BAB III DISKRIPSI TAYANGAN TALKSHOW MARIO TEGUH...
Transcript of BAB III DISKRIPSI TAYANGAN TALKSHOW MARIO TEGUH...
89
BAB III
DISKRIPSI TAYANGAN TALKSHOW
MARIO TEGUH GOLDEN WAYS DI METRO TV
A. Gambaran Umum Talkshow Mario Teguh Golden Ways di Metro Tv
Talkshow Mario Teguh Golden Ways (MTGW) merupakan acara motivasi
yang ditayangkan di Metro TV setiap hari Minggu malam, dengan menampilkan
seorang motivator handal Indonesia yaitu Mario Teguh dan di bantu seorang
presenter diantaranya adalah, Coki Sitohang, Uli Herdinansyah dan Hilbram
Dunar. Mario Teguh Golden Ways adalah sajian acara motivasi yang mengandung
nilai-nilai kebaikan, baik untuk diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar,
seperti anjuran dan pesan-pesan kebaikan dengan kata-kata bijak yang hampir
sesuai dengan nilai-nilai dakwah Islam.
Talkshow Mario Teguh Golden Ways (MTGW) disiarkan secara live
(langsung) setiap hari Minggu pukul 19.05 WIB dan returnnya (siaran tunda)
pada hari Senin pagi pukul 02.05 WIB. Program acara ini berdiri sejak awal
Desember tahun 2008 dan sudah mengalami beberapa pergantian kemasan dan
episode sesuai dengan perkembangan yang ada. Mario Teguh Golden Ways atau
populer disebut MTGW, memiliki konsep acara talkshow ringan yang selalu
mengetengahkan isu-isu aktual, dan membahasnya secara mendalam hingga ke
sisi humanisnya. Terkadang Talkshow Mario Teguh Golden Ways (MTGW) juga
mengangkat kehidupan seorang tokoh yang sedang menjadi”newsmaker” saat itu
dan mengupas kehidupan pribadinya mulai dari pengalaman hidup, keluarga,
hingga obsesi kedepan dari tokoh yang dihadirkan tersebut.
90
Pada acara yang berdurasi satu jam tersebut, biasanya akan membahas
sebuah topik yang sedang hangat dan akrab bagi kehidupan manusia sehari - hari.
Sehingga tidak heran bila antusiasme audiens cukup tinggi dan menjadi tayangan
yang mendidik. Hal ini bisa dilihat dari sikap atraktif para audience dalam
mendengarkan serta memberikan timbal balik dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang selalu ditanggapi dengan santun dan penuh semangat
oleh Mario Teguh.
Konsep Mario Teguh Golden Ways merupakan sebuah program acara
kerjasama antara tim dari Mario Teguh yang bernama Mario Teguh Super Club
( M T S C ) dengan Metro TV sebagai media sarana penyiaran. Dalam hal ini
Mario Teguh Super Club berperan sebagai media yang menyiapkan segala
persiapan yang dibutuhkan oleh Mario Teguh dari segi konsep acara, penentuan
tema, dan mengundang audience yang akan hadir di studio. Pihak Metro TV
dalam hal ini adalah sebagai media sarana penyiaran saja dan mempersiapkan hal-
hal teknis yang diperlukan dan dalam mendukung jalannya tayangan yang akan
disiarkan secara luas (http://id.wikipedia.org/wiki/Mario_Teguh, 2013).
Metro TV merupakan pionir yang berperan sangat penting dalam
memfasilitasi tayangan tersebut sebagai wujud edukasi yang bermanfaat untuk
penyampaian informasi dan motivasi kepada khalayak luas. Dalam sejarahnya,
stasiun Metro Tv ini resmi mengudara sejak tanggal 25 November tahun 2000 di
Jakarta. Metro TV ini merupakan anak perusahaan dari Media Grup yang
dipimpin oleh Surya Paloh selaku presiden direktur media grup. Stasiun ini
dikenal memiliki presenter berita terbanyak di Indonesia. Produksi yang stylish
dan canggih dari Metro TV memberi nafas baru dalam industri pertelevisian.
91
Hasrat untuk menjadi yang terbaik merangsang antusiasme perusahaan dan
pendekatan multi-dimensionalnya untuk membuat program yang terbaik.Visi dan
target perusahaan adalah menjadi yang terbaik dalam kualitas pemberitaan dan
menciptakan loyalitas yang luar biasa dari khalayak dan pengiklan
(http://id.wikipedia.org/wiki/MetroTv, 2013).
Kekuatan program acara ini terletak pada conten (isi pesan) dan figur
motivator Mario Teguh. Dan yang terpenting adalah program acara ini sudah
mendapatkan positioning dimasyarakat. Tanggapan penonton terhadap acara ini
pun cukup baik dan antusias, sehingga banyak dari mereka ingin datang ke studio
untuk menyaksikan secara langsung talkshow MarioTeguh Golden Ways. Acara
yang disiarkan secara live tersebut tidak hanya menarik perhatian penonton yang
bisa menyaksikan secara langsung di studio Metro TV, namun juga mengundang
banyak banyak perhatian pemirsa yang hanya bisa menyaksikan di rumah lewat
media televisi. Sebuah konsep acara yang mengusung tentang cara memotivasi
diri untuk bisa hidup lebih maju dan lebih baik ini telah membuka banyak orang
tentang arti pentingnya sebuah semangat dalam kebaikan .
Persiapan yang dilakukan dalam talkshow MTGW berupa persiapan tema,
undangan, teknis acara, dilakukan pada H-7 sebelum pelaksanaan, lalu shooting
pada hari H, dan yang terakhir adalah melakukan proses editing, filing, serta
evaluasi program dan merancang untuk shooting berikutnya.Editing dilakukan
oleh 1 orang editor dengan menggunakan software final cut pro. Total durasi
acara ini baik live maupun taping adalah 60 menit dengan asumsi 40 menit adalah
waktu bersihnya yang dibagi kedalam 5 atau 7 segmen. Dan dalam tiap segmen
terdapat beberapa sesi dan poin penting dalam mengupas dan membahasnya
92
dengan tanya jawab, baik di studio maupun diluar studio dalam bentuk video
kirman, facebook, twitter dan polling. Sisanya diisi oleh iklan-iklan dan sponsor
serta terdapat Headline News selama 5 menit.
Topik dan tema yang diangkat di setiap episodenya lebih cenderung pada
bagaimana cara meningkatkan motivasi seseorang atau dalam berbagai aspek
kehidupan (human interest). Sehingga latar belakang dan tujuan dibuatnya
program acara Mario Teguh Golden Ways ini adalah selain untuk memotivasi
penontonnya, acara ini juga memiliki unsur entertainment yang tinggi dalam segi
penyampaiannya. Talkshow ini semula di tampilkan hiburan musik dari group
band populer di Indonesia dengan menyesuaikan topik yang dibahasnya. Namun,
dalam perkembangannya ditiadakan dengan alasan durasi waktu. Audience yang
hadir di studio bisa mencapai 500 sampai 600 orang dan semua dikoordinir oleh
Mario Teguh Super Club atau (MTSC) (Yanto, 2012: 60).
Dengan adanya acara Golden Ways Mario Teguh ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk khalayak penonton dalam membuka mata, hati, serta pikiran
mereka untuk berani berubah dan memiliki kekuatan untuk menjadi lebih baik.
Walaupun harus diakui bahwa diperlukan pemahaman khusus serta dalam
memahami semua kalimat bijak yang dikeluarkan oleh Mario Teguh. Menjadi
lebih baik dan mau berubah ke arah yang lebih baik merupakan salah satu tujuan
dari acara Mario Teguh Golden Ways (MTGW) ini.
Shooting program ini bisa dilakukan di dalam maupun diluar studio
tergantung dengan tema atau kondisi yang sedang terjadi, misalnya pada tayangan
edisi “from Batam with love atau janganlah berhenti berharap”. Tayangan ini
mengambil setting di Batam sebagai tempat untuk memberi motivasi kepada para
93
pedagang dipasar. Namun lebih banyak dilakukan shoting di dalam studio Metro
Tv. Program acara Mario Teguh Golden Ways ini memiliki format acara dialog
interaktif dimana didalamnya terdapat interaksi antara Mario Teguh dengan
penonton yang hadir di studio maupun pemirsa di rumah. Model Mario Teguh
interaktif ini sebagai cara untuk mengetahui keluhan dari pemirsanya untuk
memperoleh jawaban dari Mario Teguh disetiap epiosode antara lain sebagai
berikut ini:
a) Pertanyaan dalam studio
Pertanyaan dalam studio ini merupakan salah satu model dialog
dengan tema yang telah disiapkan pada episode tertentu, dan disetiap acara
Golden Ways ini memberikan kesempatan kepada penonton di studio Metro
TV untuk bertanya tentang masalah yang sedang dihadapinya sesuai dengan
tema, begitu pula pertanyaan dari acara Mario Teguh Golden Ways (MTGW)
melalui presentasi alat polling dan dipilih dari hasil polling tersebut untuk
bertanya mewakili hasil pilihannya.
b) Pertanyaan dari media sosial
Selain Interaksi komunikasi secara langsung, tayangan Mario Teguh
Golden Ways (MTGW) juga menggunakan media sosial sebagai sarana
komunikasinya, seperti facebook dan tweatter. Mengingat media sosial ini
juga merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian pemirsanya, dari
setiap episodenya untuk dipilih dan ditayangkan sebagai pertanyaan yang baik
dalam acara Mario Teguh Golden Ways dan kemudian ditanggapi oleh Mario
Teguh.
94
c) Pertanyaan dari video kiriman
Video kiriman yang dimaksud disini adalah, taping video yang
dilakukan team kreatif kepada pemirsa Mario Teguh Golden Ways (MTGW)
yang tidak sempat datang ke studio Metro TV untuk bertanya kepada Mario
Teguh disetiap episodenya (Yanto, 2012: 60).
B. Profil Mario Teguh
Mario Teguh merupakan salah satu motivator handal di Indoensia, dengan
kemampuannya merangkai kata-kata mutiara dan kata kata bijak, mampu
membuka dan memberikan pencerahan bagi hati yang gelisah, hati yang gundah,
jiwa yang resah, jiwa yang merana dan ketakutan atas permasalahan yang
dihadapi. Mario Teguh mampu mencairkan suasana hingga menjadi hangat dan
tercerahkan. Pembawaan yang tenang, mampu meneduhkan hati orang yang
mendengarkannya (http://id.wikipedia.org/wiki/Mario_Teguh, 2013).
Pria kelahiran Makassar pada tanggal 5 Maret tahun 1956 ini dikenal
masyarakat sebagai salah seorang motivator dan terapis kelas atas di Indonesia.
Beliau adalah seorang motivator muslim dan konsultan asal Indonesia. Nama
aslinya adalah Sis Maryono Teguh, namun saat tampil di depan publik, ia
menggunakan nama Mario Teguh. Pernikahannya dengan Linna Teguh dikaruniai
seorang putri yang bernama Audrey Teguh, dan seorang putra yaitu Marco Teguh.
Mario Teguh pada waktu kecilnya hidup dalam kesederhanaan dan kondisi yang
pas-pasan. Namun, dengan kondisi demikian, menjadikan Mario Teguh super dan
terkenal seperti sekarang. Mario Teguh memiliki hoby membaca buku, dan beliau
belajar banyak mengenai ilmu motivasi diri melalui buku - buku yang dibacanya.
Selain itu, kemampuan komunikasinya telah terasah selama berkarir dalam bidang
95
marketing sejak tahun 1983-1984, hingga mampu membuat dirinya ahli
berkomunikasi dengan baik kepada audien (Yanto, 2012: 39).
Karir cemerlang seorang Mario Teguh tidak datang secara instan.
mengawali karirnya di bidang perbankan yang dimulai dari posisi head of sales.
Setelah lulus dari Jurusan Linguistik dan Pendidikan Bahasa Inggris, IKIP
Malang, Mario Teguh melanjutkan pendidikan di Sophia University, Tokyo,
Jepang dengan mengambil jurusan International Bussiness. Tak cukup sampai di
situ, untuk menambah wawasannya, pada tahun 1983 Mario Teguh melanjutkan
studinya di jurusan Operations System di Indiana University, dan berhasil meraih
gelar MBA (http://id.wikipedia.org/wiki/Mario_Teguh, 2013).
Karir profesionalnya diawali dengan menjadi seorang pegawai bank
swasta besar, “Citibank”. Kerja kerasnya menjadikan Mario Teguh dipercaya
untuk menduduki jabatan vice president Citibank. Akan tetapi, tak lama
kemudian, Mario Teguh mengundurkan diri dari jabatan tertinggi yang dirintis
dengan susah payah tersebut. Alasannya, Mario Teguh melihat potensi yang jauh
lebih besar untuk berkembang dengan mendirikan usahanya sendiri.
Sepeninggalnya dari Citibank, Mario Teguh mendirikan Exnal Corporation (pada
saat itu Mario Teguh baru berusia 29 tahun) sebagai sebuah perusahaan konsultan
bidang pengembangan kualitas pelayanan di tahun 1985 dengan nama Excellence
International (EI). Dewasa ini Exnal Corp mengkhususkan diri pada penyediaan
solusi keefektifan bisnis bagi para kliennya melalui program-program strategis
pengembangan organisasi, pengembangan usaha yang meliputi pengembangan
strategi pemasaran, kompetensi penjualan, dan pengembangan produk
(http://id.wikipedia.org/wiki/Mario_Teguh, 2013).
96
Kata-kata bijak Mario Teguh memang telah menginspirasi banyak orang.
Jargonnya “salam super”, dengan penampilannya yang santai tetapi serius.
Dengan filosofi dan kata-kata bijaknya, untuk memberi semangat tentang
bagaimana cara menjadi pribadi yang baik, pribadi yang cemerlang dan
berkualitas bintang, dan yang penting adalah terdapatnya pesan-pesan dakwah
baik secara eksplisit maupun konotatif di dalam materi yang disampaikannya.
Media Bussines Art di O‟Channel dan Mario Teguh Golden Ways di Metro
TV merupakan sarana atau jembatan bagi Mario Teguh dalam memberikan
pencerahan dan inspirasi kepada para khalayak penonton. Selain tampil di layar
kaca, tulisan-tulisan inpiratif dan kata bijak Mario Teguh banyak juga dituangkan
dalam berbagai situs sosial, seperti facebook, twitter, beberapa koran, dan
majalah. Bahkan, tulisan inspiratif dan kata bijak Mario Teguh juga dikemas
dalam beberapa buku yang telah diterbitkan. Buku tersebut, antara lain: Becoming
a Star (terbit tahun 2006), One Million Second Chances (terbit tahun 2006), Life
Changer (terbit tahun 2009), Leadership Golden Ways (terbit tahun 2009)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Mario_Teguh, 2013).
Perjalanan karir Mario Teguh tersebut telah mendapatkan banyak
penghargaan, antara lain;
1) Tahun 2010, Mario Teguh meraih penghargaan dari Musium Rekor Indonesia
(MURI) sebagai motivator dengan facebook fans terbesar di dunia.
2) Tahun 2010, Mario teguh terpilih sebagai satu dari 8 Tokoh Perubahan tahun
2009 versi Republika surat kabar yang terbit di Jakarta.
3) Tahun 2003, Mario Teguh juga mendapat penghargaan dari Musium Rekor
Indonesia (MURI) sebagai penyelenggara seminar berhadiah mobil pertama di
97
Indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/Mario_Teguh, 2013).
C. Pesan Dakwah dalam Talkshow Mario Teguh Golden Ways Pada beberapa
Episodenya (Analisis Semiotika Roland Barthes)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis semiotika Roland
Barthes untuk menganalisis data-data yang ada, dan pemilihan tema episode
peneliti gunakan sebagai satuan pengukuran (unit of analysis). Untuk
menganalisis pesan dakwah dalam talkshow Mario Teguh Golden Ways, peneliti
mengambil sampel dari beberapa tayangan yang ada yaitu sejumlah 5 buah
episode.
Secara keseluruhan setiap episode talksow Mario Teguh Golden Ways
(MTGW) ini terdiri dari 5 atau 7 segmen, kemudian dipilih dan diambil untuk
diteliti dan dikaji yang meliputi audio visual dalam talkshow Mario Teguh Golden
Ways. Untuk langkah awal, data disajikan dalam bentuk diskripsi jalannya
talkshow dalam setiap segmen dan sesion yang disertai dengan penulisan
keterangan. Setelah itu, mendeskripsikan struktur dan pemaknaan tanda dengan
signifikansi dua tahap Roland Barthes, yaitu tahap denotatif dan tahap konotatif
yang merupakan unit analisis. Dengan tujuan untuk mengetahui pesan dakwah
yang terdapat dalam talkshow Mario Teguh Golden Ways baik dari tanda-tanda
yang tampak (manifest content) dan yang tidak tampak atau tersembunyi (latent
content).
1. Episode “Becoming A Star” edisi 2 Agustus tahun 2009
Episode Becoming A Star ini penting untuk diteliti, karena pada edisi
kali ini merupakan edisi spesial ulang tahun talkshow Mario Teguh Golden
Ways (MTGW) di Metro Tv yang pertama. Selama satu tahun perjalanan
98
MTGW, sebuah acara yang dikemas dengan sangat indah, telah memberi
inspirasi banyak orang dan menjadi jalan kebaikan bagi pribadi-pribadi yang
tercerahkan. Pada edisi spesial ini, mengangkat topik yang menarik tentang
cara menjadi bintang (pribadi yang baik), pada edisi ini juga
dihadirkan beberapa tamu spesial, yang akan memberikan pendapatnya
tentang perjalanan seorang Mario Teguh dari masa lalu sampai saat ini.
a. Segmen 1 (terdiri dari 1 sesion)
Tahapan denotatif (sesion 1)
Segmen pertama (sesion 1), rangkaian pengambilan gambar lebih sering
long shot dan medium shot. Long shot menandakan setting dan karakter yang
ingin disampaikan kepada publik. Baground panggung (Mario Teguh Golden
Ways) yang cerah, gemerlap warna kuning emas di dalam studio, menunjukkan
kepada publik mengenai situasi yang terlihat cerah sebagai tanda antusias serta
penuh semangat.
Diawali dengan penampilan grop band music Tangga yang membawakan
lagu my way, dengan dipandu oleh Coki Sitohang dan Uli Hadiyansah
disambut dengan tepuk tangan meriah dari audiens di studio Metro Tv. Teknik
pengambilan kamera menggunakan long shot. Objek didominasi latar belakang
yang cukup luas. Makna dari pengambilan gambar ini adalah menunjukkan
kepada publik mengenai situasi yang cerah serta terlihat semarak sebagai tanda
antusias dan semangat.
Selanjutnya, Coki Sitohang mengajak penonton untuk menyambut Mario
Teguh maju ke panggung untuk membahasnya, dengan ungkapan, (untuk itu
99
kita sambut kehadiran pak Mario Teguh), dengan diiringi tepuk tangan yang
meriah dari penonton.
Shot selanjutnya tampak secara long shot, Mario Teguh masuk ke
panggung setelah dipanggil Coki Sitohang, terlihat medium shot dengan salam
hangat Mario Teguh, sehingga penonton dapat melihat keseluruhan obyek dan
setting yang mengelilinginya. Tampak close up pandangan Mario Teguh
diarahkan kepada semua hadirin dengan sorot mata ramah, bersahabat, dan
hormat. Menyampaikan sapaan khasnya, dengan membangun kontak dengan
penonton yang mendengarkan. Mario Teguh mengawali topik pembicaraannya
dengan salam hangatnya,
“Sahabat-sahabat saya yang super dan baik hatinya, apa kabar,,,, super
(audien),,, selamat malam, Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh,
salam sejahtera dan om swastiastu, dan mudah-mudahan anda dalam
kedamaian serta sehat)”.
Selanjutnya, beliau menyampaikan pesan pertamanya;
“Semuanya bisa menjadi bintang hanya jalannya berbeda, dan yang paling
indah adalah apabila kita berhasil melakukan hal yang tadinya diragukan
orang”.
/semuanya (manusia)/ <bisa menjadi bintang (cita-cita, karier, dll)
/hanya jalannya berbeda (cara atau usaha)
/dan yang paling indah (cara) adalah <apabila kita berhasil melakukan hal
yang tadinya diragukan orang>.
Pada pesan pertama yang diucapkan oleh Mario Teguh di atas adalah
upaya untuk menjadi bintang sesuai dengan potensi dan caranya masing-
masing, dan yang paling indah ketika seseorang bisa membuktikan
keberhasilan yang tadinya diragukan orang lain. Tehnik pengambilan gambar
pada segmen ini adalah medium shot, yang memperlihatkan obyek dan
baground. Pesan yang disampaikan menunjukkan situasi keadaan yang antusias
100
dan penuh semangat dari Mario teguh dan para penonton. Selanjutnya dengan
tehnik long shot, Mario Teguh juga menambahkan:
“Dan yang indah sekali apabila keberhasilan itu dicapai dengan cara kita
sendiri. Jangan sampai ketika usia kita menua, kemudian marah karena
jalan yang kita gunakan adalah jalannya orang, yang dipaksakan kepada
kita, dan tidak kita tolak waktu kita bisa menolaknya, dan berusaha
mengejar ketinggalan setelah kita terlalu terlambat mengejarnya”.
/dan yang indah sekali (cara, usaha)/ adalah <apabila keberhasilan itu
dicapai dengan cara kita sendiri. Jangan sampai ketika usia kita menua,
kemudian marah karena jalan yang kita gunakan adalah jalannya orang,
yang dipaksakan kepada kita, dan tidak kita tolak waktu kita bisa
menolaknya, dan berusaha mengejar ketinggalan setelah kita terlalu
terlambat mengejarnya>
Pada pesan di atas, Mario Teguh ingin menyampaikan bahwa
keberhasilan yang indah itu bisa dicapai dengan cara dan upaya kita sendiri.
Jangan sampai timbul kecewa, ketika cara dan upaya itu tidak sesuai harapan di
masa depan. Tehnik pengambilan gambar pada sesion ini adalah medium shot,
yang memperlihatkan obyek dan baground. Pesan yang disampaikan
menunjukkan situasi keadaan yang antusias dan penuh semangat dari Mario
Teguh dan para penonton.
Tahapan konotatif
Kata “bintang” dalam bahasa Indonesi memiliki makna sebuah benda
di langit yang tampak bercahaya berkilauan pada malam hari, yang diantaranya
ada namanya seperti bintang timur, kejora, venus, jupiter, dan sebagainya
(Suharsono dan Retnoningsih, 2012: 89). Namun secara konotatif, bintang
dapat dimaknai sebagai sebuah harapan, mimpi, dan cita-cita seseorang untuk
menjadi pribadi yang cemerlang. Harapan untuk menjadi orang kaya, sukses,
orang pintar, punya jabatan, dan menjadi apapun itu, diperlukan usaha dan
sikap yang sungguh-sungguh dalam mencapainya.
101
Pesan Mario Teguh di atas secara konotatif mengajarkan kepada
penonton untuk selalu optimis dalam berupaya mencapai cita-citanya.
Seseorang dalam mencapai keberhasilan dan cita-citanya diperlukan usaha
yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Proses tersebut antara lain,
sekolah yang benar, bergaul dengan orang-orang baik, mentaati peraturan yang
ada, walaupun banyak tantangan dan godaan yang menghadang, namun demi
mencapai masa depan yang diharapkan semuanya akan menjadi indah.
Manusia harus berusaha sekuat tenaga, dan yakin terhadap apa yang
diberikannya. Seperti halnya dalam Qs. Toha : 75 seperti di bawah ini:
“Dan barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi
sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang
yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia)”.
b. Segmen 2 (terdiri dari 2 sesion)
Tahapan denotatif (sesion 1)
Segmen 2 (sesion) rangkaian pengambilan gambar lebih sering medium
shot dan close up. Medium shot untuk membuat fokus terhadap dua orang yang
saling berhadapan dan berinteraksi dalam panggung, sedangkan close up untuk
menjelaskan ekspresi wajah mimik dari interaksi tersebut. Dengan medium
shot, Mario Teguh melanjutkan poin pentingnya dengan menyampaikan:
“Semakin sederhana sebuah tuntunan semakin mudah untuk dilaksanakan.
Maka kunci untuk menjadi seorang “true star” hanya dua yaitu: Selalu
memandaikan diri untuk yang bisa mereka lakukan dan memberanikan diri
untuk yang selama ini mereka takuti. Banyak sekali orang menua
menggunakan kemampuan yang sama dengan cara-cara yang sama, tetapi
mengharapkan hasil beda”.
/Semakin sederhana sebuah tuntunan (cara atau usaha) adalah <semakin
mudah untuk dilaksanakan>.
/Maka kunci untuk menjadi seorang “true star”/ adalah hanya dua yaitu:
<Selalu memandaikan diri untuk yang bisa mereka lakukan dan
memberanikan diri untuk yang selama ini mereka takuti>
102
/Banyak sekali orang menua/ adalah <menggunakan kemampuan yang
sama dengan cara-cara yang sama, tetapi mengharapkan hasil beda>.
Tahapan konotatif
Pada pesan Mario Teguh di atas secara konotatif, ingin mengajak
penonton untuk memiliki cita-cita dan harapan yang jelas agar mudah
dilaksanakan. Dengan memiliki visi-misi hidup yang jelas, cita-cita, obsesi
yang kuat, serta target yang jelas akan membuat kita lebih teratur dalam
menjalani hidup untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Tanpa adanya
tujuan yang jelas, kita tidak akan fokus melangkah. Makin tidak jelas tujuan
dan waktu pencapaiannya maka peluang gagalnya rencana kita akan makin
besar. Setiap usaha yang kita jalankan haruslah memiliki tujuan yang jelas,
kuat dan tak mudah putus asa. Semua membutuhkan proses perjalanan untuk
mencapai sebuah tujuan.
Pada pesan Mario Teguh di atas juga menasehatkan dua hal yang
menjadi kunci untuk menjadi seorang pribadi yang cemerlang dan diharapkan,
yaitu; selalu memandaikan diri dan memberanikan diri dalam hal kebaikan.
Pertama, selalu memandaikan diri untuk yang bisa kita lakukan, dapat
dimaknai sebagai ajakan kepada penonton untuk selalu belajar, memperbaiki
diri, dan mau berproses dalam mencapai cita-citanya. Menjadi pribadi yang
baik merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan dalam agama Islam. Hal ini
karena Islam itu tidak hanya ajaran normatif yang hanya diyakini dan dipahami
tanpa diwujudkan dalam kehidupan nyata, tetapi Islam memadukan dua hal
antara keyakinan dan aplikasi, antara norma dan perbuatan, antara keimanan
dan amal saleh, oleh sebab itulah ajaran Islam harus tercermin dalam setiap
tingkah laku, perbuatan, dan sikap pribadi-pribadi muslim.
103
Upaya memandaikan diri merupakan langkah awal untuk mencapai
kesuksesan. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka dari itu
mesti dirawat dan dijaga kefitrahannya dan selanjutnya dibangun agar menjadi
pribadi yang baik, pribadi yang diharapkan. Salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas diri adalah dengan belajar atau menuntut ilmu,
dan melalui pendidikan. Allah Swt. dalam firman-Nya memerintahkan umat
Islam untuk selalu meningkatkan kualitas diri dan keilmuannya, sebagaimana
firman Allah dalam Alquran;
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
„berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “berdirilah
kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan (Q.S. Mujadalah: 11).
Dari ayat tersebut, dapat di pahami bahwa orang yang berilmu punya
posisi yang berbeda dengan orang yang tidak berilmu. Ayat-ayat tersebut juga
merupakan pendorong bagi umat Islam untuk selalu berusaha meningkatkan
kualitas keilmuannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas keilmuan
adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang baik dan berkualitas akan
membawa kebaikan pada bidang yang lain. Dengan pendidikan yang baik dan
tingkat keilmuan yang cukup, akan mengarahkan seseorang untuk cakap,
kreatif, mandiri dan bertanggung jawab, terutama pada dirinya sendiri. Dengan
pendidikan yang memadai diharapkan umat Islam dapat meningkatkan dan
mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah kepada manusia dengan
optimal.
104
Kedua, memberanikan diri untuk yang selama ini mereka takuti, secara
konotatif Mario Teguh ingin menganjurkan kepada penonton agar selalu
bersikap berani melakukan usaha dalam rangka yang mencapai cita-citanya.
Sifat berani adalah salah satu sifat yang dikaruniakan oleh Allah Swt. kepada
setiap manusia yang dijadikan-Nya. Sikap berani merupakan satu kekuatan
tersembunyi yang wujud di dalam diri setiap manusia untuk menghadapi
cobaan dan masalah hidup. Sifat berani itu adalah modal yang paling besar
yang ada dalam diri.
Sifat berani ada yang baik dan juga ada yang tercela. Berani yang
tercela ialah apabila seseorang itu berani melakukan kemungkaran dan
meninggalkan perintah agama. Adapun sifat berani yang negatif ialah sifat
berani kepada sesuatu yang patut ditakuti atau berani melanggar syariat dan
peraturan yang baik, termasuk undang-undang yang dibuat oleh manusia.
Dengan kata lain berani yang merugikan diri sendiri dan sesama manusia,
setidak tidaknya berani yang tidak mendatangkan manfaat. Sifat berani yang
positif adalah sifat-sifat jika diamalkan akan mendatangkan kebaikan kepada
diri sendiri dan kepada sesama insan dan anjurkan oleh agama. Sebagai contoh,
berani beramal dengan sifat-sifat terpuji, berani menjauhi sifat-sifat yang
buruk, berani menghadapi kritikan, berani memberi kritikan yang
menyenangkan, berani menghadapi kegagalan.
Tahapan denotatif (sesion 2)
Dengan medium shot, Mario Teguh melanjutkan poin pentingnya
dengan menyampaikan:
“Banyak sekali orang-orang yang hebat, namun bekerja dan dibayar oleh
orang-orang yang tidak begitu hebat. Penyebabnya adalah karena orang
105
yang sangat terdidik tidak mempunyai keberanian, sementara yang tidak
terdidik tidak ada jalan lain selain harus berani. Contohnya; orang-orang
profesional dan cerdas mau menjadi bawahan atau karyawan dari
pengusaha yang tidak pintar dan tidak memiliki status pendidikan tinggi”.
/Banyak sekali orang-orang yang hebat/ namun <bekerja dan dibayar oleh
orang-orang yang tidak begitu hebat>
/Penyebabnya/ adalah <karena orang yang sangat terdidik tidak
mempunyai keberanian, sementara yang tidak terdidik tidak ada jalan lain
selain harus berani>
/Contohnya;/ <orang-orang profesional dan cerdas mau menjadi bawahan
atau karyawan dari pengusaha yang tidak pintar dan tidak memiliki status
pendidikan tinggi>
Mario Teguh, kemudian mengingatkan kepada penonton dengan
menyampaikan:
“Kalau ukuran keberhasilan itu bisa dilihat dari keberanian, maka
sebetulnya orang yang betul-betul beriman dalam kehidupannya dia
berani”.
/Kalau ukuran keberhasilan/ itu bisa dilihat dari keberanian/, maka
<sebetulnya orang yang betul-betul beriman dalam kehidupannya dia
berani>
Mario Teguh juga menekankan :
“Orang yang mau semuanya pasti sebelum dia memulai, maka dia tidak
membutuhkan Tuhan. Karena banyak hal yang tidak pasti, terutama yang
terlalu besar bagi kemampuan kita, maka kita membutuhkan do‟a. Kalau
sebuah teknologi cangggih pada masanya tetapi usianya sudah puluhan
tahun lalu, sudah tidak digunakan lagi sekarang karena sudah dianggap
kuno, maka do‟a sudah dipakai sejak ribuan tahun lalu, dan sampai
sekarang masih manjur. Maka beranilah, karena keberanian adalah bukti
dari iman”.
/Orang yang mau semuanya pasti sebelum dia memulai,/ <maka dia tidak
membutuhkan Tuhan>.
/Karena banyak hal yang tidak pasti,/ <terutama yang terlalu besar bagi
kemampuan kita, maka kita membutuhkan do‟a.>
/do‟a/ <kalau sebuah teknologi cangggih pada masanya tetapi usianya
sudah puluhan tahun lalu, sudah tidak digunakan lagi sekarang karena
sudah dianggap kuno, maka do‟a sudah dipakai sejak ribuan tahun lalu,
dan sampai sekarang masih manjur.>
/Maka beranilah,/ <karena keberanian adalah bukti dari iman>
106
Tahapan konotatif
Dalam kalimat tersebut, Mario Teguh menekankan pentingnya sebuah
keberanian dalam melakukan hal yang positif. Sehingga orang yang beriman
itu tidak takut kecuali kepada Tuhannya. Menjadi orang yang berani dalam
melakukan hal yang baik merupakan bukti keimanan kepada Allah. Keyakinan
kepada Allah menjadikan orang memiliki keberanian untuk berbuat, karena
tidak ada baginya yang ditakuti selain melanggar perintah Allah. Keberanian
ini menjadikan seseorang untuk berbicara tentang kebenaran secara lurus dan
konsekuen serta tegas berdasarkan aturan-aturan yang dijelaskan Allah Swt.
Penyerahan secara total kepada Allah dengan meniadakan sama sekali
kekuatan dan kekuasaan di luar Allah yang dapat mendominasi dirinya.
Keyakinan ini menumbuhkan jiwa merdeka bagi seseorang, tidak ada manusia
yang menjajah manusia lain. Ia menjadi manusia yang merdeka, bebas dari
perbudakan dalam segala dimensi kemanusiannya. Hal ini sesuai dengan
Firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 124 sebagai berikut:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.” (Q.S. al-Hujurat: 124).
c. Segmen 3 (terdiri dari 1 sesion)
Tahapan denotatif
Pada segmen ini, ditampilkan tayangan sekilas tentang sosok Mario
Teguh, dan perjalanan kariernya sampai menjadi motivator. Proses editan dari
video klip ini ada yang berupa cut to cut, karena dipotongan video ini
107
menjelaskan tentang kisah kehidupan Mario Teguh. Jadi, transisi yang
digunakan menggunakan cut to cut. Salah satu poin penting dalam potongan
tayangan video tersebut adalah tentang makna sapaan khasnya “salam super”,
beliau mengungkapkan;
“Kata “super” itu menunjukkan, bahwa baik saja itu tidak cukup kalau
lebih baik masih mungkin, jangan pernah puas dengan baik, kalau kita
masih berhak untuk sesuatu yang lebih baik”.
/Kata “super” itu/ adalah <menunjukkan, bahwa baik saja itu tidak cukup
kalau lebih baik masih mungkin, jangan pernah puas dengan baik, kalau
kita masih berhak untuk sesuatu yang lebih baik>
Kemudian, Coki Sitohang menyampaikan pertanyaan kepada Mario Teguh
tentang keputusannya berhenti dari seorang vice presiden pada sebuah Bank
Swasta Asing terkenal (selama 34 tahun) untuk memilih berwirausaha, Mario
Teguh menjawab dengan pertimbangan sebagai berikut:
“Jangan memantaskan diri bagi pangkat, karena kebanyakan kita
memaksakan diri untuk berpantas-pantas di suatu tempat, padahal orang
yang naik pangkat adalah orang yang sudah tidak pantas lagi bagi
jabatannya. Maka anjurannya secepat mungkin ketika anda duduk disuatu
pangkat, usahakan untuk tidak pantas lagi. Karena kekhawatirannya terlalu
besar, pikirannya terlalu luas dan terlalu rinci untuk dikerjakan oleh orang-
orang yang terlalu kecil”.
