BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode...
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
83
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode penelitian eksperimen (Experimental Research). Metode ini adalah satu-
satunya jenis penelitian yang berusaha secara tepat untuk menghasilkan variabel
khusus, dan bila diterapkan dengan benar, ini adalah tipe terbaik untuk menguji
hipotesis tentang hubungan sebab dan akibat. Dalam penelitian eksperimental,
peneliti melihat efek dari setidaknya satu variabel independen pada satu atau lebih
variabel dependen.(Fraenkel/Wallen/Hyun 2012).
Adapaun rancangan eksperimen dalam penelitian ini adalah menggunakan
rancangan Quasi Eksperimen, yaitu percobaan yang memiliki tujuan yang sama-
untuk menguji hipotesis kausal deskriptif tentang penyebab yang dapat
dimanipulasi, untuk mendukung kesimpulan kontrafaktual tentang apa yang akan
terjadi jika tidak ada treatment. Penentuan kelompok yang akan diambil adalah
dengan cara memilih sendiri, dimana unit memilih treatment untuk diri mereka
sendiri, atau dengan cara peneliti memutuskan yang mana yang harus menjalani
treatment tersebut. Peneliti yang menggunakan kuasi eksperimen mungkin masih
memiliki kontrol yang cukup besar dalam memilih dan menjadwalkan tindakan.
(Shadish, W., Cook, T., Campbell 2005).
1.2 Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Counterbalanced
Design (Desain Mengimbangi). Counterbalanced Deisgn adalah teknik lain dari
kuasi eksperimen dan perbandingan grup. Dalam desain ini, setiap kelompok
mendapatkan perawatan (treatment), namun disana terdapat beberapa perintah
berbeda. (Fraenkel/Wallen/Hyun 2012).
84
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti menggunakan 3 kelas yang berbeda dengan kemampuan yang setara.
Semua kelas akan mendapatkan perlakuan yang sama.
Tabel 3.1
Counterbalanced Design (Fraenkel/Wallen/Hyun 2012)
Group I
Group II
Group III
X1
X2
X3
O
O
O
X2
X3
X1
O
O
O
X3
X1
X2
O
O
O
Keterangan :
X1 : Metode pembelajaran PBL
X2 : Metode Pembelajaran IBL
X3 : Metode Pembelajaran ceramah bervariasi
O : Post Test
Penelitian ini menggunakan 3 kelompok :
Kelompok I
Pertama menerima treatment 1 dan posttest, kemudian menerima treatment 2
dan posttest, kemudian treatment 3 dan posttest.
Kelompok II
Pertama menerima treatment 2 kemudian treatment 3, dan kemudian treatment
1, dilakukan posttest setelah masing-masing treatment.
Kelompok III
Pertama menerima treatment 3, kemudian treatment 1, diikuti oleh treatment 2,
juga dilakukan posttest setelah masing-masing treatment.
1.3 Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah peserta didik kelas X IPS yang terdaftar sebagai
peserta didik di SMAN 17 Garut, pada tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah
keseluruhan peserta didik adalah 150 orang, terdiri dari 4 rombel. Untuk kelompok
yang dilakukan penelitian adalah kelas X IPS 1, X IPS 2 dan X IPS 3 dengan
jumlah peserta didik adalah 120 orang, yang akan mendapatkan perlakuan yang
85
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sama dari ketiga metode yang akan diterapkan yaitu metode PBL, IBL dan metode
ceramah bervariasi.
Pertimbangan peneliti dalam memilih kelas X IPS 1, X IPS 2 dan X IPS 3
sebagai subyek penelitian adalah sebagai berikut :
1. Tingkat kehadiran peserta didik dari ketiga kelas tersebut baik
2. 2Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran berjalan dengan baik,
Karena jumlah peserta didik yang pandai dan tidaknya seimbang (data dari
kurikulum)
3. Ada beberapa peserta didik yang aktif dan bisa membantu peserta didik lainnya
sehingga guru merasa terbantukan dalam penyampaian materi.
3.4 Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variable yaitu variable bebas
(Independent Variable) dan variable terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah metode Problem Based Learning (X1) dan metode
Inquiry Based Learning (X2), sedangkan variable terikatnya adalah kemampuan
berpikir kritis (Y).
3.5 Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis yang dimaskud dalam kajian ini adalah berpikir kritis yang
didefinisikan sebagai keterampilan yang aktif mengenai masalah-masalah,
perrtanyaan yang sulit dengan menerapkan metode-metoed penalaran yang logis.
Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
untuk mengidentifikasi isu sentral dan asumsi dalam argumen yang diperoleh
melalui alat tes yang didalamnya memuat 3 keterampilan berrpikir kritis menurut
ranah kognitif Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl.
Tabel 3.2
Variabel Kemampuan Berpikir Kritis
Variabel Indikator Sub Indikator
86
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemampuan
Berpikir Kritis
1. Elementary clarification
(memberikan penjelasan
dasar)
2. The basis for the
decision (menentukan
dasar pengambilan
keputusan)
3. Inference
(mengidentifikasi
asumsi)
4. Advanced clarification
(memberikan penjelasan
lanjut)
5. Supposition and
integration
(memperkirakan dan
menggabungkan)
1. Fokus pada pertanyaan
(mengidentifikasi,
menganalisis,
mengklarifikasi pendapat)
2. Mempertimbangkan dan
mengamati laporan hasil
observasi.
