BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan...

49
39 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran Umum Tentang PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. a) Profil Perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. merupakan salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang industri semen. Sejarah berdirinya perusahaan bermula dari hasil survei seorang sarjana Belanda yang bekerja untuk Jawatan Geologi Bandung dan melaksanakan survey geologis di Gresik. Dalam laporan yang disusun pada tahun 1953 berjudul Hoofdegeologiesch Technische Ondezoekingen terdapat indikasi adanya kapur dan tanah liat yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan semen. Hal ini telah mendorong keinginan untuk mendirikan pabrik semen di lokasi tersebut, namun rencana tersebut terbengkalai karena terjadi Perang Dunia II. Atas prakarsa Dr. Mohammad Hatta, Wakil Presiden Republik Indonesia I, gagasan pendirian pabrik semen tersebut mendapat perhatian dari Pemerintah Republik Indonesia untuk diteruskan pembangunannya. Pabrik Semen diresmikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno pada tanggal 7 Agustus 1957, dengan nama Naamloze Vennootschap yang selanjutnya disebut dengan NV Pabrik Semen Gresik sebagai salah satu usaha dari Bank Industri Negara dengan kapasitas produksi mencapai 250.000 ton semen per tahun. Perseroan mulai memproduksi semen pada tahun 1957 di Pabrik Gresik I yang menggunakan proses basah. Pada 7 Januari 2013, nama PT. Semen Gresik (Persero) Tbk berubah menjadi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pergantian nama itu juga diiringi pergantian logo. Perubahan nama ini diharapkan bisa menyatukan seluruh potensi grup. Di tahun 2013,

Transcript of BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan...

Page 1: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

39

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen

Indonesia (Persero) Tbk.

1. Gambaran Umum Tentang PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

a) Profil Perusahaan

PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. merupakan salah satu

BUMN yang bergerak dalam bidang industri semen. Sejarah berdirinya

perusahaan bermula dari hasil survei seorang sarjana Belanda yang bekerja

untuk Jawatan Geologi Bandung dan melaksanakan survey geologis di

Gresik. Dalam laporan yang disusun pada tahun 1953 berjudul

Hoofdegeologiesch Technische Ondezoekingen terdapat indikasi adanya

kapur dan tanah liat yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan

semen. Hal ini telah mendorong keinginan untuk mendirikan pabrik semen

di lokasi tersebut, namun rencana tersebut terbengkalai karena terjadi

Perang Dunia II. Atas prakarsa Dr. Mohammad Hatta, Wakil Presiden

Republik Indonesia I, gagasan pendirian pabrik semen tersebut mendapat

perhatian dari Pemerintah Republik Indonesia untuk diteruskan

pembangunannya.

Pabrik Semen diresmikan oleh Presiden pertama Republik

Indonesia Soekarno pada tanggal 7 Agustus 1957, dengan nama Naamloze

Vennootschap yang selanjutnya disebut dengan NV Pabrik Semen Gresik

sebagai salah satu usaha dari Bank Industri Negara dengan kapasitas

produksi mencapai 250.000 ton semen per tahun. Perseroan mulai

memproduksi semen pada tahun 1957 di Pabrik Gresik I yang

menggunakan proses basah. Pada 7 Januari 2013, nama PT. Semen Gresik

(Persero) Tbk berubah menjadi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Pergantian nama itu juga diiringi pergantian logo. Perubahan nama ini

diharapkan bisa menyatukan seluruh potensi grup. Di tahun 2013,

Page 2: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

40

perusahaan ini memulai pembangunan dua pabrik baru berkapasitas

masing-masing tiga juta ton, yakni di Padang, Sumatera Barat, dan

Rembang, Jawa Tengah. Selain melakukan ekspansi dalam negeri, Semen

ini akan melakukan ekspansi ke luar negeri terutama di kawasan Asia

Tenggara (http://profil.merdeka.com/indonesia/s/ semen-gresik/, diakses

tanggal 28 Februari 2016 Pukul 12:14).

Seperti yang juga dikutip dari website resmi

(www.semenindonesia.com, diakses tanggal 28 Februari 2016 Pukul

11.:52), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yang merupakan holding

company dari Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa serta Thang

Long Cement Vietnam, perusahaan dengan kode SMGR ini telah menjadi

BUMN pertama yang Go International dengan mengakuisisi Thang Long

Cement Vietnam. Usaha untuk mendongkrak daya saing perseroan, PT

Semen Indonesia (Persero) Tbk. juga telah meresmikan 5 (lima) proyek

strategis. Kelima proyek yang diresmikan diantaranya pertama adalah

Grinding Plant di Pabrik Tuban yang menggunakan teknologi Vertical

Cement Mill. Proyek ini merupakan salah satu strategi dalam peningkatan

kapasitas produksi perseroan dalam menjaga ketersediaan pasokan.

Proyek kedua yang diresmikan adalah Packing Plant

Banjarmasin. Proyek ini merupakan salah satu inisiatif strategis dalam

bidang pemasaran untuk mendekatkan produk kepada pelanggan (move

closer to the customer). Packing Plant Banjarmasin memiliki 1 buah silo

dengan kapasitas 600 ribu ton semen pertahun, dilengkapi 2 line semen

bag dengan rotary packer berkapasitas 2200 bag/jam dan 1 line curah

dengan kapasitas 120 ton/jam serta dilengkapi dermaga yang bisa

disandari kapal dengan kapasitas sebesar 5.000 DWT. Silo tersebut

berfungsi untuk menampung semen sebelum masuk ke unit pengemasan.

Investasi yang dikucurkan perseroan untuk proyek ini mencapai Rp 120

miliar.

Proyek ketiga yang diresmikan adalah Launching Center of

engineering. Center of enginering merupakan fungsi strategic yang

Page 3: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

41

bertujuan untuk mengembangkan rancang bangun dan rekayasa teknologi

yang mampu menciptakan nilai inovasi guna mengantisipasi tantangan

menjadi perusahaan engineering kelas dunia. Launching E-Procurement

merupakan proyek ke empat yang diresmikan perseroan. Manfaat dari

implementasi E-Procurement ini antara lain untuk meningkatkan

transparansi dan akuntabilitas, bargaining power, kecepatan proses

pengadaan, serta akses informasi yang real time. Sedangkan proyek kelima

yang diresmikan adalah launching pedoman pelaksanaan komunikasi

perusahaan. Pedoman komunikasi perusahaan merupakan kebijakan yang

mengatur dan menetapkan kewenangan serta kelayakan penyampaian

informasi kepada stakeholders baik internal maupun eksternal oleh PT

Semen Indonesia (Persero) Tbk. sebagai Strategic Holding dan PT Semen

Padang, PT Semen Gresik, PT Semen Tonasa serta Thang Long Cement

Company sebagai Operating Company.

Hingga saat ini PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. telah

memiliki 4 pabrik semen yaitu 3 lokasi pabrik di Indonesia yang letaknya

secara geografis sangat strategis yaitu Semen Padang di Sumatera, Semen

Gresik di Jawa serta Semen Tonasa di Sulawesi dan memiliki 1 lokasi

pabrik di luar negeri yaitu Thang Long Cement di Vietnam, Perseroan

memiliki Cement Mill sebanyak 22 unit, packing plant 21 unit serta sarana

perluasan jangkauan pasar yang ditunjang dengan keberadaan pelabuhan

khusus (special sea port). Pelabuhan itu untuk menjamin kecepatan waktu

bongkar muat semen. Saat ini, ada 11 pelabuhan khusus yang dimiliki

perseroan, yaitu di Padang, Tuban, Gresik, Biringkasi, Dumai, Ciwandan,

Banyuwangi, Sorong dan dua pelabuhan di Vietnam

(www.semenindonesia.com, diakses tanggal 28 Februari 2016 Pukul

11.:52).

b) Visi dan Misi Perusahaan

Sebagai salah satu perusahan BUMN besar di Indonesia, PT

Semen Indonesia (Persero) Tbk. Mempunyai visi, misi sebagai berikut:

1) Visi

Page 4: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

42

Menjadi Perusahaan Persemenan Internasional yang terkemuka di

Asia Tenggara

2) Misi

(1) Mengembangkan usaha persemenan dan industri terkait yang

berorientasikan kepuasan konsumen.

(2) Mewujudkan perusahaan berstandar internasional dengan

keunggulan daya saing dan sinergi untuk meningkatkan nilai

tambah secara berkesinambungan.

(3) Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.

(4) Memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan

(stakeholders).

(5) Membangun kompetensi melalui pengembangan sumber daya

manusia.

c) Produk Perusahaan

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. memproduksi berbagai jenis

semen. Semen utama yang diproduksi adalah semen Portland Tipe II-V

(Non-OPC). Di samping itu, juga memproduksi berbagai tipe khusus dan

semen campur (mixed cement), untuk penggunaan yang terbatas. Berikut

ini penjelasan mengenai jenis semen yang diproduksi serta

penggunaannya. Semen produksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. ini

memiliki kualitas yang tinggi dan telah memenuhi standar SNI, ini wujud

komitmen perusahaan sebagai produsen semen berkualitas di Indonesia

dan produsen semen terbesar di Asia Tenggara. Adapun jenis produk PT

Semen Indonesia (Persero) Tbk. adalah sebagai berikut

(www.semenindonesia.com, diakses tanggal 28 Februari 2016 Pukul

11.:52):

1) Semen Portland Tipe I

Dikenal pula sebagai Ordinary Portland Cement (OPC), merupakan

semen hidrolis yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi

umum, seperti konstruksi bangunan yang tidak memerlukan

Page 5: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

43

persyaratan khusus, antara lain bangunan perumahan, gedung-

gedung bertingkat, landasan pacu, dan jalan raya.

2) Semen Portland Tipe II

Semen Portland Tipe II adalah semen yang mempunyai ketahanan

terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan

di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton massa

dan bendungan.

3) Semen Portland Tipe III

Semen jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk

memenuhi kebutuhan bangunan yang memerlukan kekuatan tekan

awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan

memerlukan penyelesaian secepat mungkin, seperti pembuatan

jalan raya dan jalan bebas hambatan, bangunan tingkat tinggi dan

bandar udara.

4) Semen Portland Tipe V

Semen Portland Tipe V dipakai untuk konstruksi bangunan-

bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan sangat

cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam

air, jembatan, terowongan, pelabuhan dan pembangkit tenaga

nuklir.

5) Special Blended Cement (SBC)

Adalah semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega

proyek jembatan Surabaya- Madura (Suramadu) dan sesuai

digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut, dikemas dalam

bentuk curah.

6) Portland Pozzolan Cement (PPC)

Adalah semen Hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak,

gypsum dan bahan pozzolan. Digunakan untuk bangunan umum

dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi

sedang, seperti: jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton

massa, bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat penuh.

Page 6: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

44

7) Portland Composite Cement

Adalah bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama

terak, gypsum, dan satu atau lebih bahan anorganic. Kegunaan

semen jenis ini sesuai untuk konstruksi beton umum, pasangan

batu bata, plesteran, selokan, pembuatan elemen bangunan khusus

seperti beton pra-cetak, beton pra-tekan dan paving block.

8) Super Masonry Cement (SMC)

Adalah semen yang dapat digunakan untuk konstruksi perumahan

dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K225, dapat juga

digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton hollow

brick, paving block dan tegel.

9) Oil Well Cement (OWC) Class G HRC

Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur

minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak di

bawah permukaan laut dan bumi. OWC yang telah diproduksi

adalah Class G, High Sulfat Resistant (HSR) disebut juga sebagai

“Basic OWC”. Aditif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada

berbagai kedalaman dan temperatur tertentu.

Semen Portland Tipe I, PCC, dan PPC tersedia di pasar retail,

sementara jenis lainnya hanya diproduksi berdasarkan pesanan dalam

jumlah tertentu. Produk-produk tersebut dipasarkan terutama untuk

kebutuhan pasar dalam negeri dan sebagian lainnya diekspor. Sebagian

besar produk dipasarkan dalam bentuk kemasan zak, sedangkan

selebihnya dalam bentuk curah.

2. Penyertaan Modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Penyertaan modal negara adalah pemisahan kekayaan negara dari

APBN atau penetapan cadangan perusahaan atau sumber lain untuk dijadikan

sebagai modal BUMN dan/atau perseroan terbatas lainnya, dan dikelola secara

korporasi (Pasal 1 angka 7 PP Nomor 44 Tahun 2005). Dalam keuangan

negara, penyertaan modal negara teresbut menjadi kekayaan negara yang

Page 7: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

45

berasal dari APBN untuk dijadikan penyertaan modal negara pada persero

dan/atau perum serta perseroan terbatas lainnya. Dalam Pasal 24 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

menjelaskan bahwa pemerintah dapat memberikan pinjaman/hibah/penyertaan

modal kepada dan menerima pinjaman/hibah dari perusahaan negara/daerah.

