BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi...

44
58 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi Putusan No.61/Pdt.G/2012/PN.Kdr Majelis Hakim yang mengadili pembatalan risalah lelang atau memutuskan risalah lelang tidak mempunyai kekuatan hukum adalah Kurnia Yani Darmono, SH, MHum sebagai ketua Majelis Hakim, Joko Saptono SH dan Ricky Fardinand, SH sebagai Hakim Anggota. 1. Para Pihak Berperkara a. Penggugat adalah Chandra Soegianto dan Juwita Chandra bertempat tinggal di Jl. Ronggowarsito 15 RT.05 RW.01 Kelurahan Pocanan Kecamatan Kota, Kota Kediri b. Tergugat, yaitu : 1) PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. Kantor Cabang Kediri, alamat Jl Komisaris Jendral Polisi Slamet A nomor 37 Kota Kediri 2) Efendi Hidayat (Pemimpin PT.BRI (PERSERO) Tbk. Kantor Cabang Batang, Jawa Tengah 3) Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kediri alamat Jl. Veteran 11 Kota Kediri. 4) Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Malang, alamat di Jl. Slamet Supriadi Nomor 157 Malang.

Transcript of BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi...

Page 1: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

58

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kasus Posisi Putusan No.61/Pdt.G/2012/PN.Kdr

Majelis Hakim yang mengadili pembatalan risalah lelang atau

memutuskan risalah lelang tidak mempunyai kekuatan hukum adalah Kurnia

Yani Darmono, SH, MHum sebagai ketua Majelis Hakim, Joko Saptono SH

dan Ricky Fardinand, SH sebagai Hakim Anggota.

1. Para Pihak Berperkara

a. Penggugat adalah Chandra Soegianto dan Juwita Chandra bertempat

tinggal di Jl. Ronggowarsito 15 RT.05 RW.01 Kelurahan Pocanan

Kecamatan Kota, Kota Kediri

b. Tergugat, yaitu :

1) PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. Kantor Cabang

Kediri, alamat Jl Komisaris Jendral Polisi Slamet A nomor 37 Kota

Kediri

2) Efendi Hidayat (Pemimpin PT.BRI (PERSERO) Tbk. Kantor

Cabang Batang, Jawa Tengah

3) Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kediri alamat Jl. Veteran 11

Kota Kediri.

4) Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)

Malang, alamat di Jl. Slamet Supriadi Nomor 157 Malang.

Page 2: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

59

2. Posita

Penggugat telah malakukan perjanjian kredit Tertanggal 15 Mei 2007

no 101 dengan tergugat dengan sistem :

a. KREDIT MODAL KERJA I, sebesar Rp 600.000.000 fasilitas

rekening Koran dengan maximum Co tetap

b. KREDIT MODAL KERJA II, sebesar Rp 1.250.000.000 fasilitas

rekening Koran dengan maximum Co menurun dengan jaminan :

1) Sebidang tanah Hak milik nomor : 1290/desa sukorejo, seluas

2695 m2 atas nama JULLY CHANNI yang terletak di Desa

Sukorejo, Kecematan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Propinsi

Jawa Timur

2) Sebidang tanah Hak milik nomor : 34/Desa Jagalan, seluas 197

m2 atas nama Chandra Soegianto yang terletak di Desa Jagalan,

Kecamatan Kota Kediri, Kotamadya Kediri, Propinsi Jawa Timur

3) Sebidang tanah Hak Guna Bangunan : 2850/Kelurahan Kalisari

seluas 150 m2 atas nama Chandra terletak di Kelurahan Kalisari,

Kecamatan Mulyorejo, kotamadya Surabaya Provinsi Jawa Timur.

Selanjutnya ada perubahan akta pada tanggal 23 April 2008 Nomor :

177 KREDIT MODAL KERJA I sebesar Rp 600.000.000 (enam ratus juta

rupiah) telah dilunasi dan KREDIT MODAL KERJA II sebesar Rp.

1.225.000.000 (sati milyar dua ratus dua puluh lima rupiah) dan bank

memberikan tambahan/ suplesi kredit dari bank sebesar Rp 325.000.000

(tiga ratus dua puluh lima juta rupiah) sehingga dengan demikian jumlah

Page 3: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

60

kredit maximum menjadi Rp 1.550.000.000 (satu milyar lima ratus lima

puluh juta rupiah) dengan jaminan :

1) Sebidang tanah Hak milik nomor 1290/desa sukorejo, seluas 2695

m2 atas nama JULLY CHANNI dan

2) Sebidang tanah Hak milik nomor : 34/Desa Jagalan, seluas 197 m2

atas nama Chandra Soegianto

Selanjutnya ada persetujuan perpanjangan kredit yang diperpanjang

gdalam jangka 12 bulan terhitung sejak tangan 23 (dua puluh tiga) bulan

April tahun 2009 dan wajib dilunasi pada tanggal 23 pril tahun 2010, lalu

penggugat telah membayar agunan Sebidang tanah Hak milik nomor

34/Desa jagalan, seluas 197 m2 atas nama Chandra Soegianto sebesar Rp

1.200.000.000 (satu milyar dua ratus juta rupiah) sedangkan sisa kredit ada

sebesar Rp 350.000.000 (tiga ratus lima puluh juta rupiah) dam masih

menyosakan agunan Sebidang tanah Hak milik nomor : 1290/desa

Sukorejo, seluas 2695 m2 atas nama Jully Channi selanjutnya disebut

sebagai Obyek Sengketa.

Bahwa obyek sengketa tersebut oleh tergugat 1 telah di lelang dikantor

tergugat IV pada tanggal 20 Oktober 2011. Proses permohonan pelelangan

yang dilakukan oleh Tergugat I dan dilaksanakan oleh Tergugat IV tidak

memenuhi standar aturan yang ada dan cenderung menabrak nilai-nilai

etika proses pelelangan. Terbukti pemberitahuan lelang oleh Tergugat IV

diberitahukan kepada Para Penggugat hanya sehari sebelum pelelangan

dan lebih aneh lagi Pemenang Lelang adalah Tergugat II ( saat itu sebagai

Page 4: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

61

Pemimpin PT. BRI Cabang Kediri ), demikian juga harga limit lelang

yang hanya sejumlah Rp.375.000.000;- ( tiga ratus tujuh puluh lima juta

rupiah ) terpaut jauh dari harga pasaran Obyek Sengketa yang dilelang.

Bahwa berdasarkan alasan di atas sangat beralasan lelang yang

dilakukan Tergugat IV pada tanggal 20 Oktober 2011 dinyatakan Tidak

Mempunyai Kekuatan Hukum yang Sah / Batal Demi Hukum, demikian

juga Pemenang Lelang dalam hal ini Tergugat II juga tidak Mempunyai

Kapasitas sebagai Pemenang Lelang karena Boleh dikatakan secara Fakta

Hukum Lelang yang diadakan tersebut diatas belum ada peserta lelangnya.

Tabel 1 Alat Bukti Penggugat

No.   Kode   Nama/Jenis  Surat  1.   P-1   Foto copy Akta Perjanjian Kredit, tanggal 15 Mei 2007, Nomor

: 101;

2.   P-2   Foto copy Akta Perubahan, tanggal 23 April 2008, Nomor : 177;

3.   P-­‐3   Foto copy Akta Persetujuan Perpanjangan Kredit, tanggal 23 April 2009, Nomor : 153;

4.   P-­‐4   Foto copy Buku Tanah Hak Milik No. 1290, tanggal 03 Nopember 199;

5.   P-­‐5   5 Foto copy Salinan Peraturan Menteri Keuangan Nomor :

93/PMK.06/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang,

tanggal 23 April 2010.

Page 5: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

62

Bagan 1 Kasus Posisi Penggugat

Tergugat

Perjanjian

Utang Piutang/

Kredit

Penggugat

Perjanjian Kredit Tanggal 15 Mei 2007 no 101, dengan

sistem Kredit Modal Kerja I dan Kredit Modal Kerja II

Perubahan akta pada tanggal 23 April 2008 dan telah melunasi

Kredit Modal Kerja I

Perpanjangan kredit jangka 12 bulan terhitung sejak 23 April

2009 dan wajib dilunasi tanggal 23 April 2010

Penggugat tidak bisa melunasi pada tanggal jatuh tempo dan obyek sengketa dilelang pada

tanggal 20 Oktober 2011

Proses permohonan lelang yang dilakukan tergugat IV tidak

memenuhi standar aturan yang ada

PN Kediri

Page 6: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

63

3. Jawaban Para Tergugat

Para Penggugat merupakan nasabah dari Tergugat I yang pertama

kali mendapatkan fasilitas kredit berdasarkan Akta Perjanjian Membuka

Kredit No. 101 tanggal 15 Mei 2007 yang dibuat oleh Notaris Paulus

Bingadiputra, SH sampai dengan Perjanjian Addendum Restrukturisasi

Kredit No. 164 tanggal 21-05-2010 dan untuk menjamin pelunasan kredit

dimaksud, Para Penggugat telah menjaminkan agunan yaitu:

a) SHM No. 1290/ Desa Sukorejo An. Jully Channi yang telah

dipasang Hak Tanggungan Tingkat I / SHT I No. 686/2007

b) SHM No. 34/ Desa Jagalan An. Chandra Soegianto yang telah

dipasang Hak Tanggungan Tingkat I / SHT I No. 458/2007

c) SHGB No. 2850/Kelurahan Kalisari an. Chandra yang telah

dipasang Hak Tanggungan Tingkat I / SHT I No. 8120/2007

ternyata dalam perjalanannya, fasilitas kredit diatas yang dinikmati oleh

Para Penggugat tersebut, Para Penggugat melanggar isi/ ketentuan dari

perjanjian Kredit tersebut, termasuk melanggar isi dari addendum

perjanjian Restrukturisasi kredit yang telah disepakati Para Penggugat dan

Tergugat I (Para Penggugat WANPRESTASI). Oleh Karena itu, Tergugat

I telah memberikan Surat Peringatan sebanyak 3 kali yang antara lain :

a. Surat Peringatan I No. B.1460-KC-XVI/ADK/04/2011

b. Surat Peringatan II No. B.1597-KC-XVI/ADK/04/2011

c. Surat Peringatan III No. B.1966-KC-XVI/ADK 04/2011

Page 7: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

64

Terhadap Surat-Surat Peringatan tersebut, ternyata tidak ada tanggapan

yang diberikan sehingga dengan mendasarkan pada ketentuan hukum yang

berlaku penyelesaian kredit macet atas nama Para Penggugat dilakukan

melalui parate eksekusi.

