BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS...

17
Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018 Bab III/1-17 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 1. Identifikasi Faktor-Faktor Internal Setiap organisasi secara internal memiliki faktor kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness) yang dapat mempengaruhi bahkan menentukan keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuannya. S (Strenghts/Kekuatan) W (Weakness/Kelemahan) 1. 2. 4. Tersedianya Sarana dan kelembagaan penyuluhan pertanian Tersedianya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pertanian dan penyuluhan pertanian Kewenangan yang diserahkan ke Dinas Pertanian Daerah untuk melaksanakan pembangunan bidang pertanian (Perda No. 8 tahun 2008) 1. 2. 3. 4. Belum optimalnya kinerja SDM pertanian Kurang optimalnya fungsi dan peran kelembagaan penyuluhan pertanian Masih kurangnya tenaga yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan tentang penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian Masih kurangnya tenaga pengawas mutu hasil pertanian

Transcript of BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS...

Page 1: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/1-17

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS

POKOK DAN FUNGSI

3.1.

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

1. Identifikasi Faktor-Faktor Internal

Setiap organisasi secara internal memiliki faktor kekuatan

(strenghts) dan kelemahan (weakness) yang dapat mempengaruhi

bahkan menentukan keberhasilan suatu organisasi mencapai

tujuannya.

S (Strenghts/Kekuatan) W (Weakness/Kelemahan)

1.

2.

4.

Tersedianya Sarana dan

kelembagaan penyuluhan

pertanian

Tersedianya peraturan

perundang-undangan yang

mengatur tentang pertanian

dan penyuluhan pertanian

Kewenangan yang diserahkan

ke Dinas Pertanian Daerah

untuk melaksanakan

pembangunan bidang

pertanian (Perda No. 8 tahun

2008)

1.

2.

3.

4.

Belum optimalnya kinerja

SDM pertanian

Kurang optimalnya fungsi dan

peran kelembagaan

penyuluhan pertanian

Masih kurangnya tenaga yang

memiliki pengetahuan dan

ketrampilan tentang

penanganan pasca panen dan

pengolahan hasil pertanian

Masih kurangnya tenaga

pengawas mutu hasil

pertanian

Page 2: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/2-17

2. Identifikasi Faktor-Faktor Eksternal

Dinas Pertanian Daerah dalam melaksanakan tugas pokok

dan fungsinya mempunyai beberapa factor eksternal yang

memberikan peluang dan ancaman.

O (Opportunity/Peluang) T (Threat/Ancaman)

1.

2.

3.

4.

Mayoritas masyarakat

Kabupaten Nganjuk

bermatapencaharian sebagai

petani kondusif bagi

pertumbuhan sektor

pertanian;

Pertumbuhan jumlah

penduduk menuntut

meningkatnya penyediaan

pangan baik kuantitas

maupun kualitas ;

Perkembangan iptek yang

pesat dan semakin gencarnya

issue/gerakan pembangunan

pertanian berkelanjutan ;

Liberalisasi perdagangan

menambah peluang pasar

hasil komoditi pertanian ;

1.

2.

3.

4.

5.

Fragmentasi dan menurunnya

luas penguasaan lahan per

rumah tangga petani

berpotensi akan melahirkan

lebih banyak kemiskinan baru

di pedesaan ;

Kapasitas sumberdaya alam

pertanian terutama lahan dan

air terbatas, bahkan semakin

menurun ;

Sistem alih teknologi, kualitas

SDM petani dan kelembagaan

petani pada umumnya masih

lemah ;

Rantai tata niaga yang panjang

dan sistem pemasaran belum

berpihak kepada petani ;

Adanya peningkatan intensitas

kejadian iklim ekstrim yang

mengakibatkan pergeseran

pola tanam dan peningkatan

serangan organisme

pengganggu tanaman

Page 3: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/3-17

Keterkaitan antar faktor-faktor tersebut menyangkut

beberapa masalah strategis yang saat ini masih menjadi kendala

dalam terwujudnya pertanian maju yang berwawasan agribisnis

dan ramah lingkungan. Masalah tersebut meliputi :

a. Pendapatan Petani pada Umumnya Masih Rendah

Kabupaten Nganjuk termasuk daerah agraris, sehingga

mayoritas masyarakat bermatapencaharian sebagai petani atau

bekerja di sektor pertanian. Dengan demikian untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat, sektor pertanian harus

menjadi prioritas utama. Produktivitas komoditi tertentu sudah

meningkat, akan tetapi harga hasil produksi relatif masih rendah,

sehingga pendapatan petani masih rendah.