Pengaturan BUMN sendiri telah diatur dalam UU BUMN.

“Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian

besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang

berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Direksi adalah organ BUMN

yang bertanggungjawab atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan

BUMN, serta mewakili BUMN, baik di dalam maupun di luar pengadilan”.

Pada Pasal 4 ayat (1) UU BUMN itu pun telah mepertegas bahwa modal

BUMN merupakan dan berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Maksud

dari dipisahkan adalah pemisahan kekayaan negara dari APBN untuk dijadikan

penyertaan modal negara pada BUMN untuk selanjutnya pembinaan dan

pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem APBN, namun pembinaan

dan pengelolaannya didasarkan pada prinsip-prinsip perusahaan yang sehat.

Tujuan dari dilakukan penyertaan modal negara dari pemerintah

kepada BUMN khususnya kepada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. untuk

mengoptimalisasi barang milik negara dan untuk mendirikan, mengembangkan

atau meningkatkan kinerja BUMN dalam hal ini PT. Semen Indonesia

(Persero) Tbk. Adapun tata cara penyertaan modal negara dengan pemisahan

kekayaan negara berbentuk modal atau saham pada PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk. dilakukan melalui penyertaan penanaman modal oleh

pemerintah dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 Prp 1960 tentang

Perusahaan Negara terdahulu maupun UU BUMN yang sekarang berlaku,

pemisahan tersebut baik berupa setiap penambahan maupun pengurangan pada

penyertaan modal negara harus ditetapkan dengan suatu peraturan pemerintah.

Dalam hal ini peraturan pemerintah yang ditunjuk yaitu PP Nomor 44 Tahun

2005 Tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara Pada

Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas. Karena pada masa itu PP

Nomor 44 Tahun 2005 masih belum ada dan belum dapat diterapkan, maka

penyertaan penanaman modal oleh pemerintah saat pendirian itu berdasarkan

Page 8: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

46

pada Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara.

Yang kemudian adanya pengalihan bentuk perusahaan negara menjadi

perusahaan perseroan yang selanjutnya tunduk pada Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (yang sekarang menjadi Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan Terbatas).

Peran penting dari BUMN ini diharapkan bukan hanya sebagai

pengemban kepentingan dan pemenuhan kebutuhan rakyat banyak akan tetapi

juga sebagai penyumbang terbesar dalam perekonomian nasional khususnya

dalam pembangunan negara setiap tahunnya demi terciptanya kesejahteraan

rakyat. Menurut Mulhadi (2010: 148), untuk kedepannya tantangan yang

dihadapi oleh BUMN adalah memberikan sumbangan yang makin besar pada

keuangan negara. Di samping itu masyarakat yang semakin membutuhkan

pelayanan yang baik serta iklim persaingan dunia usaha yang semakin ketat

menuntut terciptanya BUMN yang sehat, efisien, serta berdaya saing tinggi,

baik dalam maupun luar negeri. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. sebagai

salah satu perusahaan BUMN dibidang industri, persemenan, pertambangan,

produksi, perdagangan barang dan jasa, energi, pengelolaan limbah, investasi

dan pemberian jasa yang terkait dengan industri semen dan/atau industri

lainnya mempunyai komitmen untuk selalu meningkatkan nilai tambah bagi

para pemangku kepentingan.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. merupakan perusahaan perseroan

(persero) BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi

dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh

pemerintah (atas nama negara) yang utamanya adalah untuk mengejar

keuntungan. Menurut Prof. Dr. Rudhi Prasetya (2011: 75-77), persero sebagai

akronim dari perusahaan perseroan, yaitu yang merupakan salah satu bentuk

badan usaha negara, tetapi ditundukkan kepada ketentuan-ketentuan hukum

yang berlaku untuk perseroan terbatas. Bentuk persero diciptakan bertalian

dengan pemikiran bahwa bentuk Perusahaan Negara yang selanjutnya disebut

PN itu tidaklah efisien sebagaimana diatur Undang-Undang Nomor 19 Prp.

Tahun 1960. Jika kita lihat, diantara PN yang ada yang ditundukkan di bawah

Page 9: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

47

satu undang-undang yang diatur secara sama, yang padahal di antara PN yang

ada itu mempunyai latar belakang dan bidang tugas yang saling beraneka

ragam. Ada PN yang semula berasal dari perusahaan yang sudah ada sejak

zaman Belanda yang tuduk pada ICW dan IBW.

Sesungguhnya bentuk ini kurang tepat untuk dinamakan sebagai

“perusahaan”: karena lebih banyak bersifat sebagai bagian dari badan

pemerintah (dinas) yang mempunyai tugas sangat pokok dan penting untuk

pelayanan umum (public service). Dengan kata lain, PN dituntut harus mampu

menyelenggarakan fungsi pemupukan dana untuk sumber keuangan negara,

sekaligus dituntut pula harus menjalankan fungsi public utilities dan public

service. Keadaan inilah yang dianggap suatu kontradiksi yang menyulitkan PN

dalam menjalankan kegiatannya. Sebalikya, makna dari persero (yang disebut

pula Public Company) adalah untuk memupuk keuntungan. Keuntungan dalam

arti, adanya pelayanan dan pembina organisasi yang baik, efektif, efisien, dan

ekonomis secara business-zakelijk dan cost accounting principles, management

effectiveness, dan memuaskan memperoleh surplus atau laba. Ditegaskan pula

dalam lampiran instruksi dimaksud bahwa badan ini berstatus badan hukum

perdata yang berbentuk perseroan terbatas yang modal seluruhnya atau

sebagian milik negara, sehingga dimungkinkan diadakannya joint atau

mixedenterprice dengan swasta (nasional atau asing) dan dapatnya dilakukan

penjualan saham-saham perusahaan milik negara (Rudhi Prasetya, 2011: 79).

Awalnya realisasi pembangunan pabrik semen oleh pemerintah

diserahkan kepada Bank Industri Negara yang selanjutnya disebut BIN,

sekarang menjadi Bank Mandiri. Langkah pertama yang dilakukan BIN

menyediakan pembiayaan lokal berupa rupiah sedangkan untuk pembayaran

valuta asing digunakan kredit dari Exim Bank Amerika. Pada tanggal 25 Maret

1953, didirikan badan hukum NV. Pabrik semen pada awalnya berkedudukan

di Jakarta, dengan Akta Pendirian No. 41 tanggal 25 Maret 1953 yang dibuat di

hadapan Raden Meester Soewandi, Notaris di Jakarta dan telah disetujui oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. J.A.

5/51/5, tanggal 8 Juni 1953, didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta pada

Page 10: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

48

tanggal 22 Juni 1953 dibawah No. 748, serta diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia No. 61 tanggal 31 Juli 1953, tambahan No. 451. Sebagai

Presiden Komisaris adalah BIN dan Direktur yang pertama adalah Ir. Ibrahim

Bin Pangeran Mohammad Zabier, sebagai pegawai tinggi kementrian

perekonomian Republik Indonesia.

Pada tahun 1957, pembangunan awal pabrik selesai dilaksanakan,

pembangunan tersebut diselesaikan 73 hari lebih cepat dari waktu yang telah

ditentukan dalam kontrak. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan pabrik

semen ini adalah US$ 14,5 juta termasuk pengeluaran-pengeluaran lokal

sebesar Rp 512 juta (uang lama). Dengan selesainya pembangunan tahap I

tersebut, berarti secara teknis bagi pabrik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

memasuki masa uji coba. Setelah masa uji coba berhasil dilakukan dengan baik

pada bulan mei 1957, selanjutnya telah diresmikan oleh Presiden pertama

Republik Indonesia Soekarno pada tanggal 7 Agustus 1957 sebagai salah satu

usaha dari BIN dengan kapasitas produksi mencapai 250.000 ton semen per

tahun. Perseroan mulai memproduksi semen pada tahun 1957 di Pabrik Gresik

I yang menggunakan proses basah.

Pada tanggal 17 April 1961 dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah No.

132 tahun 1961, tentang pendirian Perusahaan Negara Semen Gresik (sekarang

menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.) yang diumumkan dalam

Lembaran Negara Republik Indonesia No. 154/1961, sehingga status

perusahaan diubah menjadi PN dengan nama PN Semen Gresik (pada saat itu)

yang berkedudukan di Jakarta. Selanjutnya pada tahun 1969, berdasarkan Akta

No. 81 tanggal 24 Oktober 1969 yang dibuat di hadapan Juliaan Nimrod

Siregar Gelar Mangaradja Namora, SH., Notaris di Jakarta dan telah disetujui

oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.

J.A.5/129/5 tanggal 18 Nopember 1969, didaftarkan di Pengadilan Negeri

Surabaya pada tanggal 22 Nopember 1969 dibawah No. 887/1969 dan

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 28

Nopember 1969, tambahan No. 255, status dan kedudukan perseroan diubah

lagi menjadi perusahaan perseroan yang berkedudukan di Surabaya.

Page 11: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

49

Sesuai Peraturan Permerintah Nomor 19 Tahun 1969 Tentang

Pengalihan Bentuk Perusahaan Negara (PN) Semen Gresik Menjadi

Perusahaan (Persero) pada tanggal 11 Juni 1969 yang dilakukan oleh

pemerintah dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitas

dari PN, perlu diadakan tindakan yang memungkinkan PN tersebut

mengadakan perluasan usahanya yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh

karenanya dengan dialihkan bentuk PN menjadi persero, maka PN Semen

Gresik (sekarang menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.) tersebut

dinyatakan bubar pada saat pendirian persero tersebut. Termasuk Peraturan

Pemerintah No 132 tahun 1961 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun

1961 No 156) tentang Pendirian PN dan semua peraturan pelaksanaannya

dinyatakan tidak berlaku lagi. Pada beberapa persero, pemerintah telah

melakukan perubahan mendasar pada kepemilikannya dengan membuat

persero tersebut menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya bisa dimiliki oleh

publik. Salah satunya adalah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, yang sesuai

kebijakan pemerintah melakukan privatisasi.

Privatisasi adalah penjualan saham persero, baik sebagian maupun

seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai

perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta

memperluas pemilikan saham oleh masyarakat (Pasal 1 angka 12 UU BUMN).

Selain itu berdasarkan Pasal 74 UU BUMN, privatisasi dilakukan dengan

maksud untuk:

a. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan;

b. Menciptakan struktur keuangan dan manajemen keuangan yang

baik/kuat;

c. Menciptakan struktur industri yang sehat dan kompetitif;

d. Menciptakan persero yang berdaya saing dan berorientasi global, dan

menumbuhkan iklim usaha, ekonomi makro, dan kapasitas pasar.

Hasil dari privatisasi dengan cara penjualan saham milik negara disetor

langsung ke kas negara (Pasal 86 UU BUMN). Dengan dilakukannya

privatisasi BUMN, bukan berarti kendali atau kedaulatan negara atas BUMN

Page 12: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

50

yang bersangkutan menjadi berkurang atau hilang karena sebagaimana

dinyatakan di atas, negara tetap menjalankan fungsi penguasaan melalui

regulasi sektoral dimana BUMN yang diprivatisasi melaksanakan kegiatan

usahanya (Mulhadi, 2010: 145). Oleh karena itu, privatisasi BUMN dipandang

tidak hanya sebagai sarana untuk menghasilkan pendapatan bagi anggaran

negara (seperti yang tampak menjadi tujuan utama dari pemerintah Indonesia),

tetapi juga menempatkan BUMN dibawah disiplin pasar sebagai pengendali

untuk efisiensi. Dalam banyak proses privatisasi di Indonesia, peran pihak

asing telah cukup signifikan dalam mengakuisisi saham BUMN divestasi oleh

pemerintah Indonesia (Agung Wicaksono, 2008: 146).

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. resmi menjadi perusahaan publik

pada tanggal 8 Juli 1991 dengan kode perdagangan saham: SMGR. Perseroan

tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini menjadi Bursa

Efek Indonesia yang selanjutnya disebut dengan BEI). Komposisi struktur

modal pemerintah pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. telah mengalami

perubahan beberapa kali. Perubahan komposisi permodalan dan kepemilikan

saham perseroan sejak pendirian sampai saat ini dapat dilihat pada annggaran

dasar perseroan yang telah mengalami beberapa kali perubahan dan dalam

rangka penawaran umum saham-saham perseroan kepada masyarakat, seluruh

ketentuan anggaran dasar perseroan telah diubah kembali dengan Akta

Keterangan Risalah Rapat No. 9 tanggal 3 Desember 1990 yang diubah dengan

Akta Perubahan No. 89 tanggal 16 Januari 1991 dan Akta Keterangan Risalah

Rapat No. 90 tanggal 16 Januari 1991, ketiga Akta tersebut dibuat di hadapan

Nyonya Poerbaningsih Adi Warsito, SH., Notaris di Jakarta dan telah disetujui

oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.

