BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/37361/3/jiptummpp-gdl-dimasabima-51515-4-babiii.pdf ·...

24
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Area Studi Objek yang diuji secara langsung merupakan sebuah unit transformator daya pada Thermal Switchyard terhitung sejak 29 Mei 2017 - 16 Juni 2017 yang berlokasi di PT. Vale Indonesia di daerah Sorowako, Sulawesi Selatan. Unit yang diujikan merupaan transformator daya yang sudah lama di operasikan sejak tahun 1996. Transformator ini merupakan jenis transformator dengan tipe pendingin ONAN (Oil Natural Air Natural). Berikut spesifikasi transformator yang akan diujikan adalah sebagai berikut : 1. Nama unit : MT 24 2. Koneksi : Dyn1 3. Tegangan Nominal : 150 / 33kV 4. Kapasitas : 90 MVA Transformer ini berfungsi sebagai penurun tegangan (step down) dari jaringan 150 kV yang di kirim melalui jalur transmisi dari PLTA (larona, balambano, dan karebbe) yang akan diturunkan menjadi 33 kV yang kemudian di distribusikan ke jalur beban utama ke unit tanur peleburan (furnace) atau cadangan (back up) ke beban selain unit tanur peleburan (auxiliary). Transformer ini di indikasikan dalam kondisi tidak baik karena adanya laporan bahwa telah terjadi ketidaknormalan pada bushing. Kemudian dilakukan investigasi awal dan perawatan berkala dengan metode protective maintenance yang terdiri dari pengujian kualitas winding (belitan) dan insulation (isolasi) agar dapat mengetahui kondisi MT24 lebih dini untuk menghindari kerusakan. 3.2 Parameter Utama Parameter utama yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Pengujian kualitas belitan (Winding) yang terdiri dari Winding resistance, ratio test/TTR dan SFRA. 2) Pengujian kualitas isolasi (insulation) yang terdiri dari IR & PI, Tan delta, Oil analysis (DGA), dan BDV.

Transcript of BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/37361/3/jiptummpp-gdl-dimasabima-51515-4-babiii.pdf ·...

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Area Studi

Objek yang diuji secara langsung merupakan sebuah unit transformator daya

pada Thermal Switchyard terhitung sejak 29 Mei 2017 - 16 Juni 2017 yang

berlokasi di PT. Vale Indonesia di daerah Sorowako, Sulawesi Selatan. Unit yang

diujikan merupaan transformator daya yang sudah lama di operasikan sejak tahun

1996. Transformator ini merupakan jenis transformator dengan tipe pendingin

ONAN (Oil Natural Air Natural). Berikut spesifikasi transformator yang akan

diujikan adalah sebagai berikut :

1. Nama unit : MT 24

2. Koneksi : Dyn1

3. Tegangan Nominal : 150 / 33kV

4. Kapasitas : 90 MVA

Transformer ini berfungsi sebagai penurun tegangan (step down) dari jaringan

150 kV yang di kirim melalui jalur transmisi dari PLTA (larona, balambano, dan

karebbe) yang akan diturunkan menjadi 33 kV yang kemudian di distribusikan ke

jalur beban utama ke unit tanur peleburan (furnace) atau cadangan (back up) ke

beban selain unit tanur peleburan (auxiliary).

Transformer ini di indikasikan dalam kondisi tidak baik karena adanya laporan

bahwa telah terjadi ketidaknormalan pada bushing. Kemudian dilakukan investigasi

awal dan perawatan berkala dengan metode protective maintenance yang terdiri

dari pengujian kualitas winding (belitan) dan insulation (isolasi) agar dapat

mengetahui kondisi MT24 lebih dini untuk menghindari kerusakan.

3.2 Parameter Utama

Parameter utama yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Pengujian kualitas belitan (Winding) yang terdiri dari Winding resistance, ratio

test/TTR dan SFRA.

2) Pengujian kualitas isolasi (insulation) yang terdiri dari IR & PI, Tan delta, Oil

analysis (DGA), dan BDV.

