BAB III

22
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kota Semarang Sumber: www.semarangkota.go.id BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 TINJAUAN UMUM KOTA SEMARANG 3.1.1 Kondisi Geografis Kota Semarang Wilayah Kota Semarang terdiri dari 16 wilayah kecamatan dan 177 kelurahan. Terdiri atas dataran rendah di bagian Utara yang dikenal dengan Semarang Bawah dan daerah perbukitan di bagian Selatan yang dikenal dengan Semarang Atas. Ruang lingkup makro rencana ini adalah Kotamadya Semarang yang terletak pada posisi 6 50" – 7 10" Lintang Selatan dan 109 50" – 110 35" Bujur Timur. Luas wilayah Kota Semarang adalah 37.360,947 Ha dengan batas-batas administratif sebagai berikut : Sebelah Utara :Berbatasan dengan Laut Jawa Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Kabupaten Semarang Sebelah Barat :Berbatasan dengan Kabupaten Kendal Sebelah Timur :Berbatasan dengan Kabupaten Demak Sebelah Tenggara :Berbatasan dengan Kabupaten Grobogan Keadaan topografi Kota Semarang dapat dibedakan menjadi dua wilayah yaitu : 1. Wilayah utara merupakan dataran rendah dengan pantai menghadap Laut Jawa. 2. Wilayah selatan merupakan perbukitan dengan ketinggian 9 – 27 meter di atas permukaan laut. 3.1.2 Tata Guna lahan Penduduk Kota Semarang tersebar di 16 kecamatan, yaitu Kecamatan Semarang Tengah,Semarang Timur, Semarang Selatan, Gajahmungkur, Caridisari, Semarang Barat, Semarang Utara, Genuk, Gayamsan, Pedurungan, Tembalang, Banyumanik, Gunungpati, Tembalang, Ngaliyan, dan Kecamatan Tugu. Selain terbagi dalam 16 kecamatan, Kota Semarang terbagi menjadi lima Wilayah Pengembangan dan sepuluh BWK (Bagian Wilayah Kota). 3.1.3 Tata Bangunan Kota Untuk menjaga keserasian pembangunan fisik di Kota Semarang, telah ditetapkan Kebijakan Pengembangan Tata Ruang sebagai benkut: a. Memantapkan fungsi kota Semarang sebagai kota jasa dan perdagangan. b. Memprioritaskan arah pengembangan kota ke arah timur, barat, selatan. c. Melestarikan furigsi dan keserasian lingkungan hidup di dalam penataan ruang dengan mengoptimalkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. d. Mengembangkan sistem prasarana dan sarana kota yang benntegrasi dengan sistem regional, nasional, dan internasional. 3.1.4 Kondisi dan Kebijaksanaan Tata Ruang BWK III Semarang Wilayah BWK III sebagaimana dimaksud meliputi: a. Kecamatan Semarang Utara : 1.135,275 Ha. b. Kecamatan Semarang Barat : 2..386,473 Ha. Batas-batas wilayah adalah : a. Sebelah Selatan : Kecamatan Semarang Tengah, Kecamatan Gajah Mungkur, Kecamatan Semarang Selatan dan Kecamatan Ngaliyan. b. Sebelah Timur : Kecamatan Semarang Timur dan Kecamatan Genuk. c. Sebelah Utara : Laut Jawa. d. Sebelah Barat : Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Tugu. PERANCANGAN PERMUKIMAN 1 | 14

description

bb

Transcript of BAB III

Page 1: BAB III

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kota SemarangSumber: www.semarangkota.go.id Gambar 3.2 Peta Perencanaan BWK Kota Semarang

Sumber: www.semarangkota.go.id

BAB IIIDATA DAN ANALISA

3.1 TINJAUAN UMUM KOTA SEMARANG

3.1.1 Kondisi Geografis Kota Semarang

Wilayah Kota Semarang terdiri dari 16 wilayah kecamatan dan 177 kelurahan. Terdiri atas dataran rendah di bagian Utara yang dikenal dengan Semarang Bawah dan daerah perbukitan di bagian Selatan yang dikenal dengan Semarang Atas.

