BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi ... -...
-
Upload
phungtuyen -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi ... -...
29
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang
digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai
dari tahap perencanaan, pengumpulan data,pengolahan data sampai pada
tahap pengambilan kesimpulannya (Anonim).
Dalam penelitian ini penulis ingin mencari tahu apakah
implementasi Realistic Mathematic Education dengan menggunakan kertu
domino dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Sekolah
Dasar. Oleh karena itu, metode penelitian yang dipilih dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen. Alasan pemilihan ini adalah peneliti bertujuan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang dikendalikan.
3.1.2. Desain Penelitian
Dari berbagai macam desain penelitian experimen, peniliti
menggunakan Pre- Experimental design dengan bentuk One-Group
Pretest - Posttest Design, dalam desain ini terdapat pretest sebelum diberi
perlakuan, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat
karena dapat membandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan dan
setelah diberi perlakuan. Dalam penelitian ini, pengaruh treatment
dianalisis dengan uji beda, memakai statistik paired sample t-test untuk
dua sampel related. Paradigmanya adalah sebagai berikut:
Ket : X : Perlakuan atau Treatment
O1 : Nilai Pretest
O2 : Nilai Postest
O1 X O2
30
30
Tahapan selama proses penelitian ini dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Persiapan
Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan instrumen serta segala
sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan eksperimen secara teknis
seperti persiapan ruangan, persiapan media yang di gunakan serta
persiapan pemberian evaluasi belajar pada setiap akhir pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini bertujuan untuk mengambil dan mengumpulkan data,
oleh karena itu setelah semua persiapan selesai dilakukan maka
tindakan dimulai dengan menggunakan pembelajaran dengan
pendekatan realistik dan dibantu dengan media kartu domino pecahan.
Pelaksanaan treatment/tindakan dilaksanakan dengan pengajaran dan
tatap muka.
3. Post Eksperimen
Langkah ketiga ini merupakan pengukuran terhadap perlakuan
(treatment) yang diberikan melalui evaluasi pembelajaran. Pemberian
evaluasi pada akhir pembelajaran digunakan untuk menentuntukan
akibat pemberian perlakuan/treatment/pendekatan, kemudian data hasil
terakhir diolah dan dianalisis sehingga dapat diketahui apakah
pembelajaran dengan Realistic Mathematics Educations dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa sekolah
dasar.
3.1.3. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan kegiatan melalui
beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap Pendahuluan
• Permohonan izin ke lokasi penelitian
• Penjajakan/ observasi ke lokasi penelitian
• Membuat proposal skripsi
• Mengajukan proposal kepada tim skripsi dan mohon
persetujuan judul.
31
31
• Mengajukan proposal skripsi dan berkonsultasi dengan dosen
pembimbing.
2. Tahap Persiapan
• Revisi hasil review proposal
• Memperbaiki proposal berdasarkan hasil bimbingan dosen
pembimbing
• Meminta surat ijin riset untuk melakukan penelitian dan
mengumpulkan data.
• Memberikan surat ijin penelitian kepada sekolah yang
bersangkutan
• Menyusun instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian (soal pretest, postest, angket, media , dll)
• Melakukan uji coba instrumen tes hasil belajar dan angket
motivasi matematika pada pokok bahasan pecahan senilai
• Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian
• Menyusun kembali instrumen yang sudah teruji validitas dan
reliabilitasnya yang akan digunakan dalam pengumpulan data
3. Tahap Pelaksanaan
• Mengumpulkan data
• Mengolah data
• Menganalisa data
4. Tahap Penyusunan Laporan
• Menyusun hasil penelitian
• Berkonsultasi dengan dosen pembimbing
• Mengadakan perbaikan/revisi
• Mengajukan Ujian skripsi
Jika ditinjau secara keseluruhan prosedur yang ditempuh dalam
penelitian ini disajikan dalam alur penelitian sebagai berikut:
32
32
Gambar 3.1. Alur penelitian
Analisis Validitas
dan Reliabilitas
Kajian teoritis
• KTSP
• Teori yang sesuai
• Penelitian yang relevan
Perangkat Pembelajaran
• RPP
• Soal Pretest dan
Postest
• LKS
• Media Pembelajaran
Penyusunan Instrumen
Penelitian
Studi
Pendahuluan
Instrumen Penelitian
• Tes hasil belajar matematika
• Angket motivasi belajar
matematika
Uji Coba
Instrumen disusun
kembali
Pelaksanaan
Pengumpulan Data
Analisa Hasil
Penelitian &
penyusunan Laporan
33
33
3.1.4. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Ampel, yang
terletak di Jl. Raya Solo-Semarang Km. 40, di desa Gentansari Rt. 01/ Rw.