27

3.3 Metode Pengujian Kualitas Belitan

3.3.1 Winding Resistance (Rdc)

Analisa hasil pengujian Rdc harus diperhatikan terlebih dahulu dengan

temperatur pada saat pengujian dimana pengujian yang dilakukan harus dikonversi

ke temperature 75°C (Pengujian factory test) dengan formula (standart IEC 60076-

1 Tahun 2011), yaitu :

𝑅𝑠 = 𝑅𝑚𝑇𝑠+𝑇𝑘

𝑇𝑚+𝑇𝑘 ........................................... (3.1)

Dimana:

Rs = Tahanan pada suhu aktual Rm = Tahanan pada suhu referensi Ts = Suhu aktual Tk = Konstanta (tembaga = 234,5; alumunium = 225) Tm = Suhu referensi

Pengujian yang dilakukan bisa semua tap atau jika pengujian dilaksanakan

bersama dengan pengujian continuity atau dinamic resistance cukup hanya pada tap

1 (satu). Jika hasil pengujian tidak sesuai dengan hasil perhitungan formula maka

disarankan untuk melakukan pengujian-pengujian lainnya. Standar minimal deviasi

yang digunakan adalah 0,5%.

3.3.1.1 Peralatan yang digunakan

Peralatan yang digunakan adalah Megger MTO210 dan menggunakan software

PowerDBLite untuk mengolah data.

Gambar 3.1 Alat Megger MTO210

28

3.3.1.2 Rangkaian yang diuji

Gambar 3.2 Rangkaian Pengujian Rdc

Tabel 3.1 Skema Koneksi Pada Transformator 3 phasa Dyn1

3.3.1.3 Langkah pengujian

Langkah pengujian menggunakan Megger MT210 yaitu :

1. Kalibrasi alat ukur.

2. Sambungkan MT210 pada ground dengan kabel grounding.

3. Sambungkan kabel ke alat MT210 lalu sambungkan ke trafo sesuai gambar

3.2 dan menurut skema tabel 3.1.

4. Mulai pengukuran dan simpan hasil pengukuran.

5. Setelah selesai, lakukan Discharge untuk membuang arus tes dan

demagnetization untuk menghilangkan flux yang tersisa.

29

3.3.2 Transformer Turn Ratio (TTR)

Pengukuran Perbandingan Rasio Belitan adalah adalah pengukuran yang

dimaksudkan untuk mengetahui jumlah kumparan sisi tegangan tinggi (HV) dan

sisi tegangan rendah (LV) pada setiap Tapping, sehingga tegangan keluaran yang

di hasilkan oleh Transformator sesuai dengan yang di kehendaki. Karena pada

Transformator terdapat rumusan dasar bahwa jumlah tegangan adalah sama dengan

jumlah belitan pada tiap sisinya.

Nilai rasio jika di ukur menggunakan rasio tegangan atau menggunakan rasio

3 fasa, maka hasilnya dapat langsung diketahui dengan formula rasio = HV/LV.

Namun jika menggunakan alat rasio 1 fasa. Hasil perhitungan ini digunakan untuk

membandingkan dengan nilai aktual dari hasil pengujian dan untuk mendapatkan

nilai deviasi. Perhitungannya dapat dilihat dalam Tabel 3.2 konversi hubung

seperti dibawah ini:

Tabel 3.2 Rumus Rasio Dengan Konversi Hubung

Setelah mendapatkan nillai rasio, lalu mencari nilai standar deviasi maksimum

ratio untuk dibandingkan dengan standar NETA minimal 0,5% yang dapat dilihat

pada formula:

𝑀𝑎𝑥. 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 =

𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑇𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟−𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑁𝑎𝑚𝑒 𝑃𝑙𝑎𝑡𝑒

𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑁𝑎𝑚𝑒 𝑃𝑙𝑎𝑡𝑒𝑥 100% .................. (3.2)

= < ± 0,5%

Hubungan HV Hubungan LV Rumus Ratio Name Plate

Y Y 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐻𝑉

𝐿𝑉

∆ ∆ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐻𝑉

𝐿𝑉

Y ∆ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐻𝑉

𝐿𝑉 𝑥 √3

∆ Y 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐻𝑉𝑥 √3

𝐿𝑉

30

3.3.2.1 Peralatan yang digunakan

Pada percobaan TTR menggunakan alat Megger TTR320 dan menggunakan

software PowerDB Lite untuk mengolah data.

