BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM)...

73
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JE R BA S UK I M A W A B E Y A J AW A TIMUR III - 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. PENGUKURAN KINERJA Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 9 Program dan 82 kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahun 2013, secara umum Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur telah mencapai kinerja cukup baik terkait pelaksanaan pembangunan di bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja. Untuk mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap, tepat waktu dan konsisten, maka penetapan indikator indikator kinerja serta rencana pencapaiannya dilakukan sejak awal perencanaan program dan kegiatan sehingga berguna bagi para pengambil keputusan dalam rangka perbaikan kinerja instansi Disnakertransduk Prov. Jawa Timur di masa mendatang. Adapun pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan target dari setiap indikator kinerja sasaran dengan realisasi yang dicapai oleh indikator kinerja tersebut, sehingga diketahui selisih kinerjanya (performance gap). Berdasarkan performance gap tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa mendatang. Dalam proses pengukuran kinerja tersebut, diperhatikan prinsip-prinsip keseimbangan biaya dan manfaat, efisiensi dan efektivitas. Penilaian tingkat capaian kinerja setiap sasaran dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) jenis skala penilaian pengukuran yang masing-masing terdiri dari 4 (empat) kategori sebagai berikut :

Transcript of BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM)...

Page 1: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. PENGUKURAN KINERJA

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 9 Program dan 82

kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahun 2013, secara

umum Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa

Timur telah mencapai kinerja cukup baik terkait pelaksanaan pembangunan di

bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan. Pengukuran

dimaksud merupakan hasil dari penilaian yang sistematik dan didasarkan

pada kelompok indikator kinerja.

Untuk mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap, tepat waktu

dan konsisten, maka penetapan indikator–indikator kinerja serta rencana

pencapaiannya dilakukan sejak awal perencanaan program dan kegiatan

sehingga berguna bagi para pengambil keputusan dalam rangka perbaikan

kinerja instansi Disnakertransduk Prov. Jawa Timur di masa mendatang.

Adapun pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan target dari

setiap indikator kinerja sasaran dengan realisasi yang dicapai oleh indikator kinerja

tersebut, sehingga diketahui selisih kinerjanya (performance gap). Berdasarkan

performance gap tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang

tepat untuk peningkatan kinerja di masa mendatang. Dalam proses pengukuran

kinerja tersebut, diperhatikan prinsip-prinsip keseimbangan biaya dan

manfaat, efisiensi dan efektivitas.

Penilaian tingkat capaian kinerja setiap sasaran dilakukan dengan

menggunakan 2 (dua) jenis skala penilaian pengukuran yang masing-masing terdiri

dari 4 (empat) kategori sebagai berikut :

Page 2: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

a. Apabila indikator sasaran bermakna capaian positif, maka skala penilaian yang

digunakan adalah :

SKOR CAPAIAN KATEGORI

4 > 100 % Sangat baik

3 75 % - 100 % Baik

2 55 % - 74 % Cukup

1 < 55 % Kurang

b. Apabila indikator sasaran bermakna capaian negatif, maka skala penilaian yang

digunakan adalah :

SKOR CAPAIAN KATEGORI

1 > 100 % Kurang

2 75 % - 100 % Cukup

3 55 % - 74 % Baik

4 < 55 % Sangat Baik

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2013

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1. Meningkatnya tenaga kerja yang terampil/ kompeten.

Lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi.

12.000 Orang 22.380 Orang 186,50

2. Meningkatnya tenaga kerja yang dimagangkerjakan.

Calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan di : - Dalam negeri - Luar negeri

650 300

Orang Orang

3.991 241

Orang Orang

514,00 80,33

3. Meningkatnya produktivitas kerja.

% peningkatan binaan produktivitas yang meningkat produktivitas-nya.

20,00 % 8,18 % 40,9

4. Meningkatnya pelayanan pelatihan.

Hasil survey IKM pelayanan pelatihan.

80,00 79,98 99,98

5. Meningkatnya penempatan tenaga kerja di sektor formal.

- Penempatan tenaga kerja.

- Pengembangan jejaring informasi lowongan kerja :

% perusahaan anggota aktif PLKT.

300.000

75,00

Orang

%

323.612

75,07

Orang

%

107,87

100,09

Page 3: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 3 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

% peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja.

20,00

%

20,34

% 101,70

6. Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja.

Hasil survey IKM :

- Pelayanan penem-patan tenaga kerja.

- Pelayanan TKI (Tenaga Kerja Indonesia).

79,80

76,35

74,81

71,27

93,75

93,35

7. Meningkatnya per-luasan lapangan kerja di sektor informal.

% tenaga kerja di sektor informal yang usahanya tetap eksis.

95,00 % 95,51 % 100,54

8. Terfasilitasinya penyelesaian perselisihan hub. industrial.

% penurunan kasus perselisihan hub. industrial.

17,00 % -5,71 % -33,59

9. Meningkatnya perbaikan syarat kerja & kesejahteraan pekerja.

- % peningkatan upah pekerja.

- % peningkatan Pera-turan Perusahaan (PP)

- % peningkatan Per-janjian Kerja Bersama (PKB).

9,00

33,00

35,00

% % %

22,14

35,95

18,64

% % %

246

108,94

53,26

10. Meningkatnya pelayanan pembinaan hubungan industrial.

Hasil survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial.

81,15 77,09 95

11. Pelaksanaan K3 yang kondusif.

- % penurunan kasus kecelakaan kerja.

- % peningkatan per-usahaan yg mendapat penghargaan K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja) : Kecelakaan Nihil

(Zero Accident). SMK3 (Sistem

Manajemen K3).

20,00

25,00

27,00

% % %

9,75

25,82

18,75

% % %

48,75

103,28

69,44

12. Meningkatnya kepesertaan jamsostek aktif.

% kepesertaan jamsostek aktif :

- Orang (tenaga kerja).

- Perusahaan.

39,00

%

36,27

%

93

66,00 % 66,34 % 100,52

13. Terfasilitasinya lingkungan kerja yang aman, higienis dan nyaman, serta tenaga kerja yang sehat, selamat dan produktif.

- % pengujian kualitas udara emisi & ambien.

- % pemeriksaan lingkungan kerja & tenaga kerja.

95,50

93,00

% %

98,32

100,00

% %

102,95

107,53

14. Meningkatnya pelayanan K3.

Hasil survey IKM pelayanan K3.

78,00 79,55 101,99

Page 4: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 4 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

15. Meningkatnya angka kepemilikan dokumen kependudukan.

% kepemilikan e-KTP dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Tunggal melalui perekaman data e-KTP.

96,00 % 88,05 % 91,72

16. Meningkatnya realisasi pemberangkatan transmigrasi.

% penempatan transmigran di daerah penempatan transmigrasi (Kepala Keluarga).

65,00 % 84,79 % 130,45

17. Meningkatnya kemandirian transmigran.

% transmigran yg berhasil meningkatkan taraf ekonomi & sosialnya.

28,00 % 58,82 % 210,07

3.2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

3.2.1 Analisis Capaian Kinerja per Indikator

Secara terinci, analisis dan capaian kinerja tahun 2013 Dinas Tenaga Kerja,

Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur dijelaskan sebagai berikut :

SASARAN

Meningkatnya tenaga kerja yang terampil/kompeten.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan tenaga kerja yang memiliki

kompetensi untuk mengisi kesempatan kerja di dalam dan luar negeri. Indikator

dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA TARGET

2013 REALISASI

2013 %

REALISASI

2012 2011 2010 2009

Lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi.

12.000 org

22.380 org

186,50 16.008 org

9.588 org

4.576 org

6.429 org

Penciptaan lapangan kerja yang produktif perlu didukung oleh tersedianya

tenaga kerja berkualitas tinggi, yaitu tenaga kerja yang kompeten sesuai

dengan kebutuhan penggunanya dan bersifat produktif. Untuk mendapatkan

Page 5: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 5 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

kompetensi kerja yang memadai, calon tenaga kerja harus dibekali pelatihan

agar dapat bekerja. Pelatihan kerja dimaksudkan untuk memperoleh,

meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,

sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sebagai

bekal untuk bekerja. Keterampilan/kompetensi sangat penting karena

mempengaruhi posisi tawar seseorang di pasar kerja, meningkatkan karir, atau

mendapatkan gaji sesuai tingkat keterampilan/kompetensi yang dimiliki.

Seseorang yang telah mengikuti pelatihan kerja mendapatkan pengakuan atas

keterampilan/kompetensi kerjanya berupa sertifikat keterampilan/kompetensi

setelah melalui uji keterampilan/uji kompetensi.

Capaian : Pada tahun 2013, dari target 12.000 orang/siswa yang mengikuti uji

keterampilan dan/atau uji kompetensi sehingga lulus pelatihan, dan berhak

mendapat sertifikat keterampilan dan/atau sertifikat kompetensi, realisasi

sebanyak 22.380 orang atau 186,50%. Dengan demikian, capaian kinerja tahun

2013 untuk lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi

masuk ke dalam kategori “sangat baik”.

Besarnya angka kelulusan pelatihan kerja mengindikasikan semakin banyaknya

tenaga kerja/calon tenaga kerja yang memiliki bekal keterampilan (skill)

maupun kompetensi yang didukung oleh sertifikat keterampilan dan/atau

sertifikat kompetensi sebelum mereka memasuki dunia kerja. Dengan bekal

skill/kompetensi dan sertifikat tersebut, tenaga kerja yang telah dilatih lebih

memiliki daya saing dan kekuatan tawar (bargaining position) untuk mengisi

peluang di pasar kerja dalam maupun luar negeri.

Pada tahun 2012 dari target 10.500 orang, realisasi sebanyak 16.008 orang

(152,46%). Sementara itu di tahun 2011 target sebanyak 9.000 orang dengan

realisasi 9.588 orang (106,53%). Adapun pada tahun 2010, dari target 7.500

orang, realisasi hanya 4.576 orang (61,01%). Sedangkan di tahun 2009,

terealisasi 6.429 orang dari jumlah target yang sama (100%). Pada tahun 2010

peserta yang lulus pelatihan kerja sempat turun 28,82% dibandingkan tahun

Page 6: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 6 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

2009, mengingat alokasi pelatihan yang didanai oleh APBD maupun APBN

sempat mengalami penurunan. Namun pada tahun 2011 jumlah peserta yang

lulus pelatihan keterampilan kembali menunjukkan kenaikan sangat signifikan

lebih dari 2 kali lipat (109,53%) dibandingkan tahun 2010 yang hanya 4.576

orang.

Diagram 3.1 Perkembangan target dan capaian kinerja

lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi tahun 2009 - 2013

Upaya pengembangan dan penguatan kompetensi antara lain dilakukan dengan

mewujudkan UPT Pelatihan Kerja menjadi lembaga pelatihan berbasis

kompetensi. Salah satu arah pengembangan dan penguatan kinerja lembaga

pelatihan adalah terwujudnya UPT Pelatihan Kerja menjadi lembaga pelatihan

berbasis kompetensi, juga menjadi TUK (Tempat Uji Kompetensi). Di Jawa

Timur, kini terdapat 28 TUK di 11 (sebelas) UPT Pelatihan Kerja, yaitu untuk

subkejuruan las, mesin logam, listrik, otomotif (roda 2 dan roda 4), multi media,

aneka kejuruan, teknologi mekanik, pertanian, teknologi informatika, garmen,

komputer, dan LMI (Logam Mesin Indonesia).

Mulai tahun 2011 hingga saat ini jumlah siswa yang dilatih menunjukkan

peningkatan secara kuantitas maupun kualitas. Hal ini disumbang oleh

kebijakan Pemerintah Prov. Jawa Timur untuk mereposisi 16 (enam belas) UPT

Pelatihan Kerja menjadi bertaraf internasional (dimulai tahun 2010 dan

direncanakan selesai di tahun 2014). Dengan adanya pengembangan sarana-

prasarana, fasilitas pelatihan dan pengembangan SDM pelatihan, maka

Page 7: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 7 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

kapasitas dan kualitas pelatihan semakin meningkat. Kurikulum pelatihan

senantiasa dikembangkan dan disempurnakan agar lebih mengikuti

perkembangan IPTEK serta kebutuhan pasar kerja di dalam negeri maupun luar

negeri.

Terkait hasil akhir program pelatihan yang mengarah pada ketersediaan tenaga

kerja yang kompetitif dan berkualitas serta disiplin tinggi untuk memenuhi

kebutuhan pasar kerja, UPT Pelatihan Kerja juga menjalankan fungsi

penempatan lulusan di pasar kerja. Artinya, UPT Pelatihan Kerjapun

mengemban kewajiban mempertemukan lulusan dengan lowongan kerja, dan

diharapkan dapat menjembatani/menjadi wadah kerjasama antara perusahaan

dengan lembaga pelatihan. Untuk mendukung fungsi tersebut, UPT Pelatihan

Kerja dilengkapi Kios 3in1 Plus Plus, yang merupakan pengembangan konsep

3in1 (pelatihan – sertifikasi – penempatan) guna meningkatkan angka

partisipasi kalangan pendidikan dalam menciptakan tenaga kerja yang

berkeahlian guna menekan pengangguran. Sedangkan untuk mendukung upaya

peningkatan kompetensi tenaga kerja, pada tahun 2013 telah terbentuk 16

Production Training Center (PTC) di 10 (sepuluh) UPT Pelatihan Kerja, dari

semula hanya ada 1 PTC di tahun 2011. Pembentukan PTC di beberapa UPT

Pelatihan Kerja telah berkembang sangat pesat dalam 2 (dua) tahun terakhir,

mengingat PTC didirikan sebagai sebuah lembaga yang menjalankan fungsi

pelatihan sekaligus berproduksi. Metode pembelajaran diarahkan pada proses

pembuatan barang jadi yang bisa dikembangkan oleh peserta maupun

peningkatan produksi yang sudah ada.

Di samping itu, UPT-UPT Pelatihan Kerja menjalin kerjasama dengan

perusahaan-perusahaan di wilayah kerjanya melalui MoU atau menjaring

program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan di bidang pelatihan,

pemagangan atau penempatan kerja. Dengan demikian, alumni siswa pelatihan

UPT PK memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan keterampilan/

kompetensinya, ditunjang sertifikat keterampilan/sertifikat kompetensi yang

Page 8: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 8 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

diakui secara lokal maupun internasional, sehingga alumni siswa pelatihan

berpeluang lebih besar untuk mengisi kesempatan kerja di sektor formal.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk

pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah melalui

Kementerian atau Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) mulai

menyusun dan menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM), diantaranya

adalah SPM Bidang Ketenagakerjaan. Melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 serta Peraturan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/IV/2011 tentang Perubahan atas

Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.

15/MEN/X/2010, Pemerintah menyusun SPM Bidang Ketenagakerjaan. SPM

Bidang Ketenagakerjaan merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu

pelayanan dasar bidang ketenagakerjaan yang merupakan urusan wajib daerah

yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. SPM Bidang

Ketenagakerjaan meliputi 5 (lima) pelayanan dasar. Kelima pelayanan dasar

tersebut wajib dilaksanakan pencapaiannya oleh Dinas yang membidangi

ketenagakerjaan, baik di tingkat Provinsi maupun Kab./Kota, dengan mengacu

pada target pencapaian yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat pada tahun

2016. Salah satu pelayanan dasar SPM Bidang Ketenagakerjaan adalah

pelayanan pelatihan kerja, yang meliputi indikator sebagai berikut :

1) Besaran tenaga kerja yg mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi,

dengan target capaian 75% di tahun 2016.

2) Besaran tenaga kerja yg mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat,

dengan target capaian 60% di tahun 2016.

Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Indikator kinerja

tujuan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur untuk pelatihan dan produktivitas

berbeda dengan indikator SPM untuk pelayanan pelatihan kerja yang ditetapkan

oleh Kemenakertrans. Hal ini dikarenakan indikator kinerja tujuan

Page 9: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 9 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Disnakertransduk Prov. Jawa Timur lebih menitikberatkan pada lulusan

pelatihan yang diterima bekerja, dan bukan sekedar jumlah siswa yang telah

mengikuti pelatihan, mengingat tujuan akhir dari pelatihan kerja itu sendiri

adalah agar siswa yang telah memiliki skill dan kompetensi dapat bersaing di

pasar kerja dan tertampung di dunia kerja. Meski demikian, Disnakertransduk

Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan pelatihan kerja pada tahun

2012 sebagai berikut :

1) Tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi : Capaian

tahun 2013 sebesar 80% (melebihi target di tahun 2016 sebesar 75%).

2) Tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat : Capaian

tahun 2013 sebesar 80% (melebihi target di tahun 2016 sebesar 60%).

SASARAN

Meningkatnya tenaga kerja yang dimagangkerjakan.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan tenaga kerja yang memiliki

kompetensi untuk mengisi kesempatan kerja di dalam dan luar negeri. Indikator

dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2013

REALISASI 2013

% REALISASI

2012 2011 2010 2009

Calon tenaga kerja yang dimagangkerja-kan di :

- Dalam negeri 650 org 3.991 org 614,00 1.512 org

580 org

800 org

500 org

- Luar negeri 300 org 241 org 80,33 150 org

100 org

79 org

24 org

Pemagangan merupakan bagian dari sistem pelatihan kerja yang

diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan

bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan Instruktur atau

Page 10: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 10 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang

dan/atau jasa di perusahaan, untuk menguasai keterampilan/keahlian tertentu.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas SDM agar tenaga kerja menjadi

terampil, kompeten dan produktif dengan meningkatkan keterlibatan/peran

serta dunia usaha. Dalam pemagangan, sistem pelatihan kerja diselenggarakan

dengan mengutamakan praktek di tempat kerja sehingga menghasilkan tenaga

kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Pemagangan merupakan

langkah konkret pelaksanaan konsep link and match, yang memastikan

pendidikan dan pelatihan selaras dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga

program pemagangan lebih memastikan lulusan pendidikan dan pelatihan kerja

untuk terserap di dunia kerja. Berdasarkan lokasinya, pemagangan

dilaksanakan di dalam negeri maupun luar negeri (ke Jepang).