C2-322.HT.01.04-TH.91 tanggal 28 Januari 1991, didaftarkan di Pengadilan

Negeri Gresik pada tanggal 1 Februari 1991, tambahan No. 617 yang isinya

antara lain mengenai peningkatan modal dasar perseroan dari sebesar Rp

85.000.000.000 (delapan puluh lima milyar rupiah) menjadi Rp

500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah).

Page 13: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

51

Selama pendirian PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. tahun 1957

hingga sekarang (tahun 2016), pemerintah telah melakukan pengurangan

penyertaan modal sebanyak 3 kali yaitu pada tahun 1991, 1995, dan 1998.

Pengurangan penyertaan modal diusulkan oleh Menteri Keuangan kepada

Presiden disertai dengan dasar pertimbangan setelah dikaji bersama dengan

Menteri. Rencana pengurangan penyertaan modal dapat dilakukan atas inisiatif

Menteri Keuangan atau Menteri. Dalam hal inisiatif pengurangan penyertaan

modal berasal dari Menteri Keuangan, maka inisiatif tersebut disampaikan

kepada Menteri untuk dikoordinasikan pengkajiannya. Koordinasi pengkajian

atas rencana pengurangan penyertaan modal dilakukan oleh Menteri didasarkan

atas pertimbangan bahwa tindakan tersebut merupakan kegiatan restrukturisasi

yang menjadi kewenangan Menteri selaku wakil pemerintah sebagai pemegang

saham atau pemilik modal (Pasal 18 PP Nomor 44 Tahun 2005 tentang Tata

Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara Pada Badan Usaha Milik

Negara dan Perseroan Terbatas).

Pada tanggal 8 Juli 1991 saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

tercatat di BEI serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan

menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Oleh karena adanya

penjualan saham kepada publik, pemerintah telah melepaskan sahamnya

sebesar 27%. Privatisasi yang dilakukan oleh PT Semen Indonesia (Persero)

Tbk. dengan cara melakukan penawaran umum pada tahun 1991 atas

40.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000,00 (seribu

rupiah) setiap saham dengan harga penawaran Rp. 7.000,00 (tujuh ribu rupiah)

setiap saham.

Perseroan melakukan penjualan 444.864.000 saham bernilai nominal

Rp 444.864.000 (empat ratus empat puluh empat juta delapan ratus enam puluh

empat ribu rupiah) melalui penawaran umum terbatas kepada masyarakat

dengan hak memesan efek terlebih dahulu. Hasil penjualan adalah sebesar Rp

1.456.929.600 (satu miliar empat ratus lima puluh enam juta sembilan ratus

dua puluh sembilan ribu enam ratus). Perseroan mencatat modal disetor Rp

444.864.000 dan Rp 1.012.065.600 sebagai agio saham. Dana hasil penawaran

Page 14: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

52

umum, seluruhnya dipergunakan untuk membiayai sebagian kebutuhan dana

pembangunan pabrik semen baru di Tuban, Jawa Timur, dengan kapasitas 2,3

juta ton semen per tahun, dan untuk proyek optimalisasi pabrik II Gresik untuk

meningkatkan kapasitas dari 1 juta ton semen per tahun menjadi 1,3 juta ton

semen per tahun serta meningkatkan efisiensi pemakaian tenaga listrik dan

bahan bakar. Sehingga komposi pemegang saham pada saat itu menjadi

Pemerintah 73% dan masyarakat 27%.

Anggaran dasar perseroan diubah kembali dengan Akta Keterangan

Risalah Rapat No. 65 tanggal 20 Maret 1995 yang dibuat di hadapan Nyonya

Poerbaningsih Adi Warsito, SH., Notaris di Jakarta dan telah disetujui oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-

4581.HT.01.04.TH.95 tanggal 18 April 1995, perubahan tersebut antara lain

mengenai peningkatan modal dasar perseroan dari Rp 500.000.000.000 (lima

ratus milyar rupiah) menjadi Rp 741.440.000.000 (tujuh ratus empat puluh satu

milyar empat ratus empat puluh juta rupiah). Pada bulan September 1995,

perseroan melakukan penawaran umum terbatas I (Right Issue I) kepada para

pemegang saham. Dengan begitu telah terjadi pengurangan penyertaan modal

pemerintah sebesar 8%. Sehingga mengubah komposisi kepemilikan saham

menjadi Pemerintah 65% dan masyarakat 35%.

Pengurangan penyertaan modal pemerintah pada PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk. dilakukan dalam rangka pengalihan asset BUMN untuk

penyertaan modal pada BUMN lain/perseroan terbatas. Oleh karenanya, hasil

penawaran umum terbatas I sekitar 74% dipergunakan untuk membiayai

pengalihan 100% saham milik Pemerintah di PT Semen Padang dan PT Semen

Tonasa, dengan total nilai transaksi sebesar Rp. 1.063.929.600.000 (satu triliun

enam puluh tiga miliar sembilan ratus dua puluh sembilan juta enam ratus ribu

rupiah). Sekitar 5% dipergunakan untuk menambah penyertaan modal

perseroan di PT Semen Padang yang digunakan PT Semen Padang untuk

membayar sebagian hutang modal kerjanya. Dan sisanya sekitar 21%

dipergunakan untuk membiayai proyek perluasan yang dilakukan oleh

perseroan (Tuban II dan Tuban III) dan PT Semen Padang (Indarung V).

Page 15: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

53

Peningkatan kapasitas produksi pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. juga

diimbangi dengan adanya inovasi-inovasi baru dalam hal sisi bahan baku dan

produk, teknologi dan proses produksi. Dengan persaingan di era global ini

maka BUMN harus meningkatkan kualitas produknya serta jaringan pasar,

bukan hanya pada tingkat nasional tetapi juga di pasar global, sehingga ada

pembanding yang meningkatkan daya saing bagi BUMN. Adapun struktur

modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. pada tahun 1995 adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Struktur modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk tahun 1995

Sumber : Laporan Tahunan Perusahaan Tahun 1995

Pada tahun 1995 tersebut, pemerintah masih memiliki saham mayoritas sebesar

108.288.000 yang mewakili 65% saham. Sedangkan masyarakat sebagai

pemegang saham minoritas sebesar 6.2827.300 yang mewakili 35% saham PT

Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Pada tanggal 17 September 1998, Pemerintah telah melepas

kepemilikan sahamnya di perseroan sebesar 14% melalui penawaran terbuka

yang dimenangkan oleh Cemex (Cement Mexico) S.A de C.V., perusahaan

semen global yang berpusat di Meksiko. Kompisisi kepemilikan saham

berubah menjadi Pemerintah sebesar 51%, masyarakat 35%, dan Cemex 14%.

Dengan begitu telah terjadi pengurangan penyertaan modal. Karena PT Semen

Page 16: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

54

Indonesia (Persero) Tbk. merupakan BUMN, maka dalam setiap penyertaan

modal negara (penambahan ataupun pengurangan) ditetapkan dengan peraturan

pemerintah. Pada tanggal 20 Oktober 1998, pemerintah mengeluarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1998 Tentang Pengurangan Penyertaan

Modal Negara Republik Indonesia Pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT

Semen Gresik (sekarang menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.).

Pengurangan penyertaan modal ini dilakukan oleh pemerintah dalam rangka

meningkatkan nilai tambah BUMN dan meningkatkan penerimaan negara

melalui privatisasi BUMN. Oleh karenanya dipandang perlu melakukan

penjualan saham milik Pemerintah pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Pengurangan penyertaan modal Pemerintah dilakukan melalui

penjualan secara langsung saham milik Pemerintah kepada mitra strategis.

Penyertaan modal negara yang dikurangan sebanyak 83.042.000 saham atau

kurang lebih sebesar 14% (empat belas persen) dari keseluruhan jumlah saham

perusahaan perseroan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. yang telah

dikeluarkan dan disetor penuh (Pasal 3 PP Nomor 76 Tahun 1998).

Pelaksanaan pengurangan penyertaan modal negara dilakukan menurut

ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas

(kini menjadi UUPT) dan peraturan pelaksanaanya. Pada tahun 1998 inilah

pengurangan penyertaan modal terakhir yang dilakukan oleh pemerintah.

Karena kini saham pemerintah pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. sudah

sampai pada batas minimal kepemilikan saham untuk disebut sebagai BUMN

yaitu paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh negara.

Tanggal 30 September 1999 komposisi kepemilikan saham PT Semen

Indonesia (Persero) Tbk. mengalami perubahan lagi namun pemerintah masih

memegang saham mayoritas yaitu menjadi Pemerintah Republik Indonesia

sebesar 51,01%, masyarakat 23,46%, dan Cemex 25,53%. Perusahaan Cemex

(Cement Mexico) S.A de C.V menambah komposisi kepemilikan saham

dengan membeli saham milik masyarakat sebesar 11,53%. Sehingga kini

perusahaan Cemex memegang saham mayoritas selain pemerintah yaitu

sebesar 25,53%. Bahkan perusahaan Cemex ingin menjadi pemegang saham

Page 17: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

55

pengendali, namun pemerintah masih mempertahankan saham 51,01% nya

sebagai BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pada tanggal 27 Juli

2006, terjadi transaksi penjualan saham Cemex Asia Holdings Pte. Ltd. kepada

Blue Valley Holdings Pte. Ltd. sehingga komposisi kepemilikan saham

berubah lagi menjadi Pemerintah sebesar 51,01%, Blue Valley Holdings Pte.

Ltd. 24,90%, dan masyarakat 24,09%.

Seiring dengan pelaksanaan program pembelian kembali saham

perseroan, maka komposisi kepemilikan saham pada tanggal 31 Desember

2008 berubah kembali menjadi Pemerintah sebesar 51,59%, Blue Valley

Holdings Pte. Ltd. 25,18%, dan masyarakat 23,23%. Saat itu kapasitas

produksi riil sebesar 17,2 juta ton per tahun dan menguasai sekitar 43,7%

pangsa pasar semen domestik. Pada tanggal 30 Januari 2009, perseroan

mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang selanjutnya

disebut dengan RUPSLB untuk mengukuhkan pelaksanaan pembelian kembali

saham perseroan tanggal 13 Oktober 2008 sampai dengan tanggal 9 Januari

2009 sebanyak 68.032.000 lembar saham dengan nilai transaksi Rp

198.672.291 (seratus sembilan puluh delapan juta enam ratus tujuh puluh dua

ribu dua ratus sembilan puluh satu).

Pada tanggal 7 Oktober 2009 perseroan menjual saham yang dibeli

kembali 68.032.000 lembar saham dengan harga Rp 6.075 (enam ribu tujuh

puluh lima) (nilai penuh) per lembar saham yang senilai Rp 413.294.400

(empat ratus tiga belas juta dua ratus sembilan puluh empat ribu empat ratus

rupiah). Selisih antara nilai perolehan dengan hasil penjualan setelah dikurangi

biaya jasa perantara dan kustodian sebesar Rp 210.902.460 (dua ratus sepuluh

juta sembilan ratus dua ribu empat ratus enam puluh) diakui sebagai tambahan

modal disetor. Pada akhir Maret 2010, Blue Valley Holdings PTE Ltd, menjual

seluruh sahamnya melalui private placement, sehingga komposisi pemegang

saham perseroan berubah menjadi pemerintah 51,01% dan publik 48,99%.

Tanggal 18 Desember 2012 perseroan resmi mengambil alih 70% kepemilikan

saham Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC) dari Hanoi General

Export-Import Joint Stock Company (Geleximco) di Vietnam, berkapasitas 2,3

Page 18: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

56

juta ton. Aksi korporasi ini menjadikan perseroan tercatat sebagai BUMN

Multinasional yang pertama di Indonesia. Dengan akuisisi TLCC tersebut,

hingga akhir 2012, kapasitas desain perseroan menjadi sebesar 28,5 juta ton

(26,2 juta ton di Indonesia dan 2,3 juta ton di Vietnam) semen per tahun.

3. Posisi Terakhir Modal Pemerintah Pada PT Semen Indonesia (Persero)

Tbk.

