BAB III ANALISIS METODOLOGI - Perpustakaan Digital...
-
Upload
nguyentruc -
Category
Documents
-
view
221 -
download
3
Transcript of BAB III ANALISIS METODOLOGI - Perpustakaan Digital...
III-1
BAB III
ANALISIS METODOLOGI
Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis
dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam
literatur yang dipelajari. Hasil dari proses analisis adalah model pembangunan BCP yang
akan digunakan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
3.1 Metodologi Pembangunan BCP
Dalam membangun BCP, diperlukan metodologi yang sesuai untuk menghasilkan sebuah
BCP yang baik bagi organisasi. Berbagai macam metodologi dapat ditemukan di literatur
yang membahas tentang BCP. Dalam Tugas Akhir ini, dilakukan perbandingan metodologi
yang diambil dari beberapa literatur sehingga dapat dihasilkan sebuah metodologi yang dapat
digunakan untuk membangun BCP.
3.1.1 Metodologi 1
Tahapan pembangunan BCP dapat dilihat pada Gambar III-1 [FUL05].
Gambar III-1 Tahapan Pembangunan BCP (Metodologi 1)
Pembangunan BCP dilakukan dengan melalui tahap berikut:
1. Menentukan Tujuan, Objektif, Lingkup, dan Asumsi
Dalam tahap ini, dilakukan penentuan tujuan pembangunan BCP bagi organisasi,
biasanya berupa peningkatan tingkat keamanan dan keselamatan ketika organisasi
dilanda bencana. Selain itu, ditentukan pula lingkup BCP dalam organisasi, meskipun
BCP biasanya merupakan tugas bagian pengelola data, namun BCP yang baik adalah
perencanaan yang melingkupi seluruh bagian organisasi. Asumsi-asumsi yang
dibutuhkan selama pembangunan BCP dtentukan dalam tahap ini agar mempermudah
proses pembangunan BCP.
III-2
2. Memilih Koordinator Perencanaan dan Tim Pengembang
BCP harus dipersiapkan selayaknya proyek pada umumnya, diawali dengan memilih
pemimpin proyek, koordinator rencana, dan tim pengembang. Pemimpin proyek dan
koordinator rencana biasanya merupakan pihak yang sama. Koordinator yang dipilih
sebaiknya memiliki pengalaman dalam mengatur proyek dan mengetahui dengan
jelas mengenai proses bisnis organisasi dan kebergantungan antara bagian IT
(Information Technology) dan bagian lain. Koordinator bertanggungjawab pula
terhadap perawatan bencana. Tim pengembang sebaiknya tidak hanya melibatkan
bagian IT, namun juga bagian-bagian lain dari organisasi agar BCP organisasi.
3. Melakukan Penilaian Risiko
Tahap selanjutnya adalah melakukan penilaian risiko, yaitu melakukan penilaian
terhadap organisasi dengan melihat aspek risiko yang dimiliki oleh organisasi.
Penilaian risiko dilakukan dengan menentukan risiko yang mengancam dan tingkat
kemungkinan risiko tersebut terjadi. Hasil dari penilaian risiko kemudian dianalisis
untuk menentukan ancaman yang ditanggulangi.
4. Melakukan Analisis Dampak Bisnis (Business Impact Analysis)
Setelah melakukan penilaian risiko, perlu dilakukan Business Impact Analysis (BIA).
BIA merupakan proses untuk melakukan identifikasi fungsi bisnis kritis beserta
sumber daya yang dibutuhkan, kemudian menentukan dampak dari resiko kegagalan
terhadap organisasi.
5. Menentukan Tim Pemulihan
Tahap selanjutnya adalah menentukan tim pemulihan yang akan memegang peran
dalam melaksanakan perencanaan yang akan dibuat.
6. Membuat Strategi dan Perencanaan Pemulihan
Tahap selanjutnya dalam pembangunan BCP adalah membuat strategi pemulihan dan
penentuan aksi yang sesuai untuk berbagai gangguan atau ancaman.
7. Mendokumentasikan BCP
Semua hal yang telah dilakukan dalam tahap sebelumnya kemudian
didokumentasikan agar BCP dapat dengan mudah didistribusikan kepada bagian lain
yang membutuhkan. Dokumentasi BCP harus mudah untuk dimengerti, spesifik, dan
sederhana.
8. Pengujian Perencanaan
Pengujian rencana merupakan bagian yang penting dari BCP. Rencana harus dites
III-3
secara detil dan dievaluasi berkala, setidaknya 1 kali dalam setahun. Perubahan
lingkungan terjadi seiring dengan perkembangan organisasi, begitu pula dengan
peraturan yang berlaku, dapat mengalami perubahan.