Capaian magang dalam negeri : Pada tahun 2013 dari target 650 orang

tercapai 3.991 orang atau 614,00%. Dengan demikian, capaian kinerja tahun

2013 untuk peserta magang dalam negeri masuk kategori “sangat baik”.

Realisasi untuk peserta magang dalam negeri mengalami kemajuan sangat

pesat dibandingkan capaian tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mengingat mulai

tahun 2012, 16 UPT Pelatihan Kerja semakin banyak mengadakan kerjasama

(MoU) dengan perusahaan-perusahaan di wilayah kerjanya, sehingga banyak

siswa yang telah mengikuti pelatihan selanjutnya dapat ditampung di

perusahaan untuk dimagangkerjakan. Di samping itu, keberadaan MoU juga

makin memudahkan pendataan peserta magang dalam negeri, sehingga data

yang diperoleh dari tahun ke tahun menjadi semakin lengkap dan akurat.

Pada tahun 2012, dari target 600 orang tercapai 1.512 orang (252,00%). Di

tahun 2011 dari target 570 orang tercapai 580 orang (101,75%). Adapun di

tahun 2011 capaian mengalami penurunan sebesar 26,58% dibandingkan

peserta magang dalam negeri tahun sebelumnya yang mencapai 800 orang.

Sementara itu, di tahun 2010 dari target 530 orang, siswa yang

Page 11: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 11 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

dimagangkerjakan sebanyak 800 orang (realisasi 150,94%). Adapun pada

tahun 2009 siswa yang dimagangkerjakan di dalam negeri sebanyak 500 orang.

Diagram 3.2 Perkembangan target dan capaian kinerja

calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan di dalam negeri tahun 2009 - 2013

Capaian magang luar negeri (magang ke Jepang) : Dari segi jumlah,

angka peserta magang ke Jepang dari tahun ke tahun cenderung meningkat.

Pada tahun 2013, peserta magang ke Jepang bertambah 91 orang atau 60,67%

menjadi 241 orang dari sebelumnya sebanyak 150 orang. Sedangkan dari segi

pencapaian target, pada tahun 2013 dari target yang ditetapkan 300 orang,

tercapai 241 orang atau 80,33%. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013

untuk peserta magang ke luar negeri berada pada kategori “baik”.

Di satu sisi, bertambahnya jumlah peserta magang Jepang dari tahun ke tahun

menunjukkan semakin banyaknya calon siswa magang yang memenuhi syarat

untuk belajar kerja di Jepang dan telah mampu memenuhi standar yang telah

ditetapkan oleh Jepang. Namun, penambahan jumlah peserta magang yang

tidak terlalu signifikan dikarenakan ketatnya seleksi yang dilakukan langsung

oleh Kemnakertrans RI serta IMM Jepang (Association for International

Manpower Development of Medium and Small Enterprises) sehingga pada tahun

2013 target sebanyak 300 orang tidak terpenuhi, meski dari segi kuantitas

terdapat peningkatan jumlah peserta dari tahun-tahun sebelumnya.

Di tahun 2012 peserta magang Jepang dengan target 200 orang tercapai 150

orang. Dari segi jumlah, peserta magang Jepang di tahun tersebut meningkat

50% dibandingkan tahun sebelumnya, namun dari pencapaian target, pada

Page 12: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 12 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

tahun 2012 hanya tercapai 75%. Di tahun 2011, dari target 100 orang, peserta

berhasil diberangkatkan untuk mengikuti magang di Jepang sebanyak 100

orang (100%). Pada tahun 2010, dari target 100 orang, realisasi sebanyak 79

orang (79%). Sedangkan pada tahun 2009, dari target 75 orang, peserta

magang yang berhasil berangkat dan magang di Jepang hanya 24 orang (32%).

Diagram 3.3 Perkembangan target dan capaian kinerja

calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan di luar negeri tahun 2009 - 2013

SASARAN

Meningkatnya produktivitas kerja.

Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas yang diarahkan pada

program peningkatan kinerja UKM (usaha kecil dan menengah). Indikator dan

capaian kinerjanya adalah sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2013

REALISASI 2013

% REALISASI

2012 2011 2010 2009

% peningkatan binaan produktivitas yang me-ningkat produktivitas-nya.

20,00 8,18 40,90 7,52 166,13 24,00 56,76

Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu berusaha untuk melakukan

perbaikan mutu kehidupan secara berkelanjutan melalui peningkatan efisiensi,

efektivitas dan kualitas. Peningkatan produktivitas dilaksanakan dalam rangka

Page 13: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 13 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

promosi, peningkatan, pengukuran dan pemelihaaan tingkat produktivitas

masyarakat, perusahaan dan instansi pemerintah. Salah satu pola

pendekatannya adalah program peningkatan produktivitas (productivity

improvement) yang diarahkan pada peningkatan kinerja UKM (usaha kecil dan

menengah). Program ini sangat strategis untuk dikembangkan mengingat

jumlah UKM di Jawa Timur relatif besar namun masih perlu pengembangan dan

sinergitas potensi untuk keberlangsungan usahanya. UKM yang usahanya

berkembang akan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak

sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Capaian : Dari target peningkatan binaan produktivitas di tahun 2013 sebesar

20%, realisasi hanya 8,18% (40,90%). Dengan demikian, capaian kinerja tahun

2013 untuk lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi

masuk ke dalam kategori “kurang”.

Di tahun 2012 target sebesar 20,00%, realisasi sebesar 7,52% (capaian

37,60%). Sedangkan pada tahun 2011, dari target 19,00% realisasi 166,13%

(capaian sebesar 874,37%). Di tahun 2010, target peningkatan sebesar 17%

sedangkan realisasinya 24,00% (capaian 141,18%). Sementara itu, pada tahun

2009, target peningkatan 15,00%, realisasi 56,00% (capaian 373,33%).

Diagram 3.4 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase binaan produktivitas yang meningkat produktivitasnya tahun 2009 - 2013

Apabila diamati berdasarkan hasil kinerja dari tahun ke tahun, capaian untuk

peningkatan binaan produktivitas yang meningkat produktivitasnya sangat

Page 14: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 14 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

fluktuatif. Kondisi ini terjadi antara lain dikarenakan upaya peningkatan binaan

produktivitas selama ini sangat dipengaruhi oleh jumlah anggaran yang

dialokasikan untuk pembinaan dimaksud, baik dana APBN maupun APBD.

Dengan demikian, manakala terjadi penurunan alokasi anggaran, maka akan

sangat mempengaruhi angka kenaikan produktivitas dari binaan produktivitas.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk

pelayanan pelatihan kerja (pelatihan kewirausahaan) : Salah satu

indikator dari pelayanan pelatihan kerja pada SPM Bidang Ketenagakerjaan

yang terkait dengan produktivitas tenaga kerja adalah besaran tenaga kerja yg

mendapatkan pelatihan kewirausahaan, dengan target capaian Nasional sebesar

60% di tahun 2016.

Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja (pelatihan

kewirausahaan) : Indikator kinerja sasaran Disnakertransduk Prov. Jawa

Timur yang berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja berbeda dengan

indikator SPM untuk pelayanan pelatihan kerja yang ditetapkan oleh

Kemenakertrans. Hal ini dikarenakan indikator kinerja sasaran Disnakertransduk

Prov. Jawa Timur lebih menitikberatkan pada banyaknya binaan produktivitas

yang telah meningkat produktivitasnya setelah mengikuti pembinaan, dan

bukan sekedar jumlah siswa yang telah mengikuti pelatihan kewirausahaan,

mengingat tujuan akhir dari pembinaan produktivitas itu sendiri adalah agar

siswa yang telah ditingkatkan produktivitas usahanya dapat semakin

mengembangkan usaha yang dirintisnya dan lebih jauh mampu menciptakan

lapangan kerja dengan menyerap lebih banyak tenaga kerja di sekitarnya. Meski

demikian, Disnakertransduk Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan

pelatihan kewirausahaan pada tahun 2013 sebagai berikut :

Sedangkan capaian pelatihan kewirausahaan tahun 2013 yang dilaksanakan

oleh UPT PPTK Surabaya baru sebesar 29,47%, masih sangat jauh dari target

capaian Nasional sebesar 60% di tahun 2016.

Page 15: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 15 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

SASARAN

Meningkatnya pelayanan pelatihan.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang

memanfaatkan jasa pelayanan pelatihan melalui hasil pengukuran kuantitatif

maupun kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan

pelatihan. Indikator dan capaian kinerjanya tergambar sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2013

REALISASI 2013

% REALISASI

2012 2011 2010 2009

Hasil survey IKM pelayanan pelatihan.

80,00 79,98 99,98 79,39 78,10 76,17 76,70

Pelaksanaan survey IKM pelayanan pelatihan dengan menggunakan kuesioner

sebagai alat bantu pengumpulan data kepuasan masyarakat, bertujuan :

a. Untuk mengetahui secara periodik tingkat kinerja dari pelayanan pelatihan

yang dilaksanakan oleh 16 UPT Pelatihan Kerja dan UPT Pelatihan

Kependudukan yang telah dibuat SPP-nya (Standar Pelayanan Publik).

b. Sebagai bahan evaluasi terhadap efektivitas dan kualitas pelayanan

pelatihan di UPT-UPT terkait.

c. Sebagai dasar untuk melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan

terhadap kekurangan/kelemahan unsur-unsur dari pelayanan pelatihan yang

masih perlu ditingkatkan.

d. Sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan

kualitas pelayanan publik di masa mendatang.

e. Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja dari UPT-UPT terkait.

Survey IKM pelayanan pelatihan dilakukan terhadap siswa yang telah mengikuti

pelatihan di 16 UPT Pelatihan Kerja dan UPT Pelatihan Kependudukan, baik

pelatihan Institusional, pelatihan Non Institusional atau MTU (Mobile Training

Unit), maupun pelatihan Swadana/Pihak-III, dengan kriteria pelatihan PBK

(Pelatihan Berbasis Kompetensi) maupun PBM (Pelatihan Berbasis Masyarakat).

Page 16: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 16 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Dasar pelaksanaan survey IKM pelayanan pelatihan adalah Standar Pelayanan

Publik (SPP) Bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan,

dimana SPP terbaru telah disempurnakan melalui Keputusan Kepala Disnaker-

transduk Prov. Jawa Timur tanggal 27 Maret 2012 Nomor 560/39/KPTS/106.01/

2012 tentang Standar Pelayanan pada Disnakertransduk Prov. Jawa Timur.

Capaian : Pada tahun 2013, dari target nilai IKM sebesar 80,00 tercapai

realisasi sebesar 79,98 (99,98%). Dengan demikian, capaian kinerja untuk hasil

survei IKM pelayanan pelatihan tahun 2013 berada pada kategori “baik”.

Pada tahun 2012 dari target nilai IKM sebesar 79,00 realisasi 79,39 (100,49%).

Di tahun 2011, dari target 78,00 tercapai 78,10 atau 100,13%. Realisasi

capaian nilai IKM pelayanan pelatihan pada tahun 2010 sempat mengalami

penurunan dibandingkan tahun 2009 saat pertama kali dilakukan survey IKM

pelayanan pelatihan (mencapai nilai 76,70). Pada tahun 2010, nilai IKM sebesar

76,17, turun 0,69% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 76,70.

Meski persentase penurunannya sangat kecil yaitu kurang dari 1%, namun hal

tersebut tetap harus menjadi bahan evaluasi, mengingat unit yang

melaksanakan pelayanan pelatihan terdiri dari banyak UPT. Dengan demikian,

penurunan nilai IKM dari satu unit pelaksana pelayanan saja akan berpengaruh

terhadap nilai IKM pelayanan pelatihan secara keseluruhan. Secara umum,

capaian nilai IKM pelayanan pelatihan tahun 2009 - 2012 berada pada nilai

interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B (kinerja

pelayanan ‘baik’).

Diagram 3.5 Perkembangan target dan capaian kinerja

hasil survei IKM pelayanan pelatihan tahun 2009 - 2013

Page 17: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 17 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Secara keseluruhan, hasil survey IKM pelayanan pelatihan menunjukkan trend

positif. Hal ini antara lain disumbang oleh faktor keberadaan SPP (Standar

Pelayanan Publik) sehingga UPT-UPT terkait dalam melaksanakan pelayanan

pelatihan berpedoman kepada SPP secara penuh. Disamping itu, faktor reposisi

16 UPT Pelatihan Kerja menjadi berstandar internasional yang didukung oleh

keberadaan Kios 3in1 Plus Plus, Production Traning Center (PTC), TUK (Tempat

Uji Kompetensi) dan sarana-prasarana pendukung lainnya turut berkontribusi

terhadap naiknya tingkat kepuasan masyarakat yang memanfaatkan jasa

pelatihan kerja.

SASARAN

Meningkatnya penempatan tenaga kerja di sektor formal.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan penempatan tenaga kerja di dalam

dan luar negeri. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2013

REALISASI 2013

% REALISASI

2012 2011 2010 2009

- Penempatan tenaga kerja.

- Pengembangan jejaring informasi lowongan kerja :

% perusahaan anggota aktif PLKT.

% peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja.

300.000 org

75,00%

20,00%

323.612 org

75,07 %

20,34%

107,87

100,09

101,70

316.000 org

75,00%

96,67%

307.239 org

64,19%

15,38%

193.912 org

60,78%

18,18%

80,896 org

72,88%

n.a.

Indikator kinerja : Penempatan tenaga kerja

Kegiatan penempatan tenaga kerja dilakukan melalui mekanisme Antar Kerja.

Antar Kerja merupakan suatu proses kegiatan penempatan tenaga kerja yang

Page 18: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 18 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

meliputi Informasi Pasar Kerja (IPK), pendaftaran lowongan, pendaftaran

pencari kerja, bimbingan dan penempatan. Jenis Antar Kerja meliputi :

a. AKL (Antar Kerja Lokal) atau kegiatan yang membantu proses penempatan

tenaga kerja antar Kab./Kota dalam satu provinsi;

b. AKAD (Antar Kerja Antar Daerah) atau kegiatan yang membantu proses

penempatan tenaga kerja antar provinsi di dalam wilayah RI;

c. AKAN (Antar Kerja Antar Negara) atau kegiatan yang membantu proses

penempatan tenaga kerja di luar negeri.

Disamping itu, mulai tahun 2010 terdapat kontribusi penempatan tenaga kerja

kontrak di perusahaan melalui PPJP (Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja) yang

keberadaannya dibina dan diawasi langsung oleh Dinas yang membidangi

ketenagakerjaan di Provinsi maupun Kab./Kota.

Capaian : Angka penempatan tenaga kerja di sektor formal menunjukkan

trend positif. Dari tahun ke tahun semakin banyak tenaga kerja terserap di

sektor formal. Pada tahun 2013, dari target penempatan 300.000 orang, tenaga

kerja yang berhasil ditempatkan sebanyak 323.612 orang atau mencapai

107,87% dari target yang ditetapkan. Dengan demikian, capaian kinerja untuk

penempatan tenaga kerja tahun 2013 berada pada kategori “sangat baik”.

Pada tahun 2012 dari target penempatan 250.000 orang, realisasi sebanyak

316.000 orang (126,40%), sedangkan di tahun 2011 dari target 190.000 orang,

realisasi 307.239 orang (161,70%). Pada tahun 2010, dari target 150.000

orang, realisasi penempatan sebanyak 193.912 orang (129,27%). Sedangkan di

tahun 2009 tenaga kerja yang terserap di sektor formal sebanyak 80.896 orang

atau 69,71% dari target penempatan 116.050 orang. Capaian tahun 2013 naik

2,41% dibandingkan tahun 2012, capaian tahun 2012 naik 2,85% dibanding

tahun 2011, capaian tahun 2011 naik 58,44% dibanding tahun 2010,

sedangkan capaian tahun 2010 naik 139,71% dibandingkan tahun 2009.

Page 19: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 19 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Diagram 3.6 Perkembangan target dan capaian kinerja

penempatan tenaga kerja tahun 2009 - 2013

Kondisi positif terkait penempatan tenaga kerja di sektor formal antara lain

dikarenakan :

- Naiknya angka penempatan melalui mekanisme AKL, AKAD dan AKAN yang

pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi maupun Kab./Kota;

- Pendataan terhadap angka penyerapan tenaga kerja kontrak di perusahaan

melalui PPJP (mulai tahun 2010);

- Pendataan terhadap angka penempatan tenaga kerja yang semakin akurat;

- Sebagai terobosan dalam mensosialisasikan, mengakomodasi peningkatan

lowongan kerja, mengoptimalkan penempatan tenaga kerja, dan

mengefektifkan fungsi layanan penempatan tenaga kerja, Disnakertransduk

Prov. Jawa Timur menggagas Bursa Kerja Bulanan (bursa kerja

mini/berskala kecil). Hal ini berdampak signifikan terhadap peningkatan

jumlah pencari kerja, partisipasi perusahaan yang melaporkan lowongan

yang tersedia, serta peningkatan jumlah penempatan tenaga kerja dari rata-

rata jumlah pencari kerja yang terdaftar melalui Bursa Kerja Bulanan.

- Adanya MoU jejaring kerjasama informasi bursa kerja dengan pihak-pihak

yang berkontribusi tinggi terhadap penyediaan peluang kerja (dunia industri,

asosiasi profesi, satuan pendidikan menengah dan perguruan tinggi)

sehingga info peluang kerja di sektor formal semakin terbuka, banyak dan

mudah diakses pencari kerja.

