Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

28
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH KABUPATEN REJANG LEBONG 3.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan promosi Higiene PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat Berdasarkan hasil pemantauan rumah tangga ber PHBS di Kabupaten Rejang Lebong tahun 2010 terhadap 67.358 rumah tangga, jumlah yang dipantau 56.954 rumah tangga (84,6%), sedangkan rumah tangga yang ber PHBS sebanyak 19.770 Rumah Tangga, dan pada pemantauan yang dilakukan pada tahun 2011 terhadap 67.354 Rumah Tangga, jumlah yang dipantau sebanyak 67.354 rumah tangga (100%) terdapat sebanyak 29.192 rumah tangga yang ber PHBS. Dari 10 tatanan PHBS rumah tangga berikut akan digambarkan kondisi indikator-indikator terkait dengan sanitasi di Kabupaten Rejang Lebong : 1. Rumah Sehat Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan produktifitas. POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 1

Transcript of Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

Page 1: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

BAB III

PROFIL SANITASI WILAYAH KABUPATEN REJANG LEBONG

3.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan promosi Higiene

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga

atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam

kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar

sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya,

mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif

dalam gerakan kesehatan di masyarakat

Berdasarkan hasil pemantauan rumah tangga ber PHBS di Kabupaten Rejang Lebong tahun 2010

terhadap 67.358 rumah tangga, jumlah yang dipantau 56.954 rumah tangga (84,6%), sedangkan rumah

tangga yang ber PHBS sebanyak 19.770 Rumah Tangga, dan pada pemantauan yang dilakukan pada

tahun 2011 terhadap 67.354 Rumah Tangga, jumlah yang dipantau sebanyak 67.354 rumah tangga

(100%) terdapat sebanyak 29.192 rumah tangga yang ber PHBS.

Dari 10 tatanan PHBS rumah tangga berikut akan digambarkan kondisi indikator-indikator terkait dengan

sanitasi di Kabupaten Rejang Lebong :

1. Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya

dapat berkarya untuk meningkatkan produktifitas. Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko sumber penularan berbagai jenis penyakit

khususnya penyakit yang berbasis lingkungan.

Berdasarkan Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2011 jumlah

rumah di Kabupaten Rejang Lebong berjumlah 67.358 unit, sedangkan yang diperiksa sebanyak

43.360 unit (64,4%) dengan kategori rumah sehat sebanyak 27.208 (62,7%), hal tersebut dapat

terlihat dari tabel di bawah ini :

Jumlah Rumah Diperiksa Rumah Sehat Memenuhi syarat Rumah

Sehat

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 1

Page 2: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

67.358 43.360 27.208 62,7Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang lebong Tahun 2011.

2. Penggunaan air bersih

Penggunaan sumber air bersih yang digunakan oleh rumah tangga di Kabupaten Rejang Lebong

pada dasarnya berupa : Sumur Gali baik terbuka maupun menggunakan mesin dan pompa,

perpipaan baik perpipaan swadaya maupun yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kabupaten Rejang Lebong.

Penyediaan kebutuhan air bersih keluarga relatif masih menjadi permasalahan khususnya untuk

beberapa kecamatan, hal ini disebabkan masih belum meratanya program-program pembangunan

air bersih di seluruh wilayah di Kabupaten Rejang Lebong dan juga wilayah pelayanan PDAM yang

masih terbatas di wilayah perkotaan.

Berikut data akses air bersih per Kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong.

No Kecamatan Jumlah KK Jumlah Akses Air Bersih %

1 2 3 4 5

1 Curup Tengah 8677 6536 75,3

2 Curup Utara 4048 3171 78,3

3 Binduriang 2616 2333 89,2

4 Selupu Rejang 5488 4393 80,0

5 Sindang Dataran 2399 1695 70,7

6 Bermani Ulu 3635 3042 83,7

7 Sindang Kelingi 4148 3629 87,5

8 Bermani Ulu Raya 3142 2399 76,4

9 Curup Timur 4195 2833 67,5

10 Padang Ulak Tanding 4324 2327 53,8

11 Curup Selatan 4782 3495 73,1

12 Curup 6878 5871 85,4

13 Sindang Beliti Ulu 4572 2728 59,7

14 Kota Padang 3553 1664 46,8

15 Sindang Beliti Ilir 2802 1049 37,4

Cakupan Kabupaten 65.259 47.165 72,3

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Rejang Lebong (PL dan TTU) tahun 2011

