BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di...

34
41 BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN 1946 1954 A. Aktivitas Politik Yap Tjwan Bing 1. Yap Tjwan Bing Aktif dalam Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) Kabar tentang kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 disambut oleh seluruh rakyat Indonesia dengan riang gembira. Di berbagai tempat pekik merdeka berkumandang. Keberadaan Jepang yang sudah terdesak tentunya makin memberi harapan masyarakat bahwa negeri Indonesia akan bebas. Setelah pembacaan proklamasi, para pemimpin Indonesia pun segera membentuk berbagai badan dan undang-undang guna melengkapi sebuah negara yang baru saja lahir. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Yap Tjwan Bing menuju Jakarta untuk mengikuti rapat PPKI. Dalam sidang yang dihadiri 27 orang tersebut pembicaraan mengenai UUD 1945 berjalan dengan lancar. Undang-undang Dasar itu terdiri atas pembukaan, batang tubuh yang terdiri atas 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Pada hari itu juga Soekarno dan Moh. Hatta disahkan sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia secara aklamasi. Ketika sidang berlangsung, beberapa tokoh muda ikut masuk. Di antaranya Chairul Saleh, Sukarni, Adam Malik dan kawan-kawan dari Murba. Mereka ini merupakan para pemuda revolusioner yang bersemangat.

Transcript of BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di...

Page 1: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

41

BAB III

AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN

1946 – 1954

A. Aktivitas Politik Yap Tjwan Bing

1. Yap Tjwan Bing Aktif dalam Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)

Kabar tentang kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17

Agustus 1945 disambut oleh seluruh rakyat Indonesia dengan riang gembira. Di

berbagai tempat pekik merdeka berkumandang. Keberadaan Jepang yang sudah

terdesak tentunya makin memberi harapan masyarakat bahwa negeri Indonesia

akan bebas. Setelah pembacaan proklamasi, para pemimpin Indonesia pun segera

membentuk berbagai badan dan undang-undang guna melengkapi sebuah negara

yang baru saja lahir.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Yap Tjwan Bing menuju Jakarta untuk

mengikuti rapat PPKI. Dalam sidang yang dihadiri 27 orang tersebut pembicaraan

mengenai UUD 1945 berjalan dengan lancar. Undang-undang Dasar itu terdiri

atas pembukaan, batang tubuh yang terdiri atas 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan

dan 2 pasal aturan tambahan. Pada hari itu juga Soekarno dan Moh. Hatta

disahkan sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia secara aklamasi. Ketika

sidang berlangsung, beberapa tokoh muda ikut masuk. Di antaranya Chairul

Saleh, Sukarni, Adam Malik dan kawan-kawan dari Murba. Mereka ini

merupakan para pemuda revolusioner yang bersemangat.

Page 2: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

42

Saat sidang, Yap berkenalan dengan KRT Radjiman Wiryodiningrat dari

Solo, Dr. Sam Ratulangi dari Minahasa, Mr Latuharhary dari Maluku, serta

beberapa tokoh penting lainnya. Yap Tjwan Bing bersama-sama dengan Sutardjo

Kartohadikusumo, Ki Hadjar Dewantara, Hadikusumo, Wiranatakusuma

Surjohamidjojo membahas tentang perekonomian dan keuangan negara. Rapat ini

diketuai oleh Moh. Hatta.1

Setelah beberapa sidang, dan menetapkan pokok-pokok mengenai Komite

Nasional, Partai Nasional Indonesia, dan Badan Keamanan Rakyat, maka PPKI

menganggap telah menyelesaikan tugasnya dan membubarkan diri. Dari ketentuan

oleh PPKI itu Komite Nasional Pusat merupakan pembantu presiden dan komite

nasional daerah membantu pemerintah daerah. Dengan bubarnya PPKI dan

terbentuknya Komite Nasional Pusat, maka bekas anggota-anggota PPKI,

terutama yang berasal dari daerah-daerah, pulang ke wilayah masing-masing

untuk melaksanakan tugas membentuk Komite Nasional Daerah, dengan

mendapat mandat sebagai wakil-wakil dari Komite Nasional Pusat.2

Komite Nasional Pusat sebelum terbentuk Majelis Permusyawaratan

Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat diserahi kekuasaan legislatif dan ikut

menetapkan GBHN. Pekerjaan Komite Nasional Pusat sehari-hari berhubungan

dengan gentingnya keadaan, maka pada tanggal 16 Oktober 1945 dibentuklah

1 Darto Harnoko, Drs. Yap Tjwan Bing: Pelopor Pembaruan, (Jakarta:

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai

Tradisional, 1986), hlm. 32. 2 Pusponegoro dan Marwati Djuned, Sejarah Nasional Indonesia VI,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hlm. 163.

Page 3: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

43

Badan Pekerja yang dipilih dan bertanggungjawab kepada Komite Nasional Pusat

(BP KNIP).

Sejak terbentuknya, BP KNIP hanya bersidang enam kali yaitu sidang

ketiga diadakan pada tanggal 25-27 November 1945 di Jakarta. Sidang keempat

dilaksanakan pada tanggal 28 Februari - 3 Maret 1946 di Solo. Sidang kelima

digelar di Malang pada 25 Februari - 6 Maret 1947 dan sidang keenam

dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 6 - 15 Desember 1949.

Dalam susunan KNIP belum terlihat perbandingan perwakilan partai-partai

politik maupun perwakilan golongan-golongan lainnya. Oleh karena itu Ir.

Soekarno mengubah susunan keanggotaan melalui Peraturan Presiden No 6/1946

pada tanggal 29 Desember 1946. Dengan perubahan ini perwakilan dari berbagai

pihak dan golongan cukup jelas yaitu perwakilan partai, golongan buruh dan tani,

perwakilan daerah, serta golongan warga negara keturunan asing.

Golongan warga negara keturunan asing di antaranya sebagai berikut: etnis

Tionghoa; Liem Koen Hian, Drs. Yap Tjwan Bing, Siauw Giok Tjhan, Ir. Tan

Boen Aan, Inje Beng Hoat, Dr. Ong Eng Die, Mr. Tan Ling Djie, etnis Arab; A.

Bajasud, Hamid Algadrie, Oemar bin Salim Hubeid, etnis Eropa; D. Hage,

Dahler.3

Yap Tjwan Bing ikut aktif dalam sidang tersebut terutama dalam sidang

yang kelima dan keenam. Pada sidang keenam yang berlangsung di Siti Hinggil

Keraton Yogyakarta 6-15 Desember 1949, Yap menyumbangkan ide-idenya

3 Junus H Yahya, Peranakan idealis: dari Lie Eng Hok sampai Teguh

Karya, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2002), hlm. 242.

Page 4: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

44

tentang beberapa keputusan disamping menyetujui hasil-hasil Konferensi Meja

Bundar. Keputusan-keputusan tersebut antara lain menentukan tiga calon anggota

senat RIS, dan menentukan cara penunjukan 50 Anggota DPR RIS utusan-utusan

dari Republik Indonesia Yogyakarta.

2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik

Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi mempertahankan

kemerdekaan, guna menyokong berbagai aktivitas di sekitar Jawa Tengah, Yap

Tjwan Bing berpindah ke Yogyakarta. Di kota ini Yap tinggal di Jl. Pakuningratan

Yogyakarta, bertetangga dekat dengan Mr. Tabrani, Moh. Roem, Ir. Juanda dan

lain-lain.4

Secara khusus, Yap juga terjun di bidang pendidikan yaitu dengan

memulai menjadi Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Pusipan. Dalam

tugasnya tersebut, Yap menerima bantuan dari rekan-rekannya antara lain Ir.

