Bab III Kerangka A10ppf-5

19
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Perilaku Konsumen Proses dalam pembelian produk susu untuk batita (1-3 tahun) dapat diprediksi dengan mengetahui bagaimana perilaku konsumen dalam mengkonsumsi produk tersebut. Banyak para ahli mendefinisikan tentang perilaku konsumen seperti yang dikemukakan sebagai berikut. Menurut Solomon (2000), perilaku konsumen adalah studi yang meliputi proses ketika individu atau kelompok tertentu membeli, menggunakan atau mengatur produk, jasa, ide atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat. Menurut Khairiyah (2007), perilaku konsumen merupakan proses pengambilan keputusan dan aktifitas masing- masing individu yang dilakukan dalam rangka evaluasi mendapatkan, menggunakan atau mengatur barang-barang dan jasa. Engel et.al. (1994), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Menurut Schiffman dan Kanuk (1997), Ilmu perilaku konsumen merupakan ilmu tentang bagaimana individu mengambil suatu keputusan dalam menggunakan sumberdaya yang dimilikinya yaitu waktu, tenaga dan uang untuk mengkonsumsi sesuatu, termasuk mempelajari apa, mengapa, kapan, dan dimana seseorang membeli, serta seberapa sering seseorang membeli dan menggunakan suatu produk dan jasa. Peter dan Olson (1999) menyatakan bahwa :

description

mboh

Transcript of Bab III Kerangka A10ppf-5

  • 27

    BAB III

    KERANGKA PEMIKIRAN

    3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

    3.1.1 Perilaku Konsumen

    Proses dalam pembelian produk susu untuk batita (1-3 tahun) dapat

    diprediksi dengan mengetahui bagaimana perilaku konsumen dalam

    mengkonsumsi produk tersebut. Banyak para ahli mendefinisikan tentang perilaku

    konsumen seperti yang dikemukakan sebagai berikut.

    Menurut Solomon (2000), perilaku konsumen adalah studi yang meliputi

    proses ketika individu atau kelompok tertentu membeli, menggunakan atau

    mengatur produk, jasa, ide atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan

    hasrat. Menurut Khairiyah (2007), perilaku konsumen merupakan proses

    pengambilan keputusan dan aktifitas masing-masing individu yang dilakukan

    dalam rangka evaluasi mendapatkan, menggunakan atau mengatur barang-barang

    dan jasa. Engel et.al. (1994), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan

    yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan

    produk dan jasa termasuk proses yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

    Menurut Schiffman dan Kanuk (1997), Ilmu perilaku konsumen

    merupakan ilmu tentang bagaimana individu mengambil suatu keputusan dalam

    menggunakan sumberdaya yang dimilikinya yaitu waktu, tenaga dan uang untuk

    mengkonsumsi sesuatu, termasuk mempelajari apa, mengapa, kapan, dan dimana

    seseorang membeli, serta seberapa sering seseorang membeli dan menggunakan

    suatu produk dan jasa. Peter dan Olson (1999) menyatakan bahwa :

  • 28

    a. Perilaku konsumen itu dinamis karena pikiran, perasaan, dan tingkah laku

    individu, kelompok konsumen dan lingkungan sosial akan selalu berubah.

    b. Perilaku konsumen dipengaruhi pikiran antar manusia, perasaan, dan

    tingkah laku beserta lingkungannya.

    c. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh perubahan-perubahan diantara

    manusia.

    Engel et.al. (1994), mengemukakan bahwa perilaku konsumen dalam

    pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen melewati lima

    tahapan yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi,

    pembelian dan pasca pembelian. Proses pengambilan keputusan pembelian

    konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu :

    a. Faktor perbedaan individu terdiri dari sumberdaya konsumen, motivasi

    dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan

    demografi.

    b. Faktor lingkungan yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi,

    keluarga dan situasi.

    c. Proses psikologis terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran,

    perubahan sikap/perilaku.

    Model perilaku pengambilan keputusan pembelian dan faktor- faktor yang

    mempengaruhinya tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

  • 29

    Gambar 2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Engel et.al. 1994)

    Pemahaman perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian

    berimplikasi terhadap program pemasaran. Industri modern saat ini sangat dituntut

    untuk memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumennya.

