BAB II.doc

download BAB II.doc

of 9

Transcript of BAB II.doc

BAB IISANITASI HYGIENE LAPANGAN PADA DAERAH BENCANA2.1 Pengertian Sanitasi Hygiene Lapangan daerah Bencana.Sanitasi.Berikut ini pengertian sanitasi dari berbagai sumber, antara lain:

a. Sanitasi secara umum merujuk kepada perlengkapan fasilitas dan pelayanan untuk pembuangan urin dan feses yang aman (WHO, 2015).

b. Sanitasi merupakan ide yang menyeluruh untuk membungkus segalanya mulai dari pengumpulan air atau makanan yang aman, pembuangan zat sisa metabolisme manusia yang tepat, sampai ke manajemen sampah-sampah.c. Sanitasi adalah sebuah sistem yang mempromosikan pembuangan zat sisa metabolisme manusia dan hewan melalui sistem yang tepat dan sesuai, kesesesuaian penggunaan toilet dan menghindari dari ruang terbuka dari defekasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sanitasi merupakan suatu upaya yang sistematis yang dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit melalui pengelolaan lingkungan seperti sumber air bersih yang memadai, pembuangan urin dan feses yang tepat dan toileting yang baik. Hygiene.Terdapat beberapa pengertian hygiene, antara lain:

a. hygiene merujuk pada kondisi dan kegiatan yang menolong seseorang untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit. Kebersihan medis termasuk kebersihan dari seperangkat alat khusus dari praktik kesehatan, seperti kebersihan lingkungan, sterilisasi alat-alat, hand hygiene, air dan sanitasi serta pembuangan sampah medis yang aman (WHO, 2015).b. Hygiene adalah suatu kondisi atau kegiatan kondusif untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit, khususnya terkait kebersihan diri.c. Hygiene merupakan sesuatu yang dilakukan seseorang untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan sekitarnya untuk mempertahankan derajat kesehatan (Merriam, 2015). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hygiene merupakan tindakan yang bisa dilakukan seseorang untuk meningkatkan derajat kesehatannya sehingga dapat mencegah penyakit dan dapat meningkatkan harga dirinya.

Berbeda dengan sanitasi, hygiene lebih mengarah pada kegiatan atau upaya seseorang untuk meningkatkan derajat kesehatan. Sementara sanitasi lebih kepada pengaturan sistem di lingkungan seseorang yang berkaitan erat dengan kebersihan sehingga tujuan dari hygiene dapat tercapai.2.2 Tujuan Sanitasi Hygiene Lapangan

Sanitasi bertujuan untuk membuat lingkungan bebas dari kontaminasi feses-urin sehingga dapat mencegah penyakit. Pembuangan sisa metabolisme manusia dan hewan yang tepat akan mengurangi risiko transmisi penyakit menular berbahaya, terutama untuk korban bencana dimana kerentanan terhadap penyakit meningkat dan risiko penggunaan barang secara bergantian yang tinggi (Venema, ). Tipe sanitasi sangat tergantung pada lokasi pembuangan tinja, pengurasan toilet, dan tempat defekasi. 2.3 Indikator Sanitasi Hygiene yang baik

Pada project yang dilakukan Sphere (1997), telah dirancang program WASH (Water supply, Sanitation and Hygiene Promotion). Berikut ini standar operasional WASH selama kondisi bencana:

1. Hygiene promotion

a. Implementasi promosi hygiene pada masyarakat.

Masyarakat berjenis kelamin laki-laki-perempuan; anak anak dari berbagai usia-dewasa harus peduli terhadap bahaya kesehatan untuk mencegah kondisi-kondisi yang berisiko dan untuk menggunakan serta mempertahankan fungsi fasilitas-fasilitas yang disediakan.

b. Identifikasi dan penggunaan item-item hygiene.Masyarakat yang terkena dampak benana memiliki akses untuk ikut serta dalam mengidentifikasi dan mempromosikan penggunaan item-item kebersihan untuk memastikan adekuatnya masalah personal hygiene, kesehatan, martabat dan kesejahteraan mereka.

2. Water supplya. Akses dan jumlah air bersih.

Semua orang memiliki akses yang baik dan aman untuk mendapatkan air bersih untuk minum, memasak, kebutuhan personal dan domestik. Sumber air bersih umum harus dekat dengan posisi pos penanggulangan bencana sehingga mampu digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih.b. Kualitas air.Air dapat diminum dengan kualitas yang baik untuk diminum, digunakan untuk memasak, mandi dan kebutuhan personal hygiene lainnya tanpa ada risiko yang membahayakan kesehatan.

c. Fasilitas sumber dan penyimpanan air.