Ruang lingkup makro rencana ini adalah Kotamadya Semarang yang terletak pada posisi 6 50" – 7 10" Lintang Selatan dan 109 50" – 110 35" Bujur Timur. Luas wilayah Kota Semarang adalah 37.360,947 Ha dengan batas-batas administratif sebagai berikut :

Sebelah Utara :Berbatasan dengan Laut Jawa

Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Kabupaten Semarang

Sebelah Barat :Berbatasan dengan Kabupaten Kendal

Sebelah Timur :Berbatasan dengan Kabupaten Demak

Sebelah Tenggara :Berbatasan dengan Kabupaten Grobogan

Keadaan topografi Kota Semarang dapat dibedakan menjadi dua wilayah yaitu :

1. Wilayah utara merupakan dataran rendah dengan pantai menghadap Laut Jawa.

2. Wilayah selatan merupakan perbukitan dengan ketinggian 9 – 27 meter di atas permukaan laut.

3.1.2 Tata Guna lahanPenduduk Kota Semarang tersebar di 16 kecamatan, yaitu Kecamatan

Semarang Tengah,Semarang Timur, Semarang Selatan, Gajahmungkur, Caridisari, Semarang Barat, Semarang Utara, Genuk, Gayamsan, Pedurungan, Tembalang, Banyumanik, Gunungpati, Tembalang, Ngaliyan, dan Kecamatan

Tugu. Selain terbagi dalam 16 kecamatan, Kota Semarang terbagi menjadi lima Wilayah Pengembangan dan sepuluh BWK (Bagian Wilayah Kota).

3.1.3 Tata Bangunan Kota

Untuk menjaga keserasian pembangunan fisik di Kota Semarang, telah ditetapkan Kebijakan Pengembangan Tata Ruang sebagai benkut:

a. Memantapkan fungsi kota Semarang sebagai kota jasa dan perdagangan.b. Memprioritaskan arah pengembangan kota ke arah timur, barat, selatan.c. Melestarikan furigsi dan keserasian lingkungan hidup di dalam penataan ruang

dengan mengoptimalkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.d. Mengembangkan sistem prasarana dan sarana kota yang benntegrasi dengan

sistem regional, nasional, dan internasional.

3.1.4 Kondisi dan Kebijaksanaan Tata Ruang BWK III Semarang

Wilayah BWK III sebagaimana dimaksud meliputi:

a. Kecamatan Semarang Utara : 1.135,275 Ha.b. Kecamatan Semarang Barat : 2..386,473 Ha.

Batas-batas wilayah adalah :a. Sebelah Selatan : Kecamatan Semarang Tengah, Kecamatan Gajah Mungkur,

Kecamatan Semarang Selatan dan Kecamatan Ngaliyan.b. Sebelah Timur : Kecamatan Semarang Timur dan Kecamatan Genuk.c. Sebelah Utara : Laut Jawa.d. Sebelah Barat : Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Tugu.

Wilayah Perencanaan BWK III mencakup Kecamatan Semarang Utara yang mencakup 9 kelurahan dan Semarang Barat yang mencakup 16 kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan 3.521,748 Ha, yaitu:

a. Kecamatan Semarang Utara, meliputi :

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 14

Page 2: BAB III

1. Kelurahan Bandarharjo dengan luas 342,675 ha;

2. Kelurahan Bulu Lor dengan luas 68,676 ha;

3. Kelurahan Plombokan dengan luas 34,900 ha;

4. Kelurahan Purwosari dengan luas 48,049 ha;

5. Kelurahan Kuningan dengan luas 41,510 ha;

6. Kelurahan Panggung Lor dengan luas 123,470 ha;

7. Kelurahan Panggung Kidul dengan luas 68,963 ha;

8. Kelurahan Tanjung Mas dengan luas 323,782 ha;

9. Kelurahan Dadapsari dengan luas 83,250 ha.

b. Kecamatan Semarang Barat, meliputi :

1. Kelurahan Tambakharjo dengan luas 373,045 ha;

2. Kelurahan Salaman Mloyo dengan luas 25,040 ha;

3. Kelurahan Bongsari dengan luas 74,521 ha;

4. Kelurahan Tawangsari dengan luas 209,211 ha;

5. Kelurahan Tawangmas dengan luas 249,436 ha;

6. Kelurahan Ngemplak Simongan dengan luas 84,370 ha;

7. Kelurahan Manyaran dengan luas 124,071 ha;

8. Kelurahan Krapyak dengan luas 220,427 ha;

9. Kelurahan Kalibanteng Kulon dengan luas 329,080 ha;

10.Kelurahan Kalibanteng Kidul dengan luas 93,151 ha;

11.Kelurahan Gisikdrono dengan luas 157,099 ha;

12.Kelurahan Bojong Salaman dengan luas 57,665 ha;

13.Kelurahan Cabean dengan luas 67,684 ha;

14.Kelurahan Karangayu dengan luas 66,108 ha;

15.Kelurahan Krobokan dengan luas 87,149 ha;

16.Kelurahan Kembangarum dengan luas 168,416 ha.