    Salah satunya mengetahui dan memahami bagaimana perilaku konsumen dalam

    mengambil keputusan pembelian. Studi mengenai perilaku konsumen sangat

    berkaitan erat dengan perumusan strategi harga, produk, promosi dan tempat

    dalam pemasaran, sehingga produk yang dihasilkan oleh perusahaan mampu

    bersaing dengan produk pesaingnya.

    Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor- faktor dari dalam individu

    (internal) dan faktor lingkungan (eksternal). Faktor-faktor internal adalah

    variabel-variabel dari dalam individu yang mempengaruhi perilakunya dalam

    Pengaruh Lingkungan Budaya

    Kelas Sosial Keluarga Situasi

    Proses Keputusan Pengenalan Kebutuhan

    Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif

    Pembelian Pasca Pembelian/Hasil

    Proses Psikologis

    Pengolahan Informasi Pembelanjaan

    Perubahan Sikap/Perilaku

    Perbedaan Individu Sumberdaya Konsumen

    Motivasi dan Keterlibatan Pengetahuan

    Sikap Kepribadian, Gaya Hidup

    dan Demografi

    Bauran Pemasaran Produk Harga

    Promosi Distribusi

  • 30

    proses pengambilan keputusan untuk membeli barang atau jasa, seperti motivasi,

    kepribadian, sikap, belajar, dan daya ingat. Faktor-faktor eksternal yang

    mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, kelas sosial, keluarga, dan

    faktor- faktor manusia. Secara umum perilaku konsumen dapat menggambarkan

    perilaku individu, anggota masyarakat, dan kebiasaannya dalam kehidupan sehari-

    hari, (Loudon dan Dellabitta, 1984).

    Perilaku konsumen dipengaruhi oleh dorongan psikologis. Terdapat

    beberapa teori yang termasuk dalam golongan ini dan selanjutnya dapat

    digolongkan menjadi dua bagian yaitu teori pembelajaran (learning theory) dan

    teori motivasi (motivation theory). Teori pembelajaran menyatakan bahwa

    perilaku seseorang merupakan hasil belajar dari akumulasi pengalaman selama

    hidupnya. Pilihan konsumen tidak hanya didasarkan pada hasil belajar dari

    pengalaman sendiri, melainkan belajar dari pengalaman orang lain. Oleh karena

    itu pemasar perlu menciptakan komunikasi informal (word-of-mouth

    communication) yang positif tentang perusahaan agar dalam proses berbagi

    pengalaman diantara para konsumen, dengan menjaga kepuasan serta memelihara

    hubungan dengan pelanggan yang ada serta menunjukkan kepedulian terhadap

    kesejahteraan sosial. Sedangkan dalam teori motivasi terdapat dua pendapat yang

    bertolak belakang yaitu menurut Freud bahwa seseorang tidak bisa memahami

    motivasi yang mendorong perilaku konsumen secara pasti. Sebaliknya menurut

    Maslow mengatakan bahwa motivasi seseorang dapat dihubungkan dengan

    kebutuhannya (Simamora, 2002).

  • 31

    3.1.2 Proses Pengambilan Keputusan

    Menurut Engel et.al. (1994), proses pengambilan keputusan konsumen

    terdiri dari lima tahapan yaitu :

    a. Pengenalan kebutuhan : konsumen akan mempersepsikan perbedaan

    antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk

    membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.

    b. Pencarian informasi : konsumen mencari informasi yang disimpan didalam

    ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan

    dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).

    c. Evaluasi alternatif : konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan

    manfaat yang diharapkan dan menyempitkan hingga alternatif yang

    dipilih.

    d. Pembelian : konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti

    yang dapat diterima.

    e. Pasca pembelian/hasil : konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang

    dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera setelah digunakan.

    Pengenalan Kebutuhan

    Proses pembelian dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan atau

    masalah dimana konsumen merasakan adanya perbedaan antara kondisi aktual

    dengan yang diinginkan. Hal ini terjadi karena stimulus internal (seperti rasa haus

    dan lapar) atau stimulus eksternal (iklan, pajangan produk). Engel et.al. (1994)

    mengemukakan bahwa proses keputusan pembelian suatu produk terjadi ketika

    kebutuhan mulai dirasakan dan dikenali. Adanya kebutuhan tersebut disebabkan

    ketidaksesuaian yang terjadi pada kondisi aktual dengan kondisi yang diinginkan

  • 32

    oleh konsumen, sehingga berada pada suatu tingkat ambang. Jika ketidaksesuaian

    tersebut berada dibawah tingkat ambang, maka pengenalan kebutuhan pun tidak

    terjadi.