Tjiuk Tiauw Po, Ir. Tan Sing Oen, dan beberapa guru lainnya. Di tingkat

universitas, Yap juga ditunjuk oleh Prof. Dr. Sardjito, sebagai tim khusus yang

bertugas mempersiapkan berdirinya Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada

(UGM) di Klaten. Setelah Fakultas Farmasi berdiri, Yap menerima tawaran untuk

menjadi dosen di tempat tersebut.5

Di tengah aktivitas yang padat, Yap menjadi panitia persiapan pendirian

Chung Hua Chung Hhui (CHCH) di Yogyakarta. Sidang pembentukannya

4 Ibid, hlm. 248.

5 Yap Tjwan Bing, Meretas Jalan Kemerdekaan: Otobiografi Seorang

Pejuang Kemerdekaan, (Jakarta: Gramedia, 1988), hlm. 57.

Page 5: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

45

dilaksanakan di kota Solo yang dihadiri oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Ir.

Soekarno dalam acara menyatakan bahwa CHCH Pusat diharapkan dapat bersatu

padu dengan masyarakat Indonesia untuk melawan pemerintah penjajahan yang

ingin kembali menguasai Indonesia. Dalam membentuk CHCH Pusat ini, Yap

dibantu oleh Ong Siang Tjoen dan The Hong Oe (CHCH Yogyakarta).

Dalam sidang tersebut, Tan Siang Liang terpilih sebagai ketua, sedangkan

Yap terpilih sebagai wakil ketua. Awalnya Yap terpilih sebagai ketua, namun

karena kesibukannya, jabatan ketua diberikan kepada orang lain. Sebelumnya,

pada masa penjajahan Jepang, Yap pernah menjabat sebagai ketua CHCH cabang

Priangan (Bandung). Meskipun demikian, Yap Tjwan Bing melaksanakan tugas

sebagai ketua aktif karena Tan Siang Liang berdomisili di Tegal. Yap juga

dipandang mampu menjalin hubungan erat dengan pemerintah Republik

Indonesia. Tujuan dari CHCH dalam anggaran dasarnya dibagi menjadi dua yaitu:

a. Bersatu membentuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.

b. Membantu melancarkan usaha-usaha perekonomian.6

CHCH Pusat membuka kantor di Yogyakarta dan melayani pertanyaan-

pertanyaan yang dikemukakan oleh golongan masyarakat keturunan Cina serta

membantu usaha-usaha dari pemerintah Republik Indonesia. Peran CHCH Pusat

dalam membantu pemerintah Republik Indonesia di bidang politik dan ekonomi

cukup besar, terutama di bidang ekonomi. CHCH di antaranya berusaha

memajukan sektor perdagangan, membuat barang dan suku cadang yang

dibutuhkan oleh masyarakat, menyalurkan obat-obatan sampai ke daerah

6 Ibid, hlm. 68.

Page 6: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

46

pedalaman dan bantuan lainnya di bidang ekonomi. Yap Tjwan Bing pernah

menerima undangan dari golongan masyarakat Cina di Malaysia. Di negara

tersebut, Yap membagi pengalamannya selama di CHCH Pusat, di mana

organisasi ini membantu pemerintah pusat Republik Indonesia dalam melawan

kolonialis. Saran-saran terkait CHCH pusat diharapkan juga dilaksanakan oleh

golongan masyarakat Cina di Malaysia.

CHCH Pusat di kemudian hari dilebur menjadi satu dengan Persatuan

Tionghoa di mana Yap Tjwan Bing menjadi wakil ketua didalamnya. Peleburan

ini sebagai implementasi dari dorongan kebanyakan masyarakat Cina agar CHCH

dan Persatuan Tionghoa menjadi satu wadah. Persatuan Tionghoa berada di

Jakarta ketika pusat pemerintahan Republik Indonesia berpindah lagi dari

Yogyakarta ke Jakarta. Khusus untuk CHCH Daerah dapat tetap berdiri di

wilayah masing-masing untuk menyokong Negara Kesatuan Republik Indonesia

di daerah.

Pada masa revolusi fisik dan agresi militer Belanda 1, beberapa

masyarakat Tionghoa di beberapa kota memang memihak kepada Belanda. Hal ini

tidak lain disebabkan oleh usaha Belanda untuk memanfaatkan keterasingan

masyarakat Cina dari Pribumi. Apalagi pasukan Sekutu melihat gejala mulai

banyak simpatisan golongan Tionghoa dalam republik.7

Demi mengimbangi dan memecah kekuatan di kantong republik yang ada,

NICA membentuk Poh An Tui (Pasukan keamanan lingkungan Cina) di Jawa dan

7 Abdul Bagir Zein, Etnis Cina dalam Potret Pembauran di Indonesia,

(Jakarta: Prestasi Insan Indonesia, 2000), hlm. 9.

Page 7: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

47

Sumatra. Mereka ditugaskan melindungi wilayah Pecinan dari “para ekstremis”,

“anjing Soekarno” dan “perampok”. Poh An Tui dilatih dan bahkan di beberapa

tempat seperti Medan Sumatera Utara dipersenjatai. Keberadaannya sudah pasti

menimbulkan kontak fisik dengan kaum pejuang Indonesia. Di Nganjuk Jawa

Timur reaksi kaum pejuang terhadap Poh An Tui salah satunya menimbulkan

konflik yang berakhir pada pembakaran para pemuda Tionghoa yang dianggap

pasukan Poh An Tui. 8

Di pihak pendukung republik, muncul juga laskar-laskar pemuda

Tionghoa yang berjuang demi Republik Indonesia. Di Pemalang, muncul Laskar

Pemuda Tionghoa. Tokohnya adalah Tan Djiem Kwan, alumnus Sekolah

Tionghoa (THHK) Tegal, yang giat memberikan kursus antikolonialisme pada

pemuda Tionghoa dan mendorong pengibaran bendera Merah Putih. Sementara di

Surakarta terdapat Barisan Pemberontak Tionghoa yang dipimpin Yap Tek Thoh.

Azas tujuan Barisan Pemberontak Tionghoa yaitu untuk mempererat tali

persaudaraan antara saudara-saudara Indonesia dan Tionghoa, juga menjunjung

tinggi azas yang diwariskan oleh Dr. Sun Yat Sen, menjaga keamanan umum dan

menurut kepada peraturan dari pemerintah Republik Indonesia.9

Kondisi yang ada seakan memecah masyarakat Cina menjadi dua bagian:

pendukung republik dan mereka yang memihak Belanda. Inilah yang

menyebabkan di beberapa daerah masyarakat Cina diusir dan dimusuhi, baik

mereka pro dengan republik ataupun tidak. Di Salatiga, sebanyak kurang lebih

8 Ibid, hlm 10.

9 http://historia.id/modern/barisan-pemberontak-tionghoa.html (diakses

pada tanggal 12 Juni 2015, pukul 17.01 WIB).

Page 8: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

48

2.200 orang Tionghoa di usir, dan menuju Solo. Selama perjalanan tersebut empat

orang meninggal dunia. Sedangkan 92 orang lainnya di tahan oleh pihak republik

di Boyolali karena dianggap sebagai mata-mata. Jumlah pengungsi pun

berbondong-bondong ke Yogya dan Solo. Di Yogyakarta jumlah masyarakat Cina

yang mengungsi mencapai 4.000 dan di Solo jumlah pengungsi sekitar 3.000

orang.10

Sedangkan di daerah seperti Yogyakarta, masyarakat Tionghoa berpihak

kepada kaum republik dan membuat keberadaan mereka di Yogyakarta aman.

Sultan Hamengkubuwono IX sendiri berdiri teguh di pihak republik, maka rakyat

Yogya (termasuk golongan Tionghoa) pun mengikuti. Atas jaminan Sultan juga

masyarakat Tionghoa akan aman dan tidak berpindah ke kantong kekuasaan

Belanda.11

Pada tahun 1947, Sultan menyatakan kota Yogya sebagai zona aman bagi

penduduk asing. Untuk memfasilitasi kebijakan ini ditunjuklah tiga orang tokoh

Tionghoa yaitu dr. Siem Kie Ay, Dr. Yap Hong Tjoen dan Drs. Yap Tjwan Bing.