Proses pengujian rencana dapat dilakukan dengan beberapa jenis, antara lain:
a. Pengujian Data (Checklist Testing)
Jenis pengujian ini untuk menentukan ketersediaan cadangan dalam organisasi,
seperti tempat penyimpanan cadangan dan manual operasi. Dalam pengujian ini,
dilakukan peninjauan ulang rencana dan identifikasi bagian yang harus selalu
diperbaharui dan selalu tersedia.
b. Pengujian Interupsi Non-bisnis (Non-business Interruption Testing)
Dalam jenis pengujian ini, organisasi akan melakukan simulasi terjadinya
bencana dengan menggunakan pengujian prosedur yang telah dibuat. Simulasi
yang dilakukan tidak harus mencakup semua prosedur yang ada karena cukup
sulit untuk mengaplikasikan seluruh strategi yang telah ditentukan. Dengan
simulasi tersebut diharapkan dapat membantu organisasi dalam melakukan
identifikasi kebutuhan untuk pengembangan BCP selanjutnya.
c. Pengujian Paralel (Parallel Testing)
Pengujian jenis ini dapat dilakukan bersamaan dengan pengujian jenis pertama
atau kedua, dalam pengujian ini transaksi yang telah dilakukan diproses
kemudian disesuaikan dengan cadangan yang sudah ada.
d. Pengujian Interupsi Bisnis (Business Interruption Testing)
Pengujian jenis ini merupakan pengujian BCP secara keseluruhan sehingga dapat
memakan biaya yang cukup besar dan cukup mengganggu operasi bisnis
organisasi. Pengujian ini sebaiknya tidak dilakukan saat masa kritis bisnis
organisasi untuk meminimalkan gangguan atau kerusakan yang diakibatkan oleh
pengujian. Sebelum melakukan pengujian jenis ini, dilakukan identifikasi jenis
gangguan, kerusakan yang terjadi, kemampuan pemulihan, ketersediaan sumber
daya, waktu, dan durasi.
9. Mendistribusikan Perencanaan
BCP yang telah dibuat kemudian didistribusikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dan memang diberikan otoritas untuk mengakses perencanaan yang
ada. Salinan BCP harus mudah untuk diakses dan tersimpan dengan baik sebagai
cadangan.
III-4
10. Perawatan Perencanaan
Untuk menjaga efektivitas BCP, perencanaan yang telah dibuat harus selalu dirawat
dengan cara memperbaharui perencanaan. BCP harus selalu ditinjau ulang dan
direvisi sesuai dengan kebutuhan.
Metodologi 1 beserta input, proses, dan output dapat dilihat pada Tabel III-1.
Tabel III-1 Metodologi 1 Pembangunan BCP
Metodologi 1 Input Proses Output
Menentukan Tujuan, Objektif, Lingkup, dan Asumsi
Profil organisasi Identifikasi tujuan, objektif, lingkup, dan asumsi
Dokumentasi Awal Proyek
Memilih Koordinator Perencanaan dan Tim Pengembang
Daftar pegawai Menentukan personil proyek
Koordinator rencana dan tim pengembang
Melakukan Penilaian Risiko
Profil organisasi Identifikasi risiko Analisis risiko
Hasil penilaian risiko
Melakukan Analisis Dampak Bisnis (Business Impact Analysis)
Hasil penilaian risiko Identifikasi fungsi kritis Kebutuhan sumber daya Penentuan dampak risiko
Fungsi bisnis kritikal Daftar sumber daya Dampak risiko
Menentukan Tim Pemulihan
Daftar pegawai Penentuan tim pemulihan Daftar tim pemulihan
Membuat Strategi dan Perencanaan Pemulihan
Dampak risiko Identifikasi strategi Analisis strategi
Strategi dan perencanaan
Mendokumentasikan BCP Strategi dan perencanaan Pembuatan dokumentasi BCP
Dokumentasi BCP
Pengujian Rencana Dokumentasi BCP Pengujian BCP Hasil pengujian
Perawatan Perencanaan Hasil pengujian Evaluasi hasil pengujian Revisi BCP
Hasil revisi BCP
3.1.2 Metodologi 2
Tahapan pembangunan BCP dapat dilihat pada Gambar III-2 [SNE07].
Gambar III-2 Tahapan Pembangunan BCP (Metodologi 2)
1. Inisiasi Proyek
Tahap ini merupakan tahap yang penting dalam pembangunan BCP karena tanpa
dukungan organisasi secara penuh, BCP menjadi tidak lengkap dan sulit
III-5
diimplementasikan. Saat inisiasi BCP, hal-hal yang dilakukan seperti layaknya
inisiasi proyek pada umumnya, salah satunya dilakukan pendefinisian parameter
proyek, seperti lingkup dan jadwal.
2. Penilaian Risiko
Penilaian risiko merupakan proses untuk melakukan analisis risiko yang potensial
terjadi pada organisasi. Risiko yang dianalisis dilihat dari berbagai kemungkinan,
mulai dari risiko yang sering terjadi sampai dengan risiko yang jarang terjadi namun
begitu besar akibat yang ditimbulkannya.
