BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Kondisi Geografis Daerah 3.1...
Transcript of BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Kondisi Geografis Daerah 3.1...
30
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
3.1 Kondisi Geografis Daerah
3.1.2 Kabupaten Pasuruan.
Wilayah Kabupaten Pasuruan dengan luas 1.474,015 km2 terletak antara
112º33’55” hingga 113º05’37” Bujur Timur dan antara 7º32’34” hingga 7º57’20”
Lintang Selatan. Sebelah Utara dibatasi oleh Kota Pasuruan, Selat Madura dan
Kabupaten Sidoarjo, sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Malang, sebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kota Batu, serta sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo. Kondisi geologi Kabupaten Pasuruan
sangat beragam, yaitu terdapat 3 jenis batuan meliputi batuan permukaan, batuan
sedimen, dan batuan gunung api gunung api kuarter muda (young quarternary)
dan kuarter tua (old quarternary).
Selanjutnya secara topografis, kondisi Kabupaten Pasuruan dapat diuraikan
berdasarkan kelerengan dan ketinggian. Tingkat kelerengan Kabupaten Pasuruan
meliputi :
a. Kelerengan 0 - 2% : seluruh Kecamatan Bangil, Rembang, Kraton,
Pohjentrek, Gondangwetan, Rejoso dan Lekok, sebagian Kecamatan
Pasrepan, Kejayan, Wonorejo, Winongan, Grati dan Nguling.
b. Kelerengan 2 – 5 : sebagian dari Kecamatan Purwodadi, Tosari, Lumbang,
Pasrepan, Kejayan, Wonorejo, Purwosari, Prigen, Sukorejo, Pandaan,
Gempol, Beji, Winongan, Grati dan Nguling.
31
c. Kelerengan 5 - 8%, meliputi sebagian Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo,
Tosari, Lumbang, Pasrepan, Kejayan, Purwosari, Prigen, Sukorejo,
Pandaan, Gempol, Beji, Winongan dan Lekok.
d. Kelerengan 8 - 15% : sebagian Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo, Tosari,
Lumbang, Pasrepan, Kejayan, Purwosari, Prigen, Pandaan, Gempol,
Winongan dan Grati
e. Kelerengan 15 - 25% : sebagian Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo,
Tosari, Lumbang, Pasrepan, Purwosari, Prigen, Gempol dan Beji.
f. .Kelerengan 25 – 45% : sebagian Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo,
Tosari, Lumbang, Purwosari, Prigen dan Gempol.
g. Kelerengan > 45% : sebagian Kecamatan Tutur, Puspo, Tosari, Lumbang,
dan Prigen.
Adapun kondisi menurut ketinggian diuraikan sebagai berikut :
a. Ketinggian 0 – 12,5 mdpl seluas 18.819,04 Ha atau 12,77%, berpotensi
untuk pengembangan usaha perikanan dan pertambakan yaitu di sebagian
wilayah Kecamatan Gempol, Beji, Bangil, Rembang, Kraton, Pohjentrek,
Gondangwetan, Rejoso, Winongan, Grati, Lekok, dan Nguling.
b. Ketinggian 12,5 – 500 mdpl seluas 50.384,02 Ha atau 34%, berpotensi
untuk pengembangan pertanian, permukiman, dan perindustrian yaitu di
sebagian wilayah semua kecamatan, kecuali Kecamatan Tosari.
c. Ketinggian 500 – 1000 mdpl seluas 21.877,17 Ha atau 14,84%, berpotensi
untuk budidaya tanaman keras/tahunan dan sebagai penyangga bagi
kawasan perlindungan tanah dan air serta untuk lahan pertanian tanaman
pangan dengan sistem teras siring, yaitu di sebagian Kecamatan Lumbang,
32
Gempol, Purwodadi, Tutur, Tosari, Pasrepan, Puspo, Purwosari, dan
Prigen.