01, Kelurahan Gladagsari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. SD
Negeri 1 Ampel merupakan SD inti dalam gugus Gajah Mada dengan 8
anggota yaitu SD Negeri 1 Ampel, SD Negeri Tanduk 1, SD Negeri
Tanduk 2, SD Negeri Prawun, SD Negeri Wangan, SD Negeri Seboto 1,
SD Negeri Seboto 2, SD Negeri Banyuanyar. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Februari - Maret 2012.
3.2. Variabel Penelitian
3.2.1. Klasifikasi Variabel
Menurut Sugiyono (2010: 61), Variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variable bebas atau Variable Independen (X) adalah merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah “Realistic
Matheatic Education (RME) ”.
2. Variabel terikat 1 atau Variabel Dependen (Y1) merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikatnya adalah “Motivasi Belajar Siswa”.
3. Variabel terikat 2 atau Variabel Dependen (Y2) merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikatnya adalah “Hasil Belajar Siswa”.
3.2.2. Definisi Operasional Variabel
1) Realistic Matheatic Education (X), adalah pembelajaran matematika
yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa
sebagai titik awal pembelajaran. Dengan menggunakan pendekatan
semacam ini siswa akan lebih cepat memahami apa yang sedang
34
34
dipelajari, dan pelajaran yang diperoleh akan lebih melekat dalam
ingatan siswa.
2) Motivasi Belajar siswa (Y1), motivasi adalah kondisi psikologis yang
merupakan kekuatan untuk mendorong seseorang melakukan suatu
tujuan tertentu yang ingin dicapai untuk memperoleh hasil yang
diinginkan atau yang diciptakan. Dalam proses belajar mengajar
motivasi merupakan hal yang penting karena dengan adanya motivasi
belajar pada siswa berarti ada dorongan untuk belajar.
3) Hasil Belajar Siswa (Y2), hasil belajar merupakan suatu hasil
kemampuan yang dimiliki seorang siswa sebagai proses belajar ataupun
merupakan penguasaan pengetahuan yang dikembangkan pada mata
pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang
diberikan guru. Peningkatan hasil belajar adalah merupakan suatu hasil
belajar siswa berupa nilai/angka yang lebih tinggi dari pada nilai
sebelumnya.
3.3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa IV A SD
Negeri 1 Ampel, Kecamatan Ampel, Kebupaten Boyolali pada Tahun
Ajaran 2011/2012 semester II.
Tabel 3.1
Jumlah siswa kelas IV A SD Negeri Ampel 1
Jumlah siswa kelas IV A
Laki- laki 11
Perempuan 12
Jumlah 23
3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, Sugiyono (2010:
35
35
148). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes, observasi
dan angket.
1. Metode tes prestasi : Tes prestasi digunakan untuk mengetahui apakah
meteri yang diberikan oleh seorang guru kepada peserta didik sudah
dikuasai mereka. Tes prestasi diberikan pada awal dan akhir pembelajaran
untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi
perlakuan pembelajaran. Berdasarkan KTSP Perangkat Pembelajaran
Pemetaan SK & KD tingkat SD, MI, dan SDLB untuk siswa kelas 4,
indikator soal evaluasi, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.2
Kisi- Kisi Soal Evaluasi Pecahan (Pretest)
Standar Kompetensi: 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar: 6.1. Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Materi Indikator No.
Soal
Arti pecahan &
mengurutkan
pecahan
• Mengenal arti pecahan
• Menghitung pecahan
sebagai operasi
pembagian
• Menuliskan letak
pecahan pada garis
bilangan
• Membandingkan dan
mengurutkan pecahan
1,2,3,5,14
4,29,32
6,7
8,9,10,11,12,13,14,15,1
6,17,18,19,20,21,22,23,
24,25,26,27,28,30,31,
36
36
Jumlah soal
Skor per item : benar (1), salah (0)
Kriteria Penilaian :
Nilai = � � ���
�
n = jumlah soal keseluruhan
k = jumlah soal benar
Nilai Maksimal 100, nilai minimal 0
Kriteria ketuntasan :
≤ 60 : Tidak Tuntas
≥ 61 : Tuntas
32
Tabel 3.3
Kisi- Kisi Soal Evaluasi Pecahan Senilai(Postest)
Standar Kompetensi: 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar: 6.2.Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan
Materi Indikator No.