3.2 TINJAUAN UMUM KELURAHAN KUNINGAN

3.2.1 Kondisi Geografis Kelurahan KuninganKelurahan Kuningan terletak di pesisir pantai kecamatan Semarang Utara, Pemerintah Kota Semarang, Provinsi Jawa TengahBatas-batas wilayah :a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Bandarharjob. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Bandarharjo.c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Dadapsari dan Kelurahan

Purwosari.d. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Panagung Lor.

Kelurahan Kuningan

a. Kelurahan Kuningan dengan jumlah penduduk + 20,247 jiwa dan kepadatan + 488 jiwa/ ha.

b. Tata guna lahan Kelurahan Kuningan1. Permukiman 27,565 ha2. Perdagangan dan Jasa 1,660 ha3. Perkantoran 0,113 ha4. Pendidikan 4,327 ha5. Kesehatan 0,691 ha6. Peribadatan 0,083 ha7. Olahraga dan Rekreasi 1,177 ha8. Pelayanan Umum 0,206 ha9. Retarding Basin (Tempat Penampungan Air) 1,245 ha

c. Jaringan air bersih pada kelurahan kuningan1. Jaringan air bersih sekunder diletakkan di Jl.Hasanudin (KS7 dan KS9);2. Jaringan tersier diletakkan Jl.Inspeksi Kali Semarang (LS24) dan jalan-jalan

lingkungan yang menuju permukiman.d. Jaringan telepon Primer dan sekunder

Jaringan telpon terdapat di Jl. Hasanudin (KS10) dan Jl.Imam Bonjol (AS6), Jl.Peres (LS23) dan Jl.Petek (LS26)

e. Saluran Udara Tegangan Menengah melalui Jl. Hasanudin (KS9).f. Saluran drainase Kelurahan Kuningan

1. Saluran drainase Primer ditetapkan melalui kali Semarang;2. Saluran Sekunder ditetapkan melalui Jl. Hasanudin (KS9 dan KS10)-Jl. Kakap;3. Saluran Tersier ditetapkan melalui saluran-saluran drainase di tiap lingkungan pemukiman.

g. Tempat Pembuangan Sampah Sementara Kelurahan Kuningan : 1. Jl.Kali Asin2. Jl. Kesehatan

Peta kelurahan kuningan

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 15

Page 3: BAB III

Gambar 3.3 Peta Kelurahan KuninganSumber: data monografi kelurahan

Gambar 3.4 Diagram KependudukanSumber: data monografi kelurahan

Gambar 3.5 Diagram KewarganegaraanSumber: data monografi kelurahan

U

3.3 DATA KELURAHAN KUNINGAN3.3.1 Kependudukan

- Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

no

jenis kelamin

jumlah

1 laki-laki 6791

2perempuan 6936

Dari data diketahui bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki hampir sama dengan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan. Hanya berbeda satu persen.

- Jumlah Penduduk berdasarkan kewarganegaraan

no

status kependudukan

jumlah

1 WNI laki-laki 13710

2 WNI perempuan 6780

3 WNA laki-laki 11

4 WNA perempuan 6

67%

33%0% 0%

Kewarganegaraan

WNI laki-lakiWNI perempuanWNA laki-lakiWNA perempuan

Berdasarkan Data Monografi Kelurahan menunjukkan bahwa pada Kelurahan Kuningan terdapat warga Negara asing yang bermukim pada kelurahan ini dengan alas an pekerjaan

