BAB III LAPORAN PRODUKSI - Bina Sarana Informatika · single camera dan recording in segment (film...
Transcript of BAB III LAPORAN PRODUKSI - Bina Sarana Informatika · single camera dan recording in segment (film...
10
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
3.1. Proses Kerja Produser
Produser adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu
program siaran yang harus memiliki kemampuan berpikir dan menuangkan ide
dalam suatu tulisan atau proposal untuk suatu program acara secara baik dan
sistematis. Seorang produser juga harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan
berkerja sama dengan seluruh kerabat kerja maupun unsur-unsur produksi terkait.
Andi Fachruddin (2016:151)
Kinerja seorang produser adalah kunci keberhasilan program. Meskipun
sistem kerja stasiun televisi adalah kerja kolektif, namun disinilah dibutuhkan
kemampuan seorang produser dalam seni memimpin, mengorganisasi tim kerja yang
mempunyai keahlian, karakter, latar belakang yang berbeda. Menyatukan dalam satu
visi dan tujuan program yang menjadi tanggung jawabnya. Rusman Latief
(2017:124)
Program yang tidak melibatkan banyak kru, menggunakan teknik produksi
single camera dan recording in segment (film style) misalnya program dokumenter
atau feature yang tayang weekly atau hanya event spesial sekali tayang, produser
kadang juga sebagai penulis naskah, kameramen dan editor. Pekerjaan ini bisa
dilakukan produser tersebut dapat menulis, mengoperasikan kamera dan menguasai
pengoperasian teknologi editing dan memahami teknik editing. Rusman Latief
(2017:7)
Dalam program dokumenter “Satu Tujuan Bukan Berarti Satu Arah” ini
tugas seorang produser adalah memimpin seluruh tim produksi sesuai tujuan yang
ditetapkan bersama dan membuat perkiraan dana yang dibutuhkan untuk biaya
produksi. Sebelum mengarahkan crew untuk melakukan riset terlebih dahulu selama
7 hari didaerah Bogor guna untuk mencari informasi secara detail dan akurat.
Sebagai orang yang bertanggung jawab secara umum, maka seorang produser dalam
program dokumenter “Satu Tujuan Bukan Berarti Satu Arah” ini secara tidak
11
langsung terlibat dalam pekerjaan lainnya, seperti pada pencarian narasumber,
membantu penulis naskah, mengarahkan editor menyunting gambar, dan sebagainya.
Baik dalam aspek kreatif maupun manajemen produksi. Dimana seorang produser
akan dituntut sebagai seorang yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang akan
bermunculan selama proses praproduksi, produksi, dan pasca produksi.
3.1.1. Pra Produksi
Praproduksi adalah tahapan pelaksanaan pembahasan dan pencarian ide,
gagasan, perencanaan, pemilihan pengisi acara (talent), lokasi, dan kru. Pada tahapan
ini yang bertanggung jawab adalah eksekutif produser, produser, director (program
director), dan kreatif. Mereka duduk bersama dalam forum brainstorming yang
disebut sebagai meeting planning, mencari dan mengelola gagasan yang akan
dituangkan dalam bentuk proposal, penulisan rundown, naskah, dan (time schedule)
program. Rusman Latief (2017:148)
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pra produksi tahap
awal untuk memulai sebuah karya produksi. Saat pra produksi ini lah semua
persiapan dilakukan baik dari konsep maupun hal lain yang harus sudah terbentuk
secara rapih dan benar. Produser berpacu pada treatment ataupun jalur cerita untuk
membuat desain produksi. Dan ditahap ini produser/penulis bertugas menjadi
panduan yang menetukan jalannya produksi.
Hal terpenting pada tahap persiapan harus mengutamakan komunikasi yang baik.
Proses praproduksi yang produser lakukan antara lain :
a) Menyusun Tim Produksi
Dalam menyusun tim / kru yang mengerjakan sebuah program harus benar-benar
tepat, agar proses produksi berjalan dengan baik dan lancar. Tim yang sudah
dibentuk beranggotakan 5 orang yaitu : produser, director / sutradara, penulis naskah,
juru kamera dan editor.
12
Penulis diharuskan memahami setiap fungsi yang ada dalam produksi
dokumenter agar dapat menetapkan komposisi kru yang paling tepat. Orang-orang
yang terlibat dalam pembuatan program dokumenter disebut dengan tim inti. Segala
diskusi dimatangkan dengan sempurna dan nantinya akan dikoordinasikan
berdasarkan hasil kerja tim.
b) Mengembangkan Ide
Setelah tim produksi sudah ditentukan, langkah selanjutnya adalah pemilihan
tema yang akan diangkat. Dimulai dari penemuan ide atau gagasan, kemudian tim
produksi melakukan brainstorming bersama untuk mengembangkan ide yang telah
ditentukan sebelumnya, sesuai kesepakatan bersama sebelum menentukan ide, tim
produksi berkumpul untuk mendiskusikan terkait ide-ide yang dimiliki oleh masing-
masing individu, kemudian tim produksi sepakat untuk memilih dari salah satu ide
yang akan menjadi materi produksi nanti. Tema yang diangkat adalah mengenai efek
dari pemberlakuan sistem satu arah. Selanjutnya penulis dan tim mencari dan
mengembangkan tema yang ada dengan datang dikota bogor yang dimana sistem
pemberlakuan sistem satu arah.
c) Riset
Terlebih dahulu tim produksi melakukan riset melalui internet untuk mencari
tahu tentang pemberlakuan sistem satu arah ini yang ada di Bogor, selanjutnya dari
informasi yang didapat penulis beserta kru mendatangi langsung tempat
pemberlakuan sistem satu arah ini. Dan mendatangi beberapa narasumber yang
cocok untuk program dokumenter ini. Penulis memilih bapak Atta Suparta yang
berkerja sebagai supir angkot, Iptu Budi Suratman S,H bekerja sebagai polisi
dibagian Karnitur Rajawali Polresta Bogor Kota, Ipda Susilo S,H bekerja sebagai
polisi dibagian Kasupni Turjawali Polresta Bogor Kota, Harry bekerja sebagai
DLLAJ dibagian lalu lintas, Agus sebagai pengguna jalan, dan Syarif sebagai ojek
online.
13
d) Mengatur Budgeting
Mengatur budgeting adalah salah satu tugas seorang produser yaitu penulis,
untuk memenuhi apa saja yang dibutuhkan baik pra produksi, produksi maupun
pasca produksi dan keperluan tim dalam menghitung biaya.
Setelah melakukan riset dan menentukan tanggal produksi, selanjutnya produser
menghitung estimasi biaya yang dibutuhkan. Baik biaya untuk teknis maupun non
teknis. Peran produser dalam mengatur budget harus tepat sasaran, tanggung jawab
besar setiap pengeluaran.
Dan dibutuhkan ketelitian setiap uang yang akan dipergunakan. Lalu melakukan
pencocokan semua laporan keuangan, menyusun setiap bon yang masuk dengan
rapih, bertujuan agar perhitungan diakhiri laporan sesuai dengan yang telah
dipergunakan dan sebagai bukti bahwa adanya transaksi. Hasil transaksi yang
dilakukan seorang produser dapat dijelaskan secara tertulis berupa scrip breakdown
budgeting, bertujuan agar lebih jelas dan transparan.
e) Mengelola Narasumber
Dalam kegiatan menghadirkan narasumber, penulis bertugas untuk melakukan
perjanjian wawancara untuk memenuhi pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara
harus dipersiapkan sebelum shooting agar mampu mendapatkan jawaban sesuai
dengan yang dibutuhkan. Oleh karena itu, produser dan penulis naskah harus
memahami karakter yang akan menjadi narasumber.
3.1.2. Produksi
Produksi adalah upaya mengubah naskah menjadi audio video (AV).
Produksi berupa pelaksanaan perekaman gambar (taping) atau siaran langsung (live).
Rusman Latief (2017:152)
Pada tahapan ini merupakan tahap pengambilan gambar atau disebut dengan
shooting baik di indoor maupun outdoor. Penulis mempunyai peran yang besar
ditahapan produksi, karena penulis merupakan kepala produksi, penulis juga yang
menyusun anggaran produksi sampai pasca produksi.
14
Penulis memonitoring kegiatan produksi, membuat keputusan dan
memberikan arahan kepada tim. Penulis juga membuat agenda shooting dan
mengatur keuangan mengenai kebutuhan yang dibutuhkan pada saat produksi.
Saat pelaksanaan produksi, penulis melakukan ceklis agenda syuting harian
sebelum berangkat ke lokasi produksi, dan melakukan evaluasi setiap kali selesai
syuting bersama tim, untuk mengatahui masalah yang dihadapi oleh masing masing
kru saat proses produksi dan menentukan lokasi yang akan di datangi esok hari untuk
pengambilan gambar selanjutnya.
3.1.3. Pasca Produksi
Pasca produksi adalah tahapan akhir dari proses produksi program sebelum
on air. Dalam tahapan pasca produksi program yang sudah direkam harus melalui
beberapa proses, diantaranya editing offline, online, insert graphic, narasi, effect
visual, dan audio serta mixing. Rusman Latief (2017:155)
Pada tahapan ini penulis selaku produser akan meninjau kembali hasil selama
produksi dan mengevaluasi hasil kerja kru. Karena proses editing menentukan hasil
akhir dari rangkaian produksi, pasti akan menimbulkan interpretasi/yang berbeda
antara editor dan sutradara. Disini lah peran penulis dibutuhkan sebagai penegah agar
hasil dari editing sesuai dengan realita dan mendapatkan kualitas orientasi benar
serta memenuhi kebijakan yang pada intinya.
3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab Produser
Peran dan tanggung jawab produser menurut Rusman Latief (2017:105)
“Seorang produser bertanggung jawab atas segala yang dilakukan, menyelesaikan
pekerjaan hingga akhir”. Produser memiliki peran dan tanggung jawab yang penting,
diperhatikan pada saat pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Produser juga
harus memastikan setiap setiap proses produksi berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan target yang diinginkan.
15
Adapun peran dan tanggung jawab produser dari apa yang penulis kerjakan
yaitu menentukan kru, karena ditahap ini yang pertama kali penulis lakukan karena
kru yang akan nanti membatu jalannya proses produksi. Selanjutnya penulis mencari
dan menentukan ide, ditahap mencari dan menentukan ide penulis mengadakan rapat
bersama kru untuk menentukan ide yang akan dipilih karena ada beberapa individu
yang mengajukan ide maka dari itu penulis mengadakan rapat. Setelah mendapatkan
ide penulis menyusun desain produksi untuk ide desain program dokumenter yang
telah disepakati sebelumnya. Setelah itu penulis menyusun anggaran yang akan
dikeluarkan dalam produksi ini, mengurus perizinan, melakukan riset dan mencari
narasumber.
Selanjutnya penulis menyediakan peralatan yang akan digunakan dan
perlengkapan kebutuhan produksi. Di tahap produksi penulis mengawasi atau
memonitoring dalam pelaksanaan produksi. Setelah itu, melakukan evaluasi di setiap
selesai nya produksi dan mendengarkan laporan dari semua kru. Ditahap pasca
produksi penulis meninjau hasil pengambilan gambar dan memonitoring jalannya
editing.
3.1.5. Proses Penciptaan Karya
a) Konsep Kreatif
Seiring berkembangnya zaman dan berkembangan pola pikir manusia, banyak
tayangan televisi yang kualitasnya sudah baik, tetapi tidak jarang juga ada program
televisi yang tidak mengandung positif didalam tayangannya. Karena persaingan
rating yang ketat diantara stasiun televisi, banyak stasiun televisi yang hanya
memikirkan keuntungan pribadi tanpa memikirkan kualitas dari program itu sendiri.
Berbagai tekhnik dipadukan untuk menghasilkan hasil yang maksimal dalam
program dokumenter “Satu Tujuan Bukan Berarti Satu Arah”. Berbagai konsep
kreatif dari masing masing pemikiran kru disatukan. Tayangan program yang
mengedukasi tetapi ringan agar mudah diterima oleh penonton itu lah tujuan dari
konsep kreatif.
b) Konsep Produksi
Produser/penulis pada tahap ini hanya mematangkan konsep yang sebelumnya
sudah disepakati agar ter-realisasi kan dengan baik. Sangat jelas bahwa schedule
16
yang sudah disiapkan sangat membantu dalam proses produksi agar sesuai dengan
konsep yang sudah dirancang sebelumnya.
c) Konsep Tekhnik
Dalam proses produksi ini banyak berdiskusi kru mengenai alat yang akan
digunakan selama shooting. Menyesuaikan dengan kemampuan kameramen tim
kami menggunakan kamera Sony VG30. Karena lensa dari kamera Sony VG30 yang
dapat diubah ubah menjadi keuntungan tersendiri.
Penulis memberikan sepenuhnya kepercayaan kepada sutradara mengenai
visualisasi dari konsep yang sudah diberikan. Semua hasil dari pengambilan gambar
disortir untuk memudahkan editor memilih kualitas gambar terbaik.
3.1.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Berikut adalah kendala yang dialami saat produksi program dokumenter “Satu
Tujuan Bukan Berarti Satu Arah” dan cara mengatasinya :
1. Kendala : Pada saat melakukan riset, ada sebagian narasumber yang
menolak diminta keterangan tentang tema yang akan kami ambil dengan
alasan sibuk tidak punya waktu.
Solusinya : Mencari lagi narasumber yang lain yang bisa untuk diminta
keterangan dan mau membantu produksi “Satu Tujuan Bukan Berarti Satu
Arah”
2. Kendala : Pada saat mau tanggal produksi narasumber yang kami temui
tidak bisa dihubungi
Solusinya : Mencari kembali narasumber yang lain yang bisa diminta
keterangan dan mau membantu produksi
3. Kendala : Pada saat pengambilan gambar wawancara salah satu
narasumber audio tidak tersimpan
Solusinya : Kami melakukan pengambilan gambar wawancara ulang
17
3.1.7. Lembar Kerja Produser
1. Konsep Program
2. Working Schedule
3. Breakdown Budget
4. Shooting Schedule
5. Call Sheet
6. Equipment List
18
Konsep Program
Dalam membuat sebuah konsep sebuah program tidak lah mudah, penulis
disini mencoba menggunakan konsep yang bermanfaat yang ringan untuk di
mengerti dan menyenangkan untuk dilihat. Dokumenter ini menceritakan tentang
fenomena penggunaan sistem satu arah yang diberlakukan di kota Bogor.
Sebagai pihak yang netral tim mencari konflik yang timbul dari fenomena
itu tanpa menjadi pihak pro ataupu kontra terhadap pihak manapun. Visualisasi yang
dari keadaan fenomena sistem satu arah itu sendiri kami sisipkan agar lebih menarik
minat penonton dan juga memberikan gambaran nyata tentang keadaan fenomena
sistem satu arah itu.
Dengan dibuat program dokumenter TV ini, penulis ingin menceritakan
tentang keadaan yang sebenarnya yang di rasakan oleh masyarakat tentang
pemberlakuan sistem satu arah ini karena tidak semua masyarakat di kota Bogor
khususnya merasakan fenomena ini dengan keuntungan tetapi ada sebagian
masyarakat merasakan kerugian yang didapatnya setelah pemberlakuan sistem satu
arah ini.
19
Tabel III. 1
WORKING SCHDULE
Judul : SATU TUJUAN BUKAN BERARTI SATU ARAH Penulis Naskah : Arif Juliantoro
Produser : Gagah Bagas Prakoso Penata Kamera : Akhmad Dwicahyo
Sutradara : Arif Juliantoro Editor : Ananda Faisal Risky
No
Tahap
Aktivitas
Target Per Minggu
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pembentukan Kelompok
2 Penemuan Ide
3 Pengembangan gagasan
20
4
Riset Data
5 Pengajuan Tema Kepada
Dosen
6 Pengembangan Konsep
7 Riset Lokasi
8 Pembuatan Proposal dan
Desain Produksi
9 Pengajuan Proposal dan
Desain Produksi
10
Persiapan Shooting
11 Shooting
12 Evaluasi Produksi
13
Editing
14 Penyelesaian Laporan
Produksi
21
Tabel III.2.
Breakdown Budget
Production Company : Bujang Production
Project Title : Satu Tujuan Bukan Berarti Satu Arah
Duration : 24 Menit
Produser : Gagah Bagas Prakoso
No Item Unit Rate Amount Notes
Pra Produksi
1. Print Panduan Rp. 30.000,-
2. Riset Rp. 200.000,-
3. Tinta Printer 1 Rp. 50.000,-
Total Rp. 280.000,-
ProduksiAlat
6. Sony Vg30 +
Lensa Adapter
1 Rp. 200.000,-x 7
day = Rp
1.400.000,-
7. Lensa 24.70 1 Rp. 150.000,- x 3
day = Rp.
450.000,-
8. Clip On Wireless
Sennheiser 112P
1 Rp 125.000 x 4
day = Rp.
500.000,-
9. LED Viltrox
Digital 20 inch
1 Rp. 100.000,- x 3
day = Rp.
100.000,-
10. Tripod GH 04 1 Rp. 50.000 x 4
day = Rp.
150.000,-
22
11. Drone DJI Spark 1 Rp. 350.000 x 1
day = Rp.
350.000,-
12. Go Pro Hero 6 1 Rp. 100.000,-
Total Alat Keseluruhan Rp. 2.850.000 x
50% =
Rp 1.425.000,-
Produksi Unit
12. Transportasi Rp. 1.000.000,- 7 Hari
13. Konsumsi Rp. 200.000 x 7
day = Rp.
1.400.000
14. Narasumber Rp. 850.000,- 4 Orang
15. Baterai 2 Rp. 50.000,- 2 pcs isi 6
baterai
Total Keseluruhan Rp. 3.300.000
Pasca Produksi
16. Cartidge Tinta
Printer
2 Rp. 320.000,-
17. Kertas 3 Rp. 165.000,-
18. Tinta Cartridge 4 Rp. 75.000,-
19. Soft Cover 3 Rp. 105.000,-
20. Hard Cover 3 Rp. 150.000,-
Total Keseluruhan Rp. 815.000,-
23
Table III.3.
SHOOTING SCHEDULE
Production Company : Bujang Production Produser : Gagah Bagas
Project Title : Satu Tujuan Sutradara : Arif J
Bukan Berarti Satu Arah
Durasi : 24 Menit Penulis : Arif J
No Hari dan Tanggal Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan
1.
Kamis, 23 Mei 2019
01.00 – 02.00 Pengambilan alat di Cipete
08.00 – 08.30 Breafing
08.30 – 09.00 Menuju lokasi narasumber
09.00 – 12.00 Pengambilan gambar
narasumber
12.00 – 12.30 Istirahat
12.30 – 15.00 Pengambilan gambar
narasumber
15.00 – 17.00 Pengambilan stok shoot
17.00 – 17.30 Beres –beres alat
17.30 Pulang dan pengembalian alat
2
Senin, 25 Mei 2019
01.00 – 02.00 Pengambilan alat di Cipete
08.00 – 08.30 Breafing
08.30 – 09.00 Perjalanan menuju tempat
pengambilan stok shoot
09.00 – 11.30 Pengambilan stok shoot
11.30 – 12.30 Istirahat
12.30 – 14.00 Pengambilan gambar
narasumber
14.00 – 16.30 Pengambilan stok shoot
16.30 – 17.00 Beres – beres alat
17.00 Pulang dan pengembalian alat
3
Minggu, 16 Juni 2019
01.00 – 02.00 Pengambilan alat di Cipete
08.00 – 08.30 Briefing
08.30 – 09.00 Perjalanan menuju tempat
pengambilan stok shoot
09.00 – 11.00 Pengambilan stok shoot
11.00 – 13.00 Istirahat
13.00 – 16.00 Pengambilan gambar
narasumber
24
16.00 – 16.30 Beres – beres alat
16.30 Pulang
08.30 – 09.00 Briefing
09.00 – 09.30 Perjalanan menuju tempat
pengambilan stok shoot
4 Senin, 17 Juni 2019 09.30 – 11.30 Pengambilan stok shoot
11.30 – 13.00 Istirahat
13.00 – 16.00 Pengambilan stok shoot
16.30 – 17.00 Beres – beres alat
17.00 Pulang dan pengembalian alat
01.00 – 02.00 Pengambilan alat di Cipete
08.00 – 08.30 Briefing
08.30 – 09.00 Perjalanan menuju tempat
pengambilan stok shoot
5 Kamis, 20 Juni 2019 09.00 – 11.00 Pengambilan stok shoot
11.00 – 13.00 Istirahat
13.00 – 16.00 Pengambilan stok shoot
16.00 – 16.30 Beres – beres alat
16.30 Pulang
08.00 – 08.30 Breafing
08.30 – 09.00 Perjalanan menuju tempat
pengambilan stok shoot
09.00 – 11.30 Pengambilan stok shoot
6 Jumat, 21 Juni 2019 11.30 – 12.30 Istirahat
12.30 – 14.00 Pengambilan gambar
narasumber
14.00 – 16.30 Pengambilan stok shoot
16.30 – 17.00 Beres – beres alat
17.00 Pulang dan pengembalian alat
01.00 – 02.00 Pengambilan alat di Cipete
08.00 – 08.30 Briefing
08.30 – 09.00 Perjalanan menuju tempat
pengambilan stok shoot
7 Minggu, 23 Juni 2019 09.00 – 11.00 Pengambilan stok shoot
11.00 – 13.00 Istirahat
13.00 – 16.00 Pengambilan stok shoot
16.00 – 16.30 Beres – beres alat
16.30 Pulang
25
Table III.4.
