BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis...

32
65 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Jenis penelitian ini digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk pendidikan, yang terdiri dari tiga langkah, yaitu: a) studi pendahuluan, b) desain dan pengembangan produk, c) pengujian produk (Sukmadinata, 2011: 190). Produk yang dikembangkan adalah desain pelatihan menggunakan CEM yang dilengkapi dengan silabus pelatihan, RPP pelatihan, panduan pelatihan, dan materi pelatihan. 3.2 Subjek & Wilayah Subjek penelitian ini adalah Kepala dan Kasubag TU UPT Dikdas LS dan Guru-guru SD se-Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Wilayah yang digunakan untuk penelitian ini adalah Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, dengan melibatkan 10 SD yaitu SDN Temon, SDN 1 Tempuran, SDN Wates, SDN 1 Talakbroto, SDN Pentur, SDN Jaten, SDN

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis...

65

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dan

pengembangan atau Research and Development

(R&D). Jenis penelitian ini digunakan untuk

mengembangkan dan memvalidasi suatu produk

pendidikan, yang terdiri dari tiga langkah, yaitu:

a) studi pendahuluan, b) desain dan

pengembangan produk, c) pengujian produk

(Sukmadinata, 2011: 190).

Produk yang dikembangkan adalah desain

pelatihan menggunakan CEM yang dilengkapi

dengan silabus pelatihan, RPP pelatihan,

panduan pelatihan, dan materi pelatihan.

3.2 Subjek & Wilayah

Subjek penelitian ini adalah Kepala dan

Kasubag TU UPT Dikdas LS dan Guru-guru SD

se-Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali.

Wilayah yang digunakan untuk penelitian ini

adalah Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali,

dengan melibatkan 10 SD yaitu SDN Temon,

SDN 1 Tempuran, SDN Wates, SDN 1

Talakbroto, SDN Pentur, SDN Jaten, SDN

66

Blagung, SDN 1 Simo, SDN Putri, dan SDN

Ngrandu.

3.3 Prosedur Penelitian dan Pengembangan

3.3.1 Model R&D menurut Sukmadinata

Sukmadinata (2011: 190) mengelompokkan

prosedur R&D menjadi tiga langkah yaitu tahap

studi pendahuluan, tahap desain dan

pengembangan produk, serta pengujian produk.

Skema prosedur R&D ini dapat dilihat pada bagan

3.1 berikut.

Rincian tahapan penelitian beserta tujuan,

instrumen, sumber data dan pengolahan data

pengembangan desain pelatihan pembelajaran

tematik integratif SD sebagai berikut.

a. Studi Pendahuluan

1) Studi Pustaka, Studi lapangan dan Analisis

Kebutuhan

Studi pustaka dilakukan dengan mengkaji

literatur mengenai model-model pelatihan, desain

pelatihan dan hakikat pembelajaran tematik

integratif. Selanjutnya dilakukan studi lapangan

untuk melihat bagaimana desain pelatihan yang

selama ini digunakan di SD Kecamatan Simo.

Langkah selanjutnya merumuskan kebutuhan

pelatihan guru SD di Kecamatan Simo berkaitan

dengan implementasi Kurikulum 2013 yang

67

sekaligus menjadi kebutuhan sekolah sebgai

institusi.

Prosedur R&D Desain Pelatihan CEM untuk

meningkatkan Kompetensi Guru dalam

mengembangkan Pembelajaran Tematik

Penyusunan Draf Produk:

Desain Pelatihan CEM

(Silabus, RPP, materi,

panduan, perangkat evaluasi

pelatihan)

Uji Coba Terbatas

melibatkan 10 guru SD di

Kec. Simo

Produk Hipotetik

Validasi produk:

1. Dua orang ahli desain

pelatihan 2. Dua orang ahli materi

pelatihan

Revisi

Revisi

Produk Operasional

Desain dan

Pengemba-

ngan

Produk

Studi

Pendahu-

luan

Analisis Kebutuhan

Studi Pustaka

1. R&D

2. Hakikat

Pembelajaran

tematik

integratif

3. Kompetensi

pedagogik

guru

4. Pelatihan

menggunakan

CEM

Studi Lapangan

1. Desain

pelatihan

aktual

2. Kompetensi

pedagogik

guru

68

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan,

diadaptasi dan dimodifikasi dari Sukmadinata (2016: 189)

2) Data dan Sumber data

Data yang dikumpulkan pada tahap

studi pendahuluan ini berupa data primer dan

informasi literatur. Data primer berupa data

hasil wawancara kepada kepala UPT Dikdas LS

dan hasil angket kepada 20 guru kelas 4 SD

Kecamatan Simo dan informasi literatur

berupa deskripsi tentang model pelatihan yang

digunakan selama ini.

