BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf ·...

37
44 BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di dusun Sade, desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. 3.2 Sejarah Dusun Sade 3.2.1 Asal Usul penduduk Dusun Sade pertama kali didiami pada tahun 1070 M. Dusun ini pertama kali dihuni oleh 5 orang dari masing-masing rumpun keluarga yaitu : a. Ame Sengaji diwilayah Sade Buluq Trah Datu SAMAR Katon (Rembitan). b. Ame Bongo diwilayah Sade Timuq Demung Rentung. c. Ame Supatri diwilayah Sade LauqDemung Anyar. d. Ame Swale diwilayah Sade Daye Trah Datu Pejanggik. e. Jeru Ardike diwilayah Sade BatTrah Datu Prapen. Kata Sade sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu Husade atau Nursade yang berarti obat. Masyarakat zaman dulu mendatangi bukit Nursade untuk menghilangkan hati dan jiwa dalam melakukan pemujaan pendekatan kepada sang khaliq agar mereka menyadari sepenuhnya akan eksistensi diri sebagai hamba Allah dalam bahasa sasaknya Panjak De Side Allah. Kaitannya dengan hal ini seorang tokoh tertua atau dalam bahasa sasak disebut Pelingsir/sentoaq yakni Ame Surye Nate mengatakan bahwa kata

Transcript of BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf ·...

Page 1: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

44

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di dusun Sade, desa Rembitan, Kecamatan Pujut,

Kabupaten Lombok Tengah, NTB.

3.2 Sejarah Dusun Sade

3.2.1 Asal Usul penduduk

Dusun Sade pertama kali didiami pada tahun 1070 M. Dusun ini pertama

kali dihuni oleh 5 orang dari masing-masing rumpun keluarga yaitu :

a. Ame Sengaji diwilayah Sade Buluq Trah Datu SAMAR Katon

(Rembitan).

b. Ame Bongo diwilayah Sade Timuq Demung Rentung.

c. Ame Supatri diwilayah Sade LauqDemung Anyar.

d. Ame Swale diwilayah Sade Daye Trah Datu Pejanggik.

e. Jeru Ardike diwilayah Sade BatTrah Datu Prapen.

Kata Sade sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu Husade atau

Nursade yang berarti obat. Masyarakat zaman dulu mendatangi bukit Nursade

untuk menghilangkan hati dan jiwa dalam melakukan pemujaan pendekatan

kepada sang khaliq agar mereka menyadari sepenuhnya akan eksistensi diri

sebagai hamba Allah dalam bahasa sasaknya Panjak De Side Allah.

Kaitannya dengan hal ini seorang tokoh tertua atau dalam bahasa sasak

disebut Pelingsir/sentoaq yakni Ame Surye Nate mengatakan bahwa kata

Page 2: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

45

Sade erat kaitannya dengan istilah jawa “Kalima Sade” yang mengandung arti

5 obat dari ketenangan jiwa, antara lain :

a. Senang Bagie (Syukur)

b. Bawaq Tarung (Tawaduq)

c. Kono’ah ( Merasa cukup atas paice)

d. Betertib

e. Saling periaq ( saling mengasihi)

Disisi lain Ame Surya Nate mengatakan bahwa ada 3 hal utama yang harus

diyakini oleh manusia sebagai makhluk sempurna agar didalam hidup dan

kehidupannya menjadi tenang yaitu :

1. Nurcahye menunjukkan cahaya agung sang ilahi yang senantiasa

menyinari semesta raya sepanjang masa.

2. Nursade menunjukkan agar kesejatiannya cahaya Rasulullah SAW yang

senantiasa berdampingan dengan Nur Allah SWT. Hal ini menunjukkan

bahwa Nurcahye dan Nursade senantiasa berdampingan setiap waktu.

3. Nursane, merupakan suatu wujud nyata dari Nurcahye dan Nursade yang

berada di alam semesta raya sebagai bukti kebesaran dan keagungan serta

kemuliaan Ilahi Robbi dalam wujud Alamsyahda dan alam metafisik.

Sade merupakan salah satu kolektivitas komunitas dalam bahasa sasak

disebut sebagai Punggilan dari beberapa komunitas suku sasak yang berada

diwilayah Desa Rembitan seperti Rembitan, Telok Bulan, Lentak, Selaq,

Penyalu, Peluk, Rebuk, dan Rumbi. Masyarakat dusun sade mempunayi

makam leluhur yakni Makam Sunting makam ini bercirikan makam pra aksara

Page 3: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

46

(zaman Pra sajarah) yang menghadap ke Barat-Timur yang biasa disebut oleh

masyarakat sasak Penyerap Jelo dan penewoq jelo. Makam ini biasanya

diziarahi khusus pada hari sabtu, ketika para keturunannya memiliki hajat.

Mengacu pada ciri dan tipe makam leluhur, maka bisa dikatakan bahawa

masyarakat dusun Sade adalah salah satu dusun atau kelompok masyarakat

tertua di Lombok bagian selatan sejak zaman pra aksara/ pra sejarah yakni

pada masa bertani dan bercocok tanam pada masa Undahagi (Perundapian).

Leluhur masyarakat Sade konon berasal dari Jawa. Hal ini dapat dilihat dari

segi namanya yakni Ame Ratu Mas Sangaji denga julukan Ratu Mas

Penginding dan bertempat tinggal di Samar Khaton (Rembitan).

3.2.2 Bangunan Tradisional

Ada beberapa jenis bangunan tradisional yang masih dilestarikan dengan

baik oleh yaitu rumah atau Bale (bale Gunung Rate, Bale Bontar, Bale

Kodoq), lumbung atau Alang atau Berugaq (tempat pertemuan).

1. Rumah (Bale)

Menurut Masyarakat Sade, rumah merupakan alam mikromos

sehingga dalam pendirian sebuah rumah sebagai tempat tingga, tempat

kegiatan Ibadah, ritual adat keagamaan serta tempat berlindung dari

segala hawa panas dan dingin. Maka, dalam pembangn sebuah rumah

dijumpai berbagai persyaratan dan pantangan yang harus ditaati dan

dipatuhi agar pemilik rumah terhindar dari berbagai bala. Dalam tradisi

suku sasak Sade sebelum rumah mulai dihuni terlebih dahulu harus

diadakan acara roah atau selamatan. Tradisi roah menghuni rumah

Page 4: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

47

baru disebut Roah Tangun Bale. Sebelum acara tahlil dan doa yang

dipimpin oleh Kyai terlebih dahulu akan menaburkan Moto Siung

kesekitar rumah/ Moto Sing tersebut dibuat dari beras, gula merah dan

parutan kelapa.