d. Ketinggian 1.000 – 2.000 mdpl seluas 18.615,08 Ha atau 12,63%, berfungsi
sebagai kawasan penyangga untuk perlindungan tanah dan air, yaitu di
sebagian Kecamatan Purwodadi, Tutur, Tosari, Lumbang, Puspo,
Purwosari, dan Prigen.
e. Ketinggian > 2000 mdpl seluas 7.920,77 Ha atau sekitar 5,37% dari luas
wilayah, dengan peruntukan sebagai hutan lindung yang berfungsi
melindungi kawasan bawahannya, yaitu di sebagian wilayah Kecamatan
Purwodadi, Tutur, Tosari, Lumbang, Puspo, Purwosari, dan Prigen.
3.1.2 Kondisi Demografis
Kondisi demografis Kabupaten Pasuruan tahun 2016 berdasarkan
pendataan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pasuruan dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Jumlah penduduk mengalami pertumbuhan sebesar 1,85% dan
mencapai sejumlah 1.746.089 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari laki-laki
sebanyak 880.810 jiwa dan perempuan sebanyak 865.279 jiwa, dengan
sex ratio sebesar 101,79.
b. Kabupaten Pasuruan menerapkan 12 tahun wajib belajar untuk usia
setara sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, dengan adanya
kebijakan seperti itu diharapkan tingkat pendidikan untuk anak hingga
usia produktif tidak tertinggal dalam artian gagap dalam teknologi.
Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan (data diolah), secara
proporsional terbagi menjadi kelompok :
33
Tabel 2
Tingkat pendidikan Kab Pasuruan 2016
No Tingkat pendidikan Prosentase
1 Tidak/belum tamat sekolah 17,45%
2 Belum tamat SD/sederajat 23,33%
3 Tamat SD/sederajat 28,91%
4 SLTP/sederajat 13,57%
5 SLTA/sederajat 13,98%
6 Diploma I/II/III 00,58%
7 Diploma IV/Strata 1 02,06%
8 Strata 2/3 00,11%
Sumber : Data KBPS 2016
Berdasarkan data tersebut penduduk Kabupaten Pasuruan tertinggi tamat
SD/sederajat, kemudian SLTP/SLTA/Sederajat, dan terendah pada jenjang
pendidikan diploma/strata-1/2/3.
c. Komposisi penduduk menurut kelompok umur secara proporsional
(data diolah) sebagai berikut :
1. Usia muda (0-14 tahun) : 19,73%
2. Usia produktif (15-64 tahun) :73,22%
3. Usia tua (65 tahun ke atas) :07,05%
Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui angka rasio ketergantungan
sebesar 36,57 dengan pengertian bahwa dari setiap 100 penduduk usia produktif
menanggung 36 penduduk usia nonproduktif (usia muda dan usia tua). Perlu
diketahui bahwa usia produktif penduduk kabupaten Pasuruan berada di rantai
paling atas setelah rantai usia muda, ini berarti sektor industri banyak membutuhkan
34
usia produktif untuk mengisi dalam sektor industri. Dengan begit tingkat
pendidikan, kesehatan dan sosial dapat melonjak ke arah sesuai yang diharapkan
oleh pemerintah kabupaten Pasuruan.