- Jumlah penduduk berdasarkan Agama

no agamajumlah

1 islam 10530

2 katholik 1011

3 protestan 1102

4 hindu 740

5 budha 344

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 16

laki-laki49%

perempuan51%

Jenis Kelamin

Page 4: BAB III

Gambar 3.7 Diagram UsiaSumber: data monografi kelurahan

Gambar 3.6 Diagram AgamaSumber: data monografi kelurahan

Grafik yang menunjukkan jumlah penduduk berdasarkan agama menunjukkan mayoritas masyarakat di kelurahan kuningan beragama Islam dan agama Budha berada di posisi terendah. Namun secara keseluruhan, penyebaran agama pada kelurahan kuningan sudah merata dengan ditandai tersedianya fasilitas rumah ibadah di kelurahan ini

- Jumlah penduduk berdasarkan usia

no usia jumlah

1 0   4 203

2 5   9 883

3 10   14 1177

4 15   19 1187

5 20   24 1142

6 25   29 1139

7 30   34 1240

8 35   39 1156

9 40   44 1114

10 45   49 1015

11 50   54 979

12 55   59 877

13 60   64 813

14 65   69 802

11%

26%

39%

49%

58%

68%

79%

88%9

8%

107%

117%

126%

136%

146%

Usia

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa penduduk dengan usia produktif mendominasi pada kelurahan kuningan. Sehingga penduduk dengan usia produktif dapat terus mengembangkan usaha mereka untuk mendapatkan penghiduan yang lebih layak.

- Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan

nomata pencaharian

jumlah

1 nelayan 46

2 pengusaha 1862

3 pengrajin 10

4 buruh industri 20

5 buruh bangunan 392

6 pedagang 1652

7 pengangkutan 15

8 PNS 114

9 ABRI 30

10 pensiunan 112

11 peternak 10

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 17

islam77%

katholik7%

protestan8%

hindu5%

budha3%

Agama

Page 5: BAB III

Gambar 3.9 Diagram Tempat IbadahSumber: data monografi kelurahan

Gambar 3.8 Diagram PekerjaanSumber: data monografi kelurahan

Gambar 3.10 Diagram Bangunan PendidikanSumber: data monografi kelurahan

nelayan1%

pengusaha44%

pengrajin0%

buruh industri0%

buruh bangunan9%

pedagang39%

pengangku-tan0%

PNS3%

ABRI1%

pensiunan3%

peternak0%

Pekerjaan

Pengusaha pada kelurahan kuningan menempati tingkat tertinggi disusul dengan pedagang. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kesadaran akan berwiraswasta pada penduduk di kelurahan kuningan sangat tinggi.

3.3.2 Sarana dan fasilitasBeberapa sarana dan fasilitas yang ada antara lain :

1. Bangunan peribadatan

nobangunan peribadatan

jumlah

1 masjid 8

2 mushola 11

3 kuil / pura 1

4 klenteng 2

masjid36%

mushola50%

kuil / pura5%

klenteng9%

Tempat Ibadah

Dapat dikatakan mushola mendominasi pada sarana peribadatan pada kelurahan ini. Dikarenakan selain mayoritas penduduk beragama muslim juga secara kapasitas mushola lebih kecil dari pada masjid sehingga lebih banyak ditemukan mushola daripada masjid. Namun tidak tersedianya fasilitas bangunan gereja bagi pemeluk agama katolik dan Kristen.

2. Bangunan pendidikan

no sarana pendidikangedung guru murid

1 TK 5 19 455

2 SD 7 80 1713

3 SMP 1 20 178

4 SMA 0 0 0

TK SD SMP SMA

0200400600800

10001200140016001800

Bangunan pendidikan

gedunggurumurid

Menurut data pada kelurahan, penyediaan fasilitas pendidikan pada kelurahan kuningan masih kurang memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan. Hal tersebut berdampak negative dengan kesulitannya masyarakat harus keluar dari lingkup kelurahan kuningan untuk mendapatkan fasilitas bangunan pendidikan yang sedikit lebih jauh jaraknya.