3. Mendeduksi, menginduksi,
dan membuat serta
menentukan pertimbangan
4. Mendefinisikan dan
mengidentifikasi asumsi
5. Mempertimbangkan asumsi
dan alasan-alasan serta
menggabungkan
kemampuan untuk menarik
kesimpulan
3.5.1 Skenario Pembelajaran Metode PBL, IBL dan Ceramah Bervariasi
Langkah-langkah pembelajaran metode PBL, IBL dan Ceramah Bervariasi
dalam mata pelajaran Ekonomi yaitu :
87
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
88
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
89
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
90
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
91
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan langkah-langkah metode PBL,IBL maupun ceramah bervariasi di atas,
maka dikembangkan alat tes untuk mengukur kemampuan berpikir kritis kepada
peserta didik yang diukur dengan menggunakan teknik penilaian tes tertulis dengan
bentuk pilihan ganda.
3.6 Instrumen Penelitian
3.6.1 Prosedur dan Alur Penelitian
Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Tahap Pra Eksperimen
1. Membuat surat ijin penelitian
2. Mengadakan observasi di sekolah untuk mendapatkan informasi mengenai data
peserta didik, dengan cara melihat secara langsung dalam pembelajaran untuk
mendapatkan gambaran terhadap kemampuan peserta didik dalam
pembelajaran Ekonomi
3. Peneliti menentukan subyek penelitian sebanyak 3 kelas berdasarkan
karakteristik peserta didik , pertimbangan PKS kurikulum dan guru yang lain.
92
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Peneliti menentukkan pokok bahasan yang akan diteliti berdasarkan
karakteristik materi yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran Problem
Based Learning dan Inquiry Based Learning.
5. Menyusun silabus dan RPP yang berhubungan dengan penelitian yang akan
dilaksanakan
6. menyusun kisi-kisi alat tes penelitian dalam bentuk soal plihan ganda (PG)
7. Judgement terhadap alat tes penelitian (kisi-kisi dan soal) kepada pakar, yang
yang dilakukan oleh dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bidang
keahlian ekonomi
8. Melakukan tes awal pra penelitian dalam uji coba alat tes yang diberikan
kepada subyek di luar sampel penelitian untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda atas tes yang digunakan.
9. Merevisi item soal yang tidak valid dalm perhitungan validitas dan
reliabilitasnya.
Tahap Eksperimen
1. Melakukan penelitian eksperimen sebanyak masing-masing 3 kali eksperimen
untuk ketiga kelas, tiap kelas mendapatkan perlakuan yang sama.
2. Mengadakan posttest setiap kelas masing-masing setelah mendapatkan
perlakuan (treatment).
Tahap Pasca Eksperimen
1. Mengolah data hasil posttest untuk selanjutnya dibandingkan rata-rata skor dari
seluruh kelompok pada posttest untuk masing-masing perlakuan. Dengan kata
lain, rata-rata score posttest untuk semua kelompok untuk treatment 1 bisa
dibandingkan dengan dengan rata-rata score posttest untuk semua kelompok
untuk treatment 2 dan sebagainya.(Fraenkel/Wallen/Hyun 2012)
2. Menarik kesimpulan hasil penelitian
3. Menyusun laporan menganai penelitian yang telah dilakukan
93
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6.2 Instrumen Penelitian
3.6.2.1 Tes
Proses penelitian pada akhirnya adalah pembuktian secara ilmiah melalui
pengukuran terhadap variable-variabel penelitian, dalam penelitian ini aspek yang
diukur adalah kemampuan berpikir kritis peserta didik. Untuk mengetahui
kemampuan
berpikir kritis peserta didik diperlukan alat tes yang dapat menggambarkan fakta
yang terjadi.Menurut Sugiyono (2008:110) disebutkan bahwa alat tes penelitian
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun
fenomena social yang diamati. Penelitian ini akan mengukur kemampuan berpikir
kritis peserta didik yang berada dalam eksperimen dengan menggunkaan metode
pembelajarn PBL dan IBL pada mata pelajaran ekonomi yang dirancang dalam
bentuk tes obyektif. Soal-soal yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan
berpikir kritis peserta didik dirumuskan berdasarkan pada materi pelajaran
Ekonomi kelas X, yang telah melalui validitas konten oleh dosen ahli ekonomi di
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Tes yang akan diberikan adalah dalam bentuk tes akhir (posttest). Tes akhir
(posttest) diberikan setelah adanya perlakuan pada setiap kelas eksperimen
(treatment). Pada penelitian ini nilai posttest setiap kelas eksperimen setelah
adanya perlakuan (treatment) akan dibandingkan, manakah penerapan metode
yang lebih efektif dalam setiap proses pembelajaran. Instrumen tes yang akan
digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan ranah kognitif taksonomi
Anderson & Krathwohl (Taksonomi Bloom Revisi) yaitu C1-C6 (Mengingat,
Memahami, Mengaplikasikan, Menganalisis, Mengevaluasi dan mencipta)
disintesiskan kedalam indikator berpikir kritis dari Robert Ennis untuk
mendapatkan data berpikir kritis peserta didik. Kemampuan berpikir kritis terdiri
dari empat indikator yaitu, kejelasan (clarity, dasar (basic), menyimpulkan
(inference), interaksi (interaction). Tes yang digunakan berupa pilihan ganda yang
94
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memuat setiap indikator kemampuan berpikir kritis. Selanjutnya diuji validitas dan
reliabilitas tes serta diuji tingkat kesukaran dan daya pembedanya.
