BAB III METODE PENELITAN -...
Transcript of BAB III METODE PENELITAN -...
26
BAB III
METODE PENELITAN
3.1 Setting Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(classroom Research Action). Menurut Arikiunto (2008) penelitian tindakan kelas
adalah tindakan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-
tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Karakteristik PTK adalah masalah
yang diangkat untuk dipecahkan dari persoalan praktik pembelajaran senhari-hari
di kelas yang dihadapi guru, adanya tindakan tertentu yang bertujuan untuk
memperbaiki system pembelajaran di kelas.
Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu untuk mmperbaiki
dan meningkatkan layanan professional guru dalam menangani proses belajar
mengajar di kelas dan untuk memecahkan persoalan praktis dalam pembelajaran
serta menghasilkan pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas.
Fokus penelitian tindakan kelas yaitu terletak pada tindakan-tindakan alternatif
yang direncanakan oleh guru. Kemudian dicobakan dan dievaluasi apakah
tindakan alternative tersebut dapat digunakan untuk memecahkan persoalan
pembelajaran yang dihadapi guru.
Jenis penelitian yang dipakai untuk masalah ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas Kolaboratif, karena penelitian ini melibatkan guru, peneliti dan
berbagai pihak yang terkait secara bersama-sama untuk mencari penyelesaian
terhadap masalah tersebut.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 Bulan yaitu bulan Januari, Pebruari,
Maret, April dan Mei 2012. Bulan Januari peneliti mulai mengadakan persiapan,
yaitu menyusun proposal penelitian dan instrumennya. Pada Bulan Pebruari
peneliti sudah mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I. Bulan Maret
27
peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus II. Untuk bulan April
sampai dengan Bulan Mei peneliti mulai membuat laporan hasil penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas IV di SD Negeri 4
Pelem Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan.
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Keterangan Waktu
Januari Februari Maret April-Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Pelaporan
3.1.3 Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 4 Pelem
Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan. Sekolah Dasar ini berada dipedesaan
tepatnya di desa Pelem.
3.1.4 Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah semua siswa kelas IV SD
Negeri4 Pelem Kecamatan Gabus Kabupaten grobogan yang berjumlah 22 siswa
yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 16 anak perempuan.
3.2 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut hubungan antara satu variabel independen dan variabel dependen.
Variabel penelitian tindakan kelas ini di kelas IV SDN 4 Pelem pada pokok
bahasan “ Energi Panas ” ini adalah:
28
a. Variabel Bebas (X)
Unsur yang mengikat munculnya unsur lain, jadi variabel bebas
merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap variabel terikat. Dalam
penelitian ini, variabel bebasnya adalah model pembelajaran kontekstual yaitu
suatu konsepsi belajar mengajar yang membantu guru menghubungkan isi
pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan –
hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan siswa sebagai
anggota keluarga, anggota masyarakat, dan pekerja serta meminta ketekunan
belajar.
b. Variabel Terikat (Y)
Unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi variabel terikat
merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikat adalah hasil belajar yaitu hasil nilai belajar siswa setelah
mendapatkan proses pembelajaran dikelas sesuai dengan standar kompetensi yang
ditetapkan. Sehingga dapat diketahui keberhasilan siswa dalam proses belajar
yang telah dilakukan.
3.3 Rencana Tindakan
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus yang
dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2006: 98)
terdapat tiga tahap rencana tindakan, meliputi: Perencanaan, Pelaksanaan tindakan
dan pengamatan/observasi, dan Refleksi. Rincian prosedur tindakan dapat
digambarkan pada bagan sebagai berikut:
29
Perencanaan
Refeksi Siklus I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan
Berdasarkan skema diatas penelitian akan dilaksanakan melalui Siklus I
dan Siklus II, sebelum dilaksanakan penelitian menyusun suatu perencanaan
mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu
pengamatan mengenai jalanya tindakan dalam pembelajaran, setelah tindakan
akan dilaksanakan refleksi berdasarakan hasil pengematan. Hasil refleksi untuk
menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan Siklus I
kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada Siklus II yang pelaksanaanya
sama pada Siklus I.
3.3.1 Rencana Siklus I
3.3.1.1 Tahap Perencanaan
Perencanaan pada penelitian tindakan kelas ini meliputi:
a) Penulis merancang dan merencanakan pembelajaran IPA kelas IV dengan
cara menyusun RPP pokok bahasan “Sumber Energi Panas”.
b) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.
c) Menetapkan teknik pembelajaran.
d) Kesimpulan dan evaluasi.
e) Pemantapan dan tindak lanjut.
