BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114...

60
38 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.1 Analisa Konteks Lingkungan Lokasi untuk projek agrowisata mangrove berada di Kecamatan Pekalongan Utara. Secara administratif, Kota Pekalongan terbagi menjadi 4 Kecamatan yakni Kecamatan Pekalongan Barat, Pekalongan Utara, Pekalongan Timur dan Pekalongan Selatan. Luas wilayah Kota Pekalongan tercatat seluas 4.525 Ha, atau sekitar 0,14% dari luas Provinsi Jawa Tengah (Luas Jawa Tengah 3.254.000 Ha). Berdasarkan data dari stasiun Meteorologi dan Geofisika Kota Pekalongan, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari (844mm) dan terendah pada bulan Agustus (0mm). Jumlah hari hujan banyak terjadi pada bulan Januari sebanyak 23 hari, sedangkan jumlah hari hujan paling sedikit terjadi pada bulan Agustus sebanyak 0 hari. Secara khusus, berdasarkan zonasi wilayah (Mengacu pada Keputusan Walikota Pekalongan Nomor 523/138 Tahun 2010 tanggal 1 Juli 2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan Kota Pekalongan, Zona Inti Kawasan Minapolitan berada pada sebagian wilayah Kecamatan Pekalongan Utara, dengan luas wilayah sebesar 73,62 Ha. Topografi wilayah Kecamatan Pekalongan Utara dan sekitarnya merupakan daerah

Transcript of BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114...

Page 1: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

38

BAB III

ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur

3.1.1 Analisa Konteks Lingkungan

Lokasi untuk projek agrowisata mangrove berada di Kecamatan

Pekalongan Utara. Secara administratif, Kota Pekalongan terbagi menjadi 4

Kecamatan yakni Kecamatan Pekalongan Barat, Pekalongan Utara,

Pekalongan Timur dan Pekalongan Selatan. Luas wilayah Kota Pekalongan

tercatat seluas 4.525 Ha, atau sekitar 0,14% dari luas Provinsi Jawa Tengah

(Luas Jawa Tengah 3.254.000 Ha).

Berdasarkan data dari stasiun Meteorologi dan Geofisika Kota

Pekalongan, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari (844mm) dan

terendah pada bulan Agustus (0mm). Jumlah hari hujan banyak terjadi

pada bulan Januari sebanyak 23 hari, sedangkan jumlah hari hujan paling

sedikit terjadi pada bulan Agustus sebanyak 0 hari.

Secara khusus, berdasarkan zonasi wilayah (Mengacu pada Keputusan

Walikota Pekalongan Nomor 523/138 Tahun 2010 tanggal 1 Juli 2010

tentang Penetapan Kawasan Minapolitan Kota Pekalongan, Zona Inti

Kawasan Minapolitan berada pada sebagian wilayah Kecamatan

Pekalongan Utara, dengan luas wilayah sebesar 73,62 Ha. Topografi

wilayah Kecamatan Pekalongan Utara dan sekitarnya merupakan daerah

Page 2: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

39

dataran rendah landai, kawasan pesisir dengan ketinggian kurang lebih 1

meter dpl. Secara geografis Kecamatan Pekalongan Utara berada pada

kawasan pesisir yang dibatasi oleh:

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Timur : Kabupaten Batang

Sebelah Selatan : Kecamatan Pekalongan Selatan

Sebelah Barat : Kabupaten Pekalongan

Gambar.3.1 Peta Kontur Kota Pekalongan

Sumber : Bappeda Kota Pekalongan

Page 3: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

40

Tabel 3.1 Permasalahan dan Potensi Kel. Krapyak Lor

Sumber : Analisa Pribadi

Analisa tapak kawasan Agrowisata Mangrove di Pekalongan, sebagai berikut :

a. Alternative pertama adalah Kelurahan Krapyak Lor

Strength (Kekuatan) : agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

pesisir pantai yang menarik karena melibatkan pengunjung dan warga..

Weakness (Kelemahan) : kerusakan hutan mangrove yang

memprihatinkan serta kurangnya peran serta masyarakat dalam

melestarikan mangrove.

PERMASALAHAN POTENSI

Kelurahan Krapyak Lor

Belum direncanakan kegiatan

yang dapat menarik minat

warga sekitar.

Daya tarik wisatawan

Hutan Mangrove

Kerusakan hutan mangrove yang memprihatinkan, perlu adanya pengawasan apabila

dijadikan wisata.

Mangrove dapat menjaga pesisir pantai dan ekosistem laut.

Menjadi obyek wisata

Pembibitan Mangrove

Belum ada pengolahan lahan untuk pembibitan mangrove

Menjadi tujuan wisata utama dalam agrowisata.

Meningkatkan perekonomian warga dalam penjualan bibit.

Tambak Pengolahan lahan untuk pembudidayaan belum

maksimal

Menjadi salah satu fasilitas penunjang dalam agrowisata.

Page 4: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

41

Oportunities (Kesempatan) : agrowisata mangrove dapat menjadi objek

wisata daerah pesisir yang sekaligus dapat menjaga pesisir pantai dari

abrasi.

Threatness (Ancaman) : pengetahuan dan kesadaran masyarakat sekitar

yang masih kurang tentang mangrove.

Sumber : Analisa Pribadi

PERMASALAHAN POTENSI

Kelurahan Degayu

Belum direncanakan kegiatan

yang dapat menarik minat

warga sekitar.

Daya tarik wisatawan.

Hutan Mangrove

Kerusakan hutan mangrove yang memprihatinkan, perlu adanya pengawasan apabila

dijadikan obyek wisata.

Mangrove dapat menjaga pesisir pantai dan ekosistem laut.

Menjadi obyek wisata

Pembibitan Mangrove

Pengolahan lahan untuk pembibitan mangrove

Kurangnya minat masyarakat

Menjadi tujuan wisata utama dalam agrowisata.

Meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan penjualan bibit .

Tambak Pengolahan lahan untuk

pembudidayaan Menjadi salah satu fasilitas

penunjang dalam agrowisata.

Tabel 3.2 Permasalahan dan potensi Kelurahan Degayu

Page 5: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

42

b. Alternative kedua adalah Kelurahan Degayu

Strength (Kekuatan) : peran mangrove untuk menjaga ekosistem pesisir

laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata pesisir pantai

yang menarik.

Weakness (Kelemahan) : kerusakan hutan mangrove yang

memprihatinkan serta kurangnya peran serta masyarakat dalam

melestarikan mangrove, pengelolaan lahan yang belum maksimal.

Oportunities (Kesempatan) : agrowisata mangrove dapat menjadi objek

wisata daerah pesisir yang sekaligus dapat menjaga pesisir pantai dari

abrasi, pengelolaan lahan yang maksimal dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat sekitar selain penjualan bibit mangrove.

Threatness (Ancaman) : pengetahuan dan kesadaran masyarakat sekitar

yang masih kurang tentang mangrove.

Akses menuju lokasi mudah dicapai. Hal ini dikarenakan kawasan wisata

Pantai Slamaran. Selain itu area lokasi dengan dengan permukiman penduduk

sehingga masyarakat dengan mudah terlibat langsung dalam mendukung

wisata alam di kawasan tersebut.

Analisa pemilihan tapak

Beberapa kriteria dalam pemilihan tapak

- Pantai berpotensi abrasi.

- Topografi pantai landai.

Page 6: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

43

- Lokasi tapak memiliki aksesibilitas yang mudah dicapai baik

menggunakan transportasi pribadi maupun transportasi umum.

- Pada lokasi tapak sudah terdapat utilitas kota yang memadai.

- Pengelolaan lahan untuk Pembibitan mangrove.

- Iklim mikro pada lokasi tapak tergolong baik.

