BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Subjek, Tempat dan … · 2017. 4. 27. · 24 BAB III METODE...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Subjek, Tempat dan … · 2017. 4. 27. · 24 BAB III METODE...
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis, Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Bentuk
desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design,
yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2009:114).
Penelitian ini dilakukan pada dua kelas, kelas eksperimen merupakan kelas
yang akan diberi perlakuan (treatment) yaitu dengan model Problem Based
Learning tipe Problem Posing dan kelas pembanding yang disebut kelas kontrol
yaitu kelas tanpa perlakuan.
3.1.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 2 yang
dijadikan sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah 22 siswa dan kelas V
SD Negeri Sidorejo Lor 6 yang dijadikan sebagai kelompok kontrol dengan
jumlah siswa 35 anak. Total seluruh subjek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu 57 siswa dari dua sekolah dalam gugus yang sama yaitu
Gugus Imam Bonjol Kota Salatiga.
3.1.3 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 2 dan SD Negeri
Sidorejo Lor 6 dalam Gugus Imam Bonjol Kota Salatiga pada kelas V semester
II tahun ajaran 2015/2016.
3.1.4 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian eksperimen ini dilakukan pada semester II Tahun
Pelajaran 2015/2016 pada bulan Februari–April 2016. Penelitian dilakukan
dengan beberapa tahapan-tahapan, yaitu: persiapan penelitian, pelaksanaan
penelitian, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian.Tahap persiapan
dimulai dengan meminta izin kepada pihak sekolah untuk pelaksanaan
25
penelitian, merancang penelitian, mempersiapkan serta mengolah instrumen
yang diperlukan. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan penelitian
di lapangan untuk tujuan pencarian data, setelah data diperoleh lalu dilakukan
proses analisis data. Tahap terakhir yaitu penyusunan laporan, tahap ini peneliti
menyusun laporan dalam bentuk karya ilmiah. Berikut disajikan perincian
kegiatan penelitian dalam rentang waktu yang sudah direncanakan seperti pada
tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitian
Waktu penelitian
Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Pelaksanaan
Analisis data
Penyusunan laporan
penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2009:117). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Gugus Imam Bonjol
dengan beberapa sekolah yang tergabung didalamnya: SD Negeri Sidorejo Lor
2, SD Negeri Sidorejo Lor 3, SD Negeri Sidorejo Lor 6, SD Negeri Sidorejo Lor
7, SD Negeri Pulutan 1, SD Negeri Pulutan 2, SD Marsudirini 77 dan MI
Ma’arif Pulutan.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2009:118). Teknik sampling adalah merupakan
26
teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel penelitian ini
dilakukan dengan Sampling Insidental. Teknik pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara kebetulan dan dipandang cocok sebagai sumber
data. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 2
sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri Sidorejo Lor 6 sebagai kelas kontrol.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah segala faktor, kondisi, situasi, perlakuan (treatment) dan
semua tindakan yang bisa dipakai untuk mempengaruhi hasil eksperimen
(Sanjaya, 2013:95). Terdapat 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:
3.3.1 Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas (independent variable) adalah kondisi atau karakteristik
yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan
hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Variabel ini biasa
dilambangkan dengan variabel “X”, dalam bidang pendidikan, kondisi yang
dimanipulasikan atau segala bentuk perlakuan yang diterapkan oleh peneliti:
contohnya adalah penggunaan metode mengajar tertentu, penggunaan media,
penggunaan paket pembelajaran dan lain sebagainya (Sanjaya, 2013:95).
Varibel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah model
Problem Based Learning tipe Problem Posing.
3.3.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (dependent variable) adalah kondisi atau karakteristik
yang berubah, yang muncul atau yang tidak muncul ketika peneliti
mengintroduksi, mengubah, dan mengganti variabel bebas. Jenis variabel ini
biasa dilambangkan dengan variabel “Y”, contohnya prestasi belajar, motivasi
belajar dan lain sebagainya (Sanjaya, 2013:95). Variabel terikat (dependent
variable) dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa kelas V SD
Gugus Imam Bonjol Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.