CALL SHEET
Production Company : Bujang Production
Project Title : Satu Tujuan Bukan Berarti Satu Arah
Produser : Gagah Bagas Prakoso
Sutradara : Arif Juliantoro
Kru Produksi
No Nama No Telepon Jabatan
1. Gagah Bagas Prakoso 087886906773 Produser
2. Arif Juliantoro 082280339732 Sutradara/Penulis
Naskah
3. Akhmad Dwicahyo 081369993362 Kameramen
4. Ananda Faisal Rizky 08977037060 Editor
Narasumber
1. Atta Suparta Supir Angkutan Kota
2. Iptu Budi Suratman S,H Karnitur Rajawali
Polresta Bogor Kota
3. Ipda Susilo S,H Kasupni Turjawali
Polresta Bogor Kota
4. Harry DLLAJ
5. Agus Pengguna Jalan
6. Syarif Ojek
26
Table III.5
EQUIPMENT LIST
Production Company : Bujang Production
Project Title : Satu Tujuan Bukan Berarti Satu Arah
Durasi : 24 Menit
Produser : Gagah Bagas Prakoso
Sutradara : Arif Juliantoro
Penulis : Arif Juliantoro
No Nama Seri Jumlah Keterangan Ok/No
1. Kamera Sony +
Memory
VG 30 2 Sewa Ok
2. Lensa Canon 24.70 mm 1 Sewa Ok
3 Lensa Kit Canon 18.55 mm 1 Punya
sendiri
Ok
3. Clip On Wireless Sennheiser
112P
1 Sewa Ok
4. LED 20 inch Viltrox 1 Sewa Ok
5. LED 10 inch Viltrox 1 Punya
sendiri
Ok
5. Tripod GH 04 1 Sewa Ok
6. Monopod Manfrotto 1 Punya
sendiri
Ok
7. Drone DJI Spark 1 Sewa Ok
8. Go Pro Hero 6 Go Pro 1 Sewa Ok
27
3.2. Proses Kerja Sutradara
Menurut Naratama ( 2013:16 ) “ Sutradara Televisi adalah seseorang yang
menyutradarai program acara Televisi yang dilihat dalam proses kreatif dari pra hingga
pasca produksi, baik untuk Drama maupun Non-drama dengan lokasi di indoor maupun
outdoor , dan menguasai sistem produksi single dan multi-camera”.
Seorang sutradara harus memiliki ide-ide yang kreatif dari pra hingga pasca
produksi dan mempunyai pertanggung jawaban terhadap kualitas gambar yang dilihat
dilayar televisi, dan terlihat secara proses kreatif dari pra produksi sampai dengan pasca
produksi. Fungsi atau peran sutradara dinilai yang mengatur talent atau narasumber
termasuk dialognya saat diwawancara,bahkan dalam suatu produksi non-drama pun
diperlukan sedikit rekayasa adegan untuk menciptakan bahasa gambar yang lebih kuat.
Menurut Indah Rahmawati & Dodoy Rusnandi ( 2011:57 ) “Seorang Sutradara
harus selalu berkoordinasi dengan Produser dalam melaksanakan tugasnya”.
Diantaranya bagaimana menterjemahkan naskah menjadi sebuah gambar yang bagus
saat produksi nanti, mengatur latihan berbicara para narasumber agar disaat kamera on
narasumber tidak gugup, mengarahkan proses shooting, menentukan cakupan kamera
dan sudut pengambilan gambar dan sebagainya. Sutradara akan sangat menentukan
kelancaran proses shooting.
3.2.1. Pra Produksi
Menurut Brillianto K. Jaya (2016:114) saat pra produksi. Baik program drama
maupun program non-drama wajib hadir dalam rapat teknis. Dirapat ini produser
membeberkan konsep yang diinginkannya. Sebagai jembatan kepada crew teknis.
Sutradara menjadi tangan kanan produser karena sutradara akan menjabarkan konsep
dalam bentuk breakdown teknis, mulai dari konsep lighting, maupun blocking kamera.
Pada saat pra produksi Sutradara bersama tim melakukan rapat untuk
menentukan ide kreatif sampai menentukan biaya yang harus di keluarkan agar
menjadi acuan pada saat produksi. Pada saat pra produksi seluruh anggota BUJANG
Production melakukan rapat beberapa kali untuk menentukan ide cerita yang akan
diambil dari project ini , akhirnya kami mendapatkan ide yang akan kami ambil yaitu
Jalur SSA yang ada disekitaran istana Presiden yang ada dibogor, dan dalam rapat ini
kami juga memikirkan alat-alat apa saja yang akan kami gunakan untu produksi
nantinya, produser dan sutradara menanyakan kepada crew lainnya, alat-alat apa saja
28
yang akan digunakan, barulah list alat apa saja yang harus kami sewa, adapun alat yang
kami gunakan pada saat produksi yaitu, Kamera Sony VG30 berserta tripod, lensa
18/55 dan 24/70, lighting LED VILTROX light panel 20 inch dan 10 inch , clipon
Sennheiser , dan alat-alat itu kami sewa rental. Menjelang shooting ada rapat kembali
untuk melihat kembali list alat. Ini dilakukan untuk menghindari tertinggalnya barang
yang ada didalam list karena terlupa ketika eksekusi akan dilakukan. Misalnya,
seharusnya ada clipon wireless, ternyata yang tersedia hanya hand mic, atau lensa sudut
lebar ( wide lens ) yang sudah disewa jauh-jauh hari, ternyata lupa dibawa dari rumah.
Diantaranya meliputi penulis naskah, menentukan jadwal pengambilan gambar,
mencari lokasi, menyusun anggaran biaya, mencari calon narasumber, mengurus
perizinan, menentukan staf dan kru produksi, mengurus penyewaan peralatan yang
dibutuhkan saat shooting dan juga persiapan produksi, pasca produksi serta persiapan-
persiapan lainnya.
Tahapan yang dilakukan untuk merencanakan produksi film “SATU TUJUAN
BUKAN BERARTI SATU ARAH”
a. Penentuan ide cerita
Langkah awal untuk sutradara adalah menemukan dan menentukan ide cerita
dengan team. Setelah ide ditemukan peran sutradara adalah memikirkan dan
mengembangkan ide yang sudah dipikirkan dan dibuat bersama-sama tadinya dan
barulah sutradara bekerjasama dengan penulis naskah untuk membuat ide cerita yang
dihasilkan tadi menjadi lebih menarik saat akan ditayangkan.
b. Survey lokasi
Pada tahapan ini sutradara ikut bersama team ke tempat lokasi yang akan dijadikan
tempat shooting pada saat produksi nanti yaitu dirumah supir angkot dan sekitaran jalur
SSA yang ada dibogor. Sutradara mulai membayangkan dan menentukan sudut
pengambilan gambar. Dalam hal ni lokasi yang akan di ambil adalah jalanan , rumah
serta kantor aparat pengatur lalu lintas. Dari hasil survey sutradara sudah ada bayangan
gambar-gambar apa saja yang perlu diambil pada saat produksi nanti. Pada saat survey
lokasi kami menghabiskan waktu kurang lebih satu minggu, agar benar-benar
menghasilkan film yang sempurna.
29
c. Pembuatan Director Treatment
Menurut Naratama (2013:112) “Treatment harus dibuat se-detail mungkin agar
tidak terjadi kesalahan yang mendasar”. Setelah ide ditemukan , naskah sudah dibentuk
dan lokasi shooting didapat, sutradara membuat director treatment untuk acuan pada
saat produksi nantinya.
Dalam pembuatan Director Treatment sutradara mengambil ancang-ancang dan
sudah ada gambaran bagaimana pengambilan gambar yang diambil dan director
treatment sebagai pedoman jalannya produksi.
3.2.2. Produksi
Menurut Naratama ( 2013:46 ) “Seorang sutradara televisi harus siap
menjalankan tugas sebagai penasehat. Teknis Produksi baik untuk produksi single
maupun muli-camera. Kemampuan teknis ini harus didukung dengan pengetahuan dan
wawasan broadcast yang memadai, mulai dari unsur video, unsur audio, unsur tata
cahaya, hingga unsur peralatan editing untuk pasca-produksi”.
Pada tahapan ini dimana segala sesuatu yang telah dipersiapka ditahap pra
produksi secara total harus dieksekusi atau saatnya untuk melakukan shooting,
kelancaran pada saat produksi tergantung pada kekompakan team dan kerjasamanya
saat dilapangan. Sebagai sutradara diperlukan peran kebijaksanaanya dalam
menghadapi kendala-kendala yang terjadi saat di lapangan agar proses produksi
tersebut berjalan dengan mulus.
Pada saat produksi berlangsung sutradara didampingi penulis naska. Sutradara
dan penulis naskah berkerjasama agar pada saat produksi berjalan dengan baik.
Sutradara bertanggung jawab atas pengambilan sudut gambar, memberikan arahan
kepada narasumber, dan penulis naskah dituntut sutradara untuk mengeluarkan
kreatifitas dalam seni audio visual. Bagus atau tidaknya sebuah karya yang di buat
tergantung dari ide ceritanya dan cara pengemasannya.
Ditahap ini sutradara mengumpulkan semua crew pada H-1 untuk
mempertanyakan persiapan anggota crew untuk produksi nanti dan kami juga langsung
mendatangkan rumah narasumber pada malam hari sebelum produksi besok dimulai,
bahwa kami akan mulai mewawancarai narasumber besok pagi dan pada saat produksi
dimulai sutradara beserta crew lainnya berangkat dari rumah jam 07.00 WIB dan
setelah sampai dilokasi shooting kami langsung mulai mengeluarkan kemampuan kami
30
untuk mengeksekusi alat-alat dan lain-lain. Setelah shooting selesai sutradara langsung
meminta kepada seorang cameraman untuk memindahkan video yang tadi diambil
dipindahkan ke laptop agar data-data yang tadi diambil aman atau tidak ada kendala.
Setelah produksi selesai sutradara sudah memiliki gambaran untuk filmnya yang akan
diedit ditahap pasca produksi nantinya.
3.2.3. Pasca Produksi
Menurut Naratama ( 2013 : 262 ) “Proses penyelesaian akhir dari produksi.
Biasanya istilah ini digunakan pada proses editing. Disaat pasca produksi sutradara
berkolaborasi dengan editor untuk menata film tersebut Proses ini adalah tahap akhir
dalam suatu proses produksi. Editing adalah tahap dalam hal ini, sekalipun editing
dilakukan pada tahap pasca produksi namun seluruh keperluan untuk proses ini sudah
dirancang dan dipersiapkan semenjak tahapan pra produksi.
Pada tahap ini sutradara mulai memeriksa video mana yang bagus dimasukan
dan video mana yag tidak bagus dimasukan, sutradara pula mendampingi editor untuk
menyatukan video-video yang didapat pada saat produksi, disaat proses editing
sutradara dan editor melihat video yang mana saja perlu ditambah stockshot agar video
itu menarik dan tidak bosan ditonton. Dan sutradara beserta editor memikirkan
backsound manakah yang cocok untuk video yang kami buat ini, sutradara juga
berdampingan dengan penulis naskah bagaimana urutan video yang akan diedit. Dan
setelah video jadi sutradara me-review video tersebut apa saja yang menurut sutradara
kurang dalam video itu, maka seluruh crew dilibatkan untuk mengambil kekurangan
dari video tersebut.
3.2.4. Peran dan Tanggung Jawa Sutradara
Menurut Indah rahmawati & Dodoy Rushnandi ( 2011:56 ) “Tanggung jawab
Sutradara adalah untuk mengawasi aspek kreatif dari program acara atau film dibawah
produser. Pembuatan film, mengembangkan visi tersebut saat proses produksi film.
Sutradara mempunyai wewenang dalam memutuskan bagaimana acara tersebut akan
berjalan”
31
Peran Sutradara adalah orang yang menentukan bagaimana suatu treatment yang akan
di ambilnya nanti pada saat produksi berlangsung. Jadi sutradara bertindak sebagai otak dari
segalanya film tersebut dan sutradara juga sebagai seniman kreatif. Sutradara juga berperan
membimbing dan mengawal crew dan para narasumber yang nanti akan masuk ke dalam
frame, semua itu dilakukannya dengan kreativitas yang dimilikinya. Sutradara adalah orang
yang bertanggung jawab atas aspek-aspek kreatif pembuatan film, baik interpretatif maupun
teknis dan sutradara harus mampu menggerakan seluruh kerabat atau crew-nya pada saat pra
produksi, produksi dan pasca produksi. Selain ikut terlibat dalam pra produksi, produksi
maupun pasca produksi, Sutradara juga bertanggung jawab untuk mengatur cahaya dan audio
visual lainnya agar film yang dihasilkan sangat memuaskan di mata penonton.
3.2.5. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Menurut Rusman Latief ( 2015:128 ) “Kreatif adalah istilah yang digunakan pada
produksi siaran televisi hiburan nondrama, yaitu orang yang bertugas mencari ide,
mengumpulkan fakta dan data, menuangkan dalam bentuk konsep, naskah, rundown,
dan mendampingi pengisi acara dalam pelaksanakan produksi”
Setelah kru melakukan riset, membutuhkan persiapan matang untuk pengambilan
tempat dan pengambilan gambar yang baik, bahwa program dokumenter ini membuat
film yang di ceritakan oleh pendapat narasumber. Alur cerita dibuat dari ruang lingkup
seputaran SSA yang dibuat oleh pemerintah kota Bogor, lalu cerita ini dikemas
semenarik mungkin agar penonton tidak mudah bosan saat menonton film ini.
b. Konsep Produksi
Konsep yang dikerjakan saat dilokasi produksi berdasarkan sebuah treatment yang
telah dibuat. Dimulai dari cara pengambilan gambar yang bagus dan nanti alur cerita
yang telah dibuat akan disatukan di tahap editing pada saat tahap pasca produksi nanti.
Pada saat produksi sutradara mengarahkan juru kamera untuk mengambil gambar yang
menurut sutradara menarik dan bagus dan juru kamera dituntut sutradara mengambil
stockshot dan establish jalanan dan lainnya. Hal ini dilakukan agar membuat sebuah
32
film dokumenter ini menjadi dinamis dalam hal perpindahan gambar dari suatu tempat
ke tempat yang lainnya.
c. Konsep teknis
Pada saat pra sampai dengan pasca produksi, Sutradara berperan sebagai otak dari
segalanya, sutradara mengeluarkan ide-ide kreatif yang dimilikinya agar cerita yang
dibuat penulis naskah lebih bisa berkembang lagi dan film yang dihasilkan jadi lebih
sempurna. Pada saat editing sutradara berkerjasama dengan editor untuk memasukan
shot mana yang pantas dimasukan dan tidak pantas dimasukan. Kemudian sutradara
membantu editor sampai tahap finising audio visual yang sempurna.
3.2.6. Kendala Produksi Dan Solusinya
Berikut adalah kendala yang dialami saat produksi program dokumenter “Satu
Tujuan Bukan Berarti Satu Arah” dan cara mengatasinya :
1. Kendala : Soal menentukan tema yang akan diambil.
Solusinya : Membimbing penulis naska dan kru lain untuk berfikir lebih
dalam lagi dan bertukar pikiran atau bertukar otak untuk menentukan tema
yang di ambil, sebelum memkirikan tema yang akan di ambil sutradara dan
seluruh kru melihat sekeliling yang ada di sekitar lingkunganya,
menentukan ide ini mungkin cukup lama namu dalam langka ini di lakukan
dengan sangat matang agar tema yang di hasilkan bisa menarik dan bisa
banyak di sukai penonton.
2. Kendala : Tentang Perizinan tempat shooting.
Solusinya : Kami berkordinasi lagi dengan dosen pembimbing dan seluruh
kru tentang perizinan ini dan kami mengambil langkah lain untuk mencari
tempat lain yang bisa dijadikan tempat shooting.
3. Kendala : Mencari narasumber yang akan di wawancara.
Solusinya : Kami beserta kru mencari narasumber yang masuk dalam
kriteria yang kami inginkan dan kami mencari narasumber sampai ke
plosok kota Bogor.
4. Kendala : Kelalaian yang sering terjadi pada saat produksi.
Solusinya : Sutradara dan produser bertanggung jawab soal hal kelalaian
33
yang sering terjadi pada saat produksi, hal ini sering terjadi karena keluar
dari pribadi diri sendiri , dan kami menegur dan menasehati crew tersebut.
5. Kendala : Jadwal shooting yang berubah harinya.
Solusinya : Dalam hal ini adalah menanyakan ke crew apakah ada solusi
lain setelah adanya pergantian hari, jika ada solusi kami mengambil langka
lain agar tidak hampa, kenapa tidak hampa karena peralatan shooting sudah
disewa jadi lebih baik memanfaatkan alat-alat yang sudah disewa hari ini,
misalnya mengambil stokshoot atau lain-lain yang harusnya akan diambil
dihari berikunya kami tukar atau rolling menjadi hari ini.
6. Kendala : Penolakan dari narasumber yang ingin di wawancarai.
Solusinya : Hal ini sangat sering terjadi, solusinya adalah kami sudah
mencari narasumber lain yang benar-benar waktunya siap untuk
diwawancara dan kami juga sudah menyiapkan narasumber cadangan.
7. Kendala : Kekurangan stokshoot .
Solusinya : Hal ini terjadi disaat pembuatan film kami solusinya, kami
tetap mengambil stokshoot lagi sebanyak-banyaknya agar hal ini tidak
terulang kembali.
34
3.2.7. Lembar Kerja Sutradara
1. Sinopsis
2. Treatment
3. Director Of Shoot
35
Sinopsis
Bogor adalah kota yang nyaman, aman, tentram, damai dan harmonis. Jika
mendengar kata BOGOR yang terlintas didalam pikiran adalah udara bersih nan
sejuk dan masyarakatnya terkenal akan keramahtamahannya. Di balik semua itu
berkat Pemerintah dan masyarakatnya yang sangat antusias untuk merawat dan
menjaga keindahan kota Bogor. Tetapi dibalik itu semua Kota Bogor juga memiliki
pro dan kontra akibat adanya kebijakan yang di berlakukan Pemerintah Kota Bogor.