    Pencarian Informasi

    Menurut Kotler (2000), sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari

    empat kelompok yaitu :

    a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga dan kerabat.

    b. Sumber komersil : iklan, tenaga penjual, pedagang dan perantara.

    c. Sumber publik : media massa, organisasi penilai konsumen.

    d. Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

    Evaluasi Alternatif

    Kotler (2000) mengemukakan bahwa konsumen yang melakukan evaluasi

    alternatif berusaha memuaskan kebutuhan dan mencari manfaat tertentu dari

    solusi produk. Konsumen akan memandang produk sebagai serangkaian produk

    dengan atribut yang berbeda. Atribut-atribut produk yang dianggap relevan dan

    menonjol akan mendapat perhatian dari konsumen. Selain itu pasar suatu produk

    dapat disegmentasikan berdasarkan atribut-atribut yang menonjol bagi kelompok

    atau konsumen yang berbeda.

    Pembelian

    Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dan

    pendirian orang lain dapat mengurangi alternatif produk yang disukai. Faktor-

    faktor tersebut yaitu : (a) intensitas dari pendirian negatif orang lain, (b) motivasi

  • 33

    konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Adapun langkah- langkah antara

    evaluasi alternatif dan keputusan pembelian terlihat pada Gambar 3.

    Gambar 3. Langkah- langkah antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian

    Sumber : Engel et.al. (1994) Menurut Kotler (2000), faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku

    pembelian adalah :

    a. Faktor budaya : kultur, subkultur dan kelas sosial.

    b. Faktor sosial : kelompok acuan, keluarga, peranan dan status.

    c. Faktor kepribadian : usia dan tingkatan kehidupan, jabatan, keadaan

    ekonomi, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri.

    d. Faktor kejiwaan : motivasi, pandangan, belajar, kepercayaan dan sikap.

    Pasca Pembelian/Hasil

    Perilaku konsumen setelah proses pembelian yaitu konsumen akan

    mengalami suatu tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Hal ini akan

    mempengaruhi tindakan pembelian selanjutnya. Konsumen yang tidak puas akan

    menghentikan pembelian produk atau akan menceritakan yang kurang baik

    kepada orang lain. Hal ini akan memberikan pengaruh buruk terhadap produk

    Evaluasi Alternatif

    Maksud Pembelian

    Pendirian Orang Lain

    Situasi yang Tidak Diantisipasi

    Keputusan Pembelian

  • 34

    tertentu. Sebaliknya jika konsumen puas maka mereka akan melakukan pembelian

    selanjutnya (loyal) dan mengkonsumsi produk untuk jangka panjang. Kotler

    (2000) menggambarkan bagaimana konsumen menangani ketidakpuasan dari

    konsumsi suatu produk, seperti terlihat pada Gambar 4.

    Gambar 4. Bagaimana Konsumen Menangani Ketidakpuasan (Kotler, 2000)

    Konsumen membentuk harapan mereka atas pesan-pesan yang diterima

    dari penjual/pemasar, teman dan sumber informasi lainnya. Jika penjual

    membesar-besarkan manfaat produk, kemungkinan konsumen akan mengalami

    harapan yang tidak tercapai yang menyebabkan ketidakpuasan. Semakin besar

    jarak antara harapan dan hasil yang dirasakan maka semakin besar ketidakpuasan.

    Terjadi Ketidakpuasan

    Tidak mengambil

    tindakan

    Mengambil tindakan

    Mengambil tindakan umum

    Mengambil tindakan pribadi

    Mengambil tindakan hukum

    untuk memperoleh tanggapan

    Mengadu ke badan swasta atau pemerintah

    Memutuskan untuk berhenti membeli

    produk atau memboikot penjual

    Mengadu langsung

    ke perusahaan

    Memperingatkan teman-teman

    mengenai produk dan atau menjual

  • 35

    3.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian

    Proses keputusan pembelian suatu merek produk tertentu dipengaruhi oleh

    banyak faktor. Adapun pengaruh yang mendasari perilaku konsumen dalam

    proses pengambilan keputusan pembelian dibagi menjadi tiga kategori : 1)

    Pengaruh Lingkungan, 2) Perbedaan Individual dan 3) Proses Psikologis.

