BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j -...

27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini, akan membahas tempat dan waktu dilaksanakannya penelitian, sedangkan karakteristik subjek penelitian akan membahas tentang kondisi siswa kelas 4 didalam kelas yang dijadikan sebagai sunyek penelitian. 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD N I Karangtengah, Kecamatan Poncowarno, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan lokasi sekolah dekat dengan rumah, sehingga memudahkan dalam mencari data dan peluang waktu yang luas. 3.1.2 Waktu Penelitian Dengan beberapa pertimbangan penulis menentukan waktu penelitian selama 4 bulan dari bulan Maret sampai dengan Mei. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memerlukan beberapa siklus yang memerlukan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. Selain itu juga disesuaikan dengan KD yang akan diajarkan yaitu menyimpulkan percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk benda.Waktu dari perencanaan, penulisan laporan, hasil penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2013/ 2014. 23

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j -...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Pada bagian ini, akan membahas tempat dan waktu dilaksanakannya

penelitian, sedangkan karakteristik subjek penelitian akan membahas tentang kondisi

siswa kelas 4 didalam kelas yang dijadikan sebagai sunyek penelitian.

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD N I Karangtengah, Kecamatan Poncowarno,

Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan

pertimbangan lokasi sekolah dekat dengan rumah, sehingga memudahkan dalam

mencari data dan peluang waktu yang luas.

3.1.2 Waktu Penelitian

Dengan beberapa pertimbangan penulis menentukan waktu penelitian selama

4 bulan dari bulan Maret sampai dengan Mei. Penentuan waktu penelitian mengacu

pada kalender akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

memerlukan beberapa siklus yang memerlukan kegiatan belajar mengajar yang

efektif dan efisien. Selain itu juga disesuaikan dengan KD yang akan diajarkan yaitu

menyimpulkan percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah

bentuk benda.Waktu dari perencanaan, penulisan laporan, hasil penelitian ini

dilakukan pada semester II tahun ajaran 2013/ 2014.

23

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

24

Tabel 3.1.

Alokasi Waktu Penelitian

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan

Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Proposal

2

Siklus I

Perecanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

3 Siklus II

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

4 Pelaporan

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan di mulai dari bulan Februari

sampai dengan bulan Mei 2014, pada bula Februari di gunakan peneliti untuk

persiapan, yaitu menyusun proposal penelitian dan instrument yang akan digunakan.

Kemudian pada bulan Maret minggu ke-4 peneliti mengadakan perencanaan siklus I,

pada minggu ke-1 bulan April peneliti mulai melaksanakan PTK siklus II, Pada bulan

April minggu ke-2 peneliti mulai melskuksn pengolahan data, membuat hasil

penelitian dan konsultasi dan persiapan ujian.

3.1.3 Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian tindakan kelas adalah siswa Kelas 4 SD N I

Karangtengah Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah 26 siswa, yang terdiri atas 12

siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki dengan karakteristik yang heterogen.

Kemampuan siswa juga bervariasi mulai dari yang kurang, sedang, dan ada beberapa

yang lebih dari rata-rata. Latar belakang keluarga mereka juga bervariasi ada yang

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

25

sebagai wirausaha, pemborong, dan petani. Sebagian besar pekerjaan orang tua

mereka adalah petani sehingga siswa kurang mendapat perhatian dari orang tua.

Penelitian ini dilakukan di kelas 4 karena hasil belajar IPA siswa kelas 4

tehadap mata pelajaran IPA masih rendah. Dari data ulangan Matematika pada tes

semester I tahun 2013 yang baru saja dilaksanakan tercatat masih banyak siswa di SD

tersebut yang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran IPA. Hal tersebut dapat

dilihat dari rendahnya nilai hasil belajar mata pelajaran IPA. KKM untuk mata

pelajaran IPA di SD tersebut adalah 65, tetapi pada kenyataannya rata-rata nilai siswa

adalah 62,30 jauh dari nilai KKM yang ditetapkan oleh guru yaitu KKM ≥ 65. Untuk

meningkatkan hasil belajar siswa tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran

NHT.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah PTK (Penelitian

Tindakan Kelas) dengan menggunakan desain penelitian dari Kemmis dan Mc

Taggart yang terdiri dari tiga tahapan pelaksanaan.