3. Bangunan pendidikan khusus

nosarana pendidikan khusus

gedung guru murid

1 pondok pesantren 0 0 0

2 madrasah 0 0 0

3 SLB 0 0 0

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 18

Page 6: BAB III

Gambar 3.12 Diagram sarana prasarana ekonomiSumber: data monografi kelurahan

Sumber: data monografi kelurahan

Gambar 3.11 Diagram Bangunan Pendidikan KhususSumber: data monografi kelurahan

4 non formal 1 2 8

pondok pesantren madrasah

SLBnon formal

012345678

bangunan pendidikan khusus

gedung guru murid

Penyediaan fasilitas bangunan pendidikan khusus masih sangat kurang dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pendidikan. Yang secara langsung akan mempengaruhi tingkat kecerdasan masyarakat dan berdampak dengan perkembangan ekonomi masyarakat

4. Sarana prasarana ekonomi

no sarana perekonomianjumlah

1 koperasi 3

2 pasar 3

3 warung 52

4 bank 2

5% 5%

87%

3%

Prasarana Ekonomikoperasi pasar warung bank

Karena sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai wiraswasta maka tidak heran bahwa prasarana ekonomi pada kelurahan kuningan cukup tinggi. Dan difasilitasi pemerintah dengan pembangunan bangunan prasarana ekonomi yang membantu masyarakat untuk lebih berani mengembangkan usahanya.

5. Media social masyarakat

no organisasi sosialjumlah

1 partai politik 8

2 lomosaris partai 8

3organisasi agama islam 1

4organisasi agama kristen 1

5organisasi agama katolik 1

6 organisasi agama lain 3

7 organisasi media masa 1

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 19

Page 7: BAB III

Gambar 3.13 Diagram media sosialSumber: data monografi kelurahan

Sumber: data monografi kelurahan

Gambar 3.14 Diagram perusahaanlSumber: data monografi kelurahan

partai politik35%

lomosaris partai35%

organisasi agama islam

4%

organisasi agama kristen

4%

organisasi agama katolik

4%

organisasi agama lain

13%organisasi media masa

4%

media sosial

Tingkat kesadaran masyarakat khususnya masyarakt berusia produktif cukup tinggi akan organisasi social pada kelurahan kuningan.

6. Perusahaan / usaha

no perusahaan/usahajumlah

1 industri 14

2 restoran 11

3 perdagangan 11

4 angkutan 15

5 lain-lain 50

14%

11%

11%

15%

50%

perusahaanindustri restoran perdagangan angkutan lain-lain

Bangunan perusahaan/usaha pada kelurahan kuningan cukup tinggi karena sebagian besar masyarakat berusia produktif bekerja sebagai wiraswasta

3.3.3 Kondisi Alam- Klimatologi

Menurut data monografi kelurahan, menyebutkan bahwa suhu maksimum pada kelurahan kuningan ialah 330C dan suhu minimum ketika musim hujan ialah 200C.Data mengenai curah hujan :a. Curah hujan dengan hari terbanyak ialah 160 harib. Banyaknya curah hujan 2100mm/thn

- TopografiTopografi kelurahan kuningan cukup datar tanpa kontur dengan letak dipesisir pantai semarang utara. Namun bentuk wilayah datar sampai berombak 30%. Dengan luas wilayah sampai 41510ha.

- Air permukaanDapat dikatakan air permukaan

3.3.4 Kondisi Rumah

Keluarahan Kuningan masih sering mengalami ROB yang menyebabkan banyak rumah yang ditinggikan dengan alasan ROB dan banyak rumah yang masih sama dengan kondisi awal sehingga selalu terkena ROB. Ketinggian ROB tidak menentu tergantu waktu pasang surut air laut dengan rata-rata ketinggian semata kaki hingga 60cm.

3.3.5 Sarana- Fasilitas pendidikan

no sarana pendidikangedung guru murid

1 TK 5 19 455

2 SD 7 80 1713

3 SMP 1 20 178

4 SMA 0 0 0

Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kelurahan Kuningan tersebut masih kurang dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan bangunan pendidikan.

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 20

Page 8: BAB III

no Bangunan pendidikan

foto

1 SD Theresiana

2 SD negeri

- Fasilitas ibadahPenyediaan fasilitas bangunan peribadatan sangat berhubungan antara jumlah pemeluk suatu agama dengan jumlah bangunan peribadatan. Menurut data kelurahan kuningan mayoritas beragama muslim dan paling minoritas beragama budha

no agamajumlah

1 islam 10530

2 katholik 1011

3 protestan 1102

4 hindu 740

5 budha 344

nobangunan peribadatan

jumlah

1 masjid 8

2 mushola 11

3 kuil / pura 1

4 klenteng 2

no Bangunan ibadah

foto

1 masjid

2 kuil

- Fasilitas keamanan

- Fasilitas kesejahteraan

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 21

Page 9: BAB III

- Fasilitas pemakaman umum

3.3.6 Prasarana- Jaringan jalan

Penyebaran jaringan jalan yang telah memenuhi standar masih belum merata. Masih banyak jalan pada kelurahan kuningan hanya paving blok, berdimensi tidak sesuai dengan peraturan pemerintah kota. Bahkan ada pula hanya tanah yang me

