BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian -...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian -...
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
60
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini objek penelitian yang digunakan terdiri dari variabel bebas
dan variabel terikat. Pendapatan pedagang sembako sebagai variabel terikat (Y) dan
modal, perilaku kewirausahaan serta persaingan sebagai variabel bebas (X). Subjek
penelitiannya adalah para pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan
Pangandaran.
1.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk
mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitik. Metode deskriptif analitik menurut M. Nazir (2005 : 54) adalah “Suatu
metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Metode
deskriptif analitik merupakan penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari
pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang atau muncul pada saat penelitian
berlangsung.
61
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1.3 Populasi dan Sampel
1.3.1 Populasi
Populasi menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 174) adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi ini bisa berupa sekelompok manusia, nilai-nilai, tes, gejala,
pendapat, peristiwa- peristiwa, benda dan lain- lain. Adapun yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang sembako di pasar Pananjung kecamatan
Pangandaran yang berjumlah 44 orang dan sudah memiliki toko atau tempat usaha
yang tetap tidak berpindah- pindah.
1.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang ingin diteliti. Apa yang akan dipelajari dari sampel itu kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi tersebut. Oleh karena itu, sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif/mewakili (Sugiyono, 1994 :58).
Dikarenakan jumlah pedagang atau populsai dari objek penelitian di pasar
Pananjung Kecamatan Pangandaran kurang dari 100 yaitu hanya 44 orang, maka
dalam penelititan ini semua pedagang atau populasi dijadikan subjek penelitian. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Suharsimi Arikunto (2010: 134) bahwa untuk
sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah
subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih. Oleh karena
itu sampel yang diambil sejumlah populasi yaitu 44 orang. Dengan demikian teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling
62
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
jenuh (sensus). Menurut Sugiyono (1994: 62) istilah lain dari sampling jenuh adalah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
1.4 Operasional Variabel
Dalam suatu penelitian agar dapat membedakan konsep teoritis, konsep analitis
maka perlu adanya penjabaran konsep. Operasional masing-masing variabel dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Konsep Variabel Definisi
Operasional /
Indiator
Sumber Data
Pendapatan (Y)
Pendapatan adalah
total penerimaan
(TR) yang diterima
oleh perusahaan dari
hasil penjualannya
(Case and Fair,
2007:205).
Jumlah rata-rata
pendapatan atau total
penerimaan perbulan
yang diperoleh
pedagang selama tiga
bulan
Jumlah seluruh
pendapatan
responden
(pedagang)
menggunakan skala
interval dengan
indikator:
a. Pendapatan yang
diperoleh
pedagang selama
tiga bulan terahir
Data diperoleh dari
responden
(pedagang) dengan
mengisi angket
mengenai
pendapatan yaitu:
Pendapatan yang
diperoleh pedagang
selama tiga bulan
terahir.
Modal
(X1)
Modal adalah barang
yang diproduksi oleh
sistem ekonomi yang
digunakan sebagai
input untuk
memproduksi barang
dan jasa di masa
depan serta tidak
hanya terbatas pada
Jumlah rata-rata
modal perbulan yang
dimiliki oleh
pedagang selama tiga
bulan
Jumlah modal yang
dimiliki responden
(pedagang)
menggunakan skala
interval dengan
indikator:
a. Bangunan non
perumahan
b. Peralatan tahan
Data diperoleh dari
responden
(pedagang) dengan
mengisi angket
mengenai modal
yang dimiliki
pedagang yaitu:
a1. Nilai bangunan
toko yang dimiliki
a2. Nilai bangunan
gudang yang dimiliki
b1. Nilai alat/mesin
63
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
uang atau asset
keuangan tetapi juga
barang-barang fisik (
Case and Fair, 2007).
lama
c. Persediaan
barang dagangan
d. Uang kas
kiloan yang dimiliki
b2. Nilai mobil yang
dimiliki
b3. Nilai etalase yang
dimiliki
b4. Nilai lemari
pendingin yang
dimiliki
c1. Nilai persediaan
barang yang dimiliki.
d.Uang Kas
Perilaku
Kewirausahaan
(X2)
penerapan kreativitas
dan inovasi untuk
memecahkan
masalah dan upaya
memanfaatkan
peluang yang
dihadapi setiap hari
(Thomas W.
Zimmerer, 2006).