Page 20: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 20 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

- Penyebarluasan Informasi Pasar Kerja secara online melalui website

www.infokerja-jatim.com untuk mengoptimalkan penyerapan lowongan

kerja di pasar kerja. Website dapat diakses oleh pencari kerja,

perusahaan/dunia usaha maupun institusi yang membutuhkan tenaga kerja.

Penggunaan sarana teknologi informasi ini sangat besar manfaatnya dalam

menyediakan informasi pasar kerja yang cepat, akurat dan murah, serta

membantu mempercepat layanan penempatan tenaga kerja.

Indikator kinerja : Pengembangan jejaring informasi lowongan kerja

Sebagai salah satu inovasi dalam menjalankan fungsi Lembaga Penempatan

Tenaga Kerja atau Bursa Kerja Pemerintah (BKP), pada akhir tahun 2008

Disnakertransduk Prov. Jawa Timur membentuk Pusat Layanan Karir

Terpadu (PLKT). Fungsi PLKT dikembangkan sebagai model pelayanan

penempatan tenaga kerja (Public Employment Service) terutama dalam aspek

penyebaran informasi lintas kab/kota (kliring system), pembinaan lembaga

bursa kerja, pembinaan petugas fungsional Pengantar Kerja dan kegiatan

bimbingan konseling. PLKT sebagai pusat layanan penempatan kerja

memfasilitasi pencari kerja, perusahaan pemberi kerja/pengguna tenaga kerja,

maupun kalangan pendidikan dan mitra kerja lainnya. Tujuannya adalah untuk

lebih mendekatkan jaringan mitra kerja serta mendekatkan hubungan antara

dunia usaha dengan pencari kerja, terutama dari angkatan kerja muda terdidik

yang mencari pekerjaan di sektor formal, baik yang sudah menyelesaikan

ataupun sedang dalam masa pendidikan. Sedangkan pelayanannya dilakukan

secara offline (dilayani langsung oleh petugas) maupun online melalui website

www.infokerja-jatim.com.

Capaian :

Persentase perusahaan anggota aktif PLKT :

Pada tahun 2013, dari target 75%, realisasi sebesar 75,07% perusahaan

anggota PLKT yang aktif menginformasikan lowongan pekerjaan dibandingkan

seluruh perusahaan yang terdaftar sebagai anggota PLKT (capaian 100,09%).

Page 21: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 21 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Kinerja sebesar 75,07% lebih lanjut terinci sebagai berikut : jumlah perusahaan

yang terdaftar sebagai anggota PLKT sebanyak 694 perusahaan, yang aktif

menginformasikan lowongan sebanyak 521 perusahaan, dan anggota pasif

sebanyak 173 perusahaan. Dengan demikian, capaian kinerja untuk

peningkatan perusahaan anggota aktif PLKT pada tahun 2013 berada pada

kategori “sangat baik”.

Pada tahun 2012, dari target 70%, realisasi 75% (107,14%), dengan rincian

perusahaan yang terdaftar sebagai anggota PLKT sebanyak 524, yang aktif

menginformasikan lowongan 393 perusahaan dan anggota pasif 131

perusahaan. Sedangkan target tahun 2011 sebesar 60%, realisasi 64,19%

(106,98%), dengan rincian dari 444 perusahaan anggota PLKT, 285 perusahaan

secara aktif menginformasikan lowongan dan 159 perusahaan merupakan

anggota pasif PLKT. Di tahun 2010, dari target 50% realisasi 60,78% (121,56),

dengan rincian dari 283 perusahaan anggota PLKT, sebanyak 172 perusahaan

aktif menginformasikan lowongan dan sisanya 111 perusahaan bersifat pasif. Di

tahun 2009, dari target 40% terealisasi 72,88% (182,20%), dimana dari 118

perusahaan anggota PLKT, 86 perusahaan merupakan anggota aktif dan 32

perusahaan menjadi anggota pasif PLKT.

Diagram 3.7

Perkembangan target dan capaian kinerja persentase perusahaan anggota aktif PLKT tahun 2009 - 2013

Page 22: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 22 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Persentase peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja :

Dari target peningkatan 20% jumlah mitra kerja jejaring bursa kerja pada tahun

2013, diperoleh realisasi peningkatan sebesar 20,34% (101,70%). Peningkatan

jumlah mitra kerja tersebut adalah sebagai berikut : mitra kerja pada jejaring

bursa kerja (BKK/Bursa Kerja Khusus di website PLKT) sebanyak 71

perusahaan, terdiri dari 14 BKK perguruan tinggi dan 57 BKK UPT PK dan

SMA/SMK. Dengan demikian, capaian kinerja untuk peningkatan mitra kerja

jejaring bursa kerja pada tahun 2013 berada pada kategori “sangat baik”.

Pada tahun 2012, dari target peningkatan 20% mitra kerja jejaring bursa kerja,

diperoleh realisasi sangat signifikan sebesar 96,67% (483,35%), dengan rincian

59 BKK, terdiri dari 13 BKK perguruan tinggi dan 46 BKK UPT PK dan SMA/SMK.

Sedangkan pada tahun 2011 dari target peningkatan 10%, tercapai realisasi

peningkatan 15,38% dari tahun sebelumnya (153,80%), dengan rincian 30 BKK

yang meliputi 9 BKK perguruan tinggi dan 21 BKK UPT PK dan SMA/SMK. Di

tahun 2010, dari target peningkatan 5%, realisasi peningkatan mencapai

18,18% (363,60%), dengan rincian 26 BKK yang terdiri dari 7 BKK perguruan

tinggi dan 19 BKK UPT PK dan SMA/SMK. Di tahun 2009 pada satu tahun

pertama PLKT berdiri, terdapat 22 BKK yang telah menjadi mitra kerja jejaring

bursa kerja (5 BKK perguruan tinggi dan 17 BKK UPT PK dan SMA/SMK). Namun

di tahun 2009 belum dapat ditentukan target peningkatan jumlah mitra kerja

jejaring bursa kerja dibandingkan tahun 2008 (target tahun 2009 not available),

mengingat PLKT baru didirikan di akhir tahun 2008.

Diagram 3.8 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja tahun 2009 - 2013

Page 23: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 23 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Perkembangan capaian :

Perusahaan anggota aktif PLKT :

Diamati dari capaian 5 (lima) tahun terakhir, nampak angka keikutsertaan

perusahaan sebagai anggota PLKT meningkat signifikan, dimana pada tahun

2009 ke 2010 di masa-masa awal terbentuknya PLKT, keanggotaan meningkat

lebih dari 2 kali lipat (bertambah 165 perusahaan atau 139,83%), dari tahun

2010 ke 2011 keanggotaan PLKT meningkat 56,89% (bertambah 161

perusahaan), tahun 2011 ke 2012 mengalami peningkatan sebesar 18,02%

(bertambah 80 perusahaan), dan di tahun 2012 ke 2013 kembali meningkat

sebesar 32,44% (bertambah 170 perusahaan). Secara kuantitas, nampak

bahwa semakin banyak perusahaan yang menjadi anggota PLKT dan aktif

menginformasikan lowongan pekerjaan secara online (melalui website PLKT)

maupun offline melalui layanan PLKT. Hal ini mengindikasikan semakin

tingginya kesadaran pengusaha untuk melaporkan informasi lowongan di

perusahaan yang bersangkutan (kepatuhan terhadap Keppres No. 4 Tahun

1980 tentang Wajib Lapor Lowongan), sehingga pencari kerja semakin banyak

mendapatkan informasi peluang kerja.

Mitra kerja jejaring bursa kerja :

Jumlah mitra kerja jejaring bursa kerja yang bergabung menjadi anggota BKK

(Bursa Kerja Khusus) di website PLKT meningkat sangat signifikan, dimana

tahun 2009 di masa awal terbentuknya PLKT, mitra kerja baru berjumlah 22

lembaga. Kemudian di tahun 2010 jumlahnya bertambah 4 lembaga menjadi 26

BKK. Selanjutnya, tahun 2011 kembali bertambah 4 lembaga sehingga

bertambah menjadi 30 BKK. Dan di tahun 2012 mulai meningkat tajam dengan

penambahan 29 lembaga menjadi 59 BKK. Terakhir, pada tahun 2013 kembali

bertambah 12 lembaga sehingga jumlahnya menjadi 71 BKK. Pesatnya

pertambahan jumlah mitra kerja jejaring bursa kerja yang bergabung menjadi

anggota BKK antara lain merupakan dampak dari dilakukannya pembinaan,

bimbingan teknis, maupun sosialisasi secara intens kepada BKK-BKK di lingkup

Page 24: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 24 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

UPT Pelatihan Kerja maupun lingkup pendidikan (perguruan tinggi, SMA/SMK)

terkait pentingnya pengembangan jejaring bursa kerja dan sistem Antar Kerja

untuk membantu mempertemukan pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja

di pasar kerja.

Dampak dari berkembangnya keanggotaan aktif PLKT serta mitra kerja jejaring

bursa kerja, angka pencari kerja yang mendapat pekerjaan ataupun perusahaan

yang mendapatkan tenaga kerja melalui layanan PLKT makin bertambah secara

signifikan. Secara terinci, tahun 2009 penempatan tenaga kerja melalui PLKT

sebanyak 340 orang (penempatan offline melalui bursa kerja), tahun 2010

penempatan PLKT sebanyak 911 orang (secara online 204 orang dan secara

offline 707 orang), di tahun 2009 penempatan melalui PLKT menjadi 1.925

orang (secara online 591 orang dan offline 1.334 orang), di tahun 2012 angka

penempatan PLKT mencapai 2.379 orang (secara online 357 orang dan offline

2.022 orang), dan pada tahun 2013 penempatan melalui PLKT tercatat

berjumlah 648 orang (secara online 162 orang dan offline 486 orang).

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk

pelayanan penempatan tenaga kerja : Mengacu pada Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 serta Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/IV/2011 tentang

Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor Per. 15/MEN/X/2010, salah satu pelayanan dasar SPM Bidang

Ketenagakerjaan adalah pelayanan penempatan tenaga kerja, yang

indikatornya adalah besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan,

dengan target capaian 70% di tahun 2016.

Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Ketenagakerjaan untuk pelayanan penempatan tenaga kerja : Indikator

kinerja tujuan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur untuk penempatan tenaga

kerja sama dengan indikator SPM untuk pelayanan penempatan tenaga kerja

yang ditetapkan oleh Kemenakertrans. Pada tahun 2012, Disnakertransduk

Page 25: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 25 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan penempatan tenaga kerja

sebagai berikut : capaian tahun 2013 sebesar 58,41%, sedangkan target yang

harus dicapai pada tahun 2016 sebesar 70%. Secara bertahap, melalui berbagai

intervensi capaian pelayanan ini dapat ditingkatkan hingga mencapai target

dalam Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur pada tahun 2014 maupun

target SPM tahun 2016.

SASARAN

Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang

memanfaatkan jasa pelayanan penempatan tenaga kerja melalui hasil pengukuran

secara kuantitatif maupun kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh

pelayanan dimaksud. Indikator dan capaian kinerjanya adalah sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2013

REALISASI 2013

% REALISASI

2012 2011 2010 2009

Hasil survey IKM : - Pelayanan penem-

patan tenaga kerja.

- Pelayanan TKI (Tenaga Kerja Indonesia).

79,80

76,35

74,81

71,27

93,75

93,35

74,66

72,35

76,25

67,17

78,56

76,43

79,07

75,77

Pelaksanaan survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja dengan

menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data kepuasan

masyarakat, bertujuan :

a. Untuk mengetahui secara periodik tingkat kinerja dari pelayanan

penempatan tenaga kerja yang dilaksanakan oleh Bidang Penempatan

Tenaga Kerja dan UPT P3TKI (Pelayanan Penempatan dan Perlindungan

TKI) yang telah dibuat SPP-nya (Standar Pelayanan Publik).

Page 26: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 26 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

b. Sebagai bahan evaluasi terhadap efektivitas dan kualitas pelayanan

pelatihan di kedua unit kerja tersebut.

c. Sebagai dasar untuk melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan

terhadap kekurangan/kelemahan unsur-unsur dari pelayanan penempatan

tenaga kerja yang masih perlu ditingkatkan.

d. Sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan

kualitas pelayanan publik di masa mendatang.

e. Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja dari unit kerja terkait.

Survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja terdiri dari :

1) Pelayanan penempatan tenaga kerja, meliputi pelayanan antar kerja, yakni

(a) informasi pasar kerja/bursa kerja/penempatan kerja offline dan online,

(b) pencabutan perpanjangan Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing atau IMTA,

(c) rekomendasi penempatan tenaga kerja antar daerah, (d) ijin Lembaga

Penempatan Tenaga Kerja Swasta atau LPTKS untuk antar kerja lokal, dan

(e) ijin operasional kantor cabang Pelaksana Penempatan TKI Swasta atau

PPTKIS.

2) Pelayanan khusus TKI (Tenaga Kerja Indonesia), meliputi (a) rekomendasi

Rencana Kebutuhan Calon TKI (RKCTKI) atau Surat Pengantar Rekrut TKI

(SPR TKI), (b) surat pengantar rekomendasi endors visa ke Teto, (c)

penerbitan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri atau KTKLN, (d) Pembekalan

Akhir Pemberangkatan atau PAP, dan (e) counter TKI.

Dasar pelaksanaan survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja adalah

Standar Pelayanan Publik (SPP) Bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan

Kependudukan, yang telah disempurnakan melalui Keputusan Kepala Disnaker-

transduk Prov. Jawa Timur tanggal 27 Maret 2012 Nomor 560/39/KPTS/106.01/

2012 tentang Standar Pelayanan pada Disnakertransduk Prov. Jawa Timur.

Page 27: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 27 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Capaian :

Hasil survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja :

Pada tahun 2013, dari target nilai IKM sebesar 79,80, terealisasi 74,81 atau

capaiannya sebesar 93,75%. Dengan demikian, capaian kinerja untuk hasil

survei IKM pelayanan penempatan tenaga kerja tahun 2013 termasuk kategori

“baik”.

Pada tahun 2012, dari target nilai IKM 79,60, realisasi 74,66 (93,79%). Di tahun

2011, dari target 79,40 terealisasi 76,25 (96,03%). Pada tahun 2010, target

79,20 dan realisasi 76,56 (96,67%). Sedangkan di tahun 2009 pada awal

dilakukan survey IKM, capaiannya sebesar 79,07.

Diagram 3.9 Perkembangan target dan capaian kinerja

hasil survei IKM pelayanan penempatan tenaga kerja tahun 2009 - 2013

Jika diamati, meski kinerja pelayanannya masih berada pada rentang kategori

‘baik’, capaian nilai IKM pelayanan penempatan tenaga kerja pada tahun 2009-

2012 cenderung menurun, meski di tahun 2013 nilainya kembali menunjukkan

kenaikan. Penurunan nilai IKM pada tahun 2009-2012 antara lain disebabkan

adanya perubahan pada beberapa jenis pelayanan yang di-survey. Pada tahun

2009 (awal dilakukannya survey IKM), jenis pelayanan yang di-survey termasuk

pelayanan-pelayanan terkait Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA). Namun

mengingat pelayanan IMTA kemudian dialihkan menjadi pelayanan di UPT P2T

Prov. Jawa Timur (pelayanan perijinan satu atap), ditambah baru terbentuknya

Pusat Layanan Karir Terpadu (PLKT) Disnakertransduk Prov. Jawa Timur, maka

terjadi perubahan beberapa jenis pelayanan yang di-survey dengan responden

Page 28: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 28 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

yang berbeda pula, sehingga capaian nilai IKM belum stabil. Meski demikian,

secara umum capaian nilai IKM pelayanan penempatan tenaga kerja tahun

2009 - 2013 berada pada nilai interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25

dengan mutu pelayanan B (kinerja pelayanan ‘baik’). Namun kecenderungan

turunnya nilai IKM dari waktu ke waktu tetap harus diwaspadai dan menjadi

bahan evaluasi. Berdasarkan hasil survey IKM tahun 2013, beberapa alternatif

langkah perbaikan yang telah dan akan terus dilakukan adalah :

- Memotivasi petugas pelayanan untuk meningkatkan tanggung jawab petugas

pelayanan;

- Merekondisi SOP (Standard Operating Procedure) yang ada, khususnya

terkait waktu pelayanan dan kemudahan syarat pelayanan;

- Memberikan coaching/arahan kepada personil pelayanan agar memiliki

kemampuan yang sama dalam memberikan informasi dan pelayanan kepada

masyarakat;

- Menerapkan budaya kerja secara efektif dan mengimplementasikan 5R/5S.

Hasil survey IKM pelayanan TKI :

Pada tahun 2013, dari target nilai survei IKM sebesar 76,35, terealisasi sebesar

71,27 atau capaian kinerjanya 93,35%. Dengan demikian, capaian kinerja untuk

hasil survei IKM pelayanan TKI tahun 2013 berada pada kategori “baik”.

Tahun 2012, dari target nilai IKM 76,20, terealisasi 72,35 (94,95%). Pada tahun

2011, target 76,00 realisasi 67,17 (87,74%). Pada tahun 2010, target 75,90 dan

realisasi 76,43 (100,70%). Sedangkan di tahun 2009 pada awal dilakukannya

survey IKM, nilai IKM-nya sebesar 75,77.

Diagram 3.10 Perkembangan target dan capaian kinerja

hasil survei IKM pelayanan TKI tahun 2009 - 2013

Page 29: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 29 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Jika diamati, capaian nilai IKM pelayanan TKI menunjukkan adanya fluktuasi.

