BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM)...
Transcript of BAB III AKUNTABILITAS KINERJA - disnakertrans.jatimprov.go.id · Standar Pelayanan Minimal (SPM)...
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. PENGUKURAN KINERJA
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 9 Program dan 82
kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahun 2013, secara
umum Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa
Timur telah mencapai kinerja cukup baik terkait pelaksanaan pembangunan di
bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan. Pengukuran
dimaksud merupakan hasil dari penilaian yang sistematik dan didasarkan
pada kelompok indikator kinerja.
Untuk mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap, tepat waktu
dan konsisten, maka penetapan indikator–indikator kinerja serta rencana
pencapaiannya dilakukan sejak awal perencanaan program dan kegiatan
sehingga berguna bagi para pengambil keputusan dalam rangka perbaikan
kinerja instansi Disnakertransduk Prov. Jawa Timur di masa mendatang.
Adapun pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan target dari
setiap indikator kinerja sasaran dengan realisasi yang dicapai oleh indikator kinerja
tersebut, sehingga diketahui selisih kinerjanya (performance gap). Berdasarkan
performance gap tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang
tepat untuk peningkatan kinerja di masa mendatang. Dalam proses pengukuran
kinerja tersebut, diperhatikan prinsip-prinsip keseimbangan biaya dan
manfaat, efisiensi dan efektivitas.
Penilaian tingkat capaian kinerja setiap sasaran dilakukan dengan
menggunakan 2 (dua) jenis skala penilaian pengukuran yang masing-masing terdiri
dari 4 (empat) kategori sebagai berikut :
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
a. Apabila indikator sasaran bermakna capaian positif, maka skala penilaian yang
digunakan adalah :
SKOR CAPAIAN KATEGORI
4 > 100 % Sangat baik
3 75 % - 100 % Baik
2 55 % - 74 % Cukup
1 < 55 % Kurang
b. Apabila indikator sasaran bermakna capaian negatif, maka skala penilaian yang
digunakan adalah :
SKOR CAPAIAN KATEGORI
1 > 100 % Kurang
2 75 % - 100 % Cukup
3 55 % - 74 % Baik
4 < 55 % Sangat Baik
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2013
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1. Meningkatnya tenaga kerja yang terampil/ kompeten.
Lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi.
12.000 Orang 22.380 Orang 186,50
2. Meningkatnya tenaga kerja yang dimagangkerjakan.
Calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan di : - Dalam negeri - Luar negeri
650 300
Orang Orang
3.991 241
Orang Orang
514,00 80,33
3. Meningkatnya produktivitas kerja.
% peningkatan binaan produktivitas yang meningkat produktivitas-nya.
20,00 % 8,18 % 40,9
4. Meningkatnya pelayanan pelatihan.
Hasil survey IKM pelayanan pelatihan.
80,00 79,98 99,98
5. Meningkatnya penempatan tenaga kerja di sektor formal.
- Penempatan tenaga kerja.
- Pengembangan jejaring informasi lowongan kerja :
% perusahaan anggota aktif PLKT.
300.000
75,00
Orang
%
323.612
75,07
Orang
%
107,87
100,09
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 3 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
% peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja.
20,00
%
20,34
% 101,70
6. Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja.
Hasil survey IKM :
- Pelayanan penem-patan tenaga kerja.
- Pelayanan TKI (Tenaga Kerja Indonesia).
79,80
76,35
74,81
71,27
93,75
93,35
7. Meningkatnya per-luasan lapangan kerja di sektor informal.
% tenaga kerja di sektor informal yang usahanya tetap eksis.
95,00 % 95,51 % 100,54
8. Terfasilitasinya penyelesaian perselisihan hub. industrial.
% penurunan kasus perselisihan hub. industrial.
17,00 % -5,71 % -33,59
9. Meningkatnya perbaikan syarat kerja & kesejahteraan pekerja.
- % peningkatan upah pekerja.
- % peningkatan Pera-turan Perusahaan (PP)
- % peningkatan Per-janjian Kerja Bersama (PKB).
9,00
33,00
35,00
% % %
22,14
35,95
18,64
% % %
246
108,94
53,26
10. Meningkatnya pelayanan pembinaan hubungan industrial.
Hasil survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial.
81,15 77,09 95
11. Pelaksanaan K3 yang kondusif.
- % penurunan kasus kecelakaan kerja.
- % peningkatan per-usahaan yg mendapat penghargaan K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja) : Kecelakaan Nihil
(Zero Accident). SMK3 (Sistem
Manajemen K3).
20,00
25,00
27,00
% % %
9,75
25,82
18,75
% % %
48,75
103,28
69,44
12. Meningkatnya kepesertaan jamsostek aktif.
% kepesertaan jamsostek aktif :
- Orang (tenaga kerja).
- Perusahaan.
39,00
%
36,27
%
93
66,00 % 66,34 % 100,52
13. Terfasilitasinya lingkungan kerja yang aman, higienis dan nyaman, serta tenaga kerja yang sehat, selamat dan produktif.
- % pengujian kualitas udara emisi & ambien.
- % pemeriksaan lingkungan kerja & tenaga kerja.
95,50
93,00
% %
98,32
100,00
% %
102,95
107,53
14. Meningkatnya pelayanan K3.
Hasil survey IKM pelayanan K3.
78,00 79,55 101,99
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 4 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
15. Meningkatnya angka kepemilikan dokumen kependudukan.
% kepemilikan e-KTP dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Tunggal melalui perekaman data e-KTP.
96,00 % 88,05 % 91,72
16. Meningkatnya realisasi pemberangkatan transmigrasi.
% penempatan transmigran di daerah penempatan transmigrasi (Kepala Keluarga).
65,00 % 84,79 % 130,45
17. Meningkatnya kemandirian transmigran.
% transmigran yg berhasil meningkatkan taraf ekonomi & sosialnya.
28,00 % 58,82 % 210,07
3.2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
3.2.1 Analisis Capaian Kinerja per Indikator
Secara terinci, analisis dan capaian kinerja tahun 2013 Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur dijelaskan sebagai berikut :
SASARAN
Meningkatnya tenaga kerja yang terampil/kompeten.
Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan tenaga kerja yang memiliki
kompetensi untuk mengisi kesempatan kerja di dalam dan luar negeri. Indikator
dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA TARGET
2013 REALISASI
2013 %
REALISASI
2012 2011 2010 2009
Lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi.
12.000 org
22.380 org
186,50 16.008 org
9.588 org
4.576 org
6.429 org
Penciptaan lapangan kerja yang produktif perlu didukung oleh tersedianya
tenaga kerja berkualitas tinggi, yaitu tenaga kerja yang kompeten sesuai
dengan kebutuhan penggunanya dan bersifat produktif. Untuk mendapatkan
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 5 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
kompetensi kerja yang memadai, calon tenaga kerja harus dibekali pelatihan
agar dapat bekerja. Pelatihan kerja dimaksudkan untuk memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sebagai
bekal untuk bekerja. Keterampilan/kompetensi sangat penting karena
mempengaruhi posisi tawar seseorang di pasar kerja, meningkatkan karir, atau
mendapatkan gaji sesuai tingkat keterampilan/kompetensi yang dimiliki.
Seseorang yang telah mengikuti pelatihan kerja mendapatkan pengakuan atas
keterampilan/kompetensi kerjanya berupa sertifikat keterampilan/kompetensi
setelah melalui uji keterampilan/uji kompetensi.
Capaian : Pada tahun 2013, dari target 12.000 orang/siswa yang mengikuti uji
keterampilan dan/atau uji kompetensi sehingga lulus pelatihan, dan berhak
mendapat sertifikat keterampilan dan/atau sertifikat kompetensi, realisasi
sebanyak 22.380 orang atau 186,50%. Dengan demikian, capaian kinerja tahun
2013 untuk lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi
masuk ke dalam kategori “sangat baik”.
Besarnya angka kelulusan pelatihan kerja mengindikasikan semakin banyaknya
tenaga kerja/calon tenaga kerja yang memiliki bekal keterampilan (skill)
maupun kompetensi yang didukung oleh sertifikat keterampilan dan/atau
sertifikat kompetensi sebelum mereka memasuki dunia kerja. Dengan bekal
skill/kompetensi dan sertifikat tersebut, tenaga kerja yang telah dilatih lebih
memiliki daya saing dan kekuatan tawar (bargaining position) untuk mengisi
peluang di pasar kerja dalam maupun luar negeri.
Pada tahun 2012 dari target 10.500 orang, realisasi sebanyak 16.008 orang
(152,46%). Sementara itu di tahun 2011 target sebanyak 9.000 orang dengan
realisasi 9.588 orang (106,53%). Adapun pada tahun 2010, dari target 7.500
orang, realisasi hanya 4.576 orang (61,01%). Sedangkan di tahun 2009,
terealisasi 6.429 orang dari jumlah target yang sama (100%). Pada tahun 2010
peserta yang lulus pelatihan kerja sempat turun 28,82% dibandingkan tahun
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 6 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
2009, mengingat alokasi pelatihan yang didanai oleh APBD maupun APBN
sempat mengalami penurunan. Namun pada tahun 2011 jumlah peserta yang
lulus pelatihan keterampilan kembali menunjukkan kenaikan sangat signifikan
lebih dari 2 kali lipat (109,53%) dibandingkan tahun 2010 yang hanya 4.576
orang.
Diagram 3.1 Perkembangan target dan capaian kinerja
lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi tahun 2009 - 2013
Upaya pengembangan dan penguatan kompetensi antara lain dilakukan dengan
mewujudkan UPT Pelatihan Kerja menjadi lembaga pelatihan berbasis
kompetensi. Salah satu arah pengembangan dan penguatan kinerja lembaga
pelatihan adalah terwujudnya UPT Pelatihan Kerja menjadi lembaga pelatihan
berbasis kompetensi, juga menjadi TUK (Tempat Uji Kompetensi). Di Jawa
Timur, kini terdapat 28 TUK di 11 (sebelas) UPT Pelatihan Kerja, yaitu untuk
subkejuruan las, mesin logam, listrik, otomotif (roda 2 dan roda 4), multi media,
aneka kejuruan, teknologi mekanik, pertanian, teknologi informatika, garmen,
komputer, dan LMI (Logam Mesin Indonesia).
Mulai tahun 2011 hingga saat ini jumlah siswa yang dilatih menunjukkan
peningkatan secara kuantitas maupun kualitas. Hal ini disumbang oleh
kebijakan Pemerintah Prov. Jawa Timur untuk mereposisi 16 (enam belas) UPT
Pelatihan Kerja menjadi bertaraf internasional (dimulai tahun 2010 dan
direncanakan selesai di tahun 2014). Dengan adanya pengembangan sarana-
prasarana, fasilitas pelatihan dan pengembangan SDM pelatihan, maka
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 7 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
kapasitas dan kualitas pelatihan semakin meningkat. Kurikulum pelatihan
senantiasa dikembangkan dan disempurnakan agar lebih mengikuti
perkembangan IPTEK serta kebutuhan pasar kerja di dalam negeri maupun luar
negeri.
Terkait hasil akhir program pelatihan yang mengarah pada ketersediaan tenaga
kerja yang kompetitif dan berkualitas serta disiplin tinggi untuk memenuhi
kebutuhan pasar kerja, UPT Pelatihan Kerja juga menjalankan fungsi
penempatan lulusan di pasar kerja. Artinya, UPT Pelatihan Kerjapun
mengemban kewajiban mempertemukan lulusan dengan lowongan kerja, dan
diharapkan dapat menjembatani/menjadi wadah kerjasama antara perusahaan
dengan lembaga pelatihan. Untuk mendukung fungsi tersebut, UPT Pelatihan
Kerja dilengkapi Kios 3in1 Plus Plus, yang merupakan pengembangan konsep
3in1 (pelatihan – sertifikasi – penempatan) guna meningkatkan angka
partisipasi kalangan pendidikan dalam menciptakan tenaga kerja yang
berkeahlian guna menekan pengangguran. Sedangkan untuk mendukung upaya
peningkatan kompetensi tenaga kerja, pada tahun 2013 telah terbentuk 16
Production Training Center (PTC) di 10 (sepuluh) UPT Pelatihan Kerja, dari
semula hanya ada 1 PTC di tahun 2011. Pembentukan PTC di beberapa UPT
Pelatihan Kerja telah berkembang sangat pesat dalam 2 (dua) tahun terakhir,
mengingat PTC didirikan sebagai sebuah lembaga yang menjalankan fungsi
pelatihan sekaligus berproduksi. Metode pembelajaran diarahkan pada proses
pembuatan barang jadi yang bisa dikembangkan oleh peserta maupun
peningkatan produksi yang sudah ada.
Di samping itu, UPT-UPT Pelatihan Kerja menjalin kerjasama dengan
perusahaan-perusahaan di wilayah kerjanya melalui MoU atau menjaring
program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan di bidang pelatihan,
pemagangan atau penempatan kerja. Dengan demikian, alumni siswa pelatihan
UPT PK memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan keterampilan/
kompetensinya, ditunjang sertifikat keterampilan/sertifikat kompetensi yang
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 8 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
diakui secara lokal maupun internasional, sehingga alumni siswa pelatihan
berpeluang lebih besar untuk mengisi kesempatan kerja di sektor formal.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk
pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah melalui
Kementerian atau Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) mulai
menyusun dan menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM), diantaranya
adalah SPM Bidang Ketenagakerjaan. Melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 serta Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/IV/2011 tentang Perubahan atas
Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.
15/MEN/X/2010, Pemerintah menyusun SPM Bidang Ketenagakerjaan. SPM
Bidang Ketenagakerjaan merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu
pelayanan dasar bidang ketenagakerjaan yang merupakan urusan wajib daerah
yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. SPM Bidang
Ketenagakerjaan meliputi 5 (lima) pelayanan dasar. Kelima pelayanan dasar
tersebut wajib dilaksanakan pencapaiannya oleh Dinas yang membidangi
ketenagakerjaan, baik di tingkat Provinsi maupun Kab./Kota, dengan mengacu
pada target pencapaian yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat pada tahun
2016. Salah satu pelayanan dasar SPM Bidang Ketenagakerjaan adalah
pelayanan pelatihan kerja, yang meliputi indikator sebagai berikut :
1) Besaran tenaga kerja yg mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi,
dengan target capaian 75% di tahun 2016.
2) Besaran tenaga kerja yg mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat,
dengan target capaian 60% di tahun 2016.
Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Indikator kinerja
tujuan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur untuk pelatihan dan produktivitas
berbeda dengan indikator SPM untuk pelayanan pelatihan kerja yang ditetapkan
oleh Kemenakertrans. Hal ini dikarenakan indikator kinerja tujuan
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 9 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Disnakertransduk Prov. Jawa Timur lebih menitikberatkan pada lulusan
pelatihan yang diterima bekerja, dan bukan sekedar jumlah siswa yang telah
mengikuti pelatihan, mengingat tujuan akhir dari pelatihan kerja itu sendiri
adalah agar siswa yang telah memiliki skill dan kompetensi dapat bersaing di
pasar kerja dan tertampung di dunia kerja. Meski demikian, Disnakertransduk
Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan pelatihan kerja pada tahun
2012 sebagai berikut :
1) Tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi : Capaian
tahun 2013 sebesar 80% (melebihi target di tahun 2016 sebesar 75%).
2) Tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat : Capaian
tahun 2013 sebesar 80% (melebihi target di tahun 2016 sebesar 60%).
SASARAN
Meningkatnya tenaga kerja yang dimagangkerjakan.
Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan tenaga kerja yang memiliki
kompetensi untuk mengisi kesempatan kerja di dalam dan luar negeri. Indikator
dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2013
REALISASI 2013
% REALISASI
2012 2011 2010 2009
Calon tenaga kerja yang dimagangkerja-kan di :
- Dalam negeri 650 org 3.991 org 614,00 1.512 org
580 org
800 org
500 org
- Luar negeri 300 org 241 org 80,33 150 org
100 org
79 org
24 org
Pemagangan merupakan bagian dari sistem pelatihan kerja yang
diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan
bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan Instruktur atau
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 10 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang
dan/atau jasa di perusahaan, untuk menguasai keterampilan/keahlian tertentu.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas SDM agar tenaga kerja menjadi
terampil, kompeten dan produktif dengan meningkatkan keterlibatan/peran
serta dunia usaha. Dalam pemagangan, sistem pelatihan kerja diselenggarakan
dengan mengutamakan praktek di tempat kerja sehingga menghasilkan tenaga
kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Pemagangan merupakan
langkah konkret pelaksanaan konsep link and match, yang memastikan
pendidikan dan pelatihan selaras dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga
program pemagangan lebih memastikan lulusan pendidikan dan pelatihan kerja
untuk terserap di dunia kerja. Berdasarkan lokasinya, pemagangan
dilaksanakan di dalam negeri maupun luar negeri (ke Jepang).
Capaian magang dalam negeri : Pada tahun 2013 dari target 650 orang
tercapai 3.991 orang atau 614,00%. Dengan demikian, capaian kinerja tahun
2013 untuk peserta magang dalam negeri masuk kategori “sangat baik”.
Realisasi untuk peserta magang dalam negeri mengalami kemajuan sangat
pesat dibandingkan capaian tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mengingat mulai
tahun 2012, 16 UPT Pelatihan Kerja semakin banyak mengadakan kerjasama
(MoU) dengan perusahaan-perusahaan di wilayah kerjanya, sehingga banyak
siswa yang telah mengikuti pelatihan selanjutnya dapat ditampung di
perusahaan untuk dimagangkerjakan. Di samping itu, keberadaan MoU juga
makin memudahkan pendataan peserta magang dalam negeri, sehingga data
yang diperoleh dari tahun ke tahun menjadi semakin lengkap dan akurat.