Selanjutnya penggugat dalam gugatannya yang menyatakan

pemberitahuan lelang yang disampaikan oleh Tergugat IV hanya sehari

sebelum pelaksanaan lelang tidak dapat dijadikan alasan lelang yang telah

dilaksanakan melalui KPKNL atau Tergugat IV dapat dibatalkan karena

Para Penggugat telah diberitahu / diberikan jangka waktu melalui surat

peringatan sebanyak tiga kali dalam rentang waktu tanggal 13 April 2011,

27 April 2011 dan 31 Mei 2011 bahkan Tergugat I telah mengumumkan

berita lelang melalui media massa / Koran Surya dalam kurun waktu 7

Hari sebelum pelaksanaan lelang dan Tergugat I melalui Tergugat IV telah

melaksanakan lelang sebanyak 3 kali yaitu tanggal 18 Agustus 2011, 15

September 2011 dan baru laku terjual pada tanggal 20 Oktober 2012, jadi

jelas sangat tidak beralasan apabila pemberitahuan sehari sebelum

pelaksanaan lelang tanggal 20 Oktober 2011 dijadikan dasar untuk

menyatakan proses lelang bertentangan dengan peraturan hukum yang

berlaku.

Dan berkaitan dengan dalil gugatan Pelawan pada angka 5 bahwa

harga lelang atau nilai jual objek sengketa adalah sebesar Rp.375.000.000,

adalah benar karena harga lelang tersebut merupakan harga yang telah

Page 8: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

65

diappraisal atau dinilai secara benar, nyata, transparan dan sesuai dengan

cara dan peraturan penilaian agunan yang berlaku di Indonesia dan

disesuaikan dengan harga pasaran yang berlaku dan data-data pasar / data-

data dari kepala desa setempat yang diolah sehingga ditentukan harga yang

cocok/sesuai dengan harga pasar wajar pada umumnya. Bahwa Harga /

nilai pasar wajar objek sengketa sebelumnya telah disetujui dan diketahui

bahkan ditanda tangani oleh Para pelawan yang dituangkan dalam lembar

penilaian jaminan (Pj - 07) yang akan Tergugat I jadikan bukti

dipersidangan pada tahap pembuktian nantinya.

Tabel 2 Alat Bukti Para Tergugat No.   Kode   Nama/Jenis  Surat  1.   T. I – 1   Foto copy Salinan Akta Perjanjian Kredit tanggal 15 Mei 2007,

Nomor 101;

2.   T.I-2   Foto copy Salinan Akta Persetujuan Perpanjangan Dan Restrukturisasi Kredit, tanggal 21 Mei 2010, Nomor 164;

3.   T.I - 3   Foto copy Salinan Buku Tanah Hak Tanggungan Nomor : 686 / 2007, tanggal 18 Juni 2007;

4.   T.I - 4   Foto copy Surat Peringatan ke-I (satu), tanggal 13 April 2011, No. B.1460-KC- XVI/ADK/04/2011;

5.   T.I – 5   Foto copy Surat Peringatan ke-II (dua), tanggal 27 April 2011, No. B.1527-KC- XVI/ADK/04/2011;

6.   T.I - 6   Foto copy Surat Peringatan ke-III (tiga), tanggal 31 Mei 2011, No. B.1966-KC- XVI/ADK/05/2011;

7.   T.I- 7   Foto copy Laporan Penilaian Jaminan (Untuk Tanah Yang Tidak Ada Bangunannya) atas nama CHANDRA SOEGIANTO, tanggal 08 Pebruari 2010;

8.   T.I – 8   Foto copy Kutipan Risalah Lelang Nomor : 1042 / 2011, tanggal 20 Oktober 2011.

Page 9: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

66

No.   Kode   Nama/Jenis  Surat  1.   T.II -1   Foto copy Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/2/PBI/2005

Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, tanggal 20

Januari 2005;

2.   T.II - 2   Foto copy Surat Edaran Nomor : S.26-DIR/ADK/08/2007

Tentang Kualitas Aktiva Produktif Dan Kualitas Agunan Yang

Diambil Alih (AYDA), tanggal 20 Agustus 2007;

3.   T.II - 3   Foto copy Surat Permohonan Lelang Ulang Nomor : B.7233-

KC/XVI/ADK/09/2011, tanggal 12 September 2011;

4.   T.II - 4   Foto copy Surat Keputusan NOKEP : 179-DIR/SDM/03/2010

Tentang Pemindahan Unit Kerja Direksi PT. Bank Rakyat

Indonesia (PERSERO) Tbk. tanggal 19 Maret 2010.

No.   Kode   Nama/Jenis  Surat  1.   T.IV - 1   Foto copy Surat Nomor : B.4233-KC/ADK/09/2011 tanggal

12 September 2011, perihal permohonan lelang;

2.   T.IV - 2   Foto copy Surat Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara

dan Lelang Malang Nomor : S.2019/WKN.10/KNL.03/2011

TANGGAL 11 Oktober 2011

3.   T.IV - 3   Foto copy Surat Peringatan ke- I (satu), tanggal 13 April

2011, No. B.1460-KC- XVI/ADK/04/2011;

4.   T.IV - 4   Foto copy Surat Peringatan ke- II (dua), tanggal 27 April

2011, No. B.1527-KC- XVI/ADK/04/2011;

5.   T.IV - 5   Foto copy Surat Peringatan ke- III (tiga), tanggal 31 Mei

2011, No. B.1966-KC- XVI/ADK/05/2011;

6.   T.IV - 6   Foto copy Surat Keterangan Pendaftaran Tanah Nomor :

45/2011, tanggal 03 Agustus 2011;

7.   T.IV - 7   Foto copy Surat Nomor : B.465-KC-XVI/ADK/10/2011

tanggal 11 Oktober 2011 perihal pemberitajuan pelaksanaan

lelang ulang;

8.   T.IV - 8   Foto copy Pengumuman Lelang Ulang Eksekusi Hak

Tanggungan melalui Harian Surya, tanggal 13 Oktober 2011;

9.   T.IV-9   Foto copy Risalah Lelang Nomor : 1042/2011 tanggal 20

Oktober 2011.

Page 10: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

67

Bagan 2 Gambaran kasus posisi Tergugat

Para Penggugat

Perjanjian Kredit dengan agunan SHM dan SHGB

Tergugat I

Para Penggugat melanggar isi perjanjian Kredit tersebut termasuk melanggar isi dari addendum Perjanjian Restrukturisasi kredit yang telah disepakati (para Penggugat WANPRESTASI)

Tergugat I memberikan Surat peringatan sebanyak 3 kali tetapi tidak ada tanggapan dari para penggugat sehingga penyelesaian kredit macet para penggugat dilakukan melalui parate eksekusi

Para penggugat telah diberi tahu melalui surat peringatan sebanyak 3 kali dan tergugat 1 juga mengumumkan berita lelang melalui media massa jadi jelas tidak beralasan apabila para penggugat mendalilkan bahwa pemberitahuan lelang sehari sebelum lelang dilaksanakan

Objek sengketa yang dipermasalahkan oleh Penggugat yang dibeli oleh Tergugat I atas nama Tergugat II sebagai pejabat yang secara sah dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut mewakili Direksi untuk dan atas nama PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berkedudukan di Jakarta Jalan Jenderal Sudirman No.44-46 Jakarta Pusat untuk jangka waktu tertentu yang kemudian akan dijual kepada Pihak pembeli yang kemudian uang dari hasil jual-beli tersebut akan digunakan untuk membayar kewajiban Penggugat adalah BUKAN perbuatan melanggar hukum atau menabrak nilai-nilai etika proses pelelangan yang didalilkan Penggugat dalam gugatannya;

Pengugat mendalilkan bahwa harga lelang atau nilai objek sengketa adalah sebesar Rp. 375.000.000 adalah tidak benar karena harga lelang tesebut merupakan harga yang telah di appraisial atau dinilai secara benar sesuai dengan cara dan peraturan penilaian agunan yang berlaku di Indonesia sesuai dengan bukti Pj-07

Page 11: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

68

4. Pertimbangan hakim

a. Bahwa Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang (KPKNL)

Malang tidak memenuhi standar aturan yang ada dan cenderung

menabrak nilai-nilai etika proses pelelangan;

b. Bahwa pemenang lelang merupakan Pimpinan dari PT. Bank Rakyat

Indonesia Tbk. Kantor Cabang Kediri selaku kreditur, oleh karenanya

akan dipertimbangakan oleh Majelis Hakim apakah boleh pemenang

lelang (tergugat II) menjadi pemenang lelang terhadap obyek jaminan

debitur;

c. Harga limit obyek lelang yang ditentukan oleh pemohon terlalu

rendah, sehingga tidak sesuai dengan harga obyek di pasaran;

d. Bahwa kreditur telah melanggar asas-asas dalam lelang yakni asas

keadilan;

e. Bahwa kreditur telah melanggar prosedur lelang sebagaimana

ketentuan dalam Pasal 36 ayat (5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor

93/PMK.06/2010;

f. Bahwa tergugat I, tergugat II, dan tergugat IV telah memenuhi salah 1

(satu) unsur perbuatan melawan hukum, dimana unsur perbuatan

melawan hukum berlaku secara alternatif. Adapun yang termasuk

unsur perbuatan melawan hukum yaitu bertentangan dengan kewajiban

hukum si pelaku, melanggar hak subjektif orang lain, melanggar

kaidah tata susila, dan bertentangan dengan asas kepatutan, ketelitian,

serta sikap hati-hati.