Rumah yang baru saja dihuni maka sesekali atau dalam kurun

waktu dua kali dalam sebulan harus dipel dengan kotoran sapi atau

kerbau yang biasa disebut sebagai Belulut agar dijauhi oleh makhluk

supranatural atau Selaq. Rumah tempat tinggal masyarajat Sade

disebut sebagai Bale Gunung Rate atau Bale Tani. Secara spesifik

bangunan Bale Gunung Rate terdiri dari beberapa bagian ruang yaitu :

a. Bagian Dalam

Dalem Bale Tempat Tidur dan Memasak.

Bale Dalem tempat melahirkan

b. Bagian Luar

Sesangkok Kawan tempat menerima tamu

Sesangkok Kiri tempat untuk kaum ibu.

Bale Gunung Rate mempunyai tiga anak tangga dan memiliki tiga

buah pintu atau Lawang yakni lawing sangkoq, Lawang Dalem Bale,

Lawangawing Dalam. Bentuk Lawang Bale Tania tau Bale Gunung

Rate adalah berbentuk Lawang Pelung dan lebih rendah ini

dimaksudkan bahwa setiap keluar masuk rumah kita akan menunduk

sebagai tanda salam atau hormat.

Page 5: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

48

2. Lumbung (Alang)

Lumbung atau Alang secara umum berfungsi sebagai tempat untuk

menyimpan hasil pertanian (padi). Alang sebagai salah satu bagian dri

bangunan tradisional, bahwa ketika pembengunannaya juga harus

dilakukan dan mengikuti syarat-syarat ritual. Hal ini dimaksud agar

lumbung sebagai tempat persediaan pangan tidak diganggu oleh

makhluk halus yang disebut sabul serta persediaan pangan menjadi

lebih irit dan berkat.

3. Berugaq

Pembangunan sebuah berugaq harus diikuti dengan penyembelihan

hewankurban seperti kerbau atau kambing. Didusun sade dapat

dijumpai dua jenis berugaq yakni Berugaq Sekepat (berugaq dengan

tiang empat dan berugaq sekenam (berugaq dengan tiang enam).

Adapun fungsi berugaq yaitu :

a. Sebagai tempat pertemuan

b. Sebagai tempat upacara khitanan

c. Sebagai tempat istirahat.

3.3 Kondisi Geografis

Kondisi geografis Desa Rembitan Berada diantara :

a. Ketinggian Tanah dari Permukaan Laut : 250-300 DPL

b. Banyak Curah Hujan : 1250 mm/TahunTipe D

Page 6: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

49

c. Topografi dataran rendah, tinggi, pegununggan, pantai : Datar dan

Bergelombang

d. Suhu udara rata-rata : 34 – 180c

Orbitrasi atau jarak dari pusat pemerintahan yaitu :

a. Jarak dari Kota Kecamatan : 3 Km

b. Jarak dari Kota Kabupaten/ Kodya : 18 Km

c. Jarak dari Kota Provinsi : 45 Km

d. Jarak dari Ibu Kota Negara : -

Dusun Sade merupakan salah satu dusun yang berada di desa Rembitan,

kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Dusun Sade berbatasan

dengan :

a. Sebelah Utara Dusun Rembitan

b. Sebelah Timur Dusun Selat

c. Sebelah Selatan Dusun Peluq

d. Sebelah Barat Dusun Penjalu

Luas wilayah Desa Rembitan 1.475 Ha. Secara administratif desa

Rembitan terbagi atas Dusun Rembitan I, Dusun Rembitan II, Dusun Rembitan

III, Dusun Rembitan IV, Dusun Teloq Bulan Daye, Dusun Teloq Bulan Lauq,

Dusun Lentek I, Dusun Lenteg II, Dusun Selemang Timuq, Dusun Selemang Bat,

Dusun Selat, Dusun Kukun, Dusun Rebuk I, Dusun Rebuk II, Dusun Sade, Dusun

Sade Timuq, Dusun Sade Lauq, Dusun Penjalu, Dusun Peluq, Dusun Kukun,

Dusun Bontor Lauq, Dusun Bontor Daye. Jarak dari ibu kota Provinsi adalah 45

Page 7: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

50

km, kota kabupaten 18 km, kota kecamatan 3 km. Secara administratif desa

Rembitan berbatasan dengan beberapa desa sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sengkol

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Prabu

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kute

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukadana

Page 8: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

51

Gambar 3.1 Peta Desa Rembitan

Sumber : Hasil Dokumentasi

Daratan desa Rembitan terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi,

perbukitan. Pada musim tanam penduduk desa biasanya menanam padi disawah.

Musim tanam padi bertepatan dengan musim hujan dikarenakan sawah desa

Page 9: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

52

Rembitan merupakan sawah tadah hujan. Selain padi, penduduk desa Rembitan

juga menanam kedelai dan jagung untuk dikonsumsi sendiri dan tidak dijual.

Penduduk juga memelihara hewan ternak seperti ayam, sapi dan kerbau. Sapi dan

kerbau biasanya akan dipelihara di Ladang sedangkan ayam dipelihara disekitar

pekarangan rumah.

Luas pertahanan Desa yaitu :

a. Tanah Kas Desa : 50 are

b. Tanah bersertifikast : 250 persil atau 150 Ha

c. Tanah belum bersertifikat : 1350 Ha

Tabel 3.1 : Pemanfaatan Ruang Tata Guna Lahan

Jenis Pemanfaatan Lahan Luas (Ha)

Luas Wilayah Keseluruhan 1.475

Hutan 450

Perkebunan / Sawah 40

Perikanan 5,5

Sumber : Profil Desa Rembitan

Penggunaan lahan di wilayah desa Rembitan terdiri dari hutan seluas 450

Ha, perkebunan seluas 40 Ha, dan perikanan seluas 5,5 Ha. Hal tersebut

menunjukkan bahwa mayoritas lahan digunakan untuk perhutanan dan

perkebunan guna kepentingan aspek mata pencaharian. Serta perlu digaris bawahi

bahwa daya dukung dan daya tamping lingkungan di desa Rembitan masih sangat

baik.

Page 10: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

53

Desa Rembitan juga memiliki fasilitas umum penunjang yang terdiri 2 unit

taman kanak-kanak (TK), 6 gedung SD, 1 Gedung SMP, 1 Gedung Madrasah

Tsanawiyah, Gedung Madrasah Iftida’iyah (MI) dan 1 Gedung MA, yang dapat

menunjang pembentukkan pengetahuan masyarakat desa Rembitan secara formal.

