BAB III METODE PENELITIAN 1 -...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 1 -...
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kabupaten Pohuwato karena setiap SKPD dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya
juga menyelenggarakan anggaran. SKPD yang dimaksud adalah dinas-dinas
Kabupaten Pohuwato. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2012 sampai dengan
selesai.
1.2 Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode survei. Adapun ciri-ciri
dari metode survei adalah tujuannya dapat bersifat deskriptif. Data dikumpulkan dari
sampel yang telah ditentukan, data variabel penelitian dijaring dengan menggunakan
alat pengumpulan data tertentu, yaitu kuesioner (Karlinger, 1990: 51).
1.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian menyangkut metode atau pendekatan dan alasan metode
tersebut digunakan dalam penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah hubungan variabel yang bersifat kausal. Karena penelitian ini menjelaskan
bagaimana hubungan dan pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Gambar 2: Desain Penelitian
3.2.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 80). Populasi dalam penelitian
ini adalah Kepala SKPD, Kepala Bidang/Kepala Bagian, dan Sub Bagian/Kepala
Seksi dari 29 SKPD. Keseluruhan berjumlah 305 Aparat. Distribusi populasi tersebut
dapat dilihat dari table berikut ini:
Tabel 2: Populasi Penelitian
No SKPD
Kepala
SKPD
JUMLAH
Kabag
/
Kabid
Kasubag
/Kesi
TOT
AL
1 Inspektorat 1 3 4 8
2 Setwan 1 4 8 13
3 Bagian Pemerintahan 1 - 3 4
4 Bagian Umum dan HUMAS 1 - 3 4
KINERJA APARAT
PEMERINTAH
DAERAH
KEPUASAN
KERJA
PARTISIPASI
PENYUSUNAN
ANGGARAN
5 Bagian Hukum dan HAM 1 - 3 4
6 Bagian Kesra 1 - 3 4
7 Bagian Ekonomi 1 - 2 3
8 Bagian Sosial 1 - 3 4
9 Bagian Pembangunan 1 - 3 4
10 Kantor PTSP 1 - 5 6
11 BPKAD 1 4 10 15
12 Dinas PU 1 4 10 15
13 Dinas Kesehatan dan KB 1 4 10 15
14 Dinas Kependidikan Nasional 1 4 10 15
15 Dinas Kependudukan dan CAPIL 1 3 9 13
16 Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan 1 4 10 15
17 Dinas Kelautan dan Perikanan 1 4 10 15
18 Dinas Pertambangan dan Kehutanan 1 4 8 13
19 Dinas Koperindag 1 4 10 15
20 Dinas Hubungan dan Pariwisata 1 4 11 16
21 Dinas Nakertrans 1 4 10 15
22 Dinas Sosial 1 4 11 16
23 Dinas Peternakan 1 3 8 12
24 Kantor Satpol PP 1 1 3 5
25 Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik 1 - 4 5
26 BKPPD 1 3 8 12
27 BLH 1 3 8 12
28 Bappeda 1 3 8 12
29 BPPKP 1 4 10 15
Jumlah 305
Sumber : Pemerintahan Kabupaten Pohuwato
Sampel penelitian diambil dengan menggunakan rumus Slovin dalam Karo karo
(2009) yakni sebagai berikut:
Keterangan Rumus:
𝑛𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = Jumlah sampel yang dijadikan responden
N = Jumlah populasi petugas (Populasi)
𝑑2 = adalah kuadrat dari 0,05
Dengan memakai rumus diatas dihasilkan sejumlah sampel sebagai berikut:
𝑛𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 305
1+305 𝑥 0,052 = 173,29 orang (digenapkan = 173 orang).