Soal
Pecahan
senilai
(menyederha
nakan
pecahan)
• Menjelaskan pengertian pecahan
senilai
• Menentukan pecahan-pecahan yang
senilai dengan suatu pecahan
• Menjelaskan pengertian pecahan
sederhana
• Menentukan bentuk paling
sederhana dari suatu pecahan
• Menyelesaikan mesalah yang
berkaitan dengan menyederhanakan
pecahan
1,2,3,4,5,
6,7,18,23.
8,9,12,13,
25,29,33,35.
16,20,21.
10,11,17,22,2
4,26,27,34
14, 15,
19,28,30,31,3
2,33,34,35
37
37
Jumlah soal
Skor per item : benar (1), salah (0)
Kriteria Penilaian :
Nilai = � � ���
�
n = jumlah soal keseluruhan
k = jumlah soal benar
Nilai Maksimal 100, nilai minimal 0
Kriteria ketuntasan :
≤ 60 : Tidak Tuntas
≥ 61 : Tuntas
35
2. Metode Observasi : Pada penelitian ini peneliti menggunakan
participant observation, dimana peneliti ikut terlibat dalam kegiatan yang
sedang berlangsung. Penyusunan lembar observasi ini disesuaikan dengan
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan RME
sesuai tabel 2.1
Tabel. 3.4
Lembar Observasi
No Aspek yang diamati
Skor
1 2 3 4
1 Kegiatan Guru
1. Melakukan apersepsi dengan memberikan masalah
kontekstual sesuai dengan materi yang diajarkan
2. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan sehari-
hari
3. Membangun pembelajaran yang interaktif baik secara
individu/kelompok
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan pendapat/ ide dalam menyelesaikan
masalah kontekstual
5. Memberikan motivasi dan penghargaan terhadap
kemajuan yang dicapai oleh siswa
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengkomunikasikan hasil diskusi/ jawaban yang
38
38
diperoleh
7. Guru memberikan petunjuk seperlunya pada bagian-
bagian yang belum dipahami siswa
8. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
2 Kegiatan Siswa
1. Memahami masalah kontekstual yang diberikan oleh
guru
2. Menggali pengalaman yang telah dimiliki untuk
mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan masalah
kontekstual
3. Aktif/antusias dalam mengikuti pelajaran baik secara
individu maupun kerjasama kelompok
4. Mengikuti setiap instruksi/perintah yang diberikan oleh
guru
5. Aktif berusaha menemukan penyelesaian dari suatu
masalah kontekstual dalam diskusi kelompok
6. Mengkomunikasikan jawaban/ hasil diskusi didepan
kelas
7. Bersama–sama menyimpulkan materi pelajaran
Skor per item : max 4, min 1
Scoring: ������ ���� ����������
���� ���� ��� � 100%
Rentang nilai :
47-60 : A
31-46 : B
15-30 : C
Nilai maksimal : 60, nilai minimal 15
Kriteria Penilaian :
A : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
39
39
Pemberian skor untuk tiap aspek yang diamati adalah sebagai
berikut : Tidak sesuai (TS) skor 1, kurang sesuai (KS) skor 2, sesuai (S)
skor 3, sangat sesuai (SS) skor 4.
3. Metode angket : Dalam penelitian ini, angket tertutup digunakan untuk
mengukur motivasi siswa yang diberikan setelah siswa mengikuti
pembelajaran matematika realistik. Pengisian angket ini menggunakan
skala Likert dengan range 1 sampai 4. Diawal dan akhir penelitian
peneliti akan membagikan angket kepada siswa, untuk mengetahui sejauh
mana efektivitas implementasi Pendekatan Realistic Mathematic
Education yang telah diterapkan untuk meningkatkan motivasi siswa.
Skor motivasi siswa diperoleh dengan cara menjumlahkan skor tiap item
pertanyaan sesuai dengan pemberian skor tiap pertanyaan :
• Pertanyaan positif : SS(4), S(3), TS(2), STS(1)
• Pertanyaan negatif : SS(1), S(2), TS(3), STS(4)
Angket untuk mengukur motivasi belajar siswa sebelum dan
sesudah mendapatkan RME diadopsi dari angket untuk mengukur
motivasi belajar siswa pada penelitian “Perbedaan motivasi belajar pada
mahasiswa dengan metode pembelajaran full problem- based learning
dan metode konvensional di Universitas Muhamadiyah Yogjakarta”,
dengan jumlah soal 47 item, dan relliabilitasnya 0,760, adapun kisi- kisi
angket motivasi sebagai berikut:
Tabel 3.5
Indikator Angket Motivasi Siswa
Faktor
motivasi Indikator motivasi
No.