    1) Pengaruh Lingkungan

    Pengaruh lingkungan antara lain budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi,

    keluarga dan situasi. Budaya mengacu pada nilai, gagasan, artefak dan simbol-

    simbol lain yang bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi,

    melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat.

    Kelas sosial adalah pembagian didalam masyarakat yang terdiri dari

    individu- individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Status kelas

    sosial kerap menghasilkan bentuk-bentuk perilaku konsumen yang berbeda.

    Beberapa dari kontribusi yang paling awal terhadap studi perilaku konsumen

    menggunakan perbedaan kelas sosial sebagai variabel utama dalam menjelaskan

    perbedaan konsumen.

    Pengaruh pribadi sangat menentukan keputusan pembelian terhadap

    suatu merek produk tertentu. Konsumen yang selektif akan aktif melibatkan diri

    mereka dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Hal ini dapat

    menghindari resiko yang dapat ditimbulkan oleh produk. Jika tingkat keterlibatan

    tinggi secara pribadi maka konsumen tersebut sebagai pemimpin opini.

    Keluarga mempengaruhi perilaku individu dalam pengambilan keputusan

    pembelian karena semua individu berasal dari sebuah keluarga. Tiap anggota

  • 36

    keluarga memiliki pengaruh pada keputusan pembelian. Keluarga adalah

    organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.

    Situasi merupakan kondisi dimana konsumen mengambil keputusan

    pembelian suatu produk. Pembelian disebabkan situasi dapat dipengaruhi oleh

    situasi dapat bersifat sementara, berhubungan dengan keadaan psikologis

    sesorang.

    2) Perbedaan Individual

    Perbedaan dan pengaruh individu merupakan faktor internal yang

    menggerakkan dan mempengaruhi perilaku. Setiap individu memiliki kepribadian

    berbeda dan tidak ada manusia yang diciptakan sama, sehingga di dalam perilaku

    konsumsi individu memiliki pilihan yang berbeda pula. Ada lima hal yang

    menyebabkan konsumen berbeda : (1) Sumberdaya konsumen, (2) Motivasi dan

    keterlibatan, (3) Pengetahuan, (4) Sikap dan (5) Kepribadian, gaya hidup dan

    demografi.

    Sumberdaya konsumen terdiri dari uang, waktu dan perhatian

    (penerimaan dan kemampuan mengolah informasi). Ketiga sumberdaya konsumen

    tersebut dapat mempengaruhi situasi pengambilan keputusan pembelian

    konsumen. Namun tidak semua konsumen memiliki ketiga sumberdaya diatas,

    sehingga konsumen harus cermat mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya.

    Motivasi perilaku diarahkan pada tujuan yang diberi energi dan diaktifkan

    (adanya suatu dorongan). Kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk

    memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat tertentu. Kebutuhan akan

    berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu.

  • 37

    Pengetahuan merupakan hasil belajar sebagai informasi yang disimpan di

    dalam ingatan. Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu

    individu yang berasal dari pengalaman. Pengetahuan seseorang dihasilkan melalui

    proses yang saling mempengaruhi dari dorongan, stimuli, petunjuk, tanggapan dan

    penguatan.

    Sikap merupakan hasil dari pencarian dan evaluasi informasi yang luas

    atas berbagai kemungkinan yang membentuk suatu sikap terhadap alternatif-

    alternatif yang dipertimbangkan. Sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang

    memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan dan tidak

    menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang

    diberikan. Sikap dikonseptualisasikan sebagai perasaan positif atau negatif

    terhadap merek dan dipandang sebagai hasil penilaian merek bersama dengan

    kriteria atau atribut evaluasi yang penting.

    Kepribadian, gaya hidup dan demografi merupakan variabel penting

    yang berhubungan dengan keputusan pembelian. Konsumen akan mengkonsumsi

    produk dengan citra yang sesuai dengan kepribadian, gaya hidup (cara konsumen

    menghabiskan uang). Demografi memberikan keterangan mengenai sifat dan

    komposisi pasar.

