BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitiansampel yang akan dijadikan sebagai bahan pengujian...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitiansampel yang akan dijadikan sebagai bahan pengujian...
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian
dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel
atau lebih. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian ex post facto, yaitu
tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau
peristiwa (Indriantoro dan Supomo, 1999). Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada pengujian teori melalui
pengukuran penekanan analisis data dengan prosedur statistik. Pendekatan
kuantitatif ini berasal dari data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner sehingga
menggunakan skala likert. Sifat dan jenis dari penelitian ini adalah deskriptif
dengan metode yang digunakan berdasarkan survei literature. Penelitian keilmuan
yang digunakan adalah ekonomi positif.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan TQM,
sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan (reward), dan budaya organisasi
sebagai variabel-variabel independen terhadap kinerja manajerial yang merupakan
variabel dependen dalam penelitian ini. Agar lebih fokus terhadap penelitian yang
dilakukan oleh pihak peneliti, maka pihak peneliti lebih memfokuskan ruang
lingkup penelitian pada beberapa perusahaan manufaktur lebih tepat nya seluruh
Dealer Honda di Pekanbaru- Kampar.
3.2 Metode pengumpulan data
Dalam mengumpulkan data, sumber data menjadi hal penting dalam
menentukan teknik pengumpulan data. Ada dua macam sumber data yang bisa
digunakan dalam penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam
penelitian ini digunakan data primer. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan field research, yang berupa penelitian langsung dari pihak
pertama (data primer), yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002), untuk
memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini, pengumpulan data dapat
dilakukan dengan metode kuesioner/angket. Kuesioner atau angket yaitu dengan
menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan dengan point-point yang berkaitan
35
Universitas Muhammadiyah Riau
dengan masalah penelitian. Kuesioner disebarkan dan diantarkan secara langsung
kepada tempat penelitian dan pengambilan kuesioner dilakukan dengan
mengambil kembali ke tempat- tempat yang telah disebarkan. Dan konsep
pembuatan kuesioner pihak peneliti disusun berdasarkan permasalahan yang
berkaitan dengan pengaruh penerapan total quality management, sistem
pengukuran kinerja, sistem penghargaan (reward), dan budaya organisasi terhadap
kinerja manajerial di perusahaan dagang, dalam penyusunan kuesioner tersebut
pihak penelitilah yang memodifikasi dan membentuknya.penelitian ini
menggunakan kuesioner milik Thabroni (2017) (Total quality manajemen, kinerja
manajerial ), Nisak, k (2016) (sistem pengukuran kinerja, Sistem penghargaan),
Harahap (2015) (Budaya organisasi)
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sekaran (2006) populasi adalah keseluruhan kelompok orang,
peristiwa, atau hal yang ingin peneliti investigasi. Dan yang menjadi populasi
adalah tingkatan manajemen dalam perusahaan pada Dealer Honda di Pekanbaru-
Kampar. Dan dari seluruh populasi, pihak peneliti akan mengambil beberapa
sampel yang akan dijadikan sebagai bahan pengujian penelitian. Menurut Sekaran
(2006) sampel adalah sebagian dari populasi. Dimana populasi yang terdapat pada
peneitian ini adalah 15 Dealaer Honda Pekanbaru dan 6 dealer honda Kampar.
NO Pekanbaru Kampar
1 Mitra Motor Semesta 16.CDN Flamboyan
2 Global Jaya Perkasa 17. CDN Suram
3 Global Jaya Perkasa 2 18. CDN Kasikan
4 Tunas Dwipa Mandiri 19. CDN Pasar Kampar
5 Astra Internasional Tbk 20. PT. Sonic Morus
6 MPM Pekanbaru 21. CV. Muara Pulau
7 Riau Argo Perkasa
8 Citra Honda Nusantara
9 CDN Tambusai
10 CDN Sudirman
11 Hoho Marpoyan
36
Universitas Muhammadiyah Riau
NO Pekanbaru Kampar
12 CDN Arengka
13 Kurnia Putra Mandiri
14 Hoho BPR
15 CDN SKH
Sumber : CV. Honda Riau, 2019
Dengan pemilihan sampel berupaPIC (person in charge), head supervisor,
head marketing, dan head counter yang berperan penting dalam perbaikan,
peningkatan kinerja manajerial dan memiliki jabatan setara dengan manajer. PIC
adalah orang yang bertanggung jawab atas koordinasi produk dealer. Head
supervisor bertanggung jawab agar lingkup kerjanyadapat berjalan dengan aman,
dan tidak mengganggu keselamatan karyawan. Head marketing bertanggung
jawab atas mengumpulkan informasi tentang pasar yang sesuai dengan produk
atau layanan. Sedangkan head counter bertanggung jawab atas manajemen
kelancaran produk.
