BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

21
BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian Penulis melakukan pengkajian dengan metode auto anamnesa dan allo anamnesa yaitu pengumpulan data dan menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dengan mempelajari isi literatur-literatur yang berhubungan dengan karya tulis ini. Studi kasus menggunakan proses keperawatan dengan pendekatan observasi dan wawancara selain itu melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan secara langsung dengan metode per sistem melalui inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Hasil pengkajian penulis sajikan sebagai berikut 1. Identitas Klien Klien bernama Tn AS berjenis kelamin laki- laki dengan umur 44 tahun berstatus belum kawin , Tn AS bertempat tinggal Di desa Wurahabake Kec Wolio , beragama Islam, perkerjaan Buruh , Tn As di diagnose Tuberkulosis Paru .Saat di rawat di Puskesmas Bukit Wolio Indah yang bertanggung jawab adalah Ny Nw yang merupakan adik kandung dari Tn AS berumur 40 tahun berkerja sebagai Pegawai Negeri Sipil 2. Riwayat kesehatan Tn AS masuk Puskesmas Bukit Wolio Indah dengan keluhan Batuk kadang mengeluarkan darah di sertai dengan sesak nafas dan dada nyeri saat batuk

Transcript of BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

Page 1: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

BAB III

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian dengan metode auto anamnesa dan allo

anamnesa yaitu pengumpulan data dan menggunakan teknik pengumpulan data

melalui studi kepustakaan dengan mempelajari isi literatur-literatur yang

berhubungan dengan karya tulis ini. Studi kasus menggunakan proses keperawatan

dengan pendekatan observasi dan wawancara selain itu melakukan pengamatan

langsung dan pemeriksaan secara langsung dengan metode per sistem melalui

inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Hasil pengkajian penulis sajikan sebagai

berikut

1. Identitas Klien

Klien bernama Tn AS berjenis kelamin laki- laki dengan umur 44 tahun

berstatus belum kawin , Tn AS bertempat tinggal Di desa Wurahabake Kec

Wolio , beragama Islam, perkerjaan Buruh , Tn As di diagnose Tuberkulosis

Paru .Saat di rawat di Puskesmas Bukit Wolio Indah yang bertanggung jawab

adalah Ny Nw yang merupakan adik kandung dari Tn AS berumur 40 tahun

berkerja sebagai Pegawai Negeri Sipil

2. Riwayat kesehatan

Tn AS masuk Puskesmas Bukit Wolio Indah dengan keluhan Batuk kadang

mengeluarkan darah di sertai dengan sesak nafas dan dada nyeri saat batuk

Page 2: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

Pada saat pengkajian klien mengeluh sesak nafas dan dada nyeri saat batuk,

klien mengatakan batuk kadang mengeluarkan darah, klien mengeluh susah

bernafas dan dada terasa sakit sehingga mengganggu aktivitasnya, klien juga

mengeluh tidak bisa tidur karena batuk batuk dan banyak mengeluarkan

keringat di malam hari , klien mengatakan tidak nafsu makan sehingga klien

merasa badannya sangat lemah, klien mengatakan sudah pernah melakukan

pemeriksaan dahak 2 hari yang lalu( tanggal 10 maret 2019 )sebelum di rawat

di Puskesmas Bukit Wolio Indah Kota BauBau, tetapi hasilnya belum ada

3. Riwayat kesehatan masa lalu

Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang serius, klien tidak

mempunyai riwayat alergi baik makanan maupun obat obatan, klien

mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang

sedang di deritanya saat ini, klien mengatakan ibunya mempunyai penyakit

keturunan yaitu Diabetes Melitus dan Tekanan Darah Tinggi

4. Genogram

Keterangan :

U

k

t

w

e

f

v

1

/

7

g

U

k

t

w

e

f

v

1

/

7

g

Page 3: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

: laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien

: Tinggal serumah

5. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Hasil observasi dan pemeriksaan fisik keadaan umum: klien tampak

lemah,. TB: 170 cm, BB: 60 kg, tanda-tanda vital: didapatkan hasil

tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 88 kali/menit, pernafasan 30

kali/menit, dan suhu 37,2oC.

