BAB III DESKRISPSI WILAYAH DAN OBYEK PENELITIAN 3.1 3.1.1 ...
Transcript of BAB III DESKRISPSI WILAYAH DAN OBYEK PENELITIAN 3.1 3.1.1 ...
37
BAB III
DESKRISPSI WILAYAH DAN OBYEK PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum
3.1.1 Sejarah Kota Malang
Kota Malang adalah sebuah kota di 45 Provinsi di Jawa Timur
Indonesia. Kota ini berada di dataran tinggi cukup sejuk terletak pada 90 km
sebelah kota surabaya dan wilayahnya di kelilingi oleh Kabupaten Malang.
Malang merupakan kota terbesar kedua di utara timur dan di kenal dengan
julukan kota pelajar. Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di indonesia
pada umumnya, kota malang modern tumbuh dan berkembang setelah
hadirnya administrasi kolonial Hindia belanda. Fasilitas umum di rencanakan
sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan
diskriminatif masih membekas hinggan sekarang, misalnya “Ijen Boullevard”
dan kawasan sekitarnya. Pada mulanya hanya dinikmati oleh keluarga Belanda
dan Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumi harus puas bertempat
tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan
perumahan itu sekarang menjadi monumen hidap dan sering kali dikunjungi
oleh keturunan keluarga-keluarga Belanda yang bermukim disana.
Pada masa penjajahan kolonial Hindia Belanda, daerah Malang
dijadikan wilayah “gemente” (Kota). Sebelum tahun 1946, dalam lembaga
kota malang terdapat tulisan “Malang namaku” terjemahan dari Malang
nominor, sursur moveor. “Malang kucecwara”. Semboyan baru ini diusulkan
oleh almarhum Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut sangat erat
hubungannya dengan asal-usul Kota Malang yang pada masa ken arok kira-
kira abad ke 7 yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau
dekat candi yang bernama Malang kucecwara.1
1 http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/malang.pdf diakses pada tanggal 7 Juni 2016 Pukul 14.53
WIB.
38
Kota Malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya
pemerintah kolonial Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur
kereta api pada tahun 1879. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin
meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan.
Akibatnya terjadilah tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan
tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat,
seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan industri.
Sejalan perkembangan tersebut di atas, urbanisasi terus berlangsung
dan kebutuhan masyarakat akan perumahan meningkat diluar kemampuan
pemerintah, sementara tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas, yang
selanjutnya akan berkibat timbulnya perumahan-perumahan liar yang pada
umumnya berkembang di sekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau,
sekitar sungai, rel kereta api dan lahan-lahan yang di anggap tidak bertuan.
Selang beberapa lama kemudian daerah itu menjadi perkampungan dan
degradasi lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaannya.2
Gejala-gejala itu cenderung terus meingkat, dan sulit dibayangkan apa yang
terjadi seandainya masalah itu diabaikan.
3.1.2 Pembagian Administratif
Kota Malang merupakan salah satu daerah otonom dan merupakan
kota besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Sebagai kota besar,
malang tidak lepas dari permsalahan sosial dan lingkungan yang semakin
buruk kualitasnya, Kota yang pernah dianggap sebagai tata kota terbaik di
antara kota-kota Hindia Belanda ini, kini banyak dikeluhkan warganya seperti
kemacetan da kesemrawutan lalu lintas, suhu udara yang mulai panas, sampah
yang berserakan atau harus merelokasi pedagang kaki lima yang memenuhi
alun-alun kota. Namun terlepas dari berbagai permasalahan tata kotanya,
pariwisata Kota Malang mampu menarik perhatian tersendiri. Dari segi
geografis, malang diuntungkan oleh keindahan alam daerah sekitarnya seperti
Batu dengan agrowisatanya, pemandian selecta, Songgoriti atau situs-situs
2 http://malangkota.go.id/sekilas-malang/sejarah- diakses pada tanggal 15 Juni 2016 Pukul 16.32 WIB.
39
perbukala peninggalan kerajaan Singosari.3 Jarak tempuh yang tidak jauh dari
kota membuat para pelancong menjadikan kota ini sebagai tempat singgah dan
sekaligus tempat belanja. Perdagangan ini mampu mengubah konsep
pariwisata Kota Malang dari kota peristirahatan menjadi kota wisata belanja.
TABLE 3.1
Luas Wilayah Kota Malang
Sumber : Litbang Kompass diolah dari BPS Kota Malang 2001
Orientasi wilayah secara geografis wilayah Kota Malang berada antara
07046’48’’ – 08046’42’’ Lintang Selatan dan 112031’42’’ – 112048’48’’ Bujur
Timur. Dengan Luas Wilayah 110, 06 Km2 dengan batas-batas sebagai
berikut:
Batas Utara : Kabupaten Malang
Batas Selatan : Kabupaten Malang
Batas Timur : Kabupaten Malang
Batas Barat : Kabupaten Malang
Kota Malang terdiri dari 5 kecamatan yaitu kedungkandang, Klojen,
Blimbing, Lowokwaru, dan Sukun serta 57 kelurahan. Daerah penyelidikan
mempunyai elevasi antara 300 – 1.694 m diatas muka air laut dan secara
3 Malang/http://cuerosbhelatos.blogspot.co.id/2012/04/sejarah-kota- diakses pada tanggal 6 Agustus 2016 Pukul
13.43 WIB.
No. Kecamatan Luas (Km2)
1. Kedung Kandang 39.140
2. Klojen 10.075
3. Blimbimg 17.770
4. Lowokwaru 21.858
5. Sukun 26.562
Total 115.405
40
morfologi dikelompokkan menjadi 3 (tiga) satuan morfologi, yaitu satuan
morfologi dataran yang menempati bagian tengah dan selatan, satuan
morfologi pegunungan menempati wilayah bagian barat, utara dan timur.