Langkah-langkah menyusun instrumen tes dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan tujuan tes
Tujuan tes pada penelitian ini adalah untuk mengukur kemampuan berpikir
kritis dalam menyelesaikan masalah yang disajikan. Dengan cara mencari nilai
rata-rata tertinggi, kemudian dibandingkan antara kelas yang menggunakan
metode PBL,IBL dan ceramah bervariasi. Selain itu peneliti juga mengukur
hasil tes melalui lembar hasil observasi/pengamatan sikap dan jurnal unjuk
kerja selama pembelajaran berlangsung.
2. Menentukan tipe soal
Tipe soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah pilihan ganda
3. Membuat kisi-kisi soal, menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah
dibuat
4. Melakukan judgment terhadap alat tes kepada pakar , yang dilakukan oleh
dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), bidang keahlian ekonomi.
5. Melakukan uji instrumen berupa uji validitas, reliabilitas, uji tingkat kesukaran
dan daya pembeda, dengan menggunakan SPSS versi 24.
6. Melakukan revisi instrumen hingga instrumen siap diujikan.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
tes tertulis. Tes tertulis dalam pelaksanaanya lebih menekankan pada penggunaan
kertas dan alat tulis sebagai alat utama. Tes mengerjakan soal atau jawaban ujian
pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan maupun dengan
menggunakan komputer. Dalam penelitian ini tes tertulis digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diuji melalui posttest.
95
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8 Analisis Uji Instrumen Penelitian
Alat tes yang akan mengukur hasil belajar peserta didik setelah dilakukan
ekperimen akan diuji. Alat tes tersebut akan di uji validitas, reliabilitas, uji tingkat
kesukaran soal dan uji daya pembeda dengan menggunakan software computer
SPSS versi 24.
1.8.1 Uji Validitas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian, haruslah di uji tingkat validitas
instrumen. Validitas tes menurut Gay (1981) mengacu pada sejauh mana mengukur
apa yang seharusnya diukurnya. Alonge (1985) mendefinisikan validitas sebagai
ukuran tes, seberapa baik kinerjanya dan apa yang dapat disimpulkan darinya.
Cronbach (1988) menganggap validitas sebagai keakuratan prediksi atau inferensi
spesifik yang dibuat dari nilai tes. Seperti yang dijelaskan dalam Standar untuk Tes
Pendidikan dan Psikologi (American Educational Research Association [AERA],
American Psychological Association [APA] dan National Council on Measurement
in Education [NCME], 1999) validitas mengacu pada "sejauh mana bukti dan
dukungan teori Interpretasi skor tes "(hal.9). Proses mengumpulkan bukti untuk
mendukung validitas interpretasi skor tes dimulai sebelum pengembangan penilaian
(AERA, APA & NCME, 1999). Gronlund (1981) mendefinisikan validitas sejauh
mana hasil prosedur evaluasi melayani tujuan tertentu yang hasilnya dimaksudkan
untuk diukur dan tidak ada yang lain. Jadi, bukti validitas sering didefinisikan
dalam kaitannya dengan (a) korelasi antara tes yang mengukur konstruk yang sama
atau antara tes dan perilaku kriteria yang diminati. (B) tabel spesifikasi untuk
menentukan apakah isi tes mengukur luas konten yang ditargetkan dan (c)
menggunakan serangkaian strategi untuk membangun kasus logis untuk hubungan
antara skor dari penilaian dan konstruk penilaian dimaksudkan untuk mengukur
(John and Ph 2015). Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadapa
konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai
(Sudjana, 2012:12). Instrumen tes penelitian harus benar-benar mengukur
96
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan berpikir kritis. Untuk alat tes yang berbentuk test, maka pengujian
validitas ini dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi tes dengan materi
pelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan
validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi alat tes. Dalam kisi-kisi
itu terdapat variable yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir item
pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator.
Menurut (Azwar 2011) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai
arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Menurut Messick (1989) validitas merupakan penilaian menyeluruh
dimana bukti empiris dan logika teori mendukung pengambilan keputusan serta
tindakan berdasarkan skor tes atau model-model penilaian yang lain. Menurut
(Sugiyono 2014)validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Berdasarkan
beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa validitas adalah derajat
ketepatan dan kecermatan suatu instrumen dalam penelitian yang didukung oleh
fakta empiris dan alasan teoritis, artinya antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti sesuai.
Abdullahi (1983) menyatakan bahwa validitas penilaian itu valid jika
ternyata menjadi ukuran yang sesuai. Pakar pendidikan (Yoloye, 1983 dan
Cronbach, 1988) sepakat bahwa satu-satunya pertimbangan penting dalam
mengevaluasi sebuah penilaian adalah tingkat validitasnya.(John and Ph 2015)
Instrumen tes berbentuk obyektif dengan tipe pilihan ganda, variasi di uji
cobakan dan dihitung validitasnya dengan menggunakan SPSS versi 24 dengan
langkah sebagai berikut :
1. Menyiapkan tabel perhitungan di excel untuk mempermudah memasukkan data
ke dalam SPSS.
97
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Buka aplikasi SPSS, masukkan data yang sudah ada di excel, pada kolom data
view, selanjutnya atur data pada kolom variabel view, ubah nama sesuaikan
dengan data dan ubah decimal dengan angka 0.
