BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/37361/3/jiptummpp-gdl-dimasabima-51515-4-babiii.pdf ·...
Transcript of BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/37361/3/jiptummpp-gdl-dimasabima-51515-4-babiii.pdf ·...
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Area Studi
Objek yang diuji secara langsung merupakan sebuah unit transformator daya
pada Thermal Switchyard terhitung sejak 29 Mei 2017 - 16 Juni 2017 yang
berlokasi di PT. Vale Indonesia di daerah Sorowako, Sulawesi Selatan. Unit yang
diujikan merupaan transformator daya yang sudah lama di operasikan sejak tahun
1996. Transformator ini merupakan jenis transformator dengan tipe pendingin
ONAN (Oil Natural Air Natural). Berikut spesifikasi transformator yang akan
diujikan adalah sebagai berikut :
1. Nama unit : MT 24
2. Koneksi : Dyn1
3. Tegangan Nominal : 150 / 33kV
4. Kapasitas : 90 MVA
Transformer ini berfungsi sebagai penurun tegangan (step down) dari jaringan
150 kV yang di kirim melalui jalur transmisi dari PLTA (larona, balambano, dan
karebbe) yang akan diturunkan menjadi 33 kV yang kemudian di distribusikan ke
jalur beban utama ke unit tanur peleburan (furnace) atau cadangan (back up) ke
beban selain unit tanur peleburan (auxiliary).
Transformer ini di indikasikan dalam kondisi tidak baik karena adanya laporan
bahwa telah terjadi ketidaknormalan pada bushing. Kemudian dilakukan investigasi
awal dan perawatan berkala dengan metode protective maintenance yang terdiri
dari pengujian kualitas winding (belitan) dan insulation (isolasi) agar dapat
mengetahui kondisi MT24 lebih dini untuk menghindari kerusakan.
3.2 Parameter Utama
Parameter utama yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Pengujian kualitas belitan (Winding) yang terdiri dari Winding resistance, ratio
test/TTR dan SFRA.
2) Pengujian kualitas isolasi (insulation) yang terdiri dari IR & PI, Tan delta, Oil
analysis (DGA), dan BDV.
27
3.3 Metode Pengujian Kualitas Belitan
3.3.1 Winding Resistance (Rdc)
Analisa hasil pengujian Rdc harus diperhatikan terlebih dahulu dengan
temperatur pada saat pengujian dimana pengujian yang dilakukan harus dikonversi
ke temperature 75°C (Pengujian factory test) dengan formula (standart IEC 60076-
1 Tahun 2011), yaitu :
𝑅𝑠 = 𝑅𝑚𝑇𝑠+𝑇𝑘
𝑇𝑚+𝑇𝑘 ........................................... (3.1)
Dimana:
Rs = Tahanan pada suhu aktual Rm = Tahanan pada suhu referensi Ts = Suhu aktual Tk = Konstanta (tembaga = 234,5; alumunium = 225) Tm = Suhu referensi
Pengujian yang dilakukan bisa semua tap atau jika pengujian dilaksanakan
bersama dengan pengujian continuity atau dinamic resistance cukup hanya pada tap
1 (satu). Jika hasil pengujian tidak sesuai dengan hasil perhitungan formula maka
disarankan untuk melakukan pengujian-pengujian lainnya. Standar minimal deviasi
yang digunakan adalah 0,5%.
3.3.1.1 Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan adalah Megger MTO210 dan menggunakan software
PowerDBLite untuk mengolah data.
Gambar 3.1 Alat Megger MTO210
28
3.3.1.2 Rangkaian yang diuji
Gambar 3.2 Rangkaian Pengujian Rdc
Tabel 3.1 Skema Koneksi Pada Transformator 3 phasa Dyn1
3.3.1.3 Langkah pengujian
Langkah pengujian menggunakan Megger MT210 yaitu :
1. Kalibrasi alat ukur.
2. Sambungkan MT210 pada ground dengan kabel grounding.
3. Sambungkan kabel ke alat MT210 lalu sambungkan ke trafo sesuai gambar
3.2 dan menurut skema tabel 3.1.
4. Mulai pengukuran dan simpan hasil pengukuran.
5. Setelah selesai, lakukan Discharge untuk membuang arus tes dan
demagnetization untuk menghilangkan flux yang tersisa.
