Bab iii metode dan objek penelitian

20
67 BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Menurut Nazir (2005:54) metode deskriptif adalah: Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Sedangkan Ety Rochaety (2007:17) mendevinisikan metode deskriptif adalah sebagai berikut: Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkannya dengan variabel lain. Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode verifikatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian verifikatif menurut Ety Rohaety (2007:13): Penelitian verifikatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan variabel dari hipotesis-hipotesis yang diajukan disertai data empiris. Penelitian verifikatif bertujuan untuk menguji kausalitas variabel-variabelnya.

Transcript of Bab iii metode dan objek penelitian

Page 1: Bab iii metode dan objek penelitian

67

BAB III

METODE DAN OBJEK PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

3.1.1 Metode Penelitian yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif. Menurut Nazir (2005:54) metode deskriptif adalah:

Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Sedangkan Ety Rochaety (2007:17) mendevinisikan metode

deskriptif adalah sebagai berikut:

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkannya dengan variabel lain.

Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang

digunakan, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian

deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode verifikatif

dengan pendekatan studi kasus.

Penelitian verifikatif menurut Ety Rohaety (2007:13):

Penelitian verifikatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan variabel dari hipotesis-hipotesis yang diajukan disertai data empiris. Penelitian verifikatif bertujuan untuk menguji kausalitas variabel-variabelnya.

Page 2: Bab iii metode dan objek penelitian

68

Adapun Maxfield (dalam Nazir, 2005:57) menerangkan bahwa:

Studi kasus atau penelitian kasus (case study) adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas, dengan tujuan memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas diatas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

3.1.2 Populasi dan Sampel

Sugiyono (2009:72) mengemukakan populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan.

Dari pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada PT. PLN

(Persero) Pusharlis Unit Workshop dan Pemeliharaan IV di Jalan Raya

Dayeuhkolot Km. 9 Bandung dengan jumlah 55 orang pegawai tetap dan

sebagian besar lainnya adalah pegawai lepas. Pegawai lepas tersebut

biasanya dipanggil ketika perusahaan membutuhkan jumlah karyawan

yang lebih banyak.

Suharsimi Arikunto (2002:112) berpendapat bahwa apabila subjek

kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua. Sedangkan jika

subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.

Page 3: Bab iii metode dan objek penelitian

69

Dikarenakan populasi hanya berjumlah 55 orang pegawai (kurang

dari 100 orang), untuk mendapatkan data yang representatif maka semua

populasi dijadikan sampel. Dengan kata lain, metode sampel yang

digunakan adalah metode sensus.

3.1.3 Devinisi Konsep

Menurut Nazir (2005:123) konsep menggambarkan suatu

fenomena secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat

generalisasi terhadap sesuatu yang khas.

Pemberian Devinisi konsep disini adalah untuk membantu

memperjelas pengamatan yang akan diteliti sebagai berikut:

a. Budaya organisasi adalah suatu sistem makna bersama yang

dianut oleh angora-anggota organisasi itu yang membedakan

organisasi itu dari organisasi-organisasi lain (Robbins, 2006:719).

b. Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang

dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan

serta waktu (Hasibiuan, 2007:94).

3.1.4 Devinisi Operasional

Berdasarkan pendapat Singarimbun (1995) devinisi operasional

adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya

mengukur suatu variabel.

Page 4: Bab iii metode dan objek penelitian

70

Adapun variable-variabel dari masalah ini adalah:

a. Variabel bebas (X)

Variabel independen/bebas adalah variable yang mempengaruhi

terhadap variable lain (Nazir, 2005). Adapun variabel bebas dari

masalah ini adalah Budaya Organisasi.

b. Variabel terikat (Y)

Variabel dependen/terikat adalah variabel yang tergantung kepada

variabel lain (Nazir, 2005). Adapun variabel dependen dari masalah

ini adalah Kinerja Karyawan.