3. Selanjutnya pilih analyze, kilk correlate, pilih Bivariate, pindahkan semua
variabel dari kolom kiri ke kolom kanan,pilih pearson, two-tailed dan kilk flag
significant correlation, lalu klik OK.
4. Lakukan kembali langkah seperti diatas, untuk pengujian validitas angket
dilakukan cara yang sama seperti uji
Ketentuan interpretasi ini digunakan dk = N-2, derajat kebebasan
tersebut dikonsultasikan pada tabel nilai ’r’product moment, dengan taraf
signifikani 0,05 (5%) dan syarat interpretasi sebagai berikut:
Jika rhitung > rtabel maka data valid
Jika rhitung < rtabel maka data tidak valid
Uji Validitas juga dapat digunakan rumus korelasi Product Momen secara manual
sebagai berikut :
])(][)([
))((
2222 YYnXXn
YXXYnr
xi
Keterangan :
Rxy = koefisien korelasi antara variable X dengan variable Y, dua
Yang dikorelasi
N = Jumlah responden
X = skor variabel X
Y = skor variabel Y
Untuk mengetahui tinggi,sedang, rendah validitas yang kita buat, maka kita
interpretasikan nilai rxy. Adapun klasifikasi koefisien korelasi menurut Arikunto
(2009:75) adalah sebagai berikut :
98
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Kalsifikasi Koefisien Validitas
Koefisien Validitas Interpretasi
0,8 ≤ r ≤ 1,00
0,6 ≤ r ≤ 0,8
0,4 ≤ r ≤ 0,6
0,2 ≤ r ≤ 0,4
0,0 ≤ r ≤ 0,2
Validitas sangat tinggi
Validitas tinggi
Validitas cukup tinggi
Validitas rendah
Validitas sangat rendah
Sebuah tes dikatakan mempunyai korelasi jika terdapat korelasi antara 1,00
sampai +1,00. Koefisien negative menunjukkan hubungan kebalikkan, sedangkan
koefisien positif menunjukkan kesejajaran. Selanjutnya uji validitas tiap item
instrument dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan nilai kritis r tabel
(nilai tabel). Tiap item tes dikatakan valid apabila pada tarif signifikansi α = 0,05
didapat rhitung ≥ r tabel..
Dalam penelitian ini, pengujian validitas diujikan kepada responden di
SMA Negeri 17 Garut, yaitu peserta didik kelas XI IPS 1 sebanyak 37 orang, materi
Permintann dan Penawaran, dengan rtabel = 0,325, kelas XI IPS 2 sebanyak 37
orang, materi Elastisitas Permintaan dan Penawaran, dengan rtabel = 0,325 dan kelas
XI IPS 3 sebanyak 32 orang, materi Pasar, dengn rtabel = 0,349 . Jika rhitung yang
diperoleh untuk tiap pernyataan lebih besar dari rtabel, maka data tersebut dapat
dikatakan valid. Berdasarkan kepada hasil perhitungan dengan SPSS versi 24, dari
25 soal yang diberikan, seluruh soal dengan materi Permintaan dadn Penawaran,
Pasar dan Ealstisitas Permintaan dan Penawaran memiliki nilai rhitung yang lebih
besar bila dibandingkan dengan rtabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh
item soal pilihan ganda yang telah diuji cobakan adalah valid, sebagaimana dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Butir Soal
Materi Permintaan dan Penawaran
No Soal R hitung R tabel Keterangan
1 0,722 0,325 Valid
99
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 0,584 0,325 Valid
3 0,536 0,325 Valid
4 0,535 0,325 Valid
5 0,621 0,325 Valid
6 0,586 0,325 Valid
7 0,557 0,325 Valid
8 0,632 0,325 Valid
9 0,575 0,325 Valid
10 0,676 0,325 Valid
11 0,543 0,325 Valid
12 0,599 0,325 Valid
13 0,602 0,325 Valid
14 0,548 0,325 Valid
15 0,517 0,325 Valid
16 0,617 0,325 Valid
17 0,623 0,325 Valid
18 0,556 0,325 Valid
19 0,564 0,325 Valid
20 0,649 0,325 Valid
21 0,597 0,325 Valid
22 0,569 0,325 Valid
23 0,569 0,325 Valid
24 0,583 0,325 Valid
25 0,565 0,325 Valid
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil uji validitas butir soal pada
materi Permintaan dan Penawaran adalah valid. Hal ini menunjukkan tidak perlu
adanya perbaikkan untuk setiap butir soal.
Adapun hasil pengujian validitas butir soal materi Elastisitas Permintaan dan
Penawaran terlihat pada tabel 3.5 dibawah ini.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Butir Soal
Materi Elastisitas Permintaan dan Penawaran
No Soal R hitung R tabel Keterangan
1 0,639 0,325 Valid
2 0,667 0,325 Valid
3 0,511 0,325 Valid
4 0,552 0,325 Valid
5 0,513 0,325 Valid
100
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6 0,640 0,325 Valid
7 0,527 0,325 Valid
8 0,667 0,325 Valid
9 0,547 0,325 Valid
10 0,547 0,325 Valid
11 0,521 0,325 Valid
12 0,551 0,325 Valid
13 0,583 0,325 Valid
14 0,784 0,325 Valid
15 0,615 0,325 Valid
16 0,753 0,325 Valid
17 0,685 0,325 Valid
18 0,589 0,325 Valid
19 0,679 0,325 Valid
20 0,656 0,325 Valid
21 0,490 0,325 Valid
22 0,651 0,325 Valid
23 0,631 0,325 Valid
24 0,589 0,325 Valid
25 0,640 0,325 Valid
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil uji validitas butir soal pada
materi Elastisitas Permintaan dan Penawaran adalah valid. Hal ini menunjukkan
tidak perlu adanya perbaikkan untuk setiap butir soal.