d. Komposisi penduduk menurut pekerjaan (data diolah) secara
proporsional diperoleh gambaran sebagai berikut :
Tabel 3
Golongan Pekerjaan Kab Pasuruan 2016
No Status/pekerjaan Prosentase
1 Belum/TidakBekerja 21,79%
2 Pelajar/Mahasiswa 15,03%
3 Pensiunan 0,33%
4 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 0,69%
5 TNI/Polri 0,20%
6 Petani/Peternak/Nelayan 14,69%
7 Karyawan Swasta/BUMN/BUMD 20,19%
8 Buruh Harian Lepas 0,73%
9 Buruh Tani/Peternakan/Nelayan 1,46%
10 Guru/Dosen 0,64%
11 Dokter/Bidan/Perawat 0,07%
12 Pedagang/Wiraswasta 10,65%
13 Lain-Lain 13,54%
Sumber : Data KBPS 2016
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa penduduk yang belum/tidak bekerja
sebesar 21,79%, kemudian karyawan swasta/BUMN/BUMD sebesar 20,19%,
35
pelajar/mahasiswa 15,03%, petani/peternak/nelayan 14,69%, dan
pedagang/wiraswasta 10,65%. (http:www.pasuruankab.go.id)
3.1.3 Kondisi Ekonomi dan Sosial Daerah
A. Posisi Strategis Wilayah
Posisi geografis Kabupaten Pasuruan yang berada delta jalur ekonomi
Surabaya - Jember/Banyuwangi/Bali, Surabaya – Malang, dan Malang -
Jember/Banyuwangi/Bali, sangat strategis dan memiliki nilai ekonomis. Terlebih
lagi dengan adanya jalan tol Gempol - Pandaan dan pembangunan jalan tol Gempol
– Pasuruan yang sedang berjalan menjadikan Kabupaten Pasuruan menjadi pilihan
yang tepat bagi pengembangan investasi manufaktur.
B. Potensi Sumberdaya Air
Dalam wilayah Kabupaten Pasuruan melintas 6 (enam) sungai besar yang
bermuara di Selat Madura, yaitu Sungai Lawean, Sungai Rejoso, Sungai Gembong,
Sungai Welang, Sungai Masangan dan Sungai Kedunglarangan. Dengan demikian
tingkat pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian cukup memadai. Selain itu
terdapat juga danau dan sejumlah mata air. Danau Ranu Grati di Kecamatan Grati
memiliki volume efektif 5.013mdan volume maximum sebesar 5.217m dengan
debit maximum 980 l/det dan debit minimum 463 l/det. Sedangkan sumber mata
air sebanyak 471 tersebar di seluruh kecamatan, dengan sumber mata air terbesar
adalah Umbulan di Kecamatan Winongan. Pemanfaatan mata air Umbulan tidak
hanya mencukupi kebutuhan penduduk Kabupaten Pasuruan, tetapi juga wilayah
lain di Provinsi Jawa Timur, antara lain Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, dan
Kota Surabaya. Selain itu juga terdapat mata air Banyu Biru di Kecamatan
36
Winongan. Pada lereng perbukitan banyak ditemui sumur-sumur bor tertekan
(artesis) atau tak tertekan.
C. Ketersediaan Infrastruktur Wilayah.
Infrastruktur wilayah, khususnya jalan yang berda di wilayah Kabupaten
Pasuruan, meliputi jalan nasional sepanjang 97,94 km, jalan provinsi sepanjang
88,05 km dan jalan Kabupaten sepanjang 2.315,89 km. Di samping itu juga terdapat
jalan tol Gempol – Pandaan sepanjang 13,61 km. Transportasi darat di Kabupaten
Pasuruan juga didukung oleh jalur kereta api dan terdapat beberapa stasiun kereta
api yang menghubungkan jalur Surabaya – Malang/Blitar dan Surabaya–
Jember/Banyuwangi.
D. Potensi Wisata
Potensi wisata di Kabupaten Pasuruan meliputi obyek Wisata Alam, Wisata
Budaya, Wisata Agro dan Wisata Minat Khusus. Wisata Alam antara lain: Gunung
Bromo, Taman Candra Wilwatikta di Pandaan, Air Terjun Kakek Bodho dan Air
Terjun Putuk Truno di Prigen, Pemandian Alam Banyubiru di Winongan, Danau
Ranu di Grati, Sumber Air Umbulan di Winongan, dan Air Terjun Coban Baung di
Purwodadi.
Wisata Budaya dan Religi antara lain Candi Gunung Gangsir, Candi
Belahan, Candi Jawi, Goa Jepang/Inna Tretes, Makam Ki Ageng Penanggungan,
Makam Mbah Ratu Ayu di Bangil, Makam Mbah Semendhi di Winongan, Makam
Mbah Segoropuro di Rejoso, Pertapaan Abiyoso, dan Pertapaan Indrokilo, serta
kawasan Masjid Cheng Ho.
