BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian
Transcript of BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Penulis melakukan pengkajian dengan metode auto anamnesa dan allo
anamnesa yaitu pengumpulan data dan menggunakan teknik pengumpulan data
melalui studi kepustakaan dengan mempelajari isi literatur-literatur yang
berhubungan dengan karya tulis ini. Studi kasus menggunakan proses keperawatan
dengan pendekatan observasi dan wawancara selain itu melakukan pengamatan
langsung dan pemeriksaan secara langsung dengan metode per sistem melalui
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Hasil pengkajian penulis sajikan sebagai
berikut
1. Identitas Klien
Klien bernama Tn AS berjenis kelamin laki- laki dengan umur 44 tahun
berstatus belum kawin , Tn AS bertempat tinggal Di desa Wurahabake Kec
Wolio , beragama Islam, perkerjaan Buruh , Tn As di diagnose Tuberkulosis
Paru .Saat di rawat di Puskesmas Bukit Wolio Indah yang bertanggung jawab
adalah Ny Nw yang merupakan adik kandung dari Tn AS berumur 40 tahun
berkerja sebagai Pegawai Negeri Sipil
2. Riwayat kesehatan
Tn AS masuk Puskesmas Bukit Wolio Indah dengan keluhan Batuk kadang
mengeluarkan darah di sertai dengan sesak nafas dan dada nyeri saat batuk
Pada saat pengkajian klien mengeluh sesak nafas dan dada nyeri saat batuk,
klien mengatakan batuk kadang mengeluarkan darah, klien mengeluh susah
bernafas dan dada terasa sakit sehingga mengganggu aktivitasnya, klien juga
mengeluh tidak bisa tidur karena batuk batuk dan banyak mengeluarkan
keringat di malam hari , klien mengatakan tidak nafsu makan sehingga klien
merasa badannya sangat lemah, klien mengatakan sudah pernah melakukan
pemeriksaan dahak 2 hari yang lalu( tanggal 10 maret 2019 )sebelum di rawat
di Puskesmas Bukit Wolio Indah Kota BauBau, tetapi hasilnya belum ada
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang serius, klien tidak
mempunyai riwayat alergi baik makanan maupun obat obatan, klien
mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
sedang di deritanya saat ini, klien mengatakan ibunya mempunyai penyakit
keturunan yaitu Diabetes Melitus dan Tekanan Darah Tinggi
4. Genogram
Keterangan :
U
k
t
w
e
f
v
1
/
7
g
U
k
t
w
e
f
v
1
/
7
g
: laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Hasil observasi dan pemeriksaan fisik keadaan umum: klien tampak
lemah,. TB: 170 cm, BB: 60 kg, tanda-tanda vital: didapatkan hasil
tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 88 kali/menit, pernafasan 30
kali/menit, dan suhu 37,2oC.
b. Sistem Pernafasan
Pemeriksaan sistem pernapasan inspeksi: hidung tampak simetris kiri
dan kanan, tidak terdapat luka atau benjolan pada hidung, tidak terdapat
polip, tidak terdapat sekret pada lubang hidung, klien batuk berdahak
kadang klien terasa sesak nafas, dada tampak simetris kiri dan kanan,
tampak bantuan otot-otot bantu pernapasan, tidak ada kelainan bentuk
dada dan tulang belakang. Hasil palpasi: pergerakan dada teraba sama
kiri dan kanan, tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan. Hasil perkusi:
suara perkusi sonor pada area paru, redup pada area jantung dan pekak
pada area hati. Hasil auskultasi: terdengar suara napas tambahan:
ronchi pada paru kiri (ICS III).
c. Sistem Persyarafan
U
k
t
w
e
f
v
1
/
7
g
Pemeriksaan sistem persarafan kesadaran composmentis, GCS 15
(verbal: 5, Eyes: 4, dan Motorik: 6), tidak terdapat sakit kepala, reaksi
pupil mengecil saat terkena cahaya, tidak terdapat gangguan
keseimbangan.