3. Menggunakan jamban sehat saat buang air besar

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 2

Page 3: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

No Kecamatan Jumlah KKJumlah Akses

jamban%

1 2 3 4 5

1 Curup Tengah 8677 7662 88,3

2 Curup Utara 4048 3435 84,9

3 Binduriang 2616 2175 83,1

4 Selupu Rejang 5488 4199 76,5

5 Sindang Dataran 2399 1819 75,8

6 Bermani Ulu 3635 2525 69,5

7 Sindang Kelingi 4148 2807 67,7

8 Bermani Ulu Raya 3142 2057 65,5

9 Curup Timur 4195 2646 63,1

10 Padang Ulak Tanding 4324 2674 61,8

11 Curup Selatan 4782 2913 60,9

12 Curup 6878 4130 60,0

13 Sindang Beliti Ulu 4572 2644 57,8

14 Kota Padang 3553 739 20,8

15 Sindang Beliti Ilir 2802 310 11,1

CAKUPAN KABUPATEN 65.259 42735 65,49

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Rejang Lebong (PL dan TTU) tahun 2011

3.1.1. Tatanan Rumah Tangga (Laporan Hasil Pelaksanaan Study EHRA)

Berdasarkan Sudy Environment Health Risk Assesment (EHRA) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) dan Promosi Higiene di Kabupaten Rejang Lebong yang dinilai dari beberapa perilaku masyarakat

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 3

Page 4: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

terkait yang dilaksanakan pada 10 Desa di 4 Kecamatan Kabupaten Rejang Lebong, dengan jumlah

responden sebanyak 407 responden, terkait dengan kondisi persampahan di lingkungan rumah tangga

diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Persampahan Rumah Tangga

Dari hasil study EHRA mengenai persampahan rumah tangga dilihat dari aspek :

a. Kondisi sampah di lingkungan rumah tangga

Kondisi permasalahan persampahan di lingkungan rumah tangga pada masing-masing klaster

berdasarkan survey study EHRA di Kabupaten Rejang Lebong terlihat dari garfik di bawah ini :

Grafik 1Kondisi Sampah di lingkungan RT/RW

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

Dari grafik ditas dapat disimpulkan bahwa permasalahan permasalahan yang ada adalah berupa

masih terdapatnya tumpukan sampah terutama di kalster 1 dan klaster 2, dampak dari

permasalahan tersebut adalah berupa timbulnya vektor-vektor pembawa penyakit berupa hewan dan

binatang di sekitar tumpukan sampah yang berpotensi menimbulkan penyakit, selain itu dengan

adanya tumpukan sampah juga menimbulkan bau dan menyumbat drainase yang ada.

b. Pengolahan sampah rumah tangga

Dari hasil study EHRA di empat klaster kecamatan terkait pengolahan sampah di rumah tangga yang

menunjukan sebagian responden mengolah sampah dengan cara dibakar dan sebagian kecil kecil

lainnya dikumpulkan kemudian dibawa ke TPA oleh petugas kebersihan, dibuang ke kebun, sungai,

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 4

Page 5: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

dikubur kedalam lubang ditanah dan didaur ulang oleh kolektor informal.

Grafik 2Pengelolan Sampah di Rumah Tangga (RT)

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012.

Dari 5 klaster yang ada menunjukan sebagian besar pengelolaan sampah rumah tangga dilakukan

dengan membakar sampah. Hanya pada klaster 1, 2 dan 3, pengelolaan sampah yang dikumpulkan

yang kemudian diambil oleh petugas untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS)

maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Hal ini menunjukan bahwa masih kurang baiknya perilaku masyarakat untuk mengolah sampah

rumah tangganya dengan benar, hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain :

1. Kurangnya armada pengangkut sampah (dump truck) untuk mengambil dan membawa sampah

terutama di daerah luar perkotaan

2. Kurangnya pengetahuan tentang pengolahan sampah rumah tangga dengan baik dan benar.

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 5

Page 6: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

Frekuensi Petugas mengangkut sampah dari rumah

Berdasarkan hasil study EHRA terkait Frekuensi petugas pengangkut sampah dari rumah tangga

dari responden yang menjawab pertanyaan terkait frekuensi pengangkutan sampah pada klaster 0 dan

klaster 2 menyatakan bahwa sebagian besar (83%) petugas setiap hari datang untuk mengangkut sampah

dan sebagian kecil (17%) menyatakan petugas hanya beberapa kali dalam seminggu datang untuk

mengangkut sampah.