Pada tahun 2012, dari target 600 orang tercapai 1.512 orang (252,00%). Di
tahun 2011 dari target 570 orang tercapai 580 orang (101,75%). Adapun di
tahun 2011 capaian mengalami penurunan sebesar 26,58% dibandingkan
peserta magang dalam negeri tahun sebelumnya yang mencapai 800 orang.
Sementara itu, di tahun 2010 dari target 530 orang, siswa yang
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 11 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
dimagangkerjakan sebanyak 800 orang (realisasi 150,94%). Adapun pada
tahun 2009 siswa yang dimagangkerjakan di dalam negeri sebanyak 500 orang.
Diagram 3.2 Perkembangan target dan capaian kinerja
calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan di dalam negeri tahun 2009 - 2013
Capaian magang luar negeri (magang ke Jepang) : Dari segi jumlah,
angka peserta magang ke Jepang dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Pada tahun 2013, peserta magang ke Jepang bertambah 91 orang atau 60,67%
menjadi 241 orang dari sebelumnya sebanyak 150 orang. Sedangkan dari segi
pencapaian target, pada tahun 2013 dari target yang ditetapkan 300 orang,
tercapai 241 orang atau 80,33%. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013
untuk peserta magang ke luar negeri berada pada kategori “baik”.
Di satu sisi, bertambahnya jumlah peserta magang Jepang dari tahun ke tahun
menunjukkan semakin banyaknya calon siswa magang yang memenuhi syarat
untuk belajar kerja di Jepang dan telah mampu memenuhi standar yang telah
ditetapkan oleh Jepang. Namun, penambahan jumlah peserta magang yang
tidak terlalu signifikan dikarenakan ketatnya seleksi yang dilakukan langsung
oleh Kemnakertrans RI serta IMM Jepang (Association for International
Manpower Development of Medium and Small Enterprises) sehingga pada tahun
2013 target sebanyak 300 orang tidak terpenuhi, meski dari segi kuantitas
terdapat peningkatan jumlah peserta dari tahun-tahun sebelumnya.
Di tahun 2012 peserta magang Jepang dengan target 200 orang tercapai 150
orang. Dari segi jumlah, peserta magang Jepang di tahun tersebut meningkat
50% dibandingkan tahun sebelumnya, namun dari pencapaian target, pada
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 12 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
tahun 2012 hanya tercapai 75%. Di tahun 2011, dari target 100 orang, peserta
berhasil diberangkatkan untuk mengikuti magang di Jepang sebanyak 100
orang (100%). Pada tahun 2010, dari target 100 orang, realisasi sebanyak 79
orang (79%). Sedangkan pada tahun 2009, dari target 75 orang, peserta
magang yang berhasil berangkat dan magang di Jepang hanya 24 orang (32%).
Diagram 3.3 Perkembangan target dan capaian kinerja
calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan di luar negeri tahun 2009 - 2013
SASARAN
Meningkatnya produktivitas kerja.
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas yang diarahkan pada
program peningkatan kinerja UKM (usaha kecil dan menengah). Indikator dan
capaian kinerjanya adalah sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2013
REALISASI 2013
% REALISASI
2012 2011 2010 2009
% peningkatan binaan produktivitas yang me-ningkat produktivitas-nya.
20,00 8,18 40,90 7,52 166,13 24,00 56,76
Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu berusaha untuk melakukan
perbaikan mutu kehidupan secara berkelanjutan melalui peningkatan efisiensi,
efektivitas dan kualitas. Peningkatan produktivitas dilaksanakan dalam rangka
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 13 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
promosi, peningkatan, pengukuran dan pemelihaaan tingkat produktivitas
masyarakat, perusahaan dan instansi pemerintah. Salah satu pola
pendekatannya adalah program peningkatan produktivitas (productivity
improvement) yang diarahkan pada peningkatan kinerja UKM (usaha kecil dan
menengah). Program ini sangat strategis untuk dikembangkan mengingat
jumlah UKM di Jawa Timur relatif besar namun masih perlu pengembangan dan
sinergitas potensi untuk keberlangsungan usahanya. UKM yang usahanya
berkembang akan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak
sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Capaian : Dari target peningkatan binaan produktivitas di tahun 2013 sebesar
20%, realisasi hanya 8,18% (40,90%). Dengan demikian, capaian kinerja tahun
2013 untuk lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi
masuk ke dalam kategori “kurang”.
Di tahun 2012 target sebesar 20,00%, realisasi sebesar 7,52% (capaian
37,60%). Sedangkan pada tahun 2011, dari target 19,00% realisasi 166,13%
(capaian sebesar 874,37%). Di tahun 2010, target peningkatan sebesar 17%
sedangkan realisasinya 24,00% (capaian 141,18%). Sementara itu, pada tahun
2009, target peningkatan 15,00%, realisasi 56,00% (capaian 373,33%).
Diagram 3.4 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase binaan produktivitas yang meningkat produktivitasnya tahun 2009 - 2013
Apabila diamati berdasarkan hasil kinerja dari tahun ke tahun, capaian untuk
peningkatan binaan produktivitas yang meningkat produktivitasnya sangat
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 14 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
fluktuatif. Kondisi ini terjadi antara lain dikarenakan upaya peningkatan binaan
produktivitas selama ini sangat dipengaruhi oleh jumlah anggaran yang
dialokasikan untuk pembinaan dimaksud, baik dana APBN maupun APBD.
Dengan demikian, manakala terjadi penurunan alokasi anggaran, maka akan
sangat mempengaruhi angka kenaikan produktivitas dari binaan produktivitas.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk
pelayanan pelatihan kerja (pelatihan kewirausahaan) : Salah satu
indikator dari pelayanan pelatihan kerja pada SPM Bidang Ketenagakerjaan
yang terkait dengan produktivitas tenaga kerja adalah besaran tenaga kerja yg
mendapatkan pelatihan kewirausahaan, dengan target capaian Nasional sebesar
60% di tahun 2016.
Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja (pelatihan
kewirausahaan) : Indikator kinerja sasaran Disnakertransduk Prov. Jawa
Timur yang berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja berbeda dengan
indikator SPM untuk pelayanan pelatihan kerja yang ditetapkan oleh
Kemenakertrans. Hal ini dikarenakan indikator kinerja sasaran Disnakertransduk
Prov. Jawa Timur lebih menitikberatkan pada banyaknya binaan produktivitas
yang telah meningkat produktivitasnya setelah mengikuti pembinaan, dan
bukan sekedar jumlah siswa yang telah mengikuti pelatihan kewirausahaan,
mengingat tujuan akhir dari pembinaan produktivitas itu sendiri adalah agar
siswa yang telah ditingkatkan produktivitas usahanya dapat semakin
mengembangkan usaha yang dirintisnya dan lebih jauh mampu menciptakan
lapangan kerja dengan menyerap lebih banyak tenaga kerja di sekitarnya. Meski
demikian, Disnakertransduk Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan
pelatihan kewirausahaan pada tahun 2013 sebagai berikut :
Sedangkan capaian pelatihan kewirausahaan tahun 2013 yang dilaksanakan
oleh UPT PPTK Surabaya baru sebesar 29,47%, masih sangat jauh dari target
capaian Nasional sebesar 60% di tahun 2016.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 15 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
SASARAN
Meningkatnya pelayanan pelatihan.
Sasaran ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang
memanfaatkan jasa pelayanan pelatihan melalui hasil pengukuran kuantitatif
maupun kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan
pelatihan. Indikator dan capaian kinerjanya tergambar sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2013
REALISASI 2013
% REALISASI
2012 2011 2010 2009
Hasil survey IKM pelayanan pelatihan.
80,00 79,98 99,98 79,39 78,10 76,17 76,70
Pelaksanaan survey IKM pelayanan pelatihan dengan menggunakan kuesioner
sebagai alat bantu pengumpulan data kepuasan masyarakat, bertujuan :
a. Untuk mengetahui secara periodik tingkat kinerja dari pelayanan pelatihan
yang dilaksanakan oleh 16 UPT Pelatihan Kerja dan UPT Pelatihan
Kependudukan yang telah dibuat SPP-nya (Standar Pelayanan Publik).
b. Sebagai bahan evaluasi terhadap efektivitas dan kualitas pelayanan
pelatihan di UPT-UPT terkait.
c. Sebagai dasar untuk melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan
terhadap kekurangan/kelemahan unsur-unsur dari pelayanan pelatihan yang
masih perlu ditingkatkan.
d. Sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan publik di masa mendatang.
e. Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja dari UPT-UPT terkait.
Survey IKM pelayanan pelatihan dilakukan terhadap siswa yang telah mengikuti
pelatihan di 16 UPT Pelatihan Kerja dan UPT Pelatihan Kependudukan, baik
pelatihan Institusional, pelatihan Non Institusional atau MTU (Mobile Training
Unit), maupun pelatihan Swadana/Pihak-III, dengan kriteria pelatihan PBK
(Pelatihan Berbasis Kompetensi) maupun PBM (Pelatihan Berbasis Masyarakat).
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 16 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Dasar pelaksanaan survey IKM pelayanan pelatihan adalah Standar Pelayanan
Publik (SPP) Bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan,
dimana SPP terbaru telah disempurnakan melalui Keputusan Kepala Disnaker-
transduk Prov. Jawa Timur tanggal 27 Maret 2012 Nomor 560/39/KPTS/106.01/
2012 tentang Standar Pelayanan pada Disnakertransduk Prov. Jawa Timur.
Capaian : Pada tahun 2013, dari target nilai IKM sebesar 80,00 tercapai
realisasi sebesar 79,98 (99,98%). Dengan demikian, capaian kinerja untuk hasil
survei IKM pelayanan pelatihan tahun 2013 berada pada kategori “baik”.
Pada tahun 2012 dari target nilai IKM sebesar 79,00 realisasi 79,39 (100,49%).
Di tahun 2011, dari target 78,00 tercapai 78,10 atau 100,13%. Realisasi
capaian nilai IKM pelayanan pelatihan pada tahun 2010 sempat mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2009 saat pertama kali dilakukan survey IKM
pelayanan pelatihan (mencapai nilai 76,70). Pada tahun 2010, nilai IKM sebesar
76,17, turun 0,69% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 76,70.
Meski persentase penurunannya sangat kecil yaitu kurang dari 1%, namun hal
tersebut tetap harus menjadi bahan evaluasi, mengingat unit yang
melaksanakan pelayanan pelatihan terdiri dari banyak UPT. Dengan demikian,
penurunan nilai IKM dari satu unit pelaksana pelayanan saja akan berpengaruh
terhadap nilai IKM pelayanan pelatihan secara keseluruhan. Secara umum,
capaian nilai IKM pelayanan pelatihan tahun 2009 - 2012 berada pada nilai
interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B (kinerja
pelayanan ‘baik’).
Diagram 3.5 Perkembangan target dan capaian kinerja
hasil survei IKM pelayanan pelatihan tahun 2009 - 2013
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 17 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Secara keseluruhan, hasil survey IKM pelayanan pelatihan menunjukkan trend
positif. Hal ini antara lain disumbang oleh faktor keberadaan SPP (Standar
Pelayanan Publik) sehingga UPT-UPT terkait dalam melaksanakan pelayanan
pelatihan berpedoman kepada SPP secara penuh. Disamping itu, faktor reposisi
16 UPT Pelatihan Kerja menjadi berstandar internasional yang didukung oleh
keberadaan Kios 3in1 Plus Plus, Production Traning Center (PTC), TUK (Tempat
Uji Kompetensi) dan sarana-prasarana pendukung lainnya turut berkontribusi
terhadap naiknya tingkat kepuasan masyarakat yang memanfaatkan jasa
pelatihan kerja.
SASARAN
Meningkatnya penempatan tenaga kerja di sektor formal.
Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan penempatan tenaga kerja di dalam
dan luar negeri. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2013
REALISASI 2013
% REALISASI
2012 2011 2010 2009
- Penempatan tenaga kerja.
- Pengembangan jejaring informasi lowongan kerja :
% perusahaan anggota aktif PLKT.
% peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja.
300.000 org
75,00%
20,00%
323.612 org
75,07 %
20,34%
107,87
100,09
101,70
316.000 org
75,00%
96,67%
307.239 org
64,19%
15,38%
193.912 org
60,78%
18,18%
80,896 org
72,88%
n.a.
Indikator kinerja : Penempatan tenaga kerja
Kegiatan penempatan tenaga kerja dilakukan melalui mekanisme Antar Kerja.
Antar Kerja merupakan suatu proses kegiatan penempatan tenaga kerja yang
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 18 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
meliputi Informasi Pasar Kerja (IPK), pendaftaran lowongan, pendaftaran
pencari kerja, bimbingan dan penempatan. Jenis Antar Kerja meliputi :
a. AKL (Antar Kerja Lokal) atau kegiatan yang membantu proses penempatan
tenaga kerja antar Kab./Kota dalam satu provinsi;
b. AKAD (Antar Kerja Antar Daerah) atau kegiatan yang membantu proses
penempatan tenaga kerja antar provinsi di dalam wilayah RI;
c. AKAN (Antar Kerja Antar Negara) atau kegiatan yang membantu proses
penempatan tenaga kerja di luar negeri.
Disamping itu, mulai tahun 2010 terdapat kontribusi penempatan tenaga kerja
kontrak di perusahaan melalui PPJP (Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja) yang
keberadaannya dibina dan diawasi langsung oleh Dinas yang membidangi
ketenagakerjaan di Provinsi maupun Kab./Kota.
Capaian : Angka penempatan tenaga kerja di sektor formal menunjukkan
trend positif. Dari tahun ke tahun semakin banyak tenaga kerja terserap di
sektor formal. Pada tahun 2013, dari target penempatan 300.000 orang, tenaga
kerja yang berhasil ditempatkan sebanyak 323.612 orang atau mencapai
107,87% dari target yang ditetapkan. Dengan demikian, capaian kinerja untuk
penempatan tenaga kerja tahun 2013 berada pada kategori “sangat baik”.
Pada tahun 2012 dari target penempatan 250.000 orang, realisasi sebanyak
316.000 orang (126,40%), sedangkan di tahun 2011 dari target 190.000 orang,
realisasi 307.239 orang (161,70%). Pada tahun 2010, dari target 150.000
orang, realisasi penempatan sebanyak 193.912 orang (129,27%). Sedangkan di
tahun 2009 tenaga kerja yang terserap di sektor formal sebanyak 80.896 orang
atau 69,71% dari target penempatan 116.050 orang. Capaian tahun 2013 naik
2,41% dibandingkan tahun 2012, capaian tahun 2012 naik 2,85% dibanding
tahun 2011, capaian tahun 2011 naik 58,44% dibanding tahun 2010,
sedangkan capaian tahun 2010 naik 139,71% dibandingkan tahun 2009.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 19 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Diagram 3.6 Perkembangan target dan capaian kinerja
penempatan tenaga kerja tahun 2009 - 2013
Kondisi positif terkait penempatan tenaga kerja di sektor formal antara lain
dikarenakan :
- Naiknya angka penempatan melalui mekanisme AKL, AKAD dan AKAN yang
pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi maupun Kab./Kota;
- Pendataan terhadap angka penyerapan tenaga kerja kontrak di perusahaan
melalui PPJP (mulai tahun 2010);
- Pendataan terhadap angka penempatan tenaga kerja yang semakin akurat;
- Sebagai terobosan dalam mensosialisasikan, mengakomodasi peningkatan
lowongan kerja, mengoptimalkan penempatan tenaga kerja, dan
mengefektifkan fungsi layanan penempatan tenaga kerja, Disnakertransduk
Prov. Jawa Timur menggagas Bursa Kerja Bulanan (bursa kerja
mini/berskala kecil). Hal ini berdampak signifikan terhadap peningkatan
jumlah pencari kerja, partisipasi perusahaan yang melaporkan lowongan
yang tersedia, serta peningkatan jumlah penempatan tenaga kerja dari rata-
rata jumlah pencari kerja yang terdaftar melalui Bursa Kerja Bulanan.
- Adanya MoU jejaring kerjasama informasi bursa kerja dengan pihak-pihak
yang berkontribusi tinggi terhadap penyediaan peluang kerja (dunia industri,
asosiasi profesi, satuan pendidikan menengah dan perguruan tinggi)
sehingga info peluang kerja di sektor formal semakin terbuka, banyak dan
mudah diakses pencari kerja.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 20 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
- Penyebarluasan Informasi Pasar Kerja secara online melalui website
www.infokerja-jatim.com untuk mengoptimalkan penyerapan lowongan
kerja di pasar kerja. Website dapat diakses oleh pencari kerja,
perusahaan/dunia usaha maupun institusi yang membutuhkan tenaga kerja.
Penggunaan sarana teknologi informasi ini sangat besar manfaatnya dalam
menyediakan informasi pasar kerja yang cepat, akurat dan murah, serta
membantu mempercepat layanan penempatan tenaga kerja.
