BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN ...37 BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN WARGA...

23
37 BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN WARGA SURAKARTA A. Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Warga Surakarta 1. Sekolah Tiong Hoa Hwee Kwan Surakarta Tiong Hoa Hwe Kwan (THHK) dibentuk pada tanggal 17 Maret 1900 di Batavia dengan tujuan untuk menjadi pusat seluruh pergerakan (Tionghoa) untuk reformasi adat istiadat dan tradisi Tionghoa. Sekolah Tiong Hoa Hwee Kwan pertama kali dibuka di Jakarta pada tahun 1901. 1 Perkumpulan Tiong Hoa Hwee Kwan di Surakarta berdiri pada tanggal 30 November 1904 bersamaan dengan didirikannya sekolah Tiong Hoa Hwee Kwan di Surakarta. Sekolah THHK didirikan oleh Majoor Be Kwat Koen seorang opsir yang sekaligus masyarakat Tionghoa di Surakarta bersama sahabat-sahabat serta pedagang-pedagang dan pelajar-pelajar Tionghoa. 2 Pendirian sekolah ini sesuai dengan petunjuk dan saran dari Kang Yoe Wei yang merupakan salah satu pengurus THHK di Jakarta yang sebelumnya sudah melakukan kunjungan diberbagai kota di Jawa dan mengadakan pembicaraan dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk mendirikan sekolah didaerah seperti di Jakarta. Sekolah 1 Setelah Air Mata Kering, Masyarakat Tionghoa Pasca Peristiwa Mei 1998, (Jakarta: Kompas, 2010), halaman 53. 2 Yayasan Pendidikan Warga (b), 50 Tahun Yayasan Pendidikan Warga, (Surakarta: Yayasan Pendidikan Warga, 1954), halaman 75

Transcript of BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN ...37 BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN WARGA...

37

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN WARGA

SURAKARTA

A. Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Warga Surakarta

1. Sekolah Tiong Hoa Hwee Kwan Surakarta

Tiong Hoa Hwe Kwan (THHK) dibentuk pada tanggal 17 Maret 1900 di

Batavia dengan tujuan untuk menjadi pusat seluruh pergerakan (Tionghoa)

untuk reformasi adat istiadat dan tradisi Tionghoa. Sekolah Tiong Hoa Hwee

Kwan pertama kali dibuka di Jakarta pada tahun 1901.1 Perkumpulan Tiong

Hoa Hwee Kwan di Surakarta berdiri pada tanggal 30 November 1904

bersamaan dengan didirikannya sekolah Tiong Hoa Hwee Kwan di Surakarta.

Sekolah THHK didirikan oleh Majoor Be Kwat Koen seorang opsir yang

sekaligus masyarakat Tionghoa di Surakarta bersama sahabat-sahabat serta

pedagang-pedagang dan pelajar-pelajar Tionghoa.2 Pendirian sekolah ini sesuai

dengan petunjuk dan saran dari Kang Yoe Wei yang merupakan salah satu

pengurus THHK di Jakarta yang sebelumnya sudah melakukan kunjungan

diberbagai kota di Jawa dan mengadakan pembicaraan dengan tokoh-tokoh

masyarakat untuk mendirikan sekolah didaerah seperti di Jakarta. Sekolah

1 Setelah Air Mata Kering, Masyarakat Tionghoa Pasca Peristiwa Mei

1998, (Jakarta: Kompas, 2010), halaman 53.2 Yayasan Pendidikan Warga (b), 50 Tahun Yayasan Pendidikan Warga,

(Surakarta: Yayasan Pendidikan Warga, 1954), halaman 75

38

THHK awalnya bertempat di Klenteng Tin Kok Sie. Pendirian sekolah THHK

sulit mendapatkan izin dari pemerintah, baru pada tanggal 14 Pebruari 1905

disahkan oleh Sri Paduka yang dipertuan Besar Gubernur Jendral Hindia

Belanda.3

Susunan langkap pengurus THHK tersebut dibawah ini:

1. Ketua : Jo Jong Tjoan

2. Wakil Ketua : Tjiook Le Tjiauw dan Kwik Ing Giok

3. Sekertaria : Soei In Tjoan

4. Bendahara : Sie Koei Toan

5. Penasehat : Letnan Siem Tjiang Sien dan Letnan Be Siauw Tjong

6. Komisaris : Kho Tjian Hwa Lie Biauw Lian

Tjoa Tjoe Kwan Tan Hoo Hiap

Sie Twa Bak Tan Tjing He

Go Ke Lian Tan Kiem Goan

Lie Djiet Sien Tan Kiong Wie

Oei Djoen Boet Tjan Tiauw San

Ong Tjian Thong Go Tjiam Ing

Njoo Tjing Kuan Tan A Loei

Tjan Thwan Sing Hoo Tjing Siang

Tan Ming Siet Jap Bing Ho

Ko Tjien Bo Tan Khiang Ling

3 Yayasan Pendidikan Warga (a), Buku Peringatan 30 Tahun Tiong Hoa

Hwee Kwan, (Surakarta: Tiong Hoa Hwee Kwan, 1935), Halaman 21.

39

Kwik Hong Hie Sie Tjien Siong

Kwik Kiem Oen Ong Koei Thong

Kwik Tjen Gwan Gan Kam

Kwan A Wie.4

Perkumpulan THHK ini langsung mulai membangun gedung sekolah di

jalan Purwodiningratan yang sekarang gedung SD “Warga”, yang ditandai

dengan peletakan batu pertama THHK membuka dua rumah sekolah yaitu

bertempat di Kelenteng Tien Kok Sie di Pecinan (jalan Ketandan), dan di

rumah Tn. Sie Twa Bak di Coyudan. Pendirian sekolah ini disambut baik oleh

masyarakat Tionghoa di Surakarta. Saat itu jumlah murid yang bersekolah di

THHK sekitar 40 sampai 50 orang, kepala sekolah saat itu ialah Tan Beng Kie

dibantu oleh The Kok Le, dan dua tahun kemudian jumlah murid di sekolah

THHK menjadi 100 orang. Dengan bertambahnya jumlah siswa kemudia

tempat sekolah di Coyudan dipindah ke rumah Sie Tjien Lok di jalan

Darpoyuda 129.

Pada tahun 1908 pembangunan gedung sekolah THHK di jalan

Purwodiningratan sudah selesai, semua kegiatan belajar mengajar dipindahkan

ke gedung baru. Para siswa menyambut dengan gembira pembukaan gedung

baru, para siswa memakai topi rumput dengan tulisan warna emas “Tiong Hoa

Hak Tong”. Jumlah siswa mencapai 200 orang dan kepala sekolah yang baru

ialah Kwan Joe Hie yang berasal dari Tiongkok.

4 Yayasan Pendidikan Warga (c), 100 Tahun Yayasan Pendidikan Warga,

(Surakarta: Yayasan Pendidikan Warga, 2006), halaman 14.

40

Dalam perkembanganya THHK mengalami pasang surut dalam

menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat Tionghoa di Surakarta. Pada

tahun 1910 THHK dipimpin secara bergantian oleh Be Siauw Tjong dan Kwik

Teng Bie yang membuka Sekolah Rakyat Bagian Atas (Kao Ting Pan) yang

memiliki sarana belajar yang baik, sehingga jumlah siswa semakin bertambah

dan membuka cabang di Pasar Pon untuk membantu siswa yang rumahnya

jauh, namun dua tahun kemudian cabang itu ditutup. Pada tahun 1919 THHK

mengalami kemajuan pesat dengan jumlah siswa meningkat sampai 500 orang

yang merupakan suatu rekor baru dalam 20 tahun. Pada tahun 1922 terjadi

bentrokan hebat antara pengurus, guru, dan siswa yang tidak menemui jalan

keluar sehingga THHK mengalami perpecahan. Setelah peristiwa perpecahan

itu diadakan pemilihan pengurus baru. Untuk mengganti guru-guru yang

meninggalkan sekolah, para alumni THHK menawarkan diri untuk menjadi

guru sementara. Pada tahun 1930 pimpinan THHK digantikan oleh Yap Kioe

Ong.

Setelah mengalami masa-masa sulit dibidang keuangan, pajak tanah

selama 11 tahun belum terbayarkan dan sekolah terancam ditutup oleh

pemerintah, Yap Kioe Ong dapat mengatasi semua permasalahan yang di

THHK. Inilah puncak keemasan yang dicapai oleh THHK selama 36 tahun

berdiri.