3. Analisis Dampak Bisnis (Business Impact Analysis)
Setelah menentukan risiko yang potensial terjadi pada organisasi, selanjutnya
dilakukan analisis dampak bisnis yang dapat ditimbulkan oleh risiko-risiko tersebut.
Dampak yang dianalisis bukan hanya dari segi teknis, namun juga dari mencakup
efek terhadap proses bisnis organisasi secara menyeluruh dan memperhitungkan
pemakaian IT dalam proses bisnis organisasi.
4. Pemilihan Strategi Mitigasi
Tahap selanjutnya adalah pemilihan strategi untuk risiko dan efek yang telah
dianalisis sebelumnya, sehingga risiko dan efek tersebut dapat dikurangi atau
dihindari.
5. Pembuatan Perencanaan Business Continuity
Setelah melalui tahap analisis, selanjutnya adalah tahap pembuatan rencana, yaitu
pendokumentasian rencana sesuai dengan hasil analisis dan pemilihan strategi yang
telah dilakukan dalan tahap sebelumnya.
6. Pelatihan, Pengujian, dan Audit
Setelah rencana selesai dibuat, perlu dilakukan pelatihan untuk mengimplementasikan
rencana tersebut. Melalui pelatihan, pengujian, dan simulasi, dapat memudahkan
penanganan bencana, terutama bencana yang potensial terjadi.
7. Perawatan Perencanaan
Perawatan BCP merupakan tahap terakhir dalam pembangunan BCP, namun
merupakan tahap yang dilakukan berkala. Perawatan dilakukan salah satunya dengan
cara melakukan penyesuaian rencana sehingga rencana tetap selalu mutakhir.
III-6
Metodologi 2 beserta input, proses, dan output dapat dilihat pada Tabel III-2.
Tabel III-2 Metodologi 2 Pembangunan BCP
Metodologi 2 Input Proses Output
Inisiasi Proyek Profil organisasi Sosiallsasi proyek Pendefinisian parameter proyek
Dokumentasi awal proyek
Penilaian Risiko Profil organisasi Analisis risiko potensial Daftar risiko
Analisis Dampak Bisnis (Business Impact Analysis)
Daftar risiko Analisis dampak teknis dan pemakaian IT
Hasil penilaian dampak
Pemilihan Strategi Mitigasi
Daftar risiko Hasil penilaian dampak
Analisis pemilihan strategi Strategi mitigasi
Pembuatan Perencanaan Business Continuity
Strategi mitigasi Pembuatan dokumentasi rencana
Dokumentasi rencana
Pelatihan, Pengujian, dan Audit
Dokumentasi rencana Pengujian Pelatihan Audit
Hasil pengujian, pelatihan, dan audit
Perawatan Perencanaan Hasil pengujian, pelatihan, dan audit
Evaluasi Pemutakhiran rencana
Rencana versi baru
3.1.3 Metodologi 3
Tahapan pembangunan BCP dapat dilihat pada Gambar III-3 [BAR01].
Gambar III-3 Tahapan Pembangunan BCP (Metodologi 3)
Pembangunan BCP dilakukan dengan melalui tahap berikut:
1. Persiapan Dasar Proyek (Project Foundation)
Persiapan awal dilakukan dengan melakukan inisiasi dengan pihak manajemen dan
menentukan tujuan pembuatan BCP. Dalam tahap ini, dilakukan hal-hal yang
berkaitan dengan inisiasi proyek, seperti penentuan lingkup proyek dan rencana kerja
selanjutnya.
2. Penilaian Bisnis
Tahap ini dimulai dengan melakukan identifikasi ancaman eksternal dan ancaman
internal. Setelah itu, beberapa hal yang dilakukan dalam tahap ini, antara lain
pemahaman alur proses bisnis untuk setiap unit bisnis, penentuan sumber daya bisnis
yang utama, dan identifikasi prosedur atau rencana yang berhubungan dengan
III-7
mitigasi bencana yang sudah ada di dalam organisasi. Informasi yang dihasilkan
dalam tahap ini akan menjadi landasan pembuatan strategi BCP yang akan dilakukan
di tahap selanjutnya.
3. Pemilihan Strategi
Penentuan strategi dilakukan untuk mengurangi risiko organisasi jika bencana
menimpa organisasi. Dalam tahap ini, dilakukan pemilihan aksi yang harus
dilakukan untuk mempertahankan komponen utama dari bisnis, disesuaikan dengan
jenis ancaman dan gangguan yang diakibatkan.
4. Pembuatan Perencanaan
Pembuatan Perencanaan merupakan tahap kompilasi aksi yang telah ditentukan sesuai
dengan risiko atau ancaman yang dihasilkan di tahap penilaian bisnis. Dalam tahap
ini, dilakukan pembuatan dokumentasi rencana yang dapat membantu pemulihan
organisasi dalam waktu dan biaya yang efisien. Dokumentasi rencana harus
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah diaplikasikan.