Sejak Tahun 2016 Pemerintah Kota Bogor memberlakukan kebijakan SSA
(Sistem Satu Arah) atau sering disebut “Oneway”. Tujuan utama dari kebijakan itu
agar Bogor lebih indah nyaman dipandang oleh masyarakat kota Bogor dan
wisatawan lokal atau interlokal.Tetapi dari kebijakan itu ada dampak positif dan
negatifnya. Dampak positifnya adalah penataan kota jadi semakin indah dan rapih ,
berkendara jadi lebih tertib berkendara, banyak wisatawan dari luar kota yang datang
atau berkunjung ke kota ini, tetapi dampak negatifnya adalah ada salah satu warga
kota Bogor yang mengeluh dengan adanya kebijakan SSA ini, warga yang mengeluh
itu adalah salah satu supir angkutan umum nomor 013, banyak kerugian yang
dialaminya mulai dari sainganya yang bertambah, penghasilan yang berkurang,
biaya bahan bakarnya yang bertambah, kesejahteraan keluarganya yang kurang baik
serta biaya setoran yang setiap harinya kurang.
36
Treatment Pengambilan Gambar
1. Establish Keindahan Kota Bogor
a) Stock shot Tugu kujang
b) Stock shot lapangan SEMPUR
c) Stock shot Rusa di dalam istana
d) Stock shot suasana di sekitaran istana Bogor
2. Wawancara DLLAJ
a) Stock shot detail Pergerakan dari narasumber
b) Stock shot di sekitaran pos DLLAJ
c) Wawancara Narasumber
3. Wawancara Polisi lalu lintas
a) Stock shot detail dari pergerakan narasumber
b) Stock shot disekitaran narasumber
c) Establish sekitaran pos polisi lalu lintas
d) Establish polisi yang sedang mengatur jalan
e) Wawancara Narasumber
4. Establish jalanan SSA
a) Stock shot suasana sekitar jalan
b) Stock shot pengendara yang melewati SSA
c) Stock shot Kemacetan di sekitaran SSA
d) Stock shot kemacetan penuh dengan angkot
e) Stock shot Presiden dan rombongan lewat alur SSA
5. Wawancara masyarakat
a) Stock shot detail dari narasumber
b) Wawancara narasumber
6. Wawancara supir angkot yang dirugikan
a) Stock shot keadaan rumah supir angkot
b) Stock shot suasan sekeliling rumah
c) Stock shot kegiatan yang ada didalam rumah
d) Wawancara supir angkot
37
Treatment Naskah
EXT. Kota Bogor
Mengambil gambar keindahan dan kenyamanan kota Bogor dan aktifitas
masyarakat yang dilakukan setiap harinya
EXT.Pinggir Jalan
Pengambilan gambar suasana jalanan yang ada disekitaran SSA
INT.Dalam ruangan pos Polisi
Menceritakan apa tujuan dari kebijakan SSA ini, dan stockshot suasana yang ada di
dalam ruangan tersebut
EXT. Di luar pos DLLAJ
Menceritakan pendapatnya dan tujuannya dari SSA ini dan stockshot suasana
disekitaran pos
EXT. Di Pinggir Jalan
Pengambilan gambar pendapat masyarakat mengenai SSA dan Stockshot detail
narasumber tersebut
EXT. Pinggir Jalan Daerah Sempur
Mengambil gambar saat mewawancarai ojek online dan suasana disekitar
EXT. Di jalanan SSA
Mengambil gambar detail keadaan angkot dan suasana jalanan
EXT. Di luar rumah Pak Ata
Pengambilan stock shot suasana sekeliling rumah pak ata
INT. Dalam rumah Pak Ata
Wawancara pak ata dan mengambil suasana dalam rumah pak Ata
EXT. Dalam angkot
Pengambilan stockshot orang yang ada di dalam angkot dan mengambil stockshot
pak ata sedang nyupir dan menghitung duit.
38
Tabel III. 6
Director Of Shoot
Production Company : Bujang Production Sutradara : Arif Juliantoro
Produser : Gagah Bagas Prakoso Naskah : Arif Juliantoro
Project Title : Satu Tujuan Bukan Berarti Satu Arah Durasi : 24 Menit
NO
SHOT
VISUAL
DIRECTION
AUDIO
SHOT SIZE
ANGLE
MOVE
1. 1 MLS Eye Level Still Pengamen menyanyi Audio pengamen
Nyanyi
2. 2 MLS Eye Level Title Down Establish kantor Walikota Bogor VO
3. 3 MS Eye Level Zoom Out Establish petunjuk arah VO
4. 4 LS Eye Level Still Establish rusa di istana bogor VO
5. 5 LS Eye Level Still Establish Taman kebun
raya
VO
6. 6 MCU Eye Level Still Establish lampu taman VO
7. 7 MLS Eye Level Still Establish kereta api VO
8. 8 MS Eye Level Still Establish lampu taman Backsound
39
9. 9 LS Eye Level Still Establish mall Backsound
10. 10 MS Eye Level Still Establish Taman sempur Backsound
11. 11 MCU Eye Level Zoom Out Establish rambu- rambu jalur sepeda
dan pejalan kaki
Backsound
12 12 MS Eye Level Zoom Out Establish rambu-rambu lalu lintas Backsound
13. 13 MLS Eye Level Zoom In Establish jalan Backsound
14. 14 TOP Bird Angle Pan Establish jalan Backsound
15. 15 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
16. 16 MLS Eye Level Still Establish Pos Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
17. 17 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
18. 18 LS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
19. 19 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
20. 20 LS High Angle Still Establish belokan jalan Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
21. 21 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
40
22. 22 LS Low Angle Still Establish mall Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
23. 23 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
24. 2 LS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
25. 25 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
26. 26 MLS Eye Level Still Establish anggota Dishub bekerja Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
27. 27 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
28. 28 LS High Angle still Establish jalan Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
29. 29 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
30. 30 MLS Eye Level Still Establish jalan depan Denpom Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
41
31. 31 MS Eye Level Still Wawancara anggota dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
32. 32 MLS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
33. 33 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
34. 34 LS Eye Level Still Establish kantor Walikota Bogor Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
35. 35 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
36. 36 MLS Eye Level Still Establish anggota Dishub bekerja Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
37. 37 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
38. 38 MCU Low Angle Still Establish rambu-rambu Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
39. 39 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
42
40. 40 MS Eye Level Still Establish angkot nomor 02 Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
41. 41 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
42. 42 MS Eye Level Still Establish puteran jalan Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
43. 43 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Audio Wawancara
Dishub & Ambience
jalanan
44. 44 MCU Low Angle Still Establish logo polisi VO
45. 45 MS Eye Level Pan Left Establish bagian depan pos Polisi VO
46. 46 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
47. 47 MS Eye Level Pan Right Establish ruangan TMC Polresta
Bogor Kota
Audio Wawancara
Polisi
48. 48 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
49. 49 LS Eye Level Still Establish jalan sekitar istana Bogor Audio Wawancara
Polisi
50. 50 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
51. 51 MLS Eye Level Still Establish jalan otista Audio Wawancara
Polisi
52. 52 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
43
53. 53 MS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara
Polisi
54. 54 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
55. 55 ELS Eye Level Still Establish istana Bogor Audio Wawancara
Polisi
56. 56 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
57. 57 LS High Angle Still Establish jalan Tol Audio Wawancara
Polisi
58. 58 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
59. 59 MLS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara
Polisi
60. 60 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
61. 61 ELS High Angle Still Establish jalan Tol Audio Wawancara
Polisi
62. 62 ELS Bird Angle Pan Establish kota bogor Audio Wawancara
Polisi
63. 63 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
64. 64 MLS Eye Level Still Establish Presiden melewati jalan SSA Audio Wawancara
Polisi
65. 65 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
66. 66 MS Low Angle Still Establish jalan Audio Wawancara
Polisi
44
67. 67 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
68. 68 MLS Eye Level Title Down Establish kota Bogor Audio Wawancara
Polisi
69. 69 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
70. 70 MS Eye Level Still Establish petugas Dishub dan
Kepolisian
Audio Wawancara
Polisi
71. 71 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
72. 72 MLS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara
Polisi
73. 73 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
74. 74 MS Eye Level Still Establish tempat kuliner yang ada di
Bogor
Audio Wawancara
Polisi
75. 75 MLS Eye Level Still Establish tempat kuliner yang ada di
Bogor
Audio Wawancara
Polisi
76. 76 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
77. 77 MS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara
Polisi
78. 78 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
79. 79 MS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara
Polisi
80. 80 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
45
81. 81 MLS Eye Level Still Establish jembatan yang menyempit Audio Wawancara
Polisi
82. 82 MLS Eye Level Still Establish kemacetan akibat
penyempitan jembatan
Audio Wawancara
Polisi
83. 83 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
84. 84 MS Eye Level Still Establish jembatan yang menyempit Audio Wawancara
Polisi
85. 85 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
86. 86 MLS Low Angle Still Establish gapura Kebun Raya Bogor Audio Wawancara
Polisi
87. 87 MLS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara
Polisi
88. 88 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
89. 89 MCU Eye Level Still Establish Rusa di istana Bogor Audio Wawancara
Polisi
90. 90 MS Eye Level Still Establish parkiran sekitar Kebun Raya
Bogor
Audio Wawancara
Polisi
91. 91 MLS Eye Level Still Establish pakiran sekitar Kebun Raya
Boor
Audio Wawancara
Polisi
92. 92 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
93. 93 MLS Eye Level Still Establish parkiran sekitar Kebun Raya
Bogor
Audio Wawancara
Polisi
94. 94 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
46
95. 95 MLS Eye Level Still Establish anggota Kepolisian dan
Dishub sedang mengatur lalu lintas
Audio Wawancara
Polisi
96. 96 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
97. 97 LS High Angle Still Establish anggota Kepolisian sedang
mengatur lalu lintas
Audio Wawancara
Polisi
98. 98 MLS Eye Level Still Establish jalan sekitar istana Bogor Audio Wawancara
Polisi
99. 99 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
100. 100 MS Low Angle Still Establish Peta wisata kota Bogor Audio Wawancara
Polisi
101. 101 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
102. 102 MLS Eye Level Still Establish orang sedang bersepeda Audio Wawancara
Polisi
103. 103 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
104. 104 MLS Eye Level Still Establish trotoar untuk orang
berkebutuhan Khusus
Audio Wawancara
Polisi
105. 105 MS Low Angle Still Establish rambu-rambu untuk yang
ada di trotoar
Audio Wawancara
Polisi
106. 106 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
107. 107 MLS Eye Level Still Establish orang yang bersepeda Audio Wawancara
Polisi
108. 108 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
47
109. 109 MS Eye Level Still Establish fasilitas sepeda Audio Wawancara
Polisi
110. 110 MS Eye Level Still Wawanacara Polisi Audio Wawancara
Polisi
111. 111 LS Low Angle Still Establish pembangunan yang ada di
kota Bogor
Audio Wawancara
Polisi
112. 112 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
113. 113 ELS High Angle Still Establish jalan Tol Audio Wawancara
Polisi
114. 114 MLS Eye Level Still Establish Halte Audio Wawancara
Polisi
115. 115 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
116. 116 LS Eye Level Still Establish kantor Walikota Bogor Audio Wawancara
Polisi
117. 117 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
118. 118 MLS Eye Level Still Establish bus Audio Wawancara
Polisi
119. 119 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Audio Wawancara
Polisi
120. 120 LS Low Angle Still Establish gapura pasar Bogor Ambiance jalannan
121. 121 MS Eye Level Still Wawancara Pak Agus Audio Wawancara pak
Agus & Ambiance
jalannan
48
122. 122 MLS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara pak
Agus & Ambiance
jalannan
123. 123 MS Eye Level Still Wawancara Pak Agus Audio Wawancara pak
Agus & Ambiance
jalannan
124. 124 MLS Eye Level Still Establish orang yang menyebrang
jalan
Audio Wawancara pak
Agus & Ambiance
jalannan
125. 125 MLS Eye Level Still Establish orang yang menyebrang
jalan
Audio Wawancara pak
Agus & Ambiance
jalannan
126. 126 MS Eye Level Still Wawancara Pak Agus Audio Wawancara pak
Agus & Ambiance
jalannan
127. 127 LS Eye Level Still Establish kantor Audio Wawancara pak
Agus & Ambiance
jalannan
128. 128 MS Eye Level Still Wawancara Pak Agus Audio Wawancara pak
Agus & Ambiance
jalannan
129. 129 MS Eye Level Still Wawancara Pak Syarif Audio Wawancara pak
Syarif & Ambiance
jalannan
130. 130 MS Eye Level Still Establish jembatan yang menyempit Audio Wawancara pak
Syarif & Ambiance
jalannan
49
131. 131 MS Eye Level Still Wawancara Pak Syarif Audio Wawancara pak
Syarif & Ambiance
jalannan
132. 132 MS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara pak
Syarif & Ambiance
jalannan
133. 133 MS Eye Level Still Wawancara Pak Syarif Audio Wawancara pak
Syarif & Ambiance
jalannan
134. 134 MS Eye Level Still Establish kemacetan Audio Wawancara pak
Syarif & Ambiance
jalannan
135. 135 MS Eye Level Still Wawancara Pak Syarif Audio Wawancara pak
Syarif & Ambiance
jalannan
136. 136 MS Eye Level Still Establish Pak Atta bersalaman dengan
istrinya
VO
137. 137 MLS Eye Level Follow Establish Pak Atta berangkat kerja VO
138. 138 MS Eye Level Still Establish Pak Ataa membersihkan
angkot
VO
139. 139 MLS Eye Level Still Establish angkot Pak Atta VO
140. 140 MS Eye Level Zoom Out Establish depan rumah Pak Atta VO
141. 141 MS Eye Level Still Establish sekitar rumah Pak Atta VO
142. 142 CU Low Angle Still Establish jam di rumah Pak Atta VO
143. 143 MCU Eye Level Still Establish Pak Atta di angkot Audio Wawancara pak
Atta
50
144. 144 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
145. 145 MLS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara pak
Atta
146. 146 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
147. 147 MLS Eye Level Still Establish angkot-angkot Audio Wawancara pak
Atta
148. 148 MLS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara pak
Atta
149. 149 MS Eye Level Handhell Establish orang masuk angkot Audio Wawancara pak
Atta
150. 150 MCU High Angle Handhell Establish Pak Atta menghitung uang Audio Wawancara pak
Atta
151. 151 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
152. 152 MS Eye Level Handhell Establish Pak Atta mengemudi angkot Audio Wawancara pak
Atta
153. 153 CU Eye Level Still Establish nomor trayek angkot Pak
Atta
Audio Wawancara pak
Atta
154. 154 MS Eye Level Hamdhell Establish Pak Atta mengemudi angkot Audio Wawancara pak
Atta
155. 155 MS Eye Level Still Wawanacara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
156. 156 MCU High Anle Handhell Establish Pak Atta menghitung uang Audio Wawancara pak
Atta
157. 157 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
51
158. 158 MS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara pak
Atta
159. 159 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
160. 160 MS Eye Level Title Down Establish ruangan dalam rumah Pak
Atta
Audio Wawancara pak
Atta
161. 161 MCU Eye Level Handhell Establish setir mobil angkot Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
162. 162 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
163. 163 MS Low Angle Still Establish Pak Atta mengemudi angkot Audio Wawancara pak
Atta
164. 164 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
165. 165 MCU High Angle Still Edtablish ruangan dalam rumah Pak
Atta
Audio Wawancara pak
Atta
166. 166 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
167. 167 MLS Eye Level Follow Establish jalan dari dalam angkot Audio Wawancara pak
Atta
168. 168 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
169. 169 MLS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara pak
Atta
170. 170 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
171. 171 LS Eye Level Still Establish anggota Dishub Audio Wawancara pak
Atta
52
172. 172 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
173. 173 LS Eye Level Still Establish angkot-angkot Audio Wawancara pak
Atta
174. 174 MS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara pak
Atta
175. 175 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
176. 176 MCU High Angle Handhell Establish Pak Atta menghitung uang Audio Wawancara pak
Atta
177. 177 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
178. 178 MS Eye Level Title Down Establish depan rumah Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
179. 179 LS High Angle Still Establish angkot-angkot Audio Wawancara pak
Atta
180. 180 MS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara pak
Atta
181. 181 MLS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara pak
Atta
182. 182 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
183. 183 MS Low Angle Still Establish harga-harga bahan bakar Audio Wawancara pak
Atta
184. 184 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
185. 185 MS Eye Level Handhell Establish penumpang membayar tariff
angkot
Audio Wawancara pak
Atta
53
186. 186 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
187. 187 MCU Eye Level Handhell Establish di dalam angkot Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
188. 188 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
189. 189 MS Eye Level Still Establish harga-harga bahan bakar Audio Wawancara pak
Atta
190. 190 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
191. 191 MS Eye Level Handhell Establish Pak Atta mengemudi angkot Audio Wawancara pak
Atta
192. 192 MLS Eye Level Still Establish jalan Audio Wawancara pak
Atta
193. 193 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
194. 194 LS High Angle Still Establish kemacetan Audio Wawancara pak
Atta
195. 195 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
196. 196 MLS Eye Level Still Establish anggota Kepolisian yang
mengatur lalu lintas
Audio Wawancara pak
Atta
197. 197 MS High Angle Still Establish kemacetan Audio Wawancara pak
Atta
198. 198 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
199. 199 MS Eye Level Still Establish angkot-angkot Audio Wawancara pak
Atta
54
200. 200 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Audio Wawancara pak
Atta
201. 201 TOP Bird Angle Pan Establish Tugu Kujang VO
55
Treatment Wawancara
1. Pak Atta sebagai supir angkot yang merasa dirugikan
Menceritakan keuntungan dan kerugian yang dialami supir angkot
yang trayeknya berubah
Menceritakan pendapatan sehari – hari sebelum dan sesudah ada
kebijakan SSA/one way
Apakah SSA ini berdampak pada perekonomia keluarga bapak
Apakah pernah bapak dan teman2 melakukan demo mengenai
kebijakan SSA ini
Menurut bapak kebijakan one way ini sangat efesien apa tidak
Apasih harapan bapak dan teman - teman untuk kebijakan SSA/One
Way ini ?
2. Sat lantas Kota Bogor
Apasih alasan pemerintah membuat kebijakan SSA/one way ini
Sebelum membuat kebijakan SSA/One way ini apakah Pemerintah
ada bayangan efek baik buruknya terhadap masyarakat/pengguna
jalan lainya
Menurut sudut pandang bapak seorang anggota lalu lintas apakah
SSA ini sangat efesien atau tidak
Apakah kebijakan SSA ini akan berjalan terus atau ada plening lain
untuk mengatasi macet kota Bogor ini
Apa harapan bapak kedepannya
3. Wawancara Anggota DLLAJ yang bertugas
Apasih alasan pemerintah membuat kebijakan SSA/one way ini
Sebelum membuat kebijakan SSA/One way ini apakah Pemerintah
ada bayangan efek baik buruknya terhadap masyarakat/pengguna
jalan lainya
Dari kebijakan ini apakah ada pihak yang dirugikan ?
Apakah ada yang demo atau protes dengan kebijakan ini
Apa sudah ada tanggapan dari pemerintah
Apa harapan untuk masyarakat pengguna jalan
56
4. Wawancara masyarakat Bogor
Minta pendapat bapak tentang kebijakan SSA ini
Bapak merasa di untungkan atau di rugikan
Apa harapan bapak untuk kedepannya
5. Wawancara pengemudi ojek online
Boleh minta pendapatnya mengenai kebijakan SSA ini
Mas sendiri merasa dirugikan apa di untungkan dari kebijakan yang di
buat ini
Apa harapan mas mengenai hal ini
3.3. Proses Kerja Penulis Naskah
Menurut Brillanto K. Jaya ( 2016:106 ) Scriptwriter atau Penulis Naskah adalah
seorang professional yang menciptakan sekaligus mengembangkang program acara.
Scriptwriter atau Penulis naskah membuat bagian-bagian cerita menjadi lebih dramatis
dan menarik dari film itu. Naskah adalah ide cerita atau ide dasar yang diperlukan dalam
sebuah produksi dari segala format acara. Kualitas sebuah naskah sangat menentukan
hasil akhir dari sebuah program. Maka dari itu dalam sebuah produksi program ada
pihak yang bertanggung jawab sebagai penulis naskah. Dalam produksi program acara
non drama. Syarat utama seorang penulis naskah adalah mampu membuat atau menulis
sebuah ide cerita. Seorang penulis naskah harus menguasai teknik atau keahlian dalam
penulisan naskah dan memiliki keahlian dalam melakukan wawancara kepada
narasumber. Penulis naskah sangat lah penting perannya dalam pembuatan sebuah film.