- Memiliki luas area lahan yang menampung semua fasilitas yang akan

direncanakan pada Agrowisata Mangrove.

Tabel 3.3 Kriteria Alternatif Lokasi

Sumber : Analisa Pribadi

Kriteria Alternative 1 Alternative 2

Pantai 4 4

Topografi 4 4

Aksesibilitas 4 4

Utilitas kota 3 3

View 2 3

Iklim Mikro 2 2

Luas Area 2 3

Jumlah 21 23

Page 7: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

44

Tapak yang terpilih berada di Kelurahan Degayu.

Batas-batas Utara : Laut Jawa

Timur : Jalan lingkungan

Selatan: Jalan lingkungan

Barat :Permukiman

Berdasarkan penyusunan zonasi Kota Pekalongan, wilayah

Kelurahan Degayu dapat dikelompokkan menjadi 2 kawasan yaitu

kawasan konservasi seluas 9 ha, dan kawasan pemanfaatan umum

seluas 328,5. Kawasan konservasi yang masuk di Kelurahan Degayu ini

meliputi zona konservasi pesisir seluas 7 ha, dan kawasan polder 2 ha.

Sedangkan kawasan pemanfaatan umum meliputi zona permukiman

seluas 67,09 ha, tambak 19,84 ha, pertanian 222,3 ha, campuran

(perdagangan dan jasa) 2,01 ha, industri 10 ha, wisata bahari 2,76 ha

dan zona TPA sampah 4,5 ha.

3.1.2 Analisa Kondisi Sarana dan Prasarana

Jaringan Utilitas

Jaringan Listrik

Kebutuhan listrk di Kelurahan

Degayu disediakan Perusahaan Listrik

Negara (PLN) disalurkan melalui tiang-

tiang listrik.

Gambar 3.2 Tiang listrik

Sumber: Dok. Pribadi

Page 8: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

45

Jaringan Prasarana Kota

Jalan

Lampu Jalan

Akses menuju Degayu

cukup mudah. Kondisi jalan

cukup baik. Lebar jalan kurang

lebih 6m.

Gambar 3.3 Jalan Sumur Pantau

Sumber: Dok. Pribadi

Prasarana di sekitar

lokasi sudah dilengkapi dengan

lampu jalan.

Gambar 3.4 Lampu jalan

Sumber: Dok. Pribadi

Page 9: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

46

Drainase

Persampahan

Prasarana di sekitar

lokasi sudah dilengkapi dengan

persampahan.

Gambar 3.6 Sampah

Sumber: Dok. Pribadi

Prasarana di sekitar

lokasi sudah dilengkapi dengan

drainase.

Gambar 3.5 drainase

Sumber: Dok. Pribadi

Page 10: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

47

3.2. Analisa Pendekatan Masing-masing Fungsi

3.2.1 Studi Aktivitas

1. Studi Aktivitas

Pengelompokkan studi aktivitas yang dilakukan di Agrowisata

Mangrove, yaitu :

Aktivitas Wisata, kelompok ativitas yang dilakukan di Agrowisata

Mangrove, seperti : menanam mangrove, berkeliling sekitar

Agrowisata, mengamati proses pembibitan mangrove, melihat

pameran mangrove, membaca buku tentang mangrove, menonton

film tentang mangrove.

Aktivitas Penunjang, kelompok aktivitas yang menunjang di

Agrowisata Mangrove seperti : workshop tentang mangrove,

makan dan minum, membeli souvenir, beristirahat.

Aktivitas Pengelola, kelompok aktivitas pengelolaan Agrowisata

Mangrove untuk tujuan mengatur kegiatan, administrasi,

keuangan da service serta pemeliharaan sarana dan prasarana.

Aktivitas Service, kelompok aktivitas yang berhubungan dengan

kegiatan service, seperti : wudhu, ibbadah, mandi, bilas, mengatur

parkir, manjaga keamanan, menjaga kebersihan di Agrowisata

Mangrove.

Page 11: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

48

Tabel 3.4 kelompok aktivitas, pelaku dan sifatnya

Kelompok Aktivitas Aktivitas Pelaku Sifat

Aktivitas Wisata

Menanam Mangrove Pengunjung :

- Umum

- Instansi

Pengelola

Semi Privat

Berkeliling sekitar Agrowisata

Pengunjung :

- Umum

- Instansi

Pengelola

Publik

Mengamati proses pembibitan mangrove

Pengunjung Publik

Mendapatkan penjelasan tentang mangrove

Pengunjung Publik

Melihat pameran mangrove

Pengunjung :

- Umum

- Instansi

Semi Publik

Membaca buku tentang mangrove

Pengunjung Publik

Menonton film tentang mangrove

Pengunjung Publik

Workshop tentang mangrove

Pengunjung Publik

Aktivitas Penunjang

Mencari Informasi umum tentang Agrowisata Mangrove

Pengunjung :

- Khusus

- Instansi

Semi publik

Mengadakan pertemuan dengan

Pengunjung Publik

Page 12: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

49

pihak terkait

Membeli tiket Pengunjung :

- Khusus

- Instansi

Semi Publik

Makan dan minum Pengunjung Publik

Membeli souvenir Pengunjung

Pengelola Publik

Beristirahat / Menginap

Pengunjung Publik

Pemeriksaan kesehatan

Pengunjung Publik

Mengelola dan koordinasi seluruh staff di Agrowisata Mangrove

Pengelola

Pengunjung

Semi Publik

Aktivitas Pengelola

Mengatur manajemen Agrowisata Mangrove

Kepala dan Wakil Kepala Agrowisata

Mangrove Privat

Mengatur personalia Agrowisata Mangrove

Sekretaris

Bendahara Privat

Mengelola dan data area sentuh mangrove

Bagian Personalia Privat

Mengelola dan data pembibitan Mangrove

Pengelola Bid. Sentuh Mangrove

Privat

Mengelola galeri dan Perpustakaan Mangrove

Pengelola Bid. Pembibitan

Privat

Memberikan informasi, promosi dan publikasi

Pengelola Bid. Galeri dan

Perpustakaan Privat

Mengelola administrasi

Pengelola Bid. Humas

Privat

Page 13: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

50

Agrowisata Mangrove

Menjaga keamanan Agrowisata Mangrove

Pengelola Bid. Administrasi

Privat

Aktivitas pelayanan Umum

Penjualan tiket, souvenir

Kepala dan Petugas Keamanan

Privat

Melayani pesanan makanan, memasak, mengelola resto

Staff Pelayanan umum

Privat

Perawatan bangunan Agrowisata Mangrove

Staff resto Privat

Pemeriksaan kesehatan

Kepala dan Staff Maintenance

Privat

Membersihkan area Agrowisata Mangrove

Staff Kesehatan Privat

Wudhu Kepala dan Staff Kebersihan

Privat

Aktivitas Servis Sholat Pengunjung

Pengelola

Staff

Privat

Mandi, Bilas Pengunjung

Pengelola

Staff

Privat

BAK, BAB Pengunjung

Pengelola

Staff

Privat

Menjaga Keamanan Pengunjung

Pengelola

Staff

Privat

Menjaga Parkir Petugas Keamanan Privat

Membersihkan area Petugas parkir Privat

Page 14: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

51

Agrowisata Mangrove

Maintenance Petugas Kebersihan

Privat

Sumber : Analisa Pribadi

2. Pola Aktivitas

a. Aktivitas Pengelola

Bagan 3.1Pola Aktivitas Pengelola

Sumber : Analisa Pribadi

b. Aktivitas Wisata

Datang Parkir

Drop off

Absen Bekerja

Rapat

Istirahat

Absen

Pulang

Datang

Drop off Mencari

informasi

Parkir Datang

Membeli

tiket

Pengarahan

tentang

mangrove

Workshop mangrove

Melihat pameran

Keliling sekitar

Agrowisata

Menonton film mangrove

Membaca buku mangrove

Istirahat Pulang

Aktivitas

Pengunjung

Khusus

Bagan 3.2 Pola Aktivitas Wisata

Sumber : Analisa Pribadi

Page 15: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

52

3. Studi Jumlah Pelaku

a. Pendekatan Jumlah Pengunjung

Data jumlah pengunjung ke Obyek wisata Pekalongan tahun

2007- 2011, sebagai berikut :