d. Sistem Kardiovaskular
Pemeriksaan sistem kardiovaskular konjungtiva tampak anemis, bibir
pucat, tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 88 kali/menit, tidak ada
peningkatan tekanan vena jugularis.
e. Sistem Pencernaan
Pemeriksaan sistem pencernaan mukosa bibir tampak pucat, bibir
kering, gigi tampak kuning , lidah tampak kotor.
f. Sistem Perkemihan
Pemeriksaan sistem perkemihan frekuensi berkemih 6-67kali/hari,
tidak terdapat darah dalam urine, tidak nyeri saat berkemih.
g. Sistem Penginderaan
Pemeriksaan sistem penginderaan pada saat dikaji, sklera tampak putih,
mata simetris kiri dan kanan, tidak terdapat gangguan penglihatan(
rabun), penciuman baik, klien mampu membedakan bau, keadaan
telinga bersih, tidak ada benjolan dan nyeri tekan pada daerah telinga,
pendengaran baik, perabaan baik, dapat merasakan sentuhan dan
tekanan.
h. Sistem Intergumen
Pemeriksaan sistem integumen kulit berwarna sawo matang, tidak
terdapat luka dan benjolan, akral teraba dingin, suhu tubuh 37,2oC,
turgor kulit baik, kuku bersih.
i. Sistem Muskuloskletal
Pemeriksaan sistem muskuloskletal tidak terdapat kekakuan otot, tidak
terdapat fraktur atau dislokasi pada tulang, kekuatan otot ekstremitas
atas dan bawah normal.
j. Sistem Endokrin
Pemeriksaan sistem endokrin tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid.
k. Sistem Reproduksi
Pemeriksaan sistem reproduksi tidak terdapat peradangan pada daerah
genitalia.
l. Sistem Imun
Pemeriksaan sistem imun tidak ada alergi, tidak ada penyakit, atau
obat-obatan yang dikonsumsi yang dapat menekan sistem imun.
6. Pola aktifitas sehari sehari
a. Pola nutrisi
klien mengatakan sebelum sakit selera makannya baik, biasanya
makan nasi 3 kali/hari serta tidak ada makanan pantanganklien
mengatakan berat badannya sebelum sakit 65 kg . Pada saat dikaji,
klien mengatakan tidak nafsu makan, makan 2-3 kali/ sehari dalam
porsi kecil kadang makanan tidak di habiskan Klien mengatakan
sebelum sakit, selain air putih klien biasa minum kopi. Jumlah minum
dalam seharinya 1 agua(setara dengan 1200 ml) dan tidak ada
minuman pantangan. Pada saat sakit, klien mengatakan minum hanya
setengah dari biasanya ( setara 600 ml ) .
b. Pola eliminasi
klien mengatakan sebelum sakit, klien biasanya buang air kecil
dikamar mandi tanpa bantuan, tetapi saat sakit ia terpaksa harus
dibantu oleh keluarganya, frekuensi bak sebelum sakit 4-5 kali sehari
setelah sakit 4-5 kali sehari atau tidak ada perubahan. Tidak adanya
nyeri pada saat berkemih, klien mengatakan sebelum sakit klien
biasanya bab di kamar mandi tanpa bantuan tetapi pada saat sakit ia
terpaksa harus dibantu oleh keluarganya. Frekuensi bab sebelum sakit
setiap hari sedangkan setelah sakit bab 2 hari sekali. Tidak ada
kesulitan saat bab dengan konsistensi lunak.
c. Pola istrirahat dan tidur
klien mengatakan sebelum sakit jarang tidur siang dan tidur malam
selama 8 jam yaitu pukul 22.00-06.00. saat pengkajian klien
mengatakan sulit tidur, tidur tidak nyenyak serta sering terbangun dan
kadang tidak tidur karena batuk dan mengalami sesak nafas
d. Pola kebersihan/personal higiene
klien mengatakan sebelum sakit biasanya mandi 2 kali sehari, cuci
rambut setiap hari, selalu gunting kuku dan selalu gosok gigi, sejak
dirawat klien mengatakan tidak pernah mandi hanya di seka
mengunakan air hangat , tidak pernah keramas, tidak pernah gunting
kuku, klien tetap gosok gigi
e. Pola aktifitas
klien mengatakan sebelum sakit klien biasanya berkerja sebagai buruh
sedangkan setelah sakit hanya berbaring ditempat tidur saja karena
merasa lemas.