Terdapat pula Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 1 unit, Pndidikan

Anak Usia Dini (PAUD) 5 unit, serta dua jenis kursus yang dapat pula

membentuk pengetahuan masyarakat meskipun secara informal. Selain itu

terdapat pula fasilitas umum yang menunjang administrasi dan pemerintahan desa

serta pengembangan SDM seperti : sebuah kantor desa, 8 ruas jalan, 2 jenis

jambatan, 1 buah sarana olahraga, 7 buah sarana kesenian, 8 unit masjid, 13 unit

musholl, serta 2 unit Puskesmas pembantu.

Tabel 3.2 : Fasilitas Umum Penunjang

No. JENIS /NAMA FASILITAS JUMLAH/LUAS

1. Kantor Desa 120 M

2. Taman Kanak-Kanak /TK 2 buah

3. Gedung SD 6 Lokal

4. Gedung SMP 1

5. Gedung MI 1

6. Gedung MA 1

7. PKMB 1

8. PAUD 5

9. Jalan Desa 8 ruas

10. Sarana Olahraga 1 unit

Page 11: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

54

11. Sarana Kesenian 7 group

12. Masjid 8 unit

13. Musholla 13 unit

14. Jembatan 2 jenis

15. Perpustakaan pembantu 2 buah

Sumber : Profil Desa Rembitan

3.4 Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Desa Rembitan berdasarkan hasil sensus pada tahun

2013 adalah sebanyak 7.461 jiwa dengan menganut agama Islam, terdiri dari

3.582 jiwa penduduk laki-laki dan 3.879 jiwa penduduk perempuan, masuk

kedalam 2.146 Kepala Keluarga. Struktur kependudukan menurut mata

pencaharian menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk menggantungkan

sumber kehidupannya disektor pertanian, sektor lain yang menonjol dalam

penyerapan tenaga kerja adalah buruh tani, sektor industry rumah tangga dan

pengolahan dan swasta, dan sektor lainnya seperti pegawai negeri, karyawan

sastra dan berbagai sektor lainya. Dusun Sade memiliki jumlah penduduk 758

jiwa. sekitar 187 kk. Struktur kependudukan bermata pencaharian petani, peternak

dan juga industry rumah tangga dengan membuat berbagai jenis kerajinan tangan

seperti gelang, kalung, menenun kain.

Jumlah penduduk berdasarkan atas kelompok tenaga kerja yaitu :

a. 20-26 tahun : 2.225 jiwa

b. 27-40 Tahun : 2.146 Jiwa

c. 40-60 Tahun : 5 Jiwa

Page 12: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

55

Jumlah penduduk menurut pendidikan yaitu :

a. Lulus Pendidikan Umum : 2.156 Orang

b. Lulusan : -

c. Pendidikan Khusus : 33 Orang

Jumlah Penduduk menurut mobilitas penduduk :

a. Lahir : 387 Orang

b. Mati : Orang

c. Datang : 37 Orang

d. Pindah : -

3.4.1 Pendidikan dan Kesehatan

a. Pendidikan

Ketersediaan sarana dan prasaran pendidikan guna mendukung

program wajib belajar 9 tahun di desa Rembitan bisa dikatakan cukup

memadai disamping pemerintah juga mendukung dengan biaya pendidikan

melalui program BOS yang dikelola secara partisipatif dengan melibatkan

masyarakat melaui komite sekolah.

Tebel 3.3. Sarana dan Prasarana di Desa Rembitan

NO. SARANA DAN

PRASARAN

PENDIDIKAN

VOLUME

(BUAH)

LOKASI KETERANGAN

(Kondisi)

Page 13: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

56

Pendidikan Umum / Formal

1. Taman Kanak-kanak 2 unit

2. SD 5 unit

3. SMP 1 unit

4. MTs 1 Unit

5. MI 1 unit

6. MA 1 unit

Jumlah 11 unit

Pendidikan Non-Formal

1. PKMB 1 unit

2. Sarana Olahraga 1 unit

3. Sarana Kesenian 7 group

4. PAUD 5 unit

5. Kursus 2 Jenis

Jumlah 16 Unit

Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

Berdasarkan data tabel diatas diketahui terdapat TK serta PAUD sehingga

masyarakat bisa memilih untuk menyekolahkan anaknya pada usia dini. Selain

pendidikan formal juga terdapat pendidikan nonformal yang dapat membantu

untuk menambah pengetahuan serta keahlian. Berdasarkan dengan tingkat

pendidikan penduduk di desa Rembitan dapat dilihat sebagai berikut :

Page 14: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

57

Tabel 3.4 : Tingkat Pendidikan Penduduk di Desa Rembitan

Jenis

Pendidikan

Volume Guru/ Tutor Murid/Warga

Belajar

Keterangan

TK 2 unit 15 Jiwa 70 Jiwa

SD 5 unit 83 jiwa 886 Jiwa

SMP 1 Unit 32 Jiwa 454 Jiwa

MTs 1 Unit - -

MI 1 Unit 11 Jiwa 75 Jiwa

MA 1 Unit 24 Jiwa 59 Jiwa

PKMB 1 Unit 14 Jiwa 104 Jiwa

PAUD 5 Unit 20 Jiwa 209 Jiwa

KURSUS 2 Jenis 6 Jiwa 30 Jiwa

Sumber : Profil Desa Rembitan

b. Kesehatan

Berbicara tentang sistem pengetahuan dan pengembangan SDM tentunya

tidak akan lepas dari bidang pendidikan dan kesehatan. Dengan kesehatan yang

baik masyarakat dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik, belajar maupun

bekerja. Di bidang kesehatan pemerintah telah menyediakan sarana dan prasarana

kesehatan dan tenaga medis dalam rangka untuk mempermudah masyarakat dalam

mendapatkan pelayanan kesehatan. Secara rinci sarana dan prasarana kesehatan

yang ada di Desa Rembitan disajikan pada table dibawah ini.

Page 15: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

58

Tabel. 3.5 Sarana dan Prasarana Kesehatan Desa Rembitan

NO. SARANA DAN PRASARANA

KESEHATAN

VOLUME

(Buah)

KETERANGAN

(Kondisi)

1. Rumah sakit pemerintah / Pustu 1 Unit Baik

JUMLAH 1 Unit

3.4.2 Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk desa Rembitan terdiri atas petani, Peternak,

penenun, pelayan restoran, pemandu wisata, penjual aksesosir, nelayan,

pegawai negeri, tukang, buruh tani dan sebagainya. Mayoritas kaum laki-laki

bekerja di Sawah sedangkan perempuan bekerja sebagai penenun. Begitu juga

dengan penduduk dusun Sade yang mayoritas penduduk laki-laki bekerja

sebagai petani dan perempuan sebagai penenun. Lading penduduk biasanya

berada diluar dusun. Tanaman yang ditananm yaitu jenis padi dan kedelai.