/Jangan memantaskan diri bagi pangkat,/ <karena kebanyakan kita
memaksakan diri untuk berpantas-pantas di suatu tempat, padahal orang
yang naik pangkat adalah orang yang sudah tidak pantas lagi bagi
jabatannya.>
/Maka anjurannya/ adalah <secepat mungkin ketika anda duduk disuatu
pangkat, usahakan untuk tidak pantas lagi. Karena kekhawatirannya terlalu
besar, pikirannya terlalu luas dan terlalu rinci untuk dikerjakan oleh orang-
orang yang terlalu kecil>
Tahapan konotatif
Pada pesan Mario Teguh tersebut secara konotatif mengandung pesan
untuk setiap pekerjaan dan karier seseorang hendaknya ada peningkatan
kemajuan dan dapat bermanfaat luas terhadap karir kehidupan. Sehingga yang
108
dikerjakan oleh Mario Teguh adalah bekerja menjadi seorang profesional
semuda mungkin dan sesegera mungkin, lalu kemudian berhenti, agar beliau
bisa melayani banyak orang.
Hal ini hampir sesuai dalam ajaran Islam, yang memerintahkan
pemeluknya untuk bersegera melakukan kebaikan dan ibadah karena akan
memberikan rasa aman dan membuat hati tenang. Sebagaiman firman-Nya;
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-
orang yang bertakwa" (Q.S. ali Imran: 133).
"Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan" (Q.S. al-
Baqarah: 148).
Pada ayat tersebut, terlihat bahwa Islam merupakan agama gerak,
agama yang menekankan umatnya untuk aktif bekerja. Islam tidak
menghendaki para pemeluknya menjadi umat yang lemah, rendah diri, dan
menganggur. Dalam spirit Islam, kerja keras demikian terhormat, oleh
karenanya, Rasulullah sering kali mengingatkan umatnya agar tidak menyia-
nyiakan waktu luang yang sering kali tidak banyak disadari bahwa waktu
sangat berharga.
Kekosongan yang tidak diisi kebaikan akan terisi oleh keburukan, dan
kesempatan yang tidak diambil akan segera lepas dari tangan. Allah memberi
panduan agar setiap kita setelah selasai menunaikan satu aktivitas, maka waktu
yang kosong hendaknya diisi dengan aktivitas lain yang berdaya guna.
Sebagaimana peringatan Allah;
"Maka, apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain" (Qs. al-Insyirah : 7).
Kemajuan dan kemunduran seseorang dan bahkan sebuah bangsa
sangat tergantung pada kesigapan mereka dalam menyegerakan pekerjaan dan
109
aktivitas-produktifnya. Semakin lamban mereka menyelesaikan masalah-
masalahnya akan semakin lambat pula majunya, semakin cepat mereka
mengelola aktivitasnya maka kemajuan akan segera di depan mata.
Mario Teguh dalam pesannya memutuskan dengan bekerja menjadi
seorang profesional semuda mungkin dan sesegera mungkin, lalu kemudian
berhenti, agar beliau bisa melayani banyak orangdan bermanfaat untuk sesama.
Sampai sekarang Mario Teguh telah melayani puluhan juta publik di seluruh
dunia, motivator dengan facebook fans terbesar di dunia, dengan lebih dari 18,1
juta instansi (lembaga) atas nama Mario Teguh di Google, penyelenggara
program TV nasional yang disiarkan via internet ke seluruh dunia, dan
wirausahawan yang mandiri (https://www.facebook.com/pages/Mario-Teguh,
2013).
Konsep melayani banyak orang, salah satu indikatornya adalah
bermanfaat bagi orang lain. Keterpanggilan nuraninya untuk berkontribusi
membantu dan menyelesaikan problem orang lain. Bahkan anjurannya,
manusia terbaik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Sebagaimana Nabi Saw. bersabda:
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR.
Ahmad).
Setiap manusia, di manapun ia berada dan apapun profesinya,
hendaknya memiliki orientasi untuk memberikan manfaat bagi orang lain.
Seorang Muslim bukanlah manusia egois yang hanya mementingkan dirinya
sendiri. Ia juga peduli dengan orang lain dan selalu berusaha memberikan
manfaat kepada orang lain. Contohnya; bagi pedagang dan pebisnis,
orientasinya bukanlah sekedar meraup untung sebesar-besarnya, tetapi
110
orientasinya adalah bagaimana ia memberikan manfaat kepada orang lain,
membantu mereka memperoleh apa yang mereka butuhkan.
d. Segmen 4 (terdiri dari 4 sesion)
Tahapan denotatif (sesion 1)
Pada segmen ini dihadirkan tamu-tamu spesial, yang memberikan
pendapatnya tentang perjalanan pak Mario dari masa lalu sampai saat ini. Coki
Sitohang memberikan kesempatan kepada ibu Lina Teguh (istri Mario Teguh)
untuk memberikan pendapatnya, sebagai seorang istri yang telah
mendampinginya dari mulai masa sulit sampai sekarang, beliau menyampiakan
alasan untuk tetap mendampingi Mario teguh walaupun tengah berada pada
masa-masa sulit waktu itu, dengan medium shot Ibu Lina menyampaikan
alasannya;
“Waktu pernikahan suami dan istri berjanji untuk menjadi sahabat satu
sama lain, baik dimasa sulit maupun dimasa senang. Dan ketika dalam
masa kesulitan kami tetap berpegangan tangan dan saling mencintai
tambahnya. Kalau kita tetap bersabar, saya percaya lama-lama Tuhan akan
kasihan dan tidak akan membiarkan kita dalam kesulitan berlama-lama”,
pungkasnya”.
Tahapan konotatif
Pada pesan Ibu Lina tersebut secara eksplisit mengandung pesan untuk
bersabar dan percaya kepada Tuhan. Sabar berarti menerima segala sesuatu
yang diberikan oleh Allah dengan pikiran positif, tidak berpikir negatif kepada-
Nya. Sabar juga dapat diartikan menahan diri dari hawa nafsu. Sabar adalah
sifat yang harus dimiliki setiap insan karena tanpa jalan kesabaran tak mungkin
ujian kesulitan dan bencana dapat terlewati, mustahil pula cita-cita dan tujuan
hidup dapat tercapai (Syukur, 2003: 129).
111
Ujian dan cobaan takkan pernah jera hilir mudik di kehidupan manusia,
tak pandang tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin ataupun kaya, semuanya
takkan pernah lepas dari segala macam ujian. Untuk itu, dibutuhkan kesabaran
jiwa dalam menghadapinya, seperti orang miskin yang diuji dengan sulitnya
mencari rezeki, dan orang kaya diuji dengan banyaknya harta, apakah dia sabar
dalam membelanjakan hartanya di jalan kebaikan.
Hakikat sabar dalam rumah tangga adalah menahan diri sehingga
melahirkan ketenangan dan kedamaian, memaknai setiap cobaan dengan saling
bergandengan tangan bersama dan mengambil hikmah dalam setiap goncangan
dan problem hidup yang terjadi dalam perkawinan. Allah telah mempersatukan
dua orang yang berlawanan sifatnya, maka pasangan tersebut menjadi saling
melengkapi, saling menutupi kekurangan, bersedia berkorban untuk
kebahagiaan, memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing serta
bekerja sama secara sinergistik menjadikan rumah laksana surga yang indah,
hangat, tentram, tempat berteduh, bertukar pikiran, beribadah dan berbagi rasa
dengan pondasi ketaqwaan kepada-Nya.
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tentram kepadaNya, dan dijadikanNya diantara rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (Q.S. ar- Ruum:21).
Tahapan denotatif (sesion 2)
Selanjutnya, sambutan dilanjutkan oleh bapak Andy Raly Siregar
(mantan atasan Mario Teguh), beliau menceritakan tentang sosok Mario Teguh
selama menjadi pegawai bawahannya, dengan full shot beliau
mengungkapkan:
112
“Ketika pak Mario diterima dan masuk ke perusahaan, beliau membawa
banyak problem, tapi problem yang dibawa beliau adalah problem positif.
Mario teguh ini orangnya imut cuman pemikirannya besar. Sehingga
dalam perkembangannya di perusahaan sangat maju. Menurut pak Andy,
beliau sendiri banyak belajar dari pak Mario bagaimana memandang hidup
ini, bagaimana berteman, bagaimana beliau bisa menerobos,
bagaimana beliau mengutarakan pemikiran, bagaimana beliau mau maju
sendiri dengan liku-liku dan tidak menyakiti kiri kanan tapi mencapai apa
yang dinginkan, dan beliau selalu berdo‟a. Ternyata apa yang pak
Mario peroleh sekarang adalah apa yang pak Mario Teguh do‟a kan
dahulu. Pada masa pak Mario, divisi pak Andy dan anggotanya menjadi
salah satu yang terbaik se-asia pasifik”.
Dengan medium shot dan terlihat senyum, pak Andy juga merasa
sangat bangga dengan Mario Teguh karena:
“Pak Mario itu still humble dan dia bisa memberikan pemikiran-pemikiran
dan pengalaman semasa hidupnya, dia berbagi kepada masyarakat
Indonesia, dan dia mengungkapkannya dengan tulus tanpa dibuat-dibuat.
Dia membaca dan berhitung yang kami kemukakan dulu dan bisa
diterapkan sekarang, pungkasnya.”
Tahapan konotatif
Pesan pak Andy di atas memberikan gambaran kepada penonton,
bahwa sosok Mario Teguh selama menjadi bawahannya memiliki pemikiran
kritis dan cerdas, pintar menjalin relasi. Salah satu hal yang paling penting
dalam keterampilan hidup adalah berpikir kritis. Ini adalah keterampilan yang
sangat penting dalam kehidupan. Berpikir kritis adalah sebuah kebiasaan
sehari-hari untuk melatih pikiran berpikir obyektif dan cerdas. Ini adalah
bentuk disiplin berpikir bahwa melatih pikiran dan jiwa untuk berpikir dan
bertindak melalui berbagai situasi cerdas, bahkan jika kita berada dalam situasi
yang paling sulit atau menantang. Misalnya, dalam situasi bisnis
(berwirausaha) yang nyata, orang harus memiliki pemikiran kritis untuk
menemukan solusi nyata untuk berbagai masalah.
113
Selain cerdas, seperti yang disampaikan pak Andi di atas, Mario Teguh
juga pandai dalam menjalani hubungan dengan rekan atau partner kerja. Hal ini
menggambarkan, betapapun pandainya seseorang itu, apabila dia bekerja
sendiri maka perjuangannya itu hanya akan sia-sia belaka. Tidak ada seorang
pengusaha yang mampu bekerja sendiri. Kerjasama dengan rekan, teman, mitra
kerja, dan klien sangat penting bagi perkembangan suatu bisnis. Merekalah
yang akan memberi masukan, saran dan kritik dan membantu di saat-saat sulit.
Seorang pebisnis harus mampu menjalin kerjasama dan bergaul untuk menjalin
relasi bisnis dengan seluas-luasnya. Tanpa koneksi atau hubungan yang baik
dengan banyak pihak, seseorang akan mengalami kesulitan meniti karirnya.
Tahapan denotatif (sesion 3)
Selanjutnya, dengan medium shot Uli Hediansyah memberikan
kesempatan kepada bapak Hotman Z Arifin (rekan kerja Mario Teguh) untuk
memberikan pendapatnya. Nampak senyum yang ramah, ia menilai Mario
Teguh pandangan berikut;
“Pak Mario selalu membuat banyak orang senang, dan harap. Pak Mario
tidak melalui partai politik, beliau bisa memberikan warna di negeri ini.
Kalau sekarang Pak Mario berbicara di tengah-tengah orang berjas dan
berdasi, suatu saat pak Mario bisa berbicara ditengah-tengah banyak orang
lagi, dengan strata ekonomi menengah bawah.”
Tahapan konotatif
Pada pesan tersebut secara konotatif memberikan pesan kepada
penonton, bahwa untuk menjadi orang hebat yang berpengaruh dan bermanfaat
bagi orang lain tidak mesti harus menjadi pengurus partai politik atau menjadi
pejabat tertentu seperti presiden, menteri, anggota dewan perwakilan rakyat
(DPR), dan lain sebagainya. Sehingga figur seperti Mario Teguh ini perlu
114
diteladani sebagai orang yang bijak dalam memberikan manfaat kepada
masyarakat luas lewat motivasi kata-kata bijaknya.
Tahapan denotatif (sesion 4)
Selanjutnya dengan medium shot, dilanjutkan dengan sebuah
pertanyaan Coki Sitohang kepada Mario Teguh tentang nilai-nilai yang
dibawakannya sangat menyentuh dan bisa diterima dari berbagai perbedaan
suku, agama, dan golongan yang ada di Indonesia, Mario Teguh
menyampaikan:
Banyak orang meyakini bahwa agama yang dianutnya adalah rahmat bagi
seluruh alam, tetapi prilakunya tidak menjadi rahmat minimal bagi
pasangan hidupnya juga bagi keturunannya. Jadi kalau kita meyakini
agama kita rahmat, maka jadilah rahmat bagi siapapun. Jadilah orang baik,
sehingga orang yang tidak mengenal kebaikan menjadi mengenal
kebaikan, karena dia mengenal kita.Kalau kita beragama jadilah pribadi
yang mewakili agama itu dengan baik, sehingga orang yang tidak mengerti
agama kita, mengerti agama kita karena dia mengenal kita. Dan kita tidak
harus bergantung pada label-label yang sama, ada cara untuk
menjelaskannya secara logis, sehingga orang itu beragama tidak hanya
kelahirannya, tetapi karena secara logis menerima bahwa agama itu
membaik-kan.
/Banyak orang meyakini/ bahwa <agama yang dianutnya adalah rahmat
bagi seluruh alam, tetapi prilakunya tidak menjadi rahmat minimal bagi
pasangan hidupnya juga bagi keturunannya.>
/Jadi kalau kita meyakini agama kita rahmat,/ <maka jadilah rahmat bagi
siapapun.>
/Jadilah orang baik, <sehingga orang yang tidak mengenal kebaikan
menjadi mengenal kebaikan, karena dia mengenal kita.>
/Kalau kita beragama/ <jadilah pribadi yang mewakili agama itu dengan
baik, sehingga orang yang tidak mengerti agama kita, mengerti agama kita
karena dia mengenal kita.>
/Dan kita tidak harus bergantung pada label-label yang sama,/ <ada cara
untuk menjelaskannya secara logis, sehingga orang itu beragama tidak
hanya kelahirannya, tetapi karena secara logis menerima bahwa agama itu
membaik-kan>.
115
Tahapan konotatif
Pada pesan Mario Teguh di atas mengandung pesan, bahwa orang
beragama hendaknya mewakili ajaran agamanya dengan baik, sebagai
pembawa rahmat untuk semesta alam. Namun, Mario Teguh juga
menyayangkan ada sebagian orang yang beragama tidak bertindak
sebagaimana ajaran agamanya.
Nampaknya pesan Mario Teguh di atas secara konotatif sesuai dengan
misi Islam, yaitu sebagai agama inklusif yang diturunkan untuk melayani
seluruh umat manusia. Misi kenabian Rasulullah adalah sebagai pembawa
kebenaran dan memberi rahmat (kasih sayang) kepada penjuru alam (rahmatan
lil „alamin). Namun banyak orang menyimpangkan pernyataan ini kepada
tindakan-tindakan yang tidak mencerminkan kasih sayang (Nata, 2004: 97).
Sebagaimana firman Allah;
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai
rahmat bagi seluruh manusia” (Q.S. al-Anbiya: 107).
Yang dimaksud dengan Islam rahmatan lil 'alamin adalah Islam yang
kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian
dan kasih sayang bagi sesama manusia maupun lingkungan alam semesta.
Pesan kerahmatan dalam Islam benar-benar tersebar dalam teks-teks Islam,
baik di dalam Alquran maupun hadist (Nata, 2004: 97).
Kata 'rahman' yang berarti kasih sayang, berikut derivasinya, disebut
berulang-ulang dalam jumlah yang begitu besar, lebih dari 90 ayat dalam
Alquran. Bahkan, dua kata rahman dan rahim yang diambil dari kata 'rahmat'
dan selalu disebut-sebut kaum Muslim setiap hari adalah nama-nama Allah Swt
116
sendiri (asmaul husna). Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Sayangilah
siapa saja yang ada di muka bumi niscaya Allah Swt menyanyanginya".
Doktrin Islam rahmatan lil alamin sudah selayaknya menjadi pedoman
bagi siapa saja dalam menjalankan profesinya. Sebagai sistem nilai, Islam
menempatkan kebersamaan, solidaritas, dan empati sebagai dasar dalam
interaksi sosial. Dalam tataran hubungan sosial dikenal adanya konsep
ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariah. Ukhuwah
Islamiyah hanya terbatas kepada saudara seiman, sedangkan ukhuwah
wathaniyah mencakup hubungan persatuan dan kesatuan dalam satu teritorial
atau negara. Sedangkan ukhuwah basyariyah berlaku untuk kebersamaan umat
manusia dimuka bumi tanpa memandang suku, agama, warna kulit, dan
golongan (Ghani, 2005: 34).
e. Segmen 5 (terdiri dari 3 sesion)
Tahapan denotatif (sesion 1)
Selanjutnya dengan medium shot, dilanjutkan Komarudin Hidayat
(cendekiawan muslim) memberikan pendapatnya tentang sosok Mario Teguh
dan perjalanan acara Mario Teguh Golden Ways yang telah di tayangkan
dalam setiap hari minggunya, beliau menyampaikan:
“Setiap mengikuti acara MTGW rasanya jarak antara aku dan engkau
hilang menjadi kami. Karena Pak Mario mengungkapkan apa yang ada
dalam diri kita. Acara ini memberikan pencerahan intelektualitas dan
spiritualitas untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya
ilmu yang disampaikan ini sebetulnya sudah lama kita tahu, tetapi setelah
disampaikan Pak Mario dengan gaya bicaranya yang khas, baru
tersadarkan kembali. Ketika ada ungkapan “inti agama adalah ketika
berbicara pada hati”. Semakin tersadar dengan gaya berbicara Pak Mario
yang berbicara dengan hati, hal ini menyebabkan lintas etnis, budaya dan
agama. Untuk itu materi yang disampaikannya akan sulit untuk ditolak,
karena sebenarnya ini menyadarkan hal yang ada dalam hati para pemirsa
sendiri”.
117
Tahapan konotatif
Pada ungkapan pesan di atas, Komarudin Hidayat menilai acara
talkshow Mario Teguh Golden Ways ini telah banyak memberikan pencerahan
intelektualitas dan spiritualitas untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Karena, Mario Teguh dalam menyampaikan materinya berbicara dengan hati,
hal ini menyebabkan diterimanya dengan mudah oleh berbagai lintas etnis,
budaya dan agama. Sebagaiman ungkapan “inti agama adalah ketika berbicara
pada hati”.
Tidak ada manusia yang dapat menghindarkan diri dari
ketergantungannya kepada Agama. Kebutuhan terhadap agama merupakan
bagian yang intrinsik dalam eksistensi kemanusiaan hingga kalaupun mereka
tidak percaya pada agama wahyu, maka mereka cenderung menciptakan
agamanya sendiri. Sebagaimana Erich Fromm mengatakan, bahwa tidak ada
seorang pun yang tanpa kebutuhan agama yaitu suatu kebutuhan akan suatu
kerangka orientasi dan obyek pengabdian (Muhtar, 2001: 7). Sehubungan
dengan hal ini, agaknya cukup beralasan jika Islam memberikan penegasan
bahwa pada dasarnya sejak semula manusia telah memiliki fitrah beragama.
Penegasan ini didasarkan pada firman Allah dalam Alquran surat al-Rum ayat
30;
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. ar-Rum: 30).
Sejalan dengan itu, keyakinan akan adanya Tuhan sebagai pencipta
manusia dan alam, menempatkan produk dari fitrah agama tersebut pada
tingkat kepercayaan yang kebenarannya didukung oleh argumen-argumen
118
rasional. Oleh karena itu, sikap yang cenderung mengingkari kebenaran ini
dinilai sebagai mengingkari fitrah manusia itu sendiri.
Menurut Alquran, sebelum bumi dan manusia diciptakan, ruh manusia
telah mengadakan perjanjian dengan Allah, Allah bertanya kepada jiwa
manusia, sebagaimana dalam surat al-A‟raf ayat 172;
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi". (kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)".
Bukti adanya perjanjian ini menurut Muhammad Abduh ialah fitrah
iman dalam jiwa manusia, dan menurut Prof. Dr. N Dryakara SJ dalam Ari
Ginanjar (2005: 73), hal tersebut dipertegas dengan adanya suara hati Tuhan
yang terekam dalam jiwa manusia. Karena itu, bila manusia hendak berbuat
keburukan, pasti akan dilarang oleh suara hati nuraninya sendiri, karena Tuhan
tak menghendaki manusia berbuat kemungkaran. Jika manusia tetap
mengerjakan perbuatan yang tidak baik, maka suara hatinya akan bernasihat.
Begitu usai berbuat, ia akan menyesalinya (Ginanjar, 2005: 73).
Betapa hebatnya sebuah hati manusia, ia tanpa batas. Kedalamannya
pun tidak mungkin orang berhasil mencapai dasar-dasarnya. Menurut Kahlil
Gibran, hati manusia menjadi kompas untuk mengenal jejak diri atau kesejatian
diri. Keberadaan hati inilah yang nantinya memiliki pengaruh besar untuk baik
dan buruknya sebuah kualitas hidup seseorang. Kita seyogyanya tak pernah
bosan untuk mengajak dialog dengan hati kita sendiri. Hati yang tidak pernah
berbohong itu akan semakin jernih bila materi-materi yang kita dialogkan
119
dengan hati berpesan positif. Namun, bila bahan yang kita diskusikan dengan
hati ternyata kotor, maka hati kita akan berkarat (Hadi, 2009: 75).
Tahapan denotatif (sesion 2)
Selanjutnya dengan close up, ditampilkan tayangan video kiriman dari
salah seorang penggemarnya yaitu Ibu Lina Auliyah (profesional) beliau
menyampaikan komentar dan pertanyaan kepada Mario Teguh, “semua
harapan tidak selalu menjadi kenyataan yang diharapkan, banyak hambatan
yang menghadangnya”. Setelah mengikuti acara Golden Ways ibu Lina
Auliyah merasa termotivasi hidupnya, dan ada kata-kata yang masih teringat
yaitu, “Tuhan itu maha kaya mintalah yang besar-besar”. Kalimat ini menjadi
salah satu semangat untuk tetap berusaha dan bersemangat. Kemudian Mario
Teguh menanggapi pertanyaan tersebut dengan ungkapan;
“Dalam berdo‟a kita itu tidak boleh meminta akibat, melainkan kita harus
meminta sebab. Kalau kita meminta uang, itu hanya bagian dari akibat.
Ada tiga hal yang mempengaruhinya: pertama, diri Anda sendiri bisa
dibayar, kedua, yang anda lakukan, dan ketiga yang anda buat.
Penghalang penakar pemberian dari langit adalah kepantasan untuk diberi.
Kalau ada pepatah jawa “kalau diberi, terimalah”, maka ini jangan
dilanggar, itu sudah benar, tapi pastikanlah kita berdiri ditempat yang
pemberiannya besar”.
/Dalam berdo‟a/ <kita itu tidak boleh meminta akibat, melainkan kita harus
meminta sebab.>
/Kalau kita meminta uang,/ <itu hanya bagian dari akibat.>
/Ada tiga hal yang mempengaruhinya:/ <pertama, diri Anda sendiri bisa
dibayar, kedua, yang anda lakukan, dan ketiga yang anda buat.?
/Penghalang penakar pemberian dari langit/ adalah <kepantasan untuk
diberi.> /Kalau ada pepatah jawa “kalau diberi, terimalah”,/ <maka ini
jangan dilanggar, itu sudah benar, tapi pastikanlah kita berdiri ditempat
yang pemberiannya besar>.
Tahapan konotatif
Pada pesan Mario Teguh di atas secara eksplisit ingin mengajak
penonton untuk selalu berdo‟a kepada Tuhan dan mensyukuri atas pemberian-
120
Nya. Berdo‟a menurut Mario Teguh tidak boleh meminta akibat, melainkan
kita harus meminta sebab. Kalau kita meminta uang, itu hanya bagian dari
akibat.
Mario Teguh menambahkan, Ada tiga hal yang mempengaruhinya
diteriamnya do‟a: pertama, diri Anda sendiri bisa dibayar, kedua, yang anda
lakukan, dan ketiga yang anda buat. Hal ini yang membuat banyak orang lebih
tegas, supaya tidak membatasi kemampuan Tuhan mensejahterakan kita.
Banyak orang tidak diperlakukan baik diperusahaannya, dia tidak keluar,
karena dia menganggap Tuhan tidak akan mensejahterakannya di tempat lain.
Berdo‟a merupakan suatu kebutuhan rohaniah yang diperlukan manusia
dalam kehidupan ini yang telah terbukti dapat menjadi landasan dalam
menentramkan jiwa manusia, terlebih lagi pada saat terjadinya bencana,
kesusahan atau malapetaka. Do‟a merupakan suatu elemen penting dalam
Islam. Hal ini sesuai dengan Hadist Nabi yang mengatakan : “Do‟a adalah inti
ibadah”. Hal ini dapat dipahami karena pada dasarnya kegiatan berdo‟a adalah
bentuk penghargaan dan ketergantungan hamba kepada kebesaran dan
keagungan Allah Swt.
Berdo‟a bukanlah sekedar hanya menyampaikan permohonan dan
keinginan kepada Allah Swt, tetapi merupakan perintah Allah Swt seperti
firman-Nya dalam hadist qudsi menyatakan: “Barang siapa yang tidak berdo‟a
kepada-Ku, niscaya Aku murka kepadanya”, sehingga do‟a dapat dijadikan
media komunikasi yang menghubungkan antara hamba dengan Allah SWT.
Jika kita melihat dari sunnah Rasul maka setiap perilaku kita dalam kehidupan
ini harus selalu dimulai dengan do‟a. Hal ini menunjukkan bahwa hembusan
121
nafas manusia tidak bisa dipisahkan dengan kehadiran Allah, apapun yang kita
lakukan Rasulullah mengajarkan minimal membaca basmalah. Mencermati
dari perintah Allah dan Rasululllah, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa
sesungguhnya berdo‟a merupakan fitrah manusia. Manusia membutuhkan
sandaran yang paling hakiki dalam kehidupannya. Ia merasa menjadi makhluk
yang lemah dan tiada daya tanpa kekuatan dari Tuhannya. Kesadaran ini akan
terasa manakala kesusahan dan kesulitan menerpa kehidupannya. Bahkan
sering tanpa disadari seseorang akan menyebut Tuhannya saat ia membutuhkan
pertolongan.
Kalimat dan ungkapan do‟a yang terucapkan oleh seseorang pada
dasarnya mempunyai kekuatan psikologis (ruhaniah) yang mampu
membangunkan energi fisiologis (material). Do‟a dapat diibaratkan sebagai
radio aktif yang mengandung sumber tenaga dahsyat dari Allah. Ketika
seseorang berdoa maka sesungguhnya ia sedang menghubungkan dirinya
dengan kekuatan yang maha dahsyat, karena Allah senantiasa melihat dan
mendengarkan setiap untaian kalimat do‟a para hamba-Nya.
Tahapan denotatif (sesion 3)
Selanjutnya dengan medium shot, Budiman Sujatmiko (politikus)
menyampaikan komentarnya:
“Ada dua cara untuk menjadi bintang: pertama, orang berpikir bertingkah
laku untuk dia bisa disebut bintang, kedua, ada orang yang tidak pernah
berfikir menjadi bintang, tetapi dia berbuat saja yang terbaik. Beliau juga
menjelaskan, bahwa Orang yang hanya berharap dia menjadi bintang,
suatu saat dia akan kelelahan, dan tidak akan pernah menjadi bintang yang
sesungguhnya. Tetapi orang yang hanya berbuat yag terbaik saja bagi
pelayanan orang banyak, tanpa dimintapun orang akan menganggapnya
dia sebagai bintang sejati”.
122
Tahapan konotatif
Pesan di atas, memberikan pesan kepada penonton agar untuk mencapai
bintang dan menjadi sukses mencapai yang diharapakan dibutuhkan sebuah
proses yang tidak instan. Untuk meraih kesuksesan tidak ada yang instan. Ada
proses yang selalu dilalui. Perjalanan menuju sukses dilalui dengan aktivitas-
aktivitas dan peristiwa-peristiwa yang penuh ketidak pastian. Aktivitas yang
terkadang menemui hambatan bahkan kebuntuan, namun juga ada aktivitas
yang berjalan lancar tanpa hambatan.
Berproses menuju sukses membutuhkan kesabaran, ketahanan mental,
ketajaman pikiran, dan ketangguhan. Berani berproses hakikatnya adalah
berani untuk bersikap sabar, berani bertahan secara mental, pembelaajar, dan
berani untuk tangguh. Seseorang tidak bisa memilih langkah yang
menguntungkan saja bahkan memilih untuk langsung sukses. Kita harus
menjalani setiap episode secara bertahap, baik episode yang membuat sakit,
pedih, perih, jatuh, menderita, ataupun yang membuat gembira, semangat
menggelora dan menguntungkan. Lolos dari satu kondisi kemudian masuk
pada kondisi yang lain, demikian seterusnya, hingga ke gerbang sukses.
f. Segmen 7 (terdiri dari 3 sesion)
Tahapan denotatif (sesion 1)
Selanjutnya secara medium shot, Uli Hediansyah memberikan
kesempatan kepada kak Seto (ketua Komnas Perlindungan Anak) tampak
sedang menatap audien dengan antusias, untuk memberikan pendapatnya,
beliau menyatakan:
“Semua anak pada dasarnya adalah bintang, tetapi mereka sering tidak
nampak dilangit, karena langit tidak jernih. Dan ini hanya bisa dilihat
123
kalau hati orang tuanya jernih, dan mau menerima jenis-jenis bintang yang
beraneka ragam ini. Program ini memberikan pencerahan bagi orang tua
untuk menjadi pemimpin-pemimpin terbaik bagi keluarganya, agar bisa
menciptakan suasana yang ramah, sehingga bintang-bintang itu bisa
bersinar semakin cemerlang dan bisa menghasilkan pemimpin unggul
dimasa yang akan datang”, pungkas kak Seto.
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan oleh kak Seto di atas secara denotatif,
menggambarkan, bahwa untuk setiap orang tua pasti menginginkan anak-
anaknya menjadi anak yang shalih dan terdidik dengan baik, namun dalam
mendidik anak tentunya tidak semudah membalikkan telapk tangan. Anak
harus dibimbing dan dipeliharasebagai asset masa depan. Wajah masa depan
sebuah Negeri dapat dilihat dari bagaimana kualitas anak-anak masa kini.
Permasalahan anak bukan permasalahan sepele karena menyangkut tanggung
jawab kepada Allah Swt, sebagai pemberi amanah menjadikan anak sebagai
anugrah penerus keturunan dan tabungan kebaikan manakala orang tuanya
sudah meninggal.
Tahapan denotatif (sesion 2)
Selanjutnya secara medium shot, ditampilkan video kiriman dari Igor
(Saykoji), menanyakan tentang apa yang dilakukan oleh pak Mario Teguh
untuk lima tahun kedepan, dengan penuh keyakinan Mario Teguh menjawab;
“Cara berhasil dalam semalam adalah bekerja keras 20 tahun plus satu
malam”.
/Cara berhasil dalam semalam/ adalah <bekerja keras 20 tahun plus satu
malam>
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan oleh Mario Teguh di atas secara
denotatif, menganjurkan untuk mengajak kepada penonton untuk senantiasa
124
bekerja keras dalam proses mencapai sebuah tujuan. Hidup seseorang untuk
esok harinya adalah hasil dari sikap dan pilihan dari perbuatan hari ini atau
perbuatan hari sebelumnya. Cara berhasil dalam semalam bisa dimaknai
sebagai simbol kesuksesan seseorang, yang diraihnya dengan cara bekerja
keras 20 tahun plus satu malam. Makna bekerja keras 20 tahun plus satu
malam adalah keseimbangan antara usaha dan do‟a seseorang dalam mencapai
kesuksesannya. Secara sunnatullah orang yang rajin dipastikan menjadi pandai,
orang bekerja dapat uang. Namun, perbuatan dan rencana manusia tidak dapat
lepas dari kehendak Tuhan. Untuk itulah dibutuhkan sebuah do‟a.
Mario Teguh juga menambahkan, keberhasilan itu bukan kualitas satu
malam, satu minggu, atau satu tahun. Keberhasilan adalah kualitas kehidupan,
bukan keadaan di satu saat saja. Apakah itu seperti ungkapan, bahwa
"mempertahankan rekor, lebih sulit daripada memecahkan rekor?". Karena
untuk berhasil satu hari itu sangat mudah, jika dibandingkan dengan keharusan
memelihara keberhasilan sepanjang hidup. Apakah seseorang harus berhasil
sepanjang hidup? Tidak harus, pada awalnya. Tapi jika bisa, berhasillah
semuda mungkin. Lalu tetaplah berhasil sampai akhir hayat kehiduapnnya.
Tahapan denotatif (sesion 3)
Selanjutnya, tampak full shot pandangan Mario Teguh diarahkan
kepada semua hadirin dengan sorot mata ramah, bersahabat, dan hormat.
Menyampaikan kata-kata penutupnya dengan beberapa anjuran:
“Tiga tujuan kehidupan kita adalah: membangun kesejahteraan, menjadi
pribadi yang berbahagia, dan cemerlang dalam pilihan-pilihan kita”.
Cara yang paling sederhana adalah tahu bahwa Tuhan-pun bisa
mengagumi kehidupan kita, Tuhan bisa mensyukuri kita, sehingga kalau
kita tahu cara berfikir yang diharapkan dalam keimanan kita, kita harus
berupaya menjadi pribadi yang bernilai bagi orang lain, karena itu cara
125
yang membuat kita bernilai dihadapan Tuhan. Jadi kalau begitu mulai saat
ini jadilah jiwa-jiwa yang mewakili kebesaran bangsa ini, untuk
mendahulukan pikiran, sikap dan cara-cara yang benar, lalu bersikap
hormat, dan bersungguh-sungguh mendatangkan nilai bagi orang lain. Lalu
perhatikan bagaimana Tuhan meningkatkan nilai kita dihadapan-Nya.
Perhatikan apa yang terjadi saat kita bersungguh-sungguh melayani orang
lain”.
