BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih...

44
39 BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL IDENTITAS Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan pemahaman masyarakat Boti tentang konde rambut yang dipakai oleh pria suku Boti Dalam, dan melihat nilai-nilai identitas diri apa yang ditampilkan dalam konde tersebut dan untuk melihat semua itu dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial masyarakat Desa Boti, yang di dalamnya terdapat suku Boti Dalam. Selain itu juga penulis akan membahas sejarah, dan aturan yang ada dalam Desa Boti secara umum dan masyarakat Suku Boti Dalam secara khusus. Terdapat kata kunci yang akan dipakai yaitu, Pria Boti Dalam Konde, simbol, identitas, nilai dan Halaika. Kata kunci ini masih dilihat dalam pemahaman masyarakat Suku Boti Dalam. Bagaimana mereka memahami konde itu sendiri, apa pemahaman mereka menunjukan bahwa konde sebagai simbol identitas. secara keseluruhan semua itu akan digambarkan dalam bab ini.

Transcript of BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih...

Page 1: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

39

BAB III

KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL IDENTITAS

Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan pemahaman masyarakat Boti

tentang konde rambut yang dipakai oleh pria suku Boti Dalam, dan melihat nilai-nilai

identitas diri apa yang ditampilkan dalam konde tersebut dan untuk melihat semua itu

dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan

gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial masyarakat Desa Boti, yang di

dalamnya terdapat suku Boti Dalam. Selain itu juga penulis akan membahas sejarah,

dan aturan yang ada dalam Desa Boti secara umum dan masyarakat Suku Boti Dalam

secara khusus.

Terdapat kata kunci yang akan dipakai yaitu, Pria Boti Dalam Konde,

simbol, identitas, nilai dan Halaika. Kata kunci ini masih dilihat dalam pemahaman

masyarakat Suku Boti Dalam. Bagaimana mereka memahami konde itu sendiri, apa

pemahaman mereka menunjukan bahwa konde sebagai simbol identitas. secara

keseluruhan semua itu akan digambarkan dalam bab ini.

Page 2: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

40

3.1 Gambaran Umum Masyarakat Desa Boti.

3.1.1 Gambaran umum Suku Boti Dalam

Suku Boti Dalam terletak di pedalaman pulau Timor atau tepatnya berada di

Propinsi Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kecamatan Ki’e,

Desa Boti. Di Kabupaten Timor Tengah Selatan terdapat tiga Suku besar, yaitu:

Amanatun, Amanuban dan Mollo, dari ketiga suku ini, Suku Boti Dalam adalah sub

suku atau suku kecil yang termasuk dalam wilayah dan Suku Amanuban. Sebutan

suku Boti Dalam, menunjukkan ada yang disebut Suku Boti Luar, terbaginya Suku

Boti Dalam dan Suku Boti Luar dikarenakan adanya perbedaan sosial religius, bukan

karena wilayah.Perbedaan sosial religius di antara kedua suku tersebut terlihat pada

pola kehidupan mereka.

Suku Boti Luar adalah orang Boti yang telah terbuka dengan perkembangan

dan telah menerima agama negara, sedangkan Suku Boti Dalam adalah orang yang

masih menjaga tradisi dan keaslian budaya serta masih berpegang kepada

kepercayaan agama suku yang disebut Halaika. Suku Boti Dalam dan Suku Boti

Luar ada dalam wilayah pemerintahan yang sama yaitu Desa Boti. Dari sedikit

gambaran umum mengenai Suku Boti Dalam, maka perlu untuk melihat letak

geografis dan demografis dari Desa Boti.1

3.1.2 Letak Geografis dan Demografis

Secara geografis wilayah pemerintahan Desa Boti memiliki kondisi yang

berbukit, terjal, dan rawan longsor. Dengan tanah yang dibilang labil dan rawan

1 Berdasarkan hasil Observasi dan wawancara dengan Kepala Desa Boti, tanggal 23 April

2017.

Page 3: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

41

longsor membuat pemerintah TTS (Timor Tengah Selatan) kewalahan dalam

mengupayakan jalur transportasi, hal ini terlihat dengan jalan-jalan yang susah dilalui

oleh kendaraan karena jalannya yang retak dan berlubang. Desa Boti terletak pada

ketinggian 1500 di atas permukaan air laut. Orbitasi Desa Boti terletak lebih kurang

12 km dari kota Kecamatan Ki’e dan 64 km ke arah timur dari kota Soe ibukota

Kabupaten Timor Tengah Selatan dan dapat dijangkau dalam waktu 2,5 jam sampai 3

jam dengan kendaraan roda empat maupun roda dua, dan 174 km dari kota Kupang

ibukota Propinsi Nusa Tenggara Timur.2

Gambar 1: Gambar peta pulau Timor yang menunjukan letak Desa Boti.3

Adapun batas-batas wilayah pemerintahan Desa Boti:

Sebelah Utara : Desa Oenlasi Dan Napi

Sebelah Selatan : Desa Haunobenak dan Babui

Sebelah Barat : Desa Naekpumek dan Baki

Sebelah Timur : Desa Bele dan Neilmesek

2 Hasil penelitian tentang data sekunder Profil Desa Boti yang didapat dari Pemerintah Desa,

Tanggal 22 April 2017. 3https://www.google.co.id/search?q=peta+Boti&oq=peta+Boti&aqs=chrome..69i57j0.3060j0j7&sourc

eid=chrome&ie=UTF-8 ,diakses tangal 26 Mei 2017.

Page 4: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

42

Seperti yang telah diuraikan pada paragraf sebelumnya bahwa Desa Boti

memiliki keadaan tanah yang rawan longsor, selain longsor keadaan tanah berbatu

turut berpengaruh dalam faktor pertanian. Masyarakat Boti pada umumnya bertani

hanya sebatas memenuhi kebutuhan mereka, karena kedaaan tanah dan air yang tidak

mendukung dalam mengembangkan lahan pertanian mereka. Tumbuhan yang bisa

bertahan dan dapat memberi pemasukan bagi masyarakat Boti ialah buah asam dan

kemiri dan yang menjadi makanan pokok masyarakat Boti ialah jagung. Sumber mata

air di Desa Boti sangat terbatas, air bersumber dari bebatuan dan untuk mendapatkan

air adapun pengalian yang dilakukan dan bila air telah didapatkan maka yang menjadi

sumber mata air tersebut akan dipagari, namun yang menjadi kendala ialah mata air

tersebut sangat terbatas untuk kebutuhan bersama, bila masyarakat ingin mengambil

air, meraka harus antri selama berjam-jam.4

Selain air bersih masyarakat Boti masih terbatas dalam penggunaan listrik di

Desa. Mereka hanya mengandalkan tenaga Surya dan genset. Penggunaan tenaga

surya dan genset juga terbatas di mana tidak semua masyarakat mendapatkan tenaga

surya atau memiliki genset, sehingga sebagian masyarakat masih mengunakan pelita

sebagai penerang. Penggunaan tenaga surya hanya pada waktu malam dan bila

masyarakat hendak menggunakan alat-alat elektronik barulah genset dihidupkan.

Bagi masyarakat yang tidak memiliki genset, mereka akan menunggu hari pasar

barulah mereka mengisi daya pada barang elektronik mereka salah satunya ialah

handphone.Karena pada hari pasar orang-orang berkumpul dan melakukan aktifitas

4 Hasil observasi dan penelitian data sekunder profil Desa Boti yang didapat dari pemerintah

Desa Tanggal 22 April 2017.

Page 5: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

43

jual-beli di sinilah para penjual membawa genset dan bila ada yang mau mengisi daya

di barang eloktronik mereka baru mereka harus membayar kepada yang mempunyai

genset tersebut.5

Jumlah penduduk Desa Boti berdasarkan profil Desa Boti 2015 adalah 2.199

jiwa terdiri atas 1063 jiwa laki-laki dan 1136 jiwa perempuan atau terdiri dari 624

Kepala Keluarga.6 Dari keseluruhan jumlah jiwa baik laki-laki maupun perempuan

yang ada di Desa Boti, di dalamnya terdapat pembagian jiwa antara penduduk yang

masih beragama Suku “Halaika” atau biasa disebut Boti Dalam dengan penduduk

yang beragama Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Berdasarkan data tahun 2015

penduduk Boti Dalam terdiri dari 80 KK, dengan jumlah jiwa 302, terdiri dari

perempuan 107 jiwa dan laki-laki 195.7

3.1.3 Sejarah Suku Boti Dalam

Di propinsi NTT (Nusa Tenggara Timur), khususnya di kabupaten TTS

(Timor Tengah Selatan) ada tiga suku besar yang disebut dengan nama Banam

(Amanuban), Onam (Amanatun), Oenam (Mollo). Ketiga suku ini bersatu hati

membangun tanah TTS. Amanuban dan Amanatun dikisahkan sebagai laki-laki,

sedangkan Mollo adalah adik perempuan mereka.8 Dalam tulisan ini, Boti ada dalam

wilayah Amanuban. Secara sosial religius Desa Boti terbagi atas dua bagian, yaitu

Boti Dalam dan Boti Luar, Boti Dalam adalah orang-orang Boti yang masih

5 Hasil observasi dan wawancara dengan sekretaris Desa Boti, Bernadus Neolaka, tanggal

22 April 2017. 6 Hasil penelitian tentang data sekunder Profil Desa Boti yang didapat dari Pemerintah Desa,

Tanggal 22 April 2017. 7 Hasil penelitian tentang data sekunder Profil Desa Boti yang di dapat dari Pemerintah

Desa, Tanggal 22 April 2017. 8 Data berupa vidio, https://www.youtube.com/watch?v=8MEg7xlRDcg, diakses tanggal 26

Juni 2017.