Tabel 3.5 Jumlah pengunjung Obyek Wisata Kota Pekalongan

Tahun 2007-2011

Tahun Jumlah Pengunjung

2007 140.285

2008 179.316

2009 251.411

2010 215.568

2011 226.978

Sumber: Dinas Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan

- Jumlah rata-rata pengunjung per hari :

Tahun 2007: (140.285 : 365)= 384,34 (384 orang/hari)

Tahun 2008: (179.316: 365)= 491,27 (491-492 orang/hari)

Tahun 2009: (251.411: 365)= 688,79 (688-690 orang/hari)

Tahun 2010: (215.568: 365)= 590,59 (590-591 orang/hari)

Tahun 2011: (226.978: 365)= 621,85 (621-622 orang/hari)

Berdasarkan studi emphiris pada tempat wisata tersebut maka

pendekatan jumlah pengunjung Agrowisata Mangrove, sebagai berikut:

Page 16: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

53

Tabel 3.6 Jumlah Pengunjung

Pelaku Jumlah

Pengunjung pada hari kerja 100 -200 orang

Pengunjung pada akhir pekan 200-300 orang

Pengunjung pada hari libur Maksimal 500 orang

Pengunjung Khusus (rombongan) 100-200 orang

Sumber : Analisa Pribadi

Tabel 3.7 Jam puncak keramaian pengunjung

Pagi

Pukul 09.00-11.00

Siang

Pukul 11.00-13.30

Sore

Pukul 13.30-16.00

30 % 35 % 35 %

150 orang 175 orang 175 orang

Sumber : Analisa Pribadi

b. Pendekatan Jumlah Pengelola

Tabel 3.8 Jumlah Pengelola Pengelola Agrowisata Mangrove

Pelaku Jumlah

Kepala 1

Wakil Kepala 1

KaBag Adiminitrasi dan staff 1

Sekretaris 1

Bendahara 1

Personalia 3

Rumah tangga 2

Humas 3

Total 10

Page 17: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

54

Tabel 3.9 Jumlah Pengelola Galeri dan Perpustakaan Bagian Galeri dan Perpustakaan

Pelaku Jumlah

Kepala 1

Wakil Kepala 1

Sekretaris 1

Bendahara 1

Staff Perpustakaan

- Resepsionis dan informasi

- Staff bag. Koleksi

- Staff bag. Perawatan Buku

- Staff bag. Pengawasan

1

2

2

1

Staff Galeri

- Resepsionis dan informasi

- Staff bag. Koleksi

- Staff bag. Perawatan

- Staff bag. Pengawasan

1

2

2

1

Total 16

Tabel 3.10 Jumlah Pengelola sentuh mangrove dan Pembibitan

Bagian sentuh mangrove dan Pembibitan

Pelaku Jumlah

Kepala 1

Wakil Kepala 1

Sekretaris 1

Page 18: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

55

Bendahara 1

Staff Sentuh Mangrove

Staff pembibitan

Staff logistik

Karyawan

3

3

3

5

Total 18

Tabel 3.11 Jumlah Pengelola Servis dan Pelayanan Umum

Servis dan Pelayanan Umum

Pelaku Jumlah

Staff keamanan dan Maintenance

- Security

- Cleaning servis

- Teknisi

6

10

4

Staff Pelayanan Umum

- Resepsionis dan informasi

- Penjualan tiket

- Penitipan barang

3

2

2

Staff Resto

- Manajer resto

- Koki

- Waiters

- Kasir

1

4

8

2

Staff klinik

- Dokter

1

Page 19: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

56

- Perawat

- Administrasi

1

1

Total 43

Sumber : analisis Pribadi

4. Jam Operasional

Agrowisata Mangrove memiliki jam operasional sebagai berikut :

a. Wisata Mangrove

Hari : Senin - Minggu

Pukul : 09.00 – 16.00 WIB

Pelayanan dibuka untuk umum.

b. Sentuh Mangrove dan Pembibitan

Hari : Rabu - Minggu

Pukul : 09.00 – 16.00 WIB

(keterangan : sentuh mangrove/penanaman mangrove

dapat dilakukan periodic sesuai dengan waktu tanam

tanaman mangrove. Pengamatan pembibitan dapat

dilakukan setiap hari rabu-minggu).

c. Galeri dan Perpustakaan Mangrove

Hari : Selasa - Minggu

Pukul : 09.00 – 16.00 WIB

(Keterangan : hari senin tutup untuk jadwal maintenance).

Pemutaran film di ruang audio visual Galeri Mangrove akan

berlangsung setiap 2 jam sekali.

Page 20: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

57

Pukul : 10.00 ; 12.00 ; 14.00 WIB

d. Fasilitas Penunjang

Fasilitas Penunjang Loket, Toko Souvenir, Resto, Klinik,

Homestay buka mengikuti jam operasional wisata Mangrove.

Jam kegiatan Ruang Workshop (1)

Hari : Selasa - Minggu

Pukul : 10.00 ; 12.00 ; 14.00 WIB

(keterangan : Workshop memliki durasi satu jam, satu jam

selanjutnya untuk istirahat).

Jam kegiatan Ruang Workshop (2)

Hari : Rabu, Jumat dan Minggu

Pukul : 09.00 ; 12.00 ; 14.00

(keterangan : R. workshop (2) memiliki durasi dua jam

untuk belajar membatik pewarna alami dari mangrove).

Jam kegiatan Ruang Pertemuan

Hari : Selasa - Minggu

Pukul : 09.00 – 16.00 WIB

(Keterangan : hari senin tutup untuk jadwal maintenance).

e. Jam Operasional Kantor

Hari : Senin - Jumat

Pukul : 08 -.00 – 16.00

Page 21: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

58

(kantor buka dari hari Senin sampai hari Jumat, untuk

bagian pelayanan umum hari sabtu dan minggu tetap

masuk).

5. Studi Fasilitas

a. Kebutuhan Ruang

Tabel 3.12 Kebutuhan Ruang

Kelompok Aktivitas Wisata

Pelaku Aktivitas Kebutuhan

Ruang Waktu

Pengunjung

Melihat pameran Mangrove

Galeri Mangrove

09.00 – 16.00 WIB

Mencari dan Membaca buku

r. baca Perpustakaan

09.00 – 16.00 WIB

Menonton film Mangrove

r. audio visual 09.00 – 16.00 WIB

Menanam bibit mangrove

Tempat sentuh mangrove

Periodik

Mengamati pembibitan mangrove

Tempat pembibitan

Periodik

Staff Galeri Memeriksa koleksi pameran

Galeri Mangrove

Periodic

Staff Galeri Menyimpan koleksi pameran

r. penyimpanan

Periodic

Staff Perpustakaan

Memeriksa dan menyimpan koleksi buku

r. koleksi buku Periodic

Fasilitas Penunjang

Pengunjung khusus

Workshop tentang Mangrove

r. workhop 09.00 – 16.00 WIB

Pengunjung khusus

Workshop tentang pewarna batik dari

r. workhop (2) 09.00 – 16.00 WIB

Page 22: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

59

Mangrove

Pengunjung Khusus

Penjelasan tentang mangrove

r. pertemuan 09.00 – 16.00 WIB

Pengunjung

Mencari informasi tentang Agrowisata mangrove

r. informasi 09.00 – 16.00 WIB

Membeli tiket Loket 09.00 – 16.00 WIB

Membeli souvenir Toko souvenir 09.00 – 16.00 WIB

Menginap Homestay 09.00 – 16.00 WIB

Semua Pelaku Makan dan minum Resto 09.00 – 16.00 WIB

Koki Menyiapkan makan dan minuman

Dapur Resto Harian 08.00-17.00

Semua Pelaku Pemeriksaan Kesehatan

Klinik Harian

Kelompok Service

Petugas Keamanan

Menjaga keamanan Agrowisata Mangrove

Area Agrowisata Mangrove

Harian (24 jam)