Ada juga masyarakat bekerja sebagai pelayan restoran, yang berada di luar

dusun dengan jarak kira-kira 7 km dari dusun Sade.

Table 3.6 Penduduk Desa Rembitan Berdasarkan Mata Pencaharian

Hidup

JENIS PEKERJAAN JUMLAH (Orang)

Pegawai/ Karyawan 60 Jiwa

Wiraswasta 200 Jiwa

Page 16: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

59

Petani 4.670 Jiwa

Buruh Tani 2.334 Jiwa

Tukang 75 Jiwa

Pensiunan 2 Jiwa

Nelayan 15 Jiwa

Pemulung -

Jasa 105 Jiwa

Sumber: Profil Desa Rembitan

3.4.2.1 Industri

a. Jenis Industri : 2 Jenis (Kain tenun dan tempe)

b. Jumlah Usaha Industri : 2 Buah

3.4.2.2 Pariwisata

a. Jumlah sarana pariwisata : 3 Buah

3.4.2.3 Pengairan

a. Jumlah sarana irigasi : 3 buah

3.4.2.4 Pertanian

a. Padi : 882 Ha : 4750 Kg/ Ha

b. Palawija : 1197 Ha : 1400 Kg / Ha

c. Sayur sayuran : 175 Ha : Kg / Ha

d. Buah – buahan : 50 Ha : 1000 Kg / Ha

3.4.2.5 Perikanan

a. Luas usaha perikana : 5,5 Ha

b. Jumlah hasil usaha perikanan : 833,3 Ton

Page 17: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

60

3.4.2.6 Peternakan

a. Jumlah binatang ternak : 8.185 ekor

b. Jenis usaha ternak : 10 Jenis

3.4.2.7 Kehutanan

a. Luas Hutan : 450 Ha

b. Jumlah jenis tanaman hutan : 11 Jenis

3.4.2.8 Pertambangan Bahan Galian

a. Jumlah jenis pertambangan bahan galian : 1 Jenis

b. Jumlah hasil pertambangan bahan galian : 6.500 M3

3.4.2.9 Perdagangan dan Jasa

a. Perdagangan

1. Jumlah jenis sarana perdagangan : 4 jenis

2. Jumlah sarana perdagangan : 3 Buah

b. Jasa

1. Jumlah jenis sarama bidang jasa : 30 jenis

2. Jumlah sarana jasa : 13 jenis

3.5 Pemerintahan Desa Rembitan

Tabel 3.7 Jumlah Perangkat Desa

Perangkat Desa Jumlah

Kepala Desa 1 orang

Kepala Dusun 15 Orang

Sekretaris Desa 1 Orang

Kepala Urusan 5 Orang

Page 18: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

61

Jumlah RT 50 Orang

3.5.1 Jumlah Pelayanan Masyarakat

a. Pelayanan Umum : -

b. Pelayanan Kependudukan : 7 buah

c. Pelayanan Legalisasi : -

3.5.2 Pajak Bumi dan Bangunan

a. Jumlaah Pajak : 2.122

b. Jumlah SPPT : 2. 122

c. Jumlah Ketetapan : -

d. Jumlah Realisasi : -

3.5.3 Badan Permusyawaratan Desa

a. Tanggal/ tahun pembentukkan : 10 Agustus2016

b. Jumlah Anggota : 11 Orang

c. Jumlah LKMD : 15 Orang

3.5.4 Keputusan Desa

a. Jumlah keputusan desa yang ditetapkan : 20 Buah

b. Jumlah keputusan Desa yang di Sahkan : 8 Buah

3.5.5 keputusan Kepala Desa

a. Jumlah keputusan Kepala Desa : 5

Buah

b. Jumlah keputusan yang merupakan kebijakan kepala desa : 2

Buah

Page 19: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

62

3.5.6 Keuangan dan sumber pendapatan Desa

a. Pendapatan asli Desa (PAD) :Rp. 123.610.00,-

b. Bantuan Pemerintah : Rp. 561.905.616,-

3.5.7 Keamanan Desa

Tabel 3.8 Pembinaan Hansip

Pembinaan Hansip Jumlah

Anggota Hansip 22 Orang

Hansip terlatih 22 Orang

Alat pemadam kebakaran -

Pam Swakarsa 2 Kelompok

3.6 Kondisi Sosial Masyarakat Sade

3.6.1 Sistem Kemasyarakatan

3.6.1.1 Sistem Kekerabatan

Tuntunan kehidupan masyarakat dusun sasak Sade dikenal beberapa

macam ikatan keluarga besar (kekerabatan) yang merupakan satu keturunan.

Sistem kekerabatan dalam bentuk keluarga ini adalah :

a. Koran (Keluarga) yang terdiri atas : Inaq, Amaq, Anak ( Ibu, Bapak,

dan anak).

b. Punggilan ( Rumpun) yaitu satu kesatuan dalam ikatan emosional,

baik secara material atau moral.

c. Sekuh Hadas yaitu satu ikatan kedekatan emosional

Page 20: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

63

Dalam mempererat tali kekerabatan masyarakat sasak dusun Sade

melakukan perkawinan dominan dilakukan dengan sistem indogami.

Perkawinan inilebih cenderung dilakukan atas sesame keluarga terutama

keluarga dekat. Sistem perkawinan disebut dengan nama “Merarik kance

diri’/ saling mbait” ini semua dimaksudkan untuk lebih mempererat

kekeluargaan dan menghindari kemungkinan lain yang akan terjadi dalam

keluarga, seperti biaya perkawinan yang relative mahal ketika harus kawin

dengan keluarga lain atau diluar dari dusun atau desa itu sendiri. Dalam

sistem Merarik kance diri’ ditemui beberapa sebutan sebagai upaya

melestarikan hubungan kekerabatan antara lain :

a. Merariq Banjar Beliling yaitu perkawinan yang dilakukan dengan

sesamakeluarga seperti misan atau sepupu (bahasa sasak Pisaq,

sampu).

b. Merariq Berempung Puntiq yaitu perkawinan yang dilakukan dimana

laki-laki atau Terune memngambil gadis atau dedare pada satu

keluarga.

c. Merariq Beseloq Elong Basung yaitu perkawinan yang dilakukan

dengan saling mengambil antara keluarga laki-laki dengan keluarga

perempuan.

Contoh : Pemuda Pak Hasim menikahi gadis pak Hasan, sebaliknya

pemuda pak Hasan menikahi gadis pak Hasim.