b. Sistem Pernafasan

Pemeriksaan sistem pernapasan inspeksi: hidung tampak simetris kiri

dan kanan, tidak terdapat luka atau benjolan pada hidung, tidak terdapat

polip, tidak terdapat sekret pada lubang hidung, klien batuk berdahak

kadang klien terasa sesak nafas, dada tampak simetris kiri dan kanan,

tampak bantuan otot-otot bantu pernapasan, tidak ada kelainan bentuk

dada dan tulang belakang. Hasil palpasi: pergerakan dada teraba sama

kiri dan kanan, tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan. Hasil perkusi:

suara perkusi sonor pada area paru, redup pada area jantung dan pekak

pada area hati. Hasil auskultasi: terdengar suara napas tambahan:

ronchi pada paru kiri (ICS III).

c. Sistem Persyarafan

U

k

t

w

e

f

v

1

/

7

g

Page 4: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

Pemeriksaan sistem persarafan kesadaran composmentis, GCS 15

(verbal: 5, Eyes: 4, dan Motorik: 6), tidak terdapat sakit kepala, reaksi

pupil mengecil saat terkena cahaya, tidak terdapat gangguan

keseimbangan.

d. Sistem Kardiovaskular

Pemeriksaan sistem kardiovaskular konjungtiva tampak anemis, bibir

pucat, tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 88 kali/menit, tidak ada

peningkatan tekanan vena jugularis.

e. Sistem Pencernaan

Pemeriksaan sistem pencernaan mukosa bibir tampak pucat, bibir

kering, gigi tampak kuning , lidah tampak kotor.

f. Sistem Perkemihan

Pemeriksaan sistem perkemihan frekuensi berkemih 6-67kali/hari,

tidak terdapat darah dalam urine, tidak nyeri saat berkemih.

g. Sistem Penginderaan

Pemeriksaan sistem penginderaan pada saat dikaji, sklera tampak putih,

mata simetris kiri dan kanan, tidak terdapat gangguan penglihatan(

rabun), penciuman baik, klien mampu membedakan bau, keadaan

telinga bersih, tidak ada benjolan dan nyeri tekan pada daerah telinga,

pendengaran baik, perabaan baik, dapat merasakan sentuhan dan

tekanan.

h. Sistem Intergumen

Page 5: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

Pemeriksaan sistem integumen kulit berwarna sawo matang, tidak

terdapat luka dan benjolan, akral teraba dingin, suhu tubuh 37,2oC,

turgor kulit baik, kuku bersih.

i. Sistem Muskuloskletal

Pemeriksaan sistem muskuloskletal tidak terdapat kekakuan otot, tidak

terdapat fraktur atau dislokasi pada tulang, kekuatan otot ekstremitas

atas dan bawah normal.

j. Sistem Endokrin

Pemeriksaan sistem endokrin tidak terdapat pembesaran kelenjar

tyroid.

k. Sistem Reproduksi

Pemeriksaan sistem reproduksi tidak terdapat peradangan pada daerah

genitalia.

l. Sistem Imun

Pemeriksaan sistem imun tidak ada alergi, tidak ada penyakit, atau

obat-obatan yang dikonsumsi yang dapat menekan sistem imun.

6. Pola aktifitas sehari sehari

a. Pola nutrisi

klien mengatakan sebelum sakit selera makannya baik, biasanya

makan nasi 3 kali/hari serta tidak ada makanan pantanganklien

Page 6: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

mengatakan berat badannya sebelum sakit 65 kg . Pada saat dikaji,

klien mengatakan tidak nafsu makan, makan 2-3 kali/ sehari dalam

porsi kecil kadang makanan tidak di habiskan Klien mengatakan

sebelum sakit, selain air putih klien biasa minum kopi. Jumlah minum

dalam seharinya 1 agua(setara dengan 1200 ml) dan tidak ada

minuman pantangan. Pada saat sakit, klien mengatakan minum hanya

setengah dari biasanya ( setara 600 ml ) .

b. Pola eliminasi

klien mengatakan sebelum sakit, klien biasanya buang air kecil

dikamar mandi tanpa bantuan, tetapi saat sakit ia terpaksa harus

dibantu oleh keluarganya, frekuensi bak sebelum sakit 4-5 kali sehari

setelah sakit 4-5 kali sehari atau tidak ada perubahan. Tidak adanya

nyeri pada saat berkemih, klien mengatakan sebelum sakit klien

biasanya bab di kamar mandi tanpa bantuan tetapi pada saat sakit ia

terpaksa harus dibantu oleh keluarganya. Frekuensi bab sebelum sakit

setiap hari sedangkan setelah sakit bab 2 hari sekali. Tidak ada

kesulitan saat bab dengan konsistensi lunak.