29
3.3.2 Transformer Turn Ratio (TTR)
Pengukuran Perbandingan Rasio Belitan adalah adalah pengukuran yang
dimaksudkan untuk mengetahui jumlah kumparan sisi tegangan tinggi (HV) dan
sisi tegangan rendah (LV) pada setiap Tapping, sehingga tegangan keluaran yang
di hasilkan oleh Transformator sesuai dengan yang di kehendaki. Karena pada
Transformator terdapat rumusan dasar bahwa jumlah tegangan adalah sama dengan
jumlah belitan pada tiap sisinya.
Nilai rasio jika di ukur menggunakan rasio tegangan atau menggunakan rasio
3 fasa, maka hasilnya dapat langsung diketahui dengan formula rasio = HV/LV.
Namun jika menggunakan alat rasio 1 fasa. Hasil perhitungan ini digunakan untuk
membandingkan dengan nilai aktual dari hasil pengujian dan untuk mendapatkan
nilai deviasi. Perhitungannya dapat dilihat dalam Tabel 3.2 konversi hubung
seperti dibawah ini:
Tabel 3.2 Rumus Rasio Dengan Konversi Hubung
Setelah mendapatkan nillai rasio, lalu mencari nilai standar deviasi maksimum
ratio untuk dibandingkan dengan standar NETA minimal 0,5% yang dapat dilihat
pada formula:
𝑀𝑎𝑥. 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 =
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑇𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟−𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑁𝑎𝑚𝑒 𝑃𝑙𝑎𝑡𝑒
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑁𝑎𝑚𝑒 𝑃𝑙𝑎𝑡𝑒𝑥 100% .................. (3.2)
= < ± 0,5%
Hubungan HV Hubungan LV Rumus Ratio Name Plate
Y Y 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐻𝑉
𝐿𝑉
∆ ∆ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐻𝑉
𝐿𝑉
Y ∆ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐻𝑉
𝐿𝑉 𝑥 √3
∆ Y 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐻𝑉𝑥 √3
𝐿𝑉
30
3.3.2.1 Peralatan yang digunakan
Pada percobaan TTR menggunakan alat Megger TTR320 dan menggunakan
software PowerDB Lite untuk mengolah data.
Gambar 3.3 Alat Megger TTR310
3.3.2.2 Rangkaian Pengujian
Gambar 3.4 Rangkaian Pengujian TTR dengan Megger TTR310
Dan untuk skema koneksi hubung Dyn1 pada trafo MT24 dapat dilihat di
tabel berikut :
Tabel 3.3 Skema Koneksi Dyn1
31
3.3.2.3 Langkah Pengujian
1. Kalibrasi alat ukur terlebih dahulu.
2. Sambungkan TTR320 ke grounding.
3. Pasang kabel merah dan hitam ke TTR320 lalu sambungkan ke transformer
MT24 sesuai gambar 3 dan skema koneksi dalam tabel 3
4. Mulai pengukuran dan simpan hasilnya.
5. Setelah pengujian selesai, lepaskan semuai kabel sesuai prosedur.
3.3.3 Sweep Frequency Response Analyzer (SFRA)
Prinsip pengukuran SFRA yaitu mengukur sinyal tegangan keluaran dari suatu
ujung kumparan transformator yang kemudian dibandingkan dengan sinyal
masukan yang diinjeksi ke ujung kumparan lainnya dengan frekuensi yang
bervariasi, sehingga hasil pengukuran SFRA berupa fungsi alih dari respon
frekuensi transformator tersebut. Kemudian untuk menginterpretasi hasil
pengukuran SFRA dilakukan perbandingan antara hasil pengukuran terbaru dengan
hasil pengukuran sebelumnya (referensi) saat transformator dalam keadaan baik
atau setelah proses pabrikasi.
Hasil pengujian akan menghasilkan sebuah kurva respon yang
mengindikasikan masalah – masalah yang berbeda seperti dalam domain frekuensi
pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Rentang Domain Frekuensi pada Alat Megger FRAX
32
Namun secara umum, nilai rentang frekuensi dan rincian gangguannya dapat
dilihat pada Tabel 3.4 berikut dan nilai interpretasi data menurut standar
DLT911/2004 pada Tabel 3.5 dibawah ini:
Tabel 3.4 Nilai Rentang Frekuensi dan Gangguannya
Tabel 3.5 Nilai Interpretasi Data menurut Standar DLT911/2004
33
3.3.3.1 Peralatan yang digunakan
Pada pengujian ini menggunakan Megger jenis FRAX101 dan menggunakan
software PowerDB Lite untuk mengolah data.