Melimpahnya ketersediaan tenaga kerja di perdesaan

kondusif bagi pertumbuhan sektor pertanian, namun di sisi lain

merupakan beban bagi sektor pertanian karena pendapatan buruh

tani dan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian semakin sulit

ditingkatkan. Selain itu, melimpahnya tenaga kerja kerja di sektor

pertanian justru menciptakan persoalan baru yaitu terjadinya

fragmentasi lahan dan menurunnya luas penguasaan lahan per

rumah tangga, berpotensi akan melahirkan lebih banyak

kemiskinan di perdesaan untuk masa yang akan datang. Kondisi

ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa penanganan

masalah kemiskinan di perdesaan dalam lima tahun ke depan

akan tetap menjadi prioritas utama. Untuk menjawab tantangan

ini, upaya yang perlu dilakukan antara lain adalah memperluas

kesempatan berusaha melalui pengembangan agribisnis dan

agroindustri di perdesaan.

Page 4: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/4-17

b. Keterbatasan dan Penurunan Kapasitas Sumberdaya

Pertanian

Pembangunan pertanian dihadapkan kepada permasalahan

permintaan produk pertanian, terutama pangan yang semakin

meningkat sejalan dengan meningkatnya pertambahan penduduk,

sementara kapasitas sumberdaya alam pertanian terutama lahan

dan air terbatas dan bahkan semakin menurun. Luas baku Lahan

pertanian semakin menurun karena adanya konversi lahan sawah

produktif untuk kegiatan non-pertanian. Sumber daya air untuk

pertanian semakin langka akibat kerusakan alam, terutama di

daerah aliran sungai (DAS). Dan saat ini penurunan efisiensi

saluran irigasi makin bertambah karena kurangnya pemeliharaan

dan rehabilitasi yang disebabkan terbatasnya dana pemerintah.

Sementara itu, kompetisi pemanfaatan air juga semakin ketat

dengan meningkatnya penggunaan air untuk rumah tangga dan

industri.

Perpaduan antara penurunan luas baku lahan dan

efisiensi saluran irigasi menyebabkan daya dukung kapasitas

sumberdaya pertanian terhadap upaya peningkatan produksi

pertanian mengalami penurunan. Prioritas kegiatan periode 2014-

2018 untuk mengatasi masalah ini antara lain : (1) Peningkatan

Indek Pertanaman (IP), (2) Perluasan lahan pertanian baru pada

lahan marjinal dan areal LMDH, dan (3) Rehabilitasi saluran dan

pengembangan daerah irigasi.

c. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

Pembangunan pertanian berkelanjutan dapat diartikan

sebagai upaya pengelolaan sumberdaya dan usaha pertanian

melalui penerapan teknologi pertanian dan kelembagaan secara

berkesinambungan bagi generasi kini dan masa depan.

Page 5: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/5-17

Kesinambungan usaha dapat diartikan bahwa usaha tani tersebut

dapat memberikan kontribusi ekonomi bagi petani dan

keluarganya, sehingga pemilihan jenis komoditas dan usaha harus

yang bernilai ekonomis, pasar tersedia dan produksi kontinyu.

Pembangunan pertanian juga harus mengindahkan aspek

kelestarian lingkungan sehingga pemilihan teknologi dan

pengelolaannya tidak hanya didasarkan pada keuntungan sesaat

(jangka pendek). Kerusakan lingkungan di daerah aliran sungai

(DAS) misalnya, dapat diperburuk dengan pengelolaan lahan yang

hanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa

memperhatikan aspek konservasi. Teknologi ramah lingkungan

yang sudah banyak dikembangkan dan telah digunakan antara

lain Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Pembangunan pertanian

berkelanjutan memerlukan penerapan Good Agricultural Practices

(GAP) yang pada dasarnya menekankan pada penggunaan low

external input. Ke depan, upaya yang perlu ditempuh antara lain

adalah melalui penyuluhan dan sosialisasi GAP dan khusus pada

daerah lahan kering (kritis dan DAS) upaya–upaya konservasi baik

melalui dana pemerintah maupun partisipasi masyarakat perlu

dilakukan.

d. Keterbatasan Akses Terhadap Layanan Usaha Terutama Permodalan ;

