BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ...
Bab iii metode dan objek penelitian
-
Upload
lulu-nurul -
Category
Documents
-
view
202 -
download
1
Transcript of Bab iii metode dan objek penelitian
67
BAB III
METODE DAN OBJEK PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
3.1.1 Metode Penelitian yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif. Menurut Nazir (2005:54) metode deskriptif adalah:
Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.
Sedangkan Ety Rochaety (2007:17) mendevinisikan metode
deskriptif adalah sebagai berikut:
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkannya dengan variabel lain.
Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang
digunakan, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian
deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode verifikatif
dengan pendekatan studi kasus.
Penelitian verifikatif menurut Ety Rohaety (2007:13):
Penelitian verifikatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan variabel dari hipotesis-hipotesis yang diajukan disertai data empiris. Penelitian verifikatif bertujuan untuk menguji kausalitas variabel-variabelnya.
68
Adapun Maxfield (dalam Nazir, 2005:57) menerangkan bahwa:
Studi kasus atau penelitian kasus (case study) adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas, dengan tujuan memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas diatas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
3.1.2 Populasi dan Sampel
Sugiyono (2009:72) mengemukakan populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.
Dari pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada PT. PLN
(Persero) Pusharlis Unit Workshop dan Pemeliharaan IV di Jalan Raya
Dayeuhkolot Km. 9 Bandung dengan jumlah 55 orang pegawai tetap dan
sebagian besar lainnya adalah pegawai lepas. Pegawai lepas tersebut
biasanya dipanggil ketika perusahaan membutuhkan jumlah karyawan
yang lebih banyak.
Suharsimi Arikunto (2002:112) berpendapat bahwa apabila subjek
kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua. Sedangkan jika
subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.
69
Dikarenakan populasi hanya berjumlah 55 orang pegawai (kurang
dari 100 orang), untuk mendapatkan data yang representatif maka semua
populasi dijadikan sampel. Dengan kata lain, metode sampel yang
digunakan adalah metode sensus.
3.1.3 Devinisi Konsep
Menurut Nazir (2005:123) konsep menggambarkan suatu
fenomena secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat
generalisasi terhadap sesuatu yang khas.
Pemberian Devinisi konsep disini adalah untuk membantu
memperjelas pengamatan yang akan diteliti sebagai berikut:
a. Budaya organisasi adalah suatu sistem makna bersama yang
dianut oleh angora-anggota organisasi itu yang membedakan
organisasi itu dari organisasi-organisasi lain (Robbins, 2006:719).
b. Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan
serta waktu (Hasibiuan, 2007:94).
3.1.4 Devinisi Operasional
Berdasarkan pendapat Singarimbun (1995) devinisi operasional
adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya
mengukur suatu variabel.
70
Adapun variable-variabel dari masalah ini adalah:
a. Variabel bebas (X)
Variabel independen/bebas adalah variable yang mempengaruhi
terhadap variable lain (Nazir, 2005). Adapun variabel bebas dari
masalah ini adalah Budaya Organisasi.
b. Variabel terikat (Y)
Variabel dependen/terikat adalah variabel yang tergantung kepada
variabel lain (Nazir, 2005). Adapun variabel dependen dari masalah
ini adalah Kinerja Karyawan.
Adapun operasionalisasi variabel dari penelitian ini dapat dilihat
pada table dibawah ini.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
di PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan
(Pusharlis) UWP IV Bandung
Konsep Variabel Devinisi Variabel
Indikator Uraian Indikator Skala Data
Nomor Item
Angket
Budaya
Budaya Organisasi (X)
suatu sistem makna bersama yang dianut oleh angota-anggota organisasi itu yang membedakan organisasi itu
a. Perhatian kepada detail
Tingkat ketelitian karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.