Berdasarkan laporan tahunan 2014, pada tanggal 31 Desember 2014,

jumlah saham yang diterbitkan dan disetor berjumlah Rp 593.152.000.000

(lima ratus sembilan puluh tiga miliar seratus lima puluh dua juta) yang terdiri

atas 5.931.520.000 lembar saham, masing-masing bernilai Rp 100 (seratus

rupiah) per lembar saham. Tahun 2014 tercatat ada 6.596 investor pemegang

saham perseroan. Kepemilikan saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

masih mayoritas dipegang oleh pemeritah sebesar 51,01% dan masyarakat

sebesar 48,99%. Berikut gambar grafik komposisi pemegang saham PT Semen

Indonesia (Persero) Tbk. per 31 Desember 2014:

Gambar 3.1

Grafik komposisi pemegang saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. per 31 Desember 2014

Sumber : Laporan Tahunan Perusahaan Tahun 2014

Sesuai dengan daftar pemegang saham yang dikeluarkan oleh Biro

Administrasi Efek, PT Datindo Entrycom, susunan pemegang saham perseroan

pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Page 19: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

57

Tabel 3.2

Struktur modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2014

Sumber : Laporan Tahunan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tahun 2014

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013,

saham milik Pemerintah Republik Indonesia memegang saham mayoritas

sebesar 3.025.406 saham atau mewakili 51,01% saham. Sedangkan masyarakat

memegang saham minoritas sebesar 2.906.114 saham atau mewakili 48,99%

saham. Selanjutnya, tabel berikut menjelaskan rincian informasi yang terkait

dengan kepemilikan saham perseroan per 31 Desember 2014.

Tabel 3.3

Daftar nama pemegang saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2014

Sumber : Laporan Tahunan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tahun 2014

Page 20: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

58

Berdasarkan uraian singkat di atas, jelas bahwa PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk. memenuhi syarat sebagai badan hukum berkonsep perseroan

terbatas, dimana pada mulanya perseroan ini merupakan perusahaan negara

yang seluruh sahamnya 100% dimiliki negara. Yang kemudian pemerintah

melakukan pengurangan penyertaan modal negara sehingga pemegang saham

dipegang oleh pemerintah dan masyarakat. Oleh karenanya, keuangan negara

dalam hal ini kekayaan negara yang dipisahkan dalam penyertaan modal

negara terhadap PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., telah menjadi harta

kekayaan perseroan. Yang termasuk lingkup keuangan negara hanya sebatas

permodalan yang diberikan pemerintah dan eksistensi BUMN saja.

Menurut pendapat Arifin P. Soeria Atmadja, pemisahan kekayaan

negara mengandung makna pemerintah menyisihkan kekayaan negara untuk

dijadikan modal penyertaan guna dijadikan modal pendirian perseroan atau

untuk menambah dan memperkuat struktur permodalan perseroan terbatas.

Batasan atau kriteria suatu BUMN dapat diberikan penyertaan modal negara

dilihat dari aspek manajemen dan prospek ekonomi yang lazim berlaku pada

penyertaan modal. Pada umumnya batasan tersebut menyangkut laporan

keuangan yang baik, kinerja yang baik, pelaksanaan good corporate

governance yang intinya berorientasi pada pelayanan kepada stakeholder,

bukan sekedar kepada pemegang saham dan pemenuhan kebutuhan jangka

panjang di bidang sosial dan ekonomi, maksimal penciptaan nilai perusahaan

sebagai entitas ekonomi dan entitas sosial dan prospek usaha yang cukup baik

atau diperlukan karena penting bagi negara dan/atau memenuhi hajat hidup

orang banyak (Arifin P. Soeria Atmadja, 2010:100). Penyertaan modal

negara/daerah harus dilakukan dengan perencanaan dan pengkajian yang

mendalam agar kekayaan negara/daerah yang dipisahkan tersebut memberikan

manfaat sosial dan ekonomi untuk mewujudkan kesejahteran umum (Yanuar

Syaripulloh, 2012: 150).

Page 21: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

59

B. Implikasi dari Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada PT

Semen Indonesia (Persero) Tbk. dengan Adanya Undang-Undang Nomor

17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

Lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara awalnya didasarkan pada UUD NRI Tahun 1945 Pasal 23 yang

berbunyi: APBN sebagai wujud pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap

tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan

bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Selanjutnya

dalam Pasal 23 C Bab VIII UUD NRI Tahun 1945, “Keuangan negara harus

diatur dalam undang-undang terkait dengan pengelolaan hak dan kewajiban

negara”. Atas amanat ini kemudian dituangkan dalam bentuk Undang-Undang

Keuangan Negara yang selanjutnya disebut dengan UUKN. Berangkat dari

landasan konstitual itulah berbagai upaya dilakukan untuk dapat menghadirkan

UUKN. Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai

dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang

yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban tersebut. Dimana hak dan kewajiban yang dimiliki oleh negara

nantinya akan digunakan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat (Konsep

Welfare State).

Rezim keuangan negara sebelum tahun 2003 diatur dengan ICW yaitu

merupakan instrumen hukum keuangan negara yang dibuat oleh dan

diberlakukan sejak pemerintahan Hindia Belanda. ICW ini sendiri menjadi

substance di dalam sistem hukum Indonesia berdasarkan Ketentuan Peralihan

Pasal II UUD 1945 yang menentukan bahwa “Segala badan negara dan

peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru

menurut Undang-Undang Dasar ini”. Keberlakuan ICW berakhir setelah

UUKN diundangkan, yang selanjutnya diikuti dengan pengundangan Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara. Namun jauh sebelum lahirnya UUKN,

pemisahan kekayaan negara pada dasarnya telah dilaksanakan dalam

Page 22: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

60

mekanisme pengelolaan keuangan negara (http://kppnjember.net/ambiguitas-

pembatasan-ruang-lingkup-keuangan-negara-dalam-penerapan-prinsip-hukum

-dan akuntansi/, diakses tanggal 17 Maret 2016 Pukul 11:52).

Mencermati sejarah pengaturan mengenai status hukum uang negara

pada BUMN sebenarnya sejak berlakunya UUKN pada masa Hindia Belanda

yang dikenal dengan ICW, yang kemudian diubah menjadi UU Perbendaharaan

Indonesia, telah menganut definisi luas terhadap makna keuangan negara yang

menempatkan uang di BUMN sebagai cakupan rezim hukum keuangan negara.

Hal itu berarti apa yang diatur dalam UUKN saat ini sudah memiliki latar

belakang historis yang sangat kuat. Jika ditinjau dari “teori sumber” uang

negara yang dipisahkan dari APBN untuk diinvestasikan di BUMN, jelas

bersumber dari uang rakyat di APBN. Hal itu berimplikasi harus tunduk pada

mekanisme pengelolaan, pertanggungjawaban dan pemeriksaan yang sama

dengan aliran uang negara lainnya. Asas kelengkapan yang dikenal dengan

dalam hukum keuangan negara mengharuskan seluruh uang negara bersifat

transparan dan tak ada yang boleh berlindung dibalik otonomi badan hukum

privat untuk melucuti akses pengawasan rakyat terhadap uang negara yang

dipisahkan (Riawan Tjandra, 2014: 5-6). Hal ini terkait dengan adanya BPK

sebagai lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan

tanggungjawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam UUD NRI

Tahun 1945.

Adanya UUKN tersebut juga telah menimbulkan perspektif yang

berbeda dalam memandang status keuangan negara. Salah satunya adalah

dilatarbelakangi kontroversi undang-undang yang berkaitan dengan keuangan

negara dan BUMN dalam mendefinisikan keuangan negara. Terutama yang

tertuang pada Pasal 2 huruf g UUKN yang menyatakan bahwa yang termasuk

ruang lingkup keuangan negara:

“Kekayaan negara/daerah yang dikelola sendiri dan oleh atau pihak lain berupa

uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai

dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan

negara/perusahaan daerah”.

Page 23: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

61

Apabila kita mencermati penjelasan pasal di atas menunjukkan bahwa

kekayaan negara yang sudah dipisahkan masih tetap dianggap sebagai

keuangan negara.

Sementara itu pada Pasal 4 ayat (1) UU BUMN menyatakan bahwa

Modal BUMN merupakan dan berasal dari kekayaan yang dipisahkan. Yang

dimaksud dengan dipisahkan adalah pemisahan kekayaan negara dari APBN

untuk dijadikan penyertaan modal negara pada BUMN untuk selanjutnya

pembinaan dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem APBN,

namun pembinaan dan pengelolaannya didasarkan pada prinsip-prinsip

perusahaan yang sehat. Oleh karenanya, dalam rangka penguasaan cabang-

cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang

banyak (seperti yang diamanatkan UUD NRI Tahun 1945) itu lah, negara

memisahkan sebagian dari kekayaan negara dalam bentuk PN atau yang

sekarang disebut dengan BUMN. Pengaturan status hukum keuangan negara

pada Pasal 4 ayat (1) UU BUMN dengan memperhatikan ketentuan Pasal 2

huruf g UUKN, tampak terjadi perbenturan kepentingan, di satu pihak

kekayaan BUMN sebagai kekayaan BUMN itu sendiri sedangkan di lain pihak

kekayaan BUMN sebagai kekayaan negara.

Adanya ketidaksinkronan pengaturan berkaitan dengan kelembagaan

BUMN di dalam peraturan perundang-undangan telah mengakibatkan

kekaburan hukum dalam tataran normatif. UU BUMN secara eksplisit telah

menegaskan berlakunya segala ketentuan dan prinsip perseroan sebagaimana

diatur dalam UUPT bagi kelembagaan BUMN. Melalui pengaturan yang

demikian maka jelaslah bahwa segala prinsip kemandirian perseroan terbatas

demi hukum berlaku bagi BUMN. Sebagaimana telah dikemukakan di atas,

kekaburan hukum terjadi manakala ketentuan UUKN disandingkan dengan

ketentuan UU BUMN. UUKN mengkategorikan “kekayaan perusahaan negara

sebagai bagian dari keuangan negara”. Ketentuan ini seakan memberikan

legitimasi bagi negara untuk melakukan campur tangan atas pengelolaan

BUMN persero yang sejatinya merupakan badan hukum mandiri. Inilah yang

kemudian menimbulkan begitu banyak implikasi baik dalam tataran normatif

Page 24: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

62

maupun dalam tataran praktis. Salah satunya adalah mengenai campur tangan

negara dalam pengelolaan BUMN yang terus-menerus dilakukan hingga

menimbulkan berbagai persoalan bahkan tak jarang memunculkan indikasi

monopoli. Namun jangan sampai intervensi negara dalam pengelolaan BUMN

justru „menodai‟ prinsip kemandirian BUMN itu sendiri (Inda Rahadiyan,

2013: 625-626).

Apabila dilihat dari frase “prinsip-prinsip perusahaan yang sehat‟,

tentunya pengelolaan keuangan BUMN sudah ada di ranah pengelolaan

keuangan mandiri oleh BUMN sebagai perusahaan. Namun hal demikian itu

tentunya tidak mengurangi keberadaan keuangan BUMN sebagai unsur

keuangan negara. Arifin P. Soeria Atmadja (2010:115-116) mengungkapkan

konsekuensi logis dari penyertaan modal pemerintah kepada BUMN yang

berbentuk perseroan adalah pemerintah ikut menanggung risiko dan tanggung

jawab terhadap kerugian usaha yang dibiayainya. Selanjutnya, Arifin juga

menegaskan bahwa dalam menanggung risiko dan bertanggung jawab dalam

kerugian usaha yang demikian ini, pemerintah tidak dapat mengenakan baju

badan hukum publik, karena dapat mengganggu penyelenggaraan fungsi

layanan publik oleh pemerintah secara optimal dan maksimal, serta

bertentangan dengan prinsip hukum dan logika hukum yang berlaku.

BUMN merupakan badan hukum perseroan yang pengesahannya

dilakukan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Ham. Dan di samping itu,

memiliki kekayaan terpisah dengan kekayaan negara maupun pemegang saham

(pemilik), direksi (pengurus), dan komisaris (pengawas). Meskipun negara

memiliki saham paling sedikit 51% pengelolaannya dilakukan berdasarkan

prinsip-prinsip perusahaan yang sehat. Pendirian suatu BUMN melalui modal

negara, baik modal seluruhnya atau modal sebagian, dan modal negara pada

BUMN merupakan kekayaan negara yang dipisahkan dari APBN. Sumber

utama dari modal pada pendirian suatu BUMN dilakukan melalui penyertaan

modal secara langsung dari kekayaan negara yang dipisahkan. Penyertaan

secara langsung dari kekayaan negara yang dipisahkan dimaknai sebagai

penyertaan modal negara dalam rangka pendirian atau penyertaan pada

Page 25: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

63

BUMN. Bukti konkrit dari adanya modal negara dan penyertaan modal negara

pada suatu BUMN ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Adanya

pengundangan peraturan pemerintah atas penyertaan modal negara pada suatu

BUMN, diartikan sebagai dokumentasi formal hukum atas kegiatan modal

negara dan penyertaan modal negara tersebut pada suatu BUMN Indonesia

(Ronny Sautma Hotma Bako, 2013: 17).

