indikator kopetensi yang ditetapkan sesuai dengan KKM
dan kurikulum mata diklat RAB sekolah serta rencana pembelajaran sebanyak II
siklus, maka dengan demikian pembelajaran ini dapat dikatakan efektif apabila
nilai dan lulusan sudah mencapai terget atau tujuan yang telah dicapai dan waktu
yang telah tentukan sebelumnya yaitu seperti kriteria di atas.
3.5. Disain PTK
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu (1) tahap observasi awal;
dan (2) Tahap pelaksanaan tindakan. Tahap observasi awal merupakan kegiatan
awal sebelum tindakan (Pra tindakan) dengan tujuan untuk mengidentifikasi
masalah, mendiskusikan temuan masalah bersama observer pendamping dengan
meminta saran-saran dan bimbingan dari ketua jurusan, guru teknik gambar
bangunan dan teman yang pernah melakukan PTK sebagai bahan masukan dalam
22
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
rangka merumuskan tindakan. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan
yang dilaksanakan peneliti bekerjasama dengan seorang observer pendamping
untuk menetapkan rencana tindakan dan jadwal pelaksanaan serta merumuskan
komponen-komponen tindakan yang diperlukan, seperti rencana pembelajaran
materi bahan pelajaran tentang tentang rencana anggran biaya, instrumen
penilalian/evaluasi, dan kelengkapan lain yang diperlukan.
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan skenario kerja
dan prosedur tindakan dengan mengadaptasi model Kemmis dan McTaggart
yaitu: (1) Perencanaan tindakan (planning), (2) Pelaksanaan tindakan (action), (3)
observasi (Obsevation), dan (4) refleksi (Reflection).
1. Perencanaan tindakan (Planning)
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, pada tahap ini peneliti
bersama Observer pendamping (secara kolaboratif) merumuskan dan
mempersiapkan: rencana jadwal tindakan, rencana pelaksanaan
pembelajaran, materi/bahan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, lembar
tugas siswa, lembaran hasil belajar, instrumen lembar observasi, dan
mempersiapkan kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis
data.
2. Pelaksanaan tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan pada dasarnya disesuaikan dengan setting tindakan
yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Secara oprasional tindakan dalam proses pembelajaran dilaksanakan oleh
peneliti.
Penilaian terhadap proses belajar siswa dilaksanakan sejak awal
pembelajaran hingga kegiatan pembelajaran berakhir. Pelaksanaan tindakan
dilaksanakan dalam beberapa siklus (siklus I dan siklus II dan selanjutnya
sampai hasil pembelajaran sesuai hasil yang direncanakan), dari siklus
dengan alokasi waktu 2 x 45 menit sesuai dengan program tahunan yang
ditetapkan sekolah. Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan
sebagai bahan penilai terhadap aktivitas proses dan hasil belajar siswa
adalah menggunakan instrumen pengumpul data yang telah dipersiapkan
23
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
seperti: (1) lembar observasi (pengamatan) dan lembar tes lainnya. Oleh
sebab itu teknik penilaian yang dipergunakan sesuai dengan objek yang
dinilai dan disesuaikan dengan tujuan yang dinilai. Dalam menilai aktivitas
proses dan hasil belajar siswa, penilaian yang dipergunakan adalah dengan
(1) mengumpulkan data-data atau informasi dari hasil observasi
(pengamatan), dan (2) lembar penilaian tes. Penilaian ini dilakukan secara
terpadu dengan kegiatan belajar mengajar dalam penelitian tindakan.
3. Pelaksanaan Observasi ( Obsevation)
Tahap ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti bersama observer
pendamping untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas proses belajar
siswa. Observasi (pengamatan) tersebut dilakukan untuk mengenali,
merekam dan mengumpulkan data dari setiap indikator mengenai kegiatan
siswa dalam latihan menulis tersebut. Adapun instrumen yang dipergunakan
untuk melakukan observasi tersebut adalah lembar penilaian yang
ditetapkan. Objek dilakukan observasi itu adalah sikap/prilaku siswa dan
kesesuain guru dalam menjelaskan materi dalam proses belajar selama
berlangsungnya latihan sesuai dengan indikator penilaian yang ditetapkan.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan kegiatan analisis sintesis, interpretasi ( penafsiran) dan
eksplanasib (penjelasan) terhadap semua data atau informasi yang
dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilakukan.