3.2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif. Menurut

Kasbolah, (1998: 123) Penelitian Tindakan ini melibatkan beberapa pihak yaitu guru

sebagai peneliti, kepala sekolah, dan dosen dengan tujuan untuk meningkatkan

praktik pembelajaran dan pada perkembangan teori. Hubungan antara guru atau

peneliti dengan dosen bersifat kemitraan, sehingga dapat bersama memikirkan

persoalan-persoalan yang akan diteliti melalui penelitian tindakan kelas yang

kolaboratif. Peneliti sebagai pemberi ide, serta observer dan guru kelas yang

melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

26

3.2.2 Desain Penelitian

Penelitian ini mengacu pada teori S. Kemmis dan McTaggart dalam

Madya(2006:10) bahwa penelitian tindakan kelas memberikan cara kerja yang

mengatkan teori dan praktik menjadi kesatuhan utuh gagasan dalam tindakan.

Penelitian yang direncanakan oleh peneliti yaitu PTK menggunakan model spiral S.

Kemmis dan McTaggart dengan menggunakan 2 siklus dimana setiap siklus terdapat

4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, refleksi. Berikut

adalah gambar model spiral S. Kemmis dan McTaggart:

Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK

Rancangan dalam penelitian ini mengacu pada model spiral atau siklus menurut

Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137). Tujuan menggunakan model ini

adalah apabila pada awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka

tindakan perbaikan dapat dilakukan pada tindakan berikutnya sampai target yang

diinginkan tercapai. Pada masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan,

pelaksanaan dan observasi , refleksi.

a) Perencanaan

Penyusunan rancangan mempunyai kesepakatan bersama antara guru yang

melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan.

Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu

kecermatan pengamatan yang dilakukan. Rencana penelitian tindakan merupakan

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

27

tindakan yang terstruktur dan terencana, namun tidak menutup kemungkinan untuk

mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

b) Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Tahap 2 dan 3 mempunyai sifat yang berbeda, tetapi tahap 2 dan 3 dilakukan

secara berasamaan karena pelaksana pembelajaran dan pengamat berbeda yaitu terdiri

dari 2 orang. Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi

rancangan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru harus mentaati apa yang sudah

dirumuskan dalam rancangan dan tidak dibuat-buat. Pada tahap ini, rancangan

starategi dan skenario penerapan pembelajaran akan dilaksanakan. Kemudian

pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh guru lain (observer). Pengamat melakukan

pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan

berlangsung. Hal-hal yang perlu diamati oleh pengamat antara lain: proses tindakan,

pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan, serta persoalan lain yang timbul.

Untuk mempermudah observasi peneliti menggunakan lembar observasi sebagai

panduan.

c) Refleksi

Reflleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi

yaitu siswa, suasana kelas, dan guru (Saminanto, 2010:13). Setelah mengkaji proses

pembelajaran yaitu aktivitas siswa dan guru, serta hasil belajar mata pelajaran IPA

pada siswa kelas 4 SD N I Karangtengah, Kec Poncowarno, apakah sudah efektif

dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama, serta

mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam

pelaksanaan siklus pertama. Kemudian bersama tim kolaborasi membuat perencanaan

tindak lanjut untuk siklus berikutnya.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

28

3.3 Variabel yang akan Diteliti

Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together) adalah suatu proses

yang mengatur proses pembelajaran agar terjadi interaksi antara guru, siswa dan

adanya keaktifan supaya mencapai hasil belajar yang baik dalam model pembelajaran

yang diterapkan.

1) Variabel Terikat (Variabel Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Penelitian tindakan kelas ini

variabel dependennya adalah hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas 4 materi

Gaya. Peneliti membatasi hasil belajar yaitu hasil tes dari materi Gaya untuk

mendapatkan nilai formatif siswa yang diukur melalui evaluasi bentuk tes.

2) Variabel Bebas (Variabel Independen) adalah variabel yang mempengaruhi

variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel independen adalah model

pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).Numbered Heads Together

(NHT) merupakan pendekatan struktur informal dalam cooperative learning. NHT

merupakan struktur sederhana dan terdiri atas 4 tahap yaitu Penomoran

(Numbering), Mengajukan Pertanyaan (Questioning), Berpikir Bersama (Heads

Together), dan Menjawab (Answering) yang digunakan untuk mereview fakta-

fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi para siswa.