Petugas keamanan

Memeriksa keadaan sekitar

Pos Keamanan

Harian (24 jam)

Teknisi Maintenance r. ME Harian 08.00-17.00

Menyimpan alat-alat Gudang Harian 08.00-17.00

Semua Pelaku (muslim)

Wudhu Tempat wudhu Harian

Semua Pelaku (muslim)

Sholat Mushola Harian

Page 23: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

60

Semua pelaku Mandi, bilas Kamar mandi Harian

Semua pelaku BAK, BAB Toilet Harian

Petugas Kebersihan

Membersihkan area wisata

Area Agrowisata Mangrove

Harian 08.00-17.00

Sumber : Analisa Pribadi

b. Hubungan Ruang Makro

Bagan 3.3 hubungan Ruang Makro

Sumber : Analisa Pribadi

Plaza

Entrance

Fasilitas Service

Parkir,Pos Keamanan, r. ME, Tempat wudhu, Mushola, Kamar mandi, Toilet, Area Agrowisata Mangrove

Fasilitas utama wisata

Galeri, perpustakaan, sentuh mangrove,

tempat pembibitan, r. Audio visual,

Fasilitas Penunjang

r. workshop, r. pertemuan, r. informasi, Loket, Toko souvenir, Homestay, Resto, Dapur Resto, Klinik.

Page 24: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

61

c. Besaran Ruang

Tabel 3.13 Besaran Ruang

Fasilitas Bagian Pengelola

Ruang Perabot Luas Luas

+sirkulasi Sumber

R. Kerja Kepala (1 orang)

Meja/kursi

kerja

3,1 x 3,3

Rak buku

0,5 x 1,2

Sofa

1,9 x 3,0

10,23

0,6

5,7

16,5 m2 + flow

50%

= 24,8 m2

Human dimention and interior space

R. wakil Kepala (1 orang)

Meja/kursi

kerja

3,1 x 3,3

Rak buku

0,5 x 1,2

Sofa

1,9 x 3,0

10,23

0,6

5,7

16,5 m2 + flow

50%

= 24,8 m2

R. Ka.Bag (5 orang)

Meja/kursi

kerja

3,1 x 3,3

Rak buku

0,5 x 1,2

Sofa

1,9 x 3,0

51,15

3

28,5

82,65 m2

+ flow

40%

=115,7 m2

R. Staf Administrasi

- Sekretariat

- Personalia

- Keuangan

- Humas

- Rumah Tangga

(10 orang)

Meja/kursi

kerja

1,9 x 2,1

39,9

3

42,9 m2

+ flow

30%

= 55,8 m2

Page 25: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

62

Rak buku

0,5 x 1,2

R. Staff Galeri dan Perpustakaan

(10 orang)

Meja/kursi

kerja

1,9 x 2,1

Rak buku

0,5 x 1,2

39,9

3

42,9 m2

+ flow

30%

= 55,8 m2

R. staff bagian Sentuh mangrove dan Pembibitan

(10 orang)

Meja/kursi

kerja

1,9 x 2,1

Rak buku

0,5 x 1,2

39,9

3

42,9 m2

+ flow

30%

= 55,8 m2

R. Staff Pelayanan Umum (6 orang)

Meja/kursi

kerja

1,9 x 2,1

Rak buku

0,5 x 1,2

23,94

3,6

27,54 m2

+ flow

30%

= 35,8 m2

R. Staf Teknik &

Maintenance

(4 orang)

Meja/kursi

kerja

1,9 x 2,1

Rak buku

0,5 x 1,2

23,94

3,6

27,54 m2

+ flow

30%

= 35,8 m2

R. Rapat (20 orang) Meja

1,5 x 3,0

Kursi

0,6 x 0,65

90

7,8

97,8 m2

+ flow

50%

=146,7 m2

R. Arsip Meja

0,6 x 1,2

Kursi

0,5 x 0,6

Rak

0,5 x 1,2

1,44

0,6

3,6

5,64 m2

+ flow

30%

= 7,3 m2

R. Tunggu Sofa

1,9 x 3,0

Meja informasi

5,7

9,3 m2

+ flow

50%

Page 26: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

63

1,8 x 2,0 3,6 = 14,0 m2

Luas Fasilitas Pengelola 572,3 m2

Sumber : Analisa Pribadi

Tabel 3.14 Besaran Ruang Bagian Penunjang

Fasilitas Bagian Penunjang

Ruang Perabot Luas Luas

+sirkulasi Sumber

Lobby

(100 orang)

Kursi

0,5 x 0,6

Area berdiri

2,0 m2/org

30

200

230 m2

+ flow 50%

= 345 m2

Human dimention and interior space

R. Informasi Meja informasi

1,8 x 2,0

3,6

3,6 m2

+ flow 50%

= 5,4 m2

Loket Loket tiket

1,8 x 2,0

3,6

3,6 m2

+ flow 100%

= 7,2 m2

R. Workshop (2)

(@50 orang)

Meja

0,6 x 1,2

Kursi

0,45 x 0,45

72

100

172 m2

+ flow 25%

=215 m2

R. Pertemuan

(100 orang)

2 m2 / org

2 m2 / org

200 m2

+ flow 50%

= 300 m2

Resto

(15 staff, 100 pegunjung)

Meja makan

1,0 x 1,0

Kursi makan

0,45 x 0,45

Meja Kasir

0,75 x 2

Kursi Kasir

d=0,30

112 m2

39,6 m2

3 m2

0,72 m2

158,7 m2

+ flow 50%

= 238,05 m2

AP

AP

Page 27: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

64

vending

machine

0,75 x 1,5

3,375 m2

HD

Toko Souvenir

(100 pengunjung.

4 staf)

Pengunjung

1 m2 /org

Rak display

0,6 x 15

Meja display

0,8 x 15

Meja kasir

0,75 x 2,00

Kursi kasir

d=0,30

Mesin kasir

110 m2

18 m2

12 m2

9 m2

1,08 m2

150,08 m2

+ flow 50%

= 225,12 m2

SB

SB

HD

AP

Homestay 8 kamar

3m x 4m

96 m2

96 m2

AP

Total 1431,77 m2

Tabel 3.15 Besaran Ruang Galeri

Bagian Galeri

Ruang Perabot Luas Luas

+sirkulasi Sumber

R. Pamer Ekosistem Mangrove

Panel (5) 2,0x2,0

Pengunjung 1,5 m2 /org

20 m2

225 m2

245 m2

+ flow 50%

= 367,5 m2

DA

SB

R. Pameran Tanaman Mangrove

Panel (20) 1,0x2,0

Pengunjung

1,5 m2 /org

40 m2

225 m2

265 m2

+ flow 50%

= 397,5 m2

DA

SB

R. Pameran Binatang endemic Mangrove

Panel (15) 1,0x1,0

Pengunjung

15 m2

225 m2

240 m2

+ flow 50%

= 360 m2

DA

Page 28: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

65

1,5 m2 /org SB

R. Audio Visual

(60 orang)