Gambar 3.3 Alat Megger TTR310

3.3.2.2 Rangkaian Pengujian

Gambar 3.4 Rangkaian Pengujian TTR dengan Megger TTR310

Dan untuk skema koneksi hubung Dyn1 pada trafo MT24 dapat dilihat di

tabel berikut :

Tabel 3.3 Skema Koneksi Dyn1

31

3.3.2.3 Langkah Pengujian

1. Kalibrasi alat ukur terlebih dahulu.

2. Sambungkan TTR320 ke grounding.

3. Pasang kabel merah dan hitam ke TTR320 lalu sambungkan ke transformer

MT24 sesuai gambar 3 dan skema koneksi dalam tabel 3

4. Mulai pengukuran dan simpan hasilnya.

5. Setelah pengujian selesai, lepaskan semuai kabel sesuai prosedur.

3.3.3 Sweep Frequency Response Analyzer (SFRA)

Prinsip pengukuran SFRA yaitu mengukur sinyal tegangan keluaran dari suatu

ujung kumparan transformator yang kemudian dibandingkan dengan sinyal

masukan yang diinjeksi ke ujung kumparan lainnya dengan frekuensi yang

bervariasi, sehingga hasil pengukuran SFRA berupa fungsi alih dari respon

frekuensi transformator tersebut. Kemudian untuk menginterpretasi hasil

pengukuran SFRA dilakukan perbandingan antara hasil pengukuran terbaru dengan

hasil pengukuran sebelumnya (referensi) saat transformator dalam keadaan baik

atau setelah proses pabrikasi.

Hasil pengujian akan menghasilkan sebuah kurva respon yang

mengindikasikan masalah – masalah yang berbeda seperti dalam domain frekuensi

pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Rentang Domain Frekuensi pada Alat Megger FRAX

32

Namun secara umum, nilai rentang frekuensi dan rincian gangguannya dapat

dilihat pada Tabel 3.4 berikut dan nilai interpretasi data menurut standar

DLT911/2004 pada Tabel 3.5 dibawah ini:

Tabel 3.4 Nilai Rentang Frekuensi dan Gangguannya

Tabel 3.5 Nilai Interpretasi Data menurut Standar DLT911/2004

33

3.3.3.1 Peralatan yang digunakan

Pada pengujian ini menggunakan Megger jenis FRAX101 dan menggunakan

software PowerDB Lite untuk mengolah data.

Gambar 3.6 Alat Megger FRAX101

3.3.3.2 Rangkaian Pengujian

Gambar 3.7 Pengaturan Pengujian SFRA

Gambar 3.8 Rangkaian Pengujian SFRA dengan FRAX101

34

3.3.3.3 Langkah Pengujian

1. Kalibrasi alat terlebih dahulu.

2. Atur terlebih dahulu antara penyambungan laptop – Frax – trafo seperti pada

gambar 3.7.

3. Pasang kabel clamping ke FRAX101 lalu sambungkan ke transformer MT24

sesuai gambar 3.8.

4. Set pengaturan, pilih sweep groups yaitu Dyn1 lalu pilih sweep names yang

akan diukur.

5. Pada pengujian ini mengukur HV open tap 1, HV open tap 2, HV open tap 5

dan LV open.

6. Mulai tes lalu simpan hasilnya.

3.4 Metode Pengujian Kualitas Isolasi

3.4.1 Insulation Resistance & Polarization Index (IR & PI)

Pengukuran tahanan isolasi merupakan proses untuk mengukur nilai tahanan

isolasi transformator tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap

badan (body case) maupun antar belitan primer dan belitan sekunder. Pengukuran

tahanan isolasi ini bertujuan untuk mengetahui secara dini kondisi dari isolasi

transformator dan kemungkinan adanya gangguan hubung singkat serta

memastikan transformator aman untuk dapat beroperasi.