Ordinal C.1
b. Orientasi hasil Tingkat kelengkapan dalam menyelesaikan tugas
Ordinal C.2, C.3
c. Orientasi tim Tingkat efektifitas tim dalam pemecahan masalah
Ordinal C.4
Tingkat integritas tim dalam menyelesaikan masalah
Ordinal C.5, C.6
d. Agresifitas Tingkat kompetisi karyawan dalam melakukan tugas
Ordinal C.7,C 8
71
Konsep Variabel Devinisi Variabel
Indikator Uraian Indikator Skala Data
Nomor Item
Angket
dari organisasi-organisasi lain (Robbins, 2006:719)
Tingkat sikap agresif karyawan dalam menghadapi setiap pekerjaan
Ordinal C.9
e. Stabilitas Tingkat konsistensi dalam menjalankan tugas
Ordinal C.10
Tingkat pemahaman karyawan terhadap visi dan misi organisasi
Ordinal C.11
f. Inovasi Tingkat motivasi karyawan dalam menciptakan inovasi
Ordinal C.12
Tingkat Peluang karyawan untuk berkreasi
Ordinal C.13
g. Orientasi manusia
Tingkat sistem penghargaan yang jelas kepada karyawan
Ordinal C.14, C.15
Kinerja Kinerja Karyawan (Y)
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. (Hasibiuan, 2007:94)
a. Kesetiaan Kepeduian yang tinggi kepada perusahaan
Ordinal D.1, D.2
Rasa memiliki perusahaan yang tinggi
Ordinal D.3
Tetap bertahan didalam perusahaan
Ordinal D.4
b. Prestasi kerja Kualitas hasil pekerjaan Ordinal D.5
Kuantitas hasil pekerjaan Ordinal D.6
c. Kejujuran Jujur dalam melaksanakan tugas-tugasnya
Ordinal D.7, D.8
d. Kedisiplinan Taat pada peraturan yang berlaku Ordinal D.9
Ketepatan waktu dalam kehadiran Ordinal D.10
e. Kreatifitas Mengembangkan kreatifitasnya dalam menyelesaikan pekerjaan
Ordinal D.11
f. Kerja sama Bekerjasama dalam satu tim Ordinal D.12
Bekerjasama antar seksi lain Ordinal D.13
g. Kepemimpinan Memiliki pengaruh yang kuat Ordinal D.14
Berwibawa dan dihormati rekan kerja
Ordinal D.15
Memotivasi orang lain untuk bekerja efektif
Ordinal D.16
h. Kepribadian Sikap yang baik Ordinal D.17
Berpenampilan simpatik dan wajar
Ordinal D.18
i. Prakarsa Berinisiatif menciptakan sesuatu yang meningkatkan keefektifan
Ordinal D.19
Berinisiatif dalam pengambilan keputusan penyelesaian masalah
Ordinal D.20
j. Kecakapan Keterampilan dalam melaksanakan tugas
Ordinal D.21
Tingkat pengalaman dalam menyelesaikan tugas
Ordinal D.22
k. Tanggung jawab
Tidak menunda pekerjaan Ordinal D.23
Berani memikul resiko pekerjaan Ordinal D.24
72
3.1.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data/keterangan/informasi yang diperlukan,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Teknik Pengumpulan Data Primer yaitu :
a. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan menyebarkan sejumlah pertanyaan kepada pihak
terkait.
b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan tanya-jawab secara langsung kepada pihak-pihak
terkait.
c. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan
pengamatan langsung terhadap sejumlah acuan yang
berkenaan dengan topik penelitian di lokasi penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data Skunder yaitu :
a. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada
dilokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan
dengan ojek penelitian.
b. Studi Kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan berbagai literatur seperti buku, majalah,
jurnal, dan laporan penelitian, serta yang lainnya.
73
3.1.6 Teknik Pengukuran Skor
Teknik pengukuran skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian
ini adalah memakai skala ordinal untuk menentukan jawaban kuesioner
responden yang disebarkan kepada responden (Sugiyono:108).