/Tiga tujuan kehidupan kita/ adalah: <membangun kesejahteraan, menjadi
pribadi yang berbahagia, dan cemerlang dalam pilihan-pilihan kita.>
/Cara yang paling sederhana/ adalah <tahu bahwa Tuhan-pun bisa
mengagumi kehidupan kita, Tuhan bisa mensyukuri kita, sehingga kalau
kita tahu cara berfikir yang diharapkan dalam keimanan kita, kita harus
berupaya menjadi pribadi yang bernilai bagi orang lain, karena itu cara
yang membuat kita bernilai dihadapan Tuhan.>
/Jadi kalau begitu mulai saat ini/ <jadilah jiwa-jiwa yang mewakili
kebesaran bangsa ini, untuk mendahulukan pikiran, sikap dan cara-cara
yang benar, lalu bersikap hormat, dan bersungguh-sungguh mendatangkan
nilai bagi orang lain.>
/Lalu perhatikan bagaimana Tuhan meningkatkan nilai kita dihadapan-
Nya/
/Perhatikan apa yang terjadi/ <saat kita bersungguh-sungguh melayani
orang lain>
Tahapan konotatif
Pada pesan kalimat penutup di atas terdapat beberapa pesan yang ingin
Mario Teguh sampaikan, yaitu bekerja keras dan bersungguh-sungguh, dan
menjadi pribadi yang bernilai dan cemerlang. Pesan tersebut sesuai dengan
karakter Islam, yaitu satu-satunya agama yang menjunjung tinggi nilai kerja.
Islam menghargai orang-orang yang berilmu, petani, pedagang, tukang dan
pengrajin. Sebagai manusia biasa, mereka tidak diunggulkan dari yang lain,
karena Islam menganut nilai persamaan di antara sesama manusia di hadapan
manusia. Ukuran ketinggian derajat adalah iman dan ketakwaannya kepada
Allah, yang diukur dengan iman dan amal salihnya.
"Dan katakanlah wahai Muhammad, beramallah kamu akan segala apa
yang diperintahkan, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang
beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan" (QS. al-Taubah: 105).
126
Dalam Islam, kerja memililki nilai yang sangat mulia. Rukun Islam
zakat dan haji tak mungkin di tunaikan bila tak memiliki harta. Dan harta tak
akan di punyai seseorang apabila ia tidak bekerja. Bekerja hukumnya menjadi
wajib, kecuali karena alasan tertentu yang di benarkan syari‟at. Agar kerja
seseorang memiliki kualitas amal yang terbaik, maka ia harus memiliki etos
kerja yang benar.
Ajaran Islam banyak berisi anjuran, perintah, dan dorongan kepada
umatnya untuk meningkatkan etos kerja diantarannya. Firman Allah Swt:
Dan katakanlah: "bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan
(Qs. At Taubah : 105).
Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.
Islam bukan hanya menyuruh umatnya untuk beribadah dalam konteks yang
sempit seperti ritual saja, tetapi Islam juga menyuruh umatnya untuk beribadah
dalam arti yang lebih luas seperti bekerja, berdagang, menuntut ilmu, dan
berbagai perintah lainnya.
Bekerja dalam Islam sangat di anjurkan karena secara langsung di
perintahkan dalam Alquran dan di perjelas dalam hadist. Maka sudah
seharusnya sebagai umat Islam mempunyai spirit dan motivasi untuk bekerja
keras, agar tidak bergantung kepada siapapun, sehingga menjadi umat Islam
yang terbaik seperti yang di sebutkan dalam surat Ali Imron ayat 110:
هون عن المنكر وت ة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وت ن ر أم ؤمنون كنتم خي هم المؤمنون وأكث رهم الفاسقون را لم من بالله ولو آمن أهل الكتاب لكان خي
127
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik” (Q.S. Ali Imron: 110).
Allah sudah menyebutkan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik,
karena itu umat Islam harus unggul dalam segala hal, memiliki semangat kerja
yang luar biasa, mau bekerja keras dan pantang menadahkan tangannya
kebawah, sebaliknya umat Islam harus mengangkat tangan setinggi-tingginya
(berada di atas) siap mengayunkannya dengan kerja keras.
2. Episode “Lalu perhatikan apa yang terjadi” edisi 8 Agustus 2010
Topik ini penting untuk di analisis, karena dalam beberapa kali
talkshow Mario Teguh sering menyampaikan kalimat penutupnya dengan
“Lalu perhatikan apa yang terjadi”. Kalimat ini menjadi ciri khas Mario
Teguh dalam memberikan penekanan pada kata-kata bijaknya, sehingga perlu
di jelaskan kandungan maksud dari kalimat tersebut. Perjalanan MTGW yang
ke-2 tahun ini, seolah menjadi suatu program yang dapat memberikan manfaat
efek positif bagi khalayak luas. Hal ini menunjukkan bahwa MTGW selama
perjalannya juga untuk meng-confirm tentang hukum sebab akibat itu nyata
dan pasti. Sehingga menjadi pelajaran bagi khalayak luas bahwa, orang tidak
perlu menunggu hari perhitungan, karena saat ini adalah hari perhitungan dari
apapun yang dilakukan sebelumnya. Hari perhitungan telah terjadi, bagi yang
baik akan mendapatkan kebaikan, bagi yang buruk akan mendapatkan
keburukan.
128
a. Segmen I
Tahapan denotatif
Pengambilan gambar lebih sering long shot dan close up. Long shot
menandakan setting dan karakter yang ingin disampaikan kepada publik.
Makna dari pengambilan gambar ini adalah menunjukkan kepada publik
mengenai situasi yang cerah (gemerlap warna kuning emas pada baground
Mario Teguh Golden Ways) sebagai tanda antusias serta penuh semangat.
Selanjutnya pengambilan gambar secara close up, yaitu tehnik
pengambilan gambar yang obyeknya lebih besar dan dominan. Objek manusia
ditampilkan dari dada hingga atas kepala. Dan pesan yang ingin disampaikan
dari segmen ini adalah sosok Mario Teguh yang penuh antusias dan semangat
dalam memberikan motivasinya kepada penonton. Settingan tempat yang
mayoritas di dalam ruangan studio membuat talkshow ini terlihat formal dan
menghibur. Dan ditambah dari pencahayaan yang terang dan sederhana.
Dengan moderator Uli Hediansyah, secara medium shot tampak sedang
menatap audien dengan antusias, beliau menyampaikan pengantarnya.“Selamat
malam,,, apa kabar... super (audien).”. selamat datang di Mario Teguh Golden
Ways..., Uli Hediansyah, melanjutkan dengan mengatakan, sudah 2 tahun
Mario Teguh golden ways bersama kita, dan malam ini topik pembicaraannya
adalah lalu perhatikan apa yang terajadi. Kemudian, Uli Hediansyah
memanggil Mario Teguh untuk ke panggung, (untuk itu kita sambut kehadiran
pak Mario Teguh), dengan di iringi tepuk tangan yang meriah dari penonton.
Shot selanjutnya diambil secara long shot Mario Teguh masuk ke
panggung. Terlihat medium shot dengan salam hangat Mario Teguh, sehingga
129
penonton dapat melihat keseluruhan obyek dan setting yang mengelilinginya.
Pandangan Mario Teguh diarahkan kepada semua hadirin dengan sorot mata
ramah, bersahabat, dan hormat. Menyampaikan sapaan membangun kontak
dengan penonton yang mendengarkan. Mario Teguh mengawali topik
pembicaraannya dengan salam hangatnya,
“Sahabat-sahabat saya yang super dan baik hatinya, apa kabar,,,, super
(audien),,, selamat malam. Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh,
salam sejahtera dan om swastiastu, dan mudah-mudahan anda dalam
kedamaian serta sehat)”.
Dari awal pernyataannya, Mario Teguh secara lugas langsung
memberikan statement, bahwa dalam perjalanan (Mario Teguh Golden Ways)
MTGW yang ke-2 tahun ini, merupakan suatu program untuk meng-confirm:
“Bahwa hukum sebab akibat itu nyata dan pasti. Orang tidak perlu
menunggu hari perhitungan, karena saat ini adalah hari perhitungan dari
apapun yang dilakukan sebelumnya. Hari perhitungan telah terjadi, bagi
yang baik akan mendapatkan kebaikan, bagi yang buruk akan
mendapatkan keburukan”.
/Bahwa hukum sebab akibat/ itu <nyata dan pasti, orang tidak perlu
menunggu hari perhitungan, karena saat ini adalah hari perhitungan dari
apapun yang dilakukan sebelumnya.>
/Hari perhitungan telah terjadi, <bagi yang baik akan mendapatkan
kebaikan, bagi yang buruk akan mendapatkan keburukan>
Lebih lanjut, Mario Teguh juga menambahkan, dengan ungkapan:
“Begitupun bagi yang malas maupun yang rajin akan mendapatkan hasil
dari yang dilakukannya. Jika dalam setiap program golden ways selalu
ditutup dengan kalimat “lalu perhatikan apa yang terjadi“, yang terjadi
adalah akibat dari pilihan-pilihan baik kita”.
/Begitupun bagi yang malas maupun yang rajin/ <akan mendapatkan hasil
dari yang dilakukannya.>
/Jika dalam setiap program golden ways selalu ditutup dengan kalimat
“lalu perhatikan apa yang terjadi“/ <yang terjadi adalah akibat dari
pilihan-pilihan baik kita>
130
Tahapan konotatif
Dalam penggalan pesan di atas, Mario Teguh berusaha menjelaskan
tentang hukum sebab akibat. Secara konotatif, pesan tersebut bermaksud untuk
berbaik sangka kepada Allah atas hukum alam sebab akibat. Sebagai zat yang
menciptakan dan memiliki-Nya, Allah menjadikan alam berjalan, bergerak dan
berproses sesuai hukum-Nya. Sunnatullah dalam pengertian keteraturan hukum
alam, mendorong manusia untuk mengikuti atau mengambil manfaat darinya.
Prinsip sunnatullah, bahwa air akan mengalir ke tempat yang lebih rendah,
dimanfaatkan untuk prinsip bendungan, yang digunakan untuk menggerakkan
turbin pembangkit listrik dan sumber irigasi. Demikian juga, angin
menggerakan layar peahu nelayan mencari nafkah di tengah lautan (Gani:
2005: 44).
Manusia diberi ruang gerak selaras sunnatullah, untuk berupaya
menjalani kehidupan. Prestasi dan hasil kerja merupakan konsekuensi dari
kerja keras yang harus dilakukan. Kita harus yakin bahwa kita akan
memperoleh hasil sesuai dengan usaha yang telah kita lakukan. Tidak mungkin
hasil itu diraih dengan malas-malasan dan khayalan belaka. Banyak ungkapan
yang mengajarkan kita untuk berupaya, man jadda wajada (barang siapa yang
bersungguh-sungguh, maka akan menuai hasilnya). Kita juga diajari kata
mutiara: al-tswab bi qadri ta‟ab (pahala atau hasil itu bergantung pada
kesusahan yang telah kita lakukan) (Azizy, 2007: 112).
Untuk itu tidak ada prestasi dan hasil dengan gratis dan bermalas-
malasan. Sebagaimana ayat Alquran:
131
“Mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang
mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya (Q.S. al-
Baqarah: 202).
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang)
dengan apa yang dikerjakannya. dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang
mereka kerjakan” (Q.S. al-An‟am: 132).
Ayat di atas dengan jelas dan tegas dialamatkan kepada kita. Kata
kuncinya adalah “hasil/prestasi sesuai dengan kerja yang telah dilakukan”. Ini
merupakan investasi, dimana hasil atau prestasi (nasib/bagian) merupakan
konsekuensi dari kerja/uapaya tadi. Secara lahiriah, tidak ada ruang bagi
pemalas, apa lagi yang putus asa, untuk memperoleh hasil. Jadi untuk
mendapatkan kualitas kerja harus belajar (sekolah atau training), untuk
mendapatkan bayaran atau gaji yang tinggi harus mempunyai pengetahuan,
kerja keras, bekerja secara profesionalisme.
Disamping hukum alam yang dijelaskan di atas, juga apa yang
diperbuat atau dikerjakan itu hasilnya bukan hanya akan dilihat di dunia,
namun juga akan dibuktikan di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah:
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya.” (Q.S. al-Najm : 39).
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya
Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya
pula.” (Q.S. al-Zalzalah: 7-8).
Semua hasil atau prestasi yang telah dikerjakan di dunia, yang baik
maupun yang buruk, akan dilihat atau dibuktikan dan akan dipertanggung
jawabkan. Ini erat sekali kaitannya dengan seberapa ulet dan rajin usahanya,
seberapa hebat kemampuan profesionalnya, seberapa banyak atau lama
melakukannya, seberapa besar sungguh-sungguhnya.
132
Untuk itu kita perlu berpikir positif kepada Allah dengan doa yang
selalu dilakukan ditambah lagi kerja keras dan disiplin yang menjadi syarat
utamanya. Allah tidak akan mengubah nasib suatu masyarakat kalau mereka
sendiri tidak mau mengubah nasibnya. Manusialah yang harus menentukan
arah lebih awal kemana ia akan pergi. Misalnya manusia memilih banyak
rezki, ia harus bekerja keras. Allah akan memberikannya. Jika manusia ingin
banyak rezki kemudian tinggal berpangku tangan, tetap Tuhan menjadikannya
miskin, karena Tuhan telah menyampaikan bahwa “Tuhan tidak akan merubah
seseorang kecuali ia merubah dirinya lebih awal”. Hal inilah yang disinyalir
secara tegas difirmankan oleh Allah dalam Qs. al-Ra‟ad: 11 yakni ;
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum sehingga mereka
merubah apa yang ada pada dirinya.” (Q.S. al-Ra‟ad: 11).
Pemahaman terhadap hukum sebab akibat itu sederhana saja, yaitu
bahwa apapun yang terjadi di bumi ini, pasti ada sebabnya, bahkan kematian,
rezeki dan jodoh pun tunduk pada hukum ini. Dalam hal ini dapat dikatakan
bahwa hukum sebab akibat inilah yang kemudian disebut dengan sunnatullah.
Dalam ajaran Islam, segala yang ada di muka bumi ini mengikuti sunnatullah,
aturan Allah Swt. Itulah qadha. Sedangkan qadar adalah ukuran dari aturan-
aturan tersebut. Besar kecil (ukuran) usaha atau ikhtiar dalam mengikuti aturan
tersebut akan menentukan hasil, oleh karena itu hasil dari usaha inilah yang
disebut dengan takdir.
Ungkapan pesan Mario Teguh di atas, begitu berbalik terhadap
penjelasan Ari Ginanjar (2005: 225) dalam buku “Rahasia sukses membangun
kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ)”, menjelaskan bahwa masalah taqdir
tidaklah sesederhana seperti yang diperkirakan. Ini tidak hanya menyangkut
133
ketetapan aspek fisika seperti E=M.c² atau rotasi dan evolusi bumi saja, tetapi
juga menyangkut ketetapan-ketetapan aspek berpikir serta aspek sosial yang
tampaknya demikian abstrak.
Sunnatullah (ketetapan Allah) itu adalah suara-suara hati, dorongan-
dorongan mendasar yang berasal dari sifat-sifat Allah (asmaul husna). Setiap
orang memiliki prioritas yang berbeda untuk menentukan tindakan dan
pemikiran seperti apa yang akan dilakukan Ari Ginanjar, mencontohkan, teori
“aksi min reaksi” atau hukum sebab akibat dari fisika, juga bisa dirasakan
secara psikologis atau pada lingkungan sosialnya. Misalnya, apabila seseorang
menyakiti orang lain maka orang lain pun kelak akan berbuat hal yang sama
terhadap seseorang tadi. Apabila ia tidak membalas, entah mungkin bapaknya
yang akan menegur atau membalaskannya. Seandainya belum ada yang juga
yang membalasnya, niscaya di “hari pembalasan” hal itu akan diupayakan
keadilannya oleh Tuhan. Tak perlu terlalu jauh, orang yang disakiti pasti akan
kecewa, dan biasanya hal itu akan terus diingatnya. Reaksinya adalah;
tabungan kepercayaan akan terkuras habis akibat perbuatan itu dan niscaya
orang tidak akan mempercayainya lagi.
Hubungan kausalitas antara upaya dan hasil dalam pemahaman dunia
barat adalah perbandingan antara dua garis lurus sejajar (aksi min reaksi) yang
pada kenyataannya tidak sepenuhnya sebuah hasil akhir bisa diramalkan secara
bulat. Dengan pemahaman seperti itu, akan mudah mengakibatkan timbulnya
rasa frustasi dan tidak bahagia ketka melihat kenyataan di depan bahwa hasil
yang diperoleh tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam Islam hubungan
kausalitas ini didasari atas pencarian ridha Allah yang bernilai ibadah. Menurut
134
Ari Ginanjar, masih terlalu banyak ilmu Allah yang belum diketahui. Dengan
prinsip mencari Ridha Allah tersebut akan membuat hati menjadi tentram,
bahagia, tingkat kesadaran emosipun akan tetap terjaga karena senantiasa
terhindar dari stress (Ginanjar, 2005: 150).
Prinsip kausalitas Islam ini di abadikan dalam ritual ibadah haji yaitu saat
melakukan ibadah sa‟i, ketika itu Siti Hajar menentukan prioritas dan upaya
yang jelas untuk mencari air, kemudian ia berlari-lari, bolak-balik tujuh kali
dari Shafa ke Marwa dalam upaya maksimalnya mendapatkan air. Pada
akhirnya air itu diperoleh di dekat Ka‟bah, bukan di Shafa ataupun Marwa.
Inilah makna hubungan kausalitas dalam Islam, yakni menentukan tujuan serta
prioritas secara jelas, uapaya maksimal tanpa putus asa, mencari ridha Allah
dalam bekerja, dan menyadari adanya kekuasaan Allah dalam setiap upaya
manusia (Ginanjar, 2005: 151).
b. Segmen 2
Tahapan denotatif
Segmenn 2, rangkaian pengambilan gambar lebih sering medium shot,
dalam lanjutan pembahasan ini, dengan medium shot tampak Uli Hediansyah
menanyakan tentang hal-hal apa saja yang dominan dalam mempengaruhi
hukum sebab akibat?. Dengan medium shot, Mario Teguh menatap ke arah
penanya dan ke semua penonton, beliau mengungkapkan;
“Demikian besarnya kewenangan yang diberikan Tuhan kepada Kita;
sampai-sampai orang yang tidak mengetahui keberadaan Tuhan, yang
tidak menghormati Tuhan, bahkan yang lupa menuliskan “T” besar untuk
panggilan Tuhan atau “A” besar untuk Allah semua tetap dikasihiNya.
Bahkan ada orang yang tidak percaya keberadaan Tuhan hidupnya tetap
baik karena dia berupaya, soal sampai kapan kehidupannya baik, tidak ada
yang tahu”.
135
/Demikian besarnya kewenangan yang diberikan Tuhan kepada Kita;/
<sampai-sampai orang yang tidak mengetahui keberadaan Tuhan, yang
tidak menghormati Tuhan, bahkan yang lupa menuliskan “T” besar untuk
panggilan Tuhan atau “A” besar untuk Allah semua tetap dikasihiNya.>
/Bahkan ada orang yang tidak percaya keberadaan Tuhan/ <hidupnya tetap
baik karena dia berupaya, soal sampai kapan kehidupannya baik, tidak ada
yang tahu>
Selanjutnya, dengan close up ekspresi Mario Teguh sambil menunjukkan
jarinya, sambil menekankan sebuah ungkapan:
“Tetapi sebagian dari kita yang tidak mengenal Tuhan berlaku seperti
dia mengenal Tuhan. Yang menyedihkan adalah orang yang mengaku
mengenal Tuhan dan beragama, berlaku seperti orang yang tidak mengenal
Tuhan dan tidak beragama. Jadi pilihan itu hak kita, maka gunakanlah
pilihan itu sebelum kita tidak bisa memilih lagi”.
/Tetapi sebagian dari kita yang tidak mengenal Tuhan/ <berlaku seperti
dia mengenal Tuhan.>
/Yang menyedihkan/ adalah <orang yang mengaku mengenal Tuhan dan
beragama, berlaku seperti orang yang tidak mengenal Tuhan dan tidak
beragama.>
/Jadi pilihan itu hak kita,/ <maka gunakanlah pilihan itu sebelum kita tidak
bisa memilih lagi>.
Tahapan konotatif
Ungkapan Mario Teguh di atas secara konotatif menggambarkan, bahwa
kasih sayang Allah menyelimuti segala sesuatu. Allah memberi bukan karena
kepentingan-Nya, tapi karena perhatian Allah kepada makhluk ciptaanNya,
baik Muslim atau kafir, shalih ataupun tidak. Allah memberi tak pandang bulu,
dicurahkan kepada semua makhluk-Nya. Pemberian Allah bukan untuk
kepuasan Allah karena Maha suci Allah dari membutuhkan apa pun, tapi justru
untuk kebaikan kita.
Dialah Allah yang mengasihi semua mahluk ciptaan-Nya tanpa kecuali.
Semua makhluk yang melata, yang besar maupun kecil di darat, laut dan udara
dan semua manusia baik yang beriman maupun tidak, yang baik maupun jahat
136
semuanya dikasihi secara adil dan merata. Akan tetapi, rahmat yang diberikan
berupa rahmat-rahmat yang kecil seperti kehidupan, susunan anggota tubuh,
kesehatan, isteri, keturunan, kekayaan dan lain sebagainya. Karena kasih
sayang Allah lah kita dan semua mahluk yang ada dibumi ini dapat hidup terus
menerus sampai datang ajal yang telah ditetapkan. Dengan kasih sayang-Nya
Allah mencukupkan semua kebutuhan hidup mahluk dialam semesta.
Hanya saja limpahan kasih sayang ini hanya diberikan Allah pada semua
makhluk selama hidup didunia saja, di akhirat kelak kasih sayang ini hanya
diberikan kepada orang beriman yang menjadi penghuni surga. Penghuni
Neraka tidak lagi merasakan kasih sayang yang mereka dapatkan selama hidup
didunia, karena mereka selama hidup didunia kafir dan ingkar pada-Nya.
Kasih sayang Allah ini dalam asmaul husna terdapat pada sifat al-
Rahman. Al-Rahman berasal dari kata sifat dalam bahasa arab, berakar dari
kata kerja ra-ha-ma, artinya penyayang, pengasih, pencinta, pelindung,
pengayom, dan para mufassir memberi penjelasan bahwa ”al-Rahman” adalah
kasih sayang Allah kepada semua makhluk. Secara makna tekstual yang
terdapat dalam kata al- Rahman adalah maha pengasih. Seperti yang terdapat
dalam surat al-Fatihah ayat 1 berikut:
“Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang.” (Q.S. al-Fatihah: 1).
Sedangkan makna kontekstual yang terdapat pada kata al- Rahman
adalah sifat pengasih Allah kepada seluruh makhluk-Nya yang diberikan di
dunia, baik manusia beriman atau kafir, binatang dan tumbuh-tumbuhan serta
makhluk lainnya. Sedangkan al-Rahim bermakna Dia (Allah) memberikan
rahmat-rahmat besar yang tiada ternilai, yaitu jalan lurus (shirath al-mustaqim)
137
perasaan bahagia yang sumbernya iman, perasaan cinta kepada Allah Swt,
kepada Rasul-Nya, ajaran-ajarannya, rahmat paling besar yang menjadi induk
segala rahmat ialah surga yang penuh nikmat (jannat al-na‟im) dan lain-lain
rahmat yang abadi dalam kehidupan di akhirat (al-Qahthani, 2009: 18).
c. Segmen 3 :
Tahapan denotatif.
Segmenn 3, rangkaian pengambilan gambar lebih sering long shot,
dalam lanjutan pembahasan ini, dengan long shot Mario Teguh menatap ke
arah semua penonton, dengan menjelaskan bahwa:
“Segala sesuatu ditentukan oleh niatnya. Jaminannya, jika niat kita baik;
maka hidup kita akan baik, mungkin tidak segera, tetapi pasti. Niat adalah
penghijrah. Jika ada orang yang mengaku sudah berniat tapi tetap malas,
itu belum betul-betul berniat, karena orang yang berniat pasti menindak-
lanjutinya dengan perbuatan yang mengubah keadaan. Semua tindakan
baik adalah tindakan kebahagiaan. Jadi orang yang belum bahagia, harus
melebihkan tindakan kebaikan”.
/Segala sesuatu ditentukan oleh niatnya./ <Jaminannya, jika niat kita baik;
maka hidup kita akan baik, mungkin tidak segera, tetapi pasti.>
/Niat adalah/ <penghijrah.>
/Jika ada orang yang mengaku sudah berniat tapi tetap malas,/ <itu belum
betul-betul berniat, karena orang yang berniat pasti menindak-lanjutinya
dengan perbuatan yang mengubah keadaan.>
/Semua tindakan baik/ adalah <tindakan kebahagiaan.>
/ Jadi orang yang belum bahagia,/ <<harus melebihkan tindakan kebaikan>
Tahapan konotatif
Ungkapan Mario Teguh di atas secara konotatif menjelaskan tentang
pentingnya niat dalam melakukan suatu pekerjaan. Dalam wacana ilmu fiqih,
niat adalah sesuatu yang dikrarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan
diaktualisasikan dalam tindakan. Niat (motivasi) hendaknya di imbangi dengan
ikhtiar (usaha keras). Niat yang baik adalah pondasi dari amal perbuatan. Jika
138
niatnya baik usaha amalnya juga baik, sebaliknya jika niatnya rusak, maka
amalnya juga rusak, sebagaimana hadits Rasulullah berikut:
“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Dan seseorang
sesuai dengan apa yang ia niatkan” (HR. Bukhari).
Niat lurus adalah motivasi yang diletakkan dalam kerangka mencari
keridhaan Allah semata, bukan atas motif yang lainnya. Dengan demikian
kontraknya adalah langsung antara manusia dan sang pencipta. Niat
meruapakan langkah awal dari sebuah karya, dan niat tulus yang dijalankan
dengan penuh keikhlasan akan menghasilkan sesuatu yang terjaga dari cemaran
motif, selain memperoleh ridha Allah.
d. Segmen 4 :
Tahapan denotatif
Segmen 4, rangkaian pengambilan gambar lebih sering medium shot,
dalam lanjutan pembahasan ini, dengan medium shot Mario Teguh menatap ke
arah semua penonton, dengan menjelaskan penuh penekanan, bahwa:
“Banyak sekali orang sudah tahu teknologi keberhasilan, sehingga kita
menganalisa keikhlasan. Padahal ikhlas itu tidak perlu dianalisa, ikhlas itu
dekat dengan tindakan. Kalau tahu itu tidak jujur, maka langsung tolak dan
tidak perlu dianalisa lagi. Orang yang tidak peka hatinya, karena diganggu
oleh analisa yang berlebihan”.
/Banyak sekali orang sudah tahu teknologi keberhasilan,/ <sehingga kita
menganalisa keikhlasan.>
/Padahal ikhlas/ itu <tidak perlu dianalisa, ikhlas itu dekat dengan
tindakan. Kalau tahu itu tidak jujur, maka langsung tolak dan tidak perlu
dianalisa lagi. Orang yang tidak peka hatinya, karena diganggu oleh
analisa yang berlebihan>
Tahapan konotatif
Ungkapan Mario Teguh di atas begitu jelas dan tegas yang
mengungkapkan bahwa, perbuatan ikhlas merupakan motif hati manusia dalam
139
berpikir, berkata, dan berperilaku semata hanya ditujukan kepada perkenan
Allah ta‟ala. Tidaklah dikatakan ikhlas kalau ada terbersit motif selain untuk
mencapai ridha Allah. Sesuatu dikatakan ikhlas digambarkan seperti apabila
tangan kanan memberikan sesuatu, tangan kirinya tidak tahu (Gani, 2005: 113).
Keikhlasan menjalani kehidupan merupakan fitrah dengan sunnatullah.
Dalam pencapaian tujuan harus disertai prasyarat dan proses. Manakala hasil
dicapai tanpa melalui proses berarti ada pemaksaan kehendak. Manakala ini
terjadi, biasanya akan mengalami benturan dengan kepentingan orang lain,
masyarakat maupun lingkungan. Orang yang ikhlas memiliki persepsi bahwa
kehidupan dunia adalah bersifat sementara dan kampung akhiratlah kehidupan
yang kekal. Kesadaran untuk mencapai keselamatan ke terminal akhir, itulah
yang membimbing perilaku hidupnya senantiasa menebarkan keikhlasan yang
bersandar pada perkenan Allah.
Fenomena disekitar kehidupan kita seperti perilaku menyogok untuk
memperoleh pekerjaan, jabatan, atau kenaikan karier, korupsi atau perilaku
money politic merupakan cermin dari demoralisasi bangunan hati, yang tidak
disinari hidayah Allah. Seorang pekerja yang ikhlas menjalani profesi,
memaknai pekerjaan sebagai wujud persaksian (syahadah) akan kebesaran
alam semesta. Dengan keikhlasannya ia menganggap pekerjaan sebagai media
membantu sesama. Motivasi luhur ini akan membimbingnya untuk bekerja
lebih baik. Dengan sikap ikhlas, manusia akan mampu mencapai tingkat
tertinggi nilai karsa batinnya dan karya lahirnya, baik pribadi maupn sosial.
140
3. Episode “Memperbaiki Rezeki” edisi 13 Mei 2012
Topik “memperbaiki rezeki” kali ini membahas tentang cara memperbaiki
rizki. Memperbaiki rezeki merupakan salah satu hal yang yang dilakukan banyak
orang dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Topik ini penulis teliti,
karena di dalam pembahasannya Mario Teguh secara eksplisit ataupun konotatif
terdapat pesan-pesan moral Islam dalam memberikan motivasinya untuk
memperbaiki rezeki.
a. Segmen I
Tahapan denotatif
Segmen pertama (sesion 1), rangkaian pengambilan gambar lebih sering
long shot dan medium shot. Long shot menandakan setting dan karakter yang
ingin disampaikan kepada publik. Baground panggung (Mario Teguh Golden
Ways) yang cerah, gemerlap warna kuning emas di dalam studio, menunjukkan
kepada publik mengenai situasi yang terlihat cerah sebagai tanda antusias serta
penuh semangat. Selanjutnya secara medium shot, Hilbram Dunar tampak
sedang menatap audien dengan antusias, beliau menyampaikan pengantarnya
“Selamat malam,,, apa kabar... super (audien).”. selamat datang di Mario
Teguh Golden Ways.
Selanjutnya, Hilbram Dunar mengajak penonton untuk menyambut
Mario Teguh maju ke panggung untuk membahasnya, dengan ungkapan,
(untuk itu kita sambut kehadiran pak Mario Teguh), dengan di iringi tepuk
tangan yang meriah dari penonton.
Shot selanjutnya tampak secara long shot, Mario Teguh masuk ke
panggung setelah di panggil Hilbram Dunar, terlihat medium shot dengan
141
salam hangat Mario Teguh, sehingga penonton dapat melihat keseluruhan
obyek dan setting yang mengelilinginya. Tampak close up pandangan Mario
Teguh diarahkan kepada semua hadirin dengan sorot mata ramah, bersahabat,
dan hormat. Menyampaikan sapaan khasnya, dengan membangun kontak
dengan penonton yang mendengarkan. Mario Teguh mengawali topik
pembicaraannya dengan salam hangatnya,
“Sahabat-sahabat saya yang super dan baik hatinya, apa kabar,,,, super
(audien),,, selamat malam, Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh,
salam sejahtera dan om swastiastu, dan mudah-mudahan anda dalam
kedamaian serta sehat)”.
Selanjutnya, beliau menyampaikan pesan pertamanya;
“Rezeki itu lebih besar daripada sekedar uang. Namun dalam hal ini
dikhususkan lebih dalam mengenai membiayai kehidupan yang baik,
dimana di dalamnya termasuk uang”.
/Rezeki itu/ <lebih besar daripada sekedar uang.>
/Namun dalam hal ini/ <dikhususkan lebih dalam mengenai membiayai
kehidupan yang baik, dimana di dalamnya termasuk uang>
Selanjutnya, secara medium shot Hilbram Dunar menyampaikan
pengantarnya dengan pertanyaaan, “orang baik seperti apakah yang didatangi
rizki pak?” Mario Teguh menatap ke arah Hilbram Dunar dan semua penonton,
diambil dengan medium shot, ia berkata;
“Ada 4 konsep penting mengenai rejeki: Pertama, semua uang adalah
uang Tuhan, artinya Semua hal dalam kehidupan ini adalah pemberian
Tuhan. Kedua, kepantasan untuk diberi, artinya orang yang meminta harus
pantas diberi. Ketiga, kenaikan kelas kepantasan, artinya kita mau naik
kelas, naik kelas kepantasan karena kelas pemberian yang kita minta lebih
tinggi. Keempat, hidup ini lari maraton, bukan lari 100 meter siapa yang
paling cepat, ini panjang-panjangan ketahanan kebaikan”.
/Ada 4 konsep penting mengenai rejeki:/ <Pertama, semua uang adalah
uang Tuhan, artinya Semua hal dalam kehidupan ini adalah pemberian
Tuhan. Kedua, kepantasan untuk diberi, artinya orang yang meminta harus
pantas diberi. Ketiga, kenaikan kelas kepantasan, artinya kita mau naik
kelas, naik kelas kepantasan karena kelas pemberian yang kita minta lebih
142
tinggi. Keempat, hidup ini lari maraton, bukan lari 100 meter siapa yang
paling cepat, ini panjang-panjangan ketahanan kebaikan>
Selanjutnya, secara fuul shot Mario Teguh juga menambahkan, dengan
berdialog kepada audien;
“Apakah Tuhan maha kaya?, apakah Tuhan maha pemurah? Tuhan itu
maha kaya, maha pemurah, maha mendengar semua permintaan.Jadi,
Tuhan maha memungkinkan.
“Mungkin tidak orang yang tidak pantas diberi sesuatu yang besar?
Mungkin.” Dengan medium shot, beliau menambahkan;
“Maka, seninya adalah mencari hal-hal yang memungkinkan Tuhan
membesarkan kita daripada ukuran kita sendiri. Oleh karena itu, banyak
dari kita terlalu menakar kemampuan Tuhan. Kemampuan Tuhan besar
sekali, jangan batasi. Kekayaan itu harus. Jangan sampai orang jahat yang
kaya, menggunakan kekayaannya untuk menistai orang baik. Yuk jadi
orang baik yang kaya”.
/Tuhan/ <Apakah Tuhan maha kaya?, apakah Tuhan maha pemurah?
Tuhan itu maha kaya, maha pemurah, maha mendengar semua permintaan.
Jadi, Tuhan maha memungkinkan.>
/Mungkin tidak orang yang tidak pantas diberi sesuatu yang besar?/
<Mungkin.>
/Maka, seninya adalah/ <mencari hal-hal yang memungkinkan Tuhan
membesarkan kita daripada ukuran kita sendiri. Oleh karena itu, banyak
dari kita terlalu menakar kemampuan Tuhan. Kemampuan Tuhan besar
sekali, jangan batasi.>
/Kekayaan itu harus./ <Jangan sampai orang jahat yang kaya,
menggunakan kekayaannya untuk menistai orang baik. Yuk jadi orang
baik yang kaya>.
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan oleh Mario Teguh di atas secara denotatif
menganjurkan kepada penonton, menggunakan empat konsep utama
memperbaiki rizki, yang secara konotatif dapa dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, semua uang adalah uang Tuhan, artinyasemua hal dalam
kehidupan ini adalah pemberian dan ciptaan Tuhan termasuk uang. Semua hal
dalam kehidupan ini adalah pemberian Allah, pernyataan ini sesuai dengan
firman Allah dalam Alquran surat Fathir: 3 ;
143
“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta
selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan
bumi?” (Q.S. Fathir: 3).
“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan
dari bumi?” Katakanlah: “Allah.” (Q.S. Saba‟: 24).