Penyertaan modal negara pada suatu BUMN terbatas dalam rangka

pendirian atau penyertaan pada BUMN. Ada 2 kondisi dari penyertaan modal

negara pada suatu BUMN, yaitu pada kondisi pendirian suatu BUMN atau

pada kondisi penyertaan modal negara. Pada konteks pendirian suatu BUMN,

penyertaan modal negara sifatnya terbatas pada kondisi pendirian suatu

BUMN. Tetapi apabila ada suatu BUMN membutuhkan modal tambahan untuk

kegiatan BUMN tersebut, maka diberikan penyertaan modal negara. Sampai

pada level modal BUMN berasal dari negara atau adanya tambahan penyertaan

modal pada suatu BUMN tidak banyak permasalahannya. Berdasarkan sudut

administrasi hukum, maka sumber dari modal suatu BUMN berasal dari modal

negara. Artinya, ada tanggungjawab negara atas suatu BUMN melalui

pemberian modal atau penyertaan modal kepada suatu BUMN yang ditetapkan

dengan suatu peraturan pemerintah (Ronny Sautma Hotma Bako, 2013: 18).

Menurut Alfin Sulaiman (Alfin Sulaiman, 2011: 114), bahwa perlu

dilakukan persamaan persepsi masyarakat menyangkut keuangan negara dan

keuangan BUMN. Berdasarkan teori badan hukum, jelas menunjukkan bahwa

uang negara yang telah disetorkan ke dalam BUMN sudah bukan menjadi uang

negara lagi. Selanjutnya, menyangkut pengertian keuangan negara, apakah

keuangan negara dalam arti luas, atau arti sempit, Alfin Sulaiman sependapat

dengan pendapat Arifin P. Soeria Atmadja yang memberikan pendapatnya

mengenai keuangan negara. Bahwa definisi keuangan negara dalam Pasal 23

UUD NRI Tahun 1945 dapat diinterpretasi, yaitu:

1. Pengertian keuangan negara diartikan secara sempit, yang meliputi

keuangan negara yang bersumber pada APBN, didasarkan pada

pertanggungjawaban keuangan negara oleh pemerintah yang telah

Page 26: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

64

disetujui oleh DPR selaku pemegang hak begrooting, yaitu APBN.

Karena tidak mungkin pemerintah mempertanggungjawabkan

APBD yang seyogyanya dipertanggungjawabkan oleh Pemerintah

Daerah kepada DPRD, dan keuangan negara pada perusahaan

negara, dimana perusahaan negara (BUMN) mempunyai tata cara

pengelolaan dan pertanggungjawaban sendiri.

2. Pengertian keuangan negara diartikan secara luas, jika didasarkan

pada objek pemeriksaan dan pengawasan keuangan negara, yakni

APBN, APBD, BUMN/BUMD.

Pasal 1 angka 10 UU BUMN mendefinisikan bahwa kekayaan negara

yang dipisahan adalah kekayaan negara yang berasal dari APBN untuk

dijadikan penyertaan modal negara pada persero/perum serta perseroan terbatas

lainnya. Sumber kekayaan negara yang berasal dari APBN menunjukkan

bahwa uang negara tersebut harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat

sebagai uang negara yang bersumber dari APBN. BUMN hanya sebatas

mengelolanya tetapi sifat kekayaan negara yang bersumber dari APBN kiranya

tidak menghilangkan karakteristiknya sebagai uang negara, meskipun dikelola

oleh BUMN persero. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Alfin Sulaiman

mengenai pengertian keuangan negara secara luas didasarkan pada objek

pemeriksaan dan pengawasan keuangan negara. Apabila Pasal 1 angka 10 UU

BUMN tersebut dikaitkan degan Pasal 71 ayat (2) Bab VII tentang

pemeriksaan eksternal UU BUMN yang menyatakan bahwa Badan Pemeriksa

Keuangan selanjutnya disebut dengan BPK berwenang melakukan

pemeriksaan terhadap BUMN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan, timbul keyakinan kuat bahwa semangat pembentuk UU BUMN

sejalan dengan UUKN untuk mengamankan uang negara yang dipisahkan agar

dapat dipertanggungjawabkan pengelolaannya kepada rakyat. Pasal 3 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan, Pengelolaan

dan Pertanggungjawaban Keuanga Negara menegaskan bahwa pemeriksaan

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh BPK

Page 27: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

65

meliputi seluruh unsur keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

UUKN (Riawan Tjandra, 2014: 13).

Hal ini artinya uang negara yang dipisahkan dan dikelola oleh BUMN

termasuk dalam lingkup kewenangan pemeriksaan BPK dan merupakan bagian

dari keuangan negara. Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun

2006 Tentang BPK juga menyatakan bahwa BPK menilai dan/atau menetapkan

jumlah kerugian negara yang diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum baik

sengaja maupun lalai yang dilakukan oleh bendahara, pengelola

BUMN/BUMD, dan lembaga atau badan lain yang menyelenggarakan

pengelolaan keuangan negara. Jadi, posisi BUMN dalam prespektif hukum

positif adalah melakukan pengelolaan keuangan negara. Artinya pengelolaan

keuangan negara oleh BUMN tidak menghilangkan sifat dari kekayaan negara

yang dipisahkan sebagai uang negara, tidak berubah sifatnya menjadi uang

privat. Uang negara yang dipisahkan dan dikelola BUMN tersebut termasuk

klasifikasi keuangan negara yang harus dipertanggungjawabkan

pengelolaannya kepada rakyat tata kelolanya di BUMN (Riawan Tjandra,

2014: 14). Oleh karenanya, eksistensi BUMN juga tak lepas dari campur

tangan pemeritah. Artinya, dalam mepertanggungjawabkan itu, BUMN setiap

tahunnya harus menyampaikan laporan tahunan perusahaan kepada pemerintah

dan pemegang saham lainnya. Penyampaian laporan ini nantinya juga harus

dipublikasikan kepada masyarakat. Harus terbuka dan transparan dalam

penyampaian laporan tersebut.

Namun Mahkamah Konstitusi, melalui Putusan MK Nomor 62/PUU-

XI/2013 yang dibacakan tanggal 18 September 2014, telah mengukuhkan

status kekayaan negara yang bersumber dari keuangan negara dan dipisahkan

dari APBN untuk disertakan menjadi penyertaan modal di BUMN tetap

menjadi bagian dari rezim keuangan negara. Hal itu telah mengakhiri

perdebatan mengenai frasa "kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan

negara/perusahaan daerah" dalam Pasal 2 Huruf g UUKN yang merupakan

salah satu unsur dari keuangan negara. Meskipun UUKN dengan tegas telah

menempatkan kekayaan yang dipisahkan pada BUMN merupakan bagian dari

Page 28: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

66

keuangan negara, ketentuan tersebut sering dibenturkan dengan pandangan

yang menganut prinsip otonomi badan hukum privat dan teori transformasi

keuangan negara (http://www.bpk.go.id/news/pemisahan-kekayaan-negara-di-

bumn, diakses pada tanggal 28 Maret 2016 Pukul 21.52).

BUMN berperan utama dalam kegiatan-kegiatan ekonomi yang

strategis dan atau menguasai hajat hidup orang banyak, adalah merupakan

amanat dari Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 yang menunjuk pemerintah untuk

mendirikan perusahaan negara untuk dapat mengurus hak dan kekayaan negara

yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak. Hal ini untuk mencegah

kekhawatiran terjadinya penguasaan ekonomi oleh orang atau lembaga

ekonomi yang dapat menyengsarakan dan menindas rakyat. Dalam fungsi

inilah BUMN seringkali mempunyai peran ganda, yaitu badan usaha yang

bersifat profit oriented sekaligus juga berfungsi sebagai agent of development.

Alasan inilah yang menguatkan filosofi BUMN sebagai bagian dari kekayaan

negara yang dipisahkan adalah dalam rangka menjalankan amanat konstitusi

Pasal 33 (Putusan Mahhkamah Konstitusi RI Nomor 62/PUU-XI/2013).

Atas konsepsi itulah BUMN berlakulah dua rezim hukum yaitu rezim

hukum publik dan rezim hukum privat. Rezim hukum publik/UU bidang

keuangan negara hanya berlaku bagi BUMN hanya sebatas yang mengatur

permodalan dan eksistensi BUMN. Oleh karenanya dalam setiap penyertaan

modal negara atau penambahan penyertaan modal negara ke dalam BUMN dan

Perseroan Terbatas yang dananya berasal dari APBN ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah (Pasal 3 ayat (1) PP Nomor 44 Tahun 2005). Hal inilah

yang membedakan BUMN dengan badan usaha swasta. Bahkan pendirian,

perubahan modal, merger, akuisisi, konsolidasi, pembubaran BUMN harus

dengan PP, bahkan privatisasi melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat yang

selanjutnya disebut DPR. Sedangkan yang berlaku bagi rezim hukum

privat/UU bidang korporasi mengatur tindakan-tindakan operasional (di luar

eksistensi permodalan dan eksistensi BUMN)

(http://bem.law.ui.ac.id/fhuiguide/ uploads/materi/hanggar-bumn-di-indonesia.

pptx, diakses tanggal 18 Maret 2016 Pukul 09.25).

Page 29: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

67

Berbicara sekilas mengenai eksistensi BUMN, penulis akan sedikit

membahas tentang strategi dan kegiatan usaha PT Semen Indonesia (Persero)

Tbk. yang dikutip penulis dari Laporan Tahunan 2014, bahwa perseroan telah

menyempurnakan board manual, Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran dan

Pedoman IT Governance sebagai salah satu implementasi dari pelaksanaan

Pedoman Good Corporate Governance yang selanjutnya disebut dengan GCG

dan telah diberlakukan melalui surat keputusan Direksi. Board Manual tersebut

disusun sesuai ketentuan pasal 2 Peraturan Menteri Negara BUMN No: Per-

01/MBU/2011, merupakan pedoman kerja Dewan Komisaris, Direksi, dan

perangkatnya yang bertujuan untuk:

1. Mempermudah dewan komisaris dan direksi dalam memahami peraturan-

peraturan yang terkait dengan tata kerja dewan komisaris dan direksi;

2. Menjadi rujukan tentang tugas pokok, fungsi kerja dan meningkatkan

kualitas serta efektivitas hubungan kerja antar kedua organ;

3. Menerapkan asas-asas GCG yakni transparansi, akuntabilitas,

responsibilitas, independensi, dan fairness (kewajaran).

Sebagai implementasi penerapan tata kelola, perseroan secara terus-

menerus melakukan penyempurnaan atas Standard Operating Procedure

(SOP) pada seluruh proses bisnis yang tertuang di dalam Sistem Manajemen

Semen Indonesia yang selanjutnya disebut dengan SMSI. Sebagai kerangka

pelaksanaan GCG yang diprakarsai oleh dewan komisaris dan direksi,

perseroan melengkapi seluruh soft structure yang dibutuhkan dalam

pengelolaan perusahaan sesuai dengan kaidah GCG. Kerangka kebijakan soft

struktur tersebut meliputi pedoman pelaksanaan GCG, pedoman kode etik

perusahaan, manual board, it governance, pedoman sistem pelaporan

pelanggaran dan kebijakan-kebijakan lainnya, yang ditandatangani oleh dewan

komisaris dan direksi (Laporan tahunan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

2015: 239-240).

Pedoman dan kebijakan tersebut secara jelas mengatur segala aspek

pengelolaan perusahaan, termasuk di antaranya memberikan definisi visi, misi

dan nilai-nilai perseroan; menjelaskan kebijakan penyusunan strategi,

Page 30: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

68

penyusunan organisasi, kesekretariatan korporasi, manajemen risiko, sistem

pengendalian intern dan pengawasan, standar etika, keuangan, akuntansi,

pengelolaan SDM, dan sebagainya. Dengan kelengkapan kompetensi

pemrakarsa praktik GCG dan kelengkapan soft structure penunjangnya, maka

perseroan meyakini tata kelola perusahaan sebagaimana tergambar dalam

struktur dibawah dapat berjalan dengan baik. Keseluruhan pedoman dan aturan

tersebut telah memperhatikan butir-butir yang terkandung dalam “Pedoman

Umum GCG Indonesia”, UUPT, dan praktik-praktik GCG yang lazim

digunakan. Selain hal tersebut, konsistensi penerapan GCG diharapkan juga

dapat meningkatkan kinerja usaha dan pertumbuhan berkelanjutan yang pada

akhirnya akan meningkatkan nilai perseroan bagi pemegang saham dan

pemangku kepentingan lainnya (www.semenindonesia.com, diakses tanggal 16

Maret 2016 Pukul 10:52).