Prinsipnya metode ini membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, dan

setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor, nomor inilah yang

digunakan sebagai patokan guru dalam menunjuk siswa untuk mengerjakan

tugasnya. Pelaksanaan pembelajaran dengan Numbered Heads Together dapat

diamati melalui lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

29

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk

menghindari perbedaan interpretasi makna terhadap hal-hal yang bersifat esensial

yang dapat menimbulkan kerancuan dalam mengartikan judul, maksud dari

penelitian, disamping itu juga sebagai penjelas secara redaksional agar mudah

dipahami dan diterima oleh akal sehingga tidak terjadi dikotomi antara judul dengan

pembahasan dalam skripsi ini. Definisi operasional ini merupakan suatu bentuk

kerangka pembahasan yang lebih mengarah dan relevan dengan permasalahan yang

ada. Sesuai dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads

Together) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri I

Karangtengah Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen Semester 2 Tahun

Pelajaran 2013/ 2014’’ maka batasan pengertian di atas meliputi :

1) Penggunaan Metode NHT ( Numbered Heads Together)

a) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Metode berasal dari Bahasa Yunani

“Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan

upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat

memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode

berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. merupakan metode atau cara yang

dilakukan oleh seorang pendidik atau seorang guru kepada siswa pada saat

mengajar. ( http:/abangilham. wordpress. com/feed/ )

b) NHT (Numbered Heads Together)

Menurut Ahmad Zuhdi (2010:64) NHT (Numbered Heads Together) adalah suatu

model pembelajaran kooperatif dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu

kelompok, lalu secara acak guru memanggil nomor dari siswa

Model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) ini secara tidak langsung

melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta

berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam

pembelajaran. Tahapan dalam pembelajan NHT(Numbered Heads Together) menurut

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

30

Trianto (2007 : 62) sebagai berikut : Penomoran, Pengajuan pertanyaan, Berfikir

bersama, Pemberian jawaban.

2) Hasil Belajar

a. Hasil Belajar

Menurut Arif Gunarso ( Lina, 2009: 5) Jadi hasil belajar adalah hasil yang

diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya. Hasil belajar

merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dengan melakukan usaha

secara maksimal yang dilakukan oleh seseorang setelah melakukan usaha-usaha

belajar. Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai.

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran lainnya, ditinjau dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau memaknai sesuatu yang

diperoleh. Akan tetapi apabila kiat bicara tentang hasil belajar, maka hal itu

merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pembelajar.

Dari denifisi para ahli dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

NHT (Numbered Heads Together) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa adalah

cara yang dilakukan oleh peneliti atau seorang guru kepada siswa pada saat mengajar

dengan menggunakan metode NHT (Numbered Heads Togther) dimana siswa

diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok, lalu secara acak guru memanggil

nomor dari siswa secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi,

mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga

siswa lebih produktif dalam pembelajaran adapun tahapan pembelajaran NHT

(Numbered Heads Together) sebagai berikut : Penomoran, Pengajuan pertanyaan,

Berfikir bersama, Pemberian jawaban dengan menggunakan metode pembelajaran

NHT (Numbered Heads Together) bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa. Keaktifan berarti Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan

keterlibatan siswa secara fisik , mental intelektual dan emosional mengalami

peningkatan, sebagai proses perubahan tingkah perilaku yang ditampakkan dalam

bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas seperti peningkatan kecakapan,

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

31

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir sebagai hasil

seseorang dalam melakukan kegiatan pada proses pembelajaran dan terjadi karena

proses latihan dan pengalaman guna memperoleh hasil belajar. Hasil belajar adalah

hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya. Hasil

belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dengan melakukan

usaha secara maksimal yang dilakukan oleh seseorang setelah melakukan usaha-

usaha belajar. Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai dan yang

diperoleh dari tes tertulis.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus yang

dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2006: 16)

terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi: Perencanaan, Pelaksanaan tindakan

dan pengamatan/observasi, dan Refleksi.