Karena apa yang akan divisualkan akan dituangkan oleh penulis naskah dalam film
yang akan dibuat tersebut. Adapun tanggung jawab yang dilakukan oleh penulis naskah
tersebut adalah bertanggung jawab atas isi cerita yang akan disampaikan kepada
penonton agar cerita itu menarik dimata penonton tersebut.
Menurut Andi Fachrudin ( 2012:22 ) “Scripwriter bertugas untuk menulis
narasi yang diperlukan, scripwriter berbeda dengan reporter. Umumnya scripwriter
berbeda digunakan lebih untuk tulisan yang menitikberatkan pada kemahiran dalam
permainan kata.
57
Seorang penulis naskah harus memiliki pengetahuan yang luas untuk
melengkapi segala data yang di perlukan dalam sebuah naskah program acara. Penulis
naskah juga bertugas mendampingi narasumber, memberikan arahan kepada
narasumber. Arahan atau briefing ini dilakukan untuk memberikan gambaran apa saja
yang harus di lakukan ketika sudah on camera atau proses produksi sudah dimulai.
Dalam proses pembuatan karya acara non drama iini melewati 3 tahap, yaitu
pra produksi, produksi dan pasca produksi.
3.3.1. Pra Produksi
Menurut Brillianto K. Jaya ( 2016:107 ) “Sebelum membuat Script, scriptwriter
harus melakukan sejumlah tahapan, mulai dari membuat gagasa dan cerita, sinopsis
atau treatment. Selain itu, scriptwriter juga bertugas meriset, baik riset yang dilakukan
dengan cara membaca buku”.Pada penulis naskah tahap pra produksi merupakan proses
terpenting dalam menciptakan sebuah karya, karena proses pra produksi dapat
dikatakan sebagai ruang kerja bagi penulis naska. Pada proses inilah penulis naskah
mendapatkan ruang dan waktu yang cukup untuk menyajikan suatu naskah yang akan
diolah lebih matang.
Menurut Indah Rahmawati dan Doddy Rusnandi ( 2011:62 ) “Pra produksi
adalah salah satu tahapan dalam proses pembuatan film” Pada saat pertemuan pertama
tim dilakukan, semua anggota crew dibebaskan untuk memberikan ide dan saran untuk
pembuatan program yang nantinya akan diproduksi. Seluruh crew dibebaskan untuk
menuangkan ide dan banyak ide yang muncul baik dari penulis maupun dari crew yang
lain, dan barulah ide tersebut dibuat menjadi naskah film “SATU TUJUAN BUKAN
BERARTI SATU ARAH”.
Setelah melalui beberapa kali pertemua wajib yang team lakukan baru lah muncul ide
yang akan kami ambil yaitu program non-drama film dokumenter yang berjudul
“SATU TUJUAN BUKAN BERARTI SATU ARAH”.
Pada pertemuan pertama team kami dituntut untuk membawa tema yang akan
diambil dalam film kami , pertemuan kedua baru lah kami membawa TOR, setelah
tema sudah ditentukan, penulis naskah dan crew lain melakukan riset langsung
kelapangan dan mencari data-data yang diperlukan untuk pembuatan naskah. Setelah
58
riset penulis naskah mulai melaksanakan tugasnya untuk mempersiapkan konten
perkonten isi cerita didalam sebuah naskah tersebut, seperti membuat sinopsis,
treatment, naska sampai rundownnya. Karena waktu sangat terbatas, maka penulis
segera menyelesaikan naskah untuk produksi nantiya, setelah melalui beberapa kali
revisi sesuai kemauan sutradara dan produser akhirnya ide cerita yang kami dapat
sangat sempurna dan siap untuk produksi.
3.3.2. Produksi
Menurut Rusman Latief dan Yusiatie Utud ( 2017:152 ) “Produksi adalah upaya
mengubah naskah menjadi bentuk audio video”.
Pada tahap produksi penulis tidak banyak berperan, karena seorang penulis
naskah lebih banyak bekerja pada tahap pra produksi, dimana pada saat pra produksi
penulis mengembangkan sebuah ide menjadi naskah yang akan dijadikan acuan semua
anggota team dalam proses produksi.
Penulis harus dapat menerjemahkan naska yang dibuatnya kepada seluru team yang
bertugas, karena naskah tersebut akan menjadi media komunikasi antara satu divisi
dengan divisi lain.
Seorang penulis naskah harus ikut serta dalam melancarkan pengambilan
gambar dan membantu sutradara dalam mengatur setiap pembahasan yang ada disetiap
shot agar sesuai dengan naskah yang telah dibuat. Dapat dikatakan tahapan produksi
menjadi tahapan yang penuh dengan tantangan bagi semua team yang terlibat. Karena
pada tahap inilah team akan melaksanakan semua persiapan yang telah dilakukan pada
tahap pra produksi, penulis harus bekerja sama dengan produser dan sutradara yang
tergabung dalam threeangle system tentang tema dan konten yang akan disajikan.
Penulis naskah juga saling berkesinambung dengan departemen lainnya seperti
cameraman, penata cahaya dan editor.
Sebelum produksi benar-benar dimulai penulis harus melakukan rapat kepada
narasumber, mengingatkan kembali kepada narasumber apa saja yang akan di bahas
nantinya. Dan tidak menutup kemungkinan pada saat proses produksi berlangsung akan
terjadi perubahan naska maupun pertanyaan, tugas penulis harus tetap menjaga agar
topik tidak melenceng dari tema yang sudah ditentukan. Pada tahap ini penulis naskah
berdampingan dengan sutradara untuk memberi pertanyaan kepada narasumber.
59
3.3.3. Pasca Produksi
Pasca produksi adalah tahapan akhir dalam produksi film. Semua video dan
audio yang telah diambil pada tahap produksi akan di-review sebelum memasukan
proses editing. Pada tahap ini penulis tidak terlalu banyak bekerja. Penulis memberikan
laporan yang dibutuhkan oleh editor untuk memilih mana saja gambar yang akan
diambil untuk dijadikan bahan editing
Penulis bekerjasama dengan editor dan sutradara dalam menjaga alur cerita
agar tersusun sesuai dengan rundown yang telah di buat, serta mengecek kembali durasi
persegmen dan mengecek juga VT ( Video Tape ) yang akan ditempilkan, dalam tahap
ini penulis harus teliti karena program yang akan ditayangkan harus layak tayang,
seperti VO harus sesuai dengan yang divisualisasikan dan rundown pun harus dikoreksi
durasi dan isi perkontennya supaya sesuai dengan video yang selesai diedit.
Di tahap pasca produksi ini penulis naska tetap mendampingi editor dan
sutradara agar video yang diedit tidak berbeda dari naska yang telah dibuat dan penulis
juga membat naskah VO untuk membuat film ini lebih sempurna, penulis juga mencari
orang yang memiliki suara yang cocok untuk di jadikan VO dalam film ini dan penulis
juga mendampingi saat proses rekaman suara untuk VO dimulai, agar suara bisa atau
masuk kedalam kategori yang diinginkan untuk mengisi suara VO dalam film tersebut.
Penulis juga harus memperhatikan apabila ada penambahan atau pengurangan dialog
supaya bisa merevisi naskah yang akan dimasukan ke dalam laporan produksi. Dalam
proses ini seluruh team berkumpul dan dibebaskan memberikan saran dalam
pengemasan visual asal tidak melenceng dari tema.
3.3.4. Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah
Menurut Franciscus Theojunior Lamintang ( 2013: 48 ) “Scripwriter
bertanggung jawab sebagai penulis naskah pada program yang akan dilaksanakan”
Dalam sebuah produksi program acara, penulis naskah sangat penting dan
dibutuhkan oleh team produksi. Jika dilihat dari definisinya, penulis naskah adalah
orang yang mengembangkan ide menjadi sebuah naskah yang akan dijadikan acuan
oleh seluruh team dalam melakukan persiapan untuk produksi. Dengan adanya konsep
dan ide yang telah disepakati merupakan kewajiban dan tanggung jawab utama seorang
penulis naskah adalah membuat naskah produksi yang akan dipegang oleh hampir
seluruh crew yang terlibat dalam produksi program acara.
60
Ada pun peran dan tanggung jawab seorang penulis naskah yaitu :
1. mengembangkan ide, menjadi sebuah naskah, dalam memutuskan sebuah ide
penulis dibantu dengan semua team terutama produser dan sutradara, ketika
satu ide sudah muncul penulis segera melaksanakan tugas utamanya, berbekal
hasil riset dan data nyata yang diperoleh, penulis merangkai pembahasan
perkonten di setiap ceritanya.
2. Tidak hanya membuat naskah, penulis juga bertugas untuk membuat konsep
program seperti, sinopsis, treatment, dan naskah VO semuannya dibuat pada
saat tahap pra produksi.
3. Membuat daftar pertanyaan, untuk sesi bersama narasumber tentunya penulis
naskah membutuhkan bekal beberapa pertanyaan. Disini penulis bertanggung
jawab membuat daftar pertanyaan yang sesuai dengan bidang yang ditekuni
oleh narasumber.
4. Briefing dengan para narasumber, sebelum proses produksi dimulai, penulis
harus melakukan briefing dengan narasumber, tujuannya adalah untuk
mengenalkan bagaimana peranannya pada saat camera on dan memberi arahan
sesuai dengan naskah yang telah dibuat.
5. Merevisi naskah apabila ketika produksi terdapat perubahan konten maupun
dialog untuk melengkapi data laporan produksi.
3.3.5.Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Penulis melihat kondisi lalu lintas Kota Bogor yang mayoritasnya pengguna
jalan disekitar Jalur SSA adalah angkutan umum, di balik keindahan dan rasa
nyamannya kota Bogor terdapat Kontradiktif dari warga kotanya sendiri. Konsep yang
digunakan oleh penulis akan menggali lebih dalam lagi mengenai pro dan kontra dari
kebijakan SSA ini.
Program dokumenter televisi yang berjudul SATU TUJUAN BUKAN
BERARTI SATU ARAH ini akan memberikan informasi tentang masyarakat kota
Bogor yang merasa diuntungkan dan merasa dirugikan dalam kebijakan ini.
Dokumenter televisi ini dikemas secara nyata dan tanpa ada setingan atau rekayasa.
61
b. Konsep Produksi
Sebelum tim turun ke lapang untuk melakukan produksi program dokumenter,
penulis dan team melakukan riset terlebih dahulu. Dalam tahap produksi yang
dilakukan seorang penulis adalah mendalami konsep dan materi wawancara,
melakukan pendekatan kembali dengan para narasumber, mewawancarai narasumber,
bertanggung jawab saat produksi dilapangan, mengevaluasi hasil produksi, merekap
kembali hasil wawancara ke dalam catatan.
c. Konsep Teknis
Karya tugas akhir dokumenter televisi ini berdurasi 24 menit. Pada tahap
produksi penulis yang merangkap sebagai reporter melakukan wawancar kepada
narasumber, selain itu penulis juga menyiapkan salinan TOR untuk diberikan kepada
crew yang bertugas sebagai acuan proses pengambilan gambar. Selain itu penulis
merekap kembali hasil wawancara ke dalam transkrip wawancara.
3.3.6. Kendala Produksi Dan Solusinya
Berikut adalah kendala yang dialami saat produksi program dokumenter “Satu
Tujuan Bukan Berarti Satu Arah” dan cara mengatasinya :
1. Kendala : Pada saat melakukan riset untuk mendapatkan ide dan
informasi yang mendalam, penulis dan tim susah mendapatkan
narasumber. Penulis susah mendapatkan narasumber yang bersedia di
wawancarai.
Solusinya : Penulis mencari narasumber yang siap diwawancarai dan
mencari narasumber sampai ke tempat kediamannya.
2. Kendala : Pada saat mendekati hari produksi tiba-tiba narasumber yang
tadinya siap untuk menjadi narasumber di film ini mendadak hilang kabar
dan memberikan sikapnya yang kurang baik kepada team kami.
Solusinya : Penulis dan crew mencari narasumber yang benar-benar
bersedia untuk diwawancarai.
62
3. Kendala : Saat H-1 produksi, penulis dan crew lainnya kesusahan
mengabari narasumber di karenakan narasumber mempunyai alat
komunikasi tetapi tidak bisa mendengarkan suara orang yang menelfon.
Solusinya : Penulis dan crew langsung datang ke rumahnya.
4. Kendala : Penulis sulit menemukan pihak yang berwajib seperti Polisi
Lalu Lintas dan Dishub untuk perihal wawancara mengenai Sistim Satu
Arah (SSA).
Solusinya : Penulis langsung mengunjungi Posnya masing-masing.
63
3.3.7. Lembar Kerja Penulis Naskah
1. Konsep Penulis Naskah
2. TOR ( Term Of Reference )
3. Transkip Wawancara
4. Sinopsis
64
Konsep Penulis Naskah
Untuk membuat naskah dokumenter, penulis memiliki tahapan-tahapan yaitu
penyusunan data atau hasil observasi pada subjek, penulisan Term Of Reference atau
yang sering di sebut dengan singkatan TOR, penulisan sinopsis, treatment dan penulisan
naskah itu sendiri. Penyusunan data bisa dilakukan dengan menghimpun data dari buku,
majalah, jurnal, internet, foto-foto, dan footage audio video. Sinopsis merupakan
ringkasan cerita, menjelaskan tentang tema serta subjek apa yang akan diambil dalam
sebuah dokumenter, TOR dan Treatment merupakan pengembangan dari sinopsis.
Setelah mendapatkan tema tentang jalur SSA yang ada di sekitaran istana
Presiden yang kami beri judul “SATU TUJUAN BUKAN BERARTI SATU ARAH”
maka penulis naskah membuat TOR. Berikut ini adalah hal-hal yang terdapat dalam
TOR, yaitu :
1. Topik atau tema beserta liputan
2. Latar masalah berisi paparan inti masalah
3. Sudut berita ( angle )
4. Pembagian tulisan/cerita/story
5. Narasumber
6. Daftar pertanyaan
Penulis naskah yang bertugas sebagai reporter dilapangan juga melakukan
wawancara kepada narasumber merekap semua hasil wawancara ke dalam transkip
wawancara.
65
TOR (Term of Reference)
Production Company : BUJANG Production
Produser : Gagah Bagas Prakoso
Project Title : Satu Tujuan Bukan Berarti Satu Arah
Director : Arif Juliantoro
PenulisNaskah : Arif Juliantoro
Durasi : 24 Menit
Masalah
Yang menjadi topik kali ini adalah tentang sebuah kebijakan pemerintah yang
membuat peraturan sistem satu arah / one way yang berada didaerah kebun raya
Bogor, dari sistem satu arah ini banyak efek dan dampaknya terhadap Pengguna
jalan. Hal ini patut menjadi pertanyaan bagi kami sehingga kami mengangkat topik
ini menjadi sebuah film dokumenter.
Fokus
Menceritakan tentang efek keuntungan dan kerugian saat kebijakan SSA/One
Way ini diberlakukan oleh Pemerintahan kota Bogor terhadap pengguna jalan
tersebut.
Angle
Kami mengambil dari sudut pandang pengguna jalan contohnya dari
transportasi umum banyak trayek yang berubah, anatara lain yaitu pak atta yang
berpropesi sebagai supir angkot nomor 013. Pak atta merasa dirugikan dalam
kebijakan yang diberlakukan Pemerintah kota Bogor, mulai dari biaya bahan bakar
yang bertambah, saingan semakin ketat serta pendapatannya kurang mencukupi
untuk kehidupan sehari-harinya setelah diberlakukan kebijakan SSA ini, dan masih
banyak lagi pro dan kontranya.