Bagi seorang muslim harta itu bukan tujuan, harta hanya sarana untuk
melaksanakan tugas dan pengabdiannya sebagai seorang khalifah dimuka bumi
yang salah satu tugasnya adalah memakmurkan kehidupan di bumi. Manusia
hanya memanfaatkan dan mengelolanya sesuai dengan ketentuan syari‟ah.
Pratisipasai dalam memakmurkan kehidupan dibumi dapat dilihat dari
usahanya menyediakan keperluan dan kebutuhan umat yang memerlukan
produk/jasa yang dijualnya, dan lebih jauh lagi dapat dilihat dari berapa banyak
orang yang turut bekerja dalam aktivitas bisnis dan yang turut mendapat
penghasilan dari bisnisnya.
Kedua, kepantasan untuk diberi, artinya orang yang meminta harus
pantas diberi. Dalam penjelasannya, Mario Teguh juga menambahkan bahwa
kita sudah tahu, Tuhan itu maha kaya, maha pemurah dan maha pendengar.
Namun kebanyakan orang hanya meminta yang kecil-kecil saja. Meskipun kita
seringkali beranggapan bahwasanya itu merupakan tahu diri atau melihat
kepantasan diri sendiri, tetapi perlu kita ketahui bahwa Tuhan itu maha
memungkinkan.
Dari hal tersebut bisa kita tarik kalimat inti bahwa kita terlalu menakar
kemampuan Tuhan. Kemampuan Tuhan yang besar sekali jangan dibatasi
dengan permintaan yang kecil-kecil saja. Mario Teguh juga memberikan
contoh, sederhananya saja berapa banyak orang yang berani mengatakan “Saya
ingin menjadi kaya raya”. Jika demikian, berarti mungkin selama ini kita
144
disiksa oleh perasaan tidak pantas kita. Oleh karena itu, harus dengan ikhlas
kita dalam meminta, bukan dalam keterpaksaan kepantasan diri sendiri.
Terlebih lagi jika permintaan tersebut nantinya akan digunakan untuk kebaikan
seperti membangun rumah sakit bagi orang miskin, membangun sekolah bagi
mereka yang tidak mampu membiayai pendidikan, membangun rumah sakit
bagi orang miskin dan lain-lain. Hal ini Mario Teguh juga mengajak kita
supaya menjadi manusia yang kaya dan baik, agar kekayaan itu bisa digunakan
untuk hal yang baik pula. Jangan sampai kekayaan itu jatuh ke tangan orang
yang tidak baik dan menggunakannya untuk menistai orang lain.
Ketiga, kenaikan kelas kepantasan, artinya kita mau naik kelas, naik
kelas kepantasan karena kelas pemberian yang kita minta lebih tinggi.Ada hal-
hal yang bisa kita lakukan untuk memantaskan diri. Jadi, kepantasan untuk
diberi itu termasuk kepantasan setelah menerima. Bersyukur itu berarti
menggunakan uang Tuhan untuk kebaikan. Tuhan akan memberikan sesuatu
yang besar kepada orang yang pantas menerimanya, bukan orang yang tidak
pantas. Menurutnya, yang namanya rizki berubah menjadi berkah kalau
penggunaannya indah.
Seringkali seseorang juga merasa bahwa do‟anya seperti tidak pernah
didengarkan oleh Tuhan. Namun ketahuilah bahwa Tuhan lebih tahu di balik
itu semua. Bisa saja setelah rezeki yang seseorang minta dikabulkan oleh
Tuhan, namun malah justru membuat orang tersebut menjadi jahat. Tentu saja
hal tersebut dicegah oleh Tuhan. Sehingga syukurilah hikmah di balik hal
tersebut. Belum tentu rezeki belum terpenuhi itu karena Tuhan tidak
mendengar, namun di balik itu semua Tuhan lebih tahu apa yang terbaik bagi
145
kita. Sehingga bisa kita katakan rezeki itu akan menjadi berkah ketika
penggunaannya itu benar dan baik.
Keempat, hidup ini lari maraton, bukan lari 100 meter siapa yang
paling cepat, ini panjang-panjangan ketahanan kebaikan. Artinya hidup ini
bukan seperti lari cepat 100 m atau sekadar adu panjang ketahanan kebaikan.
Untuk apa berhasil sebelum 60 tahun lalu korupsi setelah 60 tahun dan
akhirnya membuat cucu kita harus mengunjungi di penjara. Pesan Mario Teguh
ini secara konotatif ingin menggambarkan tentang fenomena kasus korupsi
yang sedang marak terjadi di Indonesia. Mereka mencari jalan pintas untuk
memanfaatkan jabatan dan kedudukannya untuk memperkaya diri.
Sebagaimana peringatan Nabi Muhammad Saw.;
"Seandainya anak Adam memiliki sebuah lembah berisi emas, pasti dia
ingin memiliki dua lembah emas. Tidak akan ada yang bisa memenuhi
mulutnya kecuali hanya tanah (kuburan). Dan Allah akan memberi taubat
kepada orang-orang yang mau bertaubat" (HR. Bukhari).
Hadits tersebut di atas memberi pengertian betapa setiap manusia
mempunyai karakter tamak, rakus, dan kerakusan manusia tak ada batasnya,
andaikan ia mempunyai apa yang telah diidam-idamkan maka muncul
keinginan yang lain untuk memilikinya, karakter dan keinginan yang demikian
ini berjalan terus secara simultan hingga keinginan itu terkubur bersama jasad-
jasanya.
Untuk memenuhi hasrat ingin memiliki yang berlebihan dan nafsu
rakus yang menggebu-nggebu itulah disinyalir menjadi faktor terbesar
terjadinya korupsi dari semua lini, dari penjuru kota hingga pelosok desa, dari
instansi negeri sampai pada instansi swasta. Bahkan ada beberapa orang
146
terpandang dalam ilmu agamanya tetapi ia terlibat korupsi yang jumlahnya
fantastis mencapai miliaran rupiah.
Untuk itu yang perlu disadari adalah bahwa hidup adalah proses. Untuk
itu, hendaknya hati-hati dan sabar, karena proses memerlukan kehati-hatian,
dan karena proses memerlukan waktu yang juga menuntut kesabaran.
Melupakan proses pada hakikatnya berlawanan dengan kodrat hidup itu
sendiri. Semuanya yang menentukan adalah proses, dan dalam proses itulah
maka harga, kualitas, derajat dan jati diri seseorang ditentukan bukan hasilnya.
Tidak ada artinya kekayaan, kesuksesan yang diperoleh dengan melawan
aturan dan merugikan orang lain (Asyari, 2005: 246).
b. Segmen II
Tahapan denotatif
Segmen 2, rangkaian pengambilan gambar lebih sering medium shot
dan close up. medium shot untuk membuat focus terhadap dua orang yang
saling berhadapan dan berinteraksi dalam panggung. sedangkan close up untuk
menjelaskan ekspresi wajah mimik dari interaksi tersebut. Dengan medium
shot, Hilbram Dunar menyampaikan pertanyaannya tentang bagaimana cara
berdo‟a yang benar, agar mendapat rizki yang baik? Mario Teguh menatap ke
arah Hilbram Dunar dan semua penonton, diambil dengan medium shot, ia
berkata;
“Kita itu harus bagi tugas yang jelas sekali antara kita dengan Tuhan.
Tugas kita untuk meminta dan tugas Tuhan untuk memberi. Meminta
disebut tugas karena diperintahkan oleh Tuhan untuk berdo‟a. Jadi,
kewajiban kita adalah untuk meminta”.
/Kita itu harus bagi tugas yang jelas sekali antara kita dengan Tuhan./
<Tugas kita untuk meminta dan tugas Tuhan untuk memberi.>
147
/Meminta disebut tugas/ <karena diperintahkan oleh Tuhan untuk berdo‟a.
Jadi, kewajiban kita adalah untuk meminta>
Selanjutnya, dengan bantuan gambar di layar, Mario Teguh menuliskan
rumus, bahwa:
Upaya sama dengan: doa plus tindakan. Jangan kurangi sembahyangnya,
tambahi tindakannya.
/Upaya/ adalah <sama dengan: doa plus tindakan. Jangan kurangi
sembahyangnya, tambahi tindakannya.>
Beliau juga menambahkan,
“Dari semua permintaan, yang paling indah itu yang tidak dikatakan.
Permintaan yang paling kuat adalah yang tidak dikatakan tetapi dalam
tindakan. Itu sebabnya do‟a yang paling indah adalah do‟a dalam bentuk
kehidupan. Orang yang hidupnya berdo‟a. Bangun pagi karena dia tahu
bahwa rezeki harus segera dijemput. Meramahkan diri, senyum karena
tahu penghormatan itu penting bagi hati sesama. Menyimpan uang orang
dengan amanah. Do‟a yang paling kuat, yang paling didengar itu dalam
bentuk kehidupan”.
/Dari semua permintaan,/ <yang paling indah itu yang tidak dikatakan.>
/Permintaan yang paling kuat/ adalah <yang tidak dikatakan tetapi dalam
tindakan.>
/Itu sebabnya do‟a yang paling indah/ adalah <do‟a dalam bentuk
kehidupan.>
/Orang yang hidupnya berdo‟a./ <Bangun pagi karena dia tahu bahwa
rezeki harus segera dijemput. Meramahkan diri, senyum karena tahu
penghormatan itu penting bagi hati sesama. Menyimpan uang orang
dengan amanah.>
/Do‟a yang paling kuat,/ <yang paling didengar itu dalam bentuk
kehidupan>
Tahapan konotatif
Pada pesan Mario Teguh di atas, secara eksplisit mengandung pesan
bahwa Kita sebagai manusia tugasnya meminta, sedangkan Tuhan adalah yang
memberi. Beliau menjelaskan, kenapa meminta itu bisa disebut tugas
manusia?, karena hal tersebut diperintahkan oleh Tuhan, yakni untuk berdo‟a.
Mario Teguh menggambarkan pada setiap ibadah wajib kita kebanyakan isinya
148
adalah permintaan ke Tuhan. Rezeki, kesabaran, surga, minta dimaafkan,
disayangi, dicintai ada semua di dalam permintaan tersebut (do‟a). Maka dari
itu kewajiban kita adalah untuk meminta. Tuhan itu demikian sangat
penyayang kepada makhluk-Nya, untuk memberi saja diwajibkan meminta.
Bahkan bagi mereka yang tidak percaya adanya Tuhan, masih saja
mendapatkan rezeki dari Tuhan. Hal tersebut dikarenakan Tuhan begitu sangat
penyayangnya.
Pada pesan Mario Teguh di atas secara konotatif, menggambarkan
pentingya do‟a dan tindakan dalam memperoleh Rizki. Hal ini sebagaimana
pengertian do‟a yang artinya ibadah, yakni ibadahnya makhluk kepada sang
pencipta. Do‟a berarti juga upaya memanggil Allah dalam rangka mengajukan
permohonan kepada-Nya (Ghafur, 2005: 212).
Berdo‟a memiliki makna simbolik berupa pengakuan akan adanya zat
yang maha pengasih, yang memiliki kemampuan meluluskan do‟a hambanya.
Dalam do‟a terkandung pengakuan kepasrahan, ketidak mampuan, kedhaifan
dan sekaligus sebagai peneguhan komitmen untuk mengabdi hanya kepada-
Nya.
Do‟a sangat dianjurkan dalam agama. Karena do‟a menunjukkan
dekatnya relasi manusia dengan penciptanya. Do‟a merupakan ruhul ibadah,
setiap ritus ibadah pasti memuat bacaan do‟a yang dipersembahkan kepada
Allah. Sebagaimana ritus ibadah shalat meliputi bacaan yang merupakan do‟a.
Shalat adalah salah satu ibadah yang menempati posisi yang paling signifikan
dalam ajaran Islam. Sebagai medium atau metode pendekatan diri, maka do‟a
adalah mengisi substansi dialog batin kepada sang khalik. Dengan do‟a
149
disampaikan visi dan misi kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam surat
al-Baqarah ayat 186:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka
(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S.
Al-Baqarah: 186).
Dengan berdoa‟a manusia bisa meminta apa saja yang dibutuhkan
dalam hidupnya. Sebagaimana janji Allah dalam surat Fathir: 60;
“Berdo‟alah kalian kepada-Ku, niscaya Aku penuhi (do‟a) kalian”.
Ini adalah jaminan bahwa setiap do‟a akan dijawab Allah dengan
sebaik-baik jawaban. Namun, bukan berarti ketika Allah berjanji mengabulkan
do‟a, kemudian bebas meminta apa saja, termasuk hal-hal yang buruk. Do‟a
adalah sarana kebajikan, maka dimanfaatkannya pun hanya demi kebaikan.
Hendaknya do‟a juga harus diselaraskan dengan usaha dalam mencapainya.
Do‟a dan usaha merupakan dua hal yang harus dilakukan bersama.
Orang tidak boleh mengandalkan do‟a tanpa usaha atau sebaliknya. Do‟a
hendaknya diselaraskan dengan usaha secara bersamaan. Sebagai contoh,
berdo‟a agar lulus dengan baik dan mendapatkan nilai tinggi, tetapi malas
belajar. Kekuatan doa‟a akan menjadi efektif apabila kita sanggup mengubah
diri kita mealalui do‟a itu.
Mario Teguh, dalam penjelasannya juga mengingatkan bahwa, masalah
yang terjadi itu karena kurangnya tindakan, hal ini hanya bisa diperbaiki
dengan tindakan. Jika kita telah melebihkan doa tetapi kurang bertindak, kita
harus melebihkan tindakan, tanpa mengurangi do‟a. Untuk itu, pesannya
janganlah hanya berdo‟a, tetapi tidak melakukan sesuatu yang menjadi sebab
150
terjawabnya doa. Sebuah upaya belumlah lengkap, jika hanya berisi doa untuk
diringankannya beban, tanpa diikuti dengan tindakan pasti dan tegas untuk
menjadikan seseorang lebih kuat daripada bebannya sekarang.
Setiap mukmin tidak pernah gentar dalam melintasi perjuangan hidup
ini. Sebab, hanya Allah sebagai pembela dan penolong. Sebagaimana dalam
surat al-Fatihah ayat 5;
“Hanya engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada engkaulah kami
meminta pertolongan.” (Q.S. al-Fatihah: 5).
Ayat ini sebagai ikrar seorang mukmin untuk mengabdi pada Allah.
Jika dalam pengabdiannya itu menemui aneka macam persoalan, maka kepada
Allah-lah memohon pertolongan (Qowiy: 192).
Dalam penjelasannya tentang berdo‟a, Mario Teguh menekankan pada
terkabulnya do‟a ketika do‟anya di iringi dengan tujuan dan usaha yang
memadai. Permintaan yang paling kuat adalah permintaan yang tidak
dikatakan. Sebagai contoh; ketika ada dua orang yang berdo‟a, orang yang
pertama secara terang-terangan minta uang kepada Tuhan, namun orang yang
satunya berusaha mencari uang ketika ia ingin memberi bantuan kepada orang
yang tidak mampu, padahal dirinya sendiri tidak punya uang. Tentu saja hal
yang dilakukan oleh orang yang kedua bisa dikatakan sebagai permintaan.
Bahkan permintaan seperti yang dilakukan oleh orang yang kedua itulah yang
lebih mulia, karena jelas untuk apa permintaan uang tersebut, yakni untuk
membantu orang lain yang tidak mampu. Sehingga, beliau menekankan bahwa
doa yang paling indah adalah dalam bentuk kehidupan. Sebagai contoh bangun
pagi karena tahu bahwa rezeki harus segera dijemput, meramahkan diri dengan
151
tersenyum karena tahu penghormatan itu penting bagi hati sesama, menyimpan
uang orang dengan amanah, dan lain sebagainya.
c. Segmen III
Tahapan denotatif (sesion 1)
Segmen 3 (sesion 1), rangkaian pengambilan gambar lebih sering long
shot dan medium shot. Dengan long shot, Hilbram Dunar membacakan tentang
hasil polling dengan pertanyaan;
Cara yang manakah yang menurut anda cepat dalam memperbaiki rizki?
a. Bantuan dukun peruntungan (1%)
b. Banyak-banyak minta maaf (85%)
c. Mengabdikan diri kepada pejabat tinggi (14%)
Dari hasil poling tersebut Mario Teguh menjelaskannya, dengan
medium shot menatap ke arah semua penonton, ia membahasnya dengan
pernyataan bahwa,
“Cara yang manakah yang menurut anda cepat dalam memperbaiki rizki?.
Pertama, dengan bantuan dukun peruntungan, apakah pantas kalau Tuhan
itu maha tahu dan maha memberi, minta selain kepada-Nya?
Kedua, mengabdikan diri kepada pejabat tinggi, beliau mengatakan;
“pejabat itu orang amanah bukan orang kaya”. (Dengan bantuan gambar
dilayar, beliau menambahkan), “yang di berhasilkan menjadi orang tidak
jujur itu orang yang dibiarkan karena sudah dilarang tetapi tetap maksa”.
Ketiga, banyak-banyak minta maaf, beliau menerangkan bahwa; “Kita itu
dilahirkan suci. Kalau kita sama sekali tidak terkotori oleh kesalahan dan
dosa, apakah rencana kebesaran hidup kita terjadi? Ya. Tapi dengan
menuanya diri, kesucian waktu kita lahir batal sehingga yang menjadi hak
kita waktu kita dewasa, tertunda”.
/Cara yang manakah yang menurut anda cepat dalam memperbaiki rizki?/
<Pertama, dengan bantuan dukun peruntungan, apakah pantas kalau
Tuhan itu maha tahu dan maha memberi, minta selain kepada-Nya?>
<Kedua, mengabdikan diri kepada pejabat tinggi, beliau mengatakan;
“pejabat itu orang amanah bukan orang kaya”. “yang di berhasilkan
menjadi orang tidak jujur itu orang yang dibiarkan karena sudah dilarang
tetapi tetap maksa”>
<Ketiga, banyak-banyak minta maaf, beliau menerangkan bahwa; “Kita
itu dilahirkan suci. Kalau kita sama sekali tidak terkotori oleh kesalahan
152
dan dosa, apakah rencana kebesaran hidup kita terjadi? Ya. Tapi dengan
menuanya diri, kesucian waktu kita lahir batal sehingga yang menjadi hak
kita waktu kita dewasa, tertunda>.
Tahapan konotatif
Pada sesion ini secara konotatif, terdapat beberapa pesan dakwah yang
tersirat dalam tiga poin yang disampaikan Mario teguh. Pertama, apakah
pantas kalau Tuhan itu maha tahu dan maha memberi, minta selain kepada-
Nya?, kalimat ini secara tidak langsung mengandung pesan bahwa tempat
meminta dan berdo‟a hanya kepada Allah. Sehingga, meminta bantuan kepada
manusia, makhluk, atau benda apa pun untuk memperbaiki rezeki dan nasib,
hanyalah kesia-siaan, dan termasuk perbuatan syirik. Allah telah berfirman
dalam surat An-Nisaa‟ ayat48;
”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari Syirik itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (Q.S. an-Nisaa‟: 48).
Ayat ini menunjukkan bahwa dosa syirik merupakan dosa yang sangat
besar. Karena seluruh para Rasul menyeru untuk beribadah dan berdo‟a hanya
kepada Allah dan melarang untuk menunjukkan ibadah kepada selain-Nya.
Karena semua yang ada di dunia ini meruapakan ciptaan Allah, manusia hanya
bisa meminta dan memanfaatkannya.
Do‟a merupakan memiliki makna simbolik berupa pengakuan akan
adanya zat yang maha pengasih, yang punya kemampuan menolong terhadap
hambanya. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 186:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka
(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka
153
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S.
al-Baqarah: 186)
Dengan berdo‟a manusia bisa meminta apa saja yang dibutuhkan dalam
hidupnya. Setiap mukmin tidak pernah takut dalam melewati proses hidup ini.
Jika dalam pekerjaannya itu menemui aneka macam persoalan, maka kepada
Allah-lah memohon pertolongan. Sebab, hanya Allah sebagai pembela dan
penolong. Sebagaimana dalam surat al-Fatihah ayat 5;
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan” (Q.S. al-Fatihah: 5).
Kedua, pada pesan “banyak orang yang mengabdikan diri kepada
pejabat tinggi, namun beliau mengatakan; “pejabat itu orang amanah bukan
orang kaya”. Dengan bantuan gambar dilayar, Mario Teguh menjelaskan,
“yang di berhasilkan menjadi orang tidak jujur itu orang yang dibiarkan, karena
sudah dilarang tetapi tetap maksa”. Pesan ini mengandung pesan konotatif atas
perbuatan para pejabat yang tidak amanah dalam menjalanakan tanggung
jawabnya. Beliau menyindir para pejabat yang cara mendapatkannya kurang
terpuji dengan menghalalakan segala cara. Akhirnya, banyak orang “terpaksa”
memilih jalan pintas dan “jalan raya” yang biasa dilewati orang untuk bisa
mendapatkan kekayaan dengan banyak dan instant, yakni perbuatan korupsi
dan tidak amanah.
Mario Teguh menegaskan, bahwa menjadi pejabat itu adalah amanah
dan kepercayaan yang diberikan oleh rakyat, untuk mewakili dalam
mensejahterakan dan memuliakan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Dalam Alquran secara tegas Allah Swt. berpesan sebagaimana dalam surah al-
Anfal ayat 27 ;
154
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-
amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (Q.S. al-
Anfal ayat 27).
Menjadi pejabat adalah sebuah amanah. Dimana rakyat telah
memberikan kepercayaan untuk menjalankan amanah dalam mengelola
pemerintahan. Maka tindakan korupsi adalah tindakan ingkar atas amanah,
penghianatan dan kejahatan kemanusiaan. Sebuah prilaku yang bisa membuat
Tuhan menjadi marah.
Ketiga, Mario Teguh menjelaskan tentang perlunya banyak minta maaf
dalam memperbaiki rizki. Beliau menyampaikan bahwa;
“Sebagai manusia kita terlahir sebagai makhluk yang suci, namun seiring
berjalannya waktu, kesucian itu seringkali terkotori. Oleh karena itu, untuk
kembali memantaskan diri di hadapan Tuhan, banyak banyaklah minta
maaf agar Tuhan bisa memberikan rezeki yang sepantasnya.
Mario teguh juga menambahkan, itulah sebabnya kenapa Tuhan bilang kita
itu banyak-banyaklah minta maaf, supaya kita kembali kepada kesucian
waktu kita dilahirkan. Dan karena kita batal terus dalam memperbaiki diri,
diberikan masa-masa untuk memperbaiki diri supaya kembali ke fitrahnya.
Berarti, meminta maaf kepada manusia dan Tuhan, mengembalikan
kepantasan kepada kita untuk dimuliakan sebagai sesuci-sucinya jiwa.
Tuhan maha besar”.
/Sebagai manusia/ <kita terlahir sebagai makhluk yang suci, namun seiring
berjalannya waktu, kesucian itu seringkali terkotori. Oleh karena itu, untuk
kembali memantaskan diri di hadapan Tuhan, banyak banyaklah minta
maaf agar Tuhan bisa memberikan rezeki yang sepantasnya. banyak-
banyaklah minta maaf, supaya kita kembali kepada kesucian waktu kita
dilahirkan.>
/Dan karena kita batal terus dalam memperbaiki diri, diberikan masa-masa
untuk memperbaiki diri supaya kembali ke fitrahnya./ <Berarti, meminta
maaf kepada manusia dan Tuhan, mengembalikan kepantasan kepada kita
untuk dimuliakan sebagai sesuci-sucinya jiwa. Tuhan maha besar>
Pada pesan di atas secara konotatif, terdapat pesan bahwa meminta
maaf itu akan memudahkan datangnya rizki. Untuk itu, orang yang
mengharapkan rizki hendaklah ia bersegera untuk memperbanyak istighfar
155
(memohon ampun), baik dengan ucapan maupun perbuatan. Ada energi lain di
balik kebersihan diri dari segala salah dan dosa dalam hubungannya dengan
rezeki. Itulah yang disebut dengan keberkahan: sebuah nilai tambah yang
menjadikan rezeki sedikit, mempunya nilai guna yang maksimal.
Kebersihan jiwa akan membuat seseorang berlaku obyektif, jernih
dalam berkompetisi serta tidak melakukan kecurangan dalam berbagai
kesempatan, sebagaimana firman Allah berikut ini;
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan
beriman), dan Dia ingat nama Tuhannya, lalu Dia sembahyang” (Q.S. al-
A‟la: 14-15).
Ketika kesadaran kembali pada kebersihan diri lahir, itu saja sudah
membuka pintu rezeki baru. Taubat yang dilakukan dengan benar dan sepenuh
hati akan mendatangkan segala kemudahan dari Allah. Sebagaiman Allah
berfirman;
“Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-
anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula
di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (Q.S. Nuh: 10-12).
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini, apabila manusia bertobat kepada
Allah, meminta ampun kepada-Nya dan senantiasa menaati-Nya; niscaya Allah
akan menambahkan rezeki orang itu. Para sufi menyebut taubat sebagai stasiun
pertama dalam perjalanan menuju Tuhan. Sehingga, tanpa dimulai dari taubat,
maka apa yang kita lakukan menjadi sia-sia. Taubat adalah kembalinya seorang
hamba kepada Allah dengan meninggalkan jalan orang-orang yang dimurkai
Allah dan jalan orang-orang yang sesat. Tobat tidak diterima kecuali dengan
menyadari dosanya, mengakuinya dan berusaha mengatasi akibat-akibat dari
156
dosa yang dilakukannya. Orang yang kembali suci akan selalu berbuat indah,
benar dan baik. Dengan kesucian jiwa tidak akan mudah berburuk sangka,
bahkan akan memandang segala sesuatu dari sisi yang baik, benar dan indah
(Ghafur, 2005: 229).
d. Segmen IV
Tahapan denotatif (sesion 1)
Segmen IV (Sesion 1), rangkaian pengambilan gambar lebih sering
medium shot dan close up. Dengan medium shot, tampak seorang audien dari
tayangan video kiriman (Ibu Lusi), bertanya, tentang bagaimana dalam
bekerja agar tidak bosan dan boring?. Dengan medium shot, Mario Teguh
menatap ke arah penanya dan ke semua penonton, beliau menanggapinya
dengan menyampaikan;
“Kalau anda melakukan hal-hal yang sama, anda akan menjadi orang yang
sama. Jadi, kalau kita mau ada perubahan, kita harus melakukan sesuatu
yang lain, termasuk pilihan kata. Penghormatan terhadap sumber rezeki
tidak boleh dikecilkan”.
“Saya tidak mengajarkan kebencian tapi seandainya kalau ada benci satu
hal, bencilah kerata-rataan. Jangan pernah katakan "hanya", "biasa",
"kebetulan".
/Kalau anda melakukan hal-hal yang sama,/ <anda akan menjadi orang
yang sama. Jadi, kalau kita mau ada perubahan, kita harus melakukan
sesuatu yang lain, termasuk pilihan kata. Penghormatan terhadap sumber
rezeki tidak boleh dikecilkan”.>
/Saya tidak mengajarkan kebencian/ tapi <seandainya kalau ada benci satu
hal, bencilah kerata-rataan. Jangan pernah katakan "hanya", "biasa",
"kebetulan”>
Beliau juga menambahkan, bahwasanya sikap yang menyebabkan kita
masuk ke kehidupan yang lemah tidak bisa digunakan sebagai sikap yang
menguatkan kehidupan. Beliau menganjurkan;
157
“Perbaharui kualitas sikap, hormati diri sendiri. Tuhan memberikan kita
modal yaitu diri kita. Semua orang yang berhasil adalah orang yang
menggunakan apa yang ada dalam dirinya dengan sebaik-baiknya”.
/Perbaharui kualitas sikap, hormati diri sendiri./
/Tuhan memberikan kita modal/ yaitu <diri kita.>
/Semua orang yang berhasil/ adalah <orang yang menggunakan apa yang
ada dalam dirinya dengan sebaik-baiknya>
Tahapan konotatif
Pada sesion ini secara konotatif, terdapat pesan tentang keberanian
melakukan yang berbeda dari pada umumnya. Sikap berani ini merupakan
salah satu strategi yang bisa di gunakan untuk meningkatkan kesuksesan.
Kalau kita mau menjadi lebih baik, tentunya kita harus berani melakukan hal
berbeda. Tetapi kalau kita melakukan sesuatu yang sama dengan apa yang
orang lain lakukan, maka hasil yang kita dapatkan pasti akan sama. Keberanian
ini menjadikan seorang muslim untuk berbicara tentang kebenaran secara lurus
dan konsekuen serta tegas berdasarkan aturan-aturan yang dijelaskan Allah
Swt. Untuk itulah hendaknya kita mengikhlaskan diri untuk menjadi pribadi
yang baik.
Padahal siapapun diri kita, apapun profesinya, dimanapun tinggalnya,
dan berapapun usianya, memiliki potensi diri yang dapat dikembangkan. Setiap
manusia memiliki bermacam-macam potensi diri yang dapat dikembangkan.
Tidak sedikit manusia belum sepenuhnya mengembangkan dan menggunakan
potensi yang ada pada dirinya. Hal ini terjadi dikarenakan mereka belum atau
bahkan tidak mengenal potensi dirinya dan hambatan-hambatan dalam
pengembangan potensi diri tersebut. Tidak ada manusia yang lahir ke dunia
langsung menjadi ahli di bidang tertentu. Semua harus diraih dengan proses.
158
Jika anda sudah tahu potensi diri anda, itulah modal kesuksesan. Jika anda bisa
mengembangkan potensi anda menjadi prestasi, kesuksesan sudah menanti.
Maka sudah seharusnya sebagai umat Islam mempunyai spirit dan
motivasi untuk berani berbeda untuk mencapai kesuksesan, agar tidak
bergantung kepada siapapun, sehingga menjadi umat Islam yang terbaik seperti
yang di sebutkan dalam surat Ali Imron ayat 110:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah…” .
Allah sudah menyebutkan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik,
karena itu umat Islam harus unggul dalam segala hal, memiliki keberanian dan
semangat kerja yang luar biasa, mau bekerja keras dan pantang menadahkan
tangannya kebawah, sebaliknya umat Islam harus mengangkat tangan setinggi-
tingginya (berada di atas) siap mengayunkannya dengan kerja keras.
Tahapan denotatif (sesion 2)
Selanjutnya, dengan medium shot, tampak seorang audien dari tayangan
video kiriman (Yuli dari Jakarta), bertanya tentang bagaimana cara
memotivasiasi diri sendiri??, Dengan medium shot, Mario Teguh menatap ke
arah semua penonton dengan ekspresi yang ceria, beliau menjawab dengan
menyatakan;
“Kenapa menasihati orang itu sulit? Karena Tuhan ingin kita pantas
menasihati sehingga orang yang memberikan nasihat diminta dengan
penuh kasih oleh Tuhan untuk merasakan nasihatnya sendiri”.
/Kenapa menasihati orang itu sulit?/ Karena <Tuhan ingin kita pantas
menasihati sehingga orang yang memberikan nasihat diminta dengan
penuh kasih oleh Tuhan untuk merasakan nasihatnya sendiri>
159
Mario Teguh mencontohkan orang yang sedang marah, menurutnya
marah itu adalah kesempatan untuk bersabar. Sebagaimana ungkapannya;
“Banyak orang memaki kemarahan padahal kemarahan adalah kesempatan
indah untuk menyabarkan diri. Kapan lagi Anda bersabar kalau tidak
marah?”.
/Banyak orang memaki kemarahan/ <padahal kemarahan adalah
kesempatan indah untuk menyabarkan diri. Kapan lagi Anda bersabar
kalau tidak marah?>.
Tahapan konotatif
Pada sesion ini secara konotatif, terdapat pesan dakwah tentang
menahan amarah. Sebagaimana Rasulullah memerintahkan kepada seluruh
umatnya untuk jangan mudah marah, tentunya terdapat rahasia yang terpendam
di dalamnya. Mampu menahan marah termasuk amalan orang yang bertaqwa
dan dijanjikan syurga baginya, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah;
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-
orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),
baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan". (Q.S. Ali Imran: 133 – 134)
Tahapan denotatif (sesion 3)
Selanjutnya, dengan medium shot, tampak seorang audien di dalam
studio (ibu Ani), dengan pertanyaan, bagaimana hakikat kaya harta dan kaya
jiwa pak? Dengan medium shot, Mario Teguh menatap ke arah semua penonton
dengan ungkapan;
“Orang kaya tidak boleh sombong karena dia dikayakan. Jangan
menafikan peran Tuhan. Itu sombong sekali”.
/Orang kaya tidak boleh sombong/ <karena dia dikayakan. Jangan
menafikan peran Tuhan. Itu sombong sekali>
160
Dalam penjelasannnya, Mario Teguh menegaskan, yaitu adanya kata
yang indah sekali yaitu kata “sedang”. Dalam anjurannya Mario Teguh
menyampaikan:
“Kalau sedang dikayakan maka periharalah kebaikanmu supaya lama
kaya. Kalau sedang digagalkan maka perbaikilah kesabaranmu,
ketulusanmu, kejujuranmu supaya tidak lama-lama gagal. Maka Mario
Teguh dalam anjurannya, “Jika kita benar-benar mengerti menerima ikhlas
kekuatan Tuhan, hampir tidak ada ilmu yang tidak bisa diambil dari
keimanan”.
/Kalau sedang dikayakan/ <maka periharalah kebaikanmu supaya lama
kaya.>
/Kalau sedang digagalkan/ <maka perbaikilah kesabaranmu, ketulusanmu,
kejujuranmu supaya tidak lama-lama gagal.>
/Jika kita benar-benar mengerti menerima ikhlas kekuatan Tuhan,/
<hampir tidak ada ilmu yang tidak bisa diambil dari keimanan>
Tahapan konotatif
Pada sesion ini secara konotatif, terdapat beberapa pesan dakwah yang
tersirat yaitu untuk mensyukuri nikmat dan tidak boleh sombong. Penjelasan
ini membawa kita pada pengertian lebih lanjut bahwa bersyukur dan beriman
kepada Allah laksana dua sisi mata uang, keduanya tidak bisa dipisahkan. Hal
ini nampak dalam penegasan Allah yang tertuang dalam Alquran surat an-Nisa‟
ayat 147:
“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman?
Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui”.
Pada ayat tersebut bersyukur dan beriman digandengkan Allah. Orang
yang benar bersyukurnya pada Allah pastilah imannya juga benar. Demikian
pula, manakala seseorang memiliki iman yang benar kepada Allah, niscaya ia
akan menjadi pribadi yang selalu mensyukuri nikmat Allah. Jika keduanya
berpadu dalam diri seseorang maka tidak ada alasan bagi Allah untuk
161
menimpakan siksa padanya. Allah Maha Tahu siapa di antara manusia yang
benar-benar beriman dan bersyukur kepada-Nya.
Menyimak cara yang ditunjukkan manusia dalam menyikapi nikmat
Allah, ada dua kelompok manusia yang bisa disebutkan: yang bersyukur dan
yang kufur. Terhadap kedua kelompok manusia ini Allah menunjukkan sikap
yang berbeda. Manusia yang bersyukur akan mendapatkan bimbingan Allah ke
jalan yang diridhai-Nya, di samping adanya tambahan nikmat yang akan
diperolehnya. Sedangkan manusia yang kufur atau yang mengingkari nikmat
Allah, maka Allah akan biarkan ia terus berada dalam kesesatan dan pemberian
Allah yang terbaik baginya hanyalah siksaan yang pedih. Allah adalah Dzat
yang tidak membutuhkanapa pun dari makhluk-Nya, namun Dia amat murka
pada siapa pun yang tidak pandai berterima kasih kepada-Nya.