c. Pola istrirahat dan tidur

klien mengatakan sebelum sakit jarang tidur siang dan tidur malam

selama 8 jam yaitu pukul 22.00-06.00. saat pengkajian klien

mengatakan sulit tidur, tidur tidak nyenyak serta sering terbangun dan

kadang tidak tidur karena batuk dan mengalami sesak nafas

Page 7: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

d. Pola kebersihan/personal higiene

klien mengatakan sebelum sakit biasanya mandi 2 kali sehari, cuci

rambut setiap hari, selalu gunting kuku dan selalu gosok gigi, sejak

dirawat klien mengatakan tidak pernah mandi hanya di seka

mengunakan air hangat , tidak pernah keramas, tidak pernah gunting

kuku, klien tetap gosok gigi

e. Pola aktifitas

klien mengatakan sebelum sakit klien biasanya berkerja sebagai buruh

sedangkan setelah sakit hanya berbaring ditempat tidur saja karena

merasa lemas.

7. Terapi medis

Infus Ringer lactate 28 tts/ menit

Ceftriaxone 2 gr/iv/12 jam

Ranitidine 1 amp/iv/12 jam

Ambroxol 3X1 tablet

Dexametasone 3x1 tablet

sampai dengan pengkajian klien belum mendapatkan obat anti Tuberkulosis

(OAT) karena belum ada hasil BTA

8. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

HB 13,8 g/dl ( tanggal12 maret 2019 )

Page 8: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

BTA Positif (+)( hasil tanggal 13 maret 2019 di karenakan

Pemeriksaan BTA belum bisa dilakukan di Puskesmas Bukit Wolio Indah,

)

b. Pemeriksaan rontgen (10 maret 2019)

Rontgen toraks PA, kesan : KP duplex aktif

B. Data Fokus

Data subyektif

1. Klien mengatakan batuk kadang mengeluarkan darah sudah lebih dari 1 bulan

2. Klien mengeluh nyeri dada ketika batuk

3. klien mengeluh susah bernafas

4. klien mengatakan pada saat malam hari batuk bertambah parah disertai dengan

keringat dingin

5. Klien mengatakan susah tidur karena terganggu oleh batuk dan susah untuk

bernapas

6. klien mengeluh pusing karena tidak bisa tidur

7. klien mengatakan sering terbangun dari tidur

8. Klien mengatakan tidak ad anafsu makan, makan hanya dalam porsi sedikit

kadang makanan tidak di habiskan

9. Klien mengatakan tidak pernah mandi, tidak pernah keramas, tidak pernah

potong kuku

10. klien mengatakan selama sakit tidak bisa berkerja dan hanya berbaring saja di

tempat tidur

Page 9: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

Data obyektif

1. Klien tampak lemah

2. TB: 170 cm BB: 60 kgTD: 120/80 mmHg Nadi : 88 x / menitRR: 30 x /

menitSuhu badan : 37,20C

3. Terdengar suara napas tambahan ronchi pada paru kiri ICS III

4. Klien tampak sesak napas

5. Klien tampak batuk berdahak kadang bercampur darah

6. Konjungtiva anemis

7. klien hanya berbaring saja di tempat tidur

8. Mukosa bibir tampak pucat dan kering

9. HB : 13,8 g/dl

10. BTA positif

11. Rontgen kesan KP duplex aktif

C. Analisis Data

Tabel 3.2 Analisa Data

Data Etiologi Masalah

DS:

Klien mengatakan batuk

berdahak sudah lebih

dari 1 bulan

Proses peradangan

pada jaringan paru

Mekanisme

pertahanan

Ketidak efektifan Bersihan

jalan napas

Page 10: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

Klien mengatakan serin

g mengeluarkan darah

saat batuk

DO:

1. RR: 30 x / menit

2. Terdengar suara napas

tambahan ronchi pada

paru kiri ICS III

3. Klien tampak sesak

napas

4. tampak batuk

berdahak bercampur

darah

5. BTA positif

6. Rontgen kesan KP

duplex aktif

tubuh terhadap

mikroorganisme

Peningkatan produksi

mukus di jalan napas

Ketidak efektifan

Bersihan jalan napas

DS:

Klien mengatakan tidak

bisa tidur karena batuk

dan sesak napas

Klien mengeluh pusing

karena tidak bisa tidur

Klien mengatakan sering

terbangun dari tidur

DO:

1. Klien sering batuk

2. klien tampak gelisah

pada saat tidur

Peningkatan produksi

mukus di jalan napas

Peningkatan frekuens

i penumpukan sputum

dan batuk

Merangsang SSO

Peningkatan aktifitas

RAS

Aktitifas REM

menurun

Klien terus terjaga

Gangguan pola tidur

Gangguan pola tidur

Page 11: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

DS:

Klien mengatakan tidak

nafsu makan, hanya

makan dalam porsi kecil

kadang makanan tidak di

habiskan

Klien mengatakan berat

badannya sebelum sakit

65 kg

DO:

1. TD 170 CM

2. Klien tampak lemas

3. BB pada saat di rawat

: 60 Kg

4. Mukosa bibir tampak

pucat dan kering

5. IMT sebelum sakit :

22,49

6. IMT saat di rawat :

20,76

7. Berat badan ideal : 70

invasi

microbacterium

tuberculosis dalam

tubuh

Peningkatan aktifitas

seluler

Peningkatan

metabolisme dalam

tubuh

Pemecahan energi

yang lebih banyak

diikuti nafsu makan

menurun

BB terus menurun

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubu

Ketidak seimbangan nutris

i kurang dari kebutuhan

tubuh

D. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidak efektifan Bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret pada jalan

napas.

2. Gangguan pola tidur b.d Proses penyakit

Page 12: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan

metabolisme tubuh

Page 13: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

E. Intervensi Keperawatan

Tabel 3.3 intervensi Keperawatan

Dx. Kep Tujuan Intervensi Rasional

Ketidakefektifan

Bersihan jalan

napas

b.d penumpukan

sekret pada jalan

napas d.d klien

batuk berdahak,

sesak napas,

suara napas

ronchi pada ICS

III, RR:

30x/menit, BTA

positif dan kesan

rontgen KP

duplex aktif.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan3x 24

jam diharapkan:

Status

Pernapasan :

kepatenan jalan

napas

Kriteria hasil :

a. Frekuensi

pernapasan

dalam rentang

normal

b. Irama

pernapasan

dalam rentang

normal

c. Mampu

mengeluarkan

sekret

d. Tidak terdapat

suara napas

tambahan

e. Dispnea

dengan

aktifitas ringan

tidak ada

f. Penggunaan

otot bantu

pernapasan

tidak ada

Manajemen

Jalan Napas

1. Kaji fungsi

respirasi

2. Posisikan

pasien untuk

memaksimalka

n ventilasi

3. Berikan

minum kurang

lebih 2.500

ml/hari,

berikan dalam

kondisi hangat

4. Lakukan

fisioterapi dada

5. Ajarkan cara

melakukan

batuk efektif

6. Berikan

oksigen

tambahan

sesuai indikasi

7. Kolaboratif

pemberian

bronkodilator,

kortikosteroid

dan mukolitik

dan obat anti

tuberkolusis

(oat)

1. Adanya perubahan

fungsi respirasi dan

penggunaan otot

napas taambahan

menandakan

kondisi penyakit

yang masih ahrus

mendapatkan

penanganan penuh

2. Posisi high fowler

memberikan

kesempatan paru-

paru berkembang

maksimal.

3. Air hangat akan

mempermudah

pengenceran sekret

melalui proses

konduksi.

4. Fisioterapi dada

memberikan

renjatan pada paru

yang dapat

mengencerkan

sekret.

5. Batuk efektif

memberikan

kekuatan pada otot

pernapasan dalam

membantu

mengeluarkan

sekret.

6. Meningkatkan

kadar tekanan

Page 14: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

partial oksigen dan

saturasi oksigen

dalam darah.

7. Memperlebar

saluran napas,

mempertebal

bronkus dan

mengencerkan

sekret.