Karena letaknya ang cukup tinggi, Kota Malang memiliki udara yang sejuk
dengan suhu rata-rata 24,130C dan kelembaba udara 72% serta cerah hujan
rata-rata 1.883 milmeter per tahun. Secara geologi daerahnya disusun oleh
bantua hasil kegiatan gunung api yang terdiri dari tufa pasiran, breaksi gunung
api, aglomerat, dan lava. Secara hidrogeologi akumulasi air tanah di Cekungan
Malang dijumpai pada lapisan akuifer yang dapat dipisahkan menjadi 3 (tiga)
kelompok yaitu, yaitu kelompok akuifer dengan kedalaman antara 40 – 100 m,
dan kelompok akuifer dengan kedalaman antara 100 – 500 m, berdasarkan
kuantitas dan kualitas air tanahnya, potensi air tanah, yaitu :
Wilayah potensi air tanah besar ;
Wilayah potensi air tanah sedang ;
Wilayah potensi air tanah kecil ;
Wilayah potensi air tanah langka ;
Penggunaan lahan di daerah ini berupa hutan belukar yang menempati
bagian barat, utara, dan timur. Tanah pesawahan menepati bagian selatan yang
merupakan tanah pemukiman penduduk dan pedesaan.
3.1.3 Demografi
Kota Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal
dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang). Wilayah Malang Raya
yang berpenduduk sekitar 4 juta Jiwa, adalah kawasan metropolitan terbesar di
Jawa Tmur setalah Gerbang Kertosusilo. Kawasan Malang dikenal sebagai
salah satu daerah tujuan wisata utama di indonesia. Jumlah penduduk Kota
Malang 857.891 jiwa (2014), dengan tingkat pertumbuhan 3,9% per tahun.
Dengan luas Kota Malang yang mencapai 110,06 Km2, kepadata penduduk
Kota Malang 7800 jiwa Km2 .4
4 Malang//htmlhttps://dedaligeni.github.io/2016/05/01/data-kependudukan-kota-malang.html diakses pada
tanggal 19 Agustus 2016 Pukul 11.21 WIB.
41
Sebagian besar penduduk Kota Malang berasal dari suku jawa. Namun,
suku jawa di Malang dibanding dengan masyarakat jawa pada umumnya
memilki tempramen yang sedikit lebih keras dan egaliter. Salah satu
penyebabnya adalah jauhnya Malang dari “Kraton” yang dipandang sebagai
budaya jawa. Tedapat pula sejumlah suku-suku minoritas seperti Madura,
Arab, TiongHoa, dan lain-lain. Sebagai Kota Pendidikan, Malang juga
menjadi tempat tinggal mahasiswa dari berbagai daerah dari seluruh indonesia,
bahkan diantara mereka juga membentuk wadah komunitas tersendiri.
TABLE 3.2
Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2010-2015
No. Kecamatan Tahun
2011
Tahun
2012
Tahun
2013
Tahun
2014
Tahun
2015
1. Klojen 118.472 110.816 107.792 109.000 109.426
2. Blimbing 198.040 188.387 187.001 191.631 193.229
3. Kedungkandang 201.040 193.784 194.071 199.506 202.259
4. Lowokwaru 169.238 161.603 162.591 166.633 168.308
5 Sukun 890.079 191.643 193.310 198.241 200.907
Kota Malang 890.079 846.233 844.702 865.011 874.129
Sumber : Tahun 2015 data bulan juni 2015
Sebaran dan kepadatan penduduk sepertu kondisi kota pada umumnya,
bahwa hunian terdapat berada di pusat kota yaitu di kecamatan Klojen
memilki hunian terdapat dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 13.867
jiwa per Km persegi. Sedangkan tingkat kepadatan peduduk terendah berada
di wilayah Kecamatan Kedungkandang dengan tingkat kepadatan penduduk
sebesar 3.459 jiwa Km persegi. 5
5 http://dispendukcapil.malangkota.go.id/wp-content/uploads/2012/04/kepadatan_penduduk.pdf Di akses pada
tanggal 12 Agustus 2016 Pukul 20.00 WIB
42
TABLE 3.3
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kota Malang
No Kecamatan Luas Wilayah
(Km2)
Penduduk Penduduk
Jumlah Kepadatan
1. Kedungkandang 39.140 201.960 5.160
2. Klojen 10.075 118.415 11.753
3. Blimbing 17.770 198.037 11.144
4. Lowokwaru 21.858 169.151 7.739
5. Sukun 26.562 120.250 7.614
Total 115.405 807.813 43.410
Sumber : Kota Malang Dalam Angka 2002
3.1.4 Gambaran Umum Kelurahan Dinoyo
Kelurahan Dinoyo merupakan kelurahan yang terletak di wilayah
kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Kelurahan ini terdiri dari tujuh 7 RW
(Rukun Warga) dan lima puluh satu 51 RT (Rukun Tetangga). Secara
administratif, Memiliki luas wilayah kurang lebih 1.428 KM2, dengan jumlah
penduduk tahun 2010 sejumlah 12.208 jiwa, terdiri dari 3.588 Kepala Keluarga
(KK).6 Wilayah kerja kelurahan Dinoyo berbatasan langsung dengan kelurahan
Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru. Sedangkan batas wilayah meliputi :
Di sebelah timur, kelurahan ini juga berbatasan langsung dengan
kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru.
Disebelah selatan, kelurahan Dinoyo, berbatasan dengan kelurahan
ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru.
Disebelah barat, kelurahan ini berbatasan dengan kelurahan Tlogomas
dan kelurahan merjosari, Kecamatan Lowokwaru.