Indikator kinerja : Pengembangan jejaring informasi lowongan kerja
Sebagai salah satu inovasi dalam menjalankan fungsi Lembaga Penempatan
Tenaga Kerja atau Bursa Kerja Pemerintah (BKP), pada akhir tahun 2008
Disnakertransduk Prov. Jawa Timur membentuk Pusat Layanan Karir
Terpadu (PLKT). Fungsi PLKT dikembangkan sebagai model pelayanan
penempatan tenaga kerja (Public Employment Service) terutama dalam aspek
penyebaran informasi lintas kab/kota (kliring system), pembinaan lembaga
bursa kerja, pembinaan petugas fungsional Pengantar Kerja dan kegiatan
bimbingan konseling. PLKT sebagai pusat layanan penempatan kerja
memfasilitasi pencari kerja, perusahaan pemberi kerja/pengguna tenaga kerja,
maupun kalangan pendidikan dan mitra kerja lainnya. Tujuannya adalah untuk
lebih mendekatkan jaringan mitra kerja serta mendekatkan hubungan antara
dunia usaha dengan pencari kerja, terutama dari angkatan kerja muda terdidik
yang mencari pekerjaan di sektor formal, baik yang sudah menyelesaikan
ataupun sedang dalam masa pendidikan. Sedangkan pelayanannya dilakukan
secara offline (dilayani langsung oleh petugas) maupun online melalui website
www.infokerja-jatim.com.
Capaian :
Persentase perusahaan anggota aktif PLKT :
Pada tahun 2013, dari target 75%, realisasi sebesar 75,07% perusahaan
anggota PLKT yang aktif menginformasikan lowongan pekerjaan dibandingkan
seluruh perusahaan yang terdaftar sebagai anggota PLKT (capaian 100,09%).
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 21 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Kinerja sebesar 75,07% lebih lanjut terinci sebagai berikut : jumlah perusahaan
yang terdaftar sebagai anggota PLKT sebanyak 694 perusahaan, yang aktif
menginformasikan lowongan sebanyak 521 perusahaan, dan anggota pasif
sebanyak 173 perusahaan. Dengan demikian, capaian kinerja untuk
peningkatan perusahaan anggota aktif PLKT pada tahun 2013 berada pada
kategori “sangat baik”.
Pada tahun 2012, dari target 70%, realisasi 75% (107,14%), dengan rincian
perusahaan yang terdaftar sebagai anggota PLKT sebanyak 524, yang aktif
menginformasikan lowongan 393 perusahaan dan anggota pasif 131
perusahaan. Sedangkan target tahun 2011 sebesar 60%, realisasi 64,19%
(106,98%), dengan rincian dari 444 perusahaan anggota PLKT, 285 perusahaan
secara aktif menginformasikan lowongan dan 159 perusahaan merupakan
anggota pasif PLKT. Di tahun 2010, dari target 50% realisasi 60,78% (121,56),
dengan rincian dari 283 perusahaan anggota PLKT, sebanyak 172 perusahaan
aktif menginformasikan lowongan dan sisanya 111 perusahaan bersifat pasif. Di
tahun 2009, dari target 40% terealisasi 72,88% (182,20%), dimana dari 118
perusahaan anggota PLKT, 86 perusahaan merupakan anggota aktif dan 32
perusahaan menjadi anggota pasif PLKT.
Diagram 3.7
Perkembangan target dan capaian kinerja persentase perusahaan anggota aktif PLKT tahun 2009 - 2013
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 22 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Persentase peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja :
Dari target peningkatan 20% jumlah mitra kerja jejaring bursa kerja pada tahun
2013, diperoleh realisasi peningkatan sebesar 20,34% (101,70%). Peningkatan
jumlah mitra kerja tersebut adalah sebagai berikut : mitra kerja pada jejaring
bursa kerja (BKK/Bursa Kerja Khusus di website PLKT) sebanyak 71
perusahaan, terdiri dari 14 BKK perguruan tinggi dan 57 BKK UPT PK dan
SMA/SMK. Dengan demikian, capaian kinerja untuk peningkatan mitra kerja
jejaring bursa kerja pada tahun 2013 berada pada kategori “sangat baik”.
Pada tahun 2012, dari target peningkatan 20% mitra kerja jejaring bursa kerja,
diperoleh realisasi sangat signifikan sebesar 96,67% (483,35%), dengan rincian
59 BKK, terdiri dari 13 BKK perguruan tinggi dan 46 BKK UPT PK dan SMA/SMK.
Sedangkan pada tahun 2011 dari target peningkatan 10%, tercapai realisasi
peningkatan 15,38% dari tahun sebelumnya (153,80%), dengan rincian 30 BKK
yang meliputi 9 BKK perguruan tinggi dan 21 BKK UPT PK dan SMA/SMK. Di
tahun 2010, dari target peningkatan 5%, realisasi peningkatan mencapai
18,18% (363,60%), dengan rincian 26 BKK yang terdiri dari 7 BKK perguruan
tinggi dan 19 BKK UPT PK dan SMA/SMK. Di tahun 2009 pada satu tahun
pertama PLKT berdiri, terdapat 22 BKK yang telah menjadi mitra kerja jejaring
bursa kerja (5 BKK perguruan tinggi dan 17 BKK UPT PK dan SMA/SMK). Namun
di tahun 2009 belum dapat ditentukan target peningkatan jumlah mitra kerja
jejaring bursa kerja dibandingkan tahun 2008 (target tahun 2009 not available),
mengingat PLKT baru didirikan di akhir tahun 2008.
Diagram 3.8 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja tahun 2009 - 2013
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 23 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Perkembangan capaian :
Perusahaan anggota aktif PLKT :
Diamati dari capaian 5 (lima) tahun terakhir, nampak angka keikutsertaan
perusahaan sebagai anggota PLKT meningkat signifikan, dimana pada tahun
2009 ke 2010 di masa-masa awal terbentuknya PLKT, keanggotaan meningkat
lebih dari 2 kali lipat (bertambah 165 perusahaan atau 139,83%), dari tahun
2010 ke 2011 keanggotaan PLKT meningkat 56,89% (bertambah 161
perusahaan), tahun 2011 ke 2012 mengalami peningkatan sebesar 18,02%
(bertambah 80 perusahaan), dan di tahun 2012 ke 2013 kembali meningkat
sebesar 32,44% (bertambah 170 perusahaan). Secara kuantitas, nampak
bahwa semakin banyak perusahaan yang menjadi anggota PLKT dan aktif
menginformasikan lowongan pekerjaan secara online (melalui website PLKT)
maupun offline melalui layanan PLKT. Hal ini mengindikasikan semakin
tingginya kesadaran pengusaha untuk melaporkan informasi lowongan di
perusahaan yang bersangkutan (kepatuhan terhadap Keppres No. 4 Tahun
1980 tentang Wajib Lapor Lowongan), sehingga pencari kerja semakin banyak
mendapatkan informasi peluang kerja.
Mitra kerja jejaring bursa kerja :
Jumlah mitra kerja jejaring bursa kerja yang bergabung menjadi anggota BKK
(Bursa Kerja Khusus) di website PLKT meningkat sangat signifikan, dimana
tahun 2009 di masa awal terbentuknya PLKT, mitra kerja baru berjumlah 22
lembaga. Kemudian di tahun 2010 jumlahnya bertambah 4 lembaga menjadi 26
BKK. Selanjutnya, tahun 2011 kembali bertambah 4 lembaga sehingga
bertambah menjadi 30 BKK. Dan di tahun 2012 mulai meningkat tajam dengan
penambahan 29 lembaga menjadi 59 BKK. Terakhir, pada tahun 2013 kembali
bertambah 12 lembaga sehingga jumlahnya menjadi 71 BKK. Pesatnya
pertambahan jumlah mitra kerja jejaring bursa kerja yang bergabung menjadi
anggota BKK antara lain merupakan dampak dari dilakukannya pembinaan,
bimbingan teknis, maupun sosialisasi secara intens kepada BKK-BKK di lingkup
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 24 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
UPT Pelatihan Kerja maupun lingkup pendidikan (perguruan tinggi, SMA/SMK)
terkait pentingnya pengembangan jejaring bursa kerja dan sistem Antar Kerja
untuk membantu mempertemukan pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja
di pasar kerja.
Dampak dari berkembangnya keanggotaan aktif PLKT serta mitra kerja jejaring
bursa kerja, angka pencari kerja yang mendapat pekerjaan ataupun perusahaan
yang mendapatkan tenaga kerja melalui layanan PLKT makin bertambah secara
signifikan. Secara terinci, tahun 2009 penempatan tenaga kerja melalui PLKT
sebanyak 340 orang (penempatan offline melalui bursa kerja), tahun 2010
penempatan PLKT sebanyak 911 orang (secara online 204 orang dan secara
offline 707 orang), di tahun 2009 penempatan melalui PLKT menjadi 1.925
orang (secara online 591 orang dan offline 1.334 orang), di tahun 2012 angka
penempatan PLKT mencapai 2.379 orang (secara online 357 orang dan offline
2.022 orang), dan pada tahun 2013 penempatan melalui PLKT tercatat
berjumlah 648 orang (secara online 162 orang dan offline 486 orang).
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk
pelayanan penempatan tenaga kerja : Mengacu pada Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 serta Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/IV/2011 tentang
Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor Per. 15/MEN/X/2010, salah satu pelayanan dasar SPM Bidang
Ketenagakerjaan adalah pelayanan penempatan tenaga kerja, yang
indikatornya adalah besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan,
dengan target capaian 70% di tahun 2016.
Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Ketenagakerjaan untuk pelayanan penempatan tenaga kerja : Indikator
kinerja tujuan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur untuk penempatan tenaga
kerja sama dengan indikator SPM untuk pelayanan penempatan tenaga kerja
yang ditetapkan oleh Kemenakertrans. Pada tahun 2012, Disnakertransduk
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 25 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan penempatan tenaga kerja
sebagai berikut : capaian tahun 2013 sebesar 58,41%, sedangkan target yang
harus dicapai pada tahun 2016 sebesar 70%. Secara bertahap, melalui berbagai
intervensi capaian pelayanan ini dapat ditingkatkan hingga mencapai target
dalam Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur pada tahun 2014 maupun
target SPM tahun 2016.
SASARAN
Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja.
Sasaran ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang
memanfaatkan jasa pelayanan penempatan tenaga kerja melalui hasil pengukuran
secara kuantitatif maupun kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh
pelayanan dimaksud. Indikator dan capaian kinerjanya adalah sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2013
REALISASI 2013
% REALISASI
2012 2011 2010 2009
Hasil survey IKM : - Pelayanan penem-
patan tenaga kerja.
- Pelayanan TKI (Tenaga Kerja Indonesia).
79,80
76,35
74,81
71,27
93,75
93,35
74,66
72,35
76,25
67,17
78,56
76,43
79,07
75,77
Pelaksanaan survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data kepuasan
masyarakat, bertujuan :
a. Untuk mengetahui secara periodik tingkat kinerja dari pelayanan
penempatan tenaga kerja yang dilaksanakan oleh Bidang Penempatan
Tenaga Kerja dan UPT P3TKI (Pelayanan Penempatan dan Perlindungan
TKI) yang telah dibuat SPP-nya (Standar Pelayanan Publik).
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 26 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
b. Sebagai bahan evaluasi terhadap efektivitas dan kualitas pelayanan
pelatihan di kedua unit kerja tersebut.
c. Sebagai dasar untuk melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan
terhadap kekurangan/kelemahan unsur-unsur dari pelayanan penempatan
tenaga kerja yang masih perlu ditingkatkan.
d. Sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan publik di masa mendatang.
e. Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja dari unit kerja terkait.
Survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja terdiri dari :
1) Pelayanan penempatan tenaga kerja, meliputi pelayanan antar kerja, yakni
(a) informasi pasar kerja/bursa kerja/penempatan kerja offline dan online,
(b) pencabutan perpanjangan Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing atau IMTA,
(c) rekomendasi penempatan tenaga kerja antar daerah, (d) ijin Lembaga
Penempatan Tenaga Kerja Swasta atau LPTKS untuk antar kerja lokal, dan
(e) ijin operasional kantor cabang Pelaksana Penempatan TKI Swasta atau
PPTKIS.
2) Pelayanan khusus TKI (Tenaga Kerja Indonesia), meliputi (a) rekomendasi
Rencana Kebutuhan Calon TKI (RKCTKI) atau Surat Pengantar Rekrut TKI
(SPR TKI), (b) surat pengantar rekomendasi endors visa ke Teto, (c)
penerbitan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri atau KTKLN, (d) Pembekalan
Akhir Pemberangkatan atau PAP, dan (e) counter TKI.
Dasar pelaksanaan survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja adalah
Standar Pelayanan Publik (SPP) Bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan
Kependudukan, yang telah disempurnakan melalui Keputusan Kepala Disnaker-
transduk Prov. Jawa Timur tanggal 27 Maret 2012 Nomor 560/39/KPTS/106.01/
2012 tentang Standar Pelayanan pada Disnakertransduk Prov. Jawa Timur.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 27 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Capaian :
Hasil survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja :
Pada tahun 2013, dari target nilai IKM sebesar 79,80, terealisasi 74,81 atau
capaiannya sebesar 93,75%. Dengan demikian, capaian kinerja untuk hasil
survei IKM pelayanan penempatan tenaga kerja tahun 2013 termasuk kategori
“baik”.
Pada tahun 2012, dari target nilai IKM 79,60, realisasi 74,66 (93,79%). Di tahun
2011, dari target 79,40 terealisasi 76,25 (96,03%). Pada tahun 2010, target
79,20 dan realisasi 76,56 (96,67%). Sedangkan di tahun 2009 pada awal
dilakukan survey IKM, capaiannya sebesar 79,07.
Diagram 3.9 Perkembangan target dan capaian kinerja
hasil survei IKM pelayanan penempatan tenaga kerja tahun 2009 - 2013
Jika diamati, meski kinerja pelayanannya masih berada pada rentang kategori
‘baik’, capaian nilai IKM pelayanan penempatan tenaga kerja pada tahun 2009-
2012 cenderung menurun, meski di tahun 2013 nilainya kembali menunjukkan
kenaikan. Penurunan nilai IKM pada tahun 2009-2012 antara lain disebabkan
adanya perubahan pada beberapa jenis pelayanan yang di-survey. Pada tahun
2009 (awal dilakukannya survey IKM), jenis pelayanan yang di-survey termasuk
pelayanan-pelayanan terkait Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA). Namun
mengingat pelayanan IMTA kemudian dialihkan menjadi pelayanan di UPT P2T
Prov. Jawa Timur (pelayanan perijinan satu atap), ditambah baru terbentuknya
Pusat Layanan Karir Terpadu (PLKT) Disnakertransduk Prov. Jawa Timur, maka
terjadi perubahan beberapa jenis pelayanan yang di-survey dengan responden
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 28 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
yang berbeda pula, sehingga capaian nilai IKM belum stabil. Meski demikian,
secara umum capaian nilai IKM pelayanan penempatan tenaga kerja tahun
2009 - 2013 berada pada nilai interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25
dengan mutu pelayanan B (kinerja pelayanan ‘baik’). Namun kecenderungan
turunnya nilai IKM dari waktu ke waktu tetap harus diwaspadai dan menjadi
bahan evaluasi. Berdasarkan hasil survey IKM tahun 2013, beberapa alternatif
langkah perbaikan yang telah dan akan terus dilakukan adalah :
- Memotivasi petugas pelayanan untuk meningkatkan tanggung jawab petugas
pelayanan;
- Merekondisi SOP (Standard Operating Procedure) yang ada, khususnya
terkait waktu pelayanan dan kemudahan syarat pelayanan;
- Memberikan coaching/arahan kepada personil pelayanan agar memiliki
kemampuan yang sama dalam memberikan informasi dan pelayanan kepada
masyarakat;
- Menerapkan budaya kerja secara efektif dan mengimplementasikan 5R/5S.
Hasil survey IKM pelayanan TKI :
Pada tahun 2013, dari target nilai survei IKM sebesar 76,35, terealisasi sebesar
71,27 atau capaian kinerjanya 93,35%. Dengan demikian, capaian kinerja untuk
hasil survei IKM pelayanan TKI tahun 2013 berada pada kategori “baik”.
Tahun 2012, dari target nilai IKM 76,20, terealisasi 72,35 (94,95%). Pada tahun
2011, target 76,00 realisasi 67,17 (87,74%). Pada tahun 2010, target 75,90 dan
realisasi 76,43 (100,70%). Sedangkan di tahun 2009 pada awal dilakukannya
survey IKM, nilai IKM-nya sebesar 75,77.
Diagram 3.10 Perkembangan target dan capaian kinerja
hasil survei IKM pelayanan TKI tahun 2009 - 2013
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 29 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Jika diamati, capaian nilai IKM pelayanan TKI menunjukkan adanya fluktuasi.
Salah satu penyebabnya adalah adanya perubahan pada beberapa jenis
pelayanan, menyesuaikan dengan perkembangan pelayanan di UPT P3TKI,
sehingga capaian nilai IKM cenderung tidak stabil. Meski demikian,
sebagaimana halnya dengan pelayanan penempatan tenaga kerja, capaian nilai
IKM pelayanan TKI tahun 2009 - 2013 berada pada nilai interval konversi IKM
antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B (kinerja pelayanan ‘baik’).
Namun kecenderungan berfluktuasinya nilai IKM dari waktu ke waktu tetap
harus diwaspadai dan menjadi bahan evaluasi. Berdasarkan hasil survey IKM
tahun 2013, alternatif perbaikan yang telah dan akan terus dilakukan adalah :
- Memperbaiki jadwal pelayanan sehingga bisa dilaksanakan tepat waktu;
- Menambah sarana-prasarana, khususnya terkait pembuatan foto untuk
KTKLN sehingga pelayanan dapat terselesaikan semakin cepat;
- Meningkatkan pemahaman kepada semua petugas terkait optimalisasi
pelayanan kepada calon TKI maupun PPTKIS.