27
3.4 Definisi Operasional Variabel
Dalam menentukan variabel penelitian ini mengacu pada definisi
operasional atau batasan masalah. Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel
yaitu variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent
Variable). Variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti
dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan
fenomena yang diobservasi. Variabel terikat (dependent variable) adalah kondisi
atau karakteristik yang berubah, yang muncul atau yang tidak muncul ketika
peneliti mengintroduksi, mengubah, dan mengganti variabel bebas.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model Problem Based Learning
tipe Problem Posing. Model Problem Based Learning tipe Problem Posing adalah
model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau
memecah suatu soal yang diberikan oleh guru menjadi pertanyaan-pertanyaan
yang lebih sederhana. Langkah-langkah yang digunakan dalam Model Problem
Based Learning tipe Problem Posing yaitu :membuka kegiatan pembelajaran,
menyampaikan tujuan pembelajaran, guru menjelaskan materi pelajaran kepada
para siswa, guru memberikan latihan soal secukupnya, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, guru membentuk
kelompok-kelompok belajar yang heterogen, tiap kelopok terdiri atas 4-5 siswa,
siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal berdasarkan informasi yang
diberikan guru, dan siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya
kemudian soal-soal tersebut dipecahkan oleh kelompok-kelompok lain, guru
memberikan tugas rumah secara individu sebagai penguatan, guru menutup
kegiatan pembelajaran.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku siswa setelah melaksanakan suatu proses pembelajaran,
dimana dalam hal ini adalah kemampuan kognitif siswa yang dinilai melalui
pretest dan postest. Penggunaan model ini diharapkan akan memberi pengaruh
terhadap hasil belajar matematika siswa. Hasil belajar yang akan diukur dalam
penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Sidorejo
Lor 2 dan SD Negeri Sidorejo 6 Salatiga. Pengukuran hasil belajar matematika
28
siswa dilakukan dengan menggunakan soal posttest pada materi sifat-sifat bangun
ruang. Besar hasil belajar matematika yang diperoleh siswa dilambangkan dengan
angka 0 – 100.
3.5 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini desain eksperimen semu yang digunakan adalah
Nonequivalent Control Group Design. Desain ini digunakan karena hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random (Sugiyono, 2009:116). Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu satu
sebagai kelas eksperimen dan satu sebagai kelas kontrol.Desain penelitian
digambarkan sebagai berikut
Tabel 3.2
Nonequivalent Control Group Design
Group Pretest Variabel Bebas Posttest
E O₁ X O₂ C O₃ - O₄
Keterangan:
O₁ = Nilai pretest kelompok eksperimen
O₂ = Nilai posstest kelompok eksperimen
O₃ = Nilai pretest kelompok kontrol
O₄ =Nilai posttest kelompok kontrol
X = Perlakuan menggunakan Model Problem Based Learning tipe Problem
Posing
E = Kelompok eksperimen
C = Kelompok kontrol
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti dalam
mengumpulkan data suatu penelitian. Menurut Arikunto (2010: 265) teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan metode tes, observasi, kuisioner,
29
dokumentasi, dan sebagainya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara
langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat
observasi (Sanjaya, 2013:270). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengamati tingkah laku guru dalam mengajar matematika kelas V SD Negeri
Sidorejo Lor 2 Salatiga dengan menerapkan model Problem Based Learning
tipe Problem Posing yang dilakukan oleh peneliti.
2. Tes
Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang
kemampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran, misalnya untuk
mengukur kemampuan subjek penelitian dalam menguasai materi pelajaran
tertentu digunakan tes tertulis tentang materi pelajaran tersebut; untuk mengukur
kemampuan subjek penelitian dalam menggunakan alat tertentu maka
digunakan tes keterampilan menggunakan alat tersebut, dan lain sebagainya
(Sanjaya, 2013:251). Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil
belajar matematika siswa. Hasil belajar yang diukur meliputi dua tahapan, yaitu
tahap awal yang diperoleh dari nilai pretest dan tahap akhir dengan nilai
posttest. Pretest dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan, tujuan diberikannya
pretest adalah untuk mengetahui kemampuan awal hasil belajar siswa. Posttest
dilaksanakan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model Problem
Based Learning tipe Problem Posing. Tujuan diberikannya posttest adalah
untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning tipe Problem
Posing terhadap hasil belajar matematika.
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
1. Soal Pretest
Instrumen pretest disusun untuk mengetahui apakah kedua kelas yang
akan digunakan sebagai subjek penelitian memiliki kemampuan yang sama.