Orang-orang memiliki fasilitas yang adekuat untuk mengumpulkan, menyimpang, dan menggunakan sejumlah air untuk kebutuhan sehari-harinya.

3. Pembuangan zat sisa metabolisme

a. Lingkungan bebas dari kontaminasi feses manusia.

b. Fasilitas toilet yang adekuat dan memadai

4. Kontrol vektor

a. Proteksi individu dan keluarga.

Masyarakat harus memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap perlindungan diri mereka sendiri dari vektor penyakit yang bisa menyebabkan risiko yang signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan.

b. Proteksi fisik, lingkungan dan kimia.

Lingkungan dimana terdapat korban bencana ditempatkan tidak boleh terekspos terhadap penyebab penyakit dan kuman, dan vektor-vektor pembawa penyakit tersebut harus dijaga pada level terendah.c. Kontrol keamanan bahan kimia.

Masyarakat yang sedang berada pada kondisi bencana harus terlindungi secara adekuat dan terhindar dari resistensi kimiawi terhadap bahan-bahan kimia yang digunakan.

5. Manajemen pembuangan sampah padat

Pengumpulan dan pembuangan sampah. Masyarakat tidak diperbolehkan membuang sampah padat sembarangan, termasuk sampah medis, dan mereka memiliki pemahaman untuk membuang sampah domesti secara aman dan efektif.

6. Sistem drainase yang baik.

Orang-orang yang memiliki lingkungan yang berbahaya bagi kesehatan seperti limbah medis dan domestik bisa diminimalisir risikonya dengan sistem drainase yang baik.

Standart WASH ini sangat bermanfaat bagi beberapa lingkup, antara lain (UNHCR, 2015):

Bagi anak kecil atau gadis kecil dan perempuan yang berjalan terlalu jauh hanya untuk sampai ke titik air sehingga sangat berisiko terhadap kejahatan seksual.

Ketika pengungsi tidak memiliki akses yang aman untuk mendapatkan air pada kondisi yang bagus serta sanitasi yang memadai, mereka sangat berisiko terhadap masalah nutrisi dan penyakit yang berkaitan dengan pencernaan.

Pengungsi yang tidak memiliki akses air yang memadai, bisa saja memiliki mekanisme koping yang berisiko.

2.4 Standar hygiene dalam kondisi darurat

Kadang pada kondisi bencana sangat sulit untuk memiliki sistem sanitasi yang adekuat, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Pengadaan barang dan material yang dibutuhkan seringkali kurang memadai, disinilah hygiene menjadi ujung tombak dalam mempertahankan kesehatan seseorang terutama dalam kondisi bencana.

Hygiene promotion merupakan sebuah pendekatan yang terencana dan sistematis yang membuat orang untuk beraksi secara manner yang memahami bahwa air, sanitasi dan fasilitas kebersihan memiliki dampak yang signifikan. Pendekatan yang dilakukan juga bisa meningkatkan partisipasi, akuntabilitas dan monitoring karena hal ini menekankan pada pentingnya mendengar, dan berdiskusi.

Lingkungan yang bersih, makanan yang bersih, dan personal hygiene merupakan elemen terintegrasi dari sanitasi; dan sangat relevan terhadap kepedulian masyrakat terhadap kesehatan. Kunci utama dari standar promosi kebersihan diri didefinisikan oleh Sphere berfokus pada pengetahuan dan perilaku.

Selama fase awal bencana, minimum standar atau indikator hygiene promotion yang seharusnya ada perminggu adalah sabun dan hygiene promotor. Untuk mempertahankan kesehatan, derajat serta kesejahteraan paling tidak 450 gr sabun harus didistribusikan per orang per bulan; 250 gram untuk personal hygiene dan 250 gram untuk cuci baju dan keperluan mencuci lainnya. Sementara untuk edukator terkait hiegien paling tidak 1 orang untuk 500 pengungsi.