30
3.3.1.2 Pelaksanaan dan Observasi Tindakan
1) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan, yaitu sebagai berikut:
a) Pertemuan I
1) Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi.
2) Guru menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
3) Guru meminta siswa mempersiapkan alat tulis.
4) Guru menjelaskan tentang sumber energi panas.
5) Guru menjelaskan bahwa matahari sebagai sumber energi panas serta
fungsinya bagi kehidupan sehari-hari.
6) Guru menjelaskan kegunaan energi panas dari matahari.
7) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
8) Guru membagi lembar kerja kelompok.
9) Guru meminta siswa untuk keluar kelas.
10) Guru meminta siswa berdiri dibawah cahaya matahari.
11) Guru menugaskan siswa untuk berdiskusi dengan kelompok mengenai
percobaan.
12) Guru meminta siswa untuk setiap perwakilan kelompok maju ke depan
kelas mempresentasikan hasil diskusinya.
13) Guru membahas bersama siswa mengenai hasil diskusi siswa.
14) Guru bersama siswa menarik kesimpulan.
15) Guru memberi reward untuk kelompok yang jawabanya benar.
b) Pertemuan II
1) Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi.
2) Guru menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
3) Guru meminta siswa mempersiapkan alat tulis.
4) Guru menjelaskan tentang energi panas dari api.
5) Guru menjelaskan kegunaan energi panas dari api.
6) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
31
7) Guru membagi lembar kerja kelompok.
8) Guru meminta siswa untuk keluar kelas.
9) Guru meminta siswa untuk membakar sampah.
10) Guru meminta siswa untuk mendekatkan dua telapak tangan di api.
11) Guru menugaskan siswa untuk berdiskusi dengan kelompok mengenai
percobaan.
12) Guru meminta siswa untuk setiap perwakilan kelompok maju ke depan
kelas mempresentasikan hasil diskusinya.
13) Guru membahas bersama siswa mengenai hasil diskusi siswa.
14) Guru bersama siswa menarik kesimpulan.
15) Guru memberi reward untuk kelompok yang jawabanya benar.
c) Pertemuan III
1) Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi.
2) Guru menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
3) Guru meminta siswa mempersiapkan alat tulis.
4) Guru menjelaskan tentang energi panas dari listrik dan energi panas dari
gesekkan.
5) Guru menjelaskan tentang kegunaan energi panas dari listrik dan energi
panas dari gesekan.
6) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
7) Guru membagi lembar kerja kelompok.
8) Guru meminta siswa untuk keluar kelas.
9) Guru meminta siswa untuk mencari dua batu disekitar lingkungan
sekolah.
10) Guru menugaskan siswa untuk berdiskusi dengan kelompok mengenai
percobaan.
11) Guru meminta siswa untuk setiap perwakilan kelompok maju ke depan
kelas mempresentasikan hasil diskusinya.
12) Guru membahas bersama siswa mengenai hasil diskusi siswa.
13) Guru bersama siswa menarik kesimpulan.
32
14) Guru memberi reward untuk kelompok yang jawabanya benar.
15) Guru memberi post test
d) Pemantapan
Siswa didorong untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan
keterampilan yang baru saja diperoleh dalam kegiatan sehari-hari.
2) Observasi
Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan oleh guru tentang
jalannya proses kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh dari kegiatan
awal, inti dan akhir yang dilaksanakan pada pertemuan I, II dan III yang
dibantu oleh pengamat untuk melakukan monitoring pelaksanaan
pembelajaran.
3.3.1.3 Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera menganalisis pelaksanaan
penelitian tindakan kelas setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, sebagai
bahan refleksi. Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan
pembelajaran dan kekurangan serta hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran,
dan bila melalui pengajaran modela pembelajaran kontekstual tingkat hasil belajar
IPA pada siswa masih belum meningkat dalam mata pelajaran IPA tentang materi
“Energi Panas” di Sekolah Dasar Negeri 4 Pelem kecamatan Gabus kabupaten
Grobogan tahun pelajaran 2011/2012, yang dapat dilihat dari kriteria pencapaian
indikator kinerjanya, maka sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan dalam
bentuk tindakan pengulangan (remidi), pemantapan (pengayaan) terhadap proses
belajar mengajar selanjutnya sampai pada hasil dan tujuan yang telah dirumuskan
berhasil.