Tingkat perilaku
kewirausahaan yang
dimiliki
Jumlah skor
responden
(pedagang),
menggunakan skala
ordinal dengan
indikator likert:
a. Kreativitas
b. Inovasi
Data diperoleh dari
responden
(pedagang) dengan
mengisi angket
mengenai perilaku
kewirausahaan yang
dimiliki pedagang
yaitu:
a1. Pedagang
memiliki ide untuk
mengembang usaha
dengan membuka
cabang baru.
a2. Pedagang
mengubah tata letak
barang dagangan tiap
bulannya dan
memajang barang
dalam etalase agar
tetlihat lebih
menarik.
b1. Pedagang
melayani pembelian
atau pemesanan
barang melalui sms
dan telpon sekaligus
menyediakan
layanan antar barang
ke rumah atau tempat
tujuan yang
64
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Hasrat akan
tanggung jawab
d. Lebih menyukai
risiko menengah
e. Meyakini
kemampuannya
untuk sukses
diinginkan konsumen
(delivery order).
b2. Pedagang
menerapkan sisitem
belanja berkupon.
b3. Pedagang
menjual berbagai
macam minuman
yang disajikan dalam
lemari pendingin.
c1. Pedagang datang
setiap hari ke toko
dan melayani
pembeli secara
langsung serta tidak
memberi wewenang
kepada karyawan
untuk mengelola
usahanya.
d1. Jika pedagang
tidak memiliki dan
untuk menambah
barang dagangannya,
maka dia akan
membeli barang
secara kredit.
d2. Pedagang selalu
memperhitungkan
resiko dan
mengambil pelunag
berdasarkan
pengetahuan dan
pengalaman yang
dimiliki.
e1. Pedagang merasa
yakin bahwa dia
dapat
mengembangkan
usahanya dan meraih
keuntungan dari
usahanya tersebut.
65
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f. Tingkat energi
yang tinggi
g. Orientasi masa
depan
f1. Membuka toko
pagi-pagi sekali (di
bawah jam 06.30).
f2. Menutup tokonya
di atas jam 18.00.
f3. Tidak bermalas-
malasan dalam
menjalankan
usahanya.
f4. Selalu melayani
pembeli dengan gesit
dan cekatan.
g1. Pedagang selalu
memanfaatkan hari-
hari tertentu seperti
liburan sekolah atau
hari raya untuk
meningkatkan
pendapatannya.
g2. Pedagang suka
memikirkan dan
menyusun
perencanaan usaha
yang akan dikerjakan
untuk hari esok dan
tidak begitu
mempersoalkan apa
yang telah dikerjakan
kemarin.
Persaingan
(X3)
Persaingan dapat
diartikan sebagai
berikut: jika sesama
produsen atau
penjual bersaing agar
konsumen membeli
produknya (Sigit
Sardjono, 2009).
Tingkat persaingan
antar pedagang
Jumlah skor
responden
(pedagang),
menggunakan skala
ordinal dengan likert:
a. Jumlah Pedagang
Data diperoleh dari
responden
(pedagang) dengan
mengisi angket
mengenai tingkat
persaingan yaitu:
a.Pedagang
sembako di blok
tempat dia
berdagang
berjumlah lebih
dari 5.
66
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut
Suharsimi Arikunto (2010 :172) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian
adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini
b. Produk
c. Harga
d. Hambatan Masuk
e. Promosi
b.Pedagang
memiliki barang
dagangan yang
lebih beragam
dibandingkan
dengan pedagang
lain.
c.Pedagang
memberlakukan
harga barang
dagangannya sama
dengan pedagang
lain.
d.Pedagang dapat
dengan mudah
berdagang di lokasi
pasar tersebut.
e.Pedagang
memberikan
potongan
harga/discount bagi
pembeli yang
membeli barang
dagangannya
dalam jumlah
banyak.
67
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yaitu berasal dari data yang langsung diperoleh dari pedagang sembako di Pasar
Pananjung sebagai responden melalui kuisioner atau angket.
1.6 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui penggunaan daftar
pertanyaan yang telah disusun dan disebar kepada responden agar diperoleh data
yang dibutuhkan.
2. Studi dokumentasi, yaitu dengan memanfaatkan informasi-informasi yang berupa
laporan, catatan, serta dokumen yang berhubungan dengan masalah yang akan
diteliti.
3. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencari dan
memperoleh data dari buku, berbagai laporan penelitian para ahli, majalah, serta
media cetak dan media elektronik lainnya.
1.7 Pengujian Instrumen penelitian
1.7.1 Tes Validitas
Tes validitas ini hanya diterapkan pada variabel yang menggunakan skala
ordinal dengan indikator likert yaitu variabel perilaku kewirausahaan dan persaingan.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan
suatu alat ukur. Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil dengan maksud digunakannya tes
68
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tersebut. Dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi Product Moment dengan
bantuan program Microsoft Office Ecxel 2007 dengan rumus :
2.
(Suharsimi Arikunto, 2010 : 211)
Dengan menggunakan taraf signifikan = 0,05 koefisien korelasi yang
diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r
dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden.
Jika r hitung > r 0,05 dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung r 0,05 tidak valid. Jika
instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya.
(Riduwan, 2008 : 217).
Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,799 : tinggi
Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi
Antara 0,200 – 0,399 : rendah
Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah
69
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1.7.2 Tes Reliabilitas
Sama halnya seperti pada tes validitas, pada tes realibilitas ini juga hanya
diterapkan pada variabel yang menggunakan sekala ordinal dengan indikator likert
yaitu variabel perilaku kewirausahaan dan persaingan. Tes reliabilitas adalah tes yang
digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang
digunakan menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan
konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun
dilaksanakan pada waktu yang berbeda.
Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus alpha
yang dibantu dengan menggunakan program Microsoft Office Ecxel 2007. Rumus
alpha sebagai berikut :
(Suharsimi Arikunto, 2010 : 239)
Dimana: r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal
n2
= Jumlah varians butir
t2
= varians total
Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf
signifikansi pada = 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika r
hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tidak reliabel.
2
11 21
1
n
t
kr
k
70
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.8.1 Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan perlu diperhatikan dengan
pengolahan data yang telah terkumpul. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian
ini adalah terdapat data ordinal. Dengan adanya data berjenis ordinal maka data
tersebut harus diubah menjadi data interval melalui Methods of Succesive Interval
(MSI). Salah satu kegunaan dari Methods of Succesive Interval (MSI) dalam
pengukuran adalah untuk menaikkan pengukuran dari ordinal ke interval. Data yang
dirubah atau dinaikan dari ordinal menjadi interval dalam penelitian ini yaitu data
mengenai perilaku kewirausahaan (X2) dan persaingan (X3).
Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi
linier berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pendapatan. Alat bantu analisis yang
digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer Econometric Views
(EViews) versi 7.0. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk
mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas
dengan satu variabel terikat. Model Persamaan Regresi Linier Berganda, sebagai
berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 - β3X3 + e
Dimana :
Y = Pendapatan X2 = Perilaku Kewirausahaan
β 0= Konstanta regresi X3 = Persaingan
β 1- β k= koefisien regresi e = Eror Variabel X1= Modal
71
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1.8.1.1 Uji Asumsi Klasik
1.8.1.1.1 Multikolinearitas
Istilah multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau
eksak (perfect or exact) diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah
kolinearitas ganda (multicollinearity) menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan
linear yang sempurna. Jadi, multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear
antarvariabel independen. (Yana Rohmana, 2010 : 140-141).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas adalah
dengan uji derajat nol atau melihat korelasi parsial antar variabel independen dengan
bantuan program komputer Econometric Views (EViews) versi 7.0. Sebagai aturan
main yang kasar (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah
diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika
koefisien korelasi relatif rendah maka kita duga model tidak mengandung unsur
multikolinieritas (Agus Widarjono, 2005 : 135). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas dalam penelitian ini dilihat dari nilai R2
dan kolerasi parsial
antarvariabel independen.
1.8.1.1.2 Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki
varian yang sama (Gujarati, 2001 : 177). Heteroskedastisitas merupakan suatu
fenomena dimana estimator regresi bias, namun varian tidak efisien (semakin besar
populasi atau sampel, semakin besar varian). Uji heteroskedasitas bertujuan untuk
72
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika berbeda disebut
heteroskedasitas.
Salah satu cara untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan
menggunakan metode informal (Grafik) dan metode yang dibantu dengan program
komputer Econometric Views (EViews) versi 7.0.