Bagaimana untuk menyimpan makanan dalam kondisi darurat

Pilih makanan yang paing tidak menyediakan kebutuhan selama 3 hari

Ketika ingin menyetok makanan, pilih makanan dalam kaleng dan kering yang masih bisa digunakan dalam waktu lama

Pastikan kondisi utuk menyimpan makanan kering dan dikalengkan adalah suhu yang sejuk, gelap, kering dan tidak terlalu panas. Hal ini karena panas yang berlebihan dapat menyebabkan makanan cepat basi.

Jaga makanan jauh dari minyak tanah, bensin, dan cat. Beberapa makanan menyerap bau.

Lindungi makanan dari serangga dan tikus. Makanan-makanan seharusnya disimpan dalam kotak atau kertas karton akan menjaga makanan lebih awet.

Catat semua makanan. Gunakan dan ganti makanan sebelum makanan basi.

Mempersiapkan makanan

Peralatan memasak

Pisau, garpu, dan sendok

Piring plastik, gelas dan handuk

Kompor

Bahan bakar untuk memasak, seperti arang atau gas

Mempersiapkan persediaan air bersih selama keadaan darurat

Sediakan minimal 1 galon air setiap hari untuk setiap orang. Terutama pada area yang beriklim panas, frekuensi wanita hamil tinggi dan banyak orang yang sedang sakit.

Stok paling tidak 3 hari persediaan air untuk setiap orang.

Gunakan sebotol cairan klorin untuk mendisinfektan galon air dan untuk digunakan dalam membersihan peralatan makan

Wadah air

Air dalam botol minum kemasan

Wadah makanan anti air

Sebelum mengisi kontainer dengan air bersih, lakukan beberapa langkah berikut untuk membersihkan wadah penyimpanan:

1. Cuci wadah dengan sabun dan air serta basuh secara komplit dengan air bersih

2. Sanitasi wadah dengan menambah cairan buatan dengan mencampurkan 1 sendok teh cairan korin

3. Tutup wadah dan kocok dengan cairan pembersih sehingga seluruh permukaan wadah

4. Tunggu 30 detik

5. Biarkan wadah kering sebelum digunakan.

Air untuk minum dan memasak

Air minum yang aman adalah yang dikemas dalam botol, direbus dan diolah. Beberapa peraturan umum untuk air minum dan memasak, antara lain:

Jangan gunakan air terkontaminasi untuk mencuci piring, sikat gigi, cuci dan mempersiapkan makanan atau membuat es.

Jika menggunakan air dalam botol, pastikan segel masih rapat dan belum rusak. Air seharusnya direbus atau diolah sebelum digunakan. Minumlah air hanya dalam botol, direbus atau air yang diolah sampai persediaan air yang ada sudah teruji dan aman digunakan.

air rebus membunuh bakteri dan parasit berbahaya.

Jika dalam kondisi bencana tidak bisa merebus air, air bisa diolah dengan tablet klorin, iodine atau dengan 5,25% sodium hypochlorite. Lihat cara penggunaan cairan untuk mengolah air bersih sehingga bisa digunakan.

Cara menggunakan makanan darurat

Buang makanan dimasak dan tidak didinginkan setelah 2 jam pada suhu ruangan

Makan hanya makanan yang berwarna, tekstur, dan bau yang normal.

Buang makanan kaleng yang kemasannya telah bocor

(Emergency Preparedness and Response: Food and Water Concern: Emergency Water Storage and Purification.

Hygiene & Handwashing

Kemampuan personal hygiene dan mencuci tangan yang baik adalah hal penting untuk mencegah penularan penyakit. Air bersih dan mengalir merupakan hal yang penting untuk kebersihan diri dan mencuci tangan.

Kebersihan sangat penting pada situasi darurat seperti banjir, badai, atau gempa bumi tetapi kadang sangat sulit menemukan air yang bersih dan mengalir.

Disaster Supplies Kit (Hygiene Supplies)

Sebelum terjadi bencana, pastikan masyarakat telah membuat emergency supply kit.

CUCI TANGAN

Menjaga tangan bersih selama kondisi bencana membantu kita mencegah penyebaran kuman. Jika air yang ada kurang aman untuk digunakan, cuci tangan dengan sabun dan air yang telah direbus atau telah didisinfektasi. Ikuti cara di bawah ini untuk cuci tangan:

1. Basahi tangan dengan air bersih dan mengalir, pakai sabun.

2. Biarkan tangan berbusa dengan cara menggosok-gosok tangan dengan sabun. Pastikan busa menyelimuti punggung tangan, sela antara jari-jari dan di bawah kuku.