Penelitian yang telah dikumpulkan kemudian ditindak lanjut dengan
melakukan analisis dan diinterpretasi, sehingga dapat diketahui akan hasil dari
pelaksanaan tindakan yang dilakukan, hasil analisis interpretasi tersebut sebagai
dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat diketahui akan berhasil tidaknya
terhadap tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan.
Apabila penelitian ini tidak sesuai dengan harapan yang direncanakan maka
dilakukan tindakan selanjutnya atau Siklus ke II atau sesuai dengan bagan pada
gambar 3.1. yaitu Revised plan (revisi perencanaan sesuai dengan evaluasi dan
hasil observasi di lapangan.
3.6. Instrumen Penelitian
24
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Instrumen penelitian merupakan alat (instrumen) yang dipergunakan peneliti
dan observasi pendamping (secara kolaborasi) untuk mengumpulkan data atau
informasi dari hasil pelaksanaan tindakan. Adapun instrumen penelitian yang
dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Tes
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengukuran, intelegesi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Instrumen tes dalam penelitian ini
menggunakan tes tertulis yang akan diberikan pada awal dan akhir penelitian. Tes
yang dibuat sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan indikator yang ingin
dicapai maka dari itu perlu dibuat kisi-kisi terlebih dahulu, untuk ata kisi-kisi dan
soal dapat dilihat pada lampiran B.1. halaman 82. Sebelum instrumen tes ini
dipakai, terlebih dahulu dilakukan judgement-expert dengan teknik pengujian soal
oleh para ahli, dan uji coba soal. Adapun pengujian soal sebagai berikut:
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (arikunto, 2010). Suatu istrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Tinggi rendahnya validitas intrumen menunjukan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud. Untuk mengetahui tingkat validitas dan butir soal digunakan
sofwer anates dan rumus korelasi product moment:
Keterangan :
rxy : Koefesien korelasi
ΣX : Jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut
ΣY : Jumlah skor total seluruh siswa pada tes
N : Jumlah seluruh siswa
2222 ..
.
YYNXXN
YXXYNrxy
25
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
X : Skor setiap siswa pada item tersebut
Y : Skor total setiap siswa
Setelah diketahui koefesien korelasi (r) kemudian dilanjutkan dengan
perhitungan tarap signifikasi korelasi dengan menggunakan rumus tstudent,
Yaitu:
Keterangan :
t : Daya pembeda dari uji t
N : Jumlah subjek
rxy : Koefesien korelasi
Kemudian jika thitung > ttabel pada tarap signifikasi α= 0,1 maka dapat
disimpulkan item soal tersebut valid pada tarap yang ditentukan. Adapun
intervertasi korelasi yang menunjukan nilai validitas ditunjukan oleh tabel
sebagai berikut :
Tabel.3.1
Kriteria validitas soal
Koefesien korelasi Kriterian validitas
0,00-0,20
0,20-0,40
0,40-0,60
0,60-0,80
0,80-1,00
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sangat Tinggi
Uji instrumen dari 30 butir soal yang di peroleh soal valid sejumlah 28 butir
soal yang digunakan sebagai instrumen dengan tingkat validitas seperti tabel
berikut ini sedangkan perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran B.4.
halaman 110.
Tabel.3.2
t= rxy 𝑁−2
1− 𝑟𝑥𝑦 2
26
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Distribusi Butir soal berdasarkan tingkat validitas
Kategori validitas Banyak soal Presentase (%)
Rendah 21 75%
Cukup 7 25%
Tinggi 0 0%
Jumlah 28 100%
b. Reliabilitas soal
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data jika
instrumen itu baik (arikunto, 2010). Reliabilitas tes dalam penelitian ini
diuji dengan menggunakan rumus Kuader-richardson 20 (K-R20)
r11 =(
−1). ( 2−
2)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan
P : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
Σpq : Jumlah perkalian p dan q
n : banyak item
s : Standar deviasi dari tes ( standar deviasi adalah akar varians)
Harga r11 yang diperoleh kemuian dikonsultasikan dengan tabel product
momen. Apabila r hitung > r tabel dengan taraf signifikasi 5% maka tes
dinyatakan reliabel.
Interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukan oleh tabel
(arikunto,2010).