Akses petani terhadap modal, informasi, dan lahan sangat

penting dalam peningkatan kinerja usahatani. Usaha pertanian

yang sebagian besar berupa petani gurem dan kecil dihadapkan

kepada keterbatasan akses terhadap layanan usaha, terutama

permodalan. Ketidakmampuan masyarakat perdesaan mengakses

permodalan dari lembaga keuangan formal selama ini disebabkan

oleh : (1) keberadaan lembaga keuangan formal di perdesaan

masih sangat terbatas, (2) prosedur yang berlaku dan persyaratan

Page 6: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/6-17

yang diminta oleh lembaga keuangan formal yang ada masih

dinilai sulit oleh masyarakat perdesaan, dan (3) petani tidak

mampu mengakses kredit dengan aturan dan suku bunga seperti

yang diterapkan pada usaha komersial lain (di luar agribisnis).

Sistem perbankan selama ini bukan saja kurang mendukung

ekonomi perdesaan khususnya pertanian, bahkan cenderung

menghisap modal (capital drain) dari daerah perdesaan.

Selama ini peningkatan akses petani terhadap permodalan

telah diupayakan melalui kegiatan antara lain : BLM

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Selain itu,

instansi lain juga turut memfasilitasi peningkatan akses

permodalan, dengan berbagai kegiatan, antara lain pengembangan

koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), lembaga keuangan

mikro perdesaan, BPR, dan BRI Unit Desa. Semua kegiatan di atas

telah memberikan hasil yang baik, namun masih perlu terus

ditingkatkan dengan target penerima diperluas menjangkau ke

seluruh petani.

e. Rantai Tataniaga yang Panjang dan Sistem Pemasaran yang Belum Adil

Rantai pemasaran yang panjang berakar dari kondisi

infrastruktur perdesaan yang kurang memadai seperti :

ketersediaan informasi pasar, sarana transportasi dan jalan desa.

Sistem pemasaran yang belum adil terkait dengan keterbatasan

modal yang menyebabkan petani banyak terjebak dalam sistem

ijon yang melemahkan posisi tawar mereka. Disamping itu,

kemampuan petani terbatas dalam menyimpan produknya,

sehingga seringkali hasil panen harus segera dijual sesaat sesudah

panen. Kondisi ini diperburuk oleh membanjirnya produk impor di

pasar domestik sebagai akibat dari liberalisasi perdagangan.

Page 7: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/7-17

Upaya untuk meningkatkan efisiensi rantai pemasaran telah

dilakukan dengan memfasilitasi pembangunan jalan usaha tani,

membangun pola kemitraan, peningkatan produktivitas dan

efisiensi usaha tani, perbaikan kualitas dan standarisasi produk,

promosi hasil pertanian dan pasar lelang, umumnya belum

memberikan hasil yang optimal. Kebijakan penyediaan

infrastruktur pemasaran terpadu berupa Sentra Pengembangan

Agribisnis (SPA) yang telah diterapkan selama ini perlu terus

ditingkatkan dan diperluas cakupan sasarannya.

f. Sistem Alih Teknologi, Kualitas Sumberdaya Petani dan

Kelembagaan Petani pada Umumnya Masih Lemah

Sistem adopsi atau alih teknologi dinilai masih lemah karena

lambatnya diseminasi teknologi baru dan pengembangan teknologi

yang sudah ada di tingkat petani. Hubungan antara peneliti,

penyuluh dan petani dinilai masih lemah. Sistem penyampaian

hasil teknologi yang dilakukan penyuluh melalui proses aplikasi

teknologi di area percontohan terkendala oleh terbatasnya sarana

dan anggaran yang ada. Institusi penyuluhan dianggap rendah

kontribusinya pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Rendahnya kualitas sumberdaya petani antara lain dicirikan

oleh usaha pertanian yang berorientasi jangka pendek, mengejar

keuntungan sesaat, serta belum memiliki wawasan bisnis yang

luas. Selain itu banyak petani menjadi sangat tergantung pada

bantuan/pemberian pemerintah.

Berkaitan dengan hal ini, revitalisasi sistem penyuluhan

perlu terus diupayakan agar fungsi PPL sebagai pembina kelompok

tani dapat kembali lebih berperan lagi dan berjalan lebih baik.

Di samping itu, kelembagaan petani yang ada saat ini perlu ditata

dengan baik. Pengembangan kelompok tani dilakukan dengan

Page 8: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/8-17

pendekatan pembangunan masyarakat (community development).