SASARAN
Meningkatnya perluasan lapangan kerja di sektor informal.
Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan pengembangan kesempatan kerja
usaha mandiri dan padat karya produktif. Indikator dan capaian kinerja dari
sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2013
REALISASI 2013
% REALISASI
2012 2011 2010 2009
% tenaga kerja di sektor informal yang usahanya tetap eksis.
95,00% 95,51% 100,54 95,86% 95% 95% 95%
Pemecahan isu pengangguran tidak hanya dilakukan melalui penempatan
tenaga kerja di sektor formal, tetapi juga melalui upaya pembinaan dan fasilitasi
kegiatan perluasan kesempatan kerja. Untuk memperluas kesempatan kerja di
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 30 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
dalam negeri, Kemnakertrans RI, Pemerintah Provinsi dan Kab./Kota melakukan
langkah-langkah strategis untuk mendukung penempatan tenaga kerja di dalam
negeri melalui penciptaan kegiatan yang produktif dan berkelanjutan dengan
mendayagunakan potensi SDA, SDM dan teknologi tepat guna. Penciptaan
perluasan kesempatan kerja dilakukan dengan pola pembentukan dan
pembinaan tenaga kerja mandiri, penerapan sistem padat karya infrastruktur
maupun padat karya produktif, penerapan teknologi tepat guna,
pendayagunaan tenaga kerja sukarela, program kewirausahaan melalui
pendayagunaan tenaga kerja pemuda mandiri profesional, pendampingan serta
subsidi program pelatihan keterampilan, atau pola lain yang dapat mendorong
terciptanya perluasan kesempatan kerja di sektor informal.
Capaian : salah satu indikator yang menunjukkan penyerapan tenaga kerja di
sektor informal melalui sektor ketenagakerjaan adalah tenaga kerja yang dibina
di sektor informal usaha mandiri yang dirintisnya minimal tetap eksis. Artinya,
tenaga kerja yang dibina telah memiliki pendapatan tetap dari usahanya
tersebut, usahanya tidak berhenti beroperasi, serta mampu menciptakan
kesempatan kerja baru yang cukup tinggi dan merekrut banyak tenaga kerja
baru di daerah sekitarnya.
Pada tahun 2013, dari target 95% binaan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur di
sektor informal (tidak termasuk binaan Kab./Kota) yang usahanya tetap eksis,
terealisasi 95,51% (100,54%), dengan rincian jumlah binaan di sektor informal
sebanyak 178 orang, yang tetap eksis sebanyak 170 orang. 8 (delapan) orang
lainnya tidak melanjutkan usaha informal karena berbagai alasan : menjadi
PNS, beralih menjadi TKI ke luar negeri, diterima bekerja di sektor formal, dan
menjadi caleg. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk persentase
tenaga kerja di sektor informal yang usahanya tetap eksis berada pada kategori
“sangat baik”.
Capaian tahun 2012, dari target 93% binaan yang eksis di sektor informal,
terealisasi 95,86% (103,08%). Capaian tahun 2011, dari target 91% yang
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 31 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
usaha mandirinya tetap eksis, realisasi 95% (104,40%). Tahun 2010, dari
target 89% terealisasi sebesar 95% (106,74%). Sedangkan di tahun 2009 dari
target 87%, realisasi 95% (109,20%).
Diagram 3.11 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase tenaga kerja di sektor informal yang usahanya tetap eksis tahun 2009 - 2013
Secara keseluruhan, persentase tenaga kerja di sektor informal yang usahanya
tetap eksis cenderung stabil, yaitu berkisar 95% dari jumlah binaan per tahun.
Meski demikian, untuk mendukung program Nasional perluasan kesempatan
kerja di dalam negeri, capaian tersebut diharapkan dapat semakin meningkat
sesuai target yang ditetapkan, sehingga makin banyak penganggur/pencari
kerja yang tertampung di sektor informal dan formal.
Arah kebijakan perluasan kesempatan kerja di tahun 2012 sesuai program
perluasan kesempatan kerja secara Nasional juga dilakukan melalui Program
Tenaga Kerja Sarjana (TKS) sebagai pendamping di bidang perluasan
kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja. Tugas pokok TKS adalah
sebagai pendamping kelompok usaha masyarakat dalam kegiatan padat karya,
terapan teknologi tepat guna, kegiatan kewirausahaan atau kegiatan produktif
lainnya yang dananya bersumber dari APBN maupun APBD. Sedangkan tugas
pendampingan calon TKI, pendamping perantara kerja dan operator Bursa
Kerja On Line (BKOL) menjadi tugas penunjangnya. Program TKS bertujuan
memberdayakan sarjana yang memiliki potensi/kemampuan untuk membantu
dalam kegiatan pendampingan, khususnya di bidang perluasan kerja dan
penempatan tenaga kerja. Melalui program TKS, angkatan kerja muda terutama
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 32 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
lulusan sarjana diarahkan tidak hanya sebagai motivator, tetapi dalam jangka
panjang sebagai tenaga pencipta perluasan kerja (job creator) terutama untuk
membantu mengoptimalkan potensi sumber daya alam/manusia guna
menciptakan lapangan kerja dan kesempatan kerja seluas-luasnya.
SASARAN
Terfasilitasinya penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
Sasaran ini dimaksudkan mewujudkan hubungan industrial yang harmonis
dan perbaikan syarat kerja. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2013
REALISASI 2013
% REALISASI
2012 2011 2010 2009
% penurunan kasus perselisihan hubungan industrial.
17,00% -5,71% (naik)
-33,59 63,35%
35,47%
-171,56% (naik)
3,11%
Perselisihan hubungan industrial merupakan perbedaan pendapat yang
mengakibatkan pertentangan antara pengusaha/gabungan pengusaha dengan
pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena ada perselisihan hak,
perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja serta
perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan
bahwa perselisihan hubungan industrial wajib diselesaikan oleh pengusaha dan
pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh secara musyawarah untuk
mencapai mufakat melalui mediasi, konsiliasi, arbitrase, dan yang terakhir
melalui Pengadilan Hubungan Industrial.
Capaian : Kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk ke Pengadilan
Hubungan Industrial selama 5 (lima) tahun terakhir terjadi fluktuasi. Di tahun
2009 persentase kasus turun sebesar 3,11%, di tahun 2010 kasus perselisihan
melonjak naik 171,56% (dari 218 kasus di tahun 2009 menjadi 592 kasus),
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 33 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
tahun 2011 kembali turun 35,47% (sebelumnya 592 kasus menjadi 382 kasus),
di tahun 2012 turun signifikan sebesar 63,35% (382 kasus menjadi 140 kasus).
Kondisi terakhir di tahun 2013, kasus perselisihan naik 5,71% (dari 140 kasus
menjadi 148 kasus). Dengan demikian, capaian kinerja untuk persentase
penurunan kasus perselisihan hubungan industrial tahun 2013 berada pada
kategori “kurang”.
Diagram 3.12 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase penurunan kasus perselisihan hubungan industrial tahun 2009 - 2013
Idealnya, persentase kasus perselisihan hubungan industrial menurun secara
bertahap yang mencerminkan semakin kondusifnya iklim hubungan industrial.
Namun adanya kondisi yang tidak terduga seperti krisis moneter global
berimbas pada sulitnya dunia usaha di sektor formal untuk bertahan, antara lain
menyebabkan naiknya angka PHK yang berkontribusi signifikan terhadap
kenaikan kasus perselisihan hubungan industrial (dari 4 jenis kasus perselisihan
yang masuk ke Pengadilan Hubungan Industrial, perselisihan PHK selalu
mendominasi kasus hingga mencapai rata-rata di atas 70% dari keempat jenis
perselisihan yang ada).
Salah satu upaya yang diharapkan dapat mendorong iklim hubungan industrial
yang kondusif di Jawa Timur adalah dibentuknya Unit Reaksi Cepat (URC)
Penanganan Masalah Hubungan Industrial pada tahun 2010.
Pembentukan unit ini dimaksudkan untuk membantu Pemerintah dalam
penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan menjadi fasilitator untuk
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 34 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
mencegah terjadinya perselisihan hubungan industrial yang berpotensi
mengakibatkan timbulnya gejolak berupa unjuk rasa/pemogokan sebagai akibat
dari keluh kesah yang tidak terselesaikan, dengan cara menginventarisir dan
menganalisa faktor-faktor terjadinya keresahan untuk dicarikan pemecahan
masalahnya. Sedangkan tujuannya adalah untuk penanganan dan pencegahan
permasalahan perselisihan hubungan industrial secara cepat, tepat dan tidak
berdampak. Dalam penanganannya, URC tetap berkoordinasi dengan pegawai
teknis dan Pemerintah Daerah setempat sesuai dengan prosedur dan
kewenangan masing-masing.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk
pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial : Mengacu
pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.
15/MEN/X/2010 serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per. 04/MEN/IV/2011 tentang Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010, salah satu
pelayanan dasar SPM Bidang Ketenagakerjaan adalah pelayanan penyelesaian
perselisihan hubungan industrial, yang indikatornya adalah besaran kasus yg
diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB), dengan target capaian 50% di
tahun 2016.
Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Ketenagakerjaan untuk pelayanan penyelesaian perselisihan
hubungan industrial : Indikator kinerja tujuan Disnakertransduk Prov. Jawa
Timur untuk bidang hubungan industrial agak berbeda dengan indikator SPM
untuk pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang ditetapkan
oleh Kemenakertrans. Hal ini dikarenakan indikator kinerja tujuan bidang
hubungan industrial Disnakertransduk Prov. Jawa Timur lebih menitikberatkan
pada turunnya kasus perselisihan yang masuk ke Pengadilan Hubungan
Industrial yang merupakan tahapan lebih lanjut dari kasus-kasus yang tidak
dapat diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) sehingga harus mendapat
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 35 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
penanganan yang lebih serius. Meski demikian, Disnakertransduk Prov. Jawa
Timur telah mencapai SPM pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan
industrial (dengan indikator besaran kasus yg diselesaikan dengan Perjanjian
Bersama) pada tahun 2013 sebagai berikut : capaian sebesar 39,60%,
sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2016 sebesar 50%.
SASARAN
Meningkatnya perbaikan syarat kerja dan kesejahteraan pekerja.
Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan hubungan industrial yang harmonis
dan perbaikan syarat kerja. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini
digambarkan sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA TARGET
2013 REALISASI
2013 %
REALISASI
2012 2011 2010 2009
- % peningkatan upah pekerja. - % peningkatan Pera-
turan Perusahaan (PP). - % peningkatan Perjan-
jian Kerja Bersama (PKB).
9,00%
33,00%
35,00%
22,14%
39,95%
24,96%
246,00
108,94
53,26
8,08%
36,35%
42,42%
8,34%
26,37%
33,97%
7,54%
n.a
n.a
17,07%
n.a
n.a
Upah merupakan suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada
buruh untuk pekerjaan/jasa yang telah/akan dilakukan, dinyatakan/dinilai dalam
bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan/peraturan perundang-
undangan, dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antar pengusaha
dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun
keluarganya. Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari
upah pokok termasuk tunjangan tetap. Upah minimum ditetapkan sebagai
jaring pengaman agar upah tidak merosot, mengurangi kesenjangan upah
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 36 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
terendah dengan tertinggi, dan meningkatkan penghasilan pekerja pada tingkat
paling bawah.
Peraturan Perusahaan (PP) adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) memuat hak dan kewajiban pekerja dan
pengusaha secara tertulis yang dibuat atas hasil perundingan antara serikat
pekerja/serikat buruh dengan pengusaha/perkumpulan pengusaha. Baik PP
maupun PKB bersifat mengikat pengusaha maupun pekerja sehingga
memberikan kepastian hukum bagi kedua belah pihak, dalam rangka
meningkatkan kegairahan dan ketenangan bekerja serta kelangsungan usaha.
Capaian :
Peningkatan upah pekerja :
Selama beberapa tahun terakhir, persentase rata-rata Upah Minimum Kab./Kota
(UMK) se-Jawa Timur selalu mengalami kenaikan. Di tahun 2009 terjadi
kenaikan sebesar 17,07% dengan nilai rata-rata UMK Rp. 741.016,-. Di tahun
2010 rata-rata upah minimum naik 7,54% dengan nilai rata-rata UMK Rp.
796.903,-. Pada tahun 2011 rata-rata upah minimum naik 8,34% dengan nilai
rata-rata UMK Rp. 863.334,-. Pada tahun 2012 rata-rata upah minimum naik
8,08% dengan nilai rata-rata UMK Rp. 933.120,-. Dan pada tahun 2013 nilai
rata-rata UMK Jawa Timur naik 22,14% (kenaikan terbesar dalam 5 tahun
terakhir) menjadi Rp. 1.139.730,- atau capaian kinerjanya sebesar 246%.
Dengan demikian, capaian kinerja untuk persentase peningkatan upah pekerja
di tahun 2013 berada pada kategori “sangat baik”.
Diagram 3.13 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase peningkatan upah pekerja tahun 2009 - 2013
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 37 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa secara bertahap dunia usaha di Jawa
Timur semakin memberikan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
pekerjanya, yang antara lain diwujudkan dalam bentuk kenaikan nilai upah
minimum. Disamping itu, mulai tahun 2013 nilai UMK dari 38 Kab./Kota se-Jawa
Timur seluruhnya sudah mencapai, dan bahkan ada yang melampaui 100% dari
KHL (Kebutuhan Hidup Layak).
Peningkatan Peraturan Perusahaan (PP) :
Pada tahun 2013, dari target peningkatan jumlah PP sebesar 33%, realisasi
sebesar 39,95% (capaian kinerja sebesar 108,94%), dimana jumlah PP
bertambah 890 PP menjadi 3.118 PP. Dengan demikian, capaian kinerja untuk
persentase peningkatan Peraturan Perusahaan (PP) di tahun 2013 berada pada
kategori “sangat baik”.
Di tahun 2012, target kenaikan sebesar 30%, realisasi sebesar 36,35%
(121,17%), yaitu yang semula berjumlah 1.634 PP pada tahun 2011 menjadi
2.228 PP. Sementara itu, pada tahun 2011 jumlah PP di Jawa Timur naik
26,37% dibandingkan tahun 2010 (berjumlah 1.293 PP).
Diagram 3.14 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase peningkatan Peraturan Perusahaan (PP) tahun 2009 - 2013
Persentase peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) :
Pada tahun 2013, dari target kenaikan jumlah PKB sebesar 35%, realisasi
sebesar 24,96% atau capaian kinerjanya sebesar 53,26%, yaitu bertambah 150
PKB menjadi 751 PKB. Dengan demikian, capaian kinerja untuk persentase
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 38 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) di tahun 2013 berada pada
kategori “kurang”.
Di tahun 2012, dari target kenaikan jumlah PKB 35%, realisasi sebesar 42,42%
(121,20%), yaitu yang semula berjumlah 422 PKB pada tahun 2011 menjadi
601 PKB. Sementara itu, pada tahun 2011 jumlah PKB naik 33,97%
dibandingkan tahun 2010 (berjumlah 315 PKB).
Diagram 3.15 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase peningkatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tahun 2009 - 2013
Ketidaktersediaan target kenaikan jumlah PP dan PKB tahun 2009 dan 2010
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Kenaikan jumlah PP maupun PKB di tahun 2009 dan 2010 tidak bisa ditentukan
targetnya (not available). Hal ini dikarenakan pada tahun-tahun tersebut
pendataan jumlah PP dan PKB di Jawa Timur masih sangat lemah/minim,
terutama terkait data-data yang bersumber dari 38 Kab./Kota. Baru mulai tahun
2010 dilakukan pembenahan dalam pendataan PP maupun PKB baik dari
Provinsi maupun Kab./Kota, sehingga bisa diperoleh data yang lebih akurat.
SASARAN
Meningkatnya pelayanan pembinaan hubungan industrial.
Sasaran ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang
memanfaatkan pelayanan pembinaan hubungan industrial melalui hasil pengukuran
secara kuantitatif maupun kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 39 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
pelayanan pembinaan hubungan industrial. Indikator dan capaian kinerjanya
tergambar sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2013
REALISASI 2013
% REALISASI
2012 2011 2010 2009
Hasil survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial.
81,15 77,09 95,00 75,23 72,61 72,74 80,67
Pelaksanaan survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data kepuasan
masyarakat, bertujuan :
a. Untuk mengetahui secara periodik tingkat kinerja dari pelayanan pembinaan
hubungan industrial yang dilaksanakan oleh Bidang Hubungan Industrial dan
Syarat Kerja yang telah dibuat SPP-nya (Standar Pelayanan Publik).
b. Sebagai bahan evaluasi terhadap efektivitas dan kualitas pelayanan
pembinaan hubungan industrial.
c. Sebagai dasar untuk melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan
terhadap kekurangan/kelemahan unsur-unsur dari pelayanan pembinaan
hubungan industrial yang masih perlu ditingkatkan.
d. Sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan publik di masa mendatang.
e. Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja dari bidang terkait.
Survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial dilakukan terhadap
responden yaitu pihak-pihak yang mendapat layanan (a) penyelesaian
perselisihan hubungan industrial lintas Kab./Kota, (b) penangguhan
pelaksanaan ketetapan upah minimum Kab./Kota, (c) pengesahan peraturan
perusahaan (PP) lintas Kab./Kota, dan (d) pendaftaran perjanjian kerja bersama
(PKB) lintas Kab./Kota. Sebagaimana survey IKM lainnya, dasar pelaksanaan
survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial adalah Standar
Pelayanan Publik (SPP) Bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan
Kependudukan, dimana SPP terbaru telah disempurnakan melalui Keputusan
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 40 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Kepala Disnakertransduk Prov. Jawa Timur tanggal 27 Maret 2012 Nomor
560/39/KPTS/106.01/2012 tentang Standar Pelayanan pada Disnakertransduk
Prov. Jawa Timur.