41

Pengurus THHK pada waktu itu ialah:

Ketua : Yap Kioe Ong, Kwee Tiong Tjhing, Liem Thaij Tjwan,

Dr. Oen Boen Ing, dan Tan Wie Gan.

Bagian Pendidikan : Jap Tiang Liem, Kho Khik Lian, Yap Kioe Ong, Sie Ngo

Siang, Tjhie Hwaij Tjhiang, dan Jap Tiang Seng.5

Setelah mengalami pembaharuan dalam tubuh kepengurusan di tahun

1940, sekolah THHK mulai mendapatkan kepercayaan dari masayarakat

Tionghoa kembali. Jumlah siswa mulai mengalai peningkatan yang lumayan

besar. Pada tahun 1942 ketika Jepang menduduki kota Surakarta

memerintahkan untuk menutup tujuh sekolah yang ada di Surakarta. Setelah

empat bulan Jepang Menduduki Kota Surakarta, sekolah-sekolah yang ditutup

diperintahkan untuk dibuka kembali dengan satu macam sekolah dengan nama

Hoa Kiauw Soe Lip Djee Ting Hak Hauw dibawah kepemimpinan Kakyo

Sokai. Jumlah murid di THHK justru mengalami peningkatan hingga 700

siswa. Kenaikan jumlah siswa tersebut akibat dari penutupan Holandsch

Chineesh School (HCS) di Surakarta oleh Pemerintah Jepang sehingga para

siswa yang sebelumnya bersekolah di HCS pindah ke sekolah THHK. Setelah

Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Ketua THHK dipegang oleh

Dr. Kwik Tjie Tiok dan kepala sekolah dijabat oleh Tjia Kong Wan.

THHK tumbuh menjadi lembaga pendidikan yang berkembang pesat. Hal

tersebut disebabkan oleh tingkat kesadaran orang-orang Tionghoa untuk

5 Ibid., halaman 17

42

menyekolahkan anak-anak mereka. Orang Tionghoa miskin merasa tertolong

dengan adanya sekolah THHK ini karena mereka tidak memerlukan biaya yang

besar untuk menyekolahkan anak mereka. Pendirian sekolah THHK ini telah

banyak membantu pendidikan bagi anak-anak Tionghoa di Surakarta.

2. Lahirnya Yayasan Pendidikan “Warga” Surakarta

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17

Agustus 1945, terjadi kenaikan jumlah sekolah-sekolah Cina secara drastis.

Pada bulan Oktober 1947 dikeluarkannya peraturan pemberian bantuan

kepada sekolah-sekolah berbahasa Cina, tetapi secara khusus disebutkan

bahwa sekolah yang menerima bantuan harus memberi pelajaran bahasa

Indonesia 6 jam seminggu mulai dari kelas 3 sekolah dasar.

Pada tahun 1950 pemerintah Indonesia menghentikan subsidi kepada

sekolah-sekolah berbahasa pengantar Cina, tetapi warga negara Indonesia

keturunan Tionghoa masih diperbolehkan bersekolah. Pada tahun 1952

pemerintah mulai menjalankan pengawasan terhadap sekolah-sekolah

berbahasa Cina. Semua sekolah berbahasa Cina harus didaftar pada

Kementrian Pendidikan, dan bahasa Indonesia harus diajarkan mulai dari

kelas tiga sekolah dasar.6

SMP CHCH didirikan pada tahun 1951 menempati gedung sekolah

yang terletak di Mertolulutan. Pada tanggal 25 Agustus 1954 pengurus

6 Leo Suryadinata, Dilema Minoritas Tionghoa, (Jakarta: PT. Grafiti Pers.

1984), halaman 157

43

Chung Hua Chung Hsioh (CHCH) yang menyelenggarakan pendidikan

Sekolah Menengah Pertama Chung Hua Chung Hsioh dan pengurus THHK

mengalami kesepakatan dan bergabung dengan nama Tiong Hoa Hwee

Kwan.7 Saat itu jumlah siswanya hanya 70 orang yang berasal dari Sekolah

Rakyat yang ingin pindah ke pendidikan nasional, sementara itu jumlah

SMP Negeri maupun Swasta belum cukup memadai untuk menampung

siswa lulusan Sekolah Rakyat, hingga untuk melanjutkan pendidikan

ditingkat SMP tidak mudah dan mahal.