7. Terapi medis
Infus Ringer lactate 28 tts/ menit
Ceftriaxone 2 gr/iv/12 jam
Ranitidine 1 amp/iv/12 jam
Ambroxol 3X1 tablet
Dexametasone 3x1 tablet
sampai dengan pengkajian klien belum mendapatkan obat anti Tuberkulosis
(OAT) karena belum ada hasil BTA
8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
HB 13,8 g/dl ( tanggal12 maret 2019 )
BTA Positif (+)( hasil tanggal 13 maret 2019 di karenakan
Pemeriksaan BTA belum bisa dilakukan di Puskesmas Bukit Wolio Indah,
)
b. Pemeriksaan rontgen (10 maret 2019)
Rontgen toraks PA, kesan : KP duplex aktif
B. Data Fokus
Data subyektif
1. Klien mengatakan batuk kadang mengeluarkan darah sudah lebih dari 1 bulan
2. Klien mengeluh nyeri dada ketika batuk
3. klien mengeluh susah bernafas
4. klien mengatakan pada saat malam hari batuk bertambah parah disertai dengan
keringat dingin
5. Klien mengatakan susah tidur karena terganggu oleh batuk dan susah untuk
bernapas
6. klien mengeluh pusing karena tidak bisa tidur
7. klien mengatakan sering terbangun dari tidur
8. Klien mengatakan tidak ad anafsu makan, makan hanya dalam porsi sedikit
kadang makanan tidak di habiskan
9. Klien mengatakan tidak pernah mandi, tidak pernah keramas, tidak pernah
potong kuku
10. klien mengatakan selama sakit tidak bisa berkerja dan hanya berbaring saja di
tempat tidur
Data obyektif
1. Klien tampak lemah
2. TB: 170 cm BB: 60 kgTD: 120/80 mmHg Nadi : 88 x / menitRR: 30 x /
menitSuhu badan : 37,20C
3. Terdengar suara napas tambahan ronchi pada paru kiri ICS III
4. Klien tampak sesak napas
5. Klien tampak batuk berdahak kadang bercampur darah
6. Konjungtiva anemis
7. klien hanya berbaring saja di tempat tidur
8. Mukosa bibir tampak pucat dan kering
9. HB : 13,8 g/dl
10. BTA positif
11. Rontgen kesan KP duplex aktif
C. Analisis Data
Tabel 3.2 Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS:
Klien mengatakan batuk
berdahak sudah lebih
dari 1 bulan
Proses peradangan
pada jaringan paru
Mekanisme
pertahanan
Ketidak efektifan Bersihan
jalan napas
Klien mengatakan serin
g mengeluarkan darah
saat batuk
DO:
1. RR: 30 x / menit
2. Terdengar suara napas
tambahan ronchi pada
paru kiri ICS III
3. Klien tampak sesak
napas
4. tampak batuk
berdahak bercampur
darah
5. BTA positif
6. Rontgen kesan KP
duplex aktif
tubuh terhadap
mikroorganisme
Peningkatan produksi
mukus di jalan napas
Ketidak efektifan
Bersihan jalan napas
DS:
Klien mengatakan tidak
bisa tidur karena batuk
dan sesak napas
Klien mengeluh pusing
karena tidak bisa tidur
Klien mengatakan sering
terbangun dari tidur
DO:
1. Klien sering batuk
2. klien tampak gelisah
pada saat tidur
Peningkatan produksi
mukus di jalan napas
Peningkatan frekuens
i penumpukan sputum
dan batuk
Merangsang SSO
Peningkatan aktifitas
RAS
Aktitifas REM
menurun
Klien terus terjaga
Gangguan pola tidur
Gangguan pola tidur
DS:
Klien mengatakan tidak
nafsu makan, hanya
makan dalam porsi kecil
kadang makanan tidak di
habiskan
Klien mengatakan berat
badannya sebelum sakit
65 kg
DO:
1. TD 170 CM
2. Klien tampak lemas
3. BB pada saat di rawat
: 60 Kg
4. Mukosa bibir tampak
pucat dan kering
5. IMT sebelum sakit :
22,49
6. IMT saat di rawat :
20,76
7. Berat badan ideal : 70
invasi
microbacterium
tuberculosis dalam
tubuh
Peningkatan aktifitas
seluler
Peningkatan
metabolisme dalam
tubuh
Pemecahan energi
yang lebih banyak
diikuti nafsu makan
menurun
BB terus menurun
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubu
Ketidak seimbangan nutris
i kurang dari kebutuhan
tubuh
D. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan Bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret pada jalan
napas.