Selanjutnya, ditentukan besanya sampel dari setiap SKPD. Pengambilan jumlah
sampel untuk masing-masing unit populasi dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel : 3 Jumlah sampel per unit populasi
No Unit Sampel Jumlah Sampel Dibulatkan
1 Inspektorat 8/305 x 173 5
2 Setwan 13/305 x 173 7
3 Bagian Pemerintahan 4/305 x 173 2
4 Bagian Umum dan HUMAS 4/305 x 173 2
5 Bagian Hukum dan HAM 4/305 x 173 2
6 Bagian Kesra 4/305 x 173 2
7 Bagian Ekonomi 3/305 x 173 1
8 Bagian Sosial 4/305 x 173 2
9 Bagian Pembangunan 4/305 x 173 2
10 Kantor PTSP 6/305 x 173 3
11 BPKAD 15/305 x 173 9
12 Dinas PU 15/305 x 173 9
13 Dinas Kesehatan dan KB 15/305 x 173 9
14 Dinas Kependidikan Nasional 15/305 x 173 9
15 Dinas Kependudukan dan CAPIL 13/305 x 173 7
16 Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan 15/305 x 173 9
17 Dinas Kelautan dan Perikanan 15/305 x 173 9
18 Dinas Pertambangan dan Kehutanan 13/305 x 173 7
19 Dinas Koperindag 15/305 x 173 9
20 Dinas Perhubungan Dan Pariwisata 16/305 x 173 9
21 Dinas Nakertrans 15/305 x 173 8
22 Dinas Sosial 16/305 x 173 9
23 Dinas Peternakan 12/305 x 173 7
24 Kantor Satpol PP 5/305 x 173 3
25 Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik 5/305 x 173 3
26 BKPPD 12/305 x 173 7
27 BLH 12/305 x 173 7
28 Bappeda 12/305 x 173 7
29 BPPKP 15/305 x 173 8
Jumlah 173 320
Sumber : Data diolah
3.2.3 Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu partisipasi penyusunan
anggaran (X) dan kinerja aparat pemerintah daerah sebagai variabel dependen (Y)
serta kepuasan kerja sebagai Variabel Moderating (Z). Berikut ini penjelasan dari
masing-masing variabel:
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah suatu variabel bebas atau variabel tidak terikat
keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Sugiyono (2011: 61)
menjelaskan bahwa variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi
atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Partisipasi
Penyusunan Anggaran merupakan variabel X.
2. Variabel Dependen (Y)
Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel dependen merupakan variabel yang
dipegaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel
dependen sendiri adalah variabel tidak bebas atau variabel terikat yang
keberadaannya dipengaruhi oleh variabel independen. Kinerja Aparat Pemerintah
Daerah merupakan variabel dependen (Y).
3. Variabel Moderating
Sugiyono (2011: 62) menjelaskan bahwa, variabel moderating adalah variabel
yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
moderator yaitu kepuasan kerja. Untuk memahami lebih jelas tentang penggunaan
kedua variabel ini, maka penulis membuat operasionalisasi variabel dalam tabel 4 di
bawah ini.
Tabel 4: Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Variabel Indpenden (X)
Partisipasi Penyusunan
Anggaran
Variabel Dependen (Y)
Kinerja Aparat Pemerintah
Daerah (SKPD)
Variabel moderating (Z)
Kepuasan Kerja
Partisipasi dalam penyusunan
anggaran merupakan keterlibatan
bawahan dalam rangka
penyusunan anggaran
Sumber: Bangun (2009)
Kinerja aparat pemerintah
merupakan hasil dari proses
perencanaan, penganggaran,
penatausahaan, pelaporan,
pengawasan dan staffing pada
pemerintah daerah. Kinerja aparat
pemerintah yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kinerja
perangkat daerah dalam kegiata-
kegiatan manajerial.
Sumber : Bangun (2009)
Kepuasan kerja merupakan suatu
perasaan positif yang merupakan
hasil dari sebuah evaluasi
karakteristiknya.
Sumber : Niken (2006)
1. Melibatkan bawahan
2. Memberi kesempatan bawahan
3. Informasi dari bawahan
4. Konstribusi bawahan dalam
anggaran Pemerintah Daerah (Setiap
SKPD)
Sumber: Bangun (2009)
1. Efektifitas hasil perencanaan
2. Efektifitas hasil penganggaran
3. Efektifitas hasil penatausahaan
4. Efektifitas hasil pelaporan
5. Efektifitas hasil pengawasan
6. Efektifitas hasil staffing
Sumber : Bangun (2009)
1. Karakteristik pekerjaan
2. Karakteristik organisasi
3. Karakteristik individu
Oridinal
Oridinal
Oridinal
Sumber : Data Diolah, 2011
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan sumber data
primer dan sumber data sekunder. Arikunto (2006: 196) menjelaskan bahwa teknik
pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh penulis untuk
mengumpulkan data. Dari penjelasan tersebut, teknik pengumpulan data yang akan
dilakukan peneliti untuk mendapatkan data primer dengan melakukan survey
langsung ke instansi dan menyebarkan daftar pertanyaan (questioneaire) mengenai
indikator-indikator dari variabel penelitian pada SKPD Kabupaten Pohuwato.