Sedangkan hasil uji validitas butir soal materi pasar terlihat pada tabel 3.6 dibawah
ini.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Butir Soal
Materi Pasar
No Soal R hitung R tabel Keterangan
1 0,460 0,349 Valid
2 0,624 0,349 Valid
3 0,707 0,349 Valid
4 0,467 0,349 Valid
5 0,725 0,349 Valid
6 0,565 0,349 Valid
7 0,531 0,349 Valid
8 0,670 0,349 Valid
9 0,598 0,349 Valid
10 0,747 0,349 Valid
11 0,565 0,349 Valid
101
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12 0,466 0,349 Valid
13 0,536 0,349 Valid
14 0,578 0,349 Valid
15 0,493 0,349 Valid
16 0,548 0,349 Valid
17 0,569 0,349 Valid
18 0,565 0,349 Valid
19 0,579 0,349 Valid
20 0,684 0,349 Valid
21 0,524 0,349 Valid
22 0,619 0,349 Valid
23 0,588 0,349 Valid
24 0,548 0,349 Valid
25 0,604 0,349 Valid
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil uji validitas butir soal pada
materi Pasar adalah valid. Hal ini menunjukkan tidak perlu adanya perbaikkan
untuk setiap butir soal.
1.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) adalah perhatian utama ketika tes psikologis
digunakan untuk mengukur beberapa atribut atau perilaku (Rosenthal dan Rosnow,
1991). Misalnya, untuk memahami berfungsinya tes, penting agar tes yang
digunakan secara konsisten mendiskriminasikan individu pada satu waktu atau
dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, reliabilitas adalah sejauh mana
pengukuran dapat diulang - ketika orang yang berbeda melakukan pengukuran,
pada kesempatan yang berbeda, dalam kondisi yang berbeda, dengan instrumen
alternatif yang mungkin mengukur hal yang sama. Singkatnya, reliabilitas adalah
konsistensi pengukuran (Bollen, 1989), atau stabilitas pengukuran pada berbagai
kondisi di mana pada dasarnya hasil yang sama harus diperoleh (Nunnally, 1978)
dalam (Drost 2011)
Menurut (Fraenkel/Wallen/Hyun 2012) reliabel merujuk pada konsistensi
skor atau jawaban dari suatu instrumen ke instrumen yang lain, dan dari suatu item
ke item yang lain. Menurut Mehrens & Lehmann (1973) dalam Retnawati (2016)
102
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
reliabilitas merupakan derajat kekonsistensian di antara dua skor hasil pengukuran
pada objek yang sama, meskipun menggunakan alat pengukur yang berbeda dan
skala yang berbeda. Menurut (Azwar 2011) konsep reliabilitas adalah sejauh mana
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah derajat kekonsistensian antara dua skor
hasil pengukuran pada obyek yang sama meskipun instrumennya berbeda.
Pengujian reliabilitas instrumen tes dilakukan menggunakan aplikasi SPSS 24
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Gunakan data yang sudah dikelompokkan pada perhitungan vaiditas
2. Pilih analyze
3. Klik scale
4. Pilih reliability analyze, pindahkan semua variabel yang ada dikolom kiri
kecuali total
5. Selanjutnya klik statistics
6. Pilih kolom descriptive for
7. Klik scale if item deleted
8. Lalu klik continue
9. Interpretasikan hasil dengan r tabel
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
α = Cronbach Alpha
k = Banyak soal
Sx2 = variansi skor tertentu (soal ke-j)
ΣSj2 = jumlah varians skor sleuruh soal menurut skor soal tertentu
103
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
St2 = varians skor seluruh soal menurut skor peserta didik perorangan
Adapun klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Arikunto (2009:100) adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.7
Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Kriteria Reliabilitas
0,80< 𝑟 ≤ 1,00
0,60< 𝑟 ≤ 0,80
0,40< 𝑟 ≤ 0,60
0,20< 𝑟 ≤ 0,40
r≤ 0,20
Reliabilitas Sangat Tinggi
Reliabitas Tinggi
Reliabilitas cukup
Reliabilitas Rendah
Reliabilitas Sangat Rendah
Keputusan uji reliabilitas instrumen berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
Jika rhitung > rtabel maka instrumen dikatakan reliabel.