item
Instrinsik Hasrat
• Menarik Perhatian Siswa
• Menumbuhkan semangat pada diri
siswa
• Membuat siswa tertantang untuk belajar
5,6,7,8,9,10
,11,12,13
40
40
Dorongan
• Siswa terdorong untuk belajar
• Siswa mengetahui tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
• Siswa menyadari kesuksesan didasari
atas usaha
• Ketekunan siswa dalam mengerjakan
tugas
• Ulet menghadapi kesulitan
14,15,16,17
,18,19,20,2
1,22,23,24
Cita- cita
• Meningkatnya keyakinan dan
kepercayaan diri siswa
• Siswa mempunyai harapan positif
untuk sukses
• Siswa merasa mengalami pembelajaran
yang bermakna
25,26,27,28
,29,30,31,3
2,33,34
Ekstrinsik
Guru
• Menarik dalam menyampaikan materi
• Membuat siswa termotivasi untuk
belajar secara mandiri
35,36,37,38
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran menarik dan efisien
1,2,3,4
Lingkungan
• Lingkungan mendukung dan kondusif
untuk belajar
39,40,41
Fasilitas
• Tersedianya fasilitas untuk mendukung
pembelajaran
42,43,44,45
,46,47
Total item
Skor per item : Max (4), Min (1)
47
41
41
Scoring : n1 + n2 + n3 + n3 + n4 +........nn
n : skor tiap no. item
Kriteria Motivasi:
24-48 : Rendah
49-73 : Sedang
74-98 : Tinggi
Sumber: “Perbedaan motivasi belajar pada mahasiswa dengan metode
pembelajaran full problem- based learning dan metode konvensional di
Universitas Muhamadiyah Yogjakarta”(Anonim).
Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran karakteristik
motivasi belajar digunakan 4 kategori sesuai dengan banyaknya alternatif
jawaban pada angket. Skor tertinggi diperoleh dengan cara mengalikan
jumlah item dengan bobot skor paling tinggi (4). Dan skor terendah
diperoleh dengan mengalikan jumlah item dengan bobot skor terendah (1).
Selisih skor tertinggi dan terendah dibagi dengan banyaknya pilihan akan
diperoleh interval. Tinggi rendahnya pengukuran (lihat nilai rata-rata
masing-masing variabel) disesuaikan dengan interval yang diperoleh.
Interval dapat dirumuskan sebagai berikut :
Interval =Skor tertinggi − skor terendah
Banyaknya kelas
=624x4: − 624x1:
3
=96 − 24
3
= 24
Hasil pengukuran tersebut akan dirangkum pada tabel 3.6 berikut :
Tabel 3.6
Klasifikasi Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa
Interval Kriteria
24-48 Rendah
42
42
49-73 Sedang
74-98 Tinggi
3.4.2.Pengujian Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan/ seharusnya diukur.
Suatu instrumen dikatakan valid bila ia mempunyai validitas tinggi,
sebaliknya ia akan dikatakan kurang valid jika validitasnya rendah.
Sugiyono (2010: 176), Instrumen yang harus mempunyai validitas
isi (content validity) adalah instrumen yang berbentuk test yang sering
digunakan untuk mengukur prestasi belajar (achievement) dan mengukur
evektivitas pelaksanaan program dan tujuan. Untuk menyusun instrumen
prestasi belajar yang mempunyai validitas isi, maka instrumen harus
disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan atau dapat
dilakukan dengan membandingkan antara instrumen dengan materi
pelajaran yang telah diajarkan.
Dalam penelitian ini, uji validitas akan dianalisis dengan
menggunakan program SPSS 16.0. Kriteria untuk menentukan validitas
tiap butir instrumen digunakan pedoman dari Pritatno (2010: 90), untuk
menentukan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan, adapun
kriterianya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.7
Rentang Indeks Validitas
Indeks Kriteria
˃ 0.30
˃ 0.25
˃ 0.20
˂ 0.20
Validitas memuaskan
Validitas sedang
Validitas bisa diterima
Tidak valid
suatu instrumen penelitian berupa angket ataupun soal dalam
penelitian ini dikatakan valid jika memiliki koefisien corrected item total
correlation (r) ≥ 0.2.