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Populasi Jumlah
1 PIC (person in charge) 21
2 Head supervisor 21
3 Head marketing 21
4 Head counter 21
Total 84
Teknik yang dilakukan pihak peneliti dalam penelitian ini dalam
pengambilan sampel yaitu metode purposive sampling adalah salah satu teknik
sampling non probalitity sampling. Dimana peneliti menetukan pengambilan
sampel dengan cara menetapkan ciri khusus yang sesuai dengan tujuan
penelitiandengan adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu yang
sudah di ketahui sebelumnya sehingga dapat memberikan nilai yang lebih
representative.
37
Universitas Muhammadiyah Riau
3.4 Operasional Variabel
Variabel operasional adalah sebuah konsep yang diterapkan dalam suatu
penelitian. Menurut Sekaran (2006) arti operasional didefinisikan secara
operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya dapat diukur,
dilakukan dengan melihat pada dimensi prilaku, aspek atau sifat yang ditunjukan
oleh konsep. Adapun cara pengukuran dari variabel ini adalah dengan
menggunakan skala pengukuran. Berikut ini merupakan variabel- variabel
operasional yang dijelaskan.
Variabel independen terdiri dari Total Quality Management(TQM), sistem
pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan variable dependen terdiri dari kinerja
manajerial.
1. VariabelDependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel independen. Dalam penelitian ini, yang dijadikan
variabel dependen adalah:
a. Kinerja Manajerial
Kinerja Manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam
kegiatan-kegiatan manajerial antara lain: perencanaan, investigasi, koordinasi,
pengaturan staf, negosiasi, evaluasi, investigasi, pengawasan dan perwakilan
(Narsa 2007). Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat
meningkatkan keefektifan organisasi. Pengukuran variabel ini dilakukan
dengan pertanyaan dengan menggunakan skala interval dengan teknik
penilaian dimana angka 1 (Sangat Tidak Setuju) sampai dengan angka 5
(Sangat Setuju).
Dari penjelasan diatas, diindikatori dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kinerja manajerial. Pernyataan dalam kuesioner akan
dinilai dengan menggunakan skala likert dari 1 sampai 5. Arti skor 1 adalah
tidak pernah, arti skor 2 adalah pernah, arti skor 3 adalah jarang, arti skor 4
adalah sering dan arti skor 5 adalah selalu. Jika individu tersebut sangat setuju
dengan pernyataan tersebut maka diasumsikan bahwa individu tersebut
berpendapat bahwa kinerja manajerial memiliki pengaruh tinggi. Namun jika
38
Universitas Muhammadiyah Riau
individu sangat tidak setuju maka diasumsikan bahwa kinerja manajerial
memiliki pengaruh rendah.
2. VariabelIndependen
Variabel independen merupakan tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain. Dalam penelitian ini, yang dijadikan
variabel independen adalah:
a. Total Quality Management(TQM)
TQM dalam penelitian ini merupakan variabel independen atau variabel
yang menjadi sebab atau berubahnya variabel lain. TQM adalah suatu
pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan
daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungannya. Pada dasarnya TQM berfokus pada
perbaikan terus menerus untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Variabel TQM
ini mengukur persepsi manajer secara individual mengenai penerapan teknik
TQM di lingkungan perusahaannya.
b. Sistem Pengukuran Kinerja
Sistem pengukuran kinerja yang dimaksud disini adalah pemberian
informasi pada manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas
dalam aktivitas operasi perusahaan.
c. Sistem Penghargaan
Sistem penghargaan (reward) yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah pemberian penghargaan berdasarkan finansial/material, sosial, psikis
(Nisak, 2016). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval yaitu
angka 1 (Sangat Tidak Setuju) sampai dengan angka 5 (Sangat Setuju), untuk
menunjukkan reward yang tinggi.
d. Budaya Organisasi
Budaya organisasi berfungsi sebagai suatu pembatas yang menentukan
peranan yang membedakan antara satu organisasi dengan organisasi lain.
Selain itu, budaya organisasi memfasilitasi pembangkitan komitmen untuk
sesuatu yang lebih besar daripada sekedar kepentingan pribadi (Harahap,
2015). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval yaitu angka 1
39
Universitas Muhammadiyah Riau
(Sangat Tidak Setuju) sampai dengan angka 5 (Sangat Setuju), untuk
menunjukkan budaya organisasi yang tinggi.