Page 12: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

69

5. Amar Putusan

1) Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian.

2) Menyatakan Tergugat I dan Tergugat IV telah melakukan perbuatan

melawan hukum yang merugikan Para Penggugat.

3) Menyatakan lelang terhadap obyek sengketa yang dilaksanakan oleh

Tergugat IV pada tanggal 20 Oktober 2011 sebagaimana tercantum

dalam Risalah Lelang Nomor : 1042/2011, tanggal 20 Oktober 2011,

tidak mempunyai kekuatan hukum.

4) Memerintahkan kepada Tergugat III untuk tidak memindah-tangankan

(balik nama) terhadap obyek sengketa sebelum putusan ini mempunyai

kekuatan hukum yang tetap.

5) Menghukum kepada Tergugat I dan Tergugat IV untuk membayar

biaya perkara sejumlah Rp.1.746.000,00 (satu juta tujuh ratus empat

puluh enam ribu Rupiah).

6) Menolak gugatan Para Penggugat untuk selain dan selebihnya.

B. Pertimbangan hakim dalam putusan Pengadilan Negeri Kediri No. 61/Pdt.G/2012/PN.Kdr tentang pembatalan Risalah Lelang Eksekusi Hak Tanggungan dalam perspektif hukum 1. Bahwa Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang (KPKNL)

Malang tidak memenuhi standar aturan yang ada dan cenderung

menabrak nilai-nilai etika proses pelelangan. Pelaksanaan lelang eksekusi

hak tanggungan merupakan penerapan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 4

Tahun 1996, dimana apabila debitur cidera janji, kreditur memiliki hak

untuk menjual obyek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui

Page 13: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

70

pelelangan umum. Melalui cara ini diharapkan dapat diperoleh harga

yang paling tinggi untuk obyek hak tanggungan.48 Pelaksanaan lelang

eksekusi hak tanggungan dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang (KPKNL) sebagai instansi yang memiliki

kewenangan untuk itu. Pelaksanaan lelang yang dilakukan oleh KPKNL

tentu berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga

dasar pertimbangan hakim yang menyatakan bahwa lelang yang

dilaksanakan tidak memenuhi standar aturan yang ada dan cenderung

menabrak nilai-nilai etika proses pelelangan dimana yang disampaikan

penggungat bahwa proses pelelangan yang dilakukan oleh tergugat IV

tersebut hanya diberitahu sehari sebelum pelelangan adalah tidak sesuai

dengan bukti yang diberi tanda T.1-4, T.1-5, T.1-6, T.IV-3, T.IV-4, dan

T.IV-5 dalam bukti-bukti tersebut berisi tentang surat peringatan yang

diberikan oleh Tergugat 1 kepada para penggugat. Pelaksanaan lelang

oleh KPKNL Malang juga telah sesuai prosedur dalam Vendu Reglement,

serta peraturan teknis pelaksanaan lelang. Hal ini dapat dilihat dari

adanya pelaksanaan lelang itu sendiri. KPKNL akan melaksanakan lelang

apabila pemohon lelang/penjual telah melengkapi dokumen-dokumen

persyaratan lelang sesuai dengan apa yang telah ditentukan dalam

perundang-undangan yang berlaku. Apabila terdapat kekurangan dalam

dokumen-dokumen syarat lelang, maka KPKNL tidak akan melaksanakan

lelang tersebut.

48 Adrian Sutedi. Op.cit Hlm. 128.

Page 14: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

71

2. Pemenang lelang merupakan Pimpinan dari PT. Bank Rakyat Indonesia

Tbk. Kantor Cabang Kediri selaku kreditur, oleh karenanya akan

dipertimbangakan oleh Majelis Hakim apakah boleh pemenang lelang

(tergugat II) menjadi pemenang lelang terhadap obyek jaminan debitur.

Pemenang lelang (tergugat II) dalam hal ini bertindak mewakili Kanca

BRI Kediri sebagai pembeli asset yang menjadi jaminan di BRI atau yang

disebut AYDA (Agunan Yang Diambil Alih) dan tergugat II bertindak

bukan dalam kapasitas pribadi melainkan untuk dan atas nama PT. Bank

Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. Sehingga ia berhak untuk mengikuti

lelang eksekusi hak tanggungan serta menjadi pemenang lelang sepanjang

lelang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Dalam ketentuan pasal 70 ayat 1 PMK Nomor 93/PMK.06/2010

dalam hal Tergugat II bertindak sebagai Pimpinan dari PT. Bank Rakyat

Indonesia Tbk. Kantor Cabang Kediri selaku kreditur dan mengikuti

lelang eksekusi hak tanggungan yang kemudian menjadi pemenang

lelang, hal ini merupakan suatu perbuatan hukum yang sah sepanjang

sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Sepanjang lelang yang

dilaksanakan tersebut tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku,

pemenang lelang yang merupakan Pimpinan dari PT. Bank Rakyat

Indonesia Tbk. Kantor Cabang Kediri selaku kreditur berhak

mendapatkan perlindungan hukum sebagai pemenang lelang atas

penguasaan obyek lelang. Namun apabila terdapat kecurangan dan/atau

Page 15: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

72

itikad tidak baik oleh pemenang lelang (bertindak sebagai Pimpinan dari

PT. Bank Rakyat Indonesi Tbk. Kantor Cabang Kediri selaku kreditur)

dalam proses lelang yang dilaksanakan terkait dengan penentuan nilai

limit obyek, ataupun hal-hal lain yang merugikan debitur, maka

pemenang lelang yang seperti itu tidak layak untuk mendapatkan

perlindungan hukum.

3. Bahwa harga limit obyek lelang yang ditentukan oleh pemohon terlalu

rendah, sehingga tidak sesuai dengan harga obyek di pasaran. Terkait

nilai limit, hakim juga menyatakan bahwa kreditur telah melanggar

prosedur lelang sebagaimana ketentuan dalam Pasal 36 ayat (5) Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010. Ketentuan Pasal 36 ayat (5)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 menyatakan

bahwa dalam hal bank kreditur akan ikut menjadi peserta pada lelang

eksekusi berdasarkan Pasal 6 UUHT, nilai limit harus ditetapkan oleh

penjual berdasarkan hasil penilaian dari penilai.

Nilai limit adalah harga minimal barang yang akan dilelang dan

ditetapkan oleh penjual/pemilik barang. Dalam pelaksanaan lelang

eksekusi hak tanggungan, ketentuan nilai limit obyek telah diatur dalam

Pasal 36 ayat (6) PMK Nomor 106/PMK.06/2013. Ketentuan ini

menyatakan bahwa dalam lelang eksekusi berdasarkan Pasal 6 Undang-

Undang Hak Tanggungan dengan nilai limit paling sedikit Rp.

300.000.000 (tiga ratus juta rupiah), nilai limit harus ditetapkan oleh

penjual berdasarkan hasil penilaian dari penilai. Dalam kasus ini, nilai

Page 16: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

73

limit yang telah ditentukan oleh penjual/kreditur merupakan hasil

penilaian dari tim penilai karena nilai obyek yang lebih dari Rp.

300.000.000 (tiga ratus juta rupiah). Tim penilai merupakan pihak yang

melakukan penilaian secara independen berdasarkan kompetensi yang

dimilikinya. Hasil penilaian tersebut adalah valid karena tim penilai

bersifat independen, bukan dari pihak penjual/kreditur. Terbukti dengan

adanya bukti T.1-7 yaitu laporan penilaian Jaminan.

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang (KPKNL) dalam

melaksanakan lelang mensyaratkan berbagai dokumen permohonan

lelang yang salah satunya adalah terkait dengan penilaian obyek dari

penilai independen jika nilai obyek lebih dari Rp. 300.000.000 (tiga ratus

juta rupiah). Apabila persyaratan ini tidak dilengkapi oleh pemohon

lelang/kreditur, maka kantor lelang tidak akan melanjutkan proses lelang.

KPKNL akan memberikan surat pemberitahuan kekurangan berkas

disertai pengembalian berkas permohonan lelang yang belum lengkap

kepada pemohon lelang/kreditur. Sehingga dasar pertimbangan hakim

tidak sesuai dengan peraturan teknis yang ada.