Page 6: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

44

menganut kepercayaan agama suku Halaika dan masih tetap menjaga keaslian

budaya mereka, sedangkan Boti Luar adalah orang-orang Boti yang telah menerima

agama negera sebagai agama mereka dan lebih terbuka pada perkembangan. Pada

mulanya tidak ada yang namanya Boti Luar maupun Boti Dalam, karena leluhur

mereka pada waktu dahulu masih berpegang pada ajaran agama suku dan masih

hidup melekat dalam budaya dan tradisi. 9

Dikisahkan bahwa terbentuknya Boti ini berawal dari beberapa orang yang

memiliki pemikiran untuk membuat sebuah kelompok. Mereka berpindah dari satu

tempat yang dinamakan Fatu elaf. Sekelompok orang-orang itu terdiri dari dua belas

marga, antara lain: Tefu, Nabu, Neolaka, Asbilak, Tekfan, Tefamnasi, Kao, Naat,

Natonis, Lunesi, Tanesib, Benu. Kedua belas marga ini bukanlah orang-orang yang

berbeda, melainkan mereka adalah saudara yang berasal dari leluhur yang sama. Dari

dua belas marga ini terbentuk suatu kelompok masyarakat yang membentuk Rezim

pemerintahan adat yang diperkirakan rezim ini terbentuk sebelum tahun 1955, jadi

yang dituakan dari kedua belas marga tersebut untuk menjadi pemimpin mereka,

ialah marga Benu. Selain marga Benu orang yang ditentukan untuk menjadi juru

bicara dan pemimpin ritual adalah Naat dan Natonis.10

Kata “Boti” sendiri adalah kata yang diambil dari nama leluhur kedua belas

marga tadi. Untuk menghargai leluhur mereka maka tempat yang mereka tempati

disebut dengan nama Boti. Kelompok marga tersebut berpindah dari tempat awal

mereka ke tempat yang saat ini dinamakan Boti, disebabkan pada zaman dahulu

9 Wawancara dengan Usif Heka Benu, tanggal 28 April 2017.

10 Wawancara dengan bapak kecil dari raja, Heka Benu, 20 April 2017.

Page 7: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

45

sering terjadi perang antar suku, sehingga untuk bisa tinggal dengan aman, maka

orang-orang dahulu mencari tempat yang letaknya strategis yang menghindarkan

mereka dari serangan musuh. Adapun letak strategisnya, yaitu: di atas gunung,

dengan pemahaman mereka bahwa dari ketinggian mereka dengan mudah melihat

bila ada musuh yang datang dan dengan gampang mereka mengatur strategi untuk

melawan musuh. Selain gunung menjadi tempat tinggal yang aman, kaki gunung pun

menjadi pilihan tempat tinggal yang aman bagi mereka, karena menurut mereka

tempat yang diapit oleh pengunungan susah untuk dijangkau oleh musuh.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka orang Boti zaman dulu berpindah dari fatu Elaf ke

tempat yang sekarang disebut Boti.11

Pemerintahan yang dibangun pada masa awal marga-marga pendiri Boti

adalah pemerintahan adat, dan pemerintahan itu berbentuk kerajaan, dalam

masyarakat Timor adapun struktur pemerintahan secara umum, Usif (Raja); adalah

seorang bangsawan dan menjadi pemimpin dalam suatu wilayah tertentu dan Usif

bertanggung jawab untuk penerapan istilah ahautafatis (Penyedia dan pendukung)

sebuah kerajaan.Usif juga bertanggung jawab atas seluruh urusan rakyat atau disebut

juga Lasi Atoni Pah Meto. Usif juga adalah pemelihara utama tatanan ilahi, ia

bertanggung jawabuntuk ritual yang dilakukan seni penyajian dari hasil panen, di atas

mezbah yang besar (tola naek) digunakan untuk mengorbankan, dan untuk ritual

Perang. Amaf (para tua-tua adat): secara struktural Amaf berada di bawa Usif, Fungsi

amaf pun hampir sama dengan Usif yaitu penyedia dan pendukung rakyat. Amaf

dikategorikan sebagai pejabat, tetapi Amaf bukan berasal dari kaum bangsawan,

11

Heka Benu…, 20 April 2017.

Page 8: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

46

melainkan ia dari kalangan rakyat biasa, namun karena keunggulan baik secara

kharisma maupun usia ia diangkat sebagai tetua dalam suatu wilayah yang masih ada

dalam pemerintahan kerajaan.12

Selain Usif dan Amaf adapun yang disebut Mafefa (juru bicara): Seseorang

yang telah mencapaitingkat tinggi pembelajaran sehubungan dengan lais meto (hal-

hal yang berkaitan dengan pengajaran dan permasalahan orang Timor), sehingga ia

berfungsi sebagai pembicara kerajaan saat ada kunjungan tamu ataupun saat berbicara

kepada rakyat, Usif memberi perintah kepada Mafefa untuk menyampaikan hal-hal

yang diingin disampaikan Usif kepada rakyatnya.13

Selain Mafefa ada yang disebut

Meo (panglima perang): Meo secara harafia berarti “kucing”, Meo adalah orang yang

dipercayai untuk memimpin pasukan bila terjadi peperangan, ia adalah seorang yang

telah memiliki keahlian dalam berperang. Melalui ritual perang, Meo akan menjadi

orang yang tubuhnya kebal terhadap senjata atau benda-benda tajam, dalam istilah

Timor Meo biasanya disebut Atoniau-besi ma nakfatu (pria dengan tubuh besi dan

kepala batu, atau keras kepala).14

Selain panglima perang atau Meo, ada juga yang berperan sebagai tabib atau

penyembuh yang dalam bahasa Timor disebut Mnane. Menjadi seorang Mnane

adalah merupakan warisan keturunan yang secara alami memiliki kharisma untuk

menyembuhkan penyakit, selain karena warisan keturunan, Mnane juga adalah orang-

orang yang belajar tentang pengobatan sehingga mencapai tingkatan atas dan mampu

12

H. G. Schulte Nordholt, The Political System Of The Atoni Of Timor. (Amsterdam: The

Hague-Martinus Nijhoff - 1971), 378, 381-382 13

Nordholt, The Political System, 383. 14

Nordholt, The Political System, 340.

Page 9: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

47

menyembuhkan orang. Fungsi Mnane adalah untuk mencari obat dan menyembuhkan

penyakit.15

Tho (rakyat): Dalam struktur kerajaan, rakyat adalah sekumpulan orang-

orang yang dipimpin oleh Usif, dan yang terakhir adalah Ate (hamba): Hamba adalah

orang-orang yang menjadi tawanan dalam perang, bila terjadi peperangan antara

kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain, dan salah satu kerajaan menang, maka

ia akan kembali dengan membawa tawanan dari kerajaan yang kalah dan tawanan-

tawan tersebut yang akan dijadikan sebagai hamba.16

Dalam kerajaan Boti, adapun struktur sosial seperti kerajaan-kerajaan Timor

pada umumnya,namun ada beberapa bagian yang sekarang tidak ada lagi diantaranya

ialah Ate,dan peran Meo tidak seperti zaman dahulu, karena pada zaman sekarang

tidak lagi terjadi peperangan sehingga peran Meo hanya sebagai pengawal dari

Usif.Adapun struktur pemerintahan dalam kerajaan Boti Dalam yaitu: Usif (Raja),

amaf (tua-tua adat), meo (panglima perang, dan saat ini telah beralih peran sebagai

pengawal raja), Mafefa (juru bicara), Mnane (tabib atau penyembuh), tho (rakyat),

dan akhirnya ate (hamba). Masyarakat Boti zaman dulu hidup dengan aturan yang

dibuat berdasarkan kesepakatan bersama dan aturan-aturan itu disebut hukum adat.

Dalam sistem pemerintahan kerajaan kecil ini, belum ada yang namanya masyarakat

Desa Boti Dalam dan masyarakat Boti Luar. Awal mulanya terdapat pembagian ini

pada masa penjajahan Belanda, di bawah kepemimpinan komisaris Hazart pada awal

abad ke XIX Belanda berhasil membatasi wilayah gerak portugis yaitu Timor bagian

barat yang di dalamnya juga Timor Tengah Selatan, sekolah-sekolah didirikan yaitu

15

Nordholt, The Political System, 383. 16

Nordholt, The Political System, 381.

Page 10: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

48

Sekolah Rakyat (Sekolah Rakyat) di sekolah tersebut mereka mengajar orang-orang

Timor, ajaran mereka berkaitan dengan ilmu dan agama kristen.17

Menurut cerita, agama pertama kali masuk ke Boti dibawa oleh salah satu

marga pendiri Boti yaitu Naat yaitu pada tahun 1955, adapun sepenggal cerita

berkaitan dengan ini, bahwa Sese Naat pernah ditahan di Nederland ketika ia

dijadikan tawanan di sana, ia diajarkan mengenai agama, dan setelah kembalinya dari

Nederland, ia mulai mengajak orang-orang untuk masuk kristen. Awalnya yang

menjadi kristen hanyalah marga Naat sendiri, namun lama kelamaan mulai

berkembang dan beberapa margapun memutuskan untuk menerima agama Kristen.18

Ketika sebagian orang Boti telah masuk dan memeluk agama Kristen,

terjadilah pertikaan antara Benu yang dipercayai sebagai usif dengan Sese Naat. Dari

pertikaian tersebut akhirnya pada tahun 1955 terdapat pembagian antara orang boti

Kristen (Boti Luar) dan Boti halaika (Boti Dalam). Terbaginya Boti Dalam dan Boti

Luar juga dipengaruhi dengan adanya pembentukan pemerintahan berdasarkan

undang-undang, di mana rezim pemerintahan adat diganti dengan pemerintahan

berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Ketika adanya

perubahan sistem pemerintahan berdasarkan ketetapan UUD No 64 tahun 1958

tentang pembentukan daerah tingkat I yang di dalamnya termasuk NTT, maka

terbentuklah Boti menjadi sebuah pemerintahan yang terstruktur berdasarkan UUD.