66
Sumber dan Pertanyaan
1. Supir angkot ( Pak Ata )
Menceritakan keuntungan dan kerugian yang dialami supir angkot
yang trayeknya berubah
Menceritakan pendapatan sehari-hari sebelum dan sesudah ada
kebijakan SSA/one way
Apakah SSA ini berdampak pada perekonomia keluarga bapak
Apakah pernah bapak dan teman-teman melakukan demo mengenai
kebijakan SSA ini
Menurut bapak kebijakan one way ini sangat efesien apa tidak
Apasih harapan bapak dan teman-teman untuk kebijakan SSA/One
Way ini
2. Petugas yang bertugas di sekitar
Apasih alasan pemerintah membuat kebijakan SSA/one way ini
Sebelum membuat kebijakan SSA/One way ini apakah Pemerintah
ada bayangan efek baik buruknya terhadap masyarakat/pengguna
jalan lainya
Dari kebijakan ini apakah ada pihak yang dirugikan
Dari kebijakan ini banyak trayek angkot yang berubah, apakah dari
pihak angkotnya pernah mengkritik atau demo ? jika pernah
bagaimana cara pemerintah mengatasinya/ menanggapinya
Menurut sudut pandang bapak seorang anggota lalu lintas apakah
SSA ini sangat efesien atau tidak
Apakah kebijakan SSA ini akan berjalan terus atau ada plening lain
untuk mengatasi macet kota bogor ini
Apa harapan bapak kedepannya
3. Pengguna jalan ( masyarakat )
Apa pendapat bapak mengenai kebijakan SSA ini
Apa harapan bapak kedepannya
67
4. Pengguna jalan ( driver ojek online )
Apa pendapat bapak mengenai kebijakan SSA ini
Apa harapan bapak kedepannya
VISUAL
1. Mengambil suasana yang ada dikota Bogor
Mengambil video maskot kota bogor
Lalu lintas di jl.Otto Iskandar Dinata
Establish Lampu Merah
Establish Pejalan Kaki
Ambience jalanan
Establish jembatan otista
Establish Angkot
Establish POS Dishub
Wawancara dengan Polisi Sat Lantas
Wawancara dengan Dishub
2. Pengalama pengguna jalan dan trayek angkotnya harus mengikuti kebijakan
SSA dari Pemerintah ini
Shoot pangkalan angkot
Wawancara dengan supir angkot
Wawancara dengan masyarakat sekitar
Shoot pos pemantauan Sat Lantas
Wawancara dengan ojek online
Wawancara dengan masyarakat biasa
Wawancara dengan Polisi
Wawancara dengan Dishub
Wawancara dengan pak ata
3. Statement Harapan
Statement harapan dari Polisi Sat Lantas
Statement harapan dari Dishub
Statement harapan dari supir angkot ( pak Atta )
Statement harapan dari Masyarakat
Statement harapan dari Driver ojek online
68
Tabel III. 7
Transkip Wawancara
Production Company : BUJANG Production Director : Arif Juliantoro
Produser : Gagah Bagas Prakoso Penulis Naskah : Arif Juliantoro
Project Title : Satu Arah Belum Tentu Satu Tujuan Durasi : 24 Menit
No. Time Of Logging Narasumber Statement Ket
1. 01:25 – 02:00 VO Kota Bogor adalah salah satu kota
admistratif diprovinsi Jawa Barat/
kota ini terletak 59 km disebelah
Selatan kota Jakarta/dahulu
luasnya 21,56 km/namun kini telah
berkembang menjadi 118,50 km
dengan jumlah penduduk lebih dari
1.030.720 jiwa// Kota Bogor yang
sudah beranjak menjadi kota besar
yang ramai akan aktivitas wisatawan
dan aktifitas wargakotanya itu
sendiri//
OK
2. 02:25 – 02:40 VO Pada tahun 2016 Pemerintah kota
Bogor memberlakukan kebijakan SSA
OK
69
yaitu Sistem satu arah//Hal ini
membawa perubahan besar bagi kota
bogor/perlu waktu lama dalam
memberi sosialisasi bagi penghuni
warga kota bogor//
3. 02:41 – 05:12 Dishub ( Pak Hery ) Dari dinas perhubungan Kota
Bogor/untuk bagian operasional lalu
lintas jalan//Asal usulnya uji coba
dulu di mulai tahun 2016 ya bulannya
bulan april//fungsinya ya untuk
mengurangi volume kendaraan/selain
untuk mengurangi volume kendaraan
fungsinya ya kan disini seputaran
kebun raya Bogor ini banyak mall dan
persimpangan ya jadi untuk
mengurangi kemacetan disuatu titik
tertentu dan juga mengurangi
kendaraan angkutan umum yang masuk
didalam putaran kota bogor itu//Ya
untuk itu pemerintah sudah
memikirkan efek-efeknya//Dulu tuh
pernah ada yang demo/ada yang
setuju ada juga yang tidak
setuju/yang tidak setujunya karena
dia misalnya mau ke jembatan merah
harus mutar dulu misalnya dia dari
Denpom harus muter dulu dia/kan
dulunya dua jalur sekarang dia
harus muter dulu/mungkin itu aja
OK
70
sih//Untuk pihak yang dirugikan
selama ini belum ada sih/ya
pokoknya yang tadi aja dia terlalu
lama muternya/jadi dia mau ke
jembatan merah/misalnya dia di
kantor walikota dia harus muter
dulu/paling waktu doang//Untuk
pekerjaan sih sama aja/malah kalau
dibikin SSA ini jadi lebih mudah
bekerja/trayek angkot yang berubah
kurang lebih 10 atau beberapa
lah/misalkan 02 dia tadinya muter
ya kepasar bogor gitu langsung
belok ke pasar Bogor/sekaran muter
dulu dia//
4. 05:14 – 05:19 VO Dalam menjalani kebijakan SSA
pemerintah pula dibantu oleh pihak
kepolisian untuk mengatur
lalulintas kota bogor//
OK
5. 05:14 – 09:08 & 11:08 – 12:58 IPTU Budi Suratman S.H
( Sat Lantas kota Bogor
)
Selamat siang saya Karnitur
rajawali Polresta Bogor Kota Iptu
Budi Suratman S.H/disamping saya
adalah Kasupni Turjawali pak Susilo
S.H/yang ada diPolresta Bogor kota
untuk pagi ini yang melaksanakan
OK
71
kegiatan dari pada pemantauan arus
lalu lintas ada di wilayah Kota
Bogor terutama jalur SSA di Kota
Bogor/Ya untuk tujuan dari pada
dilaksanakan kebijakan dari pada
sistem satu arah yang di seputaran
istana ada berapa faktor yang
pertama adalah untuk mengurai arus
lalu lintas terutama diseputaran
jalan otista karena ada dua
jembatan yang di otista yang
pertama adalah dekat sd yang
keduanya dekat apotik perbakti
sehingga pada saat dulunya sebelum
diberlakukannya SSA arus lalu
lintas diseputaran SSA btm cukup
padat sehingga ada kebijakkan dari
pemerintah daerah dengan para
musbida unsur musbida yang ada di
72
kota Bogor melaksanakan kebijakan
dengan sistem satu arah pada taun
2016/mulai uji coba dan pelaksanaan
tiga bulan kemudian adalah
melaksanakan evaluasi secara umum
setelah dilaksanakan SSA sangat
efekif untuk seputaran dari pada
SSA/yang dulunya sampai dengan 15
menit seputaran istana Bogor
setelah diberlakukan SSA tidak
nyampai 5 menit atau 7
menit/sehingga secara dilihat dari
pada volume kendaraan yang masuk
Kota bogor adalah sangat signifikan
sehingga berlakunya SSA dilanjutkan
dengan adanya survei dari beberapa
instansi terutama adalah dari
transportasi dari UI maupun yang
lainnya/mengecek situasi dan
73
kondisi untuk perbandingan arus
lalu lintas yang masuk Kota Bogor/
secara umum untuk arus lalu lintas
dikota Bogor memang kotanya cukup
padat dan sangat sekali//karena
sekarang ini adalah kota Bogor
menjadi sorotan di mata
dunia/karena Presiden juga ada
tinggalnya di kota Bogor/sehingga
pemerintah kota Bogor mengambil
sikap untuk menjadikan kota Bogor
selalu tertib lalu lintas lancar
sehingga bisa berjalan dengan
baik//Yang keduanya untuk pera tamu
atau pejabat negara kunjangan
Negara yang dulunya dilaksanakan
diistana Negara Jakarta sekarang
bisa beralih di kota bogor sehingga
kota Bogor melaksanakan kegiatan-
74
kegiatan yang sifatnya Nasional
maupun Internasional/di laksanakan
diistana bogor/pihak kepolisian dan
dinas Perhubungan maka melaksanakan
rekayasa lalu lintas yang ada
dikota Bogor/supaya kegiatan ini
bisa melaksanakan kegiatan dengan
baik dan sesuai harapan pemimpin/
yang ketika adalah dengan adannya
diberlakukan sistem satu arah yang
ada dikota Bogor sampai 2019 ini
sangat efektif dan sangat baik
untuk pengurangian arus lalu lintas
di Kota Bogor//Dikota Bogor adalah
Kota wisata kota kuliner sehingga
untuk dihari-hari padat terutama
dari minggu dan hari long-long
weekend kita harus mengantisipasi
dari pada lalu lintas kota
75
bogor/mungkin dari karni turjawali
yang bisa di sampaikan nanti ada
tambahan dari Kasupni satu
turjawali Polres Bogor
kota//Harapan dari pihak kepolisian
dengan ada trobosan – trobosan atau
dengan adannya pembangunan
kedepannya dari pihak kebun raya
akan lebih mudahdan lebih lancar
lagi untuk Kota Bogor/sehingga kota
Bogor akan lebih tertib
berlalulintas terutama sekitar kota
bogor/yang kedua adalah dengan
fasilitas untuk diseputaran istana
bogor sekarang cukup baik dengan
adanya trotoar yang sudah di
siapkan mulai dari untuk sepeda
maupun orang yang cacat atau yang
lainnya sudah di siapkan/untuk saat
76
ini sudah ada apabila ada
masyarakat yang berkunjung di kota
Bogor akan menggunakan fasilitas
sepeda untung keliling Bogor sudah
ada sehingga kedepannya mudah-
mudahan dengan adanya pembangunan-
pembangunan yang ada di kota Bogor
akan lebih nyaman/Kota Bogor lebih
tertib masyarakatnya da pengunjung
yang datang dari luar kota maupun
luar negara datang ke Bogor akan
lebih nyaman untuk transport yang
ada dikota Bogor dan kedepannya
informasi dari bapak walikota nanti
ada transportasi massal yang akan
menyambungkan antara kota Bogor
dengan Jakarta seperti yang akan
dilakukan seperti yang suda di DKI
Jakarta//Mudah-mudahan dengan
77
adannya trobosan-trobosan terus
untuk kota Bogor akan lebih nyaman
tentram dan masyarakat Bogor lebih
patuh dan tata tertib berlalu
lintas//Dan ya cukup dari kanit
turjawali Polresta Bogor kota dan
kasupnit turjawali polresta Bogor
kota//
6. 09:09 – 11:07 IPDA Susilo S.H
(Sat Lantas kota Bogor)
Di jalur SSA ini bukan hanya
kemudahan atau kelancaran lalu
lintas saja tapi juga ada dapat
beberapa permasalahan yang terjadi
dilingkar SSA ini yang pertama
adalah penyempitan jalur yaitu
disekitar jalur otista dimana
disitu terdapat jembatan otista
yang menyempit/sehubung dengan
jalur ini jalur Nasional sehingga
kebijakan yang ada adalah pada
OK
78
kementrian dipusat sehingga dari
daerah tidak bisa untuk langsung
mengcover menunggu perintah dari
jalur Kementrian/selain itu
permasalahan yang kedua adalah
terdapatnya wisata untuk kebun raya
yang berada di tengah-tengah jalur
SSA ini salah satu masalah yang
sangat krusial adalah tidak adanya
lahan parkir yang dimiliki tempat
wisata kebun raya , sehingga
kendaraan-kendaraan yang parkir
mencari parkir disekitaran
perkantoran atau pun rumah makan
yang ada disekitaran SSA ini/dan
bila itu tidak menampung maka
parkir akan berada disepanjang
jalan/itu menjadi permasalahan yang
sangat krusial karna akan menjadi
79
penghambat arus lalu lintas
sehingga kedepan pihak Polresta
Bogor kota akan bekerjasama dengan
instasi terkait/dan kebun raya
Bogor yang alhamdulilah akan ada
rencana pembuatan gedung parkir
dibelakang observasi sebanyak 6
lantai/itu dikhususkan untuk
pengunjung kebun raya/mungkin itu
saja pendapat yang kami sampaikan
dengan pagi hari ini/Trimakasih//
7. 13:04 – 14:05 Pak Agus
( masyarakat Bogor )
Menurut saya tentang SSA bagus-
bagus aja sih/mungkin ada dampak
positif atau dampak negatif/dampak
positifnya biar keliatan lalu
lintas lancar sekali tidak ada
terlihat tersendat sehingga bisa
lancar dari pagi sampai malam/
mungkin untuk dampak negatifnya
OK
80
ketika kita mau menyebrang karena
lalu lintas begitu sangat lancar
sehingga sedikit kesusahan untuk
menyebrang dan penyebrang harus
bisa memilih disekitaran zebracros/
kalau dari segi kebijakan barang
tentu ini kn sudah dari pemerintah
ya/ga mungkin kita bisa bilang
merasa dirugikan kebanyakannya ya
diuntungkan/mungkin yang punya
kantor yang tujuannya disebelah
kiri tidak harus banyak belok kiri
kanan tinggal masuk ke kiri aja//
8. 14:07 – 15:16 Mas Syarif
( Driver ojek online )
Menurut saya sih ada pro kontra juga
sih/pro nya ya emang padat Bogor itu
jadi semua bisa di tampung di jalur
SSAnya/tapi kalau dikontranya
paling yang macet itu didaerah
jembatan otista harus di perbaiki
OK
81
lagi sistemnya/paling itu aja
sih/dari macetnya aja sih di
weekend terutamannya//Kalau menurut
saya 50 50 sih/kalau untungnya sih
jalanya jadi lebih gede jadi kita
leluasa/kalau kekurangannya itu aja
sih macetnya banyak yang harus
diatasi terutama weekend/harapan
saya untuk pemerintah kota lebih
ditata lagi sih jalannya/terutama
dijalan yang macetnya itu diotista
pas jembatan itu mungkin perlu
pelebaran jalan//
9. 15:19 – 15:44 VO sejak tahun 2016 berlakulah
kebijakan pemerintah yang di sebut
one way atau sistem satu arah/yang
tujuannya untuk mengatasi
kemacetan kota bogor/hanya di
sayangkan upaya pemerintah menjadi
OK
82
kontradiktif dalam
masyarakat/karena kebijakan
pemerintah tersebut di pandang
sebelah pihak dan banyak pihak yang
merasa dirugikan dengan adanya
kebijakan tersebut//
10. 15:50 – 23:15 Pak Atta
( Supir angkot )
Jadi mengenai peraturan SSA
peraturan sistem satu arah yang di
berlakukan di kota Bogor/ini sama
sekali sangat merugikan artinya
untung dan ruginya jelas sangat
merugikan karena apa/kalau dulu
sebelum ada peraturan SSA bapak
dari hasil narik lumayan karna
kurang ada saingan/seperti trayek
trayek lain arahnya berbeda
sekarang satu arah/dengan adanya
peraturan SSA ini sangat merugikan
sekali/dalam pendapatan jauh
OK
83
sekali/dulu sebelum adanya SSA
pendapatan bapak sehari bisa
mencapai seratus ribu lebih bahkan
seratus lima puluh ribu lebih
bahkan/tapi setelah diadakan
peraturan SSA sistem satu arah di
kota Bogor ini bagi pengemudi
terutama trayek 13 yang bapak bawa
ini sangat merugikan sekali bahkan
pendapatan pun sangat drastis
menurun/bahkan sekarang ini
pendapan jauh lebih minim/kalau
dulu bisa menghasilkan seratus ribu
lebih sebelum ada SSA ini dan
setelah adanya SSA ini pendapatan
dibawah seratus bahkan lima puluh/
bahkan dibawa lima puluh/jadi
sangat berpengaruh sekali setelah
ada peraturan SSA/sistem satu arah
84
dikota bogor ini sangat merugikan
sekali/itu yang pertama//Terus yang
kedua masalah kesejahteraan jelas
sih berpengaruh sekali
kesejahteraan bapak untuk keluarga
ya dari hasil narik/kalau dulu bisa
sejahtera dari pendapatan narik itu
lebih dari seratus lima puluh ribu
sehari/sekarang ini jelas
terpengaruh sekali terhadap rumah
tangga bapak//Dari hasil narik
sekarang ini sangat minim sekal/
oleh karena itu jelas sekali bapak
terangkan dengan ada peraturan SSA
ini sangat merugikan dan hasilnya
pun sangat minim juga berpengaruh
pada kesejahteraan keluarga bapak//
2016 setelah diadakannya sistem
satu arah pernah di berlakukan/
85
lalu ada aksi dari pengemudi yang
melakukan demo/itu semua pengemudi
angkot seluruh kota bogor tidak
setuju dengan adanya peraturan SSA
yang diberlakukan oleh Pemerintah/
bahkan sempat juga demo batas Cuma
3 hari/setelah itu tanggapan dari
Pemerintah sama sekali tidak ada/
hasilnya tidak bisa di rubah
peraturan itu/saya kira untuk
seluruh pengemudi tentang peraturan
Ssa ini kurang efesien/karena apa/
karena tidak menunjang ke
sejahteraan pengemudi/jelas seluruh
pengemudi terpengaruh sekali dengan
adanya peraturan SSA/jadi sangat
minim sekali pendapatan untuk
kesejahteraan supir angkot//Saingan
semakin banyak/yang dulu beda arah
86
sekarang satu arah/dan mencari
penumpang sama tempatnya/seperti
angkot-angkot yang lain itu sama
semua lewatnya dan jadi satu arah/
bagaikan satu deras air itu
ibaratnya kalau dulu banyak anak
air yang mengalir kemana-mana/
sekarang satu arah semua/ sehingga
terpengaruh sekali dalam pendapatan
jadi sangat tidak efesien lah
menurut bapak//Dulu emg sebelum ini
bahan bakar masih dibawah ya
artinya belum naik seperti sekarang
ini sama aja perbedaannya dari
tarif aja//Kalau sekarang seperti
pertalite sudah 7650 kalau dulukan
hanya 6000/pakai premium dulu/
kalau sekarang pakai pertalite/
jadi perbedaan dalam satu liter itu
87
1650 dari dulu jelas itu
berpengaruh sekali ya sementara
tarif tidak naik/tetap bertahan di
3500 per penumpang/perhari itu
kalau rata-rata 10 liter sampai jam
12/dari jam 12 sampai jam 6 10 liter
lagi rata-rata 1 hari 20
liter//Sekarang pakai pertalite
karena premum itu jarang sekali di
SPBU hanya ada pertalite/sementara
bapak pake sehari itu 20 liter kalau
di kalikan 20 liter kali 1650ribu
udah berapa duit itu/itu pun
berpengaruh dari pendapatan
kan//Kalau narik dari jam 6 sampai
jam 12 itu kalau memang ga macet
bisa 5-6 kali rit tapi kalau macet
dengan adanya SSA ini paling 4
kali/itu berpengaruh sekali
88
pendapatan bapak karna dari ritnya
itu berkurang//Dengan ada peraturan
SSA banyak macet di sana di
sini//Harapan bapak dari peraturan
SSA ini mudah-mudahan sistem satu
arah ini bisa dirubah//Berharap
juga kepada aparat pemerintah yang
terkait/mudah-mudahan bisa ditinjau
kembali peraturannya agar semua
pengemudi bisa sejahtera karena
pemerinta beralasan dengan adanya
peraturan SSA ini unuk menunjang
kesejahteraan ekonomi masyarakat/
tapi nyatanya belum sejahtera
dengan adanya peraturan ini//
Semoga bisa diperhatikan kembali
dan harapan bapak juga cobalah
pemerintah mencari jalan yang lain
atau dengan cara lain agar nanti
89
pengemudi itu lebih sejahtera//
11. 23:16 – 23:35 VO Telah kita lihat sendiri kesimpulan
yang ada didalam cerita ini/di
balik indah dan nyamannya setiap
kota pasti selalu ada kontradiktif
tersendiri untuk kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah kota//Walaupun tidak
banyak yang merasa dirugikan dari
kebijakan ini/pemerintah harus
tetap memperhatikan semua itu//
OK
90
3.4. Lembar Kerja Penata Kamera
Penata kamera adalah seorang yang bertugas merekam gambar dengan
menggunakan perangkat keras kamera video yang direkam melalui pita video,
memory, hard disk, atau pun media penyimpanan lainnya sesuai dengan arahan
sutradara atau pengarah acara. (Kusumawati dkk, 2015:68)
Penata kamera tidak hanya menghasilkan gambar yang baik, tapi seorang penata
kamera harus memahami motivasi dan informasi apa saja yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan gambar. Penata kamera yang hanya mengoperasikan kamera
saja belum dapat dikatakan sebagai penata kamera profesional penata kamera dapat
dikatakan penata kamera professional jika telah mempelajari dan memahami teori
dasar penata kamera serta memiliki jam terbang dan pengalaman produksi yang
cukup.
Kameraman memilki peran yang penting sebuah pembuatan karya audio visual
tanpa mengesampingan peran dari kru yang lain, karena seorang penata kamera
bertugas mengambil keseluruhan kebutuhan gambar berdasarkan naskah yang telah
dibuat, jika dalam sebuah karya visual penata kamera bekerja sesuai dengan director
treatment yang sudah disetujui oleh semua crew.
Seorang kameraman juga harus memastikan bahwa tidak ada kesalahan yang di
lakukan saat pengambilan gambar, seorang kameraman juga harus memastikan
gambar yang di ambil fokus pada objek. Komposisi gambar dan framing yang tepat
juga harus di diskusikan kepada sutradara agar tidak ada pengambilan gambar ulang.
Seorang kameraman juga memiliki tanggung jawab penuh untuk aspek teknis
perekaman gambar. Maka dari itu seorang kameraman juga harus memiliki konsep
kreatifnya sendiri.
3.4.1 Pra Produksi
Dari penjelasan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa sebelum
melakukan produksi, kameraman harus melakukan riset terlebih dahulu agar dapat
menentukan shoot dan angle sesuai dengan director treatment yang dibuat sutradara.
91
Dalam tahap pra produksi, penulis selalu berusaha untuk bertukar pikiran
dengan sutradara menentukan shoot dan angle pada saat produksi lebih mudah dalam
pengambilan gambar yang diperlukan. Sehingga, kameraman bisa mengapresiasikan
hasil gambar sesuai dengan director treatment dan shoot list.
Tahap pra produksi merupakan tahap yang paling menentukan hasil gambar
yang baik pada tahap ini, peserta kamera akan melakukan beberapa pekerjaan yang
bersifat teknis maupun non teknis meliputi: (Kusumawati dkk, 2015:69-70)
Mempersiapkan fasilitas yang akan mendukung jalannya proses
produksi(pemilihan kamera, peralatan penunjang, memilih lensa dll).
Membuat desain kreatif meliputi Riset, merancang storyboard dan
floor plan.
Membuat Shot list.
Mempelajari naskah yang akan diproduksi.
Mempelajari teknis produksi khususnya teknis kamera.
Diskusi dengan sutradara atau pengarah acara untuk mencapai visi dan
misi produksi yang sama.
3.4.2 Produksi
Ini tahap penting bagi seorang kamerawan, shooting script serta director
treatment menjadi acuan untuk membuat shot bagi kamerawan(Diki Umbara
2010:87)
Pada tahap produksi, kameraman melakukan pengambilan gambar yang telah
direncanakan pada saat tahap pra produksi. Kameraman berdiskusi dengan seluruh
tim untuk melakukan pengambilan sesuai dengan treatment yang sudah dibuat pada
saat tahap pra produksi.
Mengambil stock shoot sebanyak mungkin untuk mengurangi kemungkinan
kekurangan gambar pada saat pasca produksi dan saat wawancara berlangsung harus
diperhatikan komposisi gambar yang akan diambil.