Adapun operasionalisasi variabel dari penelitian ini dapat dilihat

pada table dibawah ini.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

di PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan

(Pusharlis) UWP IV Bandung

Konsep Variabel Devinisi Variabel

Indikator Uraian Indikator Skala Data

Nomor Item

Angket

Budaya

Budaya Organisasi (X)

suatu sistem makna bersama yang dianut oleh angota-anggota organisasi itu yang membedakan organisasi itu

a. Perhatian kepada detail

Tingkat ketelitian karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Ordinal C.1

b. Orientasi hasil Tingkat kelengkapan dalam menyelesaikan tugas

Ordinal C.2, C.3

c. Orientasi tim Tingkat efektifitas tim dalam pemecahan masalah

Ordinal C.4

Tingkat integritas tim dalam menyelesaikan masalah

Ordinal C.5, C.6

d. Agresifitas Tingkat kompetisi karyawan dalam melakukan tugas

Ordinal C.7,C 8

Page 5: Bab iii metode dan objek penelitian

71

Konsep Variabel Devinisi Variabel

Indikator Uraian Indikator Skala Data

Nomor Item

Angket

dari organisasi-organisasi lain (Robbins, 2006:719)

Tingkat sikap agresif karyawan dalam menghadapi setiap pekerjaan

Ordinal C.9

e. Stabilitas Tingkat konsistensi dalam menjalankan tugas

Ordinal C.10

Tingkat pemahaman karyawan terhadap visi dan misi organisasi

Ordinal C.11

f. Inovasi Tingkat motivasi karyawan dalam menciptakan inovasi

Ordinal C.12

Tingkat Peluang karyawan untuk berkreasi

Ordinal C.13

g. Orientasi manusia

Tingkat sistem penghargaan yang jelas kepada karyawan

Ordinal C.14, C.15

Kinerja Kinerja Karyawan (Y)

hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. (Hasibiuan, 2007:94)

a. Kesetiaan Kepeduian yang tinggi kepada perusahaan

Ordinal D.1, D.2

Rasa memiliki perusahaan yang tinggi

Ordinal D.3

Tetap bertahan didalam perusahaan

Ordinal D.4

b. Prestasi kerja Kualitas hasil pekerjaan Ordinal D.5

Kuantitas hasil pekerjaan Ordinal D.6

c. Kejujuran Jujur dalam melaksanakan tugas-tugasnya

Ordinal D.7, D.8

d. Kedisiplinan Taat pada peraturan yang berlaku Ordinal D.9

Ketepatan waktu dalam kehadiran Ordinal D.10

e. Kreatifitas Mengembangkan kreatifitasnya dalam menyelesaikan pekerjaan

Ordinal D.11

f. Kerja sama Bekerjasama dalam satu tim Ordinal D.12

Bekerjasama antar seksi lain Ordinal D.13

g. Kepemimpinan Memiliki pengaruh yang kuat Ordinal D.14

Berwibawa dan dihormati rekan kerja

Ordinal D.15

Memotivasi orang lain untuk bekerja efektif

Ordinal D.16

h. Kepribadian Sikap yang baik Ordinal D.17

Berpenampilan simpatik dan wajar

Ordinal D.18

i. Prakarsa Berinisiatif menciptakan sesuatu yang meningkatkan keefektifan

Ordinal D.19

Berinisiatif dalam pengambilan keputusan penyelesaian masalah

Ordinal D.20

j. Kecakapan Keterampilan dalam melaksanakan tugas

Ordinal D.21

Tingkat pengalaman dalam menyelesaikan tugas

Ordinal D.22

k. Tanggung jawab

Tidak menunda pekerjaan Ordinal D.23

Berani memikul resiko pekerjaan Ordinal D.24

Page 6: Bab iii metode dan objek penelitian

72

3.1.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data/keterangan/informasi yang diperlukan,

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik Pengumpulan Data Primer yaitu :

a. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan menyebarkan sejumlah pertanyaan kepada pihak

terkait.

b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan tanya-jawab secara langsung kepada pihak-pihak

terkait.

c. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan

pengamatan langsung terhadap sejumlah acuan yang

berkenaan dengan topik penelitian di lokasi penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Skunder yaitu :

a. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan

menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada

dilokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan

dengan ojek penelitian.

b. Studi Kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan

menggunakan berbagai literatur seperti buku, majalah,

jurnal, dan laporan penelitian, serta yang lainnya.

Page 7: Bab iii metode dan objek penelitian

73

3.1.6 Teknik Pengukuran Skor

Teknik pengukuran skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian

ini adalah memakai skala ordinal untuk menentukan jawaban kuesioner

responden yang disebarkan kepada responden (Sugiyono:108).