3.3.2 Rencana Siklus II
Pada siklus II kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada
siklus I hanya waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang
tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian sehingga terdapat kemungkinan
33
pembelajaran dilakukan kurang dari tiga pertemuan. Siklus II merupakan
penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya.
3.3.2.1 Tahap Perencanaan
Perencanaan pada peneliti tindakan kelas ini meliputi:
a) Penulis merancang dan merencanakan pembelajaran IPA kelas IV
dengan cara menyusun RPP pokok bahasan “Energi Panas”.
b) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.
c) Menetapkan teknik pembelajaran.
d) Kesimpulan dan evaluasi.
e) Pemantapan dan tindak lanjut.
3.3.2.2 Pelaksanaan dan Observasi Tindakan
1) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari 3 pertemuan, yaitu sebagai
berikut:
a) Pertemuan I
1) Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi
2) Guru menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
3) Guru meminta siswa mempersiapkan alat tulis.
4) Guru menjelaskan tentang perpindahan panas.
5) Guru meminta siswa untuk menyebutkan 3 macam perpindahan panas.
6) Guru menjelaskan tentang perpindahan panas secara radiasi.
7) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
8) Guru membagi lembar kerja kelompok kepada setiap kelompok.
9) Guru meminta siswa untuk melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk
lembar kerja kelompok.
10) Guru meminta siswa untuk melakukan percobaan perpindahan panas
secara radiasi.
11) Guru menugaskan siswa untuk berdiskusi dengan kelompok mengenai
percobaan.
34
12) Guru meminta siswa untuk setiap perwakilan kelompok maju ke depan
kelas mempresentasikan hasil diskusinya.
13) Guru membahas bersama siswa mengenai hasil diskusi siswa.
14) Guru bersama siswa menarik kesimpulan.
15) Guru memberi reward untuk kelompok yang jawabanya benar.
b) Pertemuan II
1) Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi
2) Guru menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
3) Guru meminta siswa mempersiapkan alat tulis.
4) Guru menjelaskan tentang perpindahan panas.
5) Guru menjelaskan tentang perpindahan panas secara konveksi.
6) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
7) Guru membagi lembar kerja kelompok kepada setiap kelompok.
8) Guru meminta siswa untuk melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk
lembar kerja kelompok.
9) Guru meminta siswa untuk melakukan percobaan perpindahan panas
secara konveksi.
10) Guru menugaskan siswa untuk berdiskusi dengan kelompok mengenai
percobaan.
11) Guru meminta siswa untuk setiap perwakilan kelompok maju ke depan
kelas mempresentasikan hasil diskusinya.
12) Guru membahas bersama siswa mengenai hasil diskusi siswa.
13) Guru bersama siswa menarik kesimpulan.
14) Guru memberi reward untuk kelompok yang jawabanya benar.
c) Pertemuan III
1) Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi
2) Guru menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
3) Guru meminta siswa mempersiapkan alat tulis.
4) Guru menjelaskan tentang perpindahan panas.
35
5) Guru menjelaskan tentang perpindahan panas secara konduksi.
6) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
7) Guru membagi lembar kerja kelompok kepada setiap kelompok.
8) Guru meminta siswa untuk melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk
lembar kerja kelompok.
9) Guru meminta siswa untuk melakukan percobaan perpindahan panas
secara konduksi.
10) Guru menugaskan siswa untuk berdiskusi dengan kelompok mengenai
percobaan.
11) Guru meminta siswa untuk setiap perwakilan kelompok maju ke depan
kelas mempresentasikan hasil diskusinya.
12) Guru membahas bersama siswa mengenai hasil diskusi siswa.
13) Guru bersama siswa menarik kesimpulan.
14) Guru memberi reward untuk kelompok yang jawabanya benar.
15) Guru memberi post test.
e) Pemantapan
Siswa didorong untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan
keterampilan yang baru saja diperoleh dalam kegiatan sehari-hari.
f) Tindak Lanjut
Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual dengan pengamatan di dalam
kegiatan sehari-hari.
g) Evaluasi
Guru membagikan soal tertulis untuk dikerjakan secara individu, sebagai
sarana pengukuran tingkat pemahaman dan evaluasi ini diberikan pada akhir
pertemuan siklus II.