Standar nilai minimal tahanan isolasi adalah seperti formula dibawah ini:

𝑅𝑚𝑖𝑛 = 𝐶 × 𝐸

(𝑘𝑉𝐴)1

2

............................................ (3.3)

dengan:

Rmin : Tahanan isolasi minimal dala MegaOhms

C : Konstanta 1,5 untuk trafo pada 20°C

30 untuk tidak ada keterangan

E(KV) : Tegangan Kerja (F-F jika terhubung delta dan

F-N jika terhubung bintang)

KVA : Kapasitas Rating Trafo

(Referensi IEEE C57.125)

35

Nilai Polarization Index (PI) merupakan nilai yang dapat menggambarkan

kondisi bagus atau tidaknya suatu sistem isolasi. Semakin bagus kualitas isolasi

maka nilai PI akan semakin besar. Nilai PI juga dipengaruhi beberapa hal antara

lain: kelembaban, suhu dan kebersihan winding. Nilai PI adalah sebagai berikut:

𝑃𝐼 =𝑅(10)

𝑅(1) ................................................ (3.4)

dengan:

PI : Polarization Index

R(10) : Nilai Tahanan Isolasi pada menit ke-10

R(1) : Nilai Tahanan Isolasi pada menit ke-1

Menurut standar IEEE untuk nilai PI pada transformator dapat dilihat pada Tabel

3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.6 Standar IEEE untuk nilai PI

< 1 = Poor

1,1 - 1,24 = Questionable

1,25 - 1,35 = Fair

1,4 - 1,5 = Good

1,5 > 1,5 = Excellent

3.4.1.1 Peralatan yang digunakan

Alat untuk mengukur besarnya nilai tahanan isolasi ini menggunakan Megger

MIT520 dan menggunakan software PowerDB Lite untuk mengolah data. Untuk

menentukan sumber tegangan tidak hanya tergantung dari batas pengukur akan

tetapi juga terhadap tegangan kerja dari peralatan ataupun instalasi yang akan diuji

isolasinya. Berikut adalah standar pemberian tegangan Megger MIT520 seperti

pada Tabel 3.6:

Tabel 3.7 NETA MTS-1997

Transformer Coil Voltage

Rating

Minimum dc Test Voltage

Recommended Minimum Reading (In Megohms) Liquid Filled Dry

0-600 1000 100 500 601-5000 2500 1000 5000

5001-15000 5000 5000 25000 15001-69000 5000 10000 50000

36

Gambar 3.9 Alat Megger MIT520

3.4.1.2 Rangkaian Pengujian

Gambar 3.10 Rangkaian Pengujian dengan MIT520

Gambar 3.11 Rangkaian Instrumen dengan MIT520

37

3.4.1.3 Langkah Pengujian

1. Pastikan bahwa baterai alat hambatan isolasi bekerja normal dan cek fungsi

alat. Cek dengan menghubung singkatkan ujung konektor alat test dan tekan

start dalam hal ini alat harus menunjukan angka nol.

2. Lakukan test Megger dengan menghubungkan antara primer dan ground,

sekunder dan ground, primer dan sekunder dengan 5000VDC.

3. Mengosongkan tegangan injeksi (menghubungkan titik yang sudah diberi

tegangan dengan bodi atau ground)

4. Karena trafo yang diukur merupakan trafo tegangan tinggi maka pengukuran

winding atau belitan trafo menggunakan Megger dilakukan selama 10 menit

pada setiap test point.

5. Catat nilai tahanan per-menit guna menentukan nilai Polarity Index.

3.4.2 Dissipation Factor (Tangen Delta)

Pengujian Tan Delta juga disebut sebagai pengujian faktor daya (power factor).

Power factor adalah perbandingan dari arus fasa (resistif) terhadap arus total. Untuk

nilai tan delta sendiri berbanding lurus dengan nilai faktor daya yaitu akan sama

sampai 20%, jika di atas 20% maka dapat dinyatakan menyimpang.

Dalam pengujian, untuk mengukur spesimen dapat dilakukan perubahan pada

mode pengukuran, berikut ini mode pada Tabel 3.8 yang dapat dipilih dengan

injeksi tegangan tinggi disisi primer (tegangan tinggi) dan nilai faktor daya untuk

trafo pada Tabel 3.9.