30
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Pretest
SK KD Indikator No Item
Memahami
sifat-sifat
bangun dan
hubungan
antar
bangun
Mengiden
tifikasi
sifat-sifat
bangun
datar
Menyebutkan sifat-sifat bangun
datar segitiga 1, 6, 7, 12,
18, 21
Menyebutkan sifat-sifat bangun
datar persegi panjang 3, 5
Menyebutkan sifat-sifat bangun
datar persegi 2, 4, 22
Menyebutkan sifat-sifat bangun
datar trapesium
13, 15, 25,
27
Menyebutkan sifat-sifat bangun
datar jajar genjang 19, 28
Menyebutkan sifat-sifat bangun
datar lingkaran
9, 17, 23,
26
Menyebutkan sifat-sifat bangun
datar belah ketupat
8, 10, 16,
24, 29
Menyebutkan sifat-sifat bangun
datar layang-layang
11, 14, 20,
30
2. Soal Posttest
Instrumen posttest disusun untuk mengetahui nilai hasil belajar
matematika setelah melaksanakan proses pembelajaran yang diberi perlakuan
berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Posttest
SK KD Indikator Nomer Item
Memahami
sifat-sifat
bangun dan
hubungan
antar
bangun
Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
ruang
Menyebutkan sifat-sifat
bangun ruang tabung,
prisma, kerucut, limas
1, 2, 3, 4, 5, 6,
8, 9, 10, 11,
12, 13, 14,15,
16, 17, 18, 19
Menggambar bangun
ruang dari sifat-sifat
bangun yang telah
dipelajari
7, 20, 21, 22
Menggambarberbagai
jaring-jaring bangun ruang
23, 24, 25, 26,
27, 28, 29, 30
31
3. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai alat untuk mengetahui penerapan dan
pelaksaan pembelajaran oleh peneliti sebagai guru dengan menggunakan model
Problem Based Learning tipe Problem Posing. Kisi-kisi lembar observasi dapat
dilihat pada tabel 3.5
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Lembar Observasi
Langkah Kegiatan Jumlah
a. Membuka kegiatan pembelajaran 1. Guru memberikan salam
2. Guru meminta siswa memimpin 3. Guru melakukan absensi
3
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Guru memberikan permasalahan
yang harus diselesaikan oleh siswa
2. Guru melakukan tanya jawab mengenai kehidupan sehari-hari
siswa yang berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari siswa
2
c. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa
Guru menyampaikan peraturan dan kegiatan belajar yang akan dilakukan
1
d. Guru memberikan latihan soal
secukupnya
1. Guru meminta siswa mengerjakan
lembar kerja siswa
2. Guru meminta siswamengerjakan
soal dari guru yang diberikan secara
lisan
2
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum jelas
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya 1
f. Guru membentuk kelompok-
kelompok belajar yang heterogen, tiap kelopok terdiri atas 4-5 siswa
Guru membentuk 4 siswa kedalam
kelompok untuk melaksanakan tugas dari guru
1
g. Siswa diminta mengajukan 1 atau 2
buah soal berdasarkan informasi yang diberikan guru, dan siswa yang
bersangkutan harus mampu
menyelesaikannya. Kemudian soal-
soal tersebut dipecahkan oleh kelompok-kelompok lain
Guru meminta siswa mengajukan 4 soal
dengan berdiskusi bersama kelompok
1
h. Guru memberikan tugas rumah secara
individu sebagai penguatan
Guru memberikan tugas rumah 1
i. Guru menutup kegiatan pembelajaran 1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan atas materi pembelajaran
2. Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan berdoa
2
Total Skor 14
32
3.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian minimal
ada dua macam, yaitu validitas dan reliabilitas (Sukmadinata, 2012:228). Hasil
penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti, selanjutnya hasil
penelitian yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda
(Sugiyono, 2009:172).