Jalan sirkulasi

Karena kelurahan kuningan dan kurang lebih 4 RW ini tergolong sebagai permukiman kumuh, hanya terdapat dua jenis jalan pada kelurahan kuningan RW 4 ini yaitu berpaving dan berplester.Jalan berpaving terletak hampir mencakup 80 % dari keseluruhan jalan di kelurahan kuningan ini. 20 % nya adalah jalan berpasir/belum aspal.

- Jaringan listrikSecara keseluruhan pemenuhan jaringan listrik pada kelurahan kuningan telah memenuhi kebutuhan masyarakat akan jaringan listrik. Dan alur distribusi yang baik membantu warga beraktifitas dengan normal

No. Foto Keterangan

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 22

Page 10: BAB III

Gambar 3.15 SIRKULASI JARINGAN LISTRIK

Gambar 3.16 SIRKULASI JARINGAN AIR

Gambar 3.16 SIRKULASI JARINGAN AIR

Listrik PLN

Trafo Step Down

SDPP

SDP

SDP

SDP

MDP

MDP

MDP

MDP

PTDR 1 PDTR 2

PDTR 3

PDTR 4

Capasitor 1

Capasitor 2

Capasitor 3

Capasitor 4

Ground Tank

Menara Air

PDAM

Pompa

Meteran

Sumur Artesis PompaWater Treatment

Sumur Galian

Sendang

Distribusi

Distribusi

Distribusi

Pemakaian Langsung

1 Sebagai sarana pendistribusian listrik pada pemukiman setelah dari panel distribusi tegangan rendah. Main distribution ini memiliki dimensi 40 x 50 cm. Terletak di jaringan jalan kolektor sekunder

Sub Distribution Panel diletakkan pada setiap district tiap kawasan. Pada SDO terdapat panel-panel kontol dan saklar lampu lingkungan yang dihidupkan dengan system manual.

2

Gardu listrik mempunyai dimensi tinggi 10m dan biasanya ditempatkan pada daerah milik jalan yang berada di luar trotoar atau pada daerah hijau.

Tiang listrik PABX Sebagai sarana pendistribusian listrik pada pemukiman setelah dari panel distribusi tegangan rendah. Main distribution ini memiliki dimensi 40 x 50 cm. Terletak di jaringan jalan kolektor sekunder

- Jaringan air bersih

Permukiman di kelurahan kuningan memiliki 4 jenis sumber jaringan air bersih yaitu:

PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Sumur galian Sumur artesis, dan Sendang

Dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akan :

Kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan service atau perawatan taman

Sedangkan sendang, digunakan warga sekitarnya untuk mencuci kendaraan berupa angkot, kendaraan pribadi dan sebagainya.

- Jaringan air kotor

Kelurahan Kuningan secara umum memiliki sistem penyaluran drainase dan air kotor yang terbagi menjadi 2 yaitu:

Sistem pembuangan ke jaringan dengan pengelolaan individual Sistem pembuangan ke jaringan dengan sistem lingkungan

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 23

Page 11: BAB III

Gambar 3.17 SIRKULASI JARINGAN LIMBAH

Saluran Drainase TersierLimbah Cair

Limbah Padat

Limbah

Air Hujan

PeresapanSeptiktank

Saluran Drainase Sekunder

Talang Air

Saluran Drainase Primer

Untuk sistem pengelolaan individual, masyarakat menggunakan sungai yang terletak di depan rumah mereka untuk sarana pembuangan tinja / limbah rumah tangga. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.Untuk sistem lingkungan, di kelurahan kuningan RW 4 ini menggunakan parit untuk menyalurkan pembuangan limbah rumah tangga mereka. Namun banyak parit-parit yang tersumbat akibat sampah yang berserakan.