Sebelum memulai shoot, kameraman terlebih dahulu harus mengecek
peralatan-peralatan yang akan dipakai. Menyiapkan tripod, membersihkan kamara
92
dari debu serta sampai setting kamara agar gambar yang diambil sesuai. Setelah itu
semua kru berkumpul untuk briefing dan berdoa sebelum melakukan proses shooting
agar diberi kelancaran.
3.4.3 Pasca produksi
Tidak banyak hal yang dilakukan oleh kameraman pada tahap ini. Untuk
produksi berita dan dokumenter, kameraman terkadang diminta bantuan oleh editor
untuk menjelaskan hal-hal tertentu yang bisa jadi tidak dimengerti oleh editor,
namun hal ini bisa dihandle oleh sutradara atau produser (Diki Umbara 2010:87).
Saat memberikan beberapa pilihan gambar yang tidak baik untuk
kesinambungan cerita agar program dokumenter televisi ini akan bagus hasilnya.
Hingga proses coloring selesai dan berbentuk program dokumenter televisi. Selain
mendampingi sutradara penulis pun bertanggung jawab terhadap kamera agar selalu
prima dan merapihkan kembali kamera jika sudah tidak digunakan.
3.4.4 Peran Dan Tanggung Jawab Penata Kamera
Dalam program Dokumenter TV ini pada tahap pra produksi penulis
mempunyai peran dan tanggung jawab untuk merencanakan atas shot-shot yang akan
diambil bersama sutradara menyesuaikan dengan konsep program acara yang akan
diproduksi. Memeriksa kelengkapan alat dan menentukan kamera yang digunakan
pada saat produksi sesuai dengan kemampuan.
Pada tahap produksi mempunyai peran dan tanggung jawab yang sangat
penting melaksanakan perekaman gambar secara teknis sesuai dengan director
treatment yang sudah dibuat pada saat pra produksi, menentukan alat yang akan
digunakan untuk produksi seperti: kamera, lighting, microphone wireless dan tripod.
Penulis ditugaskan untuk menjaga peralatan kamera dalam produksi baik dan siap
digunakan untuk pengambilan gambar.
1. Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas
tentang rencana produksi.
2. Mempelajari naskah.
3. Berdiskusi dengan sutradara untuk membuat shot list.
4. Memilih peralatan kamera.
93
5. Merekam gambar sesuai dengan konsep dan yang shot list
yang sudah ada.
6. Menjaga peralatan kamera dan lain-lain hingga produksi
selesai.
7. Memberikan hasil gambar yang sudah direkam kepada editor.
8. Menyusun gambar yang akan dipakai sesuai dengan konsep.
3.4.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Untuk program Dokumenter TV berjudul “Satu Tujuan Bukan Berati Satu
Arah” penata kamera berusaha mengikut keinginan sutradara yaitu mengambil
gambar dengan extreme long shot, long shot, medium long shot, medium shot,
medium close up, close up. Tetapi penata kamera juga menambahakan komposisi
gambar dengan hyperfocal pada saat mewawancarai narasumber dan moving
kamera seperti: tilt up, tilt down, panning right, panning left, track in , track out serta
juga mrnggunakan angle seperti:eye level, bird eye, low angle, high angle sehingga
gambar yang dihasilkan lebih bervariasi.
b. Konsep Produksi
Untuk konsep produksi program Dokumenter TV yang berjudul “ Satu
Tujuan Bukan Berarti Satu Arah” ini penata kamera mengikuti arahan sutradara dan
director treatment yang sudah dibuat pada saat pra produksi. Penata kamera harus
bisa menyelesaikan semua konsep tertulis yang sudah dibuat. Karena semua hal yang
berkaitan dengan gambar merupakan tanggung jawab penata kamera. Penata kamera
juga melakukan pengecekan alat yang digunakan pada saat produksi yaitu kamera,
lighting, tripod dan mic.
c. Konsep Teknis
Konsep teknis dalam dokumenter ini penulis sebagai penata kamera
menggunakan konsep single cam atau satu kamera. Dalam konsep produksi penata
kamera mengambil shoot didalam maupun di luar ruangan. Untuk itu penata kamera
memahami settingan dari kamera yang akan digunakan agar tetap dapat mengambil
gambar yang enak untuk dilihat. Penulis sebagai penata kamera menggunakan
94
kamera SONY VG30 dengan lensa canon 18-55mm dan lensa canon 24-70mm
dengan menggunakan adapter metabone. Penata kamera menggunakan kamera
SONY VG30 karena mudah di gunakan dalam pengoperasiannya karena kamera ini
menggunakan revolusi HD.
3.4.6. Kendala Produksi Dan Solusinya
1. Kendala : Kendala yang dihadapi saat pra produksi adalah menemukan
konsep apa yang akan diambil untuk dokumenter ini karena masing-masing
dari kita memiliki beberapa konsep yang bagus.
Solusinya : Kami melakukan rapat untuk menetukan konsep siapa yang
dipilih.
2. Kendala : Saat produksi yang pertama adalah penuhnya tempat sewa alat
yang ada di Jakarta dan Bogor.
Solusinya : Jadi kami mencari beberapa tempat yang ada menyewakan
kamera SONY VG30. Namun, didaerah Bogor penyewaan alatnya bentrok
dengan jadwal orang yang lebih dulu menyewa kamera itu tersebut. Hal hasil
tim memutuskan untuk menyewa alat dijakarta supaya shooting berjalan
sesuai schedule.
3. Kendala : Saat pasca produksi berjalan masih ada kendala, karena
kurangnya stock shoot untuk bahan editing.
Solusinya : Penulis harus kembali mengambil gambar yang kurang demi
memenuhi stock shoot editing.
95
3.4.7. Lembar Kerja Camera Person
1. Spesifikasi Kamera
2. Camera Report
96
Spesifikasi Kamera
Gambar III. 1
HD Video Codec
HD:MPEG4-AVC/H.264 AVCHD™ ver.2.0 format
compatible
STD Video Codec STD:MPEG2-PS
Media Storage
Type
Memory Stick PRO Duo™ (Mark 2) Memory Stick
PRO-HG Duo™ Memory Stick XC-HG Duo™
SD/SDHC/SDXC Memory Card(Class 4 or Higher)
Image Sensor Exmor APS HD CMOS sensor(23.5 x 15.6mm)
Image Processor BIONS image processor
Lens / Filter
Diameter Sony E-Mount lens
Optical / Digital
Zoom
X2.0, with power zoom control and zoom lever
(variable / fixed max. 32 steps)
97
Audio Format
Dolby® Digital 5.1ch, Dolby® Digital 5.1Creator
Dolby® Digital 2ch stereo
Zoom Mic Built-in Microphone
Maximum Still
Image Resolution
(Photo Mode)
16.0 megapixels 3:2 (4912 x 3264) 13.6 megapixels
16:9 (4912 x 2760) 8.4 megapixels 3:2 (3568 x 2368)
7.1 megapixels 16:9 (3568 x 2000) 4.0 megapixels 3:2
(2448 x 1624) 3.4 megapixels 16:9 (2448 x 1376)
Image
Stabilisation Optical SteadyShot (with Active mode)
LCD Screen Size
& Type 3.0 Xtra Fine LCD™ 270 degree swivel display
Direct Copy Yes
HDMI Terminal Yes(mini)
USB Terminal
mini-AB/USB2.0 Hi-speed (mass-storage/MTP)(Read
only)
Active Interface
Shoe Yes(Multi Interface Shoe)
Dimensions (W x
H x D) Approx. 91 x 130 x 223mm
Mass (w/o Tape,
Battery, etc.) Approx. 650g
98
Mass (w/ Lens
Hood With Lens
Cover) Approx. 1520g(NP-FV100)(with SELP18200 LENS)
Supplied Accessories
AC Adaptor AC Adaptor (1)
Rechargeable Battery
Pack Rechargeable Battery Pack(NP-FV70) (1)
Remote Commander
Remote Commander(RMT-835 with
Battery(CR2025)) (1)
Component A/V Cable Component A/V Cable (1)
USB Cable USB Cable (1)
Power Cord Power Cord (1)
Body Cap Body cap (1)
Lens Hood Lens hood (1)
Large Size Eye Cup Large eye cup (1)
Rear Lens Cap Lens rear cap (1)
Microphone Built-in Zoom Microphone
Wind Screen Wind screen (1)
Battery Cover Battery cover (1)
99
Application Software
CD-ROM(“Handycam” Application Software)
(1)
Lensa
Spesifikasi Lensa Canon EF 24-70mm f/2.8 II
Gambar III. 2
Performance
Focal Length 24 - 70mm
Aperture Maximum: f/2.8 Minimum: f/22
Camera Mount Type Canon EF
Format Compatibility
35mm Film / Full-Frame Digital Sensor
Canon (APS-C)
Angle of View 84° - 34°
100
Minimum Focus
Distance 1.25' (38 cm)
Magnification 0.21x
Elements/Groups 18/13
Diaphragm Blades 9
Features
Image Stabilization No
Autofocus Yes
Tripod Collar No
Physical
Filter Thread Front:82 mm
Dimensions (DxL) Approx. 3.48 x 4.45" (88.5 x 113 mm)
Weight 28.40 oz (805 g)
101
Spesifikasi Lensa Canon 18-55mm
Gambar III. 3
Features
Image Stabilization Yes
Autofocus Yes
Tripod Collar
Physical
Filter
Thread Front:58 mm
No
Performance
Focal Length
18 – 55mm Comparable 35mm Focal Length: 29 – 88
mm
Aperture Maximum: f/3.5 – 5.6 Minimum: f/22 – 38
Camera Mount
Type Canon EF-S
Format
Compatibility Canon (APS-C)
Angle of View 74° 20′ – 27° 50′
Minimum Focus
Distance 9.8″ (.25 m)
Magnification 0.36x
Maximum
Reproduction
Ratio 1:3
Elements/Groups 13/11
Diaphragm
Blades 7
102
Dimensions
(DxL) Approx. 2.72 x 2.96″ (6.91 x 7.52 cm)
Weight 7.23 oz (205 g)
Spesifikasi E-Image EG04AS Two-Stage Aluminium Tripod :
Gambar III. 4
Bowl Size 75mm
Bubble Level Installed on GH04 Head
Collapsed Length 86.9 cm
Counterbalance System Installed, Fixed
Head Load Capacity 5,98 kg
Leg Payload Capacity 15 kg
Material GH04 Head: Plastic/Aluminum
Legs: Aluminum
Max. Height 165.7 cm
103
Min. Height 78.1 cm
Pan Drag Settings Installed, Fixed
Pan Handle Style GB1
Spreader Type GS01 Mid-Level Spreader
Tilt Drag Settings Installed, Fixed
Weight 4 kg (Full Kit, No Bag)
Adapter Lensa Metabone
Gambar III. 5
Canon EF Lens to Sony NEX Adapter
Increases Maximum Aperture 1 stop
Increases Angle of view by 0.71x
Detachable tripod foot
104
DJI Spark
Gambar III. 6
Resolusi 12 MP dan Video full HD 1080p.
Jarak Drone terbang maksimal 2 km.
Waktu terbang maksimal 16 Menit.
2 Axis Gimbal Roll dan Tilt
Sensor Kamera 1/ 2.3.
50 kph Powerfull Propulsion
Maksimal 2 km HD Wifi video Transmission.
Spesifikasi Sennheiser EW 112p G3 Wireless Microphone
Gambar III. 7
System
Type of System Camera Mount Lavalier HDX Wideband FM
105
RF Carrier Frequency Range
A (516-558 MHz)
10 + 1 user bank, 12 presets per bank
Approx. Working Range Maximum 490′
Overall Frequency Response 40 Hz – 18 kHz
Signal-to-Noise Ratio Greater than 110 dB
# Of Channels 1680
RF Output Power 30 mW
Diversity Circuitry Adaptive Antenna Diversity
Squelch Off / Low / Medium / High
Receiver
Type of Receiver EK 100 G3 Bodypack/Camera Mount Receiver
Type of Outputs 1/8″ Mini-Jack
Headphone Monitoring
None, (Monitor Audio VIA your Camcorder’s Audio
Output)
Battery Type/Approx. Life 2x AA Batteries, 8 – 10 hours
Display Backlit LCD Display
Mounting Options Camera / Belt
Antenna Type Single Flexible Antenna (M3 Type)
Closed Dimensions
(WxHxD) 3.23 x 2.52 x 0.94″ (82 x 64 x 24 mm)
106
Weight 5.5 oz (156 g)
Transmitter
Type of Transmitter SK 100 G3 Bodypack Transmitter
Type of Input Connector Unbalanced Locking 1/8″ (3.5 mm), Mic/Line
Type of Microphone ME 2 Lavalier Microphone
Polar Pattern Omnidirectional
Interchangeable Mic Heads
Yes, User Has the Option of using Other Sennheiser
Evolution Series Lavaliers
Battery Type/Approx. Life
2x AA Batteries
Life: 8 – 10 hours
Mute Switch Yes
Level Control Yes, Variable Microphone Input Level
Antenna Type M3 Type
Display Backlit LCD Display
Dimensions (WxHxD) 3.22 x 2.51 x 0.86″ (82 x 64 x 22 mm)
Weight 5.64 oz (160 g)
Transmitter
Type of Transmitter SKP 100 G3 Plug-on Transmitter
Type of Input Connector XLR Female
107
Interchangeable Mic Heads Any Dynamic Microphone with 3-pin XLR male Output
Battery Type/Approx. Life
2x AA Batteries
Life: 8 – 10 hours
Mute Switch Yes
Level Control Yes, Variable Microphone Input Level
Antenna Type Utilizes Microphone Body as Antenna
Display LCD Display: Channel, Low Battery Warning
Dimensions 4.13 x 1.69 x 1.69″ (105 x 43 x 43 mm)
Weight 6.88 oz (195 g)
Spesifikasi GoPro HERO 6 Black
Gambar III. 8
Camera
Sensor 1 x CMOS
Pixel Gross 12 MP
108
Optics
Fixed Focus Yes
Recording
Recording
Media microSD/HC/XC
Video
Format
3840 x 2880 at 24, 25, 30 fps (60, 78 Mbps MP4) 3840 x 2160p at
24, 25, 30, 50, 60 fps (60, 78 Mbps MP4) 2704 x 2028p at 24, 25,
30, 50, 60 fps (MP4) 2704 x 1520p at 24, 25, 30, 50, 60, 100,
120 fps (MP4) 1920 x 1440p at 24, 25, 30, 50, 60 fps (MP4) 1920
x 1080p at 24, 25, 30, 50, 60, 100, 120, 240 fps 1280 x 720 at 50,
60 fps (MP4)
Aspect
Ratio 16:9 4:3
Still Image
Resolution RAW: 12 Megapixel JPEG: 12 Megapixel
Channels 2.0-Channel Stereo
Audio
Format AAC WAV
Display
Display Type LCD
Touchscreen Yes
Screen Size 2"
Status
Display Yes
Exposure Control
Burst Photo 30 Photos / 1 Second
Features
Image Stabilization Digital
Waterproof Depth Rating 33.0' / 10.0 m (Camera)
Built-In Mic Yes
109
Built-In Speaker Yes
Wi-Fi Yes
Input/Output Connectors
Outputs 1 x Micro-HDMI (Type-D)
Microphone Input Yes
Headphone Jack No
General
Battery Rechargeable Lithium-Ion Battery Pack, 1220 mAh
Charging Method AC Adapter USB
Dimensions (W x H x D) 2.6 x 1.8 x 1.4" / 6.5 x 4.5 x 3.5 cm
Spesifikasi Led Viltrox digital Lighpanels 20-inch
Gambar III. 9
Model VL-D85B VL-D85T
Color temperature 5600K±300 ( Fixed ) 3300K-5600K ( can be adjusted )
Brightness 20%~100% ( adjustable ) 20%~100% ( adjustable )
110
Max. Brightness 10200 LM 9300 LM
Max. illuminance 7380 Lux / 1m 7030 Lux / 1m
Lamp beads 5600K :1200pcs 3300K :600pcs + 5600K :600pcs
Power (max.) 85W
Continue light time 1h ( Li-battery“BP-L60A”14.4V 5.4Ah )
Group A / B / C / D / E / F
Channel 1~19
Color rendering index ≥ 95 (RA)
111
Tabel III. 8
CAMERA REPORT
Company : BUJANG Production Produser : Gagah Bagas Prakoso
Project Title : SATU TUJUAN BUKAN BERARTI SATU ARAH Sutradara : Arif Juliantoro
Durasi : 24 Menit Penulis Naskah : Arif Juliantoro
NO
SHOT
VISUAL
VIDEO
NOTES
SHOT SIZE
ANGLE
MOVE
1. 1 MLS Eye Level Still Pengamen menyanyi Ok
2. 2 MLS Eye Level Tilt Down Establish kantor Walikota
Bogor
Ok
3. 3 MS Eye Level Zoom Out Establish petunjuk arah Ok
4. 4 LS Eye Level Still Establish rusa di istana
bogor
Ok
112
5. 5 LS Eye Level Still Establish Taman kebun
Raya
Ok
6. 6 MCU Eye Level Still Establish lampu taman Ok
7. 7 MLS Eye Level Still Establish kereta api Timelapse
8. 8 MS Eye Level Still Establish lampu taman Ok
9. 9 LS Eye Level Still Establish mall Ok
10. 10 MS Eye Level Still Establish Taman sempur Ok
11. 11 MCU Eye Level Zoom Out Establish rambu- rambu
jalur sepeda dan pejalan
kaki
Ok
12 12 MS Eye Level Zoom Out Establish rambu-rambu lalu
lintas
Ok
13. 13 MLS Eye Level Zoom In Establish jalan Timelapse
14. 14 TOP Bird Angle Track Establish jalan Drone
15. 15 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Ok
16. 16 MLS Eye Level Still Establish Pos Dishub Ok
17. 17 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Ok
18. 18 LS Eye Level Still Establish jalan Ok
113
19. 19 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Ok
20. 20 LS High Angle Still Establish belokan jalan Ok
21. 21 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Ok
22. 22 LS Low Angle Still Establish mall Ok
23. 23 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Ok
24. 2 LS Eye Level Still Establish jalan Ok
25. 25 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Ok
26. 26 MLS Eye Level Still Establish anggota Dishub
bekerja
Ok
27. 27 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Ok
28. 28 LS High Angle Still Establish jalan Ok
29. 29 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Ok
30. 30 MLS Eye Level Still Establish jalan depan
Denpom
Ok
31. 31 MS Eye Level Still Wawancara anggota dishub Ok
32. 32 MLS Eye Level Still Establish jalan Ok
114
33. 33 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Ok
34. 34 LS Eye Level Still Establish kantor Walikota
Bogor
Ok
35. 35 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Ok
36. 36 MLS Eye Level Still Establish anggota Dishub
bekerja
Ok
37. 37 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Ok
38. 38 MCU Low Angle Still Establish rambu-rambu Ok
39. 39 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Ok
40. 40 MS Eye Level Still Establish angkot nomor 02 Ok
41. 41 MS Eye Level Still Wawancara anggota
Dishub
Ok
42. 42 MS Eye Level Still Establish puteran jalan Ok
43. 43 MS Eye Level Still Wawancara anggota Dishub Ok
44. 44 MCU Low Angle Still Establish logo polisi Ok
45. 45 MS Eye Level Pan Left Establish bagian depan pos
Polisi
Ok
46. 46 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
115
47. 47 MS Eye Level Pan Right Establish ruangan TMC
Polresta Bogor Kota
Ok
48. 48 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
49. 49 LS Eye Level Still Establish jalan sekitar istana
Bogor
Ok
50. 50 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
51. 51 MLS Eye Level Still Establish jalan otista Ok
52. 52 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
53. 53 MS Eye Level Still Establish jalan Ok
54. 54 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
55. 55 ELS Eye Level Still Establish istana Bogor Ok
56. 56 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
57. 57 LS High Angle Still Establish jalan Tol Ok
58. 58 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
59. 59 MLS Eye Level Still Establish jalan Ok
60. 60 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
116
61. 61 ELS High Angle Still Establish jalan Tol Ok
62. 62 ELS Bird Angle Pan Establish kota bogor Drone
63. 63 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
64. 64 MLS Eye Level Still Establish Presiden melewati
jalan SSA
Ok
65. 65 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
66. 66 MS Low Angle Still Establish jalan Ok
67. 67 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
68. 68 MLS Eye Level Tilt Down Establish kota Bogor Ok
69. 69 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
70. 70 MS Eye Level Still Establish petugas Dishub
dan Kepolisian
Ok
71. 71 MS Eye Level Still Wawancara Polisi OK
72. 72 MLS Eye Level Still Establish jalan Ok
73. 73 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
74. 74 MS Eye Level Still Establish tempat kuliner
yang ada di Bogor
Ok
117
75. 75 MLS Eye Level Still Establish tempat kuliner
yang ada di Bogor
Ok
76. 76 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
77. 77 MS Eye Level Still Establish jalan Ok
78. 78 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
79. 79 MS Eye Level Still Establish jalan Ok
80. 80 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
81. 81 MLS Eye Level Still Establish jembatan yang
menyempit
Ok
82. 82 MLS Eye Level Still Establish kemacetan akibat
penyempitan jembatan
Ok
83. 83 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