2. Gangguan pola tidur b.d Proses penyakit
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan
metabolisme tubuh
E. Intervensi Keperawatan
Tabel 3.3 intervensi Keperawatan
Dx. Kep Tujuan Intervensi Rasional
Ketidakefektifan
Bersihan jalan
napas
b.d penumpukan
sekret pada jalan
napas d.d klien
batuk berdahak,
sesak napas,
suara napas
ronchi pada ICS
III, RR:
30x/menit, BTA
positif dan kesan
rontgen KP
duplex aktif.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan3x 24
jam diharapkan:
Status
Pernapasan :
kepatenan jalan
napas
Kriteria hasil :
a. Frekuensi
pernapasan
dalam rentang
normal
b. Irama
pernapasan
dalam rentang
normal
c. Mampu
mengeluarkan
sekret
d. Tidak terdapat
suara napas
tambahan
e. Dispnea
dengan
aktifitas ringan
tidak ada
f. Penggunaan
otot bantu
pernapasan
tidak ada
Manajemen
Jalan Napas
1. Kaji fungsi
respirasi
2. Posisikan
pasien untuk
memaksimalka
n ventilasi
3. Berikan
minum kurang
lebih 2.500
ml/hari,
berikan dalam
kondisi hangat
4. Lakukan
fisioterapi dada
5. Ajarkan cara
melakukan
batuk efektif
6. Berikan
oksigen
tambahan
sesuai indikasi
7. Kolaboratif
pemberian
bronkodilator,
kortikosteroid
dan mukolitik
dan obat anti
tuberkolusis
(oat)
1. Adanya perubahan
fungsi respirasi dan
penggunaan otot
napas taambahan
menandakan
kondisi penyakit
yang masih ahrus
mendapatkan
penanganan penuh
2. Posisi high fowler
memberikan
kesempatan paru-
paru berkembang
maksimal.
3. Air hangat akan
mempermudah
pengenceran sekret
melalui proses
konduksi.
4. Fisioterapi dada
memberikan
renjatan pada paru
yang dapat
mengencerkan
sekret.
5. Batuk efektif
memberikan
kekuatan pada otot
pernapasan dalam
membantu
mengeluarkan
sekret.
6. Meningkatkan
kadar tekanan
partial oksigen dan
saturasi oksigen
dalam darah.
7. Memperlebar
saluran napas,
mempertebal
bronkus dan
mengencerkan
sekret.
Gangguan pola
tidur b.d Proses
penyakit d.d.