Kursi

0,65 x 1,05

122,85

m2

122,85 m2

+ flow 40%

= 172 m2

SB

Gudang

5m x 5m

25 m2

25 m2 AP

Total 1322 m2

Tabel 3.16 Besaran Ruang Perpustakaan

Bagian Perpustakaan

Ruang Perabot Luas Luas

+sirkulasi Sumber

Hall (20 orang) Pengunjung 1,5 m2 /org

30 m2 AP

R. Petugas

(5 orang)

Meja/kursi

kerja

1,5 x 1,5

11,25 m2

11,25 m2

+ flow 30%

= 15 m2

DA

SB

R. Baca

(50 orang)

baca

1,8 x 2,0

20 Rak buku

0,5 x 1,2

Loker

0,6 x 1,8

180 m2

12 m2

2,16 m2

197,16 m2

+ flow 50%

= 194,16 m2

DA

SB

R. Koleksi Buku

(25 rak buku)

Rak buku

0,4 x 1,2 12 m2

12 m2

+ flow 50%

= 18 m2

HD

R. Komputer

(10 orang)

Meja/kursi

kerja

1,5 x 1,5

22,5 m2

22,5 m2

+ flow 30%

= 29,25 m2

HD

Page 29: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

66

Gudang

5m x 5m

25 m2

25 m2 AP

Total 311,41 m2

Tabel 3.17 Besaran Ruang Pembibitan

Bagian Pembibitan

Ruang Perabot Luas Luas Sumber

Area Pembibitan Bedengan 25 X 50

1250 m2 SB

Area Penjualan Bedengan 15 x 20 300 m2 AP

Gudang Alat Alat-alat

pertanian

4 x 4 16 m2

AP

Total 1566 m2

Tabel 3.18 Besaran Ruang Service dan Maintenance

Bagian Service dan Maintenance

Ruang Perabot Luas Luas

+sirkulasi Sumber

Mushola

(25 orang)

Ibadah

0,7 x 1,4cm

24,5 m2 24,5 m2

+ flow 30%

= 31,85 m2

AP

T. Wudhu

10 kran 0,9 x 1,2

10,8 m2

10,8 m2

+ flow 30%

= 14,04 m2

DA

SB

Toilet

(10 orang)

Closet

0,65 x 0,55

Urinoir

0,4 x 0,5

Washtaffel

3,28 x 0,57

3,57 m2

2 m2

9,35 m2

14,95 m2

+ flow 50%

= 22,38 m2

SB

Page 30: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

67

Kamar mandi , bilas

(10 ) 1,5 x 2,0 30 m2

30 m2

+ flow 40%

= 42 m2

Janitor 1,0 x 1,5 1,5 m2 1,5 m2 AP

Gudang

Barang 25 m2 25 m2 AP

Pantry Kitchen set

2,0 x 1,8

Meja

0,75 x 1,2

Kursi

0,45 x 0,45

3,6 m2

3,6 m2

1,62 m2

30 m2

+ flow 30%

= 11,46 m2

AP

R. Genset Genset 50 m2/ ruang

50 m2 TSS

R. Panel Listrik Panel Listrik 6m2/ ruang

30 m2 Asumsi

R. pompa Pompa 20m2/ ruang

20 m2 UB

R. Tandon Air Tandon Asumsi

R. sampah 12m2/ ruang

48m2 Asumsi

Total 296,23 m2

Sumber : Analisa Pribadi

d. Ruang Outdoor/Indoor

Tabel 3.19 Kebutuhan Ruang Outdoor/Indoor

Outdoor Indoor

Tempat Parkir Galeri Mangrove

Sentuh mangrove dan Pembibitan Perpustakaan

Kantor Pengelola

Page 31: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

68

R. workshop

R. pertemuan

Resto

Mushola

Homestay

Klinik

Toilet

Sumber : analisa Pribadi

e. Studi Ruang Khusus

Studi Ruang Khusus adalah Galeri Mangrove

Bagian Galeri

Ruang Perabot Luas Luas

+sirkulasi Sumber

R. Pamer Ekosistem Mangrove

Panel (5) 2,0x2,0

Pengunjung 1,5 m2 /org

20 m2

225 m2

245 m2

+ flow 50%

= 367,5 m2

DA

SB

R. Pameran Tanaman Mangrove

Panel (20) 1,0x2,0

Pengunjung

1,5 m2 /org

40 m2

225 m2

265 m2

+ flow 50%

= 397,5 m2

DA

SB

R. Pameran Binatang endemic Mangrove

Panel (15) 1,0x1,0

Pengunjung

1,5 m2 /org

15 m2

225 m2

240 m2

+ flow 50%

= 360 m2

DA

SB

R. Audio Visual

(60 orang)

Kursi

0,65 x 1,05

122,85

m2

122,85 m2

+ flow 40%

SB

Page 32: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

69

= 172 m2

Gudang

5m x 5m

25 m2

25 m2

Total 1322 m2

Gambar 3.7 R. Pameran Tanaman Mangrove

Gambar 3.8 R. Audio Visual

Page 33: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

70

Sumber : Dok. Pribadi

f. Kebutuhan Luas Bangunan dan Lahan

Tabel 3.20 Kebutuhan Luas Bangunan

Fasilitas Luas

Pengelola 572,3 m2

Penunjang 1431,77 m2

Galeri Mangrove 1322 m2

Perpustakaan Mangrove 311,41 m2

Pembibitan Mangrove 1566 m2

Servis 296,23 m2

Luas Keseluruhan 5499,71 m2

Studi Kebutuhan Ruang Parkir

Jumlah pengunjung maksimal 500 orang

Page 34: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

71

Jumlah seluruh karyawan 87 orang

Asumsi perhitungan dalam penggunaan transportasi sebagai berikut :

35% menggunakan mobil = 35% x 587 = 205

30% menggunakan motor = 30% x 587 = 176

20% menggunakan bus = 20% x 587 = 117

15% menggunakan trasnportasi umum = 15% x 587 = 88

Jumlah mobil

Asumsi tiap mobil dapat mengangkut 4 orang

Menurut Data Arsitek ukuran ideal parkir mobil 5m x 3m = 15m2

Luas area parkir mobil = 205 : 4 = 51,25 ~ 51 mobil

= 51 mobil x 15 m2 = 765 m2

Jumlah motor

Asumsi tiap mobil dapat mengangkut 2 orang

Menurut Data Arsitek ukuran ideal parkir motor 2m x 1m = 2m2

Luas area parkir motor = 176 : 2 = 88 motor

= 88 motor x 2 m2 = 176 m2

Jumlah bus

Asumsi tiap bus dapat mengangkut 50 orang

Menurut Data Arsitek ukuran ideal parkir bus 12m x 3m = 36m2

Luas area parkir bus = 117 : 50 = 2,34 ~ 3 bus

= 3 bus x 36 m2 = 108 m2

Jumlah Luas Parkir = 1049 m2

Page 35: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

72

Sirkulasi 100% = 2098 m2

Luas Keseluruhan = L. Bangunan + L. area parkir

= 5499,71 m2 + 2098 m2

= 7597,71 m2

Berdasarkan peraturan daerah terkait tat ruang, ketentuan untuk

KOefisisen Dasar Bangunan (KDB) adalah 50% san Koefisien Lantai

Bangunan (KLB) adalah 2.

KDH min 10%

Luas lahan yang dibutuhkan

KLB = Luas keseluruhan

Luas Lahan

Luas Lahan = Luas Keseluruhan

KLB

Luas lahan = 7597,71 m2

2

= 3798,86 m2

Luas Lantai Dasar yang dapat dibangun

KDB = Luas Lantai Dasar

Luas Lahan

Luas Lantai Dasar = KDB x Luas Lahan

Page 36: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

73

Luas lantai dasar = 50% x 3798,86 m2

= 1899,43 m2

KDH = 40% x Luas Lahan

= 40% x 7597,71 m2

= 3039,08 m2

Luas total lahan yang dibutuhkan

L. total lahan = Luas Lahan + KDH

= 7597,71 m2 + 3039,08 m2

= 10636,79 m2

3.2.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan

3.2.2.1 Studi SIstem struktur dan Enclosure

a. Sistem Struktur

1. Struktur Bawah

Alternative sistem struktur yang dapat digunakan untuk lahan

daerah pesisir pantai sebagai berikut :

Sistem Struktur Apung

merupakan sistem konstruksi yang tidak melekat/ menempel pada

permukaan tanah melainkan bertumpu pada suatu sistem pengapung

di atas permukaan air.