Manusia yang senantiasa bersyukur kepada Allah memiliki kemuliaan
dan keistimewaan dibandingkan yang lain. Ia akan selalu merasakan nikmat
Allah dalam hidupnya. Rasa syukur dan merasakan kehadiran nikmat itu selalu
bersama. Semakin banyak seseorang bersyukur, semakin banyak nikmat Allah
yang dirasakannya. Semakin banyak nikmat yang ia rasakan, semakin dalam
rasa syukurnya pada Allah. Keberadaan orang-orang yang seperti ini akan
selalu disertai oleh anugerah Allah. Di mana pun ia berada dan kondisi apa pun
yang ia alami, Allah selalu melimpahkan keberkahan padanya. Allah Swt. telah
menyebutkan hal itu dalam Alquran surat al-An‟am ayat 53:
“Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang
kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang yang miskin), supaya
(orang-orang yang kaya itu) berkata, „Orang-orang semacam inikah di
antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?‟ (Allah
berfirman): „Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang
bersyukur (kepadaNya)?” (Q.S. al-An‟am ayat 53).
162
Kekayaan dan kemiskinan adalah cara Allah menguji manusia, siapa di
antara mereka yang bersyukur kepada-Nya. Kekayaan adalah ujian seberapa
besar manusia masih mengingat Allah ketika hidupnya secara materi diberi
Allah kecukupan bahkan berlebih. Kemiskinan juga ujian seberapa besar
manusia mampu bersabar dalam keadaan hidup yang secara materi kekurangan.
Di antara orang-orang kaya ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur. Di
antara orang-orang miskin pun ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.
Namun, seperti yang diinformasikan Allah pada ayat di atas, kebanyakan di
antara orang-orang kaya tidak begitu percaya bahwa di tengah kekurangan
hidup orang-orang miskin ada anugerah Allah yang tak ternilai. Mereka
menyangka anugerah Allah itu hanya terlimpah pada mereka dengan bukti
kelebihan harta yang mereka miliki. Padahal Allah maha mengetahui siapa di
antara manusia yang bersyukur dan maha bijaksana dalam menentukan
anugerah apa yang terbaik untuk diberikan kepada hamba-hamba yang
bersyukur pada-Nya.
e. Segmen V
Tahapan denotatif (sesion 1)
Pada segmen V (sesion 1), rangkaian pengambilan gambar lebih sering
medium shot dan close up. Dengan medium shot, tampak seorang audien dari
twitter (ibu Fabiola), bertanya, tentang bagaimana cara kerja dengan ikhlas
walupun dalam gaji kecil?, Dengan medium shot, Mario Teguh menatap ke
arah penanya dan ke semua penonton, beliau menanggapinya dengan
menyampaikan;
163
“Tuhan itu kadang-kadang mengusir kita dari satu tempat dengan cara
membuat kita gelisah di situ. Kekurangan adalah ujian sementara bagi
orang yang akan segera dilebihkan kalau dia bukan ikhlas menerima
kekurangan tetapi ikhlas bertindak melebihkan dirinya supaya dia pantas
bagi penghargaan yang lebih tinggi”.
/Tuhan/ itu <kadang-kadang mengusir kita dari satu tempat dengan cara
membuat kita gelisah di situ.?
/Kekurangan/ adalah <ujian sementara bagi orang yang akan segera
dilebihkan kalau dia bukan ikhlas menerima kekurangan tetapi ikhlas
bertindak melebihkan dirinya supaya dia pantas bagi penghargaan yang
lebih tinggi>
Mario Teguh menambahkan, harus berani ambil risiko, Tuhan
menghargai orang yang berani melakukan sesuatu yang mengandung risiko
karena percayalah bahwa Tuhan akan merawat orang yang percaya kepada-
Nya.
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan Mario Teguh di atas, secara
konotatifmenganjurkan kepada penonton untuk bersikap sabar dan ikhlas
menerima kekurangan. Sabar merupakan salah satu sifat yang seharusnya
dimiliki setiap manusia. Sabar berarti menerima segala sesuatu yang diberikan
oleh Allah dengan pikiran positif, tidak berpikir negatif kepada-Nya. Sabar
juga dapat diartikan menahan diri dari hawa nafsu. Sabar merupakan salah satu
rahasia diri seorang hamba Allah karena sifat sabar membuat manusia lebih
bisa memahami kedudukannya sebagai hamba yang semestinya selalu patuh
dan taat pada perintah sang pencipta dan menyadari bahwa segala sesuatu yang
terjadi kepada kita merupakan yang terbaik untuk kita.
Hanya kepada Allah-lah setiap manusia akan kembali dan Allah
membenci manusia yang tidak sabar karena sifat tidak sabar akan berkembang
jauh melahirkan sikap putus asa, dan Allah sangat membenci sifat putus asa.
164
Oleh karena itu, sabar merupakan alat untuk mengendalikan diri agar seseorang
bisa bertindak secara bijak. Putus asa berarti menyerah kepada apa yang
semestinya bisa kita hadapi, bisa kita ubah dan mungkin bisa kita perbaiki.
Putus asa akan menyuburkan sifat malas dan sifat malas akan mengarah pada
kebodohan. Orang yang tidak sabar selalu gentar dalam menghadapi cobaan
yang datang kepadanya sehingga menyebabkan nyali mereka ciut.
Kesabaran merupakan kunci agar kita selalu ditemani dan dibimbing
Allah. Sabar menghantarkan seseorang menjadi manusia sejati, tangguh,
elegan, dan bermartabat. Betapa banyak kerusakan yang terjadi akibat manusia
tidak bisa bersabar. Banyak kegagalan perencanaan hidup juga diakibatkan
karena kurangnya kesabaran. Allah Swt berfirman;
"Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-
orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-
orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (Q.S. Fushshilat: 35).
Tahapan denotatif (Sesion 2)
Selanjutnya, dengan medium shot, tampak seorang audien lewat twitter
(ibu Rosi) dengan pertanyaan, apakah menikah itu dapat menambah rizki?,
Dengan mediumshot, Mario Teguh menatap ke arah penanya dengan ekspresi
senyum ramahnya, sambil menggunakan gambar yang ditampilkan di layar,
beliau berkata;
“Betul,,, untuk setiap jiwa, Tuhan sudah punya rencana. Pernikahan itu
indah karena di dalam penyatuan ini, rencana Tuhan akan menjadi utuh.
Abaikan yang tidak membahagiakan Tuhan. Apapun yang ingin Anda
lakukan tanya, apakah ini akan membahagiakan Tuhanku? Kalau tidak,
komentar apapun dari orang lain tidak penting. Mereka sementara dalam
hidupku. Aku permanen dalam hubunganku dengan Tuhan”.
/Betul,,, untuk setiap jiwa,/ <Tuhan sudah punya rencana.>
/Pernikahan/ itu <indah karena di dalam penyatuan ini, rencana Tuhan
akan menjadi utuh.>
165
/Abaikan yang tidak membahagiakan Tuhan./ <Apapun yang ingin Anda
lakukan tanya, apakah ini akan membahagiakan Tuhanku? Kalau tidak,
komentar apapun dari orang lain tidak penting. Mereka sementara dalam
hidupku. Aku permanen dalam hubunganku dengan Tuhan>
Tahapan konotatif
Pada pesan Mario Teguh di atas, secara konotatif terkandung pesan
bahwa Allah merupakan sumber rizki dan yang mengaturnya. Setiap jiwa telah
Allah jamin rizkinya secara utuh dan menyeluruh. Allah telah mempersiapkan
rizki kepada makhluknya jauh sebelum makhluk itu lahir. Pembuktian tentang
rizki ini memang tidak akan bisa dibuktikan dengan akal pikiran manusia atau
dengan uji klinis ilmu pengetahuan modern. Tapi Allah selalu memberikan
tanda-tanda agar manusia bisa belajar memahaminya. Semut, hewan yang
sangat kecil itu, bagaimanapun telah dijamin kehidupannya oleh Allah. Allah
tidak pernah menyia-nyiakan makhluknya yang hidup di alam ini walaupun
hanya sekecil semut sekalipun.
Rizki adalah urusan Allah, Dia telah menjamin rizki seluruh
makhlukNya, manusia harus yakin kepada Allah dan berprasangka baik
padaNya, tidak berlebihan menyibukan diri dlm memikirkan masa depan.
Semua itu tidak berarti manusia berpangku tangan menunggu rizkinya datang
tanpa usaha dan bekerja. Sebab langit mustahil menurunkan hujan perak atau
emas. Allah menganjurkan untuk bekerja mengerahkan kemampuan dan
berkarya.
“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung (Q.S. al-Jumuah: 10).
166
Dalam ayat yang lain Allah juga tegaskan;
”Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.
Kamilah yang akan memberi rizki kepada mereka dan juga kepadamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar” (Q.S: al-
Israa': 31).
Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah sangat sayang kepada hamba-
hamba-Nya, lebih dari kasih sayang orang tua kepada anaknya, karena Allah
melarang umat manusia membunuh anak-anak mereka. Jadi, seorang Muslim
tidak boleh takut miskin, meski sesulit apapun beban ekonomi yang sedang
dihadapinya. Malahan, situasi buruk itu harus disikapi secara tepat, sehingga
dapat menjadikan iman dan takwa kita meningkat, kemudian kita mampu terus
bersabar dan ikhtiar. Karena pada hakikatnya, setiap jiwa telah Allah jamin
rizkinya secara utuh dan menyeluruh.
f. Segmen VI
Tahapan denotatif (sesion 1)
Selanjutnya, dengan medium shot, tampak seorang audien lewat
facebook ( ibu Uus Nurhikmah), tentang bagaimana caranya agar kita bisa
tegas dan tidak plin-plan sesuai dengan situasi yang dihadapi? Dengan medium
shot, Mario Teguh menatap ke arah penanya dengan ekspresi senyum
ramahnya, Mario Teguh menanggapinya dengan kalimat;
“Kita itu ingin jawaban sederhana tapi tidak suka jawaban yang sederhana,
“Sebagian besar sudah tahu jawabannya, yang membuat dia sepertinya
tidak tahu karena tidak mau bertindak. Padahal tindakan itu separo
(setengah) dari doa. Yaitu Do‟a plus tindakan sama dengan upaya.
(doa+tindakan= upaya)”!
Tindakan yang menjadi kehidupan yang baik adalah do‟a yang terbaik.
Orang yang sudah tidak berdo‟a, karena kehidupannya adalah do‟a, dia
bisa mendapat yang tidak dimintanya. Jadi jangan terlalu terpaku kepada
permintaan yang kita minta. Ada hal-hal yang lebih penting yang bisa
diberikan Tuhan yang tidak kita minta kalau kita bertindak yang pantas
menerima yang tidak kita minta.
167
Kita sudah tahu pertanyaan-pertanyaan kehidupan, kita itu hanya belum
bertindak. Jadi kelihatannya seperti tidak tahu. Lalu sebagian orang
hidupnya hanya bertanya, dijawab, tidak bertindak”.
/Kita itu ingin jawaban sederhana/ <tapi tidak suka jawaban yang
sederhana, “Sebagian besar sudah tahu jawabannya, yang membuat dia
sepertinya tidak tahu karena tidak mau bertindak.>
/Padahal tindakan/ itu <separo (setengah) dari doa. Yaitu Do‟a plus
tindakan sama dengan upaya>
/Tindakan yang menjadi kehidupan yang baik/ adalah <do‟a yang terbaik.>
/Orang yang sudah tidak berdo‟a,/ <karena kehidupannya adalah do‟a, dia
bisa mendapat yang tidak dimintanya. Jadi jangan terlalu terpaku kepada
permintaan yang kita minta. Ada hal-hal yang lebih penting yang bisa
diberikan Tuhan yang tidak kita minta kalau kita bertindak yang pantas
menerima yang tidak kita minta.>
/Kita sudah tahu pertanyaan-pertanyaan kehidupan,/ <kita itu hanya belum
bertindak. Jadi kelihatannya seperti tidak tahu. Lalu sebagian orang
hidupnya hanya bertanya, dijawab, tidak bertindak>
Tahapan konotatif
Inti dari pesan Mario Teguh tersebut mendeskripsikan bahwasanya
masih banyak karunia Allah yang belum diketahui manusia. Untuk dapat
mengetahuinya dianjurkan berdoa memohon petunjuk hanya kepada Allah.
Orang yang berdo‟a hanya kepada Allah itu tandanya, ia percaya akan adanya
peran kemahakuasaan Allah, dan itu merupakan bukti iman kepada Allah.
Berdo‟a adalah salah satu bentuk perwujudan hubungan hamba dengan
Tuhan, dimana si hamba yang tiada berdaya memohon kepada Tuhan yang
maha kuasa sehingga si hamba selalu sadar bahwa dirinya adalah hamba yang
senantiasa memerlukan Tuhan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
hidupnya bahkan untuk hidupun dia memerlukan Tuhan. Merendahkan diri
dihadapan Allah lewat do‟a dan munajat meskipun doa tidak dikabulkan Allah
akan membuat kedudukan kita mulia dihadapan Allah sebagaimana sabda Nabi
Saw. : “Tidak ada sesuatu pun yang lebih mulia di hadapan Allah subhanahu
daripada do‟a” (HR. At Tirmidzi).
168
Maka do‟a adalah ibadah untuk mendekatkan diri kita kepada Allah,
semakin banyak kita berdo‟a maka akan semakin banyak pula ibadah dan
semakin dekat kita dengan Allah. Lewat do‟a Allah memberikan bantuan
kepada hamba-Nya dalam menghadapi berbagai persoalan hidupnya. Do‟a
yang dipanjatkan dalam keadaan benar-benar diperlukan biasanya akan lebih
dikabulkan Allah Swt. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
“Berdo‟alah kalian kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagi kalian,
sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan dirinya dari beribadah
(berdo‟a) kepada-Ku akan masuk jahannam dalam keadaan hina.” (Q.S.
Ghafir: 60)
Kenapa Allah menunda do‟a kita? Dan sedemikian lamanya Allah
menunda, sehingga akhirnya kita mengambil kesimpulan bahwa Tuhan
menolak do‟a kita. Sebelum berburuk sangka kepada Allah alangkah baiknya
kita instropeksi diri, kira-kira apa yang menyebabkan Allah tidak mengabulkan
do‟a kita.
Tahapan denotatif (sesion 2)
Selanjutnya, dengan medium shot, tampak seorang audien lewat
facebook (bapak Lugi Romeo), “kalau rizki itu dari Tuhan kenapa Tuhan
terlalu lama memberi, padahal kita sudah rajin beribadah?”. Dengan medium
shot, Mario Teguh menatap ke arah penanya dengan ekspresi senyum
ramahnya, Mario Teguh menanggapinya dengan ungkapan;
“Kita itu, kita pikir bisa lalu minta dihargai seperti yang kita pikir kita
bisa”. Atasan kita membayar kita dari yang sudah kita lakukan.
Penghargaan orang lain itu dari yang sudah kita lakukan, bukan yang kita
pikir bisa. Yuk kita membuktikan kepantasan untuk diberi. Bukan
bertanya-tanya mengapa belum diberi. Kuncinya, bersyukur”.
/Kita itu, kita pikir bisa/ <lalu minta dihargai seperti yang kita pikir kita
bisa>
169
/Atasan kita membayar kita/ <dari yang sudah kita lakukan. Penghargaan
orang lain itu dari yang sudah kita lakukan, bukan yang kita pikir bisa>
/Yuk kita membuktikan/ <kepantasan untuk diberi. Bukan bertanya-tanya
mengapa belum diberi. Kuncinya, bersyukur>
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan Mario Teguh di atas, secara konotatif
menganjurkan kepada penonton untuk selalu bersyukur, karena dengan
bersyukur nikmat akan selalu di tambah. Salah satu cara bagaimana membuat
nikmat itu akan terus bertambah adalah dengan cara bersyukur. Apapun
keadaanya, apapun musibahnya, apapun yang Allah berikan itu akan menjadi
lebih baik apabila mampu mensyukuri, meyakini bahwa semua kehendak
adalah datangnya dari Allah. Sebagaimana peringatan Allah dalam surat
Ibrahim ayat 7 berikut:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih” (QS. Ibrahim ayat:7).
Terlihat jelas pada ayat di atas bagaimana suatu nikmat dapat
bertambah apabila kita mampu bersyukur. Dan Alah akan memberi azab bila
mengingkari nikmatnya. Begitu beruntungnya orang yang mampu mensyukuri
segala keadaan karena dimanapun kapanpun dia akan merasa yakin senang dan
yakin bahwa Allah memberikan yang terbaik baginya.
Sikap bersyukur ini tidak hanya berupa ucapan saja, namun bisa
dilakukan dengan tindakan. Sebagaimana yang digambarkan Mario Teguh,
tentang seorang atasan (bos) yang memberikan bayaran atau upah sesuai
dengan hasil kerja yang diperolehnya. Orang dihargai karena kualitas hasil
karya dan karena apa yang dilakukannya. Manusia dan nilai kemanusiaan
170
kemudian menjadi nilai utama bagi semua karyawan. Menghargai adalah
menghormati keberadaan, harkat, dan martabat orang lain. Menghargai hasil
karya orang lain artinya menghormati hasil usaha, ciptaan, dan pemikiran
orang lain. Kita wajib menghargai dan menghormati hasil karya orang lain,
karena dengan sikap seperti itu kehidupan akan berjalan dengan tenteram dan
damai karena setiap orang akan menyadari pentingnya sikap saling
menghormati dan menghargai tersebut.
Menghargai hasil karya orang lain merupakan salah satu upaya
membina keserasian dan kerukunan hidup antar manusia agar terwujud
kehidupan masyarakat yang saling menghormati dan menghargai sesuai dengan
harkat dan derajat seseorang sebagai manusia. Menumbuhkan sikap
menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap yang terpuji karena hasil
karya tersebut merupakan pencerminan pribadi penciptanya sebagai manusia
yang ingin dihargai.
Tahapan denotatif (sesion 3)
Selanjutnya, dengan medium shot, tampak seorang audien di studio
(bapak Ikhsan), dengan bertanya tentang, apakah nasib itu ada, dan
bagaimana peran Tuhan? Dengan medium shot, Mario Teguh menatap ke arah
orang yang bertanya, dengan ungkapan;
“Ada, karena nasib tergantung upaya kita, Tuhan sudah menjamin kalau
manusia mau merubah dengan berupaya. “Upaya penentu kebaikan nasib”.
Jadi orang yang merasa nasibnya tidak baik, harus memeriksa upayanya.
Setiap orang berhak atas sebaik-baiknya kehidupan hanya kalau dia ikhlas
berupaya”.
/Ada (nasib)/ <karena nasib tergantung upaya kita, Tuhan sudah menjamin
kalau manusia mau merubah dengan berupaya.>
171
/Nasib/ <upaya penentu kebaikan nasib”. Jadi orang yang merasa nasibnya
tidak baik, harus memeriksa upayanya. Setiap orang berhak atas sebaik-
baiknya kehidupan hanya kalau dia ikhlas berupaya>
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan Mario Teguh di atas, secara konotatif
menganjurkan kepada penonton untuk selalu berupaya dalam mencapai suatu
tujuan. Karena keberhasilan dan kesuksesan seseorang tidak mungkin dicapai,
dengan mudah dan santai tapi dengan perjuangan yang gigih, ulet dan rajin
serta dengan resiko yang menyertainya. Ada ungkapan pepatah Arab yang
terkenal di kalangan pesantren yaitu “man jadda wajada” yang artinya
“Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil,” juga
terkenal di masyarakat kita pepatah “dimana ada kemauan, pasti disitu ada
jalan “. Kalimat bijak ini menununjukkan bahwa, tidak ada hal yang sulit jika
kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh, yang penting ada kemauan dan
menggunakan logika serta ilmu pengetahuan sesuai kapasitas kita masing
masing yang telah Allah berikan (Yusanto, 2002: 33).
Setiap manusia punya potensi untuk tumbuh dan berkembang, jadi
bukan hanya sekedar tumbuh semata, melainkan harus berkembang. Allah
sudah berikan modal dasar berupa otak dan akal yang lebih baik dibandingkan
dengan mahluk lainnya di muka bumi ini. Jadi sangatlah keliru jika kita
beranggapan bahwa nasib tidak bisa diubah. Nasib kita itu kita sendirilah yang
menentukan, sebagaimana yang telah di firmankan oleh Allah dalam kitab suci
Alquran bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu
sendiri yang mengubah nasib atau keadaan yang ada pada dirinya, sebagaimana
firman Allah;
172
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia (Q.S. ar-Ra‟d: 11).
Allah tidak akan mengubah nasib seseorang, bahkan suatu bangsa
kecuali dirinya sendiri yang mengubahnya. Allah sangat demokratis, segala
sesuatu peralatan dan hukum bermain telah ditetapkan, bergantung pada
ketrampilan masing-masing para pemain. Sebagaimana Jennnis Bryan dalam
Toto Tasmara, “Taqdir bukanlah masalah kebetulan, taqdir adalah masalah
pilihan, taqdir bukanlah sesuatu yang harus ditunggu, taqdir adalah sesuatu
yang harus dicapai” (Tasmara, 2004: 51).
g. Segmen VII
Tahapan denotatif (sesion 1)
Pada segmen VII (sesion 1), rangkaian pengambilan gambar lebih
sering medium shot dan close up. Dengan medium shot, Hilbram Dunar
bertanya, tentang kemana rizki harus kita dapatkan pak?, dengan medium shot,
Mario Teguh menatap ke arah penanya dan ke semua penonton, beliau
menanggapinya dengan menyampaikan;
“Kadang-kadang kita melihat kehidupan itu seperti tidak enak karena kita
mengarahkan pandangan kita kepada hal-hal yang menyedihkan. Itu
sebabnya, jagalah pergaulan yang baik. Dengarkan yang baik-baik. baca
yang baik-baik. Mudah-mudahan dengan itu, kita tidak hanya sudut
pandangnya baik, di manapun kita melihat dibaikkan karena bagi mata
yang ikhlas membaikkan kehidupan, sampahpun indah karena dia bisa
menggali rezeki yang besar dari pengelolaan sampah”.
/Kadang-kadang kita melihat kehidupan/ itu <seperti tidak enak karena
kita mengarahkan pandangan kita kepada hal-hal yang menyedihkan. Itu
sebabnya, jagalah pergaulan yang baik. Dengarkan yang baik-baik. baca
yang baik-baik. Mudah-mudahan dengan itu, kita tidak hanya sudut
pandangnya baik, di manapun kita melihat dibaikkan karena bagi mata
173
yang ikhlas membaikkan kehidupan, sampahpun indah karena dia bisa
menggali rezeki yang besar dari pengelolaan sampah>
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan Mario Teguh di atas, secara konotatif
menganjurkan kepada penonton untuk selalu berbaik sangka dan berpikir
positif. Dalam melihat permasalahan, Islam mengajarkan untuk melihatnya dari
sudut pandang positif. Islam mewajibkan umatnya untuk selalu berpikir positif.
Dalam Islam, hal tersebut kita kenal dengan istilah khusnudhon (prasangka
baik) (Ghani, 2005: 106).
Sebenarnya, berpikir positif melihat kebaikan dalam segala hal
merupakan hal yang biasa. Apa pun kondisinya, baik yang menyenangkan
maupun tidak menyenangkan, merupakan kualitas moral yang penting, yang
timbul dari keyakinan yang tulus akan Allah Swt., dan pendekatan tentang
kehidupan yang disebabkan oleh keimanan. Sebagaimana Allah berfirman;
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui (Q.S. al-Baqarah: 216).
Tanda pemahaman yang benar akan arti iman adalah tidak adanya
kekecewaan akan apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini. Sebaliknya, jika
seseorang gagal melihat kebaikan dalam setiap peristiwa yang terjadi dan
terperangkap dalam ketakutan, kekhawatiran, keputusasaan, kesedihan, dan
sentimentalisme, ini menunjukkan kurangnya kemurnian iman. Dengan kata
lain salah satu ciri orang beriman adalah selalu berpikir positif. Kebenaran ini
juga dinyatakan secara panjang lebar oleh Nabi Saw.;
“Aku mengagumi seorang mukmin karena selalu ada kebaikan dalam
setiap urusannya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur (kepada
Allah) sehingga di dalamnya ada kebaikan. Jika ditimpa musibah, ia
174
berserah diri (dan menjalankannya dengan sabar) bahwa di dalamnya
ada kebaikan pula” (HR Muslim).
Hanya dalam kesadaran bahwa Allah menciptakan segalanya untuk
tujuan yang baik sajalah, maka hati seseorang akan menemukan kedamaian.
Adalah sebuah keberkahan yang besar bagi orang-orang beriman bila ia
memiliki pemahaman akan kenyataan ini. Seseorang yang jauh dari Islam akan
menderita dalam kesengsaraan yang berkelanjutan. Ia terus-menerus hidup
dalam ketakutan dan kekhawatiran. Di sisi lain, orang beriman menyadari dan
menghargai kenyataan bahwa ada tujuan-tujuan Ilahiah di balik ciptaan dan
kehendak Allah. Oleh karena itu, berpikir positif akan membuat hidup kita
damai dan bahagia.
Tahapan denotatif (sesion 2)
Selanjutnya, dengan medium shot, tampak seorang audien di studio
(bapak Mujib) menyampaikan pertanyaan tentang, “apakah ada korelasi
antara pendidikan dengan rizki yang dia dapatkan?”. Dengan long shot, Mario
Teguh menjawabnya dengan menggunakan alat bantu gambar di layar, sambil
menyampaikan;
“Tidak semua orang yang bersekolah menjadi terpelajar. Dan tidak semua
orang yang mengenyam pendidikan terdidik”.
“Penggunaan ilmu lebih penting daripada ilmu. Mempekerjakan orang
berpendidikan, itu lebih penting daripada pendidikan karena banyak orang
terdidik tidak mempekerjakan dirinya sendiri”. Itu sebabnya bagi kita yang
muda-muda kalau mau karier Anda cemerlang, jangan berpikir hanya
untuk bekerja, berpikirlah untuk mempekerjakan orang lain. Itu yang
menjadikan kemampuan Anda berlipat-lipat sejumlah orang yang Anda
pekerjakan”.
/Tidak semua orang yang bersekolah/ <menjadi terpelajar.>
/Dan tidak semua orang yang mengenyam pendidikan/ <terdidik>.
/Penggunaan ilmu/ <lebih penting daripada ilmu.>
175
/Mempekerjakan orang berpendidikan,/ itu <lebih penting daripada
pendidikan karena banyak orang terdidik tidak mempekerjakan dirinya
sendiri”.>
/Itu sebabnya bagi kita yang muda-muda/ <kalau mau karier Anda
cemerlang, jangan berpikir hanya untuk bekerja, berpikirlah untuk
mempekerjakan orang lain. Itu yang menjadikan kemampuan Anda
berlipat-lipat sejumlah orang yang anda pekerjakan>
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan Mario Teguh di atas, secara konotatif
menganjurkan kepada penonton untuk menggunakan ilmunya dengan sebaik-
baiknya. Salah satu cara, agar ilmu memberi manfaat, maka harus dicari
dengan niat yang benar, sungguh-sungguh, dan ikhlas. Banyak orang yang
bertahun-tahun menncari ilmu, tetapi apa yang diperoleh ternyata tidak
memberi apa-apa terhadap pemiliknya. Seperti yang digambarkan Mario
Teguh di atas, “Tidak semua orang yang bersekolah menjadi terpelajar. Dan
tidak semua orang yang mengenyam pendidikan terdidik”. Pemilik ilmu yang
dimaksud tidak beda dengan mereka yang tidak memilikinya, atau dengan
mereka yang tidak pernah belajar. Akhirnya antara yang menyandang ilmu dan
yang tidak berilmu menjadi sama. Padahal seharusnya antara keduanya
berbeda. Akhir-akhir ini, gambaran tentang adanya ilmu yang kurang memberi
manfaat sudah sedemikian mudah didapat di masyarakat. Orang yang telah
lama belajar di lembaga pendidikan tetapi perilakunya tidak ada bedanya
dengan mereka yang tidak pernah sekolah, termasuk juga kecakapan,
kecerdasan, dan ketrampilannya. Antara yang bersekolah dan yang tidak
pernah bersekolah ternyata sudah banyak yang sama. Bahkan, kesamaan itu
juga terkait dengan tatkala mencari pekerjaan. Kenyataan seperti itu
menunjukkan bahwa tidak semua ilmu memberi manfaat.
176
Dalam Islam diajarkan bahwa, mencari ilmu itu adalah wajib.
Waktunya tidak terbatas, yaitu sejak di ayunan hingga sampai meninggal dunia
atau disebutkan sampai ke liang lahat. Bahkan wahyu dalam Alquran yang
pertama kali diturunkan adalah perintah membaca (iqra). Tentu pengertian
membaca dimaksud harus dimaknai secara luas. Membaca tidak saja diartikan
terhadap kitab suci, buku, atau tulisan, melainkan juga membaca apa saja yang
ada dan terbentang di jagad raya ini. Dalam penciptaan langit dan bumi,
pergantian malam dan siang, disebutkan adalah sebagai pelajaran bagi orang-
orang yang mampu berpikir.
Allah Swt telah mengisyaratkan bahwa manusia dapat meraih derajat
yang mulia disisi-Nya, serta kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, yaitu
dengan ilmu pengetahuan. Di dunia ia akan selamat, mampu bersikap bijak atas
segala hal yang terjadi. Selain itu ilmu yang didapatnya, mampu ia
kembangkan secara optimal dan dapat diamalkan untuk umat. Hal ini sesuai
dengan isyarat Allah Swt dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 berikut;
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan (Q.S. al-Mujadalah: 11).
Tahapan denotatif
Selanjutnya masuk pada sesion kesimpulan, dengan ful shot, Mario
Teguh menyampaikan:
“Berdo‟a saja sudah indah. Apalagi hidup dalam keindahan do‟a. Banyak
di antara yang kita terima sekarang, yang kita nikmati adalah hal-hal yang
tidak pernah kita minta. Tuhan mengetahui hal-hal yang lebih baik
daripada kita. Jadi mungkin, permintaan itu hanya karena diperintahkan,
177
minta saja, soal yang diberi apa betul-betul sebaiknya kita serahkan kepada
yang maha mengetahui. Kalau permintaan yang baik adalah kehidupan
yang baik, maka mulai hari ini kalau kita mau memperbaiki rezeki karena
kehidupan ini yang panjang, tidak mungkin kita bisa tahan lari cepat 100
meter hari, perpanjanglah napas Anda dengan sikap yang lembut kepada
sesama.
Kelembutan hati Anda, memanjangkan daya tahan Anda di dalam
menghadapi kehidupan yang tidak mudah ini. Mulai dari sekarang ambil
tanggung jawab pribadi, gunakan kehidupan sebagai doa, gunakan
kebaikan orang lain sebagai tanggung jawab kita, dan mudah-mudahan,
jiwa-jiwa kita yang ikhlas membahagiakan sesama, dirawat
kebahagiaannya oleh Tuhan yang maha penyayang”.
/Berdo‟a saja sudah indah./ <Apalagi hidup dalam keindahan do‟a.>
/Banyak di antara yang kita terima sekarang, yang kita nikmati adalah hal-
hal yang tidak pernah kita minta./ <Tuhan mengetahui hal-hal yang lebih
baik daripada kita. Jadi mungkin, permintaan itu hanya karena
diperintahkan, minta saja, soal yang diberi apa betul-betul sebaiknya kita
serahkan kepada yang maha mengetahui.>
/Kalau permintaan yang baik/ adalah <kehidupan yang baik, maka mulai
hari ini kalau kita mau memperbaiki rezeki karena kehidupan ini yang
panjang, tidak mungkin kita bisa tahan lari cepat 100 meter hari,
perpanjanglah napas Anda dengan sikap yang lembut kepada sesama.
Kelembutan hati Anda, memanjangkan daya tahan Anda di dalam
menghadapi kehidupan yang tidak mudah ini.>
/Mulai dari sekarang/ <ambil tanggung jawab pribadi, gunakan kehidupan
sebagai do‟a, gunakan kebaikan orang lain sebagai tanggung jawab kita,
dan mudah-mudahan, jiwa-jiwa kita yang ikhlas membahagiakan sesama,
dirawat kebahagiaannya oleh Tuhan yang maha penyayang>.
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan Mario Teguh di atas, secara konotatif
menganjurkan kepada penonton untuk senantiasa berdoa dan berupaya. Karena
kedua hal inilah yang menjadi faktor dari penentu kesuksesan dan pantasnya
menerima rizki yang baik. Allah memerintahkan kita berupaya dan berdo‟a
agar kita memahami bahwa kita sangat terbatas dan tak berdaya, sehingga doa
dan upaya adalah bentuk kesiapan kehambaan belaka agar kita siap
menyongsong takdirNya. Do‟a memiliki posisi yang urgen dalam ibadah, nabi
Muhammad mengingatkan dalam sebuah haditsnya,
178
Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah dibandingkan do‟a (HR.
Ahmad, Bukhori, Tirmidzi).
Do‟a adalah bentuk ibadah kita kepada Allah, cermin menghambakan
diri kepada Allah, selain itu juga bermakna pengakuan bahwa Allah yang maha
kusa dan maha berkehendak, sehingga hanya Allah yang dapat mengabulkan
segala permintaan hambanya. Yakin, bahwa hidup ini ada yang mengatur.
Semua gerak hidup kita digerakkan oleh sang maha penggerak, yaitu Allah.
Keterlibatan Allah tidak bisa kita kesampingkan. Dengan keyakina dalam do‟a
menjadi awal untuk meraih keinginan. Do‟a akan menimbulkan suatu kekuatan
yang efektif apabila kita memiliki kesanggupan untuk mengubah kearah
perbaikan pada diri kita terlebih dahulu (Sumitro, 2009: 115).
Nasib kita itu kita sendirilah yang menentukan, sebagaimana yang telah
di firmankan oleh Allah dalam kitab suci Alquran bahwa Allah tidak akan
mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang mengubah nasib
atau keadaan yang ada pada dirinya, sebagaimana firman Allah;
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia” (Q.S ar-Ra‟d: 11).
Allah tidak akan mengubah nasib seseorang, bahkan suatu bangsa
kecuali dirinya sendiri yang mengubahnya. Allah sangat demokratis, segala
sesuatu peralatan dan hukum bermain telah ditetapkan, bergantung pada
ketrampilan masing-masing para pemain. Yang menjadi pengurai awal dari
logika di balik hukum Tuhan, bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib sebuah
kaum, kecuali kaum itu berupaya mengubahnya. Yang berarti, Tuhan tidak
akan mengubah nasib seseorang, tanpa kepantasan orang itu untuk diubahkan
179
nasibnya baginya. Yang berarti, selama Tuhan menunggu kepantasan
seseorang untuk diubah nasibnya, tidak ada apa dan siapa pun yang bisa
membantu orang itu mengubah nasibnya. Yang berarti, permintaan tolong
kepada manusia, makhluk, atau benda apa pun untuk memperbaiki rezeki dan
nasib, tidak akan berdampak bagi orang yang upayanya sedang ditunggu oleh
Tuhan.