Penelitian akan dilaksanakan melalui Siklus I dan Siklus II, sebelum dilaksanakan

penelitian menyusun suatu perencanaan mengenai apa yang dilaksanakan dan

diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan

tindakan dengan suatu pengamatan mengenai jalanya tindakan dalam pembelajaran,

setelah tindakan akan dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil

refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan

Siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada Siklus II yang

pelaksanaanya sama pada Siklus I.

SIKLUS I

1) Perencanaan

Perencanaan pada penelitian tindakan kelas ini meliputi:

a. Penulis merancang dan merencanakan pembelajaran IPA kelas IV dengan

cara meyusun RPP.

b. Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

32

c. Menetapkan model pembelajaran.

d. Menyiapkan alat yang akan mendukung pembelajaran.

e. Kesimpulan dan evaluasi.

f. Pemantapan dan tindak lanjut

2) Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri 3 pertemuan, yaitu sebagai berikut:

a. Pertemuan I

(1) Kegiatan awal (5 menit )

a) Guru memberikan salam pagi kepada siswa.

b) Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran.

c) Guru menanyakan siswa yang tidak hadir.

d) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari

e) Apersepsi “

f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(2) Kegiatan inti (55 menit)

Eksplorasi

g) Guru menyampaikan materi kepada siswa

h) Siswa secara aktif membantu guru dalam memberikan contoh

i) Guru mengikut sertakan siswa secara aktif dalam menyampaikan materi

Elaborasi

j) Siswa membentuk kelompok 4-5 siswa yang dibantu oleh guru.

k) Siswa menyimak pertanyaan guru yaitu bagaimana pengaruh gaya terhadap

benda diam dan bergerak.

l) Guru memberikan nomor kepada siswa setiap kelompok dan menjelaskan

aturannya.

m) Siswa menerima lembar kerja dan lembar soal

n) Siswa bekerja sama untuk menyelesaikan lembar kerja

o) Guru memberikan bantuan seperlunya kepada setiap kelompok.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

33

p) Guru memanggil sala satu nomor secara acak untuk mempresentasikan hasil

kerjanya.

Konfirmasi

q) Setiap kelompok memberikan tanggapan atas jawaban yang di sampaikan oleh

kelompok lain.

r) Guru mengulas kembali materi yaitu gaya berupa dorongan dan tarikan serta

pengaruh gaya terhadap benda diam dan bergerak yang telah dipelajari .

s) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal- hal yang

belum dimengerti oleh siswa khususnya tentang materi gaya berupa dorongan

dan tarikan serta pengaruh gaya terhadap benda diam dan bergerak.

(3) Kegiatan akhir (10 menit)

t) Siswa bersama guru merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung.

u) Guru menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan berikutnya yaitu

jenis- jenis gaya.

v) Guru mengakhiri pembelajaran.

b. Pertemuan II

(1) Kegiatan awal (5 menit )

a) Guru memberikan salam pagi kepada siswa.

b) Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran.

c) Guru menanyakan siswa yang tidak hadir.

d) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu jenis- jenis gaya

e) Apersepsi

f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(2) Kegiatan inti (55 menit)

Eksplorasi

g) Guru menyampaikan materi kepada siswa yaitu tentang jenis- jenis gaya.

h) Guru mengikutsertakan siswa secara aktif dalam menyampaikan materi dan

memberikan contoh jenis- jenis gaya.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

34

Elaborasi

i) Siswa membentuk kelompok 4-5 siswa yang dibantu oleh guru.

j) Siswa menyimak pertanyaan guru yaitu apa saja jenis- jenis gaya yang ada

disekitar kita.

k) Guru memberikan nomor kepada siswa setiap kelompok dan menjelaskan

aturannya.

l) Siswa menerima lembar kerja dan lembar soal

m) Siswa bekerja sama untuk menyelesaikan lembar kerja

n) Guru memberikan bantuan seperlunya kepada setiap kelompok.

o) Guru memanggil sala satu nomor secara acak untuk mempresentasikan hasil

kerjanya.

Konfirmasi

p) Setiap kelompok memberikan tanggapan atas jawaban yang di sampaikan oleh

kelompok lain.

q) Guru mengulas kembali materi yaitu jenis- jenis gaya

r) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal- hal yang

belum dimengerti oleh siswa khususnya tentang materi jenis- jenis gaya.