Ada 3 macam jenis yang mempengaruhi struktur terapung ini:

1. Dorongan akibat arus air yang terjadi dibagian bawah garis air

Page 37: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

74

2. Dorongan akibat angin yang terjadi terhadap bagian struktur

terapung diatas garis air

3. Dorongan akibat ombak/gelombang air

Ada 3 macam system penambatan :

1. Sistem Pile

Keunggulan Sistem Piles :

Sistem piles merupakan struktur

terapung yang mempunyai

keunggulan banguan akan lebih

stabil terhadap angin dan

gelombang.

Tingkat pergerakan lebih rendah.

Kerugian :

Biayanya lebih mahal

Lebih tidak flexible, kurang cocok terhadap daerah yang

berbatu - batu ataupun berpasir

2. Sistem Rantai/Jangkar

Sistem rantai/jangkar adalah

perangkat penambat struktur

terapung yang kedasar perairan,

didanau, laut, sungai sehingga

objek tidak berpindah tempat

Gambar 3.9 Sistem Pile

www.b-foam.com diakses 11 agustus 2016

Gambar 3.10 Sistem Chains

www.b-foam.com diakses 11 agustus 2016

Page 38: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

75

yang di sebabkan hembusan angin. Jangkar dihubungkan

dengan rantai sehingga dapat tersangkut di dasar perairan.

Lebih flexible terhadap gelombang dan angin dari kondisi

dasar laut yang berbatu dan berpasir.

Lebih ekonomis.

Kerugian :

1. Lebih mudah gampang goyah jika ada pergerakan arus atau

2. Tingkat pergerakan lebih tinggi

3. Sistem Skrup (Baut)

Sistem skrup merupakan struktur pemancang dengan

meggunakan patok besi berulir yang

di tancapkan kedasar danau/laut

dengan cara penyetelan dari atas

permukaan air.

Lebih ekonomis dan lebih flexible

dari gelombang dan angin.

Kerugian:

Bangunan akan mudah goyah bila ada pergerakan arus juga

angin.

Tingkat pergerakan lebih tinggi.

(sumber:b-foam.com, 2012)

Gambar 3.11 Sistem skrup

Sumber : www.b-foam.com diakses 11 agustus 2016

Page 39: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

76

Sistem Struktur Panggung

Menurut Josep Prijotomo (1998) pilihan mengangkat bangunan di

atas permukaan tanah bukanlah sekedar mengatasi banjir,

menghindari kelembaban atau menghindari binatang buas, melainkan

mengandung intensi menjaga ekologis bumi agar tidak rusak oleh

pondasi. Selain itu semakin banyak tanah yang tertutup oleh

bangunan akan membuat tanah sukar menyerap air. Hal itu terlihat,

bahwa serangan banjir setiap tahun tidak terhindarkan karena

semakin banyak tanah yang tertutup oleh bangunan-bangunan baru

membuat air semakin sukar terserap oleh tanah.

Konstruksi rumah panggung harus ringan, maka dari itu, biasanya

menggunakan konstruksi kayu dengan pondasi umpak, karena selain

lebih ringan dari konstruksi beton, juga sudah teruji kekuatannya

mengingat dari dulu nenek moyang kita sudah menggunakan bahan

ini sebagai bahan pembuat rumah. Sambungan ditiap pertemuan

kayu biasanya juga menggunakan kayu. Hal ini berguna apabila

bangunan terkena gempa. Sambungan yang terbuat dari kayu

bersifat lentur sehingga memungkinkan bangunan bergerak

mengikuti arah gempa. Hal ini akan membuat konstruksi terhindar

dari patahan struktur. Tapi sebenarnya rumah panggung bisa dibuat

dari bahan apa saja selain kayu, misal bambu dan beton.

Keuntungan Rumah Panggung :

Page 40: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

77

1. Terhindar dari banjir tentunya, karena ketinggian rumah panggung

jauh lebih tinggi dari lingkungan sekitar.

2. Konstruksi rumah panggung diciptakan supaya bangunan

memungkinkan bergerak jika terkena gempa, agar bangunan tidak

rusak atau rubuh.

3. Kolong rumah panggung menjadi area resapan air yang optimal.

Bisa dibuat sumur biopori atau menanam rumput-rumputan agar

lingkungan kita tampak lebih hijau.

4. Penyesuaian suhu di dalam rumah cepat berubah karena tidak

langsung bersentuhan dengan tanah atau beton sehingga

sirkulasi udara lebih bagus.

5. Pada rumah panggung zona privat dan publik terpisah secara

tegas.

(sumber : Rudi Dewanto, 2012).

Struktur untuk Bangunan Penunjang

Kriteria Struktur Bangunan1:

- Strength :kekuatan struktur bangunan didalam memikul beban.

- Stability : struktur bangunan harus saling mendukung sehingga dapat

berdiri dengan stabil.

- Serviceability :struktur bangunan dapat melayani kegiatan didalamnya.

1 Frick, Heinz & Pujo L. Setiawan, (2001), Seri Konstruksi Arsitektur 4, Ilmu Konstruksi Struktur

Bangunan, Kanisius, Yogyakarta.

Page 41: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

78

- Safety : keamanan struktur terhadap beban-beban.

Sistem struktur untuk bangunan penunjang di Agrowisata Mangrove

sebagai berikut :

Pondasi Sumuran

Pondasi Sumuran digunakan apabila daya dukung tanah cenderung

rendah, memiliki kadar air yang tergolong tinggi, dan apabila tanah keras

berada di kedalaman minimal 4-5 meter.

2. Struktur Tengah

Beberapa alternative struktur dinding yang ada diantaranya :

Struktur Rangka

Struktur yang berupa kolom – kolom pembentuk ruang dan sebagai

penerima beban bangunan.

Kelebihan struktur rangka :

- Ruang yang tercipta lebih fleksibel.

- Pelaksanaan lebih cepat

- Pondasi yang digunakan dapat menggunakan pondasi titik

atau setempat.

Kelemahan Struktur rangka :

- beban dipusatkan pada titik – titik penghubung.

- Struktur terdiri dari kolom dan balok yang harus memenuhi

beberapa persyaratan tertentu.

Page 42: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

79

3. Struktur Atas

Struktur atas bangunan ialah struktur yang berfungsi sebagai

pelingkup bangunan yang melindungi bangunan dari iklim dan cuaca

seperti hujan dan panas matahari.

Atap

Atap Bangunan

Beberapa alternatif Struktur atap ialah :

- Struktur rangka kayu

Struktur atap kayu merupakan struktur yang sering digunakan

untuk bangunan – bangunan tradisional. Karakteristik struktur

atap rangka kayu diantaranya :

o Memiliki berat yang rendah

o Memiliki maksimal bentang ±12m

o Memiliki muai dan susut

o Ruangan dibawah atap dapat digunakan

o Resiko gangguan rayap

- Struktur Rangka Baja

o Memerlukan coating untuk mengurangi resiko berkarat.

o Tahan rayap.

o Beban konstruksi menjadi lebih berat.

- Beton Bertulang

o Beban yang ditumpu kolom dan pondasi sangat berat.