Dengan penggabungan ini, maka THHK menyelenggarakan Sekolah

Rakyat THHK dan SMP CHCH dengan susunan pengurus baru ialah

Penasehat : Dr. Kwik Tjie Tiok, Nyoo Hong Yauw, Tjeng Hay Swie

dan Liem Djing Hay.

Direktorium : Tan Hwat Sing (ketua), Liem Thiam Bie, Dr. Tjan Khee

Swan, Kho Khik Lian, Tjia Ling Sien dan Oei Hong Boe.

Penulis : Ong Soen Bing dan Tjiong Joe Bok.

Bendahara : Go Dhiam Ik dan Souw Thiam Pie.

Dewan Penasehat pendidikan dan Pengajaran : Jap Hway Liem, Liem Kian

Hien, Tan Kiem Tjwan dan Khoe Thiam Ing.

Bagian pendidikan : Tjan Thiam Hien, Kho Kian Tjhing, Oei Hong Boe,

Kho Khik Lian dan Oen Boen Dhwan.

Bagian Usaha : Liem Hing Tjiok, Souw Thian Pie, Oei Wang Mien, Oei

Kiem Ting, Ong Biauw Lan, Kang Ing San, Tio Biauw

7 Penggabungan Sekolah Tiong Hoa Hwe Kwan dan Sekolah Chung Hua

Chung Hsioh. (Arsip Yayasan Pendidikan Warga)

44

Tjwan, Tan See Hwa, Tjan Hwan Tjwan dan Siek Djing

Swan.

Komisaris bagian gedung : Oei Wang Mien dan Kho Kian Len.

Komisaris bagian penilik tata usaha : Tjan Bian Lie.8

Penggabungan kedua sekolah tersebut dimaksudkan untuk

memperluas dan memperbaiki sistem pendidikan, baik sekolah rakyat

maupun sekolah menengah untuk keperluan masyarakat umum di Surakarta.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diharapkan orang tua murid

dapan memberikan bantuan maupun doa untuk kepentingan pendidikan.

3. Pergantian Nama Tiong Hoa Hwee Kwan Menjadi Yayasan Pendidikan

Warga Surakarta

Semangat Nasionalisme dari para pengurus THHK dan keputusan

untuk menyelenggarakan pendidikan sejalan dengan kebijaksanaan

pemerintah waktu itu, dimana Kementerian P. P. dan K menunjuk

beberapa sekolah menjadi Sekolah Rakyat Percobaan, dan Sekolah Rakyat

THHK ditunjuk oleh Kementerian P. P. dan K. Pada tahun 1955 Indonesia

mengadakan pemilihan umum yang pertama, dan pada saat itu banyak

masyarakat Tionghoa yang memutuskan menjadi warga negara Indonesia,

hal itu juga yang melandasi gagasan untuk mengganti nama Sekolah

Rakyat THHK menjadi Sekolah Rakyat “Warga”. Dan pada tanggal 14

September 1958 nama Tiong Hoa Hwee Kwan berubah menjadi Yayasan

Pendidikan “Warga”, dan sekolah-sekolah yang diselenggarakan Yayasan

8 Ibid

45

Pendidikan “Warga” bernama Sekolah Rakyat Tiong Hoa Hwee Kwan

menjadi Sekolah Rakyat “Warga” dan SMP Chung Hua Chung Hsioh

menjadi SMP “Warga”.

Pada tahun 1958 Pemerintah menutup sekolah-sekolah asing yang

berorientasi ke Taiwan, maka banyak sekolah-sekolah Tionghoa yang

dibentuk oleh Panitia Penampungan bagi siswa-siswa yang sekolahnya

ditutup oleh pemerintah. Melalui Surat Keputusan Mentri P.P. dan K.

No.58568/B.II pada tanggal 1 Januari 1957 menetapkan SR “Warga”