klien mengeluh
tidak bisa tidur
karena batuk dan
sesak napas,
klien tampak
lemah, klien
tampak gelisah
saat tidur
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
2x24 jam
diharapkan:
Sleep patern
Kriteria hasil :
a. Waktu tidur
dalam rentang
normal
b. Konjungtiva
tidak anemis
c. Nilai Hb
meningkat
d. Kualitas tidur
menjadi
adequat
e. Tidak
terbangun di
sela tidur
Sleep
enhancement
1. Kaji pola,
waktu tidur
dan faktor
penyebab
kesulitan tidur
2. Berikan posisi
yang nyaman
bagi klien
3. Ciptakan
lingkungan
yang tenang
4. Anjurkan
klien untuk
melakukan
aktifitas
sederhana
sebelum tidur
1. Untuk
mengidentifikasi
masalah dan
membantu pilihan
intervensi
2. Posisi yang nyaman
akan membuat
klien menjadi lebih
tenang
3. Lingkungan yang
tenang akan
meningkatkan tidur
REM
4. Aktifitas sederhana
memberikan rasa
tenang dalam
pikiran
Ketidakseimban
gan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubu b.dpeningk
atan
metabolisme
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3x24
jam diharapkan:
Nutrition
management
1. Pantau intake
makanan klien
2. Kaji ulang
kebutuhan
intake klien
1. Memberikan
informasi akurat
tentang jumlah
intake klien
2. Memberikan
gambaran intake
tubuh d.d klien
mengatakan
kurang nafsu
makan, makan
hanya
menghabiskan 4
sendok makan
setiap kali
makan, mukosa
bibir pucat dan
kering dan
BB;60 kg.
Nutritional
status : food and
fluid intake
Kriteria Hasil :
- Turgor kulit
baik
- Tidak ada
mual dan
muntah
- Porsi makan
dihabiskan
- BB
bertambah
- Hb dalam
batas normal
3. Berikan porsi
makan sedikit
tapi sering
4. Anjurkan
makan
makanan
dalam kondisi
hangat
5. Timbang BB
setiap hari
6. Lakukan
perawatan oral
hygiene
7. Pertahankan
infus selama
dibutuhkan.
8. kolaborasi
dengan ahli
gizi tentang
jadwal makan
dan minum
dalam 24 jam
dan pastikan
makanan dan
minuman
disukai klien
9. Kolaborasi
pemberian anti
emetik
yang dibutuhkan
klien
3. Memberikan
toleransi nutrisi
yang adequat
4. Makanan dalam
kondisi hangat akan
mengurangi mual
5. Peningkatan berat
badan sebagai
indikator perbaikan
status gizi
6. Oral yang bersih
akan meningkatkan
nafsu makan
7. Pemberian cairan
parenteral
meningkatkan
kebutuhan
elektrolit bagi
tubuh untuk
metabolisme
8. Informasi waktu
makan akan
menentukan jumlah
pasti intake yang
masuk
9.
10. Anti emetik
berfungsi
menurunkan efek
mual
F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No.
Dx
Waktu Implementasi Evaluasi
1. selasa, 12
maret
2019
11.00
1. Mengkaji fungsi respirasi
2. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
dengan semi fowler
3. Memberikan minum dengan
air dalam kondisi hangat 100
ml
4. Melakukan fisioterapi dada
5. Mengajarkan/
mendemontrasikan cara
melakukan batuk efektif
6. Memberikan oksigen
tambahan 2 liter/menit
melalui nasal kanula
1. Memberikan obat
dexametason 1 tab dan
ambroxol 1 tab. Sesuai dosis
dan injeksi ceftriaxone
1gram/ 12 jam per iv
Selasa 13 maret 2019
S: klien mengatakan masih
batuk berlendir,
Klien mengatakan dada
masih sakit saat batuk,
O : , ronchi pada ics 3 kiri,
RR:30x/menit.
Tampak klien lebih
nyaman dengan posisi
semi fowler.