4. Bahwa kreditur telah melanggar asas-asas dalam lelang yakni asas

keadilan. Asas keadilan yaitu dalam proses pelaksanaan lelang harus

dapat memenuhi rasa keadilan secara proposional bagi setiap pihak yang

berkepentingan yang mengacu pada teori Asas Keadilan Menurut FX

Ngadijarno .49 meninjau dari teori tersebut maka penulis berpendapat

49 F.X. Ngadijarno, Loc.cit

Page 17: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

74

Pelaksanaan lelang eksekusi hak tanggungan berdasarkan Pasal 6

Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 merupakan suatu proses

penyelesaian kredit bermasalah dengan hak jaminan hak tanggungan yang

dapat memenuhi asas keadilan. Mengapa demikian, karena lelang akan

memecahkan permasalahan utang piutang antara debitur dan kreditur.

Hasil dari proses lelang dapat melunasi kewajiban debitur, dan kreditur

memperoleh pelunasan utang. Baik debitur maupun kreditur memperoleh

pemecahan masalah yang adil dengan adanya lelang eksekusi hak

tanggungan.

5. Bahwa tergugat I, tergugat II, dan tergugat IV telah memenuhi salah satu

unsur perbuatan melawan Hukum (PMH). Dalam putusan tersebut, hakim

berpendapat bahwa unsur perbuatan melawan hukum berlaku secara

alternative, sehingga apabila salah satu unsur PMH terpenuhi maka

seseorang dapat dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum.

Pertimbangan ini tidak sesuai dengan kaidah hukum yang ada. Rumusan

unsur perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365 Bulgerlijk Wetboek

(BW) adalah adanya perbuatan, kerugian, kesalahan, dan hubungan

kausal antara perbuatan dengan kerugia. Sehingga seseorang atau badan

hukum/ badan usaha dapat dinyatakan melakukan perbuatan melawan

hukum apabila telah memenuhi keempat unsur perbuatan melawan

hukum dalam Pasal 1365 BW.

Dalam proses pelaksanaan lelang, bank merupakan pihak memiliki

hak preferen atas perjanjian kredit yang dibebani oleh hak tanggungan.

Page 18: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

75

Sehingga lelang eksekusi hak tanggungan yang dilakukan oleh bank

adalah sah dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hasil dari lelang

tersebut juga sebagai pemenuhan atas prestasi debitur yang cidera janji.

Tergugat II adalah pemenang lelang, yaotu pembeli dalam lelang

eksekusi hak tanggungan yang telah dinyatakan sah sebagai pemenang

lelang oleh pejabat lelang. Pemenang lelang memiliki hak atas

penguasaan obyek lelang dan peralihan obyek lelang apabila pemenang

lelang telah malaksanakan kewajibannya sesuai dengan yang ditentukan

oleh peraturan perundang-undangan.

Tergugat III adalah Kantor Pertanhaan Kebupaten Kediri, dan

tergugata IV adalah KPKNL Malang. Dan instansi tersebut merupakan

instansi yang melaksanakan kewenangannya sesuai dengan ketentuan

peraturan yang berlaku. Sehingga perbuatan yang dilakukan sehubungan

dengan kewenangan yang dimiliki instansi tersebut merupakan perbuatan

hukum yang sah.

Obyek lelang merupakan obyek yang dibebani hak tanggungan

berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak

Tanggungan adalah :

“hak jaminan yang dibebankan pada ha katas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 19960 tentang Peraturan dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain”.

Fungsi hak tanggungan adalah untuk menjamin utang yang

besarnya doperjanjikan dalam perjanjian kredit atau perjanjian utang.

Page 19: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

76

Sifat hak tanggungan adalah obyek yang telah diikat dengan hak

tanggungan tidak dapat dialihkan kepada siapapun dan hak kreditur

sebagai pemegang hak tanggungan tetap mengikuti obyek tersebut

dimanapun berada.50

Kreditur pemegang hak tanggunagn memiliki hak preferen, yaitu

kedudukan yang diutamakan pelunasannya dari hasill penjualan obyek

yang telah dibebani hak tanggungan. Kreditur pemegang hak tanggungan

atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum tanpa fiat pengadilan.

Adanya pembatalan lelang eksekusi hak tanggungan oleh putusan

pengadilan, mengakibatkan pemenuhan hak preferen yang diberikan oleh

undang-undang kepada kreditur pemegang hak tanggungan melalui lelang

eksekusi menjadi tidak memiliki kepastian hukum dalam Pasal 20 ayat

(1) Undang-Undang Hak Tanggungan menyatakan secara tegas bahwa :

1. Apabila debitur cidera janji, maka berdasarkan :

a) Hak pemegang hak tanggungan pertama untuk menjual obyek

hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6, atau

b) Titel eksekutorial yang terdapat dalam sertifikat hak tanggungan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), obyek hak

tanggungan dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara

yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan untuk

pelunasan piutang pemegang hak tanggungan dengan hak

mendahului daripada kreditur-kreditur lainnya

50 HS. Salim, Loc.cit

Page 20: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

77

Hak preferen yang diberikan oleh undang-undang kepada kreditur

pemegang hak tanggungan seoalah menjadi hal yang sia-sia apabila

penjualan obyek hak tanggungan melalui lelang pada akhirnya dibatalkan

berdasarkan putusan pengadilan. Pembatalan lelang berdasarkan putusan

pengadilan dapat mengakibatkan ketidakpastian hukum. Dengan putusan

Pengadilan Negeri yang menyatakan lelang tidak sah atau yang

membatalkan lelang, maka perikatan yang timbul dari perjanjian jual beli

lelang menjadi hapus. Lelang yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku, mempunyai kekuatan hukum dan sah.

Penulis berpendapat hakim dalam putusannya tidak

mempertimbangkan kepentingan pemenang lelang hanya berdasarkan

prosedur lelang yang dianggap tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Implikasi terhadap pemenang lelang merupakan suatu

perlindungan hukum bagi pemenang lelang eksekusi hak tanggungan,

sehingga tidak mengakibatkan adanya perubahan atas hak-hak pemenang

lelang atas obyek yang dibelinya melalui jual beli lelang. Sehingga pada

akhirnya pemenang lelang eksekusi hak tanggungan memperoleh

kepastian hukum. Penjualan lelang adalah perolehan hak yang sempurna.

Karena obyek lelang yang telah dijual melalui prosedur hukum mulai dari

pengikatan kredit hingga pembebanan hak tanggungan. Hal ini

seharusnya menjadi dasar yuridis hakim untuk tidak membatalkan lelang

terkait gugatan pembatalan lelang.

Penulis juga berpendapat Selain implikasi terhadap pembatalan

Page 21: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

78

lelang, putusan Pengadilan Negri yang menyatakan bahwa tergugat telah

melakukan perbuatan melawan hukum juga memberikan implikasi

yuridis. Akibat dari perbuatan melawan hukum adalah kerugian dalam

arti luas, tidak hanya mengenai kekayaan harta benda seseorang,

melainkan juga mengenai kepentingan lain dari seorang manusia yaitub

tubuh, jiwa dan kehormatan. Perbuatan melawan hukum menimbulkan

perikatan antara si tergugat dengan penggugt, sehingga menimbulkan

hak-hak dan kewajiban sebagai akibat hukumnya. Putusan Pengadilan

Negri yang membatalkan lelang eksekusi hak tanggungan menunjukkan

bahwa perlindungan hukum atas hak pemenang lelang eksekusi hak

tanggungan dalam jual beli melalui leang tidak mempunyai kekuatan

hukum yang pasti. Adanya putusan ini mengindikasikan bahwa lelang

merupakan suatu bentuk jual beli yang memungkinkan terhadap adanya

gugatan.

Menurut penulis bank sebagai penerima jaminan juga harus ikut

bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh pemenang lelang atas

pembatalan lelang, serta akibat hukum yang timbul berkaitan dengan

obyek jaminan. Hal ini dikarenakan bank sebagai pemegang hak

tanggungan, memiliki kewajiban untuk memeriksa kebenaran formil

maupun kebenaran materiil obyek jaminan ketika melakukan pengikatan

kredit. Selain itu dalam pelaksanaan lelang eksekusi hak tanggungan,

bank merupakan penerima hasil dari penjualan obyek jaminan.

C. Perlindungan hukum bagi pemenang lelang eksekusi hak tanggungan atas penguasaan objek lelang ditinjau dari hukum positif Indonesia

Page 22: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

79

Penelitian ini menunjukkan bahwa perlindungan terhadap

pembeli/pememang lelang yang beritikad baik belum mendapat perlindungan

sesuai dengan apa yang diisyaratkan oleh undang-undang. Impikasi dari

putusan pengadilan yang menyatakan lelang tidak sah dan batal demi hukum

serta risalah lelang tidak mempunyai kekuatan mengikat yang arinya bahwa

pembeli lelang atas objek lelang akan menjadi berakhir. Hal ini membawa

dampak yang sangat besar terhadap pihak-pihak dirugikan yaitu kreditor dan

pembeli lelang. Adaya keberatan debitor/pihak ketiga terhadap hasil lelang

dengan mengajukan gugatan kepengadilan untuk membatalkan hasil lelang

sehingga apabila pengadilan telah memberikan putusan yang telah mempuyai

kekuatan hukum tetap yang menyatakan lelang yang diadakan tersebut tidak

sah dan batal demi hukum serta risalah lelang tidak mempunyai kekuatan

mengikat. Implikasi dari putusan lelang dinyatakan tidak sah dan batal demi

hukum artinya bahwa hak pembeli lelang atas objek lelang akan menjadi

berakhir. Masalah-masalah yang timbul dari penjualan secara lelang ini

menyebabkan timbulnya ketidakpastian secara hukum dimana pihak pembeli

lelang yang beritikad baik mempercayakan mekanisme pembelian barang

melalui sarana lelang yang dianggap aman. Selanjutnya penulis akan

membahas lebih lanjut tentang Perlindungan hukum terhadap pemenang

lelang :

a. Perlindungan Hukum Dalam Vendu Reglement

Berdasarkan Pasal 1 angka 22 PMK Nomor 106/PMK.06/2013,

pemenang lelang adalah pembeli baik orang atau badan hukum/ badan

Page 23: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

80

usaha yang mengajukan penawaran tertinggi dan disahkan sebagai

pemenang lelang oleh pejabat lelang. Perlindungan bagi pemenang

lelang eksekusi hak tanggungan merupakan suatu bentuk perlindungan

yang diberikan kepada pemanang lelang sebelum terjadinya suatu

sengketa terkait obyek lelang.