Salah satu penyebabnya adalah adanya perubahan pada beberapa jenis

pelayanan, menyesuaikan dengan perkembangan pelayanan di UPT P3TKI,

sehingga capaian nilai IKM cenderung tidak stabil. Meski demikian,

sebagaimana halnya dengan pelayanan penempatan tenaga kerja, capaian nilai

IKM pelayanan TKI tahun 2009 - 2013 berada pada nilai interval konversi IKM

antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B (kinerja pelayanan ‘baik’).

Namun kecenderungan berfluktuasinya nilai IKM dari waktu ke waktu tetap

harus diwaspadai dan menjadi bahan evaluasi. Berdasarkan hasil survey IKM

tahun 2013, alternatif perbaikan yang telah dan akan terus dilakukan adalah :

- Memperbaiki jadwal pelayanan sehingga bisa dilaksanakan tepat waktu;

- Menambah sarana-prasarana, khususnya terkait pembuatan foto untuk

KTKLN sehingga pelayanan dapat terselesaikan semakin cepat;

- Meningkatkan pemahaman kepada semua petugas terkait optimalisasi

pelayanan kepada calon TKI maupun PPTKIS.

SASARAN

Meningkatnya perluasan lapangan kerja di sektor informal.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan pengembangan kesempatan kerja

usaha mandiri dan padat karya produktif. Indikator dan capaian kinerja dari

sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2013

REALISASI 2013

% REALISASI

2012 2011 2010 2009

% tenaga kerja di sektor informal yang usahanya tetap eksis.

95,00% 95,51% 100,54 95,86% 95% 95% 95%

Pemecahan isu pengangguran tidak hanya dilakukan melalui penempatan

tenaga kerja di sektor formal, tetapi juga melalui upaya pembinaan dan fasilitasi

kegiatan perluasan kesempatan kerja. Untuk memperluas kesempatan kerja di

Page 30: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 30 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

dalam negeri, Kemnakertrans RI, Pemerintah Provinsi dan Kab./Kota melakukan

langkah-langkah strategis untuk mendukung penempatan tenaga kerja di dalam

negeri melalui penciptaan kegiatan yang produktif dan berkelanjutan dengan

mendayagunakan potensi SDA, SDM dan teknologi tepat guna. Penciptaan

perluasan kesempatan kerja dilakukan dengan pola pembentukan dan

pembinaan tenaga kerja mandiri, penerapan sistem padat karya infrastruktur

maupun padat karya produktif, penerapan teknologi tepat guna,

pendayagunaan tenaga kerja sukarela, program kewirausahaan melalui

pendayagunaan tenaga kerja pemuda mandiri profesional, pendampingan serta

subsidi program pelatihan keterampilan, atau pola lain yang dapat mendorong

terciptanya perluasan kesempatan kerja di sektor informal.

Capaian : salah satu indikator yang menunjukkan penyerapan tenaga kerja di

sektor informal melalui sektor ketenagakerjaan adalah tenaga kerja yang dibina

di sektor informal usaha mandiri yang dirintisnya minimal tetap eksis. Artinya,

tenaga kerja yang dibina telah memiliki pendapatan tetap dari usahanya

tersebut, usahanya tidak berhenti beroperasi, serta mampu menciptakan

kesempatan kerja baru yang cukup tinggi dan merekrut banyak tenaga kerja

baru di daerah sekitarnya.

Pada tahun 2013, dari target 95% binaan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur di

sektor informal (tidak termasuk binaan Kab./Kota) yang usahanya tetap eksis,

terealisasi 95,51% (100,54%), dengan rincian jumlah binaan di sektor informal

sebanyak 178 orang, yang tetap eksis sebanyak 170 orang. 8 (delapan) orang

lainnya tidak melanjutkan usaha informal karena berbagai alasan : menjadi

PNS, beralih menjadi TKI ke luar negeri, diterima bekerja di sektor formal, dan

menjadi caleg. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk persentase

tenaga kerja di sektor informal yang usahanya tetap eksis berada pada kategori

“sangat baik”.

Capaian tahun 2012, dari target 93% binaan yang eksis di sektor informal,

terealisasi 95,86% (103,08%). Capaian tahun 2011, dari target 91% yang

Page 31: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 31 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

usaha mandirinya tetap eksis, realisasi 95% (104,40%). Tahun 2010, dari

target 89% terealisasi sebesar 95% (106,74%). Sedangkan di tahun 2009 dari

target 87%, realisasi 95% (109,20%).

Diagram 3.11 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase tenaga kerja di sektor informal yang usahanya tetap eksis tahun 2009 - 2013

Secara keseluruhan, persentase tenaga kerja di sektor informal yang usahanya

tetap eksis cenderung stabil, yaitu berkisar 95% dari jumlah binaan per tahun.

Meski demikian, untuk mendukung program Nasional perluasan kesempatan

kerja di dalam negeri, capaian tersebut diharapkan dapat semakin meningkat

sesuai target yang ditetapkan, sehingga makin banyak penganggur/pencari

kerja yang tertampung di sektor informal dan formal.

Arah kebijakan perluasan kesempatan kerja di tahun 2012 sesuai program

perluasan kesempatan kerja secara Nasional juga dilakukan melalui Program

Tenaga Kerja Sarjana (TKS) sebagai pendamping di bidang perluasan

kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja. Tugas pokok TKS adalah

sebagai pendamping kelompok usaha masyarakat dalam kegiatan padat karya,

terapan teknologi tepat guna, kegiatan kewirausahaan atau kegiatan produktif

lainnya yang dananya bersumber dari APBN maupun APBD. Sedangkan tugas

pendampingan calon TKI, pendamping perantara kerja dan operator Bursa

Kerja On Line (BKOL) menjadi tugas penunjangnya. Program TKS bertujuan

memberdayakan sarjana yang memiliki potensi/kemampuan untuk membantu

dalam kegiatan pendampingan, khususnya di bidang perluasan kerja dan

penempatan tenaga kerja. Melalui program TKS, angkatan kerja muda terutama

Page 32: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 32 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

lulusan sarjana diarahkan tidak hanya sebagai motivator, tetapi dalam jangka

panjang sebagai tenaga pencipta perluasan kerja (job creator) terutama untuk

membantu mengoptimalkan potensi sumber daya alam/manusia guna

menciptakan lapangan kerja dan kesempatan kerja seluas-luasnya.

SASARAN

Terfasilitasinya penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

Sasaran ini dimaksudkan mewujudkan hubungan industrial yang harmonis

dan perbaikan syarat kerja. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2013

REALISASI 2013

% REALISASI

2012 2011 2010 2009

% penurunan kasus perselisihan hubungan industrial.

17,00% -5,71% (naik)

-33,59 63,35%

35,47%

-171,56% (naik)

3,11%

Perselisihan hubungan industrial merupakan perbedaan pendapat yang

mengakibatkan pertentangan antara pengusaha/gabungan pengusaha dengan

pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena ada perselisihan hak,

perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja serta

perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan

bahwa perselisihan hubungan industrial wajib diselesaikan oleh pengusaha dan

pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh secara musyawarah untuk

mencapai mufakat melalui mediasi, konsiliasi, arbitrase, dan yang terakhir

melalui Pengadilan Hubungan Industrial.

Capaian : Kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk ke Pengadilan

Hubungan Industrial selama 5 (lima) tahun terakhir terjadi fluktuasi. Di tahun

2009 persentase kasus turun sebesar 3,11%, di tahun 2010 kasus perselisihan

melonjak naik 171,56% (dari 218 kasus di tahun 2009 menjadi 592 kasus),

Page 33: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 33 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

tahun 2011 kembali turun 35,47% (sebelumnya 592 kasus menjadi 382 kasus),

di tahun 2012 turun signifikan sebesar 63,35% (382 kasus menjadi 140 kasus).

Kondisi terakhir di tahun 2013, kasus perselisihan naik 5,71% (dari 140 kasus

menjadi 148 kasus). Dengan demikian, capaian kinerja untuk persentase

penurunan kasus perselisihan hubungan industrial tahun 2013 berada pada

kategori “kurang”.

Diagram 3.12 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase penurunan kasus perselisihan hubungan industrial tahun 2009 - 2013

Idealnya, persentase kasus perselisihan hubungan industrial menurun secara

bertahap yang mencerminkan semakin kondusifnya iklim hubungan industrial.

Namun adanya kondisi yang tidak terduga seperti krisis moneter global

berimbas pada sulitnya dunia usaha di sektor formal untuk bertahan, antara lain

menyebabkan naiknya angka PHK yang berkontribusi signifikan terhadap

kenaikan kasus perselisihan hubungan industrial (dari 4 jenis kasus perselisihan

yang masuk ke Pengadilan Hubungan Industrial, perselisihan PHK selalu

mendominasi kasus hingga mencapai rata-rata di atas 70% dari keempat jenis

perselisihan yang ada).

Salah satu upaya yang diharapkan dapat mendorong iklim hubungan industrial

yang kondusif di Jawa Timur adalah dibentuknya Unit Reaksi Cepat (URC)

Penanganan Masalah Hubungan Industrial pada tahun 2010.

Pembentukan unit ini dimaksudkan untuk membantu Pemerintah dalam

penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan menjadi fasilitator untuk

Page 34: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 34 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

mencegah terjadinya perselisihan hubungan industrial yang berpotensi

mengakibatkan timbulnya gejolak berupa unjuk rasa/pemogokan sebagai akibat

dari keluh kesah yang tidak terselesaikan, dengan cara menginventarisir dan

menganalisa faktor-faktor terjadinya keresahan untuk dicarikan pemecahan

masalahnya. Sedangkan tujuannya adalah untuk penanganan dan pencegahan

permasalahan perselisihan hubungan industrial secara cepat, tepat dan tidak

berdampak. Dalam penanganannya, URC tetap berkoordinasi dengan pegawai

teknis dan Pemerintah Daerah setempat sesuai dengan prosedur dan

kewenangan masing-masing.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk

pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial : Mengacu

pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.

15/MEN/X/2010 serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

Per. 04/MEN/IV/2011 tentang Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010, salah satu

pelayanan dasar SPM Bidang Ketenagakerjaan adalah pelayanan penyelesaian

perselisihan hubungan industrial, yang indikatornya adalah besaran kasus yg

diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB), dengan target capaian 50% di

tahun 2016.

Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Ketenagakerjaan untuk pelayanan penyelesaian perselisihan

hubungan industrial : Indikator kinerja tujuan Disnakertransduk Prov. Jawa

Timur untuk bidang hubungan industrial agak berbeda dengan indikator SPM

untuk pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang ditetapkan

oleh Kemenakertrans. Hal ini dikarenakan indikator kinerja tujuan bidang

hubungan industrial Disnakertransduk Prov. Jawa Timur lebih menitikberatkan

pada turunnya kasus perselisihan yang masuk ke Pengadilan Hubungan

Industrial yang merupakan tahapan lebih lanjut dari kasus-kasus yang tidak

dapat diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) sehingga harus mendapat

Page 35: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 35 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

penanganan yang lebih serius. Meski demikian, Disnakertransduk Prov. Jawa

Timur telah mencapai SPM pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan

industrial (dengan indikator besaran kasus yg diselesaikan dengan Perjanjian

Bersama) pada tahun 2013 sebagai berikut : capaian sebesar 39,60%,

sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2016 sebesar 50%.

SASARAN

Meningkatnya perbaikan syarat kerja dan kesejahteraan pekerja.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan hubungan industrial yang harmonis

dan perbaikan syarat kerja. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini

digambarkan sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA TARGET

2013 REALISASI

2013 %

REALISASI

2012 2011 2010 2009

- % peningkatan upah pekerja. - % peningkatan Pera-

turan Perusahaan (PP). - % peningkatan Perjan-

jian Kerja Bersama (PKB).

9,00%

33,00%

35,00%

22,14%

39,95%

24,96%

246,00

108,94

53,26

8,08%

36,35%

42,42%

8,34%

26,37%

33,97%

7,54%

n.a

n.a

17,07%

n.a

n.a

Upah merupakan suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada

buruh untuk pekerjaan/jasa yang telah/akan dilakukan, dinyatakan/dinilai dalam

bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan/peraturan perundang-

undangan, dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antar pengusaha

dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun

keluarganya. Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari

upah pokok termasuk tunjangan tetap. Upah minimum ditetapkan sebagai

jaring pengaman agar upah tidak merosot, mengurangi kesenjangan upah

Page 36: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 36 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

terendah dengan tertinggi, dan meningkatkan penghasilan pekerja pada tingkat

paling bawah.

Peraturan Perusahaan (PP) adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh

pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) memuat hak dan kewajiban pekerja dan

pengusaha secara tertulis yang dibuat atas hasil perundingan antara serikat

pekerja/serikat buruh dengan pengusaha/perkumpulan pengusaha. Baik PP

maupun PKB bersifat mengikat pengusaha maupun pekerja sehingga

memberikan kepastian hukum bagi kedua belah pihak, dalam rangka

meningkatkan kegairahan dan ketenangan bekerja serta kelangsungan usaha.

Capaian :

Peningkatan upah pekerja :

Selama beberapa tahun terakhir, persentase rata-rata Upah Minimum Kab./Kota

(UMK) se-Jawa Timur selalu mengalami kenaikan. Di tahun 2009 terjadi

kenaikan sebesar 17,07% dengan nilai rata-rata UMK Rp. 741.016,-. Di tahun

2010 rata-rata upah minimum naik 7,54% dengan nilai rata-rata UMK Rp.

796.903,-. Pada tahun 2011 rata-rata upah minimum naik 8,34% dengan nilai

rata-rata UMK Rp. 863.334,-. Pada tahun 2012 rata-rata upah minimum naik

8,08% dengan nilai rata-rata UMK Rp. 933.120,-. Dan pada tahun 2013 nilai

rata-rata UMK Jawa Timur naik 22,14% (kenaikan terbesar dalam 5 tahun

terakhir) menjadi Rp. 1.139.730,- atau capaian kinerjanya sebesar 246%.

Dengan demikian, capaian kinerja untuk persentase peningkatan upah pekerja

di tahun 2013 berada pada kategori “sangat baik”.

Diagram 3.13 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan upah pekerja tahun 2009 - 2013

Page 37: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 37 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa secara bertahap dunia usaha di Jawa

Timur semakin memberikan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan

pekerjanya, yang antara lain diwujudkan dalam bentuk kenaikan nilai upah

minimum. Disamping itu, mulai tahun 2013 nilai UMK dari 38 Kab./Kota se-Jawa

Timur seluruhnya sudah mencapai, dan bahkan ada yang melampaui 100% dari

KHL (Kebutuhan Hidup Layak).

Peningkatan Peraturan Perusahaan (PP) :

Pada tahun 2013, dari target peningkatan jumlah PP sebesar 33%, realisasi

sebesar 39,95% (capaian kinerja sebesar 108,94%), dimana jumlah PP

bertambah 890 PP menjadi 3.118 PP. Dengan demikian, capaian kinerja untuk

persentase peningkatan Peraturan Perusahaan (PP) di tahun 2013 berada pada

kategori “sangat baik”.

Di tahun 2012, target kenaikan sebesar 30%, realisasi sebesar 36,35%

(121,17%), yaitu yang semula berjumlah 1.634 PP pada tahun 2011 menjadi

2.228 PP. Sementara itu, pada tahun 2011 jumlah PP di Jawa Timur naik

26,37% dibandingkan tahun 2010 (berjumlah 1.293 PP).

Diagram 3.14 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan Peraturan Perusahaan (PP) tahun 2009 - 2013

Persentase peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) :

Pada tahun 2013, dari target kenaikan jumlah PKB sebesar 35%, realisasi

sebesar 24,96% atau capaian kinerjanya sebesar 53,26%, yaitu bertambah 150

PKB menjadi 751 PKB. Dengan demikian, capaian kinerja untuk persentase

Page 38: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 38 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) di tahun 2013 berada pada

kategori “kurang”.

Di tahun 2012, dari target kenaikan jumlah PKB 35%, realisasi sebesar 42,42%

(121,20%), yaitu yang semula berjumlah 422 PKB pada tahun 2011 menjadi

601 PKB. Sementara itu, pada tahun 2011 jumlah PKB naik 33,97%

dibandingkan tahun 2010 (berjumlah 315 PKB).

Diagram 3.15 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tahun 2009 - 2013

Ketidaktersediaan target kenaikan jumlah PP dan PKB tahun 2009 dan 2010

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kenaikan jumlah PP maupun PKB di tahun 2009 dan 2010 tidak bisa ditentukan

targetnya (not available). Hal ini dikarenakan pada tahun-tahun tersebut

pendataan jumlah PP dan PKB di Jawa Timur masih sangat lemah/minim,

terutama terkait data-data yang bersumber dari 38 Kab./Kota. Baru mulai tahun

2010 dilakukan pembenahan dalam pendataan PP maupun PKB baik dari

Provinsi maupun Kab./Kota, sehingga bisa diperoleh data yang lebih akurat.

SASARAN

Meningkatnya pelayanan pembinaan hubungan industrial.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang

memanfaatkan pelayanan pembinaan hubungan industrial melalui hasil pengukuran

secara kuantitatif maupun kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh

Page 39: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 39 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

pelayanan pembinaan hubungan industrial. Indikator dan capaian kinerjanya

tergambar sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2013

REALISASI 2013

% REALISASI

2012 2011 2010 2009

Hasil survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial.

81,15 77,09 95,00 75,23 72,61 72,74 80,67

Pelaksanaan survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial dengan

menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data kepuasan

masyarakat, bertujuan :

a. Untuk mengetahui secara periodik tingkat kinerja dari pelayanan pembinaan

hubungan industrial yang dilaksanakan oleh Bidang Hubungan Industrial dan

Syarat Kerja yang telah dibuat SPP-nya (Standar Pelayanan Publik).

b. Sebagai bahan evaluasi terhadap efektivitas dan kualitas pelayanan

pembinaan hubungan industrial.

c. Sebagai dasar untuk melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan

terhadap kekurangan/kelemahan unsur-unsur dari pelayanan pembinaan

hubungan industrial yang masih perlu ditingkatkan.

d. Sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan

kualitas pelayanan publik di masa mendatang.

e. Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja dari bidang terkait.

Survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial dilakukan terhadap

responden yaitu pihak-pihak yang mendapat layanan (a) penyelesaian

perselisihan hubungan industrial lintas Kab./Kota, (b) penangguhan

pelaksanaan ketetapan upah minimum Kab./Kota, (c) pengesahan peraturan

perusahaan (PP) lintas Kab./Kota, dan (d) pendaftaran perjanjian kerja bersama

(PKB) lintas Kab./Kota. Sebagaimana survey IKM lainnya, dasar pelaksanaan

survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial adalah Standar

Pelayanan Publik (SPP) Bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan

Kependudukan, dimana SPP terbaru telah disempurnakan melalui Keputusan

Page 40: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 40 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Kepala Disnakertransduk Prov. Jawa Timur tanggal 27 Maret 2012 Nomor

560/39/KPTS/106.01/2012 tentang Standar Pelayanan pada Disnakertransduk

Prov. Jawa Timur.

Capaian : Pada tahun 2013, dari target nilai IKM sebesar 81,15, realisasi

sebesar 77,09 (95%). Dengan demikian, capaian kinerja untuk hasil survei IKM

pelayanan pembinaan hubungan industrial tahun 2013 berada pada kategori

“baik”.

Tahun 2012, dari target nilai IKM 81,00 realisasi 75,23 (92,88%). Pada tahun

2011, target 80,85 realisasi 72,61 (89,81%). Pada tahun 2010, target 80,75 dan

realisasi 72,74 (90,08%). Sedangkan di tahun 2009 pada awal dilakukan survey

IKM, capaian sebesar 80,67.

Diagram 3.16 Perkembangan target dan capaian kinerja

hasil survei IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial tahun 2009 - 2013

Jika diamati, capaian nilai IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial pada

kurun waktu 2010 – 2011 sempat menunjukkan penurunan, dan mulai naik

kembali di tahun 2012 dan 2013, meskipun realisasi di tahun 2013 pun belum

mencapai target yang ditetapkan. Secara umum capaian nilai IKM pelayanan

pembinaan hubungan industrial selama tahun 2009 - 2012 berada pada nilai

interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B (kinerja

pelayanan ‘baik’), namun dari segi pelayanan masih perlu mendapat evaluasi

dan perbaikan. Berdasarkan hasil survey IKM tahun 2013, beberapa langkah

perbaikan yang akan terus dilakukan adalah mengadakan evaluasi dan

Page 41: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 41 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

pembinaan kepada petugas yang menangani pelayanan hubungan industrial

untuk memaksimalkan pelayanan kepada pengguna jasa.

SASARAN

Pelaksanaan K3 yang kondusif.

Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan perlindungan hak-hak dasar

pekerja/buruh, termasuk pekerja perempuan dan anak. Indikator dan capaian

kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA TARGET

2013

REALISASI

2013 %

REALISASI

2012 2011 2010 2009

- % penurunan kasus kecelakaan kerja.

- % peningkatan perusaha-an yg mendapat penghar-gaan K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja): Kecelakaan Nihil (Zero

Accident).

SMK3 (Sistem Manajemen K3).

20,00%

25,00%

27,00%

9,75%

(turun)

25,82%

18,75%

48,75

103,28

69,44

10,39%

(turun)

29,11%

45,45%

-35,67%

(naik)

47,92%

0,00%

-12,91%

(naik)

-15,79% (turun)

266,67%

-42,36%

(naik)

0,60%

20,00%

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan instrumen yang

memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar

dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan ini menjadi hak asasi yang

wajib dipenuhi oleh perusahaan karena K3 bertujuan mencegah, melindungi,

bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja. Dalam pelaksanaannya, K3

merupakan salah satu upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman,

sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan

atau bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat

meningkatkan sistem dan produktivitas kerja.

Page 42: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 42 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendorong pembudayaan K3 di tempat

kerja adalah melalui pemberian penghargaan di bidang K3, yang terdiri dari

penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) dan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penghargaan Kecelakaan Nihil

diberikan kepada manajemen perusahaan yang telah berhasil melaksanakan

program K3 sehingga mencapai nihil kecelakaan kerja, juga yang telah berhasil

mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja tanpa menghilangkan

waktu kerja. Sedangkan penghargaan SMK3 diberikan kepada perusahaan yang

telah menerapkan manajemen K3 di perusahaannya. SMK3 adalah bagian dari

sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi

pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharan K3 untuk

pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya

tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Capaian :

% penurunan kasus kecelakaan kerja :

Idealnya, salah satu indikator dari penciptaan kondisi tempat kerja yang

kondusif ditunjukkan melalui turunnya angka kecelakaan di tempat kerja, yang

dilaporkan melalui Dinas Kab./Kota se-Jawa Timur. Namun mulai tahun 2009

hingga 2013, angka kecelakaan kerja di Jawa Timur bersifat fluktuatif. Pada

tahun 2013, terjadi penurunan angka kecelakaan kerja di Jawa Timur berkisar

9,75% dari target yang ditetapkan sebesar 20% (dari 7.736 kasus di tahun

2012 turun menjadi 6.982 kasus di tahun 2013), sehingga capaian kinerjanya

hanya mencapai 48,75%. Dengan demikian, meski terjadi penurunan kasus

kecelakaan kerja, namun capaian kinerja untuk persentase penurunan kasus

kecelakaan kerja tahun 2013 berada pada kategori “Kurang”.

Pada tahun 2012, dari target 20% penurunan angka kecelakaan kerja di Jawa

Timur, terjadi realisasi penurunan kasus 10,39% (dari 8.633 kasus di tahun

2011 turun menjadi 7.736 kasus di tahun 2012). Namun kondisi sebaliknya

justru nampak mulai tahun 2009 s.d. 2011, dimana angka kecelakaan kerja di

Page 43: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 43 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Jawa Timur selalu menunjukkan kenaikan. Pada tahun 2009, kecelakaan kerja

naik 42,36% dari 3.958 kasus menjadi 5.635 kasus. Di tahun 2010 naik 12,91%

dari 5.635 kasus menjadi 6.363 kasus. Di tahun 2011 kembali menunjukkan

kenaikan sebesar 35,67% dari 6.363 kasus menjadi 8.633 kasus.

Diagram 3.17 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase penurunan kasus kecelakaan kerja tahun 2009 - 2013

Kondisi fluktuatif terjadi antara lain akibat (1) Belum optimalnya pembinaan di

Kab./Kota terutama untuk tempat-tempat usaha yang mempunyai potensi

berbahaya ataupun di industri padat tenaga kerja, (2) Perusahaan kurang sadar

akan pentingnya budaya keselamatan di tempat kerja yang mengancam tiap

saat, sedangkan perusahaan baru memperhatikan faktor keselamatan kerja

apabila ada pembinaan dan pengawasan dari Dinas yang membidangi

ketenagakerjaan Kab./Kota maupun Provinsi, dan (3) P2K3/Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja belum sepenuhnya

terbentuk, hingga saat ini baru 10% P2K3 yang ada di tempat kerja.

Berdasarkan kondisi eksisting tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah dalam

mengurangi jumlah kecelakaan kerja di kemudian hari, diantaranya melalui :

- Peningkatan jumlah P2K3 dan mendorong lahirnya tokoh P2K3 di perusahaan

yang dapat memberikan motivasi tentang pentingnya keselamatan kerja di

tempat kerja sehingga kesadaran akan pentingnya keselamatan di tempat

kerja semakin meningkat;

Page 44: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 44 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

- Sosialisasi dan pembinaan secara terus-menerus terhadap seluruh perusahaan

di Jawa Timur;

- Memberdayakan serikat pekerja dalam kegiatan sosialisasi agar serikat

pekerja setempat turut mengawasi keselamatan di tempat kerja untuk

meminimalisir terjadinya kasus kecelakaan kerja;

- Mendorong pembudayaan K3 di Jawa Timur melalui pemberian penghargaan

di bidang K3.

% peningkatan perusahaan yang mendapat penghargaan K3 (Keselamatan dan

Kesehatan Kerja :

Kecelakaan Nihil (Zero Accident) :

Pada tahun 2013, dari target peningkatan jumlah perusahaan yang mendapat

penghargaan kecelakaan nihil sebesar 25%, tercapai realisasi sebesar

25,82% (capaian kinerja sebesar 103,28%), dari semula 275 perusahaan di

tahun sebelumnya menjadi 346 perusahaan di tahun ini. Dengan demikian,

capaian kinerja untuk persentase peningkatan perusahaan yang mendapat

penghargaan kecelakaan nihil (zero accident) tahun 2013 masuk kategori

“sangat baik”.

Pada tahun 2012, dari target peningkatan 20%, realisasi kenaikan sebesar

29,11% (145,55%), dari semula 213 perusahaan menjadi 275 perusahaan.

Selanjutnya pada tahun 2011 dari target 10%, persentase kenaikan

mencapai 47,92% (dari 144 perusahaan di tahun 2010 menjadi 213

perusahaan di tahun 2011). Kondisi sebaliknya terjadi di tahun 2010, dimana

jumlah perusahaan yang mendapat penghargaan kecelakaan nihil turun

dibandingkan tahun 2009 (171 perusahaan di tahun 2009 turun 15,79%

menjadi 144 perusahaan di tahun 2010). Sementara itu pada tahun 2009,

capaian kenaikan hanya 0,60% dibandingkan tahun sebelumnya.

Page 45: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 45 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Diagram 3.18 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan perusahaan yang mendapat penghargaan kecelakaan nihil (zero accident) tahun 2009 - 2013

SMK3 (Sistem Manajemen K3) :

Pada tahun 2013, target peningkatan jumlah perusahaan yang mendapat

penghargaan SMK3 sebesar 27% dan realisasinya sebesar 18,75% (capaian

kinerja sebesar 69,44%), yaitu dari 32 perusahaan di tahun lalu menjadi 38

perusahaan di tahun ini. Dengan demikian, capaian kinerja untuk persentase

peningkatan perusahaan yang mendapat penghargaan SMK3 tahun 2013

masuk kategori “cukup”.

Pada tahun 2012, dari target peningkatan sebesar 27%, realisasi sebesar

45,45% (168,33%), yaitu dari 22 perusahaan menjadi 32 perusahaan

mendapat penghargaan SMK3. Di tahun 2011, dari target peningkatan 24%,

realisasi 0% karena tidak ada peningkatan jumlah perusahaan dibandingkan

tahun sebelumnya (tahun 2010 maupun tahun 2011 sebanyak 22

perusahaan). Sedangkan pada tahun 2010, dari target peningkatan sebesar

22%, realisasi peningkatan sebesar 266,67%, yakni dari sebelumnya hanya 6

perusahaan di tahun 2009 melonjak menjadi 22 perusahaan di tahun 2010.

Sedangkan di tahun 2009 terjadi kenaikan sebesar 20% dibandingkan tahun

sebelumnya.

Page 46: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 46 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Diagram 3.19 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan perusahaan yang mendapat penghargaan SMK3 tahun 2009 - 2013

Secara keseluruhan, perusahaan di Jawa Timur yang mendapat penghargaan di

bidang K3 menunjukkan peningkatan. Hal ini menjadi salah satu indikasi dari

semakin tingginya kesadaran perusahaan untuk melaksanakan dan

membudayakan K3 di tempat kerja. Pembudayaan K3 di tempat kerja sangat

penting artinya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat

menuju nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja guna peningkatan produksi

dan produktivitas kerja.

Implementasi pengawasan ketenagakerjaan meliputi 4 (empat) subsistem yang

menjadi faktor penting, yaitu lembaga/instansi yang membidangi pengawasan

ketenagakerjaan, SDM Pengawas Ketenagakerjaan yang kompeten dan

independen dalam melaksanakan tupoksinya, mekanisme dan tata cara

operasionalisasi pengawasan ketenagakerjaan, serta sarana-prasarana

penunjang pelaksanaan sistem pengawasan ketenagakerjaan. Namun di

lapangan banyak timbul permasalahan yang menyimpang dengan aturan yang

ada akibat perbedaan kepentingan antara pekerja/buruh dengan pengusaha.

Hal ini memicu terjadinya unjuk rasa atau demonstrasi pekerja/buruh yang

menuntut belum terpenuhinya hak-hak normatif karena pelaksanaan ketentuan

peraturan perundangan ketenagakerjaan yang dirasa kurang obyektif. Atas

kondisi tersebut, di Jawa Timur dibentuk Satgas (Satuan Tugas)

Pengawasan Ketenagakerjaan se-Jawa Timur untuk merevitalisasi

pengawasan ketenagakerjaan demi terpenuhinya hak-hak normatif pekerja.

Page 47: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 47 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Keberadaan Satgas ini untuk membangun kembali pelaksanaan sistem

pengawasan ketenagakerjaan di Jawa Timur.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk

pelayanan pengawasan ketenagakerjaan : Mengacu pada Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 serta

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/IV/2011

tentang Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010, salah satu pelayanan dasar SPM

Bidang Ketenagakerjaan adalah pelayanan pengawasan ketenagakerjaan, yang

indikatornya adalah :

1) Besaran pemeriksaan perusahaan, dengan target 45% di tahun 2016.

2) Besaran pengujian peralatan di perusahaan, dengan target 50% di tahun

2016.

Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Ketenagakerjaan untuk pelayanan penyelesaian perselisihan

hubungan industrial : Indikator kinerja tujuan Disnakertransduk Prov. Jawa

Timur untuk pengawasan ketenagakerjaan berbeda dengan indikator SPM yang

ditetapkan oleh Kemenakertrans. Hal ini dikarenakan indikator kinerja tujuan

pengawasan ketenagakerjaan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur lebih

menitikberatkan pada turunnya kasus-kasus ketenagakerjaan yang lebih

bersifat menyeluruh, baik yang bersifat normatif maupun teknis. Meski

demikian, Disnakertransduk Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan

pengawasan ketenagakerjaan pada tahun 2013 sebagai berikut :

1) Pemeriksaan perusahaan : capaian sebesar 24,78%, sedangkan target yang

harus dicapai pada tahun 2016 sebesar 45%.

2) Pengujian peralatan di perusahaan : capaian sebesar 5,7%, sedangkan

target yang harus dicapai pada tahun 2016 sebesar 50%.

Page 48: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 48 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

SASARAN

Meningkatnya kepesertaan jamsostek aktif.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan perlindungan hak-hak

dasar pekerja/buruh, termasuk pekerja perempuan dan anak. Indikator dan

capaian kinerja dari sasaran ini tergambar sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2013

REALISASI 2013

% REALISASI

2012 2011 2010 2009

% kepesertaan jamsostek aktif : - Orang (tenaga

kerja) - Perusahaan

39,00%

36,27%

93,00

37,18%

37,78%

37,93%

39,40%

66,00%

66,34%

100,52

66,72%

65,66%

64,46%

62,66%

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) merupakan program publik yang

memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial

ekonomi tertentu yang penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi

sosial. Program jamsostek memberikan perlindungan kepada tenaga kerja untuk

mengatasi resiko sosial ekonomi dan wajib diikuti oleh setiap perusahaan yang

mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 10 orang atau membayar seluruh

upah paling sedikit Rp. 1.000.000,- atau lebih per bulan.

Capaian :

Kepesertaan Jamsostek aktif (tenaga kerja) :

Pada tahun 2013, target kepesertaan tenaga kerja secara aktif pada program

jamsostek sebesar 39%, realisasi sebesar 36,27% (capaian kinerja 93%) atau

1.246.783 orang. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk

persentase kepesertaan jamsostek aktif (tenaga kerja) berkategori “baik”.

Tahun 2012, dari target 38,00% realisasi mencapai 37,18% (97,84%) atau

1.165.480 orang. Di tahun 2011, target 37% terealisasi 37,78% (1.067.410

orang). Pada tahun 2010 dari target 36%, realisasi sebesar 37,93% (1.004.885

orang). Sedangkan di tahun 2009, kepesertaan aktif tenaga kerja sebesar

39,40% (971.662 orang).

Page 49: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 49 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Diagram 3.20 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase kepesertaan jamsostek aktif (tenaga kerja) tahun 2009 - 2013

Jika diamati, secara persentase memang terjadi penurunan kepesertaan aktif

tenaga kerja dalam Program Jamsostek dibandingkan jumlah tenaga kerja yang

menjadi peserta Jamsostek di Jawa Timur, dikarenakan laju pertambahan

tenaga kerja dari tahun ke tahun lebih cepat dibandingkan pertambahan jumlah

anggota aktif Jamsostek. Namun dari segi kuantitas, peningkatan jumlah tenaga

kerja yang menjadi peserta aktif menunjukkan trend positif : tahun 2009 - 2010

meningkat 3,42%, tahun 2010 - 2011 meningkat 6,22%, tahun 2011 - 2012

meningkat 9,19%, dan tahun 2012 - 2013 meningkat 6,98%. Artinya, semakin

banyak tenaga kerja yang didaftarkan oleh perusahaan tempatnya bekerja

untuk diikutkan dalam Program Jamsostek secara aktif, yang menunjukkan

semakin tingginya kesadaran perusahaan di Jawa Timur untuk melindungi

pekerjanya dari resiko sosial ekonomi yang mungkin terjadi di lingkungan

tempat kerja.

Kepesertaan Jamsostek aktif (perusahaan) :

Pada tahun 2013, target kepesertaan perusahaan secara aktif pada program

jamsostek sebesar 66%, realisasi sebesar 66,34% (capaian kinerja 100,52%)

atau 21.673 perusahaan. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk

persentase kepesertaan jamsostek aktif (tenaga kerja) berada pada kategori

“sangat baik”.