4. Episode “From Batam with Love” (janganlah berhenti berharap) edisi 27
Mei 2012)
Episode ini merupakan edisi khusus di luar studio dengan mengambil
tempat di kepulauan Batam. Mario Teguh kali ini langsung turun ke jalanan di
kota Batam, untuk menyambangi penggemarnya dengan para pengusaha kecil
dijalanan. Selama dalam perjalanan, Mario Teguh bisa langsung bertanya dan
dialog sekaligus memberikan motivasi dalam berusaha untuk tidak berhenti
berharap. Episode ini penting untuk dianalisis karena di dalam percakapan
dengan para pedagang tersebut, terdapat pesan-pesan dakwah yang dapat
memberikan semangat untuk tidak berhenti berharap kepada Allah.
a. Segmen I (terdiri dari 2 sesion)
Tahapan denotatif (sesion 1)
Segmen pertama (sesion 1), rangkaian pengambilan gambar lebih
sering long shot dan medium shot. Long shot menandakan setting dan karakter
yang ingin disampaikan kepada publik. Settingan tempat pada segmen ini di
luar studio, terlihat kota Batam yang cerah, menunjukkan kepada publik
mengenai situasi yang terlihat nyata, cerah sebagai salah satu kota yang maju
perekonomiannya di Indonesia, ini menunjukkan kesan antusias serta penuh
180
semangat. Dengan penampilan Mario Teguh yang santai, tidak seperti biasanya
ketika tampil di studio Metro Tv. Beliau menggunakan pakaian santai,
memakai penutup kepala (peci bundar), memakai hem pendek, celana jeans,
dan menenteng tas pinggang. Selanjutnya secara medium shot, Mario Teguh
mengawalinya dengan mengatakan:
“Janganlah berhenti berharap”.banyak dari kita mensyaratkan kebahagiaan
pada yang kita miliki sehingga sebelum kita memilikinya, kita tidak
bahagia”. Kesederhanaan dalam berharap untuk berfokus kepada yang bisa
kita lakukan, untuk menjadi pemantas bagi pemberian yang kita harapkan
dari Tuhan, supaya kita tetap tabah, tetap bertahan di dalam keberanian
yang sabar, di dalam kebahagiaan yang penuh kesyukuran, karena kita
diberikan izin untuk memulai kehidupan yang lebih baik hari ini, yang
tidak lagi terbebani penyesalan-penyesalan masa lalu, karena hari ini
adalah awal dari sisa masa depan kita”.
/Janganlah berhenti berharap/ <banyak dari kita mensyaratkan
kebahagiaan pada yang kita miliki sehingga sebelum kita memilikinya,
kita tidak bahagia>
/Kesederhanaan dalam berharap/ untuk <berfokus kepada yang bisa kita
lakukan, untuk menjadi pemantas bagi pemberian yang kita harapkan dari
Tuhan, supaya kita tetap tabah, tetap bertahan di dalam keberanian yang
sabar, di dalam kebahagiaan yang penuh kesyukuran, karena kita diberikan
izin untuk memulai kehidupan yang lebih baik hari ini, yang tidak lagi
terbebani penyesalan-penyesalan masa lalu, karena hari ini adalah awal
dari sisa masa depan kita>
Mario Teguh juga mengajak kepada audien, agar tidak lagi
mengeluhkan kurangnya bantuan orang lain, tidak lagi mengeluhkan kesulitan
yang ada tetapi menjadikan kita pribadi yang tetap berharap karena
kemampuan kita untuk menyelesaikan masalah lebih baik daripada yang telah
kita lakukan di masa lalu.
Tahapan konotatif
Pada pesan pertama yang diucapkan oleh Mario Teguh ini secara
eksplisit mengandung pesan moral untuk selalu berharap hanya kepada Allah.
Sikap ini merupakan suatu sikap positif yang diperintahkan Allah kepada
181
hamba-Nya. Berharap kepada Allah merupakan pengakuan kelemahan seorang
hamba kepada Rabbnya. Berharap kepada Allah merupakan bukti penyerahan
diri, ketundukan, ketawadhu‟an. Dalam kalimat yang disampaikan di atas, inti
yang dapat diambil seperti yang terdapat dalam surat al-Insiroh ayat 8 berikut;
“Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S. al
Insirah: 8).
Pada pesan Mario Teguh di atas juga jelas berkenaan dengan keimanan
terhadap Allah. Allah mengetahui apa yang dibutuhkan manusia. Sesuatu yang
didapatkan manusia merupakan yang terbaik, berkenaan dengan usaha manusia
tersebut. Setiap orang berhak atas permintaannya dan tidak boleh membatasi
ukuran dari permintaannya, karena Allah yang mampu memenuhi permintaan
yang kelihatannya tidak masuk akal bagi orang lain, namun bagi Allah atas
keyakinan setiap hambanya semua bisa terjadi tanpa terduga duga.
Setiap insan pada dasarnya ingin mendambakan hidup bahagia dan
tercapai keinginannya. Konsep tentang bahagia bagi setiap orang berbeda-beda.
Pandangan yang keliru, bahwa syarat untuk bahagia itu mengenai kepemilikan
harta, jabatan, dan status sosial ekonomi tertentu. Padahal, kesederhanaan dan
rasa bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan merupakan kebahagiaan yang
hakiki. Tuhan telah memberikan kehidupan ini untuk di syukuri, dan mengisi
sisa kehidupan masa depan dengan baik sebagai bekal kehidupan di akhirat
kelak.
Secara mudah kebahagiaan itu ialah memiliki hati yang tenang dalam
menghadapi apapun ujian dalam kehidupan. Inilah arti bahagia yang
sebenarnya selaras petunjuk Allah di dalam Alquran, berikut:
182
“Ketahuilah dengan mengingati Allah, hati akan menjadi tenang” (Q.S.
ar- Ra‟d: 28).
Rasulullah juga bersabda:”Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya
harta benda tetapi kekayaan itu sebenarnya ialah kaya hati”. Kaya hati
bermaksud hati yang tenang, lapang dan merasa cukup dengan apa yang
dimiliki sabar dengan apa yang tiada (Ghani, 2005: 52).
Hakikat kebahagiaan tidak ditentukan seberapa tinggi pangkat dan harta
digenggam, melainkan seberapa banyak memperoleh berkah dari apa yang
dimilikinya. Manusia menjadi bahagia manakala dengan pangkat, jabatan, dan
harta, batinnya menjadi tenang, iman meningkat serta komitmen terhadap
profesi dan ibadah kepada Allah semakin khusyuk.
Nikmat dunia disikapinya dalam perspektif amanah, yang dengannya
harus dipertanggung jawabkan kepada-Nya di hari pembalasan. Gaji serta
fasilitas yang tinggi, keuntungan berlimpah, pujian dan kehormatan diterima
dengan penuh syukur serta kesadaran bahwa itu semuanya datang dari Allah.
Dan, merupakan ujian yang harus ditunaikan dengan penuh tanggung jawab
dan senantiasa waspada agar tidak tergelincir kepada nafsu menyalahgunakan
pangkat, harta, dan kekuasaan untuk kepentingan yang tidak diridhai-Nya.
Oleh karena itu hati perlu dibersihkan serta dipelihara “kesehatannya”
agar lahir sifat-sifat yang baik seperti amanah, sabar, syukur, qanaah, tabah,
pemaaf dan sebagainya. Puncak kebahagiaan ialah apabila hati seseorang
mampu mendorong pemiliknya melakukan kebaikan dan menghindari
kejahatan dan larangan yang ditentukan oleh ajaran agama dengan mudah dan
secara ikhlas.
183
Tahapan denotatif (sesion 2)
Sesion 2, rangkaian pengambilan gambar lebih sering long shot dan
medium shot. Dengan long shot, Mario Teguh berjalan-jalan dan bertemu
dengan jasa tukang foto (Pak Deni) di jalanan sambil mengobrol tentang usaha
jasa fotografer cetak ditempat, yang memilih profesi tersebut sebagai pekerjaan
yang dilakukannya. Dari perbincangan tersebut, Pak Deni (tukang foto)
mengungkapkan alasannya kenapa dirinya memilih berwiraswasta daripada
menjadi pegawai. Menurutnya, menjadi wiraswasta mempunyai kebebasan diri
dalam bersikap dan bertindak daripada menjadi karyawan atau pegawai yang
terikat dengan aturan dari perusahaan yang menggajinya. Dari keluh kesah dan
perbincangan dengan tukang jasa fotografer tersebut, Mario Teguh
mengungkapakan beberapa poin penting kepada audien:
“Yang kita lakukan tidak boleh tidak ada gambar besar di masa depan”.
Kalau orang ingin tumbuh besar, harus menghindari yang bisa dilakukan
orang lain. Jangan lakukan yang bisa dilakukan orang lain. Orang-orang
yang ingin tidak letih pada berharap harus sibuk dalam melakukan sesuatu
yang menjadikan impiannya nyata. Cara terbaik untuk sampai pada impian
adalah sibuk selama menunggu. Kita semua menunggu menjadi pribadi
yang mapan, yang mandiri, yang kuat, yang lebih besar kemampuannya
daripada kewajiban-kewajiban kehidupan”.
/Yang kita lakukan/ <tidak boleh tidak ada gambar besar di masa depan>
/Kalau orang ingin tumbuh besar,/ <harus menghindari yang bisa
dilakukan orang lain. Jangan lakukan yang bisa dilakukan orang lain.
Orang-orang yang ingin tidak letih pada berharap harus sibuk dalam
melakukan sesuatu yang menjadikan impiannya nyata.>
/Cara terbaik untuk sampai pada impian/ adalah <sibuk selama menunggu.
Kita semua menunggu menjadi pribadi yang mapan, yang mandiri, yang
kuat, yang lebih besar kemampuannya daripada kewajiban-kewajiban
kehidupan>
Mario Teguh juga menambahkan, bahwa orang yang bersungguh-
sungguh menjadikan harapannya sebuah kenyataan yang produktif, bisa
menjadikan seseorang bahkan lebih mampu daripada apabila dia
184
mengharapkan pendapatan dari yang dibayarkan oleh orang lain. Itu sebabnya
kita tidak punya hak untuk letih dalam berharap karena masih banyak yang bisa
kita lakukan dalam hidup ini.
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan oleh Mario Teguh di atas secara
denotatif, menganjurkan kepada audien untuk memiliki harapan dan cita-cita
yang tinggi dan mulia. Mimpi, harapan adalah bagian tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Banyak orang terjebak dalam masa lalu sehingga tidak
bisa melangkah ke masa depan.
Memiliki mimpi dan gambar besar, secara konotatif sebagai langkah
awal yang penting dalam Islam. Sebagaimana prinsip rukun Islam yang
pertama, yaitu mission statemen yang jelas yaitu, dengan membaca dua kalimat
syahadat, sebagai tujuan hidup dan komitmen kepada Tuhan. Kalimat syahadat
adalah cermin komitmen dari 6 prinsip rukun iman. Ia merupakan sebuah
kekuatan visi, yaitu memulai dengan tujuan akhir, dan membulatkan tekad diri.
Selalu berorientasi pada tujuan akhir terhadap setiap langkah yang dibuat.
Melakukan setiap langkah secara optimal dan bersungguh-sungguh. Memiliki
kendali diri dan sosial, karena telah memiliki kesadaran akan adanya hari
kemudian. Memiliki kepastian akan masa depan dan memiliki ketenangan
batiniah yang tinggi, yang tercipta karena sebuah keyakinan akan adanya hari
pembalasan (Ginanjar, 2005: 262).
Setiap orang pada langkah pertama diharuskan untuk menetapkan misi
masa depan sebelum melangkah. Ia harus memiliki sebuah visi yang jelas
dalam benaknya serta meneguhkan hati untuk mencapai tujuan yang telah
185
ditetapkan dengan penuh keyakinan dan optimisme. Apabila keyakinan
bersyahadat ini telah ditanamkan kuat-kuat dalam hati, maka keyakinan itu
akan berubah menjadi sebuah kekuatan dahsyat yang mendorong setiap jiwa
manusia bergerak mencapai visi dan cita-citanya.
b. Segmen II (terdiri dari 1 sesion)
Tahapan denotatif
Pada segmen 2 (sesion 1), pengambilan gambar lebih sering long shot
dan medium shot. Long shot bertujuan agar pemandangan pada setting dan
obyek dapat terlihat. Dengan long shot Mario Teguh menuju pasar tradisional,
tampak berjalan-jalan ke pasar melihat-lihat pakaian yang dipajang oleh
penjual. Frame percakapan Mario Teguh dan pedagang diambil dengan teknik
medium shot karena selain terfokus pada Mario Teguh dan pedagang juga
tampak sedikit setting yang melingkupinya. Dengan long shot, perjalanan
Mario Teguh dilanjutkan ke pedagang kaki lima, mengobrol dengan penjual
Hand phon (Hp) yang kebetulan berasal dari Makasar. Mario Teguh berdialog
dengan para pedagang kaki lima dengan penuh keakraban, duduk di tengah-
tengah mereka sambil membicarakan mengenai modal awal dalam berbisnis
untuk mencari rizki. Dengan menatap ke arah para pedagang kaki lima (PKL),
diambil dengan medium shot, Mario Teguh menyampaikan poin pentingnya;
“Tidak ada orang yang bisa mengeluh kalau melihat dirinya sebagai
modal”. Kalau mau rezekinya baik, yang ramah. Tandanya orang
disayangi Tuhan, disayangi orang lain. Tandanya disukai Tuhan, disukai
orang. Tandanya kita mudah dapat rezeki, gampang dibantu orang. Kalau
tahu modalnya diri, tindakan bisnis yang pertama kali adalah "minta".
Orang beli bukan karena butuh karena ingin. Kalau orang dagang ingin
rezekinya baik, harus pintar buat orang lain ingin. Orang itu ingin barang
dagangannya kalau suka orangnya. Tugas kita itu untuk hidup bahagia”.
186
/Tidak ada orang yang bisa mengeluh/ kalau <melihat dirinya sebagai
modal>.
/Kalau mau rezekinya baik,/ <yang ramah>.
/Ramah/ <tandanya orang disayangi Tuhan, disayangi orang lain.
Tandanya disukai Tuhan, disukai orang. Tandanya kita mudah dapat
rezeki, gampang dibantu orang. Kalau tahu modalnya diri, tindakan bisnis
yang pertama kali adalah "minta". Orang beli bukan karena butuh karena
ingin. Kalau orang dagang ingin rezekinya baik, harus pintar buat orang
lain ingin. Orang itu ingin barang dagangannya kalau suka orangnya.
Tugas kita itu untuk hidup bahagia>
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan oleh Mario Teguh di atas secara konotatif
menganjurkan para pedagang untuk bersikap ramah terhadap sesama dalam
berbisnis. Pada kalimat, kalau mau rezekinya baik, yang ramah. Bersikap
ramah tamah terhadap sesama ibarat sinar mentari yang menyebabkan berbagai
kebaikan tumbuh. Sikap ramah akan menciptakan suasana yang nyaman dan
menguatkan keyakinan hati pada sesama sebagai bukti bahwa kita menerima
kehadiran mereka. Sesungguhnya keindahan pergaulan itu ada dalam sikap
yang ramah bukan sikap yang acuh tak acuh apalagi sinis terhadap sesama.
Sikap ramah dapat diekspresikan dalam senyum, tutur kata, dan sikap
tubuh. Dan semua itu bisa dilakukan dengan tulus, muncul dari dalam hati.
Jadi, mulailah hari Anda dengan bersikap ramah pada semua orang. Karena,
sikap ramah juga menunjukkan profesionalitas.
Sebenarnya, cukup mudah untuk bersikap ramah asal kita tahu
kuncinya. Kuncinya cukup sederhana, yaitu diawali dengan perasaan ingin
menyenangkan orang lain. Siapa saja pasti akan merasa senang jika
berhubungan dengan orang yang ramah. Jika hati senang, biasanya komunikasi
pun akan menjadi lebih mudah dan lancar. Karena itu, ketika kamu hendak
187
bertemu dengan seseorang, tanamkan di dalam hati bahwa kita merasa senang
bertemu dengan orang itu. Nabi Saw. bersabda;
"Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang
yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang
paling bermanfaat bagi manusia." (HR Thabrani dan Daruquthni, dari
Jabir RA).
Hadis di atas kembali mengingatkan jati diri kemanusiaan kita agar
selalu bersikap ramah dalam berinteraksi sosial di antara sesama. Seorang
palaku bisnis, harus bersikap ramah dalam melakukan bisnis. Nabi Muhammad
Saw. bersabda;
“Allah merahmati seseorang yang ramah dan toleran dalam berbisnis”
(H.R. Bukhari dan Tarmizi).
c. Segmen III (terdiri dari 1 sesion)
Tahapan denotatif (sesion 1)
Selanjutnya segmen 3, rangkaian pengambilan gambar lebih sering
medium shot. Mario Teguh menatap ke arah para pedagang dan ke semua
penonton, beliau menyampaikan beberapa poin penting berikut;
“Orang kalau ingin memperbaiki rezeki, kuncinya satu, perbaiki diri.
jadilah orang baru.. contohnya: Suami baik dapat istri baik dan sebaliknya,
kuncinya perbaiki diri.
Berdo‟a yang paling manjur bukan untuk diri sendiri tetapi untuk orang
lain karena berdoa untuk orang lain itu sangat ikhlas. Percaya saja bahwa
tidak ada cara mencapai kebaikan kecuali jalan kebaikan.
Cara menunggu yang paling baik itu sibuk. Jangan putus dari berharap.
Kalau ada orang putus harapan itu karena berhenti berharap. Hati yang
kosong dari harapan, masuk kesedihan. Hati yang penuh harapan tidak
sempat sedih.
Orang lain mudah beli pada orang yang terbuka.
Cara terbaik untuk memulai adalah memulai, jangan menunggu, jangan
rencana-rencana lagi!,,, Tuhan itu maha penyayang, Tuhan maha
kaya...berarti ada syarat yang belum dipenuhi....
Yang membatalkan rezeki adalah sombong ke istri. Maka, yang ramah,
Tuhan tidak sampai hati membuat orang yang hatinya baik,, lama-lama
susah.
188
/Orang kalau ingin memperbaiki rezeki,/ <kuncinya satu, perbaiki diri.
jadilah orang baru.. contohnya: Suami baik dapat istri baik dan sebaliknya,
kuncinya perbaiki diri.>
/Berdo‟a/ <yang paling manjur bukan untuk diri sendiri tetapi untuk orang
lain karena berdo‟a untuk orang lain itu sangat ikhlas. Percaya saja bahwa
tidak ada cara mencapai kebaikan kecuali jalan kebaikan>
/Cara menunggu yang paling baik itu sibuk./ <Jangan putus dari berharap>
/Kalau ada orang putus harapan/ <itu karena berhenti berharap>.
/Hati yang kosong dari harapan,/<masuk kesedihan. Hati yang penuh
harapan tidak sempat sedih. Orang lain mudah beli pada orang yang
terbuka>
/Cara terbaik untuk memulai/ <adalah memulai, jangan menunggu, jangan
rencana-rencana lagi!,,, Tuhan itu maha penyayang, Tuhan maha
kaya...berarti ada syarat yang belum dipenuhi....>
/Yang membatalkan rezeki/ <adalah sombong ke istri. Maka, yang ramah,
Tuhan tidak sampai hati membuat orang yang hatinya baik,, lama-lama
susah.>
Tahapan konotatif
Pada beberapa point pesan Mario Teguh di atas secara denotatif,
menganjurkan kepada para pedagang tentang cara dalam memperbaiki rizki
yang baik, yaitu dengan memperbaiki diri, berdo‟a dengan ikhlas, ramah dan
terbuka kepada sesama, dan rendah hati dan tidak boleh sombong atas karunia
Allah.
Pertama, memperbaiki diri atau menjadi orang baru, dapat dimaknai
sebagai upaya untuk selalu evaluasi diri dan berusaha untuk menjadi orang
yang kreatif dan inovatif. Inti pada pesan memperbaiki diri sendiri untuk pantas
mendapatkan rizki yang baik, seperti yang di gambarkan Mario Teguh,
keadilan dalam mendapatkan pasangan, yaitu; “Wanita yang baik untuk laki
laki yang baik dan sebaliknya”, Menurut Mario Teguh, indikator terbaik
mengenai pasangan wanita yang kita dapatkan untuk kita adalah kita sendiri.
Jangan menuntut wanita itu hebat kalau kita sendiri tidak pantas bagi wanita
yang hebat tersebut. Dalam menjalin sebuah hubungan, jangan menuntut
189
sesuatu yang tidak kita bangun di dalam diri sendiri. Pesan ini sudah populer
kita ketahui di berbagai pengajian keagamaan maupun ungkapan banyak orang
di sekitar kita, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dalam Alquran surat an-
Nuur: 26 sebagaimana di bawah ini:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki
yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita
yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah
untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih
dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka
ampunan dan rezeki yang mulia (surga)” (Q.S. al-Nuur: 26).
Kedua, berdo‟a dengan ikhlas, terutama mendo‟akan untuk orang lain.
Hal ini sesuai hadits Nabi Muhammad Saw. berikut;
"Apabila seorang muslim mendo‟akan kebaikan untuk saudaranya
(sesama muslim) yang berjauhan, maka malaikat mendoakan (orang yang
berdo‟a) pula : (Semoga engkau memperoleh kebaikan juga)” (HR. Imam
Muslim dari Abu Darda‟ RA).
Ketiga, ramah dan terbuka kepada sesama, bersikap ramah tamah
terhadap sesama ibarat sinar mentari yang menyebabkan berbagai kebaikan
tumbuh. Sikap ramah akan menciptakan suasana yang nyaman dan menguatkan
keyakinan hati pada sesama sebagai bukti bahwa kita menerima kehadiran
mereka. Sesungguhnya keindahan pergaulan itu ada dalam sikap yang ramah
bukan sikap yang acuh tak acuh apalagi sinis terhadap sesama. Nabi Saw.
bersabda;
"Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang
yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang
paling bermanfaat bagi manusia" (HR Thabrani dan Daruquthni, dari Jabir
RA).
Hadis di atas kembali mengingatkan jati diri kemanusiaan kita agar
selalu bersikap ramah dalam berinteraksi sosial di antara sesama. Seorang
190
palaku bisnis, harus bersikap ramah dalam melakukan bisnis. Nabi Muhammad
Saw bersabda;
“Allah merahmati seseorang yang ramah dan toleran dalam berbisnis”
(H.R. Bukhari dan Tarmizi).
Keempat, bersikap rendah hati dan tidak sombong atas nikmat Allah.
Rendah hati dalam bahasa populernya adalah bersikap tawadhu. Bersikap
tawadhu kepada harta dan kesenangan dunia, maknanya bahwa harta,
kekuasaan, dan jabatan itu tidak membuat seseorang lupa dengan komitmennya
kepada Allah. Bagi orang yang tawadhu, dunia beserta aksesosrisnya adalah
sebagai kendaraan untuk mencari keridhaan Allah. Rahmat dan karunia yang
diberikan justru semakin meneguhkan prinsip dan sikap istiqamah, dengan
menggunakan kekayaan, kekuasaan, dan jabatannya itu sebagai amanah, yang
harus dipertanggung jawabkan (Ghani, 2005: 108).
Orang rendah hati merupakan sikap yang tidak sombong atas apa yang
dimilikinya. Harta, pangkat, jabatan, dan ilmu yang dimiliki sesmestinya akan
menjadikan imannya semakin tebal. Menjadikan dirinya semakin dekat dan
semakin cinta kepada Allah. Sesungguhnya, semuanya itu merupakan titipan
dan hanya Allah yang pantas memiliki sifat sombong, bukan manusia.
Sebagaimana hadits Nabi;
“Jauhilah olehmu bersifat sombong karena apabila seorang selalu bersifat
sombong, Allah Swt memberitakan kepada malaikat-Nya, tulislah hamba-
Ku ini masuk golongan pembesar yang sewenang-wenang” (HR. Ibnu Adi
dari Abu Umamah)”.
191
d. Segmen IV (terdiri dari 1 sesion)
Tahapan denotatif
Segmen 4, rangkaian pengambilan gambar lebih sering long shot dan
medium shot. Dengan long shot, Mario Teguh berjalan-jalan di pasar (pasar
Afiari kota Batam), sambil mengobrol dengan pak Ali (penjual barang bekas).
Dari perbincangan tersebut, Pak Ali (penjual barang bekas) bertanya tentang
bagaimana caranya kalau menjual barang bekas agar cepat laku? Dari dialog
dan perbincangan tersebut, Mario Teguh mengungkapakan beberapa point
penting kepada pak Ali dan para penjual di pasar tersebut. Dengan medium
shot. Mario Teguh menatap ke arah para pedagang dan ke semua penonton,
beliau menyampaikan;
“Orang itu kalau mau beli harus beli rasa yakin kita karena yang pertama
kali dibeli itu orangnya. Dibeli itu, dalam istilah biasa, disukai. Orang
yang disukai gampang dibeli. Kedekatan kita dengan pelanggan itu
penting. Orang mempunyai kecenderungan membeli dari teman. Harus ada
rasa percaya diri kalau yang kita jual itu, bukan lebih baik, bukan jelek,
tapi sesuai. Tidak ada istilah mahal atau murah, tapi sesuai”.
/Orang itu kalau mau beli/ <harus beli rasa yakin kita, karena yang
pertama kali dibeli itu orangnya.>
/Dibeli itu,/ <dalam istilah biasa, disukai. Orang yang disukai gampang
dibeli. Kedekatan kita dengan pelanggan itu penting. Orang mempunyai
kecenderungan membeli dari teman. Harus ada rasa percaya diri kalau
yang kita jual itu, bukan lebih baik, bukan jelek, tapi sesuai. Tidak ada
istilah mahal atau murah, tapi sesuai>
Selanjutnya, tampak long shot. Mario Teguh menatap ke arah para
pedagang dan ke semua penonton Mario Teguh menekankan kepada para
pedagang dipasar, beliau menyampaikan motivasinya berikut:
“Kalau orang ingin menjual sesuatu harus memperlihatkan keinginan
untuk dibeli. Banyak orang berdagang mengeluhkan tidak laku seharian
tetapi tidak berperilaku yang menunjukkan ia ingin dibeli. Orang-orang
yang ingin dibeli membangun pertemanan yang baik dengan orang yang
lalu lalang di depan tokonya tanpa harus menjadi kenal atau menjadi
192
sahabat lama. Kalau kita berdagang yang kesehariannya bertemu banyak
orang, pastikan kita menguasai seni bersahabat dengan cepat. Orang
mempunyai kecenderungan membeli dari orang yang dikenalnya, dari
orang yang ramah, dari orang yang dipercayainya. Jadi apabila kita sudah
meminta rezeki yang besar kepada Tuhan, kita harus menunjukkan
kepantasan untuk menerima besar, dengan cara menjadi pribadi yang
disukai oleh orang lain”.
/Kalau orang ingin menjual sesuatu/ <harus memperlihatkan keinginan
untuk dibeli. Banyak orang berdagang mengeluhkan tidak laku seharian
tetapi tidak berperilaku yang menunjukkan ia ingin dibeli. Orang-orang
yang ingin dibeli membangun pertemanan yang baik dengan orang yang
lalu lalang di depan tokonya tanpa harus menjadi kenal atau menjadi
sahabat lama.>
/Kalau kita berdagang/ <yang kesehariannya bertemu banyak orang,
pastikan kita menguasai seni bersahabat dengan cepat. Orang mempunyai
kecenderungan membeli dari orang yang dikenalnya, dari orang yang
ramah, dari orang yang dipercayainya.>
/Jadi apabila kita sudah meminta rezeki yang besar kepada Tuhan,/ <kita
harus menunjukkan kepantasan untuk menerima besar, dengan cara
menjadi pribadi yang disukai oleh orang lain>
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan oleh Mario Teguh di atas secara
konotatif menganjurkan para pedagang untuk bersikap ramah dan tidak
mempersulit dalam membantu sesama. Setidaknya kalimat pesan di atas ada
dalam Firman Allah potongan surat al-Baqarah ayat 185 sebagaimana berikut;
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur” (Q.S. al-Baqarah: 185).
Ayat di atas menganjurkan kalau ada yang mudah maka jangan
dipersulit, kerjakan sesuai kadar kemampuan dan jalani sebagai ungkapan rasa
syukur. Hal ini juga sesuai dengan hadits Nabi berikut:
“Barangsiapa yang membantu kesusahan seorang mukmin dari beberapa
kesusahan dunia, maka Allah akan membantu kesusahannya dari
beberapa kesusahan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang
meringankan beban orang kesulitan, maka Allah akan meringankannya
dalam urusan dunia dan akhirat” (HR. Muslim dan Ahmad).
193
e. Segmen V (terdiri dari 1 sesion)
Tahapan denotatif
Segmen 5 sesion 1 rangkaian pengambilan gambar lebih sering long
shot dan medium shot. Dengan long shot, Mario Teguh berjalan-jalan menemui
pedagang lintah, sambil mengobrol dengan pak Haji Harun (penjual lintah).
Dari perbincangan tersebut, Mario Teguh mendengarkan alasan pak Haji
Harun berjualan lintah. Dengan medium shot. Mario Teguh menatap ke arah
pak Haji Harun dan para pengunjung, beliau menyampaikan beberapa poin
penting berikut;
“Siapapun yang ingin berbisnis apapun, jangan pikirkan uangnya karena
pasti dapat. Pikirkan apa yang kita lakukan supaya bermanfaat bagi
sesama. Tujuan kita adalah memperbesar manfaat. Berbisnis amanah
adalah bukan memikirkan uangnya tetapi memikirkan berapa banyak
orang bisa baik, untung, sehat.
Tujuan dari kita bekerja adalah tumbuh menjadi orang yang gajinya terlalu
besar untuk perusahaan itu sampai harus pindah ke perusahaan yang lebih
besar. Sebagian dari kita bekerja hanya untuk menua”.
“Rizki itu minta sedikit atau secukupnya,.. minta yang besar.. Allah maha
kaya.... tuhan sudah berjanji,,,, berharaplah pada Tuhan,,,,, tidak berharap
dari partai, dari calon gubernur.
Jadi, alasan kenapa orang tidak mau cita-citanya besar, tidak sabar. Raut
wajah orang yang keinginannya besar itu berbeda. Berbisnis yang amanah
itu memikirkan bagaimana orang bisa baik dan beruntung”.
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan oleh Mario Teguh di atas secara
konotatif menganjurkan para pedagang untuk menjadi menusia yang
bermanfaat untuksesama dan berlaku amanah. Sebagaimana hadits Nabi
berikut,:
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang
lain” (HR. Ad-Daraquthni dan Ath-Thabrani).
194
Banyak cara bisa dilakukan agar menjadi orang yang bermanfaat bagi
masyarakat. Bisa dengan menolong dalam bentuk tenaga, memberikan bantuan
dalam bentuk materi, memberi pinjaman, memberikan taushiyah keagamaan,
meringankan beban penderitaan, membayarkan hutang, memberi makan,
hingga menyisihkan waktu untuk menunggu tetangga yang sakit. Pimpinan
yang baik juga bermanfaat bagi bawahannya, sebagaimana penguasa yang adil
pun bermanfaat bagi rakyatnya. Bahkan, membuat orang lain menjadi gembira
juga termasuk amalan bermanfaat yang dicintai oleh Allah Swt. Nabi Saw.
bersabda:
“Barangsiapa yang membantu kesusahan seorang mukmin dari beberapa
kesusahan dunia, maka Allah akan membantu kesusahannya dari
beberapa kesusahan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang
meringankan beban orang kesulitan, maka Allah akan meringankannya
dalam urusan dunia dan akhirat” (HR. Muslim dan Ahmad).
f. Segmen VI (terdiri dari 1 sesion)
Tahapan denotatif
Segmen 6, rangkaian pengambilan gambar lebih sering long shot dan
medium shot. Dengan long shot, Mario Teguh melanjutkan obrolannya dengan
pak Haji Harun dan para pedagang. Pak Harun bertanya tentang bagaimana
berdo‟a dan minta diluar dari kemampuan kita? Mario Teguh menatap ke arah
pak Haji Harun dan pedagang lain, diambil dengan medium shot
menanggapinya dengan ungkapan;
“Berdo‟a yang sesuai dengan kemampuan itu salah. Kalau berdo‟a sesuai
dengan kemampuan itu bukan Tuhan yang kasih, tetapi teman.
Misalnya peran Tuhan dalam mengatur rizki itu, tiba-tiba, ada orang dari
Jepang ahli lipstik, sedang mencari bahan baku tanaman yang
mengandung zat warna merah,.... yang harganya milyaran rupiah, coba
kalau bapak gak kaya.... kenapa bapak membatasi Allah, Allah itu maha
besar, Allah maha kaya.
Kenapa Tuhan disebut Tuhan, karena dimintai yang tidak masuk akal...”.
195
/Berdo‟a/ <yang sesuai dengan kemampuan itu salah. Kalau berdo‟a sesuai
dengan kemampuan itu bukan Tuhan yang kasih, tetapi teman.
Misalnya peran Tuhan dalam mengatur rizki itu, tiba-tiba, ada orang dari
Jepang ahli lipstik, sedang mencari bahan baku tanaman yang
mengandung zat warna merah,.... yang harganya milyaran rupiah, coba
kalau bapak gak kaya.... kenapa bapak membatasi Allah, Allah itu maha
besar, Allah maha kaya.>
/Kenapa Tuhan disebut Tuhan,/ <karena dimintai yang tidak masuk akal>
Selanjutnya, dengan medium shot, tampak seorang pedagang yang lain
(pak Tono) bertanya tentang bagaimana anak orang miskin biar bisa
meneruskan kuliah? Dengan medium shot Mario Teguh menanggapinya
dengan menyampaikan;
“Yang menjadikan anak kita pemenang jika dari kecil sudah diajarkan
tidak mau kalah. Nomor satu datang di sekolah, nomor satu mandi. Jadi
anak harus dilatih tidak mau kalah, istilah manajemennya adalah
kompetitif. Mario Teguh mengisahkan dirinya tentang sejarah waktu kecil
hingga seperti sekarang ini, beliau ,,mengaku bisa sekolah tinggi karena
dapat beasiswa....karena ayahnya bangga mendidik dengan bangga.
yang pasti, jadikan anak kita mencintai kejujuran. Orang jujur itu
rezekinya baik. Orang jujur itu masalahnya sudah selesai bahkan sebelum
masalahnya datang. Latihlah anak kita menjadi anak yang bangga, jujur,
dan bekerja keras.
Mulai dari sekarang jangan khawatir rizki kita kurang, rizki kita langsung
dari Tuhan. Baik saja sama orang. Contohnya orang yang sedang
membangun rumah, rizkinya ada aja. Ini menunjukkan banyak orang yang
hidupnya tidak punya proyek, hanya mengeluh dari hari ke hari”.
/Yang menjadikan anak kita pemenang/ <jika dari kecil sudah diajarkan
tidak mau kalah. Nomor satu datang di sekolah, nomor satu mandi. Jadi
anak harus dilatih tidak mau kalah, istilah manajemennya adalah
kompetitif.>
/Orang jujur/ <itu rezekinya baik. Orang jujur itu masalahnya sudah selesai
bahkan sebelum masalahnya datang. Latihlah anak kita menjadi anak yang
bangga, jujur, dan bekerja keras.