Pemerintah sebagai regulator bertanggung jawab untuk melindungi

masyarakat dan bertanggungjawab untuk memastikan bahwa perusahaan

melakukan GCG untuk melindungi para pemangku kepentingan mereka. Studi

terbaru masih menemukan, hasil campuran mengenai perusahaan pemerintahan

dan kepemilikan pemerintah menyatakan bahwa perusahaan negara yang

dimiliki mungkin memiliki GCG yang lebih lemah dari perusahaan lain karena

mereka memiliki tujuan yang berkaitan dengan kesejahteraan negara dan bukan

hanya tujuan perusahaan saja yaitu mencari keuntungan. Perusahaan milik

negara menerima dana dari pemerintah yang cenderung menggunakan investor

jangka panjang dan tidak aktif memonitor investasinya. Namun, perusahaan

negara yang dimiliki adalah tetap yang terbaik untuk menerapkan GCG.

Karena bahwa dengan adanya kepemilikan pemerintah secara positif sangat

berperan dalam pelaksanaan GCG (Ferdinand T. Siagian, 2011: 190).

Berdasarkan data prospek usaha perseroan yang diperoleh penulis

melalui Laporan Tahunan 2014, perseroan meyakini perekonomian Indonesia

di tahun mendatang masih akan menghadapi tantangan di tingkat makro.

Konsumsi domestik dan kegiatan investasi masih tetap menjadi kontributor

utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tekanan inflasi dan stabilitas nilai

Page 31: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

69

tukar belum ada titik terang yang membuat suku bunga rujukan masih akan

tinggi. Sekalipun ada harapan dari realisasi proyek-proyek infrastruktur,

dampaknya terhadap perbaikan ekonomi masih harus ditunggu. Proyeksi

pertumbuhan ekonomi tersebut, sudah barang tentu memberi prospek yang

masih menantang bagi industri persemenan, berupa terbatasnya peningkatan

permintaan pasar yang diperkirakan mencapai 6-7%. Hal ini membuat

perseroan harus tetap waspada untuk menjaga kinerjanya dalam mengelola

biaya dan menjaga efisiensi operasional. Perseroan kini berada pada kondisi

yang lebih siap untuk mengimbangi pertumbuhan permintaan pasar. Guna

memastikan diperolehnya keunggulan bersaing sekaligus memberikan hasil

kinerja yang optimal, perseroan akan konsisten menerapkan inisiatif strategis

yang bersifat kritikal, yaitu: pertumbuhan kapasitas, pengamanan energi,

penguatan citra korporasi, pemenuhan kebutuhan konsumen dan penguatan

faktor penunjang dan pengendalian resiko (Laporan tahunan PT Semen

Indonesia (Persero) Tbk. 2015: 43).

Adanya penyelesaian pembangunan dua unit pabrik baru di tahun

2012 lalu dan realisasi tahap pembangunan pabrik baru di Padang dan di

Rembang di tahun 2014, diikuti penyelesaian pembangunan beberapa fasilitas

pendukung produksi maupun fasilitas pendukung distribusi membuat perseroan

siap menyambut peluang pertumbuhan pasar semen di pasar domestik pada

tahun tahun mendatang. Sementara itu realisasi akuisisi TLCC di Vietnam dan

keberhasilan program restrukturisasi kewajiban dan berbagai perbaikan yang

dilaksanakan, membuat perseroan juga semakin siap untuk berkiprah di kancah

persemenan di pasar regional. Seluruh perkembangan tersebut menunjukkan

kesiapan perseroan untuk meraih peluang pertumbuhan dari membaiknya

kondisi pasar semen di kancah domestik maupun regional untuk menciptakan

level kinerja baru di masa mendatang (Laporan tahunan PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk. 2015: 55-56).

Pembahasan selanjutnya berdasarkan hasil wawancara penulis dengan

unit kerja biro hukum dan administrasi&advisory mengenai implikasi dari

pelaksanaan penyertaan modal pemerintah pada PT Semen Indonesia (Persero)

Page 32: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

70

Tbk. pada saat saham Pemerintah masih 65% kemudian terjadi pengurangan

penyertaan modal menjadi 51% yaitu mengenai pembagian dividen. Adanya

perbedaan dividen yang diterima oleh negara terjadi mengingat pemerintah

telah melakukan pengurangan penyertaan modal pada PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk. Dengan kedudukannya sebagai pemegang saham, negara berhak

memperoleh setiap pembagian keuntungan atau dividen dari BUMN setiap

tahunnya. Oleh karenanya setiap tahunnya, perusahaan (persero) BUMN wajib

melaporkan mengenai laporan tahunan kepada Menteri Keuangan melalui

Menteri BUMN pada saat RUPS.

Adanya laporan tahunan ini membuat para pemegang saham dan

pemangku kepentingan mendapatkan dan memperoleh informasi tentang

pencapaian kinerja, laporan posisi keuangan, laba rugi, dan arus kas dalam

setahun. Selain itu, laporan ini memberikan gambaran lengkap tentang kinerja

berkelanjutan perseroan yang berlandaskan triple bottom line yakni pencapaian

kinerja keuangan unggul (Profit), komitmen pemberdayaan masyarakat

(People) dan menjamin pelestarian lingkungan (Planet). Dengan adanya

laporan tahunan ini diharapkan dapat membangun pemahaman dan

kepercayaan terhadap perseroan, sehingga seluruh pemegang saham dan

pemangku kepentingan memperoleh informasi yang memadai terkait langkah

dan strategi perseroan atas pencapaian kinerja setiap tahunnya serta proyeksi

pada masa mendatang.

Berdasarkan data yang telah penulis peroleh dari dokumen

perusahaan, apabila penulis bandingkan pembagian dividen pada buku tahun

1994 dengan buku tahun 2014 dimana pada tahun 1994 pemerintah masih

memegang saham mayoritas sebesar 65% dan pada tahun 2014 pemerintah

memegang saham sebesar 51%. Berdasarkan laporan tahunan 1994

diselenggarakan RUPST pada tanggal 12 Juni 1995. Dalam rapat tersebut turut

hadir Dirjen pembinaan BUMN selaku perwakilan dari Pemerintah, direktur,

komisaris, serta pemegang saham lainnya. Pada tahun 1995 tersebut komposisi

saham, Pemerintah 65% sebagai saham mayoritas dan masyarakat 35%. Pada

laporan tahunan tersebut menjelaskan mengenai laporan direksi perseroan

Page 33: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

71

tentang keadaan perseroan dan keuangan untuk tahun buku 1994, pengesahan

neraca dan perhitungan laba rugi untuk tahun buku 1994, penentuan pembagian

dividen final untuk tahun buku 1994, penunjukan akuntan publik untuk tahun

buku 1995, dan hal-hal lain terkait dengan rapat. Dalam RUPST tersebut

dihadiri oleh para pemegang saham atau kuasa mereka sebanyak 115.059.300

saham atau sejumlah 77,59 % dari 148.288.000 saham.

Laba bersih untuk tahun buku 1994 adalah sebesar Rp 54.722.281.000

(lima puluh empat miliar tujuh ratus dua puluh dua juta dua ratus delapan

puluh satu ribu). Berdasarkan jumlah laba tersebut, maka untuk dividen sebesar

50 % atau Rp 27.361.140.000,50 (dua puluh tujuh miliar tiga ratus enam puluh

satu juta seratus empat puluh ribu rupiah lima puluh sen) atau dividen setiap

sahamnya sebesar Rp 184,51 (seratus delapan puluh empat rupiah lima puluh

satu sen). Sedangkan 50% lagi masuk ke dalam dana cadangan. Karena

Pemerintah pada tahun 1995 memegang saham PT Semen Indonesia (Persero)

Tbk. sebesar 65% atau 108.288.000 (seratus delapan juta dua ratus delapan

puluh delapan ribu) saham perseroan maka dividen yang diperoleh negara pada

buku tahun 1994 sebesar Rp 19.980.218.880 (sembilan belas miliar sembilan

ratus delapan puluh juta dua ratus delapan belas ribu delapan ratus delapan

puluh).

Berdasarkan data dari dokumen perusahaan, pada tanggal 16 April

2015 diselenggarakan RUPST. Dalam RUPST tersebut dihadiri oleh para

pemegang saham atau kuasa mereka sebanyak 4.491.918.433 saham atau

sejumlah 75,73% dari 5.931.520.000 saham. Pada tahun 2015, komposisi

saham Pemerintah 51,01% sebagai saham mayoritas dan masyarakat 48,99%.

RUPST yang diagendakan adalah perihal beikut ini:

1. Persetujuan laporan tahunan mengenai keadaan dan jalannya

perseroan selama tahun buku 2014 termasuk laporan pelaksanaan

tugas pengawasan dewan komisaris selama tahun buku 2014 dan

pengesahan laporan keuangan perseroan tahun buku 2014 sekaligus

pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya

(volledig acquit et decharge) kepada direksi dan dewan komisaris

Page 34: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

72

atas tindakan pengurusan dan pengawasan perseroan yang telah

dijalankan selama tahun buku 2014.

2. Pengesahan laporan tahunan program kemitraan dan bina

lingkungan tahun buku 2014, sekaligus pemberian pelunasan dan

pembebasan tanggung jawab (acquit et decharge) kepada direksi

dan dewan komisaris atas tindakan pengurusan dan pengawasan

program kemitraan dan bina lingkungan yang telah dijalankan

selama tahun buku 2014.

3. Penetapan penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2014

Perseroan senantiasa membagikan dividen dengan memperhatikan

kondisi keuangan untuk pengembangan usaha dan imbal hasil bagi

para pemegang saham. Untuk memastikan keberlanjutan

perusahaan dan diperolehnya keunggulan bersaing sekaligus

memberikan hasil kinerja yang optimal, perseroan menerapkan

inisiatif strategi jangka panjang, meliputi pertumbuhan kapasitas

produksi, pengamanan energi, penguatan citra korporasi,

pemenuhan kebutuhan konsumen dan pengendalian resiko. Dengan

inisiatif strategi tersebut, perseroan dipastikan mampu

memanfaatkan peluang yang terbuka dan mencatatkan

pertumbuhan kinerja yang berkesinambungan. Perseroan kini

memasuki tahap implementasi strategi pengembangan usaha jangka

panjang guna menjamin pertumbuhan menyeluruh yang sejalan

dengan pembangunan komunitas dan pertumbuhan daya beli

masyarakat. Dan untuk mengimplementasikan strategi tersebut

perseroan berencana melakukan investasi proyek-proyek strategis

sehingga diperlukan pendanaan yang cukup dengan senantiasa

tetap memperhatikan pada hak-hak shareholders untuk

mendapatkan hasil yang optimal. Oleh karena itu, perseroan masih

mengkaji besaran dividen yang paling optimal bagi pertumbuhan

perseroan dan kesejahteraan pemegang saham.

Page 35: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

73

4. Penetapan Tantiem Tahun Buku 2014, gaji untuk direksi dan

honorarium untuk dewan komisaris berikut fasilitas dan tunjangan

lainnya untuk tahun 2015.

5. Persetujuan penunjukan kantor akuntan publik untuk mengaudit

laporan keuangan perseroan termasuk audit laporan PKBL tahun

buku 2015 dan periode lainnya dalam tahun buku 2015.

6. Persetujuan perubahan anggaran dasar perseroan

7. Perubahan pengurus perseroan.

Berdasarkan hasil RUPST, laba bersih untuk tahun buku 2014 adalah

sebesar Rp 5.565.857.595.000 (lima triliun lima ratus enam puluh lima miliar

delapan ratus lima puluh lima tujuh juta lima ratus sembilan puluh lima ribu).

Berdasarkan jumlah laba tersebut, maka untuk dividen sebesar 40 % atau Rp

2.226.343.038.000 (dua triliun dua ratus dua puluh enam miliar tiga ratus

empat puluh tiga juta tiga puluh depalan ribu) atau dividen setiap sahamnya

sebesar Rp 375,34 (tiga ratus tujuh puluh lima tiga puluh empat sen).