Desa Boti berdiri sebagai pemerintahan Negara pada tanggal 2 Juni tahun 1955.

Walaupun Boti telah terbentuk menjadi pemerintahan berdasarkan UUD, namun

17

Wawancara dengan Kepala Desa Boti, Belsasar O. I. Benu, tanggal 23 April 2017. 18

Belsasar O. I. Benu…, 23 April 2017.

Page 11: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

49

pemerintahan adat masih berlaku di Boti. Pada tahun 1965-1966 ketika terjadi

pembunuhan masal berkaitan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), Orang Boti

diancam harus memilih salah satu agama, kalau tidak mereka akan dianggap sebagai

anggota PKI. Kerena takut akan ancaman tersebut akhirnya orang Boti memilih

agama Kristen sebagai agama mereka dan pada waktu itu pria Boti yang berkonde

harus mengunting rambutnya.19

Perkembangan di Boti semakin pesat sehingga anggota kelompok suku Boti

Dalam sampai saat ini hanya berjumlah 308 orang.20

Perkembangan agama Kristen

yang begitu pesat membuat tradisi dan agama Halaika hampir punah, namun pada

tanggal 20 Juni 1985 pada masa pemerintahan Piter.A.Tallo sebagai Bupati TTS ia

membentuk kembali dan mengesahkan komunitas Suku Boti Dalam, di mana ia

melantik Usif Nune Benu sebagai raja Boti Dalam dan juga mengesahkan suku Boti

Dalam sebagai suku tertua pulau Timor. Seiring dengan pelantikannya Usif Nune

Benu dan pengesahan suku Boti Dalam, maka Dinas Parawisata TTS memberikan

sebutan suku Boti Dalam dan suku Boti Luar, untuk menunjukan orang Boti yang

masih beragama suku (Halaika) dan orang Boti yang sudah beragama negera(kristen

Protestan). Sampai saat ini suku Boti Dalam dengan dipimpin oleh Usif Namah Benu

yang merupakan anak dari Usif Nune Benu terus mengajarkan rakyatnya untuk

menjaga tradisi dan budaya yang telah diterima dari nenek moyang mereka sebagai

bagian hidup mereka, dengan satu kepercayaan yaitu Halaika.21

19

Belsasar O. I Benu…, 23 April 2017. 20

Hasil penelitian tentang data sekunder profil Desa Boti yang didapat dari Pemerintah

Desa, tanggal 25 April 2017. 21

Wawancara dengan kepala Desa Boti, Belsasar O. I . Benu, tanggal 23 April 2017.

Page 12: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

50

Selain usaha dari Piter.A.Tallo untuk membentuk kembali Komunitas

Halaika atau yang disebut Boti Dalam. Pemerintah desa Boti sendiri juga memiliki

inisiatif untuk terus menjaga Komunitas Halaika ini (Boti Dalam), agar budaya dan

tradisi yang diturunkan dari nenek moyang mereka tidak hilang. Adapun tindakan

yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain: Setiap hari sabtu anak-anak sekolah

harus menggunakan salendang, setiap bulan di minggu kedua dalam liturgi gereja ada

ibadah budaya, susunan ibadah menggunakan bahasa Dawan dan busana daerah

khususnya Timor. Selain itu jika ada rapat bersama di kantor desa masyarakat yang

hendak pergi diwajibkan untuk yang pria mengunakan selimut dan wanita

mengunakan sarung.22

Bukan saja hal-hal tersebut yang dilakukan pemerintah, ada lagi hal lain di

mana pemerintah Desa Boti bekerja sama dengan Depertemen Agama TTS, agar

tidak ada penginjil yang masuk ke Boti dengan tujuan Kristenisasi, karena menurut

mereka Suku Boti Dalam adalah orang-orang penjaga tradisi dan budaya Timor,

sehingga bila mereka punah maka kecantikan Timor pun tidak akan terlihat lagi. Hal

ini yang dikatakan oleh Bapak Kepala Desa:

Kami pemerintah Desa Boti sudah melakukan kerja sama dengan Depertemen

Agama Timor Tengah Selatan agar tidak ada lagi penginjil yang masuk ke Boti untuk

menginjili orang-orang Halaika. Karena orang Halaika adalah penjaga tradisi leluhur

dan penjaga nilai-nilai budaya jadi kalau mereka semua menjadi Nasrani maka tidak

ada lagi yang berpegang pada perintah nenek moyang untuk menjaga kepercayaan

dan tradisi. Orang Halaika tidak perlu diinjili lagi, mereka tidak memiliki Alkitab

22

Belsasar O.I. Benu…, 23 April 2017.

Page 13: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

51

tetapi perbuatan mereka sesuai dengan Alkitab, bahkan tidak ada orang Boti

berkonde yang ada di penjara, yang patut diinjili adalah orang Nasrani yang sudah

menerima Kristus namun perbuatan mereka belum sesuai dengan apa yang Kristus

kehendaki.23

3.1.4 Keadaan Sosial Masyarakat Suku Boti

Secara umum masyarakat Boti hidup dalam suatu wilayah walaupun terdapat

pembagian antara orang Boti Nasrani (Boti Luar) dan Boti Halaika (Boti Dalam).

Kehidupan orang Boti secara umum terlihat sederhana, terkhususnya kehidupan

orang Boti Dalam kesederhaan hidup orang Boti Dalam merupakan bagian dari aturan

hidup mereka. Hal ini terlihat dari tempat tinggal dan pakaian mereka sehari-hari.

Orang Boti memiliki prinsip hidup sederhana, karena bagi mereka bahwa hidup

sederhana akan membuat mereka tidak merasa lebih satu dengan yang lainnya.

Adapun yang dikatakan oleh bapak Oet Liunesi:

“kami orang Boti hidup seperti ini sudah, kami punya banyak babi, sapi tapi kami

mau hidup pas-pas saja. Kami kerja untuk makan tidak lebih, satu hari kalau bisa makan

dan minum kami sudah senang, kami punya rumah biar tidak besar tapi kami tinggal,

kami senang. Kami punya pakian untuk pake kami senang. Kami bisa beli celana, rok

untuk pake tapi lebih baik kami pake selimut saja, karena kalau kami sudah pake rok dan

celana kami nanti sudah lupa diri dan tidak suka selimut dan sarung lagi. Kami bisa beli

sendal untuk pakai tapi kami tidak mau, bahkan waktu itu bapak Tallo pernah kasih

sendal 1 karung besar untuk dibagikan buat kami, kami terima tapi kami tidak mau pake,

23

Belsasar O.I Benu…, Tanggal 23 April 2017, pukul 13.58 WITA

Page 14: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

52

kami sudah terbiasa tidak pake sendal. Kami hidup sederhana begini supaya yang satu

tidak rasa lebih dari yang lain”24

Gambar 2. Rumah salah satu masyarakat Boti Halaika (Boti Dalam)

Gambar 3. Pakaian yang umumnya dipakai oleh pria Halaika (Boti Dalam)

24

Wawancara dengan Bapak Oet Liunesi, tanggal 25 April 2017.

Page 15: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

53

Gambar 4. Pakaian yang umumnya dipakai oleh wanita Halaika (Boti Dalam)

Berdasarkan penjelasan dan gambar di atas, terlihat jelas bahwa masyarakat

Suku Boti Dalam sangat sederhana dalam kehidupan mereka. Rumah mereka terbuat

batang pohon siwalan atau yang lebih dikenal dengan sebutan pohon Lontar, orang-

orang Boti biasanya menyebut dengan sebutan Beba (batang pohon siwalan yang

telah dibelah dan dikeringkan lalu diikat dengan mengunakan kayu panjang sehingga

tersusun rapi dan dipakai sebagai penganti tembok). Atap rumah mereka ada yang

sudah memakai atap seng namum ada yang masih memakai daun alang-alang, atau

juga daun siwalan sebagai atap rumah. Tidak semua rumah di Boti terbuat dari batang

pohon siwalan dan beratap daun, sudah ada rumah yang terbuat dari tembok batu

namun bisa dihitung jumlahnya, dan masyarakat yang mendirikan rumah tembok

bukanlah termasuk dalam komunitas Suku Boti Dalam, kerena pada umumnya

masyarakat suku Boti Dalam walaupun beratapkan seng namun dinding rumah

mereka masih terbuat dari pelepah (Batang Pohon Siwalan). Bukan saja tempat

tinggal, cara berpakaian mereka pun demikian. Para pria suku Boti Dalam tidak

Page 16: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

54

memakai celana seperti para pria pada umumnya, mereka memakai selimut yang

merupakan pakaian orang Timor, begitu juga wanita mereka memakai sarung atau

kain yang dililit di pingang. Pakaian mereka kenakan adalah buatan sendiri dan para

wanita lah yang bekerja untuk menenun.25

Selain hidup sederhana masyarakat suku Boti Dalam juga pekerja keras, hal

ini terlihat dari pembagian kerja antara pria dan wanita. Pembagian tugas kerja

masyarakat Boti sama seperti pembagian tugas masyarakat Timor pada umumnya,

adapun pembagian kerja tersebut, yaitu: para pria bekerja di kebun untuk memenuhi

kebutuhan makanan dan minuman, sedangkan para wanita bekerja di rumah untuk

memasak mengurus anak-anak dan menenun. Walaupun terdapat pembagian tugas

yang jelas antara pria dan wanita Boti Dalam, namun dalam kehidupan sehari-hari

mereka saling tolong menolong antara pria dan wanita, hal ini terlihat dari apa yang

dikatakan oleh Raja Boti Usif Namah Benu:

Bife nok atoni mui ini mepu mes-mes, atoni in mepu, on le hao fafi, bia, bibi nok an

meup bi lene, te bife in mepu an nahan, tenu, nok anpao liana sin. Meski atoni nok

bife an mui mepu mes-mes, mas sin nua sin an matulun pas tabu het sek lene, bife

nok atoni an sek oke. (pria dan wanita memiliki tugas masing-masing, pekerjaan pria

seperti memberi makan babi, sapi, kambing dan bekerja di kebun. Sedangkan wanita

pekerjaannya memasak, menenun, dan menjaga anak-anak. Walaupun pria dan

wanita memiliki pekerjaan masing-masing tetapi mereka saling tolong menolong

pada saat musim panen).26

25

Hasil observasi, tanggal 24 April 2017. 26

Wawancara dengan Raja Boti, Usif Namah Benu, Tanggal 24 April 2017.

Page 17: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

55

Kerja keras telah merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Boti. Hal ini

terlihat dari semboyan hidup mereka Meup on le ate, tah on le usif yang artinya

“bekerja seperti hamba, makan seperti raja”. Semboyan inilah yang menjadi patokan

masyarakat Boti Dalam ketika bekerja. Masyarakat Boti Dalam tidak mau menerima

bantuan secara langsung apalagi berkaitan dengan makanan dan minuman, karena

menurut mereka saat mereka menerima bantuan secara gratis maka sebenarnya

mereka dimanjakan untuk tidak bekerja, dan hidup hanya dari belas kasian orang lain.

Hal ini dikatakan oleh Raja Boti: “toh bi Boti I, an mepu naek. He ta musti tmeup

kalau kat meup hit kat ta. Hai toh Boti mui plenat kalau he tah on le usif, hit musti

muep on le ate, hai kam lomef hem sium sa’sa kalau kat meut, kalau haim sium on le

na, on tak hai kam bisa meup sa’sa on le haim mon ba”.27

Perkataan dari raja juga dibenarkan oleh kepala Desa, di mana beliu

mengatakan bahwa masyarakat Boti Dalam, tidak mau menerima sesuatu secara

gratis, apa lagi berkaitan dengan makanan dan minuman, mereka memiliki prinsip

bekerja keras, tidak boleh memintah-minta atau mengharapkan belas kasihan dari

orang lain, karena itu akan membuat mereka menjadi orang yang malas, sehingga

masyarakat Boti Dalam tidak menerima yang namanya bantuan pemerintah dalam

bentuk beras miskin (raskim). Karena itu para pria diwajibkan bekerja keras dengan

cara bertani dan beternak untuk mencukupkan kebutuhan keluarga, bahkan anak-anak

mereka pun sejak kecil dilatih untuk bekerja keras.28

27

Usif Namah Benu…, 24 April 2017. 28

Wawancara dengan kepala Desa Boti, Belsasar O. I. Benu, tanggal 23 April 2017.

Page 18: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

56

Kerja keras pun tidak hanya dilakukan oleh para pria. Wanita pun bekerja

keras hal ini terlihat dari cara mereka menghasilkan pakain dengan cara menenun.

Proses menenun pun membutuhkan waktu yang lama dan cara kerja yang bertahap,

kalau menenun mengunakan benang yang dibeli maka prosesnya tidak lama, seperti

menenun mengunakan benang yang dihasilkan sendiri dari kapas, ada pun tahapan-

tahapannya, antara lain: mengambil kapas, memintal kapas tersebut dengan

mengunakan alat tardisional, setelah menjadi benang, maka benang tersebut akan

diberi warna dengan pewarna alami yang diambil dari daun-daun. Setelah pewarnaan

akan dikeringkan dan setelah itu baru benangnya dipasang pada alat penenun dan

selanjutnya proses tenunan pun berjalan. Jika kain tenun yang dihasilkan dari benang

yang di beli, hasil tenunannya akan terlihat lebih halus, sedangkan menenun dari

benang yang dibuat sendiri dari kapas maka hasilnya akan terlihat sedikit lebih kasar

dan warnanya pun tidak terlalu terang. Untuk proses tenun sendiri bisa memakan

waktu bulan bahkan tahun. sebenarnya dari hal ini, menunjukan bahwa perempuan

Boti pun turut bekerja keras untuk menghasilkan kain yang dijadikan sebagai pakaian

mereka.29

Beberapa gambar berdasarkan observasi:

29

Berdasarkan hasil observasi, tanggal 26 April 2017.

Page 19: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

57

Gambar 5. Para wanita sedang memintal kapas menjadi benang dengan menggunakan alat-

alat tradisional

Gambar 6. Ini adalah sarung buatan sendiri dari kapas

Page 20: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

58

Gambar 7. Selimut yang dipakai oleh anak ini adalah hasil tenunan dari benang yang dibeli

Selain cara hidup masyarakat suku Boti Dalam, adapun sistem

perekonomian yang berlangsung dalam kehidupan mereka. Orang Boti akan

melakukan jual beli namun yang unik kebanyakan yang berjualan di pasar mereka

adalah mereka sendiri, orang luar seperti pedagang bugis dari Nikiniki hanya

beberapa saja, jadi mereka saling memberi untung. Barang yang sering dijual di pasar

adalah sayur mayur, kue yang dibuat sendiri, bahkan hasil-hasil seni yang mereka

kerjakan. Masyarakat Boti umumnya akan mendapatkan uang dari hasil penjualan

mereka di pasar dan yang paling menguntungkan bagi mereka adalah asam dan

kemiri, dua tanaman ini yang membawa keuntungan besar dalam perekonomian

mereka. Setiap tahun bila telah tiba musim panen asam dan kemiri, warga yang

menjualnya akan memperoleh keuntungan sampai balasan bahkan puluhan juta.30

30

Berdasarkan hasil observasi, tanggal 26 April 2017.

Page 21: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

59

Gambar 8. Ini adalah hasil buatan masyarakat Boti yang sering dijual di pasar, ini tas dan

tempat sirih yang dibuat dari muti warna-warni dan perak asli, harga dari setiap

tas tersebut adalah Rp. 1,000.000-2,000.000.

Gambar 9. keadaan pasar Boti

Pasar bukan saja menjadi tempat jual beli di antara masyarakat Boti, pasar

juga menjadi tempat untuk terbangunnya relasi yang baik antara masyarakat Boti

Dalam dan masyarakat Boti luar, di mana tidak ada jarak antara mereka. Bila bertemu

Page 22: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

60

mereka berjabatan tangan, bercakap dan saling memberi sirih pinang satu dengan

yang lain.31

Gambar 10. Bapak Neolaka (baju biru) adalah salah satu masyarakat Boti Dalam dan bapak

kepala desa (baju orange), gambar ini diambil ketika bapak Neolaka baru

pulang dari kebun dan mampir kerumah bapak desa.

Relasi masyarakat Boti Dalam (Halaika) dan Boti Luar (Kristen) juga

terlihat dari acara-acara yang dilakukan oleh mereka, ketika orang Boti dalam

mengadakan ritual Poi Pah atau dapat diartikan ritual penghormatan terhadap alam,

maka mereka akan mengundang masyrakat Boti luar untuk hadir dalam ritual

tersebut, dan sebaliknya bila ada acara natal bersama, maka masyarakat Boti luar

akan mengundang masyarakat Boti Dalam untuk turut serta dalam perayaan

tersebut.32

31

Berdasarkan hasil Observasi, Tanggal 28 April 2017. 32

Wawancara dengan kepala Desa Boti, Belsasar O. I. Benu, tanggal 23 April 2017.

Page 23: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

61

Gambar 11. Gambar ini diambil bertepatan dengan natal sekolah dan raja Boti pun turut

diundang dalam perayaan natal tersebut.

Jadi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa masyarakat Boti dalam dan

masyarakat Boti luar memiliki relasi yang baik. Walau berbeda kepercayaan dan

keyakinan, namun mereka memiliki budaya yang sama, perbedaan yang ada di antara

mereka tidak mengurangi rasa persaudara dan kekerabatan mereka.

3.1.5 Kepercayaan Suku Boti Dalam (Halaika)

Secara umum pemahaman orang Timor mengenai Uis Neno dan Uis Pah

adalah sebagai berikut: Uis Neno dipercayai sebagai yang tertinggi Dia

menganugerahkan kebenaran (tetus), memberikan kesejukan (mainikin), dingin

(Oetene). Memiliki tubuh Bersinar (au mina), badan indah (au leko). Uis Neno yang

berseri-seri (apinat, aklaäl), matahari (manas). Memberi perlindungan (abenit),

memberikan naungan (aneot). Dia yang membawa perubahan, dia yang mengubah,

dia yang menyediakan dan mendukung (afatis, ahaut), dia yang terbakar dan hangus,

dia yang membangkitkan (atetus) keadilan (amnit. Uis Nenotinggi di langit dan jauh

Page 24: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

62

sekali. Dia adalah satu-satunya yang ditinggikan, yang tinggi (afinit, amnarnut)

Dia paling transenden dengan"suci". Dia berdiri menyendiri dan tidak dapat didekati.