Klien minum selalu air
hangat
Klien kooperatif pada saat
di lakukan fisioterapi dada
Klien dapat melakukan
batuk efektif
Oksigen terpasang 2-3
liter/ menit melalui nasal
kanula
Pada pukul 12 .30 20.30
dan 04.30 wita klien
minum obat dexametasone
I tablet dan ambroxol 1
tablet
Pukul 13.30 dan 01.30
wita klien mendapatkan
injeksi ceftriaxone 1 gr
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2. Selasa 12
maret
2019
15.00
1. Mengkaji pola, waktu tidur
dan faktor penyebab
kesulitan tidur
2. Memberikan posisi yang
nyaman bagi klien dengan
semi fowler
3. Menciptakan lingkungan
yang tenang dengan
mengurangi pengunjung
pada jam tidur
4. Menganjurkan klien untuk
melakukan aktifitas
sederhana sebelum tidur
yaitu mendengarkan music
sebelum tidur
Selasa 13 maret 2019
S: klien mengatakan sulit
memulai tidur dan sering
terbangun karena batuk
Klien mengatakan sebelum
sakit tidur diatas jam 10
malam
O :
kamar klien tampak tenang
, klien hanya di jaga oleh 1
orang saja,, klien tampak
lemah, klien tampak
gelisah pada saat tidur
Klien mendengar kan
music pada saat mau tidur
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
3. Selasa 12
maret
2019
16.00
1. Mengkaji ulang kebutuhan
intake klien
2. Membuatkan jadwal makan
dan minum dalam 24 jam dan
pastikan makanan dan
minuman disukai klien
3. Memberikan porsi makan
sedikit tapi sering
4. Menganjurkan makan
makanan dalam kondisi
hangat
5. Menimbang BB
6. melakukan perawatan oral
hygiene
7. mempertahankan infus/iv
line selama dibutuhkan.
8. Memberikan obat ranitidine
1 amp per iv
Selasa 13maret 2019
S: klien mengatakan sudah
merasa enak makan
O :
Kebutuhan kalori 2000-
3000 Kkal/ hari
Protein 100-150 gr/hari
jadwal dan menu makan
klien sudah disusun oleh
ahli gizi
Klien makan dalam
kondisi hangat
porsi makanan dihabiskan
½ porsi, BB;60 kg.
Klien gosok gigi sesudah
makan
Infuse terpasang Ringer
Lactat 28 tts /menit di
tangan kiri
pukul 13.00 wita dan 01
wita klien mendapat kan
injeksi Ranitidin 1 ampul
bolus
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Rabu 13
maret
2019
11.00
2. Mengkaji fungsi respirasi
3. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
dengan semi fowler
4. Memberikan minum dengan
air dalam kondisi hangat 100
ml
5. Melakukan fisioterapi dada
6. Mengajarkan/
mendemontrasikan cara
melakukan batuk efektif
7. Memberikan oksigen
tambahan 2 liter/menit
melalui nasal kanula
8. Memberikan obat
dexametason 1 tab dan
ambroxol 1 tab. Sesuai dosis
dan injeksi ceftriaxone
1gram/ 12 jam per iv
Rabu 14 maret 2019
S: klien mengatakan masih
batuk berlendir
Klien mengatakan lebih
mudah mengeluarkan
dahak
O :
klien, ronchi pada ics 3.
kiri,RR:28 x/menit,
klien kooperatif pada saat
di lakukan fisioterapi dada
klien bisa medemonstrasik
an batuk efektif
oksigen masih terpasang 2-
3 liter/ menit
Pada pukul 12 .30 20.30
dan 04.30 wita klien
minum obat dexametasone
I tablet dan ambroxol 1
tablet
Pukul 13.30 dan 01.30 wita
klien mendapatkan injeksi
ceftriaxone 1 gr
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2. Rabu 13
maret
2019
1. Memberikan posisi yang
nyaman bagi klien dengan
semi fowler
Rabu 14 maret 2019
15.00 2. Menciptakan lingkungan
yang tenang dengan
mengurangi pengunjung
pada jam tidur
3. Menganjurkan klien untuk
melakukan aktifitas
sederhana sebelum tidur
yaitu mendengar music
sebelum tidur
S: klien mengatakan bisa
tidur tapi terbangun karena
batuk
O : klien tidur dengan
posisi semi fowler
Saat mau tidur klien selalu
mendengarkan music
Suasana kamar klien
tenang
A : Masalah teratasi
sebahagian
P : lanjutkan intervensi
3. Rabu 13
maret
2019
16.00
1. Memberikan porsi makan
sedikit tapi sering
2. Menganjurkan makan
makanan dalam kondisi
hangat
3. Menimbang BB
4. melakukan perawatan oral
hygiene
5. mempertahankan infus/iv
line selama dibutuhkan.