    3) Proses Psikologis

    Kebutuhan timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu seperti rasa lapar,

    haus dan sebagainya. Kebutuhan bersifat psikologis timbul dari keadaan atau

    kebutuhan untuk diakui, harga diri atau kebutuhan untuk diterima di lingkungan

    (Simamora, 2004). Ada tiga faktor dalam proses psikologis : (1) pengolahan

    informasi, (2) pembelajaran, (3) perubahan sikap dan perilaku (Engel et.al.1994).

  • 38

    Pengolahan informasi menyampaikan caracara dimana informasi

    ditransformasikan, dikurangi, dirinci, disimpan, didapatkan dan digunakan

    kembali. Bagi pemasar pengolahan informasi sangat penting untuk mengetahui

    dan memahami perilaku konsumen.

    Pembelajaran merupakan proses dimana pengalaman menyebabkan

    perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku. Konsumen akan

    memutuskan untuk mengkonsumsi produk dan merek tertentu berdasarkan

    pengalaman diri sendiri dan orang lain. Akumulasi pengalaman seseorang selama

    hidupnya akan menambah pengetahuan serta mempengaruhi sikap terhadap

    produk yang dikonsumsinya.

    Perubahan sikap dan perilaku mencerminkan pengaruh psikologis dasar

    yang menjadi subjek dari perilaku konsumen. Perubahan sikap dan perilaku dapat

    dipengaruhi oleh individu, kelompok maupun pemasar.

    3.1.4 Atribut

    Pada dasarnya suatu produk terdiri dari sekumpulan atribut yang

    menggambarkan ciri dari produk tersebut. Menurut Limbong dan Sitorus (1987),

    barang dalam arti sempit adalah sebagai kumpulan atribut dan sifat kimia yang

    secara fisik dapat diraba dalam bentuk yang nyata. Secara luas barang

    didefinisikan sebagai suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak

    dapat diraba (temasuk bungkus, warna, harga, prestice perusahaan atau lembaga

    tata niaga pelayanan perusahaan) yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan

    keinginan atau kebutuhannya.

    Simamora (2002) menjelaskan bahwa jika suatu objek merupakan merek

    atau kategori produk maka dapat diberikan dua pengertian tentang atribut objek.

  • 39

    Pertama, atribut sebagai karakteristik yang membedakan merek atau produk dari

    yang lain. Kedua, faktor- faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam

    mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek ataupun kategori produk,

    yang melekat pada produk atau menjadi bagian dari produk itu sendiri. Jika

    pengertian pertama digunakan maka atribut produk meliputi dimensi-dimensi

    yang terkait dengan produk atau merek seperti performans, conformans, daya

    tahan, keandalan, desain, reputasi dan lain- lain. Sedangkan jika definisi yang

    kedua digunakan, selain dimensi produk juga menyangkut apa saja yang

    dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk membeli, menonton,

    memperhatikan suatu produk seperti harga, merek, ketersediaan produk, layanan

    purna jual dan lain- lain.

    Atribut produk dapat menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap

    suatu produk. Konsumen akan melakukan penilaian terhadap produk dengan

    melakukan evaluasi terhadap atribut produk. Konsumen akan menggambarkan

    pentingnya suatu atribut bagi dirinya. Didalam mengukur evaluasi atribut terdapat

    dua sasaran pengukuran yang penting yaitu mengidentifikasi kriteria evaluasi

    yang mencolok dan memperkirakan saliensi relatif dari masing-masing atribut

    produk (Engel, et.al. 1995).

    Beberapa cara yang bisa dipakai untuk mengetahui atribut produk

    (Simamora, 2002) yaitu :

    a. Metode Judgement yaitu peneliti menyusun sendiri atribut suatu produk.

    Akurasi atribut tergantung dari kredibilitas peneliti. Karena kredibilitas

    bersifat subjektif, maka akurasi hasilnya juga subjektif.

  • 40

    b. Metode Focus group yaitu peneliti mengumpulkan beberapa responden

    yang dianggap memahami produk. Secara bersama-sama membahas secara

    mendalam atribut suatu produk.

    c. Metode Brainstroming, yaitu dengan menampung semua ide yang masuk.