Gambar 3.6 Alat Megger FRAX101
3.3.3.2 Rangkaian Pengujian
Gambar 3.7 Pengaturan Pengujian SFRA
Gambar 3.8 Rangkaian Pengujian SFRA dengan FRAX101
34
3.3.3.3 Langkah Pengujian
1. Kalibrasi alat terlebih dahulu.
2. Atur terlebih dahulu antara penyambungan laptop – Frax – trafo seperti pada
gambar 3.7.
3. Pasang kabel clamping ke FRAX101 lalu sambungkan ke transformer MT24
sesuai gambar 3.8.
4. Set pengaturan, pilih sweep groups yaitu Dyn1 lalu pilih sweep names yang
akan diukur.
5. Pada pengujian ini mengukur HV open tap 1, HV open tap 2, HV open tap 5
dan LV open.
6. Mulai tes lalu simpan hasilnya.
3.4 Metode Pengujian Kualitas Isolasi
3.4.1 Insulation Resistance & Polarization Index (IR & PI)
Pengukuran tahanan isolasi merupakan proses untuk mengukur nilai tahanan
isolasi transformator tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap
badan (body case) maupun antar belitan primer dan belitan sekunder. Pengukuran
tahanan isolasi ini bertujuan untuk mengetahui secara dini kondisi dari isolasi
transformator dan kemungkinan adanya gangguan hubung singkat serta
memastikan transformator aman untuk dapat beroperasi.
Standar nilai minimal tahanan isolasi adalah seperti formula dibawah ini:
𝑅𝑚𝑖𝑛 = 𝐶 × 𝐸
(𝑘𝑉𝐴)1
2
............................................ (3.3)
dengan:
Rmin : Tahanan isolasi minimal dala MegaOhms
C : Konstanta 1,5 untuk trafo pada 20°C
30 untuk tidak ada keterangan
E(KV) : Tegangan Kerja (F-F jika terhubung delta dan
F-N jika terhubung bintang)
KVA : Kapasitas Rating Trafo
(Referensi IEEE C57.125)
35
Nilai Polarization Index (PI) merupakan nilai yang dapat menggambarkan
kondisi bagus atau tidaknya suatu sistem isolasi. Semakin bagus kualitas isolasi
maka nilai PI akan semakin besar. Nilai PI juga dipengaruhi beberapa hal antara
lain: kelembaban, suhu dan kebersihan winding. Nilai PI adalah sebagai berikut:
𝑃𝐼 =𝑅(10)
𝑅(1) ................................................ (3.4)
dengan:
PI : Polarization Index
R(10) : Nilai Tahanan Isolasi pada menit ke-10
R(1) : Nilai Tahanan Isolasi pada menit ke-1
Menurut standar IEEE untuk nilai PI pada transformator dapat dilihat pada Tabel
3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.6 Standar IEEE untuk nilai PI
< 1 = Poor
1,1 - 1,24 = Questionable
1,25 - 1,35 = Fair
1,4 - 1,5 = Good
1,5 > 1,5 = Excellent
3.4.1.1 Peralatan yang digunakan
Alat untuk mengukur besarnya nilai tahanan isolasi ini menggunakan Megger
MIT520 dan menggunakan software PowerDB Lite untuk mengolah data. Untuk
menentukan sumber tegangan tidak hanya tergantung dari batas pengukur akan
tetapi juga terhadap tegangan kerja dari peralatan ataupun instalasi yang akan diuji
isolasinya. Berikut adalah standar pemberian tegangan Megger MIT520 seperti
pada Tabel 3.6:
Tabel 3.7 NETA MTS-1997
Transformer Coil Voltage
Rating
Minimum dc Test Voltage
Recommended Minimum Reading (In Megohms) Liquid Filled Dry
0-600 1000 100 500 601-5000 2500 1000 5000
5001-15000 5000 5000 25000 15001-69000 5000 10000 50000
36
Gambar 3.9 Alat Megger MIT520
3.4.1.2 Rangkaian Pengujian
Gambar 3.10 Rangkaian Pengujian dengan MIT520
Gambar 3.11 Rangkaian Instrumen dengan MIT520
37
3.4.1.3 Langkah Pengujian
1. Pastikan bahwa baterai alat hambatan isolasi bekerja normal dan cek fungsi
alat. Cek dengan menghubung singkatkan ujung konektor alat test dan tekan
start dalam hal ini alat harus menunjukan angka nol.