84. 84 MS Eye Level Still Establish jembatan yang
menyempit
Ok
85. 85 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
86. 86 MLS Low Angle Still Establish gapura Kebun
Raya Bogor
Ok
87. 87 MLS Eye Level Still Establish jalan Ok
88. 88 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
118
89. 89 MCU Eye Level Still Establish Rusa di istana
Bogor
Ok
90. 90 MS Eye Level Still Establish parkiran sekitar
Kebun Raya Bogor
Ok
91. 91 MLS Eye Level Still Establish pakiran sekitar
Kebun Raya Boor
Ok
92. 92 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
93. 93 MLS Eye Level Still Establish parkiran sekitar
Kebun Raya Bogor
Ok
94. 94 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
95. 95 MLS Eye Level Still Establish anggota
Kepolisian dan Dishub
sedang mengatur lalu lintas
Ok
96. 96 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
97. 97 LS High Angle Still Establish anggota
Kepolisian sedang mengatur
lalu lintas
Ok
98. 98 MLS Eye Level Still Establish jalan sekitar istana
Bogor
Ok
99. 99 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
100. 100 MS Low Angle Still Establish Peta wisata kota
Bogor
Ok
101. 101 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
119
102. 102 MLS Eye Level Still Establish orang sedang
bersepeda
Ok
103. 103 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
104. 104 MLS Eye Level Still Establish trotoar untuk
orang berkebutuhan Khusus
Ok
105. 105 MS Low Angle Still Establish rambu-rambu
untuk yang ada di trotoar
Ok
106. 106 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
107. 107 MLS Eye Level Still Establish orang yang
bersepeda
Ok
108. 108 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
109. 109 MS Eye Level Still Establish fasilitas sepeda Ok
110. 110 MS Eye Level Still Wawanacara Polisi Ok
111. 111 LS Low Angle Still Establish pembangunan
yang ada di kota Bogor
Ok
112. 112 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
113. 113 ELS High Angle Still Establish jalan Tol Ok
114. 114 MLS Eye Level Still Establish Halte Ok
115. 115 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
120
116. 116 LS Eye Level Still Establish kantor Walikota
Bogor
Ok
117. 117 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
118. 118 MLS Eye Level Still Establish bus Ok
119. 119 MS Eye Level Still Wawancara Polisi Ok
120. 120 LS Low Angle Still Establish gapura pasar
Bogor
Ok
121. 121 MS Eye Level Still Wawancara Pak Agus Ok
122. 122 MLS Eye Level Still Establish jalan Ok
123. 123 MS Eye Level Still Wawancara Pak Agus Ok
124. 124 MLS Eye Level Still Establish orang yang
menyebrang jalan
Ok
125. 125 MLS Eye Level Still Establish orang yang
menyebrang jalan
Ok
126. 126 MS Eye Level Still Wawancara Pak Agus Ok
127. 127 LS Eye Level Still Establish kantor Ok
128. 128 MS Eye Level Still Wawancara Pak Agus Ok
129. 129 MS Eye Level Still Wawancara Pak Syarif Ok
121
130. 130 MS Eye Level Still Establish jembatan yang
menyempit
Ok
131. 131 MS Eye Level Still Wawancara Pak Syarif Ok
132. 132 MS Eye Level Still Establish jalan Ok
133. 133 MS Eye Level Still Wawancara Pak Syarif Ok
134. 134 MS Eye Level Still Establish kemacetan Ok
135. 135 MS Eye Level Still Wawancara Pak Syarif Ok
136. 136 MS Eye Level Still Establish Pak Atta
bersalaman dengan istrinya
Ok
137. 137 MLS Eye Level Follow Establish Pak Atta
berangkat kerja
Ok
138. 138 MS Eye Level Still Establish Pak Ataa
membersihkan angkot
Ok
139. 139 MLS Eye Level Still Establish angkot Pak Atta Ok
140. 140 MS Eye Level Zoom Out Establish depan rumah Pak
Atta
Ok
141. 141 MS Eye Level Still Establish sekitar rumah Pak
Atta
Ok
142. 142 CU Low Angle Still Establish jam di rumah Pak
Atta
Ok
143. 143 MCU Eye Level Still Establish Pak Atta di angkot Ok
122
144. 144 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
145. 145 MLS Eye Level Still Establish jalan Ok
146. 146 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
147. 147 MLS Eye Level Still Establish angkot-angkot Ok
148. 148 MLS Eye Level Still Establish jalan Ok
149. 149 MS Eye Level Handhell Establish orang masuk
angkot
Ok
150. 150 MCU High Angle Handhell Establish Pak Atta
menghitung uang
Ok
151. 151 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
152. 152 MS Eye Level Handhell Establish Pak Atta
mengemudi angkot
Action Cam
153. 153 CU Eye Level Still Establish nomor trayek
angkot Pak Atta
Ok
154. 154 MS Eye Level Hamdhell Establish Pak Atta
mengemudi angkot
Action Cam
155. 155 MS Eye Level Still Wawanacara Pak Atta Ok
156. 156 MCU High Anle Handhell Establish Pak Atta
menghitung uang
Ok
157. 157 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
123
158. 158 MS Eye Level Still Establish jalan Ok
159. 159 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
160. 160 MS Eye Level Tilt Down Establish ruangan dalam
rumah Pak Atta
Ok
161. 161 MCU Eye Level Handhell Establish setir mobil angkot
Pak Atta
Action Cam
162. 162 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
163. 163 MS Low Angle Still Establish Pak Atta
mengemudi angkot
Action Cam
164. 164 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
165. 165 MCU High Angle Still Edtablish ruangan dalam
rumah Pak Atta
Ok
166. 166 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
167. 167 MLS Eye Level Follow Establish jalan dari dalam
angkot
Action Cam
168. 168 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
169. 169 MLS Eye Level Still Establish jalan Ok
170. 170 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
171. 171 LS Eye Level Still Establish anggota Dishub Ok
172. 172 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
124
173. 173 LS Eye Level Still Establish angkot-angkot Ok
174. 174 MS Eye Level Still Establish jalan Ok
175. 175 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
176. 176 MCU High Angle Handhell Establish Pak Atta
menghitung uang
Ok
177. 177 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
178. 178 MS Eye Level Tilt Down Establish depan rumah Pak
Atta
Ok
179. 179 LS High Angle Still Establish angkot-angkot Ok
180. 180 MS Eye Level Still Establish jalan Ok
181. 181 MLS Eye Level Still Establish jalan Ok
182. 182 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
183. 183 MS Low Angle Still Establish harga-harga bahan
bakar
Ok
184. 184 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
185. 185 MS Eye Level Handhell Establish penumpang
membayar tariff angkot
Ok
186. 186 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
125
187. 187 MCU Eye Level Handhell Establish di dalam angkot
Pak Atta
Ok
188. 188 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
189. 189 MS Eye Level Still Establish harga-harga bahan
bakar
Ok
190. 190 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
191. 191 MS Eye Level Handhell Establish Pak Atta
mengemudi angkot
Action Cam
192. 192 MLS Eye Level Still Establish jalan Ok
193. 193 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
194. 194 LS High Angle Still Establish kemacetan Ok
195. 195 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
196. 196 MLS Eye Level Still Establish anggota
Kepolisian yang mengatur
lalu lintas
Ok
197. 197 MS High Angle Still Establish kemacetan Ok
198. 198 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
199. 199 MS Eye Level Still Establish angkot-angkot Ok
200. 200 MS Eye Level Still Wawancara Pak Atta Ok
201. 201 TOP Bird Angle Track Establish Tugu Kujang Drone
126
3.5 Proses Kerja Editor
Editing merupakan pekerjaan penting dalam perfilman, yaitu seorang yang
bertugas dan bertanggung jawab dalam proses pembuatan film. Proses memotong
gambar, menata hasil gambar dan suara yang di hasilkan. Dan membuat keselarasan
dalam film, supaya karya audio visual yang diciptakan akan sesuai dengan konsep
yang di inginkan sehinga cerita bisa di pahami bagi yang menonton.
Editing pada pengertian sekarang ini adalah proses menggabungkan materi satu
dengan rekaman dengan materi rekaman yang lain secara elektronik. (Hidajanto
Djamal Andi Fachrudin, 2015:209).
Seorang editor mengikuti konsep terlulis yang diberikan oleh sutradara berupa
treatment, kemudian editor bertugas untuk memilih gambar – gambar mana saja yang
pantas untuk di susun menjadi rangkaian karya audio visual.
Penting bagi seorang penata kamera dan editor agar mendapatkan karya audio
visual yang terbaik. Ketelitian dan fokus pada apa yang telah di kerjakan, selain itu
editor dan penata kamera harus mencocokan kembali bagian yang baik dan buruknya
dalam pemilihan gambar.
3.5.1 Pra Produksi
Pada tahap pra produksi adalah tahap awal untuk proses pembuatan karya
audio visual. Menyiapkan materi dan pemilihan konsep dokumenter yang akan
divisualkan melalui treatment, kemudian menentukan lokasi yang akan di buat,
editor pun mencari sebuah ilustrasi musik yang cocok untuk melakukan produksi
karya audio visual tersebut.
Tugas editor dalam pra produksi ini adalah : (Supriyadi, M.kom 2014:166).
1. setelah menerima naskah kemudian editor merencanakan konsep editing seperti
apa yang dipakai kemudian melihat dan mengingatkan sutradara shot apa yang
penting dan tidak boleh di hilangkan.
2. Berdiskusi dan memberi masukan dengan sutradara untuk mencari stock shot yang
dapat digunakan serta angle yang dapat digunakan serta angle yang tepat untuk
produksi yang akan dilaksanakan.
127
3. Berdiskusi dengan departemen dan crew yang lain untuk pembahsan secara teknis.
4. Bersama produser dan sutradara membicirkan proses kerja pasca produksi yang
akan berlangsung baik dari sisi peralatan maupun dari sisi budgeting.
Editor saling bekerja sama dengan sutradara dan penata gambar dalam proses
pengambilan shot berdasarkan treatment yang sudah dibuat sesuai konsep.
Kemudian membantu menentukan shot – shot apa saja yang dibutuhkan dan juga
teknik dalam pengambilan gambar untuk diproses pada tahap editing agar penonton
menikmati karya audio visual ini.
Untuk memaksimalkan semua kinerja, sebelum melakukan ke dalam tahapan
produksi, membangun ide – ide positif sangat penting pada tahapan ini agar tidak
ada kesalahan pada saat produksi berlangsung.
3.5.2 Produksi
Produksi adalah tahap dimana sudah mempersiapkan untuk pengambilan
gambar dari konsep yang sudah di siapkan pada saat pra produksi. Materi dan aspek
yang di butuhkan pada tahap sebelumnya yang telah matang dibuat akan dijalankan
pada tahapan ini.
Seorang editor harus memahami konsep yang akan dibuat saat produksi
sesuai dengan program dokumenter yang berjudul “Satu Tujuan Bukan Berarti Satu
Arah” setelah konsep selesai editor harus memahami isi dan konsep yang telah
direncanakan. Editor membuat sistem kerja pada saat awal pembukaan sampai
dengan penutupan program dokumenter televisi.
Pada Program dokumenter televisi ini yang berjudul “Satu Tujuan Bukan
Berarti Satu Arah”saya sebagai penyunting gambar menggunakan konsep editing
“Continuity Editing”. Continuity editing adalah menghubungkan gambar yang satu
dengan lainnya. Menghubungkan adegan satu dengan lainnya, sehingga tersusun
cerita yang di inginkan. Membuat keselarasan kedalaman video mudah dimengerti
dan di pahami oleh setiap mata penonton (Rusman Latief dan Yusiatie Utud
2017:158).
128
Editor tidak hanya menyusun gambar sesuai sutradara inginkan dalam
penyampaian audio visual melalui dokumenter televisi. Sebelum melakukan proses
editing sutradara dan editor harus saling bekerja sama untuk mencegah shot yang
kurang dalam proses editing agar tidak melalukan mengambil ulang audio visual.
Menentukan konsep agar jalannya karya ini dapat dinikmati oleh penonton.
Sutradara dan editor bisa bekerja sama dan memberikan masukan satu sama lain
demi keselarasan dalam film, membaca dan juga menganalisis bagian – bagian apa
saja yang harus di perkuat sesuai dengan konsep yang di inginkan sebelumnya.
3.5.3 Pasca Produksi
Setelah melewati tahap pra produksi dan produksi adalah proses finishing
dari tahap konsep yang sudah di buat. Editing merupakan tahap sangat penting untuk
menghasilkan karya dokumenter yang berkualitas. Editor di bantu oleh sutradara
untuk memilih gambar yang akan di pilih, setelah gambar - gambar tersusun dengan
kasar disebut off-line editing.
Di tahap ini dibutuhkan kelitian agar mendapatkan hasil terbaik, misalnya
dengan menambahkan sedikit efek musik dalam video ataupun transisi efek yang
bisa digunakan dalam konsep karya audio visual tersebut.
Editor yang baik adalah jika konsep yang diinginkan produser dapat
diwujudkan. Bukan cuma buat pertunjukan yang menarik dengan cutting yang
keren,tetapi juga pemilihan efek suara dan ilustrasi musik yang menguatkan konsep
acara yang diinginkan produser. (Brillianto K.Jaya 2016:17:18).
Pasca produksi adalah tahap terakhir dari proses pembuatan karya audio
visual pada saat dimeja editing. Sutradara memberikan ide untuk melakukan proses
editing sesuai dengan treatment yang sudah ada dan dibantu sutradara untuk
menyelesaikan tugas editing. Langkah – langkah dalam proses pengerjaan editing
program dokumenter yang berjudul”Satu Tujuan Bukan Berarti Satu Arah”
129
Sebagai berikut :
a. Preview
Pada tahap ini editor telah menerima keseluruhan bahan mentah yang telah di
buat saat shooting berupa memory card agar editor mengenali shoot mana yang baik
dan kurang baik dalam proses produksi. Sehingga editor dapat memeriksa setiap
kekurangan shoot atau tidak masuk ke dalam gambar yang diinginkan sebelum
proses editing.
b. Offline editing
Tahap bagi seorang editor untuk melakukan proses editing tetapi gambar masih
bersifat kasar, yaitu membuat shot yang sudah ada kemudian melakuan
penyambungan gambar dan memotong gambar. Mengatur logging time code
berdasarkan catatan yang telah dibuat, agar semua bagian dari setiap shoot tertata
dan tentu saja ini memudahkan editor sebelum melakukan editing online.
c. Capture
Proses pemindahan gambar ke laptop, melakukan proses transfer video rekaman
yang masih berada di dalam memory card ke laptop agar mudah dalam penyimpanan
dan pencarian gambar pada saat proses editing.
d. Assambing
Pada tahap ini editor menyusun gambar berdasarkan naskah, semua itu harus
berurutan baik dari shoot yang telah di buat mana yang baik atau pun yang buruk.
Telah dipilih untuk disusun dalam proses tahap editing.
e. Rough Cut
Editor memotong dan membuang setiap shot berdasarkan treatment yang
tidak terpakai kemudian menjadikan suatu cerita namun bersifat gambar kasar dan
hasilnya sementara bisa untuk dirubah kembali, tentu saja harus berdasarkan
treatment agar setiap alur cerita dapat di mengerti dan di pahami setiap penonton.
130
f. Fine Cut
Editor memotong shot berdasarkan treatment yang di pakai dan di susun sesuai
keinginan sutradara, misalnya durasi tersebut harus sesuai dengan konsep yang telah
di buat dan tidak bisa lagi berubah.
g. On Line Editing
Tahap bagi seorang editor untuk menghaluskan hasil gambar dan memperbaiki
kualitas hasil gambar kemudian menggunakan tambahan efek transisi sesuai
kebutuhan cerita. Pada tahap ini sudah terbentuk suatu cerita yang jelas maka dari
itu editor harus menyempurnakan cerita. Tahap ini sangat penting karena
menentukan kualitas suatu film, menyempurnakan kualitas video, memberikan efek
yang di butuhkan untuk di suatu video, memudahan penonton memahami cerita
dalam video tersebut.
h. Titling
Editor menggunakan software media editing Adobe Premiere Pro CC 2017.
Untuk mengedit kebutuhan dan aspek yang diinginkan oleh sutradara demi
keselarasan video.
i. audio
Adalah pencampuran antara gambar dan suara. Narasi yang sudah di rekam dan
ilustrasi musik yang juga juga direkam lalu dimasukkan ke dalam pita hasil editing
on line sesuai dengan petunjuk yang ada dalam naskah editing.(Indah Rahmawati
2011:108).
Penggabungan musik, efek suara ke dalam karya audio visual.setelah melakukan
proses editing selanjutnya adalah menyatukan suara narasumber dengan tambahan
instrument. Penambahan sesuai dengan apa yang di butuhkan, sesuai dengan situasi
dalam video hal ini sangat penting demi menjaga irama di video itu, juga menjaga
emosional penonton.
131
3.5.4 Peran dan Tanggung Jawab Editor
“Seorang editor harus memperhatikan tujuan dan kepentingan program yang
diedit, dengan memperhatikan unsur – unsur, gerak, kata, irama, dan aspek – aspek
artistik. ( Rusman latief 2017:141).
Peran dan tanggung jawab editor memotong gambar dan suara sesuai
treatment agar alur cerita dapat di mengerti oleh penonton. Isi video tidak bosan di
mata penonton yang melihat tidak monoton sehingga jelas penyampaian informasi
atau pesan yang di sampaikan kepada penonton dengan menambahan arti dalam isi
video.
Memberikan saran kepada sutradara untuk mengambil shot tambahan, saling
bertukar pikiran mengenai shot yang kurang baik. Untuk kesempurnaan materi dan
konsep yang di buat berbagai unsur kreatifitas sangat di perlukan. Mampu menutupi
kekurangan di saat proses pengambilan gambar.
Seorang editor bertanggung jawab penuh atas hasil akhir karya audio visual
yang sudah diserahkan untuk proses editing. Mengemas materi menjadi sebuah karya
dramatis kemudian memberikan sentuhan pada hasil akhir karya audio visual yang
di buat.
3.5.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Setelah tim melakukan riset, membutuhkan persiapan matang untuk
pengambilan tempat dan pengambilan gambar yang baik. Perpindahan gambar satu
dengan gambar lainnya sesuai kebutuhan film dan disetujui oleh sutradara. Editor
juga menambahkan yang perlu digunakan dalam film dokumenter yang telah di buat.
Ada dua konsep yang akan editor sampaikan dalam pembuatan film dokumenter ini
yaitu:
Colouring : Merubah pewarnaan dari hasil natural ke hasil warna yang lebih
tajam.
Transisi : Transisi dalam dokumenter ini menggunakan dissolve yaitu
merupakan transisi perpindahan shot untuk sebagai pergantian tempat.