Penguatan kapasitas SDM petani diupayakan melalui pelatihan

ketrampilan berusahatani, pengembangan sikap kewirausahaan,

kemampuan dalam pemasaran dan manajemen usaha.

g. Peningkatan Intensitas Kejadian Iklim Ekstrim (Anomali

Iklim)

Pemanasan global mengakibatkan peningkatan intensitas

kejadian iklim ekstrim (El Nino dan La-Nina) dan ketidakteraturan

musim. Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat

rentan terhadap perubahan iklim yang berdampak langsung pada

produktivitas tanaman dan pendapatan petani. Dampak tersebut

bisa secara langsung dan tidak langsung. Fluktuasi suhu dan

kelembaban udara mampu menstimulasi pertumbuhan dan

perkembangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Selain itu

fluktuasi dan curah hujan yang sangat dinamis akibat munculnya

anomali iklim menyebabkan terjadinya pergeseran awal musim

hujan dan musim kemarau yang berakibat pada pola tanam.

Untuk itu perlu upaya antisipasi baik secara teknis maupun

antisipasi sosial kelembagaan.

3.2 Telaahan Visi Misi dan Program Kepala Daerah Terpilih

Visi-Misi Kepala Daerah Kabupaten Nganjuk terpilih periode

2014 - 2018 adalah sebagai berikut :

Visi :

"“TERWUJUDNYA KEJAYAAN NGANJUK BERLANDASKAN IMAN DAN

TAQWA, DENGAN PRIORITAS SEKTOR UTAMA PEMBANGUNAN YANG

BERTUMPU PADA PENGEMBANGAN PERDAGANGAN DAN INDUSTRI

BERBASIS POTENSI PERTANIAN UNTUK KEADILAN DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT”

Page 9: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/9-17

Misi :

1. Terus mengembangkan penyelenggaraan tata pemerintahan

yang baik dan pelayanan prima dengan nuansa kehidupan

yang religius.

2. Meningkatnya pelayanan bidang kesehatan dan pendidikan

bagi seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Nganjuk untuk

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Masa

Depan.

3. Memacu pertumbuhan ekonomi melalui pembinaan ekonomi

kerakyatan yang bertumpu pada perdagangan dan industri

yang berbasis potensi pertanian.

4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dengan

tetap mengedepankan aspek pelestarian lingkungan hidup.

5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu

penopang pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil

pembangunan.

6. Mengembangkan pola kehidupan dan hubungan masyarakat

yang adil, berartabat, tertib dan tentram.

Mengingat eratnya kaitan antara Renstra Dinas Pertanian

Daerah Kabupaten Nganjuk dengan dokumen RPJMD 2014-2018,

maka dalam penyusunannya harus menjadikan dokumen tesebut

sebagai acuan, artinya indikator kinerja Dinas Pertanian Daerah

Kabupaten Nganjuk harus diarahkan untuk mencapai target

kinerja sesuai dengan kewenangan Dinas Pertanian Daerah

Kabupaten Nganjuk yang telah dicantumkan dalam target kinerja

RPJMD.

Berdasarkan urusan dan kewenangan yang dimiliki, dalam

rangka pencapaian Misi Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Dinas

Pertanian Daerah memiliki kontribusi untuk mewujudkan

sebagian Misi dalam RPJMD sesuai dengan kewenangan yang

dimiliki sebagai berikut :

Page 10: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/10-17

Misi 3, “Memacu pertumbuhan ekonomi melalui pembinaan

ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada perdagangan dan industri

yang berbasis potensi pertanian” bertujuan untuk terwujudnya

peningkatan perekonomian daerah melalui pembinaan ekonomi

kerakyatan yang bertumpu pada perdagangan dan industri

berbasis potensi pertanian dalam rangka mendukung penciptaan

dan perluasan kesempatan kerja dan berusaha.

Sasaran yang akan dicapai pada urusan Pertanian adalah :

Peningkatan produksi, produktivitas dan kualitas produk

pertanian dan perkebunan. Untuk menilai keberhasilan

pencapaian sasaran ini diukur dengan indikator :

a) Peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura,

tanaman pangan yang terdiri dari padi, jagung, kedelai

sedangkan tanaman hortikultura terdiri dari bawang merah,

cabe merah, cabe rawit, melon, garbis, durian, alpukat, jeruk,

mangga dan rambutan

b) Peningkatan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura

1. Sasaran kedua adalah Meningkatnya Produksi dan

Produktivitas Perkebunan, dengan indikator ukuran

keberhasilannya yaitu :

a) Produksi perkebunan yang terdiri dari kakao, cengkeh,

kopi, kelapa, tebu, tembakau, nilam dan wijen ;

b) Peningkatan produktivitas tanaman perkebunan yang

terdiri dari kakao, cengkeh, kopi, kelapa, tebu, tembakau,

nilam dan wijen.