Daftar pertanyaan (questionaire) diberikan langsung oleh peneliti kepada
kepala Dinas masing-masing SKPD Kabupaten Pohuwato yang menjadi responden
dalam penelitian ini. Peneliti memberikan waktu selama 1 (satu) minggu kepada
responden untuk menjawab pertanyaan kuesioner, yang dijadikan acuan sumber data
bagi peneliti untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Apabila
dalam waktu 1 (satu) minggu responden belum menyelesaikan jawaban atas
kuesioner tersebut maka peneliti memberikan tambahan waktu selama 3 (tiga) hari,
sebelum daftar kuesioner tersebut dikumpulkan langsung oleh peneliti dari para
responden untuk diolah lebih lanjut.
3.2.5 Sumber Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan sumber data primer
dan sekunder. Menurut Sugiyono (2011: 308), sumber data primer adalah sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Penelitian ini sumber data yang
digunakan oleh peneliti adalah sumber data primer dengan melakukan survey
langsung ke SKPD yang menjadi subjek penelitian.
3.3 Prosedur Pengujian Instrumen
Penggunaan instrumen dalam penelitian, diharapkan hasil penelitian akan
menjadi valid dan reliabel. Menurut Arikunto (2006: 124) instrumen adalah alat
untuk memperoleh data pada waktu peneliti menggunakan suatu metode. Dengan
demikian bahwa menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya otomatis hasil data penelitian menjadi valid.
3.3.1 Uji Validitas Instrumen
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Sehingga diperlukan pengujian validitas untuk mengetahui keabsahan
suatu hasil penelitian. Jika alat ukur yang dipakai tidak valid, maka hasil penelitian
yang diperoleh tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Uji validitas bertujuan untuk mengukur apa yang ingin diukur atau alat ukur
yang digunakan mengenai sasaran. Validitas pernyataan-pernyataan yang telah
disiapkan dapat diukur dengan mengekorelasikan skor tiap pernyataan dengan jumlah
skor totalnya. Dalam hal ini pernyataan yang mempunyai nilai koefisien korelasi
terhadap skor total lebih kecil dari nilai terendahnya berarti tidak lolos uji validitas
dan harus diperbaiki. Untuk menguji validitas maka dihitung koefisien korelasi antara
masing-masing skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi Product
Moment dengan rumus sebagai berikut:
n ∑xy - ∑x∑y
r =
√ { [ n ∑x² - (∑x)² ] [n ∑y² - (∑y)² ] }
Keterangan:
r = Koesien korelasi Product Moment
x = jumlah skor untuk indikator X
y = Jumlah skor untuk indikator Y
n = Banyaknya responden (sample) dari variabel x, y dari hasil kuesioner
Menurut Sugiyono (2011: 255) syarat minimum untuk memenuhi validitas adalah
apabila r = 0,3. jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir
instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
3.3.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif kosisten apabila pengukuran diulangi lebih dari sekali. Uji
reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat memberikan
ukuran yang konstan atau tidak. Konsep reliabilitas ini erat kaitannya dengan sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya atau tidak.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode koefisien Alpha
Cronbach”s. Koefisien ini merupakan koefisien reliabilitas yang paling sering
digunakan karena koefisien ini menggambarkan variansi dari item-item, baik untuk
format benar atau salah atau bukan, seperti format pada skala likert sehingga
koefisien ini merupakan koefisien yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi
internal consistency. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, penulis
menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Crombach”s dengan rumusan sebagai
berikut:
∂ = [ k ] [ 1 - ∑ Si² ]
k – 1 Sx²
Keterangan:
∂ = koefisien reliabilitas
k = jumlah instrumen pertanyaan-pernyataan
∑ Si² = jumlah varians dari setiap instrumen
Sx² = varians dari keseluruhan instrumen
Hasil dari perhitungan tersebut, suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Alpha
yang dihasilkan, nilai Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005).