37
Wisata Agro antara lain di Kecamatan Tutur yaitu Wisata Apel/Agro
Krisna, Bunga Krisan dan Paprika, Peternakan Sapi Perah, Jamur, Durian, Wisata
Bhakti Alam. Kemudian PG Kedawung di Kecamatan Grati, Mangga klon 21 dan
bunga sedap malam di Kecamatan Rembang, serta Kebun Raya LIPI di Kecamatan
Purwodadi.
Wisata Minat Khusus antara lain di Kecamatan Prigen yaitu Taman Safari
Indonesia II, Taman Dayu, Kaliandra, dan Finna Golf & Country Club. Kemudian
Bukit Flora di Kecamatan Tutur, Baung Camp di Kecamatan Purwodadi, dan sentra
bordir di Kecamatan Bangil. Wisata yang terbaru di kabupaten Pasuruan yaitu
Saygon Water Pak di kecamatan Purwosari, kebun Kurma di kecamatan Sukorejo
dan Kolam Renang Damar Jati di kecamatan Purwosari.
E. Kawasan Industri
Kawasan industri di Kabupaten Pasuruan berada di Kecamatan Rembang
yaitu PT. PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang) yang memiliki luas lahan 560
Ha dengan luas lahan terbangun sekitar 60%. Sebagai kawasan industri, PIER telah
menyediakan infrastruktur yang memadai berupa air bersih, listrik, dan pengolahan
limbah. Di luar kawasan industri tersebut, di beberapa wilayah Kabupaten Pasuruan
tersedia lahan yang diperuntukkan sebagai pembangunan industri yaitu di
Kecamatan Beji, Gempol, Pandaan, Sukorejo, dan Rembang.
F. Industri Rumah Tangga/Kecil
Jenis industri kecil/rumah tangga di Kabupaten Pasuruan sangat beragam,
antara lain olahan makanan/minuman, konveksi, dan mebel/kerajinan kayu. Sentra
bakpia dan klepon terdapat di Kecamatan Gempol. Sentra konveksi pakaian jadi
38
terdapat di Kecamatan Gempol. Sentra konveksi bordir terdapat di Kecamatan
Bangil dan lainnya seperti Beji dan Rembang dengan produk antara lain berupa
mukena dan pakaian muslim.
Sentra kerajinan kayu, antara lain di desa Sentul Kecamatan Purwodadi,
Tambaksari Kecamatan Kraton, Wonorejo Kecamatan Wonorejo, Sungi Kulon dan
Sungi Wetan Kecamatan Pohjentrek, Kecamatan Winongan serta Kecamatan
Rejoso. Produknya antara lain berupa mainan anak-anak, setir mobil, kotak tissue,
handle perseneling, dash board, catur dan meubel air, balok kayu, kayu glondong
dan lain-lain. Beberapa produk industri kecil tersebut selain untuk memenuhi
permintaan lokal, juga untuk luar daerah hingga sebagai pemasok untuk luar negeri
atau ekspor.
G. Komoditi Sektor Pertanian
Potensi pertanian Kabupaten Pasuruan cukup besar antara lain berupa
tanaman hortikultura dan produk peternakan. Tanaman hortikultura antara lain
buah-buhan seperi mangga, durian, dan apel. Kemudian jenis bunga seperti krisan
dan sedap malam, serta sayuran seperti kentang dan paprika. Produk peternakan
seperti susu sapi memiliki potensi yang cukup besar, selain diolah menjadi berbagai
jenis pangan antara lain permen, minuman susu kemasan aneka rasa, juga untuk
memenuhi permintaan industri pengolahan susu yang berada di Kabupaten
Pasuruan yaitu PT. Nestle di Kecamatan Kejayan dan PT. Indolakto di Kecamatan
Purwosari.