Tabel 3.8 Mode Pengujian Untuk Trafo Dua Kumparan

Test Mode C yang diukur

UST A CHL UST B

UST A + B CHL GST A + B CHG + CHL GSTg A CHG + CHL GSTg B CHL + CHG GSTg A + B CHG

38

Tabel 3.9 Nilai Power Factor untuk Trafo Berisolasi Minyak dan Bushing

Instrumen / Alat yang di uji

Nilai PF tipikal pada suhu 20º C Baru Lama Batas Peringatan

Trafo Daya, Isolasi Minyak 0.2 – 0.4 % 0.3 – 0.5% >0.5%

Bushings 0.2 – 0.3% 0.3 – 0.5%

>0.5%

Tipe pengujian tan delta untuk transformator daya MT24 dengan hubung Dyn1

bisa dilihat pada rangkaian pada Gambar 3.12 dan untuk mode spesimen untuk

pentanahan dalam penujian tan delta yaitu Ground Specimen Test (GST) serta

Ungrounded Specimen Test (UST) dapat dilihat pada gambar 3.13 Dan 3.14

Gambar 3.12 Pengujian Tan Delta pada Hubung Dyn1

Gambar 3.13 Mode Spesimen GST

39

Gambar 3.14 Mode Spesimen UST

3.4.2.1 Peralatan yang digunakan

Dalam pengujian ini menggunakan alat Megger jenis Delta 4000 dan

menggunakan software PowerDB Lite untuk mengolah data.

Gambar 3.15 Alat Megger Delta 4000 3.4.2.2 Rangkaian Pengujian

Gambar 3.16 Rangkaian Pengukuran CHG

40

Gambar 3.17 Rangkaian Pengukuran CLG

Gambar 3.18 Rangkaian Pengukuran CHL

Gambar 3.19 Rangkaian Pengujian dengan Delta 4000 pada Trafo MT24

41

Gambar 3.20 Rangkaian Pengujian dengan Delta 4000 pada Bushing MT24

3.4.2.3 Langkah Pengujian

1. Pasang kabel grounding ke peralatan dan pastikan sistem grounding telah

benar.

2. Sambung peralatan dan kabel konektor sesuai dengan fungsi masing-masing.

3. Atur menu pengukuran sesuai dengan konfigurasi pada spesimen yang akan

diuji (GST, UST atau GST No Guard).

4. Atur tegangan dengan potensio HV, Setelah tegangan sesuai dengan yang

diinginkan, tekan tombol ”MEASURE”, tunggu beberapa saat hasil

pengukuran akan terlihat pada display.

5. Hasil yang ada dapat disimpan atau langsung dicetak pada printer yang telah

disediakan.

6. Data pada komputer dapat langsung dikonversi ke kondisi suhu 20°C.

7. Lepaskan kabel sesuai manual book.

3.4.3 Dissolve Gas Analysis (DGA)

Pengujian Analisis Gas Terlarut adalah analisis kondisi transformator yang

dilakukan berdasarkan jumlah gas terlarut pada minyak transformator. Dengan

pengujian gas terlarut akan memberikan informasi-informasi terkait akan kesehatan

dan kualitas kerja transformator secara keseluruhan. Keuntungan utama pengujian

42

DGA adalah deteksi dini akan adanya fenomena kegagalan yang ada pada

transformator yang diujikan, sehingga dapat dilakukan langkah pencegahan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian DGA antara lain pengambilan

sampel uji, ekstraksi gas, intepretasi data dan pengambilan kesimpulan.

Setelah dilakukan ekstraksi gas, dilakukan interpretasi data. Interpretasi data

berdasarkan IEC – 104.1991. Jumlah gas terlarut yang mudah terbakar atau TDCG

(Total Dissolved Combustible Gas) akan menunjukkan apakah transformator yang

diujikan masih berada pada kondisi operasi normal, waspada, peringatan atau

kondisi kritis. Untuk standarisasi TDCG dapat dilihat seperti tabel berikut:

Tabel 3.10 Standar TDCG menurut IEC

1. Pada kondisi 1, transformator beroperasi normal. Namun, tetap perlu

dilakukan pemantauan kondisi gas-gas tersebut.