5. Pengujian dan Perawatan
Tahap ini dilakukan untuk memastikan BCP berjalan sebagaimana mestinya dan
untuk membuat BCP tetap sesuai dengan kondisi dan keadaan. Untuk itu, dilakukan
pengujian dan perawatan BCP. Hasil pengujian BCP dijadikan sebagai evaluasi yang
digunakan untuk memperbaharui BCP. Pengujian dan perawatan dilakukan secara
berkala sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Metodologi 3 beserta input, proses, dan output dapat dilihat pada Tabel III-3.
Tabel III-3 Metodologi 3 Pembangunan BCP
Metodologi 3 Input Proses Output
Persiapan Dasar Proyek (Project Foundation)
Profil organisasi Inisiasi pihak manajemen Menentukan tujuan, lingkup, dan rencana kerja
Dokumentasi awal proyek
Penilaian Bisnis Proses bisnis
Identifikasi ancaman Pemahaman proses bisnis Identifikasi mitigasi yang sudah ada
Daftar ancaman
Pemilihan Strategi Daftar ancaman Pemilihan aksi Strategi
Pembuatan Perencanaan Strategi Pembuatan dokumentasi rencana
Dokumentasi rencana
Pengujian dan Perawatan Dokumentasi rencana Pengujian Perbaikan rencana
Rencana yang telah diperbaiki
III-8
3.1.4 Metodologi 4
Tahapan pembangunan BCP dapat dilihat pada Gambar III-4 [GAL03].
Gambar III-4 Tahapan Pembangunan BCP (Metodologi 4)
1. Inisiasi Proyek
Penentuan peran dan penegasan komitmen pihak manajemen merupakan langkah
awal dalam inisiasi proyek pembangunan BCP, kemudian dilakukan penyamaan
persepsi terhadap kebutuhan BCP bagi organisasi agar semua pihak yang terlibat
dapat menjalankan tugas dengan baik dan sesuai dengan perannya.
2. Identifikasi Risiko
Dalam beberapa organisasi, BCP merupakan bagian dari manajemen risiko. Setelah
dilakukan identifikasi risiko yang potensial terjadi pada organisasi, kemudian
dilakukan klasifikasi risiko, dilakukan berdasarkan jenis risiko, yaitu risiko strategis
dan risiko operasional. Dalam pembangunan BCP, risiko yang diperhitungkan adalah
risiko operasional. Risiko operasional dapat dibagi berdasarkan sumber, yaitu risiko
internal dan risiko eksternal. Risiko internal merupakan risiko yang berasal dari
dalam organisasi, sedangkan risiko eksternal merupakan risiko yang berasal dari luar
organisasi.
3. Analisis Dampak Bisnis (Business Impact Analysis)
Analisis dampak bisnis merupakan proses analisis yang dilakukan dengan melakukan
identifikasi dampak dari kehilangan sumber daya dan fungsi bisnis organisasi. BIA
dapat dilakukan secara informal maupun secara formal, yaitu dengan menggunakan
formulir tertentu dan kuesioner. Pendekatan disesuaikan dengan organisasi, antara
lain dengan memperhitungkan aspek ukuran, struktur, dan skala organisasi (lokal,
nasional, internasional).
4. Penentuan Strategi Business Continuity
Tahap selanjutnya dilakukan penentuan strategi dan aksi yang akan dilakukan untuk
risiko yang dihasilkan dalam tahap risiko. Strategi yang dipilih disesuaikan dengan
III-9
efek yang ditimbulkan oleh risiko-risiko tersebut.
5. Pembuatan BCP
Dalam tahap ini, dilakukan pembuatan dokumentasi rencana strategi yang telah
dibuat, disusun secara sederhana sehingga mudah untuk dimengerti oleh pihak yang
berkepentingan.
6. Pengujian Perencanaan
BCP sebenarnya lebih cocok dikategorikan sebagai proses yang berkelanjutan
dibandingkan disebut sebagai proyek karena adanya pelatihan dan awareness
program yang rutin dan berkelanjutan.
7. Perawatan Perencanaan
Perencanaan yang ada dapat dengan cepat menjadi tidak relevan seiring dengan adaya
berbagai perubahan. Membuat BCP yang selalu relevan merupakan sebuah masalah
utama yang dihadapi berbagai organisasi. Peninjauan kembali BCP dilakukan oleh
organisasi secara berkala, hasil peninjauan tersebut kemudian dijadikan sebagai
landasan pengembangan BCP sehingga BCP tetap relevan dengan kondisi internal
dan eksternal organisasi saat itu.
Metodologi 4 beserta input, proses, dan output dapat dilihat pada Tabel III-4.