Sedangkan dilihat dari orbitasi (jarak dari pusat pemerintahan)
Kelurahan Merjosari berjarak kurang lebih 3 Km dari pemerintahan
kecamatan, berjarak kurang lebih 6 Km dari pusat pemerintahan kota. Kondisi
6 http://ngalam.co/2016/05/20/profil-kelurahan-dinoyo-kecamatan-lowokwaru-kota-malang/ Diakses pada
tanggal 12 Agustus 2016 Pukul 20.00 WIB
43
geografis Kelurahan Dinoyo terletak pada ketinggian 440 m diatas permukaan
laut. Bentuk wilayah Kelurahan Dinoyo berupa dataran dengan kontur
berombak. Kelurahan Dinoyo memiliki suhu maksimum 35oC, dan suhu
minimum 26oC.
3.1.5 Lokasi Sekretariat Encompass Indonesia Wilayah Malang
Lokasi penelitian bertempat di jalan Sunan Muria Selatan, Kelurahan
Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur.
Sekretariat Encompass Indonesia terletak di Jalan Sunan Muria Selatan
Kelurahan Dinoyo (daerah perumahan sigura-gura) Malang. secara umum,
kondisi geografis wilayah ini mempunyai suhu udara berkisar antara 22,7
derajat celcius sampai 25,1 derajat celcius dengan kelembaban udara sekitar
79% - 86%.
Pada umumnya lembaga swadaya masyarakat adalah sebuah organisasi
yang didirikan baik secara perorangan maupun secara kelompok dimana
organisasi tersebut tidak berorientasi pada hasil atau laba melainkan karena
adanya tujuan tertentu di dalam masyarakat. Lembaga swadaya masyarakat
(LSM) merupakan pengembangan dari sebuah organisasi non pemerintah
(omop) atau juga disebut sebagai lembaga non government organization
(NGO). Berikut Data LSM yang peneliti ambil di Malang sebagai salah satu
bentuk acuan penelitian meneliti LSM Encompass Indonesia yang ada di
Malang, Jawa Timur sebagai berikut:
TABLE 3.4
Profil Organisasi Masyarakat atau (LSM) Di Kota Malang
No. Nama Alamat
1. LSM Golongan Nasional Kebangsaan Indonesia
(BNKI)
Jl. Taman Agung 22
2. LSM Forum Komunikasi & Solidaritas Guru Jl. D. Kerinci VII E/B.8
3. Komunitas Hindu Pengembang Tekonologi Jl. Brigjen S. Riadi XI/ 303
44
Informasi (Acintya Community) Mlg
4. Yayasan Pemberdayaan Masy. Indonesia
(YPMI)
Jl. Bango 46 Malang
5. Lembaga Hukum dan HAM Keadilan Indonesia
(LHKI)
Jl. Ranu Grati 24 Mlg
6. Forum Independen Masyarakat Malang Jl. Danau Sentarum I E5A
No.05 Sawojajar
7. Organisasi Maniculture Socializing Action
(Mars Action)
Jl. Bunga Widara I No.1
Mlg
8. Lembaga Swadaya Masyarakat Sinar Bangsa
(LSMSB)
Jl. Candi Panggung Permai
No.21 Malang
9. Serikat Buruh Sejahtera Indo. Malang
Kucecwara (SBSI-M)
Jl. Raya Bandulan 6b
Malang
10. Lembaga Center For Religius And Social
Studies (Resist)
Perum Griya Shanta L-238
11. Lembaga Pendidikan Sosial “Ibu Pertiwi” Perum Griya Shanta Blok K
No.324 Malang
12. Kelompok Kajian dan Pengembangan Masy.
(KKPM)
Jl. Mutiara No. 4 Malang
13. Institut 4 Strenght Hening Transition Society
Studies (IN-TRANS Intitute)
Jl. Perum Tata Surya I/3
Dinoyo
14. LSM “Jaringan Kemnusiaan jatim” Jl. Blitar 12 Malang
15. Yayasan Pusat Pemberdayaan Manusia
Indonesia (YPPMI)
Jl. Cakalang Kav. AURI
No.16 Polowijen Malang
16. Lembaga perberdayaan Perlindungan Perempuan
dan Anak “FARHANA”
Jl. Ir. Rais 1/24
17. Malang Corruption Wacth (MCW) Jl. Joyosuko Metro
18. Komunitas Indonesia Untuk Demokrasi Jl. Pulosari I No. 30 Malang
19. Lembaga Pemberdayaan Masy. Kel. (LPMK)
Mlg
Jl. Borobudur 41 Malang
20. Paguyuban Budaya Leluhur Jl. Kolonel Sugiono I/2
Malang
21. LSM “Satuan Komunikasi Sosial Jl. Kolonel Sugiono 8
45
Kemasyarakatan RJT” Gadang, Mlg
22. Persekutuan Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI)
Malang
Jl. S. Parman I/ 42 Malang
23. Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG)
Malang
Jl. Dirgantara II C. 2/30
Lesanpuro K.kandang
24. Gerakan Pemuda Ansor Jl. KH. Hasyim Ashari 21
25 Muslimat Nadlatul Ulama Jl. KH. Hasyim Ashari 21
26 Forum peduli lingkungan Jl. Mayjen Sungkono Gg.6
No.1
Sumber : http://bakesbangpol.malangkota.go.id/wp
content/uploads/sites/14/2014/05/DATA-LEMBAGA.pdf
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang
penanganan konflik sosial secara umum keanekaragaman suku, agama, ras,
dan budaya Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 230 juta jiwa, pada
suatu sisi merupakan suatu kekayaan bangsa yang secara langsung ataupun
tidak langsung dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya menciptakan
kesejahteraan masyarakat. Namun pada satu sisi lain, kondisi tersebut dapat
membawa dampak buruk bagi kehidupan nasional apabila terdapat
ketimpangan pembangunan, ketidakadilan dan kesenjangan sosial dan
ekonpmi, serta ketidakkendalian dinamika kehidupan sosial.7 Sebagai lembaga
non-profit atau LSM Encompass Indonesia di Malang, Jawa TImur peneliti
ingin mencamtumkan sebagian daftar konflik SARA di berbagai daerah di
Indonesia.