Tabel.3.3
27
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kriteria reliabilitas soal
Koefesien korelasi Kriteria reliabilitas soal
0,00-0,20
0,21-0,40
0,41-0,60
0,61-0,80
0,81-1,00
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sangat Tinggi
Dari hasil perhitungan reliabilitas bitir soal dalam penelitian ini diperoleh
sebesar 0,681 berdasarkan tabel di atas diklasipikasikan instrumen soal yang
digunakan memiliki reliabilitas tinggi. Data hasil perhitungan reliabilitas
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B4. halaman 119
c. Analisis tingkat kesukaran
Analisis tingkat kesukaran dianalisis menggunakan sofwer anates adapun
hasil analisisnya bahwa dari 30 soal hanya satu soal yang dinyatakan sukar,
sisanya dengan tingkat kesukaran sedang, dalam hal ini soal yang sukar
tidak digunakan karna selain sukar soal ini juga tidak valid, untuk hasil
analisis dapat dilihat pada lampiran B.4. halaman 120.
d. Daya pembeda
Daya Pembeda dianalisis menggunakan sofwer anates adapun hasil
analisisnya Setiap jawaban berfungsi dengan baik karna setiap jawaban
dipilih oleh siswa, walaupun masih ada yang kurang baik namun dapat
diperbaiki, untuk hasil analisisnya dapat dilihat pada lampiran B.4 halaman
121.
e. kualitas pengecoh dianalisis menggunakan sofwer anates dapun hasilnya
bahwa setiap butir jawaban berfungsi dengan baik karena setiap butir
jawaban semuanya dipilih oleh penjawab soal, hasil analisisnya dapat dilihat
dilampiran lampiran B.4. halaman 122.
dalam pengambilan data peneliti menggunakan kurang lebih 30 soal tapi
yang soal yang bisa digunakan yaitu 28 maka peneliti mengganti atau
memperbaiki 2 soal yang ga bisa dipake dan biar bisa digunakan peneliti
melakukan judgement-expert pada guru bidang studi.
28
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Instrumen non tes
Instrumen non tes yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Observasi
Penelitian observasi dilakukan untuk mengadakan pengamatan secara
langsung, observasi yang dilakukan penelitian ini antara lain observasi
kegiatan belajar siswa dan kegiatan guru saat mengajar dikelas. Tujuan
observasi siswa untuk melihat apakah metode yang diterapkan saat pelajaran
ditanggapi positif oleh siswa dan tujuan observasi guru untuk melihat
apakah pengajaran yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan. untuk lebih jelas lembar observasi dan ketentuannya dapat
dilihat pada lampiran D. Halaman 139.
3.7. Teknik analisis data
Berdasarkan salah satu karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu
pengolahan datanya hanya menuntut pengunaan statistik yang sederhana, maka
dalam penelitian ini tidak mememerlukan pendekatan statisti yang terlalu rumit.
Kemudian setelah pengumpulan data sudah dilakukan, maka data yang sudah
terkumpul harus diolah dan dianalisis.
Data yang diperoleh dikelompokan menjadi dua kategori yaitu data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berkenaan dengan
perkembangan hasil belajar siswa yang diukur melalui test.
Sedangkan data kualitatif Adalah data yang berkenaan dengan aktifitas
keseharian siswa yang berasal dari data observasi. Adapun pengolahan data-data
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Data tes berupa jawaban siswa terhadap jenis soal uraian dengan patokan
tidak memberikan jawaban sama sekali sekor 0 dan memberikan jawaban
yang tepat dengan sekor 10. Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa
dalam pemahaman dihitung dengan rumus :
Presentasi kemampuan = Sekor yang diperoleh siswa 100
sekor ideal
Peneliti menetapkan ketuntasan belajar siswa, jika siswa telah mencapai
kemampuan 70 % atau lebih.
29
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tes yang dilakukan beberapa kali yaitu: tes awal (pre test) untuk melihat
sebarapa kemampuan siswa, selanjutnya tes setelah berakhir pelajaran,
banyaknya tes disesuaikan dengan banyaknya siklus, sampai hasil
pembelajaran memenuhi harapan yang diinginkan.