Tabel III-4 Metodologi 4 Pembangunan BCP
Metodologi 4 Input Proses Output
Inisiasi Proyek Profil organisasi Inisiasi proyek Penyamaan persepsi
Dokumentasi awal proyek
Identifikasi Risiko Profil organisasi Identifikasi risiko Klasifikasi risiko
Daftar risiko
Analisis Dampak Bisnis (Business Impact Analysis)
Daftar risiko Identifikasi dampak yang dialami organisasi
Daftar dampak
Penentuan Strategi Business Continuity
Daftar risiko Daftar dampak
Pemilihan strategi dan aksi
Strategi business continuity
Pembuatan BCP Strategi business continuity
Pembuatan dokumentasi BCP
Dokumentasi BCP
Pengujian Perencanaan Dokumentasi BCP Pengujian Awareness program
Hasil pengujian
Perawatan Perencanaan Hasil pengujian Identifikasi perubahan Penyesuaian rencana
Rencana yang telah diperbaharui
III-10
3.1.5 Metodologi 5
Tahapan pembangunan BCP dapat dilihat pada Gambar III-5 [HIL07].
Gambar III-5 Tahapan Pembangunan BCP (Metodologi 5)
Pembangunan BCP dilakukan dengan melalui tahap berikut:
1. Inisiasi Program
Pembangunan BCP diawali dengan penentuan lingkup, objektif, metode, waktu, dan
jadwal untuk BCP itu sendiri. Selanjutnya dilakukan pembuatan dokumentasi proyek
yang berisikan aktivitas utama yang akan dilaksanakan beserta penanggung jawabnya
dan milestone yang telah disetujui.
2. Awareness Workshop
Tahap ini dilakukan untuk melibatkan banyak pihak yang memang berkepentingan
dalam pembangunan BCP dan bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang
BCP dan menyamakan persepsi akan kebutuhan BCP bagi organisasi.
3. Analisis Dampak Bisnis
Analisis Dampak Bisnis merupakan sebuah proses pemahaman organisasi secara
menyeluruh. Dalam tahap ini, dilakukan analisis dampak dari gangguan yang
mungkin muncul dan mengancam keberlangsungan bisnis organisasi, kemudian
dilakukan identifikasi kebergantungan aktivitas, aset, dan sumber daya.
4. Penilaian Risiko
Dalam pembangunan BCP, perlu dilakukan evaluasi ancaman terhadap aktivitas
bisnis yang bersifat kritikal. Dalam tahap ini, dilakukan identifikasi ancaman beserta
efek yang mungkin timbul akibat ancaman tersebut. Berdasarkan hasil penilaian
risiko dapat dilakukan identifikasi frekuensi kemunculan gangguan, interval waktu
gangguan, dan batasan efek dari gangguan.
III-11
5. Penentuan Strategi
Setelah melakukan BIA, kemudian dilakukan penentuan strategi pemulihan yang
dibutuhkan organisasi. Strategi pemulihan dipilih berdasarkan gangguan, biaya, dan
visibilitas pelaksanaan strategi tersebut.
6. Pembuatan Perencanaan
BCP terdiri dari 3 elemen, yaitu:
a. Respon Darurat (Emergency Response)
Identifikasi langkah yang dibutuhkan untuk merespon suatu insiden dengan cepat,
bertujuan untuk menyelamatkan hidup dan mengurangi kerusakan pada lokasi.
b. Manajemen Insiden (Incident Management)
Kumpulan aksi yang dibutuhkan untuk mengurangi efek dari gangguan,
mengelola efek tersebut, kemudian melakukan pertolongan pertama.
c. Pemulihan Bisnis (Business Recovery)
Kemampuan organisasi untuk melakukan pemulihan aktivitas bisnis sebelum efek
dari gangguan yang terjadi menyebabkan kerusakan yang parah, dan untuk
mengembalikan keadaan ke kondisi minimum layanan bagi klien dapat
dilakukan.
Perencanaan yang dibuat sebaiknya ditampilkan menggunakan diagram alir yang
dapat menggambarkan langkah-langkah yang harus dilakukan secara bertahap
sehingga mudah untuk dimengerti dan diaplikasikan.
7. Pengelolaan Perencanaan (Plan Walkthrough)
Dalam tahap ini, dilakukan validasi BCP dan pelatihan untuk pihak yang akan
menggunakan BCP tersebut.
8. Pelengkapan Program BCP
Ketika melakukan validasi BCP, dapat ditemukan kesalahan atau kekurangan dari
BCP tersebut sehingga dapat digunakan untuk memperbaharui BCP. Dengan
melakukan peninjauan ulang dan pemutakhiran BCP, BCP organisasi menjadi efektif
dan komprehensif.
Metodologi 5 beserta input, proses, dan output dapat dilihat pada Tabel III-5.