Sekitar 3650 masyarakat Cina mengevakuasi diri dari beberapa tempat di Jawa

Tengah menuju Yogya, dan dirawat oleh masyarakat Tionghoa disana. Bagi

mereka yang sakit dirawat oleh Yap Tjwan Bing dan Dr. Siem.12

10

De Locomotief tanggal 5 September 1947, Koleksi Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah DIY. 11

A Budi Susanto, Identitas dan Postkolonialitas di Indonesia,

(Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm. 78. 12

De Locomotief tanggal 5 September 1947, Koleksi Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah DIY.

Page 9: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

49

Pada agresi ini, banyak masyarakat Cina yang terusir dari tempatnya.

Banyak pula pengungsi Cina yang yang meninggal karena belum menerima

makanan sampai beberapa hari. Demi menangani kondisi ini, di Yogya,

dibentuklah rumah sakit darurat untuk kepentingan yang sakit dan hamil.

Beberapa instansi pemerintahan republik sudah dipindah ke tempat lain

dan sebagian besar organisasi atau laskar militer dipindah ke Solo, sehingga Solo

dipenuhi berbagai laskar militer. Tentu saja atmosfer kota Solo mencekam. Di

beberapa daerah perdagangan, berubah menjadi tempat kontak senjata dan

dijadikan garis depan aksi bumi hangus. Barang-barang dari toko-toko Cina secara

acak diambil demi kepentingan militer.

Kondisi memang serba simpang siur karena di radio-radio milik republik

menyatakan bahwa gerakan Poh An Tui milik Cina dibentuk untuk membantu

NICA. Berita ini tentu saja mempengaruhi laskar-laskar perjuangan RI.

Keselamatan penduduk Cina di Solo cukup mengkhawatirkan. Banyak masyarakat

Cina tidak diijinkan untuk meninggalkan Solo apalagi berkunjung ke Yogya.

Menteri Republik Siauw Giok Tjhan masih berusaha untuk mendapatkan

informasi namun belum ada hasilnya.

Dari beberapa tempat, nasib masyarakat Cina juga belum diketahui

kondisinya. Di antaranya nasib dan posisi lebih dari 1000 orang Cina baik pria

dan wanita di Salatiga yang masih tidak diketahui. Di barat daya Cirebon

masyarakat Cina diserang oleh TNI. Rumah-rumah mereka dibakar dan di

antaranya dibunuh sedangkan 50 orang Cina masih hilang. Sulit sekali

membedakan mana yang pendukung republik dan mana yang bukan. Muncul pula

Page 10: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

50

informasi yang mengatakan bahwa masyarakat Cina banyak yang menjadi mata-

mata Sekutu. Suasana seperti ini membuat posisi warga Tionghoa serba tidak

menguntungkan.13

3. Perjuangan Yap Tjwan Bing dalam Mengusahakan Masalah Pembauran

Peranakan Asing

Tahun 1946, pemerintah Republik Indonesia mengadakan konsolidasi di

dalam segala lapangan, maka perhatian pemerintah dengan segera ditujukan

kepada soal bangsa asing yang hidup di tanah air Indonesia. Meskipun banyak

rintangan-rintangan terutama dari luar, pemerintah berusaha terus untuk

menjalankan kewajibannya sebagai negara yang merdeka terhadap bangsa asing.

Di dalam kalangan bangsa asing, penduduk Tionghoa mempunyai tempat yang

luas dan penting.

Sehubungan dengan hal itu maka pemerintah mengadakan konferensi

antara pemerintah Republik Indonesia dengan pihak Tionghoa. Di dalam

konferensi tersebut soal-soal yang dibicarakan ialah perekonomian, pengungsian,

pengajaran dan keamanan. Adapun penyelenggara konferensi tersebut ialah Tji

Sam Kong, Yap Tjwan Bing, Ir. Tan Boen Aan, Mr. Tan Po Goan dari perwakilan

golongan Tionghoa. Dari pemerintah diwakili oleh Arudji Kartawinata (Menteri

Muda Pertahanan), Mr. Tirtawinata (Jaksa Agung Tentara), Kasman Singodimejo

(Ketua Kehakiman Tentara), RS Sukantro Tjokrodiatmogjo (Kepala Jawatan

Kepolisian Republik Indonesia) dan Haryoto (Kementrian Penerangan).

13

Ibid.

Page 11: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

51

Konferensi tersebut berlangsung mulai tanggal 16-17 September 1946

bertempat di Pendopo Kepatihan Yogyakarta. Resepsi sebagai pendahuluan

konferensi dihadiri oleh wakil presiden, para menteri, Panglima Besar Sudirman,

Ketua Dewan Pertimbangan Agung Wiranatakusumah, para gubernur, Sri Sultan

Hamengkubuwono IX, Sri Paku Alam VIII dan wakil-wakil organisasi.14

Pertemuan tersebut membahas berbagai persoalan terkait kedudukan

bangsa Tionghoa. Moh. Hatta yang hadir dalam konferensi menyatakan bahwa

tidak dipungkiri bahwa keberadaan golongan Tionghoa sebagai bangsa asing

memang pernah menimbulkan permasalahan tersendiri. Terlebih hal yang

demikian telah dimunculkan pada masa Belanda. Pemerintah Indonesia menerima

warisan tersebut dan harus menyelesaikannya. Golongan Tionghoa dalam

kedudukannya di bidang ekonomi haruslah berkoordinasi dengan ekonomi

Indonesia, sehingga dari lawan akan menjadi kawan, dan hilanglah persoalan

mengenai masalah Tionghoa.

Dalam konferensi, Yap Tjwan Bing menuangkan idenya agar bangsa

Tionghoa sebagai bangsa Asia harus membantu bangsa Indonesia. Bersatu padu

dalam gerakan menentang penjajah terutama di garis belakang yaitu menyiarkan

melalui radio baik dengan bahasa Indonesia maupun dengan bahasa Tionghoa.

Kerenggangan antar etnis lebih disebabkan karena kesalahpahaman antar kedua

pihak, sehingga bangsa Tionghoa harus mencari dan memberi penerangan agar

memahami isi api revolusi Indonesia. Pernyataan ini juga didukung oleh tokoh

14

Koesalah Soebagyo Toer dan Pramoedya Ananta Toer, Kronik Revolusi

Indonesia II, (Jakarta : Gramedia, 2008), hlm. 238.

Page 12: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

52

nasionalis lainnya dari golongan Tionghoa seperti Ir. Tan Boen Aan, Mr. Tan Po

Goan, dan lain-lainnya.

Dari hasil konferensi tersebut, pada hari terakhir diputuskan beberapa hal

yaitu :

a.) Berdasarkan atas peraturan yang telah ada, pengungsian akan

diusahakan sebaik-baiknya dengan mengingat siasat perjuangan dengan

meminta bantuan dari organisasi-organisasi yang berkepentingan,

seperti Chung Hua Chung Hwi (CHCH).

b.) Ketaatan penduduk Tionghoa kepada pemerintah dan penjelasan

penjelasan dari pihak Tionghoa sangat diperhatikan oleh pemerintah.

c.) Pemerintah mengakui adanya CHCH sebagai organisasi yang

memperhatikan kepentingan penduduk Tionghoa.

d.) Pemerintah menganjurkan supaya golongan Tionghoa dengan

perantaraan organisasinya selalu berhubungan dengan pemerintah.

e.) Pada umumnya pemerintah tidak berkeberatan bangsa Tionghoa

memberi pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan Tionghoa,

asal tidak mengganggu ketenteraman umum dan membahayakan tetap

berdirinya Republik Indonesia.

f.) Pemerintah sedapat mungkin membantu meringankan kesukaran-

kesukaran tentang perumahan dan alat-alat pelajaran untuk sekolah-

sekolah Tionghoa.