2) Observasi
Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan oleh guru tentang
jalannya proses kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh dari kegiatan
awal, inti dan akhir yang dilaksanakan pada pertemuan I, II dan III yang
dibantu oleh pengamat untuk melakukan monitoring pelaksanaan
pembelajaran.
36
3.3.2.3 Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera menganalisis pelaksanaan
penelitian tindakan kelas setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, sebagai
bahan refleksi. Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan
pembelajaran dan kekurangan serta hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran,
dan bila melalui pengajaran model pembelajaran kontekstual tingkat hasil belajar
IPA pada siswa masih belum meningkat dalam mata pelajaran IPA tentang materi
“Energi Panas” di Sekolah Dasar Negeri 4 Pelem kecamatan Gabus kabupaten
Grobogan tahun pelajaran 2011/2012, yang dapat dilihat dari kriteria pencapaian
indikator kinerjanya, maka sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan dalam
bentuk tindakan pengulangan (remidi), pemantapan (pengayaan) terhadap proses
belajar mengajar selanjutnya sampai pada hasil dan tujuan yang telah dirumuskan
berhasil.
3.4 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari sumber data primer yaitu
semua siswa kelas IV yang berjumlah 22 anak sebagai subyek penelitian, dan
sumber data sekunder yaitu guru kelas IV Muhdiyono, S.Pd. Sumber data dalam
penelitian ini berupa hasil wawancara antara peneliti dan guru kelas IV, data hasil
belajar siswa yaitu data nilai hasil tes formatif siswa,data hasil pengamatan yang
dilakukan guru kelas IV, dan data yang berupa dokumentasi yang berhasil diambil
selama proses kegiatan berlangsung.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di SD Negeri 4 Pelem Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan
setelah menggunakan Model Pebelajaran Kontekstual adalah:
a) Tes
Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk tes uraian terutama
digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif.
37
b) Observasi
Dalam menggunakan teknik observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapi dengan format atau blangko pengamat sebagai instrument. Format
yang sesuai item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan
terjadi, Arikunto (2008: 156). Teknik ini digunakan untuk mengetahui proses
pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran kontekstual.
c) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi yang lengkap.
Peneliti menggunakan dokumentasi mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi, evaluasi dan refleksi pada penelitian.
3.5.1 Instrumen Pengumpulan Data
a) Butir Soal Tes
Soal tes yang diberikan adalah soal tes tertulis yang berbentuk pilihan
ganda dan uraian digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam
pembelajaran.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Soal Tertulis
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Bentuk
Soal No.Soal
8. Memahami
berbagai
bentuk energi
dan cara
penggunaanya
dalam
kehidupan
sehari-hari
8.1
Mendeskripsikan
energi panas dan
bunyi yang
terdapat di
lingkungan sekitar
serta sifat-sifatnya
1. Menjelaskan
tentang sumber
energi panas
serta
kegunaannya
2. menyebutkan
sumber energi
panas serta
kegunaannya.
Pilihan
Ganda
Isian
Pilihan
Ganda
Isian
2, 6, 7, 8, 10
1,2
1, 3, 4, 5, 9
3, 4, 5
3. Menjelaskan
tentang
perpindahan
panas.
4. menyebutkan
perpindahan
panas.
Pilihan
Ganda
Isian
Pilihan
Ganda
Isian
1, 10
3
2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9
1, 2, 4, 5
38
b) Lembar Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Dari segi keterlibatan observer (orang
yang melakukan observasi), observasi dilakukan dengan observasi partisipan yaitu
suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil
bagian dalam domain objek yang diamati. Dengan menggunakan metode ini, data
yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran
kontekstual serta perkembangan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Adapun kisi-
kisi observasi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.