3) Teknik dan Instrumen Pengumpulan data

Pada tahapan studi pendahuluan teknik

pengambilan data menggunakan teknik non

tes. Instrumen yang digunakan dalam tahap

ini berupa pedoman wawancara untuk

mengetahui kebutuhan sekolah dalam hal

kompetensi guru menerapkan pembelajaran

tematik dan angket untuk mengetahui

kebutuhan guru SD dalam hal pembelajaran

tematik integratif. Adapun kisi-kisi pedoman

wawancara dan angket yang digunakan adalah

seperti tertera pada tabel 3.1 dan 3.2 berikut.

69

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara

Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik

Integratif

Butir Pertanyaan No.

Item

1. Apakah SD-SD di Kec. Simo sudah banyak yang

menerapkan Kurikulum 2013? Berapa jumlah

SD yang sudah menerapkan Kurikulum 2013?

1

2. Bagaimana kompetensi guru dalam

mengembangkan pembelajaran tematik?

2

3. Upaya apa yang telah dilakukan UPT Dikdas LS

Kec. Simo untuk meningkatkan kompetensi

guru dalam mengembangkan pembelajaran

tematik?

3

4. Apakah pernah dilakukan pelatihan? Seberapa

sering pelatihan itu dilakukan?

4

5. Pelatihan yang dilakukan bersifat top down

atau bottom up?

5

6. Apakah didasari oleh kebutuhan guru? 6

7. Apa kelemahan pelatihan yang dilaksanakan

selama ini?

7

70

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Studi Kebutuhan

Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik

Integratif

Aspek Indikator

No.

Item

1. Kebutuhan

akan

pelatihan

a. Keikutsertaan dalam pelatihan

Kurikulum 2013

b. Penilaian terhadap pelatihan

selama ini

c. Pemahaman terhadap

Kurikulum 2013

d. Kebutuhan akan pelatihan

1

2

3

4-6

2. Penguasaan

kompetensi

pedagogik

a. Pemahaman terhadap model-

model desain pembelajaran

tematik

b. Keterampilan dalam

mentabulasi SKL, KI, KD dan

Silabus

c. Keterampilan dalam menyusun

jaring tema

d. Keterampilan dalam memilih

model-model pembelajaran

e. Keterampilan merancang

skenario pembelajaran

f. Keterampilan menyusun

instrumen penilaian

7-9

10

11

12-

13

14

15-

16

71

Jumlah 16

4) Analisis data

Analisis data dalam studi pendahuluan

dalam penelitian ini menggunakan teknik

deskriptif persentase. Hasil dari analisis data

pada tahapan ini adalah inventarisasi

permasalahan guru dalam mengembangkan

pembelajaran tematik integratif SD.

Berdasarkan analisis data tersebut nampak

adanya kebutuhan akan pelatihan yang efektif

meningkatkan kompetensi guru dalam

mengembangkan pembelajaran tematik

intergratif SD. Hasil analisis data ini akan

menjadi masukan pada tahapan selajutnya

yaitu mengembangkan desain pelatihan.

b. Desain dan Pengembangan Produk Desain

Pelatihan

1) Model Desain Pengembangan

Model pelatihan sekaligus menjadi

model pengembangan desain pelatihan adalah

CEM yang dicetuskan oleh Nadler (1988).

Pendekatan CEM ini terdiri atas delapan tahap,

yaitu (1) mengidentifikasi kebutuhan lembaga,

(2) spesifikasi pelaksanaan pekerjaan, (3)

72

mengidentifikasi kebutuhan peserta, (4)

menentukan tujuan, (5) memilih kurikulum, (6)

menentukan strategi pembelajaran, (7)

menentukan sumber-sumber pembelajaran,

dan (8) melakukan pelatihan.