43
43
3.4.3. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas akan dianaalisis dengan
bentuan program SPSS 16.0. Reliabilitas diterjemahkan dari kata
reliability yang berarti hal yang dapat dipercaya (tahan uji). Sebuah tes
dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jika tes terebut memberikan
data hasil yang ajeg (tetap) walaupun diberikan pada waktu yang berbeda
kepada responden yang sama. Hasil tes yang tetap atau seandainya
berubah maka perubahan itu tidak signifikan maka tes tersebut dikatakan
reliabel. Oleh karena itu reliabilitas sering disebut dengan keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. Untuk
menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang
dikemukakan oleh Priyatno (2010: 97) dalam tabel 3. 10 dibawah ini:
Tabel 3.8
Rentang Indeks Reliabilitas
Indeks Kriteria
α ˃ 0.8
α ˃ 0.7
α ˃ 0.6
α ˂ 0.6
Reliabilitas baik
Reliabilitas sedang
Reliabilitas bisa diterima
Reliabilitas kurang baik
Langkah untuk menguji validitas dan reliabilitas soal pretest,
postest adalah sebagai berikut:
• Soal diujikan di kelas uji
• Mengoreksi jawaban siswa
• Tabulasi jawaban siswa pada Microsoft Office Exel 2007
• Data dari Exel diolah dengan menggunakan SPSS 16.0
- Data dari exel dicopy pada data view
- Pada variabel view nama variabel diisi (soal_1, soal_2, dst)
44
44
Kembali ke data view Analyze � Scale � Reliability Analysis �
Blok semua soal � Pindahkan ke kolom item � Statistik �Pilih scale,
item, scale if item deleted� continue �OK
3.4.4. Tingkat kesukaran butir soal
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar
suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan
dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya
dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 ‐1,00.
Suatu soal memiliki TK= 0,00 artinya bahwa tidak ada siswa yang
menjawab benar dan bila memiliki TK= 1,00 artinya bahwa siswa
menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan
untuk setiap nomor soal.
Suharsimi (2010), soal yang baik adalah soal yang mempunyai
tingkat kesukaran 0,31-0,70 (soal dengan tingkat kesukaran sedang).
Sebagai ketentuan untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaran soal,
berikut diberikan batasan-batasannya menurut Suharsimi (2010: 210)
dapat dilihat pada tabel 3.11 dibawah ini
Tabel 3.9
Indeks Tingkat Kesukaran Soal
Indeks Kriteria
0,00 –0,30
0,31 ‐0,70
0,71 –1,00
Sukar
Sedang
Mudah
Soal di analisis tingkat kesukarannya dengan menggunakan
program SPSS 16.0 dengan langkah sebagai berikut:
Langkah pertama mencari mean tiap soal : Data skor jawaban
siswa dari exel dicopy ke data view SPSS � Analyze � Discriptive
Statistic � Frequencies � Statistic � Mean � Continue � OK. Mean
setiap butir dicatat kemudian diketik dalam format SPSS. Langkah kedua
mengetik data dikolom SPSS:
45
45
• Klik “Variable View”
• Ketik Mean pada kolom “Name”.
• Ketik Skormaks pada kolom “Name”. (di bawah Mean)
• Ketik TK pada kolom “Name”(di bawah Skormaks)
• Klik “Data View”, kemudian masukkanlah data sesuai dengan
kolomnya.
Untuk menghitung TK (Tingkat Kesukaran) Butir soal: Klik
Transform � Compute Variable � Ketik TK pada kotak “Target Variable
� Pada kotak “Numeric Expression”diisi/diketik Mean/Skormaks �Klik
OK.
3.4.5. Teknik pengumpulan data
Metode/ teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mengumpulan data. Berikut ini akan diuraikan masing-masing teknik yang
digunakan dalam penelitian ini :
1. Metode tes prestasi : pada awal penelitian siswa diberi pretest untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa, sedangkan pada tahap akhir
penelitian, siswa diberi posttest dengan soal evaluasi yang telah
teruji validitas dan reliabilitasnya, untuk mengetahui sejauh mana
hasil belajar siswa dalam pokok bahasan pecahan senilai. Adapun
soal tes disusun dengan langkah- langkah sebagai berikut:
• Menyusun kisi-kisi soal tes
• Membuat kisi-kisi soal berdasarkan kisi-kisi
• Mengujicobakan soal pada kelas uji
• Menganalisis hasil uji coba
• Menyusun kembali soal yang telah diujicobakan sebagai instrumen
yang digunakan dalam penelitian
2. Metode Observasi : Metode obsevasi digunakan untuk melihat
proses pembelajaran dan respon siswa dengan menggunakan
pendekatan matematika realistik selama pembelajaran berlangsung,
sehingga pelakssanaan pembelajaran benar- benar sesuai dengan
kondisi yang diharapkan. Lembar observasi disusun berdasarkan
46
46
karakteristik RME serta langkah pembelajaran yang diharapkan
selama penelitian. Lembar observasi diisi oleh observer saat
pembelajaran berlangsung berdasar pedoman penilaian yang telah
ditetapkan.