Sedangkan 60% lagi masuk ke dalam dana cadangan. Karena Pemerintah

memegang saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. sebesar 51,01% atau

3.025.406 saham perseroan maka dividen yang diperoleh negara pada buku

tahun 2014 sebesar Rp 1.135.559.112.204,3 (satu triliun seratus tiga puluh lima

miliar lima ratus lima puluh sembilan juta seratus dua belas ribu dua ratus

empat tiga sen).

Apabila dicermati, memang secara keseluruhan laba yang dapat

didistribusikan kepada pemilik entitas induk mencatat kenaikan sebesar 3,6%

menjadi Rp 5,6 triliun di tahun 2014 dari Rp 5,4 triliun di tahun 2013. Dengan

demikian laba bersih per saham yang dapat di distribusikan kepada pemilik

entitas induk meningkat 3,6%. Setiap tahunnya, PT Semen Indonesia (Persero)

Tbk. membagikan dividen itu dengan memperhatikan kondisi keuangan untuk

pengembangan usaha dan imbal hasil bagi para pemegang saham, namun

demikian, sesuai kebijakan manajemen, rasio pembagian dividen berkisar 40-

55% dari laba bersih. Direksi perseroan, dengan persetujuan dewan komisaris

dapat membagikan dividen interim, sepanjang kondisi keuangan perusahaan

Page 36: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

74

memungkinkan, dan dividen interim yang dibagikan ini adalah bagian dari

dividen final yang jumlahnya diputuskan dalam RUPS. Pembagian dividen

kepada pemegang saham perseroan diakui sebagai liabilitas dalam laporan

keuangan konsolidasian pada periode saat dividen tersebut disetujui oleh para

pemegang saham perseroan. Pembagian dividen interim kepada pemegang

saham perseroan diakui sebagai liabilitas berdasarkan keputusan direksi dengan

persetujuan dewan komisaris. Berikut tabel tingkat pertumbuhan rata-rata

tahunan (CAGR) dividen yang dibagikan dalam enam tahun terakhir:

Tabel 3.4

Tingkat pertumbuhan dividen yang dibagikan dalam enam tahun terakhir

Sumber : Laporan Tahunan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tahun 2014

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. dalam menjalankan perusahaan

tidak lepas dari adanya organ pereseroan yang sangat penting dan berpengaruh

dalam menjalankan suatu perusahaan. Sesuai dengan UUPT, organ perusahaan

terdiri dari RUPS, dewan komisaris dan direksi. Kepengurusan perseroan

menganut system dua badan (two boards system), yaitu dewan komisaris dan

direksi, yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai

fungsinya masing-masing sebagaimana diamanatkan dalam anggaran dasar dan

peraturan perundang- undangan. Dalam forum RUPS, para pemegang saham

dapat melakukan pengambilan keputusan penting berkaitan dengan investasi

yang telah ditanamkan di perseroan. Keputusan yang diambil dalam RUPS

didasarkan pada kepentingan perseroan. RUPS atau pemegang saham tidak

Page 37: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

75

dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang dewan

komisaris dan direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk

menjalankan haknya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-

undangan. Dengan kedudukan yang setara, para pemegang saham akan

mempertimbangkan dengan seksama keputusannya demi kepentingan jangka

panjang perseroan. Setelah keputusan diambil, maka RUPS kemudian akan

menyerahkan segala kewenangan pengawasan dan pelaksanaan keputusan

tersebut kepada dewan komisaris dan direksi. Hal ini sesuai dengan anggaran

dasar perseroan dan peraturan perundangan yang berlaku. Berikut

penjelasannya mengenai organ perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

berdasarkan Board Manual perusahaan:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS merupakan lembaga tertinggi perseroan. RUPS

merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan

penting yang kewenangannya tidak diberikan kepada direksi dan dewan

komisaris sesuai yang ditentukan dalam anggaran dasar dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Wewenang tersebut antara lain adalah

meminta pertanggungjawaban dewan komisaris dan direksi terkait dengan

pengelolaan perseroan, mengubah anggaran dasar, mengangkat dan

memberhentikan direktur dan anggota dewan komisaris, memutuskan

pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara direktur dan lain-

lain. Perseroan menjamin untuk memberikan segala keterangan yang

berkaitan dengan perseroan kepada RUPS, sepanjang tidak bertentangan

dengan kepentingan perseroan dan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Pasal 14 UU BUMN, Menteri dalam hal ini

bertindak selaku pemegang saham pada persero dan perseroan terbatas

dalam hal tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh negara. Sebagaimana

pemegang saham lainnya pada perseroan, Menteri BUMN juga dapat

memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada perorangan atau badan

hukum untuk mewakilinya dalam menghadiri dan memberikan suara di

RUPS. Hanya saja, direksi perlu memperhatian bahwa tidak setiap agenda

Page 38: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

76

RUPS dapat diputuskan dengan hak suara yang diberikan oleh penerima

kuasa Menteri BUMN tersebut. Selanjutnya berdasarkan pasal 14 ayat (3)

UU BUMN, agenda-agenda RUPS tertentu yang mewajibkan penerima

kuasa tersebut untuk memperoleh persetujuan sebelumnya dari Menteri

BUMN adalah sebagai berikut:

a. Perubahan jumlah modal;

b. Perubahan anggara dasar perseroan;

c. Rencana penggunaan laba;

d. Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, serta

pembubaran;

e. Investasi dari pembiayaan jangka panjang dengan nilai lebih dari

50% kekayaan bersih perseroan;

f. Pengalihan aktiva

Walaupun Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara

merupakan wakil pemerintah dalam kepemilikan saham, namun

kewenangan RUPS tersebut didelegasikan kepada Menteri BUMN.

Dengan pendelegasian ini, maka dalam pengelolaan penyertaan modal

negara dilakukan dalam mekanisme korporasi, kewenangan Menteri

BUMN lebih kepada pengusulan kebijakan perusahaan yang dapat

berdampak pada penyediaann anggaran dalam APBN, sedangkan posisi

Menteri Keuangan lebih kepada pemberi usul dalam pengajuan penyertaan

modal negara kepada Presiden. Dalam RUPS seluruh pemegang saham,

baik pemegang saham mayoritas maupun minoritas memiliki hak yang

sama untuk memberikan suaranya dalam pengambilan keputusan atas

setiap rencana investasi maupun rencana korporasi lainnya. Guna

menjamin terlindunginya kepentingan pemilik saham minoritas, perseroan

menugaskan komisaris independen untuk memastikan seluruh mekanisme

pengambilan keputusan dan pelaksanaan rapat mampu mengakomodir

suara pemegang saham minoritas tersebut. Sesuai dengan

penyelenggaraannya, RUPS terbagi atas: RUPST (merupakan agenda rutin

Page 39: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

77

setiap tahun dan diselenggarakan minimal satu kali) dan RUPSLB (yang

waktu penyelenggaraannya bisa terjadi di luar waktu RUPST).

Pelaksanaan RUPST diselenggarakan dengan tata cara sesuai

dengan ketentuan, yakni:

a. Didahului dengan pemasangan iklan pemeritahuan mengenai rencana

RUPS melalui iklan di surat kabar terkemuka satu bulan sebelum

pelaksanaan.

b. Pemasangan iklan panggilan pelaksanaan pemanggilan pemegang

saham disertai dengan agenda-agenda yang akan dibahas 2 minggu

(kini 3 minggu) sebelum pelaksanaan.

c. Pemasangan iklan pemberitahuan pelaksanaan RUPS, beserta hasil-

hasil RUPS satu hari setelah pelaksanaan.

d. Dihadiri secara kuorum oleh para pemegang saham atau

perwakilannya.

2. Dewan Komisaris

UUPT mewajibkan semua perseroan yang didirikan berdasarkan

hukum Indonesia mempunyai dewan komisaris yang bertugas untuk

melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan

pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan

memberi nasihat kepada direksi. Pengawasan dan pemberian nasihat

dilakukan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan

tujuan perseroan. Dewan komisaris yang terdiri lebih dari satu orang

anggota merupakan majelis dan setiap anggota dewan komisaris tidak

dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan keputusan dewan

komisaris.

Berdasarkan Board Manual PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

yang dikutip oleh penulis, setiap anggota dewan komisaris wajib dengan

itikad baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas

pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi untuk kepentingan

perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Dewan

komisaris melakukan pengawasan dan rekomendasi dari Rencana Kerja

Page 40: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

78

dan Anggaran Perusahaan (RKAP), termasuk dari sisi manajemen risiko.

Peranan dewan komisaris dalam manajemen risiko lebih dititikberatkan

pada proses persetujuan (baik yang diajukan direksi dalam RKAP maupun

yang diajukan secara terpisah di tengah tahun buku) dan melakukan

evaluasi atas kebijakan manajemen risiko. Artinya, Dewan komisaris tidak

mencampuri wewenang direksi untuk melakukan pengurusan, tapi lebih

pada evaluasi pelaksanaan pengurusan perseroan serta melakukan analisa

atas transaksi yang membutuhkan persetujuan dewan komisaris. Dalam

melaksanakan tugas pengawasan, dewan komisaris berhak untuk meminta

segala keterangan yang diperlukan dari direksi dan wajib untuk

memberikannya. Dewan komisaris juga diberi kewenangan untuk

memberhentikan sementara anggota direksi yang melanggar anggaran

dasar perseroan, ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku.

Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

a. Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap direksi, atas

kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik

mengenai perseroan maupun usaha perseroan, serta memberi nasehat

kepada direksi. Pengawasan dan pemberian nasihat dilakukan untuk

kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan

(Pasal 108 UUPT).

b. Dewan komisaris wajib dengan iktikad baik, kehati-hatian, dan

bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan

pemberian nasihat kepada direksi, untuk kepentingan perseroan dan

sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Setiap anggota dewan

komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian

perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam

menjalankan tugasnya. Dalam hal dewan komisaris terdiri dari atas 2

(dua) anggota dewan komisaris atau lebih, tanggung jawab tersebut

berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota dewan komisaris

(pasal 114 uupt).

Page 41: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

79

c. Anggota komisaris tidak dapat dipertanggung jawabkan atas kerugian

tersebut apabila dapat membuktikan bahwa (a) telah melakukan tugas

pengawasan dengan iktikad baik dan dengan prinsip kehati-hatian

untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan

perseroan; (b) tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung

maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan

kerugian perseroan; dan (c) telah memberi nasehat kepada direksi

untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut (Pasal 114

UUPT).

d. Dalam melaksanakan tugas pengawasan, dewan komisaris berhak

untuk meminta segala keterangan yang diperlukan dari direksi dan

wajib untuk memberikannya. Dewan Komisaris juga diberi

kewenangan untuk memberhentikan sementara anggota direksi yang

melanggar anggaran dasar perseroan, ketentuan dan peraturan

perundangan yang berlaku.

Mekanisme Kerja Dewan Komisaris

Dewan komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan

tersebut diatas, dewan komisaris dibantu oleh komite-komite, dan seorang

sekretaris dewan komisaris. Dalam melakukan tugas pengawasan yang

efektif, dewan komisaris membentuk 3 (tiga) komite yang saling

berhubungan, yaitu Komite Audit; dan Komite Strategi, Manajemen

Risiko dan Investasi (KSMRI), serta Komite Nominasi dan Remunerasi

(KNR). Keanggotaan komite dibagi menjadi dua jenis, yaitu ketua dan

anggota yang merupakan anggota dewan komisaris dan anggota non

dewan komisaris (profesional). Anggota komite non komisaris terdiri dari

2 orang untuk masing-masing komite, yang berasal dari profesional yang

berpengalaman. Sekretaris dewan komisaris bekerja secara full time, dan

berasal dari professional yang berpengalaman.

Adanya posisi komite sebagai pembantu dewan komisaris, maka

dapat dipahami bahwa program kerja dewan komisaris merupakan

“payung” bagi program kerja komite-komite dimana tugas dan tanggung

Page 42: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

80

jawab yang bersifat strategis tetap menjadi program kerja dewan

komisaris, dan yang bersifat teknis operasional diturunkan menjadi

program kerja komite, namun tetap merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari program kerja dewan komisaris. Dewan komisaris dalam

memberikan nasihat dan rekomendasi kepada direksi dan perlakuan

kepada para stakeholders berpedoman kepada prinsip-prinsip sebagai

berikut:

a. Dewan komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan,

baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan dan memberikan

nasihat kepada direksi dalam menjalankan pengurusan perseroan.

b. Kebijakan dilandasi oleh itikad baik, kehati-hatian dan rasa tanggung

jawab dan ditujukan pada kepentingan perseroan dan sesuai dengan

maksud dan tujuan perseroan.

c. Kebijakan diambil secara terbuka (transparent) kepada direksi maupun

para stakeholders.

d. Kebijakan dilandasi oleh obyektivitas (objectivity) serta perlakuan

yang adil dan konsisten (fair and consistent treatment) pada data dan

informasi yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris.