2) Penyusunan Draft Awal Desain Pelatihan

Pembelajaran Tematik Integratif

Rancangan penelitian dan pengembangan

desain pelatihan pembelajaran tematik

integratif kurikulum 2013 Kelas 4 SD

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan untuk

meningkatkan kompetensi guru dalam

mengembangkan pembelajaran tematik

integratif di SD Kecamatan Simo, agar mutu

pembelajaran dalam menerapkan

Kurikulum 2013 dapat ditingkatkan.

2. Menspesifikasikan kinerja guru, dalam hal

ini adalah merumuskan tugas guru dalam

mengembangkan pembelajaran tematik

integratif yang memudahkan siswa belajar.

3. Mengidentifikasi kebutuhan guru tentang

pemahaman dan keterampilan dalam

73

mengembangkan pembelajaran tematik

integratif.

4. Menentukan tujuan pelatihan; Diawali

dengan merumuskan indikator pelatihan

kemudian diturunkan menjadi tujuan

pelatihan. Tujuan pelatihan ini adalah

untuk meningkatkan kompetensi guru

dalam mengembangkan pembelajaran

tematik integratif di SD Kecamatan Simo.

5. Memilih kurikulum, dalam langkah ini

adalah dilakukan pemilihan materi

pelatihan yang berkaitan langsung dengan

kompetensi guru dalam mengembangkan

pembelajaran tematik integratif. Materi

pelatihan yang digunakan adalah materi

yang dikembangkan oleh Kemendikbud

dengan materi pokok berupa: a) Model-

model desain pembelajaran tematik

integratif; b) analisis SKL, KI-KD, dan

silabus pembelajaran tematik integratif; c)

analisis model-model pembelajaran tematik

integratif; d) Mengembangkan penilaian

hasil belajar; e) Merancang rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP).

74

6. Memilih strategi pembelajaran, dalam hal

ini adalah memilih strategi pelatihan,

berupa aktivitas instruktur dan peserta

pelatihan dalam mengembangkan

pembelajaran tematik integratif.

7. Menentukan sumber-sumber pembelajaran,

yaitu menentukan sumber daya manusia,

sumber daya fisik, dan finansial. Sumber

daya manusia meliputi instruktur yaitu

pelatih pengembangan pembelajaran

tematik integratif kurikulum 2013 di SD

dan peserta yaitu guru-guru SD yang sudah

maupun akan menerapkan kurikulum

2013; sumber daya fisik berupa sarana dan

peralatan pelatihan; dan finansial untuk

opersional pelaksanaan program pelatihan.

8. Melakukan pelatihan. Kegiatan melakukan

pelatihan merupakan langkah menguji-

cobakan desain pelatihan yang telah

dikembangkan.

Pada pada setiap langkah selalu diakhiri

dengan evaluasi dan umpan balik. Hal ini

bertujuan untuk menghindari pemborosan

waktu dan usaha, serta berkontribusi pada

rancangan program pelatihan yang lebih baik.

75

3) Validasi Desain Pelatihan Pembelajaran

Tematik Integratif SD

Setelah draft awal desain pelatihan

pembelajaran tematik integratif telah lengkap,

selanjutnya dilakukan uji validasi desain

pelatihan kepada para ahli. Uji validasi

berkaitan dengan tujuan validasi dan aspek

validasi ahli.

a) Tujuan Validasi

Tujuan uji validasi desain pelatihan adalah

untuk memperoleh penilaian dan masukan

dari ahli. Hasil penilaian akan digunakan

sebagai dasar apakah draft produk layak

untuk diuji-cobakan dan masukan akan

digunakan untuk perbaikan draft produk.

b) Aspek validasi

Aspek validasi mencakup desain pelatihan

yang dituangkan dalam silabus dan RPP.

Adapun komponen uji validasi desain pelatihan

menggunakan CEM meliputi: 1) Kesesuaian

teori dan tujuan desain pelatihan

menggunakan CEM; 2) Prosedur pelaksanaan

desain pelatihan menggunakan CEM; 3)

76

Kelengkapan silabus pelatihan; 4) Kesesuaian

indikator pelatihan dengan kompetensi peserta

pelatihan; 5) Kesesuaian kegiatan pelatihan

dengan indikator pencapaian kompetensi; 6)

Kesesuaian instrument penilaian dengan

indikator pencapaian kompetensi; 7)

Kelengkapan Rencana Pelaksanaan Pelatihan

(RPP); 8) Kekonsistenan Rencana Pelaksanaan

Pelatihan (RPP) dengan silabus; dan 9)

Sistematika skenario pelatihan.