Lelang eksekusi hak tanggungan merupakan pelaksanaan dari

parete executie hak tanggungan. Parate Executie adalah pelaksanaan

eksekusi tanpa melalui bantuan pengadilan.51 Hak untuk menjual atas

kekuasaan sendiri obyek hak tanggungan ini merupakan suatu

kewenangan yang bersyarat, yaitu hak tersebut baru ada jika debitur

wanprestasi.52

Ketika debitur telah cidera janji, kreditur memiliki hak untuk

menjual obyek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui

pelelangan umum. Melalui cara ini diharapkan dapat diperoleh harga

yang paling tinggu untuk obyek hak tanggungan.53 Adapun pihak yang

sangat berperan dalam tujuan ini adalah pemenang lelang. Kedudukan

pemenang adalah penting, karena melalui pemenang lelang inilah

tujuan lelang eksekusi hak tanggungan dapat tercapai. Pemenang

lelang yang telah mengikuti proses lelang dan disahkan oleh pejabat

lelang, sebenarnya telah membantu dalam alternative penyelesaian

masalah utang piutang antara kreditur dengan debitur. Melalui jual beli

51 Adrian Sutedi, op.cit hlm 128. 52 J. Satrio, 1997. Hukum Jaminan, Hak Jaminan Kebendaan, Hak Tanggungan-Buku 1. PT. Citra Aditya Bakti. Hlm. 231. 53 Adrian Sutedi, Loc.cit

Page 24: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

81

lelang, hasil penjualan obyek lelang dapat memberikan pelunasan atas

utang debitur, dan kreditur pun juga memperoleh manfaat atas

pengembalian kredit tersebut.

Faktanya, pemenang lelang seringkali berada dalam posisi yang

sulit karena harus mengalami gugatan terkait pembatalan lelang.

Gugatan pembatalan lelang ini jelas berakibat fatal bagi pemenang

lelang, karena hal ini berarti menyangkut pembatalan jual beli yang

telah dilakukan melalui proses lelang. Jual beli dalam eksekusi hak

tanggungan merupakan suatu perbuatan hukum yang sah dan

pemenang lelang merupakan pembeli yang sah secara hukum.

Sehingga tidak adil apabila pemenang lelang tidak diberikan

perlindungan hukum berupa kepastian hak memperoleh obyek yang

telah dibelinya.

Hukum positif yang berlaku atas lelang sampai pada saat ini adalah

Vendu Reglement sebagai peraturan pokok lelang. Peraturan Menteri

Keuangan sebagai peraturan pelaksana. Ketentuan peraturan

perundang-undangan lainnya yang terkait dengan lelang. Klausul

risalah lelang sebagai hukum yg mengatur terhadap jual beli melalui

lelang Vendu Reglement mulai berlaku pada tanggal 1 April 1908,

merupakan peraturan yang mengatir prinsip-prinsip pokok tentang

lelang. Vendu Reglement terdiri dari 49 pasal, di dalamnya memuat

ketentuan umum terkait lelang. Juru lelang, waktu pelaksanaan lelang,

persiapan lelang, tempat pelaksanaan lelang, syarat-syarat penjualan,

Page 25: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

82

kewajiban pembeli, serta ketentuan dalam pembuatan berita acara atau

yang saat ini disebut sebagai risalah leang.

Sebuah aturan hukum seharusnya memberikan kepastian hukum,

demikian pula dengan hukum posiif yang mengatur tentang lelang.54

Lelang eksekusi dilaksanakan dalam rangka pelunasan hutang yang

dijamiin dengan hak tanggungan. Pejabat lelang harus memenuhi

setiap permintaan lelang yang diajukan di kantor lelang dalam

daerahnya, tidak terkecuali untuk permintaan lelang atas dasar parate

executie sebagaimana ketentuan dalam Pasal 6 Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan. Hal ini sesuai dengan

pasal 7 Vendu Reglemen yang menyatakan bahwa: juru lelang tidak

berwenang menolak permintaan akan perantaraannya untuk

mengadakan penjualan umum di daerahnya. Ketentuan ini

memberikan kepastian hukum kepada pemohon lelang/kreditur terkait

pelaksanaan lelang.

Selain itu Vendu Reglement juga mengatur tanggung jawab pejabat

lelang dalam pelaksanaan lelang. Dalam pasal 40 Vendu Reglement

menyatakan bahwa “Juru lelang bertanggungjawab atas semua

kerugian yang timbul akibat tidak ditaatinya ketentuan-ketentuan

pasa1 37, 38 dan 39”

Ketentuan dalam pasal 37, 38 dan 39 adalah mengatur tentang

susunaan berita acara lelang dan ketentuan dalam pembutan berita

54 Sumaryono, 2002, Etika dan Hukum Relevensi Teori Hukum, Kanisius, Yogyakarta. Hlm 78.

Page 26: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

83

acara lelang. Artinya pejabat lelang bertanggung jawab atas kebenaran

isi dari berita acara lelang serta kerugian yang dapat ditimbulkan atas

berita acara tersebut. Namun jika dianalisis berdasarkan pasal 7, pasal

35 dan pasal 40 Vendu Reglement tidak mengatur tanggung jawab

pejabat lelang atas kebenaran obyek lelang yang dijual dan juga

penyerahan obyek lelang. Sehingga ketentuan ini tidak mencerminkan

adanya asas kepastian hukum bagi pemilik obyek maupun bagi

pembeli/pemenang lelang.

Terkait tanggung jawab penjual dalam lelang. Vendu Reglement

tidak mengatur mengenai kewajiban dan tanggung jawab penjual.

Peraturan ini hanya mengatur hak penjual dalam menentukan syarat-

syarat penjualan. Dengan adanya ketentuian ini, artinya memberikan

kepastian hukum terhadap pemilik obyek atau penjual. Syarat-syarat

penjualan ditentukan oleh pemilik obyek atau penjual agar terjamin

haknya dalam memperoleh kepastian pembayaran. Disini asas

kepastian hukum lebih ditunjukkan untuk melindungi pemilik obyek

atau penjual daripada pemenang lelang.

Perlindungan hukum bagi pemenang lelang eksekusi hak

tanggungan diberikan oleh Vendu Reglement dalam hal terkait

peralihan obyek lelang. Dalam pasal 42 Vendu Reglement menyatakan

bahwa pemenang lelang berhak memperoleh salinan atau kutipan

berita acara yang diotentikkan, atau yang saat ini disebut sebagai

risalah lelang. Kutipan risalah lelang ini nantinya akan dipergunakan

Page 27: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

84

sebagai akta jual beli dalam hal peralihan obyek lelang sebagaimana

juga telah diatur dalam Pasal 86 ayat (2) bagian a PMK Nomor

93/PMK.06/2010 yang menyatakan bahwa Pembeli memperoleh

Kutipan Risalah Lelang sebagai akta jual beli untuk kepentingan balik

nama atau Grosse Risalah Lelang sesuai kebutuhan.

Adanya ketentuan ini memberikan asas kepastian hukum atas

peralihan hak obyek lelang dari penjual kepada pemenang lelang.

Secara umum Vendu Reglement hanya mengatur tentang

penyelenggaraan lelang, juru lelang atau saat ini disebut sebagai

pejabat lelang, bagian-bagian serta isi dari risalah lelang. Namun

Vendu Reglement ternyata tidak mengatur ketentuan yang

mencerminkan asas kepastian hukum bagi pemenang lelang.

b. Perlindungan Hukum Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/PMK.06/2013 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010

Selain Vendu Reglement sebagai peraturan pokok lelang. Peraturan

teknis tentang pelaksanaan lelang eksekusi hak tanggungan yang saat

ini berlaku adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor

106/PMK.06/2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

Lelang dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010

Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 93/PMK.06.2010 mulai berlaku pada tanggal 23 juni 2010, dan

kemudian mengalami perubahan dengan diundangkannya Peraturan

Page 28: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

85

Menteri Keuangan Nomor 106/PMK.06/2013 yang berlaku sejak

tanggal 6 Oktober 2013. Peraturan Menteri Keuangan Nomor

93/PMK.06.2010 tetap berlaku, karena tidak semua Pasal yang ada di

dalamnya mengalami perubahan. Dalam Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 106/PMK.06/2013 hanya memuat pasal-pasal hasil perubahan

dari peraturan sebelumnya. Sehingga pasal-pasal yang tidak diubah

dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06.2010 tetap

berlaku.

Peraturan teknis pelaksanaan lelang ini mengacu kepada Vendu

Reglement sebagai peraturan pokok lelang. Tetapi tidak semua pasal

dalam Vendu Reglement diimplementasikan dalam peraturan teknis ini.