Sistem perkawinan ini menurut adat istiadat di dusun Sade pada

prinsipnya tidak dibenarkan dan diperbolehkan dalam bahasa sasak

Maliq Lengat karena perkawinan ini akan berimplikasi negative

Page 21: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

64

terhadap kedua belah pihak yaitu keluarga laki-laki atau perempuan.

jika perkawinan ini terjadi maka pelakunya akan diberikan sangsi

dengan menyembelih satu ekor binatang ternak kerbau atau sapi

sebagai hewan kurban (Perbie).

d. Merariq Genting Karang Ulu yaitu perkawinan yang dilakukan

dimana seseorang yang menikahi mantan istri kakak atau adik yang

ditinggalkan karena meninggal dunia.

Istilah-Istilah yang berhubungan dengan sistem kekerabatan dalam masyarakat

Sade secara hirarkis disebutkan sebagai berikut :

a. Amaq

b. Papuq

c. Baloq

d. Tate

e. Toker

f. Gonder

g. Goner

h. Keletiq

i. Keletaq

j. Mbiq

k. Penggantung

l. Penggaet

m. Keluburan

Page 22: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

65

3.6.1.2 Sistem Kesatuan Hidup dan Perkumpulan

a. Sistem Kesatuan Hidup

Yang menjadi dasar pokok masyarakat suku sasak Sade dalam membina

dan memelihara sistem kesatuan dalam kehidupan sehari-hari adalah sitem

gotong royong. Jiwa dan semangat kebersamaan ini dipupuk suburkan dengan

melakukan aktivitas sosial dalam bentuk antara lain :

1. Metajen yaitu membantu sebuah pekerjaan dengan tanpa mengharap

upah atau imbalan. Bantuan ini biasanya dilakukan kepada para tokoh

atau Sentoaq seperti Kyai, Keliang, kepala atau tokoh lainnya yang

dianggap memiliki andil ditengah-tengah masyarakat.

2. Betulung, yaitu membantu pada sebuah pekerjaan tanpa upah.

Biasanya dilakukan pada temen-teman dekat.

3. Besiru, yaitu tolong menolong dalam pekerjaan secara bergiliran.

4. Betangko, yaitu menghadiri undangan atau Pengolem pada suatu acara

hajat / pesta keluarga, sahabat. Barang bawaan disebut Penangko.

5. Belangar, yaitu melayat atau hadir dirumah orang yang meninggal

dunia. Barang bawaan disebut Pelangar.

Kebiasaan-kebiasaan lain yang erat hubungannya dengan kehidupan sosial

untuk mempertahankan tali persaudaraan antara sesama adalah

1. Nginding, yaitu meminta barang-barang atau keperluan hidup dalam

tukar barang yang tidak terlalu mahal. Misalnya meminta cabe, garam,

kepada tetangga.

Page 23: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

66

2. Mentanje, yaitu memberikan barang atau sesuatu kepada saudara atau

teman.

3. Nyinggak, yaitu meminjam barang atau sesuatu kepada teman/ saudara.

4. Nempil, yaitu membeli barag dengan harga murah dibawah harga

pokok suatu barang.

5. Berutang, Yaitu meminjam barang atau uang.

6. Nalet, yaitu saling membantu dengan barang atau uang untuk

keperluan pesta perkawinan, khitanan, kematian.

7. Bedie, yaitu tukar menukar barang dengan barang ( Barter).

b. Sistem Asosioasi (Kumpulan)

Jenis asosiasi atau kumpulan tradisional yang masih kental dilakukan

masyarakat Sade adalah Bebanjar. Bebanjar merupakan wujud tolong

menolong pada kegiatan kehidupan seperti Upacara begawe, khitanan,

ataupun kematian. Tolong menolong ini biasanya dilakukan dalam bentuk

material baik barang atau uang (finansial). Wadah perkumpulan ini biasanya

disebut Banjar. Pengurus Banjar disebut Inen Banjar. Inventaris banjar terdiri

dari :

a. Peralatan memasak

b. Alat makan minum

Secara tradisional komposisi banjar yang ada di dusun Sade adalah

1. Inen Gawe (Sane Krane)

2. Inen Beras yaitu orang yang diberi mandat oleh sane krane untuk

menangani persediaan beras atau nasi.

Page 24: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

67

3. Ran yaitu orang yang diberi mandate oleh sane krane untuk menangani

persediaan laupk pauk ayau sayur mayur. Pembantu Ran dalam dalam

melaksanakan tugas disebut Agan.

4. Inen Lekas yaitu orang yang diberi tugas untuk mengurusi tentang

persediaan rokok tembakau dan sirih atau disebut ngudut mamaq.

5. Inen Senganan yaitu orang yang mengurus masalah konsumsi seperti kopi

dan jajan.

6. Peladen, yaitu kelompok atau orang yang diberi kepercayaan untuk

mengurus atau mengatur jalannya pelayanan kepada para tamu atau

undangan yang telah hadir dalam sebuah gawe atau pesta. Untuk

membantu kelancaran tugas peladen dibantu oleh Anangin.

7. Anggota Banjar, Yaituterdiri dari anggota masyarakat yang secara

langsung berpartisipasi kepada Sane Krane (Ipin Gawe).

3.6.2 Sistem Pemerintahan dan Agama

3.6.2.1 Sistem Pemerintahan

Pemerintahan tertinggi di susun Sade dipegang oleh kepala dusun yang

disebut sebagai Jeru Keliang yang biasanya dipilih berdasarkan garis

keturunan dari kepala dusun sebelumnya. Jeru Keliang memiliki dwi fungsi

yaitu :

1. Sebagai pelaksana birokrasi dan administrasi ditingkat dusun artinya

sebagai pembantu pemerintah dibawah kepala desa (Jeru Kepale).

2. Sebagai pengemban adat atau Ketua adat.

Page 25: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

68

Penasehat jeru keliang disebut sebagai Sentoaq (Pengelinsir) yaitu tokoh

tertua yang dianggap sebagai tetuah untuk memberikan saran atau nasehat

kepada jeru Keliang.sebagai pembantu dalam pemerintahan adat jeru keliang

dibantu oleh Jeru Arah (Ketua RT). Masing-masing jeru arah membawahi 40

kepala keluarga. Saat ini dusun Sade emiliki 7 buah jeru arah.

3.6.2.2 Sistem Keagamaan

Kegiatan keagaaman di Sade dipimpin oleh Kyai (Inen Pemole). Tugas

kyai adalah :

a. Memimpin upacara pernikahan

b. Memmimpin upacara kematian

c. Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan adat ritual keagamaan.

Disamping kyai juga tokoh-tokoh yang berperan dalam memimpin ritual

keagamaan adalah Mangku atau belian. Ini berarti bahwa kyai, mangku atau

dan belian selalu ikut serta memgambil peran dalam kegiatan ritual.