Jika rhitung< rtabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel
Selanjutnya nilai r yang diperoleh dari perhitungan ditafsirkan dengan
menggunakan interpretasi nilai r dan data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS
versi 24 untuk mengetahui nilai Alpha. Berdasarkan hasil analisis data pada materi
Permintaan dan Penawaran, maka didapatkan nilai Reliabilitasnya sebesar 0,750
dengan interpretasi reliabilitas tinggi, seperti pada tabel 3.8
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal
Materi Permintaan dan Penawaran
Cronbach’s Alpha N of item
.750 26
Sumber : Hasil pengolahan Data dengan SPSS versi 24
Sedangkan berdasarkan hasil analisis data pada materi Elastisitas Permintaan dan
Penawaran, maka didapatkan nilai Reliabilitasnya sebesar 0,752 dengan interpretasi
reliabilitas tinggi, seperti pada tabel 3.9
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal
Materi Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Cronbach’s Alpha N of item
104
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
.752 26
Sumber : Hasil pengolahan Data dengan SPSS versi 24
Pada hasil analisis data materi Pasar, maka didapatkan nilai Reliabilitasnya sebesar
0,749 dengan interpretasi reliabilitas tinggi, seperti pada tabel 3.10
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal
Materi Pasar
Cronbach’s Alpha N of item
.749 26
Sumber : Hasil pengolahan Data dengan SPSS versi 24
1.8.3 Uji Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi
peserta didik untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat
untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. (Daryanto 2005). Indeks
kesukaran menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal, besarnya indeks
kesukaran berkisar antara 0,00 sampai 1,0. Sola dengan indeks kesukaran 0,0
menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal
tersebut terlalu mudah.
Untuk menguji tingkat kesukaran tes dapat dilakukan dengan menggunakan
aplikasi SPSS 24 dengan mendeteksi nilai Mean pada tabel Statistics . Analisis dari
hasil yang ditunjukkan nilai Mean paada tabel statistics ditafsirkan pada rentang
tigkat kesukaran. Langkah-langkah menguji tingkat keskaran pada SPSS versi 24
adalah sebagai berikut:
1. Gunakan data yang sudah dikelompokkan pada perhitungan validitas
2. Klik Analyze Descriptive Statistics Frequencies
3. Kemudian pada kotak Variables diisi dengan nomor soal
105
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Klik Statistics
5. Klik Mean
6. Klik Continue, OK
7. Selanjutnya interpretasikan hasil mean dengan kriteria indeks kesukaran soal
Tingkat kesukaran secara manual dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
:
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar
Js = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaraan soal, digunakan interpretasi
tingkat kesukaran sebagai berikut :
Tabel 3.11
Interpretasi Tingkat Kesukaran
(Sudjana, 2012: 137)
Harga TK Klasifikasi
TK = 0,00
0,00< 𝑇𝐾 ≤ 0,30
0,30< 𝑇𝐾 ≤ 0,70
0,70< 𝑇𝐾 ≤ 1,00
TK = 1,00
Soal terlalu sukar
Soal sukar
Soal sedang
Soal mudah
Soal terlalu mudah
Dengan menggunakan SPSS versi 24 maka tingkat kesukaran pada tes kemampuan
berpikir kritis yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.12
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
Materi Permintaan dan Penawaran
No Tingkat Kesukaran Interpretasi
1 0,2162 Sukar
2 0,2703 Sukar
3 0,2703 Sukar
4 0,1622 Sukar
106
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5 0,2973 Sukar
6 0,2162 Sukar
7 0,3243 Sedang
8 0,1351 Sukar
9 0,2703 Sukar
10 0,3243 Sedang
11 0,1892 Sukar
12 0,2432 Sukar
13 0,2973 Sukar
14 0,1081 Sukar
15 0,2973 Sukar
16 0,4054 Sedang
17 0,2703 Sukar
18 0,4324 Sedang
19 0,2973 Sukar
20 0,2162 Sukar
21 0,3514 Sedang
22 0,1351 Sukar
23 0,1351 Sukar
24 0,2973 Sukar
25 0,2165 Sukar
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal diatas, didapat bahwa hampir
seluruhnya soal pada materi permintaan dan penawaran berada pada kategori sukar,
kecuali pada soal no 7,10,16,18 dan 21 berada pada kategori sedang.
Tabel 3.13
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
Materi Elastisitas Permintaan dan Penawaran
No Tingkat Kesukaran Interpretasi
1 0,2500 Sukar
2 0,2188 Sukar
3 0,2188 Sukar
4 0,2812 Sukar
5 0,1875 Sukar
6 0,1875 Sukar
7 0,3438 Sedang
8 0,2188 Sukar
9 0,2188 Sukar
10 0,2188 Sukar
11 0,1562 Sukar
12 0,4375 Sedang
107
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13 0,2188 Sukar
14 0,2812 Sukar
15 0,1875 Sukar
16 0,1562 Sukar
17 0,1562 Sukar
18 0,1562 Sukar
19 0,2188 Sukar
20 0,4062 Sedang
21 0,2500 Sukar
22 0,2500 Sukar
23 0,2188 Sukar
24 0,1652 Sukar
25 0,1875 Sukar
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal diatas, didapat bahwa hampir
seluruhnya soal pada materi permintaan dan penawaran berada pada kategori sukar,
kecuali pada soal no 7,12 dan 20 berada pada kategori sedang.
Tabel 3.14
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
Materi Pasar
No Tingkat Kesukaran Interpretasi
1 0,1892 Sukar
2 0,3514 Sedang
3 0,3243 Sedanag
4 0,1351 Sukar
5 0,3784 Sedang
6 0,3784 Sedang
7 0,1622 Sukar
8 0,2703 Sukar
9 0,2973 Sukar
10 0,1892 Sukar
11 0,3784 Sedang
12 0,3784 Sedang
13 0,1081 Sukar
14 0,2162 Sukar
108
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15 0,3784 Sedang
16 0,2432 Sukar
17 0,3243 Sedang
18 0,3784 Sedang
19 0,2432 Sukar
20 0,1622 Sukar
21 0,2703 Sukar
22 0,1351 Sukar
23 0,3514 Sedang
24 0,1892 Sukar
25 0,1892 Sukar
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal diatas, didapat bahwa hampir
seluruhnya soal pada materi permintaan dan penawaran berada pada kategori sukar,
kecuali pada soal no 2,3,5,6,11,12,15,17,18 dan 23 berada pada kategori sedang.