Capaian : Pada tahun 2013, dari target nilai IKM sebesar 81,15, realisasi
sebesar 77,09 (95%). Dengan demikian, capaian kinerja untuk hasil survei IKM
pelayanan pembinaan hubungan industrial tahun 2013 berada pada kategori
“baik”.
Tahun 2012, dari target nilai IKM 81,00 realisasi 75,23 (92,88%). Pada tahun
2011, target 80,85 realisasi 72,61 (89,81%). Pada tahun 2010, target 80,75 dan
realisasi 72,74 (90,08%). Sedangkan di tahun 2009 pada awal dilakukan survey
IKM, capaian sebesar 80,67.
Diagram 3.16 Perkembangan target dan capaian kinerja
hasil survei IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial tahun 2009 - 2013
Jika diamati, capaian nilai IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial pada
kurun waktu 2010 – 2011 sempat menunjukkan penurunan, dan mulai naik
kembali di tahun 2012 dan 2013, meskipun realisasi di tahun 2013 pun belum
mencapai target yang ditetapkan. Secara umum capaian nilai IKM pelayanan
pembinaan hubungan industrial selama tahun 2009 - 2012 berada pada nilai
interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B (kinerja
pelayanan ‘baik’), namun dari segi pelayanan masih perlu mendapat evaluasi
dan perbaikan. Berdasarkan hasil survey IKM tahun 2013, beberapa langkah
perbaikan yang akan terus dilakukan adalah mengadakan evaluasi dan
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 41 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
pembinaan kepada petugas yang menangani pelayanan hubungan industrial
untuk memaksimalkan pelayanan kepada pengguna jasa.
SASARAN
Pelaksanaan K3 yang kondusif.
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan perlindungan hak-hak dasar
pekerja/buruh, termasuk pekerja perempuan dan anak. Indikator dan capaian
kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA TARGET
2013
REALISASI
2013 %
REALISASI
2012 2011 2010 2009
- % penurunan kasus kecelakaan kerja.
- % peningkatan perusaha-an yg mendapat penghar-gaan K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja): Kecelakaan Nihil (Zero
Accident).
SMK3 (Sistem Manajemen K3).
20,00%
25,00%
27,00%
9,75%
(turun)
25,82%
18,75%
48,75
103,28
69,44
10,39%
(turun)
29,11%
45,45%
-35,67%
(naik)
47,92%
0,00%
-12,91%
(naik)
-15,79% (turun)
266,67%
-42,36%
(naik)
0,60%
20,00%
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan instrumen yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar
dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan ini menjadi hak asasi yang
wajib dipenuhi oleh perusahaan karena K3 bertujuan mencegah, melindungi,
bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja. Dalam pelaksanaannya, K3
merupakan salah satu upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan
atau bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan sistem dan produktivitas kerja.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 42 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendorong pembudayaan K3 di tempat
kerja adalah melalui pemberian penghargaan di bidang K3, yang terdiri dari
penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) dan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penghargaan Kecelakaan Nihil
diberikan kepada manajemen perusahaan yang telah berhasil melaksanakan
program K3 sehingga mencapai nihil kecelakaan kerja, juga yang telah berhasil
mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja tanpa menghilangkan
waktu kerja. Sedangkan penghargaan SMK3 diberikan kepada perusahaan yang
telah menerapkan manajemen K3 di perusahaannya. SMK3 adalah bagian dari
sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharan K3 untuk
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Capaian :
% penurunan kasus kecelakaan kerja :
Idealnya, salah satu indikator dari penciptaan kondisi tempat kerja yang
kondusif ditunjukkan melalui turunnya angka kecelakaan di tempat kerja, yang
dilaporkan melalui Dinas Kab./Kota se-Jawa Timur. Namun mulai tahun 2009
hingga 2013, angka kecelakaan kerja di Jawa Timur bersifat fluktuatif. Pada
tahun 2013, terjadi penurunan angka kecelakaan kerja di Jawa Timur berkisar
9,75% dari target yang ditetapkan sebesar 20% (dari 7.736 kasus di tahun
2012 turun menjadi 6.982 kasus di tahun 2013), sehingga capaian kinerjanya
hanya mencapai 48,75%. Dengan demikian, meski terjadi penurunan kasus
kecelakaan kerja, namun capaian kinerja untuk persentase penurunan kasus
kecelakaan kerja tahun 2013 berada pada kategori “Kurang”.
Pada tahun 2012, dari target 20% penurunan angka kecelakaan kerja di Jawa
Timur, terjadi realisasi penurunan kasus 10,39% (dari 8.633 kasus di tahun
2011 turun menjadi 7.736 kasus di tahun 2012). Namun kondisi sebaliknya
justru nampak mulai tahun 2009 s.d. 2011, dimana angka kecelakaan kerja di
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 43 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Jawa Timur selalu menunjukkan kenaikan. Pada tahun 2009, kecelakaan kerja
naik 42,36% dari 3.958 kasus menjadi 5.635 kasus. Di tahun 2010 naik 12,91%
dari 5.635 kasus menjadi 6.363 kasus. Di tahun 2011 kembali menunjukkan
kenaikan sebesar 35,67% dari 6.363 kasus menjadi 8.633 kasus.
Diagram 3.17 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase penurunan kasus kecelakaan kerja tahun 2009 - 2013
Kondisi fluktuatif terjadi antara lain akibat (1) Belum optimalnya pembinaan di
Kab./Kota terutama untuk tempat-tempat usaha yang mempunyai potensi
berbahaya ataupun di industri padat tenaga kerja, (2) Perusahaan kurang sadar
akan pentingnya budaya keselamatan di tempat kerja yang mengancam tiap
saat, sedangkan perusahaan baru memperhatikan faktor keselamatan kerja
apabila ada pembinaan dan pengawasan dari Dinas yang membidangi
ketenagakerjaan Kab./Kota maupun Provinsi, dan (3) P2K3/Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja belum sepenuhnya
terbentuk, hingga saat ini baru 10% P2K3 yang ada di tempat kerja.
Berdasarkan kondisi eksisting tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah dalam
mengurangi jumlah kecelakaan kerja di kemudian hari, diantaranya melalui :
- Peningkatan jumlah P2K3 dan mendorong lahirnya tokoh P2K3 di perusahaan
yang dapat memberikan motivasi tentang pentingnya keselamatan kerja di
tempat kerja sehingga kesadaran akan pentingnya keselamatan di tempat
kerja semakin meningkat;
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 44 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
- Sosialisasi dan pembinaan secara terus-menerus terhadap seluruh perusahaan
di Jawa Timur;
- Memberdayakan serikat pekerja dalam kegiatan sosialisasi agar serikat
pekerja setempat turut mengawasi keselamatan di tempat kerja untuk
meminimalisir terjadinya kasus kecelakaan kerja;
- Mendorong pembudayaan K3 di Jawa Timur melalui pemberian penghargaan
di bidang K3.
% peningkatan perusahaan yang mendapat penghargaan K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja :
Kecelakaan Nihil (Zero Accident) :
Pada tahun 2013, dari target peningkatan jumlah perusahaan yang mendapat
penghargaan kecelakaan nihil sebesar 25%, tercapai realisasi sebesar
25,82% (capaian kinerja sebesar 103,28%), dari semula 275 perusahaan di
tahun sebelumnya menjadi 346 perusahaan di tahun ini. Dengan demikian,
capaian kinerja untuk persentase peningkatan perusahaan yang mendapat
penghargaan kecelakaan nihil (zero accident) tahun 2013 masuk kategori
“sangat baik”.
Pada tahun 2012, dari target peningkatan 20%, realisasi kenaikan sebesar
29,11% (145,55%), dari semula 213 perusahaan menjadi 275 perusahaan.
Selanjutnya pada tahun 2011 dari target 10%, persentase kenaikan
mencapai 47,92% (dari 144 perusahaan di tahun 2010 menjadi 213
perusahaan di tahun 2011). Kondisi sebaliknya terjadi di tahun 2010, dimana
jumlah perusahaan yang mendapat penghargaan kecelakaan nihil turun
dibandingkan tahun 2009 (171 perusahaan di tahun 2009 turun 15,79%
menjadi 144 perusahaan di tahun 2010). Sementara itu pada tahun 2009,
capaian kenaikan hanya 0,60% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 45 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Diagram 3.18 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase peningkatan perusahaan yang mendapat penghargaan kecelakaan nihil (zero accident) tahun 2009 - 2013
SMK3 (Sistem Manajemen K3) :
Pada tahun 2013, target peningkatan jumlah perusahaan yang mendapat
penghargaan SMK3 sebesar 27% dan realisasinya sebesar 18,75% (capaian
kinerja sebesar 69,44%), yaitu dari 32 perusahaan di tahun lalu menjadi 38
perusahaan di tahun ini. Dengan demikian, capaian kinerja untuk persentase
peningkatan perusahaan yang mendapat penghargaan SMK3 tahun 2013
masuk kategori “cukup”.
Pada tahun 2012, dari target peningkatan sebesar 27%, realisasi sebesar
45,45% (168,33%), yaitu dari 22 perusahaan menjadi 32 perusahaan
mendapat penghargaan SMK3. Di tahun 2011, dari target peningkatan 24%,
realisasi 0% karena tidak ada peningkatan jumlah perusahaan dibandingkan
tahun sebelumnya (tahun 2010 maupun tahun 2011 sebanyak 22
perusahaan). Sedangkan pada tahun 2010, dari target peningkatan sebesar
22%, realisasi peningkatan sebesar 266,67%, yakni dari sebelumnya hanya 6
perusahaan di tahun 2009 melonjak menjadi 22 perusahaan di tahun 2010.
Sedangkan di tahun 2009 terjadi kenaikan sebesar 20% dibandingkan tahun
sebelumnya.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 46 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Diagram 3.19 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase peningkatan perusahaan yang mendapat penghargaan SMK3 tahun 2009 - 2013
Secara keseluruhan, perusahaan di Jawa Timur yang mendapat penghargaan di
bidang K3 menunjukkan peningkatan. Hal ini menjadi salah satu indikasi dari
semakin tingginya kesadaran perusahaan untuk melaksanakan dan
membudayakan K3 di tempat kerja. Pembudayaan K3 di tempat kerja sangat
penting artinya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat
menuju nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja guna peningkatan produksi
dan produktivitas kerja.
Implementasi pengawasan ketenagakerjaan meliputi 4 (empat) subsistem yang
menjadi faktor penting, yaitu lembaga/instansi yang membidangi pengawasan
ketenagakerjaan, SDM Pengawas Ketenagakerjaan yang kompeten dan
independen dalam melaksanakan tupoksinya, mekanisme dan tata cara
operasionalisasi pengawasan ketenagakerjaan, serta sarana-prasarana
penunjang pelaksanaan sistem pengawasan ketenagakerjaan. Namun di
lapangan banyak timbul permasalahan yang menyimpang dengan aturan yang
ada akibat perbedaan kepentingan antara pekerja/buruh dengan pengusaha.
Hal ini memicu terjadinya unjuk rasa atau demonstrasi pekerja/buruh yang
menuntut belum terpenuhinya hak-hak normatif karena pelaksanaan ketentuan
peraturan perundangan ketenagakerjaan yang dirasa kurang obyektif. Atas
kondisi tersebut, di Jawa Timur dibentuk Satgas (Satuan Tugas)
Pengawasan Ketenagakerjaan se-Jawa Timur untuk merevitalisasi
pengawasan ketenagakerjaan demi terpenuhinya hak-hak normatif pekerja.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 47 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Keberadaan Satgas ini untuk membangun kembali pelaksanaan sistem
pengawasan ketenagakerjaan di Jawa Timur.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk
pelayanan pengawasan ketenagakerjaan : Mengacu pada Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 serta
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/IV/2011
tentang Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010, salah satu pelayanan dasar SPM
Bidang Ketenagakerjaan adalah pelayanan pengawasan ketenagakerjaan, yang
indikatornya adalah :
1) Besaran pemeriksaan perusahaan, dengan target 45% di tahun 2016.
2) Besaran pengujian peralatan di perusahaan, dengan target 50% di tahun
2016.
Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Ketenagakerjaan untuk pelayanan penyelesaian perselisihan
hubungan industrial : Indikator kinerja tujuan Disnakertransduk Prov. Jawa
Timur untuk pengawasan ketenagakerjaan berbeda dengan indikator SPM yang
ditetapkan oleh Kemenakertrans. Hal ini dikarenakan indikator kinerja tujuan
pengawasan ketenagakerjaan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur lebih
menitikberatkan pada turunnya kasus-kasus ketenagakerjaan yang lebih
bersifat menyeluruh, baik yang bersifat normatif maupun teknis. Meski
demikian, Disnakertransduk Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan
pengawasan ketenagakerjaan pada tahun 2013 sebagai berikut :
1) Pemeriksaan perusahaan : capaian sebesar 24,78%, sedangkan target yang
harus dicapai pada tahun 2016 sebesar 45%.
2) Pengujian peralatan di perusahaan : capaian sebesar 5,7%, sedangkan
target yang harus dicapai pada tahun 2016 sebesar 50%.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 48 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
SASARAN
Meningkatnya kepesertaan jamsostek aktif.
Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan perlindungan hak-hak
dasar pekerja/buruh, termasuk pekerja perempuan dan anak. Indikator dan
capaian kinerja dari sasaran ini tergambar sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2013
REALISASI 2013
% REALISASI
2012 2011 2010 2009
% kepesertaan jamsostek aktif : - Orang (tenaga
kerja) - Perusahaan
39,00%
36,27%
93,00
37,18%
37,78%
37,93%
39,40%
66,00%
66,34%
100,52
66,72%
65,66%
64,46%
62,66%
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) merupakan program publik yang
memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial
ekonomi tertentu yang penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi
sosial. Program jamsostek memberikan perlindungan kepada tenaga kerja untuk
mengatasi resiko sosial ekonomi dan wajib diikuti oleh setiap perusahaan yang
mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 10 orang atau membayar seluruh
upah paling sedikit Rp. 1.000.000,- atau lebih per bulan.
Capaian :
Kepesertaan Jamsostek aktif (tenaga kerja) :
Pada tahun 2013, target kepesertaan tenaga kerja secara aktif pada program
jamsostek sebesar 39%, realisasi sebesar 36,27% (capaian kinerja 93%) atau
1.246.783 orang. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk
persentase kepesertaan jamsostek aktif (tenaga kerja) berkategori “baik”.
Tahun 2012, dari target 38,00% realisasi mencapai 37,18% (97,84%) atau
1.165.480 orang. Di tahun 2011, target 37% terealisasi 37,78% (1.067.410
orang). Pada tahun 2010 dari target 36%, realisasi sebesar 37,93% (1.004.885
orang). Sedangkan di tahun 2009, kepesertaan aktif tenaga kerja sebesar
39,40% (971.662 orang).
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 49 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Diagram 3.20 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase kepesertaan jamsostek aktif (tenaga kerja) tahun 2009 - 2013
Jika diamati, secara persentase memang terjadi penurunan kepesertaan aktif
tenaga kerja dalam Program Jamsostek dibandingkan jumlah tenaga kerja yang
menjadi peserta Jamsostek di Jawa Timur, dikarenakan laju pertambahan
tenaga kerja dari tahun ke tahun lebih cepat dibandingkan pertambahan jumlah
anggota aktif Jamsostek. Namun dari segi kuantitas, peningkatan jumlah tenaga
kerja yang menjadi peserta aktif menunjukkan trend positif : tahun 2009 - 2010
meningkat 3,42%, tahun 2010 - 2011 meningkat 6,22%, tahun 2011 - 2012
meningkat 9,19%, dan tahun 2012 - 2013 meningkat 6,98%. Artinya, semakin
banyak tenaga kerja yang didaftarkan oleh perusahaan tempatnya bekerja
untuk diikutkan dalam Program Jamsostek secara aktif, yang menunjukkan
semakin tingginya kesadaran perusahaan di Jawa Timur untuk melindungi
pekerjanya dari resiko sosial ekonomi yang mungkin terjadi di lingkungan
tempat kerja.
Kepesertaan Jamsostek aktif (perusahaan) :
Pada tahun 2013, target kepesertaan perusahaan secara aktif pada program
jamsostek sebesar 66%, realisasi sebesar 66,34% (capaian kinerja 100,52%)
atau 21.673 perusahaan. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk
persentase kepesertaan jamsostek aktif (tenaga kerja) berada pada kategori
“sangat baik”.
Di tahun 2012, dari target kepesertaan aktif perusahaan sebesar 65%, realisasi
66,72% (102,65%) atau 19.358 perusahaan. Di tahun 2011, target 64%
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 50 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
realisasi 65,66% (16.702 perusahaan). Pada tahun 2010 dari target 63%,
realisasi sebesar 64,46% (14.634 perusahaan). Dan di tahun 2009, persentase
kepesertaan aktif perusahaan pada program Jamsostek di Jawa Timur sebesar
62,66% (12.699 perusahaan).