39
3.1.4 Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan peningkatan volume PDRB
atas dasar harga konstan antara tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya.
Angka pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sampai dengan laporan ini disusun BPS
Kabupaten Pasuruan belum menyampaikan datanya, sehingga data terakhir yang
digunakan tahun 2015. Perekonomian di wilayah Kabupaten Pasuruan tahun 2015
tumbuh sebesar 5,47%. Kondisi tersebut menunjukkan perlambatan dibandingkan
tahun 2014 yang tumbuh sebesar 6,69%. Pertumbuhan ekonomi tahun 2015
dipengaruhi oleh tiga lapangan usaha terbesar yaitu Transportasi dan Pergudangan
yang tumbuh sebesar 8,40%, kemudian lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum tumbuh sebesar 8,31%, dan Industri Pengolahan tumbuh sebesar
6,72%. Sedangkan 14 (empat belas) lapangan usaha lainnya dari 17 (tujuh belas)
lapangan usaha mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,15%.
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur dan BPS RI 2015
Data PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2015 dapat memberikan
gambaran struktur perekonomian Kabupaten Pasuruan. Volume PDRB Kabupaten
40
Pasuruan tahun 2015 mencapai Rp.103.59 Trilyun. Kontribusi terbesar pada
lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 55,92%, kemudian Konstruksi
13,51%, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor 9,23%,
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8,05%, serta Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 3,63%. Sedangkan 12 (dua belas) lapangan usaha lainnya
berkontribusi sebesar 9,66%.
Struktur Perekonomian Kabupaten Pasuruan secara proporsional disajikan
pada gambar 2.
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur dan BPS RI 2015
3.1.5 Disparitas Wilayah dan Disparitas Pendapatan
Kondisi kesenjangan/disparitas wilayah diukur dengan indeks Wiliamson.
Angka tahun 2016 belum tersedia diperoleh dari BPS Kabupaten Pasuruan. Indek
Wiliamson tahun 2015 menunjukkan angka sebesar 0,265 sedangkan tahun 2014
sebesar 0,238, hal ini berarti menunjukkan bahwa kesenjangan sedikit mengalami
peningkatan. Terkait dengan hal ini Pemerintah Kabupaten Pasuruan menetapkan
kebijakan daerah bahwa pembangunan tahun 2017 difokuskan pada “pemerataan
investasi untuk menekan disparitas wilayah”.
41
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur dan BPS RI 2015
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur dan BPS RI 2015
Sedangkan untuk mengetahui kesenjangan pendapatan masyarakat diukur
dengan Gini Ratio atau Indeks Gini. Indeks Gini memiliki rentang nilai antara 0
hingga 1. Jika Indeks Gini nilainya 0 berarti tidak ada kesenjangan pendapatan
masyarakat, dan jika nilainya 1 berarti terdapat kesenjangan pendapatan masyarakat
yang tinggi/signifikan. Indeks Gini Kabupaten Pasuruan tahun 2015 (data tahun
2016 belum tersedia di BPS Kabupaten Pasuruan) mencapai angka 0,32, sedikit
mengalami kenaikan dibanding tahun 2014 yang mencapai angka 0,28. Namun
demikian secara umum dapat dikatakan cenderung mendekati angka 0 yang berarti
bahwa kesenjangan pendapatan masyarakat Kabupaten Pasuruan relatif rendah.
42
A. Pendapatan per Kapita dan Nilai Tukar Petani
PDRB perkapita digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur
pendapatan perkapita masyarakat. PDRB perkapita tahun 2015 (angka 2016 belum
tersedia di BPS Kabupaten Pasuruan) mencapai Rp. 65,929 juta per jiwa, sedangkan
tahun 2014 mencapai Rp. 60,468 juta per jiwa, sehingga terdapat kenaikan. Kondisi
tersebut mencerminkan bahwa secara makro kesejahteraan masyarakat meningkat.