menjadi sekolah partikelir yang mendapatkan sokongan berupa bantuan

yang terhitung mulai tanggal 1 April 1959 ditetapkan menjadi suatu

sekolah partikelir yang mendapatkan bantuan berupa subsidi. 9

Pada tahun 1960 Yayasan Pendidikan Warga mendapatkan bantuan

tanah seluas 4.445 m2 dan bangunan dari Kwa Sam Hen, seorang

pengusaha dari Solo yang memiliki pabrik rokok “Menara” yang melihar

sekolah Warga saat itu sedang berkembang dan membutuhkan lahan untuk

mengembangkan pendidikan bagi masyarakat luas. Maka sejak tahun

1960, SMP Warga yang sebelumnya terletak di Jl. Purwodiningratan 89

Surakarta setelah pindah dari Mertolulutan, dipindahkan ke Jl. Monginsidi

No. 15 Surakarta. Tahun 1960 merupakan tahun perencanaan program

pemerintah Republik Indonesia dalam hal pembaruan. Di kota Surakarta

saat itu, SMA Warga ditunjuk menjadi Pilot Proyek Pembaruan walaupun

9 Kutipan daftar Surat Putusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan

kebudayaan Republik Indonesia, No. 58568 /B.II.- , Tanggal 23 Juni 1959

46

SMA Warga baru berumur beberapa bulan. Pengurus yayasan

mengintruksikan semua unit untuk menerima murid yang berasal dari

warga pribumi.

Setelah terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran

dan Kebudayaan Republik Indonesia tersebut, maka pengurus Sekolah

Warga mengukuhkan Sekolah Warga menjadi badan hukum yang

berbentuk Yayasan dengan menggunakan nama Yayasan Pendidikan

Warga yang didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya dan

dimulai pada tanggal penandatanganan akta pendirian ini. Maksud dan

tujuan pendirian Yayasan ini ialah membimbing dan mempengaruhi

kepada calon anak didik supaya dapat memperkembangkan jiwa serta

raganya agar dapat menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut’ Yayasan Pendidikan

Warga berusaha:

a. Mendirikan sekolah-sekolah yang bersifat umum seperti Sekolah

Taman Kanak-Kanak (S.T.K), Sekolah Rakyat (S.R.), Sekolah

Menengah Pertama (S.M.P), Sekolah Menengah Atas (S.M.A),

dan lain sebagainya

b. Mendirikan sekolah-sekolah kejuruan tingkat menengah dan

Akademi seperti Sekolah Teknik Menengah, dan lain sebagainya

c. Mangadakan pilot-project untuk pelaksanaan macam-macam

bidang pendidikan seperti Kinder Garden, Balai Istirahat Pelajar,

47

Perkampungan Pelajar, Perpustakaan Pelajar, Penerbitan Pelajar,

dan lain sebagainya.

Pengurus pertama Yayasan Pendidikan Warga ialah sebagai berikut:

Ketua : Liem Thiam Bie

Wakil Ketua : Tjia Ling Sien

Bendahara I : Souw Tian Pie

Bendahara II : Kwa Sing Ging

Komisaris Pendidikan : Tjan Thiam Hien, Dr Tjan Khee Swan, Oei

Hong Boe

Komisaris Bagian Usaha : Tjan Bian Lie, Ong Soen Bing, Liem

Hing Tjiok, Kwee Ging San

Komisaris Bagian Perumahan : Kho Kian In, Oei Wang Mien.10

Pada tahun 1973 Yayasan Pendidikan Warga memperoleh bantuan

tanah di Jl. Kol. Sutarto 92 dari Perkumpulan Masyarakat Surakarta

(PMS), tanah tersebut merupakan bagian dari tanah Tiong Ting yang

keseluruhan luasnya kurang lebih 15.000 M2 yang merupakan tanah

pemberian dari Paduka Kanjeng Susuhunan Pakubuwana VII kepada

masyarakat Tionghoa Surakarta dan sekitarnya. Pada tanggal 4 September

1973 Yayasan Pendidikan Warga saat itu kemudian mendirikan Sekolah

10 Akta Notaris R. Soegondo Notodisoerjo, No. 11, Tanggal 5 Juli 1961.

48

Teknologi Menengah (STM) Warga jurusan mesin, dan mendirikan

Akademi Teknik Mesin (ATM) Warga di atas tanah tersebut dengan

mengeluarkan SK No 091/Kep/YPW/IX1973 tentang pendirian STM

Warga dan ATM Warga.11

B. Struktur Organisasi Yayasan Pendidikan Warga Surakarta

Setiap organisasi pasti mempunyai struktur organisasi, begitu juga dengan

Yayasan Pendidikan Warga juga memiliki struktur organisasi yang bertujuan

untuk mengetahui bagaimana hak dan kewajiban setiap pengurus dari organisasi

tersebut. Selain itu dengan adanya struktur organisasi juga mempermudah kinerja

para pengurus. Sistem kepengurusan dibawah penerapan satu sistem yang mirip

dengan sistem manajemen profesional yang senantiasa berorientasi pada

peningkatan sumber daya manusia yang ada didalam meningkatkan kualitas

produksinya.