2. Lakukan test Megger dengan menghubungkan antara primer dan ground,
sekunder dan ground, primer dan sekunder dengan 5000VDC.
3. Mengosongkan tegangan injeksi (menghubungkan titik yang sudah diberi
tegangan dengan bodi atau ground)
4. Karena trafo yang diukur merupakan trafo tegangan tinggi maka pengukuran
winding atau belitan trafo menggunakan Megger dilakukan selama 10 menit
pada setiap test point.
5. Catat nilai tahanan per-menit guna menentukan nilai Polarity Index.
3.4.2 Dissipation Factor (Tangen Delta)
Pengujian Tan Delta juga disebut sebagai pengujian faktor daya (power factor).
Power factor adalah perbandingan dari arus fasa (resistif) terhadap arus total. Untuk
nilai tan delta sendiri berbanding lurus dengan nilai faktor daya yaitu akan sama
sampai 20%, jika di atas 20% maka dapat dinyatakan menyimpang.
Dalam pengujian, untuk mengukur spesimen dapat dilakukan perubahan pada
mode pengukuran, berikut ini mode pada Tabel 3.8 yang dapat dipilih dengan
injeksi tegangan tinggi disisi primer (tegangan tinggi) dan nilai faktor daya untuk
trafo pada Tabel 3.9.
Tabel 3.8 Mode Pengujian Untuk Trafo Dua Kumparan
Test Mode C yang diukur
UST A CHL UST B
UST A + B CHL GST A + B CHG + CHL GSTg A CHG + CHL GSTg B CHL + CHG GSTg A + B CHG
38
Tabel 3.9 Nilai Power Factor untuk Trafo Berisolasi Minyak dan Bushing
Instrumen / Alat yang di uji
Nilai PF tipikal pada suhu 20º C Baru Lama Batas Peringatan
Trafo Daya, Isolasi Minyak 0.2 – 0.4 % 0.3 – 0.5% >0.5%
Bushings 0.2 – 0.3% 0.3 – 0.5%
>0.5%
Tipe pengujian tan delta untuk transformator daya MT24 dengan hubung Dyn1
bisa dilihat pada rangkaian pada Gambar 3.12 dan untuk mode spesimen untuk
pentanahan dalam penujian tan delta yaitu Ground Specimen Test (GST) serta
Ungrounded Specimen Test (UST) dapat dilihat pada gambar 3.13 Dan 3.14
Gambar 3.12 Pengujian Tan Delta pada Hubung Dyn1
Gambar 3.13 Mode Spesimen GST
39
Gambar 3.14 Mode Spesimen UST
3.4.2.1 Peralatan yang digunakan
Dalam pengujian ini menggunakan alat Megger jenis Delta 4000 dan
menggunakan software PowerDB Lite untuk mengolah data.
Gambar 3.15 Alat Megger Delta 4000 3.4.2.2 Rangkaian Pengujian
Gambar 3.16 Rangkaian Pengukuran CHG
40
Gambar 3.17 Rangkaian Pengukuran CLG
Gambar 3.18 Rangkaian Pengukuran CHL
Gambar 3.19 Rangkaian Pengujian dengan Delta 4000 pada Trafo MT24
41
Gambar 3.20 Rangkaian Pengujian dengan Delta 4000 pada Bushing MT24
3.4.2.3 Langkah Pengujian
1. Pasang kabel grounding ke peralatan dan pastikan sistem grounding telah
benar.
2. Sambung peralatan dan kabel konektor sesuai dengan fungsi masing-masing.
3. Atur menu pengukuran sesuai dengan konfigurasi pada spesimen yang akan
diuji (GST, UST atau GST No Guard).
4. Atur tegangan dengan potensio HV, Setelah tegangan sesuai dengan yang
diinginkan, tekan tombol ”MEASURE”, tunggu beberapa saat hasil
pengukuran akan terlihat pada display.
5. Hasil yang ada dapat disimpan atau langsung dicetak pada printer yang telah
disediakan.
6. Data pada komputer dapat langsung dikonversi ke kondisi suhu 20°C.
7. Lepaskan kabel sesuai manual book.
3.4.3 Dissolve Gas Analysis (DGA)
Pengujian Analisis Gas Terlarut adalah analisis kondisi transformator yang
dilakukan berdasarkan jumlah gas terlarut pada minyak transformator. Dengan
pengujian gas terlarut akan memberikan informasi-informasi terkait akan kesehatan
dan kualitas kerja transformator secara keseluruhan. Keuntungan utama pengujian
42
DGA adalah deteksi dini akan adanya fenomena kegagalan yang ada pada
transformator yang diujikan, sehingga dapat dilakukan langkah pencegahan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian DGA antara lain pengambilan
sampel uji, ekstraksi gas, intepretasi data dan pengambilan kesimpulan.