Page 13: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

53

g.) Mengusahakan tindakan-tindakan yang tepat agar bangsa Tionghoa

merasa aman dan tenteram tinggal di daerah Republik Indonesia.15

Keinginan Yap Tjwan Bing untuk berbaur demi persatuan dan kesatuan

juga terlihat ketika dipilih sebagai bendahara dalam konferensi Indonesia -

Belanda yang berlangsung di Yogyakarta 1-2 Februari 1947. Tiap karesidenan

mengirimkan dua orang wakil Belanda “peranakan” satu orang wakil pamong

praja dan satu orang wakil jawatan penerangan daerah.

Adapun maksud konferensi ini adalah memberi kesempatan kepada

Belanda peranakan untuk memajukan atau mencurahkan isi hatinya terhadap

usaha pembangunan dan perjuangan. Konferensi tersebut tidak diadakan dengan

satu perkumpulan, melainkan dengan golongan Belanda “peranakan” seluruhnya.

Panitia Konferensi Indonesia Belanda terdiri atas :

Ketua : De Rock

Wakil Ketua I : Fachruddin

Wakil Ketua II: Jusupadi

Sekretaris I : Harjoto

Sekretaris II : Dwidjosoegoendo

Bendahara I : Drs. Yap Tjwan Bing

Bendahara II : KRT Honggowongso

15

Darto Harnoko, Drs. Yap Tjwan Bing: Pelopor Pembaruan (Jakarta:

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai

Tradisional, 1986), hlm. 42.

Page 14: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

54

Konferensi tersebut selain dikunjungi oleh presiden dan wakil presiden

dihadiri juga oleh para menteri, Dr. Douwes Dekker, dan wakil-wakil berbagai

golongan dan partai, 50 utusan dari daerah-daerah seluruh Jawa kecuali wakil dari

Bogor dan Madura. Adapun konferensi akhirnya memutuskan:

a.) Pemerintah dalam asasnya menyetujui permintaan penetapan tenaga-

tenaga warga negara peranakan Belanda dalam berbagai lapangan

pekerjaan.

b.) Pemerintah juga menyetujui dibentuknya satu panitia yang akan

menyelidiki hak milik warga negara peranakan Belanda yang ada di

tangan yang tidak berhak, dengan laporan sejelas-jelasnya supaya

pemerintah dapat mengambil tindakan seadil-adilnya.

c.) Pihak warga peranakan Belanda supaya menunjukkan peristiwa-

peristiwa tentang keamanan.

d.) Pemerintah memperluas kesempatan peranakan Belanda untuk belajar

Bahasa Indonesia.

Dengan melihat aktivitas Yap Tjwan Bing tersebut, tampak ia

menganjurkan pembauran. Dari konferensi Indonesia - Tionghoa yang kemudian

dilanjutkan dengan Konferensi Indonesia dengan Belanda “peranakan” ini, ide-ide

pembauran semakin tertanam pada dirinya.16

16

Ibid, hlm. 43-44.

Page 15: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

55

4. Yap Tjwan Bing Aktif dalam Partai Nasional Indonesia (PNI)

Di Yogyakarta, Yap Tjwan Bing mulai mengenal secara mendalam dan

dekat dengan tokoh-tokoh PNI. Yap sering turut hadir dalam rapat PNI lewat

perantara Mr. Sartono. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut Yap mulai berkenalan

dengan Ketua PNI, Sidik Djojosukarto, Mangun Sarkoro serta Mr. Wilopo.

Pengenalannya terhadap partai nasionalis ini dilakukan secara mendalam, hingga

para pengurus PNI menganggap Yap sejalan dengan cita-cita PNI, maka ia

ditawari untuk bergabung ke dalam kepengurusan.

Setelah tiga tahun di Yogyakarta, pada tahun 1950, Yap kembali ke

Bandung. Yap sebagai anggota DPR RIS, ia lebih banyak menghabiskan

waktunya di Jakarta. Di Jakarta Yap diangkat sebagai Dewan PNI yang terdiri atas

11 orang, dan berkedudukan sebagai kepala seksi ekonomi. Awalnya Yap

menolak jabatan ini karena takut akan menimbulkan konflik. Penolakan Yap ini

tidak diterima oleh para pengurus lain, akhirnya jabatan tersebut diterimanya.

Penunjukan tersebut bahkan didukung oleh PNI Pusat dan Daerah. Faktor lain

yang membuat Yap diterima dalam jajaran pengurus PNI karena kemahiran dalam

berbahasa dan mengenal budaya Jawa.

Mencegah agar politisi PNI tidak korupsi, Sartono menyarankan serta

mendorong Iskaq Cokrohadisurya dan Yap Tjwan Bing untuk berbisnis. Hal ini

dimaksudkan untuk membantu keuangan partai. Bersama beberapa anggota PNI,

mereka mendirikan Bank Umum Nasional (BUN). Meski demikian, kritik pun

mengalir. Dikatakan bahwa BUN mendapat keistimewaan karena ada kaitan

dengan PNI.

Page 16: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

56

Ketika Yap menjabat sebagai kepala divisi ekonomi, Dewan PNI diketuai

oleh Sidik Djojosukarto. Sidik pula yang di kemudian hari mencalonkan Yap

sebagai menteri, namun hal tersebut ditolak. Istri Yap Tjwan Bing memberi saran

untuk menolak pemajuan jabatan tersebut karena aktivitas Yap yang sudah terlalu

padat. Yap saat itu melakoni bidang sebagai ahli farmasi, anggota DPR, urusan

sosial kemasyarakatan, urusan gereja dan urusan di perguruan tinggi. Yap sendiri

lebih menyukai bertugas di lembaga legislatif ketimbang lembaga eksekutif. Di

lembaga legislatif, Yap masih mempunyai waktu untuk bertugas sebagai anggota

dewan pimpinan partai. Terlebih lagi, masa pembentukan kabinet adalah masa

ekstra yang menyita waktu Yap karena harus ada persamaan pandangan dengan

beberapa partai lain dalam penyusunan kabinet. Tentu saja tawar-menawar di

antara partai besar tidak dapat dihindari, yang pada akhirnya berujung pada

kebuntuan (deadlock).

Page 17: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

57

Gambar 2.

Yap Tjwan Bing dalam rapat PNI di Surabaya tahun 1952

Sumber: Surat Kabar Suara Metro edisi Oktober 2012

Menjabat sebagai kepala seksi ekonomi dewan pimpinan partai tidak

membuat Yap Tjwan Bing mendahulukan golongannya. Meskipun dirundung

konflik batin, justru Yap memberikan kesan mendalam di tubuh internal PNI.

Kesan tersebut muncul saat Dewan Partai PNI membicarakan perdebatan masalah

nivellering (persamaan) di sektor perdagangan antara golongan pribumi dan

nonpribumi. Yap memberikan usulan agar nivellering di sektor perdagangan dapat

diatur sebagai berikut:

a.) Perdagangan atau perekonomian pribumi dinaikkan lebih cepat dari

perdagangan nonpribumi (orang-orang keturunan Cina).

b.) Perekonomian nonpribumi diperlambat naiknya, sehingga pada

akhirnya dengan sistem nivellering itu baik pribumi maupun

Page 18: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

58

nonpribumi akan mempunyai tingkat perdagangan yang akan saling

bertemu.

Usulan ini mendapat perhatian dan dipertimbangkan secara matang oleh

anggota dewan pimpinan PNI untuk diadopsi sebagai rancangan kebijakan di

legislatif atau eksekutif.