3.6.2.3 Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi yang digunakan oleh masyarakat suku sasak Sade

untuk berkomunikasi dengan sesame adalah bahasa sasak. dialek bahasa sasak

Sade ada dua jenis bahasa sasak yaitu :

a. Bahasa sasak kasar (Base jamaq). Bahasa ini dipergunakan untuk

berkomunikasi sehari-hari dengan sesama warga.

b. Bahasa Sasak Halus. Bahasa ini dipergunakan untuk orang-orang yang

lebih dewasa, orang tua, tokoh-tokoh tertua, dalam bahasa sasak

Page 26: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

69

disebut dengan toaq. Selain itu bahasa ini dipakai pada saat upacara

perkawinan terutama saat sorong serah Aji Krame.

3.7 Konsep Kepercayaan Masyarakat Sasak dusun Sade

3.7.1 Kepercayaan Pra-Islam (Klasik)

Kepercayaan Pra-islam atau klasik merupakan kepercayaan yang diantut

masyarakat Sade yang secara turun temurun dilaksanakan sebagai bagian

integral dari warisan leluhur dalam bahasa sasak disebut Pengadiq dengan

toaq laeq. Kepercayaan ini sampai sekarang masih tetap dipelihara dengan

baik oleh masyarakat dusun Sade, karena jika kepercayaan ini ditinggalkan

maka masyarakat akan divonis sebagai suatu pengingkaran diri terhadap hal-

hal yang telah menjadi wasiat atau Pematah dari para leluhur yang akan

berdampak negative bagi masyarakat itu sendiri atau dlaam bahasa sasak

disebut Tule manuh/kualat.

Secara umum bentuk atau jenis kepercayaan Klasik (Pra-islam) yang

masih diakui oleh masyarakat sade adalah :

1. Kepercayaan Terhadap Para Leluhur (Animisme)

Kepercyaaan terhadap kesucian para leluhur merupakan bagian

kepercayaan yang wajib dijaga dan dipelihara dengan baik pada setiap

waktu dan zaman. Selain keyakinan hakiki yang menduduki peringkat

paling atas yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa ( sasak Allah Ta’ale).

Keyakinan terhadap leluhur muncul karena adanya anggapan bahwa

leluhur adalah sakral dan suci yang memiliki kapasitas dan intensitas

spiritual (rohani) yang tinggi dan mampu berkomunikasi atau

Page 27: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

70

menyampaikan segala hajat niat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Allah

SWT. Terkait dengan kesucian para leluhur itu maka masyarakat dusun

Sade menyebutnya dengan nama Penambahan Agung Dewe Betare.

Para leluhur diyakini tidak meninggal duniatapi Ia hanya menghilang

(moksa) dan selalu melindungi paraanak turun dari berbagai kemungkinan

buruk yang akan terjadi. Kemudian tempat hilang (moksa) dinamakan

Pendewaan atau kemaliq yang akhirnya tempat suci yang harus dijaga

kesuciannya.

Tempat yang dianggap sebagai tempat bersemayamnya para leluhur agung

adalah :

a. Diatas Batu Bukit Dinding (Sebelah barat Sade 6 km).

b. Diatas bukit Kiyangan (Sebelah selatan Sade 1 km)

Kedua bentuk pendewaan ini sama dengan bentuk pendewaan berundak

pada zaman megalitikum dimana arahnya menghadap barat (kiblat). Didalam

menjaga dan menghormati para leluhur masyarakat sade memiliki suatu

tradisi Ritual dengan nama Tradisi Ngayu-ayu (Taeq). Tradisi ini dipimpin

oleh Mangku dan biasanya dilaksanakan pada hari sabtu. Dalam tradisi

Ngayu-ayu (Taeq) yang dipimpin oleh mangku ini memiliki rangkaian tata

cara antara lain :

a. Membaca Naskah Lontar (Puspe Karme)

b. Bejambeq (Ngaturang sesaji)

c. Besembeq

d. Labuh sembeq di sumur (Buwun Tune)

Page 28: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

71

e. Nyelamet dipimpin Kyai

2. Kepercayaan Dinamisme

Disamping kepercayaan terhadap leluhur, masyarakat Sade juga

mempercayai bahwa alam dan benda memiliki kekuatan. Alam semesta yang

merupakan ciptaan Allah SWT sesungguhnya didalamnya terdapat kehebatan-

kehebatan yang luar biasa dan agar alam semesta ini tidak murka maka

keharmonisan alam dan manusia harus tetap dijaga dengan baik. dengan

demikian manusia sebagai khalifah di dunia harus bertingkah laku yang wajar

dan tidak boleh sewenang-wenang terhadap alam.

Menurut keyakinan lokal masyarakat sasak Sade bahwa secara umum alam

semesta ini terdapat adanya empat kekuatan gaib dalam bahasa sasaknya

Empat padun Gumi. Empat padun gumi ini senantiasa dijaga setiap saat oleh

kekuatan gaib, agar dunia ini tidak mengalami kegoyahan (tidak stabil).

Keempat padun gumi ini masing-masing dijaga oleh suatu kekuatan ghaib

yang disebut Naga Raksasa Petala Bumi. Sedangkan kekuatan gaib (kekuatan

meta fisik) yang lain berkedudukan di dua tempat atau arah yaitu :

a. Penjage Penewoq Jelo (Matahari terbit) berada diufuk timur.

b. Penjaga Penyerap Jelo (Matahari terbenam) berada diufuk barat.

Kepercayaan lain yang merupakan bagian tak terpisahkan dari

kepercayaan ini bahwa benda-benda buatan manusia pun dianggap memiliki

kekuatan atau kehebatan mistik, seperti keris, tombak, pedang, cincin, lading

kuning, gelang, dan benda-benda lain seperti “gong Toaq” yang mrupakan

peninggalan sang leluhur. Kaitan dengan kepercayaan dinamisme masyarakat

Page 29: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

72

sasak Sade, mempercayai ada tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat

(sakral). Untuk menjaga keramatannya pada saat-saat tertentu tempat itu akan

diziarahi atau dikunjungi untuk melakukan Bejambeq atau Penyembahan

dengan tujuan agar terjadi keharmonisan dengan alam, sehingga alam tidak

akan murka terhadap penduduk umat manusia.

Gangguan-gangguan yang terjadi pada manusia sebagai konsekuensi

ketidakharmonisan antara alam dengan manusia biasanya disebut Ngenemuk

atau Memeram Rodan. Adapun tempat-tempat yang dianggap keramat tersebut

seperti :

a. Gunung Rinjani (Gunung Saq Beleq)

b. Makam Kiyangan

c. Makam Datu dinding

d. Makam Sunting

e. Masjid Kuno Rembitan

f. Pedewaan Lingsar

g. Dan tempat-tempat lain yang dianggap tempat bersemayamnya Jin.