(3) Kegiatan akhir (10 menit)

s) Siswa bersama guru merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung.

t) Guru menyampaikan informasi bahwa pertemuan yang akan datang akan

diadakan evaluasi.

u) Guru mengakhiri pembelajaran.

c. Pertemuan III

(1) Kegiatan awal (5 menit )

a) Guru memberikan salam pagi kepada siswa.

b) Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

35

c) Guru menanyakan siswa yang tidak hadir.

d) Apersepsi

e) Siswa mempersiapkan alat tulis.

(2) Kegiatan inti (25 menit)

f) Siswa menerima soal evaluasi

g) Siswa mengerjakan soal evaluasi

h) Guru memberikan bantuan kepada siswa untuk soal yang kurang jelas.

i) Siswa mengumpulkan soal evaluasi berdasarkan perintah guru.

(3) Kegiatan akhir (5 menit)

j) Guru menyampaikan materi pertemuan yang akan datang yaitu gaya dapat

mengubah bentuk benda.

k) Guru memberikan hadiah kepada kelompok yang nilainya paling tinggi.

l) Guru mengakhiri pembelajaran.

3) Observasi

Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap siswa dan guru

oleh peneliti tentang jalannya proses kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh

dari kegiatan awal, inti dan akhir yang dilaksanakan pada satu pertemuan yang

dibantu oleh guru kelas sebagi pengajar dan pengamat untuk melakukan monitoring

pelaksanaan pembelajaran. Hasil observasi dari siklus pertama dan kedua adalah hasil

dari penelitian. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:

a. Peneliti mengamati proses perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada

kegiatan guru dalam pembelajaran

b. Untuk siswa yaitu perhatian siswa dalam memahami materi yang disampaikan,

semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan keaktifan siswa.

c. Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan

materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode, bimbingan yang diberikan

pada siswa dan evaluasi.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

36

4) Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera menganalisa pelaksanaan PTK

setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, sebagai bahan refleksi. Selanjutnya

peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran dan kekurangan serta

hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran, dan bila melalui penerapan model

pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) hasil belajar siswa masih rendah atau

masih kurang dalam mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri 1 Karangtengah

Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2013/2014, yang

dapat dilihat dari kriteria pencapaian indikator kinerjanya. Maka, sebagai tindakan

dalam merefleksi dilakukan dalam bentuk tindakan pengulangan (remidi),

pemantapan (pengayaan) terhadap proses belajar mengajar selanjutnya sampai pada

hasil dan tujuan yang telah dirumuskan berhasil.

SIKLUS II

a) Perencanaan ulang.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I selanjutnya diadakan perencanaan ulang

seperti pada perencanaan di siklus I. Setelah itu peneliti mencatat permasalahan dan

kendala yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung dan merencanakan perbaikan

berdasarkan refleksi siklus I.

b) Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan atau tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yang

diprogramkan, yaitu:

1) Melaksanakan tindakan sebagaimana pada siklus I sesuai hasil refleksi pada

siklus I.

2) Mengawasi siswa yang kurang aktif dengan bimbingan khusus.

3) Guru mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan-kesalahan dan

kesulitan yang dihadapi siswa.

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati aktivitas siswa di

dalam kelas. Pengamat mencatat aktivitas siswa dengan menggunakan lembar

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

37

observasi terstruktur dan membandingkan dengan siklus sebelumnya. Selain itu,

dalam proses belajar mengajar diamati oleh observer. Observer mengamati jalannya

kegiatan pembelajaran dan mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat

penerapan model pembelajaran NHT.

c) Refleksi

1) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.

2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model

pembelajaran NHT.

3) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II, apakah pemberian tindakan

pada siklus II sudah mengalami peningkatan.

3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa teknik

yaitu dengan teknik tes dan non tes yang disertai dengan kisi-kisi instrument

pengumpulan data.

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini antara lain:

a) Teknik Tes

“Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

ditentukan” Arikunto (2012:67). Tes dalam penilitian ini dilaksanakan pada akhir

pembelajaran pada siklus I dan II. Bentuk instrumen tes ini berupa lembar evaluasi

pada akhir pembelajaran dalam lembar kerja siswa (LKS).

b) Teknik nontes

1) Observasi

“Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret

seberapa jauh efek tindakan yang telah dicapai” (Yonny, 2010: 58). “Observasi

sebagai alat penilaian digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

38

proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang

sebenarnya maupun situasi buatan” (Sudjana,2009: 84). Dalam observasi penelitian

ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam

pembelajaran dengan menerapkan model NHT.