Lewat PNI juga Yap bersama dengan wakil golongan minoritas lainnya,

memperjuangkan hak-hak golongan minoritas dalam berpolitik. Usulan ini

diterima sebagai salah satu sikap PNI seperti yang pernah tertuang dalam draft

PNI terhadap kaum minoritas. Pada 16 Juni 1954 Sekretaris Jenderal Dewan

Direktur PNI menyatakan bahwa setelah diskusi mendalam, partai menyetujui

draft PNI terhadap kaum „minoritas‟. Langkah ini diusulkan oleh komisi yang

terdiri atas Drs. Yap Tjwan Bing, Mr. Tabrani, Schmidgall Tellings, Tony Wen,

Juslam Badres and S. Mangunsarkoro.

Keputusan yang diambil sebagai berikut:

1. Paham kebangsaan PNI hanya didasarkan kepada ikatan persamaan

nasib dan persamaan kepentingan serta persamaan kemauan untuk

bekerja dan berjuang guna kemajuan dan kebahagiaan bangsa. Karena

itu PNI hanya mengenal satu macam warga negara Indonesia dengan

tidak membeda-bedakan baik asal keturunannya maupun agama dan

kebudayaannya.

2. PNI menghendaki tiap-tiap usaha golongan warga negara yang

lazimnya disebut „minoritas‟ untuk menyatukan diri dengan bangsa

Indonesia. Karena itu PNI menganjurkan kepada organisasi-organisasi

Page 19: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

59

golongan-golongan yang lazinmnya disebut „minoritas‟ itu supaya

dalam pemilihan umum tidak mengajukan calon-calonnya sendiri,

melainkan hanya menyokong pencalonan partai-partai yang dalam

prinsip dan ideologi perjuangannya telah terbukti dalam mengadakan

diskriminasi di antara warga negara Indonesia.

3. Jika suatu organisasi golongan warga negara yang lazimnya disebut

„minoritas‟ itu dalam pemilihan umum maju kemuka dengan calon-

calon sendiri, sebenarnya berbuat satu hal yang berarti memisahkan

golongannya dari bagian Indonesia yang tebesar. Karena itu PNI tidak

menyetujui pencalonan wakil golongan yang lazimnya disebut

„minoritas‟ itu, karena PNI tidak mengenal adanya mayoritas dan

minoritas di antara sesama warga negara Indonesia. 17

Sikap Yap Tjwan Bing terkait persoalan golongan minoritas ini

merupakan reaksi dari pernyataan sikap Siauw Giauk Tjhan lewat Baperki (Badan

Permusjawaratan Kewarganegaraan Indonesia). Menurut Siauw, Baperki maju

sebagai partai tersendiri dan mencalonkan nama-nama yang merupakan golongan

minoritas atau peranakan asing. Atas sikapnya tersebut beberapa anggota Baperki

mundur dari kepengurusan di antaranya E.F. Wens dan A.E Schmidgall.18

Selaku anggota parlemen dari PNI Yap tentunya memperjuangkan nasib

masyarakat Tionghoa. Misalnya di tahun 1951, di Surabaya beberapa kali terjadi

penculikan terhadap warga Tionghoa sehingga menimbulkan keresahan. Yap pun

17

Suluh Indonesia tanggal 17 Juni 1954, Koleksi Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia Jakarta. 18

Ibid.

Page 20: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

60

mewacanakan masalah tersebut di parlemen. Yap Tjwan Bing percaya bahwa

beberapa kejadian tersebut akan menimbulkan keresahan di dalam masyarakat dan

berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi di kota. Ia mempertanyakan langkah

apa saja yang sudah diambil pemerintah untuk menghentikan keresahan tersebut.

Wacana ini kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah agar kedepannya tidak

menimbulkan keresahan di lingkungan sosial.19

Posisi Yap dalam tubuh PNI cukup diperhitungkan. Bahkan Yap Tjwan

Bing ditunjuk sebagai salah satu pengajar dalam kursus pengkaderan PNI. Pada

bulan Maret 1951, diadakan kursus pengkaderan di kantor PNI cabang Bandung

di gedung partai di Jalan Dalemkaum 80. Selain Yap, yang menjadi pengajar

adalah Tuan Ukar Bratakusuma, Sanusi Hardjadinata, Osa Maliki, dan Asmara

Hadi. Sekitar dari 40 anggota berpartisipasi dalam kursus yang akan berlangsung

dalam 3 bulan tersebut. Kursus akan dilakukan 4 kali dalam seminggu yaitu

Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu, dari jam 6 hingga 8 malam.20

5. Yap Tjwan Bing Aktif menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia.

Republik Indonesia Serikat (RIS) secara resmi dibentuk pada tanggal 27

Desember 1949. RIS terdiri atas Republik Indonesia (RI) dan 15 negara bagian

yang telah dibentuk oleh Belanda antara tahun 1946 dan 1949. Ke 15 negara

19

Het nieuwsblad voor Sumatra tanggal 25 Mei 1951, Koleksi Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY. 20

De Preangerbode tanggal 16 Maret 1951, Koleksi Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah DIY.

Page 21: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

61

bagian ini bekerja sama dalam sebuah badan yang dinamakan BFO (Badan

Permusyawaratan Federasi).

Dewan Perwakilan Rakyat RIS diketuai oleh Mr. Asaat. Di dalam

parlemen RIS, ada beberapa nama tokoh Tionghoa yaitu Yap Tjwan Bing dan

Siauw Giauk Tjhan. Ada dua anggota Tionghoa lainnya yang mewakili BFO yaitu

Teng Tjin Leng dari negara bagian Indonesia Timur dan Tjoeng Lin Seng dari

negara bagian Borneo.21

Perdebatan-perdebatan di parlemen ini pada umumnya berpusat pada

pilihan antara bentuk negara kesatuan dan federasi. Hampir semua partai politik

yang ada pada waktu itu sebenarnya mendukung bentuk negara kesatuan. RIS

hanya bertahan 6 bulan (Februari 1950-Agustus 1950) selanjutnya bentuk negara

kembali menjadi republik, dan beberapa negara boneka bergabung kembali.

Pada tanggal 14 Agustus 1950 telah disetujui oleh DPR dan senat RIS

tentang Rancangan Undang-undang Dasar Sementara Negara Kesatuan Republik

Indonesia yaitu Undang-undang No 7/1950. Selanjutnya pada tanggal 15 Agustus

1950 diadakan rapat gabungan DPR dan senat RIS. Dalam rapat itu dilakukan

suatu upacara pembacaan piagam pernyataan terbentuknya Negara Kesatuan

Republik Indonesia oleh Presiden Soekarno yang sekaligus mempunyai dua

maksud. Pertama pembubaran resmi negara RIS yang berbentuk federasi. Kedua,

pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi seluruh daerah

21

De Vrije Pres tanggal 14 Januari 1950, Koleksi Badan Perpustakaan dan

Arsip Daerah DIY.

Page 22: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

62

Indonesia dengan Undang-undang Dasar Sementara yang mulai berlaku pada

tanggal 17 Agustus 1950.

Berdasarkan UUDS 1950, DPR yang baru dibentuk ini mewakili seluruh

rakyat Indonesia dan terdiri atas sejumlah anggota yang besarnya ditetapkan

berdasarkan atas perhitungan setiap 300.000 jiwa penduduk warga negara

Indonesia mempunyai seorang wakil. Anggota DPR menurut UUDS dipilih dalam

suatu pemilihan umum oleh warga negara Indonesia yang memenuhi syarat-syarat

dan menurut aturan yang telah ditetapkan. Golongan kecil Tionghoa, Eropa, dan

Arab mempunyai wakil berturut-turut sekurang kurangnya 9, 6, dan 3 orang.