3. Kepercayaan Terhadap Makhluk Supra Natural

Kepercayaan masyarakat Sade terhadap supranatural masih sangat.

Mereka mempercayai bahwa alam semesta ini hanya dialami oleh manusia

tapi juga oleh makhluk-makhluk halus dalam bahasa sasak disebut

Makhluk minuk-manik atau ipin paer. Ada beberapa contoh makhluk halus

yang hidup disekitaran manusia adalah :

a. Begembnek g. Sabul

Page 30: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

73

b. Bakik-berak h. Lindur ( naga raksaasa)

c. Tau Selaq-leaq i. Ipin Mare

d. Jim j. Beboro

e. Siluman k. Bebai/Tuyul

f. Karun l. Gegenduk

3.7.2 Kepercayaan Islam

3.7.2.1 Islam Watu Telu

Ketika raja-raja di Jawa berhasil di Islamkan oleh para Wali Songo

maka islampun menyebar dan berkembang ketimur dengan tujuannnya

adalah Gumi Sasak Lombok. menurut catatan lama Islam masuk ke

Lombok (sasak) sekitar abad ke 17 Masehi. Islam diperkirakan masuk

mellaui dua jalur yakni Jalur Dayen Gunung Beleq daerah Bayan dan Jalur

Segare lauq daerah Kute Pujut dan tempat berlabuhnya dinamakan

pelabuhan Tonjang. Kemudian menuju Samar Khaton desa Rembitan yang

diperkirakan datang hari senin. Dan didesa ini konon yang menyebarkkan

agama islam adalah seoarang ulama tanah jawa yang bernama Haji Duta

Semu dan masyarakat menyebutnya Deside Wali Nyatok.

Sebelum mendirikan masjid beliau terlebih dahulu mendirikan

sebuah tempat ibadah sederhana atau santren yang kemudian disebut

Mensigit Jawe yang letaknya disekitar Sade. Beberapa tahun kemudian

baru mendirikan sebuah masjid di bukit samar Khaton (Rembitan).

Ditempat ini Deside Wali memulai misi keagamaannya untuk

mengajarkan dan menyebarkan syiar-syiar islam kepada penduduk. Desa

Samar Khaton menyadarai akan keberadaan dan dan karakteristik

Page 31: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

74

masyarakat samar khaton yang sangat kuat memeluk budaya dan tradisi-

tradisi peninggalan para leluhur. Maka penyaluran sistem

islamisasidilakukan melalui pendekatan budaya.

Konteks pendekatan budayaini inti ajarannya lebih dititik beratkan

kepada riga pola dasar pembentukkan kepribadian spiritual manusia yaitu :

a. Aqidah yaitu ketaatan kepada Allah SWT / Nenek Alah Ta’ala yang

meliputi Taat pada Allah SWT, Tunduk Kepada Rasulullah dan

berbakti kepada kedua orangtua.

b. Akhlaq

c. Budaya (Ritual Mole Monte)

Dalam hal agama mula-mula beliau mengajarkan tentang dua

kalimat syahadat dalam bahasa jawa kuno (Bahasa Jejawan). Sholat, zakat

dan puasa. Shalat dan puasa hanya ilakukan oleh kyai saja sedangkan

masyarakat hanya diwajibkan melakukan kegiatan-kegiatan kebudayaan

yang disebut Mole monte yang dianggap sebagai bagian internal dari

ibadah dalam konteks islma aliran watu telu. Khususnya bagi masyarakat

Rembitan Sade tradisi ini dianggap memiliki posisi paling esensial dan

pentig dalamkehidupan sehari-hari.

Aliran islam waktu telu merupakan suatu aliran lokal dalam islam

yang pernah mengalami kejayaan di Desa Rembitan khususnya dusun

Sade. Dalam berbagai perspektif bahwa Islam waktu telu ini muncul atau

di Ilhami oleh adanya tiga aliran yang ada dalam kehidupan masyarakat

Page 32: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

75

yang terkombinasi menjadi satu kesatuan yang utuh. Ketiga aliran tersebut

antara lain :

a. Aliran Lokalisme (Kepercayaan Dengan Toaq/leluhur).

b. Aliran Hinduisme ( Pengaruh kepercayaan Hindu)

c. Aliran Sufisme (Pengaruh Islam dalam Ilmu Sufi.

Terkait dengan pelaksanaan syariat-syariat Islam dalam konteks

aliran Islam waktu telu ini yang isinya kesyariatan isla, seperti Sholat,

puasa adalah tugas dan kewajiban para kyai. Kyai adalah orang suci yang

dianggap mampu untuk melaksanakan syariat-syariat agam Allah SWT,

karena kesuciannyaitu dalam perspektif masyarakat sade para kyai dijuluki

Inen Pemole atau Penjauq Aik Meneng. Dalam hal ini masyarakat biasa

hanya diharuskan untuk bisa mengucapakan dua kalimat syahadat yaitu

dalam bahasa Jawa. Disamping itu harus melaksanakan ritual Mole monte

tadi.

Terminologi aliran Islam waktu Telu dalam perspektif masyarakat

Rembitan Sade ada tiga hal mendasar yang amat terpuji yang harus

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari ayng dianggap sebagai inti sari

atau nilai esensial dari ritual Mole monte yaitu :

a. Solah Perateq yakni berhati mulia, berbudi pekerti luhur

b. Solah Penuniq yakni memiliki bahasa yang halus, benar dan jujur

c. Solah Pegawean yakni bertingkah laku terpuji, berakhlakul karimah.

Page 33: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

76

Adapaun jenis ritual mole monte yang dianggap bagian dari ibadah

penting dalam konteks aliran islam waktu telu Sade, secara umum

diklarifikasikan menjadi dua bagian antara lain :

1. Pemole menurut hitungan bulan seperti :

a. Bubur Putiq dilaksanakan tanggal 10 Muharram.