3. Direksi

Dalam menjalankan perseroan direksi mempunyai visi untuk

menjadi organ perseroan yang memiliki kompetensi tinggi dan bekerja

secara profesional serta independen dalam melaksanakan tugasnya.

Sedangkan untuk penerapannya direksi memiliki misi yang dijalankan

untuk mendukung pencapaian visi tersebut yaitu melaksanakan fungsi

pengelolaan perusahaan berstandar internasional sesuai dengan kaidah

GCG dalam rangka mencapai visi korporasi, dan selalu mematuhi

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar

perusahaan.

Itikad baik dan penuh tanggung jawab direksi sebagai organ

perusahaan melaksanakan tugasnya mengurus perseroan untuk

kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan

Page 43: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

81

serta mewakili perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan dengan

mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, anggaran

dasar dan keputusan RUPS. Direksi bertanggungjawab terhadap

pengelolaan perusahaan dan memastikan terjadinya kesinambungan

perusahaan serta mempertanggungjawabkan kepengurusannya kepada

RUPS. Direksi bertanggungjawab terhadap pengelolaan perusahaan dan

memastikan terjadinya kesinambungan perusahaan serta

mempertanggungjawabkan kepengurusannya kepada RUPS.

Ruang Lingkup Pekerjaan dan Fungsi Pengurusan Direksi

Direksi merupakan organ perseroan yang berwenang dan

bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan

perseroan. Sesuai anggaran dasar, direksi melaksanakan fungsi pengurusan

untuk memimpin dan mengurus perseroan sesuai dengan maksud dan

tujuan yang telah ditetapkan, yaitu:

a. Memelihara dan mengurus kekayaan perseroan;

b. Melakukan pengurusan dengan itikad baik dan prinsip kehati-hatian

untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan;

c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak

langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian;

d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya

kerugian tersebut;

e. Tidak boleh mewakili perseroan jika mempunyai benturan kepentingan

dengan Perseroan;

f. Pada dasarnya direksi bekerja secara kolegial, putusan tiap anggota

direksi merupakan putusan organ direksi.

Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam

mengelola perseroan agar value driver berfungsi maksimal sehingga

mampu meningkatkan profitabilitas operasional dengan hasil akhir

meningkatnya nilai perseroan. Masing-masing anggota direksi dapat

melaksanakan dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas

dan wewenangnya, namun demikian tanggung jawab kolegial tetap

Page 44: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

82

berlaku. Adapun fungsi pengelolaan perseroan oleh direksi mencakup 5

tugas utama, yakni:

a. Kepengurusan

Direksi menyusun visi, misi dan nilai-nilai perusahaan, program jangka

pendek maupun panjang, mengendalikan sumber daya secara efektif

dan efisien, memperhatikan kepentingan minority shareholder secara

wajar dan memiliki tata kerja dan pedoman kerja (charter) yang jelas.

b. Manajemen risiko

Direksi menyusun dan melaksanakan manajemen risiko yang

mencakup seluruh aspek operasional perseroan.

c. Pengendalian internal

Direksi menyusun satuan pengendalian internal untuk mengawasi dan

mencegah terjadinya fraud maupun kegagalan penerapan strategi

perseroan.

d. Komunikasi

Direksi memastikan kelancaran komunikasi internal atau antar bagian

dan eksternal dengan pemangku kepentingan.

e. Tanggung jawab sosial.

Direksi juga menyusun dan memastikan melaksanakan kegiatan

tanggung jawab sosial perusahaan, sesuai dengan peraturan

perundangan yang belaku.

Disamping fungsi di atas, direksi juga bertugas memastikan

informasi yang terkait dengan tanggung jawab direktorat dari masing-

masing bidang selalu tersedia untuk dewan komisaris. Direksi wajib

menyusun laporan tahunan yang memuat antara lain laporan keuangan,

laporan kinerja perusahaan, laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial

dan lingkungan, rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang

bersangkutan. Laporan tahunan dimintakan persetujuan dari RUPS dan

laporan keuangan dimintakan pengesahan dari RUPS. Dengan

diberikannya persetujuan atas laporan tahunan dan pengesahan atas

laporan keuangan, berarti RUPS telah memberikan pembebasan dan

Page 45: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

83

pelunasan tanggung jawab atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang

telah dilakukan perseroan selama tahun buku yang bersangkutan sepanjang

tindakan tersebut tercatat pada buku perseroan dan tidak bertentangan

dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Tugas dan Wewenang Direksi

a. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas untuk

kepentingan perusahaan. Tugas pokok direksi adalah memimpin dan

mengurus perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan

serta memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan.

b. Direksi bertanggungjawab untuk merumuskan dan menetapkan visi,

misi, dan nilai-nilai perusahaan serta Rencana Jangka Panjang

Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(RKAP) setelah melalui pembahasan dan persetujuan dewan komisaris

dan RUPS.

c. Setiap anggota direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung

jawab menjalankan tugasnya dan bertindak sesuai dengan ketentuan-

ketentuan dalam anggaran dasar, keputusan-keputusan yang diambil

dalam RUPS, Rencana Jangka Panjang (RJP), Rencana Kerja dan

Anggaran Perusahaan (RKAP) serta peraturan perundang-undangan

yang berlaku berlandaskan prinsip-prinsip GCG.

Rincian tugas masing-masing anggota direksi diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Direktur Utama bertugas untuk mengkoordinir anggota direksi lainnya,

agar seluruh kegiatan berjalan sesuai visi, misi, sasaran usaha, strategi,

kebijakan dan program kerja yang ditetapkan. Secara spesifik, direktur

utama bertanggung jawab untuk menyelaraskan seluruh inisiatif

strategi perseroan, mengkoordinasikan tugas operasional di bidang

audit internal, sumber daya manusia, komunikasi, memastikan

kepatuhan terhadap hukum dan regulasi serta mengkoordinir

manajemen risiko dan pengembangan perusahaan. Di samping itu juga

Page 46: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

84

mengendalikan dan mengevaluasi penerapan prinsip-prinsip GCG dan

standar etika secara konsisten dalam perseroan.

b. Direktur Keuangan bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan,

mengendalikan dan mengevaluasi tugas operasional di bidang

keuangan, anggaran, akuntansi, memastikan penyediaan pendanaan

bagi pengembangan perseroan dan sistim teknologi informasi.

c. Direktur Komersial bertanggung jawab atas bidang, penjualan,

distribusi, transportasi serta pengembangan pemasaran dan juga

pelaksanaan tugas operasional atas bidang pengadaan dan pengelolaan

persediaan.

d. Direktur Produksi & Litbang bertanggung jawab untuk

mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan

tugas operasional bidang produksi, teknik, keselamatan kerja,

lingkungan, mengembangkan program efisiensi proses produksi serta

mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan rancang bangun,

penelitian & pengembangan dan menjaga jaminan mutu produk serta

bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan dan

mengevaluasi pelaksanaan tugas operasional atas bidang pengadaan

dan pengelolaan persediaan, serta penelitian & pengembangan produk.

e. Direktur Sumber Daya Manusia bertanggung jawab untuk

mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan

tugas operasional atas bidang sumber daya manusia, pengelolaan aset

perusahaan dan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan &

perundangan-undangan yang berlaku serta penerapan manajemen

risiko di perusahaan.

f. Direktur Pengembangan Usaha dan Strategi Bisnis bertanggung jawab

untuk mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi

pelaksanaan tugas operasional atas bidang strategi dan pengembangan

bisnis perusahaan, pengelolaan strategi investasi capex, pengembangan

energi group dan pengamanan bahan baku.

Page 47: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

85

g. Direktur Engineering & Proyek bertanggung jawab untuk

mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan

rancang bangun dan realisasi pembangunan proyek baik dalam bidang

engineering maupun pembangunan fisik.

Perseroan telah menetapkan tata laksana hubungan dewan

komisaris dan direksi sesuai dengan butir-butir aturan dalam board manual

tersebut. Dewan komisaris dan direksi adalah organ perusahaan yang

berkedudukan setara di hadapan hukum. Hubungan kerja yang baik antara

dewan komisaris dengan direksi merupakan salah satu hal yang sangat

penting agar masing-masing organ tersebut dapat bekerja sesuai fungsinya

masing-masing dengan efektif dan efisien. Kedudukan masing-masing

anggota direksi termasuk direktur utama setara, dengan tugas direktur

utama adalah mengkoordinasikan kegiatan direksi. Direksi dapat

mengambil keputusan, termasuk dalam rapat direksi, dan melaksanakan

keputusan tersebut sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya,

namun demikian tanggung jawab kolegial tetap berlaku. Adapun struktur

organisasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. dapat dilihat pada gambar

3.2.

Adapun hubungan perseroan dengan Kementerian BUMN sebagai

regulator adalah Kementerian BUMN merupakan lembaga pemerintah yang

memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan pembinaan dan pengawasan

terhadap kegiatan kepengurusan dan pengelolaan BUMN dalam rangka

mencapai peningkatan pendapatan negara dan kesejahteraan rakyat

berdasarkan mekanisme korporasi. Oleh karena itu sebagai suatu BUMN,

kepengurusan perseroan terikat pada setiap peraturan, keputusan maupun

kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri BUMN dan/atau pejabat negara di

bawahnya pada hierarki Kementerian BUMN. Peraturan atau keputusan yang

diterbitkan oleh Kementerian BUMN pada dasarnya bersifat memberikan

standarisasi kualitas pengeloalan dan kepengurusan BUMN oleh organ-organ

perseroan di dalam BUMN terkait. Sedangkan hubungan perseroan dengan

Kementerian Keuangan sebagai regulator adalah Kementerian Keuangan

Page 48: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

86

merupakan lembaga pemerintah yang bertugas melaksanakan administrasi

yang baik atas pengelolaan keuangan dan kekayaan negara dalam rangka

memastikan tercapainya pembangunan perekonomian negara. Sebagaimana

diatur di dalam UU BUMN, kekayaan BUMN merupakan kekayaan negara

yang telah dipisahkan dari APBN untuk dijadikan penyertaan modal negara di

BUMN terkait. Oleh karena itu, di dalam fungsinya sebagai regulator, dalam

hal tindakan kepengurusan dan pengelolaan, Kementerian Keuangan memiliki

hubungan yang terbatas dengan perseroan. Terlepas dari penjelasan di atas,

dalam fungsinya sebaagai regulator untuk hal-hal yang berkaitan dengan arus

masuk dari keluarnya devisa yang akan menentukan kondisi keuangan negara,

kementerian keuangan berwenang untuk mengatur secara langsung perseroan

terkait adanya pinjaman luar negeri yang diperoleh oleh perseroan.

(http://repository.unhas.ac.id/, diakses tanggal 06 Januari 2016 Pukul 12:14).

Penyertaan modal pemerintah pada PT Semen Indonesia (Persero)

Tbk. sebesar 51,01% saham perseroan. Sebagai saham pengendali, pemerintah

mengendalikan secara efektif hal-hal yang membutuhkan keputusan pemegang

saham, termasuk komposisi direksi dan dewan komisaris serta menentukan

waktu pembayaran dividen yang ditentukan dalam RUPS. Dalam hal ini,

perseroan harus melaporkan laporan tahunan dan jumlah perolehan dividen

juga harus dipublikasikan secara umum termasuk kepada pemegang saham

lain. Karena saham yang dimiliki oleh negara lebih besar dan sebagai saham

pengendali, otomatis jumlah dividen yang diberikan PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk. kepada negara sangat besar jumlahnya sebagai sumber

pendapatan negara. Berdasarkan putusan MK RI Nomor 62/PUU-XI/2013,

dengan melihat perolehan laba/dividen yang diperoleh oleh BUMN dan

besarnya nilai penyertaan modal negara kepada BUMN, menunjukkan bahwa

perlunya pengawasan dari pemerintah untuk memastikan bahwa pengelolaan

kekayaan negara yang dipisahkan melalui BUMN/BUMD yang dilakukan

secara korporasi harus membawa manfaat sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.

Page 49: BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ... BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 1. Gambaran

87

Gambar 2

Struktur Organisasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Sumber : Laporan Tahunan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tahun 2014