1.8.4 Uji Daya Pembeda
Setelah menguji tingkat kesulitan soal tes, maka langkah selanjutnya
analisis daya pembeda. Daya pembeda adalah untuk membedakan dan
mengelompokkan data, setiap butir soal hasil belajar peserta didik yang diawali
dengan cara mengurutkan skor total seluruh butir soal dengan cara
mengelompkkannya dari terbesar ke yang terkecil. Dengan mengkaji butir-butir
soal bertujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan peserta
didik yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan peserta didik yang
tergolong kurang atau lemah prestasinya (Sudjana, 2012:141). Cara yang biasa
dilakukan dalam analisis daya pembeda adalah dengan rumus :
Keterangan :
D = Indeks diskriminasi (daya pembeda)
JA = Banyak peserta kelompok atas
109
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
JB = Banyak peserta kelompok bawah
BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Penentuan jawaban benar dan salah dari soal tes berpikir kritis
peserta didik dengan berbentuk instrument pilihan ganda ini sama seperti pad
perhitungn tingkat kesukaran butir soal tes. Jumlah jawaban benar untuk
masing-masing kelompok, selanjutnya digunakan untuk menghitung harga DP
dengan rumus diatas. Sedangkan untuk melihat apakah daya pembeda jelek,
cukup, baik dan baik sekali dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.15
Klasifikasi Daya Pembeda
(Arikunto, S. (2010: 232)
Rentang nilai D Klasifikasi
DP < 0,00
0,00 ≤ DP < 0,20
0,21 ≤ DP <0,40
0,41≤ DP < 0,70
0,71< 𝐷𝑃 ≤ 1,00
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat Baik
Hasil uji daya beda butir soal pada materi Permintaan dan Penawaran adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.16
Hasil Uji Daya Beda Butir Soal
Materi Permintaan dan Penawaran
No Nilai Daya Beda Interpretasi
1 0,7 Baik
2 0,6 Baik
3 0,4 Cukup
4 0,5 Baik
5 0,7 Baik
110
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6 0,5 Baik
7 0,6 Baik
8 0,5 Baik
9 0,6 Baik
10 0,7 Baik
11 0,5 Baik
12 0,7 Baik
13 0,7 Baik
14 0,4 Cukup
15 0,6 Baik
16 0,8 Sangat Baik
17 0,6 Baik
18 0,6 Baik
19 0,7 Baik
20 0,6 BAik
21 0,7 Baik
22 0,4 Cukup
23 0,5 Baik
24 0,7 Baik
25 0,5 Baik
Hasil uji daya beda pada tabel 3.15 didapat bahwa rata-rata soal pada materi
permintaan dan penawaran memiliki kategori rata-rata baik.
Sedangkan hasil uji daya beda butir soal materi Elastisitas permintaan dan
Penawaran terlihat pada tabel 3.17
Tabel 3.17
Hasil Uji Daya Beda Butir Soal
Materi Elastisitas Permintaan dan Penawaran
No Nilai Daya Beda Interpretasi
1 0,7 Baik
2 0,6 Baik
3 0,4 Cukup
4 0,7 Baik
5 0,4 Cukup
111
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6 0,6 Baik
7 0,4 Cukup
8 0,6 Baik
9 0,6 Baik
10 0,6 Baik
11 0,4 Cukup
12 0,4 Cukup
13 0,8 Sangat Baik
14 0,6 Baik
15 0,8 Sangat Baik
16 0,6 Baik
17 0,6 Baik
18 0,6 Baik
19 0,4 Cukup
20 0,7 Baik
21 0,7 Baik
22 0,6 Baik
23 0,6 Baik
24 0,6 Baik
25 0,6 Baik
Hasil uji daya beda pada tabel 3.16 didapat bahwa rata-rata soal pada materi
elastisitas permintaan dan penawaran memiliki kategori rata-rata baik.
Adapun hasil uji daya pembeda butir soal pada materi Pasar adalah sebagai berikut
Tabel 3.18
Hasil Uji Daya Beda Butir Soal
Materi Pasar
No Nilai Daya Beda Interpretasi
1 0,5 Baik
2 0,7 Baik
3 0.8 Sangat Baik
4 0,3 Cukup
5 0,8 Sangat baik
6 0,7 Baik
7 0,3 Cukup
8 0,8 Sangat baik
9 0,7 Baik
10 0,6 Baik
11 0,6 Baik
12 0,6 Baik
13 0,4 Cukup
14 0,6 Baik
112
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15 0,6 Baik
16 0,6 Baik
17 0,7 Baik
18 0,6 Baik
19 0,5 Baik
20 0,6 Baik
21 0,4 Cukup
22 0,5 Baik
23 0,7 Baik
24 0,6 Baik
25 0,5 Baik
Hasil uji daya beda pada tabel 3.15 didapat bahwa rata-rata soal pada materi
permintaan dan penawaran memiliki kategori rata-rata baik.
1.9 Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari kegiatan posttest, selanjutnya dilakukan analisis
terhadap data penelitian yang meliputi hasil tes kemampuan berpikir kritis. Adapun
langkah analisis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menskor tiap lembar jawaban tes peserta didik sesuai dengan kunci jawaban.
2. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban posttes.
3. Mengubah nilai ke dalam bentuk persentase dengan cara:
Nilai siswa (%) = ∑𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
∑ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 x 100%
4. Menghitung nilai rata-rata keseluruhan dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa
untuk masing-masing metode ( (Fraenkel/Wallen/Hyun 2012)).
Nilai Rata-rata per perlakuan = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%
5. Menghitung rata-rata metode yangs sejenis untuk membandingkan dengan
rata-rata metode yang lain tiap perlakuan
113
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Membandingkan rata-rata tiap metode secara keseluruhan untuk menentukan
metode mana yang paling efektif untuk digunakan.
1.10 Teknik Analisis Data
Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut:
1.10.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan
untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah
sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Kondisi data berdistribusi
normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.
Pengujian normalitas data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, melalui aplikasi
SPSS 24, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Siapkan data dalam bentuk excel
2. Buka aplikasi SPSS 24
3. Masukkan data (post-test setiap kelas eksperimen)
4. Klik analyze
5. Pilih Nonparametric tests
6. Klik 1-Sample K-S,masukkan data post-test kelas eksperimen pada kolom Test
Variable List
7. Lalu klik OK
Ada pun rumusan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ho: Data berdistribusi normal
Ha: Data tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
114
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika nilai signifikan atau nilai probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi
normal
Jika nilai signifikan atau nilai probabilitas <0,05, maka data berdistribusi tidak
normal.
1.10.2 Uji Homogenitas
UJi homogenitas digunakan untuk mengetahui data pada setiap kelompok
dapat dikatakan homogeny atau tidak, dan bias atau tidaknya digabung untuk
analisis lebih lanjut. Homogenitas varian,variabel dependen (DV) memiliki varians
yang sama (Kusnendi, 2015). Menggunakan Levene Test dengan alat bantu hitung
SPSS versi 24. Ada pun rumusan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ho: Data homogen
Ha: Data tidak homogen
Kriteria uji: Ho diterima jika p-value > 0,05 maka homogenitas varian terpenuhi.
1.10.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas
terhadap variabel terikat yang akan kita teliti itu diterima atau ditolak. Pengujian
hipotesis dimaksudkan sebagai cara untuk menentukan apakah suatu dugaan
hipotesis tersebut sebaiknya diterima atau ditolak. (Sugiyono 2014).
Untuk pengujian ini digunakan statistik “t” dengan dk = n-2 dengan rumus :
Keterangan :
R = Koefisien korelas
n = Jumlah resonden, (n-2= dk, derajat kebebasan)(Sugiyono 2014)
115
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.19
Pengujian Hipotesis
Rumusan Masalah Hipotesis Hipotesis Statistik Staitiktik Uji Kriteria Uji
1. Apakah terdapat
perbedaan tingkat
kemampuan
berpikir kritis
peserta didik pada
kelas yang
menerapkan
metode
pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)
dengan peserta
didik pada kelas
yang menerapkan
metode Inquiry
Based Learning
(IBL) pada
pengukuran akhir
(Post-Test) ?
1. Terdapat
perbedaan tingkat
kemampuan
berpikir kritis
kelompok peserta
didik yang
menerapkan
metode
pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)
dengan kelompok
peserta didik yang
menerapkan
metode Inquiry
Based Learning
(IBL) pada
pengukuran akhir
(Posttest).
H0 : PBL = IBL
H1 : PBL ≠ IBL
Independent
Samples t
Test
H0 tidak
dapat
diterima
jika:
p-value ≤
0,05
(2-tailed
test)
2. Apakah terdapat
perbedaan tingkat
kemampuan
berpikir kritis
peserta didik pada
kelas yang
menerapkan
metode
pembelajaran
Inquiry Based
Learning (IBL)
dengan peserta
didik pada kelas
yang menerapkan
metode ceramah
bervariasi pada
pengukuran akhir
(Post-Test) ?
2. Terdapat
perbedaan tingkat
kemampuan
berpikir kritis
kelompok peserta
didik yang
menerapkan
metode
pembelajaran
Inquiry Based
Learning (IBL)
dengan kelompok
peserta didik yang
menerapkan
metode ceramah
bervariasi pada
pengukuran akhir
(Posttest).
H0: IBL = CB
H1 : IBL ≠ CB
Independe
nt
Samples t
Test
Ho tidak
dapat
diterima
jika:
p-value ≤
0,05
(2-tailed
test)
3. Apakah terdapat
perbedaan tingkat
kemampuan
berpikir kritis
peserta didik pada
3. Terdapat
perbedaan tingkat
kemampuan
berpikir kritis
kelompok peserta
H0:PBL = CB
H1: PBL ≠ CB
Independe
nt
Samples t
Test
Ho tidak
dapat
diterima
jika:
p-value ≤
116
Yuyun Kurniasih, 2019 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 17 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rumusan Masalah Hipotesis Hipotesis Statistik Staitiktik Uji Kriteria Uji
kelas yang
menerapkan
metode
pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)
dengan peserta
didik pada kelas
yang menerapkan
metode ceramah
bervariasi pada
pengukuran akhir
(Post-Test) ?
didik yang
menerapkan
metode
pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)
dengan kelompok
peserta didik yang
menerapkan
metode ceramah
bervariasi pada
pengukuran akhir
(Posttest).
0,05
(2-tailed
test)