Aspek lain yang divalidasi adalah materi

pelatihan tentang pembelajaran tematik

integratif SD. Adapun komponen uji validasi

materi pelatihan mencakup: 1) Kesesuaian

materi pelatihan dengan indikator pencapaian

kompetensi; 2) Kekayaan pengalaman belajar

yang ditawarkan; 3) Keakuratan materi

pelatihan; 4) Kemutakhiran materi pelatihan;

5) Kelayakan penyajian materi pelatihan; dan

6) Kualitas kebahasaan materi pelatihan.

c) Sumber Data

Sumber data uji validasi desain pelatihan

menggunakan CEM berasal dari 4 orang ahli,

terdiri dari 2 orang ahli dibidang desain

pelatihan yaitu Prof. Dr. Slameto, M.Pd dan

77

Endang Purwaningsih, M.Pd serta 2 orang ahli

dibidang materi pembelajaran tematik

integratif yaitu Dr. Mawardi, M.Pd dan Drs.

Abdul Basith, M.Pd.I

d) Instrumen Uji Validasi

Instrumen uji validasi ahli terhadap kualitas

desain pelatihan menggunakan rubrik

penilaian yang terdiri dari 8 item untuk menilai

Silabus dan 10 item untuk menilai RPP

Pelatihan. Sedangkan instrumen validasi ahli

materi pembelajaran tematik integratif

menggunakan rubrik penilaian yang terdiri

dari 25 item yang mencakup 6 aspek. Kisi-kisi

instrumen uji validasi desain pelatihan dan

materi pelatihan dipaparkan berturut-turut

pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Uji Validasi Ahli Desain

Pelatihan Menggunakan CEM

Desain Aspek No

Item

Silabus

Pelatihan

1. Kelengkapan identitas silabus

2. Kualitas perumusan Kompetensi

Dasar

3. Kualitas perumusan indikator

1

2

3

78

4. Relevansi antara KD, indikator,

materi dan evaluasi

5. Kualitas pengembangan materi

pelatihan

6. Kejelasan kegiatan pelatihan

7. Kesesuaian jenis dan deskripsi

bahan dengan materi

8. Ketepatan penentuan alokasi

waktu

4

5

6

7

8

RPP

Pelatihan

1. Kelengkapan RPP pelatihan

2. Kesesuaian rumusan tujuan

dengan indikator

3. Ketepatan perumusan tujuan

dalam mencapai kompetensi

4. Cakupan materi

5. Kejelasan skenario pelatihan

6. Urutan langkah-langkah

pembelajaran

7. Ketepatan metode pembelajaran

8. Kesesuaian pemilihan alat dan

bahan dengan metode pelatihan

9. Ketepatan penentuan alokasi

waktu dengan materi

10. Kesesuaian teknik penilaian

dengan indikator

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Jumlah Item (17 + 9) 26

79

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Materi

Pembelajaran Tematik Integratif

Aspek No

Item

1. Kesesuaian materi dengan indikator

2. Kekayaan materi yang ditawarkan

3. Keakuratan materi pelatihan

4. Kemutakhiran materi pelatihan

5. Kelayakan penyajian materi pelatihan

6. Kualitas kebahasaan materi pelatihan

1-3

4-5

6-11

12-15

16-18

19-5

Jumlah Item 25

e) Analisis data

Analisis data hasil uji validasi menggunakan

teknik deskriptif persentase dan kategoris

untuk menentukan kelayakan desain pelatihan

menggunakan CEM. Skor hasil penilaian dari

Ahli dijumlahkan, kemudian skor tersebut

dipersentase dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

Skor Aktual

SP = --------------- X 100%

Skor Ideal

80

SP : Skor Persentase

Skor Aktual : Skor yang diberikan oleh

validator ahli

Skor Ideal : Skor maksimal hasil kali

antara jumlah item dengan

skor maksimal masing-

masing item

Skor persentase tersebut selanjutnya

dikelompokan menjadi lima kategori berikut

ini:

Interval Kategori

81 – 100% Sangat tinggi

61 – 80% Tinggi

41 – 60% Cukup

21 – 40% Rendah

1 – 20% Sangat rendah

Berdasarkan kategori di ata

s, maka hasil uji validasi desain pelatihan

pengembangan pembelajaran tematik integratif

SD dapat dikatakan layak untuk diujicobakan

apabila persentase minimal mencapai kategori

tinggi (≥ 61%).