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Skala
Total Quality
Management
(Thabroni,
2017)
Pendekatan dalam
menjalankan usaha
yang mencoba untuk
memaksimumkan
daya saing organisasi
melalui perbaikan
terus menerus atas
produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan
1. Pelayanan
2. Kepemimpinan dan komitmen
(leadership and commitment)
3. Keterlibatan penuh seluruh
karyawan (full employee
involvement)
4. perencanaan yang baik (good
planning)
5. strategi pelaksanaan
(implementation strategy)
6. pengukuran dan evaluasi
(measurement and evaluation)
7. pengendalian (control)
8. perbaikan (improvement)
9. mencapai danmempertahankan
standar kesempurnaan
(achieving and maintaining
standard of excellence)
Likert
Sistem
Pengukuran
Kinerja
(Nisak,
2016)
Mekanismeperbai
kansecara
periodikterhadap
keefektifantenaga
kerjadalam
melaksanakan
kegiatan
operasional
perusahaan
berdasarkan
standar yang
telah ditetapkan
1. Ukuran kinerja bertujuan untuk
meningkatkan kinerja.
2. Mekanisme dan sasaran dalam
pencapaian kinerja ditetapkan
secara jelas.
3. Sistem pengukuran kinerja
secara konsisten mampu
mengukur hasil kerja.
4. Pengukuran kinerja ditetapkan
secara relevan untuk meraih
target kerja yang diharapkan
perusahaan.
5. Proses pengukuran kinerja
dilakukan secara adil atau
transparan.
6. Hasil pengukuran kinerja
sebagai landasan untuk
menentukan penghargaan yang
diterima.
7. Hasil pengukuran kinerja
dijadikan dasar untuk
peningkatan jenjang karir
Likert
40
Universitas Muhammadiyah Riau
Variabel Definisi Indikator Skala
8. Pengukuran kinerja dilakukan
secara berkala oleh perusahaan.
9. Perusahaan selalu
mengevaluasi standar yang
ditetapkan dalam mengukur
pengukuran kinerja.
Sistem
Penghargaan
(Nisak, 2016)
suatu sistem atau
program yang
diberikan
management bagi
karyawan atau
manajer sebagai
upaya lebih
meningkatkan
kinerjanya
1. Kepuasan terhadap reward
2. Tunjangan yang diberikan
3. Jaminan hari tua
4. Asuransi keselamatan kerja
5. Jaminan fasilitas
6. Reward mampu memotivasi
karyawan untuk meningkatkan
produktivitas
7. Reward yang diberikan sesuai
bobot pekerjaan
8. Reward mencerminkan
kontribusi pada perusahaan
9. Reward ditetapkan secara rutin
Skala
Likert
Budaya
Organisasi
(Harahap,
2015)
nilai – nilai ataupun
norma-norma yang
menjadi kebiasaan
yang di atur dalam
peraturan organisasi
dan kode etik yang
di terapkan dan di
laksanakan oleh
karyawan
1. Inisiatif individual
2. Toleransi terhadap tindakan
beresiko
3. Penghargaan
4. Integrasi
5. Dukungan Manajemen
6. Kontrol
7. Identitas
8. Sistem imbalan
9. Toleransi konflik
10. Pola komunikasi
Skala
likert
Kinerja
Manajerial
(Thabroni,
2017)
Penentuan secara
periodicefektivitas
operasional
organisasi, bagian
organisasi dan
karyawannya
berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria
yang telah
ditetapkan
sebelumnya
1. Perencanaan
2. Investigasi
3. Koordinasi
4. Evaluasi
5. Pengawasan (Supervisi)
6. Pengaturan Staf (Staffing)
7. Negosiasi
8. Perwakilan (Representatif)
Skala
Likert
Sumber : Data Olahan, 2020
41
Universitas Muhammadiyah Riau
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu daapat
mengukur variabel yang akan diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia
tidak akan bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa
yang harus dilakukan. Pengujian validitas menggunakan teknik corrected item-
total correlation yaitu dengan cara mengoreksi skor tiap item dengan total
skornya. Kriteria valid atau tidak valid adalah bila koreksi hitung dari nilai r tabel
dengan tingkat signifikan α=5% (Ghazali, 2013).
3.5.2 Uji Reabilitas
Keandalan pengukuran dibuktikan dengan menguji konsitensi dan
stabilitas. Konsitensi menunjukkan seberapa baik item-item yang mengukur
sebuah konsep bersatu menjadi sebuah kumpulan. Alfa cronbach adalah koefisien
keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara
positif berkorelasi satu sama lain. Semakin dekat alfa cronbach dengan 1, maka
semakin tinggi keandalan konsitensi internal. Semakin dekat koefisien keandalan
dengan 1,0 maka semakin baik. Secara umum keandalan kurang dari 0,6 dianggap
buruk, keandalan dalam kisaran 0,7 bisa diterima dan lebih dari 0,8 adalah baik
(Ghazali, 2013).