Gangguan pola

tidur b.d Proses

penyakit d.d.

klien mengeluh

tidak bisa tidur

karena batuk dan

sesak napas,

klien tampak

lemah, klien

tampak gelisah

saat tidur

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

2x24 jam

diharapkan:

Sleep patern

Kriteria hasil :

a. Waktu tidur

dalam rentang

normal

b. Konjungtiva

tidak anemis

c. Nilai Hb

meningkat

d. Kualitas tidur

menjadi

adequat

e. Tidak

terbangun di

sela tidur

Sleep

enhancement

1. Kaji pola,

waktu tidur

dan faktor

penyebab

kesulitan tidur

2. Berikan posisi

yang nyaman

bagi klien

3. Ciptakan

lingkungan

yang tenang

4. Anjurkan

klien untuk

melakukan

aktifitas

sederhana

sebelum tidur

1. Untuk

mengidentifikasi

masalah dan

membantu pilihan

intervensi

2. Posisi yang nyaman

akan membuat

klien menjadi lebih

tenang

3. Lingkungan yang

tenang akan

meningkatkan tidur

REM

4. Aktifitas sederhana

memberikan rasa

tenang dalam

pikiran

Ketidakseimban

gan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubu b.dpeningk

atan

metabolisme

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan 3x24

jam diharapkan:

Nutrition

management

1. Pantau intake

makanan klien

2. Kaji ulang

kebutuhan

intake klien

1. Memberikan

informasi akurat

tentang jumlah

intake klien

2. Memberikan

gambaran intake

Page 15: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

tubuh d.d klien

mengatakan

kurang nafsu

makan, makan

hanya

menghabiskan 4

sendok makan

setiap kali

makan, mukosa

bibir pucat dan

kering dan

BB;60 kg.

Nutritional

status : food and

fluid intake

Kriteria Hasil :

- Turgor kulit

baik

- Tidak ada

mual dan

muntah

- Porsi makan

dihabiskan

- BB

bertambah

- Hb dalam

batas normal

3. Berikan porsi

makan sedikit

tapi sering

4. Anjurkan

makan

makanan

dalam kondisi

hangat

5. Timbang BB

setiap hari

6. Lakukan

perawatan oral

hygiene

7. Pertahankan

infus selama

dibutuhkan.

8. kolaborasi

dengan ahli

gizi tentang

jadwal makan

dan minum

dalam 24 jam

dan pastikan

makanan dan

minuman

disukai klien

9. Kolaborasi

pemberian anti

emetik

yang dibutuhkan

klien

3. Memberikan

toleransi nutrisi

yang adequat

4. Makanan dalam

kondisi hangat akan

mengurangi mual

5. Peningkatan berat

badan sebagai

indikator perbaikan

status gizi

6. Oral yang bersih

akan meningkatkan

nafsu makan

7. Pemberian cairan

parenteral

meningkatkan

kebutuhan

elektrolit bagi

tubuh untuk

metabolisme

8. Informasi waktu

makan akan

menentukan jumlah

pasti intake yang

masuk

9.

10. Anti emetik

berfungsi

menurunkan efek

mual

Page 16: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Tabel 3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No.

Dx

Waktu Implementasi Evaluasi

1. selasa, 12

maret

2019

11.00

1. Mengkaji fungsi respirasi

2. Memposisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

dengan semi fowler

3. Memberikan minum dengan

air dalam kondisi hangat 100

ml

4. Melakukan fisioterapi dada

5. Mengajarkan/

mendemontrasikan cara

melakukan batuk efektif

6. Memberikan oksigen

tambahan 2 liter/menit

melalui nasal kanula

1. Memberikan obat

dexametason 1 tab dan

ambroxol 1 tab. Sesuai dosis

dan injeksi ceftriaxone

1gram/ 12 jam per iv

Selasa 13 maret 2019

S: klien mengatakan masih

batuk berlendir,

Klien mengatakan dada

masih sakit saat batuk,

O : , ronchi pada ics 3 kiri,

RR:30x/menit.

Tampak klien lebih

nyaman dengan posisi

semi fowler.