Di tahun 2012, dari target kepesertaan aktif perusahaan sebesar 65%, realisasi

66,72% (102,65%) atau 19.358 perusahaan. Di tahun 2011, target 64%

Page 50: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 50 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

realisasi 65,66% (16.702 perusahaan). Pada tahun 2010 dari target 63%,

realisasi sebesar 64,46% (14.634 perusahaan). Dan di tahun 2009, persentase

kepesertaan aktif perusahaan pada program Jamsostek di Jawa Timur sebesar

62,66% (12.699 perusahaan).

Diagram 3.21 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase kepesertaan jamsostek aktif (perusahaan) tahun 2009 - 2013

Kepesertaan aktif perusahaan pada program Jamsostek selalu menunjukkan

perkembangan positif, dimana setiap tahunnya angka perusahaan yang menjadi

peserta aktif mengalami peningkatan : tahun 2009 – 2010 bertambah 15,24%,

tahun 2010 – 2011 bertambah 14,13%, tahun 2011 – 2012 bertambah 15,90%,

dan tahun 2012 – 2013 bertambah 11,96%. Artinya, semakin banyak

perusahaan yang memiliki kesadaran dan memahami arti pentingnya ikut serta

dalam program Jamsostek secara aktif untuk melindungi pekerjanya dari resiko

sosial ekonomi yang mungkin terjadi di lingkungan tempat kerja. Namun perlu

tetap dilakukan pembinaan yang lebih intensif terhadap perusahaan (terutama

perusahaan skala menengah dan kecil) untuk mengikuti Program Jamsostek

guna melindungi perusahaan dari berbagai resiko yang mungkin terjadi di

lingkungan tempat kerja.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk

pelayanan kepesertaan Jamsostek : Mengacu pada Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 serta Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/IV/2011 tentang

Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Page 51: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 51 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Nomor Per. 15/MEN/X/2010, salah satu pelayanan dasar SPM Bidang

Ketenagakerjaan adalah pelayanan kepesertaan Jamsostek, yang indikatornya

adalah : Besaran pekerja/buruh yg menjadi peserta program Jamsostek aktif,

dengan target capaian 50% di tahun 2016.

Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Ketenagakerjaan untuk pelayanan kepesertaan Jamsostek : Indikator

kinerja sasaran Disnakertransduk Prov. Jawa Timur terkait kepesertaan

Jamsostek agak berbeda dengan indikator SPM yang ditetapkan oleh

Kemenakertrans. Hal ini dikarenakan indikator kinerja sasaran Disnakertransduk

Prov. Jawa Timur lebih merinci kepesertaan Jamsostek pada pekerja maupun

perusahaannya, sedangkan pada SPM Bidang Ketenagakerjaan hanya

difokuskan pada pekerja yang menjadi peserta aktif Jamsostek. Meski demikian,

Disnakertransduk Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan pengawasan

ketenagakerjaan pada tahun 2012 sebagai berikut : capaian sebesar 44,30%,

sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2016 sebesar 50%.

SASARAN

Terfasilitasinya lingkungan kerja yang aman, higienis dan nyaman, serta tenaga kerja yang sehat, selamat dan produktif.

Sasaran ini dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

tenaga kerja serta meningkatkan kegairahan kerja, efisiensi, produktivitas dan

moril kerja. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini adalah :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2013

REALISASI 2013

% REALISASI

2012 2011 2010 2009

- % pengujian kualitas udara emisi dan ambien.

- % pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja.

95,50% 98,32% 102,95 98,82% 94,47% 87,55% 93,68%

93,00%

100%

107,53

100%

93,48%

15,15%

83,33%

Page 52: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 52 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Hiperkes dan Keselamatan Kerja (KK) merupakan lapangan kesehatan yang

mengurusi kesehatan tenaga kerja secara menyeluruh, meliputi usaha-usaha

kuratif, preventif, penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya, higiene

dan lain-lain. Manajemen Hiperkes dan KK di perusahaan dilatarbelakangi oleh

pengimplementasian konsep manajemen modern yang menitikberatkan pada

pengendalian terciptanya kondisi lingkungan kerja aman, higienis dan nyaman,

serta tenaga kerja yang sehat, selamat dan produktif. Lingkupnya selaras

dengan ISO seri 14000 yang meliputi kesehatan kerja, keselamatan kerja dan

lingkungan (occupational health, safety and environment). Di dalam kerangka

hiperkes dan KK, fungsi pengujian, pemeriksaan, penelitian dan pelatihan di

bidang higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja semakin dirasa

penting keberadaannya, terlebih Jawa Timur masih dihadapkan pada rendahnya

kesadaran sebagian kalangan pengusaha industri untuk melakukan pengujian

dan pemeriksaan di bidang higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan

kerja, kurangnya penyerasian antara pekerja dengan lingkungan kerja dan gizi

kerja, kurangnya pengawasan terhadap barang kimia berbahaya, pelayanan

kesehatan kerja, dan terbatasnya pemahaman SDM usaha industri tentang

pentingnya higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja.

Capaian :

Pengujian kualitas udara emisi dan ambien :

Pada tahun 2013, dari target 95,50%, realisasi mencapai 98,32% (capaian

kinerja 102,95%), dengan rincian dari 654 perusahaan yang meminta pengujian

kualitas udara emisi dan ambien, 643 perusahaan dapat dipenuhi. Dengan

demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk persentase pengujian kualitas

udara emisi dan ambien berada pada kategori “sangat baik”.

Tahun 2012 realisasi mencapai 98,82% (104,02%) dari target 95,00% (752

perusahaan yang diuji, dari 761 perusahaan yang meminta pengujian kualitas

udara emisi dan ambien). Tahun 2011, target 94,50% terealisasi 94,47%

(99,97%), dimana dari 723 perusahaan yang meminta pengujian, telah diuji

Page 53: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 53 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

683 perusahaan. Pada tahun 2010 dari target 94%, realisasi 87,55% (93,14%)

yaitu dari 683 perusahaan yang meminta pengujian, dilakukan pengujian

terhadap 598 perusahaan. Sedangkan di tahun 2009, pengujian terhadap

perusahaan sebesar 93,68% atau 430 perusahaan dari 459 perusahaan yang

meminta dilakukan pengujian.

Diagram 3.22 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase pengujian kualitas udara emisi dan ambien tahun 2009 - 2013

Pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja :

Pada tahun 2013, dari target 93% untuk pemeriksaan lingkungan kerja dan

tenaga kerja, terealisasi sebesar 100% (capaian kinerja 107,53%), dimana dari

27 perusahaan yang meminta pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja,

seluruhnya dapat dipenuhi. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk

persentase pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja berada pada

kategori “sangat baik”.

Di tahun 2012, dari target sebesar 90%, terealisasi 100% (111,11%), dimana

telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 15 perusahaan dari 15 perusahaan yang

meminta pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja. Tahun 2011, dari

target 87% realisasi 93,48% (107,45%), dimana dari 46 perusahaan yang

meminta pemeriksaan, telah diperiksa sebanyak 43 perusahaan. Sementara itu

di tahun 2010 dari target 85%, realisasi hanya 15,15% (17,82%) yaitu dari 33

perusahaan yang meminta pemeriksaan, hanya bisa dilakukan pemeriksaan

terhadap 5 perusahaan. Sedangkan di tahun 2009, pengujian terhadap

Page 54: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 54 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

perusahaan sebesar 83,33% atau 10 perusahaan dari 12 perusahaan yang

meminta dilakukan pengujian lingkungan kerja dan tenaga kerja.

Diagram 3.23 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja tahun 2009 - 2013

Diamati dari capaian kinerja selama 4 (empat) tahun, nampak bahwa pengujian

kualitas udara emisi dan ambien yang dilaksanakan oleh UPT K3 (Kesehatan

dan Keselamatan Kerja) belum mampu memenuhi permintaan kalangan industri

secara optimal. Sementara itu, permintaan kalangan industri semakin tinggi,

yang menunjukkan membaiknya kesadaran sebagian kalangan pengusaha

industri untuk melakukan pengujian dan pemeriksaan di bidang higiene

perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja. Keadaan ini belum sepenuhnya

ditunjang oleh keberadaan alat-alat laboratorium sebagai pendukung pengujian

kualitas udara dan lingkungan industri (GC/MS atau Gas Chromatography Mass

Spectometer, AAS atau Atomic Absorption Spectrophotometer, Stargas

Analyzer) yang sudah tidak optimal fungsinya dan belum ada peremajaan.

Padahal keberadaan instrumen ini sangat vital dalam mendukung tugas dan

fungsi UPT K3 (hiperkes), dimana semua parameter pengujian harus diolah

melalui instrumen ini sehingga dukungan dari alat-alat tersebut mutlak

diperlukan. Disamping itu, keterbatasan SDM juga menjadi masalah, mengingat

saat ini pejabat fungsional litkayasa/perekayasa maupun teknisi penguji K3

sangat terbatas dibandingkan jumlah industri di Jawa Timur.

Page 55: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 55 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

SASARAN

Meningkatnya pelayanan K3.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang

memanfaatkan pelayanan K3 melalui hasil pengukuran secara kuantitatif maupun

kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan K3. Indikator

dan capaian kinerjanya tergambar sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2013

REALISASI 2013

% REALISASI

2012 2011 2010

Hasil survey IKM pelayanan K3.

78,00 79,55 101,99 77,85 74,87 77,14

Pelaksanaan survey IKM pelayanan K3 menggunakan kuesioner sebagai alat

bantu pengumpulan data kepuasan masyarakat, bertujuan :

a. Untuk mengetahui secara periodik tingkat kinerja dari pelayanan K3 yang

dilaksanakan oleh UPT K3 yang telah dibuat SPP-nya.

b. Sebagai bahan evaluasi terhadap efektivitas dan kualitas pelayanan K3.

c. Sebagai dasar untuk melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan

terhadap kekurangan/kelemahan unsur-unsur dari pelayanan K3 yang masih

perlu ditingkatkan.

d. Sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan

kualitas pelayanan publik di masa mendatang.

e. Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja dari UPT K3.

Survey IKM pelayanan K3 dilakukan terhadap responden yaitu pihak-pihak yang

menggunakan jasa pelayanan (a) pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja,

dan (b) pengujian kualitas udara. Sebagaimana survey IKM lainnya, dasar

pelaksanaan survey IKM pelayanan K3 adalah Standar Pelayanan Publik (SPP)

Bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan, dimana SPP

terbaru pada tahun 2012 telah disempurnakan melalui Keputusan Kepala

Disnakertransduk Prov. Jawa Timur tanggal 27 Maret 2012 Nomor

Page 56: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 56 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

560/39/KPTS/106.01/2012 tentang Standar Pelayanan pada Disnakertransduk

Prov. Jawa Timur.

Capaian : Pada tahun 2012, nilai IKM ditargetkan sebesar 78,00, realisasi

sebesar 79,55 (capaian kinerja 101,99%). Dengan demikian, capaian kinerja

tahun 2013 untuk hasil survei IKM pelayanan K3 berkategori “sangat baik”.

Di tahun 2012, dari target IKM 77,50, realisasi 77,85 (100,45%). Di tahun 2011,

target IKM 77,00 dengan realisasi 74,87 (97,23%). Tahun 2010 target 76,50

dan realisasi 77,14 (100,84%). Sedangkan di tahun 2009 pada awal dilakukan

survey IKM, dicapai nilai IKM pelayanan K3 sebesar 76,10.

Diagram 3.24 Perkembangan target dan capaian kinerja

hasil survei IKM pelayanan K3 tahun 2009 - 2013

Secara umum capaian IKM pelayanan K3 selama tahun 2009 - 2012 berada

pada nilai interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B

(kinerja pelayanan ‘baik’). Namun demikian, meski pelayanan K3 relatif sudah

memenuhi target, masih tetap dilakukan pemantauan dan evaluasi untuk

menjamin dan mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan. Langkah

perbaikan untuk mempertahankan/meningkatkan pelayanan terus dilakukan

secara komprehensif.

SASARAN

Meningkatnya angka kepemilikan dokumen kependudukan

Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan tertib administrasi kependudukan dan

perlindungan terhadap hak-hak penduduk terkait kepemilikan dokumen

Page 57: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 57 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

kependudukan. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2013

REALISASI 2013

% REALISASI

2012 2011 2010

% kepemilikan e-KTP dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Tunggal melalui perekaman data e-KTP.

96,00% 88,05% 91,72 85,65% 89,50% n.a

Dalam rangka tertib administrasi kependudukan, setiap penduduk wajib

melaporkan peristiwa kependudukan/peristiwa penting yang dialaminya yang

akan membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan dokumen

kependudukan yang dimilikinya kepada instansi pelaksana. Pesatnya

pertumbuhan penduduk sangat berpotensi memunculkan masalah

kependudukan seperti KTP ganda, pemalsuan akte kelahiran dan sebagainya,

sehingga perlu dilakukan penertiban terhadap data-data kependudukan. Untuk

mewujudkan tertib administrasi kependudukan, Pemerintah membangun Sistem

Administrasi Kependudukan (SIAK) untuk memberlakukan sistem pengenal

tunggal berupa Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang menjadi syarat utama

terwujudnya database kependudukan Nasional berbasis registrasi. Salah satu

upaya untuk mewujudkan NIK adalah melalui penerapan e-KTP.

Capaian : Pemutakhiran data e-KTP di Jawa Timur termasuk Nasional baru

dilaksanakan pada tahun 2010, sehingga capaian kinerja tahun 2009 dan 2010

untuk perekaman data e-KTP dengan NIK Tunggal belum tersedia (not

available). Pada tahun 2011 di Jawa Timur secara bertahap mulai dilakukan

perekaman data e-KTP di 12 (dua belas) Kab./Kota, dengan tingkat capaian

89,50%, dikarenakan terdapat 2 (dua) Kab./Kota yang belum selesai

melakukan perekaman data. Pada tahun 2011 dari 6.289.580 orang wajib KTP,

yang sudah melakukan perekaman data sebanyak 5.629.240 orang. Sedangkan

pada tahun 2012 perekaman data e-KTP dengan NIK Tunggal telah

Page 58: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 58 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

dilaksanakan lengkap di 38 Kab./Kota, dengan adanya penambahan 26

Kab./Kota yang memasuki tahap perekaman data. Dari target 90% di tahun

2012, terealisasi 85,65% (capaian kinerja 95,17%), dimana dari 25.645.367

wajib KTP di 26 Kab./Kota, yang sudah melakukan perekaman data sebanyak

19.972.343 orang. Di tahun 2013, dari target kinerja 96% baru terealisasi

sebesar 88,05% (capaian kinerjanya 91,72%), dimana dari 29.606.800 wajib

KTP di 38 Kab./Kota, yang sudah melakukan perekaman data sebanyak

26.068.959 orang. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk

persentase kepemilikan e-KTP dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan)

Tunggal melalui perekaman data e-KTP berada pada kategori “baik”.

Diagram 3.25 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase kepemilikan e-KTP dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Tunggal melalui perekaman data e-KTP tahun 2009 - 2013

Pelaksanaan perekaman data pada tahun 2013 ternyata belum juga dapat

dituntaskan sepenuhnya karena adanya berbagai kendala di lapangan, antara

lain tidak seimbangnya jumlah peralatan yang ada dengan kapasitas

perekaman data yang harus dilakukan. Untuk itu, bagi kecamatan yang jumlah

wajib KTP-nya sangat besar diperlukan peralatan perekaman data tambahan,

sekaligus menambah jam pelayanan perekaman data e-KTP dengan NIK

Tunggal.

SASARAN

Meningkatnya realisasi pemberangkatan transmigrasi.

Page 59: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 59 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan kemandirian dan integrasi transmigran

dengan masyarakat sekitar melalui tahap penyesuaian pemantapan dan

pengembangan di pemukiman transmigrasi yang layak huni, layak usaha, layak

berkembang dan layak lingkungan. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini

dapat digambarkan sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA TARGET

2013 REALISASI

2013 %

REALISASI

2012 2011 2010 2009

% penempatan transmigran di daerah penempatan transmigrasi (Kepala Keluarga).

65,00% 84,79% 130,45 55,56% 63,08% 98,53% 45,12%

Penempatan transmigrasi asal Jawa Timur dilaksanakan melalui 3 (tiga)

kategori, yaitu Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM), Transmigrasi Swakarsa

Berbantuan (TSB) dan Transmigrasi Umum (TU). Transmigrasi Swakarsa

Mandiri (TSM) adalah jenis transmigrasi yang merupakan prakarsa transmigran

yang bersangkutan atas arahan, layanan, dan bantuan Pemerintah dan/atau

pemerintah daerah bagi penduduk yang telah memiliki kemampuan, dan

dilaksanakan oleh transmigran yang bersangkutan secara perseorangan atau

kelompok. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) adalah jenis transmigrasi

yang dirancang oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dengan

mengikutsertakan badan usaha sebagai mitra usaha transmigran bagi penduduk

yang berpotensi berkembang. Sedangkan Transmigrasi Umum (TU)

dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah bagi penduduk yang

mengalami keterbatasan dalam mendapatkan peluang kerja dan usaha.

Capaian : Pada tahun 2013, dari target penempatan transmigran sebesar

65%, realisasi sebesar 84,79% (capaian kinerja 130,45%), dimana transmigran

yang ditempatkan sebanyak 797 KK dari 940 KK calon transmigran yang siap

berangkat). Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk persentase

penempatan transmigran di daerah penempatan transmigrasi (KK) berada pada

kategori “sangat baik”.