4) Revisi Desain Pelatihan berdasarkan

masukan dari Ahli

81

Setelah dilakukan validasi desain

pelatihan dan materi oleh Ahli maka tahap

selanjutnya penulis melakukan revisi sesuai

saran dan rekomendasi Ahli dan teman sejawat

dengan mempertimbangkan kecocokan antara

saran dan rekomendasi ahli tersebut dengan

skor yang diberikan.

5) Uji Coba Terbatas

a) Jenis dan Desain Penelitian pada Uji Coba

Terbatas

Pada uji coba terbatas ini jenis penelitian

yang digunakan adalah pre-eksperimental

designs (Gay, 1987: 285). Desain penelitian ini

menggunakan teknik pretest - postest only.

b) Subjek Uji Coba

Subjek yang ikut berpartisipasi dalam uji

coba terbatas yaitu 10 guru kelas 4 SD di Kec.

Simo (peserta pelatihan), 1 pengawas sekolah

dasar (instruktur pelatihan), 1 Kepala UPT

Dikdas LS Kec. Simo (supervisor pelatihan),

dan 7 orang Staff UPT Dikdas LS Kec. Simo

(pengelola pelaksanaan pelatihan).

Terdapat beberapa karakteristik guru

kelas 4 SD sebagai subyek penelitian, yaitu: a)

82

guru-guru sama-sama memiliki kebutuhan

dalam hal mengmbangkan pembelajaran

tematik integratif, b) guru-guru berasal dari

daerah-daerah kecamatan yang memiliki

pengetahuan yang relatif sama, c) para guru

belum pernah mendapatkan pelatihan yang

berdasarkan kebutuhan guru. Berdasarkan

pertimbangan persamaan karakteristik

tersebut, peneliti memandang bahwa hasil

penelitian ini dapat digeneralisasi kepada

seluruh guru di sekolah masing-masing.

Arikunto (2002: 119) menyatakan bahwa

teknik sampling dengan cara memilih subjek

yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi

tertentu, tanpa menghiraukan darimana asal

subjek dalam populasi itu disebut quota

sampling. Maka dalam penelian ini

menggunakan teknik quota sampling, dengan

pertimbangan: a) Pelatihan yang dilakukan

adalah tentang Kurikulum 2013, sehingga

dipilih guru-guru SD yang sudah menerapkan

Kurikulum 2013; b) Teknik random akan

memberikan peluang kepada guru-guru yang

belum menerapkan Kurikulum 2013 sebagai

subjek penelitian, hal ini akan menyulitkan

83

peneliti untuk menentukan job performance

subjek; c) Dipilih guru kelas 4 SD, karena di

Kecamatan Simo implementasi kurikulum

2013 telah banyak diterapkan pada kelas 4.

Langkah penentuan sampel, pada

awalnya ditentukan sampel sekolah yang

sudah menerapkan Kurikulum 2013. Di

Kecamatan Simo terdapat 6 Gugus dimana

setiap Gugus terdapat 5 SD. Dari 5 SD

tersebut terdapat 2 SD yang sudah

menerapkan Kurikulum 2013. Maka dipilihlah

guru kelas 4 karena Kurikulum 2013 telah

diterapkan pada kelas 4.

c) Waktu dan Tempat Uji Coba

Uji coba terbatas pada penelitian ini

dilakukan setelah mendapatkan hasil

penilaian dari ahli tentang desain dan materi

pelatihan. Uji coba terbatas dilakukan di SDN

Tempuran Kecamatan Simo, Kabupaten

Boyolali.

d) Variabel dan Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian

ini ada dua yaitu variabel independent (bebas)

dan variabel dependent (terikat). Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah pelatihan

84

menggunakan desain CEM. Definisi operasional

variabel ini adalah pelatihan yang bersifat

terbuka dan setiap tahapannya selalu diikuti

dengan evaluasi dan follow up sebagai input

pada tahapan berikutnya. Desain pelatihan

CEM dalam penelitian ini merupakan

pengembangan secara sistematis komponen-

komponen pelatihan yang khusus

dikembangkan untuk meningkatkan

kompetensi guru dalam mengembangkan

pembelajaran tematik integratif di SD.