TABLE 3.5
Judul : Konflik SARA
No. Peristiwa Waktu dan Tempat Persoalan
1. Konflik Ambon
sebagai suatu rangkaian
peristiwa Pertentangan antar
kelompok yang melibatkan
Tanggal 19 s/d 20 januari
1999 Pukul 15.00 WIB –
09.00 WIB
Di desa Hative besar
Kerusuhan di Ambon
(Maluku) di awali dengan
terjadinya perkelahian salah
seorang pemuda Kristen asal
7 https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/42/UU-7-2012.pdf Di akses pada tanggal 05 Februari 2017 Pukul 20.00 WIB
46
sentimen agama sebagai isu
berakibat pada meletusnya
kerusushan pada tanggal 19
hingga 23 Januari 1999.
Sebagai suatu kondisi
psikologis maupun yang
pernah mengemuka menjadi
konflik terbuka antar
kelompok agama memang
realitas yamg rupanya telah
lama terdapat di dalam
masyarakat. Bukti-bukti
untuk hal ini adalah
kejadian-kejadian yang
sebelum peristiwa kerusuhan
bulan Januari ini terjadi.
Yakni misalnya pertikaian
yang terjadi pada tanggal 3
Maret 1995 antar warga desa
Kelang Asaude dan warga
desa Tumalehu, peristiwa
serupa terjadi juga pada
tanggal 21 Februari 1996.
1. Pada tanggal 15 Januari di
kecamatan Dobo telah
terjadi perkelahian antar
kelompok yang
mengatasnamakan agama.
Hal serupa terjadi juga di
wilayah Wailete dan Bak
Air.
2. pada pertengahan bulan
Januari telah berkembang
isu konflik antar agama dan
bahaya saling menyerang,
penyebaran isu melalui
beredarnya selebaran di
kalangan kelompok-
kelompok yang
Kotamadya Ambon
(Maluku).
Ambon yang bernama J.L,
yang sehari-hari bekerja
sebagai sopir angkot dengan
seorang pemuda Islam asal
Bugis, NS, pengangguran
yang sering mabuk-mabukan
dan sering melakukan
pemakalan (Istilah Ambon
patah) terhadap setiap sopir
angkot yang melewati jalru
Pasar mardika – Batu Merah.
Kerusuhan dicetus (trigering
factor) ditiga wilayah
sekaligus : Simpang Tiga
antara Batu Merah-Amantelu
dan Galunggung, Jalan depan
Gereja Silo dandaerah Rajali.
Peristiwa perkelahian
antara seorang sopir dan
preman di Simpang Tiga
antara Batu Merah, Amantelu
dan Galunggung justru
adalah sebuah peristiwa yang
sama sekali tidak
berhubungan dengan apa
yang secara sangat cepat
berubah menjadi pertikaian
antar kelompok agama. Pada
saat yang sama ditempat
yang berbeda-beda, ternyata
konsentrasi massa terjadi
pula dengan isu pertikaian
agama, dan dugaan akan
terjadinya penyerangan oleh
kelompok lain, seperti
dikalangan Kristen beredar
isu bahwa ada sebuah gereja
dibakar, sementara
dikalangan Islam juga telah
beredar bahwa masjid Al-
47
bertikai.selebaran berisi
berbagai informasi yang
mempertajam sentimen
agama.
3. adanya mobilisasi
kelompok-kelompok massa
tertentu dari luar daerah
Ambon menjelang dan
ketika kerusuhan.
Fatah juga telah dibakar.
Padahal, pada saat itu apa
yang diberitakan tersebut
tidak terjadi kebakaran pada
obyek yang disebutkan.8
2. Peristiwa Konflik di
Way Panji Lampung Selatan
antara Etnik Bali dan Etnik
Lampung pada 27 Oktober
sampai 29 Oktober 2012
tercatat menimbulkan
dampak kerugian paling
besar dan menyita perhatian
berskala nasional dari
berbagai konflik - konflik
sosial yang terjadi di
Provinsi Lampung selama
tiga tahun terakhir.
Kejadian bermula
pada hari Sabtu tanggal 27
Oktober 2012 pukul 17.30
WIB. Saat itu dua gadis
berboncengan sepeda motor
melintas jalan raya patok
sidoharjo, kedua gadis
tersebut adalah Nurdiyana
Dewi umur 18 tahun, warga
Desa Agom, Kecamatan
Kalianda, dan Emiliya Elisa
umur 17 tahun warga Desa
Negeri Pandan, Kecamatan
Kalianda. Sabtu 27 Oktober
2012 sekitar pukul 17.00
WIB, keduanya hendak
Tanggal 27 Oktober 2012
s/d 29 Oktober 2012 Pukul
Pukul 17.30 WIB
Persoalan Kecelakaan
lalu lintas kemudian
berkembang menjadi Isu
SARA yang tidak hanya
melibatkan kedua desa
tersebut, namun melibatkan
banyak desa dari kedua etnik
yang ada, Etnik Lampung
dan Etnik Bali. Konflik
bermula pada tanggal 27
Oktober 2012, kemudian
berlanjut pada hari
berikutnya, dan memuncak
pada tanggal 29 Oktober
2012. Peristiwa penyerbuan
dan bentrok berdarah oleh
ribuan warga Desa Agom
serta desa-desa sekitarnya
yang berpenduduk Etnik
Lampung terhadap warga
Desa Balinuraga (Etnik Bali)
mengakibatkan jatuhnya
korban jiwa sebanyak 14
orang tewas, puluhan orang
luka-luka, 166 unit rumah
warga di Desa Balinuraga
dan Sidoreno dibakar massa,
27 unit rumah mengalami
rusak berat, sebelas unit
8 http://sejarah-kelam-indonesia.blogspot.co.id/2015/01/kerusuhan-ambon-dan-poso-1999.html diakses pada
tanggal 13 oktober 2016 Pukul 12.30 WIB
48
pulang ke rumahnya usai
membeli peralatan makeup
di sebuah minimarket di
Desa Patok Sidoharjo
Kecamatan Way Panji. Laju
sepeda motor yang dinaiki
Diana dan Emi itu melaju
perlahan. Saat melintas di
perempatan jalan terdapat
para pemuda Balinuraga
yang mengendarai sepeda
yang berjumlah sekitar 10
orang tersebut, berusaha
mengganggu Diana dan Emi.