Dengan demikian Yayasan Pendidikan Warga Surakarta dengan

pengurusnya yang berkualitas akan meningkatkan produksinya yaitu pendidikan

dan pengajaran melalui sekolah-sekolah dibawah naungan Yayasan Pendidikan

Warga yang didirikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Yayasan Pendidikan Warga menunjukan kualitasnya dengan adanya

kepengurusan yang terarah dan mampu melaksanakan kewajibannya dalam

kepengurusan yang telah ditentukan dalam rapat kerja pengurus.

11 Yayasan Pendidikan Warga (d), 110 Tahun Yayasan Pendidikan Warga,

(Surakarta: Yayasan Pendidikan Warga, 2014), Halaman 125.

49

Susunan pengurus Yayasan Pendidikan Warga banyak mengalami

perubahan, hal tersebut terjadi karena belum adanya peraturan dari Pemerintah

tentang Yayasan. Pengangkatan pengurus Yayasan Pendidikan Warga melalui

rapat dewan pembina yang masa jabatannya tidak dibatasi waktu, sehingga

pengurus bisa menjabat dalam waktu yang lama. Susunan Pengurus Yayasan

Pendidikan Warga

1. Pengurus Yayasan Pendidikan Warga Surakarta Tahun 1961-2010

Setelah pergantian nama Tiong Hoa Hwee Kwan menjadi Yayasan

Pendidikan Warga, sejak tahun 1961 sampai 1998 Yayasan Pendidikan

Warga mengalami perubahan-perubahan di dalam struktur kepengurusan.

Hal tersebut membuktikan bahwa Yayasan Pendidikan Warga ingin

menjadi sebuah Yayasan yang maju dibidang pendidikan dan memberikan

pengabdian kepada masyarakat luas. Pengurus Yayasan Pendidikan Warga

tahun 1961 sampai 1991 ialah sebagai berikut:

a. Mulai 5 Juli 1961

Ketua : Liem Thiam Bie

Wakil Ketua : Tjia Ling Sien

Bendahara I : Souw Thian Pie

Bendahara II : Kwa Sing Ging

Komisaris Pendidikan : Than Thiam Hien, Dr. Tjan Khee

Swan, Oei Hong Boe

50

Komisaris Bagian Usaha : Tjan Bian Lie, Liem hing Tjiok,

Ong Soen Bing, Kwee Ging San

Komisaris Bagian Perumahan: Kho Kian In, Oei Wang Mien.