Kita bisa menyimpulkan bahwa Uis Neno lebih dari sekadar Tuhan alam. Dia adalah

asal segala hal. Tuhan dunia yang tersembunyi, yang paling nyata manifestasinya

adalah matahari. Inilah sebabnya mengapa dalam pikiran orang Timor dia

terutamaBerhubungan dengan kubah langit dan matahari.33

Uis Pah adalah Penguasa alam, ia diibaratkan sebagai ibu yang memberi

makan anak-anaknya. Bila Uis Neno adalah Tuhan langit, maka Uis Pah adalah

Tuhan bumi. Uis pah adalah yang memberi kemakmuran dan kesejateraan melalui

tumbuh-tumbuhan yang hidup di bumi. Bila orang Timor ingin mendapatkan yang

baik, maka mereka harus berdoa kepada Uis Neno dalam tingkatan pertama, dan Uis

Pah pada tingkatan kedua. Doa-doa tersebut dipanjatkan melalui ritual yang

dilakukan dengan benar sesuai dengan aturan yang telah ada.Uis Pah juga sering

diartikan sebagai Pah Tuaf (penjaga bumi). Pah Tuaf adalah jelmaan dari Uis Pah

berupa seekor ular penjaga bumi. Dalam kehidupan orang Timor Uis Neno dan Uis

Pah sangat berperan penting.34

33

H. G. Schulte Nordholt, The Political System Of The Atoni Of Timor. (Amsterdam: The

Hague-Martinus Nijhoff - 1971), 142, 143, 145. 34

Nordholt, The Political, 149,151.

Page 25: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

63

35

Gambar 12. Tiang kayu yang ada pada gambar ini adalah representasi dari yang dipercayai

sebagai Uis Neno dan Uis Pah. Tiang tersebut dinamakan Ni’Tola. Ni (Tiang)

dan Tola (Altar) jadi Ni’Tola artinya tiang altar. Adapun dua Tiang kayu

tersebut, yang satu tiang pendek atau biasa disebutNi’Tol Pala dan altar

pendek ini mewakili Uis Pah sebagai dewa bumi, sedangkan tiang kayu yang

tinggi biasanya disebut Ni’Tol Ma’aiti/mnanu yang diartikan sebagai altar

tinggi dan tiang kayu ini mewakili Uis Neno sebagai yang tertinggi.36

Sebelum agama Kristen Protestan, Katholik, dan agama-agama lain masuk

ke Indonesia telah ada agama-agama lokal, begitu juga sebelum agama Kristen dan

agama-agama lain masuk ke Desa Boti telah ada agama lokal yang dikenal dengan

istilah Halaika yang artinya “Kafir”. Pemahaman Masyarakat Boti Dalam mengenai

Halaika sendiri adalah naluli neo Uis Neno nok Uis Pah, atau diartikan sebagai

kepatuhan terhadap dewa langit dan dewa bumi. Adapun pemahaman orang Boti

35

H. G. Schulte Nordholt, di Insana TTU, The Political System Of The Atoni Of Timor. 144. 36

Wawancara dengan bapak Boy Benu melalui telphone, 7 Juli 2017.

Page 26: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

64

Dalam berkaitan dengan Uis Neno dan Uis Pah: Uis Pah sendiri memiliki arti dewa

bumi, yang diibaratkan seperti seorang ibu yang memberi makan, membesarkan dan

melindungi anak-anaknya oleh karena itu Uis Pah patut disembah. Sedangkan Uis

Neno sendiri memiliki pengertian sebagai dewa langit. Pengertian Halaika tentang

Uis Neno adalah sesuatu yang terbatas, jadi tidak seperti pemahaman orang Kristen

tentang Allah, bahwa diluar sesuatu yang kelihatan ada Tuhan, Uis Neno dalam

pemahaman Halaika hanya terbatas pada apa yang dilihat di luar dari itu tidak

diakuinya lagi. Uis Neno diibaratkan sebagai bapak dan wujudnya ialah benda-benda

langit yang kelihatan, misalkan bulan, bintang, dan matahari, Uis Neno adalah yang

memberikan panas matahari, memberikan terang, dan hujan untuk manusia dan

semua mahkluk di bumi.37

Selain percaya kepada Uis Neno dan Uis Pah, masyarakat Boti Dalam juga

percaya kepada roh-roh nenek moyang yang dianggap mempunyai pengaruh yang

luas dalam kehidupan mereka. Bila terjadi sakit penyakit, malapetaka, kecelakaan,

dan kesulitan-kesulitan dalam kehidupan hal-hal itu dianggap sebagai tindakan dari

roh-roh nenek moyang. Tindakan-tindakan tersebut terjadi karena mereka lalai dalam

upacara atau melakukan suatu kesalahan, roh-roh nenek moyang ini juga berkaitan

erat dengan alam atau yang biasa mereka sebut Pah.38

Dalam kepercayaan antara Uis Neno dan Uis Pah masyarakat suku Boti

Dalam lebih dekat dengan Uis Pah, karena menurut mereka segala sesuatu di dalam

kehidupan mereka selalu berkaitan dengan alam. Oleh karena itu setiap tingkah laku

37

Wawancara dengan bapak kecil dari raja, Heka Benu, 20 April 2017. Pukul 18.18 WITA 38

Heka Benu…, 20 April 2017.

Page 27: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

65

mereka selalu menunjukkan hormat mereka terhadap alam. Apapun yang hendak

mereka lakukan selalu meminta ijin kepada alam. Ketika mereka melakukan

kesalahan maka mereka akan diberikan malapetaka bahkan kematian, oleh karena itu

bila masyarakat Boti Dalam telah mendapatkan suatu kesulitan atau sakit penyakit

mereka akan pergi kepada Usif untuk mencari tahu kesalahan yang mereka lakukan,

jadi Usif di sini berperan sebagai pengantara antara masyarakat Boti Dalam dengan

Uis Pah. Untuk penyakit yang berkaitan dengan pelanggaran aturan Halaika maka

yang dapat menyembuhkannya hanya Usif sendiri. Peran Mnane dalam

menyembuhkan penyakit hanya berkaitan dengan penyakit-penyakit biasa.39

Berkaitan dengan penyakit akibat melanggar aturan Halaika, Usif berdoa

dan bertanya kepada Uis Pah apa yang menyebabkan sehingga itu terjadi, alam akan

memberi tahukan kesalahan orang yang mendapatkan kesulitan atau kesakitan

tersebut, setelah kesalahan mereka telah diberitahukan adapun persyaratan untuk

orang tersebut kembali pulih, yaitu; alam akan memberikan tanda dengan warna bulu

hewan, jika ia menghendaki agar orang yang terkena musibah tersebut memberikan

ayam berwarna merah, maka ia akan menunjukkan bulu ayam berwarna merah,

demikian juga jika ia menghendaki hewan yang lain ia akan memberi tanda dengan

warna bulu hewan tersebut. Bila orang yang sakit tadi telah mendapatkan hewan

sesuai dengan petunjuk alam, maka ia harus membawa hewan tersebut ke dalam

hutan dan melepaskannya, dengan cara demikian maka seketika pun atau dalam

39

Heka Benu…, 20 April 2017.

Page 28: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

66

kurun waktu yang tidak lama orang tersebut akan sembuh atau dibebaskan dari

kesulitan yang dialaminya.40

Penganut Halaika tidak memahami yang namanya surga dan neraka. Ada

sepengal kalimat yang menjadi dasar pemahaman mereka, yaitu: et fatu bian ma hau

bian artinya berada di balik batu dan balik pohon. Pandangan mereka bahwa setelah

mereka meninggal arwah mereka akan berada di balik batu atau pun pohon, dan itu

hanya sementara, karena arwah mereka akan kembali ke dunia dengan cara dilahirkan

kembali. sehingga orang Boti Dalam ketika memberi nama kepada anak mereka tidak

bisa lain dari nama leluhur atau orang tua, dan untuk mengetahui bahwa seseorang

telah dilahirkan kembali adapun ritus pemberian nama. Ketika seorang anak

dilahirkan dan dia menangis, maka orang tua dari anak tersebut harus menyebutkan

nama leluhur mereka. Bila saat nama leluhur disebutkan dan anak tersebut berhenti

menangis, maka itulah kelahiran kembali dari leluhur mereka.

Cara pemberian nama ini, tidak saja melalui tangisan bayi, tetapi juga ketika

seorang ibu mengandung anaknya dan ketika hampir sampai waktu untuk melahirkan

dan dia bermimpi bertemu dengan seseorang maka itulah leluhur mereka yang

namanya harus dipakaikan kepada anak yang akan dilahirkan. Jadi menurut orang

Boti Dalam ketika seseorang meninggal, dia hanya berpindah sementara lalu akan

kembali lagi dengan wajah yang berbeda, melalui keturunan mereka.41

Dalam ajaran

agama Halaika ada empat hukum utama, yaitu; jangan mencuri (Kais Mubak), jangan

berjudi (lalu), jangan menghakimi (Kais tafek lasi), jangan berzinah (Kais

40

Heka Benu…, 20 April 2017. 41

Wawancara dengan Raja Boti, Usif Namah Benu, Tanggal 24 April 2017.