- Jaringan sampahKawasan pemukiman kumuh ini masih menggunakan sistem pembuangan sampah konvensional dan terkadang menyebabkan pencemaran lingkungan. Sistem pembuangan sampah pada permukiman ini tergantung pada masing masing kepala keluarga / sistem pembuangan individu. Setelah sampah rumah tangga terkumpul mereka membuangnya ke sungai yang terletak tidak jauh dari rumah mereka. Tetapi ada pula warga yang rajin membuang sampah pada tempat sampah untuk kemudian dibawa oleh tukang sampah dengan menggunakan gerobak . Tidak adanya sistem pembuangan sampah yang tertata pada pemukiman ini. Ini salah satu penyebab pemukiman ini tergolong sebagai permukiman kumuh.

- Jaringan penerangan umum

Kelurahan kuningan ini menggunakan penerangan jalan yang kurang memadai, mereka menggunakan penerangan jalan yang tergolong minim. Lampu yang sudah tidak bisa menyala pun terkadang tidak diganti dengan yang baru. Jumlah lampu penerangan jalan yang masih sedikit membuat permukiman ini terlihat gelap ketika malam datang

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 24

Page 12: BAB III

3.4 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN ANALISA1. Saluran pembuangan (saluran drainase) tergenang/tidak lancar.

No. Foto Keterangan

1. Saluran pembuangan seperti got dan parit tidak mengalir dengan lancar karena timbunan sampah dan limbah rumah tangga lain. Menimbulkan aroma menyengat bagi lingkungan dan wilayah di sekitar lingkungan dan memperbesar kemungkinan penyebaran penyakit.

2. Pembuangannya yang langsung dibuang melalui saluran yang berada dekat dengan permukiman warga mengakibatkan timbulnya lingkungan yang kurang sehat dan banyak sekali penyakit yang dapat tumbuh seiring dekatnya saluran pembuangan dengan permukiman warga juga tidak tertutupnya saluran pembuangan tersebut

3. Penyakit social masyarakat yakni membuang sampah pada sungai sehingga sungai menjadi berwarna hitam, penuh sampah dan beraroma tidak sedap bagi kesehatan masyarakat

4. Sungai yang memisahkan antara Kelurahan Kuningan dengan Kelurahan Bandarharjo menjadi sangat tidak sehat dan tidak layak huni oleh masyarakat

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 25

Page 13: BAB III

2. Kurangnya Ketersediaan MCK dan air bersih pada pemukiman kumuh

No. Foto Keterangan

1. Dengan minim nya sarana MCK dan sanitasi membuat warga berinisiatif untuk membuat MCK sendiri untuk memenuhi kebutuhannya,

2. MCK yang tidak permanen menyebabkan masalah pembuangan dari hasil limbahnya terbuang disaluran yang berada di dekat permukiman warga yang juga menimbulkan kondisi permukiman yang tidak sehat.

3. Penggunaan lahan umum untuk dijadikan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan MCK juga sering menimbulkan masalah antar masyarakat mengenai kepemilikan lahan.

4. MCK permanen yang memudahkan warga. Namun jumlahnya yang terbatas masih perlu diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan MCK.

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 26

Page 14: BAB III

Masalah air bersih

No. Foto Keterangan

1. Permasalahan untuk memperoleh air yang layak untuk proses kehidupan juga menjadi masalah mayor di area ini,karena topografi serta letaknya yang jauh dari mata air juga menyebabkan susahnya memperoleh air yang bersih.

2 Air yang selama ini mereka peroleh dari sumur resapan kurang begitu higienis untuk dikonsumsi,dilihat dari lingkungan yang ada menjadikan air yang dikonsumsi juga terjangkit berbagai kuman yang dihasilkan dari kurang sehatnya lingkungan tersebut.

3. Kurang tersedianya air bersih semakin meyulitkan warga dalam memenuhi kebutuhan akan MCK yang layak.

4. Tandon air yang kurang memadai.

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 27

Page 15: BAB III

3. Sarana dan Prasarana Jalan yang kurang memadai

No. Foto Keterangan

1. Jalanan yang menjadi media penghubung suatu tempat ke tempat lain sangat tidak layak di daerah Kuningan ini, beberapa jalan memiliki lebar yang sangat sempit bahkan tidak bisa dilewati kendaraan bermotor, juga ketika berjalan kaki dan kemudian berpapasan dengan orang lain menjadi kurang nyaman.

2. Polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor langsung dihirup oleh warga tersebut karena jarak rumah dengan jalan sangat berdekatan.