Diagram 3.21 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase kepesertaan jamsostek aktif (perusahaan) tahun 2009 - 2013
Kepesertaan aktif perusahaan pada program Jamsostek selalu menunjukkan
perkembangan positif, dimana setiap tahunnya angka perusahaan yang menjadi
peserta aktif mengalami peningkatan : tahun 2009 – 2010 bertambah 15,24%,
tahun 2010 – 2011 bertambah 14,13%, tahun 2011 – 2012 bertambah 15,90%,
dan tahun 2012 – 2013 bertambah 11,96%. Artinya, semakin banyak
perusahaan yang memiliki kesadaran dan memahami arti pentingnya ikut serta
dalam program Jamsostek secara aktif untuk melindungi pekerjanya dari resiko
sosial ekonomi yang mungkin terjadi di lingkungan tempat kerja. Namun perlu
tetap dilakukan pembinaan yang lebih intensif terhadap perusahaan (terutama
perusahaan skala menengah dan kecil) untuk mengikuti Program Jamsostek
guna melindungi perusahaan dari berbagai resiko yang mungkin terjadi di
lingkungan tempat kerja.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk
pelayanan kepesertaan Jamsostek : Mengacu pada Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 serta Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/IV/2011 tentang
Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 51 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Nomor Per. 15/MEN/X/2010, salah satu pelayanan dasar SPM Bidang
Ketenagakerjaan adalah pelayanan kepesertaan Jamsostek, yang indikatornya
adalah : Besaran pekerja/buruh yg menjadi peserta program Jamsostek aktif,
dengan target capaian 50% di tahun 2016.
Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Ketenagakerjaan untuk pelayanan kepesertaan Jamsostek : Indikator
kinerja sasaran Disnakertransduk Prov. Jawa Timur terkait kepesertaan
Jamsostek agak berbeda dengan indikator SPM yang ditetapkan oleh
Kemenakertrans. Hal ini dikarenakan indikator kinerja sasaran Disnakertransduk
Prov. Jawa Timur lebih merinci kepesertaan Jamsostek pada pekerja maupun
perusahaannya, sedangkan pada SPM Bidang Ketenagakerjaan hanya
difokuskan pada pekerja yang menjadi peserta aktif Jamsostek. Meski demikian,
Disnakertransduk Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan pengawasan
ketenagakerjaan pada tahun 2012 sebagai berikut : capaian sebesar 44,30%,
sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2016 sebesar 50%.
SASARAN
Terfasilitasinya lingkungan kerja yang aman, higienis dan nyaman, serta tenaga kerja yang sehat, selamat dan produktif.
Sasaran ini dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
tenaga kerja serta meningkatkan kegairahan kerja, efisiensi, produktivitas dan
moril kerja. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini adalah :
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2013
REALISASI 2013
% REALISASI
2012 2011 2010 2009
- % pengujian kualitas udara emisi dan ambien.
- % pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja.
95,50% 98,32% 102,95 98,82% 94,47% 87,55% 93,68%
93,00%
100%
107,53
100%
93,48%
15,15%
83,33%
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 52 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Hiperkes dan Keselamatan Kerja (KK) merupakan lapangan kesehatan yang
mengurusi kesehatan tenaga kerja secara menyeluruh, meliputi usaha-usaha
kuratif, preventif, penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya, higiene
dan lain-lain. Manajemen Hiperkes dan KK di perusahaan dilatarbelakangi oleh
pengimplementasian konsep manajemen modern yang menitikberatkan pada
pengendalian terciptanya kondisi lingkungan kerja aman, higienis dan nyaman,
serta tenaga kerja yang sehat, selamat dan produktif. Lingkupnya selaras
dengan ISO seri 14000 yang meliputi kesehatan kerja, keselamatan kerja dan
lingkungan (occupational health, safety and environment). Di dalam kerangka
hiperkes dan KK, fungsi pengujian, pemeriksaan, penelitian dan pelatihan di
bidang higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja semakin dirasa
penting keberadaannya, terlebih Jawa Timur masih dihadapkan pada rendahnya
kesadaran sebagian kalangan pengusaha industri untuk melakukan pengujian
dan pemeriksaan di bidang higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan
kerja, kurangnya penyerasian antara pekerja dengan lingkungan kerja dan gizi
kerja, kurangnya pengawasan terhadap barang kimia berbahaya, pelayanan
kesehatan kerja, dan terbatasnya pemahaman SDM usaha industri tentang
pentingnya higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja.
Capaian :
Pengujian kualitas udara emisi dan ambien :
Pada tahun 2013, dari target 95,50%, realisasi mencapai 98,32% (capaian
kinerja 102,95%), dengan rincian dari 654 perusahaan yang meminta pengujian
kualitas udara emisi dan ambien, 643 perusahaan dapat dipenuhi. Dengan
demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk persentase pengujian kualitas
udara emisi dan ambien berada pada kategori “sangat baik”.
Tahun 2012 realisasi mencapai 98,82% (104,02%) dari target 95,00% (752
perusahaan yang diuji, dari 761 perusahaan yang meminta pengujian kualitas
udara emisi dan ambien). Tahun 2011, target 94,50% terealisasi 94,47%
(99,97%), dimana dari 723 perusahaan yang meminta pengujian, telah diuji
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 53 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
683 perusahaan. Pada tahun 2010 dari target 94%, realisasi 87,55% (93,14%)
yaitu dari 683 perusahaan yang meminta pengujian, dilakukan pengujian
terhadap 598 perusahaan. Sedangkan di tahun 2009, pengujian terhadap
perusahaan sebesar 93,68% atau 430 perusahaan dari 459 perusahaan yang
meminta dilakukan pengujian.
Diagram 3.22 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase pengujian kualitas udara emisi dan ambien tahun 2009 - 2013
Pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja :
Pada tahun 2013, dari target 93% untuk pemeriksaan lingkungan kerja dan
tenaga kerja, terealisasi sebesar 100% (capaian kinerja 107,53%), dimana dari
27 perusahaan yang meminta pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja,
seluruhnya dapat dipenuhi. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk
persentase pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja berada pada
kategori “sangat baik”.
Di tahun 2012, dari target sebesar 90%, terealisasi 100% (111,11%), dimana
telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 15 perusahaan dari 15 perusahaan yang
meminta pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja. Tahun 2011, dari
target 87% realisasi 93,48% (107,45%), dimana dari 46 perusahaan yang
meminta pemeriksaan, telah diperiksa sebanyak 43 perusahaan. Sementara itu
di tahun 2010 dari target 85%, realisasi hanya 15,15% (17,82%) yaitu dari 33
perusahaan yang meminta pemeriksaan, hanya bisa dilakukan pemeriksaan
terhadap 5 perusahaan. Sedangkan di tahun 2009, pengujian terhadap
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 54 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
perusahaan sebesar 83,33% atau 10 perusahaan dari 12 perusahaan yang
meminta dilakukan pengujian lingkungan kerja dan tenaga kerja.
Diagram 3.23 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase pemeriksaan lingkungan kerja dan tenaga kerja tahun 2009 - 2013
Diamati dari capaian kinerja selama 4 (empat) tahun, nampak bahwa pengujian
kualitas udara emisi dan ambien yang dilaksanakan oleh UPT K3 (Kesehatan
dan Keselamatan Kerja) belum mampu memenuhi permintaan kalangan industri
secara optimal. Sementara itu, permintaan kalangan industri semakin tinggi,
yang menunjukkan membaiknya kesadaran sebagian kalangan pengusaha
industri untuk melakukan pengujian dan pemeriksaan di bidang higiene
perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja. Keadaan ini belum sepenuhnya
ditunjang oleh keberadaan alat-alat laboratorium sebagai pendukung pengujian
kualitas udara dan lingkungan industri (GC/MS atau Gas Chromatography Mass
Spectometer, AAS atau Atomic Absorption Spectrophotometer, Stargas
Analyzer) yang sudah tidak optimal fungsinya dan belum ada peremajaan.
Padahal keberadaan instrumen ini sangat vital dalam mendukung tugas dan
fungsi UPT K3 (hiperkes), dimana semua parameter pengujian harus diolah
melalui instrumen ini sehingga dukungan dari alat-alat tersebut mutlak
diperlukan. Disamping itu, keterbatasan SDM juga menjadi masalah, mengingat
saat ini pejabat fungsional litkayasa/perekayasa maupun teknisi penguji K3
sangat terbatas dibandingkan jumlah industri di Jawa Timur.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 55 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
SASARAN
Meningkatnya pelayanan K3.
Sasaran ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang
memanfaatkan pelayanan K3 melalui hasil pengukuran secara kuantitatif maupun
kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan K3. Indikator
dan capaian kinerjanya tergambar sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2013
REALISASI 2013
% REALISASI
2012 2011 2010
Hasil survey IKM pelayanan K3.
78,00 79,55 101,99 77,85 74,87 77,14
Pelaksanaan survey IKM pelayanan K3 menggunakan kuesioner sebagai alat
bantu pengumpulan data kepuasan masyarakat, bertujuan :
a. Untuk mengetahui secara periodik tingkat kinerja dari pelayanan K3 yang
dilaksanakan oleh UPT K3 yang telah dibuat SPP-nya.
b. Sebagai bahan evaluasi terhadap efektivitas dan kualitas pelayanan K3.
c. Sebagai dasar untuk melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan
terhadap kekurangan/kelemahan unsur-unsur dari pelayanan K3 yang masih
perlu ditingkatkan.
d. Sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan publik di masa mendatang.
e. Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja dari UPT K3.
Survey IKM pelayanan K3 dilakukan terhadap responden yaitu pihak-pihak yang
menggunakan jasa pelayanan (a) pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja,
dan (b) pengujian kualitas udara. Sebagaimana survey IKM lainnya, dasar
pelaksanaan survey IKM pelayanan K3 adalah Standar Pelayanan Publik (SPP)
Bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan, dimana SPP
terbaru pada tahun 2012 telah disempurnakan melalui Keputusan Kepala
Disnakertransduk Prov. Jawa Timur tanggal 27 Maret 2012 Nomor
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 56 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
560/39/KPTS/106.01/2012 tentang Standar Pelayanan pada Disnakertransduk
Prov. Jawa Timur.
Capaian : Pada tahun 2012, nilai IKM ditargetkan sebesar 78,00, realisasi
sebesar 79,55 (capaian kinerja 101,99%). Dengan demikian, capaian kinerja
tahun 2013 untuk hasil survei IKM pelayanan K3 berkategori “sangat baik”.
Di tahun 2012, dari target IKM 77,50, realisasi 77,85 (100,45%). Di tahun 2011,
target IKM 77,00 dengan realisasi 74,87 (97,23%). Tahun 2010 target 76,50
dan realisasi 77,14 (100,84%). Sedangkan di tahun 2009 pada awal dilakukan
survey IKM, dicapai nilai IKM pelayanan K3 sebesar 76,10.
Diagram 3.24 Perkembangan target dan capaian kinerja
hasil survei IKM pelayanan K3 tahun 2009 - 2013
Secara umum capaian IKM pelayanan K3 selama tahun 2009 - 2012 berada
pada nilai interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B
(kinerja pelayanan ‘baik’). Namun demikian, meski pelayanan K3 relatif sudah
memenuhi target, masih tetap dilakukan pemantauan dan evaluasi untuk
menjamin dan mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan. Langkah
perbaikan untuk mempertahankan/meningkatkan pelayanan terus dilakukan
secara komprehensif.
SASARAN
Meningkatnya angka kepemilikan dokumen kependudukan
Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan tertib administrasi kependudukan dan
perlindungan terhadap hak-hak penduduk terkait kepemilikan dokumen
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 57 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
kependudukan. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2013
REALISASI 2013
% REALISASI
2012 2011 2010
% kepemilikan e-KTP dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Tunggal melalui perekaman data e-KTP.
96,00% 88,05% 91,72 85,65% 89,50% n.a
Dalam rangka tertib administrasi kependudukan, setiap penduduk wajib
melaporkan peristiwa kependudukan/peristiwa penting yang dialaminya yang
akan membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan dokumen
kependudukan yang dimilikinya kepada instansi pelaksana. Pesatnya
pertumbuhan penduduk sangat berpotensi memunculkan masalah
kependudukan seperti KTP ganda, pemalsuan akte kelahiran dan sebagainya,
sehingga perlu dilakukan penertiban terhadap data-data kependudukan. Untuk
mewujudkan tertib administrasi kependudukan, Pemerintah membangun Sistem
Administrasi Kependudukan (SIAK) untuk memberlakukan sistem pengenal
tunggal berupa Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang menjadi syarat utama
terwujudnya database kependudukan Nasional berbasis registrasi. Salah satu
upaya untuk mewujudkan NIK adalah melalui penerapan e-KTP.
Capaian : Pemutakhiran data e-KTP di Jawa Timur termasuk Nasional baru
dilaksanakan pada tahun 2010, sehingga capaian kinerja tahun 2009 dan 2010
untuk perekaman data e-KTP dengan NIK Tunggal belum tersedia (not
available). Pada tahun 2011 di Jawa Timur secara bertahap mulai dilakukan
perekaman data e-KTP di 12 (dua belas) Kab./Kota, dengan tingkat capaian
89,50%, dikarenakan terdapat 2 (dua) Kab./Kota yang belum selesai
melakukan perekaman data. Pada tahun 2011 dari 6.289.580 orang wajib KTP,
yang sudah melakukan perekaman data sebanyak 5.629.240 orang. Sedangkan
pada tahun 2012 perekaman data e-KTP dengan NIK Tunggal telah
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 58 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
dilaksanakan lengkap di 38 Kab./Kota, dengan adanya penambahan 26
Kab./Kota yang memasuki tahap perekaman data. Dari target 90% di tahun
2012, terealisasi 85,65% (capaian kinerja 95,17%), dimana dari 25.645.367
wajib KTP di 26 Kab./Kota, yang sudah melakukan perekaman data sebanyak
19.972.343 orang. Di tahun 2013, dari target kinerja 96% baru terealisasi
sebesar 88,05% (capaian kinerjanya 91,72%), dimana dari 29.606.800 wajib
KTP di 38 Kab./Kota, yang sudah melakukan perekaman data sebanyak
26.068.959 orang. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk
persentase kepemilikan e-KTP dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan)
Tunggal melalui perekaman data e-KTP berada pada kategori “baik”.
Diagram 3.25 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase kepemilikan e-KTP dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Tunggal melalui perekaman data e-KTP tahun 2009 - 2013
Pelaksanaan perekaman data pada tahun 2013 ternyata belum juga dapat
dituntaskan sepenuhnya karena adanya berbagai kendala di lapangan, antara
lain tidak seimbangnya jumlah peralatan yang ada dengan kapasitas
perekaman data yang harus dilakukan. Untuk itu, bagi kecamatan yang jumlah
wajib KTP-nya sangat besar diperlukan peralatan perekaman data tambahan,
sekaligus menambah jam pelayanan perekaman data e-KTP dengan NIK
Tunggal.
SASARAN
Meningkatnya realisasi pemberangkatan transmigrasi.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 59 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan kemandirian dan integrasi transmigran
dengan masyarakat sekitar melalui tahap penyesuaian pemantapan dan
pengembangan di pemukiman transmigrasi yang layak huni, layak usaha, layak
berkembang dan layak lingkungan. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini
dapat digambarkan sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA TARGET
2013 REALISASI
2013 %
REALISASI
2012 2011 2010 2009
% penempatan transmigran di daerah penempatan transmigrasi (Kepala Keluarga).
65,00% 84,79% 130,45 55,56% 63,08% 98,53% 45,12%
Penempatan transmigrasi asal Jawa Timur dilaksanakan melalui 3 (tiga)
kategori, yaitu Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM), Transmigrasi Swakarsa
Berbantuan (TSB) dan Transmigrasi Umum (TU). Transmigrasi Swakarsa
Mandiri (TSM) adalah jenis transmigrasi yang merupakan prakarsa transmigran
yang bersangkutan atas arahan, layanan, dan bantuan Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah bagi penduduk yang telah memiliki kemampuan, dan
dilaksanakan oleh transmigran yang bersangkutan secara perseorangan atau
kelompok. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) adalah jenis transmigrasi
yang dirancang oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dengan
mengikutsertakan badan usaha sebagai mitra usaha transmigran bagi penduduk
yang berpotensi berkembang. Sedangkan Transmigrasi Umum (TU)
dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah bagi penduduk yang
mengalami keterbatasan dalam mendapatkan peluang kerja dan usaha.
Capaian : Pada tahun 2013, dari target penempatan transmigran sebesar
65%, realisasi sebesar 84,79% (capaian kinerja 130,45%), dimana transmigran
yang ditempatkan sebanyak 797 KK dari 940 KK calon transmigran yang siap
berangkat). Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk persentase
penempatan transmigran di daerah penempatan transmigrasi (KK) berada pada
kategori “sangat baik”.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 60 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Realisasi penempatan transmigran pada tahun 2012 sebesar 55,56%
(ditempatkan 669 KK dari 1.204 KK yang siap berangkat), dari target 60%
(tingkat capaian 92,60%). Tidak tercapainya target angka penempatan
transmigrasi asal Jawa Timur pada tahun 2012 dikarenakan faktor
ketidaksiapan lokasi/daerah penempatan sehingga STP (Surat Terima
Penempatan) dari daerah tujuan/lokasi penempatan terlambat dikeluarkan. Hal
ini berakibat pada keterlambatan SPP (Surat Perintah Pemberangkatan) yang
dikeluarkan oleh Pusat, sehingga pengiriman transmigran asal Jawa Timurpun
menjadi terhambat. Kondisi inilah yang mengakibatkan target pemberangkatan
transmigran menjadi terhambat dan akan dilaksanakan pemberangkatan pada
tahun berikutnya. Sementara itu di tahun 2011, dari target 55% direalisasikan
63,08% (tingkat capaian 114,69%). Di tahun 2010, target 50% realisasi
98,53% (197,06%). Dan pada tahun 2009 dicapai 45,12% penempatan
transmigran.