132
b. Konsep Produksi
Bahwa Program dokumenter ini membuat film berdasarkan yang diceritakan
oleh para narasumber dengan audio visual yang menarik agar menghasilkan film
dokumenter ini tidak monoton.
c. Konsep teknis
Dari segi teknis alat yang digunakan laptop processor Intel core i-3 dengan ram
6GB DDR 3. Pada proses editing mencoba untuk melakukan konsep editing yang
memang sudah dibuat oleh sutradara sebelumnnya, untuk pemilihan gambar yang
sesuai dan pantas di edit. Kemudian pada tahap editing menggunakan software
editing berupa Adobe Premiere Pro CC 2017. Memiliki fitur – fitur yang penting,
antara lain perekam video, alat pemotong, title. Tujuan menggunakan software
tersebut agar memudahkan proses menyimpan project dalam bentuk video.
3.5.6 Kendala Produksi Dan Solusinya
Pada proses pembuatan karya dokumenter televisi ini, tim produksi
mengalami suatu kendala di saat pra produksi, produksi dan paska produksi .
Kendala yang di dapat dan solusinya sebagai berikut :
1. Kendala : Memilih alur cerita yang sesuai dari berbagai narasumber.
Solusinya : Melihat satu per satu video yang di wawancara oleh
narasumber.
2. Kendala : Terbatasnya waktu untuk melakukan proses editing , jadi
memanfaat kan waktu sebaik baiknya untuk mendapatkan hasil yang
sempurna.
Solusinya : Menyesuaikan gambar yang cocok untuk film dokumenter
ini.
3. Kendala : Stock shot yang kurang.
Solusinya : Melakukan pengambilan stock shoot tambahan untuk
mengisi kekurangan dalam video.
133
1.1.7 Lembar Kerja Editor
1. Spesifikasi Editing
2. Proses Pembuatan Id Program
3. Laporan Editing
134
SPESIFIKASI EDITING
HARDWARE
1. Processor : Intel core i-3 4005U 1.7GHz
2. RAM : 6GB DDR3
3. Hardisk : HDD 368 GB
ACCESSORIS
1 Speaker : Headset Rexus F15
2 Mouse : Rexus Aviator RXM-S5
SOFTWARE
1. Visul : Adobe Premiere CC 2017
2. Audio : Adobe Auditon CC 2017
3. Grafis : Adobe Photoshop CC
Google Earth Pro
Gambar III. 10
135
Proses Pembuatan ID Program
a. Bar And Tone
Gambar III. 11
b. Logo Bsi
Gambar III. 12
136
c. Program ID
Gambar III. 13
d. Universal Counting Leader
Gambar III. 14
137
e. Isi Program
Gambar III. 15
f. Kerabat Kerja
Gambar III. 16
138
g. Ucapan Terima Kasih
Gambar III. 17
h. Copyright
Gambar III. 18
139
Tabel III. 9
LAPORAN EDITING
Production Company : BUJANG Production Produser : Gagah Bagas Prakoso
Project Title : Satu Arah Bukan Berarti Satu Arah Director : Arif Juliantoro
Duration : 23 Menit Editing : Ananda Faisal Risky
No TIME CODE INT /
EXT
KETERANGAN
VISUAL AUDIO SFX TRANSISI VIDEO
EFFECT
DURASI
1 00:00:00:00 - 00:00:00:05 Bars And Tone Bars And Tone 5 Detik
2 00:00:00:05 - 00:00:00:10 Logo BSI 5 Detik
3 00:00:00:10 - 00:00:00:15 Program ID 5 Detik
4 00:00:00:15 - 00:00:00:20 Universal
Counting Leader
5 Detik
5 00:00:00:20 - 00:00:00:59 Pengamen
Nyanyi
Suara Pengamen Cut to, Dip
To Black
Lumetri Color 39 Detik
6 00:00:00:59 - 00:01:01:16 Maps Bogor VO Lumetri Color 17 Detik
7 00:01:01:16 - 00:01:25:01 Kantor Walikota VO Cut To Lumetri Color 9 Detik
8 00:01:25:01 - 00:01:29:16 Ext Petunjuk Arah VO Cut To Lumetri Color 4 Detik
9 00:01:29:16 - 00:01:32:24 Ext Rusa Istana
Bogor
VO Cut To Lumetri Color 3 Detik
140
10 00:01:32:24 - 00:01:37:14 Ext Taman Kebun
Raya
VO Cut To Lumetri Color 5 Detik
11 00:01:37:14 - 00:01:40:17 Ext Lampu Taman VO Cut To Lumetri Color 3 Detik
12 00:01:40:17 - 00:01:44:00 Ext Kereta Api VO Cut To Lumetri Color 4 Detik
13 00:01:44:00 - 00:01:47:03 Ext Lampu Taman Ilustrasi Musik Cut To Lumetri Color 3 Detik
14 00:01:47:03 - 00:01:49:12 Ext Mall Ilustrasi Musik Cut To Lumetri Color 2 Detik
15 00:01:49:12 - 00:01:50:15 Ext Taman Sempur Ilustrasi Musik Cut To Lumetri Color 1 Detik
16 00:01:50:15 - 00:01:53:13 Ext Rambu Sepeda
Dan Pejalan kaki
Ilustrasi Musik Cut To Lumetri Color 3 Detik
17 00:01:53:13 - 00:01:57:08 Ext Rambut Lalu
Lintas
Ilustrasi Musik Cut To Lumetri Color 4 Detik
19 00:01:57:08 - 00:02:02:09 Ext Jalan Ilustrasi Musik Cut To Lumetri Color 5 Detik
20 00:02:02:09 - 00:02:07:00 Ext Jalan Ilustrasi Musik Cut To Lumetri Color 5 Detik
21 00:02:07:00 - 00:02:23:19 Ext Kompas.com Vo Cut To Lumetri Color 16 Detik
22 00:02:23:19 – 00:02:24:08 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
23 00:02:24:08 - 00:02:26:14 Ext Pos Dishub Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
24 00:02:26:14 - 00:02:33:14 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 7 Detik
25 00:02:33:14 - 00:02:40:15 Ext Courtesy Of
Youtube
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 7 Detik
26 00:02:40:15 - 00:02:44:05 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
27 00:02:44:05 - 00:02:50:01 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
28 00:02:50:01 - 00:02:54:14 Ext Belokan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
141
29 00:02:54:14 - 00:02:55:20 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
30 00:02:55:20 - 00:03:02:05 Ext Mall Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 7 Detik
31 00:03:02:05 - 00:03:03:23 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
32 00:03:03:23 - 00:03:12:15 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 9 Detik
33 00:03:12:15 - 00:03:17:18 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
34 00:03:17:18 - 00:03:24:22 Ext Dishub lagi
Bekerja
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 7 Detik
35 00:03:24:22 - 00:03:33:11 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 9 Detik
36 00:03:33:11 - 00:03:41:14 Ext Courtesy Of
Youtube
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 8 Detik
37 00:03:41:14 - 00:03:43:15 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
38 00:03:43:15 - 00:03:45:23 Ext Jalan Jembatan
Merah
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
39 00:03:45:23 - 00:03:48:07 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 3 Detik
40 00:03:48:07 - 00:03:55:13 Ext Jalanan Denpom Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 7 Detik
41 00:03:55:13 - 00:04:04:09 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 9 Detik
42 00:04:04:09 - 00:04:10:08 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
142
43 00:04:10:08 - 00:04:11:01 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
44 00:04:11:01 - 00:04:13:10 Ext Kantor Balaikota Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
45 00:04:13:10 - 00:04:22:23 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 10 Detik
46 00:04:22:23 - 00:04:28:08 Ext Dishub Sedang
Bekejra
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
47 00:04:28:08 - 00:04:32:19 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
48 00:04:32:19 - 00:04:35:15 Ext Rambu Nomor
Angkot
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 3 Detik
49 00:04:35:15 - 00:04:41:01 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
50 00:04:41:01 - 00:04:43:19 Ext Angkot Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
51 00:04:43:19 - 00:04:46:06 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 3 Detik
52 00:04:46:06 - 00:04:52:18 Ext Putaran Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
53 00:04:52:18 - 00:04:54:21 Ext Wawancara
Dishub
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
54 00:04:54:21 - 00:04:58:18 Int Logo Polisi VO Cut To Lumetri Color 4 Detik
55 00:04:58:18 - 00:05:02:14 Ext Pos Polisi VO Cut To Lumetri Color 4 Detik
56 00:05:02:14 - 00:05:17:10 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 15 Detik
57 00:05:17:10 - 00:05:26:17 Int Ruangan CCTV Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 9 Detik
143
58 00:05:26:17 - 00:05:36:14 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 10 Detik
59 00:05:36:14 - 00:05:42:12 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
60 00:05:42:12 - 00:05:45:14 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 3 Detik
61 00:05:45:14 - 00:05:55:02 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 10 Detik
62 00:05:55:02 - 00:05:59:06 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
63 00:05:59:06 - 00:06:06:01 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 7 Detik
64 00:06:06:01 - 00:06:15:23 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 9 Detik
65 00:06:15:23 - 00:06:30:12 Ext Courtesy Of
Youtube
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 15 Detik
66 00:06:30:12 - 00:06:33:16 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 13 Detik
67 00:06:33:16 - 00:06:36:05 Ext Istana bogor Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 3 Detik
68 00:06:36:05 - 00:06:41:06 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
69 00:06:41:06 - 00:06:45:06 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
70 00:06:45:06 - 00:06:47:20 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
71 00:06:47:20 - 00:06:50:08 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 3 Detik
144
72 00:06:50:08 - 00:07:43:17 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 43 Detik
73 00:07:43:17 - 00:07:48:11 Ext Lawang Salapan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
74 00:07:48:11 - 00:07:55:01 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 7 Detik
75 00:07:55:01 - 00:08:01:03 Ext Mengatur Lalu
Lintas
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
76 00:08:01:03 - 00:08:30:03 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 7 Detik
77 00:08:30:03 - 00:08:31:20 Ext Kuliner Bogor Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
78 00:08:31:20 - 00:08:33:09 Ext Kuliner Bogor Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
79 00:08:33:09 - 00:09:14:19 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 41 Detik
80 00:09:14:19 - 00:09:20:14 Ext Jalanan Otista Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
81 00:09:20:14 - 00:09:38:16 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 18 Detik
82 00:09:38:16 - 00:09:42:13 Ext Kebun Raya
Bogor
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
83 00:09:42:13 - 00:09:44:20 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
84 00:09:44:20 - 00:09:52:01 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 8 Detik
85 00:09:52:01 - 00:09:54:01 Ext Rusa Kebun
Raya Bogor
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
145
86 00:09:54:01 - 00:10:00:15 Ext Parkiran Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
87 00:10:00:15 - 00:10:05:04 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
88 00:10:05:04 - 00:10:09:12 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
89 00:10:09:12 - 00:10:25:16 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 16 Detik
90 00:10:25:16 - 00:11:28:20 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 3 Detik
91 00:10:28:20 - 00:11:08:20 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 24 Detik
92 00:11:08:20 - 00:11:10:16 Ext Polisi Bertugas Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
93 00:11:10:16 - 00:11:11:16 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
94 00:11:11:16 - 00:11:16:16 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
95 00:11:16:16 - 00:11:17:02 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
96 00:11:17:02 - 00:11:21:01 Ext Peta Bogor Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
97 00:11:21:01 - 00:11:23:16 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
98 00:11:23:16 - 00:11:25:09 Ext Bersepeda Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
99 00:11:25:09 - 00:11:26:01 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
146
100 00:11:26:01 - 00:11:27:00 Ext Trotoar Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
101 00:11:27:00 - 00:11:28:17 Ext Rambu
Berkebutuhan
khusus
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
102 00:11:28:17 - 00:11:29:23 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
103 00:11:29:23 - 00:11:33:00 Ext Bersepeda Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
104 00:11:33:00 - 00:11:37:18 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
105 00:11:37:18 - 00:11:42:04 Ext Fasilitas Sepeda Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
106 00:11:42:04 - 00:11:45:09 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color
Lumetri Color
3 Detik
107 00:11:45:09 - 00:11:49:23 Ext Gedung Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
108 00:11:49:23 - 00:11:54:12 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
109 00:11:54:12 - 00:12:00:01 Ext Jalan Tol Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
110 00:12:00:01 - 00:12:04:04 Ext Halte Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
111 00:12:04:04 - 00:12:06:00 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
112 00:12:06:00 - 00:12:07:17 Ext Balikota Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
147
113 00:12:07:17 - 00:12:09:00 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
114 00:12:09:00 - 00:12:11:18 Ext Transportasi Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
115 00:12:11:18 - 00:12:41:05 Int Wawancara
Polisi
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 23 Detik
116 00:12:41:05 - 00:12:46:12 Ext Pasar Bogor Cut To Lumetri Color 5 Detik
117 00:12:46:12 -00:12:58:08 Ext Wawancara Pak
Agus
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 12 Detik
118 00:12:58:08- 00:13:08:09 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 10 Detik
119 00:13:08:09 - 00:13:17:12 Ext Wawancara Pak
Agus
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 9 Detik
120 00:13:17:12 - 00:13:24:05 Ext Susah
Menyebrang
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 7 Detik
121 00:13:24:05 - 00:13:29:07 Ext Jalan Di
ZebraCross
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
122 00:13:29:07 - 00:13:43:20 Ext Wawancara Pak
Agus
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 14 Detik
123 00:13:43:20 - 00:13:48:01 Ext Kantor Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
124 00:13:48:01- 00:13:50:05 Ext Wawancara Pak
Agus
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
125 00:13:50:05 - 00:14:07:06 Ext Wawancara Pak
Syarif
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 17 Detik
126 00:14:07:06 - 00:14:14:01 Ext Jalanan Otista Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 7 Detik
148
127 00:14:14:01 - 00:14:19:02 Ext Wawancara Pak
Syarif
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
128 00:14:19:02 - 00:14:23:18 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
129 00:14:23:18 - 00:14:37:18 Ext Wawancara Pak
Syarif
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 14 Detik
130 00:14:37:18 - 00:14:53:24 Ext Jalanan Macet Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 16 Detik
131 00:14:53:24 - 00:14:59:20 Ext Wawancara Pak
Syarif
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
132 00:14:59:20 - 00:15:05:12 Ext Pak Atta
Berangkat Kerja
VO Cut To, Dip
To Black
Lumetri Color 6 Detik
133 00:15:05:12 - 00:15:12:17 Ext Jalan Di Gang VO Cut To Lumetri Color 7 Detik
134 00:15:12:17 - 00:15:18:09 Ext Mengelap
Angkot
VO Cut To Lumetri Color 6 Detik
135 00:15:18:09 - 00:15:22:03 Ext Angkot 13 VO Cut To Lumetri Color 4 Detik
136 00:15:22:03 - 00:15:25:08 Ext Rumah Pak Atta VO Cut To Lumetri Color 3 Detik
137 00:15:25:08 - 00:15:28:07 Ext Gang Rumah Pak
Atta
VO Cut To Lumetri Color 3 Detik
138 00:15:28:07 - 00:15:32:09 Int Jam Cut To Lumetri Color 4 Detik
139 00:15:32:09 - 00:15:37:15 Ext Pak Atta Di
Dalam Angkot
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
140 00:15:37:15 - 00:15:54:03 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 17 Detik
141 00:15:54:03 - 00:16:00:04 Ext Jalanan Sistem
Satu Arah
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
142 00:16:00:04 - 00:16:05:05 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
149
143 00:16:05:05 - 00:16:07:16 Ext Angkot Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
144 00:16:07:16 - 00:16:13:05 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 7 Detik
145 00:16:13:05 - 00:16:20:04 Ext Naik Angkot Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 8 Detik
146 00:16:20:04 - 00:16:29:09 Ext Menghitung
Uang
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 9 Detik
147 00:16:29:09 - 00:16:35:17 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
148 00:16:35:17 - 00:16:37:23 Ext Menyetir Mobil Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
149 00:16:37:23 - 00:16:39:03 Ext Nomor Angkot
13
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
150 00:16:39:03 - 00:16:45:13 Ext Menyetir Mobil Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
151 00:16:45:13 - 00:16:54:03 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 9 Detik
152 00:16:54:03 -00:17:01:05 Ext Menghitung uang Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
153 00:17:01:05 - 00:17:07:03 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
154 00:17:07:03 - 00:17:11:08 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
155 00:17:11:08 - 00:17:23:01 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 12 Detik
156 00:17:23:01 - 00:17:24:16 Int Dapur Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
150
157 00:17:24:16 - 00:17:26:16 Ext Setiran Mobil Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
158 00:17:26:16 - 00:17:31:17 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
159 00:17:31:17 - 00:17:37:03 Ext Menyetir Mobil Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
160 00:17:37:03 - 00:17:49:22 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 12 Detik
161 00:17:49:22 - 00:17:52:04 Ext Dapur Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 3 Detik
162 00:17:52:04 - 00:17:58:11 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
163 00:17:52:04 - 00:18:05:02 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 14 Detik
164 00:18:05:02 - 00:18:06:14 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
165 00:18:06:14 - 00:18:14:22 Ext Jalanan Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 8 Detik
166 00:18:14:22 - 00:18:31:12 Ext Courtesy Of
Youtube
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 16 Detik
167 00:18:31:12 - 00:18:34:13 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 3 Detik
168 00:18:34:13 - 00:18:38:12 Ext Bekerja Lalu
Lintas
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
169 00:18:38:12 - 00:18:45:04 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 7 Detik
170 00:18:45:04 - 00:18:53:22 Ext Angkot Di
Jalanan
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 8 Detik
151
171 00:18:53:22 - 00:19:02:04 Ext Jalanan Macet Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 9 Detik
172 00:19:02:04 - 00:19:06:24 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
173 00:19:06:24 - 00:19:11:01 Ext Menghitung
Uang
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
174 00:19:11:01 - 00:19:15:04 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
175 00:19:15:04 - 00:19:17:23 Ext Rumah Pak Atta Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 2 Detik
176 00:19:17:23 - 00:19:23:14 Ext Jalanan Jembatan
Merah
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
177 00:19:23:14- 00:19:31:02 Ext Jalanan Kebun
raya
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 8 Detik
178 00:19:31:02- 00:19:40:13 Ext Jalanan Sempur Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 9 Detik
179 00:19:40:13 - 00:20:10:09 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 30 Detik
180 00:20:10:09 - 00:20:18:10 Ext Pombensin Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 8 Detik
181 00:20:18:10 - 00:20:27:03 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 9 Detik
182 00:20:27:03 - 00:20:32:04 Ext Memberikan
Uang
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
183 00:20:32:04 - 00:20:33:22 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 1 Detik
184 00:20:33:22 - 00:20:39:01 Ext Penumpang Di
Angkot
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 6 Detik
152
185 00:20:39:01 - 00:20:59:21 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 20 Detik
186 00:20:59:21 - 00:21:07:08 Ext Pombensin Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 8 Detik
187 00:21:07:08 - 00:21:27:19 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 20 Detik
188 00:21:27:19 - 00:21:31:09 Ext Pak Ata Menyetir
Mobil
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 4 Detik
189 00:21:31:09 - 00:21:39:21 Ext Jalanan Sempur Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 8 Detik
200 00:21:39:21 - 00:21:42:03 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 3 Detik
201 00:21:42:03 - 00:21:48:20 Ext Jalanan Macet Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 8 Detik
202 00:21:48:20 - 00:22:14:17 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 26 Detik
203 00:22:14:17 - 00:22:25:01 Ext Polisi Mengatur
Lalu Lintas
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 9 Detik
204 00:22:25:01 - 00:22:32:15 Ext Jalanan Macet Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 7 Detik
205 00:22:32:15 - 00:22:40:19 Int Wawancara Pak
Atta
Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 8 Detik
206 00:22:40:19 - 00:22:45:00 Ext Jalanan Angkot Statement
Narasumber
Cut To Lumetri Color 5 Detik
207 00:22:45:00 - 00:22:59:06 Int Wawancara Atta Statement Narsum Cut To Lumetri Color 14 Detik
208 00:22:59:06 - 00:23:19:20 Ext Tugu Kujang VO,Ilustrasi Musik Cut To Lumetri Color 20 Detik
209 00:23:19:20 - 00:23:54:23 Credit Title Ilustrasi Musik 35 Detik
210 00:23:54:23 - 00:24:39:07 BTS Ilustrasi Musik 15 Detik
153