3. Angket : Angket motivasi digunakan untuk mengetahui apakah ada
peningkatan motivasi siswa dengan menggunakan pendekatan RME
yang telah diterapkan dalam pembelajaran matematika. Seperti tes
prestasi, angket juga diisi oleh siswa sebelum dan sesudah
pelaksanaan pembelajaran dengan RME. Prosedur dalam
penyusunan angket ini adalah sebagai berikut:
• Mengujikan angket pada kelas uji
• Menganalisis hasil uji angket
• Menyusun kembali angket yang akan digunakan sebagai
instrumen penelitian
3.5 Teknik Analisis data
3.5.1.Analisa data tes prestasi
Hipotesis dalam setiap penelitian perlu diuji. Tujuan dari uji
hipotesis adalah untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah
dirumuskan mengenai motivasi hasil belajar matematika siswa sebelum
pembelajaran menggunakan pendekatan RME dengan hasil belajar setelah
pembelajaran menggunakan pendektan RME. Untuk menguji hipotesis
diatas menggunakan analisis uji Paired Sample T- test dengan
menggunakan bantuan program SPSS 16.0. Trihendradi (2004: 103),
menjelaskan Paired Sample T- test adalah dua pengukuran pada subjek
yang sama (desain within subject) terhadap suatu pengaruh atau perlakuan
tertentu. Ukuran sebelum dan sesudah mengalami perlakuan tertentu
diukur. Dasar pemikirannya sederhana, apabila suatu perlakuan tidak
memberi pengaruh, maka perbedaan rata-rata adalah nol. Analisis ini
digunakan karena peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil
belajar matematika antara sebelum dan sesudah menggunakan RME.
47
47
Priyatno (2010), kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah
sebagai berikut apabila dalam perhitungan diperoleh :
• H0 diterima Jika - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
• H0 ditolak Jika - t hitung ˂ - t tabel atau t hitung ˃ t tabel
Atau jika:
• Signifikan ˃ α, maka Ho diterima
• Signifikan ˂ α, maka Ho ditolak
3.5.2.Analisa Angket
Untuk menganalisis data hasil penyebaran angket maka penulis
menggunakan Skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial, Sugiyono (2010: 134). Skala ini menilai sikap atau
tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan
pertanyaan kepada responden. Setelah skor angket diperoleh, kemudian
hipotesis diuji seperti analisis tes prestasi menggunakan analisis uji Paired
Sample T- test dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0. Analisis
ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan
motivasi belajar matematika antara sebelum dan sesudah menggunakan
RME. Priyatno (2010), kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis
adalah sebagai berikut apabila dalam perhitungan diperoleh :
• H0 diterima Jika - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
• H0 ditolak Jika - t hitung ˂ - t tabel atau t hitung ˃ t tabel
Atau jika:
• Signifikan ˃ α, maka Ho diterima
• Signifikan ˂ α, maka Ho ditolak
3.5.3. Analisa Data Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung akan dilakukan observasi
untuk mengamati jalannya proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Untuk mempermudah proses observasi, peneliti mempersiapkan daftar
apa saja yang harus diamati dengan menggunakan lembar observasi.
Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan, apabila 80% dari
48
48
skor maksimal yang diharapkan yaitu 100% proses pembelajaran sesuai
yang diharapkan maka pembelajaran dengan pendekatan RME dianggap
berhasil. Catatan anekdotal selama penelitian/ observasi juga akan penulis
persiapkan selama proses penelitian dan juga observasi, sebagai penguat
analisis kualitatif yang mendukung analisis kuantitatif
3.6. Indikator Kerja
Indikator kerja adalah harapan terjadinya kenaikan hasil belajar dan
motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan nilai
pretest dan postest dan kenaikan tingkat motivasi belajar siswa. Indikator
kerja dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar siswa: 80% siswa mendapat nilai ≥ 61 (tuntas KKM)
2. Motivasi belajar siswa: 60% siswa mendapat skor angket motivasi ≥74
(kategori tinggi).