3.3.3 Konversi Data
Data ordinal yang dikumpulkan melalui instrumen kuesioner selanjutnya
dijadikan data interval melalui method successive intervals (MSI). Adapun langkah
kerja metode successive interval adalah sebagai berikut:
a. Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap setiap item
kuisioner.
b. Membuat proporsi untuk setiap bilangan frekwensi.
c. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga
diperoleh nilai proporsi kumulatif.
d. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi
kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku.
e. Menentukan nilai density untuk setiap nilai z
f. Menghitung SV (scale value) dengan rumus :
g. SV (scale value) yang nilainya terkecil (yang memiliki harga negatif terbesar),
diubah menjadi sama dengan satu (=1).
h. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus :
3.4 Metode Analisis
3.4.1 Teknik analisis data
Analisis data merupakan salah satu tahap kegiatan penelitian berupa proses
penyusunan dan pengolahan data guna menafsirkan data yang telah diperoleh dari
lapangan. Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menyederhanakan data ke
dalam bentuk yang lebih sederhana, untuk lebih mudah dibaca dalam proses
pengolahan data, dalam penelitian ini untuk memperoleh data tentang pengaruh
Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah, dibuat
pernyataan-pernyataan dengan menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2011:
limitlower under -limitoffer under area
limitupper at density -limitlower at density SV
minimumSVSVY
134), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Skala likert dapat digunakan untuk menentukan nilai atau skor dari setiap
pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Sugiyono (2011: 134) menjelaskan
bahwa dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan. Skala likert
akan mengahasilkan data inteval.
Menurut Sudjana (2000: 113), untuk menghitung besarnya tingkat variabel X
(Partisipasi Penyusunan Anggaran) dan variabel Y (Kinerja Aparat Pemerintah
Daerah) dengan cara mencari rata-rata (mean) dari variabel X tersebut. Rumus rata-
rata mean yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. x = ∑ x1 b. y = ∑ y1
n n
Keterangan:
x = Nilai rata-rata variabel x
y = nilai rata-rata variabel y
∑ = Sigma (jumlah)
n = Jumlah kelas
x1 – y1 = Nilai dari i samapai dengan ke-n
Jawaban yang dikumpulkan dari pernyataan untuk setiap itemnya dalam skala
likert akan diberi bobot sebagaimana ditunjukan pada tabel 5.
Tabel 5: Pemberian Skor Jawaban
Kode Pilihan Jawaban Skor / Poin Penilaian
SD Seluruhnya diterapkan 5
SRD Sering diterapkan 4
KKD Kadang-kadang diterapkan 3
JD Jarang diterapkan 2
TPD Tidak pernah diterapkan 1
Sumber: Sudjana (2000, 113)
3.4.2 MRA (Moderating Regression Analysis)
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan
variabel pemoderasi (Moderating Regression Analysis). Analisis MRA ini selain
untuk melihat apakah ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas juga
untuk melihat apakah dengan diperhatikannya variabel moderasi dalam model, dapat
meningkatkan pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tak bebas atau malah
sebaliknya.
Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan pengujian
terhadap variabel moderator dengan melakukan regresi terhadap persamaan berikut:
0 1
0 1 2
0 1 2 3
(1)
(2)
(3)
Y X
Y X Z
Y X Z XZ
Dari hasil regresi persamaan-persamaan diatas dapat terjadi beberapa
kemungkinan sebagai berikut:
1. Jika variabel moderator (Z) tidak berinteraksi dengan variabel
prediktor/independen (X) namun berhubungan dengan variabel
kriterion/dependen (Y) maka variabel Z tersebut bukanlah variabel moderator
melainkan merupakan variabel intervening atau variabel independen.
2. Jika variabel moderator (Z) tidak berinteraksi dengan variabel independen (X)
dan juga tidak berhubungan dengan variabel dependen (Y) maka variabel Z
merupakan variabel moderator homologizer.