Adapun skor dari setiap pertanyaan yang ditentukan adalah:
1. Untuk alterbatif jawaban Sangat Setuju diberi skor 5
2. Untuk alternatif jawaban Setuju diberi skor 4
3. Untuk alternatif jawaban Kurang Setuju diberi skor 3
4. Untuk alternatif jawaban Tidak Setuju diberi skor 2
5. Untuk alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
Untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-
masing alternatif apakah tergolong sangat tinggi, sedang, rendah, sangat
rendah, maka ditentukan kelas intervalnya. Berdasarkan alternatif
jawaban responden, maka dapat ditentukan interval kelasnya terlebih
dahulu yaitu sebagai berikut:
Maka diperoleh interval sebagai berikut:
Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-
masing variabel yaitu:
74
Tabel 3.2 Pengukuran Skor
Kategori Nilai
Sangat Tinggi 4,24 – 5,00
Tinggi 3,43 – 4,23
Sedang 2,62 – 3,42
Rendah 1,81 – 2,61
Sangat Rendah 1,00 – 1,80
Teknik pengukuran frekuensi skor ini digunakan untuk mengetahui
gambaran variabel penelitian. Frekuensi skor pada setiap alternatif
jawaban angket dihitung sehingga diperoleh presentase jawaban setiap
alternatif jawaban. Presentase skor jawaban selanjutnya digunakan untuk
mengetahui dan menginterpretasikan kecenderungan jawaban responden
pada setiap indikator dan dimensi masing-masing variabel.
3.1.7 Peningkatan Ukuran Skala Penelitian
Pengumpulan data melalui kuesioner dengan penilaian jawaban
angket five option scale, menghasilkan data dengan ukuran skala ordinal.
Guna kepentingan analisis selanjutnya terutama dalam memenuhi
persyaratan analisis regresi (data bersifat interval atau rasio), maka data
dalam bentuk skala ordinal tersebut harus ditingkatkan menjadi skala
interval.
Peningkatan skala ordinal menjadi interval dalam penelitian ini akan
digunakan Method of Successive Intervals (MSI). Dalam MSI, peningkatan
75
skala dari ordinal ke interval ini dilakukan untuk setiap item pada masing-
masing variabel (Al-Rasyid, 1993:131-134).
Tahapan-tahapan Metode of Successive Interval adalah sebagai
berikut:
1. Mementukan ferkuensi setiap responden.
2. Menentukan proporsi setiap responden dengan membagi frekuensi
dengan jumlah sampel.
3. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon
sehingga diperoleh kumulatif.
4. Menentukan nilai Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang
dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku.
5. Menghitung scale value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1)
dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan
skala terkecil sehingga diperoleh transformes scale value (TSV).
3.1.8 Pengujian Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu pengujian untuk menunjukkan sejauh
mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas
perlu dilakukan agar instrument yang digunakan peneliti dapat dipastikan
kebenarannya, sehingga hasil pengujian hipotesis tepat.
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih
76
mepunyai validitas tinggi (Suharsimi Arikunto, 1998:144). Validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas internal yang digunakan
analisis faktor dengan cara mengkolerasikan jumlah skor tiap faktor
dengan jumlah skor total masing-masing variabel.
Menurut Hasan (2002:80), syarat minimum untuk dianggap suatu butir
instrument valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3. Dengan demikian,
semua pertanyaan yang memiliki tingkat korelasi dibawah 0,3 harus
disisihkan karena dianggap tidak valid. Untuk membantu perhitungan
korelasi tersebut, penulis menggunakan Software SPSS 20 for Windows.
Adapun rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Product
Moment Pearson yang dikutip Hasan (2002:103) yaitu:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
rxy : Koefisien Korelasi Produk Momen
x : Skor setiap item
x : skor total dikurangi item tersebut
n : jumlah sampel
b. Uji Reliablitas
Reliabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan dari hasil suatu
pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah
77
pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur terpercaya (reliable).
Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrument
pengukuran yang baik. Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh
mana hasil pengukuran dapat dipercaya yang berarti skor hasil
pengukuran tersebut terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement
error).
Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukan oleh suatu
angka yang disebut koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach). Walaupun
secara teori besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00-1,00, tetapi
pada kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah
tercapai dalam suatu pengukuran karena manusia sebagai subjek
pengukuran psikologis merupakan sumber kekeliruan yang potensial.
Koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negative (-), tetapi dalam
pengukuran reliabilitas yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada
artinya karena interpensi reliabilitas selalu mengacu kepada yang positif.
Teknik perhitungan reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode Alpha Cronbach (Singgah Santoso, 2000:271-291):
Dimana:
α = koefisien reliabilitas
r = rata-rata korelasi antara faktor pembentuk sub variabel.