Hal tersebut dapat terlihat dari chart di bawah ini :

Chart 1Frekuensi Pengangkutan Sampah oleh Petugas

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

Ketepatan Waktu petugas mengangkut sampah

Ketepatan waktu pengambilan sampah khususnya di klaster 0 sebagian besar menyatakan petugas

sering terlambat dalam mengangkut sampah, hal ini menyebabkan seringnya terjadinya penumpukan

sampah, sedangkan pada klaster 2 seluruh responden menyatakan petugas pengangkut sampah selalu

tepat waktu.

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 6

Page 7: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

Grafik 3Waktu Pengangkutan Sampah dari Rumah

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

Apakah Petugas pengangkut sampah dibayar

Sebagian besar responden (66,7%) di klaster 0 menyatakan jika layanan pengakutan sampah dibayar dan

seluruh responden (100%) di klaster 2 menyatakan petugas pengangkut sampah tersebut tidak dibayar.

Grafik 4Pembayaran untuk Petugas Pengangkutan Sampah

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

Pembayaran retribusi pengangkutan sampah secara resmi di Kabupaten Rejang Lebong biasanya include

kedalam retribusi pembayaran rekening listrik, dan hal ini tidak semua diketahui oleh masyarakat, dan

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 7

Page 8: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

sebagian lagi pemungutan retribusi layanan pengangkutan sampah ini di koordinir oleh perangkat RT/RW.

Besarnya biaya yang digunakan untuk membayar layanan sampah

Besarnya biaya yang digunakan masyarakat untuk biaya pengambilan dan pengangkutan sampah

oleh petugas kebersihan pengankut sampah bervariasi antara Rp. 1000 sampai dengan Rp. 7000, hal ini

terkait dengan adanya beberapa desa atau kelurahan yang secara langsung mengkoordinir pengutan retribusi

pengangkutan sampah dari rumah masyarakat.

Variasi besarnya pungutan untuk petugas pengumpulan sampah tersebut secara rinci dapat terlihat

dari grafik di bawah ini :

Grafik 5Besarnya biaya yang digunakan untuk membayar layanan sampah

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

2. Pembuangan Air Kotor / Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja

Berdasarkan study EHRA yang dilaksanakan terkait Pembuangan air kotor/limbah tinja manusia terbagi atas

beberapa item penilaian antara lain ;

a. Tempat Buang Air Besar/BAB

Tempat Buang Air Besar (BAB) sebagian besar responden (59%) menyatakan di jamban pribadi dan

sebagian kecil lainnya masih buang air besar di sungai dan sisanya ke kebun, siring atau selokan. Jika dilihat

dari setiap klaster yang ada khusunya di klaster 4 seluruh responden menyatakan buang air besar di sungai.

Ini menunjukan kesadaran masyarakat untuk buang air besar tidak disembarang tempat masih kurang terkait

dengan faktor kebiasaan masyarakat terkait kebiasaan buang air besar sembarangan yang biasanya di

daerah yang berdekatan atau dilalui sungai maupun tingkat ekonomi masyarakat yang belum mampu untuk

membangun jamban keluarga yang menurut persepsi sebagian besar masyarakat harus dengan biaya yang

mahal.

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 8

Page 9: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

Kebiasaan tempat buang air besar hsil penilaian study EHRA tersebut dapat terlihat dari chart di

bawah ini :

Chart 2Tempat Buang Air Besar/BAB

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

Sumber : SumbSumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

b. Anggota keluarga yang masih BAB di tempat terbuka

Kebiasaan untuk buang air besar sembarangan atau pada tempat terbuka masih ada dan dilakukan oleh

anggota masyarakat yang menurut responden dalam penilaian study EHRA masih tidak diketahui dengan

jelas siapa yang melakukan, namun persentase terbesar adalah laki-laki maupun perempuan dewasa yang

khususnya berada pada desa-desa dan kelurahan di Klaster 0, 1 dan 2.