Setelah dilakukan ekstraksi gas, dilakukan interpretasi data. Interpretasi data
berdasarkan IEC – 104.1991. Jumlah gas terlarut yang mudah terbakar atau TDCG
(Total Dissolved Combustible Gas) akan menunjukkan apakah transformator yang
diujikan masih berada pada kondisi operasi normal, waspada, peringatan atau
kondisi kritis. Untuk standarisasi TDCG dapat dilihat seperti tabel berikut:
Tabel 3.10 Standar TDCG menurut IEC
1. Pada kondisi 1, transformator beroperasi normal. Namun, tetap perlu
dilakukan pemantauan kondisi gas-gas tersebut.
2. Pada kondisi 2, tingkat TDCG mulai tinggi. Ada kemungkinan timbul gejala-
gejala kegagalan yang harus mulai diwaspadai. Perlu dilakukan pengambilan
sampel minyak yang lebih rutin dan sering.
3. Pada kondisi 3, TDCG pada tingkat ini menunjukkan adanya dekomposisi
dari isolasi kertas dan atau minyak transformator. Sebuah atau berbagai
kegagalan mungkin saja sudah terjadi. Pada kondisi ini transformator sudah
harus diwaspadai dan perlu perawatan lebih lanjut.
4. Pada kondisi 4, TDCG pada tingkat ini menunjukkan adanya
dekomposisi/kerusakan pada isolator kertas dan atau minyak trafo sudah
meluas.
43
3.4.3.1 Peralatan yang digunakan
Dalam pengujian ini digunakan alat Kelman X Transports.
Gambar 3.21 Alat Kelman X Transports
Alat-alat dari Kelman X Transpots yang dipergunakan untuk pengambilan
sampel minyak uji DGA antara lain:
1. Syringe
Syringe pada Gambar 3.22 merupakan suntikan dengan wadah berbahan kaca
untuk pengambilan sampel minyak. Tujuan penggunaan Syringe adalah agar
minyak tidak terkontaminasi dengan udara luar dan menghindari hilangnya gas-
gas ringan yang mudah lepas seperti H2. Dengan demikian kandungan gas-gas
yang terdeteksi dapat mewakili kondisi kandungan gas didalam minyak yang
sebenarnya.
Gambar 3.22 Syringe
2. Oil flushing unit
Oil flushing unit pada Gambar 3.23 yang terdiri dari selang silikon, flange,
seal dan stop-kran yang berfungsi sebagai sarana untuk membuang minyak trafo
yang kotor sekaligus mengambil sampel minyak.
Gambar 3.23 Oil flushing unit
44
3. Vial
Botol kimia pada Gambar 3.24 yang digunakan sebagai tempat sampel
minyak yang selanjutnya akan dimasukkan kedalam alat uji DGA. Sebelum
dipergunakan untuk menempatkan sampel minyak yang akan diuji, perlu
dipastikan bahwa segel Vial masih utuh sehingga Vial dalam kondisi vakum.
Gambar 3.24 Vial (botol Kimia)
3.4.3.2 Rangkaian Pengujian
Gambar 3.25 Rangkaian Pengujian Pengambilan Sampel Minyak
45
3.4.3.3 Langkah Pengujian
1. Buka drain valve pada tangki trafo.
2. Lakukan proses pembersihan atau flushing terlebih dahulu.
3. Tutup stop kran dan pasang jarum pada Syringe.
4. Buka katup pada Syringe dan suntikan pada selang silikon.
5. Sedot minyak dari selang (pastikan tidak ada udara yang masuk kedalam
Syringe).
6. Tutup kembali katup pada Syringe.
7. Pindahkan minyak dari Syringe ke Vial dengan cara menyuntikkan minyak ke
dalam vial.
8. Lakukan pengambilan sampel minyak dengan proses yang sama untuk
minyak tangki utama bagian bawah dan OLTC.
9. Beri label pada Vial sampel minyak dan simpan Vial serta lindungi dari
paparan sinar matahari.