Mulai dari sekarang jangan khawatir rizki kita kurang, rizki kita langsung
dari Tuhan. Baik saja sama orang. Contohnya orang yang sedang
membangun rumah, rizkinya ada aja. Ini menunjukkan banyak orang yang
hidupnya tidak punya proyek, hanya mengeluh dari hari ke hari>.
196
Dengan full shot tampak Mario Teguh, menyampaikan beberapa poin
penting yang perlu diambil pelajaran dari dialognya dengan pedagang lintah
tadi, beliau menyampaikan;
“Setiap orang berhak meminta apapun yang dimintanya dari Tuhan, dan
tidak boleh membatasi ukuran dari permintaannya, karena Tuhan-lah yang
mampu memenuhi permintaan yang sepertinya tidak masuk akal bagi
orang lain. Tugas kita adalah melakukan yang mungkin kita lakukan,
dalam kesyukuran yang indah, supaya kita mencapai yang tadinya kita
rasakan tidak mungkin. Tugas kita bukan untuk mengeluhkan besarnya
beban, tugas kita adalah untuk ikhlas melakukan yang sekarang bisa kita
lakukan, yang berada dalam kemampuan kita. Setelah itu, hiduplah dengan
fokus kepada menjadikan diri semanfaat mungkin, bukan uang yang dicari
karena uang pasti dapat karena pelayanan kita terhadap sesama, maka
marilah kita menemukan cara-cara menggembirakan, membaikkan
kehidupan sesama, supaya kita dirawat dalam sebaik-baiknya
kesejahteraan”.
/Setiap orang berhak/ <meminta apapun yang dimintanya dari Tuhan, dan
tidak boleh membatasi ukuran dari permintaannya, karena Tuhan-lah yang
mampu memenuhi permintaan yang sepertinya tidak masuk akal bagi
orang lain>
/Tugas kita/ <adalah melakukan yang mungkin kita lakukan, dalam
kesyukuran yang indah, supaya kita mencapai yang tadinya kita rasakan
tidak mungkin.>
/Tugas kita/ <bukan untuk mengeluhkan besarnya beban>
/Tugas kita/ <adalah untuk ikhlas melakukan yang sekarang bisa kita
lakukan, yang berada dalam kemampuan kita. Setelah itu, hiduplah dengan
fokus kepada menjadikan diri semanfaat mungkin, bukan uang yang dicari
karena uang pasti dapat karena pelayanan kita terhadap sesama, maka
marilah kita menemukan cara-cara menggembirakan, membaikkan
kehidupan sesama, supaya kita dirawat dalam sebaik-baiknya
kesejahteraan>
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan oleh Mario Teguh di atas secara konotatif
ingin menjelaskan dan sekaligus mengajak audien untuk mempunyai sikap
ikhlas dan bersyukur. Ikhlas yang terambil dari bahasa arab mempunyai arti;
bersih, murni (tidak terkontaminasi), sebagai lawan dari syir (tercampur)
(Tasmara, 2004: 78). Ikhlas adalah meluruskan niat dalam hati dengan semata-
197
mata hanya untuk mengharap ridha Allah Swt. Dalam kaitannya dengan ibadah
dan seluruh amal perbuatan dilakukan dengan hati yang ikhlas. Bukan
untuk mengharapkan hal-hal yang lain. Semisal mengharapkan perhatian dari
orang lain,dibicarakan oleh orang lain, atau malah ingin dipuji di pandangan
mata manusia.
Ikhlas ini sangat erat kaitannya dengan hubungan kepada Allah Swt.
Setiap amal ibadah yang dilakukan dengan keikhlasan sejatinya adalah bentuk
dari perwujudan seorang hamba yang mengabdi dengan sepenuh hati kepada
Tuhan yangtelah menciptakan dan memeliharanya. Mengingat demikian, sudah
seharusnya bagikita sebagai hamba Allah dalam melaksanakan ibadah dengan
hati yang tulus ikhlas tanpa riya. Bukan beribadah karena makhluk lain.
Ikhlas adalah melakukan atau mengerjakan sesuatu pekerjaan semata-
mata hanya karena Allah Swt. Orang yang berbuat ikhlas tidak mengharapkan
balas jasa atau pujian dari orang lain kecuali hanya mengharap rida dari Allah
Swt.. Orang yang beramal secara ikhlas disebut mukhlis. Orang ikhlash
(mukhlis) memandang tugasnya sebagai pengabdian, sebuah keterpanggilan
untuk menunaikan tugas-tugas sebagai salah satu bentuk amanah yang
seharusnya demikian mereka lakukan. Mereka yang disebut mukhlis
melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa motivasi lain kecuali
pekerjaan itu merupakan amanat yang harus ditunaikannya sebaik-baiknya.
Dengan demikia, ikhlas merupakan energi batin yang akan membentengi diri
dari segala bentuk yang kotor. Perbuatan korupsi dan penipuan lainnya pada
hakikatnya tidak mampu menepis godaan setan untuk berbuat keji tersebut.
198
g. Segmen VII (terdiri dari 1 sesion)
Tahapan denotatif
Segmen 7 sesion 1, rangkaian pengambilan gambar lebih sering long
shot dan medium shot. Dengan long shot, Mario Teguh melanjutkan
perjalannya di pelabuhan pesisir kota Batam. Beliau bertemu salah seorang
warga (Ibu Dewi) sambil berbincang-bincang. Ibu dewi menanyakan tentang
pengelolaan waktu dalam berbisnis yang usahanya lumayan beragam?, dengan
longshot Mario Teguh menanggapinya dengan menyampaikan;
“Sesuatu yang dilakukan secara setengah-setengah, itu harus dilakukan
dua kali.Waktu itu menuntut kita untuk tegas sekali berfokus karena
banyak orang menginginkan banyak hal, membagi waktunya untuk banyak
hal. Menginginkan banyak hal itu bagus tetapi berhasil di satu keinginan
itu yang memungkinkan kita mendapatkan semua keinginan. Orang tidak
harus berhasil pada semua hal. Cari satu yang paling kita cintai, yang
membuat kita bangun pagi-pagi, bekerja paling lama, lupa makan, lupa
istirahat, pikirannya hanya itu, belajar hanya itu, fokus hanya itu. Itu lebih
mudah berhasil. Sesuatu yang diperlakukan tidak penting, tidak mungkin
menjadikan kita penting”.
“Sesuatu yang dilakukan secara setengah-setengah,/ <itu harus dilakukan
dua kali.>
/Waktu/ <itu menuntut kita untuk tegas sekali berfokus karena banyak
orang menginginkan banyak hal, membagi waktunya untuk banyak hal.>
/Menginginkan banyak hal/ <itu bagus tetapi berhasil di satu keinginan itu
yang memungkinkan kita mendapatkan semua keinginan. Orang tidak
harus berhasil pada semua hal. Cari satu yang paling kita cintai, yang
membuat kita bangun pagi-pagi, bekerja paling lama, lupa makan, lupa
istirahat, pikirannya hanya itu, belajar hanya itu, fokus hanya itu. Itu lebih
mudah berhasil. Sesuatu yang diperlakukan tidak penting, tidak mungkin
menjadikan kita penting>
Dengan full shot Mario Teguh menyampaikan beberapa poin
kesimpulan berikut;
“Kehidupan ini hanya seindah kesungguhan kita untuk mengindahkannya.
Kehidupan ini memang tidak mudah, sebetulnya sulit, tetapi hanya terasa
lebih mudah jika kita menjadi pribadi yang lebih kuat.
Kesungguhan untuk menggunakan yang sederhana, yang sudah ada pada
kita, jauh lebih penting daripada modal apapun, karena tidak ada modal
199
yang cukup bagi orang-orang yang tidak mensyukuri kesederhanaan yang
ada padanya, karena sebetulnya kesempurnaan adalah kesederhanaan yang
disyukuri.
Di kota Batam ini kita disadarkan bahwa, apabila kita ikhlas menggunakan
apapun yang ada dalam diri kita, menggunakan hubungan baik dengan
orang lain yang menjadikan kita pribadi yang disukai, hingga orang
berhubungan dan membeli dari kita, menjadikan kita sahabat, pengisi
kekurangan di dalam hidup mereka, kita akan dikuatkan dalam kehidupan
yang lebih damai, lebih sejahtera yang sesuai dengan harapan kita.
Memang tidak semuanya akan menjadi seperti yang kita harapkan, tetapi
apabila kita ikhlas, tidak letih berharap, bekerja dalam kejujuran dan
pengabdian kepada Tuhan, bagi kebahagiaan sesama, tahu-tahu kita bisa
sampai pada keadaan yang bahkan lebih indah daripada yang kita
harapkan. Salam dari kita semua from Batam with love”.
/Kehidupan ini/ <hanya seindah kesungguhan kita untuk
mengindahkannya. Kehidupan ini memang tidak mudah, sebetulnya sulit,
tetapi hanya terasa lebih mudah jika kita menjadi pribadi yang lebih kuat.>
/Kesungguhan/ <untuk menggunakan yang sederhana, yang sudah ada
pada kita, jauh lebih penting daripada modal apapun, karena tidak ada
modal yang cukup bagi orang-orang yang tidak mensyukuri kesederhanaan
yang ada padanya, karena sebetulnya kesempurnaan adalah kesederhanaan
yang disyukuri.>
/Apabila kita ikhlas/ <menggunakan apapun yang ada dalam diri kita,
menggunakan hubungan baik dengan orang lain yang menjadikan kita
pribadi yang disukai, hingga orang berhubungan dan membeli dari kita,
menjadikan kita sahabat, pengisi kekurangan di dalam hidup mereka, kita
akan dikuatkan dalam kehidupan yang lebih damai, lebih sejahtera yang
sesuai dengan harapan kita. Memang tidak semuanya akan menjadi seperti
yang kita harapkan, tetapi apabila kita ikhlas, tidak letih berharap, bekerja
dalam kejujuran dan pengabdian kepada Tuhan, bagi kebahagiaan sesama,
tahu-tahu kita bisa sampai pada keadaan yang bahkan lebih indah daripada
yang kita harapkan.>
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan oleh Mario Teguh di atas secara konotatif
menganjurkan para pedagang untuk berfokus pada satu hal. Fokus penting
dalam segala aktifitas. Saat fokus, kita sungguh-sungguh memberikan
perhatian pada satu pekerjaan, sebaliknya jika tidak fokus, perhatian kita akan
“ke sana kemari”. Fokus pada aktifitas akan menjadikan kita mampu
menyelesaikan aktifitas tersebut dengan hasil optimal. Sebaliknya perhatian
200
yang terbagi ketika melakukan aktifitas akan menjadikan pekerjaan tidak
terselesaikan, atau terselesaikan dengan hasil kurang memuaskan dan tidak
sesuai harapan.
Seseorang tidak konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu bisa
dikarenakan berbagai faktor. Salah satunya karena belum mempunyai
perencanaan aktifitas yang bagus, sehingga sering menunda-nunda pekerjaan.
Untuk itu perlu pengelolaan waktu yang efektif dengan menentukan prioritas
aktifitas dan berkonsentrasi pada satu pekerjaan pada satu waktu.
Berusahalah fokus pada pekerjaan yang sedang dilakukan. Ambil
tindakan cepat untuk menyelesaikannya. Bersegeralah menunaikan amal-amal
kebajikan (al-Hadist). Jika terbersit keinginan menunda pekerjaan, maka
sadarkan diri lagi bahwa menunda pekerjaan sama artinya menumpuk
kesusahan. Selama mengerjakan satu aktifitas, lupakan pekerjaan yang lain.
Seseorang akan menikmati pekerjaan dan sekaligus berprestasi hebat bersama
pekerjaan tersebut, ketika ia mampu memfokuskan segala potensi dirinya untuk
kesempurnaan pekerjaan tersebut, dan memiliki ketertarikan yang luar biasa
pada pekerjaan tersebut. Fokuskan diri Anda hanya untuk bekerja mewujudkan
mimpi dan cita-cita yang besar itu dengan didukung keterampilan yang searah
dengan mimpi dan cita-cita itu.
5. Episode “Bisniss From The Start”, edisi 20 Januari 2013
Topik “bisniss from the start” kali ini membahas tentang bisnis.
Berbisnis merupakan salah satu hal yang menjadi impian banyak orang. Topik
ini penulis teliti, karena di dalam pembahasannya Mario Teguh secara eksplisit
ataupun implisit terdapat pesan-pesan moral Islam dalam berbisnis.
201
a. Segmen 1 (terdiri dari 3 sesion)
Tahapan denotatif (sesion 1)
Segmen pertama (sesion 1), rangkaian pengambilan gambar lebih
sering long shot dan medium shot. Long shot menandakan setting dan karakter
yang ingin disampaikan kepada publik. Baground panggung (Mario Teguh
Golden Ways) yang cerah, gemerlap warna kuning emas di dalam studio,
menunjukkan kepada publik mengenai situasi yang terlihat cerah sebagai tanda
antusias serta penuh semangat. Selanjutnya secara medium shot, Hilbram
Dunar tampak sedang menatap audien dengan antusias, beliau menyampaikan
pengantarnya “Selamat malam,,, apa kabar... super (audien), selamat datang
di Mario Teguh Golden Ways..., Hilbram Dunar, melanjutkan dengan
mengatakan,
“Setiap orang pasti ingin mendapatkan berbagai macam keuntungan salah
satunya dengan berbisnis”. Tapi masih banyak pribadi-pribadi yang tidak
berani menawar apa-apa ketika mengenal kata bisnis. Ada banyak sekali
keraguan, mudah-mudahan dengan bahasan kali ini dapat menjawab
keraguan Anda, memiliki keberanian dan ketepatan tindakan untuk
berbisnis”.
Selanjutnya, Hilbram Dunar mengajak penonton untuk menyambut
Mario Teguh maju ke panggung untuk membahasnya, dengan ungkapan,
(untuk itu kita sambut kehadiran pak Mario Teguh), dengan di iringi tepuk
tangan yang meriah dari penonton.
Shot selanjutnya tampak secara long shot, Mario Teguh masuk ke
panggung setelah di panggil Hilbram Dunar, terlihat medium shot dengan
salam hangat Mario Teguh, sehingga penonton dapat melihat keseluruhan
obyek dan setting yang mengelilinginya. Tampak close up pandangan Mario
Teguh diarahkan kepada semua hadirin dengan sorot mata ramah, bersahabat,
202
dan hormat. Menyampaikan sapaan khasnya, dengan membangun kontak
dengan penonton yang mendengarkan. Mario Teguh mengawali topik
pembicaraannya dengan salam hangatnya;
“Sahabat-sahabat saya yang super dan baik hatinya, apa kabar,,,, super
(audien),,, selamat malam, Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh,
salam sejahtera dan om swastiastu, dan mudah-mudahan anda dalam
kedamaian serta sehat)”.
Selanjutnya, beliau menyampaikan pesan pertamanya;
“Start berarti „awal‟ …, dari semua yang kita lakukan, yang paling sulit
dimulai adalah ‟mulai‟. Berapa banyak orang berdiri, duduk berjam-jam di
depan komputer karena mau menemukan satu kata untuk “memulai”.
Dalam kehidupan seperti itu kita seperti kehilangan pandangan saat kita
memikirkan. Aku harus melakukan apa?,,, Bisnis apa yang harus aku
lakukan?. Bagaimana orang bisa membayar aku?... Bisnis from the start …
menekankan pada awal , kuncinya supaya kita bersemangat dan tidak
membatasi upaya. Bukan besarnya akhir yang penting, tetapi ikhlasnya
memulai dari apa yang bisa kita lakukan”.
/Start/ <berarti „awal>
/Start/ <dari semua yang kita lakukan, yang paling sulit dimulai
adalah ‟mulai‟. Berapa banyak orang berdiri, duduk berjam-jam di depan
komputer karena mau menemukan satu kata untuk “memulai”.
/Bisnis from the start/ <menekankan pada awal , kuncinya supaya kita
bersemangat dan tidak membatasi upaya. Bukan besarnya akhir yang
penting, tetapi ikhlasnya memulai dari apa yang bisa kita lakukan>
Tahapan konotatif
Pada pesan pertama yang diucapkan oleh Mario Teguh ini secara
eksplisit untuk memulai melakukan sesuatu (bisnis) langkah pertama adalah
mulai. Beliau mengatakan, dari semua yang kita lakukan, yang paling sulit
dimulai adalah ‟mulai‟. Kunci pertama dalam melakukan segala hal adalah
bergerak memulai langkah awal.
Dari tema pokok pemahasan tentang busnis from the start, berbisnis
merupakan salah satu hal yang menjadi impian banyak orang. Dalam kamus
Bahasa Indonesia, bisnis diartikan sebagai usaha dagang, usaha komersial di
203
dunia perdagangan, dan bidang usaha. Skinner (1992) dalam Ismail Yusanto
(2002: 15) mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran barang, jasa, atau uang
yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.
Mario Teguh menggambarkan, berapa banyak orang yang hanya
menghabiskan sebagian waktunya di depan layar komputer, hanya untuk
menemukan satu kata untuk memulai. Penekanan pada kata mulai, lebih
menekankan pada awal dari bisnis, supaya tetap bersemangat dan tidak
membatasi upayanya. Beliau juga menekankan, bukan besarnya akhir (hasil),
tetapi ikhlasnya dalam memulai dari apapun yang bisa kita mulai.
Secara konotatif, dalam Islam untuk berbisnis yang sukses sebagaimana
dicontohkan Nabi Saw., langkah pertama yang harus diperhatikan adalah niat
(motivasi). Maksudnya adalah dalam merintis sebuah bisnis motivasinya harus
benar-benar untuk berbisnis dengan niat yang ikhlas (Djakfar, 2007: 196).
Dalam wacana ilmu fiqih, niat adalah sesuatu yang diikrarkan dalam
hati, diucapkan dengan lisan dan di aktualisasikan dalam tindakan. Niat berarti
keinginan melakukan sebuah perbuatan. Niat merupakan urusan hati dan batin,
yang pada hakikatnya menentukan kualitas sebuah perbuatan dan membuatnya
memiliki dimensi yang berbeda (Ghani, 2005: 35). Niat yang baik adalah
pondasi dari amal perbuatan. Jika niatnya baik, maka amalnya juga baik,
sebaliknya jika niatnya rusak, maka amalnya juga rusak, sebagaimana hadits
Nabi Saw., berikut ini:
“Sesunggunya amal-amal itu (harus) dengan niat. Maka barangsiapa
hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, maka (pahala) hijrahnya
(dinilai) kepada Allah dan RasulNya, dan barangsiapa hijrahnya
diniatkan untuk (kepentingan harta) dunia yang hendak dicapainya
atau karena seorang wanita yang hendak dinikahinya, maka nilai
204
hijrahnya sesuai dengan tujuan niat ia berhijrah” (HR. Bukhori dan
Muslim).
Apa yang dikatakan Rasulullah itu bukan hanya untuk urusan ibadah
saja, tetapi juga berlaku untuk urusan muamalah seperti kegiatan berwirausaha.
Bagi seorang muslim, menjalankan usaha merupakan aktivitas ibadah,
sehingga ia harus dimulai dengan niat yang suci (lillahi ta‟ala), cara yang
benar, dan tujuan, serta pemanfaatan hasil hasil secara benar (Abdullah, 2011:
17).
Niat memiliki posisi penting dalam Islam. Penilaian sebuah
perbuatan/amalan itu termasuk kategori ibadah atau bukan, bergantung pada
niatnya. Dalam Islam, niat bahkan lebih penting dari perbuatan. Perbuatan
manusia di dunia secara lahiriah tidak ada bedanya, tapi niat yang membuat
nilai hakiki sebuah perbuatan berbeda dengan yang lainnya. Oleh karena itu
setiap usaha/pekerjaan yang ditekuni selalu berorientasi pada mencari ridha
Allah semata, sebagaimana firman Allah berikut:
“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya;
dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang
yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)" (Q.S. al-An‟am:
162-163).
Niat merupakan pekerjaan hati dan saat menentukan visi secara benar,
sebagaimana Rasulullah menganjurkan agar membaca basmalah pada tiap-tiap
pekerjaan, sebagaimana sabda Nabi Saw., “tiap amal yang baik, apabila tidak
diawali dengan basmalah pekerjaan tersebut rusak”. Hal ini dimaksudkan agar
dalam tiap pekerjaan dan karya yang dilakukan mengandung ridha Allah dan
bernilai ibadah. Seorang yang ikhlas, orientasinya tidak hanya sekedar
duniawi, tetapi juga menyentuh akhirat. Kerja yang hanya berorientasi dunia
205
sangat rendah nilainya. Sebagaiman sahabat Ali mengatakan, bahwa „siapa
yang bekerja karena perutnya belaka, maka derajatnya tidak jauh dari apa
yang keluar dari perutnya tersebut‟. Jika niat sudah lurus dan benar, maka kita
harus segera berbuat sesuai dengan niat, sebab apabila niat tanpa berbuat, maka
tidak akan menikamti dari hasil niat tersebut (Ihsanudin, 2007: 44).
Kunci iman bukan dari lafazh yang terucap melaui lisan, melainkan dari
cetusan hati yang menggerakkan pancaindra dan organ tubuh manusia. Niat
lurus merupakan motivasi yang diletakkan dalam kerangkan mencari keridhaan
Allah semata, bukan atas motif yang lainnya. Semakin berkualitas keikhlasan
seseorang dalam menghadirkan niat untuk semua aktivitasnya. Maka
pertolongan Allah akan semakin mengalir. Dengan demikian pertolongan Allah
berjalan seiring dengan persiapan kita (niat) yang terkandung didalam hati.
Tahapan denotatif (sesion 2)
Sesion 2, rangkaian pengambilan gambar lebih sering medium shot dan
close up. medium shot untuk membuat focus terhadap dua orang yang saling
berhadapan dan berinteraksi dalam panggung. sedangkan close up untuk
menjelaskan ekspresi wajah mimik dari interaksi tersebut. Dengan medium
shot, Hilbram Dunar mengawali pertanyaannya dengan mengatakan
“Pemikiran kita sebaiknya seperti apa pak, ketika memikirkan sebuah bisnis,
apa mindset yang pertama dalam melakukan bisnis pak?, Mario Teguh
menatap ke arah Hilbram Dunar dan semua penonton, diambil dengan medium
shot, beliau berkata;
“Ada setting pokok di otak kita yang mengijinkan dan menghalangi kita,
untuk melakukan sesuatu yaitu boleh atau tidak. Kita banyak sekali
melarang diri sendiri, sehingga bisniss from the start pelajaran pertamanya
adalah membongkar larang-larangan yang tidak menjadikan kita lebih, jika
206
itu tidak membesarkan diri kita maka abaikan, komentar orang lain yang
tidak bertanggung jawab atas kebaikan diri kita maka abaikan, oleh karena
itu dari sekarang lakukan yang baik bagi dirimu atau kamu tidak baik bagi
orang lain”.
/Bisniss from the start/ <ada setting pokok di otak kita yang mengijinkan
dan menghalangi kita, untuk melakukan sesuatu yaitu boleh atau tidak.
Kita banyak sekali melarang diri sendiri>
/Bisniss from the start/ <pelajaran pertamanya adalah membongkar larang-
larangan yang tidak menjadikan kita lebih, jika itu tidak membesarkan diri
kita maka abaikan, komentar orang lain yang tidak bertanggung jawab atas
kebaikan diri kita maka abaikan, oleh karena itu dari sekarang lakukan
yang baik bagi dirimu atau kamu tidak baik bagi orang lain>.
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan oleh Mario Teguh di atas secara
denotatif, menganjurkan untuk membongkar sudut pandang pikiran yang
negatif, larangan-larangan atau nilai yang menghambat dalam berbisnis. Pesan
ini secara konotatif menganjurkan kepada penonton, hendaknya mempunyai
keyakinan yang kuat, agar hati dan pikiran jangan sampai di hinggapi rasa ragu
dan tidak percaya, karena akan memunculkan banyak alasan untuk tidak
melakukan bisnis. Ada saja alasan untuk menutupi kemalasan, seperti tidak
bakat, bukan keturunan, terlalu tua atau masih muda. Maka hempaskan jauh-
jauh alasan-alasan yang merintangi dalam bertindak tersebut. DJ. Schwartz
dalam (Ihsanudin, 2007: 103) mengingatkan “berpikirlah ragu maka anda
akan gagal, berpikirlah menang maka anda akan menang”.
Pesan Mario Teguh di atas, secara konotatif juga menggambarkan
tentang adanya sebagian orang yang masih meyakini budaya tertentu yang
bertentangan dengan ajaran Islam, mulai dari keyakinan mistik, takhayul
sampai kepada cara memandang (persepsi) terhadap pekerjaan. Banyak orang
ketika ditimpa suatu kesulitan atau menginginkan suatu harapan yang sulit
207
dicapai, mereka pergi mengunjungi paranormal atau dukun. Kadangkala
mereka diberikan jimat untuk dijadikan pegangan, dengan harapan maksudnya
akan tercapai. Islam dengan tegas melarang hal ini, bahkan termasuk perbuatan
syirik. Mitos, ramalan nasib dan hal-hal ghaib lainnya sangat sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Mitos adalah keyakinan dari zaman dahulu yang
biasanya tidak masuk akal. Sedangkan ramalan adalah prediksi nasib di masa
depan (Tasmara, 1995: 125).
Banyak cara untuk meramal, misalnya dengan zodiak, shio, garis
tangan, kartu dan lain sebagainya. Ramalan itu sendiri disampaikan dengan
cara yang begitu halus seperti melalui majalah, tabloid, Televisi, dan internet.
Allah telah mengingatkan di dalam Alquran:
“Katakanlah,tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui
perkara yang ghaib, kecuali Allah” (Q.S. an-Naml: 65).
Dan hadits Nabi:
“Barangsiapa yang mendatangi peramal, menanyakan kepadanya
sesuatu, lalu mempercayainya, shalatnya tidak akan diterima empat puluh
hari lamanya” (HR. Muslim).
Persoalan nasib, jodoh, rezeki, mati, dan perkara ghaib, hanyalah Allah
Swt yang mengetahui. Manusia diberikan kesempatan oleh Allah untuk
merencanakan dan berusaha semaksimal mungkin. Artinya, kita bisa
merancang masa depan, nasib, jodoh, rezeki. Kalau sudah berusaha dengan
maksimal, baru bertawakal kepada Allah agar tidak menjadi hamba yang
sombong. Hilangkan rasa ragu dan bimbang dalam bekerja. Rasa ragu dan
bimbang merupakan penyakit yang amat berbahaya. Sementara yakin adalah
sugesti paling kuat untuk mencapai keberhasilan. Yakin yang dalam bahasa
208
agama adalah iman, merupakan kunci keberhasilan hidup (Hariwijaya, 2010:
141).
Tahapan denotatif (sesion 3)
Sesion 3, rangkaian pengambilan gambar lebih sering medium shot dan
close up. Dengan medium shot, tampak seorang audien (pak Ari dari Bandung)
bertanya, “apa yang harus dilakukan seorang pemimpin agar karyawan jadi
loyal, dan bagaimana menyikapi karyawan yang banyak bertingkah?”, dengan
medium shot, Mario Teguh menatap ke arah penanya dan ke semua penonton,
Ia menyampaikan;
“Menurut Napoleon, pemimpin itu adalah pedagang harapan, seorang
pemimpin itu harus banyak bicara mengenai harapan ke depan, di ulang
sampai orang percaya. Atasan harus bicara mengenai harapan, yang kita
lakukan ini penting bukan hanya untuk dirimu, tapi untuk banyak orang.
Apabila dia tidak baik maka tinggalkan. Mintalah kepada Tuhan untuk
mengirimkan sahabat yang setia, karena sahabat itu bukan main nilainya.
Istri yang bukan sahabat seperti bukan istri. Istri adalah sahabat yang kita
nikahi, jika suami istri tidak bersahabat maka bisnis akan hancur.
Persahabatan yang kemudian tumbuh jadi bisnis, lebih baik daripada
bersahabat karena bisnis.”
/Pemimpin/ <itu adalah pedagang harapan, seorang pemimpin itu harus
banyak bicara mengenai harapan ke depan, di ulang sampai orang percaya.
Atasan harus bicara mengenai harapan, yang kita lakukan ini penting
bukan hanya untuk dirimu, tapi untuk banyak orang. Apabila dia tidak baik
maka tinggalkan.>
/Mintalah kepada Tuhan untuk mengirimkan sahabat yang setia, karena
sahabat itu bukan main nilainya. Istri yang bukan sahabat seperti bukan
istri. Istri adalah sahabat yang kita nikahi, jika suami istri tidak bersahabat
maka bisnis akan hancur>
/Persahabatan/ <yang kemudian tumbuh jadi bisnis, lebih baik daripada
bersahabat karena bisnis>
Tahapan konotatif
Pada pesan Mario Teguh di atas, secara denotatif menganjurkan pesan
untuk berhubungan baik dengan sesama, baik kepada pemimpin ataupun
kepada rekan kerja. Kalimat Pemimpin itu adalah pedagang harapan (A leader
209
is a dealer in hope; oleh: Napoleon Bonaparte) tersebut Mario Teguh ingin
menyampaikan bahwa untuk menjadi pemimpin hendaknya dapat memberi
harapan dan motivasi kepada bawahannya. Pesan ini, secara konotatif ingin
menjelaskan bahwa kepemimpinan dalam perspektif Islam merupakan
pengamalan konsep penggembalaan umat, sebagaimana keteladanan dengan
merujuk nilai-nilai kepemimpinan Nabi Saw. Konteks pemimpin dalam hal ini
tidak hanya pemimpin dalam lingkup besar akan tetapi juga lingkup terkecil,
seperti keluarga. Seorang pemimpin tidak hanya harus mempunyai kredibilitas
tetapi juga harus mampu menjadi suri tauladan bagi orang-orang yang
dipimpinnya. Dalam hal ini kita bisa mencontoh kepemimpinan Nabi Saw.,
sebagaimana firman Allah:
"Sesungguhnya telah ada pada diri seorang rasul itu suri tauladan yang
baik bagimu” (Qs. Al-ahzab:21).
Seorang pemimpin mulai dari lingkup terkecil (keluarga) sampai
terbesar (negara), pada hakikatnya mengemban amanah Tuhan sebagai wakil-
Nya di muka bumi. Sejak awal, dalam setiap pribadi muslim, selalu
ditanamkan sebuah keyakinan bahwa dirinya terlahir sebagai pemimpin.
Sebagaimana sabda Rasulullah; “setiap pribadi adalah pemimpin dan kelak
akan ditanyakan tentang kepemimpinannya”. Kepemimpinan merupakan
sunnatullah, dimana interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin (makmum),
masing-masing memiliki hak tanggung jawab.
Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi tingkah laku orang lain dan juga alam lingkungannya.
Pemimpin besar pastilah seorang yang ditempa karakter yang kuat, punya visi,
inspiratif, dan ini yang paling penting mampu memberi harapan di tengah
210
kesulitan yang mendera bawahannya. Seorang pemimpin harus
mengkomunikasikan, menyampaikan angan-angan dan mimpinya yang dapat
membangkitkan harapan, menyulut semangat agar beranjak dari situasi masa
kini, yang kadangkala pahit dan getir. Seorang pemimpin harus menyampaikan
sebuah visi yang membuka jendela masa depan.
Kepemimpinan membawa konsekuensi tanggung jawab terhadap apa
yang dipimpinnya. Seseorang yang memperoleh amanah memimpin suatu
institusi tertentu hendaknya menyikapi bahwa dipundaknya tergantung beban,
membawa konsekuensi tanggung jawab, bukan hanya didunia saja, melainkan
yang paling utama adalah kepada Allah Swt. Sebagaimana firman Allah;
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (Q.S. al-Isra:
36).
Selanjutnya, pada pesan Mario Teguh di atas juga mengajak kepada
penonton untuk memilki sahabat dan partner kerja yang yang baik. Ini
menjelaskan bahwa, sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat berdiri sendiri
melakukan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa bantuan
orang lain. Secara alamiah, manusia melakukan interaksi dengan
lingkungannya, baik sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya.
Karena dalam kesuksesan usahanya, pasti ada peran orang atau pihak lain.
Persahabatan merupakan istilah yang menggambarkan perilaku kerja
sama dan saling mendukung antara dua orang atau lebih. Sedangkan
bersahabat, selain saling mengenal secara mendalam dan interaksinya dekat
sekali, juga terjadi saling mempengaruhi secara nilai. Bersahabat tidak boleh
211
dengan sembarang orang, Islam memberikan panduan bagaimana memilih
sahabat dan bagaimana cara mempergaulinya.
Mario Teguh juga mengingatkan kepada penonton untuk berhati-hati
dalam memilih partner kerja atau sahabat. Dengan memberikan penekanan
kepada penonton, bahwa persahabatan yang kemudian tumbuh jadi bisnis, lebih
baik daripada bersahabat karena bisnis. Sehingga anjurannya kepada
penonton,mintalah kepada Tuhan untuk mengirimkan sahabat yang setia,
karena sahabat itu bukan main nilainya. Pesan Mario Teguh ini secara konotatif
ingin menjelaskan, bahwa pentingnya pergaulan dengan orang-orang yang baik
dan dalam sistem yang baik. Bagaimanapun manusia dipengaruhi interaksi
sosial dengan orang lain, sehingga berlangsung transfer nilai. Bagi seseorang
yang lemah pertahanan ruhaninya, mudah hanyut tertelan oleh arus luar.
Contohnya, amat sulit sekarang ini untuk terbebas dari perilaku sogok
menyogok, karena iklim korupsi yang sudah dianggap biasa terjadi
dilingkungan kita. Pemilihan teman bekerja atau rekan bisnis, bertujuan untuk
membentuk tim dalam mengerjakan dan menghasilkan yang baik serta
mencegah agar tidak terjadi konspirasi untuk hal-hal yang tidak baik,
sebagaimana firman Allah Swt;
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya (Q.S. al-Maidah: 2).
b. Segmen 2 (terdiri dari 2 sesion)
Tahapan denotatif (sesion 1)
Segmen 2 (sesion 1), rangkaian pengambilan gambar lebih sering
medium shot dan close up. medium shot untuk membuat focus terhadap dua
212
orang yang saling berhadapan dan berinteraksi dalam panggung. sedangkan
close up untuk menjelaskan ekspresi wajah mimik dari interaksi tersebut.
Dengan medium shot, Hilbram Dunar bertanya tentang bekerja tujuannya
hanya mencari uang, benarkah?, Mario Teguh menatap ke arah semua
penonton, diambil dengan mediumshot. Mario Teguh menjawab dengan
mengungkapkan:
“Kita bekerja untuk menjadi pribadi yang dibayar tinggi,,, Jika kita
berfokus kepada menjadi diri yang akan di bayar tinggi.., maka
perhatiannya kepada kepantasan. Dunia ini diisi oleh keluhan yang tidak
pantas, tidak pantas di bayar tinggi, maka ia mengeluh mengenai gaji
kecil. Tidak pantas disayangi karena sifatnya yang kasar, sombong. Maka
ia mengeluh kalau dia tidak disayangi. Jadi rubahlah mindset nya dari
bisniss from the start dengan mengatakan Tuhan bantulah aku menjadi
yang lebih mahal hari ini”. Anjurannya, jadilah pribadi yang dibayar
tinggi sehingga perusahaan yang anda wakili juga dihargai tinggi”.