3. Jika variabel moderator (Z) berinteraksi dengan variabel independen (X) dan
juga berhubungan signifikan dengan variabel dependen (Y) maka variabel Z
tersebut merupakan variabel quasi moderator (moderator semu). Hal ini karena
variabel Z tersebut dapat berlaku sebagai moderator juga sekaligus sebagai
variabel independen.
4. Jika variabel moderator (Z) berinteraksi dengan variabel independen (X) namun
tidak berhubungan signifikan dengan variabel dependen (Y) maka variabel Z
tersebut merupakan variabel pure moderator (moderator murni).
Jika hasil pengujian menunjukkan variabel yang diamati memang nerupakan
variabel moderator maka persamaan yang akan dianalisis adalah sebagai berikut :
0 1
0 1 2 3
Y X
Y X Z XZ
Menurut Kuncoro (2003: 32), untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel
dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit nya. Secara statistik
goodness of fit dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F dan nilai koefisien
diterminasi. Dengan demikian untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel perlu
dilakukan uji hipotesis berupa uji t.
3.4.3 Pengujian Hipotesis
Menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh positif antara partisipasi
penyusunan anggaran (variabel X) terhadap kinerja aparat pemerintah daerah
(variabel Y), digunakan hipotesis statitistik dalam bentuk matematis adalah sebagai
berikut:
Ho: ρ = 0, Partisipasi Penyusunan Anggaran berpengaruh tehadap Kinerja Aparat
Pemerintah Daerah.
Ho: ρ ≠ 0, Partisipasi Penyusunan Anggaran tidak berpengaruh tehadap Kinerja
Aparat Pemerintah Daerah.
Statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas sebagaimana
diungkapkan oleh Sugiyono (2011: 135) adalah sebagai berikut:
1/Re
/Re
knsiduJK
kgresiJKF
Kriteria pengujian:
Tolak Ho jika Fhitung > F{α;(k,n-k-1)} atau p-value α. Terima Ho dalam hal lainya. Dan
untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh dapat diklasifikasikan sepeti pada tabel 6.
Tabel 6: Tingkat keeratan koefisien korelasi
Koefisien Korelasi Kekuatan Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2011: 257)
Nilai koefisien yang diperoleh setelah melakukan perhitungan uji statistik di
atas dibandingkan dengan tabel 5 tentang tingkat keeratan koefisien korelasi,
sehingga dapat diketahui tingkat kekuatan hubungan atau korelasinya. Hasil
perhitungan uji statistik memiliki nilai positif, dengan kata lain Ho ditolak, yang
artinya menolak dugaan yang menyatakan bahwa Partisipasi Penyusunan Anggaran
tidak berpengaruh positif atau negatif terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah.
3.4.4 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisiensi determinasi
antara nol sampai satu. Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2005). Hal tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut
dengan koefisien determinasi terletak antara 0 sampai dengan 1, atau 0<1 yang
memiliki arti bahwa:
1. Bila mendekati nol, berarti variabel independen tidak mampu menjelaskan
persentase pengaruhnya terhadap variabel dependen.
2. Bila mendekati satu, berarti variabel independen mampu menjelaskan
persentase pengaruhnya terhadap variabel dependen.
Perbandingan koefisien determinan R² yang diperoleh dari kedua persamaan
di atas dapat digunakan untuk melihat kepuasan kerja berpengaruh terhadap
penyusunan anggaran dan kinerja aparat pemerintah. Jika R² dari persamaan pertama
(yang tidak mengandung variabel moderat) > R² model persamaan kedua maka dapat
disimpulkan bahwa variabel moderat tersebut mempengaruhi variabel X dan variabel
Y begitupula sebaliknya.
Penelitian ini menggunakan adjusted R square, karena menurut Ghozali (2005)
kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukan dalam model. Setiap tambahan satu variabel
independen, maka R² pasti meningkat. Oleh karena itu banyak peneliti yang
menganjurkan menggunakan adjusted R square pada saat mengevaluasi model
regresi. Tidak seperti R², nilai adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan ke dalam model.