Pasal 77 UUDS mengatur mengenai susunan anggota dewan perwakilan

rakyat. Untuk pertama kali selama DPR belum tersusun dengan pemilihan

menurut Undang-undang, DPR terdiri atas ketua, wakil ketua, dan anggota DPR

RIS; ketua, wakil ketua dan anggota Senat; ketua, wakil ketua dan anggota Badan

Pekerja Komite Nasional Pusat; serta ketua, wakil ketua dan anggota Dewan

Pertimbangan Agung.

Mengacu pada pasal di atas, maka jumlah anggota DPRS adalah 236 orang

dengan perincian 148 anggota dari DPRS RIS, 29 anggota dari senat RIS, 46

anggota dari BP KNP, dan 13 anggota dari Dewan Pertimbangan Agung Republik

Indonesia Yogyakarta. Yap Tjwan Bing termasuk asal perwakilan dari DPRS RIS

dengan nomor anggota 116.22

22

Almanak Nasional 1951, hlm. 113, Koleksi Perpustakaan Pribadi Roesli

Soetan Makmur Solo.

Page 23: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

63

Dari jumlah 236 anggota tersebut setelah beberapa tahun berlangsung

hanya tinggal 213 orang, karena ada yang meninggal dunia atau mengundurkan

diri. Yap Tjwan Bing mengundurkan diri pada tanggal 17 Juli 1954 karena

masalah keluarga. Salah satu anaknya sangat membutuhkan bimbingannya

sebagai ayah karena mengalami depresi mental.

Sebelum mengundurkan diri dari keanggotaan DPRS, Yap sempat

mengikuti pembicaraan program Kabinet Wilopo dan ikut menyumbangkan

pikirannya terutama di bidang kemakmuran yaitu memajukan tingkat

penghidupan rakyat dengan mempertinggi produksi nasional.

Ketika di parlemen membahas tentang apotek nasional, Yap ikut andil

berbicara dan menuangkan ide. Pembahasan dilaksanakan dengan metode diskusi

terbuka. Pertemuan yang diketuai oleh Mr. Sartono selaku ketua parlemen secara

spesifik membahas penyusunan rancangan hukum tentang operasional apotek dan

apotek darurat. Hadir 120 anggota, sedangkan dari pihak pemerintah diwakili oleh

Menteri Kesehatan, Dr. Leimena.

Yap Tjwan Bing percaya bahwa manajemen apotek (kepengurusan) harus

dipegang oleh ahlinya (apoteker). Ia menekankan bahwa kebutuhan obat dalam

negeri harus didukung dengan keberadaan pabrik obat dalam negeri, agar tidak

bergantung kepada negara luar. Yap juga meminta kepada pemerintah untuk

membuat batas waktu untuk Asisten Apoteker yang mengurusi apotek. Di lain

pihak pemerintah juga harus mendahulukan mereka yang berekonomi lemah dam

Page 24: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

64

pribumi.23

Sesudah Yap mengundurkan diri dari keanggotaan legislatif, ia

digantikan oleh kawan seperjuangannya pada masa agresi militer kedua di

Yogyakarta yaitu Tony Wen dari fraksi PNI.24

6. Yap Tjwan Bing sebagai anggota Komite Perpajakan Republik Indonesia

Pada 28 Mei 1951 menteri keuangan membentuk Komite Pajak. Komite

ini terdiri Mr. Kartadjumena sebagai ketua, IJ Kasimo wakil ketua, dan anggota

Farid Haji Alwi Isja, Hutomo Supardan, dan Drs. Yap Tjwan Bing, Sundjojo,

Mohamad Tauchid, Sardjan, Prof. SM Abidin, Handajaningrat, Ir. Lobo, Sonda

Daeng Mattajang, Sumartojo, Ngeradjai Meliala, Mr. Dr. Mulia dan sebagai

sekretaris IS Djajadiningrat.

Komite pajak bertugas memberikan masukan terkait kebijakan dalam hal

perpajakan. Pemerintah dinilai perlu segera melahirkan kebijakan pajak seperti

negara lain karena populasi masyarakat yang semakin banyak. Komite ini

menggunakan salah satu butir dari Pancasila (Keadilan sosial) sebagai panduan

dalam melaksanakan tugas. Komisi ini tidak hanya mengurusi tentang keuangan

saja, namun juga isu ekonomi, sosial, budaya dan hukum. Perbedaan komisi milik

Indonesia dengan negara lain yaitu negara lain membutuhkan waktu bertahun-

tahun untuk memberikan laporan, sedangkan untuk komisi pajak Republik

23

Java Bode tanggal 21 Januari 1953, Koleksi Badan Perpustakaan dan

Arsip Daerah DIY. 24

De Vrije Pers tanggal 6 Agustus 1954, Koleksi Badan Perpustakaan dan

Arsip Daerah DIY. Terkait keluarnya Yap Tjwan Bing dari PNI juga dijelaskan

dalam Suluh Indonesia tanggal 17 Juni 1954, Koleksi Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia Jakarta.

Page 25: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

65

Indonesia ini hanya diberi waktu selama 1,5 tahun dan tiap 3 bulan sekali harus

memberikan laporan kepada pemerintah.

Komite ini terdiri atas berbagai golongan dengan latar belakang berbeda

dan mereka mempunyai tanggungjawab masing-masing. Kebijakan mereka bebas

dari tekanan pemerintah. Meskipun anggotanya juga berasal dari berbagai partai,

namun pemerintah tidak melakukan tekanan terhadap analisa tim ekonomi ini.25

Dua tahun kemudian, menurut keputusan presiden, anggota komisi revisi

sistem pajak, yang dibentuk pada tahun 1951, dibubarkan fungsi dan

kepengurusannya. Mulai 1 Januari 1953, anggota baru komite yang terpilih adalah

Mr. Jusuf Wibisono (ketua), Hutomo Supardan (wakil ketua), Mr. Yap Tjwan

Bing, Subadio Sastrosatomo, Moh. Thohar, Surjono Sastrohadikusumo dan Mr.

dr. T.G. Mulia. Tugas komisi menyusun sistem pajak nasional dan atas

permintaan menteri keuangan untuk memberi masukan atas langkah-langkah di

dalam perpajakan. Yap dipilih kembali dalam kepengurusan karena

kepribadiannya dianggap baik dan memahami persoalan ekonomi.26

25

Het Nieuwsblad Sumatra tanggal 28 Mei 1951, Koleksi Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY. 26

Java Bode tanggal 6 Februari 1953, Koleksi Badan Perpustakaan dan Arsip

Daerah DIY.

Page 26: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

66

B. Aktivitas Sosial Yap Tjwan Bing

1. Yap Tjwan Bing dan Beberapa Aktivitas Sosial di Bandung

Dikenal sebagai tokoh yang malang-melintang di Bandung Jawa Barat,

Yap Tjwan Bing menjadi salah satu orang yang sering masuk dalam jajaran

kalangan yang dipercayai masyarakat Bandung. Selain kiprahnya di bidang

politik, bidang sosial dan wisata juga merupakan ruang aktivitas Yap Tjwan Bing.

Di dunia pariwisata nama Yap Tjwan Bing masuk dalam jajaran 50 pengurus yang

tertarik memajukan “Bandung Permai”.

Keanggotaan serta kepengurusan dari Bandung Permai yang dibentuk di

Hotel Preangan dengan alamat kesekertariatan di Jalan Kencana 6 Bandung.

Berikut merupakan daftar kepengurusan yang dibentuk tersebut:

Ketua: WH Hoogland.

Wakil : R.A.A.A. Soerianataatmadja;

Sekretaris : R. Soele;

Bendahara : R.Adil Poerwadiredje;

Anggota khusus : R. Oetit Gandasasmita Koesoemah, R. Enoeh, RT

Wiranatakoesoema, R. Roesli, RT Dendadikoesoemoeah, R. Senosastro,

DP. Palar, Drs.Yap Tjwan Bing, Mr. Yap King Tik, Loe Nji Njan, MA.J.