Karena pemudanya lebih
banyak, konsentrasi Diana
mengendarai sepeda motor
pun buyar sehingga sepeda
motorpun terjatuh. Warga
Desa sekitar tempat kejadian
datang dan berusaha
menolong. Para pemuda
yang mengendarai sepeda itu
juga mencoba menolong
dengan mengangkat kedua
gadis kepinggir jalan. Dalam
peristiwa tersebut warga
suku Bali memberikan
pertolongan terhadap
Nurdiana Dewi dan Eni.
Namun entah darimana
kabar dan berita yang
menyebar kepada warga
suku Lampung bahwa warga
suku Bali telah melakukan
pelecehan kepada Nurdiana
Dewi dan Emi. Saat kejadian
sepeda motor dibakar, dan
dua gedung sekolah juga ikut
dibakar massa. Selain itu satu
unit mobil Isuzu Panther
milik Dit Shabara Polda
Lampung, satu unit mobil
Honda CRV, dan Strada juga
ikut dirusak massa, serta
ribuan orang dari Desa
Balinuraga harus di
evakuasi.9
9 (http://dutaonline.com/korban-lampung-14-tewas-bentrok-laindi3daerah/downloa ad.04/01/2013). diakses pada
tanggal 13 oktober 2016 Pukul 13.50 WIB
49
Diana menelepon
keluarganya, tak lama
kemudian kakak Diana
datang dan membawanya
pulang. Sesampai di rumah,
gadis yang mengalami luka
memar di siku dan lutut,
kedua orang tua gadis itu
membawanya untuk diobati
oleh bidan setempat.
3. Konflik 2001 bermula
dari pembunuhan seorang
putra tokoh informal Dayak,
Sendung, di Kereng
Pangipada 16 Desember,
2001. Karena pembunuhan
ini warga Dayak menyerang
warga Madura sambil
mencari pembunuh Sendung
yang belum tertangkap.
Sejak peristiwa ini terjadi
eskalasi ketegangan antara
Madura dan Dayak, terutama
sejak meledaknya bom di
rumah salah seorang warga
Madura di Sampit. Warga
Dayak beranggapan warga
Madura menyimpan bom
untuk bersiap perang.
Setelah peristiwa ini
kemudian konflik tidak
terelakan lagi, terutama
setelah para “warior” Dayak
dari pedesaan (pedalaman)
masuk ke kota Sampit pada
19 Februari. Pada 20 Febuari
2001, Sampit sepenuhnya
berada dalam kontrol Dayak
dan pembantaian terhadap
Madura mulai berlangsung.
Tahun 1999 s/d 2001
Tanggal (17 s/d 20 Februari
2001) s/d (25 Februari 2001)
Kalimantan Tengah (Kota
Palangka Raya)
Tahun 1999, di
Palangka Raya, kembali
terjadi seorang Dayak
dikeroyok oleh beberapa
orang suku Madura karena
masalah sengketa tanah. Dua
orang Dayak dalam
perkelahian tidak seimbang
itu mati semua. Sedangkan
pembunuh lolos, malahan
orang Jawa yang bersaksi
dihukum 1,5 tahun karena
dianggap membuat kesaksian
fitnah terhadap pelaku
pembunuhan yang melarikan
diri itu.
Tahun 2000, di Pangkut,
Kotawaringin Barat, satu
keluarga Dayak mati dibantai
oleh orang Madura, pelaku
pembantaian lari, tanpa
penyelesaian hukum. Tahun
2000, di Palangka Raya, 1
satu orang suku Dayak di
bunuh oleh pengeroyok suku
Madura di depan gedung
Gereja Imanuel, Jalan
Bangka. Para pelaku lari,
tanpa proses hukum.
50
Menghindari pengejaran
Dayak, warga Madura
kemudian mengungsi ke
rumah Bupati, dan kemudian
dipindahkan ke kantor
Bupati. Dengan inisiatif
pejabat setempat guna
menghindari pembantaian
lebih banyak lagi,
pemindahan pengungsi dari
Sampit ke Surabaya dan
Madura kemudian
berlangsung hingga
mencapai angka sekitar
70.000 – 80.000 orang.10
Tahun 2001, di
Palangka Raya (17 s/d 20
Februari 2001) seorang
warga Dayak terbunuh
diserang oleh suku Madura.
Belum terhitung kasus warga
Madura di bagian Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur dan
Kalimantan Selatan. Suku
Dayak hidup berdampingan
dengan damai dengan Suku
Lainnya di Kalimantan
Tengah, kecuali dengan Suku
Madura. Kelanjutan peristiwa
kerusuhan tersebut (25
Februari 2001) adalah
terjadinya peristiwa Sampit
yang mencekam.
10 http://pda-undp.tripod.com/backriset-kalteng.pdf diakses pada tanggal 13 oktober 2016 Pukul 14.50 WIB
51
3.2 Obyek Penelitian
3.2.1 Sejarah Berdirinya LSM Encompass Indonesia
Encompass bermula dari peristiwa Bom Bali I yang menewaskan
Daniel Braden, seorang pemain rugby asal Inggris. Untuk mengenang
mendiang Daniel Braden, keluarga Braden mendirikan organisasi Encompass.