Page 29: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

67

Mapaisa).Masyarakat Boti Dalam (Halaika) sangat menentang yang namanya

mencuri. Masyarakat Boti Dalam dilarang untuk mencuri hal itu disebabkan

pemahaman mereka bahwa setiap manusia memiliki kemampuan untuk bekerja agar

bisa mencukupkan kebutuhan hidupnya, oleh karena itu tidak ada alasan untuk

mencuri. Masyarakat Boti Dalam memiliki prinsip menikmati kehidupan mereka

entah itu susah maupun senang tetapi harus berdasarkan kerja keras mereka sendiri.

Ada yang menjadi keunikan dari masyarakat Boti Dalam ketika mendapati

seseorang mencuri, yaitu mereka tidak menghakimi nya. Mereka memiliki

pemahaman bahwa saudara mereka mencuri karena ia lapar. Contoh: bila seseorang

mencuri pisang, maka setiap orang dari masyarakat Boti Dalam diwajibkan membawa

anakan pisang lalu mereka menanam pohon pisang tersebut untuk orang yang

mencuri karena mereka memiliki pemahaman jika saudaranya memiliki apa yang

dicuri, maka ia tidak akan mencuri lagi, dan menurut mereka sebenarnya jika orang

diperlakukan seperti itu maka dengan sendirinya dia akan malu dengan

perbuatannya.42

Hal ini pula yang dikatakan oleh bapak Boy Benu:

“kami orang boti dilarang untuk pencuri, kalau ada yang pencuri juga kami tidak

boleh pukul dia. Karena bila pukul berarti telah langgar perintah untuk jangan hakimi

orang. Baru-baru kami punya saudara satu pencuri kurus (cabe), dan tuan kebun

sendiri yang tangkap, setelah itu kami lapor di Usif dan kepala desa, lalu diputuskan

untuk setiap warga wajib bawa anakan kurus (cabe) dan tanam di dia pung kebun”43

Selain mencuri orang Boti Dalam dilarang untuk berjudi, karena menurut

mereka bila seseorang berjudi ia akan merugikan dirinya sendiri dan juga bisa

42

Wawancara dengan bapak kecil dari raja, Heka Benu, 20 April 2017. 43

Wawancara dengan bapak Boy Benu, Tanggal 22 April 2017.

Page 30: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

68

merugikan orang lain, bila seseorang berjudi ia akan mudah untuk menghabiskan

semua yang ia punya, ketika sudah tidak memiliki apa pun maka ia akan terdorong

untuk mencuri barang orang lain. Orang Boti Dalam juga dilarang untuk

menghakimi, karena bagi mereka yang menghukum seseorang bila dia bersalah

bukanlah manusia melainkan urusan pemerintah yang mempunyai wewenang. Selain

itu, orang Boti Dalam percaya bahwa jika seseorang berbuat salah maka alam sendiri

yang akan menghukumnya, ia akan mengalami sakit penyakit atau musibah oleh

karena itu mereka tidak memiliki hak untuk menghakimi saudara mereka yang

mencuri. Usif Heka Benu juga mengatakan hal yang sama:

“atoin Boti kan mu’if hak hen na fek es in lasi, amuit kuasat hen na fek es in lasi es

aplenat nok pah, sekau es an moe san, pah es an heke, kalau pah an heke, atoni le an

namen ait an maet. Jadi le an muif kuasat hen na fek es in lasi lena aplenat nok

Pah.” (orang Boti tidak punya kuasa untuk menghakimi seseorang, yang memiliki

kuasa untuk menghakimi atau memutuskan perkara seseorang, yaitu pemerintah dan

alam. Bila seseorang melakukan kesalahan maka alam yang akan memberikan sangsi

dengan cara mendapatkan penyakit atau kematian).44

Masyarakat Boti Dalam juga memiliki larangan mengenai perzinahan,

karena menurut mereka seorang pria dan wanita hidup hanya untuk satu pria dan satu

wanita, tidak boleh ada perselingkuhan atau perzinahan, seperti aturan-aturan yang

lain bila dilanggar maka orang yang melakukan pelanggaran tersebut akan

mendapatkan hukuman dari Alam.45

44

Wawancara dengan Usif Heka Benu, tanggal 20 April 2017. 45

Heka Benu…, 20 April 2017.

Page 31: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

69

Selain keempat hukum tersebut, terdapat pula aturan yang dibuat untuk

menunjukan ciri khas dari masyarakat Boti Dalam (Halaika), antara lain: berkonde

bagi pria dewasa dan menyanggul bagi wanita, memakai soit (Tusuk Konde) pada

setiap rambut yang disanggul dan dikonde, untuk pria harus memakai selimut dua

lapis, lapis luar disebut mau pinaf dan lapis dalam disebut Mau Fafof. Selain itu para

wanita pun harus memakai sarung dan terdiri dari dua lapis, lapis dalam disebut Tais

dan lapis luar disebut Lipa. Selain itu pria dan wanita harus membawa tempat sirih

kemana pun mereka pergi, tempat sirih untuk pria disebut Alu Mama dan untuk

wanita disebut Oko’Sloi. Baik pria dan wanita diwajibkan untuk menataati semua

peraturan dan ajaran yang ada dalam kepercayaan Halaika ini.46

3.1.6 Sosialisasi Aturan dan Nilai-Nilai Suku Boti Dalam

Semua ajaran dan aturan dalam kehidupan orang Boti Dalam adalah hal yang

terus diturunkan kepada generasi mereka. Cara meneruskan ajaran dan aturan yang

mengandung makna dan nilai tersebut ialah melalui didikan orang tua kepada anak-

anak mereka setiap hari di rumah, bukan saja rumah yang dijadikan tempat untuk

mengajarkan nilai-nilai dan ajaran serta aturan yang berlaku dalam kehidupan

mereka, hari berkumpul masyarakat Boti Dalam yang biasanya disebut hari

kesembilan atau yang mereka sebut Neontokos. Hari kesembilan merupakan waktu di

mana ajaran dan aturan-aturan itu terus dibicarakan baik bagi orang tua maupun anak-

anak.

Pada hari kesembilan semua orang Boti Dalam, baik itu orang tua maupun

anak-anak berkumpul di Sonaf (Kerajaan) untuk mendengarkan arahan dari

46

Wawancara dengan Usif Namah Benu, Tanggal 24 April 2017.

Page 32: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

70

raja.Berkaitan dengan hari kesembilan maka perlu untuk mengetahui perhitungan hari

dalam kehidupan orang Boti Dalam.Adapun pun perhitungan hari dalam kehidupan

orang Boti Dalam, mereka percaya bahwa ada 9 hari dan perhitungan sembilan hari

itu di mulai dari hari Senin. Senin (hari pertama), Selasa (hari kedua), Rabu (hari

ketiga), Kamis (hari keempat), Jumat (hari kelima), Sabtu (hari keenam), Minggu

(hari ketujuh), kembali lagi ke hari Senin dengan hitungan lanjutan ke hari kedelapan,

dan Selasa dihitung hari kesembilan. Ketika telah sampai pada hari kesembilan maka

perhitungan hari pertama akan dimulai lagi dari hari Rabu, dan kemudian kembali

lagi ke hariKamis sebagai hari pertama. Jadi dari hari senin sampai pada hari minggu,

semua hari itu akan menjadi hari kesembilan atau Neon Tokos.47

Sembilan hari menjadi penting dalam kepercayaan orang Boti Dalam,

terkhususnya dalam kepercayaan agama mereka (Halaika). Karena mereka percaya

bahwa setiap ada 8 dewa yang berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari, dan

sembilan dewa tersebut menjadi tema utama bagi mereka dalam melakukan kegiatan

mereka sehari-hari. Hari pertama Neon Ai (hari api): hari ini dimaknai hari yang baik,

terang dan cerah namun perlu untuk berhati-hati dengan pengunaan api, karena bila

tidak berhati-hati maka akan mendatangkan malapeta berupa kebakaran. Hari kedua

Neon Oe (hari air): aktifitas dalam hari ini selalu berkaitan dengan air dalam artian

harus mengunakan air secara bertangung jawab. Hari ketiga Neon Besi (hari besi):

pada hari ini, orang Boti Dalam akan berkerja dengan berhati-hati apalagi ketiga

memakai pisau, dan benda-benda lain yang terbuat dari besi.48

47

Wawancara dengan Usif Heka Benu, tanggal 20 April 2017. 48

Heka Benu…, 20 April 2017.

Page 33: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

71

Hari keempat Neon Uis Pah Ma Uis Neno: hari ini merupakan hari yang

diperuntukkan bagi orang Boti Dalam untuk pencipta dan pemelihara hidup, serta

pemangku dan pemberi kesuburan, oleh karena itu pada hari ini orang Boti Dalam

akan bekerja dengan penuh rasa syukur dan tidak boleh bersunggut-sunggut. Hari

kelima Neon Suli (hari perselisihan): hari ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan

setiap perselisihan yang terjadi dalam kehidupan mereka. pada hari ini juga ketika

melakukan interaksi maka harus berhati-hati kerena bila tidak berhati-hati maka akan

terjadi perselisihan satu dengan yang lain.49

Hari keenam Neon Masikat (hari berebutan): hari ini adalah kesempatan bagi

orang Boti Dalam untuk bekerja dengan sebaik mungkin karena hari ini merupakan

kesempatan untuk meraih sukses dalam hidup. Hari ketujuh Neno Naek (hari besar):

hari ini penuh dengan nuansa persaudaraan, sehingga perlu untuk menjaga agar tidak

terjadinya pertengkaran baik dalam keluarga maupun sesama. Hari kedelepan Neon

Li’ana (hari anak-anak): pada hari ini anak-anak diberikan kebebasan untuk

mengekspresikan kegembiraan mereka dengan cara bermain dan orang tua tidak

boleh melarang.