III-12
Tabel III-5 Metodologi 5 Pembangunan BCP
Metodologi 5 Input Proses Output
Inisiasi Program Profil organisasi Penentuan lingkup, objektif, metode, dan jadwal BCP
Dokumentasi awal proyek
Awareness Workshop Dokumentasi awal proyek
Pembekalan pengetahuan BCP Menyamakan persepsi kebutuhan BCP
Hasil workshop
Analisis Dampak Bisnis Profil organisasi
Pemahaman organisasi Penentuan dampak gangguan Identifikasi kebergantungan sumber daya
Daftar dampak Kebergantungan sumber daya
Penilaian Risiko Daftar dampak Kebergantungan sumber daya
Evaluasi ancaman Analisis gangguan
Hasil penilaian risiko
Penentuan Strategi Hasil penilaian risiko Penentuan strategi pemulihan Strategi pemulihan
Pembuatan Perencanaan Strategi pemulihan Pembuatan dokumentasi Dokumentasi
Pengelolaan Perencanaan (Plan Walkthrough)
Dokumentasi Validasi Pelatihan
Hasil validasi
Pelengkapan Program BCP
Hasil validasi Peninjauan ulang Pemutakhiran
BCP versi baru
3.2 Perbandingan Metodologi
Kelima metodologi yang disebutkan di atas dilakukan perbandingan kemudian
dikelompokkan bedasarkan tahapan yang memiliki kesamaan karakteristik dan tujuan
sehingga didapatkan sebuah metodologi yang mencakup semua tahapan secara lengkap untuk
digunakan dalam pembangunan BCP. Dalam Gambar III-6, dapat dilihat perbandingan
kelima metodologi pembangunan BCP.
III-13
Gambar III-6 Perbandingan Metodologi Pembangunan BCP
III-14
Setelah dilakukan perbandingan metodologi, kemudian dilakukan pengelompokan untuk mendapatkan model pembangunan BCP.
Tabel III-6 Pengelompokan Metodologi Pembangunan BCP
Model Pembangunan BCP
Metodologi 1 Metodologi 2 Metodologi 3 Metodologi 4 Metodologi 5
Inisiasi
Menentukan Tujuan, Objektif, Lingkup, dan Asumsi
Inisiasi Proyek Persiapan Dasar Proyek (Project Foundation)
Inisiasi Proyek
Inisiasi Program
Memilih Koordinator Perencanaan dan Tim Pengembang
Awareness Workshop
Penilaian Risiko Melakukan Penilaian Risiko
Penilaian Risiko
Penilaian Bisnis
Identifikasi Risiko Penilaian Risiko
Analisis Dampak Bisnis Melakukan Analisis Dampak Bisnis (Business Impact Analysis)
Analisis Dampak Bisnis (Business Impact Analysis)
Analisis Dampak Bisnis (Business Impact Analysis)
Analisis Dampak Bisnis
Pemilihan Strategi
Menentukan Tim Pemulihan
Pemilihan Strategi Mitigasi Pemilihan Strategi Penentuan Strategi Business Continuity
Penentuan Strategi Membuat Strategi dan Perencanaan Pemulihan
Pembuatan Perencanaan
Mendokumentasikan BCP Pembuatan Perencanaan Business Continuity
Pembuatan Perencanaan Pembuatan BCP Pembuatan Perencanaan Pendistribusian Rencana
Pengujian dan Perawatan
Pengujian Rencana Pelatihan, Pengujian, dan Audit
Pengujian dan Perawatan Pengujian Perencanaan
Pengelolaan Perencanaan (Plan Walkthrough)
Perawatan Perencanaan Perawatan Perencanaan Perawatan Perencanaan Pelengkapan Program BCP
III-15
Tahapan dalam kelima metodologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi 6 kelompok utama,
dikelompokkan berdasarkan kesamaan proses yang dilakukan (Tabel III-1), yaitu:
1. Inisiasi
2. Penilaian Risiko
3. Analisis Dampak Bisnis
4. Pemilihan Strategi
5. Pembuatan Perencanaan
6. Pengujian dan Perawatan
3.3 Model Pembangunan BCP
Setelah dilakukan perbandingan metodologi maka didapatkan model pembangunan BCP yang
akan digunakan dalam Tugas Akhir ini. Tahapan pembangunan BCP sesuai dengan model
pembangunan dapat dilihat pada Gambar III-7.
Gambar III-7 Tahapan Pembangunan BCP
Model pembangunan BCP tersebut beserta input, proses, dan output, dapat dilihat pada Tabel
III-7.