Perkembangan PDRB perkapita disajikan pada gambar 5 dan 7.
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur dan BPS RI 2015
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur dan BPS RI
Sedangkan kesejahteraan petani diukur dengan indikator Nilai Tukar Petani
43
(NTP). Tahun 2016 angka NTP Kabupaten Pasuruan berdasarkan data BPS
Kabupaten Pasuruan mencapai 104,13, sedikit menurun dibandingkan dengan
tahun 2015 yang mencapai angka 106,19. Meskipun demikian, angka NTP masih
di atas angka 100 yang berarti pendapatan petani masih lebih besar dibandingkan
pengeluarannya. Perkembangan angka NTP disajikan pada gambar 6.
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur dan BPS RI
A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) digunakan untuk mengukur
keberhasilan pembangunan dari aspek manusia dari tiga unsur yaitu kesehatan,
pendidikan, dan ekonomi. IPM tahun 2016 mencapai angka 65,71 meningkat
dibandingkan tahun 2015 yang tercatat sebesar 65,04. Angka IPM beserta
komponennya disajikan pada tabel 1 dan perkembangannya pada gambar
44
B. Angka Kemiskinan dan Pengangguran
Kondisi kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Pasuruan berdasarkan data
BPS Kabupaten Pasuruan tahun 2016 dijelaskan pada uraian dan tabel-tabel
berikut.
Secara kuantitas kemiskinan Kabupaten Pasuruan mengalami penurunan
meskipun relatif kecil yaitu mencapai 10,57% di tahun 2016, sementara tahun
2015 mencapai 10,72%. Tapi secara kualitas, kondisi kemiskinan perlu mendapat
perbaikan, hal ini ditunjukkan dengan indeks kedalaman dan indeks keparahan.
45
Indeks kedalaman tahun 2016 menaik dari tahun 2015 berarti rata-rata
pengeluaran masyarakat miskin jaraknya dengan garis kemiskinan semakin besar.
Demikian juga dengan indeks keparahan tahun 2016 menurun.
Sedangkan kondisi pengangguran di Kabupaten Pasuruan, menggambarkan
kondisi yang sebaliknya. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) tahun 2014
mencapai 4,43% dan tahun 2015 naik menjadi 6,41%. Tingkat pengangguran
terbuka merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan
kerja. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas) terdiri dari
penduduk yang bekerja, penduduk yang mempunyai pekerjaan tapi sementara tidak
bekerja, dan pengangguran. Jumlah angkatan kerja tahun 2015 mengalami
penurunan sementara jumlah pengangguran bertambah dibandingkan tahun 2014.
Kondisi ini menghasilkan angka TPT mengalami peningkatan.
C. Tingkat Inflasi
Walaupun Kabupaten Pasuruan bukan merupakan daerah yang dihitung
inflasinya secara nasional tapi Pemerintah Kabupaten Pasuruan bekerjasama
dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pasuruan melakukan survei
perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi, kegiatan tersebut dilaksanakan
untuk mengetahui perkembangan inflasi atau fluktuasi harga barang dan jasa yang
dikonsumsi masyarakat Kabupaten Pasuruan, adapun hasil survei inflasi
46
digambarkan sebagai berikut :
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur dan BPS RI 2015
D. PENDAPATAN DAERAH
Target dan realisasi pendapatan daerah Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
3.2 Kecamatan Purwosari.
Purwosari merupakan kecamatan di kabupaten Pasuruan, dengan di bawah
pimpinan camat bapak Anang Saiful Wijaya. Kecamatan Purwosari mempunyai 14
desa dan satu kelurahan. Adapaun 14 desa dan jumlah penduduk adalah sebagai
berikut:
47
Tabel 4.