Peraturan teknis ini telah menyesuaikan dengan perkembangan hukum

yang ada pada saat ini PMK Nomor 93/PMK.06/2010 terdiri dari 92

pasal yang dibagi dalam 8 bab, masing-masing bab memuat ketentuan

umum terkait lelang, pejabat lelang, persiapan lelang, pelaksanaan

lelang, risalah lelang, administrasi dan pelaporan, ketentuan peralihan,

serta ketentuan penutup.

Perlindunga hukum yang diberikan kepada pemenang lelang dalam

peraturan teknis pelaksanaan lelang dapat dilihat dalam pasal 3 PMK

Nomor 93/PMK.06/2010 yang menyatakan bahwa Lelang yang telah

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku tidak dapat

dibatalkan. Dari rumusan ini telah mencerminkan adanya asas

kepastian hukum terhadap pemenang lelang eksekusi hak tanggungan.

Page 29: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

86

Peraturan ini bersifat teknis, sehingga hanya mengikat para pihak di

dalamnya. Berdasarkan studi kasus yang diteliti saat ini masih terdapat

putusan pembatalan lelang atas lelang eksekusi hak tanggungan.

Menurut Satjipto Rahardjo, perlindungan hukum adalah

memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia yang dirugikan

orang lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar

dapat menimati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum. 55

Pemenang lelang eksekusi hak tanggungan sebagai pembeli yang sah

secara hukum, seharusnya mendapatkan perlindungan atas hak-haknya

sebagai pembeli dan pemilik obyek yang baru ketika pemenang lelang

telak melaksanakan kewajibannya. Sebagai peraturan teknis, adanya

perlindungan hukum terhadap pemenang lelang eksekusi hak

tanggungan dalam peraturan ini merupakan suatu upaya perlindungan

hukum yang diberikan pemerintah yang bertujuan untuk mencegah

terjadinya sengketa. Namun sayangnya perlindungan hukum atas hak

milik pemenang lelang eksekusi hak tanggungan dalam jual beli

melalui lelang tidak memiliki kekuatan hukum final sehingga masih

memungkinkan adanya keberatan ataupun gugatan.

Selain terkait pembatalan lelang, peraturan teknis tentang petunjuk

pelaksanaan lelang juga memberikan perlindungan kepada pemenang

lelang eksekusi hak tanggungan terkait dokumen kelengkapan dalam

proses lelang, keabsahan obyek lelang serta memberikan perlindungan

55 IDTesis, 2014, “Pengertian Perlindungan hukum Menurut Para ahli”, http://tesishukum.com, Diakses Tanggal 8 Oktober Pukul 22.10

Page 30: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

87

hukum kepada pemohon lelang (kreditur). Dalam Pasal 42 PMK

Nomor 93/PMK.06/2010 menyatakan bahwa Kepada KPKNL/Pejabat

Lelang Kelas II tidak boleh menolak permohonan lelang yang diajukan

kepadanya sepanjang dokumen persyaratan lelang sudah lengkap dan

telah memenuhi legalitas formal subyek dan obyek lelang.

Legaliatas formal subyek dan obyek lelang adalah suatu kondisi

dimana dokumen persyaratan lelang telah dipenuhi oleh pemohon

lelang/penjual sesuai jenis lelangnya dan tidak ada perbedaan data,

menunjukkan hubungan hukum antara pemohon lelang/penjual

(subyek lelang) dengan barang yang akan dilelang (obyek lelang).

Sehingga meyakinkan pejabat lelang bahwa subyek lelang berhak

melelang obyek lelang, dan obyek lelang dapat dilelang.

Dari ketentuan pasal 12 tersebut secara tidak langsung telah

memberikan asas kepastian hukum terhadap pembeli/pemenang lelang.

Sebelum melakukan lelang, pejabat lelang telah melakukan analisis

yuridis terhadap dokumen persyaratan lelang, sehingga lelang dapat

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Terkait keabsahan obyek lelang, diatur dalam pasal 16 ayat (1), ayat

(2) dan ayat (3) PMK Nomor 93/PMK.06/2010.

Pasal ini mencerminkan adanya asas kepastian hukum terhadap

pembeli/pemenang lelang, karena penjual/pemilik obyek yang

bertanggung jawab atas keabsahan obyek dan dokumen persyaratan

lelang, bahkan membebankan ganti rugi terhadap kerugian yang timbul

Page 31: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

88

dari ketidakabsahan obyek dan dokumen persyaratan lelang terhadap

penjual/pemilik obyek.

Terkait penguasaan obyek, peraturan teknis ini juga memberikan

perlindungan kepada pemilik obyek. Berdasarkan Pasal 67 PMK

Nomor 93/PMK.06/2010 bahwa pembeli dilarang

mengambil/menguasai barang yang dibelinya sebelum memenuhi

kewajiban pembayaran lelang dan pajak/pungutan sah lainnya sesuai

peraturan perundang-undangan. Dalam ketentuan ini menegaskan

pemenang lelang untuk melaksanakan kewajibannya agar dapat

menguasai obyek. Pasal ini telah mencerminkan adanya kepastian

hukum bagi pemilik obyek dan penjual (kreditur) atas pelunasan jual

beli dalam lelang oleh pemenang lelang.

Dalam bab V pasal 77 sampai dengan Pasal 88 PMK Nomor

93/PMK.06/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. Telah

mengatur tentang tata cara pembuatan risalah lelang. Kantor palayanan

Kekayaan Negara dan lelang (KPKNL) sebagai instansi yang memiliki

kewenagan untuk melaksanakan lelang eksekusi hak tanggungan

bertanggung jawab atas kerugian karena tidak ditaatinya ketentuan

dalam pembuatan risalah lelang sesuai dengan ketentuan Vendu

Reglement. Namun dalam peraturan teknis ini tidak mengatur

tanggung jawab Kantor Lelang terkait kebenaran obyek yang dijual

melalui lelang maupun penyerahan obyek yang dijual.

c. Perlindungan Hukum Dalam Risalah Lelang

Page 32: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

89

Selain Vendu Reglement dan Peraturan Menteri Keuangan tentang

Petunjuk Pelaksanaan Lelang, perlindungan hukum bagi pemenang

lelang seharusnya juga terdapat dalam risalah lelang. Risalah lelang

adalah berita acara pelaksanaan lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang

yang merupakan akta otentik dan mempunyai kekuatan pembuktian

sempurna. Risalah lelang berisi jual beli yang didasari kesepakatan dua

pihak, dan pejabat lelang sebagai pejabat umum, hanya menyatakan,

menyaksikan dan mengesahkan.

Risalah lelang memiliki fungsi terkait dengan keabsahan suatu

tindakan hukum berupa kesepakatan penjual dan pembeli lelang dalam

bentuk tertulis. Risalah lelang merupakan perjanjian formil, dalam

pasal 37-39 Vendu Reglement mengatur bahwa perjuampaan kehendak

antara penjual dan pembeli lelang harus dituangkan ke dalam bentuk

tertentu atau dikaitkan dengan formalitas tertentu. Jika tidak memenuhi

syarat menuangkan perjanjian formil ke dalam bentuk yang di tetapkan

undang-undang, maka akibat hukumnya adalah kebatalan.

Risalah Lelang merupakan perjanjian baku yang bentuknya

ditentukan oleh Undang-Undang, bentuk tertentu ditujukan untuk

menjamin dan menciptakan kepastian hukum. Risalah lelang memiliki

3 unsur akta otentik yaitu :

a) Bentuk risalah lelang ditentukan Pasal 37, 38, dan 39 Vendu

Reglement

b) Risalah lelang dibuat di hadapan pejabat lelang selaku pejabat

Page 33: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

90

umum sesuai dengan Pasal 1a Vendu Reglement

c) Risalah lelang harus dibuat oleh pejabat lelang yang berwenang

di wilayahnya sesuai pasal 7 Vendu Reglement

Risalah lelang dibuat untuk mencatatkan kesepakatan penjual dan

pembeli lelang pada tahap perjanjian obligator. Untuk itu pejabat

lelang bertanggungjawab atas keotantikan risalah lelang sehubungan

dengan :56

1) Risalah lelang yang mempunyai kekuatan pembuktian lahiriah.

Risalah lelang yang memenuhi unsur-unsur akta otentik diatur

dalam Pasal 1868 dan 1870 KUHPerdata. Risalah lelang memiliki

tiga unsur akta otentik yang disyaratkan dalam Pasal 1868

KUHPerdata, yaitu :

a. Bentuk risalah lelang ditentukan Pasal 37, 38, dan 39 Vendu

Reglement

b. Risalah lelang dibuat di hadapan pejabat lelang selaku pejabat

umum sesuai dengan Pasal 1a Vendu Reglement

c. Risalah lelang harus dibuat oleh pejabat lelang yang berwenang

di wilayahnya sesuai pasal 7 Vendu Reglement

2) Risalah lelang yang mempunyai kekuatan pembuktian

Pejabat lelang bertanggung jawab membuat risalah lelang yang

menjamin kebenaran/kepastian tanggal lelang, tanda tangan para

56 Purnama T. Sianturi, 2008. Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Barang Jaminan Tidak Bergerak Melalui Lelang, Mandar Maju, Bandung. Hlm. 126.

Page 34: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

91

pihak dalam risalah lelang, identitas dari orang-orang yang hadir

dalam pelaksanaan lelang yaitu penjual, peserta lelang, dan

pembeli lelang, demikian juga tempat diadakan penjualan lelang.