1.8.1.1.3 Autokorelasi
Secara harfiah, autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi
satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi
metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan residual
yang lain. Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS berkaitan dengan
residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu dengan residual yang lain
(Agus Widarjono, 2005 : 177).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model
regresi adalah dengan metode Durbin-Watson. Untuk uji metode Durbin Watson
dilakukan dengan program komputer Econometric Views (EViews) versi 7.0.
Durbin-Watson mengembangkan uji statistic yang disebut uji statistic d. Ada
tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam tabel uji statistic Durbin-Watson d sebagai
berikut:
73
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.2
Uji Statistik Durbin-Watson Nilai statistik d Hasil
0 <d <dL Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif
dL ≤ d ≤ du Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
du ≤ d ≤ 4 - du Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/negatif
4 – du ≤ d ≤ 4 - dL Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
4 – dL ≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi negatif
0 dL du 4 - du 4 - dL 4
Gambar 3.1
Statistik Durbin - Watson (Yana Rohmana, 2010:195)
1.8.2 Pengujian Hipotesis
1.8.2.1 Uji t (Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual)
Bertujuan untuk mengkaji tingkat signifikan dari setiap variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y). Uji t adalah cara untuk membuktikan bahwa koefisien
regresi suatu model secara statistik signifikan atau tidak, dengan cara
Autokorelasi
Positif Ragu - ragu Tidak ada
Autokolerasi
Ragu - ragu Autokorelasi
Negatif
Autokorelasi Negatif
74
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
membandingkan t-hitung dengan t-tabel pada tingkat signifikansi tertentu, dengan
rumus sebagai berikut:
t = β
^ − β1
Se (β^1)
t = bk
Sek
(Gujarati, 2001: 78)
Uji hipotesis positif satu arah
a. Uji hipotesis satu arah variabel modal (X1) terhadap variabel pendapatan
(Y)
H0 : β1 ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif variabel modal (X1) terhadap
variabel pendapatan (Y).
Ha : β1 > 0, artinya terdapat pengaruh positif varibel modal (X1) terhadap
variabel pendapatan (Y).
b. Uji hipotesis satu arah variabel perilaku kewirausahaan (X1) terhadap
pendapatan (Y).
H0 : β2 ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif variabel perilaku
kewirausahaan (X2) terhadap pendapatan (Y).
Ha : β2 > 0, artinya terdapat pengaruh positif variabel perilaku kewirausahaan
(X2) terhadap variabel pendapatan (Y).
75
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2
Uji Pihak Kanan
Kriteria uji t adalah sebagai berikut:
Jika nilai t-hitung > nilai t-tabel, maka: H0 ditolak dan Ha diterima artinya signifikan.
Jika nilai t-hitung < nilai t-tabel, maka: H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak
signifikan.
Uji hipotesis negatif satu arah
Uji hipotesis satu arah variabel persaingan (X3) terhadap variabel
pendapatan (Y)
H0 : β3 ≥ 0, artinya tidak terdapat pengaruh negatif variabel persaingan (X3)
terhadap variabel pendapatan (Y).
Ha : β3 < 0, artinya terdapat pengaruh negatif variabel persaingan (X3) terhadap
variabel pendapatan (Y).
76
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.3
Uji Pihak Kiri
Kriteria uji t adalah sebagai berikut:
Jika nilai -t-hitung < nilai -t-tabel, maka: H0 ditolak dan Ha diterima artinya
signifikan.
Jika nilai -t-hitung > nilai -t-tabel, maka: H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak
1.8.2.2 Uji F (Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Keseluruhan)
Pengujian F statistik digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel
bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. Untuk menguji rumusan hipotesis
diatas digunakan uji F dengan rumus :
F = (Sudjana, 1996: 385)
Hipotesis
H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel modal, perilaku
kewirausahaan dan persaingan (X1, X2 dan X3) terhadap variabel pendapatan
(Y).
knR1
)1(kR2
2
77
Tyas Sasetyowati, 2013 Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
H1 : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh variabel modal, perilaku kewirausahaan
dan persaingan (X1, X2 dan X3) terhadap variabel pendapatan (Y).
Kriteria Uji F
1. Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya keseluruhan
variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y.
2. Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya keseluruhan
variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y.
1.8.2.3 Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Menurut Gujarati (2001 : 98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka
yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas
terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur
kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi
total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X. Nilai R2
berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2< 1), dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat semakin dekat, atau dengan kata lain model tersebut
dapat dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, atau dengan kata lain model
tersebut dapat dinilai kurang baik.