3.7.1 Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah tingkat dimana suatu tes mengukur lingkup isi yang
dimaksudkan (Darmadi, 2011:87). Sugiyono (2009:173) menyatakan instrumen
yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)
itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat diguanakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item,
yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah
tiap skor butir. Masrun dalam Sugiyono (2009:188) menyatakan bahwa
menyatakan bahwa item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta
korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang
tinggi. Menurutnya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah
r=0,3. Uji validitas digunakan untuk mengetahui ketepatan, kejituan, kecermatan,
dan ketelitian dari sebuah alat ukur. Sehingga dapat diketahui apakah instrumen
yang digunakan untuk pengujian, dapat dipergunakan untuk menguji secara tepat
dan cermat. Oleh karena itu, peneliti berusaha semaksimal mungkin agar hasil
penelitian memiliki validitas setinggi mungkin. Uji validitas yang telah dilakukan,
diperoleh data seperti yang tercantum pada tabel berikut:
33
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrumen Pretest
SK KD Indikator Nomor Item
Jumlah
Item yang
valid
Memahami
sifat-sifat
bangun dan hubungan
antar
bangun
Mengident
ifikasi
sifat-sifat bangun
datar
Menyebutkan sifat-sifat
bangun datar segitiga
1*, 6, 7, 12,
18*, 21 4
Menyebutkan sifat-sifat bangun datar persegi panjang
3*, 5 1
Menyebutkan sifat-sifat
bangun datar persegi 2, 4, 22* 2
Menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium
13, 15, 25, 27*
3
Menyebutkan sifat-sifat
bangun datar jajar genjang 19*, 28 1
Menyebutkan sifat-sifat bangun datar lingkaran
9*, 17, 23, 26*
2
Menyebutkan sifat-sifat
bangun datar belah ketupat
8, 10, 16*,
24, 29* 3
Menyebutkan sifat-sifat bangun datar layang-layang
11, 14, 20, 30 4
Keterangan: Tanda *) menunjukan item soal yang tidak valid
Berdasarkan tabel 3.6 dapat dilihat bahwa jumlah soal yang valid berjumlah
20 yaitu pada nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 20, 21, 23, 24, 25,
28, 30. Sedangkan soal yang tidak valid berjumlah 10 yaitu pada nomor 1, 3, 9,
16, 18, 19, 22, 26, 27, 29.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Instrumen Posttest
SK KD Indikator Nomer Item
Jumlah
Item yang
valid
Memahami sifat-sifat
bangun dan
hubungan antar bangun
Mengidentifikasi
sifat-sifat
bangun ruang
Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang tabung,
prisma, kerucut, limas
1, 2*, 3*, 4, 5*, 6, 8*, 9*, 10, 11,
12, 13*, 14*,15,
16*, 17, 18*, 19
9
Menggambar bangun ruang dari sifat-sifat
bangun yang telah
dipelajari
7, 20, 21, 22 4
Menggambar berbagai
jaring-jaring bangun
ruang
23, 24, 25, 26,
27*, 28, 29, 30 7
Keterangan: Tanda *) menunjukan item soal yang tidak valid
34
Berdasarkan tabel 3.7 dapat dilihat bahwa jumlah soal yang valid berjumlah
20 yaitu pada nomor 1, 4, 6, 7, 10, 11, 12, 15, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
28, 29, 30. Sedangkan soal yang tidak valid berjumlah 10 yaitu pada nomor 2, 3,
5, 8, 9, 13, 14, 16, 18, 27.
3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah tingkatan pada mana suatu tes secara konsisten
mengukur berapapun tes itu mengukur (Darmadi, 2011:88). Sugiyono (2009:173)
menyatakan intrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama.
Pengukuran reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus alpha dari
cronbach untuk mengestimasi reliabilitas instrumen. Uji reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan SPSS 20 for Windows. Wardani dkk (2012:346)
menyatakan kriteria koefisien reliabilitas berdasarkan nilai aplha diinterpretasikan
seperti berikut:
Tabel 3.8
Rentan Indeks Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Kriteria
0,80- 1,0 Sangat reliabel
<0,80-0,60 Reliabel
<0,60-0,40 Cukup reliabel
<0,40-0,20 Agak reliabel
< 0,20 Kurang reliabel
Hasil pengolahan data reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Pretest
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,912 20
35
Berdasarkan output uji reliabitias soal pretest pada Tabel 3.9 dapat dilihat
nilai reliabilitas sebesar 0,912 maka dapat disimpulkan bahwa soal pretest
termasuk dalam kategori sangat reliable atau reliabilitas diterima.
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Posttest
Berdasarkan output uji reliabitias soal posttest pada Tabel 3.10 dapat dilihat
nilai reliabilitas sebesar 0,902 maka dapat disimpulkan bahwa soal posttest
termasuk dalam kategori sangat reliable atau reliabilitas diterima.
3.8 Tingkat Kesukaran Instrumen
Menurut Wardani dkk. (2012:338-339), tingkat kesukaran soal adalah
peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang
biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat
dihitung dengan rumus seperti berikut ini:
P =
B = Jumlah peserta didik yang menjawab benar
N = Jumlah peserta didik
Menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat menggunakan tingkat
kesukaran berikut ini:
a. 0,00 – 0,25 = Tingkat sukar
b. 0,26 – 0,75 = Tingkat sedang
c. 0,76 – 1,00 = Tingkat mudah
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,902 20
36
Tabel 3.11
Tingkat Kesukaran Instrumen Pretest
Tingkat Kesukaran
Interval
Koefisien
Tingkat
Kasukaran No. Item Soal
0,00 – 0,25 Sukar 12, 20, 30
0,26 – 0,75 Sedang 2, 4, 5, 7, 11, 13, 14, 21, 23, 24, 25, 28
0,76 – 1,00 Mudah 6, 8, 10, 15, 17
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran pretest pada Tabel 3.11, dapat
dikatakan bahwa dari jumlah seluruh item valid sebanyak 20 soal terdapat 3 soal
dengan kategori tingkat sukar, 12 soal dengan kategori tingkat sedang dan 5 soal
dengan kategori tingkat mudah.