Penjual menerangkan apa yang tercantum di dalam dokumen

persyaratan lelang, sedangkan kebenaran dari keterangan-

keterangan itu sendiri hanya pasti pada penjual. Pembeli juga

menerangkan kapasitas dari dirinya, sebagai diri sendiri atau

bertindak sebagai kuasa, sedangkan kebenaran dari keterangan

tersebut hanya pasti pada pembeli sendiri.

3) Risalah yang mempunyai kekuatan pembuktian material

Secara materil keterangan yang dimuat dalam Risalah lelang

berlaku sebagai yang benar, sehingga bila dipergunakan sebagai

bukti di muka pengadilan dianggap cukup dan hakim tidak

diperkenankan untuk meminta tanda bukti lainnya. Sehingga ketika

terjadi gugatan kepemilikan ha katas apa yang telah tertuang dalam

risalah lelang, maka kebenaran dalam risalah lelang tersebut tidak

perlu dibuktikan kembali.

Namun risalah lelang ternyata tidak memberikan perlindungan

hukum bagi pembeli/pemenang lelang eksekusi hak tanggungan,

begitu juga dengan pejabat lelang sebagai pembuat risalah lelang

ternyata tidak bertanggung jawab atas kebenaran keterangan-

keterangan dalam proses lelang eksekusi hak tanggungan yang terdapat

dalam risalah lelang. Hal ini terlihat dalam klausul risalah lelang yang

Page 35: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

92

menyatakan bahwa :

“Pejabat lelang/KPKNL tidak menanggung atas kebenaran keterangan- keterangan-keterangan yang diberikan secara lisan pada waktu penjualan tentang keadaan sesungguhnya dan keadaan hukum atas barang yang dilelang tersebut, seperti luasnya, batas-batasnya, perjanjian sewa menyewa dan menjadi resiko pembeli -------------------Penawar/pembeli dianggap sungguh-sungguh telah mengetahui apa yang telah ditawar olehnya. Apabila terdapat kekurangan/kerusakan baik yang terlihat ataupun yang tidak terlihat, maka penawar/pembeli tidak berhak untuk menolak atau menarik diri kembali setelah pembelian disahkan dan melepaskan segala hak untuk meminta kerugian atas sesuatu apapun juga.”

Dalam klausul ini terlihat bahwa pemenang lelang sebagai pembeli

yang sah memiliki posisi yang lemah terkait obyek lelang. Klausul ini

dapat merugikan pemenang lelang, terutama bagi calon pembeli yang

tidak melakukan pemeriksaan obyek sebelum membeli terhadap

penjualan melalui lelang. Pembeli/pememenang lelang tidak

mendapatkan perlindungan hukum yang pasti terkait obyek lelang

yang dibelinya apabila pembeli/pemenang lelang mengalami gugatan

terkait obyek lelang. Dalam klausul ini lebih memberikan asas

kepastian hukum terhadap pemilik obyek, dengan menekankan bahwa

segala resiko pembeli atas obyek lelang tidak membatalkan

pembeli/pemenang lelang.

Risalah lelang merupakan jenis perjanjian baku yang ditetapkan

oleh pemerintah tentang perbuatan tertentu yaitu perbuatan lelang.

Blanko perjanjian jual beli lelang disediakan oleh Kantor Pelayanan

Kekayaan Nagara dan Lelang (KPKNL), diserahkan kepada pembeli

lelang dan penjual untuk disetujui dan tanpa memberikan

Page 36: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

93

kebebasannya sama sekali untuk pembeli mempertimbangkan klausul-

klausul dalam risalah lelang sebagai syarat-syarat berlaku.

Untuk mengurangi resiko yang timbul dalam jual beli melalui

lelang, maka pejabat lelang harus berhati-hati dalam melaksanakan

lelang baik untuk kepentingan penjual maupun untuk kepentingan

pembeli. Pejabat lelang juga harus memberikan informasi yang sejelas-

jelasnya termasuk tentang obyek kepada pembeli Kantor

lelang/Pejabat lelang sebagai perantara antara penjual dan pembeli

dalam lelang eksekusi hak tanggungan bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan lelang dan ketertiban pelaksanaan lelang, serta

bertanggung jawab terhadap penyetoran hasil lelang. Dan sebagai

pejabat umum yang membuat risalah lelang, pejabat Lelang

bertanggung jawab atas otentiknya risalah lelang tetapi tidak

bertanggung jawab atas kebenaran obyek.

d. Perlindungan Hukum Dalam HIR

Eksekusi adalah pelaksanaan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap. Yang dapat dieksekusi adalah

salinan putusan dan grosse akta (salinan pertama dari akata otentik).

Grosse akta dapat dieksekusi karena memuat titel eksekutorial,

sehingga grosse akta disamakan dengan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap, yang memuat titel eksekutorial

juga dengan demikian dapat dieksekusi.57 Eksekusi dapat dibedakan

57 Soedikno Mertokusumo, 1996, Eksekusi Obyek Hak Tanggungan Permasalahan dan Hambatan, UGM Press, Yogyakarta. Hlm. 6

Page 37: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

94

menjadi 4 jenis, diantaranya :58

1) Eksekusi putusan yang menghukum pihak yang dikalahkan untuk

membayar sejumlah uang, eksekusi ini diatur dalam Pasal 196

HIR;

2) Eksekusi putusan yang menghukum orang untuk melakukan suatu

perbuatan, diatur dalam Pasal 225 HIR;

3) Eksekusi riil yaitu merupakan pelaksanaan prestasi yang

dibebankan kepada debitur oleh putusan hakim secara langsung.

Dalam HIR hanya diatur eksekusi riil dalam penjualan lelang yang

terdapat dalam Pasal 200 ayat (1) HIR, dan

4) Eksekusi parat (parate executie), yaitu pelaksanaan perjanjian

tanpa melalui gugatan atau tanpa melalui pengadilan. Parate

executie ini terjadi apabila seorang kreditur menjual barang tertentu

milik debitur tanpa mempunyai titel eksekutorial, diatur dalam

Pasal 1155 dan Pasal 1175 ayat (2) KUHPerdata.

Setelah penyitaan undang-undang memerintahkan penjualan

barang sitaan dengan perantaraan Kantor Lelang. Lelang bukan

perjanjian accessoir, karena lelang merupakan eksekusi dari perjanjian

pokok. Berdasarkan pasal 20 ayat (1) huruf a dan b Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan, eksekusi atas benda

jaminan tersebut dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :59

1) Parate eksekusi;

58 H. Salim H.S .Op.cit, Hlm 189. 59 H.Salim H.S, op.cit. hlm 190

Page 38: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

95

2) Titel eksekutorial; dan

3) Penjualan dibawah tangan

Ciri pokok dari parate eksekusi berdasarkan janji untuk menjual

atas kekuasaan sendiri adalah eksekusi dilakukan tanpa fiat ketua

pengadilan. Ketentuan dalam pasal 6 Undang-Undang Nomor 4 Tahun

1996 tentang Hak Tanggungan adalah memberikan hak bagi pemegang

Hak tanggungan untuk melakukan parate eksekusi. Pemegang hak

tanggungan tiadak perlu memperoleh persetujuan dari pemberi hak

tanggungan, tetapi juga tidak perlu meminta penetapan dari pengadilan

setempat apabila akan melakukan parate eksekusi. Pemegang hak

tanggungan dapat langsung dating dan meminta kepada Kepala Kantor

lelang untuk melakukan pelelangan atas obyek hak tanggungan yang

bersangkutan.

Dalam HIR, perlindungan hukum terhadap pemenang lelang

eksekusi hak tanggungan adalah terkait dengan pengosongan obyek.

Apabila pemenang lelang eksekusi hak tanggungan tidak dapat

menguasai obyek yang dibeli melalui prioes lelang yang sah demi

hukum, maka pemenang lelang dapat meminta bantuan kepada

Pengadilan Negeri untuk pengosongan obyek tersebut. Hal ini terdapat

dalam ketentuan Pasal 200 ayat (11) HIR yang berbunyi :

“Jika seseorang enggan meninggalkan barang tetapnya yang dijual, maka ketua pengadilan negeri akan membuat surat perintah kepada orang yang berwenang, untuk menjalankan surat juru sita dengan bantuan panitera pengadilan negeri atau seorang pegawai bangsa Eropa yang ditunjuk oleh ketua, dan jika perlu dengan bantuan polisi, supaya barang tetap itu ditinggalkan dan dikosongkan oleh orang yang dijual

Page 39: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

96

barangnya serta oleh sanak saudaranya.

Perlindungan hukum ini merupakan suatu bentuk perlindungan

bagi pemenang lelang eksekusi hak tanggungan atas penguasaan obyek

lelang. Dimana dalam ketentuan ini memberikan asas kepastian hukum

bagi pemenang lelang untuk dapat menguasai obyek lelang apabila

pemenang lelang tidak dapat menguasai obyek lelang yang telah

dibelinya. Dari ketentuan tersebut menunjukkan bahwa HIR telah

memberikan perlindungan hukum terhadap pemenang lelang eksekusi

hak tanggungan.