Hari kesembilan Neon Tokos (hari Istirahat): pada hari ini mereka akan

berhenti dari semua pekerjaan mereka baik itu beternak, berkebun, dan pekerjaan di

rumah. mereka berhenti dari semua perekerjaan mereka di kebun dan rumah, karena

menurut mereka pada hari itu ke delapan dewa yang dipercaya dalam setiap hari,

mereka sedang keluar dan bekerja oleh karena itu tidak boleh menganggu pekerjaan

mereka, semua masyarakat Boti Dalam akan berkumpul di Sonaf mulai dari jam

49

Heka Benu…, 20 April 2017.

Page 34: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

72

08.00-17.00 untuk mendengarkan nasihat dari raja, dan sambil mendengarkan nasihat

dari raja, maka mereka akan melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti menenun,

membuat ukuran dan menganyam.50

Nasihat yang diberikan Raja Boti kepada masyarakatnya selalu berkaitan

dengan aturan dan nilai-nilai yang dihidupi dalam komunitas mereka. Nilai-nilai dan

aturan tersebut antara lain, berkaitan dengan kerja keras, rendah hati, dan kewajiban-

kewajiban yang harus dilakukan sebagai seorang penganut Halaika. Dalam nasihat

tersebut juga akan di ingatkan tentang peraturan bahwa seorang pria Boti Dalam

(Halaika) harus berkonde. Tradisi berkonde bagi pria Boti Dalam selalu diwariskan

dari generasi ke generasi tidak dengan suatu ajaran tertulis, melainkan tradisi ini

diteruskan dengn cara memberitahukan secara lisan, tempat dan waktu yang tepat

untuk menghimbau masyarakat Boti Dalam supaya terus mempertahankan

kepercayaan dan tradisi mereka ialah ketika hari kesembilan. Setiap keluarga suku

Boti Dalam tidak menolak bila ada anak-anak mereka yang ingin keluar dari

komunitas mereka atau tidak lagi memegang kepercayaan Halaika, mereka akan

diberikan ijin. Contoh: bila suatu keluarga memiliki dua orang anak, maka salah satu

anak mereka akan diijinkan untuk bersekolah dan satunya lagi tetap tinggal dalam

komunitas mereka dengan maksud bahwa mereka bisa megetahui sesuatu dari dunia

luar namun di satu sisi masih ada yang akan meneruskan dan menjaga kepercayaan

serta tradisi mereka.51

50

Heka Benu…, 20 April 2017. 51

Wawancara dengan bapak Boy Benu, Tanggal 22 April 2017.

Page 35: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

73

Gambar 12. Ini adalah salah satu dari hasil kerja yang dilakukan pria Boti Dalam ketika

mereka berkumpul di Sonaf (kerajaan), ketika hari ke-9 atau Neon Tokos.

3.2 Konde Pria Suku Boti Dalam Sebagai Simbol Identitas

Salah satu aturan yang berlaku dalam masyarakat Boti Dalam adalah pria

harus berkonde. Masyarakat Timor pada umunnya dan Boti Dalam khususnya

menyebut konde dengan istilah Bu,at. Konde rambut untuk pria merupakan bagian

dari aturan dalam kepercayaan mereka dan juga merupakan tadisi yang telah ada

sejak dahulu dari nenek moyang, yang diturunkan kepada mereka hingga saat ini.

Setiap pria Boti diwajibkan untuk berkonde karena itu merupakan perintah dari alam

untuk dilakukan.52

Dikisahkan bahwa pada zaman dahulu kala masyarakat Boti sangat hidup

dekat dengan alam, apa yang menjadi peraturan hidup mereka ditentukan dari

perintah alam, sehingga apa yang diperintahkan alam tidak boleh dilanggar karena hal

tersebut akan membawa malapetaka bagi kehidupan mereka. Adapun suatu cerita

52

Wawancara dengan Usif Namah Benu, Tanggal 24 April 2017.

Page 36: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

74

yang mengkisahkan asal mula pria suku Boti Dalam berkonde, yaitu: Pada zaman

dahulu kala leluhur masyarakat Boti mengalami suatu malapetaka yang menimpa

mereka yaitu sakit penyakit yang mereka derita.53

Sakit penyakit tersebut hanya dialami oleh para pria tanpa kecuali. Sakit

penyakit tersebut menyerang kepala mereka, jadi semua pria ketika itu memiliki

kepala yang dipenuhi dengan luka-luka, diceritakan bahwa awalnya luka tersebut

bermula dari kepala mereka bengkak dan gatal-gatal setelah digaruk gatal-gatal

tersebut menjadi luka dan bernana penyakit ini mereka namakan sebagai menat nak

boko. Pada suatu ketika mereka berkumpul dan melakukan ritual terhadap alam untuk

mencari tahu penyebab kepala mereka sampai luka.54

Melalui berbagai ritual dan doa, pada akhirnya alam atau yang dipercayai

sebagai Uis Pah memberi jawaban kepada mereka bahwa setiap pria harus

membiarkan rambutnya panjang dan mereka harus berkonde dan pada setiap konde

mereka harus sisipkan tusuk konde atau dalam bahasa Timor disebut Soit. Perintah

dari alam untuk leluhur masyarakat Boti bukan saja untuk berkonde tetapi adapun

aturan bagi mereka berkaitan dengan rambut pria Boti Dalam, dan hal ini dimulai

sejak seorang pria masa anak-anak.55

Ketika seorang wanita mengandung dan melahirkan anak laki-laki dan ketika

anak itu telah berumur 10 tahun, maka haruslah rambutnya dicukur. Alasan mencukur

rambut tersebut adalah bahwa rambut yang dibawa dari dalam kandungan ibu

merupakan suatu hal yang panas sehingga bila tidak dicukur maka akan membawa

53

Wawancara dengan Usif Heka Benu, tanggal 20 April 2017. 54

Heka Benu…, 20 April 2017. 55

Heka Benu…, 20 April 2017, Pukul 18.18 WITA

Page 37: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

75

malapetaka bagi mereka. Selain itu pemotongan rambut tepat saat seorang anak laki-

laki berusia 10 tahun, juga memiliki arti mengenai tahap pertumbuhan seorang anak,

di mana ketika berusia 10 tahun seorang anak telah mengalami satu tingkat

pertumbuhan dari anak-anak menjadi remaja. Orang Boti Dalam percaya bahwa tepat

usia 10 tahun seorang anak sudah mulai mengerti dengan benar, sehingga pada tahap

inilah dia akan mulai diarahkan lebih dalam lagi mengenai cara hidup, nilai-nilai dan

kepercayaan Halaika yang mereka anut.Hal ini lah yang dikatakan oleh bapak Boy

Benu:

“Dalam aturan Halaika anak laki-laki harus potong rambut dan biasanya saat mereka

umur 10 tahun.Menurut kepercayaan Halaika itu adalah tanda buang panas, supaya

anak tidak sakit, atau untuk pertumbuhan ke depan dia tidak mendapat sial. Usia 10

tahun baru potong rambut itu merupakantanda bahwa anak sudah lewati masa anak-

anak dia akan masuk dalam masa remaja, pada saat itu anak akan diajar untuk terlibat

dalam kehidupan kelompok Halaika dan secara khusus mereka akan mulai diajarkan

terus menerus mengenai kepercayaan Halaika.”56

Ritual pemotongan rambut biasa di sebut Eu Nak Funu ritual ini dilakukan

di Sonaf. Dalam ritual tersebut hadir para tua-tua, raja,orang tua dari si anak dan

tentunya anak itu sendiri. Ritual ini dilakukan bertepatan dengan hari kesembilan

dalam ritual tersebut raja mengucapkan doa, dan yang berperan dalam mencukur

rambut anak tersebut adalah saudara laki-laki dari ibunya, atau biasa di sebut Atoin

Amaf. Berkaitan dengan ritual pemotongan rambut, sebelum sampai pada usia 10

tahun anak laki-laki Boti Dalam juga akan memotong rambut mereka, namun dalam

56

Wawancara dengan Bapak Boy benu melalui telephon, pada tanggal 12 Juni 2017.

Page 38: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

76

pemotongan rambut tersebut hanya dilakukan oleh orang tua mereka dan pemotongan

rambut mereka itu pertanda bahwa ibu mereka sedang mengandung. Potong rambut

dalam tahap ini menunjukan bahwa anak tersebut akan segera menjadi kakak karena

ibunya akan melahirkan seorang adik baginya.57

Usai ritual pencukuran rambut, seorang pria harus menjaga dan merawat

rambutnya hingga dewasa dan rambut tersebut tidak boleh dicukur lagi. Rambut

mereka terus dibiarkan panjang sehingga pada akhirnya dapat dikonde. Jadi konde

yang dipakai oleh pria Boti sampai saat ini merupakan tradisi dan suatu bentuk

kepercayaan yang diturunkan nenek moyang mereka dari generasi ke generasi, hal ini

merupakan perintah dari alam. Hal ini pula yang dikatakan oleh Usif Heka Benu:

“le haim buah le ai nako pah, pah es an lenu haim buah. Natuina pah es hit tak uis

pah, haim buah le ai bukan es noka I, mas haim buah le ai, noka haim batan, bat ne

nanit te haim buah, bat nes nanit te haim buat,talan tia neno i” (konde yang kami

pakai ini berasal dari alam, atau alam yang memerintahkan kami untuk berkonde,

alam ini yang kami katakan sebagai Dewa Bumi. Kami berkonde bukan saat ini saja,

tetapi konde yang kami pakai ini telah ada sejak dahulu kala, generasi awal berkonde,

muncul lagi generasi baru yang berkonde, setelah itu muncul lagi generasi yang

berkonde, hingga konde itu kami pakai sampai saat ini).58

Pria Boti Dalam diwajibkan berkonde di usia 20 tahun, ketika mereka telah

dianggap dewasa dalam arti ketika mereka telah mampu untuk bekerja di kebun dan

memberi makan ternak maka mereka diwajibkan untuk berkonde. Selain pengertian

tersebut, usia 20 tahun dianggap telah tepat untuk menjalankan peran sebagai seorang

57

Boy Benu…, tanggal 12 Juni 2017. 58

Wawancara dengan Usif Heka Benu, Tanggal 20 April 2017.