Page 60: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 60 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Realisasi penempatan transmigran pada tahun 2012 sebesar 55,56%

(ditempatkan 669 KK dari 1.204 KK yang siap berangkat), dari target 60%

(tingkat capaian 92,60%). Tidak tercapainya target angka penempatan

transmigrasi asal Jawa Timur pada tahun 2012 dikarenakan faktor

ketidaksiapan lokasi/daerah penempatan sehingga STP (Surat Terima

Penempatan) dari daerah tujuan/lokasi penempatan terlambat dikeluarkan. Hal

ini berakibat pada keterlambatan SPP (Surat Perintah Pemberangkatan) yang

dikeluarkan oleh Pusat, sehingga pengiriman transmigran asal Jawa Timurpun

menjadi terhambat. Kondisi inilah yang mengakibatkan target pemberangkatan

transmigran menjadi terhambat dan akan dilaksanakan pemberangkatan pada

tahun berikutnya. Sementara itu di tahun 2011, dari target 55% direalisasikan

63,08% (tingkat capaian 114,69%). Di tahun 2010, target 50% realisasi

98,53% (197,06%). Dan pada tahun 2009 dicapai 45,12% penempatan

transmigran.

Diagram 3.26 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase penempatan transmigran di daerah penempatan transmigrasi (KK) tahun 2009 - 2013

Sementara itu, dilihat dari jumlah KK yang diberangkatkan ke lokasi

penempatan, mulai tahun 2009 s.d. 2011 penempatan transmigran selalu

mengalami kenaikan. Tahun 2009 - 2010 naik 13,51% (592 KK menjadi 672

KK), tahun 2010 – 2011 naik cukup signifikan sebesar 26,64% (672 KK menjadi

851 KK). Tahun 2011 - 2012, mengingat kendala yang terjadi berupa

ketidaksiapan lokasi penempatan transmigrasi, terjadi penurunan 21,39% (851

KK menjadi 669 KK). Dan di tahun 2012 - 2013, jumlah KK transmigran yang

Page 61: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 61 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

ditempatkan kembali menunjukkan peningkatan yaitu sebesar 19,13% (669 KK

menjadi 797 KK).

Untuk mengoptimalkan angka penempatan transmigran terutama yang melalui

Transmigrasi Umum (TU), mulai tahun 2012 s.d. 2014 dilakukan terobosan

berupa program kerjasama Province to Province antara Prov. Jawa Timur

dengan Prov. Kalimantan Timur. Program ini merupakan tindak lanjut

kesepahaman bersama antara Pemerintah Prov. Jawa Timur, Pemerintah Prov.

Kalimantan Timur dan Pemerintah Kab. Bulungan tentang kerjasama

penempatan transmigrasi asal Jawa Timur di Food Estate Delta Kayan Kab.

Bulungan sejumlah 600 KK yang dilaksanakan melalui 3 tahap (tahun 2012 s.d.

2014 dengan target penempatan sebanyak 200 KK/tahun).

SASARAN

Meningkatnya kemandirian transmigran.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan kemandirian dan integrasi transmigran

dengan masyarakat sekitar melalui tahap penyesuaian pemantapan dan

pengembangan di pemukiman transmigrasi yang layak huni, layak usaha, layak

berkembang dan layak lingkungan. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini

dapat digambarkan sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA

TARGET 2013

REALISASI 2013

% REALISASI

2012 2011 2010 2009

% transmigran yang berhasil meningkat-kan taraf ekonomi dan sosialnya.

28,00% 58,82% 210,07 22,56% n.a n.a n.a

Transmigrasi merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam mencapai

keseimbangan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja,

meningkatkan produksi, dan meningkatkan pendapatan. Keputusan untuk

bertransmigrasi pada prinsipnya diambil atas dasar kemauan sendiri dan

keyakinan akan hidup yang lebih baik di daerah transmigrasi. Keberhasilan

Page 62: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 62 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

transmigran disebabkan oleh akal daya dan kewiraswastaan mereka yang

memungkinkan mereka untuk melihat dan memanfaatkan kesempatan-

kesempatan guna memperbaiki hidup mereka. Faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan transmigran adalah aspek pendapatan, aspek

perumahan, aspek akses terhadap pendidikan, dan aspek kepemilikan aset

keluarga. Berkembangnya kehidupan ekonomi dan sosial transmigran yang

ditandai oleh meningkatnya pendapatan/penghasilan akan mempermudah akses

bagi ketiga aspek lainnya (perumahan, pendidikan, dan kepemilikan aset

keluarga).

Pendataan terhadap transmigran yang berhasil meningkatkan taraf ekonomi

dan sosialnya baru dilaksanakan pada tahun 2012, sehingga capaian kinerja

untuk tahun 2009 sampai dengan 2011 masih belum tersedia (not available).

Belum tersedianya data tersebut dikarenakan hingga tahun 2011 kinerja

ketransmigrasian baru sampai pada penempatan transmigran di daerah

penempatan transmigrasi. Dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Prov. Jawa

Timur Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Transmigrasi, maka fasilitasi

dan sasaran bidang ketransmigrasian tidak hanya dalam konteks menempatkan

transmigran semata, akan tetapi meliputi peningkatan kemampuan dan

produktivitas masyarakat transmigrasi, serta membangun kemandirian

transmigran.

Capaian : Pada tahun 2013 dilakukan survei di 3 Provinsi, yaitu Provinsi

Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan. Untuk Provinsi

Kalimantan Selatan dipilih 3 Kabupaten yaitu Kab. Banjar, Kab. Barito Kuala dan

Kab. Kota Baru. Untuk Provinsi Kalimantan Timur dilakukan survei di Kab.

Berau, sedangkan di Provinsi Sumatera Selatan berlokasi di Kab. Ogan

Komering Ilir dan Kab. Ogan Ilir. Dari hasil survei diperoleh bahwa transmigran

yang telah ditempatkan di 6 (enam) Kabupaten tersebut berjumlah 170 KK. Dari

jumlah transmigran tersebut, sebanyak 100 orang berhasil meningkat

pendapatan perbulannya. Jika sebelum bertransmigrasi, penghasilan mereka

Page 63: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 63 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

setiap bulannya berkisar antara Rp. 500.000 hingga Rp. 1 juta, maka setelah

bertransmigrasi penghasilannya meningkat menjadi Rp 5 juta, bahkan hingga

mencapai kisaran Rp 10 juta setiap bulannya. Dengan demikian, penghasilan

mereka meningkat 5 kali sampai 10 kali lipat dari penghasilan/pendapatan

sebelum bertransmigrasi. Dari hasil survei, transmigran pada Unit Pemukiman

Transmigrasi (UPT) di Kab. Banjar, Barito Kuala (Simpang Nungki), Kab. Berau

dan Kab. Ogan Ilir berpenghasilan Rp. 5 juta s/d 10 juta, sedangkan

transmigran di Kab. Barito Kuala (Sawahan), Kota Baru dan Kab. Ogan

Komering Ilir berpenghasilan di bawah Rp. 5 juta. Dengan demikian, secara

keseluruhan pada tahun 2013 dari target 20% transmigran yang berhasil

meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya di wilayah yang dilakukan survei,

realisasi sebesar 58,82% atau capaian kinerja sebesar 210,07%, atau berada

pada kategori “sangat baik”.

Sedangkan pada tahun 2012, survei dilakukan di 6 (enam) Kabupaten yang

berada di 4 (empat) Provinsi, yaitu Kab. Donggala, Kab. Buol, dan Kab. Tojo

Una-Una di Prov. Sulawesi Tengah, Kab. Gorontalo di Prov. Gorontalo, Kab.

Luwu Timur di Prov. Sulawesi Selatan, dan Kab. Konawe di Prov. Sulawesi

Tenggara, dengan jumlah transmigran sebanyak 328 orang. Dari jumlah

transmigran tersebut, sebanyak 74 orang memiliki pendapatan perbulannya

sebesar Rp. 1.000.000,- sampai dengan di atas Rp. 10.000.000,-. Secara terinci,

jumlah transmigran yang pendapatannya berkisar 1 – 5 juta rupiah sebanyak 57

orang, transmigran yang pendapatannya berkisar 5 – 10 juta rupiah sebanyak

14 orang, dan transmigran yang pendapatannya di atas 10 juta rupiah

sebanyak 3 orang. Dengan demikian, capaian transmigran yang berhasil

meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya di wilayah yang dilakukan survei

pada tahun 2012 sebesar 22,56%.

Page 64: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 64 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Diagram 3.27 Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase transmigran yang berhasil meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya tahun 2009 - 2013

Apabila mengamati perkembangan pendapatan/penghasilan transmigran yang

berhasil meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya, maka dapat disampaikan

bahwa penghasilan mereka pada saat sebelum dan sesudah bertransmigrasi

sangat berbeda. Sebelum bertransmigrasi, penghasilan paling besar antara Rp.

500.000,- s.d. Rp. 1.000.000,-. Namun setelah bertransmigrasi pendapatan

mereka naik cukup tajam, dimana sebagian transmigran telah memiliki

pendapatan perbulan sebesar di atas Rp. 1.000.000,-, bahkan ada yang

melebihi Rp. 10.000.000,-.

Page 65: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 65 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Meningkatnya tenaga

kerja yg te rampil/

kompeten.

Lulusan pelatihan

yang memiliki

keterampilan atau

kompetensi.

6,429 6,429 100.00 7,500 4,576 61.01 9,000 9,588 106.53 10,500 16,008 152.46 12,000 22,380 186.50 13,500

Calon tenaga kerja yg

dimagangkerjakan di :

- Dalam negeri 500 500 100.00 530 800 150.94 570 580 101.75 600 1,512 252.00 650 3,991 614.00 700

- Luar negeri 75 24 32.00 100 79 79.00 100 100 100.00 200 150 75.00 300 241 80.33 400

Meningkatnya

produktivitas kerja.

% peningkatan binaan

produktivitas yg

meningkat

produktivitasnya

15.00 56.76 378.40 17.00 24.00 141.18 19.00 166.13 874.37 20.00 7.52 37.60 20.00 8.18 40.90 20.00

Meningkatnya

pelayanan pelatihan.

Hasil survey IKM

pelayanan pelatihan.

76.70 76.70 100.00 77.00 76.17 98.92 78.00 78.10 100.13 79.00 79.39 100.49 80.00 79.98 99.98 81.00

Penempatan tenaga

kerja.

116,050 80,896 69.71 150,000 193,912 129.27 190,000 307,239 161.70 250,000 316,000 126.40 300,000 323,612 107.87 350,000

Pengembangan

jejaring informasi

lowongan kerja :

- % perusahaan

anggota aktif PLKT.

40.00 72.88 182.20 50.00 60.78 121.56 60.00 64.19 106.98 70.00 75.00 107.14 75.00 75.07 100.29 80.00

- % peningkatan mitra

kerja jejaring bursa

kerja.

n.a n.a - 5.00 18.18 363.60 10.00 15.38 153.80 20.00 96.67 483.35 20.00 20.34 101.70 20.00

Hasil survey IKM :

- Pelayanan

penempatan tenaga

kerja.

79.07 79.07 100.00 79.20 78.56 99.19 79.40 76.25 96.03 79.60 74.66 93.79 79.80 74.81 93.75 80.00

- Pelayanan TKI

(Tenaga Kerja

Indonesia).

75.77 75.77 100.00 75.90 76.43 100.70 76.00 67.17 88.38 76.20 72.35 94.95 76.35 71.27 93.35 76.50

Meningkatnya

perluasan lapangan

kerja di sektor informal.

% tenaga kerja di

sektor informal yg

usahanya tetap eksis.

87.00 95.00 109.20 89.00 95.00 106.74 91.00 95.00 104.40 93.00 95.86 103.08 95.00 95.51 100.54 97.00

3.00 3.11 103.67 5.00 -171.56 -3431 .2 10.00 35.47 354.70 15 63.35 422.33 17.00 -5.71 -33.59 20.00

(naik) (naik)

% peningkatan upah

pekerja.

7.00 17.07 243.86 7.00 7.54 107.71 8.00 8.34 104.25 8 8.08 101.00 9.00 22.14 246.00 10.00

% peningkatan

Peraturan Per-

usahaan (PP).

n.a n.a - n.a n.a - 26.37 26.37 100.00 30.00 36.35 121.17 33.00 35.95 108.94 35.00

% peningkatan

Perjanjian Kerja

Bersama (PKB)

n.a n.a - n.a n.a - 33.97 33.97 100.00 35.00 42.42 121.20 35.00 18.64 53.26 35.00

Peningkatnya

pelayanan pembinaan

hub. Industrial.

Hasil survey IKM

pelayanan pembinaan

hub. Industrial.

80.67 80.67 100.00 80.75 72.74 90.08 80.85 72.61 89.81 81.00 75.23 92.88 81.15 77.09 95.00 81.25

Meningkatnya tenaga

kerja yang dimagang-

kerjakan.

Terfasilitasinya

penyelesaian

perselisihan hub.

Industrial

% penurunan kasus

perselisihan hub.

Industrial.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

2009 2010 2011 2012

2014

2013

Meningkatnya

penempatan tenaga

kerja di sektor formal.

Meningkatnya

pelayanan

penempatan tenaga

kerja

Meningkatnya

perbaikan syarat kerja

& kesejahteraan

pekerja

Page 66: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 66 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Pelaksanaan K3 yg

kondusif.

% penurunan kasus

kecelakaan kerja.

5.00 -42.36

(naik)

-947.20 10.00 -12.91

(naik)

-220.10 15.00 -35.67

(naik)

-337.80 20.00 50.93 254.65 20.00 9.75 48.75 20.00

% peningkatan

perusahaan yg

mendapat peng-

hargaan K3

(Kesehatan &

Keselamatan Kerja) :

- Kecelakaan nihil

(zero accident).

0.60 0.60 100.00 5.00 -15.79

(turun)

-415.80 10.00 47.92 479.20 20.00 29.11 145.55 25.00 25.82 103.28 30.00

- SMK3 (Sistem

Manajemen K3)

20.00 20.00 100.00 22.00 266.67 1212.14 24.00 0.00 -100.00 27.00 45.45 168.33 27.00 18.75 69.44 27.00

% kepesertaan

jamsostek aktif :

- Orang (tenaga kerja) 35.00 39.40 112.57 36 37.93 105.36 37.00 37.78 102.11 38.00 37.18 97.84 39.00 36.27 93.00 40.00

- Perusahaan 62.00 62.66 101.06 63 64.46 102.32 64.00 65.66 102.59 65.00 66.72 102.65 66.00 66.34 100.52 67.00

% pengujian kualitas

udara emisi & ambien.

93.68 93.68 100.00 94 87.55 93.14 94.50 94.47 99.97 95.00 98.82 104.02 95.50 98.32 102.95 96.00

% pemeriksaan

lingkungan kerja &

tenaga kerja.

83.33 83.33 100.00 85.00 15.15 17.82 87.00 93.48 107.45 90.00 100.00 111.11 93.00 100.00 107.53 95.00

Meningkatnya

pelayanan K3.

Hasil survey IKM

pelayanan K3.

76.10 76.10 100.00 76.50 77.14 100.84 77.00 74.87 97.23 77.50 77.85 100.45 78.00 79.55 101.99 78.50

Meningkatnya angka

kepe-milikan dokumen

kependudukan.

% kepemilikan e-KTP

dengan NIK (Nomor

Induk Kependudukan)

Tunggal melalui

perekaman data e-

KTP.

n.a n.a - n.a n.a - 89.50 89.50 100.00 90.00 85.65 95.17 96.00 88.05 91.72 100.00

Meningkatnya realisasi

pem-berangkatan

transmigrasi.

% penempatan

transmigran di daerah

penem-patan trans-

migrasi (Kepala

Keluarga).

45.12 45.12 100.00 50.00 98.53 197.06 55.00 63.08 114.69 60.00 55.56 92.60 65.00 84.79 130.45 70.00

Meningkatnya

kemandirian

transmigran.

% transmigran yg

berhasil meningkatkan

taraf ekonomi &

sosialnya.

n.a n.a - n.a n.a - n.a n.a - 22.56 22.56 100.00 28.00 58.82 210.07 35.00

Terfasilitasinya

lingkungan kerja yg

aman, higienis &

nyaman, serta tenaga

kerja yg sehat, selamat

& produktif.