b. Mulai 19 Juli 1974

Ketua : Sindu Setijawan

Penulis : Satyahardaya

Bendahara : Somadi Kasigit

Bagian Pendidikan : dr. Handojo Tjandrakusuma

Komisaris : drg. Tjan Khee Swan, Tjan Thiam Hien,

Liem Hing Tjiok, Kwee Ging San

c. Mulai 20 Agustus 1981

Ketua : Sindu Setijawan

Wakil Ketua : Kwik Ging San

Penulis : dr. Handojo Tjandrakusuma

Wakil Penulis : Ir. Djoko Basiran

Bendahara : Somadi Kasigit

Wakil Bendahara : Subianto Sutopo, MSc

Bagian Pendidikan : dr. Handojo Tjandrakusuma, Ir. Djoko

Basiran, Ir. Rusmono Besari, Ir. Dharmawan

Tjondronegoro

Bagian Bangunan : Ir. Untung Soewono, Ir. Rusmono Besari

Administrasi Yayasan : Satyahardaya

51

d. Mulai 27 September 1984

Ketua : Sindu Setijawan

Wakil Ketua I : Kwik Ging San

Wakul Ketua II : Ir. Untung Suwono

Penulis : dr. Handojo Tjandrakusuma

Wakil Penulis : Djoko Basiran

Bendahara : Ir. Subianto Sutopo Msc

Wakil Bendahara : Ir. Rusmono Besari

Komisaris : dr. Prasetya Hudaya

Koordinator Akademi : dr. Handojo Tjandrakusuma

Pembina Akademi : Ir. Djoko Basiran

Pembina SMTP/SMTA: Ir. Rusmono Besari

Pembina TK/SD : Ir. Dharmawan Tjondronegoro

Bagian Bangunan : Ir. Untung Suwono, Ir. Djoko Basiran

Administrasi Yayasan : Satyahardaja

e. Mulai 9 Januari 1986

Ketua : dr. Handojo Tjandrakusuma

Wakil Ketua : Kwik Ging San

Penulis : Ir. Rusmono Besari

Wakil Penulis : Ir. Untung Suwono

Bendahara : Subianto Sutopo MSc

52

Wakil Bendahara : dr. Andri Iryawan

Komisaris Akademi : Ir. Untung Suwono

Komisaris SLTA/SLTA: Ir. Rusmono Besari

Komisaris TK/SD : Subianto Sutopo MSc

Bagian Bangunan : Ir. Tedjowijono

Komisaris Kesehatan : dr. Andri Iryawan

Pembantu Umum : dr. Prasetya Hudaya, Hary Santoso

Direktur Pelaksana : Satyahardaja.

f. Mulai 21 Nopember 1990

Ketua : dr. Handojo Tjandrakusuma

Wakil Ketua : dr. Prasetya Hudaya, Kwee Ging San

Penulis : Ir. Rusmono Besari

Wakil Penulis : Thomas Sulistyono

Bendahara : Ir. Untung Suwono

Wakil Bendahara : Ir. Tedjowijono

Komisaris TK/SD : Hary Santoso

Komisaris SLTP/SLTA: Ir. Rusmono Besari

Komisaris Akademi : Thomas Sulistyono

Bagian Bangunan : Ir. Tedjowijono, Ir. Untung Suwono

Bagian Bengkel : Ir. Tedjowijono

Pembantu Umum : Subianto Sutopo MSc

53

Direktur Pelaksana : Setyahardaja.

g. Mulai 1 April 1991

Ketua : dr. Handojo Tjandrakusuma

Wakil Ketua : dr. Prasetya Hudaya, Kwee Ging San

Sekertaris : Ir. Rusmono Besari

Wakil Sekertaris : Sulistyono

Bendahara : Ir. Untung Suwono

Wakil Bendahara : Ir. Tedjowijono

Komisaris TK/SD : Hary Santoso

Komisaris SLTP/SLTA: Ir. Rusmono Besari

Komisaris Akademi : Sulistyono

Bagian Bangunan : Ir. Tedjowijono, Ir. Untung Suwono

Bagian Bengkel : Ir. Tedjowijono

Pembantu Umum : Subianto Sutopo MSc,

DR. RM Taroeno Djojodeningrat,

Drs. Gunawan Prawirosuharto

Direktur Pelaksana : Satyahardaja.12

Dari kepengurusan diatas dapat diketahui tidak adanya batasan

periode jabatan yang pasti. Hal tersebut sudah merupakan kesepakatan

12 Yayasan Pendidikan Warga (c), Op. Cit, Halaman 73-74

54

antara pengurus Yayasan Pendidikan Warga. Pengurus-pengurus

Yayasan Pendidikan Warga tidak mempunyai kepentingan pribadi untuk

dimanfaatkan, hal itu dikarenakan pengurus Yayasan Pendidikan Warga

merupakan para pengusaha dan hanya ingin menyediakan fasilitas

pendidikan yang terbaik untuk masyarakat luas.

Setelah terbitnya Undang-Undang Yayasan oleh Pemerintah yang

isinya mengatur segala kegiatan yang berhubungan dengan Yayasan,

maka Yayasan Pendidikan Warga merespon dengan merubah dan

menyusun kembali Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Yayasan

Pendidikan Warga. Perubahan dan penyusunan kembali ini juga merubah

susunan Pengurus Yayasan Pendidikan Warga.13 Sesuai dengan hasil

rapat pada tanggal 4 Mei 2005, susunan pengurus yang baru ialah sebagai

berikut:

a) Susunan Pengurus Yayasan Pendidikan Warga periode 2005-2010

Dewan Pembina : dr. Handojo Tjandrakusuma

Drs. Gunawan Prawirosuharto, Apt

dr. Prasetya Hudaya

Dewan Pengawas : Ir. Rusmono Besari

Ir. Untung Suwono

Djoefri Hartanto

13 Wawancara dengan Bapak Stef. Unyanto, ST., tanggal 28 Juni 2016.

55

Dewan Pengurus

Ketua : Sulistyono

Wakil Ketua : Dipl. Ing. Robby Koesnadhi

Sekertaris I : Ir. Agus Nugroho. MBA

Sekertaris II : Mega Handoyo Yusuf

Bendahara I : Dipl. Ing. Gunawan Tjokrosetio

Bendahara II : Ir. Onggo Tjandra Librawan

Anggota : Ir. Tedjowijono.