Page 39: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

77

pria dewasa bukan hanya dewasa dalam fisik, finansial, melainkan dalam emosi dan

spiritualitas di mana siap menjalankan semua tanggung jawab secara sendiri, didikan

yang diperoleh dalam keluarga maupun dalam komunitas Halaika sendiri selama 10

tahun dianggap sudah bisa diterapkan dalam kehidupan sebagai seorang pria

Halaika.Adapun letak konde yang dipakai oleh para pria Boti, bagi pria Boti yang

belum menikah letak konde mereka berada di belakang kepala, sedangkan untuk pria

Boti yang sudah menikah letak konde mereka berada tepat di ubun-ubun.59

Gambar 13. Konde pria ini menunjukan kalau dia belum berumah tangga.

59

Wawancara Usif Namah Benu, Tanggal 24 April 2017.

Page 40: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

78

Gambar 14. Konde pria ini menunjukan dia telah berkeluarga.

Bagi setiap pria Boti Dalam yang akan berkonde, akan didoakan dan doa itu

akan dilakukan bertepatan dengan ritual Poi Pah. Ritual Poi Pah (keluar dari tempat

asal) adalah ritual yang dilakukan untuk menghormati Uis pah dan Uis Neno, ritual

ini biasanya dilakukan di hutan yang menjadi tempat keramat bagi mereka, tempat

mereka mengadakan ritual Poi Pah ini biasanya disebut Fain Maten. Ketika orang

Boti Dalam akan melakukan ritual Poi Pah ini maka mereka akan membawa benda-

benda yang akan dijadikan sebagai persembahan, bukan saja persembahan yang

dibawa, melainkan bahan makanan pun dibawa, dengan tujuan mereka akan masak

dan makan bersama saat ritual ini selesai dilakukan. Pada tempat ritual ini, telah ada

altar yang terbuat dari batu, di atas altar tersebut orang Boti Dalam akan

mempersembahkan persembahan mereka berupa hewan, jagung, ubi, pisang dan

makanan lainnya. Setelah mereka selesai memberi persembahan mereka maka raja

mulai berdoa kepada Uis Pah, agar mereka terus diberkati dengan makanan dan

minuman yang tercukupkan.60

Usai berdoa kepada Uis pah, orang Boti Dalam juga akan memanjatkan doa

terhadap Uis Neno. Ketika berdoa kepada Uis Neno, tempat doa mereka akan

berpindah ke atas puncak Fain Maten dan yang pergi ke sana hanya para pria, wanita

dilarang untuk ikut, dalam ritual ini, wanita hanya diperkanankan untuk memasak

bahan makanan yang telah mereka bawah dari rumah masing-masing untuk mereka

60

Wawancara dengan Usif Namah Benu, melalui bantuan Bpk Daniel Naat memelalui

telepon, tanggal 22 Juni 2017.

Page 41: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

79

makan bersama. Untuk sampai pada puncak Fain Maten, para pria Boti Dalam akan

melewati 73 anak tangga. Sesampainya di tempat doa, raja akan meniupkan suling

pertanda bahwa doa akan dimulai. Tujuan mereka menaikan doa tersebut agar Uis

Neno selalu memberkati mereka dengan perlindungan dan keselamatan, serta

meminta agar semua hasil panen mereka di berkati sehingga mereka berkecukupan.

Dalam ritual ini, jika ada seorang pria Boti Dalam yang telah siap untuk berkonde,

maka ia pun akan didoakan.61

Tujuan dari Doa yang dinaikan kepada Uis Neno

berkaitan dengan pria Boti Dalam yang akan berkonde tersebut agar ia diberkati

hidupnya, ketika dia bekerja dan ketika ia akan berumah tangga semua malapeta tidak

menimpah dirinya. Jadi ritual tersebut bertujuan meminta ijin dan berkat untuk pria

yang telah dewasa.62

Secara umum, pria Boti yang tidak berkonde identik dengan dia telah

memutuskan hubungannya dengan tradisi dan kepercayaan yang telah diturunkan dari

leluhurnya, dan bila ia tidak berkonde artinya ia telah beragama Kristen, hal ini

berbeda dengan pria Boti yang masih ada dalam kepercayaan Halaika namun tidak

berkonde atau memotong rambutnya, maka ia akan menemui yang namanya musibah

atau malapetaka, hal ini pula yang dikatakan oleh Usif Heka Benu: au boin ma u’uab,

kalau him kam buah mas him poi hem meut pah es an he’ki. Meu ai te pah namaet ko

(saya memberitahukan kepada mereka, kalau kalian tidak berkonde, maka ketika

61

Usif Namah Benu dan Bpk. Daniel Naat, tanggal 22 Juni 2017. 62

Usif Namah Benu dan Bpk. Daniel Naat, tanggal 22 Juni 2017.

Page 42: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

80

kalian keluar untuk berkerja maka alam akan menangkap kalian dan kalian akan

mati).63

Jika seorang pria Boti Dalam memotong rambutnya maka ia akan

mendapatkan sakit penyakit bahkan kematian. Bila hal itu terjadi, maka pria yang

sakit tersebut bersama keluarganya harus datang kepada raja lalu raja dan mereka

pergi ke hutan untuk berdoa, setelah berdoa raja akan memberitahukan alasan

mengapa ia sakit dan apa yang alam kehendaki supaya diperbuat orang tersebut agar

ia dapat sembuh. Jawaban dari alam ditunjukan dengan warna bulu hewan, lalu orang

sakit tersebut diminta untuk membawa hewan dengan warna bulu seperti yang telah

ditunjukan dan hewan tersebut harus dibawa lalu dilepaskan ke dalam hutan maka

dengan sendirinya penyakit orang tersebut akan sembuh dan hal ini masih terjadi

hingga saat ini.64

Gambar 15. Ini adalah gambar beberapa pria suku Boti Dalam (Halaika)

63

Wawancara dengan Usif Heka Benu, Tanggal 20 April 2017. 64

Usif Heka Benu.., 20 April 2017.

Page 43: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

81

3.3 KESIMPULAN

Berdasarkan seluruh penjelasan dalam bab ini, dapat disimpulkan bahwa

masyarakat Boti Dalam adalah salah satu masyarakat tradisional yang masih ada di

zaman postmodern ini. Masyarakat Boti Dalam adalah masyarakat yang masih

menjalankan dan menjaga tradisi serta budaya Timor sehingga masyarakat Boti

Dalam pun disebut sebagai penjaga budaya dan tradisi Timor. Masyarakat Boti

Dalam memiliki agama yaitu Halaika yang percaya kepada Uis Neno dan Uis pah.

Dalam kepercayaan tersebut terdapat aturan dan nilai-nilai yang mereka hidupi

bersama yaitu kesederhanaan dan terus berkerja keras tanpa mengharapkan belas

kasihan dari orang lain.

Budaya dan sistem kepercayaan yang dianut hingga saat ini adalah warisan

dari leluhur yang terus dijaga sebagai bentuk penghargaan mereka terhadap para

leluhur. Dari sedemikian banyak aturan yang ada dalam kehidupan mereka salah

satunya yaitu kaum pria Boti Dalam diwajibkan untuk berkonde, konde rambut

tersebut memiliki beberapa makna yang saling berkaitan. Pria Boti Dalam yang

berkonde adalah kelompok pria dewasa yang mampu menjadi panutan. Apabila ia

hidup sesuai dengan kepercayaan yang telah dipegang dan tradisi-tradisi yang telah

dihidupi dan dijaga maka ia bukan saja menjadi panutan melainkan akan diberi kuasa

oleh alam untuk mengetahui apa yang dikehendaki alam dalam kehidupan mereka.

Selebihnya konde rambut yang dimiliki oleh para pria Boti Dalam menunjuk

bahwa pria adalah kepala yang akan menjadi penjaga generasi penerus, tradisi dan

kepercayaan yang telah diturunkan oleh para leluhur. Merujuk pada pembahasan ini

baik dari sejarah, keadaan sosial, dan kepercayaan yang di dalamnya terdapat aturan-

Page 44: BAB III KONDE PRIA SUKU BOTI DALAM SEBAGAI SIMBOL … · dalam bab ini, maka penulis akan lebih dulu menjelaskan letak geografi dan gambaran umum kehidupanan serta keadaan sosial

82

aturan, dapat dikatakan bahwa konde rambut orang Boti merupakan ciri khas

tersendiri yang menunjukan identitas mereka. Identitas suku Boti Dalam terletak pada

kedudukan dan peran laki-laki yang disimbolkan dalam konde.

Di dalam konde rambut terkandung makna identitas diri baik secara individu

maupun kelompok. Di manapun mereka berada orang akan dengan cepat mengenali

mereka jadi disimpulkan bahwa konde yang dipakai oleh pria suku Boti Dalam

merupakan simbol identitas diri dan kelompok.