Adapun skor dari setiap pertanyaan yang ditentukan adalah:

1. Untuk alterbatif jawaban Sangat Setuju diberi skor 5

2. Untuk alternatif jawaban Setuju diberi skor 4

3. Untuk alternatif jawaban Kurang Setuju diberi skor 3

4. Untuk alternatif jawaban Tidak Setuju diberi skor 2

5. Untuk alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-

masing alternatif apakah tergolong sangat tinggi, sedang, rendah, sangat

rendah, maka ditentukan kelas intervalnya. Berdasarkan alternatif

jawaban responden, maka dapat ditentukan interval kelasnya terlebih

dahulu yaitu sebagai berikut:

Maka diperoleh interval sebagai berikut:

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-

masing variabel yaitu:

Page 8: Bab iii metode dan objek penelitian

74

Tabel 3.2 Pengukuran Skor

Kategori Nilai

Sangat Tinggi 4,24 – 5,00

Tinggi 3,43 – 4,23

Sedang 2,62 – 3,42

Rendah 1,81 – 2,61

Sangat Rendah 1,00 – 1,80

Teknik pengukuran frekuensi skor ini digunakan untuk mengetahui

gambaran variabel penelitian. Frekuensi skor pada setiap alternatif

jawaban angket dihitung sehingga diperoleh presentase jawaban setiap

alternatif jawaban. Presentase skor jawaban selanjutnya digunakan untuk

mengetahui dan menginterpretasikan kecenderungan jawaban responden

pada setiap indikator dan dimensi masing-masing variabel.

3.1.7 Peningkatan Ukuran Skala Penelitian

Pengumpulan data melalui kuesioner dengan penilaian jawaban

angket five option scale, menghasilkan data dengan ukuran skala ordinal.

Guna kepentingan analisis selanjutnya terutama dalam memenuhi

persyaratan analisis regresi (data bersifat interval atau rasio), maka data

dalam bentuk skala ordinal tersebut harus ditingkatkan menjadi skala

interval.

Peningkatan skala ordinal menjadi interval dalam penelitian ini akan

digunakan Method of Successive Intervals (MSI). Dalam MSI, peningkatan

Page 9: Bab iii metode dan objek penelitian

75

skala dari ordinal ke interval ini dilakukan untuk setiap item pada masing-

masing variabel (Al-Rasyid, 1993:131-134).

Tahapan-tahapan Metode of Successive Interval adalah sebagai

berikut:

1. Mementukan ferkuensi setiap responden.

2. Menentukan proporsi setiap responden dengan membagi frekuensi

dengan jumlah sampel.

3. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon

sehingga diperoleh kumulatif.

4. Menentukan nilai Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang

dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku.

5. Menghitung scale value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1)

dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan

skala terkecil sehingga diperoleh transformes scale value (TSV).

3.1.8 Pengujian Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu pengujian untuk menunjukkan sejauh

mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas

perlu dilakukan agar instrument yang digunakan peneliti dapat dipastikan

kebenarannya, sehingga hasil pengujian hipotesis tepat.

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih

Page 10: Bab iii metode dan objek penelitian

76

mepunyai validitas tinggi (Suharsimi Arikunto, 1998:144). Validitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah validitas internal yang digunakan

analisis faktor dengan cara mengkolerasikan jumlah skor tiap faktor

dengan jumlah skor total masing-masing variabel.

Menurut Hasan (2002:80), syarat minimum untuk dianggap suatu butir

instrument valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3. Dengan demikian,

semua pertanyaan yang memiliki tingkat korelasi dibawah 0,3 harus

disisihkan karena dianggap tidak valid. Untuk membantu perhitungan

korelasi tersebut, penulis menggunakan Software SPSS 20 for Windows.

Adapun rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Product

Moment Pearson yang dikutip Hasan (2002:103) yaitu:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

rxy : Koefisien Korelasi Produk Momen

x : Skor setiap item

x : skor total dikurangi item tersebut

n : jumlah sampel

b. Uji Reliablitas

Reliabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan dari hasil suatu

pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah

Page 11: Bab iii metode dan objek penelitian

77

pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur terpercaya (reliable).

Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrument

pengukuran yang baik. Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh

mana hasil pengukuran dapat dipercaya yang berarti skor hasil

pengukuran tersebut terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement

error).

Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukan oleh suatu

angka yang disebut koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach). Walaupun

secara teori besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00-1,00, tetapi

pada kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah

tercapai dalam suatu pengukuran karena manusia sebagai subjek

pengukuran psikologis merupakan sumber kekeliruan yang potensial.

Koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negative (-), tetapi dalam

pengukuran reliabilitas yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada

artinya karena interpensi reliabilitas selalu mengacu kepada yang positif.