    Kelemahan metode ini adalah atribut yang masuk terlalu banyak sehingga

    dimungkinkan masuknya ide- ide aneh yang tidak masuk akal.

    3.1.5 Bauran Pemasaran

    Bauran pemasaran menurut Kotler (2000) adalah seperangkat alat

    pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan

    pemasarannya di pasar sasaran. Strategi pemasaran yang termasuk ke dalam

    bauran pemasaran adalah produk (product), harga (price), saluran distribusi

    (place), dan komunikasi pemasaran (promotion) yang semuanya harus saling

    mendukung satu sama lain. Boom dan Bitner dalam Kotler (2000) menyarankan

    tambahan 3P yaitu: orang (people), bukti fisik ((physical evidence), dan proses

    (process). Alat-alat bauran pemasaran tersebut adalah :

    Produk (Product)

    Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk dapat

    diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu

    keinginan atau suatu kebutuhan. Dalam pengertian luas, produk dapat berupa

    barang fisik, jasa, pengalaman, peristiwa, manusia, tempat, organisasi dan

    gagasan.

    Terdapat lima hal penting yaitu keandalan, daya tanggap, kepastian,

    empati dan wujud. Keandalan merupakan kemampuan untuk melaksanakan jasa

    yang dijanjikan secara terpercaya dan akurat. Daya tanggap adalah kemauan

  • 41

    untuk membantu konsumen dan memberikan jasa dengan cepat. Kepastian adalah

    pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka dalam

    menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. Empati adalah kesediaan untuk peduli,

    memberi perhatian pribadi kepada pelanggan. Wujud merupakan penampilan

    fasilitas fisik, peralatan, petugas dan materi komunikasi.

    Harga (Price)

    Harga adalah korbanan untuk mendapatkan sejumlah produk atau jasa.

    Kotler menyatakan bahwa harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia

    dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Strategi

    bauran harga yang dapat dilakukan suatu perusahaan meliputi strategi penetapan

    harga, tingkat harga, keseragaman harga, serta syarat-syarat pembayaran (Kotler,

    2000).

    Perusahaan harus memutuskan dimana akan memposisikan produknya

    berdasarkan mutu dan harga. Terdapat enam langkah dalam menetapkan harga :

    (1) memilih tujuan penetapan harga, (2) menentukan permintaan, (3)

    memperkirakan biaya, (4) menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing, (5)

    memilih metode penetapan harga, serta (6) memilih harga akhir (Kotler,2000).

    Distribusi (Place)

    Saluran distribusi adalah sekumpulan organisasi yang tergantung satu

    sama lain yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/jasa untuk

    digunakan atau dikonsumsi. Perusahaan menghadapi berbagai alternatif saluran

    distribusi untuk menjangkau pasar sasaran. Perusahaan sebagai produsen dapat

    menjual langsung ke konsumen atau dapat menggunakan beberapa saluran

    perantara (Kotler, 2000).

  • 42

    Promosi (Promotion)

    Pemasaran modern menghendaki lebih daripada mengembangkan produk

    atau jasa yang baik, menetapkan harga yang bersaing dan memungkinkannya

    dijangkau konsumen sasaran. Perusahaan juga harus mampu mengkomunikasikan

    diri dengan konsumen yang ada maupun yang potensial. Komunikasi pemasaran

    semacam ini dilakukan melalui kegiatan promosi. Kotler (2000) mendefinisikan

    promosi sebagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan

    manfaat dari produknya untuk meyakinkan konsumen agar membeli produk atau

    jasa tersebut. Menurut Kotler (2000), untuk mengkomunikasikan produk ini perlu

    disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi Bauran Promosi yang

    terdiri dari lima komponen utama, yaitu: (1) periklanan, (2) promosi penjualan,

    (3) hubungan masyarakat dan publisitas, (4) penjualan pribadi dan (5) pemasaran

    langsung.

    Periklanan merupakan bentuk penyajian dan promosi mengenai gagasan,

    barang atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi. Promosi penjualan merupakan

    unsur kunci dalam suatu pemasaran. Kotler mendefinisikan promosi penjualan

    sebagai kumpulan alat-alat insentif yang beragam, sebagian besar berjangka

    pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu

    lebih cepat atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Promosi penjualan

    mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel kupon, potongan harga, garansi,

    premi dll), promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan dan barang

    gratis), promosi bisnis dan wiraniaga (pameran, konversi perdagangan dll).