Sedangkan variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kompetensi guru dalam

mengembangkan pembelajaran tematik

integratif di SD. Definisi operasional variabel

ini adalah hasil pelatihan menggunakan desain

CEM berupa meningkatnya kompetensi yang

dimiliki guru dalam mengembangkan

pembelajaran tematik integratif di SD.

e) Jenis Data

Jenis data penelitian pengembangan pada

tahap uji coba terbatas ini adalah data

kualitatif dan kuantitatif berupa informasi

empirik proses pelatihan dan kompetensi hasil

belajar peserta pelatihan.

85

f) Teknik dan Instrumen pengumpulan data

Dalam uji coba lapangan terbatas yaitu

teknik pengumpulan data menggunakan teknik

tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk

mengukur kompetensi hasil pelatihan. Teknik

non tes untuk mengukur tingkat kualitas

proses pelatihan. Instrumen untuk mengukur

kompetensi hasil pelatihan pada penelitian ini

menggunakan pretest dan posttest serta

analisis soal menggunakan anates. Sedangkan

instrumen untuk mengukur tingkat kualitas

proses pelatihan menggunakan angket

tanggapan peserta dan instruktur.

Tes kompetensi hasil pelatihan dalam

penelitian ini dirancang dalam rangka

mengetahui pencapaian kompetensi guru.

Kompetensi yang dimaksud meliputi:

menguasai secara luas dan mendalam hakikat

pembelajaran tematik integratif yang

mendukung pembelajaran tematik integratif di

SD dan mampu mengembangkan pembelajaran

tematik integratif sesuai lingkungan sekolah.

Sebelum menyusun instrument soal tes,

peneliti menyusun kisi-kisi soal tes yang

86

mencakup lima materi pelatihan. Kisi-kisi soal

tes dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Uji Coba

Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik

Integratif

Materi Indikator Ting.

Ranah

No.

Item

Unit 1:

Merancang

Jaring Tema

1. Menentukan karakteristik

model-model desain

pembelajaran tematik

integratif.

2. Menentukan kelebihan dan

kelemahan model-model

desain pembelajaran

tematik integratif di SD.

3. Memilih model desain

pembelajaran tematik

integratif yang cocok

diterapkan di SD

C1

C4

C4

1-3,

5-7,

9

4, 8

10

Unit 2:

Analisis SKL, KI-

KD, dan Silabus

1. Menyebutkan butir-butir

SKL, KI, KD, dan Silabus.

2. Memerinci butir-butir SKL,

KI, KD, dan Silabus.

3. Mentabulasikan SKL, Ki,

KD, dan Silabus

C1

C4

11-14

15-16

17-20

87

Unit 3:

Analisis Model-

Model

Pembelajaran

Tematik

Integratif

1. Menjelaskan pengertian

pembelajaran dengan

pendekatan Saintifik, PBL,

PjBL, dan Discovery

Learning.

2. Membedakan karakteristik

pembelajaran dengan

pendekatan Saintifik, PBL,

PjBL, dan Discovery

Learning..

3. Memilih model

pembelajaran tematik

sesuai dengan materi

pembelajaran.

C1

C2

C4

21, 30

22-26

27-29

Unit 4:

Mengembangkan

Instrumen

Penilaian

1. Menjelaskan teknik

penilaian sikap,

pengetahuan, dan

keterampilan.

2. Menentukan teknik

penilaian sikap,

pengetahuan, dan

keterampilan.

C1

C2

31-34

35-38

Unit 5:

Merancang

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP)

1. Menelaah prinsip

penyusunan RPP.

2. Menyusun RPP kelas 4 SD

untuk 1 (satu) kali

pembelajaran dilengkapi

dengan materi

pembelajaran.