78
3.1.9 Uji Persyaratan Pengolahan Data
Uji persyaratan pengolahan data untuk uji hipotesis meliputi (1) uji
normalitas dan (2) uji homogenitas.
a. Uji normalitas, dilakukan untuk mengetahui kenormalan data. Uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolmografv-
Smirnov (Santoso, 2001:86-93).
b. Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel terkait dengan masing-masing variabel bebas bersifat
linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi yaitu uji F
dan uji F test (Santoso, 2003:349-359).
Uji persyaratan pengolahan data diatas, dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program paket SPSS versi 20.00 untuk uji
normalitas dan linieritas.
3.1.10 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah analisis data
kuantitatif dengan bantuan statistik. Karena data yang dimiliki telah
ditransformasikan dari data ordinal menjadi data interval, maka hipotesis
yang digunakan penulis akan diuji dengan menggunakan teknik analisis
koefisien korelasi product moment, regresi linear sederhana, dan koefisien
determinasi.
79
a. Koefisien Korelasi Product Moment
Menurut Sugiyono (2011:228) teknik korelasi ini digunakan untuk:
“Mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel
bila data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama”. Cara
perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
rxy = Angka indeks korelatif “r” product moment
N = Populasi
Σx = Jumlah seluruh skor x
Σy = Jumlah seluruh skor y
Σxy = Jumlah hasil kali antar skor x dan skor y
Untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut maka dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a. Nilai rxy yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif,
artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh variabel yang
lain.
b. Nilai rxy yang negative menunjukkan kedua variabel negatif, artinya
menurunnya, nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya
nilai variabel yang lain.
80
c. Nilai rxy yang sama dengan nol (0) menunjukkan kedua variabel
tidak mempunyai hubungan artinya variabel yang satu tetap
meskipun yang lainnya berubah.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara
kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan
penafsiran atau interpretasi angka yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2011:231) seperti dijabarkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.3
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi
Interval Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: (Sugiyono, 2011:231)
Dari nilai rxy yang diperoleh, dapat dilihat secara langsung melalui
tabel karelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti
atau tidak. Tabel korelasi ini mencatumkan batas-batas r yang signifikan
tertentu, dalam hal ini signifikan 5%. Bila nilai r tersebut adalah signifikan,
berarti hipotesis dapat diterima.
b. Regresi Linear Sederhana
Apabila analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya
hubungan antara dua variabel atau lebih, baik hubungan yang bersifat
81
simetris, kausal dan reciprocial, maka analisis regresi digunakan untuk
memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen bila
nilai variabel independen dinaik-turunkan (Sugiyono, 2011:260).
Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat keputusan
apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui
peningkatan variabel independen atau tidak.
Menurut Sugiyono (2011:261), “Regresi sederhana didasarkan pada
hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan
satu variabel dependen”. Persamaan umum regresi sederhana X terhadap
Y adalah sebagai berikut:
Dimana:
= Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a = Harga Y ketika harga X=0 (harga konstan).
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah
garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.
X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Harga a dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
82
Harga b dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
∑ ∑ ∑
∑ ∑
Keterangan:
a = bilangan konstan
b = angka arah atau koefisien regresi
X = variabel independen
Y = variabel dependen
n = banyaknya sampel
e = Standard estimation of error
c. Koefisiensi Determinan
Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan
dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product moment (rxy) dan
dikalikan dengan 100%.
Keterangan :
KP = Koefisien Determinant
rxy = Koefisien Korelasi Product Moment
Sugiyono (2011:231) menerangkan bahwa: “Koefisien Determinasi
adalah kuadrad dari koefisien korelasi (r2)”. Koefisien ini disebut juga
sebagai koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel
83
dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel
independen.
3.1.10 Teknik Pengujian Hipotesis
Untuk menguji apakah variabel-variabel koefisien regresi
sederhana signifikan atau tidak, maka dilakukan pengujian melalui uji t.
a) Menentukan hipotesis
H0
Ha
:
:
Tidak ada pengaruh yang Positif dan signifikan antara budaya
organisasi dengan kinerja karyawan.