b) Susunan Pengurus Yayasan Pendidikan Warga periode 2010-2015

Dewan Pembina : dr. Handojo Tjandrakusuma

Drs. Gunawan Prawirosuharto

Dr. Prasetya Hudaya

Dewan Pengawas : Ir. Rusmono Besari

Ir. Untung Suwono

Ir. Tedjowijono

Dewan Pengurus

Ketua : Sulistyono

Wakil Ketua : Dipl. Ing. Robby Koesnadhi

Sekertaris I : Ir. Agus Nugroho. MBA

Sekertaris II : Mega Handoyo Yusuf

Bendahara I : Gunawan Tjokrosetio

56

Bendahara II : Ir. Onggo Tjandra Librawan

Anggota : Wiryawan Arya

Direktur Pelaksana: Stef. Unyanto, ST.14

2. Tugas dan Wewenang Pengurus Yayasan Pendidikan Warga

Surakarta

a. Pembina

Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang

tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawas. Yayasan dibina

oleh Pembina yang terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang

anggota yang salah satunya menjabat sebagai ketua. Anggota

Pembina tidak diberi gaji atau tunjangan oleh Yayasan. Masa jabatan

Pembina tidak ditentukan lamanya dan tidak boleh merangkap

sebagai anggota pengurus atau anggota pengawas.

Tugas dan wewenangan pembina:

1. Keputusan mengenai perubahan anggaran dasar

2. Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan

anggota pengawas

3. Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan anggaran

dasar yayasan

4. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan

yayasan

14 Yayasan Pendidikan Warga (d), Op. Cit, Halaman xxvii

57

5. Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau

perubahan yayasan

6. Pengesahan laporan tahunan

7. Penunjukan likuidator dalam hal yayasan dibubarkan.15

b. Pengurus

Pengurus adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan

yayasan yang sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekertaris dan

bendahara. Pengurus diangkat oleh pembina melalui rapat pembina

untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.

Pengurus dapat menerima gaji, upah atau honorarium apabila

pengurus yayasan bukan pendiri yayasan dan tidak terafiliasi dengan

pendiri, pembina, dan pengawas, serta melaksanakan pengurusan

yayasan secara langsung dan penuh.

Tugas dan wewenangan Pengurus:

1. Bertanggung jawab penuh atas pengurusan yayasan untuk

kepentingan yayasan

2. Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan

anggaran tahunan yayasan untuk disahkan pembina

3. Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal

yang ditanyakan oleh pengawas

15 Akta Notaris Lia Fanty Santosa, SH, No. 43, Tanggal 24 Februari 2006,

Halaman 6, 8

58

4. Setiap anggota pengurus wajib dengan itikad baik dan penuh

tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan

mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Pengurus berhak mewakili yayasan didalam dan diluar

pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian.16

c. Pengawas

Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan

pengawasan dan memberi nasihat kepada pengurus dalam

menjalankan kegiatan yayasan. Pengawas terdari dari sekurang-

kurangnya 2 (dua) orang yang salah satunya menjadi ketua

pengawas. Pengawas diangkat oleh pembina melalui rapat pembina

untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.

Tugas dan wewenang pengawas:

1. Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung

jawab menjalankan tugas pengawasan untuk kepentingan

yayasan.

2. Ketua pengawas dan satu anggota pengawas berwenang

bertindak untuk dan atas nama pengawas

3. Pengawas berwenang untuk: a) memasuki bangunan,

halaman, atau tempat lain yang dipergunakan yayasan, b)

memeriksa dokumen, c) memeriksa pembukuan dan

16 Ibid, Halaman 13, 15.

59

mencocokkannya dengan uang kas, d) mengetahui segala

tindakan yang telah dijalankan oleh pengurus, e) memberi

peringatan kepada pengurus.17

17 Ibid, Halaman 22, 24.