3.3. Telaahan Renstra K/L

Dua belas program yang dilaksanakan Kementerian

Pertanian untuk periode 2010-2014 adalah sebagai berikut :

Page 11: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/11-17

1. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman

Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada

Berkelanjutan

2. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk

TanamanHortikultura Berkelanjutan

3. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman

PerkebunanBerkelanjutan

4. Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan

Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan

Halal.

5. Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana

Pertanian

6. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,

Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian

7. Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan

Masyarakat

8. Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing

9. Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani

10. Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan

Pengawasan Keamanan Hayati

11. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

KementerianPertanian

12. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Kementerian Pertanian.

Salah satu indikator kinerja yang digunakan untuk melihat

gambaran kondisi di Sektor Pertanian baik di tingkat nasional,

provinsi maupun Kabupaten Nganjuk adalah capaian

Produktivitas komoditi pertanian. Berikut komparasi capaian

produktivitas komoditas tanaman pangan utama di kabupaten

Nganjuk dengan capaian di tingkat provinsi dan nasional :

Page 12: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/12-17

Tabel 3.1 Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi di Nganjuk, Jawa Timur, Nasional Tahun 2009 – 2012

Uraian 2009 2010 2011 2012

1 Luas panen (ha)

Nganjuk 78.727 79.906 82.053 83.565

Jawa Timur 1.904.830 1.963.983 1.926.796 1.970.973

Nasional 12.883.576 13.253.450 13.203.643 13.471.653

2 Produktivitas (Kw/Ha)

Nganjuk 58,87 61,14 65,83 70,60

Jawa Timur 59,11 59,26 54,89 61,11

Nasional 49,99 50,15 49,80 51,19

3 Produksi (Ton)

Nganjuk 463.466 488.547 540.156 589.969

Jawa Timur 11.259.085 11.643.773 10.576.543 12.043.924

Nasional 64.398.890 66.469.394 65.756.904 68.956.292

Tabel 3.2 Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung di Nganjuk, Jawa Timur, Nasional Tahun 2009 – 2012

Uraian 2009 2010 2011 2012

1 Luas panen

Luas Panen (Ha) 40.442 35.032 34.459 34.742

Nganjuk 1.295.070 1.257.721 1.204.063 1.244.927

Jawa Timur 4.160.659 4.131.676 3.864.692 3.957.595

2 Produktivitas (Kw/Ha)

Nganjuk 58,20 68,77 65,75 65,03

Jawa Timur 40,67 44,42 45,21 48,16

Nasional 42,37 44,36 45,65 47,80

3 Produksi (Ton)

Nganjuk 235.372 240.915 226.566 225.927

Jawa Timur 5.266.720 5.587.318 5.443.705 6.295.301

Nasional 17.629.748 18.327.636 17.643.250 18.961.645

Page 13: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/13-17

Tabel 3.3 Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai di Nganjuk, Jawa Timur, Nasional Tahun 2009 – 2012

Uraian 2009 2010 2011 2012

1 Luas panen

Luas Panen (Ha)

9.915

10.932

12.262

12.097

Nganjuk

264.779

246.894

252.815

222.738

Jawa Timur

722.791

660.823

622.254

567.624 2 Produktivitas (Kw/Ha)

Nganjuk

17,86

17,33

19,04

18,59

Jawa Timur

13,42

13,75

14,52

14,20

Nasional

13,48

13,73

13,68

14,85 3 Produksi (Ton)

Nganjuk

17.707

18.945

23.347

22.488

Jawa Timur

355.260

339.491

366.999

361.986

Nasional

974.512

907.031

851.286

843.153

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Nganjuk adalah

mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Nganjuk sebagai pusat

kawasan peruntukan pertanian dan wilayah tengah pada wilayah

Provinsi Jawa Timur yang didukung dengan pengembangan

kawasan peruntukan pariwisata, perdagangan, jasa dan industri

yang berdaya saing.

Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang sebagaimana

dimaksud ditetapkan kebijakan penataan ruang, terutama yang

berhubungan dengan pembangunan pertanian adalah :

a. penetapan, pengembangan dan pengendalian fungsi

kawasan peruntukan pertanian;

Page 14: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/14-17

b. pengendalian kawasan fungsi lindung dan penyangga serta

pengembangan kawasan sumber daya air;

c. pengendalian dan pengelolaan pemanfaatan ruang melalui

pengaturan izin serta pemantapan sistem kelembagaan

penataan ruang.

Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten, yang berhubungan

dengan pembangunan pertanian adalah sebagai berikut :

(1) Strategi yang dilaksanakan dalam rangka penetapan,

pengembangan dan pengendalian fungsi kawasan

peruntukan pertanian meliputi :

a. menetapkan lokasi fungsi peruntukan lahan sawah yang

dipertahankan;

b. mengembangkan potensi lahan sawah produktif dan

meningkatkan status fungsi sawah yang dipertahankan;

dan

c. mengendalikan secara ketat alih fungsi lahan sawah

beririgasi.

(2) Strategi yang dilaksanakan dalam rangka pengendalian

kawasan fungsi lindung dan penyangga serta kawasan

sumber daya air meliputi :

a. meningkatkan pengendalian pemanfaatan fungsi hutan

lindung, kawasan penyangga dan kawasan sumberdaya

air;

b. mengembangkan kawasan peruntukan sumberdaya air;

c. mengatur pola penggunaan lahan di sekitar kawasan

lindung;

d. memulihkan fungsi kawasan lindung dengan rehabilitasi,

reboisasi dan konservasi kawasan lindung yang rusak;

dan

Page 15: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/15-17

e. meningkatkan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan

kawasan hutan lindung.

(3) Strategi yang dilaksanakan dalam rangka pengendalian dan

pengelolaan pemanfaatan ruang melalui pengaturan izin serta

pemantapan sistem kelembagaan penataan ruang

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf i, meliputi :

a. menetapkan peraturan daerah tentang izin penataan

ruang;

b. mengoptimalkan sistem koordinasi penataan ruang

daerah;

c. meningkatkan pengelolaan pemanfaatan dan

pengendalian tata ruang.

Penyusunan rencana pembangunan harus disesuaikan

dengan perencanan tata ruang sebagai wadah dimana

perencanaan tersebut akan diimplementasikan, sehingga lokasi

dimana kegiatan akan dijalankan dapat diarahkan.

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan

sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana

pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang

telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan

bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas

pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta

etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan dan menjawab

persolan nyata yang dihadapi dalam pembangunan.

Page 16: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/16-17

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah

kondisi yang menjadi perhatian dalam perencanaan pembangunan

karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang.

Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan

yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang

lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan

menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada

masyarakat dalam jangka panjang.

Berdasarkan hasil analisis terhadap isu strategis dalam

perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Nganjuk dapat

diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut :

Sektor pertanian masih menjadi sumber pertumbuhan ekonomi

utama di Kabupaten Nganjuk. Namun demikian, pertumbuhan

sektor pertanian relatif kecil dan mulai Tahun 2010 peranannya

sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi yang utama telah

digeser oleh sektor perdagangan hotel dan restoran. Dengan

demikian untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, bidang

urusan pertanian yang meliputi pertanian tanaman pangan,

perkebunan serta peternakan perlu mendapatkan perhatian

khusus dalam rangka memberdayakan potensi dan sumberdaya

daerah. Produktivitas pertanian di Kabupaten Nganjuk sudah

cukup tinggi, akan tetapi daya saing produk pertanian yang masih

rendah berdampak pada rendahnya pendapatan petani.

a. Permasalahan :

1. Keterbatasan dan penurunan kapasitas sumberdaya

pertanian;

2. Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian masih cukup

tinggi;

3. Usaha agribisnis untuk meningkatkan nilai tambah

(agriculture value added) belum maksimal;

Page 17: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI · ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2014-2018

Bab III/17-17

4. Masih rendahnya dukungan industri pengolahan hasil

pertanian/peternakan/perkebunan.

5. Rantai tata niaga pertanian yang panjang dan belum adil;

6. Adanya liberalisasi perdagangan, sehingga sebagian hasil

pertanian tidak mampu bersaing dengan komoditi impor;

7. Kemampuan dalam pengolahan pasca panen dan pemasaran

hasil produk pertanian masih rendah;

8. Pengelolaan lahan tegalan dan pekarangan belum optimal;

9. Kualitas sumberdaya petani dan kelembagaan pertanian

belum memadai dalam persaingan pertanian modern.

b. Isu Strategis pada urusan pertanian adalah:

1. alih fungsi lahan yang masih cukup tinggi;

2. biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual:

3. belum optimalnya manajemen agribisnis:

4. akses permodalan yang belum merata.