/Kita bekerja/ <untuk menjadi pribadi yang dibayar tinggi,,, Jika kita
berfokus kepada menjadi diri yang akan di bayar tinggi.., maka
perhatiannya kepada kepantasan.>
/Dunia ini/ <diisi oleh keluhan yang tidak pantas, tidak pantas di bayar
tinggi, maka ia mengeluh mengenai gaji kecil. Tidak pantas disayangi
karena sifatnya yang kasar, sombong. Maka ia mengeluh kalau dia tidak
disayangi.>
/Jadi rubahlah mindset nya/ <dari bisniss from the start dengan
mengatakan Tuhan bantulah aku menjadi yang lebih mahal hari ini>
/Anjurannya <jadilah pribadi yang dibayar tinggi sehingga
perusahaan yang anda wakili juga dihargai tinggi>
Tahapan konotatif
Pada pesan yang disampaikan oleh Mario Teguh di atas secara eksplisit
adalah upaya untukmenjadi pribadi yang pantas dibayar tinggi. Pribadi yang
pantas dibayar tinggi dalam artian pribadi yang kualitas pekerjaannya pantas
mendapatkan hasil yang tinggi. Pada umumnya seseorang bekerja dengan
tujuan mencari uang. Namun, Mario Teguh mengubahnya menjadi bekerja
supaya dibayar tinggi. Alasanya, jika kita bekerja untuk mencari uang maka
213
yang dicari hanyalah uangnya, sehingga dirinya dilupakan. Kejujuran,
keramahan, kebaikannya, dan sebagainya diabaikan.
Secara konotatif, gambaran untuk memantaskan diri di bayar tinggi
salah satunya adalah dengan cara menjadikan pribadi yang berkualitasbaik.
Untuk menjadi pribadi yang berkualitas, kita bisa mencontoh Rasulullah.
Rasulullah sebagai teladan umat Islam, dari sejak kecil sudah di didik untuk
hidup mandiri dan berwirausaha. Berkepribadian yang mulia, jujur,
profesional, murah hati, amanah. Dengan akhlak yang mulia dan terpuji dalam
berbisnis ini membuat namanya terkenal di seantero jazirah arab. Hal ini
menunjukkan kepada kita, bahwa Nabi Muhammad telah menciptakan citra
positif dirinya, sehingga saat berbisnis pun orang percaya dan tertarik
kepadanya (Gunara, 2007: 81).
Perlu mengubah kebiasaan dan pola hidup untuk membentuk kebiasaan,
yaitu kebiasaan manusia dengan karakter unggul dan mampu menggunakan
kekuatan pikirannya. Sikap jujur, loyalitas, komitmen, disiplin, ramah dalam
bergaul, dan profesional merupakan kepribadian yang akan menjadikan
perusahaannya menjadi maju dan siap membayar tinggi.
Menurut Robet T. Kiyosaki dalam (Hariwijaya, 2010: 145), apabila kita
bekerja untuk uang maka sesungguhnya kita menyerahkan power atau kekuatan
yang ada pada diri kita kepada orang lain apakah itu bos, pimpinan. Tetapi jika
kita menginginkan uang bekerja pada kita hendaknya kita yang memegang
kendali kekuatan tersebut. Kekuatan yang dimaksud bukanlah tubuh yang
kekar dan berotot tapi pengetahuan yang cukup atau memadai.
214
Menurut John Maxwel dalam (Prijosaksono,2004: 145), ada empat hal
yang harus diperhatikan untuk melakukan pengembangan diri sehingga dapat
membangkitkan potensi dahsyat yang kita miliki. Empat hal tersebut antara
lain; mulai dari diri sendiri, sesegera mungkin, sedikit demi sedikit, lakukan
sekarang.
Motivasi seorang muslim bersifat vertikal dan horisontal. Secara
horizontal terlihat pada dorongannya untuk mengembangkan potensi dirinya
dan keinginannya untuk selalu mencari manfaat sebesar mungkin bagi orang
lain. Sementara secara vertikal dimaksudkan untuk mengabdikan diri kepada
Allah Swt. Motivasi disini berfungsi sebagai pendorong, penentu arah, dan
penetapan skala prioritas. Rasulullah menyebutkan bahwa nilai suatu pekerjaan
dilihat dari kualitas niatnya sendiri, orang harus bekerja untuk kebahagiaan
dirinya sendiri dan keluarganya serta untuk orang lain.
Islam menekankan bahwa keberadaan manusia di dunia adalah untuk
mengabdikan diri kepada-Nya; (Qs. Al-Dariyat: 56). Manusia pada dasarnya
adalah khalifah fil ardhi (pemimpin dimuka bumi). Konsekuensi dari
penghayatan ini adalah tumbuhnya sikap bahwa dimanapun dirinya berada
harus menjadi subjek yang mewarnai lingkungannya. Bagi seorang muslim,
menjalankan usaha merupakan aktivitas ibadah, sehingga ia harus dimulai
dengan niat yang suci, cara yang benar serta pemanfaatan hasil secara benar.
Sebab dengan itulah ia memperoleh garansi keberhasilan dari Tuhan (Fauzan,
2006: 16).
215
Tahapan denotatif (Sesion 2)
Sesion 2, rangkaian pengambilan gambar lebih sering medium shot dan
close up. Dengan medium shot, tampak seorang audien (Kemal dari Semarang)
bertanya, kenapa keluarga kurang mendukung dalam berbisnis, lebih
menekankan pada studi belajar?, dengan medium shot Mario Teguh menatap
ke arah semua penonton, beliau menjawabnya dengan sebuah keterangan,
bahwa peran orang-orang terdekat sangat berpengaruh terhadap bisnis yang
kita lakukan. Sebut saja orang tua, saudara, dan kerabat. Mungkin adakalanya,
kita yang masih duduk di bangku pendidikan, ingin memulai suatu bisnis tetapi
kurang disetujui oleh orang tua karena ingin anaknya berfokus pada akademik
sang anak. Hal ini tidaklah salah. Mario Teguh menegaskan;
“Pendidikan itu sangatlah penting agar membantu kita menyelesaikan
masalah-masalah yang ada di kehidupan ini. Kita pastinya tidak ingin
menjadi pebisnis yang tidak dapat menyelesaikan masalah karena kurang
mendapatkan pendidikan. Memang, terdapat orang-orang diluar sana yang
bisa sukses tanpa pendidikan. Namun, janganlah meniru tidak
berpendidikannya, tapi tirulah kesuksesannya”.
/Pendidikan/ <itu sangatlah penting agar membantu kita menyelesaikan
masalah-masalah yang ada di kehidupan ini. Kita pastinya tidak ingin
menjadi pebisnis yang tidak dapat menyelesaikan masalah karena kurang
mendapatkan pendidikan. Memang, terdapat orang-orang diluar sana yang
bisa sukses tanpa pendidikan. Namun, janganlah meniru tidak
berpendidikannya, tapi tirulah kesuksesannya>.
Selanjutnya, beliau menambahkan, apakah salah jika orangtua kita
menginginkan studi kita baik. Banyak orang yang sukses dari gudang. Dia
bukanlah orang yang bodoh, bahkan bisa dikatakan lebih pintar daripada
profesor. Jangan terlalu mengambil semua hikmah dari orang bodoh tidak
pernah sekolah yang sukses. Ambil upayanya untuk sukses, bukan tidak pernah
sekolahnya. Mario Teguh menambahkan, dengan mengatakan:
216
“Belajarlah dari Mario Bros (tukang ledeng), air itu kalau tidak lancar pasti
ada yang menghambatnya, tugasnya membuka hambatan, beliau juga
menekankan orang sukses tidak mesti belajar secara formal”.
Tahapan konotatif
Pada kalimat tersebut Mario Teguh di atas secara denotatif
menganjurkan untuk belajar dan meningkatkan pendidikan yang tinggi, agar
membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ada di kehidupan ini. Mario
Teguh juga menambahkan, bahwa terdapat orang-orang diluar sana yang bisa
sukses tanpa pendidikan. Namun, janganlah meniru tidak berpendidikannya,
tapi tirulah kesuksesannya. Beliau juga menganjurkan untuk belajarlah dari
Mario Bros (tukang ledeng), bahwa air dalam saluran itu kalau tidak lancar
pasti ada yang menghambatnya, tugasnya adalah membuka hambatan.
Pesan ini secara konotatif Mario Teguh ingin menyampaikan pesan
kepada penonton, agar menjadi manusia yang senang membantu dan
bermanfaat untuk orang lain. Memberi manfaat bagi orang lain dan alam
lingkungan merupakan esensi bagi manusia. Manusia menjadi bernilai
manakala kehadirannya dibutuhkan oleh orang lain. Seorang pengusaha yang
menjalankan usahanya disuatu tempat, menjadi mitra bagi masyarakat
sekelilingnya. Ada hubungan saling membutuhkan dan saling ketergantungan
sehingga masing-masing saling melindungi.
Konsepsi “bermanfaat” bagi manusia lain juga bermakna untuk kolega,
atasan, dan anak buahnya. Bermanfaat untuk orang lain terhadap orang lain
melalui paradigma “khairunnas yanfauhum linnas” berwujud memberikan apa
yang dimilikinya, apakah harta dan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan
lingkungannya sosialnya. Memberikan manfaat kepada sekeliling, tidak
217
menjadi monopoli orang yang berkuasa saja. Namun, dapat dilakukan oleh
siapa saja. Dengan ilmunya seseorang bisa bermanfaat untuk sesama. Gunakan
apa yang dimiliki, selagi mampu untuk memberi kemanfaatan sekeliling kita
(Ghani, 2005: 55).
c. Segmen 3 (terdiri dari 1 sesion)
Tahapan denotatif (sesion 1)
Segmen 3 (sesion 1), rangkaian pengambilan gambar lebih sering
medium shot dan close up. Dengan medium shot, Hilbram Dunar memberikan
kesempatan kepada pak Mario teguh untuk menjelaskan tentang polling, bahwa
banyak yang berpikir mengapa orang yang berfokus pada menjual lebih cepat
kaya daripada yang suka belanja?, Mario Teguh menatap ke arah semua
penonton, diambil dengan medium shot. Mario teguh menjawab dengan
mengungkapkan:
“Fokus orang berbeda-beda dalam berbisnis. Ada beberapa hal yang harus
Anda perhatikan, antara lain: Pertama, menjadi lebih terlatih untuk
menemukan ide bisnis yang laku dan menguntungkan. Ide atau gagasan
yang dalam hal ini lebih difokuskan. Setelah Anda menjalani bisnis, akan
mendapatkan pengalaman-pengalaman baru seputar bisnis yaitu ide.
Semua bersumber dari pribadi yang berada di balik ide tersebut. Apapun
idenya, tetap fokus pada diri Anda sendiri.Yang kedua, menggunakan
semua sarana, kemampuan dan hubungan dengan orang lain sebagai
modal. Ini berfokus pada lingkungan disekitar. Berbisnis membutuhkan
sebuah kreativitas. Dan kreativitas itu sebenarnya berasal dari luar diri
Anda, yang bisa Anda pelajari dari lingkungan sekitar Anda. Karena
kreativitas itu adalah memfokuskan semua yang Anda miliki untuk melihat
apapun yang ada di luar Anda dan bermanfaat bagi orang lain. Anda
sendiri yang akan menjadi pemimpin dalam kreativitasan tersebut.
Berfokus pada segala sesuatu di lingkungannya, sehingga dengan
memanfaatkan kreativitasnya, dapat menciptakan suatu bisnis yang besar,
dan ada juga yang berfokus pada menjadikan diri kita bernilai bagi orang
lain. Tidak masalah prinsip apa yang kita pegang dari ketiga fokus
tersebut. Yang terpenting adalah, apapun kita, telah memiliki modal untuk
menjadikan kita sebagaimana yang kita inginkan”.
218
Pada kesempatan yang berbeda Mario Teguh juga menyampaikan,
“Apapun ide Anda, fokus kepada diri Anda”. Kreativitas itu adalah
memfokuskan semua yang Anda miliki supaya bermanfaat bagi orang lain.
Jika kita mempunyai ide dan bisa mengembangkannya, maka
kembangkanlah. Namun jika kita tidak bisa mengembangkannya, maka
juallah ide Anda kepada orang lain. Yang pertama ide, lingkungan, dan
diri Anda. Perhatikan orang di lingkungan Anda, lihatlah ide-ide mereka,
manfaatkan lingkungan dan gunakanlah ide tersebut. Alamat yang paling
penting dalam kehidupan Anda adalah nama Anda, jangan melakukan
sesuatu yang tidak membuat nama Anda menjadi mahal”.
/Apapun ide Anda, <fokus kepada diri Anda>
/Kreativitas/ <itu adalah memfokuskan semua yang Anda miliki supaya
bermanfaat bagi orang lain. Jika kita mempunyai ide dan bisa
mengembangkannya, maka kembangkanlah. Namun jika kita tidak bisa
mengembangkannya, maka juallah ide Anda kepada orang lain. Yang
pertama ide, lingkungan, dan diri Anda. Perhatikan orang di lingkungan
Anda, lihatlah ide-ide mereka, manfaatkan lingkungan dan gunakanlah ide
tersebut. Alamat yang paling penting dalam kehidupan Anda adalah nama
Anda, jangan melakukan sesuatu yang tidak membuat nama Anda menjadi
mahal>.
Tahapan konotatif
Pesan di atas, secara konotatif menggambarkan pentingnya bekerja
secara profesional sesuai bidang pofesinya. Dalam Islam, dianjurkan untuk
bekerja dengan cerdas dan profesional. Sebagaimana hadits Nabi;
“Sesungguhnya Allah, menyukai orang mukmin yang profesional (bekerja
dengan cerdas)”.
“sesungguhnya Allah mewajibkan “ihsan” atas segala hal. Jika kalian
membunuh, maka ihsanlah dalam membunuh tersebut. Jika kalian
menyembelih binatang, maka ihsanlah dalam menyembelih tersebut dan
hendaklah kalian mengasah/menajamkan terlebih dahulu pisaunya dan
melegakan sembelihannya (Ibnu Majah, bab Adz Dzaba‟ah, hadits no.
3161).
Hadits tersebut mengandung makna bahwa sempurna dalam semua
perbuatan yang baik dan tidak melakukannya dengan asal-asalan merupakan
salah satu dari kewajiban syari‟at (bukan suatu hal yang sunat atau mubah).
Berbuat ihsan maknanya adalah berbuat kebaikan (hasan bearti baik, tetapi
219
ihsan berarti lebih/sangat baik). Oleh karena itu, orang yang melakukannya
akan mendapatkan pahala dan orang yang meninggalkannya akan mendapatkan
dosa (Almusawwa, 2008: 128).
d. Segmen 4 (terdiri dari 2 sesion)
Tahapan denotatif (Sesion 1)
Dengan medium shot, tampak seorang audien yang bertanya, lewat
twiter (Martitta), bertanya tentang bagaimana caranya biar tidak ragu dalam
memulai bisnis? Mario teguh menjawab dengan ungkapan;
“Banyak orang tidak punya impian, karena menertawakan impian. Anda
tidak mungkin bisa bersemangat tanpa impian. Awal dari kegalauan itu
karena ada halangan, yang membuat kita sulit untuk mencapai impian. Jadi
orang galau itu sehat karena dia punya impian. Jika anda bekerja dalam
keraguan, tetaplah bekerja seperti anda tidak merasa ragu-ragu. Semua
yang serius diperhatikan Tuhan, pasti diperhatikan setan yang
mengganggu jalan kesuksesan. Bilang sama setan, hemat anggaranmu
untuk mengganggu......”.
/Banyak orang tidak punya impian,/ <karena menertawakan impian. Anda
tidak mungkin bisa bersemangat tanpa impian. Awal dari kegalauan itu
karena ada halangan, yang membuat kita sulit untuk mencapai impian.>
/Jadi orang galau/ <itu sehat karena dia punya impian. Jika anda bekerja
dalam keraguan, tetaplah bekerja seperti anda tidak merasa ragu-ragu.>
/Semua yang serius/ <diperhatikan Tuhan, pasti diperhatikan setan yang
mengganggu jalan kesuksesan. Bilang sama setan, hemat anggaranmu
untuk mengganggu>
Tahapan konotatif
Pada pesan kalimat di atas, Mario Teguh ingin mengajak penonton
untuk mempunyai mimpi besar yang ingin diwujudkan dalam jangka pendek,
menengah, dan panjang. Apa jadinya, manusia hidup tanpa impian, tanpa
keinginan dan optimisme?. Pastilah dunia ini menjadi tempat yang
membosankan. Impian adalah sesuatu yang membuat kita bersemangat dalam
melakukan bisnis.
220
Impian mempunyai kekuatan yang hebat dalam mengarahkan
sekaligus mengendalikan perilaku orang. Meskipun tanpa impian seseorang
dapat menjalani kehidupannya, namun fokus dan arah perilaku akan dapat
dikendalikan manakala seseorang mempunyai impian. Impian akan membuat
seseorang mempunyai energi (positif), sehingga mampu mengejar dan
mempertahankan perilakunya sampai impian tersebut terwujud. Impian tidak
harus dikaitkan dengan hal-hal yang duniawi (material), tetapi sangat penting
untuk mengikrarkan diri mempunyai impian yang mengarah kepada
pemenuhan kebutuhan rohani (ukhrowi).
Impian yang besar disertai imajinasi dan dengan usaha yang keras dapat
membangun visi hidup seseorang. Visi adalah sebuah gambaran akan masa
depan yang ideal atau cita-cita tentang situasi masa depan di hari esok. Visi
yang disinergikan dengan hal-hal positif lainnya akan mengantarkan seseorang
pada keberhasilan, dengan bertahap tentunya. Sebuah impian bisa melakukan
banyak hal pada diri kita, antara lain: a). Impian dapat menunjukkan arah
tujuan, berperan sebagai kompas memberitahu arah mana yang harus ditempuh,
hingga kita mengenali arah yang benar itu. b). Impian dapat meningkatkan
kekuatan, c). Impian membantu menentukan prioritas. d). Impian menambah
nilai pada pekerjaan. e). Impian menggambarkan masa depan (Feri
Muhammad, 2011: 3).
Dengan cita-cita maka langkah yang diayun akan lebih mantap karena
ada arah kemana kita harus pergi. Sebagaimana kalimat yang dibaca setiap
sholat yang terkandung dalam do‟a iftitah:
“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu
221
bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)" (Q.S.
al-An‟am; 162-163).
Selanjutnya, pesan Mario Teguh “Bahwa semua yang serius
diperhatikan Tuhan, pasti diperhatikan setan yang mengganggu jalan
kesuksesan. bilang sama setan, hemat anggaranmu untuk mengganggu......”.
Pesan ini secara konotatif, kemungkinan mengarah pada sikap seseorang atau
pejabat yang mempunyai mental menerabas yang berbentuk perbuatan kolusi
dan korupsi. Mario Teguh juga menggambarkan bagaimana peran setan dalam
menggoda manusia dengan segala atributnya. Peran setan dalam menggoda dan
menjerumuskan manusia dalam perbuatan tidak amanah yang merugikan diri
sendiri dan orang banyak.
Sikap mental menerabas dalam perilaku budaya masyarakat dapat
menjelma antara lain dalam bentuk kolusi, korupsi dan nepotisme. Pada
dasarnya, perbuatan kolusi, korupsi tidak lain adalah merupakan wujud dari
jalan pintas yang ditempuh oleh pelakunya untuk mencapai tujuan dengan cara
mudah dan gampang. Kasus-kasus korupsi kelas teri dan kelas kakap telah
sering kita dengar disidang-sidang pengadilan dan di ekspose di berbagai media
massa. Korupsi telah menjadi kanker dalam tubuh pemerintahan dan
masyarakat kita, dan penyakit ini berjangkit begitu kronis sehingga sulit
diberantas atau disembuhkan.
Orang-orang yang sudah kaya sekalipun masih melakukan korupsi
karena ingin lebih bertambah kaya lagi atau menumpuk kekayaan lebih banyak
lagi. Mereka tak pernah puas dengan tumpukan kekayaan yang mereka
upayakan yang notabene juga diperoleh dari korupsi. Gaya hidup mewah dan
222
pamer kekayaan yang dirangsang gaya hidup mewah dan pamer kekayaan yang
dirangsang oleh cara hidup materialistis dan hedonistis merupakan salah satu
faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan korupsi. Pandangan aji
mumpung ketika seseorang menduduki jabatan penting atau menduduki pos-
pos basah.
Korupsi tidak saja berupa pencurian uang dan kekayaan negara, akan
tetapi bisa menjelma dalam bentuk korupsi kekuasaan (penyalahgunaan
kekuasaan politik) dan komersialisasi jabatan. Keadaan ini diperparah oleh
praktik-praaktik pungli (pungutan liar), uang pelicin, sogok dan suap yang
mencerminkan mentalibas menerabas dalam perilaku budaya masyarakat kita
yang berwajah buram dan kelam (Ismail, 2003: 120).
Ajaran Islam telah memberantas suap dan korupsi pada tingkat yang
sekecil-kecilnya. Simaklah tatkala Nabi Muhammad telah mengharamkan
hadiah-hadiah yang diberikan kepada seseorang karena jabatan yang
dipikulnya. Hadiah tersebut diberikan karena dikaitkan dengan jabatan orang
tersebut. Sebagaimana sabda Nabi, “maka mengapa ia tidak diam saja di
rumahnya (tidak menjabat apa-apa) hingga hadiah itu diberikan kepadanya?”.
Artinya jika benar itu hadiah, maka tidak akan diberikan ketika sahabat
tersebut menjabat, sementara ketika ia tidak menjabat, ia tidak ada yang
memberi hadiah. Untuk itulah, hadiah tersebut ada maunya, alias perbuatan
suap menyuap (Almusawwa, 2008: 72).
Tahapan denotatif (sesion 2)
Dengan medium shot, tampak seorang audien yang bertanya, lewat
video kiriman (pak Dedi), dengan pertanyaan, bagaimana caranya seorang
223
wirausahawan yang sukses, kebanyakan dari mereka yang mengenyam
pendidikan tinggi?, terlihat close up Mario Teguh menjawab dengan
memperkenalkan istilah;
“Self induces limitation (batasan yang dibuat oleh diri sendiri). Setiap
orang itu bergetar, mau jatuh kemana, contoh; setiap orang mau beli
makan, beli pulsa, tergantung belinya dimana. Cara terbaik adalah
meminta, bersikap ramah dan melayani orang lain. Izinkan kita yang
melayani orang lain”.
/Self induces limitation (batasan yang dibuat oleh diri sendiri)/ <Setiap
orang itu bergetar, mau jatuh kemana, contoh; setiap orang mau beli
makan, beli pulsa, tergantung belinya dimana. Cara terbaik adalah
meminta, bersikap ramah dan melayani orang lain. Izinkan kita yang
melayani orang lain>
Tahapan konotatif
Pesan di atas, seacara konotatif menganjurkan untuk mengedepankan
sikap dan perilaku yang simpatik, ramah terhadap orang lain. Allah Swt. dalam
Alquran mengajarkan untuk senantiasa rendah hati, berwajah manis, bertutur
kata baik, berperilaku sopan termasuk dalam aktivitas berbisnis. Sebagaimana
firman Allah; dalam surat Luqman ayat 18-19:
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri, “dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara
keledai” (Q.S. Luqman: 18-19)
Dalam menjalankan bisnis, perlu mengutamakan pelayanan yang
menjadi naluri akhlaknya, dan menjadikan kesetiaan pada pelanggan. Pola-pola
pelayanan yang diberikan Nabi Muhammad dalam praktek bisnis yang
dijalaninya adalah; murah senyum, ramah, menepati janji, jujur, adil dan
profesional.
224
e. Segmen 5 (terdiri dari 1 sesion)
Tahapan denotatif (sesion 1)
Dengan medium shot, tampak seorang audien yang bertanya, lewat
kiriman facebook (pak Agus) yang ditampilkan di layar, bagaimana cara
menyatukan visi dan membangkitkan semangat dalam tim agar bisa sukses
bersama?, dengan medium shot, tampak Mario Teguh menjawab dengan
ungkapan;
“Berbisnis sebaiknya hati-hati apabila berkenaan dengan keluarga atau
sahabat. Apabila ada pertengkaran dengan partner, bicaralah dengan tim.
“Jadilah orang yang rendah hati, karena rezeki mengikuti orang yang
baik”.
/Berbisnis/ <sebaiknya hati-hati apabila berkenaan dengan keluarga atau
sahabat. Apabila ada pertengkaran dengan partner, bicaralah dengan tim.>
/Jadilah orang/ <yang rendah hati, karena rezeki mengikuti orang yang
baik>
Tahapan konotatif
Pada pesan kalimat di atas, secara eksplisit menganjurkan untuk
bersikap rendah hati terhadap sesama. Dalam berbisnis, biasa ditemukan
ketidaksepahaman antara satu pihak dengan pihak lain, seperti kepada mitra
bisnis. Jika ada pertengkaran terhadap partner, kita harus berembug untuk
mendiskusikan masalah tersebut. Bisa jadi pertengkaran dipicu karena ketidak-
adilan antara pembagian keuntungan, padahal kinerja mitra kita tidak
sebanding dengan harga yang ia minta. Kita harus terbuka dan mengatakannya
dengan langsung. Jika kita tidak suka dan tidak cocok, kita harus
mengatakannya dengan langsung, dengan cara yang sopan tentunya.
Mario Teguh juga menegaskan, “bisnis ketika belum punya uang
memang rukun, namun setelah punya uang sudah mulai susah, terutama bisnis
225
saudara”. Banyak sekali terjadi pertengkaran antar saudara dalam bisnis. Maka
dari itu, berhati-hatilah mengajak saudara dan keluarga untuk ikut bisnis kita.
Rendah hatilah, karena kekayaan berpihak pada orang yang baik.
Dengan menyadari keberhasilan yang dicapainya bukan sepenuhnya
karena kehebatannya tetapi ia sadar betul disamping upayannya yang sungguh-
sungguh ia juga tidak terlepas dari pertolongan Allah. Tidak seperti Qarun
yang membanggakan diri dan sombong, yang mengaku semua kekayaan yang
dimilikinya adalah hasil kerja keras dan kecerdasannya. Hal ini telah
diceritakan Allah di dalam Alquran sebagai berikut:
“Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu
yang ada padaku". dan Apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah
sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat
daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? dan tidaklah perlu
ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka”
(Q.S. al-Qashas: 78).
Bagi seorang wirausaha muslim, dengan iman yang menghujam di
dadanya, ia sadar betul dengan janji Allah, sehingga ia selalu bersyukur dan
tawadhu (rendah hati). Dan Allah pun akan mempermudah segala urusannya.
f. Segmen 7 (terdiri dari 2 sesion)
Tahapan denotatif (sesion 1)
Sesion 1, rangkaian pengambilan gambar lebih sering medium shot dan
close up. medium shot untuk membuat fokus terhadap dua orang yang saling
berhadapan dan berinteraksi dalam panggung. sedangkan close up untuk
menjelaskan ekspresi wajah mimik dari interaksi tersebut. Dengan medium
shot, Hilbram Dunar, bagaimana sikap kita saat memulai sebuah bisnis pak?
Mario teguh menanggapinya dengan menyatakan;
226
“Dalam bahasa Inggris ada kata industrious, industrious source of
success adalah limitasi pada kemampuan sehingga orang lain meminta
untuk meningkatkan kapasitas kita seiring dengan value yang meningkat...
yang berarti rajin. Orang yang rajin itu adalah yang menjadikan dirinya
industri. Dia menghasilkan nilai, awal dari bisnis itu adalah karena kita
tidak sempat. Jadi orang yang menghindari melakukan, akan selalu
sempat. Jadilah orang yang selalu diminta”.
/Industrious source of success/ <adalah limitasi pada kemampuan sehingga
orang lain meminta untuk meningkatkan kapasitas kita seiring dengan
value yang meningkat... yang berarti rajin. Orang yang rajin itu adalah
yang menjadikan dirinya industri. Dia menghasilkan nilai, awal dari bisnis
itu adalah karena kita tidak sempat. Jadi orang yang menghindari
melakukan, akan selalu sempat. Jadilah orang yang selalu diminta>
Tahapan konotatif
Pada pesan Mario Teguh di atas secara eksplisit menganjurkan
penonton untuk memiliki sikap Industrious, yaitu limitasi pada kemampuan
sehingga orang lain meminta untuk meningkatkan kapasitas kita seiring dengan
value yang meningkat. Secara konotatif, Mario Teguh ingin menggambarkan
tentang kesungguhan dalam bekerja secara profesional. Nabi Saw. telah
mengajarkan bahwa seorang yang profesional mempunyai sikap selalu
berusaha maksimal dan mengerjakan sesuatu atau dalam mengahadapi sesuatu
masalah. Sebagaimana hadits Nabi, “Sesungguhnya Allah, menyukai orang
mukmin yang profesional (bekerja dengan cerdas)”.
Kesungguhan kerja merupakan upaya maksimal dari manusia untuk
memperoleh solusi dari setiap problem yang dihadapi. Sebagaimana firman
Allah dalam surat al-Ankabut: 69:
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami.
DanSesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik (Q.S. al-Ankabut: 69).
227
Karena itu, ada semacam hukum kesungguhan yang diajarkan dalam
Islam, yaitu bahwa bagi mereka yang bersungguh-sungguh akan memperoleh
apa yang diinginkannya. Sesuatu yang dilakukan secara sungguh-sungguh
manfaatnya dapat dilihat dengan tiga hal; Pertama, kesungguhan kerja akan
membuat seseorang menjadi besar dan agung. Kedua, kesungguhan kerja akan
membuat seseorang cenderung kepada inovasi (Fauzan, 2006: 131).
Pesan ini menunjukkan juga tentang hubungan kerja dengan hasil yang
didapatkanya, tidak pandang siapa orangnya, asalkan mau dan tidak malu
bekerja, maka akan mendapatkan rezki sesuai dengan jerih payahnya. Entah itu
anak orang kaya atau mungkin anak orang miskin, atau keturunan orang biasa.
Asalkan mau rajin bekerja, maka akan mendapatkan yang ia inginkan. Bekerja
keras merupakan seni yang sangat indah, karena dari keringat yang terkucur
akan muncul sesuatu yang membuat perasaan jadi puas lahir dan batin.
Tahapan denotatif (sesion 2)
Sesion 2, rangkaian pengambilan gambar lebih sering full shot untuk
masuk pada sesion kesimpulan, dengan ful shot, Mario Teguh menyampaikan:
“Rahasia utama dalam bisniss from the start adalah..kesediaan melakukan.
Banyak orang ingin kaya, tapi tidak bersedia melakukan yang
menjadikannya kaya. Sebetulnya tidak ada impian yang terlalu tinggi,
yang ada adalah upaya yang tidak cukup. Jadi, bisniss from the start dari
awal paling mudah bagi orang-orang yang ikhlas melakukan yang bisa
dilakukannya. Kesimpulan sederhananya adalah anda bekerja bukan
mencari uang.. Anda bekerja melakukan sesuatu yang menjadikan Anda di
bayar,, Jangan halangi hak Anda untuk menjadi pribadi yang anggun
dalam kekayaan. Lebih baik menjadi orang kaya yang bersyukur dan
penderma, daripada menjadi orang miskin menghujat kekayaan, karena
salah mengerti mengenai tugasnya; sebagai pengangkat saudaranya yang
kekurangan. Menjadikan diri anda sebagaimana anda membuktikannya”.
/Rahasia utama dalam bisniss from the start/ <adalah, kesediaan
melakukan. Banyak orang ingin kaya, tapi tidak bersedia melakukan yang
228
menjadikannya kaya. Sebetulnya tidak ada impian yang terlalu tinggi,
yang ada adalah upaya yang tidak cukup>
/Bisniss from the start/ <dari awal paling mudah bagi orang-orang yang
ikhlas melakukan yang bisa dilakukannya. Bekerja bukan mencari uang,
Anda bekerja melakukan sesuatu yang menjadikan Anda di bayar,, Jangan
halangi hak Anda untuk menjadi pribadi yang anggun dalam kekayaan>
/Lebih baik menjadi orang kaya yang bersyukur dan penderma,/ <daripada
menjadi orang miskin menghujat kekayaan, karena salah mengerti
mengenai tugasnya; sebagai pengangkat saudaranya yang kekurangan>
Tahapan konotatif
Pada pesan Mario Teguh di atas secara ekspilist, terdapat pesan untuk
mengajak penonton untuk bersyukur, dan gemar berderma. Bersyukur
merupakan konsekuensi logis dari bentuk rasa terimakasih atas nikmat-nikmat
yang sudah Allah berikan selama ini kepada kita (Abdullah, 2010: 26). Rasa
syukur ini perlu dimanifestasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, dan bahkan
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap orang.
Berbagai sarana telah disediakan bagi tumbuhnya rasa syukur juga
merupakan sarana meningkatkan kualitas diri agar lebih berharga dalam
Pandangan Allah Swt. Orang yang senantiasa bersyukur maka Allah pun akan
menambah nikmat dan tingginya kedudukan di sisinya seperti yang telah ia
janjikan. Firman Allah Swt:
"Dan tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu
mengingkari, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (Q.S. Ibrahim
:7).
Rasa bersyukur kepada Allah yang dimaksudkan disini bukan hanya
diucapkan saja, tetapi juga harus diiringi dengan perbuatan terutama bagai yang
sudah berkecukupan rizkinya, yaitu dengan berzakat, berinfaq dan bersedekah.
Selain mendapatkannya dengan cara yang benar dan memanfaatkannya untuk
keperluan pribadi dan keluarga, sesuai tuntunan Islam maka seorang muslim
229
juga berkewajiban untuk mengeluarkan sebagian hartanya dan memberikannya
kepada mereka yang berhak. Allah berfirman dalam surat al-Baqarah: 261;
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah
melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah
mahaluas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui.” (Q.S. al-Baqarah:261)
(Departemen agama RI, 1989: 65).
Seorang yang bersyukur akan merasa bangga apabila dapat ikut
partisipasi membangun tempat ibadah, panti asuhan, sekolah, rumah sakit bagi
mereka yang membutuhkannya. Karena dalam pandangan Islam, harta
kekayaan bahkan segala sesuatu adalah milik Allah, sehingga diperintahkan
untuk memberikan sebagian hartanya kepada mereka yang membutuhkan,
sebagaimana firman Allah dalam surat al-Nur ayat 33;
“Dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang
dikaruniakan-Nya kepadamu” (Q.S. al-Nur ayat: 33) (Departemen agama
RI, 1989: 549).
Allah adalah pemilik seluruh alam raya dan segala isinya, termasuk
pemilik harta benda. Seseorang yang beruntung memperolehnya pada
hakikatnya hanya menerima titipan sebagai amanah untuk disalurkan dan
dibelanjakan sesuai kehendak pemiliknya (Allah Swt.). Orang yang dititipi
harta itu berkewajiban memenuhi ketetapan yang digariskan oleh sang pemilik
(Allah Swt.), baik dalam pengembangan harta maupun dalam penggunaannya.
Dengan mengeluarkan sebagian harta tersebut di jalan Allah maka orang
tersebut akan mendapatkan harta yang lebih berlipat ganda, baik di dunia
maupun di akhirat (Shihab, 1999: 323).
230