Page 43: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

80

o Waktu pengerjaan lebih lama

o Tahan api.

b. Sistem Enclosure

1. Sistem Penutup Lantai

Keramik granit tile

Keramik memiliki berbagai macam corak dan warna, disisi lain mudah

dalam pemasangan dan perawatan.

Gambar 3.12 Lantai Granit

(Sumber : http://areaperbedaan.blogspot.co.id diakses 20 agustus 2016)

Parquette Kayu

Parquette Kayu akan memberikan kesan Modern, elegan dan kesan

natural. Parquette kayu juga memiliki sifat tahan air dengan lapisan

laminasi.

Page 44: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

81

Gambar 3.13Lantai Parquette Kayu

(Sumber : www.lantaikayu.asia diakses 20 agustus 2016)

2. Sistem Penutup Dinding

Batu bata merah dipalikasikan pada dinding. Perbedaan warna yang

unik membuat dinding lebih terlihat indah. Pengeksposan batu bata

merah ini bertujuan untuk menimbulkan nuansa alami/natural, tegas,

dan sejuk.

Keuntungannya:

1. terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah

merahan.

2. memiliki daya kuat tekan.

3. Mempunyai ukuran, kuat tekan dan daya serap air yang

dipersyaratkan.

Gambar 3.14 dinding batu bata ekspos

(Sumber : irma ramadhania, 2013 diakses 20 agustus 2016)

Page 45: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

82

Selain batu bata ekspos, material dinding yang dipakai adalah batu

kali. Dibeberapa bagian bangunan ada yang menggunakan jenis

dinding ini. Dinding yang dipasangi oleh batu kali memiliki

Keuntungannya:

1. Bersifat kuat.

2. Memiliki sudut yang berbeda-beda.

3. Berwarna abu-abu, atau kecoklat-coklatan.

Gambar 3.15 dinding batu kali

(Sumber : irma ramadhania, 2013 diakses 20 agustus 2016)

Bata

Salah satu alternative material Dinding menggunakan material

Bata sebagai material utama pelingkup bangunan. Batu Bata

merupakan material utama yang sering digunakan pada masa

lampau. Semakin berkembangnya jaman, batu bata tak hanya

digunakan sebagai bahan dinding biasa melainkan juga digunakan

sebagai material dinding yang dibentuk dinamis sehingga memiliki

elemen estetis. Material ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

Keunggulan

Tahan pada panas, sehingga dapat menjadi perlindungan dari

Page 46: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

83

kebakaran.

Kelemahan

- Sulit untuk membuat pasangan material batu bata yang

rapi.

- Proses pemasangan memakan waktu yang cukup lama.

Bata Ringan

Bata Ringan memiliki berat yang ringan dikarenakan adanya

gelembung udara di dalam materialnya. Bata ringan juga memiliki

sifat meredam kebisingan yang lebih baik dari pada bata biasa.

Bata ringan juga merupakan material yang tahan api, namun

dalam pemasangan, bata ringan memiliki proses yang lebih cepat

dibandingkan bata biasa.

3. Sistem Penutup Atap

Langit-langit

PVC,

Plafon penutup PVC memiliki karakteristik :

- Mudah dalam proses pemasangan dan perawatan.

- Mampu meredam panas.

- Tidak menyalurkan api jika terjadi kebakaran.

- Anti rayap

Penutup Atap

1. Atap Sirap kayu

Page 47: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

84

Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin

(eusideroxylon zwageri) ini umur kerjanya tergantung keadaan

lingkungan, kualitas kayu besi yang digunakan, dan besarnya

sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan antara 25

tahun hingga selamanya. Bentuknya yang unik cocok untuk

rumah rumah bergaya country dan yang menyatu dengan

alam.

Kelebihan :

- Bentuknya unik

- Mudah didapatkan di pasaran

- Harganya relative murah

- Kekuatannya 20-50 tahun (sesuai dengan

lingkungannya)

Kekurangan :

Gambar 3.16 Atap Sirap Kayu

(Sumber : sigitwijionoarchitects.blogspot.co.id diakses

9 september 2016)

Page 48: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

85

- Jika tidak di proteksi maka air akan cepat menyerap

- Rentan terhadap rayap

- Serat-serat kayunya terkadang dimakan oleh burung

- Kurang kuat terhadap terpaan angin

- Terkadang berlumut

- Tidak diproduksi perlembar sehingga dalam

pemasangannya dibutuhkan waktu yang lama.

2. Genteng Tanah Liat Tradisional

Material ini banyak dipergunakan pada rumah umumnya.

Gentang terbuat dari tanah liat yang dipress dan dibakar.

Kekuatannya cukup. Genteng tanah liat membutuhkan rangka

untuk pemasangannya. Genteng dipasang pada atap miring.

Genteng menerapkan sistem pemasangan inter-locking atau

saling mengunci dan mengikat.

Warna dan penampilan genteng ini akan berubah seiring

waktu yang berjalan. Biasanya akan tumbuh jamur di bagian

badan genteng.

Page 49: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

86

Gambar 3.17 Genteng Tanah Liat

(Sumber : sigitwijionoarchitects.blogspot.co.id diakses 9

september 2016)

Kelebihan Genteng Tanah Liat Tradisional :

- kekuatannya cukup

- mudah didapatkan di pasaran

- harganya relative terjangkau

- kedap air

- anti rayap

Kekurangan Genteng tanah liat tradisional :

- Mudah ditumbuhi jamur dan lumut

- Mudah retak

- Dalam pemasangannya membutuhkan waktu yang lebih

banyak karena bentuknya yang dicetak satu persatu.

- Tidak cocok untuk bangunan didaerah yang bersalju

3. Atap Ijuk

Atap ijuk dibuat dari serabut palem aren. Ijuk digunakan

sebagai bahan penutup atap dengan dibentuk ikatan

sepanjang 120cm dan diameter 6cm. Ikatan tersebut dijepit

dengan bilah bambu, lalu diikatkan ke reng. Lapisan ijuk

minimal 2 lapis, semakin tebal lapisannya akan semakin lama

daya tahannya. Atap ijuk dengan kualitas yang baik bisa

mencapai umur hingga 30 tahun.

Page 50: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

87

Gambar 3.18 Atap Ijuk

(Sumber : sigitwijionoarchitects.blogspot.co.id diakses 9 september

2016)

Kelebihan

- Memiliki kesan alami

- Bisa memberikan efek sejuk di sekitar bangunan

Kekurangan

- Atap jenis ini adalah sulit dalam penggantian dan rawan

bocor pada saat hujan turun

- Pengaplikasian: Gazebo atau di rumah-rumah

tradisional.

3.2.2.2 Studi sistem Utilitas

1. Jaringan Listrik

Jaringan listrik bangunan mengutamakan sumber utama dari PLN.

Genset digunakan sebagai sumber cadangan apabila sumber utama

dari PLN mengalami pemadaman listrik.

Page 51: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

88

Gambar 3.19 Genset

Sumber : www.chibi-cyber.com diakses 9 september 2016

2. Sistem Pencahayaan

pencahayaan alami diterapkan dengan memanfaatkan sinar matahari

tak langsung dengan cara pengoptimalan bukaan–bukaan pada

bangunan.

Gambar 3.20 pencahayaan alami

Sumber : architectaria.com diakses 23 agustus 2016)

Pencahayaan buatan tetap diperlukan, khususnya pada ruang ruang

yang berada di tengah bangunan, namun pencahayaan tetap

menggunakan tipe pencahayaan yang hemat energy seperti

menggunakan lampu jenis T5 ( lampu floresen hemat energy ) dan

Page 52: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

89

lampu jenis LED. Kedua jenis lampu ini lebih menghemat energy jika

dibandingkan dengan jenis lampu lain.