Dengan berdirinya organisasi ini, diharapkan dapat mengahapus segala SARA
dan menyebarluaskan pemahaman akan toleransi kepada semua kelompok
masyarakat. Organisasi Encompass Indonesia bisa dikatakan sebagai pelopor
yang pertama satu-satunya organisasi di Indonesia yang menggunakan basis
multikultural dalam berorganisasi baik dalam berkegiatan yang sifatnya
terapan, juga kegiatan guna menciptakan kesadaran.
Karena terapan strategi yang hendak dijalankan merupakan bentukan
adaptasi, maka pergerakan ini perlu diketahui dan disetujui langsung oleh
Encompass Trust london mendapat dukungan sangat baik, LSM Encompass
Indonesia sejak 2010, kini resmi berdiri dan tercatat sebagai organisasi yang
legal, didirikan oleh alumni program journey of uderstanding yang bergerak
di bidang sosial, terutama masalah pendidikan multikultural yang
menumbuhkembangkan sikap dan nilai-nilai multikultural, antara lain
toleransi, solidaritas, empati, musyawarah, egaliter, pengungkapan diri atau
identitas.
Hasil dari dokumentasi sebuah video profil LSM Encompass Indonesia
yang biasa di putar setiap mensoialisasikan kegiatan yang ditunjukkan kepada
peserta terekam dengan jelas perjalanan awal kegiatan, peneliti meminta bapak
Bambang Sarasno selaku pembina menjelaskan asal usul kegiatan awal
mulanya sebagai berikut
“Program-program Encompass Indonesia merupakan adaptasi
program-program Encompass Trust, adaptasi program di sesuaikan
agar tidak bertentangan dengan budaya Indonesia. Pembelajaran
multikultural tidak diberikan secara formal, melainkan pendekatan
persuasif dan praktis yang dapat menghindarkan pertikaian saat
bersinggungan dengan persoalan – persoalan yang sangat sensitif,
edukasi menyangkut sikap dan nilai-nilai multikultural di wujudkan
dalam program Encompass Award atau program terapan. Melalui
kompetisi di bidang seni ditumbuh kembangkan kesadaran tentang
bagaimana menyikapi perbedaan dengan bijak penghargaan (Award)
juga diberikan perorangan atau lembaga yang memilki kepedulian
52
dalam persoalan-persoalan multikultural, bentuk komunikasi yang
dibangun anggota selain melalui media sosial (internet) mereka
mengadakan pertemuan (sarasehan) secara berkala antar anggota juga
mengundang orang-orang yang tertarik pada pemahaman dan
persoalan multikultural. Encompass Indonesia berperan aktif dalam
mengadakan dialog (sarasehan) dengan tema multikultural,
mengundang nara sumber dari berbagai keahlian memberikan
pemahaman terhadap penyikapan atas perbedaan. Encompass
Indonesia juga berkontribusi dan berpartisipasi dalam acara-acara
dialog sarasehan atau acara lain yang di selenggarakan organisasi,
lembaga, atau institusi lain berkaitan dengan penyampaian Visi
Misinya. Radio siar merupakan media efektif bagi para alumnus untuk
menyampaikan pesan multikultural kepada para remaja (pemuda)
dalam bentuk dialog interaktif.”11
3.2.2 Basecamp LSM Encompass Indonesia / House Of Understanding
Sekretariat Encompass Indonesia merupakan salah satu sekretariat
yang ada di wilayah Kota Malang, Sekretariat ini didirikan pada tahun 2011
yang berperan mengoperasikan program LSM Encompass Indonesia mulai
dari kegiatan Bhinneka Camp dan kegiatan yang lain.
Selain itu Mas Adamry Muis Anggota (pengurus) LSM Encompass
Indonesia sebagai menceritakan peran sebuah sekreatriat atau basecamp
(house of understanding) dalam mengoperasikan program-program kegiatan
yaitu :
“House of understanding adalah basecamp dari
Encompass Indonesia di mana terletak di Malang, Jawa Timur.
keragaman dari orang-orang latar belakang yang berbeda
dalam hal memahami dan mentoleransi perbedaan. House Of
understanding menjadi tempat untuk melakukan beberapa
aktivitas yang diikuti oleh banyak orang, seperti diskusi,
sharing, pertemuan, lokakarya, dan belajar bersama.
Pembahasan merupakan sebuah pembagian yang digelar
berkaitan dengan isu-isu membawa organisasi, toleransi dan
memahami perbedaan. Beberapa workshop diadakan bertujuan
untuk mengundang orang untuk datang di house of
understanding. Ini adalah promosi lembut untuk memberitahu
orang-orang yang ada di LSM Encompass Indonesia sebagai
organisasi dalam pendidikan multikultural.”12
11 Sumber di ambil dari rekaman video profile LSM yang dipromosikan oleh pembina Encompass Indonesia di
akses pada tanggal 31 Oktober 2016 Pukul 15.00 WIB 12 Sumber di ambil dari hasil wawancara anggota delegasi daerah sulawesi selatan di akses pada tanggal 30
Oktober 2016 Pukul 13.00 WIB
53
Gambar 3.1 : Halaman depan basecamp LSM Encompass Indonesia (House Of
Understanding)
Sumber : Dokumentasi pribadi peneliti diambil tanggal 16 Juni 2016
Gambar 3.2 : Halaman dalam Basecamp LSM Encompass Indonesia dipakai untuk
pertemuan rapat pengurus (anggota) wilayah malang
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti diambil tanggal 16 juni 2016
54
Salah satu srategi membangun organisasi, LSM Encompass Indonesia
memberikan Training dan Workshop untuk menambah keterampilan bagi para
alumni (alumnus) dan para anggota lain menjadi fasilitator dan motivator,
pelatihan diberikan secara teori dan praktek di lapangan, setahun dua kali
Encompass Indonesia melalukan open recrutment pemuda-pemudi dan
memberikan kesempatan untuk program Journey Of Understanding di
(United Kingdom), bekerja sama dengan team pendaki gunung dan penjelajah
alam, calon peserta diberikan pembekalan serta di latih secara fisik dan
keterampilan kegiatan di luar (outdoor) untuk kesiapan mengikuti kegiatan
tersebut. LSM Encompass Indonesia terus berusaha untuk mengembangkan
diri dengan melakukan peningkatan secara kesinambungan, dengan
berkembangnya program-program Encompass Indonesia diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi proses pembangunan bangsa Indonesia.