3. Gosok tangan paling tidak 20 detik.

4. Basuh dengan air bersih dan mengalit

5. Keringkan tangan dengan handuk atau tisu.

Ketika air bersih dan mengalir tidak tersedia, masyarakat bisa menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol yang mengandung paling sedikit 60% alkohol. Meskipun, harus diakui mencuci tangan dengan sabun di bawah air bersih dan mengalir adalah cara terbaik untuk mengurangi jumlah mikroba.

kapan saja kita harus mencuci tangan?

Sebelum, selama dan sesudah menyiapkan makanan

Sebelum makan makanan

Sebelum dan sesudah merawat seseorang yang sakit

Sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka

Sesudah dari toilet

Sesudah mengganti diaper atau membersihkan anak yang baru dari kamar mandi

Sesudah batuk dan bersin

Sesudah menyentuh binatang, memberi makan binatang, atau membersihkan kotoran binatang.

Sesudah membuang sampah

Tips untuk mempertahankan kebersihan pada situasi bencana

Sebisa mungkin, lakukan secara teratur kebiasaan menjaga kebersihan diri seperti menyikat gigi, mencuci muka dan mandi dengan pakaian yang basah. Ini akan mencegah penyebaran penyakit dan iritasi.

Jauhkan jari-jari dari mulut. Hindari memegang makanan dengan tangan

Murnikan air minum. Gunakan pemutih, tablet penjernih atau dengan merebus selama 10 menit.

Sterilisasi peralatan makan dengan panas. Masyarakat bisa menggunakan air yang telah ditambah pemutih klorin (gunakan 2 sendok teh pemutih per gallon)

Jaga pakaian tetap kering dan bersih sebisa mungkin, terutama pakaian dalam dan kaos kaki.

Dapur umum (PMI, 2014).

Dapur umum lapangan adalah dapur umum yang diselenggarakan untuk menyediakan, menyiapkan makanan dan dapat didistribusikan atau dibagian kepada korban bencana dalam waktu cepat dan tepat.

Penyelenggaraan dapur umum

Penyelenggaraan dapur umum menjadi tanggung jawab pengurus cabang yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh relawan dalam beberapa kelompok. Satu kelompok relawan harus disesuaikan dengan jumlah kebutuhan dan jumlah yang harus dilayani. Satu kelompok dapat menangani satu dapur umum dengan kapasitas maksimal 500 orang pengungi.

Lokasi dapur umum

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi dapur umum, antara lain:

Letak dapur umum dekat dengan posko pengungsian supaya mudah dicapai atau dikunjungi oleh para korban bencana alam.

Hiegiens lingkungan yang cukup memadai.

Aman dari bencana

Dekat dengan transportasi umum

Dekat dengan sumber air

Pendistribusian makanan dari dapur umum

Distribusi dilakukan dengan menggunakan kartu distribusi

Lokasi pendistribusian didirikan di tempat yang aman dan mudah untuk dicapai oleh para korban

Tepat waktu dan konsisten

Pengambilan jatah diambil oleh kepala keluarga

Pembagian makanan bisa menggunakan piring, daun, kertas yang penting adalah dengan pertimbangan aman, cepat praktis dan sehat.

Jenis peralatan dan perlengkapan

1. Peralatan memasak

2 buah langseng ukuran 100 liter

1 buah drum ukuran 100 liter

2 buah panci ukuran 50 cm

2 buah wajan no 48

2 buah serok penggrengan besar

2 buah susukan wajan

3 buah sendok takaran

2 buah sendok sayur besar

2. Peralatan penunjang

3. Kompor gas

UNHCR Indicator Guidance: Emergency handbook. 2015. https://emergency.unhcr.org/entry/33096/emergency-hygiene-standard . Diakses tanggal 19/11/2015.Hygiene & HandWashing (Centre of Disease Control and Prevention. 2 Desember 2014

www. Cdc.gov/healthywater/emergency/hygiene/

Emergency Preparedness and Response: Food and Water Concern: Emergency Water Storage and Purification. CDC. www. Cdc.gov/healthywater/emergency/water-storage/

Using Cleaning &Sanitizing Products. 2014. CDC. http://emergency.cdc.gov/disasters/bleach.asp. Diakses tanggal 18/11/2015The Sphere Project: Humanitarian harter and Minimum Standards in Humanitarian Response. 2011. UK: Messaggio Studios.