3. Sistem Penghawaan

Penghawaan alami dilakukan dengan menerapkan system cross

ventilation pada ruangan, selain juga pengoptimalan bukaan – bukaan

pada bangunan.

Penghawaan buatan tetap diperlukan di ruangan yang

membutuhkan standar kenyamanan thermal yang lebih tinggi atau

ruangan–ruangan yang terletak jauh di tengah bangunan. Penghawaan

buatan menggunakan system AC split.

4. Sistem air Bersih

Sumber utama dari jaringan air akan menggunakan sumber dari PDAM.

System pendistribusian air menggunakan sistem Down Feed Distribution

atau Up Feed Distribution.

Sistem Down Feed Distribution merupakan sistem pendistribusian air

menggunakan Reservoir yang ditempatkan di atas bangunan atau harus

menggunakan menara.

Sistem Up Feed Distribution ialah jaringan pendistribusian air

menggunakan reservoir dengan pompa air yang akan berperan untuk

mendistribusikan air ke seluruh bangunan.

5. Sistem Air Kotor

Jaringan Air kotor terbagi menjadi dua jenis diantaranya :

Page 53: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

90

Jaringan air kotor limbah cair dan padat

Jaringan air hujan

Jaringan air kotor limbah padat atau cair akan melalui pengolahan dan

proses penguraian lebih dulu sebelum diresapkan kembali kedalam

tanah. Limbah ini cenderung berasal dari hasil limbah dapur cuci dan

Toilet.

Jaringan air kotor yang berasal dari hujan dapat digunakan ulang

dengan sistem rainharvesting. Hasilnya akan ditampung lebih dulu

kedalam bak penampungan baru kemudian dapat digunakan untuk

keperluan – keperluan sekunder yang tidak membutuhkan air bersih

seperti menyiram tanaman, mencuci dan dan lain – lain.

6. Sistem Keselamatan

Penanggulangan Kebakaran

- Pencegahan Aktif

Alat Peringatan Dini/Detektor

Hidran dan Selang Kebakaran

Sprinkler

Pasokan Air

Page 54: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

91

Gambar 3.21 Alat peringatan dini/detektor Gambar 3. 22.hidran dan selang

kebakaran

Gambar 3.23 Sprinkler Gambar 3.24 Pasokan air

7. Sistem Keamanan

Pengamanan menggunakan kamera CCTV (Closed Circuit Television) di

sudut-sudut ruangan.

Gambar 3.25. Kamera CCTV (Sumber: www.google.com)

8. Penangkal Petir

Prinsip dasar dari sistem penangkal petir adalah menyediakan jalur

menerus dari logam yang menyalurkan petir ke tanah pada saat terjadi

sambaran petir pada bangunan.

Page 55: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

92

Sistem penangkal petir terdiri dari:

Tiang Penangkal Petir

Pemotong Arus Petir/Lightning Arrester

Penghantar Arus Petir/Lightning Conductors

Terminal Hubung/Connectors/Fasteners

Sistem Pengebumian/Grounding System

Sistem Penangkal Petir

Sistem Thomas

Sistem ini memiliki jangkauan perlindungan bangunan

yang lebih luas, dengan tiang penangkap petir dan sistem

pengebumiannya.

Gambar 3.26. Penangkal petir dan pengbumian system Thomas (Sumber : Jimmy S. Juwana, Panduan Sistem Bangunan Tinggi)

Sistem Prevectron

Seperti Sistem Thomas, sistem ini memiliki area

perlindungan berbentuk paraboloid.

Page 56: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

93

Gambar 3.27. Penangkal petir system prevectron

(Sumber : Jimmy S. Juwana, Panduan Sistem Bangunan Tinggi)

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan dan

memasang sistem penangkal petir,

Keamanan secara teknis

Penampang hantaran-hantaran pengebumian

Ketahanan mekanis

Ketahanan terhadap korosi

Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi

Faktor ekonomi

3.2.3 Studi Pemanfaatan Teknologi

Solar Panel

Solar energy merupakan unit yang mampu mengubah radiasi

sinar matahari menjadi sebuah energy listrik melalui efek

photovoltaic. Energy yang diterima akan disalurkan kedalam jaringan

melalui inverter yang sistemnya berdiri sendiri, seedangkan baterai

diperlukan untuk menyimpan energi cadangan. Alat yang berfungsi

mengubah energi dari sinar matahari menjadi energi listrik dengan

efek photovoltaic, energi listrik dimasukkan kedalam jaringan listrik

Page 57: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

94

menggunakan inverter dalam sistem yang berdiri sendiri, baterai

digunakan untuk menyimpan energi cadangan.

Gambar 3.28 Solar Panel

(Sumber : tenagamatahari.wordpress.com diakses 1 september

2016)

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan karena karateristik dari

panel surya, yaitu :

- Panel surya memerlukan sinar matahari, sehingga harus

menempatkan panel surya di tempat yang mendapat sinar

matahari tidak terhalangi objek

- Panel surya menghasilkan listrik arus searah DC seperti pada

beberapa perangkat, yaitu : lampu penerangan berbasis LED

(Light Emiting Diode). Kamera CCTV, wifi (wireless fidelity)

Keunggulan Panel Surya :

- Panel surya ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi

terhadap perubahan iklim seperti pada kasus bahan bakar fosil

Page 58: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

95

karena panel surya tidak memancarkan gas rumah kaca yang

berbahaya seperti karbon dioksida.

- Panel surya memanfaatkan energi matahari

- Panel surya mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan

yang rendah

- Masa pakainya mencapai 25 – 30 tahun

Kelemahan panel surya :

- Panel surya relatif mahal

- Jika tidak terpasang dengan baik akan terjadi over-heating pada

panel surya

Rain Harvestingsting

Rain harvesting merupakan teknologi yang digunakan untuk

memanen air hujan sehingga dapat digunakan sebagai salah satu

sumber air bersih. Menurut Abdullah et al (2009), air hujan

merupakan sumber air yang sangat penting terutama di daerah yang

tidak terdapat sistem penyediaan air bersih maupun kualitas

permukaan air tanah yang rendah serta tidak tersedia air tanah.

Menurut UNEP (2001), kenguntungan dari penggunaan air hujan

sebagai salah satu alternatif sumber air bersih yaitu :

Meminimalisasi dampak lingkungan

Lebih bersih

Page 59: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

96

Mengatasi kondisi darurat, khususnya ketika terjadi bencana

alam

Sebagai cadangan air bersih, sehingga tidak bergantung pada

sumber air bersih

Salah satu upaya konservasi

Merupakan teknologi yang mudah dan fleksibel dan dapat

dibangun sesuai dengan kebutuhan

Gambar 3.29 Rain Harvesting

(Sumber : www.watercache.com diakses 8 September 2016 )

Gray Water Treatment

Gray water teratment merupakan teknologi yang digunakan untuk

mengolah air kotor sehingga dapat dimanfaatkan kembali atau

mengurangi kadar yang dapat mencemari lingkungan. Gray water

merupakan air limbah rumah tangga nonkakus berupa buangan yang

berasa dari kamar mandi, dapur (mengandung sisa makanan), dan

Page 60: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. …repository.unika.ac.id/14651/4/10.11.0114 Anggie Dwipaleksani - BAB... · laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata

97

tempat cuci. Kandungan bahan organik air limbah terdiri dari protein

(40-60%), karbohidrat (25-50%), lemak atau minyak (10%), urea,

ahan organik (kesadahan, klorida, nitrogen, fosfor dalam bentuk

P2O5, dan belerang), gas (pembusukan gas hidrofen sulfia,

pembusukan gas metana), potasium dalam bentuk K2O, karbon, dan

kalsium. (Ain Khurun, Yoshita dkk. 2010)

Gambar 3.30 Grey water treatment

(Sumber : www.greywater.com diakses 8 September 2016)