Diagram 3.26 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase penempatan transmigran di daerah penempatan transmigrasi (KK) tahun 2009 - 2013
Sementara itu, dilihat dari jumlah KK yang diberangkatkan ke lokasi
penempatan, mulai tahun 2009 s.d. 2011 penempatan transmigran selalu
mengalami kenaikan. Tahun 2009 - 2010 naik 13,51% (592 KK menjadi 672
KK), tahun 2010 – 2011 naik cukup signifikan sebesar 26,64% (672 KK menjadi
851 KK). Tahun 2011 - 2012, mengingat kendala yang terjadi berupa
ketidaksiapan lokasi penempatan transmigrasi, terjadi penurunan 21,39% (851
KK menjadi 669 KK). Dan di tahun 2012 - 2013, jumlah KK transmigran yang
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 61 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
ditempatkan kembali menunjukkan peningkatan yaitu sebesar 19,13% (669 KK
menjadi 797 KK).
Untuk mengoptimalkan angka penempatan transmigran terutama yang melalui
Transmigrasi Umum (TU), mulai tahun 2012 s.d. 2014 dilakukan terobosan
berupa program kerjasama Province to Province antara Prov. Jawa Timur
dengan Prov. Kalimantan Timur. Program ini merupakan tindak lanjut
kesepahaman bersama antara Pemerintah Prov. Jawa Timur, Pemerintah Prov.
Kalimantan Timur dan Pemerintah Kab. Bulungan tentang kerjasama
penempatan transmigrasi asal Jawa Timur di Food Estate Delta Kayan Kab.
Bulungan sejumlah 600 KK yang dilaksanakan melalui 3 tahap (tahun 2012 s.d.
2014 dengan target penempatan sebanyak 200 KK/tahun).
SASARAN
Meningkatnya kemandirian transmigran.
Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan kemandirian dan integrasi transmigran
dengan masyarakat sekitar melalui tahap penyesuaian pemantapan dan
pengembangan di pemukiman transmigrasi yang layak huni, layak usaha, layak
berkembang dan layak lingkungan. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini
dapat digambarkan sebagai berikut :
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2013
REALISASI 2013
% REALISASI
2012 2011 2010 2009
% transmigran yang berhasil meningkat-kan taraf ekonomi dan sosialnya.
28,00% 58,82% 210,07 22,56% n.a n.a n.a
Transmigrasi merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam mencapai
keseimbangan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja,
meningkatkan produksi, dan meningkatkan pendapatan. Keputusan untuk
bertransmigrasi pada prinsipnya diambil atas dasar kemauan sendiri dan
keyakinan akan hidup yang lebih baik di daerah transmigrasi. Keberhasilan
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 62 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
transmigran disebabkan oleh akal daya dan kewiraswastaan mereka yang
memungkinkan mereka untuk melihat dan memanfaatkan kesempatan-
kesempatan guna memperbaiki hidup mereka. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan transmigran adalah aspek pendapatan, aspek
perumahan, aspek akses terhadap pendidikan, dan aspek kepemilikan aset
keluarga. Berkembangnya kehidupan ekonomi dan sosial transmigran yang
ditandai oleh meningkatnya pendapatan/penghasilan akan mempermudah akses
bagi ketiga aspek lainnya (perumahan, pendidikan, dan kepemilikan aset
keluarga).
Pendataan terhadap transmigran yang berhasil meningkatkan taraf ekonomi
dan sosialnya baru dilaksanakan pada tahun 2012, sehingga capaian kinerja
untuk tahun 2009 sampai dengan 2011 masih belum tersedia (not available).
Belum tersedianya data tersebut dikarenakan hingga tahun 2011 kinerja
ketransmigrasian baru sampai pada penempatan transmigran di daerah
penempatan transmigrasi. Dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Prov. Jawa
Timur Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Transmigrasi, maka fasilitasi
dan sasaran bidang ketransmigrasian tidak hanya dalam konteks menempatkan
transmigran semata, akan tetapi meliputi peningkatan kemampuan dan
produktivitas masyarakat transmigrasi, serta membangun kemandirian
transmigran.
Capaian : Pada tahun 2013 dilakukan survei di 3 Provinsi, yaitu Provinsi
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan. Untuk Provinsi
Kalimantan Selatan dipilih 3 Kabupaten yaitu Kab. Banjar, Kab. Barito Kuala dan
Kab. Kota Baru. Untuk Provinsi Kalimantan Timur dilakukan survei di Kab.
Berau, sedangkan di Provinsi Sumatera Selatan berlokasi di Kab. Ogan
Komering Ilir dan Kab. Ogan Ilir. Dari hasil survei diperoleh bahwa transmigran
yang telah ditempatkan di 6 (enam) Kabupaten tersebut berjumlah 170 KK. Dari
jumlah transmigran tersebut, sebanyak 100 orang berhasil meningkat
pendapatan perbulannya. Jika sebelum bertransmigrasi, penghasilan mereka
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 63 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
setiap bulannya berkisar antara Rp. 500.000 hingga Rp. 1 juta, maka setelah
bertransmigrasi penghasilannya meningkat menjadi Rp 5 juta, bahkan hingga
mencapai kisaran Rp 10 juta setiap bulannya. Dengan demikian, penghasilan
mereka meningkat 5 kali sampai 10 kali lipat dari penghasilan/pendapatan
sebelum bertransmigrasi. Dari hasil survei, transmigran pada Unit Pemukiman
Transmigrasi (UPT) di Kab. Banjar, Barito Kuala (Simpang Nungki), Kab. Berau
dan Kab. Ogan Ilir berpenghasilan Rp. 5 juta s/d 10 juta, sedangkan
transmigran di Kab. Barito Kuala (Sawahan), Kota Baru dan Kab. Ogan
Komering Ilir berpenghasilan di bawah Rp. 5 juta. Dengan demikian, secara
keseluruhan pada tahun 2013 dari target 20% transmigran yang berhasil
meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya di wilayah yang dilakukan survei,
realisasi sebesar 58,82% atau capaian kinerja sebesar 210,07%, atau berada
pada kategori “sangat baik”.
Sedangkan pada tahun 2012, survei dilakukan di 6 (enam) Kabupaten yang
berada di 4 (empat) Provinsi, yaitu Kab. Donggala, Kab. Buol, dan Kab. Tojo
Una-Una di Prov. Sulawesi Tengah, Kab. Gorontalo di Prov. Gorontalo, Kab.
Luwu Timur di Prov. Sulawesi Selatan, dan Kab. Konawe di Prov. Sulawesi
Tenggara, dengan jumlah transmigran sebanyak 328 orang. Dari jumlah
transmigran tersebut, sebanyak 74 orang memiliki pendapatan perbulannya
sebesar Rp. 1.000.000,- sampai dengan di atas Rp. 10.000.000,-. Secara terinci,
jumlah transmigran yang pendapatannya berkisar 1 – 5 juta rupiah sebanyak 57
orang, transmigran yang pendapatannya berkisar 5 – 10 juta rupiah sebanyak
14 orang, dan transmigran yang pendapatannya di atas 10 juta rupiah
sebanyak 3 orang. Dengan demikian, capaian transmigran yang berhasil
meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya di wilayah yang dilakukan survei
pada tahun 2012 sebesar 22,56%.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 64 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Diagram 3.27 Perkembangan target dan capaian kinerja
persentase transmigran yang berhasil meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya tahun 2009 - 2013
Apabila mengamati perkembangan pendapatan/penghasilan transmigran yang
berhasil meningkatkan taraf ekonomi dan sosialnya, maka dapat disampaikan
bahwa penghasilan mereka pada saat sebelum dan sesudah bertransmigrasi
sangat berbeda. Sebelum bertransmigrasi, penghasilan paling besar antara Rp.
500.000,- s.d. Rp. 1.000.000,-. Namun setelah bertransmigrasi pendapatan
mereka naik cukup tajam, dimana sebagian transmigran telah memiliki
pendapatan perbulan sebesar di atas Rp. 1.000.000,-, bahkan ada yang
melebihi Rp. 10.000.000,-.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 65 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Meningkatnya tenaga
kerja yg te rampil/
kompeten.
Lulusan pelatihan
yang memiliki
keterampilan atau
kompetensi.
6,429 6,429 100.00 7,500 4,576 61.01 9,000 9,588 106.53 10,500 16,008 152.46 12,000 22,380 186.50 13,500
Calon tenaga kerja yg
dimagangkerjakan di :
- Dalam negeri 500 500 100.00 530 800 150.94 570 580 101.75 600 1,512 252.00 650 3,991 614.00 700
- Luar negeri 75 24 32.00 100 79 79.00 100 100 100.00 200 150 75.00 300 241 80.33 400
Meningkatnya
produktivitas kerja.
% peningkatan binaan
produktivitas yg
meningkat
produktivitasnya
15.00 56.76 378.40 17.00 24.00 141.18 19.00 166.13 874.37 20.00 7.52 37.60 20.00 8.18 40.90 20.00
Meningkatnya
pelayanan pelatihan.
Hasil survey IKM
pelayanan pelatihan.
76.70 76.70 100.00 77.00 76.17 98.92 78.00 78.10 100.13 79.00 79.39 100.49 80.00 79.98 99.98 81.00
Penempatan tenaga
kerja.
116,050 80,896 69.71 150,000 193,912 129.27 190,000 307,239 161.70 250,000 316,000 126.40 300,000 323,612 107.87 350,000
Pengembangan
jejaring informasi
lowongan kerja :
- % perusahaan
anggota aktif PLKT.
40.00 72.88 182.20 50.00 60.78 121.56 60.00 64.19 106.98 70.00 75.00 107.14 75.00 75.07 100.29 80.00
- % peningkatan mitra
kerja jejaring bursa
kerja.
n.a n.a - 5.00 18.18 363.60 10.00 15.38 153.80 20.00 96.67 483.35 20.00 20.34 101.70 20.00
Hasil survey IKM :
- Pelayanan
penempatan tenaga
kerja.
79.07 79.07 100.00 79.20 78.56 99.19 79.40 76.25 96.03 79.60 74.66 93.79 79.80 74.81 93.75 80.00
- Pelayanan TKI
(Tenaga Kerja
Indonesia).
75.77 75.77 100.00 75.90 76.43 100.70 76.00 67.17 88.38 76.20 72.35 94.95 76.35 71.27 93.35 76.50
Meningkatnya
perluasan lapangan
kerja di sektor informal.
% tenaga kerja di
sektor informal yg
usahanya tetap eksis.
87.00 95.00 109.20 89.00 95.00 106.74 91.00 95.00 104.40 93.00 95.86 103.08 95.00 95.51 100.54 97.00
3.00 3.11 103.67 5.00 -171.56 -3431 .2 10.00 35.47 354.70 15 63.35 422.33 17.00 -5.71 -33.59 20.00
(naik) (naik)
% peningkatan upah
pekerja.
7.00 17.07 243.86 7.00 7.54 107.71 8.00 8.34 104.25 8 8.08 101.00 9.00 22.14 246.00 10.00
% peningkatan
Peraturan Per-
usahaan (PP).
n.a n.a - n.a n.a - 26.37 26.37 100.00 30.00 36.35 121.17 33.00 35.95 108.94 35.00
% peningkatan
Perjanjian Kerja
Bersama (PKB)
n.a n.a - n.a n.a - 33.97 33.97 100.00 35.00 42.42 121.20 35.00 18.64 53.26 35.00
Peningkatnya
pelayanan pembinaan
hub. Industrial.
Hasil survey IKM
pelayanan pembinaan
hub. Industrial.
80.67 80.67 100.00 80.75 72.74 90.08 80.85 72.61 89.81 81.00 75.23 92.88 81.15 77.09 95.00 81.25
Meningkatnya tenaga
kerja yang dimagang-
kerjakan.
Terfasilitasinya
penyelesaian
perselisihan hub.
Industrial
% penurunan kasus
perselisihan hub.
Industrial.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
2009 2010 2011 2012
2014
2013
Meningkatnya
penempatan tenaga
kerja di sektor formal.
Meningkatnya
pelayanan
penempatan tenaga
kerja
Meningkatnya
perbaikan syarat kerja
& kesejahteraan
pekerja
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 66 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an % Target Capai an %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pelaksanaan K3 yg
kondusif.
% penurunan kasus
kecelakaan kerja.
5.00 -42.36
(naik)
-947.20 10.00 -12.91
(naik)
-220.10 15.00 -35.67
(naik)
-337.80 20.00 50.93 254.65 20.00 9.75 48.75 20.00
% peningkatan
perusahaan yg
mendapat peng-
hargaan K3
(Kesehatan &
Keselamatan Kerja) :
- Kecelakaan nihil
(zero accident).
0.60 0.60 100.00 5.00 -15.79
(turun)
-415.80 10.00 47.92 479.20 20.00 29.11 145.55 25.00 25.82 103.28 30.00
- SMK3 (Sistem
Manajemen K3)
20.00 20.00 100.00 22.00 266.67 1212.14 24.00 0.00 -100.00 27.00 45.45 168.33 27.00 18.75 69.44 27.00
% kepesertaan
jamsostek aktif :
- Orang (tenaga kerja) 35.00 39.40 112.57 36 37.93 105.36 37.00 37.78 102.11 38.00 37.18 97.84 39.00 36.27 93.00 40.00
- Perusahaan 62.00 62.66 101.06 63 64.46 102.32 64.00 65.66 102.59 65.00 66.72 102.65 66.00 66.34 100.52 67.00
% pengujian kualitas
udara emisi & ambien.
93.68 93.68 100.00 94 87.55 93.14 94.50 94.47 99.97 95.00 98.82 104.02 95.50 98.32 102.95 96.00
% pemeriksaan
lingkungan kerja &
tenaga kerja.
83.33 83.33 100.00 85.00 15.15 17.82 87.00 93.48 107.45 90.00 100.00 111.11 93.00 100.00 107.53 95.00
Meningkatnya
pelayanan K3.
Hasil survey IKM
pelayanan K3.
76.10 76.10 100.00 76.50 77.14 100.84 77.00 74.87 97.23 77.50 77.85 100.45 78.00 79.55 101.99 78.50
Meningkatnya angka
kepe-milikan dokumen
kependudukan.
% kepemilikan e-KTP
dengan NIK (Nomor
Induk Kependudukan)
Tunggal melalui
perekaman data e-
KTP.
n.a n.a - n.a n.a - 89.50 89.50 100.00 90.00 85.65 95.17 96.00 88.05 91.72 100.00
Meningkatnya realisasi
pem-berangkatan
transmigrasi.
% penempatan
transmigran di daerah
penem-patan trans-
migrasi (Kepala
Keluarga).
45.12 45.12 100.00 50.00 98.53 197.06 55.00 63.08 114.69 60.00 55.56 92.60 65.00 84.79 130.45 70.00
Meningkatnya
kemandirian
transmigran.
% transmigran yg
berhasil meningkatkan
taraf ekonomi &
sosialnya.
n.a n.a - n.a n.a - n.a n.a - 22.56 22.56 100.00 28.00 58.82 210.07 35.00
Terfasilitasinya
lingkungan kerja yg
aman, higienis &
nyaman, serta tenaga
kerja yg sehat, selamat
& produktif.