C4

C5

41, 47

43-45

42,46,

48-50

Jumlah Item 50

Hasil pengujian 50 item soal tes

ditemukan bahwa nilai reliabilitas sebesar

0,87. Menurut Azwar (2011: 98) sebuah

instrumen tes yang memiliki koefisien korelasi

kurang dari 0,6 dinyatakan kurang baik; 0,7

dapat diterima; dan lebih dari 0,8 dinyatakan

88

reliabel. Berdasar pada aturan yang

dinyatakan Azwar tersebut, maka instrumen

tes yang akan digunakan dalam Pelatihan

Pengembangan Pembelajaran Tematik

Integratif ini dinyatakan reliabel, karena nilai

reliabilitas 0,87>0,600. Artinya instrumen tes

yang disusun peneliti akan memberikan hasil

yang relatif sama apabila digunakan berulang-

ulang. Oleh karena itu soal tes ini dapat

digunakan untuk penelitian.

Berkaitan dengan uji validitas, sebuah

instrumen tes dinyatakan valid apabila nilai

korelasi skor butir dengan skor total lebih

besar daripada nilai koefisien korelasi product

moment minimal sebesar 0,300 pada taraf

signifikansi 5% (Azwar, 2011: 158).

Berdasar pada kriteria tersebut, 30 item

dinyatakan valid karena nilai korelasi skor

butir dengan skor total untuk semua item tes

>0,300. Nomor item tes yang valid adalah 1, 3,

4, 6, 8, 10, 11, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 27, 29, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 42, 43,

44, 46, 48, dan 50. Item-item inilah yang akan

digunakan untuk penelitian. Sedangkan 20

item, yaitu nomor 2, 5, 7, 9, 12, 13, 15, 25, 26,

89

28, 30, 31, 32, 33, 35, 40, 41, 45, 47, dan 49

tidak valid karena nilai korelasi skor butir

dengan skor total kurang dari 0,300. Oleh

karena setiap indikator telah terwakili oleh

item soal yang valid, maka soal yang tidak

valid tersebut di drop. Secara lengkap, output

Anates hasil uji reliabilitas dan validitas pretes

dan postes dilampirkan dalam lampiran

tersendiri.

Instrumen untuk mengukur tingkat

kualitas proses pelatihan menggunakan angket

tanggapan peserta dan supervisor. Berikut

adalah kisi-kisi instrumen angket peserta dan

instruktur disajikan berturut-turut pada tabel

3.6 dan tabel 3.7.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Tanggapan Peserta

Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif

No Komponen Indikator

No

Item

1 Materi

Pelatihan

1. Kesesuaian bahan ajar

dengan tujuan pelatihan

2. Kejelasan materi

pelatihan

1

2-5

2 Instruktur 1. Kehadiran instruktur

2. Penjelasan instruktur

3. Perlakuan instruktur

kepada peserta

6

7-11

10,

12-17

90

3 Panitia 1. Informasi dari panitia

2. Layanan panitia

18

19-21

4 Sarana dan

Prasarana

1. Kondisi ruang pelatihan

2. Perlengkapan pelatihan

22-24

25-27

Jumlah 27

Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Tanggapan Supevisor

Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif

No Indikator No Item

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Penjelasan pra Pelatihan

Pemahaman terhadap tujuan pelatihan

Pemahaman terhadap Silabus

Pemahaman terhadap RPP

Penguasaan materi pelatihan

Penyajian materi pelatihan

Perlakuan instruktur terhadap peserta

Pengelolaan kelas

Evaluasi terhadap kompetensi peserta

1-2

3

4

5

6

7

8-11, 14-15

12-13

16-18

Jumlah 18

g) Teknik Analisis data

Teknik analisis data berupa deskriptif

kategoris dan uji Wilcoxon untuk melihat

signifikansi pelatihan dalam meningkatkan

kompetensi guru sebagai peserta pelatihan.

91

Teknik deskriptif kategoris dilakukan

untuk mendeskripsikan tingkat kompetensi

pedagogik guru setelah melakukan pelatihan

berdasarkan kategori tertentu. Kategori

tersebut adalah:

Interval

Skor

Kategori

Kompetensi guru

81 – 100 Sangat tinggi

61 – 80 Tinggi

41 – 60 Cukup

21 – 40 Rendah

1 – 20 Sangat rendah

Teknik uji Wilcoxon (Wilcoxon Signed

Rank Test atau Wilcoxon Match Pair Test)

merupakan uji statistik nonparametrik yang

digunakan untuk menguji hipotesis komparatif

dua kelompok berhubungan yang jumlah

sampelnya sedikit (Singgih Santoso, 2004: 387

dan 407; Sutriyono, Kriswandani, Inawati dan

Helty, 2011: 191). Dalam penelitian ini data

yang diuji adalah data pretes dan postes guru

SD sebagai peserta pelatihan. Prosedur uji

Wilcoxon menggunakan bantuan program

SPSS for Windows.