Tabel III-7 Model Pembangunan BCP (Input, Proses, dan Output )
Model Pembangunan BCP
Input Proses Output
Inisiasi Struktur organisasi
Identifikasi proses bisnis Proses bisnis
Identifikasi stakeholder
Identifikasi tujuan, lingkup, dan asumsi
Dokumentasi proyek
Penilaian Risiko Proses bisnis
Identifikasi risiko
Daftar risiko dan hasil analisis
Klasifikasi risiko
Analisis risiko (berdasarkan peluang kemunculan)
Analisis Dampak Bisnis Proses bisnis
Pemahaman proses bisnis
Nilai kritikal fungsi bisnis Identifikasi fungsi bisnis utama
III-16
Model Pembangunan BCP
Input Proses Output
Identifikasi pemakaian IT dalam organisasi
Pemakaian IT dalam organisasi
Identifikasi sumber daya Daftar sumber daya
Daftar risiko dan hasil analisis
Analisis dampak risiko terhadap bisnis
Daftar risiko dan dampaknya
Pemilihan Strategi
Daftar risiko dan dampaknya
Identifikasi strategi
Strategi preventif & pemulihan
Pemakaian IT dalam organisasi Analisis strategi yang
sesuai Daftar sumber daya
Pembuatan Perencanaan
Strategi pemulihan sesuai dengan risiko
Pendokumentasian perencanaan
Dokumentasi BCP Daftar risiko dan dampaknya
Daftar sumber daya
Pengujian dan Perawatan
Dokumentasi BCP
Pembuatan metode pengujian Hasil pengujian data Pengujian data
Pembuatan jadwal & petunjuk perawatan dan pelatihan
Jadwal & petunjuk perawatan dan pelatihan
3.3.1 Inisiasi
Tahap inisiasi merupakan proses awal yang dilakukan dalam pembuatan BCP, bertujuan
untuk memahami organisasi dan mempersiapkan pembuatan rencana. Tahap ini terdiri dari
kegiatan identifikasi tujuan, lingkup, stakeholder, dan proses bisnis.
3.3.2 Penilaian Risiko
Penilaian risiko merupakan sebuah evaluasi terhadap lingkungan eksternal maupun internal
organisasi. Penilaian risiko mengidentifikasi kemungkinan risiko yang dialami oleh
organisasi. Penilaian risiko mencakup beberapa hal, antara lain menentukan peristiwa yang
dapat berpengaruh pada organisasi, menentukan akibatnya terhadap organisasi, dan
memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan organisasi ke keadaan normal
ketika organisasi mengalami peristiwa tersebut. Dalam penilaian risiko dilakukan identifikasi
risiko, klasifikasi risiko, dan analisis risiko yang dilakukan berdasarkan peluang kemunculan.
III-17
3.3.3 Analisis Dampak Bisnis
Analisis dampak bisnis (Business Impact Analysis) adalah proses penilaian fungsi bisnis
organisasi untuk mengetahui fungsi kritis yang harus difokuskan untuk mengembalikan
organisasi ke keadaan normal. Dalam analisis dampak bisnis, dilakukan evaluasi risiko
kegagalan proses bisnis dan identifikasi fungsi bisnis utama beserta kebergantungan sumber
daya. Analisis dampak bisnis mencakup pemahaman proses bisnis, identifikasi fungsi bisnis
utama, identifikasi pemakaian IT dalam organisasi, identifikasi sumber daya, dan analisis
dampak risiko terhadap bisnis.
3.3.4 Pemilihan Strategi
Tahap pemilihan strategi bertujuan untuk menentukan aksi yang dibutuhkan untuk
melindungi organisasi dan untuk menentukan solusi pemulihan yang paling sesuai untuk
fungsi bisnis utama dan sumber daya pendukung. Dalam tahap ini, semua pilhan strategi
yang mungkin dilakukan dapat dimasukkan untuk kemudian diseleksi dan dipilih yang paling
sesuai dengan kebutuhan organisasi.
3.3.5 Pembuatan Perencanaan
BCP adalah kumpulan prosedur dan informasi yang terintegrasi yang digunakan untuk
pemulihan proses bisnis organisasi ketika organisasi dilanda bencana. BCP dapat menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana untuk proses pemulihan organisasi. Pada
tahap ini, perencanaan dibuat dan didokumentasikan berdasarkan dengan hasil analisis yang
telah dilakukan.
3.3.6 Pengujian dan Perawatan
Tahap pengujian dan perawatan merupakan tahap untuk melakukan peninjaun kembali
terhadap BCP yang dibuat, untuk memastikan perencanaan lengkap dan akurat. Tahap ini
juga dapat membantu untuk menemukan hal-hal yang dirasa memerlukan pengembangan.
Pengujian, pelatihan, dan audit merupakan hal-hal yang menjadi satu kesatuan dalam sebuah
perawatan (Gambar III-8) [SNE07]. Sebuah kesatuan perawatan yaitu pengujian rencana,
pelatihan pegawai, dan perawatan rencana itu sendiri. Ketika dilakukan pengujian dan
pelatihan, dapat ditemukan hal-hal yang memerlukan perbaikan atau pengembangan.
III-18
Gambar III-8 Perawatan Bencana
Dalam tahap perawatan, proses pembangunan BCP dapat dilakukan dengan melakukan iterasi
dengan kembali ke tahapan sebelumnya, sesuai dengan kondisi perubahan yang terjadi dalam
organisasi (Gambar III-9).