2012
2014
Meningkatnya
kepesertaan jamsostek
aktif
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
2009 2010 2011 2013
3.2.2 Analisis Capaian Kinerja Jawa Timur Dibandingkan Nasional
Target dan Capaian IKU RPJMD Prov. Jawa Timur 2009 – 2014 Terkait
Penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) : Pemerintah Provinsi
Jawa Timur memiliki 5 (lima) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang tertuang di
dalam RPJMD Prov. Jawa Timur Tahun 2009 – 2014. Salah satu IKU RPJMD
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 67 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
yang terkait langsung dengan kinerja bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian adalah “Penurunan TPT (Tingkat Pengangguran
Terbuka)”. TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) merupakan rasio antara
jumlah penganggur terbuka dengan jumlah angkatan kerja. Adapun target dan
capaian penurunan TPT di Jawa Timur adalah sebagai berikut :
TargetCapai-
an Target
Capai-
an Target
Capai-
an Target
Capai-
an Target
Capai-
an 2013 2014
Tingkat
Pengangguran
Terbuka/ TPT
(%)
6,20-6,40 5.08 6,00-6,20 4.25 5,80-6,00 4,16 5,60-5,80 4.12 5,60-5,80 4.335,40 -
5,50
5,20 -
5,40
Indikator
Kinerja
TARGET RPJMD2009 2010 2011 2012 2013
T A H U N
Capaian : Perbandingan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Jawa
Timur dengan Nasional dan Provinsi Lainnya di Jawa : Terkait target
penurunan TPT di dalam RPJMD Prov. Jawa Timur 2009 - 2014, dapat
disampaikan bahwa Indikator Kinerja Utama (IKU) Disnakertransduk Prov. Jawa
Timur yang dituangkan di dalam Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur
Tahun 2009 - 2014, khususnya yang berkaitan dengan bidang ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian, dilaksanakan untuk mendukung penurunan TPT Jawa
Timur. Berdasarkan hasil capaian kinerja sektor ketenagakerjaan,
ketransmigrasian dan sektor-sektor lainnya yang mendukung penurunan TPT
Jawa Timur, dan apabila diperbandingkan dengan capaian TPT secara Nasional,
diperoleh gambaran mengenai capaian penurunan TPT Jawa Timur
sebagaimana dideskripsikan melalui diagram berikut ini :
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 68 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
Sedangkan apabila diperbandingkan dengan capaian Nasional maupun 5 (lima)
Provinsi lainnya yang berada di Pulau Jawa, maka diperoleh hasil perbandingan
capaian penurunan TPT selama 5 (lima) tahun berturut-turut mulai tahun 2009
sampai dengan tahun 2013 sebagaimana tabel berikut :
NO WILAYAH
CAPAIAN TPT (TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA)
THN 2009 THN 2010 THN 2011 THN 2012 THN 2013
1 NASIONAL 7,87% 7,14% 6,56% 6,14% 6,25%
2 Provinsi Banten 13,42% 13,68% 13,06% 10,14% 9,90%
3 Provinsi Jawa Barat 10,96% 10,33% 9,83% 9,08% 9,22%
4 Provinsi DKI Jakarta 12,15% 11,05% 10,80% 9,87% 9,02%
5 Provinsi Jawa Tengah 7,33% 6,21% 5,93% 5,63% 6,02%
6 Provinsi DIY 6,00% 5,69% 3,97% 3,97% 3,34%
7 Provinsi Jawa Timur 5,08% 4,25% 4,16% 4,12% 4,33%
Apabila dilihat menurut capaian selama 4 (empat) tahun berturut-turut mulai
tahun 2009 - 2012, effort penurunan TPT di Jawa Timur sebesar 1,75 poin,
yaitu dari TPT sebesar 5,08% di tahun 2009 menjadi sebesar 4,12% di tahun
2012. Namun pada tahun 2013 terjadi kondisi yang tidak lazim, dimana TPT
Jawa Timur mengalami kenaikan 0,21 poin menjadi 4,33%. Kondisi di tahun
2013 ini antara lain terjadi dimungkinkan oleh banyaknya pengurangan tenaga
kerja pada beberapa perusahaan besar, salah satunya PT. Gudang Garam Kediri
yang merumahkan sekitar seribu orang karyawannya pada bulan Juli 2013.
Penyebab lainnya adalah banyaknya unjuk rasa buruh untuk menuntut kenaikan
upah minimum yang menyebabkan munculnya sentimen negatif terhadap
jaminan keamanan, juga investasi biaya tinggi yang pada akhirnya
menyebabkan investor memindahkan investasinya ke tempat lain.
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 69 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN.
Secara umum realisasi keuangan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :
No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI
Rp.
ANGGARAN SETELAH P-
APBD
REALISASI S/D BULAN INI
% SISA Rp.
I. BELANJA TIDAK LANGSUNG 70.293.619.000 65.358.100.400 62.031.374.132 94,91 3.326.726.268
1 Gaji dan Tunjangan 55.713.529.000 52.819.092.000 50.472.584.392 95,56 2.346.507.608
2 Tambahan Penghasilan PNS 14.416.200.000 12.391.169.000 11.558.789.740 93,28 832.379.260
3 Intensif Pungutan Retribusi 163.890.000 147.839.400 - - 147.839.400
II BELANJA LANGSUNG 172.164.838.283 184.424.838.283 177.119.284.555 96,04 7.305.553.728
I Program Peningk Sarana dan Prasarana Aparatur
2.450.860.000 2.450.860.000 2.403.871.196 98,08 46.988.804
1 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
838.160.000 838.160.000 826.366.000 98,59 11.794.000
2 Pemeliharaan kendaraan 1.612.700.000 1.612.700.000 1.577.505.196 97,82 35.194.804
II Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
196.800.000 196.800.000 196.800.000 100,00 -
3 Penyusunan database SKPD sbg penunjang Pusat Data Prov Jatim
196.800.000 196.800.000 196.800.000 100,00 -
III Program Peningk. Kualitas Pelayanan Publik 12.877.340.000 12.877.340.000 12.175.952.197 94,55 701.387.803
4 Pelayanan kepada masyarakat 12.877.340.000 12.877.340.000 12.175.952.197 94,55 701.387.803
IV Program Kependudukan 7.779.000.000 8.229.000.000 7.929.140.275 96,36 299.859.725
5 Penataan Administrasi Sistim Nomor Induk Kependudukan (NIK)
4.600.000.000 4.600.000.000 4.326.703.331 94,06 273.296.669
6 Pembangunan dan Pengembangan SIAK Terpadu
1.300.000.000 1.300.000.000 1.284.314.221 98,79 15.685.779
7 Fasilitasi Sosialisasi, Koordinasi, Sinkronisasi dan Evaluasi Kebijakan Umum dan Identitas Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
1.879.000.000 2.329.000.000 2.318.122.723 99,53 10.877.277
V Program Pengembangan Industrial dan Syarat Kerja
5.062.000.000 5.062.000.000 4.996.973.663 98,72 65.026.337
8 Pemeliharaan dan Pengembangan Syarat Kerja yang Harmonis
1.255.875.000 1.255.875.000 1.220.339.945 97,17 35.535.055
9 Fasilitasi Pencegahan dan Penyelesaian Permasalahan Hubungan Industrial secara adil, konsisten dan transparan.
1.675.765.000 1.675.765.000 1.658.425.046 98,97 17.339.954
10 Mendorong Pembentukan dan Pemberdayaan Lembaga Ketenagakerjaan
1.072.000.000 1.072.000.000 1.063.715.107 99,23 8.284.893
11 Pemberdayaan Mediatoir, Konsiliator dan Arbiter
1.058.360.000 1.058.360.000 1.054.493.565 99,63 3.866.435
VI Program Mobilitas Penduduk 5.144.000.000 6.664.000.000 6.086.351.042 91,33 577.648.958
12 Kerjasama anatar daerah Provinsi, Kab/Kota luar Jawa
3.751.400.000 5.271.400.000 4.734.809.988 89,82 536.590.012
13 Optimalisasi Penempatan Calon Transmigran.
1.392.600.000 1.392.600.000 1.351.541.054 97,05 41.058.946
VII Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
127.826.716.566 136.586.716.566 131.649.626.700 96,39 4.937.089.866
Bidang Pelatihan dan Produktivitas 13.834.878.283 14.534.878.283 14.276.461.613 98,22 258.416.670
14 Pendidikan Kemasyarakatan produktif pada Bidang Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja
6.546.000.000 6.546.000.000 6.390.463.793 97,62 155.536.207
15 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka pengembangan standar kompetensi kerja dan sistem sertifikasi kompetensi tenaga kerja
7.288.878.283 7.988.878.283 7.885.997.820 98,71 102.880.463
UPT PK SINGOSARI 4.246.000.000 4.696.000.000 4.427.366.467 94,28 268.633.533
16 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
546.000.000 546.000.000 418.963.515 76,73 127.036.485
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 70 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI
Rp.
ANGGARAN SETELAH P-
APBD
REALISASI S/D BULAN INI
% SISA Rp.
17 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
2.800.000.000 2.800.000.000 2.708.946.209 96,75 91.053.791
18 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau
900.000.000 900.000.000 879.214.863 97,69 20.785.137
19 Penyelenggaraan pelatihan berbasis masyarakat
450.000.000 420.241.880 93,39 29.758.120
UPT PK JEMBER 3.927.000.000 4.377.000.000 4.270.479.990 97,57 106.520.010
20 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
2.000.000.000 2.000.000.000 1.966.357.300 98,32 33.642.700
21 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
1.127.000.000 1.127.000.000 1.105.517.640 98,09 21.482.360
22 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau
800.000.000 1.250.000.000 1.198.605.050 95,89 51.394.950
UPT PK PASURUAN 4.720.000.000 5.170.000.000 5.129.634.990 99,22 40.365.010
23 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
2.320.000.000 2.320.000.000 2.306.249.415 99,41 13.750.585
24 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
1.500.000.000 1.500.000.000 1.484.042.375 98,94 15.957.625
25 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau
900.000.000 1.350.000.000 1.339.343.200 99,21 10.656.800
UPT PK MOJOKERTO 3.720.000.000 4.020.000.000 3.821.834.000 95,07 198.166.000
26 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
820.000.000 820.000.000 808.604.000 98,61 11.396.000
27 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
2.000.000.000 2.000.000.000 1.846.654.000 92,33 153.346.000
28 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau
900.000.000 1.200.000.000 1.166.576.000 97,21 33.424.000
UPT PK JOMBANG 4.563.000.000 5.013.000.000 4.990.551.900 99,55 22.448.100
29 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
663.000.000 663.000.000 662.085.000 99,86 915.000
30 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
3.000.000.000 3.000.000.000 2.983.554.100 99,45 16.445.900
31 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau
900.000.000 1.350.000.000 1.344.912.800 99,62 5.087.200
UPT PK TUBAN 6.630.000.000 7.080.000.000 6.969.531.250 98,44 110.468.750
32 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
2.230.000.000 2.230.000.000 2.217.161.150 99,42 12.838.850
33 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
3.500.000.000 3.500.000.000 3.471.244.270 99,18 28.755.730
34 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau
900.000.000 1.350.000.000 1.281.125.830 94,90 68.874.170
UPT PK NGANJUK 4.956.000.000 5.256.000.000 5.005.668.470 95,24 250.331.530
35 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
1.500.000.000 1.500.000.000 1.394.845.470 92,99 105.154.530
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 71 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI
Rp.
ANGGARAN SETELAH P-
APBD
REALISASI S/D BULAN INI
% SISA Rp.
36 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
1.706.000.000 1.706.000.000 1.652.550.000 96,87 53.450.000
37 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau
1.750.000.000 2.050.000.000 1.958.273.000 95,53 91.727.000
UPT PK SURABAYA 2.121.144.000 2.871.144.000 2.816.820.325 98,11 54.323.675
38 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
346.470.000 346.470.000 333.904.500 96,37 12.565.500
39 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
874.674.000 874.674.000 866.226.050 99,03 8.447.950
40 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau
900.000.000 1.650.000.000 1.616.689.775 97,98 33.310.225
UPT PK SUMENEP 4.792.220.000 5.242.220.000 5.096.150.797 97,21 146.069.203
41 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
2.000.000.000 2.450.000.000 2.315.928.003 94,53 134.071.997
42 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
2.792.220.000 2.792.220.000 2.780.222.794 99,57 11.997.206
UPT PK SITUBONDO 7.000.000.000 7.450.000.000 7.024.780.900 94,29 425.219.100
43 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
5.500.000.000 5.950.000.000 5.668.396.000 95,27 281.604.000
44 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
1.500.000.000 1.500.000.000 1.356.384.900 90,43 143.615.100
UPT PK KEDIRI 2.893.000.000 3.343.000.000 3.165.534.500 94,69 177.465.500
45 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
1.500.000.000 1.500.000.000 1.379.824.850 91,99 120.175.150
46 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
643.000.000 643.000.000 611.284.650 95,07 31.715.350
47 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau
750.000.000 1.200.000.000 1.174.425.000 97,87 25.575.000
UPT PK TULUNGAGUNG 6.065.000.000 6.515.000.000 6.327.188.716 97,12 187.811.284
48 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
2.600.000.000 2.600.000.000 2.530.226.216 97,32 69.773.784
49 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
1.895.361.717 1.895.361.717 1.804.549.000 95,21 90.812.717
50 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau
1.569.638.283 2.019.638.283 1.992.413.500 98,65 27.224.783
UPT PK MADIUN 4.958.000.000 5.258.000.000 5.055.314.375 96,15 202.685.625
51 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
1.500.000.000 1.500.000.000 1.480.042.100 98,67 19.957.900
52 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
1.458.000.000 1.458.000.000 1.438.960.525 98,69 19.039.475
53 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau
2.000.000.000 2.300.000.000 2.136.311.750 92,88 163.688.250
UPT PK PONOROGO 11.250.000.000 11.550.000.000 11.061.484.700 95,77 488.515.300
54 Pendidikan kemasyarakatan produktif 7.250.000.000 7.550.000.000 7.266.099.500 96,24 283.900.500
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 72 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI
Rp.
ANGGARAN SETELAH P-
APBD
REALISASI S/D BULAN INI
% SISA Rp.
dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
55 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
4.000.000.000 4.000.000.000 3.795.385.200 94,88 204.614.800
UPT PK BOJONEGORO 5.947.800.000 6.397.800.000 5.540.201.400 86,60 857.598.600
56 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
1.500.000.000 1.500.000.000 1.270.898.000 84,73 229.102.000
57 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
2.697.800.000 2.697.800.000 2.386.607.000 88,46 311.193.000
58 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau
1.750.000.000 2.200.000.000 1.882.696.400 85,58 317.303.600
UPT PK WONOJATI 11.000.000.000 11.450.000.000 10.769.916.657 94,06 680.083.343
59 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
8.500.000.000 8.500.000.000 8.061.447.157 94,84 438.552.843
60 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
2.500.000.000 2.500.000.000 2.262.979.500 90,52 237.020.500
61 Penguatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja industri hasil tembakau
- 450.000.000 445.490.000 99,00 4.510.000
UPT P2TK SURABAYA 4.870.200.000 5.170.200.000 5.016.065.000 97,02 154.135.000
62 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
770.200.000 1.070.200.000 1.060.887.900 99,13 9.312.100
63 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
4.100.000.000 4.100.000.000 3.955.177.100 96,47 144.822.900
UPT K3 SURABAYA 3.766.436.000 3.766.436.000 3.697.658.500 98,17 68.777.500
64 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
3.205.411.000 3.205.411.000 3.176.088.000 99,09 29.323.000
65 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
328.160.000 328.160.000 321.595.000 98,00 6.565.000
66 Peningkatan perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia dan keselamatan kesehatan kerja
232.865.000 232.865.000 199.975.500 85,88 32.889.500
UPT P3TKI SURABAYA 2.657.000.000 2.657.000.000 2.625.770.435 98,82 31.229.565
67 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
2.322.092.500 2.322.092.500 2.296.459.175 98,90 25.633.325
68 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
334.907.500 334.907.500 329.311.260 98,33 5.596.240
UPT PELATIHAN KEPENDUDUKAN SURABAYA
3.860.000.000 4.720.000.000 4.690.043.590 99,37 29.956.410
69 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka peningkatan revitalisasi dan kualitas Lembaga Pelatihan Kerja
3.060.000.000 3.060.000.000 3.041.104.700 99,38 18.895.300
70 Pendidikan Kemasyarakatan produktif dalam rangka penyelenggaraan program pelatihan kerja berbasis kompentensi
800.000.000 1.660.000.000 1.648.938.890 99,33 11.061.110
PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM
10.049.038.283 10.049.038.283 9.871.168.125 98,23 177.870.158
71 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka perencanaan pengembangan dan informasi
10.049.038.283 10.049.038.283 9.871.168.125 98,23 177.870.158
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur JER B
ASUKI MAW
A BE
YA
JAWA TIMU
R
III - 73 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
No. PROGRAM / KEGIATAN PAGU / MURNI
Rp.
ANGGARAN SETELAH P-
APBD
REALISASI S/D BULAN INI
% SISA Rp.
ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan
VIII PROGRAM PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
6.658.000.000 6.658.000.000 6.597.977.025 99,10 60.022.975
72 Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum ketenagakerjaan
3.133.800.000 3.133.800.000 3.092.867.950 98,69 40.932.050
73 Pembinaan dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada sektor dengan resiko kecelakaan kerja tinggi
970.000.000 970.000.000 968.295.150 99,82 1.704.850
74 Penguatan kapasitas kelembagaan pengawasan ketenagakerjaan
1.562.200.000 1.562.200.000 1.559.916.625 99,85 2.283.375
75 Peningkatan kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja baik sektor pekerja formal maupun informal
270.000.000 270.000.000 265.900.000 98,48 4.100.000
76 Peningkatan pencegahan terhadap eksploitasi dan berbagai bentuk pekerjaan terburuk anak dan pekerjaan perempuan
722.000.000 722.000.000 710.997.300 98,48 11.002.700
IX PROGRAM PERLUASAN DAN PENEMPATAN KERJA
4.170.121.717 5.700.121.717 5.082.592.457 89,17 617.529.260
77 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka pembentukan tenaga kerja mandiri (TKM)
291.000.000 291.000.000 289.947.000 99,64 1.053.000
78 Penddikan kemasyarakatan produktif dalam rangka pencipta dalam rangka penciptaan lapangan kerja
274.000.000 1.679.000.000 1.634.304.626 97,34 44.695.374
79 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka penempatan tenaga kerja diluar negeri
2.587.500.000 2.712.500.000 2.158.340.031 79,57 554.159.969
80 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka penempatan tenaga kerja dalam negeri
450.000.000 450.000.000 443.511.655 98,56 6.488.345
81 Pengembangan dan peningkatan bimbingan jabatan bursa kerja khusus dan bursa kerja pemerintah dan swasta (BKP/BKS) melalui PLKT, Radio Job FM
465.121.717 465.121.717 454.081.245 97,63 11.040.472
82 Penyempurnaan peraturan dan kebijakan ketenagakerjan agar terciptanya pasar kerja yang fleksibel
102.500.000 102.500.000 102.407.900 99,91 92.100
BELANJA LANGSUNG 172.164.838.283 184.424.838.283 177.119.284.555 96,04 7.305.553.728
Resume Belanja Non BL ( Belanja Gaji ). 70.293.619.000 65.358.100.400 62.031.374.132 94,91 3.326.726.268
JUMLAH TOTAL 242.458.457.283 249.782.938.683 239.150.658.687 95,74 10.632.279.996