2. Pada kondisi 2, tingkat TDCG mulai tinggi. Ada kemungkinan timbul gejala-

gejala kegagalan yang harus mulai diwaspadai. Perlu dilakukan pengambilan

sampel minyak yang lebih rutin dan sering.

3. Pada kondisi 3, TDCG pada tingkat ini menunjukkan adanya dekomposisi

dari isolasi kertas dan atau minyak transformator. Sebuah atau berbagai

kegagalan mungkin saja sudah terjadi. Pada kondisi ini transformator sudah

harus diwaspadai dan perlu perawatan lebih lanjut.

4. Pada kondisi 4, TDCG pada tingkat ini menunjukkan adanya

dekomposisi/kerusakan pada isolator kertas dan atau minyak trafo sudah

meluas.

43

3.4.3.1 Peralatan yang digunakan

Dalam pengujian ini digunakan alat Kelman X Transports.

Gambar 3.21 Alat Kelman X Transports

Alat-alat dari Kelman X Transpots yang dipergunakan untuk pengambilan

sampel minyak uji DGA antara lain:

1. Syringe

Syringe pada Gambar 3.22 merupakan suntikan dengan wadah berbahan kaca

untuk pengambilan sampel minyak. Tujuan penggunaan Syringe adalah agar

minyak tidak terkontaminasi dengan udara luar dan menghindari hilangnya gas-

gas ringan yang mudah lepas seperti H2. Dengan demikian kandungan gas-gas

yang terdeteksi dapat mewakili kondisi kandungan gas didalam minyak yang

sebenarnya.

Gambar 3.22 Syringe

2. Oil flushing unit

Oil flushing unit pada Gambar 3.23 yang terdiri dari selang silikon, flange,

seal dan stop-kran yang berfungsi sebagai sarana untuk membuang minyak trafo

yang kotor sekaligus mengambil sampel minyak.

Gambar 3.23 Oil flushing unit

44

3. Vial

Botol kimia pada Gambar 3.24 yang digunakan sebagai tempat sampel

minyak yang selanjutnya akan dimasukkan kedalam alat uji DGA. Sebelum

dipergunakan untuk menempatkan sampel minyak yang akan diuji, perlu

dipastikan bahwa segel Vial masih utuh sehingga Vial dalam kondisi vakum.

Gambar 3.24 Vial (botol Kimia)

3.4.3.2 Rangkaian Pengujian

Gambar 3.25 Rangkaian Pengujian Pengambilan Sampel Minyak

45

3.4.3.3 Langkah Pengujian

1. Buka drain valve pada tangki trafo.

2. Lakukan proses pembersihan atau flushing terlebih dahulu.

3. Tutup stop kran dan pasang jarum pada Syringe.

4. Buka katup pada Syringe dan suntikan pada selang silikon.

5. Sedot minyak dari selang (pastikan tidak ada udara yang masuk kedalam

Syringe).

6. Tutup kembali katup pada Syringe.

7. Pindahkan minyak dari Syringe ke Vial dengan cara menyuntikkan minyak ke

dalam vial.

8. Lakukan pengambilan sampel minyak dengan proses yang sama untuk

minyak tangki utama bagian bawah dan OLTC.

9. Beri label pada Vial sampel minyak dan simpan Vial serta lindungi dari

paparan sinar matahari.

3.4.4 Breakdown Voltage (BDV)

Pengertian tegangan tembus (breakdown voltage) minyak berdasarkan standar

IEC-60422.2005 adalah ukuran kemampuan isolasi minyak untuk menahan

tegangan listrik. Minyak yang kering dan bersih biasanya menunjukkan nilai

tegangan tembus yang tinggi. Interpretasi data untuk pengujian tegangan tembus

menggunakan IEC std. 60422.2005, yang dapat dilihat melalui Tabel 3.11 dan

Tabel 3.12 dibawah ini :

46

Tabel 3.11 Standar Tegangan Tembus menurut IEEE

Tabel 3.12 Kategori Tipe Peralatan menurut IEEE

Parameter Uji

Kategori

Penilaian Kualitatif Rekomendasi Aksi Baik Cukup

Baik Buruk

Tegangan Tembus

(kV)

O, A, D > 60 50-60 < 50 Baik: lanjutkan pengambilan contoh secara normal.