3.4.4 Breakdown Voltage (BDV)
Pengertian tegangan tembus (breakdown voltage) minyak berdasarkan standar
IEC-60422.2005 adalah ukuran kemampuan isolasi minyak untuk menahan
tegangan listrik. Minyak yang kering dan bersih biasanya menunjukkan nilai
tegangan tembus yang tinggi. Interpretasi data untuk pengujian tegangan tembus
menggunakan IEC std. 60422.2005, yang dapat dilihat melalui Tabel 3.11 dan
Tabel 3.12 dibawah ini :
46
Tabel 3.11 Standar Tegangan Tembus menurut IEEE
Tabel 3.12 Kategori Tipe Peralatan menurut IEEE
Parameter Uji
Kategori
Penilaian Kualitatif Rekomendasi Aksi Baik Cukup
Baik Buruk
Tegangan Tembus
(kV)
O, A, D > 60 50-60 < 50 Baik: lanjutkan pengambilan contoh secara normal.
B, E
> 50
40-50
< 40
Cukup Baik: Pengambilan contoh yang lebih sering. Periksa parameter uji lain seperti warna, kandungan partikel, DDF/ketahanan dan keasaman.
C > 40 30-40 < 30 Buruk: Periksa sumber air, rekondisi minyak, apabila lebih ekonomis karena parameter tes lain mengindikasikan kerusakan yang berat, ganti minyak.
F
<30kV untuk OLTC pada aplikasi titik belitan bintang
G
< 30
47
3.4.4.1 Peralatan yang digunakan
Dalam pengujian ini digunakan alat Megger jenis OTS 100AF dan software
Power Dblite untuk mengolah data.
Gambar 3.26 Alat Megger OTS 100AF
3.4.4.2 Rangkaian Pengujian
Gambar 3.27 Pengujian BDV dengan OTS100AF
48
3.4.4.3 Langkah Pengujian
1. Keluarkan bejana uji dari alat OTS 100 AF, bersihkan baik dalam maupun
luarnya.
2. Memasukkan minyak sampel ke dalam bejana uji. Pastikan tidak ada
gelembung gas yang tersisa dalam minyak.
3. Memasang elektroda pada penutup bejana uji. Elektroda yang digunakan
harus bersih dan atur jarak antar elektroda sesuai dengan standar IEC yang
digunakan yaitu jarak celah 2.5mm.
4. Letakkan bejana uji pada lengan geser yang terdapat di dalam OTS100AF.
5. Set pengaturan pada OTS 100AF untuk metode pengujian dan standarnya.
6. Atur suhu pengujian pada angka 30°C.
7. Atur regulator pada posisi 2KV dan naikan setiap detik sampai terjadi
loncatan bunga api antara dua buah elektroda. Lakukan selama 6 kali
dengan selang waktu 30 detik.
8. Hasil dari pengujian akan tampil pada layar monitor, atau dapat pula
dicetak.
3.5 Metode Analisis
Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian dan pengukuran
terhadap nilai yang sudah di tetapkan oleh standar seperti manufacturer standard,
NETA, IEEE, IEC, ANSI, DLT911, CIGREBT444. Lalu kemudian diputuskan
apakah kualitasnya masih layak digunakan atau harus di rekomendasikan untuk
reklamasi, perbaikan atau pergantian komponen.
Setelah semua pengujian dilakukan dan di analisis maka akan ditampilkan tabel
kesimpulan yang memperlihat korelasi antar pengujian serta hasil (remark) yang
diberikan agar mengetahui kondisi secara keseluruhan. Untuk lebih lengkapnya
dapat dilihat pada tabel 3.13 dibawah:
49
Tabel 3.13 Kesimpulan Hasil Pengujian
Remarks menunjukkan rekomendasi atau langkah apa yang akan diambil
selanjutnya untuk menangani transformator. Ada 5 kategori yang menjadi
rekomendasi yaitu :
1. Good, dalam kondisi bagus tidak perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.
2. Acceptable, masih dapat diterima dan masih harus dilakukan pengujian –
pengujian secara rutin.
3. Investigate, dilakukan investigasi dengan pengujian lanjutan.
4. Bad, lakukan pergantian secepatnya pada komponen yang bermasalah.
NO TEST STANDARD TEST RESULT REMARKS
1 Winding
Resistance (Rdc)
2 Transformator
Turn Ratio (TTR)
3
Sweep Frequency Response
Analyzer (SFRA)
4
Insulation Resistance (IR) &
Polarization Index (PI)
5 Tan Delta
A. Transformator
B. Bushing
6 Dissolve Gas
Analysis (DGA)
7 Breakdown
Voltage (BDV)