2012

2014

Meningkatnya

kepesertaan jamsostek

aktif

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

2009 2010 2011 2013

3.2.2 Analisis Capaian Kinerja Jawa Timur Dibandingkan Nasional

Target dan Capaian IKU RPJMD Prov. Jawa Timur 2009 – 2014 Terkait

Penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) : Pemerintah Provinsi

Jawa Timur memiliki 5 (lima) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang tertuang di

dalam RPJMD Prov. Jawa Timur Tahun 2009 – 2014. Salah satu IKU RPJMD

Page 67: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 67 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

yang terkait langsung dengan kinerja bidang ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian adalah “Penurunan TPT (Tingkat Pengangguran

Terbuka)”. TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) merupakan rasio antara

jumlah penganggur terbuka dengan jumlah angkatan kerja. Adapun target dan

capaian penurunan TPT di Jawa Timur adalah sebagai berikut :

TargetCapai-

an Target

Capai-

an Target

Capai-

an Target

Capai-

an Target

Capai-

an 2013 2014

Tingkat

Pengangguran

Terbuka/ TPT

(%)

6,20-6,40 5.08 6,00-6,20 4.25 5,80-6,00 4,16 5,60-5,80 4.12 5,60-5,80 4.335,40 -

5,50

5,20 -

5,40

Indikator

Kinerja

TARGET RPJMD2009 2010 2011 2012 2013

T A H U N

Capaian : Perbandingan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Jawa

Timur dengan Nasional dan Provinsi Lainnya di Jawa : Terkait target

penurunan TPT di dalam RPJMD Prov. Jawa Timur 2009 - 2014, dapat

disampaikan bahwa Indikator Kinerja Utama (IKU) Disnakertransduk Prov. Jawa

Timur yang dituangkan di dalam Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur

Tahun 2009 - 2014, khususnya yang berkaitan dengan bidang ketenagakerjaan

dan ketransmigrasian, dilaksanakan untuk mendukung penurunan TPT Jawa

Timur. Berdasarkan hasil capaian kinerja sektor ketenagakerjaan,

ketransmigrasian dan sektor-sektor lainnya yang mendukung penurunan TPT

Jawa Timur, dan apabila diperbandingkan dengan capaian TPT secara Nasional,

diperoleh gambaran mengenai capaian penurunan TPT Jawa Timur

sebagaimana dideskripsikan melalui diagram berikut ini :

Page 68: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 68 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

Sedangkan apabila diperbandingkan dengan capaian Nasional maupun 5 (lima)

Provinsi lainnya yang berada di Pulau Jawa, maka diperoleh hasil perbandingan

capaian penurunan TPT selama 5 (lima) tahun berturut-turut mulai tahun 2009

sampai dengan tahun 2013 sebagaimana tabel berikut :

NO WILAYAH

CAPAIAN TPT (TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA)

THN 2009 THN 2010 THN 2011 THN 2012 THN 2013

1 NASIONAL 7,87% 7,14% 6,56% 6,14% 6,25%

2 Provinsi Banten 13,42% 13,68% 13,06% 10,14% 9,90%

3 Provinsi Jawa Barat 10,96% 10,33% 9,83% 9,08% 9,22%

4 Provinsi DKI Jakarta 12,15% 11,05% 10,80% 9,87% 9,02%

5 Provinsi Jawa Tengah 7,33% 6,21% 5,93% 5,63% 6,02%

6 Provinsi DIY 6,00% 5,69% 3,97% 3,97% 3,34%

7 Provinsi Jawa Timur 5,08% 4,25% 4,16% 4,12% 4,33%

Apabila dilihat menurut capaian selama 4 (empat) tahun berturut-turut mulai

tahun 2009 - 2012, effort penurunan TPT di Jawa Timur sebesar 1,75 poin,

yaitu dari TPT sebesar 5,08% di tahun 2009 menjadi sebesar 4,12% di tahun

2012. Namun pada tahun 2013 terjadi kondisi yang tidak lazim, dimana TPT

Jawa Timur mengalami kenaikan 0,21 poin menjadi 4,33%. Kondisi di tahun

2013 ini antara lain terjadi dimungkinkan oleh banyaknya pengurangan tenaga

kerja pada beberapa perusahaan besar, salah satunya PT. Gudang Garam Kediri

yang merumahkan sekitar seribu orang karyawannya pada bulan Juli 2013.

Penyebab lainnya adalah banyaknya unjuk rasa buruh untuk menuntut kenaikan

upah minimum yang menyebabkan munculnya sentimen negatif terhadap

jaminan keamanan, juga investasi biaya tinggi yang pada akhirnya

menyebabkan investor memindahkan investasinya ke tempat lain.

Page 69: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 69 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN.

Secara umum realisasi keuangan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI

Rp.

ANGGARAN SETELAH P-

APBD

REALISASI S/D BULAN INI

% SISA Rp.

I. BELANJA TIDAK LANGSUNG 70.293.619.000 65.358.100.400 62.031.374.132 94,91 3.326.726.268

1 Gaji dan Tunjangan 55.713.529.000 52.819.092.000 50.472.584.392 95,56 2.346.507.608

2 Tambahan Penghasilan PNS 14.416.200.000 12.391.169.000 11.558.789.740 93,28 832.379.260

3 Intensif Pungutan Retribusi 163.890.000 147.839.400 - - 147.839.400

II BELANJA LANGSUNG 172.164.838.283 184.424.838.283 177.119.284.555 96,04 7.305.553.728

I Program Peningk Sarana dan Prasarana Aparatur

2.450.860.000 2.450.860.000 2.403.871.196 98,08 46.988.804

1 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

838.160.000 838.160.000 826.366.000 98,59 11.794.000

2 Pemeliharaan kendaraan 1.612.700.000 1.612.700.000 1.577.505.196 97,82 35.194.804

II Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah

196.800.000 196.800.000 196.800.000 100,00 -

3 Penyusunan database SKPD sbg penunjang Pusat Data Prov Jatim

196.800.000 196.800.000 196.800.000 100,00 -

III Program Peningk. Kualitas Pelayanan Publik 12.877.340.000 12.877.340.000 12.175.952.197 94,55 701.387.803

4 Pelayanan kepada masyarakat 12.877.340.000 12.877.340.000 12.175.952.197 94,55 701.387.803

IV Program Kependudukan 7.779.000.000 8.229.000.000 7.929.140.275 96,36 299.859.725

5 Penataan Administrasi Sistim Nomor Induk Kependudukan (NIK)

4.600.000.000 4.600.000.000 4.326.703.331 94,06 273.296.669

6 Pembangunan dan Pengembangan SIAK Terpadu

1.300.000.000 1.300.000.000 1.284.314.221 98,79 15.685.779

7 Fasilitasi Sosialisasi, Koordinasi, Sinkronisasi dan Evaluasi Kebijakan Umum dan Identitas Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil

1.879.000.000 2.329.000.000 2.318.122.723 99,53 10.877.277

V Program Pengembangan Industrial dan Syarat Kerja

5.062.000.000 5.062.000.000 4.996.973.663 98,72 65.026.337

8 Pemeliharaan dan Pengembangan Syarat Kerja yang Harmonis

1.255.875.000 1.255.875.000 1.220.339.945 97,17 35.535.055

9 Fasilitasi Pencegahan dan Penyelesaian Permasalahan Hubungan Industrial secara adil, konsisten dan transparan.

1.675.765.000 1.675.765.000 1.658.425.046 98,97 17.339.954

10 Mendorong Pembentukan dan Pemberdayaan Lembaga Ketenagakerjaan

1.072.000.000 1.072.000.000 1.063.715.107 99,23 8.284.893

11 Pemberdayaan Mediatoir, Konsiliator dan Arbiter

1.058.360.000 1.058.360.000 1.054.493.565 99,63 3.866.435

VI Program Mobilitas Penduduk 5.144.000.000 6.664.000.000 6.086.351.042 91,33 577.648.958

12 Kerjasama anatar daerah Provinsi, Kab/Kota luar Jawa

3.751.400.000 5.271.400.000 4.734.809.988 89,82 536.590.012

13 Optimalisasi Penempatan Calon Transmigran.

1.392.600.000 1.392.600.000 1.351.541.054 97,05 41.058.946

VII Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

127.826.716.566 136.586.716.566 131.649.626.700 96,39 4.937.089.866

Bidang Pelatihan dan Produktivitas 13.834.878.283 14.534.878.283 14.276.461.613 98,22 258.416.670

14 Pendidikan Kemasyarakatan produktif pada Bidang Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja

6.546.000.000 6.546.000.000 6.390.463.793 97,62 155.536.207

15 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka pengembangan standar kompetensi kerja dan sistem sertifikasi kompetensi tenaga kerja

7.288.878.283 7.988.878.283 7.885.997.820 98,71 102.880.463

UPT PK SINGOSARI 4.246.000.000 4.696.000.000 4.427.366.467 94,28 268.633.533

16 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

546.000.000 546.000.000 418.963.515 76,73 127.036.485

Page 70: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 70 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI

Rp.

ANGGARAN SETELAH P-

APBD

REALISASI S/D BULAN INI

% SISA Rp.

17 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

2.800.000.000 2.800.000.000 2.708.946.209 96,75 91.053.791

18 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau

900.000.000 900.000.000 879.214.863 97,69 20.785.137

19 Penyelenggaraan pelatihan berbasis masyarakat

450.000.000 420.241.880 93,39 29.758.120

UPT PK JEMBER 3.927.000.000 4.377.000.000 4.270.479.990 97,57 106.520.010

20 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

2.000.000.000 2.000.000.000 1.966.357.300 98,32 33.642.700

21 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

1.127.000.000 1.127.000.000 1.105.517.640 98,09 21.482.360

22 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau

800.000.000 1.250.000.000 1.198.605.050 95,89 51.394.950

UPT PK PASURUAN 4.720.000.000 5.170.000.000 5.129.634.990 99,22 40.365.010

23 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

2.320.000.000 2.320.000.000 2.306.249.415 99,41 13.750.585

24 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

1.500.000.000 1.500.000.000 1.484.042.375 98,94 15.957.625

25 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau

900.000.000 1.350.000.000 1.339.343.200 99,21 10.656.800

UPT PK MOJOKERTO 3.720.000.000 4.020.000.000 3.821.834.000 95,07 198.166.000

26 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

820.000.000 820.000.000 808.604.000 98,61 11.396.000

27 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

2.000.000.000 2.000.000.000 1.846.654.000 92,33 153.346.000

28 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau

900.000.000 1.200.000.000 1.166.576.000 97,21 33.424.000

UPT PK JOMBANG 4.563.000.000 5.013.000.000 4.990.551.900 99,55 22.448.100

29 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

663.000.000 663.000.000 662.085.000 99,86 915.000

30 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

3.000.000.000 3.000.000.000 2.983.554.100 99,45 16.445.900

31 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau

900.000.000 1.350.000.000 1.344.912.800 99,62 5.087.200

UPT PK TUBAN 6.630.000.000 7.080.000.000 6.969.531.250 98,44 110.468.750

32 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

2.230.000.000 2.230.000.000 2.217.161.150 99,42 12.838.850

33 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

3.500.000.000 3.500.000.000 3.471.244.270 99,18 28.755.730

34 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau

900.000.000 1.350.000.000 1.281.125.830 94,90 68.874.170

UPT PK NGANJUK 4.956.000.000 5.256.000.000 5.005.668.470 95,24 250.331.530

35 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

1.500.000.000 1.500.000.000 1.394.845.470 92,99 105.154.530

Page 71: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 71 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI

Rp.

ANGGARAN SETELAH P-

APBD

REALISASI S/D BULAN INI

% SISA Rp.

36 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

1.706.000.000 1.706.000.000 1.652.550.000 96,87 53.450.000

37 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau

1.750.000.000 2.050.000.000 1.958.273.000 95,53 91.727.000

UPT PK SURABAYA 2.121.144.000 2.871.144.000 2.816.820.325 98,11 54.323.675

38 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

346.470.000 346.470.000 333.904.500 96,37 12.565.500

39 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

874.674.000 874.674.000 866.226.050 99,03 8.447.950

40 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau

900.000.000 1.650.000.000 1.616.689.775 97,98 33.310.225

UPT PK SUMENEP 4.792.220.000 5.242.220.000 5.096.150.797 97,21 146.069.203

41 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

2.000.000.000 2.450.000.000 2.315.928.003 94,53 134.071.997

42 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

2.792.220.000 2.792.220.000 2.780.222.794 99,57 11.997.206

UPT PK SITUBONDO 7.000.000.000 7.450.000.000 7.024.780.900 94,29 425.219.100

43 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

5.500.000.000 5.950.000.000 5.668.396.000 95,27 281.604.000

44 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

1.500.000.000 1.500.000.000 1.356.384.900 90,43 143.615.100

UPT PK KEDIRI 2.893.000.000 3.343.000.000 3.165.534.500 94,69 177.465.500

45 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

1.500.000.000 1.500.000.000 1.379.824.850 91,99 120.175.150

46 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

643.000.000 643.000.000 611.284.650 95,07 31.715.350

47 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau

750.000.000 1.200.000.000 1.174.425.000 97,87 25.575.000

UPT PK TULUNGAGUNG 6.065.000.000 6.515.000.000 6.327.188.716 97,12 187.811.284

48 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

2.600.000.000 2.600.000.000 2.530.226.216 97,32 69.773.784

49 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

1.895.361.717 1.895.361.717 1.804.549.000 95,21 90.812.717

50 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau

1.569.638.283 2.019.638.283 1.992.413.500 98,65 27.224.783

UPT PK MADIUN 4.958.000.000 5.258.000.000 5.055.314.375 96,15 202.685.625

51 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

1.500.000.000 1.500.000.000 1.480.042.100 98,67 19.957.900

52 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

1.458.000.000 1.458.000.000 1.438.960.525 98,69 19.039.475

53 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau

2.000.000.000 2.300.000.000 2.136.311.750 92,88 163.688.250

UPT PK PONOROGO 11.250.000.000 11.550.000.000 11.061.484.700 95,77 488.515.300

54 Pendidikan kemasyarakatan produktif 7.250.000.000 7.550.000.000 7.266.099.500 96,24 283.900.500

Page 72: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 72 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI

Rp.

ANGGARAN SETELAH P-

APBD

REALISASI S/D BULAN INI

% SISA Rp.

dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

55 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

4.000.000.000 4.000.000.000 3.795.385.200 94,88 204.614.800

UPT PK BOJONEGORO 5.947.800.000 6.397.800.000 5.540.201.400 86,60 857.598.600

56 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

1.500.000.000 1.500.000.000 1.270.898.000 84,73 229.102.000

57 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

2.697.800.000 2.697.800.000 2.386.607.000 88,46 311.193.000

58 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau

1.750.000.000 2.200.000.000 1.882.696.400 85,58 317.303.600

UPT PK WONOJATI 11.000.000.000 11.450.000.000 10.769.916.657 94,06 680.083.343

59 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

8.500.000.000 8.500.000.000 8.061.447.157 94,84 438.552.843

60 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

2.500.000.000 2.500.000.000 2.262.979.500 90,52 237.020.500

61 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau

- 450.000.000 445.490.000 99,00 4.510.000

UPT P2TK SURABAYA 4.870.200.000 5.170.200.000 5.016.065.000 97,02 154.135.000

62 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

770.200.000 1.070.200.000 1.060.887.900 99,13 9.312.100

63 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

4.100.000.000 4.100.000.000 3.955.177.100 96,47 144.822.900

UPT K3 SURABAYA 3.766.436.000 3.766.436.000 3.697.658.500 98,17 68.777.500

64 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

3.205.411.000 3.205.411.000 3.176.088.000 99,09 29.323.000

65 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

328.160.000 328.160.000 321.595.000 98,00 6.565.000

66 Peningkatan perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia dan keselamatan kesehatan kerja

232.865.000 232.865.000 199.975.500 85,88 32.889.500

UPT P3TKI SURABAYA 2.657.000.000 2.657.000.000 2.625.770.435 98,82 31.229.565

67 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

2.322.092.500 2.322.092.500 2.296.459.175 98,90 25.633.325

68 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

334.907.500 334.907.500 329.311.260 98,33 5.596.240

UPT PELATIHAN KEPENDUDUKAN SURABAYA

3.860.000.000 4.720.000.000 4.690.043.590 99,37 29.956.410

69 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja

3.060.000.000 3.060.000.000 3.041.104.700 99,38 18.895.300

70 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi

800.000.000 1.660.000.000 1.648.938.890 99,33 11.061.110

PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM

10.049.038.283 10.049.038.283 9.871.168.125 98,23 177.870.158

71 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka perencanaan pengembangan dan informasi

10.049.038.283 10.049.038.283 9.871.168.125 98,23 177.870.158

Page 73: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B

ASUKI MAW

A BE

YA

JAWA TIMU

R

III - 73 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI

Rp.

ANGGARAN SETELAH P-

APBD

REALISASI S/D BULAN INI

% SISA Rp.

ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan

VIII PROGRAM PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

6.658.000.000 6.658.000.000 6.597.977.025 99,10 60.022.975

72 Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum ketenagakerjaan

3.133.800.000 3.133.800.000 3.092.867.950 98,69 40.932.050

73 Pembinaan dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada sektor dengan resiko kecelakaan kerja tinggi

970.000.000 970.000.000 968.295.150 99,82 1.704.850

74 Penguatan kapasitas kelembagaan pengawasan ketenagakerjaan

1.562.200.000 1.562.200.000 1.559.916.625 99,85 2.283.375

75 Peningkatan kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja baik sektor pekerja formal maupun informal

270.000.000 270.000.000 265.900.000 98,48 4.100.000

76 Peningkatan pencegahan terhadap eksploitasi dan berbagai bentuk pekerjaan terburuk anak dan pekerjaan perempuan

722.000.000 722.000.000 710.997.300 98,48 11.002.700

IX PROGRAM PERLUASAN DAN PENEMPATAN KERJA

4.170.121.717 5.700.121.717 5.082.592.457 89,17 617.529.260

77 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka pembentukan tenaga kerja mandiri (TKM)

291.000.000 291.000.000 289.947.000 99,64 1.053.000

78 Penddikan kemasyarakatan produktif dalam rangka pencipta dalam rangka penciptaan lapangan kerja

274.000.000 1.679.000.000 1.634.304.626 97,34 44.695.374

79 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka penempatan tenaga kerja diluar negeri

2.587.500.000 2.712.500.000 2.158.340.031 79,57 554.159.969

80 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka penempatan tenaga kerja dalam negeri

450.000.000 450.000.000 443.511.655 98,56 6.488.345

81 Pengembangan dan peningkatan bimbingan jabatan bursa kerja khusus dan bursa kerja pemerintah dan swasta (BKP/BKS) melalui PLKT, Radio Job FM

465.121.717 465.121.717 454.081.245 97,63 11.040.472

82 Penyempurnaan peraturan dan kebijakan ketenagakerjan agar terciptanya pasar kerja yang fleksibel

102.500.000 102.500.000 102.407.900 99,91 92.100

BELANJA LANGSUNG 172.164.838.283 184.424.838.283 177.119.284.555 96,04 7.305.553.728

Resume Belanja Non BL ( Belanja Gaji ). 70.293.619.000 65.358.100.400 62.031.374.132 94,91 3.326.726.268

JUMLAH TOTAL 242.458.457.283 249.782.938.683 239.150.658.687 95,74 10.632.279.996