2) Dokumentasi

Berdasarkan Sukmadinata (Abdul Mutholib, 2009: 18) studi dokumenter

merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik metode ini

peneliti gunakan untuk memperoleh data awal tentang nama siswa, no induk, nilai

hasil ulangan siswa kelas 4 di SDN 1 Karangtengah semester II tahun 2013/2014.

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk

mengetahui hasil belajar di kelas 4 dalam mata pelajaran IPA di SDN I Karangtengah

Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen setelah menggunakan model

pembelajaran NHT adalah:

a) Tes

Test yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk tes pilihan ganda. Tes

pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif.

“Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau

paling tepat” (Sudjana, 2009: 48). Tes ini berfungsi untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap

siklus dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Kisi- kisi

instrumen soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel 3.2 dan tabel 3.3. sebagai

berikut:

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

39

Tabel 3.2

Kisi- Kisi Instrumen Soal Evaluasi Siklus I

Kompetensi Dasar Indikator No Soal Bentuk

Instrumen

Menyimpulkan

hasil percobaan

bahwa gaya

(dorongan dan

tarikan) dapat

mengubah gerak

dan bentuk

benda

Menyimpulkan bahwa gaya

dorongan dan tarikan dapat

mengubah gerak suatu benda

1,2,3,4,5,6

,7

Pilihan

Ganda

Mengidentifikasi bahwa gaya

dapat menyebabkan benda

bergerak, bergerak menjadi diam,

bergerak semakin cepat, dan

bergerak berubah arah.

8,9,11,12,

13,

Pilihan

Ganda

Mengidentifikasi jenis- jenis gaya

dalam kehidupan sehari- hari.

14,15,16,1

7,18,19.

Pilihan

Ganda

Tabel 3.3

Kisi- Kisi Instrumen Soal Evaluasi Siklus II

Kompetensi Dasar Indikator No Soal Bentuk

Instrumen

Menyimpulkan hasil

percobaan bahwa

gaya (dorongan dan

tarikan) dapat

mengubah gerak dan

bentuk benda

Memberi contoh dalam

kehidupan sehari-hari bahwa

gaya dorongan dan tarikan

dapat mengubah bentuk suatu

benda

1,2,3,4,5,

6,7,8,9,10

Pilihan

Ganda

mengidentifikasi benda yang

bisa terapung, melayang dan

tenggelam di dalam air.

11,12,13,

14,15,16,

17,18,19,

20,21.

Pilihan

Ganda

b) Lembar Observasi

Kegiatan observasi harus dilaksanakan bersamaan dengan pembelajaran. Dalam

lembar observasi berisi tentang hal-hal yang dapat mengukur aktivitas siswa dan dan

keterampilan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

NHT. Lembar observasi diisi oleh observer dengan cara memberikan tanda centang

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

40

pada kolom skor. Jawaban dibuat dalam bentuk skala (skala Likert) yaitu skor 4-1,

skor yang menunjukkan sikap positif, skor 4 baik sekali, 3 baik, 2 cukup dan 1

kurang. Lembar kisi-kisi observasi kegiatan mengajar guru dan lembar kisi- kisi

observasi aktivitas kegiatan siswa dapat dilihat pada tabel 3.4 dan tabel 3.5 sebagai

berikut:

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

41

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Mengajar Guru

Langkah-

Langkah

Kegiatan

Aspek yang Diamati No

Kegiatan awal Memberikan salam kepada siswa 1

Mengajak siswa untuk berdoa 2

Menanyakan siswa yang tidak hadir 3

Menyampaikan topik materi 4

Memberikan apersepsi 5

Menyampaikan tujuan pembelajaran 6

Kegiatan inti

Eksplorasi

Menyampaikan materi 7

Mengikut sertakan siswa secara aktif dalam

memberikan contoh.

8

Elaborasi

Membagi kelompok 9

Memberikan pertanyaan 10

Memberikan nomor dan menjelaskan aturannya 11

Memberikan lembar kerja siswa 12

Memberikan bantuan seperlunya untuk siswa dalam

mengerjakan

13

Memangil nomor secara acak untuk

mempresentasikan hasil kerjanya

14

Konfirmasi

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanggapi jawaban temannya.