3. Hanya berupa paving blok, dengan kelebihan mampu menyerap air hujan

4. Rusaknya media jalan yang sekarang bercampur dengan tanah, apalagi saat hujan akan menyebabkan kondisi jalan yang tambah parah karena kondisinya yang becek.

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 28

Page 16: BAB III

4. Permasalahan ROB, Banjir dan penurunan permukaan tanah

No Foto Keterangan

1 Kondisi rumah turun dari jalan dan tinggi lantai rumah sampai ke plafon tidak sampai 2 meter.

2 Pada area Kuningan ini masalah ROB dan banjir seringkali muncul seringkali tidak hal ini tergantung dari kondisi tanah yang ada yang seringkali terjadi penurunan dan jumlah air yang berlebih yang ada didepan sungai, namun permasalahan lain juga dari seringnya warga membuang sampah pada saluran pembuangan yang menajdikan banjir juga ROB.

3 Memang penanganan dari warga sekitar membuat tanggul agar supaya air tidak masuk ke jalan,namun dinding yang ada diyakini kurang begitu kokoh untuk menangani banjir dan ROB yang tiap tahun ada.

4 Penurunan tanah yang terjadi di Kelurahan Kuningan mencapai 10 cm per tahun.

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 29

Page 17: BAB III

5. Masalah prasarana penerangan jalan

Pada kampung Kuningan ini permasalahan penerangan juga dapat diajdikan alasan untuk objek penelitian,dengan terbatasnya penerangan pada malam hari tentu menjadikan permukiman ini menjadi gelap, hal ini juga dikeluhkan warga sekitar tentang kondisi ini,tentu listrik yang mereka dapat hanya bisa memenuhi untuk kebutuhan mereka sendiri,hal ini seharusnya menjadi tanggapan pemerintah untuk diselesaikan.

6. Permasalahan kandang ternak yang terlalu dekat dengan rumah tinggal.Tentu dapat dilihat dari gambar bahwa maksud dari para penghuni untuk menaruh kandang ayamnya didepan atau didekat rumah agar mengefisienkan tempat dan agar ternaknya juga dapat diawasi Tentu hal ini bukanlah sesuatu yang elok untuk dilihat juga tidak bagus untuk kesehatan penghuni itu sendiri,para ternak yang kebanyakan berjenis ayam sering membuang kotorannya disembarang tempat dan hal ini tidak mungkin disalahakan,jika demikina jika kotoran tersebut dibiarkan menjadi barang biasa tentu akan merusak lingkungan yang sudah terlanjur tidak sehat ditambah dengan kotoran ayam yang tentu saja menambah kerusakan lingkungan tersebut.

7. Minimnya ruang terbuka hijau yang justru membuat kesan kumuh pada lingkungan.

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 30

Page 18: BAB III

3.5 KESIMPULAN IDENTIFIKASI MASALAHSetelah melakukan identifikasi masalah tentang permukiman di Kelurahan Kuningan RW 04 maka ditemukan beberapa masalah yang dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut :1. Saluran pembuangan (saluran drainase) tergenang/tidak lancar, apalagi satelah terjadi hujan sehingga menyebabkan bau yang tidak sedap dan pemandangan yang kurang menarik.2. Kurangnya ketersediaan MCK yang memadai dan ketersediaan air bersih.3. Sarana dan Prasarana jalan yang kurang memadai, bahkan ada beberapa jalan yang sangat sempit yang tidak dapat dilalui sepeda motor.4. Permasalahan ROB, Banjir dan penurunan permukaan tanah, terjadi rob saat sore hari (saat air laut pasang) dan terjadi banjir setelah hujan. Penurunan tanah yang terjadi mencpai 10 cm

per tahun. Selain itu, kondisi rumah turun dari jalan dan tinggi lantai rumah sampai ke plafon tidak sampai 2 meter.5. Sarana penerangan lampu jalan yang kurang sehingga gelap saat malam hari.6. Permasalahan kandang ternak yang terlalu dekat dengan rumah tinggal serta penempatannya yang terkesan berantakan menyebabkan pemandangan yang kurang menarik dan

menimbulkan kotoran.7. Minimnya ruang terbuka hijau yang justru membuat kesan kumuh pada lingkungan.

P E R A N C A N G A N P E R M U K I M A N 1 | 31