Teknik perhitungan reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode Alpha Cronbach (Singgah Santoso, 2000:271-291):

Dimana:

α = koefisien reliabilitas

r = rata-rata korelasi antara faktor pembentuk sub variabel.

Page 12: Bab iii metode dan objek penelitian

78

3.1.9 Uji Persyaratan Pengolahan Data

Uji persyaratan pengolahan data untuk uji hipotesis meliputi (1) uji

normalitas dan (2) uji homogenitas.

a. Uji normalitas, dilakukan untuk mengetahui kenormalan data. Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolmografv-

Smirnov (Santoso, 2001:86-93).

b. Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara

variabel terkait dengan masing-masing variabel bebas bersifat

linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi yaitu uji F

dan uji F test (Santoso, 2003:349-359).

Uji persyaratan pengolahan data diatas, dalam penelitian ini

menggunakan bantuan program paket SPSS versi 20.00 untuk uji

normalitas dan linieritas.

3.1.10 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah analisis data

kuantitatif dengan bantuan statistik. Karena data yang dimiliki telah

ditransformasikan dari data ordinal menjadi data interval, maka hipotesis

yang digunakan penulis akan diuji dengan menggunakan teknik analisis

koefisien korelasi product moment, regresi linear sederhana, dan koefisien

determinasi.

Page 13: Bab iii metode dan objek penelitian

79

a. Koefisien Korelasi Product Moment

Menurut Sugiyono (2011:228) teknik korelasi ini digunakan untuk:

“Mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel

bila data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama”. Cara

perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy = Angka indeks korelatif “r” product moment

N = Populasi

Σx = Jumlah seluruh skor x

Σy = Jumlah seluruh skor y

Σxy = Jumlah hasil kali antar skor x dan skor y

Untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut maka dapat

dirumuskan sebagai berikut :

a. Nilai rxy yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif,

artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh variabel yang

lain.

b. Nilai rxy yang negative menunjukkan kedua variabel negatif, artinya

menurunnya, nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya

nilai variabel yang lain.

Page 14: Bab iii metode dan objek penelitian

80

c. Nilai rxy yang sama dengan nol (0) menunjukkan kedua variabel

tidak mempunyai hubungan artinya variabel yang satu tetap

meskipun yang lainnya berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara

kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan

penafsiran atau interpretasi angka yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2011:231) seperti dijabarkan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.3

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi

Interval Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: (Sugiyono, 2011:231)

Dari nilai rxy yang diperoleh, dapat dilihat secara langsung melalui

tabel karelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti

atau tidak. Tabel korelasi ini mencatumkan batas-batas r yang signifikan

tertentu, dalam hal ini signifikan 5%. Bila nilai r tersebut adalah signifikan,

berarti hipotesis dapat diterima.

b. Regresi Linear Sederhana

Apabila analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya

hubungan antara dua variabel atau lebih, baik hubungan yang bersifat

Page 15: Bab iii metode dan objek penelitian

81

simetris, kausal dan reciprocial, maka analisis regresi digunakan untuk

memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen bila

nilai variabel independen dinaik-turunkan (Sugiyono, 2011:260).

Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat keputusan

apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui

peningkatan variabel independen atau tidak.

Menurut Sugiyono (2011:261), “Regresi sederhana didasarkan pada

hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan

satu variabel dependen”. Persamaan umum regresi sederhana X terhadap

Y adalah sebagai berikut:

Dimana:

= Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.

a = Harga Y ketika harga X=0 (harga konstan).

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang

didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah

garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Harga a dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑

Page 16: Bab iii metode dan objek penelitian

82

Harga b dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

∑ ∑ ∑

∑ ∑

Keterangan:

a = bilangan konstan

b = angka arah atau koefisien regresi

X = variabel independen

Y = variabel dependen

n = banyaknya sampel

e = Standard estimation of error

c. Koefisiensi Determinan

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan

dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product moment (rxy) dan

dikalikan dengan 100%.

Keterangan :

KP = Koefisien Determinant

rxy = Koefisien Korelasi Product Moment

Sugiyono (2011:231) menerangkan bahwa: “Koefisien Determinasi

adalah kuadrad dari koefisien korelasi (r2)”. Koefisien ini disebut juga

sebagai koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel

Page 17: Bab iii metode dan objek penelitian

83

dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel

independen.