Kelling, Prof. L. vd Pijl, W. de Grooth, Dr. Soeria Soemantri, Djamal Ali,

Page 27: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

67

R. Soeratno Wirjoatmodjo, MO Martakoesoemah, PA Tambajong, Th. A.

Koremans.27

Bandung Permai adalah organisasi yang fokus dalam pengembangan

budaya dan wisata Bandung. Asosiasi ini merupakan kelanjutan dari Bandoeng

Vooruit/Bandung Maju yang dibentuk pada masa Hindia Belanda 17 Februari

1925.

Sejak dahulu, Bandoeng Vooruit melakukan berbagai langkah kongkrit

dalam mempercantik Bandung di antaranya pengerjaan konstruksi jalan menuju

kawah Tangkuban Perahu dan Papandayan, pendirian beberapa sekolah,

penempatan tiang petunjuk jalan di jalanan Bandung, pembuatan kursi di area-

area publik, persiapan pembentukan kebun binatang, pembuatan kolam

pemberdayaan ikan dan akuarium, pembuatan jalan menuju sumber air hangat di

kawah Cikijang (yang kemudian berubah menjadi Resor Baja Mari), serta

beberapa langkah kongktit lainnya. Bandung Vooruit kini menjadi Bandung

Permai, di mana kepengurusannya berada di tangan orang Indonesia. Hal ini

dianggap penting agar orang Indonesia mempunyai ketertarikan dan kepedulian

yang cukup terhadap kotanya.

Keberhasilan tersebut juga karena bantuan beberapa pihak di antaranya

Teknis Hooge Skul, Departemen G 8, Kantor Pertanahan, Dana Pension, Museum

Geologi dan berbagai institusi lain yang dibentuk di Bandung. Selanjutnya banyak

27

De Preangerbode tanggal 24 Juli 1953, Koleksi Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah DIY.

Page 28: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

68

orang yang masuk dari asosiasi ini menyusun berbagai program. Program tersebut

sebagai berikut:

a. Perbaikan dan peningkatan akses menuju Tangkuban Perahu dan

adanya pertimbangan untuk mengelola kawasan tersebut dengan lebih

matang.

b. Pemberian bantuan dan kerjasama organisasi demi kepentingan

Bandung seluruhnya, terutama bagaimana Bandung semakin dikenal

akan panoramanya.

c. Perbaikan jalan menuju kawah Papandayan.

d. Mengemas kawasan Lembang dan Pangalengan agar lebih menarik

minat wisatawan.28

Bandung bukan saja tempat tinggal bagi Yap Tjwan Bing, namun juga

tempat berkegiatan sosial, dan tempat membangun kehidupan ekonomi. Berkutat

di bidang farmasi sudah menjadi kebiasaan Yap sejak awal. Pada tahun 1953, Yap

menjadi apoteker di Apotek Naripan milik Ko Kwoeat Oen – Tamim. Yap adalah

apoteker yang cukup terkenal di Bandung.29

Saat Yap sibuk dengan aktivitasnya

di PNI dan RIS, apotek dan pabrik obat Pastiles Lokomotif di Bandung, diurus

oleh istrinya.

Di tahun 1950, Yap juga ditunjuk oleh Ir. Kosasih, rektor ITB, sebagai

dewan kurator ITB Bandung. Tugasnya antara lain memberikan arah kebijakan

dalam rangka mencapai maksud dan tujuan, serta pengembangan universitas. Yap

28

Ibid. 29

De Preangerbode tanggal 12 Desember 1953, Koleksi Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY.

Page 29: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

69

menjadi satu-satunya warga keturunan Tionghoa yang duduk sebagai dewan

kurator, Yap selalu dimintai keterangan berkenaan dengan mahasiswa WNI

keturunan Tionghoa di ITB. Lewat jemaat gerejanya pula, Yap pernah

menggalang dana untuk membantu perbaikan asrama mahasiswa ITB. Dana

tersebut dikumpulkan melalui pemutaran film The Greatest Story Ever Told di

bioskop Elita Bandung. Hasil dari penjualan karcis diserahkan kepada sekretaris

ITB.30

Meskipun Yap berdarah Tionghoa, ia dipercaya sebagai perwakilan dari

SSKA (Serikat Sekerdja Kereta Api), yang kemudian bernaung di bawah Badan

Penghubung Serikat-Serikat Sekerdja (BPSS). SSKA sendiri kemudian berfusi

dengan Persatuan Beamte Spoor dan Tram (PBST) menjadi Persatuan Buruh

Kereta Api (PBKA).31

C. Kasus Pidana Pretex melawan NV. Cetivo (1951-1952)

Di luar semua aktivitas sosial politik yang dijalaninya, Yap Tjwan Bing

juga menekuni dunia perdagangan. Salah satunya adalah dengan bergabung dalam

perusahaan di Jawa Barat, NV Cetivo (Centrale Textiel In-en Verkoop

Organisatie). Perusahaan ini bergerak di bidang konveksi dan dikenal sebagai

Pusat Perdagangan Tenun Indonesia. Layaknya hubungan dalam dunia

perdagangan, NV Cetivo merupakan mitra dagang dari Pretex (Preanger Textiel

30

Yap Tjwan Bing, Meretas Jalan Kemerdekaan: Otobiografi Seorang

Pejuang Kemerdekaan, (Jakarta: Gramedia, 1988), hlm. 58-59. 31

Surat Kabar Priangan tanggal 29 September 1948, Koleksi Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY.

Page 30: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

70

Bond) atau Gabungan Pabrik-Pabrik Tenun Priangan. Pretex merupakan

perusahaan besar yang mencakupi wilayah Jawa Barat dan Padang (Sumatera

Barat). Cetivo dibuat oleh Pretex sebagai badan yang secara khusus mengurus

pemasaran benang dan penjualan tekstil. Pretex memberikan dana sebesar

Rp590.000,00 serta beberapa alat angkut berupa tiga buah truk kepada Cetivo

sebagai mitra usaha. Pada perkembangannya, Cetivo yang awalnya hanyalah

bagian dari perusahaan Pretex, justru berubah menjadi NV (Naamlooze

Vennootschap) atau PT (Perseroan Terbatas) sehingga tanggungjawab

pemegangnya terbatas sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.

Kemitraan dagang antara dua perusahaan tekstil ini di kemudian hari

berubah saling gugat di pengadilan akibat keteledoran managemen dari NV

Cetivo. Beberapa orang di luar dari pihak Pretex dapat menduduki posisi penting

dalam Cetivo, di antaranya Yap King Tik (ketua), Ir. Koe Tjhee Hie (Sekretaris),

dan Drs.Yap Tjwan Bing (direktur). Orang-orang Pretex yang berada dalam NV

Cetivo menganalisa ada arah bahwa setelah mengalami kemajuan, NV Cetivo

akan menguasai Pretex.32

Pihak Pretex menganggap bahwa pihak NV Cetivo

melakukan penggelapan perusahaan. Gugatan dari Pretex di antaranya :

1. Penggelapan tiga buah truk.

2. Penggelapan arsip (buku, notulen, dan sebagainya).

32

Keng Po tanggal 5 Januari 1952, Koleksi Badan Perpustakaan dan Arsip

Daerah DIY .

Page 31: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

71

3. Penipuan dan penggelapan uang organisasi sebesar Rp590.000,0033

Kasus tersebut terkenal dengan Kasus Pretex - Cetivo. Awalnya Pretex

berusaha menggugat secara perdata pihak NV Cetivo, namun karena negatif,

maka Pretex melakukan gugatan secara kriminal. Gugatan tersebut pun tidak

digubris pihak NV Cetivo sehingga Sie Yong Djioe selaku salah satu petinggi

Pretex melakukan publikasi lewat media massa. Pernyataan di media inilah yang

kemudian justru membuat pihak NV Cetivo bereaksi dan melakukan gugatan

balik ke pihak atas tuduhan pencemaran nama baik. Pihak NV Cetivo yakni Yap

Tjwan Bing (ex Direksi) dan Yap King Tik (Konsultan).