Hal tersebut dapat dilihat dari grafik berikut. Ini :

Grafik 6Anggota Keluarga yang masih BAB di Tempat Terbuka

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 9

Page 10: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

c. Pembuangan air kotor/limbah tinja manusia, dan lumpur tinja.

Jenis kloset apa yang dipakai di rumah

Dari sejumlah responden yang menyatakan telah buang air besar dengan menggunakan jamban

pribadi di rumah sebagian besar (55%) menyatakan menggunakan kloset jongkok leher angsa dan

sebagian sisanya menggunakan kloset duduk siram leher angsa, plengsengan dan cemplung.

Chart 3Jenis kloset yang dipakai di rumah tangga

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 10

Page 11: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

Tempat penyaluran buangan akhir tinja

Sebagian besar respoden (53%) telah menggunakan Tangki septik sebagai tempat penyaluran

pembuangan akhir tinja dan sebagian lainnya masih membuang dan menyalurkan tinjanya ke sembarang

tempat antara lain : ke drainase, sungai maupun kebun dan kolam.

Chart 4Tempat penyaluran buangan akhir tinja

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 11

Page 12: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

Berapa lama tangki septik ini dibuat/dibangun

sebagian besar responden yang memiliki tangki septik sebagai tempat pembuangan akhir

tinja menyatakan bahwa tangki septik tersebut telah dibangun antara 1-5 tahun yang lalu, 23 %

menyatakan lebih dari 5-10 Tahun dan 19 % lagi diantaranya menyatakan pembangunan tangki

septik dilaksanakan lebih dari 10 tahun yang lalu.

Grafik berikut menggambarkan waktu pembangunan tangki septik di lokasi penilaian study EHRA.

Chart 5Waktu Pembuatan Tangki Septik

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

Waktu Pengurasan Tangki Septik

Hanya sebagian kecil (4%) masyarakat yang menggunakan tangki septik yang pernah melakukan

pengurasan tangki septik dan hampir seluruh responden (96%) tidak tahu dan tidak pernah melakukan pengurasan

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 12

Page 13: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

tangki septik.

Hal ini terlihat dari grafik hasil study EHRA dibawah ini terkait waktu pengurasan tangki septik.

Chart 6Waktu Pengurasan Tangki Septik

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

Praktek pengurasan Tanki Septik

Praktek pengurasan tanki septik belum menjadi kebiasaan masyarakat, hal ini terlihat dari jawaban responden

terkait praktek pengurasan tangki septik, sebagian besar responden (76%) menyatakan tidak tahu cara pengurasan

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 13

Page 14: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

tangki septik, dan hanya sebagian kecil (21 %) responden yang menggunakan layanan sedot tinja dan dikosongkan

sendiri.

Chart 7Praktek Pengurasan Tangki Septik

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

c.6. Tempat Pembuangan Lumpur Tinja waktu Pengurasan Tangki Septik

hampir seluruh responden (83%) yang menjawab tidak tahu tempat pembuangan lumpur tinja waktu

pengurasan tangki septik sedangkan diantaranya lagi menjawab lumpur tinja waktu dilakukan pengurasan tangki

dibuang di sungai, dikubur dihalaman dan tempat lainnya.

Berikut chart yang menggambarkan tempat pembuangan lumpur tinja waktu pengurasan tangki septik di lokasi

penilaian study EHRA.

Chart 8Tempat Pembuangan Lumpur Tinja waktu Pengurasan Tangki Septik

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 14

Page 15: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

c.7. Kebiasaan BAB sembarangan balita (dilantai atau di kebun)

Untuk kebiasaan BAB sembarangan balita sebagian responden (44%) menyatakan tidak tahu, 26 %

diantaranya menyatakan kadang-kadang balita BAB di sembarang tempat, 20 % Tidak biasa dan hanya (10 % )

menyatakan sangat sering.

Berikut chart yang menggambarkan kebiasaan BAB sembarangan balita di lokasi penilaian study EHRA.

Chart 9Kebiasaan BAB sembarangan Balita

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 15

Page 16: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

c.8. Tempat biasa ibu membuang tinja anak.