3.1.10 Teknik Pengujian Hipotesis

Untuk menguji apakah variabel-variabel koefisien regresi

sederhana signifikan atau tidak, maka dilakukan pengujian melalui uji t.

a) Menentukan hipotesis

H0

Ha

:

:

Tidak ada pengaruh yang Positif dan signifikan antara budaya

organisasi dengan kinerja karyawan.

Ada pengaruh yang Positif dan signifikan antara budaya

organisasi dengan kinerja karyawan.

b) Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% (signifikansi 5% atau 0,05

adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

c) Menentukan thitung

d) Menentukan ttabel

Tabel distribusi t dicari pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) =

n-k-1

e) Kriteria Pengujian

Ho diterima jika thitung < ttabel

Ho ditolak jika thitung > ttabel

f) Membandingkan thitung dengan ttabel

g) Membuat kesimpulan

Page 18: Bab iii metode dan objek penelitian

84

3.2 Objek Penelitian

3.2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Pusharlis UWP IV Bandung

PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (PLN Pusharlis)

merupakan salah satu unit yang berada di lingkungan PT PLN (Persero)

yang bergerak dalam bidang maintenance, repair dan overhaul (MRO)

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) serta engineering, procurement

dan construction (EPC) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) skala kecil.

Keberadaan PLN Pusharlis memiliki sejarah yang cukup panjang yang

mengalami perubahan nama hingga 4 kali.

Salah satu unit PT PLN Pusharlis adalah Unit Workshop dan

Pembantu IV Bandung. Unit Workshop dan Pembantu IV Dayeuhkolot

Bandung ini sebelumnya dikenal sebagai BMDK dibawah KJB

(Pembangkitan Jawa Bagian Barat), pada perkembangannya berubah

menjadi Unit Produksi Dayeuhkolot (UPDK) pada 1997 dibawah Unit

Bisnis Jasa Perbengkelan (UBJP). Kemudian pada tahun 2001 berganti

baju menjadi Unit Produksi Citarum dibawah naungan PLN Jasa dan

Produksi (J&P) berlokasi di Jl. Raya Dayeuhkolot KM 9 Bandung.

Demi mendukung efisiensi dan efektivitas PT PLN (Persero)

khususnya dalam proyek MRO Pembangkitan, terjadi perubahan lagi

yakni dari PLN J&P menjadi Unit Pelaksana Pusharlis (Pusat

Pemeliharaan Ketenagalistrikan) pada tahun 2011.

Page 19: Bab iii metode dan objek penelitian

85

3.2.2 Visi dan Misi PT PLN Pusharlis

Visi PLN Pusharlis 2017

Menjadi center of excellence dalam Maintenance, Repair dan

Overhaul (MRO) Ketenagalistrikan dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi PLN Pusharlis

1. Sebagai pusat pemeliharaan ketenagalistrikan yang melakukan

penanganan Maintenance, Repair dan Overhaul (MRO)

ketenagalistrikan dalam rangka mendukung peningkatan kinerja

peralatan ketenagalistrikan terutama kinerja pembangkit PLTU 10.000

MW untuk menjamin ketersediaan pasokan tenaga lisrik.

2. Berperan untuk memenuhi kebutuhan emergency repair.

3. Pengembangan hasil karya inovasi.

Sumber : Provil Pusharlis

3.2.3 Struktur Organisasi PT PLN Pusharlis

PT PLN (Persero) Pusharlis dibentuk berdasarkan Surat Keputusan

direksi No: 515.K/DIR/2012 Tanggal 7 November 2012.

PLN Pusharlis UWP IV Bandung mempunyai struktur manajemen

yang lengkap, terdiri dari seorang General Manager, tiga orang Manajer

Bidang (Manajer Perencanaan; Manajer Teknik Pemeliharaan; dan

Manajer Keuangan, SDM dan Administrasi) dan seorang Kepala Audit

Internal. Terhadap unit-unit produksi yang tersebar di berbagai lokasi,

manajemen PT PLN Pusharlis UWP IV Bandung menekankan pada

Page 20: Bab iii metode dan objek penelitian

86

desentralisasi kewenangan. Kebijakan ini diambil untuk menyederhanakan

prosedur dan kecepatan pengambilan keputusan, sehingga dapat

bergerak secara kreatif dan fleksibel.

Adapun struktur Organisasi dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Sumber: Profil PLN Pusharlis

Sedangkan untuk susunan organisasi yang lebih rinci, dapat dilihat

pada lampiran 12.

KEPALA

UNIT PELAKSANA

BIDANG KEU, SDM & ADM

BIDANG TEKNIK PERENCANAAN

BIDANG PERENCANAAN