Klien minum selalu air

hangat

Klien kooperatif pada saat

di lakukan fisioterapi dada

Klien dapat melakukan

batuk efektif

Oksigen terpasang 2-3

liter/ menit melalui nasal

kanula

Pada pukul 12 .30 20.30

dan 04.30 wita klien

minum obat dexametasone

I tablet dan ambroxol 1

tablet

Pukul 13.30 dan 01.30

wita klien mendapatkan

injeksi ceftriaxone 1 gr

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Page 17: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

2. Selasa 12

maret

2019

15.00

1. Mengkaji pola, waktu tidur

dan faktor penyebab

kesulitan tidur

2. Memberikan posisi yang

nyaman bagi klien dengan

semi fowler

3. Menciptakan lingkungan

yang tenang dengan

mengurangi pengunjung

pada jam tidur

4. Menganjurkan klien untuk

melakukan aktifitas

sederhana sebelum tidur

yaitu mendengarkan music

sebelum tidur

Selasa 13 maret 2019

S: klien mengatakan sulit

memulai tidur dan sering

terbangun karena batuk

Klien mengatakan sebelum

sakit tidur diatas jam 10

malam

O :

kamar klien tampak tenang

, klien hanya di jaga oleh 1

orang saja,, klien tampak

lemah, klien tampak

gelisah pada saat tidur

Klien mendengar kan

music pada saat mau tidur

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

3. Selasa 12

maret

2019

16.00

1. Mengkaji ulang kebutuhan

intake klien

2. Membuatkan jadwal makan

dan minum dalam 24 jam dan

pastikan makanan dan

minuman disukai klien

3. Memberikan porsi makan

sedikit tapi sering

4. Menganjurkan makan

makanan dalam kondisi

hangat

5. Menimbang BB

6. melakukan perawatan oral

hygiene

7. mempertahankan infus/iv

line selama dibutuhkan.

8. Memberikan obat ranitidine

1 amp per iv

Selasa 13maret 2019

S: klien mengatakan sudah

merasa enak makan

O :

Kebutuhan kalori 2000-

3000 Kkal/ hari

Protein 100-150 gr/hari

jadwal dan menu makan

klien sudah disusun oleh

ahli gizi

Klien makan dalam

kondisi hangat

porsi makanan dihabiskan

½ porsi, BB;60 kg.

Klien gosok gigi sesudah

makan

Infuse terpasang Ringer

Lactat 28 tts /menit di

tangan kiri

Page 18: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

pukul 13.00 wita dan 01

wita klien mendapat kan

injeksi Ranitidin 1 ampul

bolus

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

1. Rabu 13

maret

2019

11.00

2. Mengkaji fungsi respirasi

3. Memposisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

dengan semi fowler

4. Memberikan minum dengan

air dalam kondisi hangat 100

ml

5. Melakukan fisioterapi dada

6. Mengajarkan/

mendemontrasikan cara

melakukan batuk efektif

7. Memberikan oksigen

tambahan 2 liter/menit

melalui nasal kanula

8. Memberikan obat

dexametason 1 tab dan

ambroxol 1 tab. Sesuai dosis

dan injeksi ceftriaxone

1gram/ 12 jam per iv

Rabu 14 maret 2019

S: klien mengatakan masih

batuk berlendir

Klien mengatakan lebih

mudah mengeluarkan

dahak

O :

klien, ronchi pada ics 3.

kiri,RR:28 x/menit,

klien kooperatif pada saat

di lakukan fisioterapi dada

klien bisa medemonstrasik

an batuk efektif

oksigen masih terpasang 2-

3 liter/ menit

Pada pukul 12 .30 20.30

dan 04.30 wita klien

minum obat dexametasone

I tablet dan ambroxol 1

tablet

Pukul 13.30 dan 01.30 wita

klien mendapatkan injeksi

ceftriaxone 1 gr

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

2. Rabu 13

maret

2019

1. Memberikan posisi yang

nyaman bagi klien dengan

semi fowler

Rabu 14 maret 2019

Page 19: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

15.00 2. Menciptakan lingkungan

yang tenang dengan

mengurangi pengunjung

pada jam tidur

3. Menganjurkan klien untuk

melakukan aktifitas

sederhana sebelum tidur

yaitu mendengar music

sebelum tidur

S: klien mengatakan bisa

tidur tapi terbangun karena

batuk

O : klien tidur dengan

posisi semi fowler

Saat mau tidur klien selalu

mendengarkan music

Suasana kamar klien

tenang

A : Masalah teratasi

sebahagian

P : lanjutkan intervensi

3. Rabu 13

maret

2019

16.00

1. Memberikan porsi makan

sedikit tapi sering

2. Menganjurkan makan

makanan dalam kondisi

hangat

3. Menimbang BB

4. melakukan perawatan oral

hygiene

5. mempertahankan infus/iv

line selama dibutuhkan.