Sedangkan Visi dan Misi LSM Encompass Indonesia sebagai berikut :
Visi LSM Encompass Indonesia
1. Membentuk masyarakat Indonesia yang memiliki sikap dan
menerapkan nilai-nilai multikultural dengan berdasarkan pancasila
demi kesatuan dan kemajuan bangsa Negara Indonesia.
2. Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mampu membuka mata
dunia Kebhinekaan Indonesia sebagai kekayaan.
Misi LSM Encompass Indonesia
1. Mewadahi pemuda-pemudi indonesia dalam membangun sikap dan
nilai-nilai multikultural dalam masyarakat melalui berbagai program
edukasi.
2. Mempromosikan multikultural demi tercapainya persatuan dan
kesatuan masyarakat Indonesia.
3. Mempresentasikan keragaman budaya indonesia saat mengikuti
program-program International.13
13 http://www.encompassindonesia.org/our-mission/ Sumber di ambil dari website Encompass Indonesia. Di
akses pada tanggal 31 Oktober 2016 Pukul 16.00 WIB
55
3.2.3 Deskripsi Kegiatan LSM Encompass Indonesia Wilayah Malang
3.1 Encompass Goes to School
Dunia pendidikan mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar
dalam pembentukan sikap, cara pandang dan alur pikir seseorang. Termasuk
dalam hal ini pembentukan sikap dan nilai-nilai multikultural yang dibutuhkan
oleh bangsa Indonesia yang multikultur ini. Sayangnya, pendidikan berbasis
multikultural di dunia pendidikan Indonesia hingga saat ini baru berupa wacana.
Persoalan pendidikan tentu tidaklah cukup hanya bergantung pada
kurikulum pendidikan formal disekolah. Oleh karenanya, Encompass Indonesia
berniat untuk berkontribusi dengan membantu peran para guru dalam rangkaian
upaya membangun sikap dan nilai-nilai multikultural pada para siswa. Bantuan
tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain kegiatan yang
mereka beri nama “Encompass Goes to School”.
Membantu peran guru menjadi program penting bagi Encompass
Indonesia, mengingat bahwa para guru adalah tokoh yang berdiri di garda
terdepan dalam proses pembelajaran. Mereka diharapkan dapat melakukan aksi-
aksi kreatif dan inovatif dengan mendesain cara pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan. Dengan demikian, para guru juga dapat mengambil peran lebih
yaitu sebagai fasilitator dan motivator. Pada akhirnya, secara tidak langsung
siswa didik termotivasi dan bisa belajar untuk menerima perbedaan sekaligus
menjadikannya sebagai kekayaan budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan berbekal keterampilan yang mereka pelajari pada saat mengikuti
program Lintas Budaya, para alumni mengadakan kegiatan-kegiatan yang
diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi para pendidik maupun
calon pendidik. Inspirasi dan motivasi menumbuh kembangkan sikap dan nilai-
nilai multikultural pada para siswa.
Kegiatan ini mendapat sambutan yang positif dari peserta. Hal ini nampak
dari antusias dan semangat mereka saat mengikuti kegiatan. Karena kegiatan ini
seringkali juga melibatkan para guru, maka secara tidak langsung juga menjadi
ajang berbagi ilmu dengan para guru. Dalam kegiatan ini, para alumni bertindak
selaku fasilitator.
56
Kegiatan ini akhirnya menjadi agenda rutin organisasi. Untuk
pengembangan kegiatan secara berkesinambungan, Encompass Indonesia
mengadakan kerjasama dengan Perguruan Tinggi di Malang dalam program
“Multicultural Understanding”.
3.2 Encompass Journey of Understanding
Secara reguler setiap tahun dua kali, Encompass Indonesia juga terus
melakukan rekrutmen pemuda/i Indonesia dan memberi kesempatan serta
pembekalan kepada mereka untuk mengikuti program internasional Lintas Budaya
di Inggris.
3.3 Encompass On Air
Radio menjadi salah satu media yang popular dan mendapat perhatian
masyarakat di daerah, khususnya para remaja. Dalam menjembatani pesan-pesan,
seorang penyiar radio bisa menyampaikan pesan tersebut baik secara satu arah
maupun dua arah (interaktif) dalam bahasa-bahasa yang popular dan mudah
dipahami oleh pendengarnya yaitu remaja. Seorang penyiar dalam hal ini bisa saja
berperan sebagai moderator dalam diskusi interaktif tersebut untuk membahas tema
yang didiskusikan dengan mengundang nara sumber untuk melakukan talkshow.
Harapan yang diinginkan adalah peran radio sebagai media komunikasi dan
penyiar sebagi pembawa pesan dapat membangkitkan motivasi para remaja atau
pendengar yang lain, kilas baliknya secara siklik terus menerus akan terjadi
perubahan dengan sendirinya baik bagi media itu sendiri , penyiar sebagai
pembawa pesan maupun para pendengarnya yang menjadi sasaran adalah remaja
itu sendiri. Dengan latar belakang pemikiran tersebut, maka Encompass Indonesia
juga acapkali menyelenggarakan talkshow antar para remaja dengan muatan
pembelajaran multikultural.
3.4 Encompass Awards
Kompetisi merupakan salah satu ajang untuk aktualisasi diri dengan karya
seni sebagai media yang efektif dan komunikatif untuk menyampaikan suatu pesan.
Dua hal itulah yang mendasari gagasan eksplorasi potensi dan kegiatan Encompass
Indonesia rangkaian pembelajaran Multikultural secara kreatif dan rekreatif.