2. Data Non test (observasi)
Observasi dianalisis dengan mengelompokan data sehingga diperoleh
kesimpulan yang selanjutnya diinterpretasikan secara dekriptif.
a. Aktivitas siswa
Memberikan skor tiap aktivitas belajar siswa dengan menentukan perolehan
rata-rata skor ideal pada lembar observasi selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung di kelas. Adapun persamaannya antara lain:
Nilai Individual =
x 100%
Adapun nilai yang diberikan atara 1 sampai 3 dimana nilai satu adalah nilai
yang paling sendah artinya aktivitas siswa tidak baik sedangkan nilai 2
aktivitas siswa dianggap sedang dan nilai 3 siswa dianggap aktif. Setelah
diberi nilai selanjutnya dijumlahkan dan didapat skor komulatif siswa.
adapun interpretasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi untuk aktivitas siswa
No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1 00 - 30 Sangat kurang
2 31 - 54 kurang
3 55 - 74 Sedang
4 75 - 89 Baik
5 90 - 100 Sangat Baik
b. Aktivitas guru
Aktivitas guru selama melakukan kegiatan pembelajaran. Presentase
aktivitas guru tertuang dalam persamaan berikut ini:
Nilai Individual =
x 100%
30
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Adapun nilai yang diberikan antara 1 sampai 4, untuk nilai 1 adalah nilai
paling rendah artinya aktivitas siswa kurang baik, nilai 2 kategori sedang, nilai
3 kategori baik dan nilai 4 kategori sangat baik. Adapun interpretasinya
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Interpretasi untuk aktivitas guru
No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1 00 - 30 Sangat kurang
2 31 - 54 kurang
3 55 - 74 Sedang
4 75 - 89 baik
5 90 - 100 Sangat baik
3.8. Interpretasi data penelitian
Pada tahap ini, peneliti melakukan interpretasi data atau menggambarkan
temuan-temuan hasil penelitian berdasarkan landasan teoritis yang telah dipilih.
Hasil interpretasi ini diharapkan dapat memperoleh makna yang cukup berarti
sebagai bahan untuk tindakan selanjutnya atau untuk kepentingan peningkatan
kinerja mengajar guru.
3.9. Prestasi belajar siswa pada aspek kognitif
Peningkatan kemampuan siswa pada aspek kognitif dapat dilihat setelah
peneliti mendapatkan hasil dari tes yang dilakukan, berupa pre-test dan post-test.
Hasil tes yang didapatkan kemudian diolah setelah itu diinterpretasikan ke dalam
indeks prestasi kelompok (IPK) supaya dapat menunjukkan kenaikkan
kemampuan siswa pada aspek kognitif ditiap siklusnya, adapun interpretasinya
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi untuk IPK Aspek Kognitif
No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1 00 - 30 Sangat rendah
2 31 - 54 Rendah
3 55 - 74 Sedang
4 75 - 89 tinggi
5 90 - 100 Sangat tinggi
(Panggabean, 2006:44)
31
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.10. Menghitung nilai N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai pos-test dan pre-test, gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan guru. Kelebihan penggunaan model dalam meningkatkan keterampilan
berpikir kritis ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (N-
gain), antara kelompok nilai sebelum (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test).
Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan persamaan:
pre test
pre testpost testGain
Skor idealSkor
Skor -Skor
(Hake, 1998)
Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.7 Klasifikasi N-Gain
3.11. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
teknik uji statistik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh. Karena
sampel hipotesis ini merupakan sampel berkorelasi/berpasangan maka Pengujian
hipotesis ini langsung dilakukan pada uji-t.
3.11.1. Uji-t
1. Sampel berkorelasi/berpasangan atau membandingkan sebelum dan
sesudah perlakuan (treatment), atau membandingkan kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t-test sampel relatet.
Rumus- rumus uji-t (t-test) adalah sebagai berikut:
Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain
0,70 < N-Gain Tinggi
0,30 ≤ N-Gain ≤ 0,70 Sedang
N-Gain < 0,30 Rendah
(Hake, 1998)
32
Sudarso, 2013 Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rumus
Rerata d
Simpangan baku d
Statistik hitung (t hitung)
Titik kritis statistik t (t tabel)
Lihat tabel dirtribusi sampling t, untuk α yang telah ditetapkan dan df
(degree if freedom) = n-1
Hipotesis nihil ditolak, bila :
|t hitung | > t tabel
Atau
Hipotesis nihil di terima, bila
|t hitung| t tabel