92

Langkah-langkah uji Wilcoxon

menggunakan program SPSS: 1) pada menu

utama SPSS buka file pilih New, kemudian klik

Data dan pilih Variable View; 2) pada menu

Variable View baris pertama ditulis variabel

“sebelumpelatihan” dengan lebar kolom 8 dan

desimal 0, pada baris kedua ditulis

“sesudahpelatihan” dengan lebar kolom 8 dan

desimal 0; 3) pengisian data: pilih Data View

kemudian isikan data skor pretes untuk

variabel “sebelumpelatihan” dan postes untuk

variabel “sesudahpelatihan”; 4) pengolahan

data: a) pada menu utama SPSS pilih Analyze,

kemudian pilih submenu Nonparametric Test

dan klik 2 Related Samples, b) pada kolom Test

Variable List isikan variabel “sebelumpelatihan”

dan “sesudahpelatihan dengan cara klik

tombol panah, selanjutnya tekan OK untuk

mendapatkan output olahan SPSS.

Selanjutnya, teknik analisis data evaluasi

keterlaksanaan dan keterterimaan pelatihan

menggunakan teknik deskriptif persentase dan

kategoris untuk menentukan kualitas

keterlaksanaan dan keterterimaan pelatihan

pengembangan pembelajaran menggunakan

93

CEM. Skor hasil penilaian dijumlahkan,

kemudian skor tersebut dipersentase dengan

menggunakan rumus:

Keterangan:

SP : Skor Persentase

Skor

Aktual

: Skor yang diberikan oleh

Supervisor

Skor

Ideal

: Skor maksimal hasil kali

antara jumlah item dengan

skor maksimal masing-

masing item

Skor persentase tersebut selanjutnya

dikelompokan menjadi lima kategori berikut ini:

Interval Kategori

81 – 100% Sangat tinggi

61 – 80% Tinggi

41 – 60% Cukup

21 – 40% Rendah

1 – 20% Sangat rendah

Pengelompokan kategori di atas,

digunakan untuk menentukan tingkat kualitas

katerlaksanaan dan keterterimaan pelatihan

Skor Aktual

SP = --------------- X 100%

Skor Ideal

94

dengan membandingkan skor persentase yang

diperoleh dengan kategori tersebut.

Secara lebih jelas, tahapan penelitian

disajikan dalam tabel 3.8 berikut.

95

Tabel 3.8 Pemetaan Tahapan Penelitian

Tahapan

Penelitian Tujuan Sumber Data

Teknik

Pengum

pulan

Data Instrumen

Jenis

Data

Teknik Analisis

Data

T NT

1. Studi

Pendahuluan: a. Studi

pustaka

b. Studi

Lapangan

Untuk mengetahui

desain pelatihan aktual;

kebutuhan institusi dan

guru

Ka. UPT Dikdas

LS, Ka. SD,

guru-guru kelas 4

SD Kec. Simo

Wawancara

Angket

Kl dan

Kn

Deskriptif

Presentase

2. Desain dan

Pengembanga

n Desain: a. Draft awal

b. Validasi

ahli

c. Uji coba

terbatas

Untuk mengembangkan

produk awal desain

pelatihan;

Mendapatkan validasi

ahli dan menyempurnakan

desain;

Untuk melihat efektifitas

desain dan mendapatkan

balikan untuk perbaikan

Ahli Desain dan

Ahli Materi Pelatihan

Ka. UPT Dikdas

LS, Pengawas SD,

Guru-guru kelas 4

SD Kec. Simo

Rubrik

Penilaian

Soal Pilihan

Ganda;

Angket

Kn dan

Kl

Kn

Deskriptif

Presentase

Deskriptif

Presentase

menggunakan Uji

Wilcoxon

Ket: T: Tes NT: Non Tes Kn: Kuantitatif Kl: Kualitatif

96