Gambar III-9 Iterasi Tahapan Pembangunan BCP
3.4 Studi Kasus
Dalam Tugas Akhir ini, pembangunan BCP dilakukan dengan menggunakan sebuah
organisasi sebagai studi kasus. Studi kasus pembangunan BCP akan dilakukan pada PT Pos
Indonesia dengan mengambil salah satu kantornya, yaitu Kantor Pos Besar Bandung.
Sebelum dilakukan penerapan metodologi yang telah ditentukan, dilakukan analisis organisasi
tersebut, berdasarkan kepemilikan BCP dan keterkaitan dengan kebutuhan data organisasi
dalam proses pembangunan BCP.
3.4.1 Profil Organisasi
PT Pos Indonesia merupakan perusahaan negara yang bergerak dalam bidang pelayanan
pengantaran surat, paket, maupun uang. Secara struktural, Kantor Pos Besar Bandung
merupakan kantor yang berada di bawah Kantor Wilayah Usaha Pos V Jawa Barat, Kantor
Wilayah berada di bawah Kantor Pusat PT Pos Indonesia, sedangkan Kantor Pos Besar
membawahi beberapa Kantor Pos Cabang (Gambar III-10). Kantor Pos Besar Bandung
III-19
berada di Jl. Asia Afrika 49 Bandung 40111, namun kantor pos ini memiliki kode pos khusus,
yaitu kode pos 40000.
3.4.2 Kondisi Organisasi
PT Pos Indonesia tidak memiliki BCP, begitu pula dengan Kantor Pos Besar Bandung. Di
lingkungan Kantor Pos Besar Bandung dikenal prosedur yang disebut K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja). K3 merupakan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.
Pengertian K3 adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat suatu pekerjaan. K3 yang
dikenal di lingkungan Kantor Pos Besar Bandung berasal dari K3 yang disosialisasikan
oleh Kantor Pos Wilayah pada tahun 2008. Dalam sosialisasi tersebut, dilakukan pula
semacam simulasi sederhana sebagai pengujian implementasi K3, namun K3 tersebut
tidak terdokumentasikan dengan baik sehingga Kantor Pos Besar Bandung belum
memiliki dokumentasi K3.
3.4.3 Penerapan Metodologi
Dengan melihat kondisi organisasi yang telah dijelaskan sebelumnya, model pembangunan
yang telah ditentukan sesuai dengan kondisi Kantor Pos Besar Bandung. Pembangunan BCP
dilakukan dari awal karena organisasi belum memiliki BCP. Prosedur K3 yang tidak
Gambar III-10 Struktur Kantor Pos Berdasarkan Jenis Kantor
III-20
terdokumentasikan dengan baik tidak dapat digunakan sebagai referensi. Penerapan
metodologi pembangunan BCP yang akan dilakukan di Kantor Pos Besar Bandung, yaitu:
1. Inisiasi
Dalam tahap ini, dilakukan identifikasi awal organisasi dan pendefinisian objektif dan
lingkup BCP yang disesuaikan dengan kondisi Kantor Pos Besar Bandung
2. Penilaian risiko
Penilaian risiko yang akan dilakukan berupa identifikasi dan penilaian risiko yang
dapat terjadi pada Kantor Pos Besar Bandung.
3. Analisis Dampak Bisnis (Business Impact Analysis)
Dalam analisis dampak bisnis, dilakukan identifikasi fungsi bisnis utama dan
penggunaan IT di Kantor Pos Besar Bandung, kemudian analisis dampak yang
ditimbulkan oleh risiko-risiko yang telah diidentifikasi dalam tahap penilaian risiko.
4. Pemilihan strategi
Setelah dilakukan BIA, kemudian dilakukan pemilihan strategi disesuaikan dengan
risiko dan efek yang ditimbulkan.
5. Pembuatan perencanaan
Setelah penentuan strategi, perencanaan yang telah dibuat harus didokumentasikan
dengan jelas. Dokumentasi rencana dibuat sederhana, mudah dimengerti, dan mudah
diaplikasikan.
6. Pengujian dan perawatan
Setelah perencanaan didokumentasikan, sebaiknya dilakukan pengujian. Hasil
pengujian kemudian dijadikan evaluasi sebagai landasan pengembangan BCP ke
depannya. Tahap pengujian dan perawatan BCP ini selain dilakukan secara berkala,
juga membutuhkan periode waktu yang cukup lama sehingga dapat mengganggu
kegiatan di Kantor Pos Besar Bandung. Pengujian yang dapat dilakukan dan tidak
mengganggu kegiatan di Kantor Pos Besar Bandung adalah pengujian data (checklist
testing). Implementasi yang akan dilakukan dalam tahap ini, yaitu pembuatan metode
pengujian, pembuatan jadwal & petunjuk perawatan, pembuatan jadwal & petunjuk
pelatihan.