D. Drainase lingkungan/selokan sekitar rumah dan banjir.

1. Rumah tangga memiliki SPAL

Sebagiaan besar responden disetiap klaster lokasi penilaian study EHRA tidak mempunyai SPAL

terutama di klaster 3 dan 4 yang seluruh responden tidak memiliki SPAL.

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 16

Page 17: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

Berikut grafik kepemilikan SPAL di lokasi penilaian study EHRA.

Grafik 7Rumah Tangga memiliki SPAL

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

d.2. Rumah Tangga yang pernah Mengalami Banjir

Hampir seluruh rumah tangga tidak pernah mengalami kejadian banjir, hanya pada beberapa klaster

kejadian banjir pernah terjadi dengan frekuensi beberapa kali dalam setahun yaitu di klaster 0,

klaster 1 dan klaster 2.

Grafik berikut menggambarkan persentase RT yang pernah mengalami banjir.

Grafik 8Rumah Tangga yang megalami banjir

Hasil Study EHRA Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 17

Page 18: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

d.3. Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin

Rumah tangga yang mengalami banjir secara rutin hanya dirasakan di klaster 0, klaster 1 dan klaster

2 dengan persentase rata-rata kejadian banjir sebesar 30 % sedangkan untuk klaster 3 dan klaster 4

tidak pernah merasakan banjir secara rutin.

Grafik berikut menggambarkan kejadian banjir yang rutin di setiap klaster.

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

d.5. Air Banjir yang memasuki rumah dan menggenangi Kamar mandi/WC

Hanya sebagian kecil (23%) rumah tangga yang menyatakan air banjir memasuki rumah di klaster

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 18

Page 19: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

0,1 dan 2, dan 77% rumah tangga lainnya menyatakan air tidak memasuki rumah saat banjir

Air banjir yang memasuki rumah tersebut sebagian besar responden (51,5%) menyatakan tidak

menggenangi jamban/WC.

Grafik berikut menggambarkan hal tersebut di setiap klaster.

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

F. PERILAKU HIGIENE/SEHAT.

1. Kebiasaan memakai sabun

Kebiasaan memakai sabun bagi ibu-ibu rumah tangga yang menjadi responden Study EHRA ditandai dengan

penggunaan sabun pada aktivitas sehari-hari serta ketersediaan sabun di rumah.

Berikut gambaran kebiasaan pemakaian sabun pada Rumah Tangga di lokasi study EHRA Kabupaten

Rejang Lebong.

Sebagian besar (78%) ibu yang menjadi responden menggunakan sabun pada saat dilaksanakan survey dan

1 hari sebelum survey.

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

Hampir seluruh ibu-ibu responden pada study EHRA menggunakan sabun pada aktivitas mandi dan mencuci,

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 19

Page 20: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

berikut gambaran penggunaan sabun untuk aktifitas rumah tangga di setiap klaster.

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

Pada aktivitas mencuci tangan sebagian besar responden menyatakan melakukan cuci tangan di kamar

mandi, mengingat ketersediaan sabun yang ada di kamar mandi maupun di sumur dengan persentase rata-

rata 42,3% di kamar mandi dan 45,5% aktivitas mencuci tangan dilakukan di sumur.

Berikut grafik yang menggambarkan tempat mencuci tangan anggota keluarga, dimana dalam grafik terlihat

pada klaster 3 aktivitas mencuci tangan tidak pernah dilakukan.

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 20

Page 21: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

Sedangkan untuk waktu untuk mencuci tangan dengan sabun hanya pada klaster 0, klaster 1 dan klaster 2

responden yang menjawab, dari grafik di bawah ini dapat diketahui bahwa sebagian responden menjawab

waktu untuk mencuci tangan adalah sebelum makan dengan rata-rata persentase jawaban perklaster

sebesar 44,6%.

Rincian waktu mencuci tangan menggunakan sabun setiap klasternya dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Rejang Lebong 2012

G. PENGELOLAAN AIR MINUM, MASAK, MENCUCI & GOSOK GIGI YANG AMAN DAN HIGIENE.

1. PENGELOLAAN AIR MINUM

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 21

Page 22: Bab III Buku Putih Kab Rejang Lebong

POKJA PPSP KAB. REJANG LEBONG III - 22