39
Tabel 3.3
Kisi- Kisi Observasi
Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual
Aspek Indikator No
Item
Jumlah
Item
Melakukakan
persiapan
a. Mengembangkan tujuan pelajaran
b. Penyajian pengalaman belajar yang
memotivasi
c. Persiapan perlengkapan belajar
d. Perencanaan pembagian kelompok
e. Penetapan tujuan objek dan waktu
observasi
1
1
1, 2
1, 2, 3
1, 2
1
1
2
3
2
Melakukan
kegiatan
pembelajaran
yang kondusif
a. Menyampaikan apersepsi
b. Menyampaikan kompetensi
c. Menjelaskan keadaan lokasi objek secara
global
d. Menjelaskan teknik pembelajaran kepada
siswa
e. Pembagian kelompok
f. Memberi arahan kepada siswa tentang
pengamatan/observasi
g. Tanya jawab
h. Menciptakan kerjasama dalam kelompok
i. Menciptakan partisipasi siswa dalam
berdikusi`Pembahasan hasil diskusi
j. Menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif
k. Pemanfaatan sumber pembelajaran
1
1
1
1, 2, 3
1, 2, 3
1, 2
1
1, 2, 3,
4
1, 2, 3
1, 2, 3
1, 2
1, 2
1
1
1
3
3
2
4
3
3
2
2
Melakukan
kegiatan
penutup
a. Memberikan kesimpulan
b. Memberikan evaluasi
c. Melakukan pemantapan
d. Melakukan tindak lanjut
1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah 39
40
c) Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan adalah dalam bentuk Foto,video.
Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini berupa data tentang siswa, guru,
dan sarana media pembelajaran.
3.6 Indikator Kinerja
Peningkatan hasil belajar yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah
sejauhmana hasil belajar siswa mencapai KKM, dan sejauhmana ada peningkatan
per siklus. Pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil bila 75% siswa
berhasil memperoleh nilai > 60, yakni skor Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang telah ditetapkan di awal Tahun Pelajaran 2011/2012.
3.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen
3.7.1 Uji Validitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2010: 173) bahwa instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Sambas dan Maman (2007) mengatakan bahwa syarat instrument
dikatakan memiliki validitas apabilasudah dibuktikan melalui pengalaman, yaitu
melalui sebuah uji coba. Untuk menafsirkan hasil uji validitas, criteria yang
digunakan adalah:
a) Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r maka item angket
dinyatakan valid dan dapat dipergunakan, atau
b) Jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai table r maka item angket
dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipergunakan
c) Nilai table r dapat dilihat a = 5% dan db = n – 2.
Validitas soal dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 17
dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis kemudian untuk melihat
hasilnya apakah item soal valid atau tidak valid.
41
3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu
menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang diperlihatkan dalam taraf
ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu
koefisien yang disebut koefisien reliabilitas ( rtt ). Metode pengambilan keputusan
pada uji reliabilitas menurut Sekaran (dalam Duwi Priyatno, 2010: 32), reliabilitas
kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8
adalah baik. Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,6.
Reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS
17 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis. Setelah uji
reliabilitas pada instrumen soal, maka soal dapat digunakan untuk mengukur hasil
belajar pada siswa kelas IV.
3.7.3 Uji Taraf Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitass oal yang baik, di
samping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari
tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya
soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Persoalan
yang pentind alam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan
proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar (Sudjana,
2011: 137).
Untuk menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut:
I=
Keterangan:
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = Jumlah siswa
Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut:
I = 0,00 – 0,30 = soal kategori sukar
I = 0,31 – 070 = soal kategori sedang
I = 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
42
3.8 Validasi Data
Agar data yang diperoleh dalam penelitian ini valid, digunakan dua cara,
yaitu data yang berbentuk angka/data kuantitatif yang berupa nilai formatif siswa,
kami siapkan instrumennya seperti soal tes formatif pilihan ganda dan soal tes
isian. Sedangkan untuk data kualitatif yang berupa observasi, kami menggunakan
triangulasi sumber, yaitu melalui kolaborasi dengan guru kelas.
3.9 Analisis Data
Teknik analisis data yaitu menggunakan data kuantitatif sederhana
menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil tes siklus
1 dengan hasil tes siklus 2. Untuk mengetahui keberhasilan tiap siklus yang telah
digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu dengan ketuntasan belajar
siswa dengan pencapaian (KKM= 60). Hasil belajar dapat diukur apabila setiap
siswa telah mencapai nilai (KKM= 60) maka dinyatakan tuntas dan berhasil.
Untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa dianalisis. Analisis tersebut dilakukan
dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus
sebagai berikut:
Ketuntasan individual = maksimalnilaiJumlah
nilaiJumlah x 100 %
Ketuntasan klasikal = siswaseluruhJumlah
belajartuntasyangsiswaJumlah x 100 %
Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 60
Ketuntasan klasikal : Jika > 75% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
sekor > 60.