15

Mengulas kembali materi yang didiskusikan 16

Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa 17

Penutup Merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung 18

Menguji siswa dengan memberikan lembar evaluasi 19

Memberikan penghargaan kepada kelompok yang

nilainya paling tinggi

20

Menyampaikan materi yang akan dipelajari untuk

pertemuan yang akan datang

21

Menutup pembelajaran 22

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

42

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Observasi Aktifitas Siswa

Langkah-

langkah

pembelajaran

Aspek yang Diamati No

Kegiatan awal Menjawab salam dari guru 1

Berdoa 2

Menjawab absensi 3

Mendengarkan tema yang akan dipelajari 4

Mendengarkan apersepsi 5

Mendengarkan tujuan pembelajaran 6

Kegiatan inti Eksplorasi

Memperhatika materi yang disampaikan 7

Aktif dalam memberikan contoh 8

Elaborasi

Dapat membagi kelompok 9

Mendengarkan pertanyaan yang diberikan 10

Menerima lembar kerja 11

Mengerjakan dengan kelompoknya 12

Mendapatkan bantuan dari guru 13

Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya 14

Konfirmasi

Menanggapi jawaban teman 15

Mengulas materi yang didiskusikan 16

Mendapatkan kesempatan untuk bertanya 17

Penutup Merefleksi pembelajaran 18

Mengerjakan lembar evaluasi 19

Mendapatkan penghargaan 20

Medengarkan pesan yang disampaikan dari guru 21

Menjawab salam dari guru 22

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat penilaian

kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum digunakan oleh

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

43

peneliti. Suatu alat penilaian yang baik adalah jika alat penilaian tersebut memenuhi

ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).

3.7.1 Uji Validitas Instrumen

“Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang

dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai” (Sudjana, 2009: 12).

Untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak dapat menggunakan SPSS

versi 20.0, suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien

corrected item to total correlation = 0,404. Penetapan koefisien korelasi (r) terdapat

dalam tabel nilai-nilai r product moment berdasarkan jumlah siswa. Dari tabel nilai-

nilai r product moment diperoleh nilai r untuk responden (N) = 24 dengan taraf

signifikansi 5% sebesar 0,404 (Sugiyono, 2010:373). Berikut ini nomer item soal yg

dinyatakan valid dan tidak valid.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Tes Siklus 1

Valid Tidak Valid

2,3,4,6,7,8,9,10,11,16,17,18,19,20,24,25,

26,27,29,31

1,5,12,13,14,15,21,22,23,28

30,32,33,34,35

20 15

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Tes Siklus 2

Valid Tidak Valid

2,3,8,10,11,12,13,15,16,17,18,21,22,24,25,

26,27,28,29,34

1,4,5,6,7,9,20,23,30,31,32,33

35

20 15

Hasil uji validitas tes siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 5

halaman 94.

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

44

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen

dari variabel yang hendak diukur. Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari

indikator-indikator sebuah variabel bentukkan yang menunjukkan derajad sampai

dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang

umum.

Cronbach dalam Mardapi (2007:42) menjelaskan bahwa keajegan instrumen

dapat dinyatakan dengan menentukan koefisien alpha (α). Tes dapat diterima jika

nilai koefisien alpha (α) > 0,7, berikut ini penggolongan nilai koefisien alpha:

α ≤ = 0,7 : tidak dapat diterima

0,7 ≤ α = 0,8 : dapat diterima

0,8 ≤ α = 0,9 : reliabilitas bagus

α ≥ 0,9 : reliabilitas memuaskan

Uji reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan SPSS 20,0 for Windows.

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Siklus I

Bentuk Instrumen Koefisien Relibilitas Kategori

Pilihan ganda 0,885 Reliabilitas Bagus

Tabel 3.9

Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus I

Bentuk Instrumen Koefisien Relibilitas Kategori

Pilihan ganda 0,890 Reliabilitas Bagus

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran lampiran 5 halaman 94.

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

45

Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan dari program SPSS 20,0 for Windows di

atas dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas pada siklus I mencapai 0,885 dan

siklus II 0,890 Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah

eliabilitas bagus karena nilai koefisien alpha lebih dari 0,8.