B, E

> 50

40-50

< 40

Cukup Baik: Pengambilan contoh yang lebih sering. Periksa parameter uji lain seperti warna, kandungan partikel, DDF/ketahanan dan keasaman.

C > 40 30-40 < 30 Buruk: Periksa sumber air, rekondisi minyak, apabila lebih ekonomis karena parameter tes lain mengindikasikan kerusakan yang berat, ganti minyak.

F

<30kV untuk OLTC pada aplikasi titik belitan bintang

G

< 30

47

3.4.4.1 Peralatan yang digunakan

Dalam pengujian ini digunakan alat Megger jenis OTS 100AF dan software

Power Dblite untuk mengolah data.

Gambar 3.26 Alat Megger OTS 100AF

3.4.4.2 Rangkaian Pengujian

Gambar 3.27 Pengujian BDV dengan OTS100AF

48

3.4.4.3 Langkah Pengujian

1. Keluarkan bejana uji dari alat OTS 100 AF, bersihkan baik dalam maupun

luarnya.

2. Memasukkan minyak sampel ke dalam bejana uji. Pastikan tidak ada

gelembung gas yang tersisa dalam minyak.

3. Memasang elektroda pada penutup bejana uji. Elektroda yang digunakan

harus bersih dan atur jarak antar elektroda sesuai dengan standar IEC yang

digunakan yaitu jarak celah 2.5mm.

4. Letakkan bejana uji pada lengan geser yang terdapat di dalam OTS100AF.

5. Set pengaturan pada OTS 100AF untuk metode pengujian dan standarnya.

6. Atur suhu pengujian pada angka 30°C.

7. Atur regulator pada posisi 2KV dan naikan setiap detik sampai terjadi

loncatan bunga api antara dua buah elektroda. Lakukan selama 6 kali

dengan selang waktu 30 detik.

8. Hasil dari pengujian akan tampil pada layar monitor, atau dapat pula

dicetak.

3.5 Metode Analisis

Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian dan pengukuran

terhadap nilai yang sudah di tetapkan oleh standar seperti manufacturer standard,

NETA, IEEE, IEC, ANSI, DLT911, CIGREBT444. Lalu kemudian diputuskan

apakah kualitasnya masih layak digunakan atau harus di rekomendasikan untuk

reklamasi, perbaikan atau pergantian komponen.

Setelah semua pengujian dilakukan dan di analisis maka akan ditampilkan tabel

kesimpulan yang memperlihat korelasi antar pengujian serta hasil (remark) yang

diberikan agar mengetahui kondisi secara keseluruhan. Untuk lebih lengkapnya

dapat dilihat pada tabel 3.13 dibawah:

49

Tabel 3.13 Kesimpulan Hasil Pengujian

Remarks menunjukkan rekomendasi atau langkah apa yang akan diambil

selanjutnya untuk menangani transformator. Ada 5 kategori yang menjadi

rekomendasi yaitu :

1. Good, dalam kondisi bagus tidak perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.

2. Acceptable, masih dapat diterima dan masih harus dilakukan pengujian –

pengujian secara rutin.

3. Investigate, dilakukan investigasi dengan pengujian lanjutan.

4. Bad, lakukan pergantian secepatnya pada komponen yang bermasalah.

NO TEST STANDARD TEST RESULT REMARKS

1 Winding

Resistance (Rdc)

2 Transformator

Turn Ratio (TTR)

3

Sweep Frequency Response

Analyzer (SFRA)

4

Insulation Resistance (IR) &

Polarization Index (PI)

5 Tan Delta

A. Transformator

B. Bushing

6 Dissolve Gas

Analysis (DGA)

7 Breakdown

Voltage (BDV)