Jumlah penduduk Kecamatan Purwosari
No Nama Desa Kecamatan Jumlah
Penduduk
1 Bakalan Purwosari 4.951 Jiwa
2 Cendono Purwosari 3.628 Jiwa
3 Kayoman Purwosari 1.846 Jiwa
4 Kertosari Purwosari 4.202 Jiwa
5 Martopuro Purwosari 10.274 Jiwa
6 Pager Purwosari 3.757 Jiwa
7 Pucangsari Purwosari 4.087 Jiwa
8 Purwosari Purwosari 7.676 Jiwa
9 Sekarmojo Purwosari 6.605 Jiwa
10 Sengonagung Purwosari 7.857 Jiwa
11 Sukodermo Purwosari 1.724 Jiwa
12 Sumber Rejo Purwosari 5.687Jiwa
13 Sumber Suko Purwosari 4.857 Jiwa
14 Tejowangi Purwosari 5.238 Jiwa
15 Karang Rejo Purwosari 5.582 Jiwa Sumber: data kependudukan kec. Purwosari 2015
Data diatas merupakan jumlah jiwa atau penduduk dari berbagai desa di
kecamatan Purwosari. Kelurahanya sendiri berada di desa Purwosari kecamatan
Purwosari. Desa Purwosari merupakan desa dengan jumlah jiwa terbayak nomor
tiga setelah desa Martopuro dan desa Sengonagung. Purwosari sendiri terletak di
antara jalan akses dari Surabaya menuju Malang dan Bali, Pasuruan ke Malang.
Tidak dapat dipungkiri, jika Purwosari merupakan kecamatan termacet di Pasuruan,
Jawa Timur.
Letak desa Purwosari yang strategis dekat dengan jalan raya dan pertokohan
menjadi tolak ukur berkembang pesatnya ekonomi di desa Purwosari kecematan
Purwosari. Mulai dari ruko, rumah makan, water park, hingga banyak pabrik-
pabrik besar berdiri koko di sepanjang jalan raya Purwosari. Salah satu pabrik rokok
besar seperti Rokok ESSE , Apache, dan Karya Dibya Mahardika. Tak hanya pabrik
48
rokok, perusahaan lain yang beroperasi di Purwosari seperti pabrik susu PT.
Indolakto, pabrik jok mobil Toyota dan pabrik Biskuit.
3.2.1 PT. TRISAKTI MAKMUR PURWOSARI
PT. Trisakti Makmur Purwosari merupakan pabrik yang beroperasi
dibidang pembuatan Rokok. PT. Trisakti Purwosari Makmur (TSPM) merupakan
perusahaan rokok yang menempati posisi nomor 6 dan merupakan pemain yang
cukup diperhitungkan dalam industri rokok. Trisakti Group merupakan perusahaan
rokok yang didirikan oleh Alm. Bpk. Bambang Soekihardjo pada tanggal 01 Maret
1974 , yang mana pada saat itu produk pertama yang diproduksi adalah Sigaret
Kretek Tangan dengan merek "Apokat" dan "Kacang Bayi".
Dengan sejalannya waktu, hambatan dari internal dan eksternal yang silih
berganti telah memberikan banyak pelajaran, pembelajaran, serta pengalaman
dalam mengelola perusahaan rokok dan hal tersebut menghantarkan Trisakti Group
sebagai perusahaan rokok yang cukup diperhitungkan di kancah industri rokok.
Merk rokok yang di produksi trisakti : Master Mild, Win Mild, Lintang Enam,
Bheta, Pensil Mas International
Perusahaan ini berlokasi di jalan raya Purwosari 341 purwosari pasuruan.
Pabrik rokok ini menghadap langsung ke jalan raya Purwosari dimana disebelah
barat pabrik tersebut berjajar pabrik rokok lain seperti PT. Maha Mulya, PT
Sadhana dan PT. Karya Dibya Mahardika. Sebelah selatan perusahaan sejajar
dengan gudang dan kelurahan Purwosari, untuk sebelah timur berhadapan dengan
rumah warga dan makam china dan pemakaman muslim sedangkan sebelah utara
perusahaan langsung berhadapan dengan jalan raya dari jalur Malang- Surabaya