b. Bubur beaq dilaksanakan tanggal 9 syafar

c. Mulud pitangan tanggal 12 Rabi’ul awal

d. Roah bulan dilaksakan tanggal 10 Sya’ban

e. Roah bungkatan yaitu roah menyambut bulan puasa dalam

bahsa sasak disebut Bulan berat dilaksanakan tanggal 30

sya’ban

f. Puasa- diikuti dengan tradisi maleman pada setiap tanggal

ganjil pada bulan Ramadhan 21, 23, 25, 27, dan 29

g. Lebaran nine yaitu pada hari raya Idul Fitri

h. Lebaran Mame pada hari raya Idul Adha

2. Pemole menurut Hari

a. Tradisi roah rasul (Ngelemaq) hari senin

b. Ngatung Sadi ( Nyerabi) hari rabu

c. Ziarah ke makam wali nyatoq hari rabu

d. Roah sedekah hari jum’at

e. Roah Bukur / roah tanam batu nisan hari jum’at

f. Ngayu-ayu (Ziarah ke makam leluhur ) hari sabtu

g. Roah perak dapuh hari sabtu

Page 34: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

77

3.7.2.2 Islam Waktu Lima

Syariat islam waktu lima terkait dengan pelaksanaan rukun-rukun

islam seperti mengucapkan dua kalimat syahadat, sholat, puasa, zakat,

mulai dilakukan oleh masyarakat sejak tahun 1965 artinya bahwa urusan

syari’at islam tidak hanya menjadi kewajiban atau tugas kiyai tetapi

masyarakat juga sadar untuk melaksanakannya sesuai dengan perintah

Allah SWT dan Sunnah Rasulullah Saw. Menurut informasi salah satu

ulama bernama TGH. Muhammad Muttawali dari Desa Jeru Waru, Kec.

Keruak, Lombok Timur. Beliau adalah seoarang tuan guru pertama yang

membimbing masyarakat Sade-Rembitan untuk melaksanakan ajaran-

ajaran islam yang semestinya. Sebagai salah satu manifestasi akan

kesadaran terhadap agama islam didirikanlah tempat ibadah sederhana

yang disebut santren.

Setiap bulan Ramadhan santren digunakan sebagai tempat

melaksanakan ibagadah shalat tarawih yang dipimpin oleh Kyai.baru

kemudian pada tahun 1989 berdirilah sebuah masjid ditengah-tengah

penduduk. Masjid ini didirikan atas bantuan dari Deparpostel RI

(Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi). Terkait dengan

keberadaan Sade sebagai sebuah desa wisata masjid ini diberi nama

“Masjid Nursyahada”. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan

kepala dusun Sade yaitu Mirakse dengan gaya arsitektur Klasik Hindu

(Tumpag tiga) sebagai tempat sholat jum’at. Padamasa pemerintahan

kepala dusun Sade Kurdap Selake pada bulan Oktober 2010 masjid

Page 35: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

78

Nursyahada direnovasi total selama tiga bulan dan bangunan ini tetap

menjaga kekhasan asritektur tradisiona; dengan gaya tumpang telu (meru).

3.7.3 Kepercayaan Terhadap Ilmu Ghaib

Kaitannya dengan kepercayaan terhadap ilmu, masyarakat Sade

mengenal ada bebberapa macam istilah antara lain :

1. Ilmu Sentaguh (kekebalan) ilmukejayaan semacam ilmu yang

dapat membuat seseorang menjadi kebal dan tidak terkena

senjata tajam. Disanping itu dapat membuat lawan atau musuh

tak berdaya.

2. Mentra-mentar seperti

a. Mantra sakit kepala : Mentere sakit perut dan mentere sakit

mata.

b. Sengadang-ngadang atau sentulak ( Ilmu penolak Balak)

seperti Sentulaq Dewe betare, Sentulak dewe mas ratu,

sentulaq jelu pituq/sentulaq Nabi Adam.

3.8 Norma-Norma Adat (Awiq-Awiq)

Norma-norma atau aturan-aturan adat dalam kehidupan sosial

masyarakat tradisional dusun Sadelebih dikenal dengan istilah tata krame

atau awiq-awiq. Awiq-awiq ini bertujuan untuk mengatur dan mengikat

hubungan dan komuniksi sosial agar berjalan secara terarah dan tertib

yang pada gilirannya akan tercipta suasan hidup dan kehidupan yang

beradab dan berbudaya. Konon Ame Suryenate mengatakan bahwa sumber

Page 36: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

79

inspirasi dari norma, awiq-awiq yang dianut oleh masyarakat Sade adalah

bersumber dari kitab Lontar kuno yaitu Kitab atau Takepan Puspe Karme.

Puspe Krame memiliki arti puspa asrinya bunga /kembang dimana

bunga dikonotasikan dengan kaum wanita dan etika moral serta akhlak

manusia, Karme (Karomah) artinya suci/ keramat. Jadi Puspe Karme

adalah bunga (wanita) adalah simbol kesucian atau kekeramatan yang

tidak boleh dipermainkan atau diganggu gugat dan harus tetap dihargai

sebagai salah satu wujud apresiasi keagungan Tuhan. Jika awiq-awiq

tersebut dilanggar maka akan dikenakan beberapa sanksi diantaranya

1. Tedose ( tedende)

Biasanya sanksi yag dibebankan berupa finansial (uang). Jenis-jenis

perbuatan yang biasanya dikenakan denda yaitu :

a. Dende Gile bibir ( Memfitnah)

b. Dende ngeraya ( Menggunjing diluar batas)

c. Dende Ngambe raying ( Melecehkan kewibawaan orang lain)

d. Dende Ngampessaken (Mencemooh dan memukuli orang lain)

e. Dende Ngereaken (Berbuat onar dan menyinggung perasaan orang

lain).

Besarnya denda yang harus dibayar sesuai dengan perbuatan diatas adalah

a. Dende Pati (denda utama) besarnya sket kurang siyu (49.000).

b. Dende Madie besarnya empat likur (24.000) dan due olaas (12.000

kepeng).

Page 37: BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/40935/4/BAB III.pdf · 2018-11-27 · 5. Kursus 2 Jenis Jumlah 16 Unit . Sumber :Profil Desa Rembiitan 2013-2014

80

c. Dende Niste yaitu pituq (7000 kepeng)

2. Dende binurun denda atau sanksi yang dibebankan kepada seseorang

yang melakukan fitnah secara terus menerus minimal 4 kali sehingga

ia harus dikenakan sanksi sosial dengan cara dikucilkan dari

keluarganya.

3. Tesediq atau Tekeduah

Tesediq atau Dende sedarse warse merupakan denda sosial. orang

yang melanggar akan di kucilkan dari masyarakat selama sepuluh

tahun ketempat-tempat yang jauh dari tempat sosial. Ia dapat kembali

diterima di tengah kehidupan sosial masyarakat melalui tradisi ritual

Roah rafah. Roah ragah merupakan suatu tradisi ritual dengan

membuat anak aji (Sesaji dari anyaman bambu ) sebanyak 44 buah

sesaji yang disaksikan oleh para bini sesepuh yakni para tetuah serta

tokoh-tokoh seperti kepala desa, ketua adat, kyai pemangku adat.

4. Tematiq

Tematiq atau dibunuh merupakan hukuman bagi anggota masyarakat

yang melakukan perselingkuhan terutama dengan perempuan yang

telah menikah atau mengambil istri orang.