6. Memberikan obat ranitidine
1 amp per iv
Rabu 14 maret 2019
S: klien mengatakan sudah
merasa enak makan
O :
Makanan disiapkan dalam
kondisi hangat
porsi makanan dihabiskan
½ porsi, BB;60,5kg.
Infuse Ringer Lactat 28 tts
/menit tetap terpasang di
tangan kiri
pukul 13.00 wita dan 01
wita klien mendapatkan
injeksi Ranitidin 1 ampul
bolus ( terahkir disuntik
pukul 01.00 wita )
A : Masalah teratasi
sebahagian
P : lanjutkan intervensi
1. Kamis 14
maret
2019
11.00
1. Mengkaji fungsi respirasi
2. Memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
dengan semi fowler
3. Memberikan minum dengan
air dalam kondisi hangat 100
ml
4. Melakukan fisioterapi dada
5. Mengajarkan/
mendemontrasikan cara
melakukan batuk efektif
6. Memberikan oksigen
tambahan 2 liter/menit
melalui nasal kanula
9. Memberikan obat
dexametason 1 tab dan
ambroxol 1 tab. Sesuai dosis
dan injeksi ceftriaxone
1gram/ 12 jam per iv
10. melakukan kolaborasi
pemberian obat anti
tuberkolusis dengfan
Programer TB paru
Puskesmas Bukit Wolio
Indah
Kamis 15 maret 2019
S: klien mengatakan
sesekali masih batuk
O : frekuensi batuk sudah
berkurang, dahak lebih
mudah dikeluarkan
ronchi pada ics 3 kiri,
RR:26x/menit.
Klien tetap kooperatif pada
saat di lakukan fisioterapi
dada
Pada pukul 12 .30 wita
klien minum obat
dexametasone I tablet dan
ambroxol 1 tablet
Pukul 13.30 dan 01.30
wita klien mendapatkan
injeksi ceftriaxone 1 gr
klien belum mendapatkan
OAT karena masih
penggunaan antibiotic
Ceftriaxone
A : Masalah belum teratasi
sepenuhnya
P : intervensi lanjutan di
rumah
Kolaborasi pemberian obat
anti tuberkolusis (oat)
dengan programmer TB
paru di Puskesmas Bukit
Wolio Indah
2. Kamis 14
maret
2019
15.00
1. Memberikan posisi yang
nyaman bagi klien dengan
semi fowler
2. Menciptakan lingkungan
yang tenang dengan
Kamis 15 maret 2019
S: klien mengatakan sudah
bisa memulai tidur dan tapi
sekali terbangun karena
batuk
mengurangi pengunjung
pada jam tidur
3. Menganjurkan klien untuk
melakukan aktifitas
sederhana sebelum tidur
yaitu mengaji sebelum tidur
O : klien tampak segar,
A Masalah teratasi
P : intervensi selesai
3. Kamis 14
maret
2019
16.00
1. Memberikan porsi makan
sedikit tapi sering
2. Menganjurkan makan
makanan dalam kondisi
hangat
3. Menimbang BB
4. melakukan perawatan oral
hygiene
5. mempertahankan infus/iv
line selama dibutuhkan.
Kamis 15 maret 2019
S: klien mengatakan sudah
merasa enak makan
O : porsi makanan
dihabiskan 1 porsi, BB;61
kg.
Makanan disiapkan dalam
kondisi hangat
porsi makanan dihabiskan
½ porsi, BB;61 kg.
Infuse Ringer Lactat 28 tts
/menit tetap terpasang di
tangan kiri
pukul 13.00 wita dan 01
wita klien mendapat kan
injeksi Ranitidin 1 ampul
bolus ( terahkir disuntikan
pukul 01 wita
A : Masalah teratasi
P : intervensi selesai