    Hubungan masyarakat dan publisitas merupakan berbagai program untuk

    mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing

  • 43

    produknya. Penjualan pribadi merupakan interaksi langsung dengan seorang

    pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan

    menerima pesanan. Pemasaran langsung adalah penghubung non-personal lain

    untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan

    langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

    3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

    Saat ini telah banyak merek susu untuk batita yang dipasarkan di pasaran.

    Hampir setiap produsen susu mengeluarkan produk berupa susu untuk batita

    dengan keunggulannya masing-masing. Salah satunya adalah PT. Nestle

    Indonesia yang mengeluarkan produk susu untuk batita dengan merek dagang

    Dancow Batita. Dancow Batita adalah salah satu jenis susu bubuk yang

    mempunyai kandungan nutrisi lengkap, AA dan DHA tinggi, dengan harga yang

    terjangkau. Produk ini dikhususkan bagi batita untuk menjaga daya tahan tubuh

    dalam proses tumbuh kembangnya. Produk ini merupakan bentuk kepedulian PT.

    Nestle Indonesia dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat

    mengingat tingginya kasus kurang gizi dan gizi buruk yang terjadi pada batita.

    Dengan adanya berbagai merek yang ada di pasaran, membuat perusahaan

    menghadapi tingkat persaingan yang cukup tinggi. Untuk mengatasi masalah ini

    perusahaan memerlukan perumusan strategi pemasaran yang tepat dalam

    memasarkan produk tersebut.

    Tahapan proses pengambilan keputusan yang akan dianalisis mengacu

    pada tahapan proses pengambilan keputusan berdasarkan Engel et.al. (1994). Oleh

    karena itu, pada penelitian ini akan dianalisis lima tahap proses pengambilan

    keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen yaitu pengenalan kebutuhan,

  • 44

    pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan perilaku pasca pembelian

    atau evaluasi hasil.

    Proses keputusan pembelian konsumen dianalisis dengan menggunakan

    analisis secara deskriptif, data mengenai proses keputusan pembelian disajikan

    dengan tabulasi sederhana. Sedangkan sikap konsumen terhadap produk akan

    dianalisis dengan menggunakan Analisis Angka Ideal. Analisis Angka Ideal

    memberikan informasi mengenai merek ideal dan informasi mengenai

    bagaimana merek yang sudah ada dipandang oleh konsumen. Jumlah atribut yang

    akan dianalisis adalah sebanyak 14 atribut meliputi harga, kandungan gizi, rasa,

    tambahan AA dan DHA, merek, kejelasan izin Departemen Kesehatan, kualitas

    produk, iklan, komposisi, ketersediaan produk, kejelasan kadaluarsa, kehalalan,

    label dan kemasan.

    Hasil dari kedua analisis tersebut selanjutnya akan digunakan untuk

    menyusun implikasi kebijakan strategi pemasaran. Secara sistematik diagram

    pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 5.

  • 45

    Gambar 5. Diagram Kerangka Pemikiran Operasional

    Meningkatnya Jumlah Produsen Susu Batita

    Menyebabkan Persaingan Antar Produsen

    Tingginya kasus kurang gizi dan gizi buruk di Indonesia

    Berkurangnya penggunaan ASI pada batita di daerah perkotaan

    Dancow Batita memasuki pasar Produsen susu batita sebagai pemain baru

    Kebutuhan Akan Pengetahuan Mengenai Perilaku Konsumen Khususnya Produk Susu Dancow Batita

    Karakteristik Konsumen

    Penilaian Konsumen Terhadap Atribut-

    Atribut Produk

    Usia, pendidikan terakhir, pekerjaan suami, pengeluaran konsumsi perbulan (Analisis Deskriptif

    Atribut Produk : Harga Kandungan Gizi Rasa Tambahan AA dan

    DHA Merek Kejelasan Izin Depkes Kualitas Produk Iklan Komposisi Ketersediaan Produk Kejelasan Kadaluarsa Kehalalan Label Kemasan

    Evaluasi tingkat kepentingan

    Dan Evaluasi tingkat

    merek ideal (Analisis

    Angka Ideal)

    Implikasi Kebijakan Strategi Pemasaran