Ada pengaruh yang Positif dan signifikan antara budaya
organisasi dengan kinerja karyawan.
b) Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% (signifikansi 5% atau 0,05
adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).
c) Menentukan thitung
d) Menentukan ttabel
Tabel distribusi t dicari pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) =
n-k-1
e) Kriteria Pengujian
Ho diterima jika thitung < ttabel
Ho ditolak jika thitung > ttabel
f) Membandingkan thitung dengan ttabel
g) Membuat kesimpulan
84
3.2 Objek Penelitian
3.2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Pusharlis UWP IV Bandung
PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (PLN Pusharlis)
merupakan salah satu unit yang berada di lingkungan PT PLN (Persero)
yang bergerak dalam bidang maintenance, repair dan overhaul (MRO)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) serta engineering, procurement
dan construction (EPC) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) skala kecil.
Keberadaan PLN Pusharlis memiliki sejarah yang cukup panjang yang
mengalami perubahan nama hingga 4 kali.
Salah satu unit PT PLN Pusharlis adalah Unit Workshop dan
Pembantu IV Bandung. Unit Workshop dan Pembantu IV Dayeuhkolot
Bandung ini sebelumnya dikenal sebagai BMDK dibawah KJB
(Pembangkitan Jawa Bagian Barat), pada perkembangannya berubah
menjadi Unit Produksi Dayeuhkolot (UPDK) pada 1997 dibawah Unit
Bisnis Jasa Perbengkelan (UBJP). Kemudian pada tahun 2001 berganti
baju menjadi Unit Produksi Citarum dibawah naungan PLN Jasa dan
Produksi (J&P) berlokasi di Jl. Raya Dayeuhkolot KM 9 Bandung.
Demi mendukung efisiensi dan efektivitas PT PLN (Persero)
khususnya dalam proyek MRO Pembangkitan, terjadi perubahan lagi
yakni dari PLN J&P menjadi Unit Pelaksana Pusharlis (Pusat
Pemeliharaan Ketenagalistrikan) pada tahun 2011.
85
3.2.2 Visi dan Misi PT PLN Pusharlis
Visi PLN Pusharlis 2017
Menjadi center of excellence dalam Maintenance, Repair dan
Overhaul (MRO) Ketenagalistrikan dengan bertumpu pada potensi insani.
Misi PLN Pusharlis
1. Sebagai pusat pemeliharaan ketenagalistrikan yang melakukan
penanganan Maintenance, Repair dan Overhaul (MRO)
ketenagalistrikan dalam rangka mendukung peningkatan kinerja
peralatan ketenagalistrikan terutama kinerja pembangkit PLTU 10.000
MW untuk menjamin ketersediaan pasokan tenaga lisrik.
2. Berperan untuk memenuhi kebutuhan emergency repair.
3. Pengembangan hasil karya inovasi.
Sumber : Provil Pusharlis
3.2.3 Struktur Organisasi PT PLN Pusharlis
PT PLN (Persero) Pusharlis dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
direksi No: 515.K/DIR/2012 Tanggal 7 November 2012.
PLN Pusharlis UWP IV Bandung mempunyai struktur manajemen
yang lengkap, terdiri dari seorang General Manager, tiga orang Manajer
Bidang (Manajer Perencanaan; Manajer Teknik Pemeliharaan; dan
Manajer Keuangan, SDM dan Administrasi) dan seorang Kepala Audit
Internal. Terhadap unit-unit produksi yang tersebar di berbagai lokasi,
manajemen PT PLN Pusharlis UWP IV Bandung menekankan pada
86
desentralisasi kewenangan. Kebijakan ini diambil untuk menyederhanakan
prosedur dan kecepatan pengambilan keputusan, sehingga dapat
bergerak secara kreatif dan fleksibel.
Adapun struktur Organisasi dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
Sumber: Profil PLN Pusharlis
Sedangkan untuk susunan organisasi yang lebih rinci, dapat dilihat
pada lampiran 12.
KEPALA
UNIT PELAKSANA
BIDANG KEU, SDM & ADM
BIDANG TEKNIK PERENCANAAN
BIDANG PERENCANAAN