3.5.3 Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013) statistik deskriptif memberikan gambaran suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maximum,
minimum, sum, range, kurtosis dan swekness (kemencengan distribusi).
3.5.4 Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas dasar primer ini, maka peneliti
melakukan uji multikolineritas, uji normalitas dan uji heteroskedostisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
42
Universitas Muhammadiyah Riau
distribusi normal (Ghozali, 2013:160). Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi normal atau mendekati nol (Ghozali, 2013).
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan uji statistik non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji kolmogorov-smirnov merupakan
uji goodness of fit, uji ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara
distribusi sampel dan distribusi teoritisnya. Uji K-S dilakukan dengan melihat
angka probabilitas signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang
dari 0,05 maka variabel ini tidak berdistribusi secara normal dan apabila
probabilitasnya di atas 0,05, maka distribusi data dinyatakan memenuhi
asumsi normalitas atau data memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013).
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Konsekuensi dari
multikolinieritas adalah bahwa kesalahan standar estimasi akan cenderung
meningkat dengan bertambahnya variabel bebas, tingkat signifikansi yang
digunakan untuk menolak akan semakin besar dan probabilitas menerima
hipotesis yang salah juga akan semakin besar. Akibatnya, model regresi yang
diperoleh tidak valid untuk menarik nilai variabel bebas. Terdapat banyak
cara untuk mendeteksi adanya multikolinearitas. Dalam penelitian ini
digunakan koefisien VIF untuk mengetahui adanya multikolineritas pada
variabel independen. Cara melihat VIF cukup mudah, apabila terdapat nilai
koefisien VIF lebih dari 10, maka diindikasikan terdapat multikolinearitas
(Sugiyono, 2017).
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lainnya. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan
menggunakan grafik lot antara nilai prediksi variebel terikat (ZPRED) dengan
residual (SRESID). Jika grafik plot menunjukan suatu pola titik seperti titik
yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat
disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot
43
Universitas Muhammadiyah Riau
tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013).
Selain menguji heteroskedastisitas dengan menggunakan scatterplot,
uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji glejser. Menurut (Ghozali,
2013:142) glejser mengusulkan untuk meregres nilai Absolute Residual
terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikansinya di
atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang watu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
(Ghozali, 2013)
5. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi berganda. Model regresi berguna bertujuan untuk memprediksi besar
variabel independen dengan menggunakan data variabel independen yang
sudah diketahui besarnya (Santoso, 2014). Variabel independen terdiri total
quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan
(reward), dan budaya organisasi. Sedangkan variabel dependennya adalah
kinerja manajerial. Rumus regresi berganda yang digunakan dalam dijelaskan
sebagai berikut:
Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e
Keterangan:
Y : Kinerja Manajerial
A : Konstanta
44
Universitas Muhammadiyah Riau
b1-4 : Koefisien regresi (menunjukan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan
nilai variabel independen
X1 : Total Quality Management (TQM)
X2 : Sistem Pengukuran Kinerja
X3 : Sistem Penghargaan (Reward)
X4 : Budaya Organisasi
e : Error
Pengujian hipotesis dilakukan dengan melalui:
a. Koefisien Determinasi (Adusted R2)
Menurut Ghozali (2013) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Uji koefisien determinasi ini dilihat melalui adjusted R². Adjusted R² digunakan
karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari dua. Nilainya terletak antara
0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh > 0,5, ma ka model yang digunakan dianggap
cukup handal dalam membuat estimasi. Semakin besar angka Adjusted R² maka
semakin baik model yang digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas
terhadap variabel terikatnya. Jika Adjusted R² semakin kecil berarti semakin
lemah model tersebut untuk menjelaskan variabilitas dari variabel terikatnya.
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1. Derajat kepercayaan 5%, menyatakan dengan kata lain menerima hipotesis
alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen.
2. Membandingkan nilai statistik t dengan titik rumus menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel,
kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel
independen mempengaruhi variabel dependen.
45
Universitas Muhammadiyah Riau
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2013).
Dan menurut Ghozali (2012) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut:
1. Derajat kepercayaan 5%, menyatakan dengan kata lain menerima hipotesis
alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara serentak
dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila
nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan
menerima Ha.