6. Memberikan obat ranitidine

1 amp per iv

Rabu 14 maret 2019

S: klien mengatakan sudah

merasa enak makan

O :

Makanan disiapkan dalam

kondisi hangat

porsi makanan dihabiskan

½ porsi, BB;60,5kg.

Infuse Ringer Lactat 28 tts

/menit tetap terpasang di

tangan kiri

pukul 13.00 wita dan 01

wita klien mendapatkan

injeksi Ranitidin 1 ampul

bolus ( terahkir disuntik

pukul 01.00 wita )

A : Masalah teratasi

sebahagian

P : lanjutkan intervensi

Page 20: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

1. Kamis 14

maret

2019

11.00

1. Mengkaji fungsi respirasi

2. Memposisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

dengan semi fowler

3. Memberikan minum dengan

air dalam kondisi hangat 100

ml

4. Melakukan fisioterapi dada

5. Mengajarkan/

mendemontrasikan cara

melakukan batuk efektif

6. Memberikan oksigen

tambahan 2 liter/menit

melalui nasal kanula

9. Memberikan obat

dexametason 1 tab dan

ambroxol 1 tab. Sesuai dosis

dan injeksi ceftriaxone

1gram/ 12 jam per iv

10. melakukan kolaborasi

pemberian obat anti

tuberkolusis dengfan

Programer TB paru

Puskesmas Bukit Wolio

Indah

Kamis 15 maret 2019

S: klien mengatakan

sesekali masih batuk

O : frekuensi batuk sudah

berkurang, dahak lebih

mudah dikeluarkan

ronchi pada ics 3 kiri,

RR:26x/menit.

Klien tetap kooperatif pada

saat di lakukan fisioterapi

dada

Pada pukul 12 .30 wita

klien minum obat

dexametasone I tablet dan

ambroxol 1 tablet

Pukul 13.30 dan 01.30

wita klien mendapatkan

injeksi ceftriaxone 1 gr

klien belum mendapatkan

OAT karena masih

penggunaan antibiotic

Ceftriaxone

A : Masalah belum teratasi

sepenuhnya

P : intervensi lanjutan di

rumah

Kolaborasi pemberian obat

anti tuberkolusis (oat)

dengan programmer TB

paru di Puskesmas Bukit

Wolio Indah

2. Kamis 14

maret

2019

15.00

1. Memberikan posisi yang

nyaman bagi klien dengan

semi fowler

2. Menciptakan lingkungan

yang tenang dengan

Kamis 15 maret 2019

S: klien mengatakan sudah

bisa memulai tidur dan tapi

sekali terbangun karena

batuk

Page 21: BAB III LAPORAN KASUS A. Pengkajian

mengurangi pengunjung

pada jam tidur

3. Menganjurkan klien untuk

melakukan aktifitas

sederhana sebelum tidur

yaitu mengaji sebelum tidur

O : klien tampak segar,

A Masalah teratasi

P : intervensi selesai

3. Kamis 14

maret

2019

16.00

1. Memberikan porsi makan

sedikit tapi sering

2. Menganjurkan makan

makanan dalam kondisi

hangat

3. Menimbang BB

4. melakukan perawatan oral

hygiene

5. mempertahankan infus/iv

line selama dibutuhkan.

Kamis 15 maret 2019

S: klien mengatakan sudah

merasa enak makan

O : porsi makanan

dihabiskan 1 porsi, BB;61

kg.

Makanan disiapkan dalam

kondisi hangat

porsi makanan dihabiskan

½ porsi, BB;61 kg.

Infuse Ringer Lactat 28 tts

/menit tetap terpasang di

tangan kiri

pukul 13.00 wita dan 01

wita klien mendapat kan

injeksi Ranitidin 1 ampul

bolus ( terahkir disuntikan

pukul 01 wita

A : Masalah teratasi

P : intervensi selesai