Tabel 3.12
Tingkat Kesukaran Instrumen Posttest
Tingkat Kesukaran
Interval
Koefisien
Tingkat
Kasukaran No. Item Soal
0,00 – 0,25 Sukar 10, 29
0,26 – 0,75 Sedang 1, 4, 6, 7, 11, 12, 15, 17, 20, 23, 24, 25, 26, 28, 30
0,76 – 1,00 Mudah 19, 21, 22
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran posttest pada Tabel 3.12, dapat
dikatakan bahwa dari jumlah seluruh item valid sebanyak 20 soal terdapat 2 soal
dengan kategori tingkat sukar, 15 soal dengan kategori tingkat sedang dan 3 soal
dengan kategori tingkat mudah.
3.9 Teknik Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif
dan teknik analisis statistik untuk mengetahui pengaruh model Problem Based
Learning tipe Problem Posing terhadap hasil belajar matematika siswa.
3.9.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS
20 for Windows. Hasil analisis teknik deskriptif akan mengukur beberapa hal
yang meliputi nilai minimal, nilai maksimal, mean atau rata-rata dan standar
deviasi dengan cara analyze-descriptives masukan data variabel pada jendela
37
variabel- klik OK. Teknik deskriptif akan dilakukan pada masing-masing kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan nilai hasil pretest maupun posttest.
3.9.2 Analisis Statistik
3.9.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah uji yang biasa dilakukan sebelum melakukan
sebuah metode statistik. Tujuan diberikannya uji normalitas pada data adalah
untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi/sebaran. Jika suatu data
setelah diuji normalitasnya termasuk data yang sebarannya normal, maka data
tersebut dianggap dapat mewakili populasi.
Uji normalitas data ini menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov
yang ada pada SPSS 20 dengan kriteria jika signifikasi perhitungan > 0,05
maka Ho diterima, sedangkan jika nilai perhitungan ≤ 0,05 maka H0 ditolak.
Hipotesis statistikanya adalah :
H0 : Data kelompok kontrol dan eksperimen berasal dari populasi nilai
siswa berdistribusi normal
H1 : Data kelompok kontrol dan eksperimen berasal dari populasi nilai
siswa tidak berdistribusi normal
3.9.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi
dari sejumlah populasi sama atau tidak (Budiyono, 2004:176). Peneliti
menggunakan uji homogenitas menggunakan Levene Statistic. Hipotesis
statistikanya adalah:
H0 : σ12 = σ2
2 = σ3
2 (Variansi populasi homogen)
H1 : tidak semua variansi sama (Variansi populasi tidak homogen)
Analisis ini mempunyai kriteria jika hasil dari perhitungan signifikan
menunjukkan angka > 0,05 maka H0 diterima dan jika nilai signifikan < 0,05
H0 ditolak. Analisis melalui bantuan program SPSS 20.
38
3.9.3 Uji Beda Rata-rata (T-Test)
Pengujian beda rata-rata dalam penelitian ini menggunakan uji t dengan
bantuan SPSS 20 for Windows. Uji rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model Problem Based Learning tipe Problem Posing terhadap hasil
belajar matematika siswa. Analisis uji t dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hasil akhir penelitian, apakah hipotesis dalam penelitian ini terima
atau ditolak. Pengujian menggunakan uji t dengan taraf signifikan 5%. Dalam
pengambilan keputusan, didasarkan pada perbandingan antara t hitung dengan t
tabel. Jika t hitung berada dalam daerah kritik maka H0 diterima. Jika t hitung di luar
daerah kritik maka H0 ditolak. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H0 : , artinya tidak terdapat perbedaan nilai rerata antara kelas
eksperimen maupun kelas kontrol, atau tidak ada pengaruh dari model
Problem Based Learning tipe Problem Posing terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas V SD Gugus Imam Bonjol Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2015/2016.
H1 : , artinya terdapat perbedaan nilai rerata antara kelas eksperimen
maupun kelas kontrol, atau ada pengaruh dari model Problem Based
Learning tipe Problem Posing terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas V SD Gugus Imam Kota Bonjol Salatiga Tahun Pelajaran
2015/2016.