D. Akibat hukum terhadap putusan hakim yang membatalkan risalah lelang pada putusan Pengadilan Negeri Kediri No. 61/Pdt.G/2012/PN.Kdr Dalam lelang eksekusi, kebanyakan barang yang dilelang tanpa

kesukarelaan dari pemilik barang dan seringkali banyak pihak yang

berkepentingan terhadap barang tersebut tidak menginginkan lelang. Apabila

yang dilelang itu adalah tanah/tanah dan rumah yang sedang

ditempati/dikuasai oleh tersita/lelang, maka dengan menunjuk kepada

ketentuan yang terdapat dalam Pasal 200 ayat (10) dan ayat (11) HIR atau

Pasal 218 Rbg, apabila terlelang tidak bersedia untuk menyerahkan

tanah/tanah dan rumah itu secara kosong, maka terlelang, beserta keluarganya,

akan dikeluarkan dengan paksa, apabila perlu, dengan bantuan yang berwajib,

dari tanah/tanah dan rumah tersebut berdasarkan permohonan yang diajukan

oleh pemenang lelang. Bila lelang dinyatakan tidak sah dan batal demi hukum

yang dinyatakan dalam putusan pengadilan yang terlah berkekuatan hukum

tetap, maka hak pembeli lelang menjadi berakhir dan upaya yang dapat

Page 40: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

97

dilakukan oleh pembeli/pemenang lelang adalah menuntut ganti rugi tehadap

penjual.

Dalam isi gugatan Penggugat biasanya menuntut bahwa Tergugat atau

Pihak Penjual telah melakukan perbuatan melanggar hukum. Perbuatan

Melanggar Hukum menimbulkan perikatan antara si pembuat kesalahan

selaku Tergugat dengan si pihak yang dirugikan selaku Penggugat, sehingga

menimbulkan hak-hak dan kewajiban sebagai akibat hukumnya, sebagai

dampak dari putusan pengadilan menyatakan lelang tidak sah dan batal demi

hukum. Adapun akibat hukum yang ditimbulkan dari hasil putusan pengadilan

yang membatalkan lelang tersebut adalah sebagai berikut:

1. Akibat hukum terhadap kepemilikan barang yang telah dibeli melalui

lelang.

Barang kembali kepada keadaan semula, yaitu dalam kepemilikan

si Penggugat yaitu debitur pemilik barang atau pihak ketiga pemilik

barang atau Termohon Eksekusi pemilik barang, Jika Penggugat adalah

debitur, dengan putusan yang menyatakan lelang batal dan tidak sah, maka

barang kembali tetap pada kepemilikan debitur, namun tetap dalam status

barang jaminan sebagaimana sebelum lelang dilaksanakan. Jika Penggugat

adalah pihak ketiga seperti istri, ahli waris atau pihak ketiga lainnya yang

terbukti pemilik objek lelang, dengan putusan yang menyatakan lelang

batal demi dan tidak sah, maka barang kembali pada kepemilikan pihak

ketiga tersebut, sedangkan status pengikatan atas barang jaminan menjadi

tidak sah. Jika penggugat adalah termohon eksekusi, maka barang kembali

Page 41: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

98

kepada kepemilikan Termohon Eksekusi.

2. Akibat hukum terhadap hak pembeli lelang atas barang dan hasil lelang.

Akibat hukum terhadap pembeli lelang dapat dilihat dari segi

barang objek lelang dan dari segi hasil lelang yang telah disetorkannya.

Jika putusan menyatakan lelang batal dan tidak sah, maka hak pembeli

lelang atas objek lelang akan menjadi berakhir, apakah jual beli lelang

baru pada tahap perjanjian obligatoir, setelah penunjukan pembeli lelang,

maupun setelah barang objek lelang telah dilakukan penyerahan, baik

penyerahan secara fisik/nyata melalui pengosongan, maupun penyerahan

yuridis melalui balik nama di Kantor Pertanahan. Kemudian dari segi hasil

lelang, seharusnya dikembalikan oleh pihak yang menjadi kuasa undang-

undang mewakili pemilik barang sebagai penjual, diantaranya bank

kreditur atau termohon eksekusi atau pemegang hak tanggungan. Hukum

dalam hal ini peraturan perundang-undangan tidak mengatur hasil lelang

yang dibayar sebagai akibat pembatalan lelang apakah menyangkut pokok,

bunga dan biaya. Demikian juga hukum tidak mengatur jangka waktu

pengembalian. KUHPerdata hanya mengatur akibat hukum pembatalan

perjanjian menerbitkan kewajiban ganti kerugian jika pembatalan

perjanjian karena perbuatan melawan hukum.

3. Akibat Hukum terhadap hak penjual/pihak yang diwakilinya selaku kuasa

undang-undang terhadap barang dan hasil lelang.

Akibat hukum terhadap penjual lelang dapat dilihat dari segi

barang objek lelang dan dari segi hasil lelang. Jika putusan menyatakan

Page 42: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

99

lelang batal dan tidak sah, maka penjual tidak berhak atas pemenuhan

perjanjian kredit atau kewajiban-kewajiban tereksekusi lelang atas barang

objek lelang, akibatnya penjual lelang harus mengembalikan hasil lelang

kepada pembeli lelang. Dari segi barang jika gugatan berasal dari debitur,

maka barang kembali ke dalam status barang semula. Dalam lelang

berdasarkan perjanjian kredit, maka pembatalan lelang berakibat objek

lelang kembali ke status barang jaminan.

Sedangkan jika lelang berdasarkan hubungan Pemohon Eksekusi dengan

Termohon Eksekusi, maka pembatalan lelang berakibat objek lelang

kembali ke status barang jaminan umum berdasarkan Pasal 1131

KUHPerdata. Dengan demikian putusan yang menyatakan lelang batal dan

tidak sah, tidak menghilangkan hak-hak Penjual atau pihak yang

diwakilinya selaku kuasa undang-undang untuk memperoleh pelunasan

hutang-hutang debitur, hanya penundaan untuk memperoleh pemenuhan

perjanjian kredit dari pihak debitur atau memenuhi perjnajian dari pihak

termohon eksekusi. Jika gugatan berasal dari pihak ketiga, maka putusan

yang menyatakan lelang batal dan tidak sah, tentunya akan didahului

dengan amar putusan yang membatalkan pengikatan/pemberian jaminan,

sehingga berakibat berakhirnya hak-hak pihak yang diwakili penjual atas

barang jaminan, tetapi hutang dari debitur tetap ada.

4. Akibat Hukum Terhadap kewajiban debitur/Termohon Eksekusi yang

menjadi dasar untuk pelaksanaan lelang.

Akibat hukum kewajiban debitur untuk memenuhi perjanjian

Page 43: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

100

sebagai dasar pelaksanaan lelang. Jika putusan menyatakan lelang batal

dan tidak sah, maka barang kembali pada keadaan semula, berarti

pelaksanaan lelang dan hasil lelang diangggap tidak pernah ada, hutang

debitur kembali kepada posisi semula. Jika gugatan berasal dari debitur,

putusan menyatakan lelang batal dan tidak sah mengembalikan barang

objek lelang pada kepemilikan debitur semula dan pengikatan jaminan

semula dan hutang pada posisi semula. Jika gugatan berasal dari pihak

ketiga, putusan menyatakan lelang batal dan tidak sah mengakibatkan

kepemilikan barang objek lelang kembali pada pihak ketiga, hutang tetap

pada posisi semula menjadi kewajiban debitur. Jika gugatan berasal dari

Termohon Eksekusi dalam perkara yang menjadi dasar lelang, putusan

menyatakan lelang batal dan tidak sah mengakibatkan kepemilikan objek

lelang kembali kepada Termohon Eksekusi, kewajiban Termohon

Eksekusi tetap pada posisi semula.

Akibat Hukum dari pelaksanaan putusan pengadilan yang membatalkan

pelaksanaan lelang eksekusi tersebut yaitu :

a. Objek sengketa akan kembali ke posisinya semula sebelum

dilaksanakan lelang tersebut yaitu menjadi jaminan dari debitor

terhadap kreditor, demikian hak dari pemenang lelang atas objek

sengketa pun berakhir meskipun objek sengketa telah dilakukan

penyerahan, baik penyerahan secara fisik/nyata melalui

pengosongan, maupun penyerahan yuridis melalui balik nama di

Kantor Pertanahan;

Page 44: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi ...eprints.umm.ac.id/36251/4/jiptummpp-gdl-asilahas20-47414-4-bab3.pdf · Utang Piutang/ Kredit Penggugat Perjanjian Kredit

101

b. Bank kreditor tidak berhak atas pemenuhan perjanjian kredit atau

kewajiban-kewajiban tereksekusi lelang atas barang objek lelang,

barang kembali ke dalam status barang jaminan juga terjadi

penundaan untuk memperoleh pemenuhan perjanjian kredit dari

pihak debitor;

c. Terhadap pembeli lelang, implikasinya berupa hak pembeli lelang

tidak dilindungi oleh hukum yaitu berupa hak-hak yang melekat

atas objek lelang yang dibelinya tidak dapat dinikmati.

Penulis berpendapat berdasarkan hasil penelitian sebaiknya perlu

dilakukan upaya hukum untuk melindungi para pemenang lelang yang

berikhtiad baik karena sampai saat ini belum ada yang mengatur secara

khusus mengenai perlindungan terhadap pemenang lelang. Perlindungan

hukum bagi pemenang lelang eksekusi Hak Tanggungan di Indonesia yang

diberikan oleh Vendu Reglement yang menjadi dasar hukum utama lelang

di Indonesia, HIR, dan PMK Nomor 106/PMK/06/2013 yang merupakan

perubahan dari PMK Nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Lelang, risalah lelang tidak memberikan perlindungan hukum

bagi pemenang lelang eksekusi Hak Tanggungan atas penguasaan objek

lelang, dan dalam kedua kasus di atas dapat di lihat bahwa para pemenang

lelang kehilangan hak nya atas objek lelang yang telah dimenangkannya.