3.8 Taraf Kesukaran

Peneliti harus membuat soal tes sebelum mengadakan evaluasi pada tiap siklus.

Tes tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Kualitas soal dari lembar

tes harus harus membuhi validitas (ketepatan) dan reliabilitas (keajegan). Selain itu

yang terpenting dalam menentukan kualitas soal adalah tingkat kesukaran soal.

Dalam lembar tes yang dibuat harus ada keseimbangan tingkat kesukaran dari butir

soal sedang, mudah dan sukar. “Karakteristik butir soal dapat diuji dengan rumus

tertentu berdasarkan data hasil uji coba butir soal pada siswa” (Sudjana, 2011 : 137).

“Tingkat kesukaran (difficulty index) adalah peluang siswa untuk menjawab benar

suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dengan

indeks” (Arifin, 2012:134). Analisis untuk menentukan kesukaran soal dapat

menggunakan rumus berikut:

Keterangan rumus:

I = Indek kesukaran untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal

N = banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan (Nana

Sudjana, 2011).

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

46

Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka

semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya semakin besar indeks yang diperoleh maka

semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut:

Keterangan tingkat kesukaran soal

I = 0,00- 0 30 = soal katagori sukar

I = 0,31-0,70 = soal katagori sedang

I = 0,71- 1,00 = soal katagori mudah

Table 3.10

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

No Interpretasi Nomor Item Jumlah

1 Mudah 3 3

2 Sedang 14 14

3 Sukar 3 3

Total 20

Table 3.10

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

No Interpretasi Nomor Item Jumlah

1 Mudah 5 5

2 Sedang 10 10

3 Sukar 5 5

Total 20

Analisis tingkat kesukaran soal siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada

lampiran 6 halaman 98.

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

47

3.9 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik data

kuantitatif yang berupa skor hasil belajar IPA seluruh siswa dari kegiatan

pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2. Data yang sudah terkumpul dianalisis dan

diolah menggunakan statistik deskriptif kuantitatif yaitu menggambarkan tentang

peningkatan hasil belajar. Berikut adalah rumus untuk mengukur rata-rata, persentase

ketuntasan secara klasikal dan daya serap klasikal :

a. Mengukur rata-rata

Untuk menghitung rata-rata kelas setiap siklus adalah:

Keterangan:

x = rata-rata kelas

Σ x = jumlah seluruh skor

N = banyaknya siswa

b. Perasentase Ketuntasan Belajar Secara Klasikal

KB =

Keterangan:

KB = ketuntasan belajar

NS = jumlah siswa diatas KKM (≥ 65 )

N = jumlah siswa

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

48

Sedangkan untuk aktivitas siswa dan ketrampilan, guru membagi menjadi

lima aspek, yaitu tinggi, sedang, rendah, kurang, sangat rendah, sebelum itu

dilakukan penilaian terhadap perolehan skor lembar observasi dengan rumus

persentase.

Rumus Persentase

Selanjutnya hasil persentase lembar observasi dikonvensikan pada table

kualifikasi. Menurut Arikunto (2007:245) table kualifikasi hasil persentase skor

observasi aktifitas siswa adalah sebagai berikut

Table 3.12

Tabel Kualifikasi Persentase Skor Observasi

Persentase skor yang diperoleh Katagori

91- 100 Baik Sekali

81- 90 Baik

71- 80 Cukup

61- 70 Kurang

3.10 Indikator Keberhasilan

Indikator hasil dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA, penerapan model

pembelajaran NHT (Numbereds Heads Together) dikatakan dapat meningkatkan hasil

belajar IPA apabila;

1) Aktivitas guru dan aktivitas siswa pada siswa kelas 4 SD Negeri I Karangtengah

Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/

2014 meningkat secara signifikan minimal 8 %.

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/3/T1_292010228_BAB III... · pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama

49

2) Siswa mengalami ketuntasan belajar IPA secara individual dengan nilai hasil

belajar IPA ≥ 65 dan mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan rata-

rata hasil belajar IPA meningkat minimal 8 nilai dari KKM yaitu ≥ 65 atau

mengalami ketuntasan belajar IPA klasikal ≥ 80 % dari 26 siswa.