Publikasi di media massa terkait ketidakmaksimalan pihak NV Cetivo

dimulai pada 19 November 1951. Pernyataan awal dari pihak Pretex juga

dianggap kurang tepat dan memunculkan salah paham di pihak NV Cetivo

sehingga pihak Pretex melakukan klarifikasi berita. Sie Yong Djioe mengatakan

bahwa pihak direksi yang dimaksud adalah direksi pada masa jabatan kedua di

antaranya Yap Tjwan Bing, Lim Toeng Hwie dan Mr. Yap King Tik sebagai

konsultan, hingga berlanjut pada direksi ketiga ini di bawah pimpinan Ling Toeng

Hie, Tan Sin Hwie dan Yap King Flip (Konsultan).34

Dari pihak NV Cetivo, gugatan yang dilakukan oleh Yap Tjwan Bing

berdasarkan atas pernyataan di media dari Sie Yong Djioe. Sie Yong Djie dari

Pretex menyatakan bahwa Cetivo akan dilikuidasi (dibubarkan), serta dengan jelas

33

Keng Po tanggal 31 Januari 1952, Pengumuman Terbuka Kasus Pretex

Cetivo yang dikeluarkan oleh Pretex, Koleksi Badan Perpustakaan dan Arsip

Daerah DIY . 34

De Preangerbode tanggal 28 Desember 1951, Koleksi Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY.

Page 32: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

72

menyebut nama-nama direktur dan mantan direktur Cetivo yang sudah tidak

berkedudukan di jajaran direksi. Pretex juga akan menuntut NV Cetivo secara

perdata terkait soal penggelapan. NV Cetivo didirikan sebagai pusat penjualan

benang dan penjualan produksi tekstil, dan sempat berhubungan baik dengan

Pretex yaitu asosiasi produsen tekstil di Jawa Barat.35

Kasus yang berjalan selama kurang lebih 16 bulan tersebut menyita

banyak perhatian kalangan bisnis di Bandung. Bahkan di pengadilan terakhir pada

akhir April 1952, banyak saksi yang dihadirkan. Menanggapi perkara ini, Yong

Sie Djioe menyatakan bahwa dia adalah satu-satunya petinggi yang

bertanggungjawab di Pretex, tanpa melibatkan direksi lain. Yong Sie Djioe juga

mengakui belum mengklarifikasi berita secara total, dan dalam gugatan ini, secara

personal ia tidak ada masalah dengan Yap Tjwan Bing selaku mantan direksi NV

Cetivo. Kasus yang bergulir murni urusan gugatan terhadap managemen NV

Cetivo. Bahkan setelah persidangan selesai, keduanya saling berjabat tangan,

karena di luar masalah managemen ini mereka memiliki hubungan pertemanan

yang baik.36

Meskipun demikian Yap Tjwan Bing melakukan gugatan terhadap Pretex

karena dinilai telah mencemarkan namanya. Yap Tjwan Bing menjabat sebagai

direksi NV Cetivo pada tahun 1949, dan di tahun 1950 ia sudah berhenti. Yap

Tjwan Bing tentu saja heran dengan sikap Yong Sie Djioe. Berdasarkan sikap dari

35

De Preangerbode tanggal 10 Januari 1952, Koleksi Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah DIY. 36

De Preangerbode tanggal 30 April 1952, Koleksi Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah DIY.

Page 33: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

73

hakim sidang, Mr. Astrawinata, Yap Tjwan Bing selaku direksi di tahun 1949,

masih bertanggungjawab terhadap perkara pidana NV Cetivo.37

Sebagai kelanjutan dari kasus yang lama berjalan tersebut, akhirnya

diputuskan oleh hakim dan disetujui oleh kedua pihak bahwa kasus diselesaikan

secara kekeluargaan. NV Cetivo membayarkan uang sejumlah Rp50.000,00 dan

tiga truk (yang saat sidang ditahan polisi). Di samping hal tersebut, beberapa

direksi dan komisaris dari NV Cetivo, selaku anggota Pretex, termasuk Yap

Tjwan Bing, diminta untuk keluar dari Cetivo. Untuk direksi yang lain masih

harus bertanggungjawab terhadap gugatan pidana dari Pretex. Meskipun disini

pihak Pretex mengalami kerugian, karena saham sebesar Rp590.000,00 tidak

dapat diambil bunganya, keputusan tersebut dianggap paling baik untuk disetujui.

38

Kasus pidana Pretex melawan Cetivo ini cukup menarik perhatian bagi

masyarakat luas di Bandung. Banyak yang meramalkan bahwa bila Cetivo

membayar gugatan Pretex, sudah tentu Cetivo akan mengalami kebangkrutan atau

gulung tikar. Jika Cetivo melakukan kompromi dengan Pretex, berarti Cetivo

mengakui tuduhan-tuduhan dari Pretex yang didasarkan atas penggelapan

sehingga nama Cetivo menjadi rusak dalam dunia perdagangan.39

37

Keng Po tanggal 31 Januari 1952, Pengumuman Terbuka Kasus Pretex

Cetivo yang dikeluarkan oleh Pretex, Koleksi Badan Perpustakaan dan Arsip

Daerah DIY . 38

De Preangerbode tanggal 15 Mei 1952, Koleksi Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah DIY. 39 Keng Po tanggal 5 Januari 1952, Koleksi Badan Perpustakaan dan Arsip

Daerah DIY .

Page 34: BAB III AKTIVITAS SOSIAL POLITIK YAP TJWAN BING TAHUN … · 2. Aktivitas Yap Tjwan Bing di Yogyakarta Pada Masa Revolusi Fisik Pada tahun 1946, bersamaan dengan masa revolusi demi

74

D. Yap dan Aktivitasnya dalam Bidang Farmasi

Meski disibukkan dengan kegiatan politik dan sosial, Yap tak lantas

meninggalkan dunia farmasi yang menjadi fokus pendidikannya dulu. Yap

dibantu sang istri menjalankan bisnis apotek di Bandung. Di Bandung pula, Yap

mendirikan pabrik pastilles, Pabrik Pastilles Sehat dan Lokomotif. Pabrik ini

membuat permen kesehatan/obat pastilles untuk sakit kepala dan flu.

Salah satu koresponden surat kabar lokal di Bandung pernah mengalami

migren kronis. Dia kemudian minum obat tersebut dan beberapa pastiles untuk

seraknya dan langsung sembuh. Hal inilah yang menjadi salah satu iklan promosi

keampuhan obat buatan Yap Tjwan Bing di surat kabar.40

Sebagai apoteker, Yap juga sempat mengemukakan pendapatnya dalam

diskusi terbuka yang membahas penyusunan rancangan hukum tentang

operasional apotek dan apotek darurat. Yap berpendapat bahwa kepengurusan

apotek harus dipegang oleh ahlinya. Yap juga menekankan bahwa kebutuhan obat

dalam negeri harus didukung dengan keberadaan obat dalam negeri agar tidak

bergantung kepada negara luar. Yap juga meminta kepada pemerintah untuk

membuat batas waktu untuk Asisten Apoteker yang mengurusi apotek. Di lain

pihak pemerintah juga harus mendahulukan mereka yang berekonomi lemah dan

pribumi.41

40

De Preangerbode tanggal 27 Maret 1956, Koleksi Perpustakaan dan

Arsip Daerah DIY. 41

Java Bode tanggal 21 Januari 1953, Koleksi Badan Perpustakaan dan

Arsip Daerah DIY.