Kegiatan tersebut diberi nama “Encompass Awards” dan mengangkat tema tunggal
57
yaitu “Harmonis dalam Keberagaman” atau “Harmony in Diversity”. Kegiatan
yang diharapkan bisa menjadi agenda tahunan, berupa Lomba mewarnai untuk
tingkat TK dan SD, Menggambar untuk tingkat SD dan SMP, Poster dan Animasi
untuk tingkat SMA dan Perguruan Tinggi. Encompass Awards kedua diadakan di
Malang. Tujuan diadakannya ajang kompetisi ini adalah memperkenalkan dan
mengajak peserta untuk belajar menyikapi suatu perbedaan dengan bijak,
menghormati dan menghargai perbedaan. Dimana penyikapan itu perlu ditanamkan
sejak usia dini.
3.5 Encompass Gathering
Disamping selalu mengadakan komunikasi antar anggota secara intens
melalui media internet, mereka juga menggadakan pertemuan-pertemuan atau
dialog-dialog antar anggota. Pada acara tersebut, sering juga dihadiri oleh orang-
orang yang mempunyai ketertarikan di persoalan pemahaman lintas budaya.
Berbagi pengalaman dalam persoalan belajar mengajar, utamanya yang
berkaitan dengan pembelajaran dan pemahaman multikultural biasanya menjadi
agenda utama. Kesemuanya ini dilakukan dalam rangkaian upaya pengembangan
teknis, kreatifitas dan wawasan, agar mereka dapat lebih berperan dalam proses
belajar mengajar berbasis multikultural. Pada kesempatan tersebut, kadang-kadang
juga diadakan workshop-worksop singkat kepada peserta yang berminat, utamanya
mereka yang berlatar bidang pendidikan keguruan dan juga guru-guru.
3.6 Bhinneka Camp
Bhinneka Camp merupakan salah satu kegiatan terapan dalam
pembelajaran / pembinanaan sikap dan nilai-nilai multikultural (Toleransi,
Solidaritas, Empati, Musyawarah, Egaliter, Pengungkapan Diri, Persamaan Nilai,
Universalitas, keunikan personil, dll) untuk kepada generasi muda.
Bentuk kegiatan berupa Workshop, simulasi-simulasi dan Outbound.
Kesemuanya dikemas secara menyenangkan ala remaja, sehingga pembahasan
ataupun diskusi-diskusi hal-hal yang peka dapat berjalan dengan lebih terbuka
tanpa prasangka negatif.
Kegiatan dilaksanakan dalam sebuah camp selama 7 s/d 8 hari. Pesertanya
berasal dari mereka yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik suku,
Agama, Ras dan Golongan / Kelompok.
58
3.7 Dialog Saresehan Multikultural
Merupakan pertemuan antara EI dan masyarakat umum yang dikemas
dalam diskusi maupun dialog/perbincangan ringan yang membahas tentang isu
multikultural yang sedang berkembang dan kegiatan sosialisasi / edukasi tentang
Multikultural.
Dalam kegiatan ini akan dihadirkan pula Tokoh tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat dan mereka-mereka yang meliliki kompetensi yang relevan dengan
topik-topik diskusi / dialog yang diselenggarakan.
59
BAGAN 3.1
Sumber :
Hasil Rapat L
Sumber :
Hasil Rapat LSM Encompass Indonesia Jum’at 4 Juni Pukul 10-13.00 WIB di Sekretariat
SEKRETARIS
Silka Abyadati, mengatur surat administrasi
dan menjadi ‘perpanjangan tangan’ Ketua di
Malang
BENDAHARA
Bina Yuanita, mengatur keuangan organisasi
dan pelaporannya ke Inggris
KORWIL.
MALANG
Ahmad Khoirul
Prawiranegara,
mengkordinir
kegiatan alumni di
Malang & sebagai
jembatan
penguhubung
dengan Dvlpmnt
Mngr-Prjct
Coordntr.
Novika
(Asst.Korwil)
Membantu korwil &
bertanggung jawab
untuk menyebarkan
undangan
KORWIL.
SURABAYA
Tantri
KETUA UMUM
Heru Soeprapto, S.T mengatur jalannya
organisasi dan menjadi gate antara Indonesia
dan Inggris
Bambang Sarasno, S.H MANAGER
PENGEMBANGAN , sekaligus
bertindak sebagai PROJECT
MANAGER
KORWIL.
JAKARTA
Nadia Putri
S.
KORWIL.
BANDUNG
Raden
Sasnitya
STRUKTUR ORGANISASI ENCOMPASS
INDONESIA WILAYAH JAKARTA
WEBSITE
Hanifah (Pimpinan
Redaksi), mengatur
peta website dan
update berita
terutama dalam
Bahasa Indonesia
Hamka Rasufit
(Maintanance),
mengatur desain
penampilan website
Novika (Editor),
mengatur versi
bahasa Inggris dari
konten website &
Jurnal kegiatan
Silka (FAQ),
Mengatur prosedur
untuk bergabung
dengan Encompass
& JoU
60
BAGAN 3.2
STRUKTUR ORGANISASI ENCOMPASS INDONESIA
WILAYAH MALANG
Sumber : Data base dari Sekretariat LSM Encompass Indonesia Wilayah Malang
Manager
Pengembangan
Bambang
Sarasno, S.H
B
Ketua Umum
Heroe Soeprapto, S.T
Bendahara Umum
Yuvita Rohmasari
Sekretaris Wilayah
Dhika Kusumaranti
Kordinator Wilayah Malang
Ahmad Khoirul Prawiranegara
Kabinet Encompass
Indonesia
Divisi Khusus
Divisi Kreatif
Dan Dokumentasi
Divisi Operasional
(Seni Budaya &
Pendidikan)
Divisi Rumah
Tangga
(Keanggotaan)
Divisi Humas
(Hubungan
Masyarakat)